Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Fluktuasi Gradasi Pada Campuran Beraspal Panas Jenis Campuran Ac-Wc
Pengaruh Fluktuasi Gradasi Pada Campuran Beraspal Panas Jenis Campuran Ac-Wc
net/publication/319928343
CITATIONS READS
0 824
2 authors, including:
Freddy Jansen
Sam Ratulangi University
62 PUBLICATIONS 2,670 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Freddy Jansen on 20 September 2017.
Abstract
Hotmix processing is highly depend on the tools and manpower, so generally fluctuation in
composition is inevitable, including gradation. The fluctuation in gradation can affect the
marshall criteria of the hotmix asphalt, so the effect of fluctuation in gradation on that kind of
mix will be studied. Research result shows marshall criteria for each variation of gradation
that have been made to have the best trait revolves around the asphalt content of 6%, where in
the asphalt content above the marshall criteria for each variation meets the requirement. Based
on the result obtained that mixture with gradation near the top control point have stability
value higher than mixture with gradation near the bottom control point. Meanwhile for
mixture that passing the restricted zone have the highest stability value and the lowest VIM
compare to other mixture, but this mixture yield high marshall qoutien. So the more the
gradation is above the resticted zone and approaching the top control point, can be obtained
mixture which generally meets the requirement of marshall criteria.
Keywords: fluctuation in gradation, asphalt content, marshall criteria
1. Pendahuluan
Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) atau dikenal dengan beton aspal lapis
penutup adalah salah satu jenis lapisan pada kontruksi perkerasan lentur, terbuat dari
campuran aspal sebagai bahan pengikat dengan agregat sebagai bahan pengisi; yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas atau pada suhu tertentu.
Kinerja lapis perkerasan yang dibuat dengan “campuran beraspal panas“ tergantung
pada material pembentuk, komposisi campuran, dan cara pelaksanaannya. Komposisi
campuran dalam hal ini gradasi agregat dan kadar aspal harus dapat memberikan mutu
campuran yang terbaik. Berdasarkan Spesifikasi Aspal Beton Campuran Panas versi
Tahun 2003 sampai saat ini oleh Departemen Pekerjaan Umum, terdapat batasan
untuk gradasi agregat gabungan yang dinyatakan dengan titik kontrol. Batas-batas
titik kontrol tersebut pada ukuran saringan 3/4”, 1/2”, 3/8”, #8, dan #200. Selain itu,
ditentukan juga oleh adanya daerah larangan pada ukuran saringan #8, #16, #30, dan
#50. Proses pembuatan aspal campuran panas biasanya dimulai dengan perancangan
campuran yang dilaksanakan di laboratorium, bila disebut labolatory job mix design.
Perancangan campuran ini yang menjadi patokan pembuatan campuran aspal panas di
lapangan. Jadi perancangan campuran tersebut diinterpretasikan di lapangan melalui
alat pembuatan campuran, penghamparan dan pemadatan. Karena sangat tergantung
pada alat dan tenaga manusia yang mengoperasikannya, maka umumnya fluktuasi
terhadap campuran tidak bisa dihindari, termasuk fluktuasi gradasi misalnya untuk
campuran AC-WC gradasi dapat berfluktuasi ke atas atau ke bawah mendekati titik
kontrol atas, mendekati titik kontrol bawah, atau mungkin keluar dari titik kontrol.
Fluktuasi gradasi tersebut akan mempengaruhi kriteria Marshall dari campuran aspal
panas yang dibuat, pengaruh fluktuasi tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini.
2. Kajian Pustaka
Jenis-jenis Gradasi Agregat untuk Campuran Beraspal
Gradasi agregat yang digunakan sebagai campuran aspal dapat dibedakan atas tiga
jenis yaitu gradasi terbuka, gradasi rapat atau menerus dan gradasi senjang.
Gradasi terbuka adalah gradasi yang menggunakan agregat dengan ukuran yang
hampir sama/sejenis atau mengandung agregat halus yang sedikit jumlahnya sehingga
tidak dapat mengisi rongga antar agregat. Gradasi ini disebut juga gradasi seragam.
Agregat bergradasi terbuka akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat
tertentu (permeabilitas tinggi, stabilitas kurang, berat volume kecil).
Gradasi rapat merupakan gradasi yang terdiri dari campuran agregat kasar dan halus
dalam porsi yang berimbang, sehingga disebut juga agregat bergradasi baik (well
graded).
Gradasi senjang didefinisikan secara umum sebagai gradasi yang terdiri dari
campuran agregat dengan 1 fraksi hilang atau 1 fraksi hanya terdapat sedikit sekali
sehingga gradasi ini dikategorikan sebagai gradasi jelek.
Gradasi biasanya dinyatakan atas dasar persen lolos, yang menunjukkan jumlah
persen agregat dalam berat yang akan melewati saringan berukuran tertentu terhadap
berat total agregat. Persentase berat yang lolos tiap saringan digambarkan dalam
grafik gradasi.
Persyaratan Agregat
Dalam campuran beraspal spesifikasi 2003, agregat yang berperan sebagai tulangan
pembentuk konstruksi harus bersih, keras, awet, bebas dari lempung atau bahan yang
tidak dikehendaki lainnya.
Agregat berdasarkan ukurannya dapat dibagi atas :
a). Agregat kasar, yaitu yang tertahan ayakan No.8 atau berukuran > 2,36 mm
b). Agregat halus, yaitu yang lolos ayakan No.8 atau berukuran < 2,36 mm
c). Bahan pengisi (filler), termasuk agregat halus yang sebagian besar lolos saringan
No. 200 atau berukuran < 75 mikron.
Berat jenis agregat kasar dan agregat halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2%. Pasir
dapat digunakan dalam campuran aspal, dengan persentase maksimum untuk Laston
(AC) adalah 15%.
Kurva Fuller
Kurva atau garis Fuller adalah gradasi agregat yang paling rapat dimana nilai rongga
dalam agregat (VMA) paling kecil. Gradasi agregat yang mengikuti kurva Fuller
merupakan gradasi terpadat dimana material halus akan mengisi rongga antar agregat.
Bila gradasi agregat berada diatas Fuller maka didapat gradasi halus dengan volume
fraksi agregat halus lebih besar dari volume rongga antar agregat kasar. Gradasi ini
disebut gradasi bermatriks pasir (sand matrix gradation). Sebaliknya gradasi kasar
didapatkan bila gradasi berada jauh dibawah garis Fuller. Pada gradasi ini, jumlah
fraksi halus agregat tidak mencukupi untuk mengisi seluruh rongga antar agregat
kasar. Gradasi seperti ini disebut gradasi bermatriks batu (stone matrix gradation).
Disamping itu diusahakan gradasi agregat hanya memotong kurva Fuller satu kali.
Pembatasan ini dimaksudkan agar tidak didapat gradasi yang zig-zag, karena
campuran yang dibuat dengan gradasi zig-zag akan memiliki ketahanan terhadap retak
lelah (fatig) yang rendah.
Daerah Larangan
Daerah Larangan adalah daerah yang terletak pada Kurva Fuller pada saringan 4,75
mm (No. 4), saringan 2,36 mm (No. 8), saringan 1,18 mm (No. 16), saringan 0,6 mm
(No. 30) dan saringan 0,3 mm (No. 50). Batasan-batasan Daerah Larangan ini
berbeda-beda untuk setiap jenis campuran aspal panas.
Gradasi agregat campuran yang tidak memotong daerah hitam atau daerah larangan
akan menghasilkan campuran beraspal yang kuat dengan ikatan antar butiran
(aggregate interlocking) yang mampu menahan deformasi permanen tetapi masih
memiliki rongga yang memadai untuk menjamin durabilitas campuran tersebut.
Sebaliknya campuran dengan gradasi agregat memotong daerah hitam akan sulit
dipadatkan, sensitif terhadap perubahan kadar aspal dan mudah mengalami deformasi
plastis. Batasan-batasan “Daerah Hitam” atau “Daerah Larangan” diberikan dalam
tabel 3. berikut ini.
Tabel.3. Persyaratan Daerah Hitam Lapis Aspal Beton (AC)
Ukuran Saringan Persentase Berat Lolos
ASTM (mm) WC BC Base
No. 4 4,760 - - 39,5
No. 8 2,380 39,1 34,6 26,8 – 30,8
No. 16 1,190 25,6 – 31,6 22,3 – 28,3 18,1 – 24,1
No. 30 0,590 19,1 – 23,1 16,7 – 20,7 13,6 – 17,6
No. 50 0,297 15,5 13,7 11,4
Sumber : Spesifikasi Campuran Aspal Panas Versi 2003
Kekerasan aspal
Bahan aspal yang disyaratkan digunakan dalam campuran beraspal menurut
spesifikasi 2003 terdiri atas jenis Aspal Keras Pen.60, Aspal Polimer, Aspal
dimodifikasi dengan Asbuton dan Aspal Multigrade. Persyaratan untuk aspal keras
penetrasi 60 diberikan dalam tabel 4. berikut ini.
Pada tabel 7 dan gambar 3 merupakan hasil rekapitulasi dari pemeriksaan gradasi
agregat.
Tabel 7. Data Hasil Pemeriksaan Gradasi Agregat
Ukuran Saringan Lolos Saringan (%)
Menurut Agregat Pecah
(mm) Pasir
ASTM Kasar Sedang Halus
1½" 37.500 100 100 100 100
1" 25.000 100 100 100 100
¾" 19.100 100 100 100 100
½" 12.700 32.660 99.180 100 100
⅜" 9.525 19.510 81.460 100 100
#4 4.760 14.420 25.250 99.355 100
#8 2.380 9.920 10.470 85.360 99.665
#16 1.190 7.230 5.970 62.670 98.794
#30 0.590 5.880 4.430 42.410 82.837
#50 0.297 4.330 2.820 33.380 17.483
#100 0.149 3.160 2.360 20.060 2.231
#200 0.075 2.100 2.250 9.680 0.113
Gambar 3. Kurva Gradasi Batu Pecah Kasar, Batu Pecah Sedang,
Abu Batu dan Pasir
Tabel 8. Karakteristik Marshall dengan fluktuasi gradasi mendekatititik kontrol atas (Variasi I)
Karakteristik Kadar Aspal
Spesifikasi
Campuran 4% 5% 6% 7% 8%
VIM (%) 9.21 6.78 4.72 2.80 1.34 3.5-5.5
VMA (%) 15.48 15.40 15.70 16.14 17.00 min. 15
VFB (%) 40.51 55.96 69.94 82.68 92.13 min. 65
Stabilitas (kg) 1491.83 1652.28 1715.48 1639.31 1495.88 min. 800
Pelelehan (mm) 3.35 3.63 4.00 4.65 5.21 min. 3
MQ (kg/mm) 446.32 455.41 429.75 354.57 287.37 min. 250
Tabel 9. Karakteristik Marshall dengan fluktuasi gradasi di antara titik tengah dengan titik kontrol atas
(Variasi II)
Karakteristik Kadar Aspal
Spesifikasi
Campuran 4% 5% 6% 7% 8%
VIM (%) 9.78 7.23 5.03 3.53 2.17 3.5-5.5
VMA (%) 16.04 15.84 15.99 16.80 17.72 min. 15
VFB (%) 39.02 54.33 68.57 78.97 87.77 min. 65
Stabilitas (kg) 1357.35 1535.68 1643.53 1568.16 1407.60 min. 800
Pelelehan (mm) 3.64 3.83 4.19 4.82 5.52 min. 3
MQ (kg/mm) 373.49 401.14 394.06 325.87 255.88 min. 250
Tabel 10. Karakteristik Marshall dengan fluktuasi gradasi melewati daerah larangan (Variasi III)
Karakteristik Kadar Aspal
Spesifikasi
Campuran 4% 5% 6% 7% 8%
VIM (%) 8.51 6.26 4.08 1.86 0.57 3.5-5.5
VMA (%) 14.98 15.08 15.27 15.47 16.48 min. 15
VFB (%) 43.21 58.47 73.30 88.02 96.55 min. 65
Stabilitas (kg) 1635.56 1783.86 1826.14 1737.90 1551.61 min. 800
Pelelehan (mm) 3.12 3.35 3.72 4.27 4.91 min. 3
MQ (kg/mm) 524.91 532.65 491.87 407.10 316.45 min. 250
Tabel 11. Karakteristik Campuran Marshall dengan fluktuasi gradasi di antara titik tengah dengan titik
kontrol bawah (Variasi IV)
Karakteristik Kadar Aspal
Spesifikasi
Campuran 4% 5% 6% 7% 8%
VIM (%) 10.52 8.27 6.03 4.34 3.61 3.5-5.5
VMA (%) 16.86 16.91 17.01 17.61 19.04 min. 15
VFB (%) 37.60 51.09 64.54 75.38 81.06 min. 65
Stabilitas (kg) 1143.54 1418.11 1500.06 1439.52 1268.90 min. 800
Pelelehan (mm) 3.85 4.16 4.72 5.28 6.01 min. 3
MQ (kg/mm) 296.49 340.73 318.29 272.69 211.05 min. 250
Grafik hubungan antara rongga dalam campuran (VIM) dengan kadar aspal, rongga
dalam agregat (VMA) dengan kadar aspal, rongga terisi aspal (VFB) dengan kadar
aspal, stabilitas dengan kadar aspal, kelelehan dengan kadar aspal serta grafik
hubungan hasil bagi Marshall (MQ) dengan kadar aspal disajikan pada gambar 5.
sampai dengan gambar 10.
Gambar 10. Grafik Hubungan Rongga Terisi Aspal dengan Kadar Aspal
5. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Laboratorium dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Dengan variasi kadar aspal sebesar 4%, 5%, 6%, 7%, dan 8% terhadap total
campuran dari kelima jenis fluktuasi gradasi agregat yang dibuat, gradasi agregat
variasi I dan variasi II yang mendekati titik kontrol atas dan berada di atas Daerah
Larangan menghasilkan kadar aspal terbaik sebesar 6,15% untuk variasi I dan
sebesar 6,35% untuk variasi II, sedangkan untuk variasi III yaitu yang melewati
daerah larangan menghasilkan kadar aspal terbaik sebesar 5,80%, dan untuk
gradasi agregat variasi IV dan variasi V yang berada di bawah daerah larangan
dan mendekati titik kontrol bawah menghasilkan kadar aspal terbaik sebesar
6,90% untuk variasi IV dan sebesar 6,90% untuk variasi V.
Kriteria Marshall untuk setiap variasi gradasi yang dibuat memiliki sifat-sifat
terbaik berkisar pada kadar aspal 6%, dimana pada kadar aspal tersebut kriteria
Marshall pada masing-masing variasi memenuhi persyaratan. Hasil pengujian
Marshall pada kadar aspal 6% untuk nilai Stabilitas dan VIM adalah sebagai
berikut: untuk variasi I memiliki nilai Stabilitas sebesar 1715 kg dan VIM sebesar
4,72%, untuk variasi II memiliki nilai Stabilitas sebesar 1644 kg dan VIM sebesar
5,03%, untuk variasi III memiliki nilai Stabilitas sebesar 1826 kg dan VIM sebesar
4,08%, variasi IV memiliki nilai Stabilitas sebesar 1500 kg dan VIM sebesar
6,03%, dan untuk variasi V memiliki nilai Stabilitas sebesar 1468 kg dan VIM
sebesar 6,67 %.
Nilai stabilitas pada campuran yang mendekati titik kontrol atas dan berada di atas
daerah larangan lebih tinggi dibandingkan dengan campuran yang berada di
bawah daerah larangan dan mendekati titik kontrol bawah. Sementara untuk
campuran yang melewati daerah larangan yaitu variasi III memiliki nilai yang
tertinggi dibandingkan dengan jenis campuran lainnya. Namun, campuran ini
memiliki nilai flow yang rendah sehingga menghasilkan nilai Marshall Quotient
yang tinggi.
Fluktuasi gradasi agregat yang terjadi memberikan pengaruh pada kriteria
Marshall yang dihasilkan. Dimana nilai VIM pada variasi I dan variasi II yang
semakin mendekati titik kontrol atas memenuhi pada kadar aspal 5,5% - 6,5%,
sedangkan pada variasi IV dan variasi V yang semakin mendekati titik kontrol
bawah, nilai VIM memenuhi pada kadar aspal di atas 6,5 %. Sementara untuk
variasi III yang melewati daerah larangan dan berada pada bagian tengah titik
kontrol, nilai VIM memenuhi pada kadar aspal 5% - 6%.
6. Daftar Pustaka