Professional Documents
Culture Documents
Coworking Space Pasca Pandemi
Coworking Space Pasca Pandemi
DOI: https://doi.org/10.20961/arst.v18i2.44479
Received: September 22, 2020 Revised: October 21, 2020 Accepted: October 21, 2020 Available online: October 31, 2020
Abstract
In the state of the covid 19 scourge currently sweeping the world, adaptation is a concern for any
element especially in public activity space and room. This study addresses to obtain research results
regarding an urgency of need for public space with all its elements and facilities that support productive
culture of students & workers in the industrial world 4.0, especially in Indonesia. This study uses
descriptive qualitative methods with analysis of field observations, questionnaires, descriptive, and
literature studies. The statistical method used is using ordinal variable measurement. These results and
research are the basis that it is necessary and urgent of outdoor coworking space to carry out further
and in-depth research on contextual and cultural appropriateness so that it is appropriate to be applied
and become a support in Indonesia's preparation to compete with the global world in the 4.0 Industrial
Revolution Era and post-covid adaptation of social interaction in Nganjuk City Park.
Keywords: city park; coworking space; productivity; industry 4.0; covid-19 pandemic
dan biologi secara fundamental akan mengubah coworking space digunakan oleh orang-orang
pola hidup dan interaksi manusia (Tjandrawina, dengan latar yang berbeda-beda antara lain
R.R. , 2016). Wabah Covid19 membuka yaitu, enterpreneur, freelancer, startup, asosiasi,
pandangan masyarakat bahwa melakukan konsultan, investor, artist, peneliti, pelajar dll
kegiatan produktif baik belajar atau bekerja (Leforestier, A., 2009). Berbagai latar belakang
tidak harus dalam ruang formal sekolah baik dari segi usia, pendidikan, pekerjaan, dan
maupunkantor. Saat wabah melanda, banyak aktivitas yang dilakukan pada coworking space
kegiatan di ruang formal yang ditiadakan dan dapat memudahkan satu sama lain saat
diganti dengan kegiatan Work from Home dan mendapat kesulitan sekaligus membuka
kegiatan belajar secara daring. Perubahan pola peluang untuk melakukan kolaborasi dalam
aktivitas ini akan merubah dan membuka suatu karya maupun dengan berbagai
pikiran masyarakat luas mengenai opsi-opsi pengetahuan/pengalaman. Coworkers
lain yang dinilai efektif dan lebih memudahkan (pengguna coworkingspace) dapat saling
daripada berkegiatan di ruang formal, terlebih berinteraksi dan menawarkan keahliannya
setelah pandemi Covid19 berakhir. masing untuk sebuah proyek sehingga tercipta
adanya kolaborasi yang didasarkan pada nilai-
Terdapat beberapa faktor yang menjadi
nilai partisipasi, berbagi, dan pikiran yang
landasan urgennya kebutuhan atas optimalisasi
saling terbuka serta menerima. Coworking
publik space sebagai coworking space dalam
space pada dasarnya diperuntukkan untuk para
upaya meningkatkan produktivitas pekerja dan
pengusaha yang lebih cenderung menjalankan
pelajar pada era revolusi industri 4.0. Faktor-
usaha secara individu, tanpa khawatir dengan
faktor tersebut diantara lain adalah tingkat
perasaan terisolasi, kehilangan interaksi antar
kesadaran yang meningkat atas protokol
kesehatan pada ruang publik, tingkat kebutuhan manusia dan mencoba mencari peluang dari
bersosialisasi. Melalui coworking space para
atas ruang publik yang dapat digunakan oleh
pengusaha dapat berbagi pengalamannya
umum untuk mendukung budaya bekerja dan
(Leforestier, A., 2009). Coworking space
belajar pada era revolusi industri 4.0, dan
menawarkan peluang baru bagi dunia
mendukung upaya pemerintah dalam
pendidikan dan pekerjaan yang hadir seiring
menyiapkan Indonesia Emas 2045 dengan
dengan meningkatnya kebutuhan atas
memaksimalkan publik space sehingga tidak
fleksibilitas melakukan kegiatan produktif
hanya menjadi ruang pasif. Sebagian besar
seperti halnya bekerja maupun belajar. Budaya
publik space di Indonesia belum memfasilitasi
kerja yang fleksibel dapat menggabungkan
pelajar dan pekerja untuk berkegiatan produktif
berbagai pilihan tempat kerja ke dalam
dengan melakukan kegiatan kolaborasi karya
pendekatan tempat kerja yang komprehensif,
yang sudah seharusnya diiringi dengan
untuk mendapatkan kombinasi manfaat dari
perencanaan pengetahuan arsitektural yang
lingkungan, ekonomi, dan sistem perbaikan
tepat untuk mendukung budaya bekerja dan
sektor transportasi sekitar sehingga dapat
belajar revolusi industri 4.0. Publik Space harus
mengurangi aktivitas perkantoran dan polusi
diberlakukan secara optimal sebagai upaya
udara seperti pada gambar 1 (Marinelli, P.,
optimalisasi untuk memaksimalkan fungsinya
Cleary, N., Worthington-Eyre, H., & Doonan,
sebagai wadah masyarakat melakukan aktivitas
K., 2010).
di ruang terbuka, sehingga dapat bermanfaat
dengan kontinu. Optimalisasi sendiri
merupakan sebuah proses, cara dan perbuatan
untuk menemukan solusi terbaik dengan
meningkatkan kualitas sesuai kriteria tertentu
(Daintith & Wright, 2008).
304
Muhammad Widad Bayuadi, Budi Sudarwanto, Edward E Pandelaki, Pengembangan Taman Kota……
305
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (2) October 2020: 303-314
306
Muhammad Widad Bayuadi, Budi Sudarwanto, Edward E Pandelaki, Pengembangan Taman Kota……
internasional Deskmag, sebuah referensi online Kabupaten Nganjuk dalam persiapan pasca
ternama untuk gerakan coworking space, yang pandemi Covid19.
menunjukkan bagaimana coworking tersebar
pada daerah daerah yang disebut 'kota kreatif' di 2. METODE
negara ekonomi maju, seperti London, Berlin,
Proses penelitian terhadap topik penelitian
dan Paris di Eropa, San Francisco dan New menggunakan metode kualitatif deskriptif
York di AS dan menggunakan atribut kelekatan
dengan analisa observasi lapangan, kuesioner
terhadap ruang, komunikasi dan yang dilakukan secara online, dan juga studi
kemasyarakatan, rasa kebersamaan, aktivitas literatur. Observasi/penelitian dilakukan
jaringan, ekonomi bisnis.
dengan survey langsung ke lapangan dalam
penelitian ini objek berupa taman kota, tepatnya
Selain kedua penelitian tersebut juga terdapat
taman kota Kabupaten Nganjuk. Metode
penelitian terkait yang membahas mengenai
statistika yang digunakan menggunakan
pola kerja fleksibel yang juga memeiliki gap pengukuran variabel ordinal (diangkakan).
terhadap pola interaksi antar pengunjung,
Variable ordinal sendiri mempunyai kategori-
penelitian tersebut berjudul Exploring impact kategori yang mempunyai hubungan
of future flexible working model (FWM)
bertingkat, tapi tidak diketahui secara tepat
evolution on urban environment, economy and
seberapa beda antara suatu kategori dengan
planning (Rongrong Yu, Matthew Burke, kategori diatas (atau dibawahnya). Tingkat
Nowar Raad, 2019). Penelitian ini membahas pengukuran variable dapat dilakukan lewat
mengenai dampak evolusi model kerja fleksibel
perencanaan pertanyaan survey/kuisioner
masa depan (FWM) terhadap lingkungan (Djunaedi, 2002).
perkotaan, ekonomi dan perencanaan. Model
kerja berubah, berkembang selama beberapa Penelitian ini menggunakan metode GPSI
dekade menuju fleksibilitas dan mobilitas. (Good Public Space Index) pada Taman kota
Kota-kota besar menyaksikan munculnya
Nganjuk untuk menetapkan variabelnya,
model tempat kerja alternatif, seperti
terdapat 5 variabel penilaian yang
coworking space, digital working hub, on-
memengaruhi tingkat efektifitas penggunaan
demand, dan office \ club. Perubahan terwujud
ruang publik yang nantinya akan didapat
karena adanya tuntutan nilai ekonomi pada mengenai urgensi dibutuhkannya outdoor
kebutuhan area coworking space. Interaksi
coworking space dan pengembangannya terkait
terbatas antar pengunjung dan hanya sebatas revolusi industri 4.0 dan kesadaran terhadap
penataan ruang kerja yang terkait dengan protocol kesehatan, yaitu; variabel intensity of
kategori pekerjaan tertentu. Penelitian ini
use. intensitas area ruang terbuka digunakan,
mengadopsi metode tinjauan literatur intesity of social use, intensitas interaksi sosial,
sistematis, membahas evolusi sejarah dan people’s duration of stay, jangka waktu/ durasi
berbagai jenis FWM,. Penelitian ini mengarah berada di tempat yang telah ditentukan,
pada peningkatan pemahaman, perencanaan,
temporal diversity index, keanekaragaman
dan manajemen untuk tantangan masa depan
aktivitas dalam suatu tempat), dan variety of
model kerja generasi mendatang, menjelaskan use, yang berarti variasi pengguna area dalam
evolusi historis FWM, melalui asal-usul, suatu tempat (Mehta V, 2007). Variabel-
pengembangan, dan periode merebaknya FWM
variabel tersebut nantinya disusun dalam
dan ruang interaksi antar rekan kerja dengan bentuk 15 pertanyaan tertutup yang disebarkan
budaya berbagi wawasan. Atribut penelitian
secara online. Pengujian statistik menggunakan
yang digunakan adalah seputar model kerja
statistic non parametrik dimana syarat tidak
fleksibel, tinjauan literatur sistematis, ditetapkan sebagai parameter populasi sebagai
lingkungan perkotaan, dan ekonomi.
induk sampel dengan skala pengukuran sosial
yakni numerik/nominal (pembeda, misal jenis
Berdasar kajian-kajian tersebut, dibutuhkan
kelamin) dan jenjang/ordinal (tingkatan, missal
adanya penelitian lebih lanjut dengan harapan
strata pendidikan) yang dikelompokkan dan di
dapat menerangkan hubungan pola interaksi angkakan/diordinalkan.
terhadap setting arsitektural terkait area
komunal coworking space khususnya di
307
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (2) October 2020: 303-314
308
Muhammad Widad Bayuadi, Budi Sudarwanto, Edward E Pandelaki, Pengembangan Taman Kota……
dan kebutuhan aktualisasi diri (Maslow, 1994; pencapaian, rekayasa sirkulasi udara, dsb)
Zuchdi, 1995). tanpa mengganti area yang sudah ditentukan.
309
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (2) October 2020: 303-314
310
Muhammad Widad Bayuadi, Budi Sudarwanto, Edward E Pandelaki, Pengembangan Taman Kota……
Membutuhkan
partner untuk
meningkatkan
Terkait kebutuhan produktivitas 68,9%
untuk kesiapan pekerjaan/belajar
Revolusi Industri (31 dari 45
4.0 & Kesadaran membutuhkan)
atas pentingnya
protokol
Pengaturan Ulang Gambar 10. Area sirkulasi tengah pada zona group
kesehatan
layout sitting group diskusi & belajar Taman Kota Kabupaten Nganjuk
dan lansekap terkait
80%
Kesehatan Terkait dengan akses dan sirkulasi pada gambar
(36 dari 45 meyakini
diperlukan)
10, dalam peraturan tersebut juga dijelaskan
Total 100% bahwa jika hanya terdapat 1 jalur tangga, bagi
lajur untuk naik dan untuk turun, diupayakan
Terlihat dari gambar tabel 5, hasil yang terekam sedemikian sehingga tidak ada orang yang
menunjukkan bahwa pengunjung yang menjadi berpapasan ketika naik dan turun tangga. Jika
sample telah mengetahui pentingnya adaptasi terdapat 2 jalur tangga, pisahkan jalur tangga
terhadap kemajuan dan pemaksimalan potensi untuk naik dan jalur tangga untuk turun.
diri untuk menghadapi industri 4.0 yang seiring Terdapat pula upaya untuk melakukan upaya
dengan usaha menjaga kesehatan dalam budaya untuk meminimalkan kontak antar pengunjung,
bekerja/belajar. seperti dengan pembatas/partisi meja (flexy
Hal ini pun sejalan dan melengkapi upaya glass/ mika/ plastik, dsb) penggunaan sensor,
pemerintah untuk meningkatkan kesadaran atas dan lain sebagainya.
protocol kesehatan yang telah dituangkan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik 3.5 Kebutuhan Privasi dan Kesadaran
Indonesia No. Hk.01.07/Menkes/382/2020 Pentingnya Budaya Sharing Wawasan
tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di pada Responden
Tempat dan Fasilitas Umum, beberapa poin Tabel 6. Hasil Jawaban Responden terkait
terkait protocol kesehatan tersebut antara lain Kebutuhan atas Privasi pada Tiap Kategori
Responden
adalah layout dan setting sirkulasi dengan jarak
minimal 1 meter; rekayasa administrasi dapat Kategori Kategori
Presentase
Pertanyaan Responden
berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan Pelajar, aktivitas
jadwal; rekayasa teknis antara lain dapat berupa belajar individu/ 40 %
berkelompok (6 dari
pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan 15 membutuhkan)
keluar, dan lain sebagainya; sign/tanda; Pekerja, aktivitas
terkait dunia maya
optimalisasi sirkulasi udara dan sinar matahari; Kebutuhan atas dan IT (12 dari 15
80 %
adanya ruangan khusus/pos kesehatan untuk Privasi saat membutuhkan)
penanganan pertama apabila ada warga pasar Berkegiatan
yang mengalami gangguan kesehatan; serta Komunitas, aktivitas
terkait diskusi dan 66,7 %
layout/setting sebuah tempat di upayakan untuk mencari ide (10 dari
posisi saling membelakangi. 15 membutuhkan)
Total 100%
311
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (2) October 2020: 303-314
membutuhkan privasi saat melakukan kegiatan kebutuhan baik bagi pelajar, pekerja, dan
belajar di ruang terbuka, sedangkan pekerja komunitas untuk dapat optimal melakukan
sebesar 80%, dan komunitas sebanyak 66,7%. kegiatan produktif di area coworking space.
Pada hasil kuisioner ini dapat diambil data
bahwa pelajar masih merasakan kenyamanan 4. KESIMPULAN
yang cukup saat berkegiatan belajar di Taman Kota dengan segala elemennya yang
keramaian area outdoor, sedangkan pekerja
dahulunya hanya berupa ruang rekreatif dan
cenderung lebih memilih tempat yang tenang pasif harus berkembang menjadi optimal dalam
untuk melakukan pekerjaannya di area outdoor. upaya mendukung budaya produktif bagi
Hasil pada bab kebutuhan privasi ini menjadi
pekerja, pelajar, dan komunitas dalam bentuk
pola acuan rekomendasi dalam membentuk
ruang coworking space. Ruang publik yang
ruang yang senyaman mungkin dalam hal
memiliki komunal harus dioptimalkan dan
privasi sehingga memberi peningkatan index
diolah sedemikian sehingga dapat mendukung
produktivitas dari pengunjung. dan menciptakan rasa nyaman dalam
menghadirkan sense of place bagi penggunya.
Hasil pembahasan pada riset ini menunjukkan
bahwa sebagian besar target sample telah
merasakan manfaat dengan adanya ruang
khusus untuk belajar/diskusi/bekerja di ruang
terbuka yang berorientasi pada fleksibilitas
ruang dan terbuka untuk umum. Hal ini dapat
diamati dari hasil responden dimana sebanyak
62,2 % pengunjung dari sejumlah 45 responden
Gambar 10. Jalur Sirkulasi yang mempengaruhi telah dengan tujuan utama untuk melakukan
zonasi privasi tiap area sitting group pengunjung agenda diskusi/belajar/bekerja. Bahkan
kuisioner yang dibagikan menunjukan sejumlah
75,6% telah merasa sesuai bahwa lokasi terpilih
Tabel 7. Hasil Jawaban Responden terkait tepat untuk menjadi wadah kegiatan
Kebutuhan atas Sharing wawasan dan kolaborasi belajar/diskusi/bekerja tersebut. Meskipun
pada Tiap Kategori Responden telah merasakan kenyamanan, pengunjung
Kategori Kategori dengan presentasi 69% dari ketiga kategori
Presentase (pelajar, pekerja, dan komunitas) juga
Pertanyaan Responden
Pelajar, aktivitas merasakan bahwa masih dibutuhkan rekayasa
belajar individu/
berkelompok (10 dari
66,7 % baik pola sitting group dan hal-hal terkait
15 merasa perlu) outdoor coworking space untuk meningkatkan
Keinginan untuk Pekerja, aktivitas
saling berbagi
produktivitas mereka sehingga dapat
terkait dunia maya
60 % berkolaborasi dan berbagi ilmu serta
wawasan dan dan IT (9 dari 15
pengalaman di merasa perlu) pengalaman. Responden yang telah dibagikan
area coworking kuisioner juga telah memiliki kesadaran atas
space Komunitas, aktivitas pentingnya protokol kesehatan dengan
terkait diskusi dan
mencari ide (9 dari 15
60 % sejumlah 80% mengharapkan pengaturan ulang
merasa perlu) pola layout area dan sitting group, dimana
pengaturan layout area tersebut untuk
Total 100% memberikan rasa aman dan nyaman paska
Poin kuisioner diatas menunjukkan bahwa pandemi covid19 dan telah siap menghadapi
ketiga kategori responden telah memiliki persaingan di era revolusi industri 4.0.
kesadaran atas pentingnya kolaborasi dan
berbagi wawasan. Hal ini memberikan Aktivitas dari responden yang memiliki
kepentingan dan berkegiatan di area coworking
pandangan dimana pentingnya fasilitas baik
sarana dan prasarana memang menjadi space pun bergantung pada kebutuhan dan
kenyamanan yang terekam pada data penelitian,
kebutuhan yang mendasar untuk memenuhi
yaitu adanya tingkat privasi, kesediaan untuk
312
Muhammad Widad Bayuadi, Budi Sudarwanto, Edward E Pandelaki, Pengembangan Taman Kota……
berbagi wawasan, kebutuhan melakukan sesuai gap yang masih dicelahkan. Manfaat
kolaborasi yang nantinya berpengaruh terhadap untuk masyarakat umum diharapkan dapat
setting working area menurut kebutuhan dari menambah pemahaman dan membuka
tiap kategori responden. wawasan ilmiah mengenai hal yang kurang
dipertimbangkan di lingkungan sekitar namun
Dari hasil dari penelitian yang telah dilakukan
dapat berdampak besar terhadap kebaikan
dengan target sampel pelajar menunjukkan
umum. Manfaat pada Penentu Kebijakan agar
bahwa taman kota berdampak terhadap
dapat menjadi bahan evaluasi dan rekomendasi
kegiatan belajar mereka dan tidak
dari respon akademisi yang sudah teruji secara
membutuhkan privasi yang tinggi dalam
ilmiah dan patut dipertimbangkan
kegiatan belajar mereka. Penelitian dengan
implementasinya baik oleh pemerintah maupun
kategori pekerja cenderung membutuhkan
pihak-pihak terkait dan berwenang.
sarana prasarana terkait kebutuhan kerja baik
berupa fasilitas maupun teknologi serta
5. UCAPAN TERIMAKASIH
membutuhkan privasi yang tinggi. Pegiat
Komunitas yang sering mendatangi taman kota Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu
untuk melakukan diskusi lebih membutuhkan Dra. Asti Widyartini, M.Si sebagai kepala
privasi yang tinggi, elemen lansekap seperti Bagian Humas dan Protokol Pemerintahan
penerangan yang cukup, serta pengaturan Daerah Kabupaten Nganjuk yang telah
layout sitting group terkait kesehatan karena berkontribusi dalam pemberian data penelitian
seringnya anggota komunitas berkerumun terkait kondisi existing site penelitian,
sehingga membutuhkan perhatian lebih komunitas Gati Asri Sahwahita dan Komunitas
terhadap kesehatan. Muda Anjuk Ladang Nganjuk yang telah
berkontribusi sebagai sampel responden pada
Keseluruhan elemen terkait penelitian ini
penelitian ini.
terkait dengan urgensi dibutuhkannya wadah
untuk berinteraksi, dimana Co-working space
dipahami sebagai sebuah lingkungan/ruang REFERENSI
dimana beberapa profesi dapat bekerja dalam Daintith, J., & Wright, E. (2008). Dictionary of
suatu area secara bersamaan baik dalam ruang
Computing (6 ed.). Oxford: Oxford
privat ataupun ruang kerja terbuka (Metz &
University Press.
Archuleta, n.d.; Septiani, Aldy, & Firzal, 2017). Djunaedi, A. (2002). Petunjuk Penulisan
Aktivitas yang terjadi dalam co-working space
Usulan Penelitian dan Tesis.
tidak hanya ruang yang dilengkapi fasilitas Yogyakarta: Program Pascasarjana
kerja tetapi juga berfungsi sosial bagi
Magister Perencanaan Kota dan Daerah
penggunanya untuk saling berinteraksi,
UGM.
bertukar informasi, dan berkolaborasi Hashemnezhad, H., Yasdanfar, & Seyed A. , e.
(Marcelina, Ardana, & Yong, 2016; (2013). Comparison the Concepts of
Soerjoatmodjo, 2015; Wijaya, Hasudungan,
Sense of Place and Attachment to Place
Sitindjak, & Suryanata, 2017). in Architectural Studies. Malaysia
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah Journal of Society and Space, 9 (1),
arah pemikiran baru yang dapat menjadi 107-117.
pertimbangan mengenai urgensi dibutuhkannya Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. . (2016).
wadah pada ruang nonformal untuk beraktivitas Design principles for industrie 4.0
bekerja/belajar/diskusi di ruang terbuka dalam Design principles for industrie 4.0.
beraktivitas normal sebagai persiapan setelah 49th Hawaii International Conference,
wabah COVID -19 selesai yang beriringan (pp. 3928-3937).
dengan kesiapan Indonesia menghadapi Era Leforestier, A. (2009). The co-working space
Industri 4.0. Secara akademis penelitian ini concept. Ahmedabad: CINE Term
dapat menjadi tambahan literasi mengenai Indian Institute of Management
urgensi kebutuhan publik space terhadap (IIMAHD).
budaya produktif pada revolusi industri 4.0 dan Marinelli, P., Cleary, N., Worthington-Eyre, H.,
sebagai bahan acuan penelitian lebih lanjut & Doonan, K. (2010). Flexible
313
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan, Vol. 18 (2) October 2020: 303-314
314