Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937

Vol.6 No.1 Nopember 2017

PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP ANAK PANTI ASUHAN YATIM


DI KARANGANYAR MELALUI PELATIHAN WIRAUSAHA
CISTIK SAYURAN

Endang Susilowati1)*, Sri Retno Dwi Ariani1), Elfi Susanti VH1)

1) Prodi Pendidikan Kimia FKIP, Universtas Sebelas Maret


Email: endwati@yahoo.co.id

Abstract

The orphanage is a place to accommodate, nurture and care for orphans


and the poor. The existence of this orphanage becomes an important part for the
continuity of education foster children. In addition to formal education, non-formal
education is required in the form of certain skills to be provision of life skills. Based
on the results of the survey of foster children living in Panti Asuhan Yatim Putri
Aisyiyah and Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah in Karanganyar have
sufficient time to spare and they do not have the provision of skills that are
meaningful for his life. Therefore they need to be given life skills provision in the
preparation of entrepreneurial skills.
For the realization of orphanage children with provision of suffice life skills,
the team of community service from FKIP UNS provides training of entrepreneurs
vegetables cheese stick. The training is done through lacturing and practicing. The
subject of lecturing is the theory of vegetable cheese stick entrepreneurship. Further
practicing on how to produce vegetables chesee stick with a variety of vegetables
are used. After the competent participants make the products that have been
taught, then the team of servants accompany in the packaging and marketing.
Based on the implementation of the training vegetable cheese stick
entrepreneurship and evaluation directly and through questionnaire, the activity
was greeted positively by all participants. Participants actively participate in all
activities and are eager to follow up with production and marketing. This
entrepreneurship training has increased life skills for foster children in Panti Asuhan
Yatim Putri Aisyiyah and Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah.

Keywords: Life Skills, Orphanage, Entrepreneurship, Vegetables Cheese stick

127
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

PENDAHULUAN menampung sebanyak 43 anak. Mereka


tersebar di berbagai jenjang pendidikan
Panti asuhan merupakan
muai dari SMP 8%, SMA/SMK 80% dan
lembaga yang bergerak di bidang sosial
perguruan tinggi 12%. Panti Asuhan
dengan cara menampung, menghidupi
Putri Aisyiyah didirikan pada tahun
dan menyekolahkan anak yatim, yatim
1994 saat ini menampung sebanyak 41
piatu dan anak terlantar (dhuafa).
anak. Mereka tersebar di berbagai
Menurut hasil penelitian Save the
jenjang pendidikan mulai dari Sekolah
Children, 94% dari anak asuhan yatim
Dasar sampai Perguruan Tinggi.
piatu di Indonesia “menjadi” yatim
Berdasarkan survei di Panti
piatu karena alasan kemiskinan. Orang
Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah
tua mereka tidak mampu untuk
dan Panti Asuhan Putri Aisyiyah,
menafkahi mereka dengan layak,
terdapat temuan bahwa anak asuh
sehingga mereka “menitipkan” anak-
masih banyak waktu luang dan belum
anak mereka di rumah-rumah
ada kegiatan untuk meningkatkan
pengasuhan yatim piatu. (Iqbal, 2010;
kecakapan hidup, padahal mereka
Yuniana, 2012)
memiliki potensi yang besar mengingat
Di kabupaten Karanganyar
85 % sedang menempuh pendidikan di
terdapat beberapa panti asuhan yang
SMA/SMK dan PT. Melihat kenyataan
menarik mendapatkan perhatian
ini maka yang dibutuhkan oleh panti
diantaranya adalah Panti Asuhan Yatim
Panti Asuhan Yatim Putra
Putra Muhammadiyah Pimpinan Daerah
Muhammadiyah dan Panti Asuhan
Muhammadiyah (PDM) Karanganyar
Yatim Putri Aisyiyah adalah
dan Panti Asuhan Putri Aisyiyah yang
memberikan bekal kewirausahaan yang
berada di bawah naungan Pimpinan
menguntungkan dari sisi ekonomi
Daerah Aisyiyah (PDA) Karanganyar.
sehingga anak asuh mendapatkan bekal
Panti Asuhan Putra Muhammadiyah
kecakapan hidup (life skill). Dengan
didirikan pada tahun 1990 yang saat ini
kecakapan hidup, maka anak asuh akan

128
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

memiliki pengetahuan, keterampilan untuk mendapatkan cita rasa yang enak


dan sikap yang dibutuhkan dalam dan penampilan yang menarik. Oleh
memasuki dunia kerja baik bekerja karena itu perlu jajanan alternatif yang
secara mandiri (wirausaha) dan/atau menarik dan sehat. Berdasarkan
bekerja pada suatu perusahaan pantauan BPOM, jajan sekolah tidak
produksi/jasa dengan penghasilan yang sehat paling banyak dijual oleh
semakin layak untuk memenuhi pedagang keliling yang berjualan di luar
kebutuhan hidupnya (Depdiknas, 2004). area atau pagar sekolah. Sedangkan di
Salah satu jenis kecakapan hidup adalah kantin, BPOM berupaya bekerja sama
kecakapan hidup bekerja (Occupational dengan pihak sekolah untuk dapat
Skill) yang meliputi kecakapan memilih memberikan pengarahan pada penjaga
pekerjaan, persiapan keterampilan atau pemilik kantin. Badan Pengawas
kerja, latihan keterampilan, kesadaran Obat dan Makanan (BPOM) masih
untuk menguasai berbagai menemukan adanya jajanan anak di
keterampilan, merancang dan sekolah yang mengandung bahan-
melaksanakan proses pekerjaan dan bahan tidak aman untuk kesehatan.
menghasilkan produk barang dan jasa Tercatat bahwa hampir 40 persen
(Solikhin, 2011) pangan jajanan anak sekolah di seluruh
Di sisi lain, saat ini terdapat Indonesia mengandung bahan
masalah pada jajanan anak-anak berbahaya seperti boraks, formalin, dan
terutama di sekolah. Beredarnya zat pewarna. (“Kompas”, 23 Mei, 2012 )
jajanan di sekolah khususnya tingkat SD Pemanfaatan potensi anak
dan SMP saat ini cukup panti perlu dilakukan untuk
mempriharinkan karena di samping memecahklan masalah panti yaitu
jajanan yang tidak sehat juga kecakapan hidup anak panti masih
membahayakan bagi kesehatan anak. kurang dan masih adanya waktu luang
Kebanyakan jajanan di sekolah yang belum dimanfaatkan secara
menggunakan bahan kimia berbahaya maksimal. Anak panti yang sebagian

129
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

besar menginjak dewasa perlu secara sinergis juga sebagai alternatif


diberdayakan dengan cara pemberian pemecahan masalah bagi beredarnya
keterampilan yang terbimbing makanan yang berbahaya bagi anak-
mengingat keterampilan yang mereka anak.
miliki masih terbatas. Salah satu bentuk Bentuk wirausaha makanan
keterampilan yang dapat diberikan sehat yang potensial untuk diberikan
adalah wirausaha makanan (cemilan) adalah membuat dan memasarkan
sehat. jajanan sehat yang dibutuhkan
Pemberian bekal wirausaha ini masyarakan sehari-hari khususnya
diharapkan dapat dijadikan sebagai anak-anak, diantaranya adalah cemilan
alternatif untuk pola pembinaan anak sehat cistik sayuran. Cheese Stick (atau
asuh di pantin asuhan yang akan cistik) adalah camilan yang disenangi
memberikan peningkatan kecakapan karena rasanya yang gurih dan
hidup. Bekal kecakapan hidup ini akan "kriuk"nya. Tidak berbeda dengan
dapat menciptakan wirausaha mandiri penganan ringan lainnya, cheese stick
ketika mereka sudah keluar dari panti. dianggap sebagai makanan selingan
Dengan kecakapan hidup yang baik, atau camilan teman minum teh atau
maka akan berdampak juga pada sebagai teman bagi makanan lainnya,
meningkatnya profesionalitas kerja bagi misalnya mie bakso. Namun, bagaimana
calon tenaga kerja muda yang kalau penganan gurih ini dipadukan
termotivasi, berkualitas, terampil, dengan sayuran, hasilnya tentu adalah
kreatif dan bertanggung jawab sebuah perpaduan yang lezat dan tentu
(purnomo dan Rochana, 2013). Dengan saja sehat. Cistik sayuran atau
Wirausaha mandiri maka mereka juga Vegetable Cheese Stick menjadi
berperan dalam menjadi penggerak, makanan camilan yang menyehatkan.
pengendali, dan pemacu perekonomian Sayuran yang mengandung banyak
suatu bangsa (Suryana, 2003). Di serat dapat melengkapi gurihnya cistik
samping itu wirausaha jajanan sehat ini sehingga menjadi sebuah makanan

130
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

selingan yang bukan sekedar selingan, adalah teori tentang wirausaha dan
tapi juga menyehatkan karena sayuran peluang usaha kecil menengah,
yang terkandung di dalamnya. Sayuran pengemasan dan pemasaran produk.
yang biasanya tidak menarik untuk Selanjutnya dilakukan pelatihan cara
dimakan dalam bentuk biasa, kini dapat cistik sayuran dengan menggunakan 3
dinikmati dengan rasa yang lebih jenis sayuran yaitu wortel, bayam,
menyenangkan. Anak-anak pun yang kenikir. Setelah peserta mahir membuat
biasanya kurang menyukai sayur- produk-produk yang telah diajarkan,
sayuran, dapat menikmatinya karena maka tim pengabdi mendampingi
mereka sangat menyukai makanan dalam pengemasan dan pemasarannya.
ringan layaknya kerupuk (Nenden,
2016). Cistik sayuran merupakan jenis METODE / APLIKASI
cemilan berbagan baku gandum dengan Metode pelaksanaan kegiatan
tambahan keju dan sayuran. Dari sisi yang akan dilakukan untuk mengatasi
kandungan gizi maka cemilan ini permasalahan adalah sebagai berikut:
merupakan jenis makanan yang banyak 1. Penyuluhan secara teori
mengandung gizi lengkap. Oleh karena Tujuan penyuluhan ini adalah
itu kandungan sayuran pada cistik memberikan ilmu dan wawasan baru
menjadi hal yang menarik karena akan kepada anak asuh panti asuhan yatim
cemilan ini bisa sebagai alternatif untuk tentang wirausaha dan peluang usaha
mencukupi kebutuhan gizi dan serat rumahan, sehingga terbuka pikiran
bagi anak-anak. serta tumbuh minat dan motivasi dalam
Strategi yang dilakukan untuk diri mereka untuk berwirausaha. Materi
memberi ketrampilan wirausaha penyuluhan adalah wirausaha dan
cemilan sehat cistik adalah melalui peluang usaha rumahan, prinsip dasar
penyuluhan secara teori, pelatihan produksi cemilan sehat cistik sayuran,
dengan praktek langsung dan pengemasan dan pemasaran produk.
pendampingan. Materi penyuluhan Penyuluhan ini disampaikan dalam

131
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

bentuk ceramah menggunakan media B. Prosedur kegiatan


LCD dan dilanjutkan dengan tanya Kegiatan pengabdian dilakukan melalui
jawab kepada peserta. Dengan prosedur sebagai berikut:
penyuluhan para peserta diharapkan 1. Sosialisasi kegiatan yang meliputi
benar-benar memahami wirusaha yang koordinasi dengan mitra, terkait
akan dilakukan. dengan penyusunan jadwal
kegiatan dan persiapan
2. Pelatihan dengan praktek langsung
penyuluhan dan pelatihan
Materi pelatihan adalah cara
2. Penyuluhan tentang wirausaha dan
pembuatan cemilan sehat cistik
peluang usaha rumahan
sayuran. Kegiatan ini bertujuan untuk
3. Penyuluhan tentang prinsip dasar
memberikan keterampilan tentang cara
pembuatan cistik sayuran.
produksi, pengemasan dan pemasaran
4. Penyuluhan tentang pengemasan
produk. Pelatihan tersebut disampaikan
dan pemasaran produk cistik
dalam bentuk ceramah yang dilanjutkan
sayuran.
dengan eksperimen langsung dan tanya
5. Penyuluhan manajemen produksi
jawab tentang cara pembuatananeka
dan pemasaran sehingga
produk cemilan sehat cistik sayuran.
wirausaha bisa berlanjut secara
Pelatihan dilaksanakan sampai semua
terus menerus
peserta mahir mempraktekkan sendiri.
6. Pelatihan (praktek langsung) untuk
Setelah peserta mahir membuat
pembuatan cistik sayuran.
produk, maka diberikan pembekalan
7. Pelatihan (praktek langsung)
cara pengemasan produk dengan
tentang pengemasan cistik
kemasan sederhana dan memberi label.
sayuran.
Hasil produk yang telah dikemas
8. Evaluasi kegiatan dengan teknik
kemudian dipasarkan di lingkungan
angket dan wawancara untuk
Muhammadiyah Karanganyar
mengetahui tingkat keberhasilan
pelatihan wirausaha cemilan sehat

132
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

cistik sayuran. HASIL, PEMBAHASAN DAN DAMPAK


Kegiatan pengabdian kepada
C. Partisipasi Mitra masyarakat yang telah dilakukan
Partisipasi mitra dalam melalui beberapa tahapan kegiatan
pelaksanaan kegiatan ini adalah yaitu: kegiatan pendahuluan
partisipasi aktif, dari mulai (sosialisasi), kegiatan penyuluhan,
perencanaan kegiatan, penyusunan kegiatan pelatihan dan kegiatan tindak
jadwal penyuluhan dan pelatihan. lanjut. Berikut ini akan dijelaskan hasil
Partisipasi mitra akan dievaluasi. pengamatan pada setiap kegiatan.
Evaluasi akan dilaksanakan selama dan Kegiatan pertama merupakan
setelah pelaksanaan kegiatan pertemuan pendahuluan atau
penyuluhan dan pelatihan. Selama sosialisasi yang yang terdiri dari:
pelaksanaan kegiatan dilakukan 1. Sosialisasi dengan pengurus panti
evaluasi dengan metode pengamatan asuhan yatim
langsung oleh Tim Pengabdian. Pada pertemuan dengan pengurus
Sedangkan setelah pelaksanaan panti ini dibahas tentang rencana
kegiatan dilakukan evaluasi dengan kegiatan pengabdian yang akan
metode pengamatan terhadap hasil dilaksanakan oleh Tim pengabdian
kegiatan dan metode angket. Kriteria dari UNS. Menurut hasil sosialisasi
evaluasi meliputi kasadaran dan ini diperoleh informasi bahwa
antusiasme peserta penyuluhan dan peserta yang akan ikut dalam
pelatihan dalam mengikuti kegiatan pelatihan adalah sekitar 20 anak dari
serta tingkat kemahiran peserta dalam panti putri dan 20 anak dari panti
mempraktekkan sendiri pada putra dengan berbagai latar
pembuatan cistik sayuran, pengemasan belakang pendidikan dari SMP
dan pemasarannya. sampai perguruan tinggi.
2. Sosialisasi dengan peserta pelatihan
(anak asuh panti)

133
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

Pada pertemuan ini Tim Pengabdian Pada ceramah ini diberikan contoh-
dari UNS memberikan sosialisasi contoh produk-produk cistik yang sudah
kegiatan pengabdian yang akan beredar di pasaran. Disamping itu
dilaksanakan baik di panti asuhan peserta diberikan materi melalui
putra maupun panti asuhan putri. pemutaran video pembuatan cistik dari
Pada sosialisasi ini juga dilakukan menyiapkan alat sampai pengemasan.
pembagian kelompok untuk kegiatan Hal ini dilakukan untuk memotivasi
pelatihan yang akan dilakukan peserta untuk berwirausaha mandiri
berikutnya. Tiap kelompok terdiri berbasis kimia terapan. Dalam kegiatan
dari 4-5 anak. ceramah ini peserta diberi kesempaan
untuk bertanya/berdiskusi dengan
pembicara. Kegiatan saat penyuluhan
dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Peserta sedang


mendengarkan sosialisasi dari tim
pengabdian (a) Panti putri, (b) Panti
putra
Gambar 2. Tim pengabdian sedang
Kegiatan kedua adalah penyuluhan melakukan penyuluhan melalui
ceramah dan diskusi
(ceramah) disertai diskusi tentang
pembuatan 3 macam cistik sayuran
Pertemuan ketiga adalah
yaitu cistik wortel, cistik bayam, cistik
mengadakan pelatihan pembuatan 3
kenikir. Materi ceramah meliputi bahan
cistik sayuran dan original. Pelatihan
yang digunakan dan fungsinya beserta
dilakukan dengan cara praktek langsung
cara pembuatan masing-masing produk.

134
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

secara kelompok dengan dibagi menjadi tabung mika atau plastik standing
5 kelompok. Pada pelatihan ini pouch. Supaya kemasan lebih menarik,
beberapa peserta masih cukup faham maka diberi label kemasan dengan
tentang bahan-bahan yang digunakan mencantumkan merek dan keterangan
karena bahan yang digunakan memang lain. Hasil pengemasan cistik yang telah
sering mereka jumpai di dapur. dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.
Adapun bahan-bahan utama
yang digunakan adalah tepung terigu,
tepung tepung maizena, keju, margarin
dan sayuran. Cara pembuatan cistik
sayuran cukup mudah. Pertama-tama
dicampurkan tepung terigu dan tepung
maizena. Kemudian telur kocok lepas Gambar 3. Cistik dengan kemasan (a)
ditambahkan pada campiuran tepung Tabung mika, (b) Plastik standing pouch

dan diaduk rata. Selanjutnya


ditambahkan mentega, keju dan Pada pelatihan ini semua

sayuran yang telah dihaluskan. Adonan peserta berhasil membuat produk

diaduk sampai homogen dan kalis. berupa cistik sayuran dengan kualitas

Kemudian adonen dicetak dengan yang tidak kalah dengan yang ada di

mesin penggiling mei dengan ukuran pasaran. Untuk menguji performace

tertentu. Hasil cetakan kemudian dan tingkat kesukaan produk, maka

digoreng dengan minyak yang banyak dilakukan uji organoleptik terhadap

sampai menguning. Cistik yang telah cistik yang hasilkan. Jumlah panelis ada

matang kemudian didinginkan dan 12 orang dewasa dengan 8 wanita dan

dikemas. 4 pria. Score 1=kurang, 2=cukup dan 3=

Pengemasan cistik bisa baik. Dari Gambar 4 menunjukkan

dilakukan dengan menggunakan bahwa cistik yang dihasilkan cukup baik

berbagai kemasan, misalnya toples, dari aspek rasa, tampilan, tekstur dan

135
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

aroma. Dan rata-rata panelis berhasil. Adapun indikator keberhasilan


menyatakan suka dengan produk yang dari kegiatan pengabdian kepada
cistik yang dihasilkan. Oleh karena itu masyarakat khususnya bagi Anak asuh
cistik ini cukup layak untuk dijual di panti asuhan yatim putra
pasaran. Sebagai tindak lanjut dari Muhammadiyah dan panti asuhan
pelatihan pembuatan cistik sayuran dan yatim putri aisyiyah sebagai peserta
pengemasannya adalah display produk pelatihan adalah terlihat: (1) Para
di toko kelontong seperti pada Gambar peserta aktif menyampaikan tanggapan
5. dan pertanyaan tentang cara
pembuatan cistik sayuran. (2) Para
peserta termotivasi untuk berusaha
meningkatkan ketrampilan dirinya pada
saat pelatihan pembuatan cistik
sayuran. (3) Para peserta termotivasi
untuk berwirausaha mandiri produk
Gambar 4. Uji organoleptik dari cistik
hasil pelatihan cistik sayuran.
Umpan balik kegiatan dari
peserta dilakukan dengan mengisian
angket oleh para peserta. Hasil
pengolahan data angket balikan dapat
dilihat pada Gambar 5. Adapun

Gambar 5. Display produk di Toko indikator umpan balik dapat dilihat


kelontong pada Tabel 1. Adapun Peniaian
terhadap masing-masing indikator
Dari evaluasi dengan adalah: 1=sangat tidak setuju, 2=tidak
pengamatan dan wawancara di setuju, 3=ragu-ragu, 4=setuju dan
lapangan secara langsung, maka 5=sangat setuju.
kegiatan pengabdian ini bisa dikatakan

136
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

Tabel 1. Indikotor evaluasi pada 13 Produk berupa cistik yang


kegiatan pengabdian dihasilkan telah layak untuk
No Indikator dipasarkan
1 Peserta merasa tertarik
dengan materi wirausaha
cistik sayuran
2 Secara teori materi
pelatihan wirausaha cistik
sayuran mudah difahami
3 Materi pelatihan
pembuatan cistik sayuran
mudah dipraktekan sendiri
4 Penyaji materi cukup
memuaskan dalam
menyampaikan materi
Gambar 5. Score penilaian terhadap
5 Penyaji berinteraksi dengan
baik dengan peserta dalam masing-masing indikator pada angket
kegiatan
balikan
6 Sarana dan prasarana
pelatihan memenuhi Dari Tabel 1 dan Gambar 5
kebutuhan peserta
terlihat bahwa indikator memiliki score
7 Waktu yang disediakan
cukup untuk menguasai di atas 4. Hal ini mengindikasikan
materi yang disampaikan
peserta sangat tertarik dengan materi
8 Peserta merasa tertarik
untuk mengikuti kegiatan wirasusaha cistik sayuran karena baik
serupa di lain waktu
secara teori maupun praktek, wirausaha
9 Kegiatan pelatihan
menambah wawasan dalam ini mudah difahami. Hal ini
berwirausaha kemungkinan disebabkan bahan-bahan
10 Pelatihan ini memotivasi
peserta untuk berwirausaha yang digunakan cukup mudah dikenali
mandiri dan beberapa sudah sering digunakan
11 Peserta merasa tertarik
untuk menindaklanjuti memasak. Disamping itu penyajian yang
kegiatan ini dengan cukup menarik dan interaktif dari tim
berwirausaha cistik
12 Secara keseluruhan kegiatan pengabdian juga menambah
pelatihan memuaskan ketertarikan dari peserta. Sarana dan
peserta
prasarana yang mendukung serta waktu

137
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

yang cukup memadahi, membuat PENUTUP


proses pelatihan berjalan dengan Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan
lancar. Kegiatan ini sangat menambah pembekalan ketrampilan wirausaha
wawasan bagi peserta dan dapat cistik sayuran dapat disimpulkan
memotivasi para peserta untuk sebagai berikut:
wirausaha mandiri. Para peserta juga 1. Kegiatan pengabdian terlaksana
merasa tertarik untuk menindaklanjuti sesuai dengan rencana
kegiatan ini dengan berwirausaha cistik. 2. Kegiatan pengabdian dari sosialisasi,
Cistik sayuran yang dihasilkan selama penyuluhan dan pelatihan
pelatihan cukup layak untuk dipasarkan. mendapatkan sambutan yang baik
Secara keseluruhan kegiatan pelatihan dari peserta baik dari Panti Asuhan
memuaskan peserta. Oleh karena itu Yatim Putri Aisyiyah maupaun Panti
kegiatan serupa masih perlu diberikan Asuhan yatim Putra Muhammadiyah
kepada anak asuh panti asuhan 3. Para peserta kegiatan memiliki
sehingga kecakapan hidup semakin pengetahuan tentang wirausaha
semakin meningkat. cistik sayuran dan memiliki
Adapun dampak dari kegiatan ketrampilan membuat dan
yang telah dilaksanakan adalah: (1) Para mengemas produk cistis sayuran
peserta mengetahui teori tentang 4. Para peserta meningkat kecakapan
pembuatan cistik sayuran. (2) Para hidupnya dan tumbuh jiwa
peserta memiliki ketrampilan membuat kewirausahan khususnya wirausaha
cistik sayuran dan pengemasannya. (3) cistik sayuran
Para peserta meningkat kecakapan
hidupnya dan tumbuh jiwa
kewirausahan khususnya wirausaha
cistik sayuran.

138
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

UCAPAN TERIMA KASIH Purnomo, Dian., Rochana, Erna. 2011.


Pola Pembinaan Anak di Panti
Terima kasih kami ucapkan kepada
Asuhan. Jurnal Sociologie. Vol.1,
Direktorat Riset dan Pengabdian No. 4 : 344 - 353
Masyarakat, Kementrian Riset Solikhin, Ahmad. 2011, Konsep Program
Pendidikan Kecakapan Hidup,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi,
http://visiuniversal.blogspot.co.
Rektor, Ketua LPPM, Dekan FKIP dan id. Diakses 10 Februari 2017
Ketua Prodi Pendidikan Kimia Suryana, 2003, Kewirausahaan,
Pedoman Praktis Kiat dan
Universitas Sebelas Maret, serta Mitra Proses Menuju Sukses,
IbM Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Bandung: Salemba Empat
dan Panti Asuhan Yatim Putra Yuniana, 2012, Kesejahteraan Subjektif

Muhammadiyah. Pada Yatim Piatu


(Mustadh’afin), Skripsi (tidak

REFERENSI diterbitkan). Fakultas Psikologi

Depdiknas, 2004, Pengembangan Universitas Ahmad Dahlan

Model Pendidikan Kecakapan Hidup Yogyakarta

(Life Skill), Jakarta: Pusat Kurikulum


Balitbang Depdiknas

Iqbal, S., 2010, Anak Yatim dan Fakir


Miskin... dan Iman Kita,
https://tajarrud.
wordpress.com, diakses 15 Mei
2016

Kompas, 23 Mei, 2012, 40 Persen


Jajanan Sekolah Mengandung
Bahan Berbahaya,
www.kompas.com, diakses 25
Mei 2016
Nenden, N, 2016, Sayuran sehat dalam
Cistik, http://www.cistik.com/,
diakses 25 Mei 2016

139
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.6 No.1 Nopember 2017

BIODATA PENELITI

Dr. Endang Susilowati, S.Si., M.Si.


Tenaga pendidik atau dosen pada program studi Pendidikan Kimia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Lahir di Sragen pada 17
Januari 1970. Pengalaman penelitian dan pengabdian pada masyarakat diantaranya
Peningkatan Kecakapan Hidup Anak Panti Asuhan Yatim Di Karanganyar Melalui
Pelatihan Wirausaha Cistik Sayuran.

140

You might also like