Analisis Undang Undang Yang Mengatur Jasa Konstruksi Indonesia Terhadap Pengguna Dan Penyedia Jasa Konstruksi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

doi: mkts.v25i2.

19678

Analisis Undang Undang yang Mengatur Jasa Konstruksi


Indonesia Terhadap Pengguna dan Penyedia Jasa Konstruksi
*
Andi Bayu Putra1, Hendrik Sulistio2
1
Fakultas Teknik, Teknik Sipil, Bina Nusantara University, Jakarta
2
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jakarta
*)andibayuputra@gmail.com

Received: 30 Juli 2018 Revised: 16 November 2011 Accepted: 11 Desember 2019

Abstract

Construction Services Law is a statutory regulation that is used to regulate all matters involving construction
services, whereas in this study conducted in Jakarta, Indonesia, Law No. 18 of 1999 about Construction
Services and Law No. 2 of 2017 about Construction Services. With changes in the Construction Services
Law, there are differences in the form of revisions, additions, and reductions. These differences and changes
are analyzed with the aim of developing a better Construction Services Law in the future. The method used in
this research is a literature study method and questionnaire survey method. Questionnaire questions were
formed based on literature studies from previous research and Construction Services Law discussed in this
study. Data obtained from respondents were entered into the IBM SPSS Statistics 23 program and then
conducted a validity test, reliability test, correlation test, and regression analysis. The analysis shows that
there are several Construction Services Law’s regulations which cannot be a good guide for construction
service providers and users yet, due to: the provisions regarding building failures are not well explained, the
general lack of provisions governing the selection of expert assessors, the lack of clarity governing labor
standards construction work and unclear regulations regarding sanctions for parties involved in
construction work.

Keywords: Construction service act, construction service user, construction service provider, construction
services laws

Abstrak

Undang – Undang Tentang Jasa Konstruksi (UUJK) adalah peraturan perundang – undangan yang dipakai
untuk mengatur segala hal yang melibatkan jasa konstruksi, dimana pada penelitian ini yang dilakukan di
Jakarta, Indonesia, dipakai Undang – Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (UUJK18/1999)
dan Undang – Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi (UUJK2/2017). Dengan perubahan
UUJK, tentunya ada perbedaan – perbedaan berupa revisi, tambahan, dan pengurangan. Perbedaan dan
perubahan ini dianalisis dengan tujuan untuk pengembangan UUJK yang lebih baik dimasa depan. Metode
yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dan metode survei kuesioner. Pertanyaan
kuesioner dibentuk berdasarkan studi pustaka dari penelitian terdahulu dan UUJK yang dibahas dalam
penelitian ini. Data yang didapatkan dari responden dimasukkan kedalam program IBM SPSS Statistics 23,
selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji korelasi, analisis faktor, dan analisis regresi. Hasil
analisis menunjukkan bahwa ada beberapa peraturan UUJK yang belum bisa menjadi panduan yang baik
untuk penyedia dan pengguna jasa konstruksi yang dikarenakan oleh: ketetapan mengenai kegagalan
bangunan tidak dijelaskan dengan baik, kurangnya ketetapan umum yang mengatur pemilihan penilai ahli,
kurang jelasnya ketetapan yang mengatur standar tenaga kerja konstruksi dan kurang jelasnya peraturan
mengenai sanksi untuk pihak - pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi.

Kata kunci : Undang-undang jasa konstruksi, pengguna jasa, penyedia jasa, ketetapan jasa konstruksi

199
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-209
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

Pendahuluan (1981) dan Ridwan (2016), bahwa sebagai sarana


untuk mengubah perlakuan tergantung proses
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun pelembagaan dan bidang-bidang yang mau diubah.
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Dalam penelitian ini berarti pada bidang-bidang
undangan, yang dimaksud dengan undang-undang yang ingin diubah, yakni jalannya kegiatan jasa
adalah peraturan perundang-undangan yang konstruksi di Indonesia. Dikatakan juga oleh
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hasan (2011) bahwa tindakan hukum dikatakan
dengan persetujuan bersama presiden (Chandra, efektif bila perilaku bergerak ke arah yang
2018; Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011). dikehendaki, ketika subjek patuh atau menurut.
Peraturan hukum undang – undang yang dibahas
dalam penelitian ini adalah Undang – Undang Pada penelitian ini dengan metode kuesioner,
Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi mengukur seberapa besar baik UUJK dalam
(selanjutnya UUJK 18/1999) dan Undang–Undang mengatur perilaku kegiatan jasa konstruksi
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi berdasarkan sikap partisipan kegiatan jasa
(selanjutnya UUJK2/2017). Perbedaan–perbedaan konstruksi (owner, kontraktor, konsultan, dan
yang ditemukan diantara kedua peraturan ini yang pihak terkait lainnya) terhadap UUJK yang
menjadi dasar penelitian yang dilakukan. berfungsi sebagai panduan. Dengan variabel-
variabel bebas yang dibentuk melalui kombinasi
Perbedaan yang disebabkan oleh perubahan antara penelitian terdahulu dan perubahan-
ketetapan undang undang tentang jasa konstruksi perubahan yang ditemukan diantara UUJK18/1999
akan diterima dengan sikap tertentu oleh pihak– dan UUJK2/2017. Hasil variabel bebas yang
pihak yang bekerja di dunia konstruksi, bisa ditemukan dianalisis dengan hasil variabel terikat
diterima dengan baik atau bisa diterima dengan yang berupa pernyataan penyedia dan pengguna
kurang baik oleh penyedia jasa konstruksi maupun jasa terhadap kegunaan UUJK menjadi panduan
pengguna jasa konstruksi. Untuk melihat respon bagi penyedia dan pengguna jasa konstruksi.
tersebut dengan jelas maka perlu dilakukan
penelitian terhadap berbagai pihak yang bergerak Batasan yang diambil adalah penelitian dibatasi
di dunia konstruksi. Melalui hasil ini undang– kepada Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1999
undang tentang jasa konstruksi bisa dikembangkan tentang Jasa Konstruksi dan Undang–Undang
menjadi lebih baik dimasa depan. Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Responden dan pakar yang digunakan adalah
Dengan berubahnya UUJK yang berlaku di pihak–pihak yang bekerja di bidang teknik sipil
Indonesia, akan ada perubahan-perubahan yang atau bidang lain yang berhubungan dengan topik
terjadi terhadap peraturan yang berlaku. Perubahan yang dibahas dengan pengalaman kerja minimal 4
ini akan merubah bagaimana pengguna dan tahun.
penyedia jasa konstruksi menjalankan kegiatan
Jasa Konstruksi. Perubahan peraturan ini bisa Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
membuat jalannya kegiatan Jasa Konstruksi lebih peraturan apa saja dari undang-undang jasa
lancar atau lebih terhambat dikarenakan peraturan konstruksi yang saat ini berlaku, belum bisa
baru yang terlalu ambigu atau dikarenakan dijadikan panduan yang baik atau perlu
kekurangan-kekurangan lain. Dengan mengukur pengembangan, bagi pengguna jasa konstruksi dan
sikap pengguna dan penyedia jasa terhadap penyedia jasa konstruksi.
perubahan yang terjadi dan terhadap UUJK2/2017
maka bisa ditemukan peraturan mana saja yang Metode
masih membutuhkan pengembangan dan perbaikan
untuk di masa depan. Melalui hasil penelitian, Penelitian ini adalah melakukan studi literatur
diharapkan undang–undang tentang jasa konstruksi untuk mencari perbedaan diantara kedua UUJK
bisa dikembangkan menjadi lebih baik dimasa yang ada, dan melalui penelitian-penelitian
depan. terdahulu yang telah dilakukan dibentuk variabel
bebas dan variabel terikat.
Dengan perubahan hukum maka tentunya akan ada
perubahan sosial dan perubahan budaya dari hal Ridha (2017) mengatakan variabel bebas adalah
yang diatur hukum tersebut, dalam hal ini adalah variabel stimulus, prediktor. Variabel yang
hukum-hukum jasa konstruksi yang diatur di mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya
dalam UUJK. Maka dengan metode kuesioner, variabel terikat. Variabel terikat yang juga disebut
diupayakan untuk mengukur seberapa baik atau sebagai variabel output, konsekuen, adalah
buruk hukum yang baru ditanggapi oleh tiap-tiap variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat.
komponen jasa konstruksi, terutama pengguna dan Metode yang dipakai adalah survei menggunakan
penyedia jasa konstruksi. Dikatakan oleh Soerjono penyebaran kuesioner, yaitu daftar pertanyaan

200
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-20
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

tertulis yang ditujukan kepada responden (Endah, dan metode terakhir adalah menggunakan
2011). Jumlah responden ini adalah 60 orang, yaitu wawancara terstruktur terhadap hasil yang didapat
para individual yang sudah memiliki pengalaman ± dari hasil analisis, yang berguna untuk validasi
4 tahun di bidang teknik sipil atau bidang lain yang serta menambah poin – poin yang diberikan oleh
berhubungan dengan topik penelitian. Sedangkan ahli yang diwawancara.
responden untuk wawancara adalah individual-
individual dengan jenjang pengalaman lebih dari Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner kepada
15 tahun. Jawaban responden atas semua 60 responden dilakukan dahulu pilot sample
pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat atau terhadap 15 responden untuk menguji validitas dan
direkam. reliabilitas variabel kuesioner, dengan hasil uji
reliabilitas menunjukkan katagori sangat baik
Data yang dihasilkan dari survey dianalisis (cronbach’s alpha > 0,8) dan mengeliminasi dua
menggunakan program IBM SPSS Statistics 23. variabel bebas berdasarkan hasil uji validitas.
Software ini akan membantu perhitungan yang Penelitian dilanjutkan dengan penyebaran
dilakukan agar memberi hasil yang akurat dan kuesioner terhadap 60 responden. Kuesioner yang
menghindari “human error”. Uji dan analisis yang dipakai dalam penelitian menggunakan skala
dilakukan oleh program ini adalah uji validitas, uji Likert dengan lima tingkat/ katagori yang
reliabilitas, uji korelasi, uji normalitas, uji umumnya digunakan (Maryuliana et al. 2016).
multikolinearitas, dan analisis regresi.
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini digunakan metode analisis
regresi dikarenakan analisis regresi merupakan Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang
metode paling tepat untuk menemukan tujuan dari membahas mengenai peraturan konstruksi dengan
penelitian yang menggunakan metode kuesioner. penyedia dan pengguna jasa konstruksi. Penelitian
Analisis regresi dipilih paling tepat sebagai metode terdahulu yang digunakan sebagai acuan penelitian
analisis penelitian ini dikarenakan pada penelitian ini adalah penelitian mengenai potensi masalah
ini dicari hubungan fungsional antara variabel yang menghambat keberlanjutan konstruksi pada
bebas dan terikat (Pratomo & Astuti, 2015). Hasil aspek K3 berdasarkan UUJK2/2017 (Liyanto,
dari analisis regresi akan memungkinkan untuk 2017), penelitian mengenai analisis kegagalan
memprediksikan tanggapan responden terhadap bangunan dengan menggunakan UUJK18/1999
variabel Y dan memperlihatkan variabel bebas dan UUJK2/2017 (Ariadi, 2017), analisis faktor
mana saja yang memiliki pengaruh terbesar penyimpangan pada kontrak konstruksi oleh
terhadap variabel Y. pengguna jasa (Kristanto, 2016), dan mengenai
pelanggaran kewajiban pengguna jasa berdasarkan
Berdasarkan analisis regresi menghasilkan rumus kontrak FIDIC dan AS4000-1997 (Widodo, 2015).
yang mampu memprediksi persepsi responden
(variabel Y), sehingga bisa ditemukan Profil dan karakteristik responden
variabel/ketentuan apa dari UUJK yang perlu
diperbaiki. Metode analisis regresi berganda yang Gambar 1 menunjukkan profil dan karakteristik
digunakan adalah analisis regresi stepwise, responden. Responden-responden yang diminta
keputusan ini didasarkan oleh penelitian Pujilestari untuk berpartisipasi minimal memiliki jenjang
et al. (2017) yang mengatakan bahwa untuk pekerjaan sebagai staff, dengan paling tinggi
analisis regresi linear berganda terbaik adalah didapat adalah project manager dan procurement
stepwise dan best subset regression, dalam project manager.
penelitian ini digunakan metode stepwise. Tahapan

1 Kontraktor ±4 Tahun
7 4 3
SMA/ SMK 16 5 - 10 Tahun 2 6
Owner 26 13
S1
11 - 15 Tahun
S2
48 Konsultan 15
S3 16 - 20 Tahun 36

Lainnya >20 Tahun

a. Pendidikan b. Terakhir bidang pekerjaan c. Pengalaman bekerja


Gambar 1. Jenjang pendidikan, bidang pekerjaan, dan pengalaman kerja responden

201
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

Perbedaan UUJK18/1999 dengan UUJK2/2017 10. Penambahan ketetapan baru pada UUJK2/2017
untuk badan usaha jasa konstruksi asing dan
UUJK18/1999 memiliki 12 bab dengan 46 pasal, usaha perseorangan jasa konstruksi asing pada
sedangkan UUJK2/2017 mempunyai 14 bab Bab 4 Pasal 32 -35.
dengan 106 pasal, maka terdapat penambahan 2
bab, 60 pasal baru, dan perubahan sistematika. 11. Bagian tanggung jawab profesional dijelaskan
Perbedaan-perbedaan yang ditemukan bisa lebih baik di dalam UUJK18/1999 pada Bab 3
dijabarkan sebagai berikut: Pasal 11 dibanding dengan UUJK2/2017 pada
Bab 4 Pasal 37.
1. Penambahan dan perubahan dalam
UUJK2/2017, yaitu penambahan 2 Bab dan 60 12. Pada UUJK2/2017 ada penambahan ketetapan
Pasal baru, dan perubahan sistematika Undang baru pada Bab 4 Pasal 37 yang menjelaskan
– Undang Jasa Konstruksi, dengan mengenai pengembangan usaha berkelanjutan.
UUJK18/1999 memiliki 12 Bab dengan 46
Pasal dan UUJK2/2017 mempunyai 14 Bab 13. UUJK2/2017 menjelaskan mengenai pemilihan
dengan 106 Pasal. penyedia jasa konstruksi dengan lebih
mendalam pada Bab 5 pasal 41 – 45 dibanding
2. Pada bab ketentuan umum terdapat beberapa UUJK18/1999 pada Bab 4 Pasal 17.
penambahan pada UUJK2/2017 terhadap
beberapa penjelasan terhadap maksud dan 14. Perihal kontrak kerja konstruksi baik
istilah yang dipakai di dalam Undang – Undang UUJK18/1999 Pada Bab 4 Pasal 22 dan
Jasa Konstruksi. UUJK2/2017 pada Bab 5 Pasal 46 – 45 sudah
menjelaskan dengan baik, tetapi pada
3. Penambahan ketetapan yang memberi UUJK2/2017 menjelaskan mengenai peraturan
pembahasan mengenai tanggung jawab dan pembentukan kontrak kerja konstruksi dengan
kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah lebih baik.
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten di bidang Jasa Konstruksi. 15. UUJK2/2017 pada Bab 5 Pasal 52 – 54
menjelaskan mengenai penyedia dan sub
4. Pada bagian bentuk dan klasifikasi usaha penyedia jasa lebih mendalam dibanding
terdapat penambahan penjelasan mengenai UUJK18/1999 pada Bab 5 Pasal 24.
klasifikasi jasa konstruksi pada UUJK2/2017,
seperti kualifikasi bagi perseorangan, dan 16. Penambahan ketetapan di dalam UUJK2/2017
kualifikasi usaha bagi badan usaha yang terdiri mengenai pembiayaan jasa konstruksi pada
atas kecil, menengah, dan besar, dengan Bab 5 Pasal 55 – 57, penyediaan bangunan
penjelasan lainnya yang bisa dilihat pada pada Bab 5 Pasal 58, mengenai keamanan,
halaman lampiran. keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan
konstruksi pada Bab 6, perihal penilai ahli pada
5. Penambahan bagian segmentasi pasar jasa Bab 6 Pasal 61 – 64, jangka waktu dan
konstruksi di dalam UUJK2/2017 pada Bab 4 pertanggung jawaban kegagalan bangunan
Bagian Kedua Pasal 21 – 25. pada Bab 6 Pasal 65 – 67, dan mengenai tenaga
kerja konstruksi pada Bab 7.
6. Pada UUJK2/2017 untuk bagian persyaratan
usaha, keahlian dan keterampilan jasa 17. Pada UUJK2/2017 tidak dijelaskan dengan
konstruksi ditambahkan peraturan untuk badan mendalam mengenai peran masyarakat, tetapi
usaha perseorangan. pada UUJK18/1999 dijelaskan mengenai peran
masyarakat pada Bab 7.
7. UUJK2/2017 menjelaskan lebih dalam
mengenai tanda usaha perseorangan dan izin 18. Penambahan ketetapan di dalam UUJK2/2017
usaha pada Bab 4 Pasal 27 – 29 dibanding mengenai sistem informasi jasa konstruksi pada
UUJK18/1999 pada Bab 3 Pasal 10. Bab 9 dan partisipasi masyarakat pada Bab 10.

8. Sertifikat badan usaha dijelaskan lebih dalam 19. Pada bagian sanksi, terdapat perbedaan judul
pada UUJK2/2017 pada Bab 4 Pasal 30 diantara UUJK18/1999 dengan UUJK2/2017.
dibanding UUJK18/1999 pada Bab 3 Pasal 9. Pada UUJK18/1999 tidak diatur pihak - pihak
yang terlibat, tetapi diatur mengenai akibat,
9. Bagian tanda daftar pengalaman dijelaskan hukuman, dan denda sanksi, sedangkan pada
lebih mendalam pada UUJK2/2017 Bab 4 Pasal UUJK2/2017 dijelaskan mengenai pihak -
31 dibanding dengan UUJK18/1999 pada Bab pihak yang terlibat tetapi tidak menjelaskan
3 Pasal 10. tentang akibat hukuman, dan denda sanksi.

202
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

Berdasarkan hasil analisis bisa disimpulkan bahwa, pembentukan variabel bebas (variabel X). Variabel
walau telah ada perubahan dan penambahan di pertanyaan yang dibentuk berdasarkan adaptasi
dalam undang–undang tentang jasa konstruksi penelitian terdahulu dibentuk dengan melihat
yang berlaku saat ini, hasil responden perbedaan ketetapan jasa konstruksi diantara
menunjukkan bahwa ketetapan UUJK belum UUJK18/1999 dengan UUJK2/2017. Variabel–
mampu menjadi panduan yang baik. variabel X bisa dilihat pada Tabel 1, dengan
variabel terikat (variabel Y) adalah “undang -
Kuesioner undang jasa konstruksi belum memenuhi kriteria
yang dibutuhkan sebagai panduan penyedia dan
Pembentukan kuesioner didasarkan melalui pengguna jasa konstruksi”.
penelitian terdahulu dan melalui studi pustaka.
Kuesioner dibuat dengan mengadaptasi Variabel Y dibentuk melalui adaptasi penelitian
pertanyaan–pertanyaan yang ada di dalam terdahulu dan berdasarkan tujuan dari penelitian
penelitian terdahulu tersebut sebagai dasar ini.

Tabel 1. Variabel bebas


No Variabel X Sumber No Variabel X Sumber
Kurangnya definisi dan Kurangnya ketetapan yang
Ariadi (2017), Ariadi (2017),
penjelasan mengenai menjelaskan tentang
Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X1 tanggung jawab dan X11 Keselamatan, Kesehatan,
dan Widodo dan Widodo
kewenangan pemerintah Keamanan (K3) dan
(2015) (2015)
pusat Keberlanjutan
Kurang jelasnya ketetapan
Ariadi (2017), Ariadi (2017),
yang menjelaskan Ketetapan mengenai
Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X2 mengenai sifat, klasifikasi, X12 kegagalan bangunan tidak
dan Widodo dan Widodo
dan layanan usaha jasa dijelaskan dengan baik
(2015) (2015)
konstruksi
Kurangnya penjelasan Ariadi (2017), Ariadi (2017),
Kurangnya ketetapan yang
mengenai segmentasi pasar Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X3 X13 mengatur pemilihan Penilai
yang ada dalam peraturan dan Widodo dan Widodo
Ahli
undang - undang (2015) (2015)
Kurangnya peraturan Ariadi (2017), Ariadi (2017),
Kurang jelasnya ketetapan
mengenai usaha jasa Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X4 X14 yang mengatur standar
konstruksi perseorangan dan Widodo dan Widodo
Tenaga Kerja Konstruksi
dan badan usaha (2015) (2015)
Kurangnya ketetapan yang Ariadi (2017), Ariadi (2017),
Peran masyarakat di dalam
mengatur mengenai badan Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X5 X15 kegiatan konstruksi tidak
usaha/ perseorangan jasa dan Widodo dan Widodo
diatur dengan jelas
konstruksi asing (2015) (2015)
Kurangnya penjelasan Ariadi (2017), Ariadi (2017),
Pembinaan jasa konstruksi
dalam ketetapan mengenai Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X6 X16 tidak diatur dengan jelas dan
pengembangan usaha jasa dan Widodo dan Widodo
mendetail
konstruksi (2015) (2015)
Kurang jelasnya ketetapan Ariadi (2017), Ariadi (2017),
Kurang jelasnya peraturan
yang membahas Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X7 X17 mengenai sistem informasi di
pengembangan usaha dan Widodo dan Widodo
dalam jasa konstruksi
berkelanjutan (2015) (2015)
Ariadi (2017), Ariadi (2017),
Kurangnya ketetapan Ketetapan mengenai
Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X8 dalam pengaturan X18 penyelesaian sengketa tidak
dan Widodo dan Widodo
pemilihan penyedia jasa ditulis dengan jelas
(2015) (2015)
Kurangnya penjelasan Ariadi (2017), Kurang jelasnya peraturan Ariadi (2017),
dalam ketetapan kontrak Liyanto (2017), mengenai sanksi untuk pihak Liyanto (2017),
X9 X19
kerja konstruksi dan dan Widodo - pihak yang terlibat dalam dan Widodo
peraturannya (2015) pekerjaan konstruksi (2015)
Kurangnya penjelasan Ariadi (2017), Ariadi (2017),
Peraturan mengenai denda
mengenai ketetapan Liyanto (2017), Liyanto (2017),
X10 X20 tidak dijelaskan dengan jelas
pembiayaan jasa dan Widodo dan Widodo
dan mendetail
konstruksi (2015) (2015)
Sumber: Hasil adaptasi penelitian terdahulu, 2018

203
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

Tabel 2. Hasil regresi linier


Model R R square Adjusted R square Std. error of the estimate
1 0,313a 0,098 0,082 0,90556
2 0,408b 0,167 0,137 0,87806

Tabel 3. Hasil tes ANOVA


Model Sum of squares df Mean square F Sig.
1 Regression 5,163 1 5,163 6,296 0,015b
Residual 47,563 58 0,820
Total 52,726 59
2 Regression 8,780 2 4,390 5,694 0,006c
Residual 43,946 57 0,771
Total 52,726 59

Tabel 4. Koefisiena regresi linier


Standardized
Unstandardized coefficients
Model coefficients t Sig.
B Std. error Beta
(Constant) 1,958 0,456 4,297 0,000
1
X13 0,317 0,126 0,313 2,509 0,015
(Constant) 1,183 0,569 2,080 0,042
2 X13 0,277 0,124 0,274 2,241 0,029
X19 0,262 0,121 0,265 2,166 0,035

Kuesioner yang dipakai, menggunakan skala Likert menunjukkan reliabilitas suatu instrumen (Fanani
dengan lima tingkat/katagori yaitu; angka satu et al. 2018). Uji pada penelitian ini menghasilkan
menunjukkan “sangat tidak setuju“, angkat dua nilai cronbach’s alpha sebesar 0,888 dan
menunjukkan “tidak setuju“, angkat tiga berdasarkan rentang nilai reliabilitas, nilai ini
menunjukkan “netral“, angka empat menunjukkan dinyatakan memiliki reliabilitas dengan
“setuju”, dan angka lima menunjukkan “sangat pengukuran sangat baik (Mahlangu & Kruger,
setuju“ (Maryuliana et al. 2016). 2015). Ketika suatu konstruk memiliki nilai
cronbach’s alpha >0,6 konstruk tersebut sudah
Hasil uji validitas bisa dinyatakan reliabel (Ernawijaya, 2015).

Dalam penelitian ini digunakan rumus Spearman Hasil analisis korelasi


Brown untuk menghitung validitas dari survei
dengan data skala ordinal dan dengan bantuan Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi
IBM SPSS 23 (Widodo, 2015). Validitas Pearson untuk mengetahui hubungan antar variabel
digunakan untuk menguji apakah alat ukur yang secara linier (Nugroho et al. 2014). Sebelum uji
digunakan memang benar – benar mengukur benda korelasi dilakukan, maka data ordinal yang
yang ingin diukur (Widjaja & Sandjaja 2013). didapatkan melalui data kuesioner perlu diubah ke
Seluruh hasil uji validitas variabel kuesioner dalam bentuk interval. Perubahan ini dilakukan
menunjukkan nilai diatas 0,214 yang merupakan dengan menggunakan metode yang dikenal
batas nilai yang didapatkan melalui Upper Critial sebagai method of successive interval, yang pada
Values of Spearman’s Rank Correlation penelitian ini dilakukan dengan bantuan MS.
Coefficient Rs. Widodo (2015) mengatakan bahwa Excel.
nilai tersebut memutuskan variabel adalah valid
atau tidak. Hasil ini menunjukkan bahwa alat Berdasarkan hasil yang didapat, variabel terikat
ukur/kuesioner yang digunakan adalah valid dan (variabel Y) memiliki korelasi yang cukup kuat
mampu menjadi alat ukur bagi yang sesuatu yang dengan 4 variabel bebas (variabel X) dengan
akan diukur. signifikansi 0,05, yaitu: variabel X13 dengan nilai
korelasi terbesar, yaitu 0,313; dengan X19 adalah
Hasil uji reliabilitas variabel terbesar kedua dengan nilai 0,305; X14
dengan nilai 0,287; sedangkan X12 dengan nilai
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah terkecil yaitu 0,275. Variabel – variabel bebas
instrumen bisa digunakan lebih dari satu kali, dipilih berdasarkan tingkat signifikansinya yaitu
hanya saja tidak boleh terhadap responden yang 0,05 dan 0,01. Semakin kuat hubungan korelasinya
sama, dengan koefisien cronbach alpha maka semakin tinggi nilai korelasi Pearson yang

204
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

dihasilkan, sedangkan semakin kuat hubungan (kurang jelasnya peraturan mengenai sanksi untuk
korelasinya maka nilai signifikansinya akan pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan
semakin kecil. konstruksi).

Hasil uji normalitas Tabel 3 di atas menunjukkan hasil tes ANOVA


yang menunjukkan untuk masing – masing model
Salah satu sikap yang digunakan berkaitan dengan nilai p-value (kolom sig.) kurang dari 0,05 yang
penerapan teorema limit pusat umumnya adalah menunjukkan adanya signifikansi antara variabel
distribusi sampling dari rata – rata sampel bisa bebas dengan variabel terikat, baik untuk model 1
mendekati distribusi normal bila ukuran sampel atau Model-2. Nilai dari df (degree of freedom)
lebih dari 30 (Nurudin et al. 2014). Jumlah total adalah sebesar 59 (n-1) berarti seluruh data
responden adalah 60, sehingga berdasarkan responden yang berjumlah 60 digunakan
teorema limit pusat maka data adalah terdistribusi seluruhnya untuk analisis regresi linier.
normal.
Tabel 4 menunjukkan hasil koefisien regresi linier
Untuk penelitian ini uji normalitas dengan program yang akan dibentuk menjadi persamaan. Tabel 5
tetap dijalankan, dengan uji normalitas adalah hasil uji multikoleniaritas dimana bila
menggunakan metode kurtosis – skewness. Data terjadi multikolinearitas berarti variabel bebas
dinilai terdistribusi normal bila di dalam kolom saling berkorelasi (Supriyadi et al. 2017).
statistic dan ratio berada diantara 1,96 dan -1,96,
dengan hasil uji menunjukkan bahwa data sudah Table 5 Uji multikolinearitas
terdistribusi normal (Ghasemi & Zahediasl, 2012).
Collinearity statistics
Model
Hasil analisis regresi Tolerance VIF
1 (Constant)
Analisis dilanjutkan dengan analisis regresi linear X13 1,000 1,000
berganda menggunakan metode stepwise, yang 2 (Constant)
merupakan hubungan yang didapat dan dinyatakan X13 0,978 1,022
dalam bentuk persamaan dimana persamaan X19 0,978 1,022
menyatakan hubungan fungsional masing – masing
variabel (Pratomo & Astuti 2015). Analisis regresi
Hasil uji menunjukkan nilai VIF berada diantara
adalah teknik statistik yang digunakan untuk
1–1,5 kurang dari nilai 10 yang menunjukkan tidak
mengestimasi hubungan antar variabel yang
terjadi multikolinearitas antara sesama variabel
mempunyai relasi dengan jelas (Uyanik & Guler,
bebas, dengan nilai tolerance diatas dari 0,1
2013).
(Supriyadi et al. 2017). Persamaan dibentuk
berdasarkan Model-2, dan persamaannya adalah :
Pada penelitian ini dilakukan analisis linear
berganda karena menggunakan lebih dari satu 𝑌 = 1,183 + 0,277 𝑋13 + 0,262 𝑋19 (1)
variabel bebas (Haslinda & Jamaluddin, 2016).
Berdasarkan Persamaan 1 bisa disimpulkan bahwa
Analisis dilakukan untuk mendapatkan model
pengaruh terbesar yang membuat responden
regresi linier dan menentukan variabel yang paling
merasa bahwa undang - undang jasa konstruksi
berpengaruh terhadap hasil analisis lain. Analisis
belum memenuhi kriteria yang dibutuhkan sebagai
ini dilakukan terhadap 4 variabel yang terpilih,
panduan penyedia dan pengguna jasa konstruksi
dengan hasil analisis regresi linier bisa dilihat di
adalah X13, kemudian X19.
bawah. Analisis regresi yang digunakan adalah
metode stepwise, karena pemilihan model regresi
linier berganda terbaik diantaranya adalah stepwise Persamaan yang terbentuk juga bisa digunakan
dan best subset regression (Pujilestari et al. 2017). untuk memprediksi pendapat responden terhadap
variabel Y yaitu dengan mengisi nilai 2 variabel
Tabel 2 di atas menunjukkan model yang paling tersebut dengan skala likert, lalu hasil tersebut
sesuai menggambarkan hubungan antara variabel yang didapatkan dalam bentuk ordinal diubah
bebas dengan variabel terikat, yaitu model yang menjadi bentuk interval, dengan contoh sebagai
memiliki nilai R square terbesar, dalam hal ini berikut:
adalah Model-2. Model ini menunjukkan bahwa
hasil responden menunjukkan undang - undang 1. Misalnya didapatkan hasil kuesioner dengan
jasa konstruksi belum memenuhi kriteria yang nilai likert:
dibutuhkan sebagai panduan penyedia dan a. X13: Setuju, dengan skala ordinal adalah
pengguna jasa konstruksi dipengaruhi sebanyak 4 dan skala interval adalah 4,11
16,7% oleh variabel X13 (kurangnya ketetapan b. X19: Sangat Setuju, dengan skala ordinal
yang mengatur pemilihan penilai ahli) dan X19 adalah 5 dan skala interval adalah 5,327.

205
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

2. Masukkan hasil tersebut kedalam persamaan: penggabungan antara ketetapan UUJK18/1999


dengan ketetapan UUJK2/2017 mengenai perihal
𝑌 = 1,183 + 0,277 𝑋13, + 0,262 𝑋19
sanksi dan denda untuk pihak – pihak yang terlibat
𝑌 = 1,183 + 0,277 (5,327) + sehingga bisa membentuk suatu ketetapan yang
0,262 (4,11) = 3,74 lebih mendalam, dikarenakan di dalam
UUJK18/1999 tidak diatur dengan terlalu dalam
mengenai sanksi bagi pihak – pihak tertentu yang
Nilai ini bisa dibulatkan menjadi nilai 4 yang
terlibat, tetapi dijelaskan mengenai akibat,
menunjukkan hasil dari rumus mendekati dengan
hukuman, dan denda akibat sanksi, sedangkan
nilai 4 dalam nilai skala likert ordinal dan hasil
UUJK2/2017 diatur dengan dalam mengenai
4,28 dalam nilai interval yang didapatkan dari hasil
sanksi - sanksi bagi pihak – pihak tertentu yang
survei kuesioner dan analisis penelitian. Hasil
terlibat tetapi tidak dijelaskan mengenai akibat,
perhitungan ini berarti menunjukkan bahwa rumus
hukuman, dan denda akibat sanksi yang dikenakan.
yang didapatkan bisa menghasilkan nilai yang
cukup akurat.
Kesimpulan
Wawancara terstruktur dan validasi pakar
Kesimpulan yang bisa diambil adalah berdasarkan
Berdasarkan hasil analisis terhadap kuesioner yang hasil studi literatur, ditemukan perbedaan di antara
telah dilakukan maka didapatkan 4 variabel bebas UUJK18/1999 dengan UUJK2/2017 yang berupa
dengan korelasi terbesar terhadap variabel terikat. penambahan beberapa hal baru atau pengurangan
Variabel tersebut adalah variabel X12, X13, X14, di dalam UUJK2/2017. Singkatnya, di dalam
dan X19. Melalui diskusi dengan pakar – pakar UUJK18/1999 ditemukan 12 Bab dan 46 Pasal,
melalui wawancara terstruktur maka diperoleh cara sedangkan UUJK2/2017 terdapat 14 Bab dan 106
pengembangan dan pencegahan sementara dari Pasal. Melalui analisis korelasi dari data survei
masalah yang timbul untuk masing–masing yang didapatkan melalui penelitian survei
variabel yang dipermasalahkan. Pengembangan bermetode kuesioner, maka ada 4 variabel bebas
atau pencegahan yang bisa diambil adalah yang memiliki hubungan korelasi paling kuat
Penambahan ketetapan yang mengatur kegagalan terhadap variabel terikat dengan variabel X13
bangunan dengan menggabungkan tata penulisan adalah variabel bebas dengan korelasi terkuat,
dari ketetapan perihal kegagalan bangunan dari yaitu: (a) Variabel X12: ketetapan mengenai
UUJK18/1999 dengan UUJK2/2017 sehingga kegagalan bangunan tidak dijelaskan dengan baik;
ketetapan jasa konstruksi bisa dibentuk lebih (b) variabel X13: Kurangnya ketetapan yang
singkat dengan tambahan penjelasan yang lebih mengatur pemilihan Penilai Ahli; (c) variabel X14:
mengatur ketetapan lebih dalam. Kurang jelasnya ketetapan yang mengatur standar
Tenaga Kerja Konstruksi; (d) variabel X19: kurang
Dalam perihal penilai ahli maka penilai tersebut jelasnya peraturan mengenai sanksi untuk pihak -
selain memiliki pengalaman yang cukup di dalam pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi.
bidang permasalahan kegagalan bangunan yang Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan dua
ditangani dan perlu memiliki jenjang pendidikan variabel bebas yang terbentuk kedalam rumus,
yang sesuai, berarti pengembangan yang bisa yaitu variabel X13 dan variabel X19 dengan rumus
diambil untuk undang – undang jasa konstruksi di yang didapatkan adalah:
masa depan adalah di dalam ketetapan undang – 𝑌 = 1,183 + 0,277𝑋13 + 0,262𝑋
undang jasa konstruksi dibutuhkan syarat umum
yang lebih mendetail dalam pemilihan seorang Dari hasil analisis regresi dan rumus yang telah
penilai ahli. Ketetapan yang lebih mengikat terbentuk, berarti variabel bebas X13 adalah
mengenai penggunaan dan pemilihan tenaga kerja variabel bebas yang memiliki pengaruh paling
konstruksi di dalam undang–undang jasa terbesar terhadap hasil variabel terikat (variabel
konstruksi seperti pemberian sanksi atau denda Y), dengan variabel X19 adalah variabel dengan
perlu diterapkan, ditambah ketetapan mengenai pengaruh terbesar setelah X13 terhadap hasil
pengawasan dari instansi terkait mengenai variabel terikat (variabel Y).
pemilihan tenaga kerja konstruksi.
Melalui wawancara terstruktur dan validasi dengan
Sebagai pencegahan permasalahan sanksi, para pakar didapatkan pengembangan dan pencegahan
pihak yang terlibat bisa menyelesaikan yang bisa diambil terhadap variabel X12, X13,
permasalahan dengan metode penyelesaian X14, dan X19 yang memiliki korelasi terbesar
sengketa seperti mediasi, arbitrase atau lainnya, terhadap variabel terikat (variabel Y). Berdasarkan
atau pembuatan kontrak dengan sanksi tertentu analisis data maka pengembangan atau pencegahan
yang disetujui oleh semua pihak, dengan paling utama yang bisa diambil adalah terhadap
pengembangan yang bisa diambil adalah variabel X13 dengan nilai korelasi terbesar.

206
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

Saran Chandra, H. (2018). Kedudukan Undang-Undang


Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran tanpa
Saran yang bisa diberikan adalah berdasarkan Tanda Tangan Presiden. Jurnal PPKn & Hukum,
perbandingan yang dilakukan terhadap masing – 13(1).
masing undang – undang tentang jasa konstruksi
(UUJK) didapatkan penambahan dan pengurangan Endah, R. W. (2011). Uji Validitas dan Reliabilitas
dari UUJK18/1999 ke UUJK2/2017, melalui hal Dalam Penelitian Epidemiologi Kedokteran Gigi.
tersebut bisa dilihat bagian mana saja yang Stomatognatic (J.K.G. Unej), 8(1), 27-34.
mengalami pengurangan sehingga bisa
dipertimbangkan perlu dimasukkan lagi untuk Ernawijaya, M. (2015). Hubungan antara
UUJK di masa kedepan atau tidak, dengan Partisipasi Anggaran dengan Senjangan Anggaran
penambahan yang telah dilakukan terhadap UUJK dalam Menciptakan Akurasi Anggaran pada PT
bisa direvisi lagi menjadi bentuk yang lebih baik, PINAGO Utama Kebun Sereka Kecamatan Babat
dan tentunya bisa dilakukan lagi penambahan Toman Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal
terhadap UUJK bila ada hal lain yang telah Akuntansi Politeknik Sekayu (ACSY), 3(1).
dipertimbangkan.
Fanani, I., Djati, S., Panja, & Silvanita, K. (2018).
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen
Dalam menjalankan kegiatan jasa konstruksi perlu
Organisasi terhadap Organizational Citizenship
berhati – hati dalam menangani variabel – variabel
Behavior (OCB) (Studi Kasus RSU UKI).
yang disebutkan di atas, yaitu mengenai kegagalan
Fundamental Management Journal, 1(S)(1).
bangunan, penilai ahli, tenaga kerja konstruksi,
dan sanksi dalam sengketa jasa konstruksi, Ghasemi, A., & Zahediasl S. (2012). Normality
dikarenakan berdasarkan analisis yang telah Test for Statistical Analyisis: A Guide for Non
dilakukan, keempat variabel inilah yang menurut Statisticians. International Journal of
responden belum mampu diatur dengan baik di Endocrinology Metabolism, 10(2).
dalam undang- undang tentang jasa konstruksi
yang berlaku saat ini. Hasan, M. T. (2011). Islam dalam Persepktif Socio
Cultural, 2005, dalam Prof. Dr. H. Juhaya S.
Undang – undang tentang jasa konstruksi masih Praja, M. A, Teori Hukum dan Aplikasinya.
bisa dilakukan pengembangan, terutama ketetapan Bandung: Pustaka Setia.
mengenai kegagalan bangunan, penilai ahli, tenaga
kerja konstruksi, dan sanksi. Untuk penelitian yang Haslinda & Jamaluddin, M. (2016). Pengaruh
memiliki topik yang serupa dengan penelitian ini, Perencanaan Anggaran dan Evaluasi Anggaran
bisa menggunakan metode – metode lain yang terhadap Kinerja Organisasi dengan Standar Biaya
tidak digunakan dalam penelitian ini, tergantung sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah
jenis data yang dimiliki berupa nominal, ordinal, Daerah Kabupaten Wajo. Jurnal Ilmiah Akuntansi
atau interval. Penelitian di masa depan bisa Peradaban, 2(1).
menggunakan software pengolah data statistik lain
selain IBM SPSS Statistics 23. Kristanto, A. (2016). Analisis Faktor
Penyimpangan pada Kontrak Konstruksi Oleh
Ucapan terima kasih Pengguna Jasa, Thesis, Indonesia: Universitas
Tarumanagara.
Ucapan terima kasih diberikan kepada editor dan
reviewer yang telah menelaah dan mereview Jurnal Liyanto, S. (2017). Analisis Potensi Masalah yang
“Analisis Undang Undang Tentang Jasa Konstruksi Menghambat Penerapan Keberlanjutan Konstruksi
Indonesia Terhadap Pengguna Dan Penyedia Jasa pada Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Konstruksi”. Penulis juga berterima kasih kepada (UUJK Nomor 2 Tahun 2017), Thesis, Indonesia:
para responden dan pakar atas kesediaannya dalam Universitas Tarumanagara.
membantu penelitian ini terselesaikan, seluruh
pihak program Pasca Sarjana Manajemen Mahlangu, B. P., & Kruger, L. P. (2015). The
Konstruksi Universitas Tarumanagara, dan rekan- Impact of the Maintenance System: a Case Study
rekan penulis yang terus memberi dukungan. of the Petrosa GTL Refinery. South African
Journal of Industrial Engineering, 26(3).
Daftar Pustaka
Maryuliana, M., Subroto, I. M. I., & Haviana, S. F.
Ariadi, R. (2017). Sandingan Analisis Kegagalan C. (2016). Sistem Informasi Angket Pengukuran
Bangunan (UUJK Nomor 18 Tahun 1999 dan Skala Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan
UUJK Nomor 2 Tahun 2017), Thesis, Indonesia: sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan di
Universitas Tarumanagara. Sekolah Menengah Atas Menggunakan Skala

207
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208
Andi Bayu Putra, Hendrik Sulistio
Analisis Undang Undang …

Likert. Jurnal Transistor Elektro dan Informatika Principal Compenent Analysis dan Metode
(TRANSISTOR EI), 1(2), 1-12. Stepwise. UNNES Journal of Mathematics, 6(1).

Nugroho, S. B., Nugroho, D., & Kustanto. (2014). Ridha, N. (2017). Proses Penelitian, Masalah,
Korelasi Antara Prestasi Akademik Dengan Variabel dan Paradigma Penelitian. Jurnal
Tingkat Kemampuan TIK Pada Sekolah Dasar Hikmah, 14(1).
Negeri 3 Malangjiwan. Jurnal TIKomSiN, 2(2).
Ridwan. (2016). Hukum dan Perubahan Sosial:
Nurudin, M., Mara, N. M., & Kusnandar, D. (Perdebatan Dua Kutub antara Hukum sebagai
(2014). Ukuran Sampel, dan Distribusi Sampling Social Control dan Hukum sebagai Social
dari Beberapa Variabel Random Kontinu. Engineering). Jurisprudence, 6(2).
Pontianak L Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan
Terapannya (Bimaster), 3(1). Soerjono, S. (1981). Fungsi hukum dan perubahan
sosial. Bandung: Alumni.
Pemerintahan Negara Republik Indonesia. (1999).
Undang – Undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Supriyadi, E., Mariani, S., & Sugiman. (2017).
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Retrived Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS)
April 10 2018, from https://bppk.kemenkeu.go dan Principal Component Regression (PCR) Untuk
.id/images/peraturan/7.%20UU18-1999.pdf Mengatasi Multikolinearitas pada Model Regresi
Linier Berganda. UNNES Journal of Mathematics,
Pemerintahan Negara Republik Indonesia. (2011). 6(2).
Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan. Triarman, C., & Sekarsari, J. (2018). Analisis
Retrived April 10 2018, from https://kelembagaan. Faktor Penyebab Keterlambatan Waktu pada
ristekdikti .go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU- Pekerjan Struktur Atas Proyek Konstruksi. Jurnal
12-Tahun-2011.pdf Penelitian Karya Ilmiah Lembaga Penelitian
Universitas Trisakti, 3(2).
Pemerintahan Negara Republik Indonesia. (2017).
Undang – Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Uyanik, G. K., & Guler, N. (2013, Desember). A
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Retrived Study on Multiple Regression Analysis. Paper
April 10 2018, from http://www.lkpp.go.id/v3/files Presented at 4th International Conference on New
/attachments/5_shOZLkcQtAWWUCHVmDOnNv Horizon Education, Sakarya, Turkey.
htzMvlPLyp.pdf
Widjaja, F. N., & Sandjaja, S., S. (2013). Uji
Pratomo, D. S., & Astuti, E. Z. (2015). Analisis Validitas dan Reliabilitas Index of Teaching Stress
Regresi dan Korelasi antara Pengunjung dan (ITS). Jurnal NOETIC Psychology, 3(2).
Pembeli terhadap Nominal Pembelian di
Indomaret Kedungmundu Semarang dengan Widodo, R. S. (2015). Analisis Pelanggaran
Metode Kuadrat Kecil. CyberKU Journal. Kewajiban Pengguna Jasa berdasarkan Kontrak
FIDIC dan AS 4000 - 1997 pada Proyek Gedung
Pujilestari, S., Dwidayati, N., & Sugiman. (2017). Bertingkat Tinggi di Jakarta, Thesis, Indonesia:
Pemilihan Model Regresi Linier Berganda Terbaik Universitas Tarumanagara.
pada Kasus Multikolinearitas berdasarkan Metode

208
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 25, No. 2, 2019, 199-208

You might also like