Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Photon Vol. 8 No.

1, Oktober 2017

MENSTRUAL PERIOD ANALISIS OF WOMEN PLWHA WITH ANTI RETROVIRAL


THERAPY (ART) IN NGO LANCANG KUNING PEKANBARU CITY

Dona Martilova, Husna Farianti Amran


Program Studi D-III Kebidanan STIKes Payung Negeri Pekanbaru
e-mail: dhonalova@gmail.com

ABSTRACT
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) is caused by Human Immunodeficiency Virus (HIV), including
infectious diseases that cause weakness of the immune system. Riau province on the 11st grade of most cases of AIDS
that is 1104 cases and 53% occur in women. Treatment that can be done is to use antiretroviral therapy (ART). ARV
drugs do not kill the virus but can slow the growth of the virus. The use of antiretroviral drugs can cause side effects
in some women the use of antiretroviral drugs causes menstrual disorders such as prolonged bleeding, menstrual
bleeding time, faster menstrual periods, longer menstrual intervals, and, periods sometimes do not occur.The research
type is quantitative with cross sectional approach. The study was conducted from May to December 2017. The study
population was all women living with HIV / AIDS under the guidance of NGO Lancang Kuning Pekanbaru which
amounted to 96 people with a sample of 53 people taken with Simple Random Sampling technique (simple random),
Instrument data collection is a questionnaire in the form of a list question and checklist list. Data were analyzed by
Univariate to know the frequency distribution of respondent, and Bivariate (chi-square) to know the relation between
variables. The results showed that menstrual cycle disorders in HIV-positive women were associated with age (P
value 0.001), duration of use of antiretroviral therapy (P value 0.004), nutritional status of women living with HIV (P
value 0,003) and environmental factor (P value 0,000). It is recommended that women living with HIV / AIDS can
take Anti retroviral medication regularly and maintain their nutritional status in good condition and it is expected
that the environment can provide support to PLHIV women

Keyword: Haid Period, Women (PLWHA) , Antiretroviral (ARV)

1. PENDAHULUAN Penanganan yang dapat dilakukan terhadap


Acquired Immunodeficiency Syndrome infeksi HIV adalah dengan menggunakan terapi
(AIDS) disebabkan oleh Human antiretroviral (ART). Obat ARV tidak
Immunodeficiency Virus (HIV), termasuk membunuh virus akan tetapi ARV dapat
penyakit infeksi yang mengancam jiwa karena memperlambat pertumbuhan virus. Penanganan
mengakibatkan kelemahan sistem imun. nasional antiretroviral (ART) diterbitkan oleh
Nasronudin. (2007). Departemen Kesehatan RI sebagai standar
United Nations Programme on HIV/AIDS penatalaksanaan ART di Indonesia. (Spiritia.
(UNAIDS) pada tahun 2013 melaporkan secara 2014)
global hingga tahun 2012 tercatat sekitar 35,3 juta Penggunaan ARV dapat menimbulkan efek
orang di dunia menderita HIV. Dengan angka samping diantaranya kelelahan, anemia, masalah
kematian akibat AIDS sebanyak 1,6 juta orang. pencernaan, masalah kulit dan masalah tulang.
UNAIDS. (2013). Pada beberapa perempuan penggunaan ARV
Provinsi Riau berada pada urutan ke-11 dapat menyebabkan gangguan haid seperti
seluruh Indonesia, dengan jumlah kasus AIDS perdarahan yang berlangsung lebih lama,
sebanyak 1.104 kasus per September 2014. Data perdarahan waktu tidak haid, masa haid yang
KPA Povinsi Riau dari 12 kabupaten kota lebih cepat, interval haid yang lebih lama, dan,
Pekanbaru berada diurutan pertama. Temuan haid kadang kala tidak terjadi. (Noviana, 2013)
kasus HIV yaitu 295 kasus (47%) pada laki-laki Dikota Pekanbaru terdapat 8 Lembaga
dan 333 kasus (53%) pada perempuan. Sementara Swadaya Masyarakat (LSM) yang yang bergerak
kasus AIDS terdapat perbedaan yang mencolok dalam bidang kemasyarakatan kususnya
yaitu 160 kasus (26%) pada laki-laki dan 454 HIV/AIDS (ODHA). Dari 8 LSM tersebut yang
kasus (74%) perempuan. Kondisi ini langung berinteraksi dengan ODHA adalah
menggambarkan bahwa jumlah kasus HIV pada Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) Lancang
perempuan semakin meningkat. kuning.

FMIPA-UMRI 147
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu Usia


peneliti tertarik untuk mengangkat judul Reproduksi (20-35 29 54,7
“Analisa Siklus Haid Pada Wanita ODHA tahun) 24 45,3
Dengan Terapi Antiretroviral (ART) Di Bukan usia
Reproduksi
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (<20 tahun atau > 35
Lancang Kuning Kota Pekanbaru” tahun)
Jangka Waktu
2. METODOLOGI PENELITIAN Penggunaan ART 25 47,2
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan >2 tahun 28 52,8
pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan < 2 tahun
pada Mei sampai Desember 2017. Populasi Status Gizi
IMT Normal 32 60,4
penelitian adalah seluruh ODHA wanita yang
IMT tidak normal 21 52,8
berada dibawah pembinaan LSM Lancang Lingkungan ODHA
Kuning Pekanbaru yang berjumlah 96 orang. Medukung 24 45,3
Dengan sampel berjumlah 53 orang diambil Tidak Mendukung 29 54,7
dengan teknik Simple Random Sampling (acak Riwayat Keturunan
sederhana). Instrument penelitian adalah Ya 55 55
kuesioner berupa daftar pertanyaan untuk Tidak 45 45
Siklus Haid
mengetahui variabel dukungan lingkungan dan
Teratus 27 50,9
daftar checklist untuk mengetahui usia, dan lama Tidak Teratur 26 49,1
penggunaan ARV serta pengukuran berat badan
dan tinggi badan untuk mengetahui indeks massa Berdasarkan hasil analisis univariate
tubuh (IMT). diketahui bahwa mayoritas wanita ODHA berada
Analisa Data yang digunakan adalah analisa pada usia reproduksi (20-35 tahun) yaitu 29 orang
Univariate untuk mengetahui distribusi frekuensi (54,7%), telah menggunakan ART < 2 tahun
responden, analisa Bivariate (chi-square) untuk yaitu 28 orang (52,8%), memiliki status gizi baik
mengetahui hubungan antar variabel. (IMT normal) yaitu 32 orang (60,4%), dan wanita
ODHA tidak mendapatkan dukungan dari
3. HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan yaitu 29 orang (54,7%).
Hasil Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui
1. Analisis Univariate bahwa mayoritas wanita ODHA dengan terapi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi antiretroviral di LSM Lancang Kuning
Karakteristik Responden di LSM Lancang Pekanbaru memiliki siklus haid teratur yaitu 27
Kuning Pekanbaru tahun 2017 orang (50,9%)
Kategori Jumlah %

2. Analisis Bivariate
a. Hubungan Usia Reproduksi dengan Siklus Haid Wanita ODHA
Tabel 2 Hubungan Usia dengan Siklus Haid Wanita ODHA
Siklus Haid
Tidak Total P Value OR (95%CI)
Teratur
Teratur
Usia Reproduksi 8 (27,6%) 5 (72,4%) 29 (100%)
9.975 (2.779 -
Usia Reproduksi Bukan Usia 0.001
19 (79.2%) 21 (20.8%) 24 (100%) 35.809)
reproduks
53
Total 27 (50.9%) 26 (49.1)
(100%)
Sumber: Analisis data Primer, 2017

148 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

Dari tabel diketahui terdapat hubungan yang H0 ditolak, untuk melihat perbedaan tersebut
signifikan antara usia reproduksi dan siklus haid maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil uji
wanita ODHA dengan P value sebesar 0,001 (P < Tukey menunjukkan bahwa nilai kadar
0,05). OR (Odds Ratio) 9.975 dan dengan CI airmasing-masing perlakuan berbeda nyata
(Confidence Interval) 95% antara 2.779 sampai kecuali untuk perlakuan A28 dan C28.
35.809. Hasil penelitian ini menunjukkan wanita Kadar abu dari sampel pakan ikan fermentasi
ODHA yang berada pada usia reproduksi sehat dianalisis menggunakan metode gravimetri. Hasil
mengalami siklus haid lebih teratur 9.7 kali analisis kadar abu sampel pakan ikan fermentasi
dibandingkan wanita ODHA yang bukan pada dapat dilihat pada tabel 3.
usia reproduksi sehat.
nyata terhadap nilai kadar air, Fhitung> Ftabel
(lampiran 4) pada taraf kepercayaan 95% maka

b. Hubungan Penggunaan ART dengan Siklus Haid Wanita ODHA


Tabel 3 Hubungan Penggunaan ART dengan Siklus Haid Wanita ODHA
Siklus Haid
Tidak Total P Value OR (95%CI)
Teratur
Teratur
7 18
> 2 tahun 25 (100%)
(28 %) (72 %) 6.429 (1.941 –
Penggunaan ART 0.004
21.294)
20 8
< 2 tahun 28 (100%)
(71.4%) (28.6%)
53
Total 27 (50.9%) 26 (49.1%)
(100%)
Sumber: Analisis data Primer, 2017

Dari tabel diketahui bahwa terdapat antara 1.941 sampai 21.294. Hal ini menunjukkan
hubungan yang signifikan antara penggunaan wanita ODHA yang menggunakan ART > 2
ART dan siklus haid wanita ODHA dengan P tahun mengalami siklus haid lebih teratur 6.4 kali
value sebesar 0,004 (P < 0,05). OR (Odds Ratio) dibandingkan yang menggunakan ART <2 tahun.
6.429 dan dengan CI (Confidence Interval) 95%

c. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Haid Wanita ODHA


Tabel 4 Hubungan Status Gizi dengan Siklus Haid Wanita ODHA
Siklus Haid
OR
Tidak Total P Value
Teratur (95%CI)
Teratur
22 10 32
IMT Normal
(68.8%) (31.2%) (100%) 7.040 (2.013
Status Gizi 0.003
IMT Tidak 5 16 21 – 24.618)
Normal (23.8%) (76.2% (100%)
27 26 53
Total
(50.9%) (49.1%) (100%)
Sumber: Analisis data Primer, 2017

Dari tabel diketahui bahwa terdapat dengan CI (Confidence Interval) 95% antara
hubungan yang signifikan antara status gizi dan 2.013 sampai 24.618. Hal ini menunjukkan
siklus haid wanita ODHA dengan P value sebesar wanita ODHA dengan IMT Normal mengalami
0,003 (P < 0,05). OR (Odds Ratio) 7.040 dan

FMIPA-UMRI 149
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

siklus haid lebih teratur 7 kali dibandingkan


wanita ODHA dengan IMT tidak normal.

d. Hubungan Faktor Lingkungan dengan Siklus Haid Wanita ODHA


Tabel 5 Hubungan Status Gizi dengan Siklus Haid Wanita ODHA
Siklus Haid
OR
Tidak Total P Value
Teratur (95%CI)
Teratur
Tidak 23
6 (20.7%) 29 (100%) 19.167
Faktor Didukung (79.3%)
0.000 (4.727 –
Lingkungan Mendapat 20
4 (16.7%) 24 (100%) 77.716)
Dukungan (83.3%)
27 26 53
Total
(50.9%) (49.1%) (100%)
Sumber: Analisis data Primer, 2017

Dari tabel diketahui bahwa terdapat secara langsung mempengaruhi siklus haid
hubungan yang signifikan antara factor wanita.
lingkungan dan siklus haid wanita ODHA dengan Wanita HIV-positif dapat mengalami
P value sebesar 0,000 (P < 0,05). OR (Odds permasalahan haid, akan tetapi kelainan haid
Ratio) 19.167 dan dengan CI (Confidence yang dialami bukan merupakan gangguan haid
Interval) 95% antara 4.727 sampai 77.716. Hal yang berat. Wanita HIV-poitif dapat mengalami
ini menunjukkan wanita ODHA dengan factor ketidakteraturan haid yang ringan. Namun para
lingkungan yang mendapat dukungan mengalami peneliti juga menemukan bahwa gangguan haid
siklus haid lebih teratur 19 kali dibandingkan tersebut dapat juga dialami oleh wanita HIV-
yang tidak mendapat dukungan. negatif yang sama secara demografis. Wanita
HIV-positif tidak berisiko lebih tinggi terhadap
Pembahasan masalah haid yang berat. Bahkan para peneliti ini
a. Hubungan Usia dengan Siklus Haid menambahkan bahwa wanita HIV-postif yang
Wanita ODHA dapat merasa tenang dan nyamankan dengan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kondisi mereka tidak akan menimbulkan
terdapat hubungan yang signifikan antara usia gangguan yang berat dalam siklus haid mereka
reproduksi dan siklus haid wanita ODHA dengan sampai penyakit HIV itu menjadi lebih lanjut.
P value sebesar 0,001 (P < 0,05). Hasil penelitian Akan tetapi, usia wanita semakin tua akan
menunjukkan wanita ODHA yang berada pada mempengaruhi siklus haid mereka dan akan
usia reproduksi mengalami siklus haid lebih terjadi perubahan pada siklus haid mereka.
teratur 9.7 kali dibandingkan wanita ODHA yang Penelitian membuktikan wanita yang berusia
bukan pada usia reproduksi. rata-rata 35 tahun. Hasilnya mungkin berbeda
Pada usia reproduksi terjadi keseimbangan dengan perempuan yang lebih lanjut usianya.
hormonal pada wanita yang akan mempengaruhi Tentunya infeksi HIV dan ART mungkin
siklus haid. Dimana siklus haid berhubungan mempunyai dampak yang berbeda pada masalah
dengan teori hipotalamus-hipofise. Haid adalah haid mereka ketika mendekati masa mati haid.
perdarahan periodik dan siklik dari uterus yang (Santoro N, 2005)
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara ODHA yang berada pada usia remaja juga
berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium akan mengalami ketidakteraturan menstruasi,
uterus. (Bobak, 2006) dimana siklusnya dapat maju ataupun mundur
Seiring dengan pertambahan usia maka akan beberapa hari. Hal ini karena menstruasi juga
terjadi perubahan pada hormonal wanita yang dipengaruhi dengan kondisi fisik remaja. Dimana

150 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

hormon-hormon seksual belum stabil, semakin maka secara keseluruhan kesehatan perempuan
dewasa siklus menstruasi remaja putri ODHA akan semakin membaik. Kelainan siklus
semakinteratur walaupun bisa maju atau mundur haid sangat berkaitan dengan jumlah CD4.
beberapa hari, karena faktor kecemasandan Massad, et all 2006 berpendapat bahwa
kelelahan. (Aden, 2010 dalam Kolin & Indrawati, perempuan yang sudah dalam kondisi sakit berat
2013). (dengan jumlah CD4 yang lebih rendah) mungkin
b. Hubungan Waktu Penggunaan ARV berisiko lebih tinggi untuk mengalami kelainan
dengan Siklus Haid Wanita ODHA pada siklus haid. Penggunaan ART sebagai upaya
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengobatan tidak memiliki dampak langsung
terdapat hubungan yang signifikan antara pada siklus haid. Perempuan HIV-positif dengan
penggunaan ART dan siklus haid wanita ODHA CD4 di bawah 200 dilaporkan lebih banyak
dengan P value sebesar 0,004 Hasil penelitian ini masalah haid dibandingkan mereka dengan CD4
menunjukkan wanita ODHA yang menggunakan di antara 200 sampai 500. Penggunaan ART juga
ART > 2 tahun mengalami siklus haid lebih tidak dikaitkan langsung dengan kelainan haid
teratur 6.4 kali dibandingkan wanita ODHA yang tertentu. Akan tetapi peggunaan golongan obat
menggunakan ART < 2 tahun. ART yang berbeda dapat berdampak pada
Penanganan yang dapat dilakukan terhadap kelainan haid, perempuan ODHA yang
infeksi HIV adalah dengan menggunakan terapi menggunakan protease inhibitor dapat
antiretroviral (ART). Terapi Antiretroviral mengalami perdarahan yang lebih berat selama
(ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan Haid. (Massad, 2206)
beberapa obat antiretroviral (ARV). ARV tidak Dalam penelitian yang diterbitkan dalam
membunuh virus akan tetapi ARV dapat Journal J Womens Health (2006) menjelaskan
memperlambat pertumbuhan virus. (Spiritia. kejadian kelainan haid adalah <20%. serostatus
2014). HIV tidak berhubungan dengan gangguan
Obat antiretroviral (ART) merupakan menstruasi umum. Pada wanita HIV-seropositif
pengobatan HIV pada umumnya. ART dengan jumlah CD4 yang lebih tinggi akan
digunakan untuk menghambat perkembangan mengalami lebih sedikit masalah dibandingkan
HIV. Penelitian membuktikan bahwa dengan perempuan dengan jumlah CD4 <200 /
penggunaan Antiretroviral (ART) telah banyak mm3, pada perempuan dengan jumlah 200-500 /
menekan angka kematian akibat masalah terkait mm3, rasio odds ( OR) untuk amenore adalah
AIDS. Pengobatan HIV juga disertai dengan 0,55, p = 0,02, dan untuk oligomenore adalah
pemberian obat immunomodulator yang bekerja 0,54, p = 0,0003; untuk perempuan dengan
untuk meningkatkan fungsi daya tahan tubuh. jumlah> 500 / mm3, OR untuk amenore adalah
Kombinasi pengobatan antivirus dan obat 0,67, p = 0,14, dan untuk oligomenore adalah
immunomodulator diharapkan dapat memberikan 0,55, p = 0,001. serostatus HIV tidak dikaitkan
hasil yang lebih baik. HIV sangat cepat bermutasi dengan kelainan insiden.
sehingga resisten terhadap obat. Untuk c. Hubungan Status Gizi dengan Siklus
mengurangi kemungkinan tersebut umumnya Haid Wanita ODHA
obat anti HIV diberikan dalam bentuk kombinasi. Status gizi berhubungan dengan siklus haid
Obat antiretroviral (ART) yang digunakan untuk wanita ODHA. Hasil penelitian menunjukkan
menghambat perkembangan HIV adalah wanita ODHA dengan IMT Normal mengalami
golongan nukleosida dan non-nukleosida siklus haid lebih teratur 7 kali dibandingkan
inhibitor enzim reverse transcriptase (RT) dan wanita ODHA dengan IMT tidak normal.
inhibitor protease. (Santoro N, 2005) Kondisi kesehatan wanita dapat dilihat dari
Penggunaan ART dalam jangka waktu lebih status gizinya, status gizi digolongkan dalam
lama mengakibatkan penurunan pada risiko status gizi kurang, normal atau lebih. Ukuran
timbulnya kelainan haid. Hal ini kemungkinan kegemukan dapat dilihat dari ukuran berat badan
terjadi karena seiring dengan berjalannya waktu yang diukur dengan menggunakan timbangan

FMIPA-UMRI 151
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

berat badan. Kegemukan terjadi apabila berat 01 harus dikonsumsi saat lambung kosong, akan
badan seseorang melebihi berat badan ideal. tetapi beberapa obat lainnya tidak. Pegaturan diet
(Budiyanto, 2002) dapat juga digunakan untuk menguragi efek
Salah satu cara untuk mengukur kegemukan ARV-O1. Spiritia,(2014).
adalah dengan menggunakan rumus IMT (Indeks Wanita yang mengalami kekurangan maupun
Massa Tubuh) atau Body Mass Indeks (BMI) kelebihan gizi akan berdampak pada penurunan
yaitu jika nilainya lebih 27 per kg/m2. pada fungsi hipotalamus. Sehingga apabila
Pengukuran antropometri diperoleh dengan produksi FSH dan LH terganggu, maka siklus
membandingkan Berat Badan (kg) dibandingkan menstruasi juga akan terganggu. Jika
dengan kuadrat dari tinggi badan (meter). dihubungkan dengan mestruasi jumlah wanita
(Harahap.H, dkk, 2005) yang mengalami anovulasi akan meningkat
Kegemukan dapat dipengaruhi oleh pola apabila berat badan mengalami perubahan
konsumsi (WHO,2005), dan berhubungan (meningkat atau menurun) Felicia, Hutagaol.E,
dengan faktor sosial, ekonomi dan psikologi. Kundre.R (2015)
Terjadinya kegemukan juga berhubungan dengan Syndrom wasting juga dapat dikaitkan
aktivitas fisik seseorang. Umumnya orang yang dengan HIV dan diketahui berdampak pada siklus
kurang melakukan aktivitas fisik, maka haid. Penelitian yang dilakukan oleh Steven
cenderung mengalami peningkatan berat badan. Grinspoon, MD dan rekan menemukan bahwa
Kondisi ini diperburuk dengan gaya hidup dalam diantara 31 perempuan HIV-positif dengan
pemilihan jenis dan jumlah makanan yang berbagai tingkatan wasting 20% mengalami
dikonsumsi. (Rajagopalan, 2003) amenorea. Penelitian ini juga mengungkapkan
Pada penderita HIV AIDS risiko kegemukan tingkat amenorea lebih tinggi pada perempuan
jarang terjadi, hal yang sering terjadi adalah dengan berat badan dibawah 90% dari berat ideal.
penurunan berat badan yang diakibatkan (spiritia, 2014)
menurunnya fungsi dan daya tahan tubuh. d. Hubungan Lingkungan dengan Siklus
Asuhan gizi merupakan komponen penting dalam Haid Wanita ODHA
perawatan individu yang terinfeksi HIV. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Penderita HIV akan mengalami penurunan berat terdapat hubungan yang signifikan antara factor
badan dan hal ini berkaitan erat dengan kurang lingkungan dan siklus haid wanita ODHA.
gizi. Penyebab kurang gizi bersifat multifaktoral Wanita ODHA yang mendapat dukungan dari
antara lain karena kurang nafsu makan, gangguan lingkungan mengalami siklus haid lebih teratur
penyerapan sari makanan pada alat pencernaan, 19 kali dibandingkan wanita ODHA yang tidak
hilangnya cairan tubuh akibat muntah dan diare mendapat dukungan dari lingkungan.
dan gangguan metabolisme. Akibat gangguan Faktor lingkungan merupakan hal yang dapat
kesehatan umum penderita HIV cepat menurun, melatabelakangi gangguan siklus haid pada
sekitar 97% ODHA menunjukkan kehilangan wanita. Kendala dalam pengendalian penyakit
berat badan sebelum meninggal. Kehilangan HIV/AIDS salah satunya adalah stigma dan
berat badan tiak dapat dihindarkan sebagai diskriminasi dari lingkungan terhadap penderita
konsekuensi dari infeksi HIV. Jika seorang HIV/AIDS. Survey nasional menemukan bahwa
dengan infeksi HIV mempunyai status gizi yang diskriminasi pengobatan orang yang hidup
baik maka daya tahan tubuh akan tetap baik dengan HIV terus terjadi di berbagai aspek
sehingga memperlambat masuk ke tahap AIDS. kehidupan. (Brouard, 2006)
Spiritia,(2014). Bentuk stigma yang didapatkan dari
Asuhan gizi dan terapi medis juga penting lingkungan khususnya teman terkait dengan
bagi ODHA bila menggunakan terapi stress bagi penderita HIV adalah kecanggungan
antiretroviral (ARV). Makanan yang dikonsumsi dan perhatian secara berlebihan. Oleh karena itu,
mempengaruhi penyerapan ARV dan obat infeksi beberapa peneliti menyarankan untuk
oportunistik. Dan sebaliknya penggunaan ARV- merahasiakan status HIV seseorang. Stress akan

152 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

lebih meningkat apabila hal itu ditunjukkan oleh Charles, B, Jeyaseelan, L, Pandian, A. K, Sam,
dari anggota keluarga. Sengagupta (2011) A. E, Thenmozhi, M, & Jayaseelan, V.
Menurut penelitian LSM Yayasan Spiritia di (2012). Association Between Stigma,
Indonesia, menunjukkan ODHA yang mengalami Depression and Quality of Life of People
stigma, paling banyak mendapatkan stigma dari Living with HIV/AIDS (PLHA) in South
dokter 12,5% dan paling sedikit mendapatkan India- a Community Based Cross
stigma dari lingkungan. Diskriminasi dari Secctional Study. BMC Public Health.
lingkungan rumah sakit atau puskesmas (Online). Diakses tanggal 24 april 2015
mencapai 7,2%. Lembaga yang diharapkan Depkes RI. (2006). HIV/AIDS dan
memberikan perawatan dan dukungan, pada Pencegahannya. Ditjen PP&PL. Jakarta
kenyataannya masih memberikan stigma dan Felicia, Hutagaol.E, Kundre.R. E-Journal
diskriminasi. Spiritia (2014) Keperawatan Vol.3. Nomor.1 (2015)
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa Harahap, H, Widodo, S, dan Mulyati,S (2005).
buruknya efek stigma yaitu dapat menyebabkan Penggunaan berbagai cut-off Indeks
depresi berat pada penderita yang dapat Massa Tubuh Sebagai indikator obesitas
menurunkan kualitas hidupnya hingga 2.7 kali terkait penyakit degeneratif di Indonesia,
lebih rendah dan akan menjadi lebih sulit untuk Gizi Indonesia
sembuh bahkan menjadi lebih rentan terhadap Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi
serangan penyakit lainnya dan didukung pula Remaja dan Wanita. Jakarta; Penerbit
imunitas yang berkurang drastis akibat HIV Salemba Medika
(Charles et al, 2012). Kemenkes. RI. (2013). Laporan Situasi Dan
Stess yang meningkat akibat kurangnya Perkembangan HIV AIDS Di Indonesia
dukungan dari lingkungan atau stigma negatif Tahun 2013. Ditjen PP&PL. Jakarta
yang didapat oleh ODHA akan berdampak pada Kolin, Karina & Tatik
siklus haid ODHA. (Hawari dalam Saryono, Indrawati.(2013).Hubungan Tingkat
2011). Stress dengan Gangguan Menstruasi
Gejala- gejala stress pada diri seseorang Pada Remaja Mahasiswa Akbid Abdi
seringkali tidak disadari karena perjalanan awal Husada Semarang Semester II Tingkat I
tahapan stress timbul secara lambat. Dan baru Tahun 2013. Diperoleh tanggal 10-11-
dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut 2016 dari
dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari- http://webcache.googleusercontent.com/s
hari baik dirumah, di tempat kerja ataupun di earch?q=cache:r29OSVkvugkJ:jurnal.abd
pergaulan lingkungan sosialnya (Kusmiran, ihusada.ac.id/index.php/jurabdi/article/do
2011). wnload/35/35+&cd=1&hl=id&ct=clnk&c
lient=firefox-b
4. KESIMPULAN Laporan Upaya Penanggulangan HIV&AIDS Di
Kesimpulan, siklus Haid Wanita ODHA Kota Pekanbaru Tahun 2014. Komisi
berhubungan dengan Usia, Lama Penggunaan Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru
ART, Status Gizi dan Lingkungan. Lapau Buchari, (2013). Metode Penelitian
Kesehatan. Buku Obor. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Massad LS, Evans CL, Minkoff H, et al. Effects
Bobak, M.Irene. et.al (2006). Buku Ajar of HIV infection and its treatment on self-
Keperawatan Maternitas. Edisi. Alih reported menstrual abnormalities in
Bahasa: Maria A. Wijayarini.Jakarta. women. Journal of Women's Health 2006
EGC Jun;15(5):591-8.)
Budiayanto (2002). Obesitas dan Perkembangan Noviana, N. 2013. Kesehatan Reproduksi dan
Anak, Jakarta; Grafindo Perkasa HIV/AIDS. Jakarta ; CV Trans Info Media

FMIPA-UMRI 153
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

Nasronudin. (2007). HIV&AIDS Pendekatan Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar


Biologi Molekuler, Klinis Dan Sosial. metodologi penelitian klinis. Jakarta:
Airlangga University Press. Surabaya Sagung Seto; 2008.
Pierre Brouard,(2006). Center for the Study of Satari MH, Wirakusumah FF. Konsistensi
AIDS/University of Pretoria, and penelitian dalam bidang kesehatan.
Caroline Wills, POLICY/South Africa. Bandung: Refika Aditama; 2011.
United States Agency for International Spiritia,(2014). Seri lembaran informasi
Development (USAID). (Online). Diakses HIV/AIDS. berdasarkan terbitan The
tanggal 9 Mei 2017 AIDS InfoNet. Lihat http://
Rajagopalan, S (2003), Nutrition Chlengges in www.aidsinfonet.or. Diakses tanggal 19
the next decade. Food and Nutrition mei 2017
bulletin, Vol 24, No.3, Tokyo: The United Santoro N, Arnsten JH, Buono D, et al. Impact of
Nation University street drug use, HIV infection and highly
Spiritia,(2014). Seri lembaran informasi active antiretroviral therapy on
HIV/AIDS. berdasarkan terbitan The reproductive hormones in middle-aged
AIDS InfoNet. Lihat http:// women. Journal of Women's Health 2005
www.aidsinfonet.or. Diakses tanggal 19 Dec;14(10):898-905.
mei 2017 UNAIDS. (2013). Global Report: UNAIDS
Sengupta.S, Banks.B, Jonas.D, Miles.M, report on the global AIDS epidemic
Smith.C. (2011). HIV Interventions to 2013.WHO Library Cataloguing in –
Reduce HIV/AIDS Stigma: A Systematic Publication Data.,
Review. PMC. (Online). Diakses tanggal 3 World Health Oranization, (2005), Nutrition in
Mei 2017 adolesence-issues and Challenges for the
Health sector, Geneva: WHO

154 FMIPA-UMRI

You might also like