Strategi Kebertahanan Usaha Warung Kopi Tikala Manado Suatu Tinjauan Antropologi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

HOLISTIK, Tahun XI No.

21A / Januari - Juni 2018

STRATEGI KEBERTAHANAN USAHA WARUNG KOPI TIKALA MANADO


SUATU TINJAUAN ANTROPOLOGI

Oleh :
Mahyudin Damis1

ABSTRACT

This study is intended to describe the strategy survive Tikala coffee shop manager
in order to face the competition of business an increasingly tight coffee house in the
city of Manado.
This research method using qualitative research approaches with key informants
consisting of managers, workers and customers. Data obtained from the informants
with observation and in-depth interviews. While data on the development of
business coffee house Tikala obtained with the method of the approach to history.
The results of this research show that the strategy used by the surviving coffee shop
manager Tikala using two strategies: to address production strategies on facets of
the production on the one hand, and marketing strategies for addressing the
problems of marketing itself on the other side.
The strategy of holding out is part of the overall knowledge of the coffee shop
manager Tikala looked at that side of production i.e. coffee drinks should be
maintained his trademark, good taste or aroma must be the best and stay awake
the quality as well as its traditional confectionary should also be tasty – palatable.
As for the sides of the game largely determined by the quality of the production of
the good must be precisely maintained that when promoted confidence, either
through the mass media as well as social media. By maintaining production quality
then among the visitors ever sipping coffee in coffee shops has helped promote it
through their personal social networks such as facebook, twitter, or blog-blog them
so that coffee shop Tikala persist to this day.

Keywords: Strategy, maintain, coffee house

1
Dosen Antropologi Fispol Unsrat

1
Pendahuluan Pengusaha lokal, birokrat, Polisi,
Tentara, pegawai Bank, pengacara,
Beberapa tahun terakhir ini --
pelajar/mahasiswa, wartawan,
rumah, kedai atau warung kopi di
sopir, makelar dan para pensiunan
Manado bermunculan di mana-
dari berbagai instansi. Mereka
mana, bak jamur di musim hujan.
telah menjadi pelanggan tetap di
Usaha rumah kopi di ibukota
rumah-rumah kopi di kawasan
Provinsi Sulawesi Utara dapat
Sudirman tersebut. Ada pula
ditemukan di berbagai tempat.
politisi, pejabat, pebisnis dari
Bahkan di pusat kota terdapat
Jakarta dan berbagai daerah
puluhan warung kopi dan berada
lainnya sering pula singgah
dalam satu lokasi yang dikenal
menikmati kopi, teh plus kue-kue
dengan nama “Jalan Roda” atau
tradisional di situ. Bahkan tidak
lebih populer dengan “Jarod”.
jarang pula wisatawan asing baik
Pemerintah Kota pun telah
laki-laki maupun perempuan, tua
menjadikan kawasan Jarod sebagai
muda menjadi pengunjung di
salah satu destinasi pariwisata
rumah-rumah kopi tersebut.
kuliner di kota Manado.
Keempat rumah kopi yang ada ---
Tak jauh dari kawasan Jarod
Tikala adalah rumah kopi tertua
yang letaknya berada di jalan
dan tetap bertahan, atau eksis
Walanda Maramis, ke arah Timur
sejak tahun 1967 hingga sekarang.
dan terhubung dengan jalan
Rumah Kopi Tikala dapat
Sudirman terdapat kurang lebih
dikatakan eksis atau tetap
empat rumah kopi yang berjejer
bertahan karena sejak tahun
dari arah Barat ke Timur sebelah
1960an, sudah ada empat rumah
kanan, yaitu Rumah Kopi: Tikala ,
kopi di kawasan Sudirman, dan
Klabat Straat , Hok Lae, dan Old
satu-satunya rumah kopi yang
Cafe House. Rumah-rumah
bertahan hingga sekarang
Kopi/Cafe di kawasan ini jarang
hanyalah Tikala. Adapun rumah-
sepi pengunjung. Para penikmat
rumah kopi yang ada di jalan yang
kopi atau teh menjadikan rumah
dulunya bernama jalan Klabat dan
kopi sebagai tempat kongkow dan
kini berganti nama Jalan Sudirman
melepaskan penat. Mereka berasal
diantaranya adalah Rumah Kopi
dari berbagai latar belakang suku,
“Kim Seng” (Tikala), Rumah Kopi
agama, ras dan kelas sosial.

2
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

“Liem Sian Djie” (Klabat Straat empat orang namun ada satu
belum lama dibuka kembali), orang perempuan Muslim yang
Rumah Kopi “Heng Seng Heng” dipekerjakan oleh pengelola
(Diana) kini tak ada lagi, Rumah warung kopi tersebut.
Kopi “Enam Serangkai” (Ku’ Bo, kini Rumah kopi Tikala menyaji-
tak ada lagi), dan Rumah Kopi kan citarasa kopi yang berbeda jika
“Melati” (selain pabrik kopi bubuk dibandingkan dengan citarasa kopi
dan juga buka warung kopi, kini tak di tempat lain. Selain kopi bubuk
ada lagi). buatan sendiri plus racikannya, dan
Dalam usianya yang sudah juga nyala api dari bara tempurung
setengah abad lebih, dan hingga kelapa yang senantiasa hidup
saat ini masih bertahan dan sepanjang hari hingga menghasil-
diminati atau relatif ramai kan citarasa dan aroma kopi yang
pengunjung menjadi menarik khas. Demikin pula halnya dengan
untuk diteliti. Menarik karena racikan roti bakar srikaya yang
kebertahanan Rumah Kopi Tikala di rasanya juga khas. Rumah kopi ini
tengah-tengah pertumbuhan kafe menyediakan pula kue-kue
dengan konsep restoran dan juga tradisonal Manado, misalnya kukis
pertumbuhan kafe dengan konsep (kue) Lalampa, Panada, Nasijaha,
warung kopi yang bermunculan Apang, Cucur, Lampu-lampu,
terus setiap tahunnya. Padahal Taikuda, dan Bubengka, serta
ruangan minumnya, bila dilihat dari “Tolor Stenga Manta” (Telur Ayam
dari sisi arsitekturnya maka tak ada Kampung Setengah Matang).
kesan mewah dengan embel- Penelitian ini juga menjadi
embel tema arsitektur apa pun. Tak penting dilakukan karena
ada AC, sofa atau sambungan pengelolaan Rumah Kopi Tikala
internet nirkabel (wi-fi). Yang ada dengan sistem manajemen atau
hanyalah satu buah kipas yang pengelolaan secara bergiliran
ditempelkan di dinding dan satu setiap tahun oleh ketiga
buah televisi yang kadang pula bersaudara laki-laki (Ko’ Sui, Bun
dinyalakan. Para pekerja yang dan Fang) dari sembilan
bekerja disitu pada umumnya bersaudara. Sementara saudara-
perempuan. Meskipun para saudara mereka yang lain dan
pekerja jumlahnya tiga sampai berjumlah enam orang (satu lelaki

3
dan lima perempuan) itu tidak dan menginterprestasikan ling-
mengambil giliran. Sistem kungan dan pengalamanya, serta
pengelolaan secara rolling yang menjadi landasan bagi tingkah-
telah berlangsung puluhan tahun - lakunya”.
-- sejak diamanatkan oleh orang
Selanjutnya menurut Parsudi
tua mereka, yaitu Ku’Tjiang Hie
Suparlan, kebudayaan merupakan
(Hui) pada tahun 1980-an masih
serangkaian aturan-aturan, pe-
bertahan hingga hari ini, dan tali
tunjuk-petunjuk, rencana-rencana,
persaudaraan diantara mereka
dan strategi-strategi yang terdiri
terjalin dengan baik. Kemudian
atas serangkaian model-model
daripada itu, meskipun sejak tahun
kognitif yang dipunyai oleh
1960-an di kawasan jalan Sudirman
manusia, dan digunakannya secara
ada beberapa warung kopi yang
selektif dalam menghadapi ling-
telah menghentikan usahanya,
kungannya sebagaimana terwujud
namun warung kopi Tikala masih
dalam tingkah-laku dan tindakan-
melanjutkan usaha tersebut dan
tindakannya.” (hlm. 2-18).
bahkan masih tetap eksis
(bertahan). Para pengelolah usaha Konsep kebudayaan diatas
warung kopi Tikala sudah barang dinilai relevan dengan perma-
tentu atau pasti memiliki strategi salahan penelitian ini, karena
bertahan. Untuk itu penelitian ini sebagai pengetahuan, kebudayaan
menjadi penting dilakukan. berisi-kan pula konsep-konsep,
metode-metode, resep-resep, dan
Konsep Kebudayaan
pe-tunjuk-petunjuk untuk memilah
Pendekatan teori atau konsep
(mengkategorisasi) konsep-konsep
yang dinilai relevan untuk
dan merangkai hasil pilahan untuk
digunakan guna membedah per-
dapat digunakan sebagai pe-
masalahan penelitian ini adalah,
doman dalam menginterpretasi
konsep kebudayaan menurut
dan memahami lingkungan yang
Spradley yang dipopulerkan
dihadapi. Kemudian daripada itu,
Parsudi Suparlan. Disini “Kebuda-
di dalam mewujudkan tindakan-
yaan didefinisikan sebagai kese-
tindakan untuk menghadapi serta
luruhan pengetahuan manusia
memanfaatkan lingkungan dan
sebagai makhluk sosial yang
sumber-sumber dayanya dalam
digunakannya untuk me-mahami
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

4
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

guna kelangsungan hidup. Dengan disebut budaya kerja karena


demikian, pengertian kebudayaan merupakan pedoman dan arah
tersebut diatas merupakan pe- perilaku kerja karyawan. (Chatab,
doman dalam memenuhi kebu- 2007).
tuhan-kebutuhan hidup manusia. Menurut Schein (1992),
(hlm. 4-1 alinea II & III). budaya organisasi adalah pola
Jika dikaitkan dengan perma- dasar yang diterima oleh
salahan penelitian di atas, maka organisasi untuk bertindak dan
penjelasan definisi kebudayaan memecahkan masalah, mementuk
tersebut, ia merupakan inti dari apa karyawan yang mampu berdaptasi
yang penting dalam perusahaan, dengan lingkungan dan memper-
seperti aktivitas memberi perintah satukan anggota-anggota organi-
dan larangan kepada karyawan sasi. Untuk itu harus diajarkan
atau bahkan keluarga sendiri, serta kepada anggota termasuk anggota
menggambarkan sesuatu yang yang baru sebagai suatu cara yang
dilakukan dan tidak dilakukan yang benar dalam mengkaji, berpikir
mengatur perilaku anggota. Jadi dan merasakan masalah yang
budaya dalam perusahaan me- dihadapi.
ngandung apa yang boleh dilaku- Berbicara soal usaha warung
kan atau tidak boleh dilakukan kopi di Kota Manado memang
sehingga dapat dikatakan sebagai meru-pakan sebuah bisnis yang
suatu pedoman yang dipakai untuk sangat menjanjikan sehingga
menjalankan aktivitas suatu usaha.
bermun-culan rumah-rumah kopi
Berdasarkan penjelasan di baru di berbagai tempat. Hal ini
atas naka dapat dikatakan bahwa tentu dapat mempengaruhi
peran budaya dalam sebuah pendapatan para usahawan rumah
organisasi/ perusahaan sangatlah kopi yang sudah lama ada
penting. Hal ini disebabkan karena termasuk rumah kopi Tikala.
budaya merupakan pengendali Berkaitan dengan konteks ini, maka
sosial dan pengatur jalannya kebudayaan sebagai keseluruhan
organisasi atas dasar nilai dan pengetahuan para pengusaha
keyakinan yang dianut bersama rumah kopi (Tikala), pertama
sehingga menjadi norma kerja digunakan untuk memahami
kelompok. Dan secara operasional situasi dan kondisi pasar yang
5
sedang berkembang, kemudian dipunyai oleh manusia maka tentu
menafsirkan gejala-gejala yang dapat menimbulkan, menjemba-
terjadi dalam lingku-ngannya, tani dan menjadi dorongan serta
seperti misalnya meng-geliatnya emosi yang lunak (affection) yang
bisnis rumah kopi di mana-mana. merupakan upaya dari suatu
Jika diperhadapkan dengan gejala- kelompok (pengusaha warung
gejala seperti itu maka kopi) untuk menyiasati situasi
pengalaman menjadi guru yang persaingan usaha yang semakin
paling berharga bagi usahawan ketat dan lingkungan yang
guna menghadapi persaingan dihadapi. Ini berarti kelompok
bisnis yang semakin ketat yang tersebut melakukan beberapa
dapat membawa dampak strategi.
penurunan pendapatan. Dengan Konsep Strategi
demikian bahwa adanya
Strategi, menurut Ahimsa-
seperangkat pengetahuan, kemu-
Putra (1986), merupakan pola-pola
dian adanya kemampuan me-
yang dibentuk oleh berbagai usaha
mahami gejala-gejala yang timbul,
yang direncanakan manusia untuk
serta adanya pengalaman yang
memecahkan masalah-masalah
bisa menjadi guru terbaik (baik
yang dihadapi. Strategi tersebut
pengalaman yang dialami sendiri
muncul dari hasil interpretasi
atau orang tua, dan bahkan orang
manusia dengan menggunakan
lain) maka kesemuanya itu dapat
kerangka pemikiran tertentu atas
dijadikan landasan, petunjuk atau
lingkungan atau situasi yang
pedoman bertingkah tingkah-laku
dihadapi (Ahimsa-Putra,1988).
dalam rangka mempertahankan
Strategi di sini dimaksudkan
usahanya agar tetap eksis
sebagai suatu ancang-ancang
(survival).
untuk mengalah-kan lawan atau
Untuk keperluan penelitian mencapai tujuan lain. Strategi
ini, maka untuk mereleasisasikan biasanya mengacu pada rencana
seperangkat pengetahuan dan yang menyeluruh atau berjangka
sistem ide serta serangkaian nilai-
panjang yang mencakup serang-
nilai, norma-norma, dan strategi-
kaian gerakan yang langsung
strategi yang terdiri atas serang- diarahkan untuk mencapai tujuan
kaian model-model kognitif yang yang menyeluruh (lihat Plano,

6
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

1989:235). Jika strategi muncul dari manusia dengan menggunakan


hasil interpretasi manusia dengan kerangka pemikiran tertentu maka
menggunakan kerangka pemikiran tindakan yang bersifat incremental
tertentu maka energi manusia (senantiasa meningkat) dan terus-
tersebut berupaya menumbuhkan menerus, serta dilakukan ber-
kekuatan bersaing perusahaan- dasarkan sudut pandang tentang
perusahaan atas ling-kungan, dan apa yang diharapkan oleh para
atau situasi sosial ekonomi yang pelanggan di masa depan. Dengan
sedang dihadapi. demikian, strategi hampir selalu
dimulai dari apa yang dapat terjadi
Strategi bertahan diterapkan
dan bukan dimulai dari apa yang
oleh perusahaan terkait erat
terjadi. Terjadinya kecepatan
dengan kemampuan bertahan
inovasi pasar yang baru dan
perusahaan. Kemampuan bertahan
perubahan pola konsumen
lebih di-miliki oleh industri kecil–
memerlukan kompetensi inti (core
menengah karena sifat bisnis itu
competencies). Perusahaan perlu
sendiri yang langsung di-
mencari kompe-tensi inti di dalam
manajemeni oleh para pemiliknya
bisnis yang dilakukan.
sehingga fleksibel dalam ber-
adaptasi terhadap perubahan Seperti yang diketahui bahwa
lingkungan dan mempunyai munculnya persaingan dan peru-
kecepatan secara tekad. (Susilo, bahan yang begitu cepat, seperti
2001). Industri kecil diuntung-kan misalnya dalam hal teknologi,
oleh kondisi geografis, yang kebutuhan konsumen dan siklus
membuat produk-produk industri produk yang semakin pendek
kecil memperoleh proteksi alami dalam dunia bisnis tak terkecuali
karena pasar yang dilayani usaha kecil dan menengah, meru-
terjangkau oleh inovasi produk- pakan hal yang tidak dapat di-
produk skala besar. Oleh karena itu hindari. Untuk itu setiap peru-
perkembangan industri kecil dan sahaan dituntut untuk selalu
industri rumah tangga memegang mengerti dan memahami apa yang
peranan penting dalam perkem- terjadi di pasar dan apa yang
bangan ekonomi. menjadi keinginan para konsumen,
serta berbagai perubahan yang
Oleh karena strategi
ada di lingkungan bisnisnya
merupakan hasil intrepretasi
7
sehingga mampu bersaing dengan sejauh mana kekuatan budaya
perusahaan-perusahaan lainnya. seseorang dalam menga-tasi
Dengan demikian perusahaan perkembangan kawasan. Yang
dituntut untuk memilih dan dimaksud jenis kebertahanan disini
menetapkan strategi tepat yang yaitu bagaimana seseorang atau
dapat digunakan untuk meng- kelompok usaha dapat mem-
hadapi persaingan guna mem- pertahankan aktivitas budaya atau
pertahankan eksistensinya. kebiasaan sehari-harinya terutama
pada proses produksi, dan
Konsep Kebertahanan
menjalin hubungan dengan orang
Kebertahanan dalam bahasa
lain, yaitu termasuk para karyawan
Inggrisnya disebut dengan resi-
dan para pelanggan.
lience. Istilah Resilience pertama
Strategi bertahan diterapkan
kali digunakan dalam ilmu fisika
oleh perusahaan terkait erat
untuk menunjukkan perilaku (gaya)
dengan kemampuan bertahan
pegas atau daya kenyal, namun
perusahaan. Kemampuan bertahan
pada era 1970-an. Kebertahanan
lebih di-miliki oleh industri kecil–
(resilience) diadopsi oleh masya-
menengah karena sifat bisnis itu
rakat untuk menggambarkan
sendiri yang langsung di
fenonena yang agak berbeda.
manajemeni oleh para pemiliknya
Kebertahanan menurut Muller
sehingga fleksibel dalam
(2007) adalah kemampuan sistem,
beradaptasi terhadap peru-bahan
komunitas atau masyarakat
lingkungan dan mempunyai
terkena terhadap bahaya untuk
kecepatan secara tekad.
menahan, menyerap, mengakomo-
dasi dan memulihkan dari efek Industri kecil diuntungkan
bahaya secara tepat waktu dan oleh kondisi geografis, yang
cara efisien, termasuk melalui cara membuat produk-produk industri
pelestarian dan pemulihan yang kecil memperoleh proteksi alami
penting dasar struktur dan fungsi. karena pasar yang dilayani
terjangkau oleh inovasi produk-
Clauss Ehler (2004) dalam
produk skala besar. Oleh karena itu
Caroline (2008) menyajikan
perkembangan industri kecil dan
kebertahanan budaya sebagai
industri rumah tangga memegang
istilah yang meng-gambarkan

8
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

peranan penting dalam sebelum aktifitas bersama itu


perkembangan ekonomi. sendiri terwujud. (Ahimsa-Putra,
2003). Dasar-dasar sosial dalam
Berbicara mengenai per-
aktifitas bersama itu adalah
tukaran sebenarnya tidak hanya
pertukaran sosial, baik berupa
me-nyangkut persoalan manusia
barang, tenaga ataupun jasa.
memenuhi kebutuhan hidupnya,
akan tetapi juga masalah Untuk itu setiap perusahaan
membangun kerjasama. Artinya dituntut untuk selalu mengerti dan
selain bersentuhan dengan memahami apa yang terjadi di
masalah ekonomi juga menyang- pasar dan apa yang menjadi
kut pembentukan hubungan keinginan para konsumen, serta
kerjasama yang mengikat, khusus- berbagai perubahan yang ada di
nya antar pelaku yang terlibat lingkungan bisnisnya sehingga
dalam usaha ekonomi. Hal ini mampu bersaing dengan peru-
disebabkan hubungan sosial sahaan-perusahaan lainnya.
merupakan aspek penting dalam Dengan demikian perusahaan
melaksanakan usaha ekonomi. dituntut untuk memilih dan mene-
Dikatakan penting karena berhu- tapkan strategi tepat yang dapat
bungan dengan pihak yang secara digunakan untuk menghadapi
langsung maupun tidak langsung persaingan guna mempertahankan
mendukung kelancaran usaha eksistensinya.
ekonomi, sebagaimana dikemu- Sebagaimana Abidin (2007)
kakan oleh Ahimsa-Putra, (2003)
dalam Rickho (2009) yang
bahwa, dalam setiap usaha mendefinisikan eksistensi adalah
individu untuk memperoleh proses yang dinamis, suatu
sumberdaya tertentu, membangun “menjadi” atau “mengada”. Ini
jaringan hubungan memainkan sesuai dengan asal kata eksistensi
peranan yang sangat penting. Di itu sendiri, yakni existere yang
dalam hubungan ini terjalin artinya keluar dari, “melampaui”
kerjasama masingmasing pihak atau “mengatasi”. Jadi eksistensi
yang mempunyai kepentingan
tidak bersifat kaku dan terhenti,
tertentu. Kerjasama ini tidak bisa
melainkan lentur atau kenyal dan
muncul begitu saja. Dasar-dasar mengalami perkem-bangan atau
sosial lain sebenarnya sudah jauh sebaliknya kemunduran, ter-
9
gantung pada kemam-puan dalam nya yaitu faktor produksi meliputi
mengaktualisasikan potensi- bahan baku, tenaga kerja dan
potensinya. modal, faktor distribusi meliputi
lokasi dan aksesibilitas, faktor
Lebih jelas lagi Graham (2005)
permintaan dan penawaran, faktor
dalam Rickho (2009) menam-
pemasaran dan faktor kebijakan
bahkan bahwa eksistensi meru-
pemerintah. (Rickho, 2009).
pakan istilah yang diturunkan dari
Dengan demikian, untuk meme-
kosakata Latin “existere” yang
nangkan persaingan pada bisnis
berarti lebih menonjol daripada
kafe maka perusahan harus
(stand out), muncul, atau menjadi.
mampu manawarkan hasil produk-
Eksistensi dengan demikian berarti
nya yang mempunyai keunggulan
kemunculan, sebuah proses men-
bersaing yang terus berlanjut dari
jadi ada, atau menjadi, daripada
waktu ke waktu. Keunggulan
berarti kondisi mengada (state of
bersaing yang ditawarkan kepada
being). Berdasarkan dua defenisi di
pasar dapat diwujudkan jika
atas tentang eksistensi, maka
perusahaan dapat memahami nilai
dapat disimpulkan bahwa eksis-
pelanggan (customer value) yang
tensi adalah proses gerak untuk
dibutuhkan pelanggan sehingga
menjadi ada, dan kemudian
pelanggan tidak beralih pada
melakukan suatu hal untuk tetap
pesaing lainnya. Ini disebabkan
menjadi ada. Sedangkan dalam
karena perusahaan menyadari
bidang ekonomi sendiri khususnya
betapa sentralnya peranan pelang-
industri, eksistensi dapat didefi-
gan dalam upaya pencapaian
nisikan sebagai aktifitas industri
tujuan perusahaan tersebut,
yang dimaksudkan pada suatu
sehingga perusahaan tersebut
keadaan dimana perkembangan-
akan selalu tetap eksis di tengah-
nya yang relatif meningkat.
tengah masyarakat luas.
Adapun yang dimaksud penulis
dengan eksistensi di sini yaitu Dalam antropologi ekonomi
eksistensi usaha Rumah Kopi Tikala mencakup (1) bagaimana faktor-
di Kota Manado. faktor non ekonomi dan ekonomi
berperan dalam kegiatan ekonomi
Eksistensi industri itu sendiri
(2) sistem kekerabatan berperan
memiliki beberapa indikator atau
dalam kegiatan ekonomi yang
faktor-faktor yang mempengaruhi-

10
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

tidak dilihat (3) pranata-pranata berusaha menarik lebih banyak


sosial yang sering kali terkait di pelanggan demi kelangsungan
dalamnya. usahanya. Dalam era persaingan
bebas tentu tidak ada satupun
Pembahasan
yang aman tanpa persaingan.
Setiap perusahaan sudah
Dalam menangani masalah
pasti pengelolanya ingin usahanya
yang kini mereka sedang hadapi,
tetap bertahan termasuk usaha
tentu setiap pengusaha atau
Warung Kopi Tikala yang ada di
pengelola suatu usaha memiliki
jalan Sudirman Kota Manado.
cara yang berbeda untuk
Semua pengusaha warung kopi
mengatasi setiap permasalahan
yang ada di ibukota Provinsi
yang timbul di hadapannya. Dalam
Sulawesi Utara tentu berusaha
dunia usaha pada umumnya, ketika
mempertahankan kelangsungan
ada masalah yang muncul
usaha mereka di tengah maraknya
tentunya akan diatasi dengan
bisnis warung kopi di daerah ini.
menggunakan dua strategi, yaitu:
Selain banyak-nya usaha yang
Pertama, strategi produksi untuk
sama bermunculan di kota yang
mengatasi permasalahan pada segi
berpenduduk majemuk ini, dan
produksi pada satu sisi, dan
juga bahkan telah bermunculan di
menggunakan strategi pemasaran
kawasan jalan Sudirman dan
untuk me-ngatasi permasalahan
sekitarnya di mana warung kopi
pemasaran itu sendiri pada sisi
Tikala berada.
yang lain.
Kondisi persaingan yang
Dengan demikian, kese-
sangat ketat telah membuat
luruhan pengetahuan pengelola
pengelola Warung Kopi Tikala
warung kopi Tikala memandang
yang dapat dikatakan telah mapan
bahwa sisi produksi yaitu minuman
di kelasnya ini, kini diperhadapkan
kopi harus tetap terjaga ciri
dengan kendala-kendala yang
khasnya, baik cita rasa maupun
sekaligus menjadi tantangan bagi
aromanya harus yang terbaik dan
keber-langsungan usaha tersebut.
tetap terjaga kua-litasnya, serta sisi
Dalam kondisi persaingan dengan
pemasarannya pun harus tepat
kom-petitor. Masing-masing
agar usaha mereka bisa survival.
rumah kopi termasuk Tikala
Mengatasi kedua sisi tersebut
11
merupakan metode atau resep langsung maupun tidak langsung.
untuk digunakan sebagai pedo- Warung Kopi Tikala merupakan
man dalam menginterpretasi-kan sebuah potret yang seharusnya
dan memahami lingkungan menjadi sebuah contoh kepada
persaingan yang dihadapi. masyarakat Sulawesi Utara teru-
tama kepada pengusaha warung
1. Sisi Produksi
kopi. Usaha yang dirintis dari
a. Harus Kopi Murni
bawah oleh orang tua dari ketiga
Di Sulawesi Utara ada lima orang bersaudara (Sui (Utu)
daerah penghasil kopi, yaitu Lumenta, Bun Lumenta, dan Adrie
Kabupaten Bolaang Mongondow, (Fang) Lumenta) yang hingga kini
Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai pengelolanya telah mem-
Timur, Kota Kotamobagu, buktikan eksistensi dan keber-
Kabupaten Minahasa Selatan, dan tahanannya dalam dunia usaha
Kabupaten Minahasa Tenggara, warung kopi di kota ini .
Namun, biji kopi yang paling
Tjiang Hie atau sering
terkenal dari dahulu hingga kini
dipanggil dengan nama Ko’ Hui,
adalah kopi Kota Kotamobagu. Biji
adalah ayah dari tiga anak lakilaki
kopi yang beredar di kota Manado
yang melanjutkan usaha Rumah
terdapat dua klaster, yaitu kopi
Kopi Tikala sekarang berasal dari
Arabika dan Robusta. Umumnya
suku Hainan. Meracik kopi, dan
warung kopi di kota ini, lebih
membuat jajanan adalah salah satu
khusus lagi warung kopi Tikala
keahlian suku Hainan Amra (2010).
memilih klaster Arabika karena
Keahlian lain yang dimiliki Ko’ Hui
dari segi rasa, aromanya lembut,
adalah membuat Roti Srikaya --
manis, tajam, dan juga kuat. Hal ini
makanan ringan yang berfungsi
terkonfirmasi dengan tingginya
sebagai pelengkap baik minum
animo permintaan akan komoditas
kopi gula, kopi susu, teh susu
unggulan Kotamobagu tersebut di
maupun teh gula saja.
lapangan .
b. Meracik Kopi Susu Tiga Rasa
Keberadaan warung kopi
Untuk mempengaruhi kebu-
Tikala telah memiliki arti tersendiri
tuhan konsumen agar mereka
kepada masyarakat dan peme-
mengenal produk rumah kopi
rintah kota Manado, baik itu secara

12
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

Tikala, kemudian menyukainya untuk dikonsumsi. Meskipun air


sehingga terjadi transaksi yang minum yang digunakan adalah
pada akhirnya para pengunjung produk PDAM, namun air tersebut
merasa puas, maka Sui (Utu) menurut Sui (Utu) Lumenta tetap
Lumenta pun memiliki trik disaring melalui tong penam-
tersendiri terkait dengan hal pungan. Tong penampungan air
tersebut. yang ditempatkan di lantai dua
bangunan rumah kopi juga
c. Pemilihan Air
senantiasa dibersihkan secara
Air minum yang digunakan
berkala.
untuk membuat minuman kopi
Ukuran panasnya (suhu)
dan lain sebagianya di Rumah Kopi
banyak-nya air sangat penting,
Tikala sejak dahulu hingga
seberapa banyak kopi yang akan
sekarang tetap menggunakan air
dituang dalam gelas, seberapa
yang bersumber dari Perusahan
banyak gulanya untuk segelas kopi
Daerah Air Minum (PDAM)
hitam/gula, seberapa banyak teh
Manado. Mereka tidak
dan susu untuk segelas teh susu,
menggunakan air isi ulang, air
dan seberapa banyak susunya
sumur, atau pun air kemasan gelon
untuk segelas kopi susu, tentu
misalnya Aqua, Amidis, Ake, dsb.
membutuhkan ketepatan yang
Sangat masuk akal
tidak asal-asalan. Semuanya perlu
argumentasi yang dikemukakan
takaran yang tepat agar jenis-jenis
Sui (Utu) Lumenta bahwa air
minuman tersebut enak untuk
minum untuk minuman kopi yang
diseruput.
ditawarkan adalah produksi
d. Penganan Roti Panggang Selai,
Pemerintah Kota, bukan air minum
Telur Setengah Matang dan Kue
produk di luar pemerintah kota.
Tradisional
Dengan demi-kian, jika ada
pelanggan yang kena sakit Selain khas minuman Warung
garagara minum di Rumah Kopi Kopi Tikala, dan juga penganan roti
Tikala maka dasarnya kuat. Sebab, panggang bakar Selai (roti bakar) ,
pemerintah kota juga okut telur Setengah Matang (tolor
bertanggungjawab manakala di- stenga manta), juga menyediakan
temukan bahwa airnya tidak kayak berbagai macam kue (kukis)

13
tradisional Manado misalnya: hari. Dengan demikian, setiap pagi
lalampa, cucur, bubengka, apang, hingga sore para pengunjung
lampulampu, taikuda, roti kacang Rumah Kopi Tikala menikmati kue
dan unti. Kue-kue ini dibuat oleh (kukis-kukis) yang baru.
kenalan ibu-ibu dari berbagai Para pembuat kukis-kukis
tempat dengan sistem titip jual. tradi-sional dan tukang roti tawar
Pelanggan tetap Warung yang menjadikan Warung Kopi
Kopi Tikala umumnya mengenal Tikala sebagai salah satu tempat
roti bakar Selai ini adalah kudapan/ titip jualan yang pas karena,
penganan khas Warkop Tikala. umumnya penikmat kopi memang
Yang membedakan antara roti tambah enak jika ditemani dengan
bakar Warung Kopi Tikala dengan cemilan berupa kue-kue
warung kopi di tempat lain tradisional. Kebia-saan ini memang
sebetulnya pada citarasa selai (slei) sering dijumpai baik di warung
srikayanya. Cara meracik dan kopi pada umumnya maupun di
bahan-bahan yang digunakan cafe-cafe. Selain kebiasaan orang
untuk membuat selai (slei) srikaya minum kopi sambil makan kue,
ini termasuk yang diajarkan oleh alasan lain memilih warung kopi
orang tua mereka. Pekerjaannya sebagai tempat titip jualan kue
dilakukan secara manual. Dengan karena warung kopi selalu ramai
kata lain, selai srikaya untuk roti dikunjungi orang.
bakar dibuat sendiri, atau tidak beli Sistem dagang yang
di toko/swalayan sehingga
digunakan oleh para pembuat
bercitarasa khas Warung Kopi kukis-kukis tradisional dan tukang
Tikala. roti dengan pengelola Warung
Para pembuat kukis-kukis Kopi Tikala (reseller) adalah setiap
tradi-sional dan tukang roti (tawar) kue dan roti yang terjual,
sudah lama menjalin berhubungan pengelola berhak mendapatkan
dagang dengan para pengelola sekian rupiah perbuah yang terjual.
Rumah Kopi Tikala. Meskipun para Kemudian, kue atau roti yang tidak
pembuat kukis-kukis tradisional laku (terjual) harus dibawa pulang .
tidak perlu menyewa tempat untuk Sistem ini sudah lama berjalan,
berjualan, namun kue-kue (kukis- sejak pak Chiang membuka usaha
kukis) mereka habis terjual setiap warung kopi ini. Tentu hal ini

14
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

berawal dari kesepakatan kerja- baik yang dititipkan maupun yang


sama. Para pembuat kue dengan laku terjual. Oleh karena hubungan
maksud menitipkan barang dagang mereka sudah berlang-
dagangannya di satu pihak, dan sung sekian puluh tahun, maka
pengelola warung kopi yang men- baik pengelola warung kopi
jual di pihak lain. Para pembuat kue maupun para pedagang kue, roti
hanya perlu memasok kue-kue, dan telur ayam sama-sama
roti, atau telur ayamnya sembari mencegah hal-hal yang mereka
menunggu sehari, dan kembali tidak diinginkan.
untuk mengambil uang dan e. Kebersihan
menggantar barang dagangan
Hal yang tidak kalah penting
mereka yang baru. Sistem bisnis ini
dan tidak luput dari perhatian
adalah sistem bisnis yang
pengelola Warung Kopi Tikala
menguntungkan kedua belah
selama ini adalah faktor kebersihan
pihak, bagi penjual yang menitip- warung dan kenyamanan tempat.
kan barang dagangannya, maka Di samping itu pula, kebersihan
dia hanya perlu menitipkannya saja orang-orang (khususnya karya-
dan pihak warunglah yang akan wan) yang terlibat dalam usaha
memasarkan produknya, sedang- warung kopi tersebut menjadi
kan bagi pemilik warung, mereka perhatian mereka setiap hari. Hal
untung karena bisa menjual barang ini dapat dipahami karena dalam
dagangan tanpa modal dan menentukan kepuasan pelanggan
khususnya mengenai warung kopi,
mendapatkan hasil keuntungan
maka faktor kebersihan juga
dari hasil penjualannya tersebut.
memiliki pengaruh dan peranan
Jika ada ada kue-kue atau telur
yang sangat besar karena pe-
yang rusak atau tidak laku, maka langgan dimana pun memiliki
tidak menjadi tanggung jawab si keinginan yang sama yaitu
pengelola warung. minuman dan makanan yang
Meskipun sepintas lalu mereka konsumsi, baik yang
meracik/memasak, bahan minu-
terlihat sistem dagang (konsinyasi)
man dan makanannya, pengo-
mereka mudah dan saling
lahannya, serta tempatnya harus
menguntung-kan, namun dalam
benar-benar bersih, sehat dan
menjalankannya kedua belah pihak
terbebas dari kuman penyakit.
tentunya membuat catatan barang

15
Semua peralatan yang terkait Terkait dengan soal keber-
dengan minuman kopi yang tidak sihan ini, maka setiap perusahaan
bersih juga dapat memengaruhi tentu dituntut untuk selalu
rasa kopi yang akan diseduh. mengerti dan memahami apa yang
Misalnya, jika filter flannel yang terjadi di pasar dan apa pula yang
digunakan masih tersisa residu dari menjadi keinginan para konsumen.
kopi sebelumnya juga akan Selain itu, memahami berbagai
mempengarahi kenikmatan minu- peru-bahan yang ada di ling-
man. Begitu pula halnya dengan kungan bisnisnya sehingga mampu
jika server atau dripper kopi masih ber-saing dengan perusahaan-
tersisa noda kopi dari minuman peru-sahaan lainnya juga sangat
sebelumnya harus dibersihkan jika penting. Dengan demikian peru-
sudah waktunya. Menurut Ama, sahaan dituntut untuk memilih dan
“..tentu rasa kopi berubah jika tidak menetapkan strategi tepat yang
dibersihakan”. Makanya, selanjut- dapat digunakan untuk meng-
nya menurut Ama kami harus hadapi persaingan guna mem-
sering-sering cek atau periksa, pertahankan eksistensinya. Penge-
waktunya dibersihkan kami lola Warung Kopi Tikala mem-
bersihkan. Bahkan boss sendiri berikan kualitas yang terjamin,
yang bersihkan di hari libur atau mulai dari sumber bahan baku
Minggu. misalnya, dari produsen kopi,
pemasok kue-kue tradisional
Warung kopi Tikala yang
sudah terjamin baik kesehatan
telah puluhan tahun dalam
maupun kebesihan produk yang
menjalankan usahanya tentu telah
siap untuk dijual.
memenuhi syarat higienitas.
Sebab, jika rumah kopi ini tidak Pengelola Warung Kopi Tikala
memenuhi syarat higienitas misal- sangat memperhatikan aspek
nya dari segi lokasi, bangunan, kebersihan, baik dari segi produk-
persyaratan fasilitas sanitasi, dan nya maupun tempat usahnya
persyaratan dapur serta persyara- (warung). Pengelola warung kopi
tan kebersihan minuman dan ini tahu bahwa penikmat kopi itu
makanannya tentu tidak ramai adalah mereka yang suka dengan
dikunjungi peminum kopi yang kebersihan, mereka suka dengan
berasal dari berbagai kelas sosial, ruangan yang berbau netral/
suku, agama dan ras. bersih. Oleh karena usaha mereka
ini telah berusia puluhan tahun
maka ketiga bersaudara yang

16
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

bertindak sebagai pelaku bisnis ini hatian khusus bagi pengelola


pun telah memahami karateristik Warung Kopi Tikala. Kenapa?
pelanggannya. Karena menurut mereka bahwa
kita tidak pernah tahu zat apa yang
Meskipun Warung Kopi Tikala
ada pada filter tersebut sehingga
bangunan fisiknya tergolong tua,
bisa saja merusak atau
namun para pelaku usaha ini
mempengaruhi cita rasa kopi,
sangat memperhatikan soal keber-
apalagi yang digunakan adalah
sihan. Kebersihan bisa dilihat dari
filter kain. Oleh karena
dapur (tungku), meja tempat
menggunakan filter kain lebih
meracik kopi, meja dan kursi tamu,
hemat maka harus dibersihkan
asbak, penampilan karyawan, dan
secara rutin agar sisa-sisa kopi hasil
lingkungan sekitar warung ter-
seduhan sebelumnya yang
masuk WC. Itulah sebabnya
tertinggal tidak akan dapat
mengapa hari Ahad/Minggu
memengaruhi rasa kopi seduhan
Warung Kopi Tikala hanya dibuka
berikutnya.
setengah hari saja, karena pada
hari libur tersebut membutuhkan f. Berusaha Memberikan
waktu kurang lebih dua jam untuk Pelayanan Prima
membersihkan warung itu sendiri Pengunjung warung kopi
dan segala perangkat pen- atau konsumen adalah raja. Mem-
dukungnya. berikan pelayanan yang terbaik
Pada saat warung sedang merupakan hal yang mutlak,
tidak ramai pengunjung, meja dan apapun jenis usaha yang digeluti.
kursi dibersihkan dengan lap basah Pengelola Warung Kopi Tikala
dan kering. Asbak yang sudah sangat menyadari hal ini.
penuh dengan puntung rokok dan Kesadaran akan pentingnya mem-
tisu lalu dibersihkan, dan lantai pun berikan pelayanan kepada
disapu hingga bersih. Dengan kosumen.
demikian, berusaha untuk selalu g. Harga Minuman dan Penganan
memberikan pelayanan prima ter- Tradisonal Terjangkau
hadap semua pengunjung adalah
salah satu kunci bertahannya Oleh karena produk-produk
Warung Kopi Tikala. Warung Kopi Tikala tergolong
industri kecil yang digemari para
Membersihkan filter kopi pengunjung dan pelanggannya
dengan air panas sebelum meng- karena rasanya enak dan harganya
gunakannya juga menjadi per- pun terjangkau, maka dengan

17
sendirinya produk-produk tersebut pengalaman meracik kopi maka
menjadi “benteng” kebertahanan- menu kopi yang disajikan pun tidak
nya. Meskipun memiliki cita rasa kalah dengan kopi di cafe-cafe
yang khas, Warung Kopi Tikala yang sudah punya nama, tapi
tidak memasang tarif harga tinggi. harga relatif murah.
Satu gelas kopi susu harganya 2. Pemasaran
sama dengan satu gelas teh susu
yang hanya dihargai Rp 8.000. Satu Dalam mengatasi permasa-
gelas kopi gula, teh manis, lahan pemasaran usaha Rumah
harganya sama yaitu Rp 6.000an. Kopi Tikala, --- sesungguhnya tidak
banyak yang perlu mereka
Selain minuman hangat ini, mereka
juga menyediakan berbagai kerjakan, karena selain rumah kopi
makanan ringan seperti roti bakar ini sudah dikenal oleh warga kota
dengan harga Rp. 8000, sedang- Manado dan juga setiap hari ramai
kan, panada, lalampa (lemper), pengunjung. Hal ini tentu tidak
lampu-lampu, apang, biapong, lepas dari produk-produk minu-
kukis taikuda, masing-masing man kopi, teh, kopi susu, teh susu,
hanya dengang harga Rp. 3000.- penganan roti bakar dengan selai
Ada pun harga satu butir telur srikayanyanya yang khas, dan telur
ayam setengah matang adalah Rp. setengah matangnya, serta ber-
5000,- bagai kue tradisionalnya yang
enak-enak. Faktor lokasinya yang
Di Manado warung kopi berada di jalan Sudirman keca-
murah banyak bertebaran. Hampir matan Wenang, kelurahan Tikala
di setiap sudut kota yang letaknya Kumaraka tergolong sangat
strategis ada saja warung atau
strategis tentu memiliki kontribusi
kedai kopi. Kendati bukan kedai dalam mengatasi permasalahan
besar, citarasanya tidak kalah pemasaran usaha Rumah Kopi
dengan outlet-outlet yang ter- Tikala ini.
golong baru hadir di Manado
namun sudah punya nama di Dengan usia Rumah Kopi
Jakarta dan kota-kota besar Tikala yang sudah lebih dari
lainnya, misalnya; Gerai Starbucks setengah abad (50an tahun), maka
Coffee, Maxx Coffee, The Cofee tidak dapat dipungkiri jika warung
Bean & Tea Leaf, Alibaba coffee kopi ini telah dikenal luas oleh
shop, dan lain sebagainya. Oleh warga kota Manado, dan bahkan di
luar kota ini.
karena pengelola Rumah Kopi
Tikala sudah terlatih dan ber-

18
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

Pengalaman Sui (Utu) istri dan bahkan anak pengelola


Lumenta menunjukkan bahwa Warung Kopi Tikala pun me-
rumah kopi yang ia keloala sudah manfaatkan dunia maya melalui
dikenal luas warga kota Manado. situs jejaring sosial, facebook dan
Dapat dipahami pula jika Sui (Utu) Instagram untuk memperkenalkan
Lumenta tidak mengenal baik para brand produk atau nama plus
pelanggannya satu persatu ketika alamat warung kopi mereka.
ia tengah berada di luar arena Misalnya istri Sui (Utu) Lumenta,
bisnis rumah kopi karena orang Yollanda Magdalena S Toy, dan
masuk keluar di rumah kopi Tikala istri Adrie (Fang) Lumenta, Lily’s
terlalu banyak. Orang-orang yang Mangkat beberapa kali mem-
menegur sapa Sui (Utu) Lumenta posting produk warung kopi
adalah mereka yang tergolong mereka misalnya minuman kopi
sudah berulang-ulang menyeruput susu dan beberapa penganan yang
kopi atau teh di Warung Kopi mereka sukai melalui akun
Tikala. facebook masing-masing. Mes-
kipun mereka belum melakukan
Besarnya minat konsumen
langkah-langkah “Facebook Mar-
minum kopi, dan relatif tingginya
keting” secara baik dan benar
keun-tungan yang dijanjikan bisnis
untuk mempromosikan bisnis
warung kopi, --- dengan sendirinya
mereka, namun paling tidak
telah turut pula mendorong
mereka telah memanfaatkan akun
peningkatan jumlah pemain bisnis
Facebook masing-masing guna
minuman beraroma khas tersebut.
menginformasikan bahwa “ini loh
Oleh karenanya tidak mengheran-
yang kami jual setiap hari”.
kan bila persaingan pasarnya pun
sekarang ini juga berkembang Adapun foto-foto Lily’s
cukup pesat. Kondisi ini pun tidak Mangkat yang diapload misalnya
menyurutkan pengelola Warung kopi susu, teh susu dan beberapa
Kopi Tikala untuk memasarkan macam kue tradisional.
atau mempublikasikan produk- Kesimpulan
produk mereka.
Dari keseluruhan pembaha-
a. Media Sosial Facebook & san tentang strategi kebertahanan
Instagram Jadi Sarana Promosi Warung Kopi Tikala di atas, maka di
Seiring dengan meningkat- sini penulis akan memberikan
nya jumlah pengguna internet di beberapa verifikasi yang meru-
berbagai belahan dunia, maka istri- pakan jawaban atas pertanyaan

19
penelitian ini adalah sebagai juk-petunjuk yang telah diwariskan
berikut: oleh pendiri perusahan atau orang
tua para pengelola rumah kopi
Hasil penelitian ini menun-
Tikala. Keputusan ini diambil
jukkan bahwa strategi bertahan
karena, selain kualitas kopi (rasa
yang digunakan oleh pengelola
dan aroma) tetap terjaga, dan juga
Warung Kopi Tikala menggunakan
akan terhindar dari akibat
dua strategi, yaitu: Pertama,
buruk/fatal yaitu berkurangnya
strategi produksi untuk mengatasi
pelanggan secara drastis.
perma-salahan pada segi produksi
pada satu sisi, dan menggunakan Selain harus kopi murni,
strategi pemasaran untuk menga- kreatifitas juga sangat diperlukan
tasi permasalahan pemasaran itu guna menarik pelanggan baru
sendiri pada sisi yang lain. misalnya meracik kopi susu dengan
menghasilkan tiga rasa. Kemudian,
Strategi bertahan ini meru-
penganan roti panggang bakar
pakan bagian dari keseluruhan
Selai (roti bakar), dan telur
penge-tahuan pengelola Warung
Setengah Matang (tolor stenga
Kopi Tikala yang memandang
manta), serta berbagai macam kue
bahwa sisi produksi yaitu minuman
(kukis) tradisional Manado misal-
kopi harus tetap terjaga ciri
nya: lalampa, cucur, bubengka,
khasnya, baik cita rasa maupun
apang, lampulampu, taikuda, roti
aromanya harus yang terbaik dan
kacang dan unti semuanya harus
tetap terjaga kualitas-nya. Kemu-
baru, atau tidak bermalam. Hal ini
dian, penganannya juga harus
memiliki andil bertahannya Rumah
demikian. Adapun pada sisi
Kopi Tikala.
pemasarannya sangat ditentukan
oleh kualitas produksi yang baik Demikian pula halnya, harga
harus tepat terjaga sehingga ketika minuman dan penganan tradisonal
dipromosikan penuh percaya diri, yang dijual di Warung Kopi Tikala
baik melalui media massa maupun tergolong relatif murah atau
media sosial. terjangkau. Hal ini juga merupakan
salah satu faktor penting atau turut
Untuk tetap terjaga kualitas
memberi andil sehingga para
produksi yaitu salah satu diantara-
pengunjung atau pelanggan tetap
nya dengan tidak mencampur kopi
setia untuk datang dan menikmati
dengan bahan-bahan lainnya.
minuman dan penganan yang
Moral ekonomi ini merupakan
ditawarkan Warung Kopi Tikala.
serangkaian aturan-aturan, petun-

20
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

Dari sisi pemasarannya, pengunjung yang pernah


belakangan istri-istri dan anak menyeru-put kopi di warung kopi
pengelola Warung Kopi Tikala pun ini ada beberapa orang yang telah
memanfaatkan dunia maya melalui turut membantu mempromosi-
situs jejaring sosial, facebook dan kannya melalui jejaring sosial
Instagram untuk memperkenalkan mereka misalnya akun facebook,
brand produk atau nama warung twitter, atau blog-blog pribadi
kopi mereka. Misalnya istri Sui mereka. Hal ini bisa tercipta karena
(Utu) Lumenta, Yollanda Mag- pengelola warung kopi ini mem-
dalena S Toy, dan istri Adrie (Fang) bina hubungan jangka panjang
Lumenta, Lily’s Mangkat sering dengan pelanggan. Misalnya
memposting produk warung kopi dengan memberikan potongan
mereka misalnya minuman kopi harga pada hari-hari tertentu. Di
susu dan penganan yang ada samping itu juga pengelola
melalui akun facebook masing- senantiasa menciptakan hubu-
masing. Yang lebih progresif lagi ngan personal karyawan/pemilik
adalah putri dari Sui (Utu) Lumenta perusahaan dengan pelanggan,
dan Yollanda S Tooy yaitu Meiliza (customer relationship mana-
Elisabeth Lumenta yang telah gement) sehingga Warung Kopi
membuat akun instagram dan Tikala tetap bertahan hingga saat
facebook guna memasarka ini.
produk-produk Rumah Kopi
Tikala.Menariknya, diantara para

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa-Putra, H.S. 1986. “Strategi Beradaptasi Penjual Sate Ayam Dari


Madura: Pendekatan Etnosains, Buletin Antropologi 4,15

Caroline, Clauss. 2008. “Sociocultural Factors, Resilience and Coping”.


Applied Development, Vol.2 May – June, hal. 197-212.

Chatab, Nevizond. 2007. Profil Budaya Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Dwi Fajar Khamdani. 2014. Tema Sosial yang Didialogkan Komunitas


“Ngopi” di Warung Kopi Sarijan Malang. Skripsi Universitas Negeri
Malang.

Firmansyah, Eka Octa. 2010. Pemanfaatan Warung Kopi Sebagai Ruang


Publik di Kota Banda Aceh. Skripsi, Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada,

Hasan, F. & Koentjaraningrat. 1980. “Beberapa Azas Metodologi Ilmiah",


dalam Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Koentjaraningrat
(ed.). Jakarta: PT Gramedia.

Hasrullah. 2012. Eksistensi Usaha Kafe di Kota Makassar”: Suatu Tinjauan


Antropologis. Skripsi Fisip Jurusan Antropologi Universitas
Hasanuddin Makassar.

Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka,


Jakarta.

Rahmah Khairunnisah. 2014. Analisis Strategi Pemasaran Kopi Lokal di


Rumah Kopi Ranin, Tesis Sepatemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dab
Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Rosita Dewi Anggraeni. 2016. Loyalitas Konsumen Kedai Kopi di Surabaya:


Studi Deskriptif Loyalitas Konsumen Coffee Toffee di Surabaya.
Journal Unair. Volume 16. No.1.

Slamet Santoso. 2015. Survivalitas Pedagang Warung Kopi Lesehan ”Jalan


Baru” di Kota Ponorogo. Skripsi Program Studi Ekonomi
Pembangunan FEB Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Suparlan, Parsudi. 1986. ‘Kebudayaan dan Pembangunan’, dalam Media IKA,


Vol. 14, no.11, hal. 106-135. Jurusan Antropologi, U.I.

QastiAhmad Rafdi. 2016. Persaingan Usaha Kafe dan Warung Kopi di Kota
Watampone. Skripsi. Bagian Hukum Masyarakat dan Pembangunan
Universitas Hasanuddin Makassar.

22
HOLISTIK, Tahun XI No. 21A / Januari - Juni 2018

Made Dwi Setyadhi Mustika & Putu Desi Apriliani. 2013. Analisis faktor-
faktor yang Mempengaruhi Kebertahanan Pedagang Kuliner
Tradisional di Kabupaten Klungkung, dalam Jurnal Ekonomi
Kuantitatif Terapan Vol, 6. No.2 Agustus 2013.

Muller, Mike. 2007. Adapting to Climate Change: Water Management for


Urban Resilience. (Home Page of Sage. (Online) Available at:
www.sagepublications.com diakses 19 September 2010.

23

You might also like