Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 40

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK NPK MUTIARA

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


BAWANG MERAH DI DESA WANAHAYU

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan di

MA Daarul Uluum PUI Majalengka

Disusun Oleh :

Muhamad Faiz Kurniawan

NISN : 0024301545

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


MA DAARUL ULUUM PUI MAJALENGKA
Jl. Siti Armilah No. 9, tlp. (0233)284154
Majalengka Kulon
45418
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Pengaruh Penggunaan Pupuk NPK Mutiara


Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang
Merah di Desa Wanahayu
Nama : Muhamad Faiz Kurniawan
NISN : 0024301545
Jurusan : IPA
Guru Pembimbing
Nama : Dema Afiana Purnamasari, S.Pd
pegID : 20214190191001

Majalengka, Januari 2021


Menyetujui,
Guru Pembimbing Penguji

Dema Afiana Purnamasari, S.Pd


pegID. 20214190191001

Mengetahui,
Kepala Madrasah MA Daarul Uluum
PUI Majalengka

Amin Ridwan, M.PdI.


NIP. 197104111992031001
The Effect Of Using NPK Mutiara Fertilizer On The Growth And Production Of
Onions In The Village Of Wanahayu
By : Muhamad Faiz Kurniawan
ABSTRACT
The onion plant (Allium ascalonicum .L) is one of the most widely cultivated
spices in Indonesia. However, in the cultivation process there are still many
obstacles that cause a lack of onion production, one of them is fertilization that is
not balanced which causes less plant growth. This is what motivates the author to
conduct research on “the effect of using NPK Mutiara fertilizer on the growth and
production of Onions in the village of Wanahayu”. This study aims to determine
how to cultivate onion plants, how to use NPK Mutiara fertilizer for onion plants,
advantages and disadvantages of using NPK Mutiara fertilizer and the effect of
using NPK Mutiara fertilizer on onion plant production.
The type of research in this scientific paper is qualitative research. The
population used is onion farmers in Wanahayu village, while the sample used is
one onion farmer in Wanahayu village. The data collection techniques used were
observation, interview and literature study. While the data analysis technique
used is a qualitative data analysis technique. From the theoretical study, it can be
concluded that the understanding of the effect of using NPK Mutiara fertilizer on
the growth and production of onions is the result of the use of NPK Mutiara
fertilizer which causes changes in height, volume area and yields of onion
farming products.
From the results of the research conducted, it can be seen that NPK Mutiara
fertilizer has a significant effect on the growth and production of onions. This is
because the elements contained in NPK Mutiara fertilizer are needed by plants in
the vegetative and generative phases.

Keywords: Growth, NPK Mutiara Fertilizer, onion, Production.

i
PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DI DESA
WANAHAYU
Oleh : Muhamad Faiz Kurniawan
ABSTRAK
Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum .L) merupakan salah satu tanaman
rempah yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun, dalam proses
pembudidayaannya masih terdapat banyak kendala yang menyebabkan Kurangnya
hasil produksi bawang merah, salah satunya adalah pemupukan yang kurang
berimbang yang menyebabkan Kurangnya pertumbuhan tanaman. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Penggunaan Pupuk NPK Mutiara terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Bawang Merah di Desa Wanahayu”. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui
cara budidaya tanaman bawang merah, cara penggunaan pupuk NPK Mutiara
terhadap tanaman bawang merah, kelebihan dan kekurangan penggunaan pupuk
NPK Mutiara dan pengaruh penggunaan pupuk NPK Mutiara terhadap produksi
tanaman bawang merah.
Jenis penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian kualitatif. Populasi
yang digunakan adala petani bawang merah di desa Wanahayu, sedangkan sampel
yang digunakan adalah satu orang petani bawang merah di desa Wanahayu. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data secara
kualitatif. Dari kajian teoretis dapat disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan
pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil produksi bawang merah
adalah Akibat dari penggunaan pupuk NPK Mutiara yang menyebabkan perubahan
tinggi, volume luas dan hasil produk usaha tani tanaman bawang merah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pupuk NPK Mutiara
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Hal ini
dikarenakan kandungan unsur yang ada pada pupuk NPK Mutiara sangat
diperlukan tanaman dalam fase vegetatif maupun fase generatif.

Kata kunci : Bawang Merah, Pertumbuhan, Produksi, Pupuk NPK Mutiara.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah

di Desa Wanahayu ”dapat di selesaikan tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan sekolah.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan,

masukan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,melalui

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Orang tua yang telah mendukung dan turut mendo’akan ;

2. Bapak Amin Ridwan, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah MA Daarul Uluum PUI

Majalengka ;

3. Ibu Sekar Utami, S.Pd., selaku Wali Kelas XII IPA 1 ;

4. Ibu Dema Afiana Purnamasari, S.Pd., selaku pembimbing Penulisan KTI.

Penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau

kesalahan.Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan.

Majalengka Januari 2020

iii
Daftar Isi
ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN TEORETIS ................................................................. 6
A. Bawang Merah .......................................................................... 6
B. Pupuk NPK Mutiara ................................................................... 8
C. Pertumbuhan ............................................................................... 9
D. Produksi .................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 11
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 11
B. Populasi Dan Sampel ................................................................ 12
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 12
D. Teknik Analisis Data ................................................................. 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 15
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 15
B. Pembahasan ............................................................................... 16
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 27
A. Simpulan .................................................................................... 27
B. Saran .......................................................................................... 28

iv
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29
LAMPIRAN .................................................................................................... 30
A. Dokumentasi .............................................................................. 30
B. Lembar Wawancara ................................................................... 31
RIWAYAT HIDUP PENULIS ....................................................................... 32

v
DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Kandungan Gizi Bawang Merah…………………………… 17

Tabel IV.2 Kandungan Utama Pupuk NPK Mutiara …………………... 24

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bawang merah (Allium asclonicum L.) merupakan salah satu komoditas

hortikultural yang banyak dikonsumsi manusia sebagai campuran bumbu masak

setelah cabe. Selain campuran bumbu masak, bawang merah juga di jual dalam

bentuk olahan seperti ekstrak bawang merah, bubuk, minyak atsiri, bawang

goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, gula

darah, mencegah penggumpalan darah, menurunkan tekanan darah serta dapat

memperlancar aliran darah (Suriani.2012) 1.

Bawang merah merupakan hasil pertanian yang memiliki nilai

ekonomis yang sangat bagus dan banyak yang membutuhkan sehingga banyak

petani yang tertarik untuk melakukan budidaya terhadap tanaman bawang

merah. Meskipun minat petani terhadap bawang merah cukup kuat namun dalam

proses pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala, baik kendala yang

bersifat teknis maupun ekonomis.

Salah satu faktor penting dalam pertanian bawang merah adalah

pemupukan, pada umumnya petani menggunakan pupuk untuk bawang merah

terdiri dari pupuk tunggal seperti urea, ZA, SP-36 dan KCL dan pupuk majemuk

(Memiliki unsur lebih dari satu) seperti pupuk NPK. Pupuk majemuk NPK

1
Suriani,N, Budidaya Bawang Merah dan Bawang Merah, (Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka,
2012)

1
2

mengandung tiga unsur hara makro yaitu N, P, dan K ketiga unsur hara ini

mempunyai peranan yang penting untuk pertumbuhan dan hasil bawang merah 2.

Salah satu pupuk majemuk NPK yang biasa digunakan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah adalah pupuk

majemuk NPK Mutiara (16:16:16). Pupuk majemuk NPK Mutiara (16:16:16)

merupakan pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara utama yang

dibutuhkan tanaman, yaitu N (Natrium), P (Fospor), dan K (Kalium) dengan

perbandingan unsur 16:16:16 3.Oleh kerena itu, pada kesempatan ini penulis

akan berusaha meneliti tentang ”PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK NPK

MUTIARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG

MERAH DI DESA WANAHAYU”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan diatas, diperoleh masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman bawang merah ?

2. Bagaimana cara penggunaan pupuk NPK Mutiara terhadap tanaman bawang

merah ?

3. Apa kelebihan dan kekurangan penggunaan pupuk NPK Mutiara ?

4. Apa pengaruh penggunaan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman bawang merah ?

2
Eka Saputra, Skripsi : ‘Respons Tanaman Bawang Merah ( Allium ascalonicium. L) Akibat
Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Majemuk NPK Dengan Berbagai Dosis”. (Bandar Lampung :
Universitas Lampung, 2016), hlm. 3.
3
Ibid, hlm. 4.
3

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan,maka dapat di rumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman bawang merah;

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan pupuk NPK

Mutiara;

3. Untuk mengetahui cara penggunaan pupuk NPK Mutiara terhadap

tanaman bawang merah;

4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk NPK Mutiara terhadap

produksi tanaman bawang merah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi penulis :

a. Dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh penggunaan pupuk

NPK Mutiara terhadap kualitas dan hasil produksi bawang merah;

b. Untuk menambah pengetahuan tentang budidaya bawang merah;

c. Dapat melatih untuk membuat karya tulis ilmiah dengan data-data yang

tepat.

2. Manfaat bagi Pembaca :

a. Dapat menjadi sumber referensi bagi pembaca;

b. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya petani

tentang pengaruh penggunaan pupuk NPK Mutiara terhadap kualitas

dan hasil produksi bawang merah.


4

E. Sistematika Penulisan

ABSTRACT

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Sistematika Penulisan KTI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Bawang Merah

B. Pupuk NPK Mutiara

C. Pertumbuhan

D. Produksi

BAB III METODE PENELITIA

A. Jenis Penelitian

B. Populasi Dan Sampel

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Teknik Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. Dokumentasi

B. Lembar Wawancara

RIWAYAT HIDUP PENULIS


BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Bawang Merah

Bawang merah (Allium asclonicum L.) adalah salah satu bumbu masak

utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan dan pegunungan-pegunungan di

sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik

sub-tropis maupun tropis. Bawang merah merupakan tanaman semusim

berbentuk rumput yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15 – 50 cm

dan membentuk rumpun. Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang,

karena sifat perakaran inilah bawang merah tidak tahan kering (Rahayu dan

Berlian, 1999) 4. Bentuk daun tanaman bawang merah seperti pipa, yakni bulat

kecil memanjang antara 50 –70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing,

berwarna hijau muda sampai hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai

yang ukurannya relatif pendek (Rukmana, 1995) 5.

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan

yang bertangkai dengan 50 – 200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal

tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa

yang berkubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang

4
Rahayu, E, dan Berlian,N, Bawang Merah, (Jakarta : Penebar Swadaya, 1999)
5
Rukmana, P, Bawang Merah Budidaya dan Pengolahan Pascapanen.
(Jakarta : Kanisius, 1995)

6
7

mencapai 30 – 50 cm. Kuntumnya juga bertangkai tetapi pendek antara 0,2 –

0,6 cm (Wibowo, 2007) 6.

Tajuk dan umbi bawang merah serupa dengan bawang bombay,

tetapi ukurannya kecil. Perbedaan yang lainnya adalah umbinya yang berbentuk

seperti buah jambu air, berkulit coklat kemerahan, berkembang secara

berkelompok di pangkal tanaman. kelompok ini dapat terdiri dari beberapa

hingga 15 umbi (Yamaguchi dan Rubatzky, 1998) 7. Tanaman bawang merah

memiliki 2 fase tumbuh, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Tanaman bawang

merah mulai memasuki fase vegetatif setelah berumur 11 – 35 hari setelah tanam

(HST), dan fase generatif terjadi pada saat tanaman berumur 36 hari setelah

tanam (HST). Pada fase generatif, ada yang disebut fase pembentukan umbi (36

– 50 hst) dan fase pematangan umbi (51 – 56 hst).

Menurut Tjitrosoepomo (2010) 8, klasifikasi tanaman bawang merah

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Liliaceae

Family : Liliales

6
Singgih Wibowo , Budidaya Bawang Merah, (Jakarta : . Penebar Swadaya, 2007)
7
Yamaguchi, M., dan Rubatzky E.V , Sayuran Dunia Jilid I, (Bandung : ITB Press, 1998) Hlm. 43-44.
8
Tjitrosoepomo G, Taksonomi Umum, ( Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2010)
8

Genus : Allium

Species : Allium ascalonicum L.

B. Pupuk NPK Mutiara

Pupuk NPK 16-16-16 merupakan salah satu pupuk majemuk yang mengandung

unsur hara makro dan mikro. Pupuk NPK 16-16-16 biasanya berbentuk butiran (granul)

berwarna biru langit. Pupuk ini bersifat higroskopis atau mudah larut sehingga mudah

diserap oleh tanaman dan bersifat netral (tidak mengasamkan tanah). Pupuk NPK 16-16-16

sedikitnya mengandung 3 unsur hara makro dan 2 unsur hara mikro. Unsur hara tersebut

adalah N (Nitrogen), P (Phospat), K2O (Kalium) sebagai unsur hara makro dan CaO

(Kalsium) serta MgO (Magnesium) sebagai unsur hara mikro. (Widyaastuti, 2009).

Pemakaian pupuk majemuk NPK akan memberi suplai unsur N, P dan

K yang seimbang, sehingga dengan pemberian pupuk NPK yang mengandung

unsur N, P dan K tersebut akan membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk NPK

merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari unsur N, P dan K. Fungsi unsur

nitrogen sebagai pupuk adalah untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif

tanaman (tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup unsur N akan berwarna

lebih hijau) dan membantu proses pembentukan protein (Hardjowigeno, 2003) 9.

Menurut Marsono (2011) 10 fungsi unsur hara NPK Mutiara Bagi

tanaman yaitu, Nitrogen (N) untuk merangsang pertumbuhan secara

keseluruhan khususnya batang, cabang dan daun, berperan dalam pembentukan

hijau daun yang sangat berguna dalam fotosintesis, membentuk protein, lemak,

dan berbagai persenyawaan organik, Fosfor (P) yaitu merangsang pertumbuhan

9
Hardjowigeno S, Ilmu Tanah, (Bogor : Akademika Pressindo, 2003) hlm 66-70
10
Marsono, Pinus Lingga, Petunjuk Penggunaan Pupuk, (Jakarta : Penebar Swadaya, 2011)
9

akar khususnya akar benih dan tanaman muda, sebagai bahan mentah untuk

pembentukan protein tertentu, Membantu asimilasi dan pernafasan,

Mempercepat pembangunan dan pemasakan biji serta buah, Kalium (K) yaitu

membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat daun, bunga dan

buah tidak mudah gugur, dan unsur ini sebagai sumber kekuatan dalam

menghadapi kekeringan dan penyakit.

C. Pertumbuhan

Secara umum, pertumbuhan didefinisikan sebagai proses pembelahan

dan pemanjangan sel. Pertumbuhan tanaman dalam arti terbatas menunjuk pada

pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan pertambahan

protoplasma dan bobot kering pada tanaman. Pertambahan bobot kering

umumnya digunakan sebagai penunjuk ciri pertumbuhan karena pada umumnya

hal tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang paling besar. Adapun

parameter lain di antaranya adalah tinggi, volume, dan luas daun juga dapat

digunakan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan pada tanaman. Adapun

parameter lain yaitu bobot basah tidak banyak digunakan karena angkanya

berfluktuasi walaupun pada kepentingan tertentu, parameter ini menjadi penting

daripada bobot kering (digabung dengan faktor kualitas) terutama pada studi dan

produksi hortikultura 11.

11
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R. L Mitchell, Physiology of Crop Plants, (Jakarta: UI Press, 1991)
10

D. Produksi

Dalam ekonomi pertanian, produksi adalah banyaknya produk usaha

tani yang diperoleh dalam rentang waktu tertentu. Satuan yang banyak

digunakan adalah ton per tahun atau kg per tahun, tergantung dari potensi hasil

setiap jenis komoditi 12.

Anonim,“Produksi (Pertanian)”. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Produksi_(pertanian),


12

Diakses pada 5 Februari 2021, 20;15).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berdasarkan pendekatan yang dilakukan dibagi menjadi

dua yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generaliasi

(Sugiyono.2006) 13.

Jenis penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

terhadap filsafat positivisme. Metode ini digunakan dalam meneliti terhadap

sampel dan populasi penelitian, teknik pengambilan sampel umumnya

dilakukan dengan acak atau random sampling. Sedangkan pengumpulan data

dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian yang dipakai.

Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif atau bisa diukur dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya (Sugiyono.2006) 14.

13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2006) hlm. 9.
14
Ibid, hlm. 11.

11
12

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan memperoleh data-data yang akan

di olah berupa kata-kata.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi menurut Sudjarwo dan Basrowi (dalam J.W Crasswell:2002) 15

adalah keseluruhan objek atau subjek yang menjadi sasaran penelitian. Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel

dapat dikatakan pula sebagai bagian atau wakil dari populasi yang mewakili

karakteristik populasi secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah petani bawang

merah di desa Wanahayu, sementara sampel yang diambil hanyalah satu orang

petani bawang merah yang telah dua kali menanam bawang merah di tahun ini.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam karya

ilmiah ini adalah observasi, wawancara dan studi pustaka.

1. Observasi

Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan

mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian

untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau membuktikan kebenaran dari

15
Creswell, J. W. (2002). Desain penelitian. Pendekatan Kualitatif & Kuantitatif, Jakarta: KIK
13

sebuah desain penelitian (Sugiyono.2006) 16. Observasi pada penelitian ini

dilakukan pada tanggal 13 Desember 2020 di Blok Jumat Desa Wanahayu.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu percakapan antara dua orang

atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari

wawancara ialah untuk memperoleh informasi yang tepat dari narasumber

yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah

pertanyaan dari seorang pewawancara kepada seorang narasuber

(Sugiyono.2006) 17. Wawancara dilakukan kepada seorang petani yang

bernama Bapak Ipin.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang

relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penlitian, informasi

dapat diperoleh dari buku-buku karya tulis, internet, dan sumber-sumber lain

(Sugiyono.2006) 18. Studi pustaka yang digunakan dalam penelitian ini

diambil dari sumber internet dan sumber-sumber lain yang mendukung

penelitian.

16
Sugiyono , Op Cit,
17
Ibid
18
Ibid
14

D. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kualitatif. Pada analisis data kualitatif, peneliti membangun kata-

kata dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan

untuk dideskripsikan atau dirangkum (Patilima.2011) 19.

19
Hamid Patilima, metode penelitian kualitatif, (Bandung : ALFABET, 2011) Hlm. 92.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data sebagai berikut :

1. Proses Budidaya Bawang Merah

Proses budidaya bawang merah adalah sebagai berikut :

a. Memilih Bibit;

b. Pengolahan Lahan;

c. Menanam Bibit;

d. Pemupukan susulan;

e. Penyiraman;

f. Pengendalian Hama dan Penyakit;

g. Panen dan pasca panen.

2. Penggunaan Pupuk NPK Mutiara

Pada tanaman umbi seperti bawang merah, bawang putih, kentang,

wortel dan sejenisnya penggunaan pupuk NPK Mutiara sebagai pupuk dasar

dapat dilakukan dengan cara ditaburkan pada bedengan atau di cor (di kubur

dengan tanah) jika penanaman dilakukan pada musim hujan. Pupuk NPK

Mutiara dapat digunakan sebagai pupuk dasar dengan konsentrasi 500 kg/h

yang diaplikasikan tujuh hari sebelum penanaman.

3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pupuk NPK Mutiara

Kelebihan Penggunaan Pupuk NPK Mutiara pupuk NPK Mutiara

memiliki kelebihan antara lain :

15
16

a. Dalam sekali pemupukan 3 unsur hara dapat terserap oleh tanaman;

b. Praktis dalam pemupukan;

c. Relatif aman untuk digunakan;

d. Dapat di aplikasikan hampir pada seluruh tanaman.

Pupuk NPK Mutiara memiliki kekurangan antara lain :

a. Dalam jangka waktu lama penggunaan Pupuk NPK Mutiara bisa merusak

struktur fisik tanah;

b. Tanah cepat kering karena daya tampung airnya menurun;

c. Berpotensi besar menurunkan tingkat keasaman tanah;

d. Dapat membunuh tanaman jika diberikan terlalu banyak;

e. Dapat membuat tanah menjadi rentan terhadap hama jika pemberiannya

dilakukan terus-menerus dalam jangka panjang.

4. Pengaruh penggunaan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan

produksi bawang merah

Dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan pupuk NPK

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot umbi dan diameter umbi.

Semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka pertumbuhan dan

produksi tanaman juga semakin tinggi.

B. Pembahasan

1. Proses Budidaya Bawang Merah


Bawang merah (Allium asclonicum L.)) adalah salah satu bumbu masak

utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di

sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik


17

sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan

mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat

dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran

sayur.

Kandungan Bawang Merah

Tabel IV.1 Kandungan Gizi Bawang Merah

NO Kandungan Nilai Gizi

1 Energi 72 kkal

2 Air 79,80 g

3 Karbohidrat 16,80 g

4 Protein 2,5 g

5 Lemak Total 0,1 g

6 Vitamin C 31,2 mg

7 Vitamin B1 0,2 mg

8 Vitamin A 9 IU

9 Vitamin E 0,06 mg

10 Vitamin K 1,7 ug

11 Kalsium 181 mg

12 Zat Besi 1,7 mg

13 Magnesium 25 mg

14 Fosfor 153 mg

15 Kalium 401 mg

16 Natrium 17 mg

17 Seng 1,16 mg

18 Selenium 14,2 ug

Sumber : kuswardhani (2016)


18

Manfaat bawang merah disamping pelengkap bumbu masakan dapur

juga sebagai obat tradisional karena mengandung efek antiesptik dan senyawa

alliin. Manfaat dari bawang merah diantaranya : Mengontrol tekanan darah,

menurunkan kadar kolesterol, mengurangi resiko stroke dan penyakit jantung.

Dapat membunuh mikroba diphtreria, amuba disentri, mikroba TBC mencegah

kanker, dapat mengaktifkan gerakan lambung dan mengatasi sembelit 20.

Proses budidaya bawang merah antara lain sebagai berikut :

a. Memilih Bibit

Langkah pertama dalam budidaya bawang merah adalah memilih

bibit. Pastikan bibit umbi bawang merah yang dijadikan bibit berkualitas

baik. Ciri-cirinya adalah warna bawang yang mengkilat, tidak keropos

atau terlihat dirusak hama maupun terkena penyakit hama. Berat umbi

yang dijadikan bibit sekitar 3 sampai 4 gram.

Setelah pemilihan bibit, langkah selanjutnya bibit direndam dahulu

dengan cairan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) sehari sebelum ditanam,

selama 10 menit saja. Kemudian, bibit ditaburi dengan serbuk

Gliocladium dan Trichoderma yang bisa dibeli di toko kebutuhan

pertanian. Tujuannya adalah untuk mencegah penyakit pada bibit.

Selanjutnya potong bagian atas bibit untuk merangsang pertumbuhan.

20
I Wayan Redi Aryanta, “Bawang Merah Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan”, E-Jurnal Widya
Kesehatan, volume 1 nomor 1, Mei 2019.hlm 4-6.
19

b. Pengolahan Lahan

Sebelum menanam bibit, tanah dibuat menjadi bedengan (gundukan)

dengan lebar 1-1,2 meter, tinggi 20-30 cm dan panjang sesusai dengan

kondisi lahan. Jarak antar bedengan 50 cm, sekaligus dijadikan parit

sedalam 50 cm. Dengan cara mencangkul tanah sedalam 20 cm, lalu

gemburkan tanahnya, bentuk permukaan atau bagian atas bedengan

secara rata dan tidak melengkung.

Selanjutnya tambahkan Kaptan (kapur pertanian) atau dolomit

sebanyak 1-1,5 ton per hektar apabila keasaman tanah kurang dari pH

5,6. Penambahan kapur setidaknya diberikan 2 minggu sebelum tanam.

Untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro pada tanaman.

Maka diperlukan pemupukan dasar dengan menggunakan 300 kg SP-

36/ha 60 kg KCl/ha dan 500 kg NPK mutiara (16:16:16) disebar serta

diaduk rata dengan tanah 7 HST (hari sebelum tanam).

c. Menanam Bibit

Sebelum memasukkan bibit ke tanah, basahi dulu tanah tersebut.

Lalu dilubangi sesuai penempatan setiap satu bibit dengan jarak 15 cm x

15 cm, 15 cm x 20 cm, atau 20 cm x 20 cm. Tak perlu memasukkan bibit

terlalu dalam ke tanah, cukup sekadar tertutup dengan tanah saja.


20

d. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan dilakukan pada umur 10-15 HST dan pada umur

1 BST (Bulan Setelah Tanam) dengan menggunakan Urea (150-200

kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) masing-masing ½ dosis. Atau menggunakan

pupuk majemuk NPK (16-16-16) 600 kg/ha yang diberikan seminggu

sekali dengan cara dicor di sekitar tanaman.

e. Penyiraman

Tanaman bawang merah harus disiram dua kali sehari pada pagi dan

sore hari. Jika hujan atau embun turun, penyiraman dengan air bersih juga

diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit.

f. Pengendalian Hama dan Penyakit

Secara garis besar, pengendalian hama dapat dibedakan menjadi dua

yaitu pengendalian hama secara preventif (sebelum ada serangan) dan

pengendalian hama secara kuratif (setelah ada serangan).

Untuk pengendalian hama secara preventif pada tanaman bawang

merah dapat dilakukan dengan memilih bibit yang tahan akan serangan

hama, pengolahan lahan yang baik, menyiram tanaman dengan air bersih

setelah hujan, pengaturan sistem sanitasi yang baik dan pengaturan waktu

tanam untuk mencegah hama musiman.

Pengendalian hama secara kuratif dilakukan ketika hama sudah

menyerang tanaman. Pengendalian hama secara kuratif dapat dilakukan


21

dengan cara pengaplikasian fungisida, insektisida dan pestisida baik

organik maupun kimia. Menurut Anonim (2019) 21 hama utama tanaman

bawang merah dan penganannya adalah sebagai berikut :

1) Lalat Penggorok Daun (Liriomyza chinensis Kato)

Lalat ini menyerang tanaman bawang merah dengan cara

menusukkan telur pada daun tanaman, dicirikan adanya bintik-bintik

putih kecil akibat tusukan ovipasitor lalat betina. Bintik-bintik ini

kemudian menjadi garis lurus dan lama-lama akan mengering. Pada

serangan berat menyebabkan seluruh helaian daun menjadi kering

berwarna coklat, bahkan sampai bagian akar busuk dan mengeluarkan

belatung.

Cara pengendaliannya, untuk membasmi lalat gunakan

insektisida berbahan aktif imidakloprit dengan dosis 2 sendok

makan/25 gram dan 2 liter. Bisa juga gunakan Abamectin dengan

dosis 1/2 sendok teh dan 17 liter. Sedangkan untuk membasmi

larvanya gunakan insektisida berbahan aktif Abamectin (Demolish,

Agrimec) dengan dosis 1/2 sendok teh dan 17 liter.

2) Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufnagel)

Hama ini biasanya menyerang dan memotong leher tanaman

berusia 2-3 minggu. Potongan tanaman kemudian dibawa ke dalam

21
Anonimus, “Hama Utama Bawang Merah dan Penanggulangannya”
(https://www.baktikunegriku.com/article/id/5dbfd0d4b16d836d620f274, Diakses pada 6 Februari
2021, 21.05).
22

tanah. Tanaman yang terserang hama ulat tanah akan layu dan

akhirnya mati.Hama ini biasanya menyerang saat matahari mulai

tenggelam antara jam 5 sore hingga 7 malam. Saat siang hari hama ini

bersembunyi di dalam tanah karena tidak menyukai cahaya matahari.

Cara pengendalian hama ini yaitu saat persiapan lahan bersihkan

tanaman lama dengan cara dibakar dan digenangi air. Bisa juga

dengan memberikan insektisida tabur yang berbahan karbofuron

(Furadan, Regent) dengan cara ditaburkan pada tanah bersamaan

pemupukan. Gunakan dosis secukupnya.

3) Ulat Daun (Spodoptera exigua)

Hama ulat daun memiliki ciri-ciri berwarna hijau tua pada saat

usia muda dan berwarna coklat tua dan garis-garis putih setelah

usianya bertambah dengan ukuran 2,5 cm.

Ulat daun ini menyerang daun yang masih muda maupun yang

tua. Gejalanya adalah memiliki ciri timbulnya bercak berwarna putih

transparan pada daun. Bercak disebabkan oleh larva yang menggerek

bagian dalam daun dan menyisakan lapisan epidermis, sehingga daun

tampak menerawang tembus cahaya. Pada serangan yang parah

menyebabkan daun-daun mengering bahkan dapat menyerang bagian

umbi bawang merah.

Cara pengendalian hama ini yaitu dengan sanitasi lahan,

pengaturan jarak tanam dan mengumpulkan kelompok telur pada daun


23

kemudian dimusnahkan secara terbakar. Selain itu, lakukan

penyemprotan insektisida berbahan aktif tunggal Chlorfenapyr dan

Flufenoxuron.

g. Panen dan pasca panen

Bawang merah akan memasuki masa panennya pada hari ke-70 atau

80 setelah ditanam. Tanaman yang siap panen ditandai dengan umbi

bawang merah yang menyembul ke permukaan tanah, serta daun yang

merebah. Cara memanen bawang merah adalah dengan mencabut

tanaman dan langsung dibersihkan dari segala kotoran.

Setelah proses panen selesai maka selanjutnya adalah proses pasca

penen yaitu dengan cara menjemur tanaman bawang merah di bawah

sinar matahari agar tak lembab, kemudian digantung atau diletakkan di

atas para-para. Jika melakukan penyimpanan dengan cara tepat seperti

ini, umbi bawang merah bisa bertahan hingga 1 sampai 2 tahun lamanya.

2. Penggunaan Pupuk NPK Mutiara

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 merupakan salah satu pupuk majemuk

yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk NPK Mutiara 16-16-

16 biasanya berbentuk butiran (granul) berwarna biru langit. Pupuk ini

bersifat higroskopis atau mudah larut sehingga mudah diserap oleh tanaman

dan bersifat netral (tidak mengasamkan tanah).

Pada tanaman umbi seperti bawang merah, bawang putih, kentang,

wortel dan sejenisnya penggunaan pupuk NPK Mutiara sebagai pupuk dasar
24

juga dilakukan dengan cara ditaburkan pada bedengan atau di cor (di kubur

dengan tanah) jika penanaman dilakukan pada musim hujan.

Pupuk NPK Mutiara dapat digunakan sebagai pupuk dasar dengan

konsentrasi 500 kg/h yang diaplikasikan tujuh hari sebelum penanaman.

Kandungan Pupuk NPK Mutiara


Tabel IV. 2 Kandungan Utama Pupuk NPK Mutiara

NO Kandungan Persentase

1 Nitrogen (N) 16%

2 Fosfor (P) 16%

3 Kalium (K) 16%

4 Magnesium (Mg) 1,5%

5 Kalsium (Ca) 5%
Sumber : Samadi (2009)

3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pupuk NPK Mutiara

Pupuk NPK Mutiara memiliki kelebihan antara lain :

a. Dalam sekali pemupukan 3 unsur hara dapat terserap oleh tanaman;

b. Praktis dalam pemupukan;

c. Relatif aman untuk digunakan;

d. Dapat di aplikasikan hampir pada seluruh tanaman.

Pupuk NPK Mutiara memiliki kekurangan antara lain :

a. Dalam jangka waktu lama penggunaan Pupuk NPK Mutiara bisa merusak

struktur fisik tanah;

b. Tanah cepat kering karena daya tampung airnya menurun;


25

c. Berpotensi besar menurunkan tingkat keasaman tanah;

d. Dapat membunuh tanaman jika diberikan terlalu banyak;

e. Dapat membuat tanah menjadi rentan terhadap hama jika pemberiannya

dilakukan terus-menerus dalam jangka panjang.

4. Pengaruh Penggunaan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Bawang Merah

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan hara di dalam tanah. Pemberian pupuk dimaksudkan untuk

menyeimbangkan status hara dalam tanah supaya tidak menghambat proses

pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan yang optimal dapat tercapai jika seluruh

hara dalam keadaan seimbang.

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa perlakuan pupuk NPK

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot umbi dan diameter umbi.

Semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan, pertumbuhan dan produksi

tanaman juga semakin tinggi. Hal ini dikarenakan Pupuk NPK Mutiara

memiliki unsur hara yang lengkap dan seimbang untuk menunjang

pertumbuhan tanaman di setiap fase pertumubuhan tanaman. Unsur hara yang

terkandung pada pupuk NPK Mutiara antara lain :

Unsur hara Natrium (N) yaitu untuk memperbaiki pertumbuhan

vegetatif tanaman, tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna

lebih hijau. Fungsi unsur hara N yaitu sebagai pembentukan protein. Gejala –

gejala kekurangan N yaitu tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas

dan daun – daun kuning.


26

Unsur Phospour (P) pada bawang merah berperan untuk mempercepat

pertumbuhan akar semai, dan dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan

umbi. Tanaman yang kekurangan unsur P maka akan terlihat gejala warna daun

bawang hijau tua dan permukaannya terlihat mengkilap kemerahan dan

tanaman menjadi kerdil.

Unsur Kalium (K) berfungsi untuk pembentukan pati, mengaktifkan

enzim, mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan, penyakit, dan

perkembangan akar. Kekurangan unsur kalium, daun tanaman bawang merah

akan mengkerut atau keriting dan muncul bercak kuning transparan pada daun

dan berubah merah kecoklatan.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses budidaya bawang merah antara adalah pemilihan bibit, pengolahan

lahan, penanaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama, panen

dan pasca panen;

2. Pupuk NPK Mutiara dapat digunakan dengan cara ditabur maupun dicor

(dikubur dengan tanah) dengan dosis 500 kg/h tujuh hari sebelum

penanaman;

3. Kelebihan penggunaan pupuk NPK Mutiara antara lain harganya yang

murah, mudah digunakan, dapat digunakan pada berbagai tanaman.

Sementara itu kekurangan penggunaan pupuk NPK Mutiara adalah jika

digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan tanah,

kematian pada tanaman, dan tanaman rentan terserang hama;

4. Pupuk NPK Mutiara berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi

bawang merah dikarenakan unsur-unsur makro dan mikro yang

terkandung dalam pupuk NPK Mutiara lengkap untuk menunjang

pertumbuhan dan hasil produksi.

27
28

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas,maka penulis

memberikan beberapa saran sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian

ini. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut :

Untuk petani :

1. Untuk menghindari hama sebaiknya petani melakukan tindakan

pencegahan dengan cara pengendalian hama secara preventif;

2. Untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal sebaiknya petani

menggunakan dosis pupuk NPK Mutiara yang sesui dengan keperluan.

Untuk pemerintah :

1. Pemerintah sebaiknya memeberikan subsidi pupuk agar petani lebih

mudah mendapatkan pupuk serta keuntungan petani lebih meningkat;

2. Pemerintah sebaiknya melakukan penyuluhan tentang penggunaan pupuk

yang baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010..Produksi(Pertanian).https://id.m.wikipedia.org/wiki/Produksi_(per
tanian). (5 Februari 2021).
Anonimus. 2019. Hama Utama Bawang Merah dan Penanggulangannya
https://www.baktikunegriku.com/article/id/5dbfd0d4b16d836d620f274,
(Diakses pada 6 Februari 2021, 21.05).
Creswell, J. W. 2002. Desain penelitian. Pendekatan Kualitatif & Kuantitatif.
Jakarta: KIK.
Eka Saputra, Prayoga. 2016. Respons Tanaman Bawang Merah ( Allium
ascalonicium. L) Akibat Aplikasi Pupuk Hayati dan Pupuk Majemuk NPK
Dengan Berbagai Dosis. Skripsi. Bandar Lampung. Universitas Lampung.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R. L Mitchell (1991). Physiology of Crop Plants.
Jakarta: UI Press.
Hamid Patilima. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. ALFABET. Bandung.
Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah: Akademika Pressindo. Bogor.
I Wayan Redi Aryanta. 2019. Bawang Merah Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan E-
Jurnal Widya Kesehatan, volume 1 nomor 1,.hlm 4-6.
Kuswardhani, D. S. 2016. Sehat Tanpa Obat dengan Bawang Merah-Bawang Putih.
Penerbit Rapha Publishing. Yogyakarta.
Rahayu, E, dan Berlian,N. 1999. Bawang Merah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukmana, P.1995. Bawang Merah Budidaya dan Pengolahan
Pascapanen. Kanisius. Jakarta. 18 hal.
Samadi, B dan Cahyono. 2009. Bawang Merah. Kanasius. Jogjakarta. 35 hlm.
Sugiyono.2006.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D.Bandung:Alfabeta.
Suriani, N. 2012. Budidaya Bawang Merah dan Bawang Merah. Yogyakarta :
Cahaya Atma Pustaka.
Tjitrosoepomo G. 2010. Taksonomi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Wibowo ,singgih. 2007. Budidaya Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yamaguchi, M., dan Rubatzky E.V. 1998. Sayuran Dunia Jilid I. ITB
Press. Bandung.

29
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar 1 : Pengeringan bawang merah Gambar 2 : Pembersihan bawang merah

Gambar 3 : Tanaman bawang merah Gambar 4 : Tanaman bawang merah

Gambar 5 : Umbi bawang merah Gambar 6 : Pupuk NPK Mutiara

30
31

B. Lembar Wawancara

1. Q : kenapa bapak memilih untuk bertani bawang merah ?


A : karena harga bawang merah cukup stabil dan masa tanamnya cukup singkat.
2. Q : apa saja proses dalam budidaya bawang merah ?
A : yang pertama adalah pemilihan bibit, bibit yang baik adalah bibit yang terlihat
mengkilap dan tidak keropos. Setelah pemilihan bibit langkah selanjutnya
adalah pengolahan lahan yang dilakukan tujuh hari sebelum penanaman.
Setelah 7 hari langkah selanjutnya adalah penanaman.
untuk pengurusan bawang merah setiap hari harus dilakukan penyiraman dua
kali sehari dan pemupukan setelah bawang merah berusia 10-15 HST.
Langkah terakhir dari budidaya bawang merah adalah panen proses panen
dilakukan setelah umur bawang merah berusia 70-80 HST, agar bawang
merah awet untuk disimpan maka dilakukan pengeringan dengan cara dijemur
di bawah sinar matahari atau atas para para.
3. Q : pupuk apa saja yang digunakan dalam budidaya bawang merah ?
A : untuk pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK Mutiara 16:16:16, sp36 dan
KCL yang digunakan untuk pupuk dasar. Lalu pupuk Urea dan ZA yang
digunakan untuk pupuk susulan
4. Q : bagaimana cara menggunakan pupuk NPK Mutiara untuk
tanaman bawang merah ?
A : pupuk NPK Mutiara digunakan dengan cara ditebar di atas bedengan lalu
diaduk dengan tanah tujuh hari sebelum penanaman dengan dosis 500 kg/h.
5. Q : setahu bapak apa saja kegunaan pupuk NPK Mutiara ?
A : kegunaan pupuk NPK Mutiara adalah untuk menunjang proses pertumbuhan.
6. Q : apa kelebihan pupuk NPK Mutiara ?
A : harganya murah, gampang digunakan dan dapat digunakan pada berbagai
tanaman.
7. Q : apa kekurangan pupuk NPK Mutiara ?
A : jika digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan tanah,
tanaman mati dan tanaman rentan terhadap hama.
8. Q : Apakah pupuk NPK Mutiara berpengaruh pada pertumbuhan ?
A : ya berpengaruh karena unsur-unsur yang ada pada pupuk NPK Mutiara
lumayan lengkap untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
9. Q : Apakah pupuk NPK Mutiara berpengaruh pada produksi ?
A : ya berpengaruh karena jika pertumbuhannya baik maka hasil produksi juga
baik dan sebaliknya jika pertumbuhannya buruk maka hasil produksi juga
buruk.
10. Q : setelah dilakukan pemupukan NPK Mutiara efek apa yang
terjadi pada tanaman ?
A : tanaman jadi lebih tinggi, lebih hijau, umbinya lebih besar dan berat
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama penulis Muhammad Faiz Kurniawan, biasa dipanggil Faiz,

lahir di Kota Angin, yaitu Majalengka, pada tanggal 18 Mei 2002.

Penulis lahir dari pasangan Ipin Saripin – Dewi Nurhidayah dan

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yaitu saudara pertama

Asep Fahrul Husaeni dan saudara bungsu Muhamad Fadli Fadillah.

Penulis manamatkan sekolah dasar di SDN Wanahayu 1 pada

tahun 2015. Kemudian melanjutkan ke MTs PUI Banjaran dan lulus pada tahun 2018.

Selanjutnya, penulis melanjutkan ke MA Daarul Uluul PUI Majalengka dan Insyaallah

akan lulus pada tahun 2021.

Perjuangan panjang dilalui penulis dalam menamatkan madrasah. Penulis yakin, dengan

ikhtiar yang kuat disertai dengan do’a dan keyakinan akan ke-maha besar-an Allah, penulis

dapat melalui semua halangan dan rintangan selama menempuh pendidikan.

32

You might also like