Fikri Paputungan Winda M. Mingkid, Hariyani Sambali

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Budidaya Perairan 2021, Vol. 9 No.

1: 27 - 32

Tingkat kelangsungan hidup juvenil lobster air tawar ‘red claw’ (Cherax quadricarinatus)
dengan pemberian pakan alami berbeda

Survival rate for juvenile 'red claw' freshwater lobster (Cherax quadricarinatus)
with different natural feeding

Fikri Paputungan1, Winda M. Mingkid2, Hariyani Sambali2


1)
Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado
2)
Staf Pengajar Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado
Penulis korespondensi: F. Paputungan, fikripaputungan18@gmail.com

Abstract
This study aimed to analyze the survival rate of freshwater crayfish Cherax quadricarinatus, using
different natural feeds, namely Alona sp, Daphnia sp. and Artemia sp. Observing the growth of
juvenile crayfish C. quadricarinatus. The study was conducted for two months (April - May 2019),
at the Aquaculture Technology Laboratory. In this study, there were three treatments, namely
different types of natural food. The treatments given were: Treat A Alona sp .; Treatment B
Daphnia sp; and Treatment C Artemia sp. Feeding 25 individuals during the maintenance period
is carried out twice a day, namely in the morning at 08.00 - 09.00 and 17.00 - 18.00 WIB. This
study used a completely randomized design showing that the average value of SR (survival) in
each treatment such as treatment A (Alona sp) was 60%, then treatment B (Daphnia sp) was
66.67% and finally treatment C ( Artemia sp) of 66.67%. Observation results for 21 days of
mainten ance found an increase in length between 2 - 4 mm. The analysis of variance (ANOVA)
showed that the differences in the types of natural food did not have a significant effect (P> 0.05)
on the survival and growth of juvenile crayfish kept for 21 days.
Keywords: crayfish, Alona, natural feed, growth

PENDAHULUAN cepat dengan fase larva yang singkat. Selain


itu, C. quadricarinatus mempunyai
Lobster air tawar (Cherax
kemampuan toleransi yang besar terhadap
quadricarinatus) merupakan salah satu
kondisi habitat baru dengan parameter
hewan akuatik endemik perairan darat
lingkungan berbeda yang dibuktikan dengan
Australia bagian utara sampai ke daratan
berhasilnya budidaya diluar daerah tropis.
Papua bagian selatan. Lobster air tawar jenis
Usaha budidaya C. quadricarinatus untuk
ini memiliki potensi sebagai hewan
skala komersil di Indonesia biasanya
budidaya karena pertumbuhannya sangat
menggunakan pakan buatan berupa pelet

27
Budidaya Perairan 2021, Vol. 9 No. 1: 27 - 32

sebagai sumber nutrisinya. dengan menggunakan 3 (tiga) jenis pakan


Untuk pemeliharaan juvenil masih alami yang berbeda yaitu Alona sp.
belum optimal terutama untuk padat Daphnia sp. dan Artemia sp. Tujuan
penebaran tinggi. Salah satu kendalanya penelitian ini adalah untukm menganalisis
yaitu sifat kanibalisme lobster terutama tingkat kelangsungan hidup juvenil lobster
pada saat terjadinya molting. Rouse (1997) air tawar C. quadricarinatus dengan
menyatakan bahwa Cherax jenis red claw menggunakan pakan alami berbeda yaitu
relatif suka berkerumun dan toleran Alona sp, Daphnia sp. dan Artemia sp. dan
terhadap kondisi yang padat, akan tetapi mengamati pertumbuhan juvenil lobster air
pada umur muda sering menunjukkan sifat tawar C. quadricarinatus.
agresif yang tinggi dan perilaku
kanibalisme. Upaya yang di lakukan untuk METODE PENELITIAN
mengatasi masalah dalam pembenihan
lobster air tawar ini adalah dengan Persiapan Juvenil Lobster Air Tawar
pemberian jenis pakan yang tepat, Induk betina bertelur diperoleh dari
pengaturan padat penebaran dan Danau Tondano dan dipelihara selama 1
penggunaan shelter. bulan. Setelah juvenil menetas, induk betina
Salah satu faktor yang dapat tetap menyimpan juvenil dibawah
meningkatkan kualitas benih dan tingkat abdomennya selama 10-12 hari sampai
hidup yang lebih tinggi adalah pemberian juvenil siap untuk melepaskan diri. Juvenil
pakan yang sesuai dengan kebutuhan lobster yang digunakan dalam penelitian ini
sehingga dapat meningkatkan adalah yang berumur 23 hari setelah menetas.
pertumbuhan yang optimal Artemia adalah Sebelum diberikan perlakuan, juvenil
jenis pakan alami yang memiliki kadar diaklimatisasi selama 2 hari untuk
protein tinggi sebesar 55% dan kadar lemak menyesuaikan dengan pakan.
sebesar 18% (Priyadi, 2010). Alona dan
Rancangan Percobaan
Daphnia juga mempunyai potensi untuk Penelitian menggunakan 3
digunakan sebagai pakan alami karena perlakuan pakan alami yang berbeda:
kandungan protein Alona sebesar 67% Perlakuan A :Alona sp.
(Priyadi, 2010) dan Daphnia 50% Perlakuan B : Daphnia sp.
(Pangkey, 2009), sehingga pakan alami ini Perlakuan C : Artemia sp.
sangat memungkinkan untuk dijadikan Pemberian pakan sebanyak 25
sebagai pakan bagi juvenil. Ketiga jenis individu perwadah selama masa
pakan ini yaitu Alona, Daphnia dan Artemia pemeliharaan, dengan frekuensi pemberian 2
mudah diperoleh dan dikultur serta tidak kali sehari yaitu pagi hari pukul 08.00 – 09.00
mahal dibandingkan dengan pakan buatan Wita dan sore pukul 17.00 – 18.00 Wita.
berupa pelet. Berdasarkan beberapa hal Prosedur percobaan sebagai berikut:
tersebut diatas maka penelitian untuk 1. Wadah toples kaca kapasitas 500ml
mengetahui tingkat kelangsungan hidup dimasukkan air bersih sebanyak 400 ml.
dan pertumbuhan juvenil lobster air tawar 2. Juvenil yang berumur 23 hari diukur

28
Budidaya Perairan 2021, Vol. 9 No. 1: 27 - 32

panjang dan dimasukkan dalam wadah Nt = jumlah hewan uji pada akhir penelitian
pemeliharaan sebanyak 5 individu perwadah. No = jumlah hewan uji pada awal penelitian
3. Selanjutnya wadah pemeliharaan diberikan Pertumbuhan mutlak diperoleh dari
aerasi dengan kekuatan minimum. selisih antara berat atau panjang baku rata –
4. Wadah toples kaca dibersihkan dari sisa rata selama pemeliharaan. Untuk menghitung
pakan dan feces setiap pagi sebelum pertumbuhan mutlak digunakan rumus yang
diberikan pakan. Air dalam toples diganti dikemukan oleh Effendie (1997) yaitu:
setiap 5 hari sekali. L = Lt – Lo
5. Pengukuran suhu dan kelelembaban Dimana:
dilakukan2x sehari pada saat pemberian L = pertumbuhan mutlak (panjang)
pakan. Lt = panjang total rata–rata individu pada
6. Jumlah juvenil yang molting dan mati akhir percobaan
dicatat setiap hari. Lo = panjang rata–rata individu pada awal
7. Di akhir penelitian setelah dipelihara percobaan
selama 21 hari, juvenil dihitung jumlah dan Parameter kualitas air yang diukur
diukur panjangnya. dalam penelitian adalah suhu dan
8.Data hasilpengukuran parameter tersebut kelembaban udara, dimana pengukuran ini
digunakan untuk menentukan sintasan hidup dilakukan 2 kali sehari yaitu pada saat
dan pertumbuhan juvenil. pemberian pakan di pagi dan sore hari dengan
menggunakan thermometer suhu (°C) dan
Pengumpulan Data
hygrometer (%).
Data yang diukur adalah:
1. Persentasi jumlah individu pada
Analisis Data
masing-masing perlakuan
Analisis data menggunakan analisis
2. Pertumbuhan mutlak berupa panjang
sidik ragam (ANOVA).
total individu;
3. Parameter kualitas lingkungan berupa
HASIL DAN PEMBAHASAN
suhu dan kelembaban udara.
Menurut Effendie (1997)
Sintasan Hidup
kelangsungan hidup juvenil dihitung dengan
Hasil pengamatan selama 21 hari
menggunakan rumus:
terhadap tingkat kelangsungan hidup
Nt
juvenil lobster air dengan pakan alami
SR (%) = x 100
berbeda Berdasarkan analisi ragam
No
(ANOVA) perbedaan jenis pakan alami
tidak memberikan pengaruh yang nyata
Dimana:
(P>0,05) terhadap tingkat kelangsungan
SR = kelangsungan hidup (%)
hidup juvenil lobster air tawar.

29
Budidaya Perairan 2021, Vol. 9 No. 1: 27 - 32

Pertumbuhan pengukuran dari suhu dan kelembaban udara


Perlakuan dengan frekuensi pemberian dapat di lihat pada Tabel 2.
pakan 2 kali sehari (pukul 08.00 – 09.00 Wita
Tabel 2. Rataan suhu dan kelembaban udada
dan pukul 17.00 – 18.00 Wita cenderung
mempengaruhi panjang tubuh juvenil lobster Pagi Sore
air tawar. Hasil ini kemungkinan disebabkan SUHU 25,9 28,2 26 28,7
karena jumlah untuk setiap kali pemberian KELEMBABAN 85 90 83 94
dan waktu pemberian pakan yang tepat.
Nuhman (2008) menyatakan bahwa Hasil analisis menunjukkan bahwa
pemberian pakan dalam jumlah yang tepat perbedaan jenis pakan alami berbeda tidak
memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05)
dapat membuat udang tumbuh dan
terhadap tingkat kelangsungann hidup juvenil
berkembang ke ukuran yang maksimal. lobster air tawar (Cherax quadricarinatus).
Pertumbuhan pada lobster juga di tandai Berdasarkan tingkat kelangsungan selama
dengn bertambahnya panjang. Pengukuran penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa
panjang tubuh lobster dapat di golongkan nilai rata-rata SR (kelangsungan hidup) pada
menjadi 2 macam yaitu panjang masing-masing perlakuan seperti perlakuan
cephalothorax dan panjang abdomen. Setelah A (Alona sp) sebesar 60%, lalu perlakun B
pemeliharaan 21 hari terjadi penambahan (Daphnia sp) sebesar 66,67 % dan terakhir
panjang pada juvenil lobster air tawar seiring perlakuan C (Artemia sp) sebesar 66,67%.
dengan bertambahnya waktu. Juvenil lobster Pakan uji pada setiap perlakuan dapat di
air tawar yang berukuran panjang awal 13 – manfaatkan juvenil lobster air tawar untuk
15 mm bertambah panjang menjadi 16 – 20 kehidupannya, khususnya Daphnia sp dan
mm. Pertumbuhan juvenil di lihat dari Artemia sp. Hal ini terlihat dari nilai angka
pertambahan panjang, berat tidak di pakai rata-rata kelangsungan hidup juvenil lobster
dalam penentuan pertumbuhan untuk juvenil air tawar dengan pakan alami Daphnia sp dan
umur di bawah 1 bulan pada penelitian ini, Artemia sp lebih baik yaitu 66,67%. Pakan
karena bobotnya masih < 1gr. Pertumbuhan Alona kurang memenuhi kebutuhan diduga
panjang mutlak dapat di lihat pada Tabel 1. karena ukuran Alona sp sudah lebih kecil dari
ukuran juvenil lobster air tawar sehingga
Tabel 1. Pertumbuhan panjang mutlak diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak
juvenil di pelihara Selama 21 hari dengan lagi (> 5 individu) agar tidak terjadi
pemberian pakan alami berbeda. kompetisi dalam memperoleh makanan.
No Alona sp Dhapnia sp Artemia sp Proporsi pemberian pakan sebesar 5% dari
1 14 15 16 biomasa pada penelitian Rihardi, et al. (2013)
2 16 19 20 menunjukkan tingkat kelangsungan hidup
yang lebih baik kelulusan hidup penelitian ini
(mm) 2 4 4
dengan proporsi pemberian pakan 3% dari
biomassa. Kebutuhan akan pakan yang tidak
Kualitas Air dan Lingkungan terpenuhi secara optimal akan memicu
Suhu dan kelembaban udara lobster untuk saling memangsa dan menjadi
merupakan faktor yang juga mempunyai salah satu faktor penyebab rendahnya
peranan penting dalam menunjung kelulusan hidup lobster pada media
kelangsungan hidup dan pertumbuhan lobster pemeliharaan.
juvenil lobster air tawar. Rataan hasil

30
Budidaya Perairan 2021, Vol. 9 No. 1: 27 - 32

Pertumbuhan adalah pertambahan Data lingkungan yang di ukur


ukuran panjang dan berat dalam suatu adalah suhu dan kelembaban ruangan.
waktu. Pertumbuhan di pengaruhi oleh Kisaran suhu pada saat pemeliharaan
beberapa faktor yaitu faktor dalam dan juvenil adalah 25.9 - 28.20C di pagi hari
faktor luar. Faktor dalam yang serta sore hari suhu berkisar 26 – 28.70C
mempengaruhi adalah keturunan, sex, dan kelembaban di pagi hari 85 – 90 dan
umur, parasit dan penyakit. Sedangkan sore hari 83 – 94 %. Suhu dan kelembaban
faktor luar yang utama mempengaruhi ruangan mempengaruhi kelangsungan
pertumbuhan ialah makanan dan suhu hidup juvenil. Suhu ideal dalam
perairan (Effendi, 2002).Perlakuan dengan pemeliharaan lobster air tawar adalah 24 –
frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari 310C. Budiardi et al (2005) menyatakan
(Pukul 08.00 – 09.00 Wita dan pukul 17.00 bahwa penurunan suhu air media dapat di
– 18.00 Wita cenderung mempengaruhi sebabkan karena menurunnya suhu
panjang tubuh juvenil lobster air tawar. ruangan sedangkan peningkatannya di
Hasil ini kemungkinan disebabkan karena sebabkan oleh meningkatnya suhu
jumlah untuk setiap kali pemberian dan ruangan.. Lalu kelembaban ruang juga
waktu pemberian pakan yang tepat. berpengaruh terhadap suhu air karena
Nuhman (2008) menyatakan bahwa kelembaban rendah dapat menaikan suhu
pemberian pakan dalam jumlah yang tepat air sebaliknya jika kelembaban tinggi dapat
dapat membuat undang tumbuh dan menurunkan suhu air (Paputungan, 2019).
berkembang ke ukuran yang maksimal.
KESIMPULAN
Hasil pengamatan selama 21 hari
pemeliharaan di dapati pertambahan  Jenis pakan Alona sp. memberikan hasil
panjang antara 2 – 4 mm. pertumbuhan sintasan hidup rata-rata 60 % , Daphnia
panjang mutlak yaitu perlakuan dengan sp. dan Artemia sp. sebesar 66,67%.
pemberian pakan Daphnia sp dan Artemia  Jenis pakan Alona sp memberikan
sp menunjukkan pertumbuhan panjang pertambahan panjang sebesar 2 mm dan
mutlak lebih tinggi di bandingkan dengan Daphnia sp.dan Artemia sp. sebesar 4
perlakuan yang di beri pakan Alona sp. Hal mm.
ini selaras dengan Rihardi, et, al. (2013)
yang menyatakan bahwa pertambahan DAFTAR PUSTAKA
panjang pada lobster terkait dengan
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan.
pertambahan bobot. Pertambahan bobot
Yogyakarta: Yayasan Pustaka
biasanya di tandai dengan proses molting.
Nusatama.
Dan frekuensi pemberian pakan yang
Nuhman. 2008. Pengaruh Presentase
optimal akan merangsang lobster lebih
Pemberian Pakan Terhadap
cepat molting. Semakin molting maka
Kelangsungan Hidup Dan Laju
pertumbuhan bobot dan panjang akan
Pertumbuhan UDang Vaname.
meningkat (Setyono, 2006).
Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Vol 1, dan 2.

31
Budidaya Perairan 2021, Vol. 9 No. 1: 27 - 32

Pangkey H. (2009). Dhapnia dan Proseding Forum: Inovasi


kegunaannya. Jurnal Perikanan dan Teknollogi Akuakulture 749-754.
Kelautan 5(3): 33-36. Rihardi I, Sadikin A, Zaenal A. 2013.
Paputungan F. 2019. Pengaruh Pemberian Pertumbuhan Lobster Air Tawar
Jenis Pakan Yang Berbeda (cherax quadricarinatus) Pada
Terhadap Sintasan Hidup Lobster Pemberian Pakan Pada Frekuensi
Air Tawar “Red Claw” (Cherax Yang Berbeda. Jurnal Perikanan
Quadricarinatus). Makalah Praktek Unram. Vol. 1(2)28-36.
Kerja Lapangan. Rouse M. 1997. Production Of Australian
Priyadi AET. 2010. Perlakuan Berbagai Red Claw Crayfish. Auburn
Jenis Pakan Alami Untuk University Alabama. U.A.
Meningkatkan Pertumbuhan Dan Setyono. 2006. Budidaya Pembesaran
Sintasan Larva IKan Down Udang Karang (Panulirus spp).
(Synodontis N9griventis). Jurnal Oseana. Vol. 31(4):39-49.

32

You might also like