128 463 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN

BAHASA INGGRIS MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


PADA SISWA KELAS XI.IPS.3 SMAN 1 PASAMAN

Yosniferi
SMA N 1 Pasaman
Email: yosniferi01@gmail.com

ABSTRACT
Based on the results of student learning XI.IPS.3 Class SMAN 1 Pasaman in the subjects of English sub-Revealing the
meaning of the essay by us- ing variety of oral language accurately, fluently and acceptable in the context of everyday life in text
form: narrative, spoof, and hortatory exposition.ditemukan that results for students in the subjects of English sub-Revealing the
meaning of the essay by us- ing variety of oral language accurately, fluently and acceptable in the context of everyday life in text
form: narrative, spoof, and hortatory exposition.masih very low. The average student learning outcomes are still under KKM.
The purpose of this study is to describe and obtain information about the efforts to improve student learning outcomes in the
subjects of English sub Revealing-kan meaning in essay by us- ing variety of oral language accurately, fluently and acceptable in
the context of everyday life in text form: narrative, spoof, and hortatory exposition through Discovery Learning method Learning
in Class XI.IPS.3 SMA N 1 Pasaman West Pasaman.
This research is a class act. The procedure in this research include planning, action, observation and reflection. The
study consisted of two cycles of the four meetings. Subjects consisted of 30 students Grades XI.IPS.3 People SMA N 1 Pasaman.
Data were collected by using observation sheet and daily tests. Data were analyzed using percentages.
Based on the results of research and discussion that has been raised, it can be concluded that the method of Learning
Discovery Learning can improve student learning outcomes in the subjects of English sub Revealing-kan meaning in essay by us-
ing variety of oral language accurately, fluently and acceptable in the context of life daily in text form: narrative, spoof, and
hortatory exposition.di SMA N 1 Pasaman. Learning outcomes of students from the first cycle to the second cycle. The results of
students in the first cycle was 50.8 (Self) increased to 84.73 (good) with an increase of 33.93%.

Keywords: Learning Outcomes, English, Learning Discovery Learning Methods

ABSTRAK
Berdasarkan hasil belajar siswa Kelas XI.IPS.3 SMAN 1 Pasaman dalam mata pelajaran Bahasa Inggris sub
Mengungkap-kan makna dalam esei dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks
kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory exposition.ditemukan bahwa hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris sub Mengungkap-kan makna dalam esei dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan secara
akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory
exposition.masih sangat rendah. Rata-rata hasil belajar siswa masih berada di bawah KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan dan mendapatkan informasi tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Inggris sub Mengungkap-kan makna dalam esei dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima
dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory exposition melalui Metode
Pembelajaran Discovery Learning di Kelas XI.IPS.3 SMA N 1 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan empat kali pertemuan. Subjek penelitian terdiri dari
30 Orang peserta didik Kelas XI.IPS.3 SMA N 1 Pasaman. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi
dan ulangan harian. Data dianalisis dengan menggunakan persentase.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Metode
Pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris sub
Mengungkap-kan makna dalam esei dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks
kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory exposition.di SMA N 1 Pasaman. Hasil belajar siswa
dari siklus I ke siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I adalah 50.8 (Cukup) meningkat menjadi 84.73 (baik) dengan
peningkatan sebesar 33.93%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Bahasa Inggris, Metode Pembelajaran Discovery Learning

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 167


Vol. 02 No.1 Th. 2017
PENDAHULUAN belajar menjadi bermakna bagi siswa,
Pendidikan adalah hal yang esensial sehingga siswa mendapatkan pengalaman
dalam pembentukan kepribadian dalam belajar yang interaktif, inspiratif,
masyarakat yang berbudaya. Dalam proses memotivasi, dan tidak menjemukan.
pembentukan kepribadian, manusia Menurut Permendiknas Nomor 22
diharapkan dapat memahami apa arti dan Tahun 2006 tantang Standar Isi, Bahasa
hakikat hidup, serta untuk apa dan Inggris merupakan ilmu universal yang
bagaimana menjalankan tugas hidup dan mendasari perkembangan teknologi modern,
kehidupan secara benar. mempunyai peran penting dalam berbagai
Undang-Undang Republik Indonesia displin dan memajukan daya pikir manusia.
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Perkembangan pesat di bidang teknologi
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) informasi dan komunikasi dewasa ini
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha dilandasi oleh perkembangan Bahasa Inggris
sadar dan terencana untuk mewujudkan dibiadang teori bilangan, aljabar, analisis,
suasana belajar dan proses pembelajaran teori peluang dan Bahasa Inggris diskrit.
agar siswa secara aktif mengembangkan Untuk mengusasi dan mencipta teknologi di
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan masa depan diperlukan penguasaan Bahasa
spiritual keagamaan, pengendalian diri, Inggris yang kuat sejak dini. Mata pelajaran
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta Bahasa Inggris perlu diberikan kepada
keterampilan yang diperlukan dirinya, semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
masyarakat, bangsa dan negara. untuk membekali peserta didik dengan
Edgar Dalle dalam Mulyasa (2012 : 4) kemampuan berpikir logis, analitis,
menyatakan pendidikan merupakan usaha sistematis, kritis, dan kreatif, serta
sadar yang dilakukan oleh keluarga, kemampuan bekerjasama. Kompetensi
masyarakat, dan pemerintah melalui tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan memiliki kemampuan memperoleh,
yang berlangsung di sekolah dan di luar mengelola, dan memanfaatkan informasi
sekolah sepanjang hayat untuk untuk bertahan hidup pada keadaan yang
mempersiapkan siswa agar dapat selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
memainkan peranan dalam berbagai Mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan
lingkungan hidup secara tetap untuk masa agar peserta didik memiliki kemampuan
yang akan datang. sebagai berikut.
Idealnya pendidikan akan melahirkan a. Memahami konsep Bahasa Inggris,
siswa yang berkarakter, bermoral, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
berpengetahuan dan kemampuan dasar dan mengaplikasikan konsep atau
lainnya untuk dijalankan dalam kehidupan algoritma, secara luwes, akurat,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. efisien, dan tepat, dalam pemecahan
Siswa harus aktif dan terlibat langsung masalah.
dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan

168 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 168


Vol. 02 No.1 Th. 2017
b. Menggunakan penalaran pada pola bertindak bersama-sama dalam mengejar
dan sifat, melakukan manipulasi tujuan bersama. Luka bagi siapapun adalah
Bahasa Inggris dalam membuat luka bagi semuanya. Jika salah satu anggota
generalisasi, menyusun bukti, atau dalam kelompok ini melarat atau terluka,
menjelaskan gagasan dan pernyataan kesehatan seluruh anggota masyarakat juga
Bahasa Inggris. ikut terganggu. Tujuan kita menegakkan
c. Memecahkan masalah yang meliputi negara bukanlah ketidakseimbangan
kemampuan meliputi kemampuan kebahagiaan kelas tertentu, melainkan demi
memahami masalah, merancang kebahagiaan buat semua.
model Bahasa Inggris, Dari uraian di atas dapat ditarik
menyelesaikan model dan kesimpulan bahwa pentingnya pendidikan
menafsirkan solusi yang diperoleh. bagi peserta didik salah satunya pendidikan
d. Memecahkan masalah yang meliputi yang mengajarkan Bahasa Inggris, karena
kemampuan memahami masalah, setiap aktifitas kehidupan menggunakan
merancang model Bahasa Inggris, Bahasa Inggris, hal tersebutlah yang
menyelesaikan model dan membuat Bahasa Inggris adalah hal yang
menafsirkan solusi yang diperoleh. utama untuk dipelajari bagi peserta didik.
e. Mengkomunikasikan gagasan Berhasilnya pelaksanaan suatu
dengan simbol, tabel, diagram, atau pendidikan, khususnya di sekolah, salah
media lain untuk menperjelas satunya ditentukan oleh kegiatan belajar
keadaan atau masalah. mengajar yang dilakukan. Kegiatan belajar
f. Memiliki sikap menghargai mengajar itu sendiri ditentukan oleh
kegunaan Bahasa Inggris dalam kemampuan guru dalam melaksanakan
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin pembelajaran. Pembelajaran akan berhasil
tahu, perhatian, dan minat dalam apabila seorang guru mampu berperan
mempelajarai Bahasa Inggris, serta sebaik mungkin sebagai pendidik, fasilitator,
sikap ulet dan percaya diri dalam motivator dan innovator. Artinya,
pemecahan masalah. pembelajaran akan menjadi berhasil apabila
Dari uraian di atas dapat ditarik guru mampu menjadi guru yang profesional.
kesimpulan bahwa pentingnya pendidikan Penentu keberhasilan suatu
bagi peserta didik salah satunya pendidikan pembelajaran pada dasarnya juga tergantung
yang mengajarkan Bahasa Inggris, karena kepada siswa. Dalam pembelajaran, siswa
setiap aktifitas kehidupan menggunakan dituntut untuk memiliki motivasi yang
Bahasa Inggris, hal tersebutlah yang tinggi, aktif dan berpartisipasi dalam setiap
membuat Bahasa Inggris adalah hal yang proses belajar yang diikuti.
utama untuk dipelajari bagi peserta didik. Kecenderungan dewasa ini untuk
Salah satunya materi dasar mengenai negara. kembali pada pemikiran bahwa anak akan
Negara merupakan entitas yang terdiri dari belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
bagian-bagian yang berbeda yang saling alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
melengkapi dan saling tergantung dan anak mengalami apa yang dipelajarinya

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 169


Vol. 02 No.1 Th. 2017
bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang Oleh karena itu, perlu ada pendekatan
berorientasi pada target penugasan materi pembelajaran yang memungkinkan siswa
terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat atau peserta didik untuk memahami
jangka pendek, tetapi gagal dalam pelajaran sehingga pengetahuan yang
membekali anak memecahkan persoalan diperolehnya dapat bertahan lama. Dan salah
dalam kehidupan jangka panjang, dan itulah satu diantaranya adalah model pembelajaran
yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita. yang memperhatikan keragaman individu
Model pembelajaran Bahasa Inggris siswa yaitu Metode Pembelajaran Discovery
yang terdapat dalam buku pelajaran Bahasa Learning. Kondisi seperti di atas, dialami
Inggris perlu diperkaya dengan model- oleh siswa kelas XI.IPS.3 SMAN 1 Pasaman
model lain yang memberi nuansa baru, Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan
sehingga dapat meningkatkan kompetensi hasil wawancara dengan guru bidang studi
komunikasi siswa. Selama ini Metode Bahasa Inggris pada sekolah tersebut
Pembelajaran kurang menantang siswa, diperoleh informasi bahwa hasil belajar
terutama gaya belajar yang monoton Bahasa Inggris siswa di kelas tersebut
sehingga tidak memancing kreativitas siswa, tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena
masalah yang paling menonjol dikalangan siswa kurang mampu mengaitkan antara
siswa khususnya pelajaran Bahasa Inggris, materi yang diajarkan dengan situasi dunia
yang terasa sulit untuk dimengerti yakni nyata siswa atau dalam kehidupan sehari-
menyangkut penguasaan materi Bahasa hari. Selain itu, juga dikarenakan penyajian
Inggris tentang konsep-konsep terdapat di materi Bahasa Inggris yang masih monoton
dalam ilmu Bahasa Inggris. Kenyataan ini dan membosankan sehingga siswa kurang
menunjukkan adanya suatu komponen tertarik belajar Bahasa Inggris. Dalam
belajar mengajar yang belum mampu situasi demikian, siswa menjadi bosan
memberikan hasil yang memuaskan sesuai karena tidak adanya dinamika, inovasi,
dengan pencapaian susunan itu sendiri. kreativitas, dan siswa belum dilibatkan
Kenyataan di atas mengharuskan secara aktif sehingga guru sulit
pembelajaran Bahasa Inggris dilakukan mengembangkan atau meningkatkan
secara intensif. Namun ada kesan yang pembelajaran agar benar-benar berkualitas.
berkembang di masyarakat bahwa mata Dengan penerapan Metode Pembelajaran
pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata Discovery Learning diharapkan mampu
pelajaran yang sangat susah dan momok membantu siswa dalam memahami konsep
bagi siswa sehingga hasil belajar siswa yang mereka pelajari dan membantu mereka
terhadap pelajaran Bahasa Inggris tergolong menemukan kaitan antar konsep. Hal ini
rendah. Dalam hal ini dibutuhkan penting bagi siswa dalam mempelajari
pembenahan serius dalam pembelajaran bidang studi Bahasa Inggris. Sehingga
Bahasa Inggris. dengan penerapan Metode Pembelajaran
SMA N 1 Pasaman adalah salah satu Discovery Learning diharapkan dapat
sekolah yang memiliki siswa yang meningkatkan aktivitas siswa dan hasil
mempunyai kemampuan yang beragam. belajar siswa, serta guru tidak lagi menjadi

170 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 170


Vol. 02 No.1 Th. 2017
pusat pembelajaran. Guru hanya akan II tahun ajaran 2015/2016, ditemukan
menjadi fasilitator dan mengontrol aktivitas fenomena bahwa hasil pembelajaran Bahasa
belajar siswa dalam proses pembelajaran. Inggris khususnya yang berkaiatan dengan
Dengan penerapan Metode Pembelajaran Mengungkap-kan makna dalam esei dengan
Discovery Learning, maka diharapkan mengguna-kan ragam bahasa lisan secara
pelajaran Bahasa Inggris menjadi bidang akurat, lancar dan berterima dalam konteks
studi yang disenangi, sehingga pada kehidupan sehari-hari dalam teks
akhirnya akan meningkatkan aktivitas dan berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory
hasil belajar Bahasa Inggris siswa. Oleh exposition.masih rendah. Rata-rata hasil
karena itu berdasarkan latar belakang di belajar yang diperoleh oleh siswa masih
atas, dengan mengacu pada strategi banyak yang berada di bawah KKM.
eksporitori, penulis akan melakukan Berdasarkan pengolahan hasil belajar siswa
penelitian dengan judul yaitu, meningkatkan maka jumlah siswa yang tuntas hanya
hasil belajar Bahasa Inggris melalui sebanyak 5 orang dengan persentase 13.89%
Metode Pembelajaran Discovery Learning di . Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas
Kelas XI IPS.3 SMA N 1 Pasaman adalah sebanyak 31 orang dengan persentase
Kabupaten Pasaman Barat. 86.11%.
Berdasarkan studi pendahuluan yang Untuk lebih jelasnya tentang hasil
dilakukan peneliti melalui wawancara belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa
dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris Inggris sub Mengungkap-kan makna dalam
Kelas XI IPS.3 dan hasil observasi, esei dengan mengguna-kan ragam bahasa
ditemukan bahwa hasil belajar siswa Kelas lisan secara akurat, lancar dan berterima
XI.IPS.3 masih rendah, khususnya dalam dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam
materi “Mengungkap-kan makna dalam esei teks berbentuk: narrative, spoof, dan
dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan hortatory exposition.dapatdilihat pada tabel
secara akurat, lancar dan berterima dalam berikut ini.
konteks kehidupan sehari-hari dalam teks Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Ulangan siswa
berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory Kriteria Jumlah Persentase
exposition.” dikarenakan: ≥ 75 Tuntas 5 13.89
1) Kurangnya hasrat siswa untuk berhasil ≤ 75 Tidak Tuntas 31 86.11
dalam belajar. Jumlah 36 100
2) Kurangnya semangat, keinginan, dan Sumber : Guru Bahasa Inggris SMA N 1 Pasaman
kebutuhan siswa dalam belajar. Tabel diatas menunjukan kelas
3) Siswa belum menyadari pentingnya XII.IPA.1mempunyai nilai yang rendah
materi yang disampaikan oleh guru. diantara kelas lainnya. Hal-hal tersebut
4) Lingkungan untuk belajar kurang menyebabkan siswa tidak terlibat aktif
kondusif. dalam proses pembelajaran, serta
Hasil pengolahan nilai ulangan siswa pembelajaran yang hanya terpusat pada
dalam pembelajaran Bahasa Inggris guru, sehingga siswa tidak banyak
khususnya di Kelas XI.IPS.3 pada semester bertanya ataupun menjawab pertanyaan

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 171


Vol. 02 No.1 Th. 2017
guru, bahkan suasana pembelajaran dari yang diperoleh melalui pengamatan atau
awal hingga akhir tidak kondusif, percobaan (Aulss and Shore, 2008 : 121).
keadaan demikian dirasakan oleh guru Metode pembelajaran discovery
Bahasa Inggris sebagai kendala di dalam menuntut guru untuk lebih kreatif
materi Mengungkap-kan makna dalam esei menciptakan situasi yang dapat membuat
dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan siswa belajar aktif menemukan pengetahuan
secara akurat, lancar dan berterima dalam sendiri. Pembelajaran discovery melalui
konteks kehidupan sehari-hari dalam teks kegiatan eksperimen dapat menambah
berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory pengetahuan dan keterampilan siswa secara
exposition.yang dapat menghambat tujuan stimulan (Sani, 2013 : 98).
pembelajaran Bahasa Inggris. Keunggulan discovery learning :
Berdasarkan permasalahan yang  Membantu siswa mengembangkan;
telah dijelaskan diatas yaitu rendahnya mempersiapkan, menguasai
hasil belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan dalam proses kognitif.
Bahasa Inggris khususnya di dalam materi  Siswa memperoleh
“Mengungkap-kan makna dalam esei pengalaman/pengetahuan bersifat
dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan individual sehingga sulit dilupakan.
secara akurat, lancar dan berterima dalam  Dapat membangkitkan semangat belajar
konteks kehidupan sehari-hari dalam teks siswa.
berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory  Memberi kesempatan kepada siswa
exposition.”, maka peneliti menggunakan untuk berkembang maju sesuai
salah satu alternatif metode yang dapat kemampuan masing-masing.
menstimulus siswa untuk berpartisipasi  Mengarahkan cara belajara siswa.
secara aktif dalam proses pembelajaran,  Membantu menaikkan rasa percaya diri
sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa.
siswa dalam belajar. Metode tersebut  Strategi berpusat pada siswa bukan pada
adalah Metode Pembelajaran Discovery guru.
Learning. Rendahnya hasil belajar siswa
Discovery learning adalah cara untuk merupakan akibat dari banyak faktor
menemukan oleh diri sendiri, bukan diantaranya yaitu sarana dan parasarana
ditemukan oleh orang lain atau sumber lain. berupa media pembelajaran yang kurang
Siswa diminta untuk mencari tahu atau memadai, minat serta motivasi siswa rendah
membayangkan sesuatu. Pembelajaran yang menyebabkan siswa kurang aktif
discovery memberi kesempatan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
untuk mengumpulkan, menyusun, metode mengajar guru masih menggunakan
memanipulasi, dan menganalisis data karena metode yang kurang bervariasi dan kurang
guru tidak memberi tahu siswa secara sesuai. Untuk mengatasi hal tersebut perlu
langsung, tetapi siswa menemukan konsep diupayakan langkah-langkah yang dapat
melalui serangkaian data atau informasi dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru.
Guru hendaknya mengemas proses belajar

172 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 172


Vol. 02 No.1 Th. 2017
mengajar dengan metode yang tepat dan pengetahuan melalui pengalaman,
menarik dalam penyajiannya. Salah satu mengingat, menguasai pengalaman, dan
langkahnya adalah menggunakan metode mendapatkan informasi atau menemukan.
variasi dan bantuan alat peraga. Salah satu Menurut Bloom yang dikutip
metode yang di gunakan yaitu Metode Sudjana (2002: 22-23) menyatakan bahwa:
Pembelajaran Discovery Learning. hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga
Berdasarkan latar belakang tersebut ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
agar hasil belajar siswa Kelas XI.IPS.3 psikomotor. Ranah kognitif berkenaan
SMAN 1 Pasaman dalam mata pelajaran dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
Bahasa Inggris sub Mengungkap-kan makna dari enam aspek yakni pengetahuan dan
dalam esei dengan mengguna-kan ragam ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
bahasa lisan secara akurat, lancar dan sintesis dan evaluasi. Ranah afektif
berterima dalam konteks kehidupan sehari- berkenaan dengan sikap yang terdiri dari
hari dalam teks berbentuk: narrative, spoof, lima aspek yakni penerimaan jawaban atau
dan hortatory exposition.dapat meningkat, reaksi, penilaian, organisasi dan
maka penulis mencoba mengangkat sebuah internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan
penelitian dengan judul “Upaya dengan hasil belajar keterampilan dan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam kemampuan bertindak.
mata pelajaran Bahasa Inggris melalui Hasil belajar adalah kemampuan
Metode Pembelajaran Discovery yang dimiliki peserta didik setelah ia
Learning Pada Siswa Kelas XI IPS.3 menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,
SMA N 1 Pasaman. 2002 : 22). Hasil belajar terwujud dalam
KAJIAN PUSTAKA perubahan tingkah laku dari tidak tahu
Belajar merupakan proses hidup menjadi tahu dan dari tidak mengerti
yang dijalani manusia untuk mencapai menjadi mengerti. Hal ini sejalan dengan
kompetensi pengetahuan, keterampilan dan yang diungkapkan Arikunto (1992 : 7) yang
sikap. Belajar dalam Rahyubi (2012 : 3) menyatakan bahwa “Tujuan penilaian hasil
adalah memperoleh pengetahuan melalui belajar adalah untuk mengetahui apakah
pengalaman, mengingat, menguasai materi yang sudah dipahami oleh peserta
pengalaman, dan memperoleh atau didik dan apakah metode yang digunakan
menemukan informasi. Belajar dilakukan sudah tepat atau belum”.
untuk mendapatkan perubahan dalam hidup Anita Lie (2008: 56) menyatakan
melalui pengalaman. Perubahan yang bahwa Metode Pembelajaran tipe Discovery
didapatkan berupa perubahan pengetahuan, Learning atau bertukar pasangan merupakan
perubahan sikap dan perubahan teknik belajar yang memberi kesempatan
keterampilan. siswa untuk bekerja sama dengan orang lain.
Hilgrad dan Bower dalam Teknik ini bisa digunakan dalam semua
Baharuddin dan Wahyuni (2010:13) mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
menjelaskan belajar memiliki arti usia anak didik.
memperoleh pengetahuan atau menguasai

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 173


Vol. 02 No.1 Th. 2017
Langkah-langkah Metode kelas ini dilakukan pada semester II (Genap)
Pembelajaran kooperatif tipe Discovery tahun ajaran 2015/2016. Pelaksanaan
Learning ini adalah sebagai berikut: penelitian mulai dari perencanaan sampai
1. Guru menyiapkan beberapa penulisan laporan hasil penelitian dari
konsep/topik yang cocok untuk sesi Februari-Maret 2016.
review (satu sisi kartu soal dan satu sisi Jenis data dalam penelitian ini adalah
berupa kartu jawaban beserta gambar). data Primer dan Data Sekunder. Menurut
2. Setiap peserta didik mendapat satu kartu Kemmis dan Mc Taggart (1992:9-14)
dan memikirkan jawaban prosedur penelitian adalah “Proses
atau soal dari kartu yang dipegang. penelitian tindakan merupakan proses
3. Peserta didik mencari pasangan yang tindakan yang direncanakan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan merupakan gambaran daur ulang atau siklus.
kartunya (kartu soal/kartu jawaban), Setiap siklus dimulai dari perencanaan
peserta didik yang dapat mencocokkan (planning), tindakan (action), pengamatan
kartunya sebelum batas waktu diberi (observation), refleksi (reflection) yaitu
point). perenungan terhadap perencanaan kegiatan
Setelah itu babak dicocokkan lagi agar tindakan dan kesuksesan hasil yang
tiap peserta didik mendapat kartu yang diperoleh”. Dalam penelitian ini, data yang
berbeda dari sebelumnya. digunakan adalah data kuantitatif dan data
METODE PENELITIAN kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai yang
Jenis penelitian ini adalah penelitian diperoleh dari pengamatan terhadap hasil
tindakan. Menurut Zuriah, (2004:54) belajar siswa . Data kualitatif berupa
penelitian tindakan menekankan kepada observasi dari setiap kegiatan yang
kegiatan (tindakan) dengan menguji cobakan dilakukan oleh guru dan peserta didik .
suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata Sumber data diperoleh dari subjek yang
dalam skala mikro yang diharapkan kegiatan diteliti yaitu peserta didik Kelas XI IPS.3
tersebut mampu memperbaiki, SMA N 1 Pasaman Kabupaten Pasaman
meningkatkan kualitas dan melakukan Barat.
perbaikan sosial. Instrumen yang digunakan dalam
Nasution (2004:44) menjelaskan bahwa penelitian ini terdiri dari Lembar observasi,
lokasi penelitian menunjukkan pada Panduan wawancara, Dokumentasi, Catatan
pengertian tempat atau lokasi sosial lapangan. Untuk menganalisis tingkat
penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur keberhasilan atau persentase keberhasilan
yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang peserta didik dalam hal Hasil Belajar
dapat di observasi. Penelitian ini setelah proses belajar mengajar setiap
dilaksanakan di SMA N 1 Pasaman putarannya dilakukan dengan cara
Kabupaten Pasaman Barat. Subjek mengkalkulasikan hasil pengamatan
penelitian adalah peserta didik Kelas terhadap Hasil Belajar pada setiap akhir
XI.IPS.3 SMA N 1 Pasaman dengan jumlah putaran. Analisis ini dihitung dengan
peserta didik 30 Orang. Penelitian tindakan menggunakan statistik sederhana yaitu:

174
1. Untuk menilai hasil belajar siswa penerapan Metode Pembelajaran Discovery
Peneliti melakukan penjumlahan nilai Learning.
yang diperoleh atas pengamatan terhadap 1. Siklus Pertama
hasil belajar siswa , yang selanjutnya dibagi Siklus pertama dalam penelitian
dengan jumlah peserta didik yang ada di tindakan ini dilaksanakan sebanyak 2 kali
kelas tersebut. Perolehan rata-rata Hasil pertemuan. Selanjutnya untuk hasil belajar
Belajar dapat dirumuskan: siswa pada siklus I diperoleh hasil dengan

X 
X menggunakan Metode Pembelajaran

N Discovery Learning sebagai berikut:


Tabel 2. Hasil Pengamatan Terhadap
Dengan : Hasil belajar siswa Pada Siklus I
X = Nilai rata-rata No Hasil Belajar Jumlah Persentase
Σ X = Jumlah semua nilai hasil belajar 1 Tuntas 8 26.67
siswa 2 Tidak Tuntas 22 73.33
ΣN = Jumlah peserta didik Sumber: Pengolahan data ulangan harian siswa
Berdasarkan tabel diatas, dapat
2. Kriteria keberhasilan diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam
Untuk melihat peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris sub
siswa dari satu pertemuan ke pertemuan Mengungkap-kan makna dalam esei dengan
selanjutnya, dan dari siklus I ke siklus II mengguna-kan ragam bahasa lisan secara
digunakan persentase. Menurut Yanuar akurat, lancar dan berterima dalam konteks
(2005: 45) adapun kategori penilaian kehidupan sehari-hari dalam teks
76 % - 100% Baik berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory
51% - 75% Cukup exposition.masih rendah. Hal ini terlihat
26% - 50% Kurang banyak jumlah siswa yang tidak tuntas.
0% - 25% Tidak Jumlah siswa yang tidak tuntas pada siklus I
Apabila rata-rata peserta didik telah adalah sebanyak 22 orang dengan persentase
diatas 75 maka pendekatan ini dikatakan (73.33%). Sedangkan jumlah siswa yang
berhasil. tuntas hanya sebanyak 8 orang atau sebesar
HASIL PENELITIAN (26.67%). Sementara itu, skor rata-rata hasil
Deskripsi data yang akan dipaparkan belajar siswa untuk siklus I adalah 33.93%.
berikut ini diperoleh dari temuan data di Untuk lebih jelasnya grafik hasil belajar
lapangan terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik dapat diamati pada diagram di
siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris bawah ini :
sub Mengungkap-kan makna dalam esei
dengan mengguna-kan ragam bahasa lisan
secara akurat, lancar dan berterima dalam
konteks kehidupan sehari-hari dalam teks
berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory
exposition.di Kelas XI.IPS.3SMAN 1
Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, melalui

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 175


Vol. 02 No.1 Th. 2017
mata pelajaran Bahasa Inggris sudah tinggi.
Rekapitulasi Hasil Belajar Pada
Hal ini terlihat banyak jumlah siswa yang
Siklus I
tuntas. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus
73.33 II adalah sebanyak 28 orang dengan
80
60 persentase (93.33%). Sedangkan jumlah
40 26.67 22
8 Jumlah siswa yang tidak tuntas hanya sebanyak 2
20
Persentase orang atau sebesar (6.67%). Sementara itu,
0
skor rata-rata hasil belajar siswa untuk siklus
Tuntas Tidak
Tuntas II adalah 84.73.
Untuk lebih jelasnya grafik hasil belajar
Gambar 3 Rekapitulasi Frekuensi peserta didik dapat diamati pada diagram di
Hasil belajar siswa Pada Siklus I bawah ini :
Berdasarkan diagram diatas terlihat
Rekapitulasi Fekuensi Hasil
bahwa persentase tertinggi terdapat pada
Belajar Siswa Siklus II
jumlah siswa yang tidak tuntas. Selain itu, 93.33
100
pada diagram diatas dapat kita mengamati
80
bahwa rata-rata capaian hasil belajar siswa
60
masih di bawah standar yang telah
40 28 Jumlah
ditetapkan atau masih di bawah KKM.
20 26.67 Persentase
Untuk itu, di perlukan lanjutan pelaksanaan
0
pembelajaran dengan menggunakan Metode
Tuntas Tidak
Pembelajaran Discovery Learning pada Tuntas
sisklus 2.
2. Siklus kedua Gambar 4 Rekapitulasi Frekuensi
Siklus kedua dalam penelitian tindakan Hasil belajar siswa Pada Siklus II
ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Berdasarkan diagram diatas terlihat
Selanjutnya untuk hasil belajar siswa bahwa persentase tertinggi terdapat pada
pada siklus II diperoleh hasil dengan jumlah siswa yang tuntas. Selain itu, pada
menggunakan model pembelajaraan Metode diagram diatas dapat kita mengamati bahwa
Pembelajaran Discovery Learning sebagai rata-rata capaian hasil belajar siswa sudah
berikut: berada diatas standar yang telah ditetapkan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Terhadap atau sudah berada di atas KKM. Untuk itu,
Hasil belajar siswa Pada Siklus II tindakan pelaksanaan pembelajaran dengan
No Hasil Belajar Jumlah Persentase menggunakan model pembelajaraan
1 Tuntas 28 93.33 Pembelajaran Discovery Learning tidak
2 Tidak Tuntas 2 6.67
perlu dilanjutkan pada sisklus berikutnya.
Jumlah 30 100
Perkembangan hasil belajar siswa pada
Sumber: Pengolahan data ulangan harian
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada data
siswa
berikut ini.
Berdasarkan tabel diatas, dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam

176 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 176


Vol. 02 No.1 Th. 2017
Tabel 4 Perkembangan Rata-rata Hasil Tabel 5 Perkembangan Tingkat
belajar siswa antara Siklus I dan Siklus Ketuntasan Hasil belajar siswa antara
II Siklus I dan Siklus II
Rata-rata Hasil
No Siklus Kategori
belajar siswa Siklus Siklus
1 I 50.8 Cukup No Kriteria
I II
2 II 84.73 Baik 1 Tuntas 8 22
Berdasarkan tabel 7 diatas, 2 Tidak Tuntas 28 2
perkembangan rata-rata hasil belajar siswa
pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan Perkembangan tingkat ketuntasan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dalam bagan berikut
siswa , dimana rata-rata hasil belajar siswa ini.
pada siklus I adalah 50.8 meningkat menjadi Perkembangan Ketuntasan
84.73 pada siklus II. hal ini dapat dilihat Belajar Peserta Didik
bahwa terdapat peningkatan sebesar 33.93 28
30
dalam hal hasil belajar siswa . 22
Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar 20
8 Siklus I
siswa dapat dilihat pada bagan berikut ini. 10
2 Siklus II
Perkembangan Ketuntasan 0
Belajar Peserta Didik Tuntas Tidak Tuntas
100 84.73
80
60 50.8 Gambar 6 Perkembangan Tingkat
Siklus I Ketuntasan siswa (Perbandingan Siklus I
40
20 Siklus II dan Siklus II)
0 Dari hasil analisis data hasil belajar peserta
Hasil Belajar didik pada siklus II dapat dilihat bahwa
hasil belajar siswa pada setiap siklus
Gambar 1 Perkembangan Hasil belajar
mengalami peningkatan dan telah mencapai
siswa (Perbandingan Siklus I dan Siklus
II) target ditentukan yaitu 75, maka penelitian
Selanjutnya, jumlah siswa yang ini dihentikan dan tidak di lanjutkan siklus
tuntas setelah dilaksanakan pembelajaran berikutnya.
dengan menggunakan Metode Pembelajaran PEMBAHASAN
Discovery Learning meningkatkan. Berikut Berdasarkan analisis terhadap hasil
ini tabel perkembangan tingkat ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II, maka
siswa. terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II. Hasil belajar siswa pada
siklus I adalah 50.8 meningkat menjadi
84.73.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa Metode Pembelajaran

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 177


Vol. 02 No.1 Th. 2017
Discovery Learning dapat meningkatkan didik sehingga proses pembelajaran
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran dapat memotivasi peserta didik untuk
Bahasa Inggris sub Mengungkap-kan makna mencari pengetahuan baru.
dalam esei dengan mengguna-kan ragam 2. Agar kegiatan pembelajaran dapat
bahasa lisan secara akurat, lancar dan berhasil dengan baik, seorang guru
berterima dalam konteks kehidupan sehari- hendaknya selalu melibatkan peserta
hari dalam teks berbentuk: narrative, spoof, didik secara aktif dan memberikan
dan hortatory exposition.di SMA N 1 kesempatan yang merata guna
Pasaman. meningkatkan keaktifan pesertaa didk
baik secara individu maupun kelompok.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan DAFTAR PUSTAKA
pembahasan yang telah dikemukakan pada Anita Lie .2008. Metode dan Model – model
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan Mengajar Jakarta : Rineka Cipta.
bahwa dapat disimpulkan bahwa Metode Arikunto 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar
Pembelajaran Discovery Learning dapat Mengajar. Bandung : Sinar Baru
meningkatkan hasil belajar siswa dalam Algesindo
mata pelajaran Bahasa Inggris sub Baharuddin. Esa Nur Wahyuni. Teori
Mengungkap-kan makna dalam esei dengan Belajar dan Pembelajaran. 2010.
mengguna-kan ragam bahasa lisan secara Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
akurat, lancar dan berterima dalam konteks
kehidupan sehari-hari dalam teks Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988).
berbentuk: narrative, spoof, dan hortatory The Action Research Planner.
exposition.di SMA N 1 Pasaman. Victoria: Deakin University.
Hasil belajar siswa dari siklus I ke Nasution (2004). Paradigma Pendidikan
siklus II mengalami peningkatan. Hasil Islam. Bandung: PT Remaja Rakarya.
belajar siswa pada siklus I adalah 50.8 Rahyubi .2012. Teori-Teori Belajar dan
(Cukup) meningkat menjadi 84.73 (baik) Aplikasi PembelajaranMotorik :
pada siklus II dengan peningkatan sebesar Deskripsi dan Tinjauan Kritis. 2012.
33.93%. Bandung : Nusa Media.
SARAN Yanuar. 2005. Manajeman Penelitian.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka Jakarta: Rineka Cipta.
dapat dikemukakan beberapa saran sebagai Zuriah. 2003. Konsep-Konsep dan Teknik
berikut : Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
1. Guru harus mampu menggunakan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Metodeyang dapat menggali dan Jakarta: Rineka Cipta.
mengembangkan pengetahuan peserta

178 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 178


Vol. 02 No.1 Th. 2017

You might also like