Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
1 PB
* rizkiputribungo@gmail.com
**bambang_heriyadi@yahoo.co.id
Abstract.PT.Cahaya Bumi Perdana is one of the underground coal mining companies in Sawahlunto City
that applies the room and pillar mining method. The ventilation system used is a forcing system by
arranging the blower in a relay. The blower system installation is not followed by the suction blower
installation, so that dirty air is not immediately circulated out. Dirty air resulting from mining activities
from one front is pumped back to the next front and increases the increase in dust density and temperature.
From the results of temperature measurements in the main 02 hole (L02U) 28.6ºc and in the
accompaniment 02 hole (L02P) 26.9ºc. The average humidity in L02U is 91.4% and in L02P 90.3%. This is
contrary to government regulations in Kepmen 1827 K / 30 / MEM / 2018 which states "Air temperatures in
underground mines must be maintained between 18ºc to 24ºc with a maximum relative humidity of 85%" so
evaluation must be carried out. The total air requirement for mining activities in L02U is 12.6032 m3 / sec
and in the L02P hole is 11.3205 m3 / sec. To meet these needs, the main hole requires 9 blowers and the
accompanying hole needs 6 blowers, so that each hole must be added by 1 blow blower. In order to make
the hole condition more comfortable, it needs to be added with a suction fan unit to accelerate the
transportation of dirty air to the outside of the hole. Ventilation system modeling produces 3D ventilation
system models before and after the addition of a blower.
21
pada tambang batubara bawah tanah perlu dilakukan
pada PT.Cahaya Bumi Perdana memiliki 6 lubang
pengkajian terhadap beberapa parameter yang meliputi
bukaan tambang dengan memiliki kondisi ventilasi yang
jumlah pekerja, emisi gas methan dan gas yang lainnya yang
berbeda-beda yaitu L01, L02, L03, L0, L05, dan L06.
dinetralisir, peralatan yang beroperasi di area penambangan
Ventilasi tambang harus benar-benar diperhatikan karena serta kondisi temperatur dan kelembaban udara. Dengan
dengan semakin dalamnya penggalian maka jarak antara dilakukan pengkajian pada parameter ini dapat ditentukan
mesin angin bantu akan semakin jauh, sehingga faktor temperatur efektif dan kelembaban relatif front kerja untuk
ini dapat mengurangi kuantitas udara pada front memenuhi kebutuhan udara segar baik untuk pekerja dan
penambangan, mengganggu produktivitas dan alat-alat mekanis.
kenyamanan pekerja di dalam tambang. Apabila tidak
Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
ada ventilasi dalam tambang bawah tanah maka
melakukan penelitian dengan judul "Evaluasi dan
kemungkinan besar para pekerja akan susah bernafas dan
Penyesuaian Sistem Ventilasi Pada Tambang Batubara
yang terburuk bisa menyebabkan kematian
Bawah Tanah Lubang 02 PT.Cahaya Bumi Perdana,Kota
Pada kegiatan tambang bawah tanah dibutuhkan ventilasi Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat".
tambang, gunanya untuk memasukkan udara segar yang
dibutuhkan oleh pekerja tambang. Berdasarkan
pemeriksaan awal sistem ventilasi yang digunakan di
lubang L02 hanya menggunakan sistem ventilasi
hembus, selain itu peneliti juga menemukan bocornya
duct. yang mengakibatkan kehilangan sirkulasi udara.
Sehingga menyebabkan kuantitas dan kualitas udara
berkurang, serta temperatur efektif dan kelembaban
relatif meningkat melebihi ambang batas.
Pada Lubang 02 PT. Cahaya Bumi Perdana terdapat
beberapa cabang yang telah selesai ditambang. Cabang
tersebut tidak ditutup dan tidak dialiri udara, sehingga
kemunculan gas berbahaya masih bisa terjadi. Ketentuan
untuk menutup lubang yang telah ditinggalkan tertera di
kepmen 1827 K/30/MEM/2018 , yang berbunyi “Jalan-
jalan udara ke bagian tempat kerja yang telah
ditinggalkan harus ditutup dengan cara yang disetujui
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan dilengkapi
dengan sarana pengambilan percontohan udara”. Gambar 1.kebocoran duct di lubang 02 PT. Cahaya Bumi Perdana
Berberapa kebocoran masih terdeteksi pada jalur 2. Tinjauan Pustaka
ventilasi. Kebocoran tersebut disebabkan karena tekanan
dari blower yang terlalu besar dan belokan serta Lokasi Penelitian
percabangan duct yang memberikan tekanan yang tidak Kegiatan Operasi Produksi Batubara PT. Cahaya Bumi
merata dan berpusat di beberapa titik saja. Kebocoran ini Perdana, berada di Kumanis Desa Tumpuk Tangah, Kecamatan
menyebabkan kehilangan udara yang dapat merugikan, Talawi Kota Sawahlunto. Lokasi kegiatan penambangan dapat
karena jumlah udara yang harusnya disupply ke front ditempuh dari pusat Kota Sawahlunto – Kumanis (+ 15 Km
menjadi berkurang. jalan Kota beraspal)- Lokasi (+ 2,5 Km jalan tanah diperkeras).
Dari hasil pengukuran peneliti di beberapa titik
pengukuran di L02U didapatkan nilai temperatur efektif
di Lubang 02 Utama adalah 28,6 0c, dengan kelembaban
udara rata-rata 91,4%. Sedangkan pada L02P nilai
temperatur efektifnya adalah 26’9 0c dengan kelembapan
udara rata-rata 90,3%. Kondisi inimelebihi aturan yang
seharusnya didalam Kepmen 1827 K/30/MEM/2018
temperatur udara didalam tambang bawah tanah harus
dipertahankan antara 18 derajat celcius sampai dengan
24 derajat celcius dengan kelembapan relatif maksimum
85 persen”. Kondisi ini juga diperjelas dengan keadaan
para pekerja didalam lubang dimana para pekerja sering
merasa kegerahan dan juga tidak memakai baju. Hal ini
dijelaskan dalam Kepmen 1827 K/30/MEM/2018 Gambar 2.Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan
Tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik PT. Cahaya Bumi Perdana
pertambangan yang baik sebagai acuan nya dioperasikan
dengan optimal disesuaikan dengan kebutuhan untuk Kegiatan penambangan batubara telah dilaksanakan sejak tahun
para pekerja agar bekerja menjadi aman dan nyaman 2006 setelah memperoleh Kuasa Pertambangan Eksploitasi
berdasarkan keputusan Walikota Sawahlunto Nomor 05-41,
Untuk dapat memenuhi kebutuhan udara para pekerja
22
Perindagkop tanggal 15 Februari 2006 (KW/ 1373/ CBP/
6607) dengan jangka waktu 5 tahun. Secara administrasi
3. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
lokasi Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi tersebut
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu (Sgiono,
berada di Kumanis, Desa Tumpuk Tangah, Kecamatan
2013:2). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat dengan
luas 103,10 Ha. yang bersifat Terapan, dimana hasil penelitian yang dilakukan
Izin tersebut kemudian dilakukan penyesuaian dari Kuasa dapat segera diaplikasikan di perusahaan.
Pertambangan (KP) menjadi Izin Usaha Pertambangan
Jenis Penelitian
(IUP) Operasi Produksi. Sesuai dengan yang telah
diamanatkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Perubahan terapan (applied research). Penelitian terapan adalah
istilah perizinan tersebut dituangkan dalam keputusan menerapkan, menguji, mengevaluasi kemampuan suatu
Walikota Sawahlunto Nomor 05- 83, Perindagkop tahun teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-
2010 tentang persetujuan perubahan Kuasa Pertambangan masalah praktis. Penelitian terapan ini digolongkan
Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi menurut tujuan, penelitian yang bertujuan untuk
Produksi. menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat
Ventilasi tambang dapat dibagi menjadi dua macam yaitu diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan
ventilasi alami dan ventilasi buatan, dalam pembahasan juga untuk mengembangkan produk penelitian dan
kali ini juga membahas tentang ventilasi alami dengan pengembangan bertujuan untuk menemukan,
udara yang mengalir dalam terowongan di bawah tanah mengembangkan dan memvalidasi suatu produk
sangat penting untuk mengatur tingkat kenyamanan para
pekerja yang ada dilokasi tersebut. Berdasarkan beberapa Teknik Pengumpulan Data
literatur, kenyamanan manusia saat berada pada lubang
terowongan bawah tanah pada saat ventilasi berfungsi Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua
sesuai dengan yang diinginkan. cara yaitu:
Bahwasanya jika temperatur udara di area produksi berada
diatas ambang rata-rata yang diperoleh oleh KEPMEN- Studi Lapangan
1827 K/30/MEM/2018 yaitu berkisar antara 18˚C-24˚C
maka kondisi kerja para penambang akan mengalami Yaitu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan
penurunan efisiensi. Dapat diasumsikan terjadi berbagai melakukan pengamatan dan pengukuran langsung di
jenis sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara lapangan atau tempat penelitian, stasiun pemantauannya
di area tambang bawah tanah. Diantaranya panas dari adalah jalur utama masuk udara (intake air way) dan jalur
batuan, panas dari peralatan yang kita gunakan, dan panas utama keluar udara (outlet air way), percabangan, dan
dari badan para pekerja yang bekerja. front kerja. Hal yang diukur antara lain adalah kandungan
Desain ventilasi yang baik dapat memberikan udara segar gas, temperatur udara, kelembaban, kecepatan udara,
untuk meningkatkan lingkungan kerja yang nyaman dan penampang terowongan dan penampang air duct[. Disini
penyaluran udara yang baik, oleh karena itu diperlukan akan dijelaskan teknik pengumpulan data mengenai
perhitungan untuk optimalisasi terhadap sistem ventilasi pengukuran yang secara langsung di lapangan sebagai
tambang. berikut:
Volume udara (Q), dapat ditentukan dari hasil perkalian
antara kecepatan rata-rata udara (V) dengan luas 1. Pengukuran kandungan gas
penampang melintang saluran udara (A), berikut
merupakan persamaan volume udara (Q=V xA) dengan Untuk mengukur kandungan gas pada terowongan atau
satuan Q adalah m3/s, V adalah m/s, dan A adalah m2 lubang tambang digunakan alat multigas detector,
Udara bersih sangat dibutuhkan dalam tambang bawah dimana alat ini diarahkan ke sekeliling penampang
tanah untuk menunjang kegiatan penambangan. Salah stasiun pengamatan di lubang tambang dengan cara
satunya dengan memperhatikan pasokan aliran udara konstan untuk mengukur kandungan gas rata-rata.
bersih yang masuk ke decline sangat kecil dibandingkan
pasokan aliran udara bersih yang masuk ke x-cut . 2. Pengukuran temperatur dan kelembaban udara
Masalah umum di seluruh dunia yang saat ini dialami oleh
tambang batubara bawah tanah adalah bahaya yang Untuk mengukur temperatur dan kelembapan udara pada
disebabkan oleh lingkungan panas bawah tanah, yang juga terowongan atau lubang tambang maka digunakan alat
mendorong kebutuhan akan langkah-langkah mengurangi digital sling psychrometer, di mana alat ini diarahkan ke
resiko yang dapat menjamin untuk membantu operator sekeliling penampang sepanjang lubang tambang dengan
tambang mengendalikan tekanan panas bagi para cara konstan untuk mengukur temperatur kering dan
penambang sekaligus mempertahankan operasi normal temperatur basah. Kemudian untuk menentukan
dari tambang. Gagasan keseimbangan panas digunakan kelembapan udara digunakan tabel relative humidity.
untuk menetapkan persamaan perhitungan temperatur.
Berbagai sumber panas bawah tanah (tekanan udara, 3. Pengukuran kecepatan udara
oksidasi dinding, panas bawah tanah, Mesin, dan lain-
lain). Untuk mengukur kecepatan udara maka digunakan alat
anemometer. Alat ini diletakkan di dalam aliran udara untuk
23
memutar baling-baling, dimana kecepatan udaraatau Perhitungan kuantitas udara
jarak tempuh aliran udara per satuan waktu dapat
diperoleh dari jumlah putaran dalam waktu tertentu. Q=VxA
4. Pengukuran penampang terowongan dan penampang Dalam perancangan ventilasi lubang tambang L02 akan
air duct menggunakan sistem ventilasi exhaust fan. Dalam perancangan
sistem ventilasi tersebut akan disesuaikan dengan aturan
Untuk mengukur luas penampang atau jarak kemajuan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor:
penambangan dan penampang air duct, maka digunakan 1827 K/30/MEM/2018. Berikut merupakan acuan dalam
alat laser distance meter. Kemudian hasil perancangan sistem ventilasi yang akan digunakan :
pengukurannya untuk menghitung selisih antara
1. Mempertahankan temperatur efektif udara dikisaran 18o-24o
penampang terowongan dengan penampang air duct.
C dan kelembaban relatif maksimum 85 %
Studi Pustaka 2. Mempertahankan kualitas udara oksigen tidak kurang dari
19,5%.
Yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan
membaca buku-buku literatur yang berkaitan dengan 3. Mempertahankan kuantitas udara untuk kebutuhan pernafasan
masalah yang akan dibahas dan data-data serta arsip pekerja 2 m3/menit dan alat 3 m3/menit.
perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai landasan
dalam pemecahan masalah. 4. Menetralisir adanya gas methan agar volumenya tidak
melebihi 0,25%.
Teknik Pengolahan Data
4. Hasil dan Pembahasan
Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara dan proses untuk menyelesaikan Pengumpulan Data
permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang
sudah ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa Jenis data ini merupakan data yang diperoleh berdasarkan
penelitian langsung dilapangan terutama sistem ventilasi
hal yang akan dibahas yaitu:
tambang bawah tanah. Data tersebut berupa pengamatan
1. Mengikuti, mengamati, dan menganalisa secara aplikasi di lokasi penambangan dan pengukuran secara
langsung kegiatan di lapangan. langsung. Layout ventilasi L 02 dapat dilihat pada gambar 4.
Berikut merupakan data yang penulis peroleh dari lapangan:
2. Analisis sistem ventilasi tambang untuk menentukan
kualitas dan kuantitas udara pada jalur utama (intake air Ukuran penampang/geometri terowongan
way dan outlet air way), percabangan, dan front kerja Geometri penampang terowongan yang diukur yaitu pada
tambang bawah tanah PT. CBP dengan menggunakan lubang utama, percabangan dan front kerja pada lubang
rumus sebagai berikut: tambang L 02 menggunakan alat meteran. Penampang
terowongan pada lubang utama front kerja berbentuk
Kualitas trapesium. Hasil pengukuran dimensi lubang bukaan terlihat
pada Gambar 3:
1. Analisis kualitas udara berdasarkan data pengukuran
dengan multi gas detector
2. Menentukan temperatur efektif mengunakan grafik
temperatur efektif
3. Menentukan kelembaban relatif menggunakan tabel
relative humidity
Penampang L02 U Penampang L02 P
Mencari luas penampang
Gambar 3. Hasil Pengukuran dimensi lubang bukaan
1. Terowongan
𝑎+𝑏
A={(a+b)/2}×h Dimana L = 𝑋ℎ
2
24
Pengukuran Kecepatan Udara, Temperatur, dan
Kelembapan Relatif di L02U dan L02P
25
Kebutuhan Udara Total
c. Kebutuhan Udara untuk Mengontrol Panas dan
a. Kebutuhan Udara bagi Pernafasan Para Kelembaban
Pekerja
Pergeseran batuan yang diakibatkan karena adanya
Untuk kebutuhan pernafasan setiap pekerja, telah gangguan geologi ( fault, amblegan/subsidence, atau
diatur di dalam Kepmen, yaitu sebesar 2 atap runtuh) akan menimbulkan panas.
m3/menit perorang, atau 0,03 m3 /detik perorang. Untuk mengantisipasi panas yang berlebihan maka
Dengan jumlah pekerja sebanyak 31 orang/ diatur bahwa kuantitas udara untuk mengontrol panas
lubang, kebutuhan udara pernafasan dirancang dan kelembaban adalah 0,5-2,5 m/dtk dikalikan
untuk 31 orang dengan rincian: dengan luas terowongan/lubang (Departemen ESDM
• Pekerja tambang = 28 orang BDTBT,2009:27). Sebagai antisipasi maka kecepatan
• Instalasi listrik = 1 orang udara untuk mengontrol panas dan kelembaban
• Helper = 1orang diambil pada angka 1 m/dtk
• Pengawas = 1 orang
L02U
Maka jumlah udara pernafasan perlubang adalah: Q= V x A
Q Pernafasan = 31 orang X 0,03 m3/dtk = 1m/ dtk x 7,695 m2
= 0,93 m3/dtk = 7,695 m3/dtk
26
Kehilangan udara akibat kebocoran maka dibutuhkan 1 unit tambahan untuk mencukupi
kebutuhan udara.
Kehilangan udara yang terjadi di dalam lubang b. Kebutuhan blower L02P
diakibatkan karena terjadinya kebocoran di beberapa Pada L02P digunakan blower utama bertekanan 600 Pa
titik. dengan kapasitas 1,83 m 3 /dtk dan blower pengiring
bertekanan 400 Pa dengankapasitas 1,6 m3 /dtk. Dengan
a. Pada L02U kebutuhan udara sebesar 11,3205 m 3 /dtk, maka blower
Kebocoran di duct pada jalur utama setelah C 10 yang dibutuhkan adalah:
menuju C 11
𝑲𝑬𝑩𝑼𝑻𝑼𝑯𝑨𝑵 𝑼𝑫𝑨𝑹𝑨 − 𝑲𝑨𝑷𝑨𝑺𝑰𝑻𝑨𝑺 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 𝑼𝑻𝑨𝑴𝑨
Q= V × A 𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 =
𝑲𝑨𝑷𝑨𝑺𝑰𝑻𝑨𝑺 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 𝑷𝑬𝑵𝑮𝑰𝑹𝑰𝑵𝑮
= 5 m/dtk × 0,0045 m2 𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 =
𝟏𝟏, 𝟑𝟐𝟎𝟓𝒎𝟑/𝒅𝒕𝒌– 𝟏, 𝟖𝟑𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌
𝟏, 𝟔𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌
= 0,0225 m3 /dtk 𝟗, 𝟒𝟗𝟎𝟓𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌
𝑱𝑼𝑴𝑳𝑨𝑯 𝑩𝑳𝑶𝑾𝑬𝑹 =
𝟏, 𝟔𝒎𝟑 /𝒅𝒕𝒌
30
31