1969-Article Text-7238-1-10-20200819

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 34

ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI

(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Analisis Risiko Pengadaan Tanah


Untuk Eksplorasi dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku
Gajah Development Project)
Oleh :
Presetyo Firgianto
Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA

ABSTRAK planning, preparation, implementation, and delivery of


results.
Upstream oil and gas activities both searching up Exposure to the results of the research analysis
to oil and gas production are government programs shows that in the stages of land acquisition for the public
where activities are regulated in legislation. Before drill- interest PT.Pertamina EP-Paku Gajah Development
ing, to obtain oil and gas reserves, the need for land for Project has the potential to face risks, namely:
drilling activities is a step that must be passed. Since the a. The results of identification of operational risks
upstream oil and gas activities are government programs, related to the planning stages of particular con-
the government guarantees the availability of land for cern are:
such activities that can be classified into the public inter- • Related Filing Documents, High risk,
est and set forth in Law No. 2 of 2012 on Land Procure- b. The results of the identification of operational
ment for Development for the Public Interest. risks and related to the stages of Preparation of
The formulation of the problem in this research particular concern are:
is : How the stages of activities Land acquisition for the • Related to Notification of Development Plan,
public interest PT.Pertamina EP - Paku Gajah Develop- Medium risk,
ment Project?, What are the opportunities and impacts • Initial Data Collection, High risk,
at each stage of the activity ? Land acquisition for pub- • Related to Public Consultation, High risk,
lic interest PT.Pertamina EP - Paku Gajah Development • Related to Public Consultation, High risk,
Project ?, and How is the mitigation effect of each stage • Related to Location Determination, Medium
of Land Acquisition activities for risk,
This research uses semi-quantitative descriptive c. Social risk identification outcomes and related
method. The data collection tool used is questionnaire to Preparation stages of particular concern are:
with liekert scale (1-5). • Related to Notification of Development Plan,
The results of this study indicate that the stages Medium risk,
of land acquisition for the public interest consists of • Initial Data Collection, High risk,

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 93


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

• Related to Public Consultation, High risk, I. PENDAHULUAN


• Related to Public Consultation, High risk,
• Related to Location Determination, Medium 1.1 Latar Belakang
risk,
d. The results of identification of operational risks Kegiatan hulu minyak dan gas bumi dalam hal
and related to the Implementation stage of spe- pencarian hingga produksi minyak dan gas bumi
cial attention are: merupakan program pemerintah dimana kegiatan
• Related Inventory and Identification, Low tersebut dilimpahkan kepada Satuan Kerja Khusus
risk, Pelaksana Kegiatan Usaha hulu Minyak dan gas Bumi (SKK
• Related to Indemnification, Substantial risk, Migas) dan Kontraktor Kerja Sama (KKKS) yang
• Related to the Indemnification of Indemnifi- memiliki kontrak kerja kepada SKK Migas.
cation, substantial risk, Untuk mendukung program pemerintah yaitu
• Related to Indemnification, Substantial risk, percepatan peningkatan produksi minyak dan gas bumi
• Related to Removal and Abolition of Land yang tertuang dalam Instruksi Presiden RI Nomor 2
Rights, substantial rights, tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi Minyak Bumi
e. The results of identification of Social risks and Nasional yaitu Pencapaian produksi minyak bumi nasional
related to the Implementation stage of special paling sedikit rata-rata 1,01 juta barel per hari pada
attention are: tahun 2014 (Republik Indonesia) untuk mendukung
• Related Inventory and Identification, Low risk, peningkatan ketahanan energi. PT. Pertamina EP adalah
• Related to Indemnification, Substantial Risk, salah satu KKKS yang terdaftar dan memiliki kontak
• Related to Deliberation Determination of kerjasama dengan SKK Migas yang merupakan anak
compensation, Substantial risk, perusahaan dari PT.Pertamina (Persero) bergerak dalam
• Related to Indemnification, Substantial risk, sektor hulu minyak dan gas bumi menerapkan salah satu
• Related to Removal and Abolition of Land strategi peningkatan produksi dengan membentuk
Rights, Substantial risk, beberapa project.
f. The results of the identification of operational Paku Gajah Development Project adalah sebuah
risks and related to the Delivery stage of the kelompok kerja yang dimiliki oleh PT.Pertamina EP yang
results of particular concern are: di bentuk untuk mendukung instruksi Presiden RI
• Related to Results Delivery, Medium risk, Nomor 2 tahun 2012 yang bertugas untuk mencari dan
These risks should be managed through risk menghasilkan minyak dan gas bumi untuk menambah
management that includes identifying, measuring and produksi PT.Pertamina EP. Paku Gajah Development
mitigating (minimizing opportunities and impacts for Project berada di wilayah Kerja (WK) PT.Pertamina EP
the Stages of Land Acquisition for the Public Interest Asset 2 Sumatra Selatan, sehingga apabila project
of PT.Pertamina EP - Paku Gajah Development Project. tersebut selesai maka baik hasil maupun asetnya akan
Each stage of Land Acquisition for the Public Interest di serahkan kepada Asset 2. Keberhasilan Paku Gajah
of PT.Pertamina EP - Paku Gajah Development Project Developmet Project dalam menemukan minyak dan gas
which has high risk value, mitigation is to stop the way bumi berpengaruh terhadap devisa bagi PT.Pertamina
or implementation of the activity, and change the way EP, PT.Pertamina (Persero), dan Negara.
or application of the activity in new way or application, Sebelum melakukan pengeboran untuk menda-
in order to the risk of such activities can be minimized. patkan cadangan Minyak dan Gas Bumi, kebutuhan lahan
And the stages that have Substantial, Medium, and Low untuk kegiatan pengeboran merupakan suatu tahapan
risk value, mitigas conducted are follow up on the way yang harus dilewati. Dikarenakan kegiatan hulu minyak
or application of the activity. dan gas bumi adalah program Pemerintah, maka
Keywords: upstream oil and gas, land acquisition, Pemerintah menjamin akan ketersediaannya lahan untuk
public interest, mitigation kegiatan hulu minyak dan gas bumi. Kebutuhan lahan

94 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

tersebut dapat dimasukan kedalam pengadaan lahan setiap tahapan kegiatan Pengadaan tanah untuk
untuk kepentingan umum yang diatur dalam Undang- kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Migas PT. Per-
Undang No.2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah tamina EP – Paku Gajah Development Project ?
Untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum dan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1.4 Tujuan
2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Namun sering Penelitian ini dimaksudkan untuk:
kali pengadaan tanah untuk kepentingan umum 1. Mengidentifikasi tahapan kegiatan pengadaan
terhambat atau tidak sesuainya kegiatan pengadaan tanah tanah untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
untuk kepentingan umum dengan tata waktu yang sudah Migas
ditentukan, imbasnya adalah tahapan selanjutnya atau 2. Mengukur besarnya peluang dan dampak (risiko)
tahapan pengeboran menjadi terhambat. dari setiap tahapan kegiatan pengadaan tanah
untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Migas
1.2 Permasalahan 3. Menetapkan kebijakan pengendalian guna
meminimalkan risiko (mitigasi) pada setiap
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifi- tahapan kegiatan pengadaan tanah untuk kegiatan
kasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: eksplorasi dan eksploitasi Migas
1 Pemilik tanah menolak pembebasan tanahnya
untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Migas. 1.5 Ruang Lingkup
Sehingga hal ini menjadi pemghambat pengadaan
tanah untuk kegiatan eksplorasi tersebut. 1. Dalam penelitian ini obyek penelitian adalah
2 Pemilik tanah sering kali tidak menghadiri ke- PT.Pertamina EP – Paku Gajah Development
giatan atau tahapan dari pengadaan lahan untuk Project di wilayah administrasi Kabupaten Ogan
kepentingan umum yang mewajibkan pemilik ta- Komering Ulu dan Muara Enim provinsi Sumatera
nah untuk hadir, sehingga kegiatan pengadaan ta- Selatan.
nah untuk kepentingan umum menjadi terhambat. 2. Dalam Undang-Undang No.2 Tahun 2012 Tentang
3 Ketidaksesuaian data awal dengan data dilapangan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Bagi
sehingga ketidaksesuaian ini sangat berbeda dan Kepentingan Umum, kepentingan umum adalah
mengakibatkan revisi pengajuan ulang. Hal ini kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang
menjadi penghambat dalam pengadaan tanah harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan
untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Migas. sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Dalam tesis ini kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
1.3 Perumusan Masalah migas termasuk dalam kepentingan umum.

Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum II. LANDASAN TEORI


mempunyai peranan penting dalam hal pembangunan
1. agaimana tahapan kegiatan Pengadaan tanah untuk 2.1 Pengadaan Tanah
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi Migas PT.
Pertamina EP – Paku Gajah Development Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk
Project? mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti
2. Berapa besar peluang dan dampak pada setiap kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut.
tahapan kegiatan Pengadaan tanah untuk kegiatan (Republik Indonesia)
eksplorasi dan eksploitasi Migas PT.Pertamina EP Pengadaan tanah punya kaitan langsung dengan
– Paku Gajah Development Project? penggunaan atau pemanfaatan tanah sesuai dengan
3. Bagaimana upaya pengendalian (mitigasi) dari Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 95


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Penatagunaan Tanah. Prosedur hukum pengadaan tanah efektif terhadap kesempatan potensial dan efek yang
harus disertai dengan pelepasan/penyerahan hak dari merugikan. (Australian Standard/New Zealand Standard
pemegang hak atas tanah kepada pihak lain. Pelepasan 4360:2004, 2004). Manajemen risiko merupakan suatu
hak itu sendiri bisa berupa jual beli, penyerahan, hibah kumpulan dari berbagai tahapan kegiatan yang bertujuan
atau pencabutan. (Syah, 2015) untuk mengelola risiko-risiko keselamatan dan
kesehatan kerja dalam suatu aktifitas kegiatan. (Austra-
2.2 Eksplorasi dan Eksploitasi lian Standard/New Zealand Standard 4360:2004, 2004)

2.2.1 Eksplorasi 2.5 Manfaat Manajemen Risiko


Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan
memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk Terdapat beberapa manfaat manajemen risiko
menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan yaitu: (Australian Standard/New Zealand Standard
Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan 4360:2004, 2004)
(Republik Indonesia ). dapat disimpulkan bahwa 1. Memperkecil kemungkinan suatu kejadian yang
Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi ridak diinginkan dan mengurangi efek yang
yang meliputi pekerjaanpekerjaan untuk mengetahui ditimbulkan dari kemungkinan tersebut.
ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya 2. Membantu meningkatkan perencanaan kerja yang
cadangan serta “studi kelayakan” dari minyak dan gas efektif.
bumi yang telah ditemukan. 3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
pencapaian performa perusahaan menjadi lebih baik
2.2.2 Eksploitasi 4. Meningkatkan produktifitas kerja.
Rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengha- 5. Mendapat keuntungan dari segi ekonomi dan
silkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang kemudahan untuk memenuhi target perusahaan
ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyele- dan perlindungan aset.
saian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, pe- 6. Meningkatkan reputasi/citra organisasi dan
nyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan perusahaan.
pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan serta
kegiatan lain yang mendukungnya (Republik Indonesia). kesejahteraan karyawan.
Eksploitasi dapat diartikan sebagai tindakan berke-
lanjutan setelah dilakukan eksplorasi dan hasil dari eksplo- 2.6 Proses Manajemen Risiko
rasi itu menunjukan adanya sumber minyak dan gas bumi.
Terdapat beberapa tahapan dalam melaksanakan
2.3 Risiko manajemen risiko menurut yaitu : (Australian Stan-
dard/New Zealand Standard 4360:1999, 1999)
Risiko adalah kemungkinan atau peluang terjadinya 1. Menetapkan tujuan dan lingkup pelaksanaan
sesuatu yang dapat meimbulkan suatu dampak dari suatu maajemen risiko
sasaran. Risiko tersebut diukur berdasarkan adanya 2. Melaksanakan identifikasi bahaya .
kemungkinan terjadinya suatu kasus atau konsekuensi 3. Melakukan analisis risiko untuk menetapkan
yang dapat ditimbulkannya (Australian Standard/New kemungkinan dan konsekuensi yang akan terjadi
Zealand Standard 4360:2004, 2004) serta menetapkan tingkat risiko.
4. Menetapkan evaluasi untuk menetapkan skala
2.4 Manajemen Risiko prioritas dan membandingkan dengan kriteria
yang ada.
Manajemen risiko adalah budaya, proses dan 5. Melakukan pengendalian risiko yang tidak dapat
struktur yang mengacu langsung pada pengetahuan diterima

96 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

6. Melakukan pemantauan dan tinjauan ulang pro- harus dapat terjadi. Tujuan dilakukannya analisis risiko
gram manajemen risiko yang telah dilaksanakan. adalah untuk membedakan antara risiko kecil dengan
7. Komunikasi dan konsultasi yang dilakukan dalam risiko besar dan menyediakan data untuk membantu
proses manajemen risiko yang melibatkan pihak evaluasi dan penanganan risiko (Australian Standard/
internal dan eksternal. New Zealand Standard 4360:1999, 1999)

2.6.4 Evaluasi Risiko


Evaluasi risiko merupakan suatu proses memban-
dingkan estimasi level risiko dengan kriteria yang telah
ditentukan dahulu dan mempertimbangkan keseimba-
ngan antara manfaat potensial dan hasil yang tidak
menguntungkan untuk menilai dan menentukan
prioritas pengendalian risiko berdasarkan kriteria yang
ditetapkan mengenai batasan risiko mana yang bisa
diterima, risiko mana yang harus dikurangi atau
dikendalikan dengan cara yang lain. (Australian Standard/
New Zealand Standard 4360:2004, 2004)

2.6.5 Pengendalian Risiko


Pengendalian risiko yaitu suatu upaya penanganan
dan pengendalian terhadap risiko, terutama risiko dengan
tingkat tinggi serta mempertimbangkan aspek efektifitas
Gambar 2.1 Proses Manajemen Risiko dan efisiensi. pengendalian risiko dapat dilakukan dengan
(Australian Standard/New Zealand Standard berbagai macam metode (Republik Indonesia), yaitu :
4360:2004, 2004) a. Pengendalian teknis atau rekayasa yang meliputi
eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi (engineering
2.6.1 Penetapan Konteks control)
Penetapan konteks eksternal, konteks internal, b. Pendidikan dan pelatihan
dan konteks manajemen risiko dimana proses c. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang
manajemen risiko akan diterapkan. Kriteria yang meliputi sistem bonus, insentif, penghargaan dan
digunakan pada saat risiko akan dievaluasi harus disusun motivasi diri.
dan struktur analisis didefinisikan. d. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan dan
etiologi.
2.6.2 Identifikasi Risiko e. Penegakan hukum.
Identifikasi bahaya adalah langkah dalam proses Dalam melakukan langkah-langkah untuk menga-
manajemen risiko untuk mengidentifikasi semua tasi bahaya yang timbul, dibutuhkan suatu skala prioritas
kemungkinan bahaya atau risiko yang mungkin terjadi yang dapat membantu dalam pemilihan pengendalian
di lingkungan kegiatan dan bagaimana dampak atau suatu bahaya yang disebut dengan hirarki pengendalian.
keparahannya jika terjadi. (Ramli, 2010) Urutan prioritas atau hirarki tersebut (Suardi, 2005),
yaitu :
2.6.3 Analisis Risiko a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan
Analisis risiko adalah suatu kegiatan sistemik dan harus menjadi pilihan pertama dalam mela-
dengan menggunakna informasi yang ada untuk kukan pengendalian risiko. Eliminasi berarti
mendererminasi seberapa besar konsekuensi dan tingkat menghilangkan peralatan yang dapat menimbulkan
keseringan suatu kejadian yang ditimbulkan. Analisis ini bahaya.

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 97


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

b. Substitusi, prinsip dari sistem pengendalian ini 2.8 Komunikasi dan Konsultasi
adalah mengganti sumber risiko dengan saran Komunikasi dan konsultasi yang baik dapat
atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih menjamin pihak yang terlibat dan bertanggung jawab
rendah atau tidak ada. terhadap perencanaan dan pelaksanaan manajemen
c. Engineering control dilakukan dengan mengubah de- risiko dan pihak lain yang berkepentingan memiliki
sain tempat kerja, peralatan, atau proses kerja untuk pemahaman yang sama mengenai pengambilan suatu
mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus dari tahap ini keputusan dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.
adalah melibatkan pemikiran yang lebih mendalam
bagaimana membuat lokasi kerja yang lebih aman 2.9 Peraturan undang-undang yang
dengan melakukan pengaturan ulang lokasi kerja, dipergunakan
memodifikasi peralatan, melakukan kombinasi Proses Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan
kegiatan, perubahan prosedur, dan mengurangi Umum diatur dalam undangundang Republik Indonesia,
frekuensi dalam melakukan kegiatan berbahaya. yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
d. Administrative control, dalam tahap ini pengendalian “Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Bagi Kepentingan
dilakukan dengan menggunakan prosedur, standar Umum” (Republik Indonesia) dan Peraturan Presiden
operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk Nomor 71 Tahun 2012 tentang “Penyelenggaraan
mengurangi risiko. Pengendalian administrasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
dapat diartikan juga sebagai pengendalian bahaya Umum (Republik Indonesia). Peraturan Presiden No.71
dengna melakukan modifikasi pada interaksi Tahun 2012 mengalami empat perubahan yaitu :
pekerja dengna lingkungan kerja seperti, rotasi Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang
kerja, shift kerja, serta pengembangan standar “Perubahan atas peraturan Presiden Nomor 71 tahun
kerja. Akan tetapi banyak kasus yang ada, 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
pengendalian administrasi tetap membutuhkan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum” (Republik
sarana pengendalian risiko lainnya. Indonesia) . kemudian muncul Peraturan Presiden
e. Alat pelindung diri (APD) adalah pilihan terakhir Nomor 99 Tahun 2014 tentang “Perubahan Kedua Atas
yang dapat dilakukan untuk mencegah papatan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
disarankan hanya digunakan bersamaaan dengan Untuk Kepentingan Umum” (Republik Indonesia).
penggunaan alat pengendali lainnya. Dengan Kemudian peraturan tersebut kembali direvisi dengan
demikian perlindungan keamanan dan kesehatan munculnya Peraturan Presiden Nomor 30 tahun 2015
personel akan lebih efektif. Tentang “Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden
Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
2.7 Pemantauan dan Tinjauan Ulang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Pemantauan bertujuan untuk melakukan survei Umum” (Republik Indonesia). Dan terakhir untuk saat
rutin terhadap hasil yang dicapai, kemudian dibandingkan ini peraturan tersebut kembali di revisi menjadi
dengan hasil yang diharapkan atau target yang telah Peraturan Presiden Nomor 148 tahun 2015 Tentang
dibuat. Sedangkan tinjauan ulang bertujuan melakukan “Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
investigasi secara berkala terhadap situasi terkini. 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah
Pemantauan dan tinjauan ulang perlu dilakukan untuk Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum”
memonitor efektifitas seluruh tahapan proses (Republik Indonesia).
manajemen risiko. Hal ini penting untuk perbaikan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 ayat
berkelanjutan. Risiko dan efektifitas pengendalian risiko (3) menjelaskan bahwa Bumi, air dan kekayaan alam yang
perlu dimonitor untuk meyakinkan bahwa perubahan terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
situasi tidak mengubah prioritas risiko. (Australian Stan- dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
dard/New Zealand Standard 4360:2004, 2004) rakyat. (Republik Indonesia)

98 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Peningkatan produksi minyak dan gas bumi diatur 3.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian
dalam Instruksi Presiden No.2 Tahun 2012 Tentang Penelitian di laksanakan pada semester genap
Peningkatan produksi minyak dan gas bumi Nasional yang 2016/2017 yaitu antara bulan Maret 2017 sampai dengan
berisikan Dalam rangka pencapaian produksi minyak Bulan Agustus 2017.
bumi nasional paling sedikit rata- rata 1,01 juta barrel
per hari pada Tahun 2014 untuk mendukung peningkatan 3.3 Definisi Operasional Variabel
ketahanan energi (Republik Indonesia).
Tabel 3.1 Operasional Variabel
2.10 Kerangka Pemikiran
Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengadaan Peluang, didapatkan Tinggi rendahnya Skala
Tanah dengan cara metode Peluang kejadian Likert
Untuk kuesioner kejadian yang tidak
Kepentingan dikehendaki
Umum Dampak, didapatkan Tinggi rendahnya Skala
dengan cara metode dampak kejadian Likert
kuesioner kejadian yang tidak
dikehendaki
Diagram Peluang Tinggi rendahnya Skala
dampak, didapatkan Diagram peluang Likert
dengan menggunakan dampak
cara peluang dikalikan
dampak
Distribusi Risiko, Tinggi rendahnya Skala
didapat nilai dari dampak tingkat distribusi Likert
setiap kejadian yang di risiko
dapat dengan cara
kuesioner
Sumber : Diolah pada, 2017

3.4 Data
III. METODE PENELITIAN
3.4.1 Proses Bisnis
3.1 Desain Penelitian Peneliti mendapatkan data proses bisnis dari
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif pengadaan lahan untuk kepentingan umum berdasarkan
semi-kuantitatif, dimana dilakukan penelitian terhadap kegiatan pengadaan lahan untuk kegiatan eksplorasi dan
risiko yang terjadi pada setiap tahapan pengadaan tanah ekploitasi yang dilakukan oleh PT.Pertamina EP – Paku
untuk kepentingan umum dengan mengkombinasikan Gajah Development Project dengan wilayah kerja di
inspeksi di lapangan dengan teknik penilaian risiko, wilayah administrasi Kab.Muara Enim dan Ogan Kome-
penilaian risiko dilakukan berdasarkan tahapan ring Ulu yang dilakukan dari tahun 2014-2017. Tahapan
manajemen risiko dengan cara pengukuran peluang dan pengadaan lahan untuk kepentingan umum tersebut
dampak dari setiap tahapan pengadaan tanah untuk dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
kepentingan umum menggunakan alat berupa kuesioner Tentang “Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Bagi
ditujukan kepada karyawan PT.Pertamina EP-Paku Gajah Kepentingan Umum” (Republik Indonesia) dan
Development Project. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 99


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

“Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan 4. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
Untuk Kepentingan Umum (Republik Indonesia). 5. Data awal penguasaan dan pemilikan atas tanah.
6. Letak tanah, status tanah dan luas tanah yang dibu-
3.5 Analisis Data tuhkan, termasuk jangka waktu pengadaan tanah.
7. Perkiraan waktu yang diperlukan untuk masing-
3.5.1 Diagram Peluang Dampak masing tahapan pelaksanaan pengadaan tanah,
Diagram peluang dampak menampilkan kejadian termasuk untuk pembangunannya.
yang tidak dikehendaki dalam sebuah diagram. Tahapan 8. Survei sosial ekonomi dan Kelayakan lokasi, yang
untuk menampilkan sebuah kejadian yang tidak diinginkan, akan terkena dampak.
misalnya kejadian A, dalam diagram peluang-dampak adalah 9. Study budaya masyarakat, politik, keamanan,
sebagai berikut (Fraser & J. Simkins, 2010): agama dan amdal.
a. Perkirakan peluang A, p(A) 10. Analisis mengenai kesesuaian fisik lokasi dituang-
b. Perkirakan dampak dari A, D(A) kan dalam peta (rencana lokasi pembangunan.)
c. Perkirakan risiko dengan mengalikan peluang dan 11. Perkiraan nilai ganti kerugian tanah, ruang atas
dampak dari A, L = p(A)xD(A) tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, dan
d. Letakkan A dalam diagram peluang-dampak benda yang berkaitan dengan tanah serta rencana
penganggaran.
IV. ANALISIS DAN INTERPRETASI 12. Besarnya anggaran, sumber anggaran, dan rincian
alokasi anggaran untuk perencanaan, persiapan,
4.1 Data pelaksanaan, penyerahan hasil, administrasi dan
pengelolaan, serta sosialisasi.
4.1.1 Proses Bisnis 13. Analisis biaya yang diperlukan dan manfaat
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun pembangunan bagi wilayah dan masyarakat.
2012Tentang “Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan
Bagi Kepentingan Umum” (Republik Indonesia) dan 2. Persiapan
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Atas Dasar Dokumen Perencanaan, Gubernur
“Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan membentuk Tim Persiapan, Tim Kajian Dan Sekretariat
Untuk Kepentingan Umum” (Republik Indonesia) mem- Provinsi dengan durasi waktu maksimal 10 Hari Kerja
berikan seperti bagan di bawah ini: ketetapan tentang semenjak berkas diterima oleh Gubernur.
tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam proses penga- Pada tahapan Persiapan ini, Gubernur memiliki
daan tanah untuk kepentingan umum. Adapun tahapan wewenang apakah proses pengadaan tanah tersebut
yang harus dilalui diklasifikasikan menjadi 4 (empat) dilimpahkan kepada Bupati/Walikota atau dilakukan oleh
tahapan yaitu : Perencanaan, Persiapan, Pelaksanaan, dan Gubernur itu sendiri. Tahapan dari tahapan
Penyerahan Hasil seperti pada bagan dibawah ini : persiapan antara lain sebagai berikut :

1. Perencanaan Maksud dan tujuan rencana pembangunan.


• Letak tanah dan luas tanah yang dibutuhkan.
Merupakan tahapan pengajuan dokumen penga- Pemberitahuan
• Tahapan rencana pengadaan tanah.
rencana
daan tanah kepada Gubernur setempat yang memuat pembangunan • Perkiraan jangka waktu pelaksanaan
dasar, materi, dan studi kelayakan dari pengadaan tanah. pengadaan tanah.
Adapun dokumen tersebut harus mencakup • Perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan.
sebagai berikut : • Informasi lainnya yang dianggap perlu.
1. Rencana tata ruang wilayah, Prioritas pembangunan. • Pemberitahuan disampaikan secara
2. Rencana pembangunan jangka menengah, Rencana langsung kepada masyarakat melalui
sosialisasi, tatap muka dan surat
strategis.
pemberitahuan
3. Rencana kerja pemerintah instansi yang bersangkutan.

100 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Pemegang hak atas tanah dan hak pengelolaan. ƒ Pengajuan pengadaan tanah kepada ketua
Pendataan Awal • Nadzir tanah untuk wakaf. pelaksana
Lokasi Rencana • Pemilik tanah bekas milik adat dan ƒ Pelaksana pengadaan tanah membuat
Pembanngunan masyarakat hukum adat. rencana kerja, agenda rapat, dan
• Pihak yang menguasai tanah negara dengan merumuskan strategi implementasi
itikad baik dan ƒ Ketua pelaksana membuat satgas untuk
Pemegang dasar penguasaan atas tanah melakukan pendataan objek
• Pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain
yang berkaitan dengan tanah
• Satagas melakukan
Penyiapan
Pelaksanaan ƒ Satagas melakukan penyiapan kegiatan
Dilaksanakan di kantor kelurahan atau desa inventarisasi dan identifikasi
• Undangan diberikan paling lambat 3 (tiga) ƒ Satgas melakukan pengukuran dan
Konsultasi
hari sebelum konsultasi publik pemetaan
Publik
dilaksanakan ƒ Hasil inventarisasi dan identifikasi dibuat
• Tim persiapan menjelaskan maksud dan peta bidang tanah dan daftar nominatif yang
tujuan rancana pembangunan, ditandatangani oleh ketua satuan tugas.
• tahapan pengadaan tanah, peran penilai ƒ Daftar nominatif digunakan dalam proses
dalam menentukan nilai ganti rugi,dsb penentuan nilai ganti kerugian
• Konsultasi publik dilakukan secara dialogis ƒ Satuan tugas menyelesaikan tugasnya
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja

Dilaksanakan di kantor kelurahan atau desa


Penetapan • Undangan diberikan paling lambat 3 (tiga)
hari sebelum konsultasi publik Inventarisasi &
Penilaian ƒ Penetapan besarnya nilai ganti kerugian
dilaksanakan Identifikasi
oleh ketua pelaksana berdasarkan hasil
• Tim persiapan menjelaskan maksud dan
penilaian jasa penilai atau penilai publik
tujuan rancana pembangunan,
objek
• tahapan pengadaan tanah, peran penilai
ƒ Jasa penilai atau penilai publik ditetapkan
dalam menentukan nilai ganti rugi,dsb
oleh ketua pelaksana pengadaan tanah
• Konsultasi publik dilakukan secara dialogis
ƒ Nilai ganti kerugian merupakan nilai pada
saat pengumuman penetapan lokasi
Musyawarah · Penetapan lokasi dilakukan oleh gubernur ƒ Nilai ganti kerugian merupakan nilai tunggal
Penetapan berdasarkan hasil kesepakatan untuk bidang per bidang tanah
Ganti Rugi · Gubernur menetapkan perpanjangan, ƒ Besarnya nilai ganti kerugian dijadikan
apabila tidak diperpanjang maka terhadap dasar musyawarah untuk menetapkan
sisa tanah diproses ulang dari tahap bentuk ganti kerugian.
perencanaan

Penetapan
ƒ Pelaksana musyawarah dalam waktu
Penetapan Lokasi ini Berlaku 2 Tahun sejak dite- Penilaian
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
tapkan dan dapat diperpanjang 1 Tahun. Adapun durasi ƒ Mengikutsertakan instansi yang
kegiatan ini memakan waktu maksimal 207 hari memerlukan tanah.
ƒ Dilakukan secara langsung.
ƒ Pelaksana Pengadaan tanah menyam-
3. Pelaksanaan paikan besarnya ganti kerugian hasil
penilaian ganti keruggian
Setelah ditetapkannya suatu lokasi oleh Guber- ƒ Pelaksana pengadaan tanah mengundang
nur atau Bupati/Walikota jika dilimpahkan, maka tahapan pihak yang berhak menetapkan tempat
waktu pelaksanaan.
selanjutnya adalah tahapan pelaksanaan. Yaitu pemben- ƒ Undangan disampaikan paling lambat 5
tukan tim pelaksana, Penyusunan Rencana Kerja dan (lima) hari kerja sebelum pelaksanaan
rapat Koordinasi, Pembentukan satuan tugas, serta musyawarah
penyusunan persiapan kerja.

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 101


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Musyawarah Memerlukan Tanah, maka dimulainya Kegiatan Pem-


Penetapan Rugi ƒ Pelaksana musyawarah dalam waktu bangunan
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
ƒ Mengikutsertakan instansi yang memer-
Infrastruktur oleh instansi yang membutuhkan
lukan tanah. tanah. Pembangunan Dilaksanakan oleh Pemerintah,
ƒ Dilakukan secara langsung. Pemerintah Daerah, BUMN Serta Swasta Dengan Skema
ƒ Pelaksana Pengadaan tanah menyam- KPS (PPP), tahapan selanjutnya adalah Kegiatan
paikan besarnya ganti kerugian hasil
penilaian ganti rugi Pendaftaran Tanah (Sertipikasi) Barang Milik Negara
ƒ Pelaksana pengadaan tanah mengundang Berupa Tanah.
pihak yang berhak menetapkan tempat Berdasarkan keempat tahapan dari pengadaan
waktu pelaksanaan
tanah untuk kepentingan umum tersebut dapat dilihat
ƒ Undangan disampaikan paling lambat 5
(lima) hari kerja sebelum pelaksanaan atau dijelaskan kedalam alur sebagai berikut :
musyawarah

Pemberian ganti
kerugian ƒ Pemberian ganti kerugian berbentuk :
uang, tanah pengganti, pemukiman
kembali, kepemilikan saham, bentuk lain
yang disetujui oleh kedua belah pihak
ƒ Dalam musyawarah mengutamakan
pemberian ganti rugi dalam bentuk uang

Pelepasan Objek ƒ Dilaksanakan dihadapan kepala kantor


Pengadaan Tanah pertanahan setempat dan dibuat dalam
berita acara pelepasan hak
ƒ Pelepasan hak tahap pelaksanaannya
menyiapkan surat pernyataan pelepasan
hak tanah, bangunan, tanaman dan
bendabenda lain, menarik bukti penguasaan
atau kepemilikan tanda terima pelepasan
dan menghapus dari daftar umum dan Gambar 4.4 Bagan Alur Pelaksanaan Pengadaan
mematikan sertifikat dan buku tanah
Tanah Untuk Kepentingan Umum (Republik Indonesia)

Dokumentasi Peta 4.1.2 Kejadian-Kejadian Yang Tidak


ƒ Pengumpulan, pengelompokan, pengolah-
Bidang, Daftar
an dan penyimpanan data meliputi peta
Dikehendaki
Normatif dan Data
bidang tanah, daftar nominatif dan data
Administrasi
Pengadaan Tanah
administrasi Tabel 4.1 Kejadian Yang Tidak Dikehendaki
ƒ Data pengadaan tanah disimpan, didoku-
mentasikan dan diarsipkan oleh kepala NO TAHAPAN KEJADIAN YANG TIDAK
kantor pertanahan, data tersebut dapat DIKEHENDAKI
disimpan dalam bentuk data elektronik PERENCA- Pengajuan Dokumen Waktu pengerjaan tidak
1
NAAN sesuai dengan tata waktu
Gambar 4.3 Tahapan Pelaksanaan Republik Indonesia 2 PERSIAP- Pemberitahuan Ren- 1. Waktu pengerjaan tidak
AN cana Pembangunan sesuai dengan tata waktu
4. Penyerahan Hasil 2. Muncul gejolak sosial
Pendataan Awal Lokasi 1. Waktu pengerjaan tidak
Serah Terima Dokumen Pengadaan Tanah Dari sesuai dengan tata waktu
Pelaksana Pengadaan Tanah Kepada Instansi yang 2. Muncul gejolak sosial

102 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Tabel 4.2 Pengukuran Risiko Pada Pengajuan


Konsultasi Publik 1. Waktu pengerjaan tidak Dokumen Identifikasi Risiko Waktu
sesuai dengan tata waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu
2. Muncul gejolak sosial
Penetapan Lokasi 1. Waktu pengerjaan tidak Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
sesuai dengan tata waktu Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
2. Muncul gejolak sosial erik erik Matrix
3 PELAKSA- Inventarisasi dan 1. Waktu pengerjaan tidak Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
NAAN Identifikasi sesuai dengan tata waktu pengerjaan 19,5 - 25
2. Muncul gejolak sosial tidak Probable 4 Critical 4 High
Penilaian dan Ganti 1. Waktu pengerjaan tidak sesuai 12.5 – 19.4
Rugi sesuai dengan tata waktu dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
2. Muncul gejolak sosial tata 9.5 – 12.4
Musyawarah Penetap- 1. Waktu pengerjaan tidak waktu Remote 2 Minor 2 Medium
an Ganti Rugi sesuai dengan tata waktu 4.5 - 9.4
2. Muncul gejolak sosial Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Pemberian Ganti Rugi 1. Waktu pengerjaan tidak Deskriptif Jawaban Responden
sesuai dengan tata waktu Banyak Peluang Dampak Risiko
2. Muncul gejolak sosial Responden Risiko Risiko (PXD)
Pelepasan dan pengha- Waktu pengerjaan tidak 1 5 3 15 High
pusan Hak Atas Tanah sesuai dengan tata waktu 2 4 2 8 Medium
4 PENYERAH- Penyerahan Hasil Waktu pengerjaan tidak 3 5 3 15 High
AN HASIL sesuai dengan tata waktu 4 5 3 15 High
f/n=% 19 11 53 High
4.2 Analisis Identifikasi Pengukuran Risiko 4.75 2.75 13.5
Perencanaan Sumber : Diolah, 2017

Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang


dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Pengajuan
Dokumen dari tahapan Perencanaan, dan didapatkan
hasil risikonya, sebagai berikut pada tabel 4.2:
1. Dampak :
a. Instansi yang membutuhkan lahan melakukan dis-
pute data pengajuan tanah untuk kepentingan
umum dengan kondisi dilapangan yang terlalu
menyimpang.
2. Diagram Peluang Dampak
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.2,
dengan hasil peluang risiko sebesar 4.75 dan dampak
risiko sebesar 2.5, maka nilai risiko (P X D) sebesar
13.25 dan nilai risk assessment matrix nya adalah High Gambar 4.5 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada
dan dapat dijabarkan kedalam diagram peluang dampak Pengajuan Dokumen Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan
sebagai berikut : Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 103


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

3.Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak a. Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pembe-
risiko bagi sub tahapan Pengajuan Dokumen dari tahapan ritahuan Rencana Pembangunan) yang susah di-
Perencanaan ) : mengerti maksud dan tujuannya oleh Pemilk lahan
Survey pendahuluan ke lokasi yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan seluruh data-data yang dibutuhkan 2. Diagram Peluang Dampak
sedetail mungkin sehingga dispute data dapat di Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.4,
minimalisir semaksimal mungkin Analisis dan Interpretasi dengan hasil peluang risiko sebesar 3.75 dan dampak
Identifikasi Pengukuran Risiko Persiapan. risiko sebesar 1.5, maka nilai risiko (P X D) sebesar 5.5
dan nilai risk assessment matrix nya adalah Medium dan
4.3 Analisis Identifikasi Pengukuran Risiko dapat dijabarkan kedalam diagram peluang dampak
Persiapan sebagai berikut :

Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang


dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Pem-
beritahuan Rencana Pembangunan dari tahapan Persiap-
an, dan didapatkan hasil risikonya, sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pengukuran Risiko Pada Pemberita-


huan Rencana Pembangunan Identifikasi Risiko
Waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Tata Waktu

Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk


Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
erik erik Matrix
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
pengerjaan 19,5 - 25
Gambar 4.6 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada
tidak Probable 4 Critical 4 High
Pemberitahuan Rencana Pembangunan Identifikasi Risiko
sesuai 12.5 – 19.4
Waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Tata Waktu
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
tata 9.5 – 12.4
waktu Remote 2 Minor 2 Medium
3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
4.5 - 9.4
risiko bagi sub tahapan Pengajuan Dokumen dari
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
tahapan Perencanaan):
Deskriptif Jawaban Responden
Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
Banyak Peluang Dampak Risiko
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada masyarakat
Responden Risiko Risiko (PXD)
setempat, jika perlu menggunakan bahasa daerah
1 4 1 4 Low
setempat.
2 4 1 4 Low
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
3 3 2 6 Medium
dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
4 4 2 8 Medium
subfokus identifikasi risiko “Muncul Gejolak Sosial” pada
f/n=% 15 6 22 Medium
sub tahapan Pemberitahuan Rencana Pembangunan dari
3.75 1.5 5.5
tahapan Persiapan, dan didapatkan hasil risikonya, sebagai
Sumber : Diolah, 2017 1. Dampak :
berikut :

104 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Tabel 4.4 Pengukuran Risiko Pada Pemberi- 5. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan
tahuan Rencana Pembangunan Identifikasi dampak risiko bagi sub tahapan Pemberitahuan
Risiko Muncul Gejolak Sosial Rencanan Pembangunan dari tahapan
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk Persiapan):
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
1. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
erik erik Matrix
Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
19,5 - 25 masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
Probable 4 Critical 4 High bahasa daerah setempat.
12.5 – 19.4
Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial
2. Pemberitahuan Rencana Pembangunan dimediasi
gejolak 9.5 – 12.4 oleh muspika Setempat dan orang yang dituang-
sosial Remote 2 Minor 2 Medium kan oleh warga setempat untuk meminimalisir
4.5 - 9.4 konflik yang terjadi saat Pemberitahuan Rencana
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden Pembanguan Berlangsung.
Banyak Peluang Dampak Risiko Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
Responden Risiko Risiko (PXD) dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
1 3 2 6 High
subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
2 4 2 8 Substansial
3 4 2 8 High sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Pendataan
4 4 2 8 High awal dari tahapan Persiapan, dan didapatkan hasil
f/n=% 15 8 30 Medium risikonya, sebagai berikut :
3.75 2 7.5

Sumber : Diolah, 2017 Tabel 4.5 Pengukuran Risiko Pada Pendataan


Awal Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan Tidak
4. Diagram Peluang Dampak Sesuai Dengan Tata Waktu
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.4, dengan Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
hasil peluang risiko sebesar 3.75 dan dampak risiko sebesar Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
1.5, maka nilai risiko (P X D) sebesar 5.5 dan nilai risk erik erik Matrix
assessment matrix nya adalah Medium dan dapat dijabarkan Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
kedalam diagram peluang dampak sebagai berikut : pengerjaan 19,5 - 25
tidak Probable 4 Critical 4 High
sesuai 12.5 – 19.4
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
tata 9.5 – 12.4
waktu Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 5 3 15 High
2 5 2 10 Substansial
3 5 2 10 Substansial
4 5 3 15 High
Gambar 4.7 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada f/n=% 20 10 50 High
Pemberitahuan Rencana Pembangunan Identifikasi Risiko 5 2.5 12.5
Muncul Gejolak Sosial Sumber : Diolah, 2017

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 105


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

1. Dampak : Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang


a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
tanah yang ingin dibebaskan subfokus identifikasi risiko “Muncul gejolak sosial” pada
b. Pemilik lahan tidak mengerti akan maksud dan sub tahapan Pendataan awal dari tahapan Persiapan, dan
tujuan penjelasan/sosialisasi dari pemberitahuan didapatkan hasil risikonya, sebagai berikut:
rencana pembangunan oleh tim persiapan
2. Diagram Peluang Dampak Tabel 4.6 Pengukuran Risiko Pada Pendataan
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.8, Awal Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Sosial
dengan hasil peluang risiko sebesar 5 dan dampak
risiko sebesar 2.5, maka nilai risiko (P X D)
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
sebesar 12.25 dan nilai risk assessment matrix nya
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
adalah High dan dapat dijabarkan kedalam dia-
erik erik Matrix
gram peluang dampak sebagai berikut :
Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
Skla Peluang kejadian
19,5 - 25
Probable 4 Critical 4 High
12.5 – 19.4
Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial
gejolak 9.5 – 12.4
sosial Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 5 3 15 High
2 4 3 12 High
3 5 3 15 High
Gambar 4.8 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada
4 5 2 10 Substansial
Pendataan Awal IdentifikasiRisiko Waktu Pengerjaan
f/n=% 19 11 52 High
Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu
4.75 2.75 13
Sumber : Diolah, 2017

3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak


risiko bagi sub tahapan Pendataan Awal dari
tahapan Persiapan) : 1. Dampak :
1. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada tanah yang ingin dibebaskan 2. Diagram Peluang
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan Dampak
bahasa daerah setempat.
2. Pemberitahuan Rencana Pembangunan Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.10,
dimediasi oleh muspika Setempat dan orang dengan hasil peluang risiko sebesar 4.75 dan dampak
yang dituangkan oleh warga setempat untuk risiko sebesar 2.75, maka nilai risiko (P X D) sebesar
meminimalisir konflik yang terjadi saat 13 dan nilai risk assessment matrix nya adalah High dan
Pemberitahuan Rencana Pembanguan dapat dijabarkan kedalam diagram peluang dampak
Berlangsung. sebagai berikut :

106 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

1. Dampak :
a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan
tanah yang ingin dibebaskan 2. Diagram Peluang
Dampak
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.12,
dengan hasil peluang risiko sebesar 4.75 dan dampak
risiko sebesar 3, maka nilai risiko (P X D) sebesar 14.25
dan nilai risk assessment matrix nya adalah High dan dapat
dijabarkan kedalam diagram peluang dampak sebagai
berikut :
Gambar 4.9 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada
Pendataan Awal Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Sosial

3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak


risiko bagi sub tahapan Pendataan Awal dari
tahapan Persiapan) :
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Konsultasi
Publik dari tahapan Persiapan, dan didapatkan hasil
risikonya, sebagai berikut :

Tabel 4.7 Pengukuran Risiko Pada Konsultasi Gambar 4.10n Diagram Peluang Dampak Risiko
Publik Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan Tidak Pada Konsultasi Publik Identifikasi Risiko Waktu
Sesuai Dengan Tata Waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment 3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
erik erik Matrix risiko bagi sub tahapan Konsultasi Publik dari
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme tahapan Persiapan) :
pengerjaan 19,5 - 25 1 Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika
tidak Probable 4 Critical 4 High
selaku wakil pemerintah daerah terkecil
sesuai 12.5 – 19.4
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial seharusnya memiliki data kepemilikan tanah
tata 9.5 – 12.4 masyarakat setempat yang selalu terupdate,
waktu Remote 2 Minor 2 Medium terupdate yang dimaksud adalah kepemilikan tanah
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
warga benar secara hukum keabsahannya, dan
Deskriptif Jawaban Responden
apabila tanah tersebut telah diperjualbelikan
Banyak Peluang Dampak Risiko
muspika mengetahuinya dan memiliki copy berkas
Responden Risiko Risiko (PXD) jual beli
1 5 3 15 High 2 Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
2 4 3 12 Substansial dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
3 5 3 15 High
4 5 3 15 high masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
f/n=% 19 12 57 High bahasa daerah setempat.
4.75 3 14.25 Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
Sumber : Diolah, 2017
dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 107


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

subfokus identifikasi risiko “Muncul gejolak sosial” pada


sub tahapan Konsultasi Publik dari tahapan Persiapan,
dan didapatkan hasil risikonya, sebagai berikut:

Tabel 4.8 Pengukuran Risiko Pada Konsultasi


Publik Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Sosial

Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk


Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
erik erik Matrix
Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
19,5 - 25
Probable 4 Critical 4 High
12.5 – 19.4
Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial Gambar 4.11 Diagram Peluang Dampak Risiko
gejolak 9.5 – 12.4 Pada Konsultasi Publik Identifikasi Risiko Muncul Gejolak
sosial Remote 2 Minor 2 Medium Sosial
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4 3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
Deskriptif Jawaban Responden risiko bagi sub tahapan Konsultasi Publik dari
Banyak Peluang Dampak Risiko tahapan Persiapan) :
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 5 3 15 High 1. Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika
2 5 3 12 Substansial selaku wakil pemerintah daerah terkecil
3 5 4 20 Ekstreme seharusnya memiliki data kepemilikan tanah
4 5 2 10 Substansial masyarakat setempat yang selalu terupdate,
f/n=% 20 10 57 High terupdate yang dimaksud adalah kepemilikan tanah
5 2.5 14.25 warga benar secara hukum keabsahannya, dan
Sumber : Diolah, 2017 apabila tanah tersebut telah diperjualbelikan
muspika mengetahuinya dan memiliki copy berkas
1. Dampak : jual beli
a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan 2. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
tanah yang ingin dibebaskan dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
b. Pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Konsultasi masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
Publik dikarenakan tidak sampainya undangan, dan bahasa daerah setempat dan dimediasi oleh
pemilik lahan tidak mengerti maksud dan tujuan muspika setempat serta orang yang dituakan oleh
yang diutarakan oleh tim persiapan warga setempat

2. Diagram Peluang Dampak Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang


Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.14, dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
dengan hasil peluang risiko sebesar 4.75 dan subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
dampak risiko sebesar 2.75, maka nilai risiko (P sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Penetapan
X D) sebesar 12.25 dan nilai risk assessment ma- Lokasi dari tahapan Persiapan, dan didapatkan hasil
trix nya adalah High dan dapat dijabarkan kedalam risikonya, sebagai berikut :
diagram peluang dampak sebagai berikut :

108 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Tabel 4.9 Pengukuran Risiko Pada Penetapan 3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
Lokasi Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan Tidak risiko bagi sub tahapan Penetapan Lokasi dari
Sesuai Dengan Tata Waktu tahapan Persiapan) :
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment selaku wakil pemerintah daerah terkecil
erik erik Matrix seharusnya memiliki data kepemilikan tanah
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme masyarakat setempat yang selalu terupdate,
pengerjaan 19,5 - 25 terupdate yang dimaksud adalah kepemilikan tanah
tidak Probable 4 Critical 4 High
sesuai 12.5 – 19.4 warga benar secara hukum keabsahannya, dan
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial apabila tanah tersebut telah diperjualbelikan
tata 9.5 – 12.4 muspika mengetahuinya dan memiliki copy berkas
waktu Remote 2 Minor 2 Medium
jual beli.
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4 Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
Deskriptif Jawaban Responden dibagikan kepada empat (4 orang) responden
Banyak Peluang Dampak Risiko dengan subfokus identifikasi risiko “Muncul gejolak
Responden Risiko Risiko (PXD) sosial” pada sub tahapan Penetapan Lokasi dari
1 4 2 8 Medium tahapan Persiapan, dan didapatkan hasil risikonya,
2 4 2 8 Medium
3 3 1 3 Low sebagai berikut:
4 4 2 8 Medium
f/n=% 15 7 27 Medium Tabel 4.10 Pengukuran Risiko Pada Penetapan
3.75 1.75 6.75 Lokasi Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Sosial
Sumber : Diolah, 2017
1. Dampak :
a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
tanah yang ingin dibebaskan Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
2. Diagram Peluang Dampak erik erik Matrix
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.16, dengan Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
hasil peluang risiko sebesar 3.75 dan dampak risiko sebesar 19,5 - 25
3, maka nilai risiko (P X D) sebesar 6.75 dan nilai risk as- Probable 4 Critical 4 High
sessment matrix nya adalah Medium dan dapat dijabarkan 12.5 – 19.4
kedalam diagram peluang dampak sebagai berikut : Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial
gejolak 9.5 – 12.4
sosial Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 4 1 4 Low
2 3 2 6 Medium
3 4 2 8 Medium
4 4 2 8 Medium
Gambar 4.12 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada 15 7 26
Penetapan Lokasi Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan f/n=% 3.75 1.75 6.5 Medium
Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu Sumber : Diolah, 2017

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 109


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

1. Dampak : dan Identifikasi dari tahapan Pelaksanaan, dan didapatkan


a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan hasil risikonya, sebagai berikut :
tanah yang ingin dibebaskan
2. Diagram Peluang Dampak 4.11 Pengukuran Risiko Pada Inventarisasi Dan
Berdasarkan hasil pengukuran pada tabel 4.18, Identifikasi Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan
dengan hasil peluang risiko sebesar 3.75 dan
Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu
dampak risiko sebesar 1.75, maka nilai risiko (P
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
X D) sebesar 6.5 dan nilai risk assessment matrix
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
nya adalah Medium dan dapat dijabarkan kedalam
erik erik Matrix
diagram peluang dampak sebagai berikut :
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
pengerjaan 19,5 - 25
tidak Probable 4 Critical 4 High
sesuai 12.5 – 19.4
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
tata 9.5 – 12.4
waktu Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 1 2 2 Low
2 1 1 1 Low
3 2 2 4 Low
Gambar 4.12 Diagram Peluang Dampak Risiko
4 2 2 4 Low
Pada Penetapan Lokasi Identifikasi Risiko Waktu
f/n=% 6 7 11 Low
Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu
1.5 1.75 2.75
Sumber : Diolah, 2017
1. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
risiko bagi sub tahapan Penetapan Lokasi dari
tahapan Persiapan) :
1. Dampak :
Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
a. Tim Pelaksanaan melakukan dispute data
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
b. Tim Pelaksanaan melakukan kesalahan pengukur-
bahasa daerah setempat dan dimediasi oleh
an tanah milik warga yang dibutuhkan untuk
muspika setempat serta orang yang dituakan oleh
pengadaaan lahan untuk kepentingan umum
warga setempat.

2. Diagram Peluang Dampak


4.4 Analisis Identifikasi Pengukuran Risiko
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.20,
Pelaksanaan
dengan hasil peluang risiko sebesar 1.5 dan
dampak risiko sebesar 1.75, maka nilai risiko (P
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
X D) sebesar 2.75 dan nilai risk assessment matrix
dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
nya adalah Low dan dapat dijabarkan kedalam
subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
diagram peluang dampak sebagai berikut :
sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Inventarisasi

110 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk


Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
erik erik Matrix
Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
19,5 - 25
Probable 4 Critical 4 High
12.5 – 19.4
Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial
gejolak 9.5 – 12.4
sosial Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
Gambar 4.13 Diagram Peluang Dampak Risiko 1 2 2 4 Low
Pada Penetapan Lokasi Identifikasi Risiko Muncul Gejolak 2 2 2 4 Low
Sosial 3 2 2 4 Low
4 2 2 4 Low
f/n=% 8 8 16 Low
2 2 4
3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak Sumber : Diolah, 2017
risiko bagi sub tahapan tahapan Inventarisasi dan 1. Dampak :
Identifikasi dari tahapan Pelaksanaan): a. Tim Pelaksanaan melakukan dispute data
kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan
1. Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika b. Tim Pelaksanaan melakukan kesalahan pengukur-
selaku wakil pemerintah daerah terkecil seha- an tanah milik warga yang dibutuhkan untuk
rusnya memiliki data kepemilikan tanah masyara- pengadaaan lahan untuk kepentingan umum
kat setempat yang selalu terupdate, terupdate yang 2. Diagram Peluang Dampak
dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.23,
secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah dengan hasil peluang risiko sebesar 2 dan dampak
tersebut telah diperjualbelikan muspika risiko sebesar 2, maka nilai risiko (P X D) sebesar
mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli 4 dan nilai risk assessment matrix nya adalah Low
Tim pelaksanaan merupakan tim yang terdiri dan dapat dijabarkan kedalam diagram peluang
dari orang-orang yang berkompeten dibidangnya. dampak sebagai berikut :
Dan inventarisasi & identifikasi dilakukan secara
tidak terburu-buru (tidak satu waktu)
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian
yang dibagikan kepada empat (4 orang)
responden dengan subfokus identifikasi risiko
“Muncul gejolak sosial” pada sub tahapan
Inventarisasi dan Identifikasi dari tahapan
Pelaksanaan, dan didapatkan hasil risikonya,
sebagai berikut:

4.12 Pengukuran Risiko Pada Inventarisasi Dan Gambar 4.15 Diagram Peluang Dampak Risiko
Identifikasi Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Pada Inventarisasi Dan Identifikasi Identifikasi Risiko
Sosial Muncul Gejolak Sosial

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 111


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak 1. Dampak :


risiko bagi sub tahapan Inventarisasi dan Identifikasi dari a. Pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Konsultasi
tahapan Pelaksanaan) : Publik dikarenakan tidak sampainya undangan, dan
1. Tim Pelaksanaan berkoordinasi dengan muspika pemilik lahan tidak mengerti maksud dan tujuan
selaku wakil pemerintah daerah terkecil seharus- yang diutarakan oleh tim persiapan.
nya memiliki data kepemilikan tanah masyarakat 2. Diagram Peluang Dampak
setempat yang selalu terupdate, terupdate yang Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.24,
dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar dengan hasil peluang risiko sebesar 5 dan dampak
secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah risiko sebesar 2, maka nilai risiko (P X D) sebesar
tersebut telah diperjualbelikan muspika mengeta- 10 dan nilai risk assessment matrix nya adalah
huinya dan memiliki copy berkas jual beli. Substansial dan dapat dijabarkan kedalam dia-
2. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian dan gram peluang dampak sebagai berikut :
bahasa yang mudah dimengerti kepada masyarakat
setempat, jika perlu menggunakan bahasa daerah
setempat dan dimediasi oleh muspika setempat
serta orang yang dituakan oleh warga setempat.
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Penilaian
ganti Rugi dari tahapan Pelaksanaan, dan didapatkan hasil
risikonya, sebagai berikut :

4.13 Pengukuran Risiko Pada Penilaian Ganti


Rugi Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan Tidak
Sesuai Dengan Tata Waktu Gambar 4.16 Diagram Peluang Dampak Risiko
Pada Penilaian Ganti Rugi Identifikasi Risiko Waktu
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
erik erik Matrix
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme 3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
pengerjaan 19,5 - 25 risiko bagi sub tahapan tahapan Penilaian ganti
tidak Probable 4 Critical 4 High Rugi dari tahapan Pelaksanaan) :
sesuai 12.5 – 19.4
Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
tata 9.5 – 12.4 selaku wakil pemerintah daerah terkecil seharusnya me-
waktu Remote 2 Minor 2 Medium miliki data kepemilikan tanah masyarakat setempat yang
4.5 - 9.4 selalu terupdate, terupdate yang dimaksud adalah kepe-
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
milikan tanah warga benar secara hukum keabsahannya,
Deskriptif Jawaban Responden
dan apabila tanah tersebut telah diperjualbelikan mus-
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD) pika mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli.
1 5 2 10 Substansial Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
2 5 2 10 Substansial dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
3 5 2 10 Substansial
subfokus identifikasi risiko “Muncul gejolak sosial” pada
4 5 2 10 Substansial
f/n=% 20 8 40 Substansial sub tahapan Penilaian ganti Rugi dari tahapan
5 2 10 Pelaksanaan, dan didapatkan hasil risikonya, sebagai
Sumber : Diolah, 2017 berikut:

112 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Tabel 4.14 Pengukuran Risiko Pada Penilaian Ganti 3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
Rugi Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Sosial risiko bagi sub tahapan Penilaian ganti Rugi dari
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk tahapan Pelaksanaan) :
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan
erik erik Matrix orang yang dituakan oleh warga setempat untuk
Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme memediasi kan dengan warga setempat bahwa, nilai ganti
19,5 - 25 rugi yang ditawarkan merupakan penilaian oleh tim in-
Probable 4 Critical 4 High dependent yang telah menilai objek tanah.
12.5 – 19.4 Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial
gejolak 9.5 – 12.4 dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
sosial Remote 2 Minor 2 Medium subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
4.5 - 9.4 sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Musyawarah
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
penetapan ganti rugi dari tahapan Pelaksanaan, dan
Deskriptif Jawaban Responden
didapatkan hasil risikonya, sebagai berikut :
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 5 2 10 Substansial Tabel 4.15 Pengukuran Risiko Pada Musyawarah
2 4 4 16 Substansial Penetapan Ganti Rugi Identifikasi Risiko Waktu
3 4 2 8 Substansial Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu
4 5 2 10 Substansial
f/n=% 18 10 44 Substansial Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
4.5 2.5 11
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
Sumber : Diolah, 2017
erik erik Matrix
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
1. Dampak :
pengerjaan 19,5 - 25
a. Munculnya gugatan dari warga pemilik lahan yang tidak Probable 4 Critical 4 High
keberatan dengan nilai ganti rugi/kompensasi sesuai 12.5 – 19.4
2. Diagram Peluang Dampak dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
tata 9.5 – 12.4
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.26, waktu Remote 2 Minor 2 Medium
dengan hasil peluang risiko sebesar 2 dan dampak 4.5 - 9.4
risiko sebesar 2, maka nilai risiko (P X D) sebesar Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
11 dan nilai risk assessment matrix nya adalah Deskriptif Jawaban Responden
Substansial dan dapat dijabarkan kedalam dia- Banyak Peluang Dampak Risiko
gram peluang dampak sebagai berikut : Responden Risiko Risiko (PXD)
1 4 2 8 Medium
2 5 4 10 Substansial
3 5 2 10 Substansial
4 5 2 10 Substansial
f/n=% 19 8 38 Substansial
4.75 2 9.5
Sumber : Diolah, 2017

1. Dampak :
a. Tidak bertemunya kata sepakat antara warga
dengan tim pelaksanaan
b. pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Musyawa-
rah Penetapan Ganti Rugi, dikarenakan tidak me-
Gambar 4.17 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada nerima undangan dan tidak mengertinya maksud
Penilaian Ganti Rugi Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Sosial dan tujuan dari Musyawarah Penetapan Ganti Rugi

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 113


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

2. Diagram Peluang Dampak tahapan Pelaksanaan, dan didapatkan hasil risikonya,


Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.28, sebagai berikut:
dengan hasil peluang risiko sebesar 4.75 dan
dampak risiko sebesar 2, maka nilai risiko (P X Tabel 4.16 Pengukuran Risiko Pada Musyawarah
D) sebesar 9.5 dan nilai risk assessment matrix Penetapan Ganti Rugi Identifikasi Risiko Muncul
nya adalah Substansial dan dapat dijabarkan
Gejolak Sosial
kedalam diagram peluang dampak sebagai berikut:
Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
erik erik Matrix
Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
19,5 - 25
Probable 4 Critical 4 High
12.5 – 19.4
Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial
gejolak 9.5 – 12.4
sosial Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 5 2 10 Substansial
2 5 2 10 High
Gambar 4.18 Diagram Peluang Dampak Risiko 3 5 2 10 Medium
Pada Musyawarah Penetapan Ganti Rugi Identifikasi 4 5 3 15 Substansial
f/n=% 20 9 45 Substansial
Risiko Waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata
5 2.25 11.25
Waktu Sumber : Diolah, 2017

3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak


1. Dampak :
risiko bagi sub tahapan tahapan Musyawarah
a. Munculnya gugatan dari warga pemilik lahan yang
penetapan ganti rugi dari tahapan Pelaksanaan):
keberatan dengan bentuk ganti rugi/kompensasi
1. Sosialisasi kan maksud dan tujuan dari Musyawarah
mengakibatkan tuntutan/ demonstrasi hingga
Penetapan Ganti Rugi menggunakan bahasa yang
penutupan jalan.
mudah dimengerti kepada masyarakan setempat,
b. pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Musya-
jika perlu menggunakan bahasa daerah setempat
warah Penetapan Ganti Rugi, dikarenakan tidak
dan dimediasi oleh muspika serta orang yang
menerima undangan dan tidak mengertinya
dituakan oleh warga setempat.
maksud dan tujuan dari Musyawarah Penetapan
2. Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan
Ganti Rugi.
orang yang dituakan oleh warga setempat untuk
memediasi kan dengan warga setempat bahwa,
2. Diagram Peluang Dampak
bentuk ganti rugi yang ditawarkan merupakan
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.30,
penilaian oleh tim independent yang telah menilai
dengan hasil peluang risiko sebesar 5 dan dampak
objek tanah.
risiko sebesar 2.25, maka nilai risiko (P X D)
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
sebesar 11.25 dan nilai risk assessment matrix nya
dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
adalah Substansial dan dapat dijabarkan kedalam
subfokus identifikasi risiko “Muncul gejolak sosial” pada
diagram peluang dampak sebagai berikut :
sub tahapan Musyawarah penetapan ganti rugi dari

114 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk


Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
erik erik Matrix
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
pengerjaan 19,5 - 25
tidak Probable 4 Critical 4 High
sesuai 12.5 – 19.4
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
tata 9.5 – 12.4
waktu Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
Gambar 4.19 Diagram Peluang Dampak Risiko 1 5 2 10 Substansial
Pada Musyawarah Penetapan Ganti Rugi Identifikasi 2 5 2 10 Substansial
3 5 2 10 Substansial
Risiko Muncul Gejolak Sosial 4 5 2 10 Substansial
f/n=% 20 8 40 Substansial
3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak 5 2 10
risiko bagi sub tahapan Musyawarah penetapan Sumber : Diolah, 2017

ganti rugi dari tahapan Pelaksanaan) : 1. Dampak :


a. Tim Pelaksanaan melakukan dispute data
1. Sosialisasi kan maksud dan tujuan dari Musyawarah kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan saat
Penetapan Ganti Rugi menggunakan bahasa yang proses pembayaran berlangsung.
mudah dimengerti kepada masyarakan setempat, 2. Diagram Peluang Dampak
jika perlu menggunakan bahasa daerah setempat Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.32,
dan dimediasi oleh muspika serta orang yang dengan hasil peluang risiko sebesar 5 dan dampak
dituakan oleh warga setempat. risiko sebesar 2, maka nilai risiko (P X D) sebesar
2. Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan 10 dan nilai risk assessment matrix nya adalah
orang yang dituakan oleh warga setempat untuk Substansial dan dapat dijabarkan kedalam dia-
memediasi kan dengan warga setempat bahwa, gram peluang dampak sebagai berikut :
bentuk ganti rugi yang ditawarkan merupakan
penilaian oleh tim independent yang telah menilai
objek tanah.

Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang


dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Pemberian
ganti rugi dari tahapan Pelaksanaan, dan didapatkan hasil
risikonya, sebagai berikut :

Tabel 4.17 Pengukuran Risiko Pada Pemberian


Ganti Rugi Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan Gambar 4.20 Diagram Peluang Dampak Risiko
Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu Pada Pemberian Ganti Rugi Identifikasi Risiko Waktu
Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 115


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak proses pembayaran berlangsung.


risiko bagi sub tahapan tahapan Pemberian ganti 2. Diagram Peluang Dampak
rugi dari tahapan Pelaksanaan) : Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.34,
1. Proses Inventarisasi & Identifikasi dilakukan dengan hasil peluang risiko sebesar 4.75 dan
dengan semaksimal mungkin untuk mengidenti- dampak risiko sebesar 1.75, maka nilai risiko (P
fikasi kepemilikan lahan. X D) sebesar 9.5 dan nilai risk assessment matrix
2. Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika nya adalah Substansial dan dapat dijabarkan
selaku wakil pemerintah daerah terkecil seharus- kedalam diagram peluang dampak sebagai berikut:
nya memiliki data kepemilikan tanah masyarakat
setempat yang selalu terupdate, terupdate yang
dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar
secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah
tersebut telah diperjualbelikan muspika
mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli.
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
subfokus identifikasi risiko “Muncul gejolak sosial” pada
sub tahapan Pemberian ganti rugi dari tahapan Pelak-
sanaan, dan didapatkan hasil risikonya, sebagai berikut:

Tabel 4.18 Pengukuran Risiko Pada Pemberian Ganti


Rugi Identifikasi Risiko Muncul Gejolak Sosial

Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk


Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
Gambar 4.21 Diagram Peluang Dampak Risiko
erik erik Matrix
Pada Tahapan Pemberian Ganti Rugi Identifikasi Risiko
Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
Muncul Gejolak Sosial
19,5 - 25
Probable 4 Critical 4 High 3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
12.5 – 19.4 risiko bagi sub tahapan Pemberian ganti rugi dari
Muncul Occesional 3 Moderate 3 Substansial
gejolak 9.5 – 12.4
tahapan Pelaksanaan) :
sosial Remote 2 Minor 2 Medium Sosialisasi menggunakan bahasa yang mudah
4.5 - 9.4 dimengerti kepada masyarakan setempat, jika perlu
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4 menggunakan bahasa daerah setempat dan dimediasi oleh
Deskriptif Jawaban Responden
muspika serta orang yang dituakan oleh warga setempat.
Banyak Peluang Dampak Risiko
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 5 2 10 Substansial dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
2 5 2 10 Substansial subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
3 4 2 8 Substansial sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Pelepasan
4 5 2 10 Substansial
dan penghapusan hak atas tanah dari tahapan Pelaksanaan,
f/n=% 19 8 38 Substansial
4.75 2 9.5 dan didapatkan hasil risikonya, sebagai berikut :
Sumber : Diolah, 2017
Tabel 4.19 Pengukuran Risiko Pada Pelepasan
1. Dampak : Dan Penghapusan Hak Atas Tanah Identifikasi
a. Tim Pelaksanaan melakukan dispute data Risiko Waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan
kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan saat Tata Waktu

116 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk 3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak
Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment risiko bagi sub tahapan tahapan Pelepasan dan peng-
erik erik Matrix hapusan hak atas tanah dari tahapan Pelaksanaan):
Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan
pengerjaan 19,5 - 25 orang yang dituakan oleh warga setempat untuk
tidak Probable 4 Critical 4 High memastikan undangan untuk hadir dalam kegiatan
sesuai 12.5 – 19.4
dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial tersebut.
tata 9.5 – 12.4
waktu Remote 2 Minor 2 Medium 4.5 Analisis Identifikasi Pengukuran Risiko
4.5 - 9.4
Penyerahan Hasil
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Berdasarkan distribusi kuesioner penelitian yang
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD) dibagikan kepada empat (4 orang) responden dengan
1 5 2 10 Substansial subfokus identifikasi risiko “Waktu pengerjaan tidak
2 4 3 12 Substansial sesuai dengan tata waktu” pada sub tahapan Penyerahan
3 4 2 8 Substansial
4 5 2 10 Substansial
hasil dari tahapan Penyerahan hasil, dan didapatkan hasil
f/n=% 19 9 40 Substansial risikonya, sebagai berikut :
4.5 2.25 10
Sumber : Diolah, 2017 Tabel 4.20 Pengukuran Risiko Pada Penyerahan
1. Dampak : Hasil Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan Tidak
a. Undangan kegiatan Pelepasan dan penghapusan
Sesuai Dengan Tata Waktu
hak atas tanah dari Tim Pelaksanaan tidak sampai Identifikasi Peluang Risiko Dampak Risiko Risk
kepada pemilik lahan, Risiko Verbal Num Verbal Num Assessment
2. Diagram Peluang Dampak erik erik Matrix
Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.36, Waktu Frequent 5 Catastrophic 5 Eksteme
dengan hasil peluang risiko sebesar 4.75 dan pengerjaan 19,5 - 25
dampak risiko sebesar 1.5, maka nilai risiko (P X tidak Probable 4 Critical 4 High
sesuai 12.5 – 19.4
D) sebesar 10.5 dan nilai risk assessment matrix dengan Occesional 3 Moderate 3 Substansial
nya adalah Substansial dan dapat dijabarkan tata 9.5 – 12.4
kedalam diagram peluang dampak sebagai berikut: waktu Remote 2 Minor 2 Medium
4.5 - 9.4
Improbable 1 Negligible 1 Low 1 - 4.4
Deskriptif Jawaban Responden
Banyak Peluang Dampak Risiko
Responden Risiko Risiko (PXD)
1 5 2 10 Substansial
2 5 2 10 Substansial
3 5 2 10 Substansial
4 5 2 10 Substansial
f/n=% 20 8 40 Substansial
5 2 10
Sumber : Diolah, 2017

1. Dampak :
1. Tim Pelaksanaan melakukan keterlambatan serah
Gambar 4.22 Diagram Peluang Dampak Risiko Pada
terima dokumen kepada instansi yang
Pelepasan Dan Penghapusan Hak Atas Tanah Identifikasi
membutuhkan tanah.
Risiko Waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Dengan Tata Waktu

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 117


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

2. Diagram Peluang Dampak umum dengankondisi dilapangan yang terlalu


Berdasarkan hasil pegukuran pada tabel 4.38, menyimpang
dengan hasil peluang risiko sebesar 5 dan dampak 3. Peluang kejadian:
risiko sebesar 2, maka nilai risiko (P X D) sebesar a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
10 dan nilai risk assessment matrix nya adalah untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
Substansial dan dapat dijabarkan kedalam dia- b. Lima dari skala lima (5).
gram peluang dampak sebagai berikut : 4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum: Dilakukan revisi
terhadap data pengajuan atau kondisi terparah
adalah pengajuan tanah untuk kepentingan umum
tidak dapat diproses oleh pemerintah daerah
5. Kebijakan manajemen risiko:
Survey pendahuluan ke lokasi yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan seluruh data-data yang
dibutuhkan sedetail mungkin sehingga dispute data
dapat di minimalisir semaksimal mungkin.

2. Kebijakan manajemen risiko untuk


tahapan pemberitahuan rencana pem-
Gambar 4.22 Diagram Peluang Dampak Risiko bangunan
Pada Pelepasan Dan Penghapusan Hak Atas Tanah 1. Risiko Operasional:
Identifikasi Risiko Waktu Pengerjaan Tidak Sesuai Ketidakmengertian maksud dan tujuan dari
Dengan Tata“Waktu Pemberitahuan Rencana Pembangunan pengadaan
lahan untuk kepentingan umum
3. Mitigasi risiko (mengecilkan peluang dan dampak 2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
risiko bagi sub tahapan tahapan Penyerahan hasil Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pemberita-
dari tahapan Penyerahan hasil) : huan Rencana Pembangunan) yang susah dime-
Berkoordinasi dengan tim pelaksanaan PIC (BPN) ngerti maksud dan tujuannya oleh Pemilk lahan.
untuk menanyakan update proses administrasi setiap 3. Peluang kejadian:
harinya. Dan berkoordinasi dengan tim pengatur jadwal a. Enam kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
Pejabat Pemeritah Daerah untuk selalu mengingatkan untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
penyelesaian proses adminstrasi harus segera diselesai- b. Empat dari skala lima (5).
kan oleh Pejabat Pemeritah Daerah 1. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum: Dilakukan
4.6 Kebijakan Manajemen Risiko kembali pemberitahuan rencana pembangunan
yang mengakibatkan proses pengadaan lahan tidak
1. Kebijakan manajemen risiko untuk sesuai dengan tata waktu yang sudah di tentukan,
tahapan pengajuan Dokumen dan pembengkakan anggaran operasional
1. Risiko Operasional : dikarenakan pengulangan tahapan pemberitahuan
Dispute data pengajuan tanah untuk kepentingan rencana pembangunan
umum dengan kondisi di lapangan yang terlalu 2. Kebijakan manajemen risiko:
menyimpang. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
Instansi yang membutuhkan lahan melakukan dis- masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
pute data pengajuan tanah untuk kepentingan bahasa daerah setempat.

118 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

3. Kebijakan manajemen risiko untuk ta- huan Rencana Pembangunan) yang susah dime-
hapan Pemberitahuan rencana pemba- ngerti maksud dan tujuannya oleh Pemilk lahan.
ngunan a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan
1. Risiko Operasional: tanah yang ingin dibebaskan
Tidak terinformasikannya pemilik lahan tentang b. Pemilik lahan tidak mengerti akan maksud dan
Pemberitahuan Rencana Pembangunan dan tidak tujuan penjelasan/sosialisasi dari pemberitahuan
mengertinya pemilik lahan maksud dan tujuan dari rencana pembangunan oleh tim persiapan
pengadaan lahan untuk kepentingan umum. 3) Peluang kejadian:
2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: a. Lima kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
a. Pemilik lahan tidak terinformasikan tentang untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
pemberitahuan rencana pembangunan b. Empat dari skala lima (5).
b. Pemilik lahan tidak mengerti akan maksud dan 4) Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
tujuan penjelasan/sosialisasi dari pemberitahuan Untuk Kepentingan Umum: Pemilik lahan
rencana pembangunan oleh tim persiapan menolak akan rencana pembangunan dan
1) Peluang kejadian: mempertahankan haknya (tidak ingin tanahnya
a) Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah dibebaskan)
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. 5) Kebijakan manajemen risiko:
b) Lima dari skala lima (5). Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
2) Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
Untuk Kepentingan Umum: Pemilik lahan masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
menolak akan rencana pembangunan dan bahasa daerah setempat.
mempertahankan haknya (tidak ingin tanahnya a. Dengan cara penyampaian dan bahasa yang mudah
dibebaskan) dimengerti kepada masyarakat setempat, jika
3) Kebijakan manajemen risiko: perlu menggunakan bahasa daerah setempat.
Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian b. Pemberitahuan Rencana Pembangunan dimediasi
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada oleh muspika Setempat dan orang yang dituakan
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan oleh warga setempat untuk meminimalisir konflik
bahasa daerah setempat. yang terjadi saat Pemberitahuan Rencana
a. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian Pembanguan Berlangsung
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan 4. Kebijakan manajemen risiko untuk tahapan
bahasa daerah setempat. Pendataan Awal
b. Pemberitahuan Rencana Pembangunan dimediasi 1) Risiko Operasional:
oleh muspika Setempat dan orang yang dituakan Dispute data kepemilikan tanah yang ingin
oleh warga setempat untuk meminimalisir konflik dibebaskan
yang terjadi saat Pemberitahuan Rencana 2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
Pembanguan Berlangsung Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan
tanah yang ingin dibebaskan
3. Kebijakan manajemen risiko untuk tahapan 3) Peluang kejadian:
Pendataan Awal a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
1) Risiko Operasional: untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
Dispute data kepemilikan tanah yang ingin b. Lima dari skala lima (5).
dibebaskan 4) Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan: Untuk Kepentingan Umum: Dilakukan
Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pemberita- pendataan awal ulang yang mengakibatkan proses

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 119


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

pengadaan lahan tidak sesuai dengan tata waktu masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
yang sudah ditentukan dan pembengkakan bahasa daerah setempat.
anggaran operasional
5) Kebijakan manajemen risiko: 6. Kebijakan manajemen risiko untuk
Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika tahapan Konsultasi Publik
selaku wakil pemerintah daerah terkecil seharus- 1) Risiko Operasional:
nya memiliki data kepemilikan tanah masyarakat Dispute data kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan.
setempat yang selalu terupdate, terupdate yang 2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pemberita-
secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah huan Rencana Pembangunan) yang susah dime-
tersebut telah diperjualbelikan muspika ngerti maksud dan tujuannya oleh Pemilk lahan.
mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli a. Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan
tanah yang ingin dibebaskan.
5. Kebijakan manajemen risiko untuk b. Pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Konsultasi
tahapan Konsultasi Publik Publik dikarenakan tidak sampainya undangan, dan
1) Risiko Operasional: pemilik lahan tidak mengerti maksud dan tujuan
Dispute data kepemilikan tanah yang ingin yang diutarakan oleh tim persiapan.
dibebaskan 3) Peluang kejadian:
2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan: a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
tanah yang ingin dibebaskan b. Lima dari skala lima (5).
3) Peluang kejadian: 4) Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah Untuk Kepentingan Umum: Pemilik lahan
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. menolak akan pembangunan dan mempertahan-
b. Lima dari skala lima (5). kan haknya (tidak ingin tanahnya dibebaskan)
4) Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah 5) Kebijakan manajemen risiko:
Untuk Kepentingan Umum: Terjadinya konflik a. Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika
dengan oknum yang masyarakat yang mengaku selaku wakil pemerintah daerah terkecil seha-
sebagai pemilik sah dari tanah tersebut mengki- rusnya memiliki data kepemilikan tanah masyara-
batkan demostrasi dan pemblokiran jalan. kat setempat yang selalu terupdate, terupdate yang
5) Kebijakan manajemen risiko: dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar
Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada tersebut telah diperjualbelikan muspika
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli
bahasa daerah setempat. b. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian dan
a. Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika bahasa yang mudah dimengerti kepada masyarakat
selaku wakil pemerintah daerah terkecil seha- setempat, jika perlu menggunakan bahasa daerah
rusnya memiliki data kepemilikan tanah masyara- setempat dan dimediasi oleh muspika setempat
kat setempat yang selalu terupdate, terupdate yang serta orang yang dituakan oleh warga setempat
dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar
secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah 7. Kebijakan manajemen risiko untuk
tersebut telah diperjualbelikan muspika menge- tahapan Penetapan Lokasi
tahuinya dan memiliki copy berkas jual beli. 1. Risiko Operasional:
b. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian Dispute data kepemilikan tanah yang ingin
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada dibebaskan

120 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: bahasa daerah setempat dan dimediasi oleh
Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan muspika setempat serta orang yang dituakan oleh
tanah yang ingin dibebaskan warga setempat
3. Peluang kejadian:
a. Lima kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah 9. Kebijakan manajemen risiko untuk
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. tahapan Inventarisasi & Identifikasi
b. Empat dari skala lima (5). 1) Risiko Operasional:
4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah Dispute data kepemilikan tanah yang ingin
Untuk Kepentingan Umum: Inventarisasi dibebaskan
kepemilikan lahan kembali mengakibatkan proses 2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
pengadaan lahan tidak sesuai dengan tata waktu Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pemberi-
yang sudah ditentukan dan pembengkakan tahuan Rencana Pembangunan) yang susah dime-
anggaran operasional ngerti maksud dan tujuannya oleh Pemilk lahan.
5. Kebijakan manajemen risiko: a. Tim Pelaksanaan melakukan dispute data
Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan
selaku wakil pemerintah daerah terkecil b. Tim Pelaksanaan melakukan kesalahan pengu-
seharusnya memiliki data kepemilikan tanah kuran tanah milik warga yang dibutuhkan untuk
masyarakat setempat yang selalu terupdate, pengadaaan lahan untuk kepentingan umum
terupdate yang dimaksud adalah kepemilikan tanah 3) Peluang kejadian:
warga benar secara hukum keabsahannya, dan a. Dua kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
apabila tanah tersebut telah diperjualbelikan untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
muspika mengetahuinya dan memiliki copy berkas b. Dua dari skala lima (5).
jual beli. 4) Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum: Inventarisasi &
8. Kebijakan manajemen risiko untuk Identifikasi ulang mengakibatkan proses penga-
tahapan Penetapan Lokasi daan lahan tidak sesuai dengan tata waktu yang
1. Risiko Operasional: sudah ditentukan serta pembengkakan anggaran
Dispute data kepemilikan tanah yang ingin operasional.
dibebaskan 5) Kebijakan manajemen risiko:
2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
Tim Persiapan melakukan dispute data kepemilikan dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
tanah yang ingin dibebaskan masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
3. Peluang kejadian: bahasa daerah setempat.
a. Lima kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah a. Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika selaku
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. wakil pemerintah daerah terkecil seharusnya
b. Empat dari skala lima (5). memiliki data kepemilikan tanah masyarakat
4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah setempat yang selalu terupdate, terupdate yang
Untuk Kepentingan Umum: Terjadinya konflik dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar
dengan oknum yang masyarakat yang mengaku secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah
sebagai pemilik sah dari tanah tersebut mengki- tersebut telah diperjualbelikan muspika menge-
batkan demostrasi dan pemblokiran jalan. tahuinya dan memiliki copy berkas jual beli
5. Kebijakan manajemen risiko: b. Tim pelaksanaan merupakan tim yang terdiri dari
Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Dan
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada inventarisasi & identifikasi dilakukan secara tidak
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan terburu-buru (tidak satu waktu)

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 121


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

10. Kebijakan manajemen risiko untuk 1) Risiko Operasional:


tahapan Inventarisasi & identifikasi Keberatan akan nilai ganti rugi/kompensasi yang
1) Risiko Operasional: sudah ditetapkan
Dispute data kepemilikan tanah yang ingin 2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
dibebaskan Pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Konsultasi
2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan: Publik dikarenakan tidak sampainya undangan, dan
Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pemberi- pemilik lahan tidak mengerti maksud dan tujuan
tahuan Rencana Pembangunan) yang susah dime- yang diutarakan oleh tim persiapan
ngerti maksud dan tujuannya oleh Pemilk lahan. 3) Peluang kejadian:
a. Tim Pelaksanaan melakukan dispute data kepe- a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
milikan tanah yang ingin dibebaskan untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
b. Tim Pelaksanaan melakukan kesalahan pengukur- b. Empat dari skala lima (5).
an tanah milik warga yang dibutuhkan untuk
pengadaaan lahan untuk kepentingan umum 1. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
3) Peluang kejadian: Untuk Kepentingan Umum: Dilakukan
a. Tiga kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah kembali Musyawarah Penetapan ganti Rugi ulang
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. yang mengakibatkan proses pengadaan lahan tidak
b. Dua dari skala lima (5). sesuai dengan tata waktu yang sudah di tentukan
serta pembengkakan anggaran operasional
1. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah 2. Kebijakan manajemen risiko:
Untuk Kepentingan Umum: Terjadinya konflik Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika
dengan oknum yang masyarakat yang mengaku selaku wakil pemerintah daerah terkecil seha-
sebagai pemilik sah dari tanah tersebut mengki- rusnya memiliki data kepemilikan tanah masyara-
batkan demostrasi dan pemblokiran jalan. kat setempat yang selalu terupdate, terupdate yang
2. Kebijakan manajemen risiko: dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar
Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada tersebut telah diperjualbelikan muspika
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli
Bahasa daerah setempat.
a. Tim Pelaksanaan berkoordinasi dengan muspika 12. Kebijakan manajemen risiko untuk
selaku wakil pemerintah daerah terkecil seharus- tahapan Penilaian Ganti Rugi
nya memiliki data kepemilikan tanah masyarakat 1. Risiko Operasional:
setempat yang selalu terupdate, terupdate yang Keberatan akan bentuk ganti rugi/kompensasi
dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar yang sudah ditetapkan
secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah 2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
tersebut telah diperjualbelikan muspika Munculnya gugatan dari warga pemilik lahan yang
mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli keberatan dengan nilai ganti rugi/kompensasi
b. Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian dan 3. Peluang kejadian:
bahasa yang mudah dimengerti kepada masyarakat a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
setempat, jika perlu menggunakan bahasa daerah untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
setempat dan dimediasi oleh muspika setempat b. Empat dari skala lima (5).
serta orang yang dituakan oleh warga setempat 4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
Untuk Kepentingan Umum: Dilakukan
11. Kebijakan manajemen risiko untuk kembali Musyawarah Penetapan ganti Rugi ulang
tahapan Penilaian Ganti Rugi yang mengakibatkan proses pengadaan lahan tidak

122 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

sesuai dengan tata waktu yang sudah di tentukan orang yang dituakan oleh warga setempat untuk
pembengkakan anggaran operasional memediasi kan dengan warga setempat bahwa,
5. Kebijakan manajemen risiko: bentuk ganti rugi yang ditawarkan merupakan
Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan penilaian oleh tim independent yang telah menilai
orang yang dituakan oleh warga setempat untuk objek tanah
memediasi kan dengan warga setempat bahwa,
nilai ganti rugi yang ditawarkan merupakan 14. Kebijakan manajemen risiko untuk tahap-
penilaian oleh tim independent yang telah menilai an Musyawarah Penetapan Ganti Rugi
objek tanah 1) Risiko Operasional:
Keberatan akan bentuk ganti rugi/kompensasi
13. Kebijakan manajemen risiko untuk tahap- yang sudah ditetapkan
an Musyawarah Penetapan Ganti Rugi 2) Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
1. Risiko Operasional: Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pemberi-
Keberatan akan bentuk ganti rugi/kompensasi tahuan Rencana Pembangunan) yang susah dime-
yang sudah ditetapkan ngerti maksud dan tujuannya oleh pemilk lahan.
2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: a. Munculnya gugatan dari warga pemilik lahan yang
Tim Persiapan melakukan sosialisasi (Pemberita- keberatan dengan bentuk ganti rugi/kompensasi
huan Rencana Pembangunan) yang susah dime- mengakibatkan tuntutan/ demonstrasi hingga
ngerti maksud dan tujuannya oleh Pemilk lahan. penutupan jalan.
a. Tidak bertemunya kata sepakat antara warga b. Pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Musyawa-
dengan tim pelaksanaan rah Penetapan Ganti Rugi, dikarenakan tidak me-
b. Pemilik lahan tidak menghadiri kegiatan Musya- nerima undangan dan tidak mengertinya maksud
warah Penetapan Ganti Rugi, dikarenakan tidak dan tujuan dari Musyawarah Penetapan Ganti Rugi
menerima undangan dan tidak mengertinya 3) Peluang kejadian:
maksud dan tujuan dari Musyawarah Penetapan a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
Ganti Rugi. untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
3. Peluang kejadian: b. Empat dari skala lima (5).
a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah 4) Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. Untuk Kepentingan Umum: Inventarisasi &
b. Empat dari skala lima (5). Identifikasi ulang mengakibatkan mundurnya
4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah proses kegiatan mengakibatkan proses pengadaan
Untuk Kepentingan Umum: lahan tidak sesuai dengan tata waktu yang sudah
Tuntutan/ demonstrasi hingga penutupan jalan. ditentukan serta pembengkakan anggaran
5. Kebijakan manajemen risiko: operasional
Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian 5) Kebijakan manajemen risiko:
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
masyarakat setempat, jika perlu menggunakan dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
bahasa daerah setempat. masyarakat setempat, jika perlu menggunakan
a. Sosialisasi kan maksud dan tujuan dari Musyawarah bahasa daerah setempat.
Penetapan Ganti Rugi menggunakan bahasa yang a. Sosialisasi kan maksud dan tujuan dari Musyawarah
mudah dimengerti kepada masyarakan setempat, Penetapan Ganti Rugi menggunakan bahasa yang
jika perlu menggunakan bahasa daerah setempat mudah dimengerti kepada masyarakan setempat,
dan dimediasi oleh muspika serta orang yang jika perlu menggunakan bahasa daerah setempat
dituakan oleh warga setempat. dan dimediasi oleh muspika serta orang yang
b. Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan dituakan oleh warga setempat.

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 123


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

b. Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan saat
orang yang dituakan oleh warga setempat untuk proses pembayaran berlangsung
memediasi kan dengan warga setempat bahwa, 3. Peluang kejadian:
bentuk ganti rugi yang ditawarkan merupakan a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
penilaian oleh tim independent yang telah menilai untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
objek tanah b. Empat dari skala lima (5).
4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
15. Kebijakan manajemen risiko untuk ta- Untuk Kepentingan Umum:
hapan Pemberian Ganti Rugi Tuntutan/ demonstrasi hingga penutupan jalan.
1. Risiko Operasional: 5. Kebijakan manajemen risiko:
Dispute data kepemilikan tanah yang ingin Sosialisasi menggunakan bahasa yang mudah
dibebaskan dimengerti kepada masyarakan setempat, jika
2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: perlu menggunakan bahasa daerah setempat dan
Tim Pelaksanaan melakukan dispute data dimediasi oleh muspika serta orang yang dituakan
kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan saat oleh warga setempat.
proses pembayaran berlangsung
3. Peluang kejadian: 17. Kebijakan manajemen risiko untuk
a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah tahapan Penghapusan Hak
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. 1. Risiko Operasional:
b. Empat dari skala lima (5). Tidak adanya pemilik lahan saat proses pengha-
4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah pusan hak
Untuk Kepentingan Umum: Inventarisasi & 2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan:
Identifikasi ulang mengakibatkan mundurnya proses Undangan kegiatan Pelepasan dan penghapusan
kegiatan mengakibatkan proses pengadaan lahan hak atas tanah dari Tim Pelaksanaan tidak sampai
tidak sesuai dengan tata waktu yang sudah diten- kepada pemilik lahan,
tukan serta pembengkakan anggaran operasional 3. Peluang kejadian:
5. Kebijakan manajemen risiko: a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah
a. Proses Inventarisasi & Identifikasi dilakukan untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi.
dengan semaksimal mungkin untuk mengidentifi- b. Empat dari skala lima (5).
kasi kepemilikan lahan. 4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah
b. Tim Persiapan berkoordinasi dengan muspika Untuk Kepentingan Umum: Dilakukan re-
selaku wakil pemerintah daerah terkecil seha- schedule kegiatan pelepasan dan penghapusan hak
rusnya memiliki data kepemilikan tanah masyara- atas tanah maka akan terjadi pembengkakan
kat setempat yang selalu terupdate, terupdate yang anggaran operasional
dimaksud adalah kepemilikan tanah warga benar 5. Kebijakan manajemen risiko:
secara hukum keabsahannya, dan apabila tanah Tim Pelaksana berkoordinasi dengan muspika dan
tersebut telah diperjualbelikan muspika orang yang dituakan oleh warga setempat untuk
mengetahuinya dan memiliki copy berkas jual beli. memastikan para undangan untuk hadir dalam
kegiatan tersebut
16. Kebijakan manajemen risiko untuk tahapan
Pemberian Ganti Rugi 18. Kebijakan manajemen risiko untuk
1. Risiko Operasional: tahapan Serah Terima Dokumen
Dispute data kepemilikan tanah yang ingin dibebaskan
2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: 1. Risiko Operasional:
Tim Pelaksanaan melakukan dispute data Keterlambatan proses serah terima dokumen

124 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

pengadaan tanah dari tim pelaksanaan kepada kan memiliki nilai Risk Assessment Matrix High.
Instansi yang membutuhkan Dengan rincian hasil sebagai berikut :
2. Jenis kejadian yang tidak diinginkan: a. Hasil identifikasi risiko operasional terkait dengan
Tim Pelaksanaan melakukan keterlambatan serah tahapan Perencanaan yang menjadi perhatian
terima dokumen kepada instansi yang mem- khusus adalah :
butuhkan tanah † Pengajuan Dokumen,
3. Peluang kejadian: b. Hasil identifikasi risiko operasional dan terkait
a. Tujuh kejadian dari 8 pengajuan pengadaan tanah dengan tahapan Persiapan yang menjadi perhatian
untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi. khusus adalah :
b. Empat dari skala lima (5). † Pendataan Awal,
4. Dampak potensial bagi Pengadaan Tanah † Konsultasi Publik,
Untuk Kepentingan Umum: Mundurnya 3. Mitigasi pada setiap tahapan kegiatan pengadaan
waktu pengerjaan proyek, dikarenakan instansi tanah untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi
yang membutuhkan lahan belum menerima PT.Pertamina EP-Paku Gajah Development
dokumen pelepasan dan penghapusan hak dari Project adalah :
tim pelaksanaan
5. Kebijakan manajemen risiko: 1. Perencanaan
Berkoordinasi dengan tim pelaksanaan PIC (BPN) Mitigasi yang dapat dilakukan pada tahapan
untuk menanyakan update proses administrasi Pengajuan Dokumen jenis risiko operasional adalah:
setiap harinya. Dan berkoordinasi dengan tim ƒ Survey pendahuluan ke lokasi yang dibutuhkan
pengatur jadwal pejabat Pemeritah Daerah untuk untuk mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan
selalu mengingatkan penyelesaian proses
adminstrasi harus segera diselesaikan oleh 2. Persiapan
pejabat Pemerintah Daerah. ƒ Mitigasi yang dapat dilakukan pada tahapan Penda-
taan awal yang memiliki jenis risiko operasional
5. KESIMPULAN & SARAN adalah :
Tim Persiapan perlu berkoordinasi dengan
5.1 Kesimpulan muspika selaku wakil pemerintah daerah terkecil
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam yang memiliki data kepemilikan tanah masyarakat
bab terdahulu maka, peneliti dapat menyimpulkan hal- setempat yang selalu terupdate.
hal sebagai berikut : ƒ Mitigasi yang dapat dilakukan pada tahapan Penda-
1 Identifikasi risiko kegagalan operasional taan awal yang memiliki jenis risiko sosial adalah:
pengadaan tanah untuk kegiatan eksplorasi dan Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian
ekploitasi Studi Kasus di PT.Pertamina EP – Paku dan bahasa yang mudah dimengerti kepada
Gajah Development Project dapat dipetakan masyarakat setempat.
melalui tahapan aktivitas operasional seperti ƒ Mitigasi yang dapat dilakukan pada tahapan
dibawah ini : Konsultasi Publik yang memiliki jenis risiko
a. Tahapan kegiatan operasional Perencanaan operasional adalah :
b. Tahapan kegiatan operasional Persiapan Tim Persiapan perlu berkoordinasi dengan
c. Tahapan kegiatan operasional Pelaksanaan muspika selaku wakil pemerintah daerah terkecil
d. Tahapan kegiatan operasional Penyerahan Hasil yang memiliki data kepemilikan tanah masyarakat
2 Hasil identifikasi risiko operasional berdasarkan setempat yang selalu terupdate.
analisa peluang dan dampak dari masing-masing ƒ Mitigasi yang dapat dilakukan pada tahapan
tahapan yang menyebabkan menyebabkan Konsultasi Publik yang memiliki jenis risiko sosial
terhambatnya proses tahapan tersebut diindikasi- adalah:

Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA 125


ANALISIS RISIKO PENGADAAN TANAH UNTUK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI MINYAK DAN GAS BUMI
(Studi Kasus : PT.Pertamina EP- Paku Gajah Development Project)

o Tim Persiapan perlu berkoordinasi dengan proses pengadaan tahan untuk kegiatan eksplorasi dan
muspika selaku wakil pemerintah daerah ekploitasi khususnya pada tahapan pengadaan tanah
terkecil yang memiliki data kepemilikan tanah kegiatan eksplorasi dan ekploitasi yang memiliki nilai
masyarakat setempat yang selalu terupdate. risiko High. Review yang dimaksud adalah perlakuan
o Melakukan sosialisasi dengan cara penyampaian atau penerapan dari tahapan-tahapan pengadaan tahan
dan bahasa yang mudah dimengerti kepada untuk kegiatan eksplorasi dan ekploitasi yang memiliki
masyarakat setempat. nilai risiko High harus dihentikan atau mengganti cara
atau penerapan yang baru untuk meminimalisir tahapan
5.2 Saran tersebut.
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan Dan tahapan yang memiliki nilai risiko Substan-
diatas maka dapat dibuat saran sebagai berikut : sial, Medium, dan Low, mitigas yang dilakukan adalah
PT.Pertamina EP– Paku Gajah Development Pro- melakukan followup kepada cara atau penerapan pada
ject disarankan untuk melakukan review kembali terkait kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
A.Buku Tentang Peningkatan Produksi Minyak Bumi Nasional.
Republik Indonesia. (n.d.). Keputusan Presiden Nomor 55 tahun Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/
1993 Tentang MEN/1999 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kesehatan Kerja (SMK3).
Kepentingan Umum. Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Presiden Republik Indonesia
Australian Standard/New Zealand Standard 4360:1999. (1999). No.148 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat atas
Sydney: Risk Management Guidelines. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang
Australian Standard/New Zealand Standard 4360:2004. (2004). Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Sydney: Risk Management Guidelines. Kepentingan Umum.
Fraser, J., & J. Simkins, B. (2010). Enterprise Risk Management. Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Presiden Republik Indonesia
Canada : John Wiley& Sons . No.30 Tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Mario ,F , T. (1998). Elementary Statistics (7th ed.). New York: Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Addison-Wesley. Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
ramli, s. (2010). Pedoman Praktis manajemen Risiko Dalam Prespektif Kepentingan Umum.
K3. Jakarta : PT.Dian Rakyat. Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Presiden Republik Indonesia
Ridley , J. (2008). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Ketiga No.40 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
ed.). Jakarta: Erlangga. Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Suardi, R. (2005). Sistem Manajemen Kesehatan kerja. Jakarta : Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
PT.Toko Gunung Agung . Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Presiden Republik Indonesia
Sunaryo,T. (2007). Manajemen Risiko Finansial (Vol. empat ). Jakarta No.71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan
: Salemba. Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Syah, M. I. (2015). pembebasan tanah untuk pembangunan Kepentingan Umum.
kepentingan umum upaya hukum masyarakat yang terkena Republik Indonesia. (n.d.). Peraturan Presiden Republik Indonesia
pembebasan dan pencabutan hak (Vol. III). No.99 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Jakarta : Permata Aksara. Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
B.Peraturan Perundang-Undangan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Republik Indonesia . (n.d.). Undang-Undang No.22 Tahun 2001 Kepentingan Umum.
Tentang Minyak dan Gas Bumi. Republik Indonesia. (n.d.). Undang-Undang Dasar Negara Republik
Republik Indonesia. (n.d.). Instruksi Presiden Nomor 2Tahun 2012Tentang Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 Ayat(3).
Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Nasional. Republik Indonesia. (n.d.). Undang-Undang No.2 tahun 2012
Republik Indonesia. (n.d.). Instruksi Presiden Republik Indonesia Tentang Pengadaan
No.2 tahun 2012 Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

126 Presetyo Firgianto „ Prof. Dr. S. Pantja Djati, M.Si., MA

You might also like