Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Rahmat, Resyad Khairan. Preparasi Mikrofosil.

Pengenalan Mikroorganisme Recent dan Fossilized

Resyad Khairan Rahmat.1, Michael Tambunan1, Gracia Rismauli Silaban1, Ifan Pakpahan1, Rio Akbar
Said1, Fenylia Triana Putri1,Widiyawati1, Mohammad Agi1, Wanda Wulandari1. Eva Christina1, Rizal
Harits1
1
Teknik Geologi, Jurusan Teknologi Manufaktur dan Mineral Kebumian , Institut Teknologi Sumatera
a
Email: gracia.119150097@itera.ac.id

Abstract
In this micropaleontology lab, a stereo microscope was used to observe the microorganisms that were carried out in
the sample preparation in the previous practicum. In the function of the microscope itself, our eye aids to see
anything that cannot be seen by the naked eye because in the microscope itself there are objective and ocular lenses
that can see like the microorganisms themselves, in the use of the microscope itself there are steps that must be taken.
Pay attention to it well and be very careful because on the microscope the price on this microscope is also very
expensive for students and can make a microscope that can be durable or can be used properly when needed if you
do the right thing to use it . In the observation of the samples that have been prepared there are foraminifera, the
samples obtained are S7 and S8 obtained several types of foraminifera. In the S7 sample there are foraminifera with
the type Uniserial foraminifer and Globigerina Bulloides d'Orbigny. From the observations it can be seen that the
rock samples were found in the marine environment with planktonic foraminifera and it can be interpreted that the
samples found are microorganisms that are known to be in the form of fossils or now, the fossil itself is interpreted as
remnants, traces, or formeranimals or plants that are preserved on Earth
Keywords: Micropaleontology, Foraminifer, Fossil

Abstrak

Pada praktikum mikropaleontologi kali ini menggunakan mikroskop stereo yang di gunakana untuk
mengamati mikrooroganisme yang di lakukan preparasi sampel pada praktikum sebelumnya. Pada fungsi
mikroskop itu sendiri alat bantu mata kita untuk melihat apapun yang tidak bisa di lihat oleh mata telanjang di
karenakan pada miksrokop itu sendiri terdapat lensa objektif dan okuler yang dapat melihat seperti
mikroorganisme itu sendiri, pada penggunaan mikroskop itu sendiri pula ada langkah langkah yang harus di
perhatikan dengan baik maupun sangat berhati hati di karenakan pada mikroskop itu pula harga pada
mikroskop ini juga sangat lah merogoh duit jajan mahasiswa dan dapat membuat mikroskop yang dapat tahan
lama ataupun bisa di pergunakan dengan baik saat di perlukan jika melakukan hal hal yang sesuai untuk
menggunakannya. Di Dalam pengamatan sampel yang sudah di lakukan preparasi terdapat foraminifera,
sampel yang didapatkan yaitu S7 dan S8 didapatkan beberapa jenis foraminifera. Pada sampel S7 terdapat
foraminifera dengan jenis Uniserial foraminifer dan Globigerina Bulloides d’Orbigny. Dari hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa sampel batuan tersebut ditemukan di lingkungan laut dengan
foraminifera yang bersifat planktonic dan dapat di artikan bahwa sample yang di temukan melainkan
mikroorganismeyang di ketahui bisa dapat berbentuk fosil maupun yang sekarang, fosil itu sendiri di
artikan bahwa merupakan sisa, jejak, atau bekas binatang maupun tumbuhan masa lalu yang terawetkan
di dalam Bumi
Kata Kunci: Mikroorganisme, foraminifera, fosil,
Rahmat, Resyad Khairan. Pengenalan Mikroorganisme Recent dan Fossilized

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi erat kaitannya dengan cabang ilmu Geologi khususnya
Mikropaleontologi. Mikropaleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
keadaan fosil-fosil maupun fosil-fosil yang terkandung dalam batuan yang dapat
mengungkapkan sejarah masa lalu. Mikrofosil adalah fosil yang umumnya
berukuran tidak lebih besar dari empat millimeter, dan umumnya lebih kecil dari
satu millimeter. Untuk mempelajari mikrofosil dibutuhkan mikroskop elektron
maupun mikroskop cahaya. Hasil yang lebih spesifik tersebut didapatkan karena
penyebaran mikrofosil bersifat horizontal dan lebih merata sehingga lapisan
batuan lebih terlihat daripada penentuan menggunakan makrofosil. Maka dari itu,
dalam praktikum kali ini preparasi sampel untuk menganalisis mikrofosil pada
sampel batuan.
Adapun mikroskop yang di gunakan untuk mengamati mikroorganisme yaitu,
Mikroskop stereo Suatu alat dengan lensa objektif. Lensanya harus berdiameter
besar karena diatasnya akan dipasangi sistem lensa lain yang terpisah dalam
posisi parallel dan jalur sinar terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini
tidak memiliki kondensor, tapi memiliki ke dalaman bidang pandang dan jarak
kerja yang panjang. Kekurangan utama dari tipe objek mikroskop stereo adalah
bahwa aperture numerical dari sistem dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya
ganda. Karenanya seseorang harus menggunakan mikroskop majemuk, yang
memiliki objektif dengan diameter yang lebih besar dan karenanya meningkatkan
aperture numerical.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mikroskop?
2. Bagaimana cara menggunakan mikroskop?
3. Apa saja ciri dari foraminifera?
4. Apa perbedaan poraminifera yang telah didapat dari kedua sampel?
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui definisi dari mikroskop
2. mampu menggunakan mikroskop dengan baik
3.mengetahuiciri-ciri dari foraminifera
4. Mampu membedakan foraminifera yang telah didapat dari kedua Sampel
1.3 Tinjuan Pustaka
1.3.1. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat penting yang digunakan dalam pengujian mikroskopik.
Namun mikroskop tidak hanya hadir dalam satu jenis melainkan banyak jenis. Bahkan
setiap jenis mikroskop didesain sesuai dengan peruntukannya masing-masing, sehingga
pemilihan mikroskop harus dilakukan secara tepat untuk mendapatkan hasil pengamatan
yang optimal.Ditinjau dari sejarahnya, mikroskop yang pertama kali dibuat oleh
Zacharias Janssen dan dibantu oleh Hans Janssen pada tahun 1590 memiliki
kemampuan perbesaran objek 150 kali dari ukuran asli. Temuan mikroskop saat itu
mendorong para ilmuan lain untuk mengembangkannya, seperti Galileo Galilei (Italia)
yang menyelesaikan pembuatan mikroskop pada tahun 1609. Setelah itu, seorang
berkebangsaan Belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723)
membuat mikroskop dengan kemampuan perbesaran objek 200 - 300 kali dari ukuran
asli. Penemuan-penemuan Leeuwenhoek yang diamatinya dengan mikroskop yang
akhirnya melahirkan ilmu baru yang sekarang dikenal dengan mikrobiologi.
Akan tetapi perkembangan mikroskop tidak hanya sampai pada perkembangan
penemuan dan pembuatan mikroskop oleh Leewenhook. Perkembangan mikroskop
masih terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi hingga
sekarang ini maupun kedepannya yang menghasilkan berbagai jenis dan tipe mikroskop
untuk digunakan dalam pengamatan objek mikroskopis.
1.4.2. Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel
banyak (multiseluler) . Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata
telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Virus juga
termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.
Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di
lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer (Pelczar dan
Chan, 1986). Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya
mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur tanah
yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan (sekresi) zat perekat
yang tidak mudah larut dalam air (Hardjowigeno, 1992)
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat penting yang digunakan dalam pengujian mikroskopik.
Namun mikroskop tidak hanya hadir dalam satu jenis melainkan banyak jenis. Bahkan
setiap jenis mikroskop didesain sesuai dengan peruntukannya masing-masing, sehingga
pemilihan mikroskop harus dilakukan secara tepat untuk mendapatkan hasil pengamatan
yang optimal.

Gambar 1. Mikroskop Stereo

2.2. Fungsi Bagian Mikroskop


Beberapa fungsi dari bagian-bagian mikroskop adalah:
 Lensa okuler, lensa yang terletak pada ujung mikroskop, dekat mata, dan biasanya
dengan pembesaran 10x, 12,5x, atau 16x. Pada mikroskop majemuk yang
menggunakan satu lensa okuler disebut mikroskop monokuler dan yang
menggunakan dua lensa disebut mikroskop binokuler. Lensa ini berguna untuk
memperbesar bayangan nyata dari lensa objektif sehingga dihasilkan bayangan
maya yang dapat dilihat.
 Lengan mikroskop, untuk pegangan saat membawa mikroskop.
 Filter, menyaring warna lampu halogen yang memancarkan warna kuning dan
merubah warna tersebut menjadi warna putih (Daylight).
 Diopter Ring, untuk meyamakan antara fokus mata kanan dan kiri
 Meja preparat, untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati. Tombol-tombol
penyesuaian meja objek memungkinkan kaca objek dapat di geser dengan mudah.
 Fokus makro (pengaturan kasar), menggunakan batang/tabung mikroskop untuk
mengatur fokus sehingga objek dapat dilihat.
 Fokus mikro (pengaturan halus), menggunakan batang/tabung mikroskop untuk
mengatur fokus sehingga objek dapat dilihat dengan tepat.
 Kaki mikroskop, untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri kokoh di atas meja.
 Reflektor/cermin atau Lampu, untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke
dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu cermin datar dan cermin cekung,
dimana bila sumber cahaya lemah, misalnya sinar lampu gunakan cermin cekung,
tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan,
gunakan cermin datar. Pada mikrosop yang telah menggunakan listrik, cahaya
diperoleh dari lampu halogen.
 Diafragma, dapat dibuka atau ditutup dengan menggunakan tuas yang terletak tepat
di bawah meja preparat untuk mengatur sejumlah cahaya yang masuk. Pembesaran
mikroskop yang semakin tinggi memerlukan pencahayaan yang semakin terang.
Terlalu banyak cahaya pada pembesaran rendah menyebabkan objek kurang jelas
dilihat, terutama sesuatu yang kecil seperti sel bakteri.
 Penjepit kaca objek, untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar tidak
bergeser.
 Lensa objektif, lensa yang terletak di dekat spesimen. Umumnya memberikan 4
macam pembesaran yaitu 4 kali, 10 kali, 40 kali dan 100 kali. Lensa ini berguna
untuk memberikan pembesaran pertama dan menghasilkan bayangan nyata yang
kemudian diproyeksikan ke atas, ke lensa okuler.
 Revolver, untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan.
 Tabung/kepala mikroskop, tabung yang menghubungkan lensa okuler ke lensa
objektif.
 Kondensor, menyatukan cahaya yang masuk sehingga intensitas cahaya dapat
diatur dengan menaikkan atau menurunkan kondensor. Kondensor ini merupakan
lensa

2.2. Tata Cara Penggunaan Mikroskop


Mikroskop yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah mikroskop stereo.
Mikroskop stereo adalah mikroskop yang digunakan untuk melihat permukaan
mikroorganisme yang lebih modern dari mikroskop cahaya karena sudah menggunakan
teknologi yaitu lampu, bukan hanya memakai cahaya. Mikroskop stereo bernilai mahal
maka sebab itu harus dilakukan perawatan dan tata cara penggunaan dengan baik.
Berikut adalah tata cara penggunaan mikroskop stereo

Ambil mikroskop dari lemari (tangan kiri bagian bawah dan tangan kanan memegang lengan mikroskop)

Pegang dan bawa mikroskop sejajar dengan dada


Letakkan mikroskop di meja laboratorium dengan hati ha

Atur posisi eyeepice sejajar dengan wajah

Atur lensa objektif sesuai perbesaran yang diinginkan Atur lensa objekti

Atur cahaya dari lampu atas dan bawah dengan memutar

Taruh sampel di meja preparat dan jepit sampel.

Setelah selesai menggunakan mikroskop, matikan lampu dan tutup lagi deng

Angkat mikroskop (lengan kiri di bawah mikroskop dan lengan kiri memegang lengan mi

1.3. Sampel Poraminifera


Foraminifera termasuk dalam Filum Protozoa yang mulai berkembang pada jaman Kambrium
sampai Resen. Mayoritas anggotanya hidup pada lingkungan laut danmempunyai ukuran yang
beragam mulai dari 3 μm sampai 3 mm (Haq and Boersma, 1983). Menurut habitatnya,
foraminifera dibagi menjadi foraminifera planktonik dan foraminifera bentik. Foraminifera
merupakan organisme bersel tunggal yang mempunyai kemampuan membentuk cangkang dari
zat-zat yang berasal dari dirinya sendiri atau dari benda asing di sekelilingnya. Dinding
cangkang tersebut mempunyai komponen dan struktur yang bervariasi.
Terdapat dua sampel batuan yang masing masing memiliki jumlah dan jenis foraminifera yang
beragam.

Gambar 3. Globigerina Bulloidesd’Orbigny


Gambar 2. Batuan sample S8
Foraminifera yang ada di sampel batuan di atas adalah foraminifera yang memiliki jenis
yang sama. Genus Globigerina Bulloides memiliki kamar yang berebtuk bulat dan
melingkar. Memiliki kamar yang banyak seperti yang bisa dilihat dengan jelas bahwa salah
satu dari poraminifera berikut memili 3 kamar. Foraminifera. Globigerina Bulloides
d’Orbigny foraminifera planktonic yang terendapkan di lautan. Selain untuk menentukan
umur, foraminifera ini juga digunakan untuk penentuan iklim.

Gambar 4. Sampel batuan S7

Gambar 5. Uniserial foraminifer Gambar 6. Globigerina


Dari sampel batuan yaitu sampel S7 diketahui bahwa terdapat dua jenis foraminifera. Yang
pertama adalah Globigerina yang memilih karakteristik yaitu berbentuk globular. Hal ini
dapat mentolerir kisaran permukaan laut, salinitas kepadatan air dan merupakan
poraminifera yang paling banyak. Yang kedua adalah foraminifera uniserial yang memiliki
banyak kamar dan kamarnya berbentuk bulat.

2. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilaksanakan tantang Pengenalan Mikroorganisme Recent dan Fossilized
didapatkan kesimpulan, yaitu:
 Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan
penelitian yang bersifat mikro.
 Tahap-tahap menggunakan mikroskop,yaitu;Menyiapkan mikroskop, Mengatur
masuknya cahaya ke dalam tubus, Mengatur jarak lensa dan membuat preparat
sederhana
 Foraminifera merupakan organisme bersel tunggal yang mempunyai kemampuan
membentuk cangkang dari zat-zat yang berasal dari dirinya sendiri atau dari benda
asing di sekelilingnya.
 Setelah menjalankan praktikum, ada perbedaan dari 2 sampel yang sudah diamati.
Sampel pertama yaitu sampel S8 memiliki poraminifera dengan jenis Globigerina
Bulloides d’Orbigny. Sedangkan, pada sampel kedua yaitu S7 memiliki poraminifera
dengan jenis Uniserial Foraminifer dimana memiliki banyak kamar.
REFRENSI

Campbell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga

Padoli, 2016. Mikrobiologi dan Parasitologi Keperawatan. Kementerian kesehatan


Republik indonesia (KEMENKESRI). Jakarta.

Tim Pengajar Biologi Dasar. 2013. Bahan Ajar Biologi Dasar. Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.

Tim Pengajar Biologi Dasar UNDIP .2004. Petunjuk Praktikum Biologi. Semarang:
Universitas Diponegoro.

You might also like