Hubungan Self Efficacy Dengan Kinerja Perawat Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan Di Wilayah Kota Ambon

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KINERJA PERAWAT

DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN


DI WILAYAH KOTA AMBON

Rizki Safitri1, Lisa Fauzia2, Adriani Kadir3


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat korespondensi: (khyysafitry@gmail.com/082248728289)

ABSTRACT

RIZKI SAFITRI, Self Efficacy Relationship With Nurse Performance in Nursing Care. (Mentored by
Lisa Fauzia & Adriani Kadir)

Health workers as human resources in running health services in hospitals are an important
resource and are very needed to achieve optimal performance. Performance is the result of the
quality and quantity that a person achieves in carrying out his duties in accordance with the
responsibilities given. Self efficacy is defined as a belief in the ability to be able to get the job done
successfully. Self efficacy refers to an individual's beliefs about his or her ability to mobilize the
motivation, cognitive resources and actions needed to successfully perform tasks in a particular
context. The purpose of this research is to find out the Relationship between Self Efficacy And The
Performance of Nurse In Nursing Care. This research uses quantitative research methods using the
Cross Sectional approach. The population in this study was 60 people with a sample of 52 people
using Purposive sampling techniques. The instrument used in this study is the General Self Efficacy
Scale (GSES) instrument, shared through the Google form. From the results of the static test study
with chi-square test in obtained value ρ = 0.000 because the value p = 0.000 < α (0.05). Therefore,
the conclusion obtained that there is a significant relationship between Self efficacy and the
performance of nurses in conducting nursing care.

Keywords :Self Efficacy, Nurse Performance.

PENDAHULUAN etik, kolaborasi, riset dan pemanfaatan sumber


Rumah sakit berfungsi memberikan (Handayani Idah, Sulisetyawati, 2015).
pelayanan kesehatan berupa pemenuhan Menurut Brotosumarto (2004) Banyak
kesehatan pelayanan rawat jalan, gawat faktor yang mempengaruhi kinerja dan salah
darurat, pelayanan medik dan non medik, satunya adalah self efficacay. Self efficacy
sehingga sumber daya manusia merupakan dianggap paling mempengaruhi kinerja
bagian terpenting dalam menajemen rumah perawat. Kinerja yang baik dapat tercapai jika
sakit yang akan berdampak pada peningkatan perawat mempunyai kemampuan dan
kualitas pelayanan yang di berikan motivasi. Kemampuan dan motivasi seseorang
Kinerja keperawatan diukur berdasarkan akan terbentuk dengan baik apabila perawat
hasil pencapaian pelaksanaan standar kinerja mempunyai self efficacy yang baik pula
dalam pelayanan keperawatan. Persatuan (Handayani Idah, Sulisetyawati, 2015).
Perawat Nasional (PPNI) pada tahun 2010 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
telah mensahkan standar profesi keperawatan Handayani, Sulisetyawati, & Adi.(2015)
sebagaimana tercantum dalam pasal 24 ayat dengan melakukan wawancara kepada Kepala
(2) UU no 36 tahun 2009 yang terdiri dari ruang IGD didapatkan hasil bahwa penilaian
standar kompetensi dan standar praktik kepala ruang dengan menggunakan hasil
keperawatan. Standar praktik keperawatan instrumen evaluasi kinerja perawat (DP3)
meliputi standar asuhan dan standar kinerja terhadap 4 orang perawat yang berdinas pada
profesional yang dipakai sebagai evaluasi shift pagi tersebut, kinerja perawat yang
dalam menilai asuhan keperawatan yang memiliki nilai baik 2 orang dan nilai kurang
dilakukan oleh perawat meliputi jaminan mutu, baik 2 orang. Survei kinerja perawat maupun
pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, petugas kesehatan lainnya belum secara rutin
dilakukan oleh RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen. Penelitian yang dilakukan oleh 4. Cleaning
Indrastuti (2010) menemukan hassil bahwa Data cleaning adalah proses
kinerja perawat dalam melakukan prinsip etik pembersihan data sebelum diolah secara
dalam kategori baik. Kinerja yang kurang baik statistik, mencakup pemeriksaan
karena perawat memiliki Self Efficacy rendah konsistensi dan perawatan respon yang
(Handayani Idah, Sulisetyawati, 2015). hilang serta consistensy cheks yaitu
mengidentifikasi data yang keluar dari
BAHAN DAN METODE range, tidak konsisten secara logis, atau
Lokasi, Populasi, Sampel punya nilai ekstrim. Data tersebut lebih baik
Penelitian ini menggunakan GF (Google tidak digunakan dalam analisis data karena
Form), sehingga tidak memerlukan lokasi yang akan merusak data yang ada
menetap dan dilaksanakan pada tanggal 10 (Sulistyaningsih, 2012).
Juli – 2 Agustus 2020. Populasi dalam
penelitian ini adalah 60 perawat. Jumlah Analisis Data
sampel dalam penilitian ini diperoleh dengan 1. Analisis Univariat
google form yakni 52 perawat. Analisis univariat dilakukan terhadap
1. Kriteria inklusi setiap variabel dari hasil penelitian.
a. Perawat yang bersedia menjadi Analisa ini menghasilkan distribusi dan
responden presentase dari tiap variabel yang diteliti.
b. Merupakan Perawat pelaksana dengan Variabel penelitian dideskripsikan
status pegawai tetap, kontrak ataupun berdasarkan jenis datanya. Variabel
honor yang mempunyai masa orientasi dengan data numerik yaitu karakteristik
kerja atau mempunyai masa kerja demografi perawat meliputi umur, dan
minimal 1 (satu) tahun. masa kerja menggunakan analisis distribusi
2. Kriteria Eksklusi normalitas data dengan tingkat
a. Perawat yang tidak bersedia menjadi kepercayaan (Cl 95%) atau α = 0.05.
responden sedangkan variabel penelitian dengan jenis
b. Perawat yang mempunyai masa kerja data kategorik yaitu jenis kelamin, tingkat
kurang dari 1 (satu) tahun. pendidikan.
2. Analisis bivariat
Pengumpulan Data Analisis bivariate dilakukan untuk
Pada penelitian ini dilakukan dengan mendapatkan nilai kemaknaan hubungan
cara pembagian kuesioner melalui google (korelasi) antara variabel independen
form. dengan variabel dependen. Berdasarkan
variabel dalam penelitian ini yaitu self
Pengolahan Data effcacy dengan kinerja perawat
1. Editing melaksanakan asuhan keperawatan maka
Data editing adalah kegiatan uji statistik bivariat yang dilakukan adalah
memeriksakan data, kelengkapan, dengan metode chi square.
kebenaran pengisian data, keseragaman a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka
ukuran, keterbacaan tulisan dan berkolerasi
konsistensi data berdasarkan tujuan b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak
penelitian. berkorelasi
2. Koding
Data Koding adalah pemberian kode HASIL PENELITIAN
pada data yang berskala nominal dan 1. Analisis Univariat
ordinal. Kodenya berbentuk Tabel 1 Distribusi karakteristik responden
angka/nomerik/nomor, bukan simbol karna di wilayah kota ambon. n (52)
hanya angka yang dapat diolah secara
statik dengan bantuan program computer. karakteristik n %
3. Entry Umur
Data Entry adalah memasukkan data 20 – 30 Tahun 42 80,8
yang telah di koding ke dalam program 30 – 40 Tahun 10 19,2
komputer. Perlu ketelitian dan kecermatan Jenis kelamin
peneliti dalam memasukkan data tersebut Perempuan 39 75,0
karna apabila salah melakukan entry, maka Laki-laki 13 25,0
akan berpengaruh pada kebenaran data Lama masa kerja
dan selanjutnya akan berpengaruh pada >1 tahun 52 100,0
analisis serta pengambilan kesimpulan Self efficacy
hasil penelitian. Baik 38 73,1
kurang 14 26,9 alternatif (Ha). Jadi dapat disimpulkan
Kinerja perawat bahwa terdapat hubungan antara self
Baik 40 76,9 efficacy dengan kinerja perawat dalam
kurang 12 23,1 melakukan asuhan keperawatan di wilayah
kota Ambon.
Dari tabel 1menujukkan dari 52,
jumlah responden yang berumur 20-30 PEMBAHASAN
tahun sebanyak 42 responden (80,8%) dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
responden yang berusia 30-40 tahun 10 dilakukan menunjukkan bahwa adanya
responden (19,2%). Berdasarkan jenis hubungan self efficacy dengian kinerja
kelamin responden, menunjukkan bahwa perawat dalam melakukan asuhan
responden yang berjenis kelamin keperawatan. Hasil analisa bivariat
perempuan sebanyak 39 responden menyimpulkan bahwa ada hubungan
(75,0%) dan responden yang berjenis laki- bermakna antara self efficacy dengan kinerja
laki sebanyak 13 responden (25,0%). perawat dalam melaksanakan asuhan
Berdasarkan lama masa kerja responden, keperawatan ( p value = 0,000 < 0,005).
menunjukkan bahwa responden yang Hasil penelitian ini didukung oleh
memiliki lama masa kerja >1 tahun penelitian Ummiyati & Martono (2017) yang
sebanyak 52 responden (100%). menyatakan bahwa ada hubungan antara self
Berdasarkan self efficacy responden, efficacy dengan kinerja perawat dalam
menunjukkan bahwa responden yang melaksanakan asuhan keperawatan dimana
memiliki self efficacy baik sebanyak 38 hubungan yang positif bahwa ketika efikasi diri
responden (73,1%), responden yang perawat meningkat, maka akan meningkat
memiliki self efficacy kurang sebanyak 14 kinerja perawat, dam sebaliknya self efficacy
responden (26,9%). Berdasarkan kinerja menurun maka kinerja perawat akan menurun
perawat responden, menunjukkan bahwa (Umniyati, Riska & Martono, 2017). Penelitian
responden yang memiliki kinerja perawat yang dilakukan oleh Chairina, & Sularso
baik sebanyak 40 responden (76,9%), (2015), membukuktikan bahwa Self efficacy
responden yang memiliki kinerja kurang berpengaruh signifikan terhadap kinerja,
sebanyak 12 responden (23,1%). menunjukkan pengaruh antara kedua variabel
2. Analisi Bivariat ini positif, artinya semakin tinggi self efficacy
Tabel 2 Hubungan Antara Self maka akan semakin tinggi pula kinerja tenaga
Efficacy Dengan Kinerja Perawat Dalam perawat dan sebaliknya. Meningkatnya kinerja
Melakukan Asuhan Keperawatan Di ini ditandai dengan kesungguhan perawat
Wilayah Kota Ambon. dalam menjalankan pekerjaan, seperti
memenuhi target yang ditentukan, berupaya
Hubungan Antara Self Efficacy untuk menghindari kesalahan
Dengan Kinerja Perawat Dalam padamenjalankan pekerjaan, dapat memenuhi
p
Melakukan Asuhan Keperawatan pencapaian kuantitas serta dapat memenuhi
Di Wilayah Kota Ambon. standar waktu yang ditetapkan dalam
Kinerja perawat menyelesaikan pekerjaan (Chairina, Lia &
Self 0,000
baik kurang total Sularso, 2015). Kinerja perawat dalam
efficacy
n % n % n % penelitian ini yaitu hasil kerja dari seluruh
Baik 37 97,4 1 2,6 38 100 aspek pelayanan keperawatan di rumah sakit,
Kurang 3 21,4 11 78,6 14 100 yang di lihat dari proses keperawatan meliputi
mulai dari pengkajian, implementasi, evaluasi
Data pada tabel 2 menunjukkan dan kemudian mendokumentasikan hasil
bahwa dari Dari 38 perawat pelaksana kerjanya.
yang mempunyai self efficacy baik ada Hal ini didukung oleh teori Judge
sebanyak 37 (97,4%) yang melaksanakan menyatakan bahwa self efficacy
asuhan keperawatan dengan baik. Dari 14 mempengaruhi kinerja. Kepercayaan terhadap
perawat pelaksana yang mempunyai self diri, keyakinan terhadap keberhasilan yang
efficacy kurang ada sebanyak 3 (21,4%) selalu dicapai membuat seseorang bekerja
yang melaksanakan asuhan keperawatan lebih giat dan selalu menghasilkan yang
dengan baik. terbaik terhadap organisasi, yang pada
Dari hasil analisis SPSS dengan akhirnya akan menghasilkan kinerja dan
menggunakan uji statistik-Chi square pencapaian baik bagi organisasi (Handayani
diperoleh nilai p (0,000) < α (0,5) yang
Idah, Sulisetyawati, 2015).
menunjukkan penolakan terhadap hipotesis
no (H0) dan penerimaan terhadap hipotesis
Hal ini juga di dukung oleh teori efficacy dengan cara evaluasi diri secara
Wulansari mengatakan bahwa self efficacy objektif, positif thinking , menetapkan
merupakan mediator yang berpengaruh tujuan yang realistis dan berhubungan
terhadap pemilihan karir seseorang, bila dengan orang-orang yang mempunyai rasa
seseorang merasa mampu untuk percaya diri yang kuat, dan jangan mudah
melaksanakan tugas-tugas dalam karir putus asa.
tersebut, maka ia akan memilih karir tersebut, 3. Bagi isntitusi pendidikan
individu yang memiliki self efficacy yang tinggi Pendidikan merupakan behavioral
akan berusaha keras untuk menghadapi investment yang bersifat membangun
kesulitan dan bertahan dalam mengerjakan karakter individu. Merupakan tantangan
suatu tugas bila mereka telah memilih pendidikan keperawatan untuk dapat
ketrampilan, sedangkan individu yang memiliki mengembangkan suatu metode
self efficacy yang rendah akan terganggu oleh pembelajaran yang dapat membangun
keraguan terhadap kemampuan diri dan karakter mahasiswa perawat yang
mudah menyerah bila mengalami kesulitan mempunyai sel efficacy yang tinggi dalam
dalam mengerjakan tugas. Begitupun Seorang melaksanakan asuhan keperawatan.
perawat yang memiliki self efficacy tinggi akan Pribadi perawat yang yaang mempunyai
berusaha melakukan tugas atau tindakan self efficacy tinggi dapat muncul dari
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan institusi yang secara terus menerus
dan berusaha berdaptasi dengan berbagai melakukan pengembangan mutu yang
rintangan-rintangan dalam pekerjaan mereka selaras dengan hal tersebut, tidak hanya
termasuk burnout yang dialaminya institusi pendidikan melainkan juga institusi
(Larengkeng, Trivena, Gannika, Lenny & tempat-tempat praktek serta sarana
Kundre, 2019) praktek yang sesuai dengan laju
Menurut asumsi peneliti, terdapat perkembangan pendidikan keperawatan.
hubungan Self efficacy dengan kinerja perawat 4. Bagi peneliti selanjutnya
dalam melakukan asuhan keperawatan. Hal ini Peneliti lebih lanjut pada populasi
karena Ketika seseorang merasa bahwa umum dengan sampel yang lebih besar
dirinya memiliki keyakinan terhadap diperlukan untuk mengetahui faktor lain
kemampuan yang dimiliki. Sehingga yang berhubungan dengan kinerja perawat
memunculkan suatu persepsi bahwa tugas melakukan asuhan keperawatan.
yang dihadapinya dapat di kerjakan dengan
baik. Hal tersebut akan membuat seorang
individu tidak akan menghindari tugas yang
sulit dan memilih untuk mengerjakan tugas
yang telah diberikan. Karna dia yakin akan
kemampuan yang ada pada dirinya. Sehingga
keadaan tersebut mencerminkan tingginya self
efficacy yang dimiliki perawat akan berdampak
pada kinerjanya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
adanya hubungan yang signifikan antara Self
efficacy dengan Kinerja perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan ( Value =
0,000), Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin
baik self efficacy perawat maka semakin baik
kinerjanya.

SARAN
1. Bagi rumah sakit
Perlu penyusunan program kegiatan
atau pelatiahan untuk memberi edukasi
yang dapat meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keyakinan diri perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
2. Bagi perawat
Meningkatkan pengetahuan melalui
jalur formal dan informal , melatih self
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2010). Konsep dasar keperawatan (2nd ed.; E. Anisa, ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Chairina, Lia & Sularso, A. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Terhadap Social Competence,
Self Efficacy dan Kinerja Perawat Pada Rumah Sakit dr. Soebandi Jember. ISEI, 4 No.1.

Chairina Lia, R. (2019). Analisis manajemen sumber daya manusia. Sidoarjp: Zifatama Jawara.

Deniati, Kiki & Yanti, P. (2019). Hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah kota bekasi. 1 No. 1. Retrieved from p-issn:
2655-2728

Dwi Purbadi, & Sofiana, N. (2015). Analisis FaktorLingkungan dan Individuyang berpengaruh terhadap
Pengingkatan Kinerja Perawat. Tesis.

Fattah, H. (2017). Kepuasan kerja dan kinerja pegawai (1st ed.; R. Wardarita, ed.). Yogyakarta: Elmatera.

Fismasari, Zulita & Edwina, N. (2017). Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Keluarga dengan Kinerja
Perawat.

Handayani Idah, Sulisetyawati, & A. G. (2015). Hubungan Self Efficacy dengan Kinerja Perawat Dalam
Melaksanakan Asuhan Keperawatan di IGD dan ICU-ICU RSUD DR. Soehadi Prijonegoro. 000, 0–8.

Harmawati. (2014). Hubungan Self efficacy dengan perfomance perawat dalam aplikasi ahun keperawatan.

Kundre, R. (2019). Burnout dengan self efficacy pada perawat. 7, 1–7.

Larengkeng, Trivena , Gannika, Lenny & Kundre, R. (2019). Burnout dengan Self Efficacy Pada Perawat.
Keperawatan, 7 No. 2.

Maulina, I. (2017). Pengaruh Komunikasi, Self Efficacy Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap
Kinerja Perawat Rumah Sakit TGK. Fakinah Banda Aceh. 8(2), 97–118.

Netanya, N. Y., Rumayar, A. A., & Maramis, F. R. R. (2019). Hubungan antara motifasi kerja dengan inerja
perawat di ruang rawat inap rsud panglima sebaya tanah grogot kalimantan timur. Kesehatan Masyarakat,
8(6), 316–325.

Novita Euneke, Alfiah, L. A. (2018). Hubungan penerapan teamwork dengan kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan diruang rawat inap rumah sakit TK. II Pelamonia Makassar. Ilmiah
Kesehatan, 12, 383–388. https://doi.org/2302-2531

Nursalam. (2015). Metodologi penelitian ilmu keperawatan (4th ed.; P. Lestari, ed.). Jakarta Selatan: Salemba
Medika.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis (Edisi IV C). Jakarta: Salemba
Medika.

Putri, F. (2015). Pengaruh efikasi diri, lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai kantor
keasyhabandaran dan otoritas pelabuhan kelas tanjung emas Semarang.

Rosyiana, I. (2019). Innovative Behavior At Work (I. Bajuasijadji, ed.). Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Siagian. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia (2nd ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

Silahan juwita, Siagian Albiner, B. E. (2018). Pengaruh pelatihan ronde keperawatan terhadap kinerja perawat
dalam asuhan keperawatan d RS Prima Medab. 3(1), 1–15.

Sugmawati, Dwi & Afrianty, T. (n.d.). PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP IN-ROLE PERFORMANCE
KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR ( Studi pada Karyawan
Bank Central Asia KCU Borrobudur Malang ). Administrasi Bisnis, 61(4), 20–28.

Umniyati, Riska & Martono, S. (2017). Pengaruh Budaya Organisasi, Efikasi diri, Harga diri, Pada Kinerja
Perawat. Manajemen Analisis, 6 No 2(ISSN 2252-6552).

You might also like