Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN : 2503-488X

Vol. 6, No.4, 316-326, Desember 2018

ISOLASI DAN KARAKTERISASI KHAMIR POTENSIAL PENGHASIL


BIOETANOL DARI INDUSTRI ARAK
DI KARANGASEM BALI
Isolation and Characterization of Potential Yeast of Bioetanol Producer
from Arak Industri in Karangasem Bali

Nebay Cronika Simbolon, I Made Mahaputra Wijaya*, Ida Bagus Wayan Gunam
PS Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 701801.

Diterima 25 Oktober 2018 / Disetujui 05 Nopember 2018

ABSTRACT

This research aimed to isolate and identify potential yeast of bioethanol-producer from arak industri in
Karangasem Bali. The isolated sample was taken from 3 different points from 2 villages in Karangasem
Bali. Isolation was carried out using PYG media then purified to obtain pure isolates. The pure isolates
were screened with several stages, namely a qualitative test of gas production, growth selection with
the addition of antibiotics, and quantitative tests with an alcohol oxidation reaction. Determind by UV
visible spectroscopy, 9 potential isolates was obtained to continue to the identification stage. At this
stage fermentation was carried out in PYG media for 10 days using a starter from a potential isolate
with a media glucose level of 20% of the media volume. Fementation results were then distilled. Of the
obtained 9 potential isolates the best isolate. IS 258 isolates are determind the best isolates with 86.85
mL ethanol. The total ethanol produced by IS 258 is higher than with 60.73 mL alcohol control
experiment (Alcotec). Isolate IS 258 was isolated from bayur skin samples taken from the sap
fermentation process. IS 258 then identified macroscopically and microscopically. Based on the results
of macroscopic and microscopic identification, IS 258 has many similarities with previous studies on
yeast isolation, isolate IS 258 is presumably the yeast genus Saccharomyces sp. Further research is
needed to optimize ethanol production of IS 258 and identify species from isolates IS 258.
Keyword : bioethanol, Balinese wine, lau, yeast, isolation and identification of yeast, UV visible
spectroscopy

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi khamir potensial penghasil bioetanol
dari industri arak di Karangasem Bali. Sampel yang diisolasi diambil dari tiga titik berbeda dari dua
desa di Karangasem Bali. Isolasi dilakukan menggunakan media PYG kemudian dimurnikan untuk
memperoleh isolat murni. Isolat yang telah murni kemudian ditapis. Pada proses penapisan ada beberapa
tahapan yaitu uji kualitatif produksi gas, seleksi penumbuhan dengan penambahan antibiotik dan uji
kuantitatif dengan reaksi oksidasi alkohol. Hasil scanning UV visible spectroscopy ada 9 isolat potensial
untuk dilanjutkan ketahap identifikasi morfologi. Pada tahap ini dilakukan fermentasi di media PYG

*Korespondensi Penulis:
Email: mahaputrawijaya@unud.ac.id

316
Simbolon, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

selama 10 hari menggunakan starter dari isolat potensial dengan kadar glukosa media 20% dari 900 mL
media. Hasil fementasi kemudian didistilasi dan satu isolat terbaik. Isolat IS 258 menjadi isolat terbaik
karena dapat menghasilkan etanol tertinggi yaitu 86,85 mL. Total etanol yang dihasilkan IS 258 lebih
tinggi dari total etanol dari dry yeast Alcotec sebagai control experiment yaitu 60,73 mL. Isolat IS 258
diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Berdasarkan hasil identifikasi morfologi, IS 258
memiliki kemiripan banyak dengan penelitian-penelitian sebelumnya tentang isolasi khamir, sehingga
diperkirakan isolat IS 258 adalah khamir genus Saccharomyces sp. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengoptimasi produksi etanol IS 258 dan mengidentifikasi spesies dari isolat IS 258.
Kata kunci : bioetanol, arak, lau, khamir, isolasi dan identifikasi khamir, UV-visible spectroscopy

PENDAHULUAN bioenergi modern (Mulyani dan Irsal, 2008).


Bioenergi konvensional atau tradisional
Kebutuhan energi yang semakin sudah sering digunakan masyarakat,
meningkat sekarang ini, tidak sesuai dengan contohnya kayu bakar. Sedangkan bioenergi
ketersediaan sumber energi fosil sebagai modern contohnya bioetanol, biodiesel, pure
sumber energi utama yang sudah mencapai vegetable oil (PPO) / straight vegetable oil
kondisi keterbatasan (Senam, 2009). (SVO), minyak bakar, biogas dan biosyngas
Krisisnya sumber energi fosil seperti minyak (Sari et al., 2013).
bumi, gas dan batu bara saat ini menimbulkan Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan
kebutuhan untuk diversifikasi energi dengan dari proses fermentasi glukosa (gula)
cara pengembangan sumber energi sebagai kemudian dilanjutkan dengan proses destilasi
energi alternatif (Kholiq, 2015). Energi (Dőrfler et al., 2007). Bioetanol merupakan
alternatif merupakan istilah yang merujuk energi yang sumbernya dari bahan baku
pada semua energi yang dapat digunakan tanaman yang menghasilkan glukosa,
dengan tujuan sebagai pengganti bahan bakar contohnya ubi jalar, singkong, tebu, jagung,
konvensional tanpa menimbulkan akibat gandum dan limbah pertanian seperti jerami
yang tidak diharapkan (Perlaviciute et al., lalu difermentasi dengan menggunakan
2015). Energi alternatif atau energi pengganti khamir sehingga menghasilkan alkohol.
diharapkan dapat mencukupi atau paling Selanjutnya dilakukan proses destilasi untuk
tidak dapat mengurangi penggunaan energi memperoleh alkohol yang murni (Nisa,
dari bahan bakar fosil. Salah satu 2014). Khamir memiliki kemampuan
pengembangan energi alternatif adalah potensial untuk produksi etanol. Ada
dengan mengembangkan bioenergi (Senam, beberapa jenis khamir yang dapat
2009). memproduksi etanol seperti Saccharomyces
Bioenergi merupakan salah satu jenis cerevisiae, Saccharomyces uvaru atau
bahan bakar alternatif terbarukan dengan Saccharomyces carlsbergensis, Candida
prospektif tinggi untuk dikembangkan. utilis, Torulaspora delbrueckii, Torulaspora
Kondisi energi yang dimiliki Indonesia globosa, Kodamaea ohmeri, Pichia
sekarang membuat pengembangan bioenergi kudriavsevii dan Saccharomyces anamensis
semakin mendesak untuk segera dilakukan (Suharto, 2017). Salah satu jenis khamir
(Kholiq, 2015). Selain bisa diperbaharui, penghasil etanol yang intensif diteliti adalah
bioenergi memiliki kelebihan seperti ramah Saccharomyces cerevisiae (Sumerta et al.,
lingkungan, dapat terurai, mampu 2016).
mengeliminasi efek rumah kaca, kontinuitas Arak merupakan salah satu minuman
bahan bakunya terjamin (Hambali et al., tradisional yang terkenal di Bali dimana
2007). Bioenergi dapat dibedakan menjadi Kabupaten Karangasem dikenal sebagai
dua jenis, yaitu bioenergi konvesional dan penghasil utamanya (Sukadana et al., 2014).

317
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Isolasi dan Karakterisasi Khamir Potensial...

Arak adalah minuman beralkohol yang Bahan yang digunakan pada penelitian ini
dihasilkan dari tumbuhan yang menghasilkan antara lain kulit pohon bayur, serabut kelapa,
glukosa (karbohidrat) yang dibantu oleh nira yang diambil dari lokasi pengambilan
khamir Saccharomyces cerevisiae secara sampel yaitu di Kabupaten Karangasem.
fermentasi dan di destilasi. Bahan yang Media pepton yeast glukosa (PYG) yaitu
memiliki kandungan karbohidrat seperti nira pepton, yeast extract, glukos, akuades,
kelapa, enau, lontar dan lain-lain (Prastowo, kalium dikromat, H2SO4, antibakteri
2007). Berdasarkan hasil wawancara dari Streptomycin sulphate, dry yeast sebagai
produsen arak bali, kadar alkohol yang pembanding pada saat produksi alkohol.
terkandung dalam arak bali sekitar 15−40%. Alat yang digunakan pada penelitian ini
Masyarakat Karangasem memproduksi arak antara lain UV-VIS Spektrofotometer,
bali menggunakan bahan yang berasal dari mikroskop, laminar flow, incubator,
alam tanpa penggunaan kultur starter yang autoclave, magnetic stirrer, shaker,
dijual dipasaran seperti dry yeast Alcotec. centrifuge, destilator.
Pada saat produksi arak bali, masyarakat
menambahkan lau sebagai starter pada nira. Pelaksanaan Penelitian
Lau yang digunakan berasal dari serabut Isolasi Khamir
kelapa (Cocos nucifera) dan ada juga dari Pada penelitian ini diawali dengan
kulit pohon bayur (Pterospermum pengambilan sampel pada dua desa yang ada
javanicum). Kadar alkohol yang dihasilkan di Kabupaten Karangasem Bali. Sampel yang
pada saat fermentasi tradisional ini, apabila sudah diambil kemudian dibawa ke
diaplikasikan pada destilasi bertingkat sangat Laboratorium Bioindustri untuk dilakukan
tinggi dapat lebih besar dari 80%, sehingga isolasi dengan pengenceran sampai 10-7.
tidak disarankan untuk dikonsumsi, Isolat yang telah didapatkan dari hasil isolasi
melainkan dijadikan bahan bakar alternatif kemudian dimurnikan untuk memperoleh
(Muku et al., 2009). kultur murni dengan menggores kembali di
Tingginya konsentrasi alkohol yang media PYG padat menggunakan metode
mampu dihasilkan dari arak dengan metode quadrant streak kemudian diinkubasi pada
fermentasi nira secara tradisional menjadi suhu 30°C selama 72 jam.
alasan untuk mengisolasi khamir yang ada
pada lau. Sumber khamir ini berasal dari Penapisan Isolat
bahan baku produksi, bahan setengah jadi Kultur murni kemudian ditapis untuk
produksi dan hasil akhir dari produksi. memperoleh isolat potensial. Pada saat
Setelah isolasi dilakukan identifikasi untuk penapisan ada beberapa tahapan yaitu uji
mengetahui jenis khamir, sehingga pada akhir kualitatif produksi gas dengan menampung
penelitian ini diperoleh jenis khamir gas yang dihasilkan pada saat inkubasi 3 hari
penghasil alkohol yang tinggi yang dapat menggunakan plastik penampung, seleksi
digunakan sebagai penghasil bioetanol. Pada penambahan antibakteri Streptomycin
penelitian ini juga dikembangkan metode sulphate dan uji morfologi, kemudian uji
oksidasi alkohol menggunakan kuantitatif dengan menambahkan reagen
spektrofotometer untuk penentuan kadar kalium dikromat pada media yang telah
etanol. diinokulasikan dengan isolat dan diinkubasi
selama 2 hari pada suhu 30°C. Pada uji
METODE PENELITIAN kuantitatif, kurva standar dibuat dengan
mereaksikan alkohol dengan reagen kalium
Bahan dan Alat dikromat dan media mengandung alkohol

318
Simbolon, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

dengan reagen kalium dikromat lalu warna. Dari 95 isolat yang telah dimurnikan
diinkubasi selama 30 menit kemudian diperoleh 71 isolat yang memenuhi kriteria
dilakukan pembacaan absorbansi khamir secara makroskopis. Ada beberapa
menggunakan spektrofotometer. Untuk isolat yang ditumbuhi kapang dan ada
isolat, terlebih dahulu diinkubasi selama 24 beberapa isolat yang menyerupai bakteri
jam pada suhu 30°C kemudian disentrifugasi, yaitu koloninya berlendir. Untuk khamir
kemudian supernatantnya diambil 1ml dan sendiri, secara makroskopis memiliki ciri-ciri
ditambahkan reagen kalium dikromat 1mL, koloni berwarna putih susu atau putih
diinkubasi 30 menit, lalu dibaca kekuningan, memiliki spora dan tidak
absorbansinya menggunakan berlendir (Pelczar, 1988). Selain dari bentuk
spektrofotometer. dan warna, khamir dapat diamati juga dengan
bau yang dihasilkan isolat tersebut yaitu bau
Karakterisasi Isolat Khamir Potensial tape (alkohol).
Setelah isolat potensial diperoleh,
dilakukan fermentasi glukosa selama 10 hari Penapisan Isolat
pada suhu ruang menggunakan isolat Hasil Uji Kualitatif Dengan Produksi gas
potensial sebagai agen fermentasi. Hasil Hasil pengamatan secara kuantitatif
fermentasi kemudian didestilasi untuk diperoleh 66 isolat yang menghasilkan gas.
menghitung total etanol yang diperoleh. Hasil screening ini didasarkan pada
Setelah itu dilakukan pengecekan morfologi banyaknya gas diperoleh yang dapat dilihat
koloni dan sel dari satu isolat potensial. dari plastik yang digunakan sebagai
penampung gas. Produksi gas diamati selama
Analisis Data dan Variabel Yang Diamati tiga hari berturut-turut. Semua plastik yang
Variabel yang diamati dalam penelitian ini awalnya tidak mengembang akan
adalah gas hasil fermentasi, nilai absorbansi mengembang karena CO2 yang diproduksi
pada uji kuantitatif, total etanol, morfologi pada saat proses fermentasi. Isolat yang
koloni dan morfologi sel khamir yang menghasilkan gas yang lebih banyak
meliputi warna, bentuk, tepian koloni, dan sehingga bagian plastik yang mengembang
ukuran untuk identifikasi. lebih banyak mejadi kelompok isolat gas
banyak dan diperkirakan memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi alkohol tinggi. Untuk kelompok
isolat gas sedang dilihat dari gas yang
Hasil isolasi dan pemurnian isolat dihasilkan di plastik penampung yang
Sampel yang diperoleh kemudian diisolasi mengembang sedikit lebih lambat dari
dengan pengenceran sampai 10-7. Pada saat kelompok isolat gas banyak. Pada kelompok
isolasi metode yang digunakan adalah isolat gas sedikit, plastik mengembang tidak
metode streak platting secara aseptik ke lebih banyak dari kelompok isolat gas
media agar yang telah disterilisasi (Tarigan, sedang. Ada beberapa isolat yang juga
1988). Penggunaan metode streak platting menghasilkan gas yang sangat sedikit pada
dilakukan agar diperoleh biakan murni plastik penampung, sehingga pada plastik
dengan spesifik. Biakan murni diperoleh dari penampung terlihat mengembang sedikit.
satu koloni terpisah yang memiiki kesamaan Isolat ini dikelompokkan menjadi kelompok
dengan koloni lain seperti warna, bentuk, dan isolat gas sangat sedikit. Beberapa isolat juga
ukuran (Pelczar, 1998). Pengamatan yang ada yang tidak menghasilkan gas sama sekali,
dilakukan untuk pemurnian adalah koloni sehingga plastik penampung tidak
yang tumbuh terpisah, tidak berlendir dan mengembang sama sekali.

319
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Isolasi dan Karakterisasi Khamir Potensial...

Pada dasarnya proses fermentasi glukosa sedangkan bakteri Pseudomonas dapat


akan menghasilkan alkohol dan gas CO2, dihambat laju pertumbuhannya dengan
dimana menurut Hambali et al. (2007) kandungan ekstrak methanol kulit pohon
perbandingan stokiometri antara gas CO2 dan bayur. Penyataan ini didukung juga dari hasil
etanol yang dihasilkan adalah 1:1. Walaupun penelitian Reid et al. (2005) yang
demikian, gas yang dapat diukur volumenya menyatakan bahwa fraksi etil asetat dari salah
hanya sekitar 70−80% (Richana, 2011). satu family dari pohon bayur yaitu tumbuhan
Produksi gas pada saat proses fermentasi cola dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
dapat menghambat pertumbuhan isolat Lau jenis kedua adalah serabut kelapa.
walaupun isolat masih dalam keadaan hidup. Menurut Thakur et al. (2015) serabut kelapa
Alkohol akan kembali diproduksi apabila gas mentah dapat menghambat pertumbuhan
CO2 sudah dihilangkan (Datar et al., 2004). bakteri. Kandungan fenolik pada serabut
Media PYG yang mengandung gula kelapa dapat menghambat fungsi seluler dari
dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan bakteri sehingga menghambat aliran nutrisi
khamir menjadi etanol dan karbondioksida untuk bakteri yang menyebabkan bakteri itu
(Richana, 2011). mati. Bakteri Eschercia coli dan Shigella
dysenteriae dapat dihambat laju
Hasil Seleksi Penambahan Antibakteri pertumbuhannya dengan ekstrak etanol dari
Dan Pengamatan Makrokopis serabut kelapa (Dalimunthe, 2006).
Isolat ditumbuhkan pada media yang telah Secara umum, dari hasil pengamatan
ditambahkan dengan antibakteri makrokopis dari isolat yang telah diisolasi
Streptomycin sulphate. Streptomycin memiliki bentuk circular (bundar), dengan
sulphate merupakan antibiotik yang diameter 1 mm, berwarna putih susu,
dihasilkan jamur tanah Steptomyces griseus tepiannya entire (rata atau halus), dan sudut
yang dapat menghambat pertumbuhan elevasi cembung seperti tetesan air (convex).
bakteri Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella Hasil pengamatan morfologi koloni ini juga
pneumoniae, dan Enterobacter sp. mirip dengan hasil penelitian Fitiriati et al.
(Wikipedia, 2018). Sebanyak 66 isolat yang (2013) pada saat mengisolasi khamir dengan
telah diseleksi pada tahap sebelumnya ada 64 warna koloni krem atau putih, elevasi koloni
isolat yang tumbuh dan ada dua isolat yang datar atau cembung, bentuk tepian halus atau
tidak tumbuh. Antibakteri mengandung zat bergelombang dan bentuk sel berantai, oval
yang dapat mengganggu pertumbuhan atau atau bulat.
membunuh bakteri dengan mengganggu
proses metabolisme dari bakteri Hasil Penentuan Etanol Secara Kuantitatif
(Didjoseputro, 1980). Penambahan Pada uji kuantitatif sebelum pengujian
antibakteri tidak terlalu berpengaruh pada terhadap isolat, dilakukan terlebih dahulu
isolat-isolat yang telah diisolasi. Hal ini pembuatan grafik standar yang terdiri dari
dikarenakan pada produksi arak bali, sebelum penambahan aquades + reagen kalium
proses fermentasi ditambahkan lau yang dikromat 3M, alkohol 20% + reagen kalium
mungkin bertindak sebagai antimikroba. dikromat 3M, media PYG cair dengan
Lau terdiri dari dua jenis bahan baku yang antibakteri yang mengandung alkohol 20% +
berbeda yaitu dari kulit pohon bayur reagen kalium dikromat 3M. Alkohol
(Pterospermum javanicum) dan serabut ditambahkan dengan reagen kalium dikromat
kelapa. Menurut Camporese (2003) ekstrak terjadi perubahan warna dari campuran dari
heksan kulit batang bayur dapat menurunkan orange menjadi biru kehijauan (Hyun-Beom
laju pertumbuhan bakteri Escherchia coli, et al., 2009). Grafik standar disajikan pada

320
Simbolon, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

gambar 2. Meskipun volume dari reagen kalium


Pada grafik dapat dilihat bahwa reagen dikromat atau media mengandung alkohol
kalium dikromat memiliki satu peak di divariasikan, tetapi posisi panjang
panjang gelombang 450 nm (garis biru putus- gelombangnya pada daerah yang sama yaitu
putus). Ketika regen kalium dikromat 560−600 nm. Nilai peaknya berubah, tetapi
direaksikan dengan alkohol 20% terbentuk panjang gelombangnya tidak berubah. Ketika
dua peak baru di panjang gelombang 420 dan reagen kalium dikromat kehabisan alkohol
580 nm (garis hitam putus-putus). Kemudian untuk dioksidasi maka nilai peak tidak naik
pengujian juga dilakukan pada media lagi. Hal ini terjadi ketika perbandingan
mengandung alkohol 20% direaksikan media mengandung alkohol dan reagen
dengan kalium dikromat mengasilkan satu kalium dikromat 1:4.
peak di posisi yang sama ketika regen kalium
dikromat direaksikan dengan alkohol 20%.

Gambar 2. Grafik hasil scanning standar dengan konsentrasi alkohol pada media
sebesar 20%
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa ini sesuai dengan penelitian Horria et al.
perbandingan 1:1 antara media yang (2014) untuk mengetahui nilai absorbansi
mengandung alkohol + reagen kalium dari alkohol dengan reagen kalium dikromat
dikromat (garis merah) memiliki peak yang dibaca pada panjang gelombang 520−610
hampir sama reaksi antara alkohol + reagen nm.
kalium dikromat (garis hitam) dengan Pada grafik di dibawah dapat dilihat grafik
perbandingan 1:1. Berdasarkan grafik di atas, hasil scanning dari kelompok isolat dengan
untuk perbandingan pada uji kuantitatif produksi gas banyak, IS 285 memiliki peak
isolat, perbandingan volume antara tertinggi pada panjang gelombang 573 nm
supernatant hasil fermentasi isolat dan reagen dengan nilai absorbansi 0,184. Setelah semua
kalium dikromat adalah 1:1. Hal ini didukung isolat diuji dengan reagen kalium dikromat
juga dengan penelitian Lou dan Zhi (2002) maka diperoleh sembilan isolat potensial
perbandingan antara reagen kalium dikromat berdasarkan peak tertinggi. Isolat dengan
dengan substrat yang akan diuji adalah 1:1. peak tertinggi disajikan pada tabel berikut ini.
Grafik diatas juga menunjukkan bahwa Isolat potensial dari kelompok gas banyak
pembacaan peak tertinggi dapat dilakukan diperolah sebanyak lima isolat, pada
pada panjang gelombang 560−600 nm. Hal kelompak gas sedang diperoleh dua isolat dan

321
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Isolasi dan Karakterisasi Khamir Potensial...

dari kelompok dengan gas sangat sedikit digunakan pada saat inkubasi dapat
diperoleh dua isolat potensial. Hasil uji mempengaruhi reaksi oksidasi kalium
kuantifikasi ini tidak linier dengan hasil dikromat, sehingga akan mempengaruhi hasil
produksi gas sebelumnya. IS 274 dengan pembacaan scanning dari isolat. Menurut
absorbasi tertinggi berasal dari kelompok Koshy et al. (2014), metode oksidasi ini
produksi gas sedang. Menurut Hyun-Beom et menjadi metode awal untuk kuantifikasi
al. (2009) komposisi dari media yang etanol.

Gambar 3. Grafik hasil scanning isolat kelompok produksi gas banyak (panjang
gelombang-absorbansi-kode isolat)
Tabel 1. Panjang gelombang dengan absorbansi maksimum pada penentuan
etanol secara kuantitatif untuk 9 isolat khamir potensial.

Karakterisasi Isolat Khamir Potensial mengetahui jumlah starter yang di


Produksi Etanol Untuk Isolat Khamir inokulasikan. Jumlah starter yang tidak sama
Potensial mempengaruhi proses fermentasi dan etanol
Untuk mengetahui total etanol yang dapat yang diproduksi. Menurut Gunam et al.
dihasilkan maka dilakukan fermentasi media (2018) jumlah starter dapat mempengaruhi
PYG cair dengan kadar glukosa 20% selama produksi etanol, apabila konsetrasi gula
10 hari pada suhu ruang dengan nilai OD660 ± terlalu tinggi akan tetapi starter yang
5. Nilai OD ini menjadi indikator untuk dimasukkan sedikit, maka total etanol yang

322
Simbolon, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

dihasilkan tidak optimal. Hal ini dikarenakan tinggi dari total etanol dari kontrol yang
gula dapat menghambat laju pertumbuhan menggunakan dry yeast Alcotec yaitu 60,73
dari starter tersebut. Total etanol yang mL. Penurunan total padatan terlarut atau
diperoleh dari hasil destilasi disajikan pada persentase glukosa yang dikonsumsi khamir
tabel 2. pada fermentasi IS 285 juga cukup tinggi
Total etanol tertinggi dihasilkan dari isolat dibandingkan dengan isolat lain yaitu dari
dengan kode IS 258 yaitu sebanyak 86,85 18,93% brix menjadi 6,53% brix mengalami
mL. Total etanol dari isolat IS 285 juga lebih penurununan sebesar 12,4% brix.
Tabel 2. Produksi etanol dari 9 isolat khamir potensial

Keterangan: Isolat hasil screening dan dry yeast Alcotec di scale up dengan yang perlakuan sama
Menurut Winarno et al. (1990) total isolat khamir potensial dilakukan dengan dua
padatan terlarut adalah persentasi jumlah gula cara yaitu secara makroskopis dan
pereduksi yang terkandung pada suatu media mikroskopis. Secara makroskopis, koloni IS
atau bahan. Terjadinya penurunan total 258 memiliki bentuk bulat, dengan tepian
padatan terlarut sebelum fermentasi dan rata, dan sudut elevasi koloni cembung
sesudah fermentasi disebabkan karena gula seperti tetesan air. Hasil ini mirip dengan
yang terkandung pada media fermentasi identifikasi Lasmi (2016) tentang khamir
diubah oleh enzim yang dihasilkan khamir memiliki ciri koloni dengan bentuk bulat,
menjadi alkohol (Sartika, 2010). Menurut tepian rata, dan elevasi yang rata. Secara
penelitian Reed et al. (1991) dalam Yuda makroskopis dan mikroskopis dapat dilihat
(2018) penurunan total padatan terlarut akan pada gambar berikut ini.
terjadi pada saat proses fermentasi. Semakin Ukuran dari sel hasil uji mikroskopis
sedikit total padatan terlarut maka semakin diperkirakan 3−5µm, berbentuk oval, dan
banyak juga etanol yang diproduksi. tidak memiliki hifa. Menurut Nurhariyati et
Penurunan total padatan terlarut dan hasil al. (2004) dalam penelitiannya,
produksi gas linier dengan total etanol yang Saccharomyces mempunyai karakteristik sel
diperoleh. dengan bentuk bulat, oval pendek dan oval,
pertunasan multilateral, ukuran sel [(2,5−5) x
Morfologi Isolat Khamir Potensial (3,5−5) − [(3−6) x (5−7,5)] µm, pseudohifa
Identifikasi morfologi IS 258 sebagai dan hifa sejati tidak ada. Menurut Rafiqah

323
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Isolasi dan Karakterisasi Khamir Potensial...

(2010) dalam Jumiyati et al. (2012) tidak memiliki ballistopora. Berdasarkan


Saccharomyces memiliki ciri seperti bentuk kemiripan morfologi koloni dan sel, dapat
sel tidak ogival, asci tidak mudah pecah, diperkirakan isolat IS 258 adalah khamir
memiliki askospora berbentuk bulat-oval dan genus Saccharomyces sp.

(a) (b)
Gambar 4. (a) Morfologi makroskopis (b) morfologi mikroskopis
perbesaran 1000x

KESIMPULAN spesies dari khamir potensial penghasil


bioetanol. Selain itu, perlu juga dilakukan
Kesimpulan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pH,
Berdasarkan penelitian yang telah suhu, dan jumlah starter optimum untuk
dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai produksi bioetanol yang lebih optimal
berikut : mengunakan IS 258.
Isolat yang telah diisolasi dari indsutri
arak merupakan isolat penghasil etanol DAFTAR PUSTAKA
dengan kemampuan memproduksi etanol
yang berbeda-beda dan diperoleh satu isolat Camporese, A., Balick, M.J., F., Arvigo, R.,
yang paling potensial. Isolat IS 258 menjadi Esposito, R.G., Marsellino, N., De
isolat paling potensial dalam memproduksi Simone, F. Tubaro, A. 2003. Screening of
etanol yaitu 86.85 mL setelah fermentasi 10 anti-bacterial of medicinal plants from
hari. Isolat IS 258 merupakan isolat diisolasi Belize (Central America).
dari sampel bayur yang diambil dari proses Ethnopharmacologi. 87: 103-107.
fermentasi nira. Berdasarkan identifikasi Dalimunthe, A., dan M. Nainggolan. 2006.
morfologi koloni dan morfologi sel yang Pengujian Ekstrak Etanol Serabut Kelapa
memiliki banyak kemiripan dengan (Cocos Nucifera Linn) Terhadap Bakteri
penelitian-penelitian sebelumnya, dapat Echerichia coli dan Shigella dysentriae.
diperkirakan isolat IS 258 adalah khamir Jurnal Komunikasi Penelitian. 18(3):40-
genus Saccharomyces sp. 43.
Saran Datar, R. P., R. M. Shenkman, B. G. Cateni,
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat R. L. Huhnke, R. S. Lewis. 2004.
disarankan perlu dilakukan identifikasi Fermentation of Biomass Generated
sekuensing DNA IS 258 untuk mengetahui Producer Gas to Ethanol. Biotechnology

324
Simbolon, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

and Bioengineering. 86 (5):587–594. Lignocellulosic & Household Wastes.


International Journal of Life Sciences
Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar fisiologi
Research. 2 (4): 130-145.
tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Lasmi, Y., S. Wiyono, dan I. O. Sumarrauw.
Hambali, E., S. Mujdalifah, A. H. Tambunan,
2013. Khamir Antagonis untuk
A. W. Pattiwiri, dan R. Hendroko. 2007.
Pengendalian Penyakit Antraknosa pada
Teknologi bioenergi. Agro Media
Buah Avokad Selama Penyimpanan.
Pustaka, Jakarta.
Jurnal Fitopatologi Indonesia. 9(5): 153-
Hidayat, A. S. 2005. Konsumsi BBM dan 159.
peluang pengembangan energi alternatif.
Lou, Ji-Doung, and Zhi-Nan Xu. 2002.
Inovasi. 5(12): 11-17.
Selective Solvent-Free Oxidation of
Horria A, Mohamed, Pakinaz Y. Khashaba, Alkohols with Potassium Dichromate.
Reem Y. Shahim. 2014. Tetrahedron Letters. 43 (2002):
Spectrophotometric Determination of 8843−8844.
Some Angiotensin Converting Enzyme
Muku, I. D. M. K., dan I. G. K. Sukadana.
Inhibitors by Potassium Dichromate and
2009. Pengaruh Rasio Kompresi Terhadap
Potassium Permanganate in Tabelt Dosage
Unjuk Kerja Mesin Empat Langkah
Form. Asian Journal of Biomedical and
Menggunakan Arak Bali Sebagai Bahan
Pharmaceutical Sciences. 04 (39): 16-24.
Bakar, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin,
Hyun-Beom, S., K. Hyun-Joo, L. Oh-Kyu, H. Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Ji-Hye, L. Hyeon-Yong, J. Kyung-Hwan. Udayana.
2009. Measurement of Ethanol
Mulyani, A., dan I. Las. 2008. Potensi sumber
Concentration Using Solvent Extraction
daya lahan dan optimalisasi
and Dichromate Oxidation and Its
pengembangan komoditas penghasil
Application to Bioethanol Production
bioenergi di Indonesia. Jurnal litbang
Process. J Ind Microbiol Biotechnol. 36:
pertanian. 27(1): 31-41.
285−292.
Nisa, W. W. 2014. Produksi bioetanol dari
Jumiyati, S. H. Bintari, I. Mubarok. 2012.
onggok (limbah padat Tapioka) dengan
Isolasi dan Identifikasi Khamir Secara
proses sakarifikasi dan fermentasi
Morfologi di Tanah Kebun Wisata
serentak menggunakan khamir hasil isolat
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
dari tetes Tebu. Skripsi. Fakultas Sains
Biosaintifika. 4(1): 27-35.
dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Kholiq, I. 2015. Pemanfaatan energi alternatif Maulan Malik Ibrahim, Malang.
sebagai sumber energi terbarukan untuk
Nurhariyati T, Ni’matuzahroh & Surtiningsih
mendukung subsitusi BBM. Jurnal
T. 2004. Keanekaragaman khamir
IPTEK. 19: 75−91.
pendegradasi minyak hasil isolasi dari
Komarayati, S., I. Winarni, and Djarwanto. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Berk.
2011. Bioethanol production from Sago Penelitian Hayati 9: 87-91.
(Metroxylon spp.) core by using enzyms.
Pelczar, M. J., and E. S. C. Chan. 1998.
Jurnal penelitian hasil hutan. 29(1): 20-32.
Dasar-dasar mikrobiologi. UI-Press,
Koshy, B. E., F. K. Pandey, and T. Bhatnagar. Jakarta.
2014. Quantitative Estimation of
Bioethanol Produced from Perlaviciute, G., and L. Steg. 2015. The
influence of values on evaluations of

325
Vol. 6, No.4, Desember 2018. Isolasi dan Karakterisasi Khamir Potensial...

energy alternatives. Renewable Energy an sebagai bahan bakar pada mesin empat
international journal. 77: 259-267. langkah dengan rasio kompresi bervariasi.
Jurnal teknik mesin Untirta. 2(1): 1-8.
Reid, K.A., Jager, A.K., Light, M.E.,
Mulholland, D.A., Van Staden, J. 2005. Sumerta, I. N., and A. Kanti. 2016. Diversity
Phytochemical and pharmalogical of ethanol producing yeasts isolatd from
screening of Sterculiaceae spesies and fermented foods in Riau islands. Jurnal
isolation of antibacterial compounds. Biologi Indonesia. 13(1): 61-69.
Ethnopharmacologi. 97: 285-29. Tarigan, J. 1988. Pengantar mikrobiologi.
Richana, N. 2011. Bioetanol: bahan baku, Depdikbud Pendidikan tinggi proyek
teknologi, produksi dan pengendalian pengembangan Lembaga Pendidikan,
mutu. Nuansa, Bandung. Jakarta.
Sari, D. A., dan Hadiyanto. 2013. Proses Thakur, K., S. Kalia, N. Sharma, and D.
produksi bioenergi berbasiskan Pathania. 2015. Laccase-mediated
bioteknologi. Jurnal apliksi teknologi biografting of p-coumaric acid for
pangan. 2(3): 108-113. development ofantibacterial and
hydrophobic properties in coconut fibers.
Sartika, R. (2010). Pengaruh Suhu dan
Journal of Molecular Catalisis B:
Kelembaban Udara Terhadap Shelf-Life
Enzymatic. 122: 289-295.
Dan Karakteristik Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) Selama Wikipedia. 2018. Streptomycin.
Pemyimpanan. Bogor: Fakultas Pertanian. https://en.wikipedia.org/wiki/Streptomyci
IPB. n. Diakses tanggal: 21 Agustus 2018.
Senam. 2009. Prospek bioetanol sebagai Winarno, F. G., S. Fardiaz, dan D. Fardaiz.
bahan bakar yang terbarukan dan ramah 1990. Pengantar Teknologi Pangan. PT.
lingkungan. Jurusan Pendidikan Kimia. Gramedia, Jakarta.
Fakultas FMIPA. Universitas Negeri Yuda, I G.Y.W. 2018. Pengaruh pH Awal
Yogyakarta. Media dan Konsentrasi Substrat pada
Suharto, I. 2017. Bioteknologi dalam bahan Proses Fermentasi Terhadap Produksi
bakar nonfosil. Penerbit Andi, Bioetanol dari Tepung Biji Kluwih dengan
Yogyakarta. menggunakan Saccharomyces cerevisiae.
Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Fakultas
Sukadana, I. G. K., dan I. G. N. P. Tenaya.
Teknologi Pertanian Universitas Udayana.
2016. Pengaruh penggunaan arak bali

326

You might also like