Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PERBEDAAN KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI SECTIO CAESAR PADA

PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXONE DAN CEFAZOLINE

Dwita Erca Cintika1, Kusuma Andriana2, Rahayu Gunardjo3

1
FakultasiKedokteran, UniversitasiMuhammadiyahiMalang
2
Dosenipengajar, UniversitasiMuhammadiyahiMalang
3
Dosenipengajar, UniversitasiMuhammadiyahiMalang
Jl. iBendunganiSutamiiNo. i188A, Malang, 65145
ercadwita@gmail.com

iSummaryi
Background : The incidence of cesarean section is increasing every year. Infection is one of the
complications of a caesarean section. Many factors can increase infection after a caesarean
section. In cesarean section procedures, the use of prophylactic antibiotics is highly
recommended to reduce morbidity. Ceftriaxone and Cefazoline had proven to be effective as
prophylactic antibiotics in caesarean section.
Aim : To determine the difference in the incidence of caesarean section wound infections in the
use of Ceftriaxone and Cefazoline as prophylactic antibiotics.
Method : Literature searches were done on publications from the PubMed and Google Scholar
databases by using keywords: "ceftriaxone", "cefazoline", "caesarean section", "prophylaxis",
"infection", as well as variations in Indonesian and English. The search process is limited to
articles published in Sinta accredited national journals or reputable international journals,
published no later than 2017, and written in Indonesian or English.
Results : The results of the search were 6 journals that studied the incidence of caesarean
section wounds in the use of Ceftriaxone and Cefazoline as prophylactic antibiotics.
Conclusion : There were no studies that directly compare cefazolin and ceftriaxone in
preventing the occurrence of SC surgical site infections so it is uncertain how the difference in
the incidence of SC surgery site infection in the use of ceftriaxone and cefazoline as
prophylactic antibiotics because each of these antibiotics has proven effective in various studies
Keywords: Cefazolin, Ceftriaxone, Sectio Caesar, Prophylactic antibiotic, Infection

PENDAHULUAN
Angka kejadian bedah caesar semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan WHO,
standar pembedahan caesar di sebuah negara adalah 5–10% per kelahiran di dunia. Peningkatan
persalinan dengan prosedur caesar terjadi pada kisaran tahun 2007–2008 dengan 110.000 per
kelahiran di Asia termasuk di Indonesia. Sekitar 90% morbiditas pascaoperasi disebabkan oleh
infeksi luka operasi 1
Infeksi merupakan salah satu komplikasi dari prosedur pembedahan caesar.
Ditemukan sekitar 14 – 16% pasien didunia yang terkena infeksi luka operasi pasca
pembedahan caesar 2. Sekitar 90% morbiditas pascaoperasi disebabkan oleh infeksi luka
operasi 1

1
Pemberian antibiotik profilaksis dalam praktik klinik sangat bermanfaat. Dalam
prosedur pembedahan caesar, penggunaan antibiotik rofilaksis sangat direkomendasikan untuk
mengurangi angka morbiditas. Tidak digunakannya antibiotik profilaksis, dapat meningkatkan
kejadian endometritis postpartum sebanyak 30–45% 3
Ceftriaxone dan Cefazoline merupakan obat dari golongan Cefalosporin yang berbeda
generasi. Ceftriaxone merupakan generasi ketiga dari Cefalosporin golongan ketiga dengan
spectrum yang luas4. Sedangkan Cefazoline termasuk Cefalosporin golongan pertama dengan
daya bunuh terhadap bakteri khususnya bakteri gram positif pada saat SC dan penetrasi yang
tinggi dijaringan5. Pada penelitian sebelumnya oleh Mugisa et al. (2018), Ceftriaxone terbukti
efektif sebagai antibiotik profilaksis sectio caesarea (SC). Di Indonesia sendiri, beberapa rumah
sakit dalam praktik pembedahan SC menggunakan antibiotik profilaksis Ceftriaxone seperti
salah satu RS di Tanggerang dengan alasan ceftriaxone terbukti secara empiris terhadap pasien
bedah SC yang ditangani6. Sedangkan Cefazoline yang juga rekomendasi dari WHO juga efektif
mengurangi risiko infeksi luka operasi pada operasi SC7.
Berdasarkan beberapa informasi di atas, maka peneliti ingin melakukan kajian pustaka
untuk mengetahui perbedaan kejadian infeksi luka operasi SC pada pemakaian Ceftriaxone dan
Cefazoline.

METODE
Penelusuran pustaka pada publikasi dari database PubMed dan Google Scholar dengan
menggunakan kata kunci: “ceftriaxone”, “cefazoline”, “sectio caesar”, “profilaksis”, “infeksi”,
serta variasinya dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Proses pencarian dibatasi
pada artikel terpublikasi pada jurnal nasional terakreditasi Sinta atau jurnal internasional
bereputasi baik, diterbitkan paling lama tahun 2017, dan berbahasa Indonesia atau Inggris.

PEMBAHASAN
Hasil pencarian menghasilkan 6 jurnal yang meneliti tentang kejadian infeksi luka
operasi SC pada penggunaan Ceftriaxone dan Cefazoline sebagai antibiotik profilaksis dan
dirangkum dalam table sebagi berikut

Tabel Kejadian Infeksi Luka Operasi SC pada Pemakaian


Ceftriaxone dan Cefazoline
Kejadian
Jenis Obat & Jumlah
Waktu Pemberian Infeksi luka
Dosis Sampel
operasi
Ceftriaxone, 30 menit sebelum insisi 110 3 (2,72%)
10
1 gram
9
Ceftriaxone, Maksimal 60 menit sebelum insisi atau setelah 911 1 (0,1%)
2 gram penjepitan tali pusat, ditambah dengan 1 kali
pemberian pasca operasi
Ceftriaxone, 1- 2 jam sebelum insisi 43 0 (0%)
19
1gram
Cefazolin, 2 Kelompok I: Cefazolin 2 gram pada 30 menit Kelompok Kelompok I:
gram atau 2 sebelum insisi I: 23 0 (0%)
gram Kelompok II: Cefazolin 2 gram pada 30 menit Kelompok Kelompok

2
ditambah 1 sebelum insisi dan 1 gram pada delapan jam II: 23 II: 0 (0%)
7
gram setelah dosis awal
Cefazolin, 2 Maksimal 60 menit sebelum insisi 6163 145 (2,4%)
16
gram
(ditingkatkan
menjadi 3
gram pada
pasien
dengan
IMT>40)
Cefazolin, 2 Maksimal 60 menit sebelum insisi 861 124 (14,4%)
15
gram atau 1
gram, dosis
tunggal atau
multiple

Semua penelitian ini menggunakan kriteria diagnosis infeksi luka operasi yang sama
yaitu kriteria dari CDC dimana infeksi luka operasi dibagi menjadi 2 yaitu infeksi luka operasi
superfisial dan infeksi luka operasi dalam dengan waktu pemberian antibiotik profilaksis 30 -60
menit sebelum tindakan. Dalam penelitian ini, pasien dipantau mengenai kondisi tempat insisi
dilakukan dalam jangka waktu 3 hari pasca operasi SC saat opname dirumah sakit sampai 30
hari pasca operasi. Antibiotik profilaksis ini dikatakan efektif apabila data yang didapatkan
adalah p > 0,005.
Kajian pustaka ini memfokuskan hanya pada kejadian infeksi luka operasi SC pada
kedua kelompok pengguna antibiotik Cefazoline atau Ceftriaxone, dan menilai ada tidaknya
perbedaan kejadian infeksi luka operasi di antara keduanya. Tidak ditemukan penelitian yang
membandingkan langsung antara Ceftriaxone dan Cefazoline dalam hal kejadian infeksi luka
operasi. Hal ini kemungkinan karena kedua obat adalah dari golongan yang sama yaitu
Cefalosporin. Penggunaan Cefalosporin generasi I dan generasi II dianjurkan untuk profilaksis
bedah sedangkan Cefalosporin generasi III dan generasi IV tidak dianjurkan untuk profilaksis
bedah, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sefalosporin generasi I atau II
(misalnya cefazolin) sama efektifnya dengan sefalosporin generasi III (misalnya ceftriaxone)
untuk profilaksis preoperatif pada pasien yang menerima pembedahan obstetrik dan ginekologi,
saluran empedu, kardiovaskular, atau ortopedik 8
Penggunaan ceftriaxone sebagai antibiotik profilaksis efektif untuk mencegah
terjadinya infeksi luka operasi SC 9,10. Ceftriaxone sebagai antibiotik golongan sefalosporin
generasi ketiga merupakan antibiotik yang mempunyai daya kerja spektrum luas yang efektif
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, antara lain Escherichia coli, Klebsiela, S.
Aureus, dan Proteus. Antibiotik ini sering digunakan sebagai antibiotik profilaksis karena
spektrum kerjanya yang cukup luas dan memiliki efikasi tinggi 11. Penggunaan ceftriaxone
menjadi pilihan utama sesuai dengan buku PPAB (Pedoman Penggunaan Antibiotik) di RS "X"
di Tanggerang yang merekomendasikan ceftriaxone sebagai pilihan utama antibiotik profilaksis
dalam prosedur SC karena terbukti secara empiris dapat menurunkan risiko kejadian infeksi
luka operasi 6. Salah satu rumah sakit di daerah Pekalongan yaitu RSUD Kraton Pekalongan
juga menggunakan antibiotik ceftriaxone dengan alasan spectrum yang lebih luas dan waktu
paruh yang lebih lama disbanding antibiotik cephalosporin golongan yang lain 12.

3
Infeksi luka operasi merupakan infeksi yang paling umum pada pasien yang menjalani
tindakan pembedahan SC dan sering disebabkan oleh beberapa patogen oportunis, yaitu S.
aureus, E. coli, K. pneumoniae dan Pseudomonas aeruginosa 13 . The American College of
Obstetricians and Gynaecologists (ACOG) merekomendasikan secara khusus penggunaan dosis
tunggal antibiotik sefalosporin generasi pertama yang memiliki spektrum yang luas, yaitu
cefazolin sebagai regimen terapi profilaksis untuk SC secara elektif ataupun emergensi 14.
Penggunaan cefazolin sebagai profilaksis efektif untuk mencegah terjadinya infeksi luka operasi
SC dimana dikatakan efektif apabila data yang didapatkan p < 0,005 7,15,16..
Tidak ditemukan perbedaan kejadian infeksi pada pasien yang mendapatkan cefazolin
dosis tunggal maupun cefazolin dosis multipel. Pemberian dosis tunggal sudah tepat untuk
dijadikan protokol dalam prosedur SC terkait efikasi dan efisiensinya 7. The American Society of
Health-System Pharmacists merekomendasikan penggunaan Cefazolin intravena 2g untuk
pasien dengan berat badan kurang dari 120 kg dan 3g untuk pasien dengan berat badan lebih
dari 120 kg sebagai antibiotik profilaksis untuk mencegah kejadian infeksi luka operasi 17.
Waktu pemberian antibiotik profilaksis yang direkomendasikan oleh WHO adalah 15-
60 menit sebelum dimulainya prosedur SC untuk mencapai kadar antibiotik yang cukup pada
saat prosedur dilakukan18. Penggunaan antibiotik profilaksis SC sebelum insisi kulit tidak
berpengaruh pada kesehatan janin 14.

KESIMPULAN
Tidak ada penelitian yang membandingkan langsung cefazolin dan ceftriaxone dalam
mencegah terjadinya infeksi luka operasi SC sehingga belum dapat dipastikan bagaimana
perbedaan kejadian infeksi luka operasi SC pada penggunaan ceftriaxone dan cefazoline sebagai
antibiotik profilaksis namun dalam penelitian terpisah, Ceftriaxone dan Cefazoline terbukti
efektif digunakan sebagai antibiotik profilaksis pada SC.

DAFTAR ISI
1. Afroz, S., & Rashid, M. (2019). Study on Risk Factors and Microorganisms for Surgical
Site Infection following Caesarean Section among 100 Patients in a Tertiary Hospital in
Bangladesh. Journal of Enam Medical College, 9(2), 90–96.
2. Adane, F., Mulu, A., Seyoum, G., Gebrie, A., & Lake, A. (2019). Prevalence and root
causes of surgical site infection among women undergoing caesarean section in Ethiopia: A
systematic review and meta-analysis. Patient Safety in Surgery, 13(1), 1–10.
3. Unbound Medicine. (2018). Endometritis and Other Postpartum Infections. Retrieved
October 16, 2018, from https://www.unboundmedicine.com/5minute/view/5-Minute-
Clinical-Consult/116969/all/Endometritis_and_Other_Postpartum_Infections
4. Kamfose, M. M., Muriithi, F. G., Knight, T., Lasserson, D., Hayward, G. 2020.
Intravenous Ceftriaxone Versus Multiple Dosing Regimes of Intravenous Anti-
Staphylococcal Antibiotics for Methicillin-Susceptible Staphylococcus aureus (MSSA): A
Systematic Review. Antibitotic Journal 2020, 9(2), 39
5. Muzayyanah, B., Yulistiani, Y., Hasmono, D., & Wisudani, N. (2018). Analysis of
Prophylactic Antibiotics Usage in Caesarean Section Delivery. Folia Medica Indonesiana,
54(3), 161.
6. Rusdiana, N., Safitri, M., Resti, A. (2017). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis
Bedah Sesar Terencana di Rumah Sakit Ibu dan Anak "X" di Tanggerang. Social Clinical

4
Pharmacy Indonesia Journal , 1(1).
7. Purbadi, S., & Fadli, M. (2017). Single vs Multiple Dose of Cefazolin Prophylaxis in
Elective Cesarean Section. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, 5(1), 60–65.
8. Karminingtyas, S. R., Oktianti, D., & Furdiyanti, N. H. (2018). Keefektifan Penggunaan
Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea). Cendekia Journal of
Pharmacy, 2(1), 22–31.
9. Assawapalanggool, S., Kasatpibal, N., Sirichotiyakul, S., Arora, R., Suntornlimsiri, W., &
Apisarnthanarak, A. (2018). The efficacy of ampicillin compared with ceftriaxone on
preventing cesarean surgical site infections: An observational prospective cohort study.
Antimicrobial Resistance and Infection Control, 7(13), 1–8. Retrieved from
https://aricjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13756-018-0304-6
10. Kumari, R., Sharma, A., Sheetal, P., & Anupriya, R. (2017). To study the effectiveness of
prophylactic use of ceftriaxone (single dose) in caesarean section in low risk patients in a
tertiary care center, Moradabad, India. International Journal of Research in Medical
Sciences, 5(12), 5278–5282. Retrieved from
https://www.msjonline.org/index.php/ijrms/article/view/3985/3553
11. Kawakita, T., & Landy, H. J. (2017). Surgical site infections after cesarean delivery:
epidemiology, prevention and treatment. Maternal Health, Neonatology and Perinatology,
3(1), 1–9.
12. Muthoharoh, A., Agustin, N.W., Diana, N., (2018). Pola Penggunaan dan Evaluasi
Kualitatif Antibiotika Profilaksis Bedah Caesar di RSUD Kraton Pekalongan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 11 (2), 405 - 410
13. Alfouzan, W., Al Fadhli, M., Abdo, N., Alali, W., & Dhar, R. (2019). Surgical site
infection following cesarean section in a general hospital in Kuwait: trends and risk factors.
Epidemiology and infection, 147(e287), 1–5.
14. Hardiyanti, R. (2020). Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Sectio Caesarea.
Jurnal Stikes Siti Hajar, 2(1), 96–105.
15. Jalil, M. H. A., Abu Hammour, K., Alsous, M., Awad, W., Hadadden, R., Bakri, F., &
Fram, K. (2017). Surgical site infections following caesarean operations at a Jordanian
teaching hospital: Frequency and implicated factors. Scientific Reports, 7(12210), 1–9.
Retrieved from https://www.nature.com/articles/s41598-017-12431-2.pdf
16. Kawakita, T., Huang, C. C., & Landy, H. J. (2018). Choice of prophylactic antibiotics and
surgical site infections after cesarean delivery. Obstetrics and Gynecology, 132(4), 948–
955. Retrieved from
https://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2018/10000/Choice_of_Prophylactic_Antib
iotics_and_Surgical.21.aspx
17. Zejnullahu, V. A., Zejnullahu, V. A., Isjanovska, R., & Sejfija, Z. (2019). Surgical site
infections after cesarean sections at the University Clinical Center of Kosovo: Rates,
microbiological profile and risk factors. BMC Infectious Diseases, 19(1), 1–9.
18. WHO. 2017. Managing complications in pregnancy and childbirth, a guide for midwives
and doctors.
https://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/ managing-complications-
pregnancy-childbirth/en/
19. Husnawati, Fitra Wandasari. (2017). Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien
Bedah Caesar (Sectio Caesarea) di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) Tahun
2014. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau

5
6

You might also like