Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

IMPLEMENTASI TAX AMNESTY , SUNSET POLICY, SANKSI PAJAK,

SISTEM ADMINISTRASI MODERN (BERBASIS ONLINE) DAN


PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
(KPP) PRATAMA BINJAI

Drs. Arifin Lubis, MM., Ak.


Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU Medan
Elsa Fransiska Br. Situmorang
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
USU Medan
E-mail: Elsafransiska98@gmail.com

ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF TAX AMNESTY, SUNSET POLICY, TAX SANCTION,
MODERN ADMINISTRATION SYSTEM (ONLINE BASED) AND TAX
SERVICES TO TAXPAYER COMPLIANCE IN THE OFFICE TAX SERVICE
(KPP) PRATAMA BINJAI

This study aims to analyze the effect of implementing tax amnesty, sunset
policy, modern administration system tax sanctions (online based) and tax service
simultaneously and partially on taxpayer compliance. This type of research is a
quantitative research where the research location is carried out in Binjai City. Data
collection is carried out using a questionnaire distributed to individual taxpayers
who are registered at KPP Pratama Binjai as many as 100 respondents. Sampling
was done using the Accidental Sampling method. Methods of data analysis using
descriptive statistics, data quality test, classical assumption test, multiple linear
regression test, hypothesis testing. The results of this study are the variable tax
amnesty, tax sanctions, modern administration systems (online based) and tax
services have a significant positive effect on taxpayer compliance. The sunset policy
variable does not have a significant effect on taxpayer compliance. tax amnesty,
sunset policy, modern administration system tax sanctions (online-based) and tax
services have a simultaneous effect on taxpayer compliance.

Keywords: Implementation of tax amnesty, sunset policy, tax sanctions, modern


administration systems (online based) and tax services on taxpayer compliance

ABSTRAK
IMPLEMENTASI TAX AMNESTY , SUNSET POLICY, SANKSI PAJAK,
SISTEM ADMINISTRASI MODERN (BERBASIS ONLINE) DAN
PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
(KPP) PRATAMA BINJAI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh implementasi tax


amnesty, sunset policy, sanksi pajak sistem administrasi modern (berbasis online) dan
pelayana pajak secara simultan dan parsial terhadap kepatuhan wajib pajak. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang lokasi penelitiannya dilakukan pada
Kota Binjai .Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Binjai
sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode Accidental Sampling. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif,
uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, uji hipotesis. Hasil dari
penelitian ini adalah variabel tax amnesty, sanksi pajak, sistem administrasi modern
(berbasis online) dan pelayanan pajak berpengaruh positif secara signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Variabel sunset policy tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. tax amnesty, sunset policy, sanksi pajak sistem
administrasi modern (berbasis online) dan pelayana pajak berpengaruh secara
simultan terhada kepatuhan wajib pajak.
Kata kunci : Implementasi tax amnesty , sunset policy, sanksi pajak, sistem
administrasi modern (berbasis online) dan pelayanan pajak
Terhadap kepatuhan wajib pajak

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan sebuah negara yang sedang berkembang dan memiliki


tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Namun dengan jumlah penduduk
yang sangat besar yaitu sekitar 269,6 juta jiwa ekonomi di Indonesia belum dapat
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Banyak pembangunan nasional yang masih
kurang maksimal dan perlu diperbaiki. Dalam rangka memakmurkan kehidupan
masyarakat Indonesia, maka pemerintah harus mampu meningkatkan pembangunan
nasional salah satunya adalah dengan cara meningkatkan penerimaan negara dalam
sektor perpajakan. Pemerintah dalam hal ini juga harus mampu membuat kebijakan-
kebijakan yang tepat dan sederhana agar masyarakat Indonesia dapat melaksanakan
kewajiban membayar pajaknya secara maksimal.

Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak tepat waktu akan mempengaruhi
tinggi rendahnya terhadap penerimaan pajak. Permasahalan yang sering terjadi
berkaitan dengan pungutan pajak ini yakni masih banyaknya masyarakat yang tidak
mau memenuhi kewajiban pajaknya, atau dengan kata lain masih banyaknya
tunggakan pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak untuk menunaikan kewajiban
pembayaran pajaknya di Indonesia masih cukup rendah.

Dalam Undang-Undang Nomor. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan


Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang
oleh orang pribadi/badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
bagi kemakmuran rakyat. Penerimaan negara dari sektor pajak menjadi sumber
utama dalam hal pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal
tersebut dapatkita lihat dari kontribusi penerimaan sektor pajak pada APBN periode
2016-2018 seperti disajikan pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1
Penerimaan Negara pada APBN 2016-2018
(dalam triliun rupiah)
Jenis Penerimaan 2016 2017 2018

Penerimaan Perpajakan 1.285,0 1.472,7 1.618,1

Penerimaan Negara Bukan Pajak 261,9 260,2 275,4


Hibah 8,2 3,2 1,2
Total Pendapatan Negara 1.555,1 1.736,1 1.894,7
Persentase Pajak/Total
82,6 % 84,8 % 85,4 %
Pendapatan Negara
Sumber : www.kemenkeu.go.id

Berdasarkan Tabel 1 kontribusi penerimaan pajak pada APBN rata-rata


lebih dari 80 persen, bahkan pada tahun 2018 kontribusi penerimaan pajak
mencapai 85,4 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerimaan pajak
merupakan penerimaan dalam negeri yang memiliki kontribusi cukup besar
dalam pembangunan nasional dan pembiayaan negara..

Faktor yang memengaruhi penerimaan pajak suatu negara diantaranya


adalah tingkat kepatuhan Wajib Pajak di negara tersebut. tingkat kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) pada lokasi penelitian di KPP Pratama
Binjai mengalami fluktuasi pada periode 2016-2018. Ketidakstabilan yang
terjadi pada tingkat kepatuhan WP OP menjadi alasan peneliti untuk melakukan
penelitian mengenai faktor apa saja yang memengaruhi kepatuhan WP OP pada
KPP Pratama Binjai. Berikut ini tingkat kepatuhan pelaporan SPT tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Binjai tahun 2016-2018 dapat dilihat pada
Tabel 1.2 berikut.

Tabel 2
Tingkat Kepatuhan WP OP di KPP Pratama Binjai
(2016-2018)
WP OP WP OP WP OP yang
Tahun % Kepatuhan
Terdaftar Efektif menyampaikan SPT
2016 126,419 71,668 40,675 57%
2017 137,349 49,006 39,715 81%
2018 146,771 57,748 36,464 63%
Sumber : KPP Pratama Binjai, 2020

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa persentase kepatuhan WP OP yang


berada di lingkungan KPP Pratama Binjai mengalami fluktuasi selama tahun 2016-
2018 meskipun terdapat peningkatan jumlah WP OP yang terdaftar. Persentase
kepatuhan WP OP pada tahun 2016 sebesar 57 % persen mengalami peningkatan
yaitu 81 % persen pada tahun 2017. Namun, pada tahun 2018 tingkat kepatuhan WP
OP mengalami penurunan yaitu 63 % persen, padahal jumlah WP OP efektif pada
tahun 2018 mengalami peningkatan. WP OP efektif mengalami peningkatan maka
potensi penerimaan pajak juga akan meningkat, karena WP OP efektif adalah Wajib
Pajak yang diwajibkan dalam membayarkan dan melaporkan pajaknya.

Untuk mengetahui gambaran lebih jelas mengenai apakah dengan


diberlakukannya kebijakan tax amnesty, sunset policy, layanan administrasi
perpajakan secara online dan pengenaan sanksi pajak serta pelayanan pegawai pajak
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga meningkatkan penerimaan
pajak. Dan berdasarkan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ngadiman dan Daniel
Huslin (2015), dengan judul penelitian Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty dan
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Studi Empiris Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan dengan hasil sunset policy
berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sedangkan tax amnesty dan sanksi pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. I Wayan dan Ni
Ketut (2017), Administrasi perpajakan Modern berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak. Asbar (2014), Tingkat Kepuasan Pelayanan berpengaruh
positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Untuk itu, penulis bermaksud untuk membuat sebuah tulisan dari hasil
penelitian yang dilakukan dan membandingkan dengan penelitian terdahulu dalam
bentuk skripsi dengan judul: “Implementasi Tax Amnesty, Sunset Policy, Sanksi
Pajak, Sistem Administrasi Modern (Berbasis Online) Dan Pelayanan Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Binjai”.

Tax Amnesty (Pengampunan Pajak) adalah penghapusan pajak yang seharusnya


terutang tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang
perpajakan,dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak. Dengan Tax Amnesty transaksi
ekonomi bawah tanah (underground economy) yang selama ini tidak terjangkau
aparat pajak akan masuk dalam sistem perpajakn sehingga menambah basis
perpajakan yang pada akhirnya meningkatkan penerimaan pajak pasca Tax Amnesty
Berdasarkan hasil penelitian Jacques (2009) menunjukkan bahwa Tax Amnesty secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.

H1 : Variabel Tax Amnesty berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pajak.

Pengaruh Sunset Pollicy terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Sunset Policy


merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi rendahnya minat
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan merupakan bagian dari
program intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, yaitu dengan program penghapusan
sanksi administrasi Pajak Penghasilan sebagai bentuk pemberian fasilitas perpajakan
yang diatur berdasarkan Pasal 37A UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pada dasarnya sunset policy bertujuan untuk
membantu pemerintah dalam hal penerimaan pajak agar terus meningkat dan
mendorong wajib pajak agar lebih jujur, patuh, dan konsisten dalam meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak di masa yang akan datang dan sukarela dalam melaksanakan
kewajiban pajaknya.

H2 : Variabel Sunset Policy berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pajak

Pengertian sanksi perpajakan menurut Mardiasmo (2011:59) “Sanksi


perpajakan merupakan jaminan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
(norma perpajakan) akan dituruti/dipatuhi,dengan kata lain sanksi perpajakan
merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma
perpajakan”. Sanksi adalah pagar pembatas yang nyata bagi pelaksanaan suatu
peraturan yang bermaterikan hak dan kewajiban. Sanksi merupakan wujud dari
pelanggaran atas hak suatu pihak atau tidak dipenuhinya kewajiban yang telah
ditentukan. Suatu peraturan dapat dikatakan ideal dalam segi keadilan bagi
masingmasing pihak jika ancaman sanksi yang ada mengikat seluruh pihak yang
berkepentingan. UU KUP juga telah menetapkan beragam sanksi yang mengikat tidak
hanya kepada wajib pajak atau penanggung pajak, tetapi juga mengikat aparat pajak
(fiskus) dan pihak ketiga yang terlibat semisal kuasa,pejabat selain pejabat pajak, dan
sebagainya

H3 : Variabel Sanksi Pajak berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pajak.

Sistem pelayanan yang dibuat secara online dibangun untuk meningkatkan


pelayanan kepada wajib pajak. Dengan tingkat penetrasi internet yang sudah semakin
tinggi dan terus meningkat di Indonesia diharapkan para wajib pajak dapat
memanfaatkan fasilitas tersebut,sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
Menghemat waktu karena tidak perlu lagi hadir secara fisik ke kantor pajak dan
menghemat biaya karena tidak memerlukan biaya transportasi serta pencetakan
formulir SPT. Dengan sistem pelayanan yang dibuat secara online dapat mengurangi
beban administrasi di kantor pajak. Dengan telah disampaikan secara online,petugas
pajak tidak perlu lagi melakukan input ulang data perpajakan yang ada dalam SPT.
Reformasi Perpajakan dilakukan bertahap. Tahap pertama dilakukan antara tahun
2002-2009. Pada periode tersebut DJP melakukan dua buah perubahan mendasar.
Yang pertama adalah Reformasi Administrasi yang meliputi restrukturisasi
organisasi, perbaikan proses bisnis, dan penyempurnaan sistem

H4 : Variabel Sistem Administrasi Modern (online) berpengaruh positif terhadap


tingkat kepatuhan pajak

Pelayanan adalah pemenuhan kebutuhan kepada tiap induvidu melalui


aktivitas orang lain. Pemerintah sebagaimana kita tahu telah membuat layanan-
layanan berupa kebijakan-kebijakan perpajakan yang bertujuan untuk mempermudah
dan mendorong penerimaan pajak. Untuk itu penting juga sentuhan langsung pegawai
atau pejabat pajak dalam memaksimalkan penerimaan pajak seperti memberikan
bimbingan, penyuluhan, dan penerangan kepada wajib pajak agar wajib pajak
mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan kewajiban
perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

H5 : Variabel Pelayanan Pajak berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pajak.

METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitaf yang menggunakan pendekatan


asosiatif klausal, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel pada penelitian ini yaitu Wajib Pajak
Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Binjai, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.

Teknik Penentuan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan
pengertian sampel dalam Sugiyono (2012:115-116) “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Populasi dalam
penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Binjai. Jumlah populasi dalam penelitian ini terdapat 57.748 wajib
pajak orang pribadi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accindental
sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan kemudahan dimana
peneliti akan melakukan penyebaran kuesioner sejumlah 100 kuesioner kepada wajib
pajak orang pribadi. Elemen populasi yang dipilih sebagi subjek sampel adalah tidak
terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang cepat,
mudah dan bersifat kooperatif. Hal ini dilakukan peneliti dengan pertimbangan efektif
dan efisien dalam pengambilan sampel yang berupa data primer.

Metode Pengambilan Data Penelitian ini Penulis memperoleh data yang


diperlukan dengan menggunakan cara sebagai berikut:

1. pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survey menggunakan


media angket (kuesioner). Sejumlah pertanyaan akan diajukan kepada
responden dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan
pendapat mereka. Untuk mengukur pendapat responden, digunakan skala
Likert lima angka yaitu mulai dari angka 5 untuk pendapat sangat setuju (SS)
dan angka 1 untuk pendapat sangat tidak setuju (STS). Perinciannya adalah
sebagai berikut.
a. Kategori Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Kategori Setuju diberi (S) skor 4

c. Kategori Netral (N) diberi skor 3

d. Kategori Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Kategori Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

2. tinjauan kepustakaan (library research), metode ini dilakukan dengan


mempelajari teori-teori dan konsep-konsep yang sehubungan dengan masalah
yang diteliti Penulis pada buku-buku, makalah, dan jurnal guna memperoleh
landasan teoretis yang memadai untuk melakukan pembahasan.

3. mengakses website dan situs-situs, metode ini digunakan untuk mencari


website maupun situs-situs yang menyediakan informasi sehubungan dengan
masalah dalam penelitian dan teori yang mendukung atas penelitian yang
dilakukan.

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,uji


regresi linear berganda,uji asumsi klasik, uji hipotesis.

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda.
Model ini digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab-akibat antara kedua
variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antar variabel independen, yaitu tax
amnesty (pengampunan pajak), sunset policy, sistem administrasi modern berbasis
online, dan sanksi pajak terhadap suatu variabel dependen ,yaitu tingkat kepatuhan
wajib pajak. Model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Y = a+ b1x1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5


Dimana :

Y = Kepatuhan wajib pajak

X1= Tax Amnesty

X2= Sunset Policy

X3= Sanksi pajak

X4= Sistem administrasi modern berbasis online

X5= Pelayanan Pajak

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman atas hasil penelitian ini,
akan dideskripsikan statistik dari masing-masing faktor yang menjadi variabel dalam
penelitian ini.
Tabel 3
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TA 100 17 30 23.14 2.689
SPY 100 13 23 19.53 1.778
SPK 100 17 28 24.01 2.254
SAM 100 14 24 20.45 1.623
PP 100 13 25 20.35 1.987
KWP 100 14 28 22.70 2.794
Valid N (listwise) 100
Berdasarkan Tabel diketahui bahwa nilai minimum dari variabel Tax Amnesty
adalah 17 dan nilai maksimum yang diperoleh adalah 30 nilai rata-rata pada variabel
Tax Amnesty sebesar 23,14 dan standar deviasinya adalah 2,689. Nilai minimum dari
variabel Sunset Policy adalah 13 dan nilai maksimum yang diperoleh adalah 23,nilai
rata-rata pada variabel Sunset Policy sebesar 19,53 dan standar deviasinya adalah
1,778. Nilai minimum dari variabel sanksi pajak adalah 17 dan nilai maksimum yang
diperoleh adalah 28 ,nilai rata-rata pada variabel sanksi pajak sebesar 24,01 dan
standar deviasinya adalah 2,254. Sementara nilai minimum dari variable Sistem
Administrasi Modern (berbasis Online) adalah 14 dan nilai maksimum yang
diperoleh adalah 24 ,nilai rata-rata pada variabel Sanksi Pajak sebesar 20,45 dan
standar deviasinya adalah 1,623. nilai minimum pada variabel Pelayanan Pajak
sebesar 13 dan nilai maksimumnya 25, untuk nilai rata ratanya sebesar 20,35 dan
dengan standar deviasi sebesar 1,987. Dan nilai minimum pada variabel Kepatuhan
Wajib pajak sebesar 14 dan nilai maksimumnya 28, untuk nilai rata ratanya sebesar
22,70 dan dengan standar deviasi sebesar 2,794.

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear
berganda dimana pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Secara umum, analisis
regresi biasanya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan
satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mngestimasi dan atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui.Model regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen
yang sudah diketahui besarnya.
Tabel 4
Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -2.462 4.725
TA .211 .094 .203
SPY -.070 .138 -.044
1
SPK .246 .116 .199
SAM .503 .156 .292
PP .267 .131 .190
a. Dependent Variable: KPWP

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh persamaan linear berganda sebagai berikut:


Y= - 2.462 + 0,211 X1 -0,070 X2+0,246 X3 + 0,503 X4 + 0,267 X5 + e

Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemapuan


model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 sampai dengan 1.
Tabel 5
Koefisien Determinasi Model Summary
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .549a .301 .264 2.397
a. Predictors: (Constant), PP, SPY, TA, SAM, SPK
b. Dependent Variable: KWP
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.15 besarnya adjusted R2 adalah 26,4% hal ini
berarti 26,4% variabel kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan dari ke tiga variabel
independen tax amnesty, sistem administrasi modern berbasis online dan sanksi
pajak. Sedangnkan sisanya sebesar 73,6% dijelaskan oleh faktor lainnya diluar model.
Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 2,397. Semakin kecil nilai SEE akan
membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah model yang digunakan dalam
penelitian ini layak atau tidak. Apabila hasil uji F menyatakan signifikansi F atau
probabilities value ≤ 0,05 model yang digunakan dalam penelitian dikatakan layak
atau variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen. Berdasarkan Tabel
4 nilai signifikansi F = 0.000 kurang dari 0.05 maka disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh secara serempak pada semua variabel , Sehingga model penelitian
dikatakan layak untuk diteliti. Hasil uji F (uji Simultan) Tax Amnesty (X1), Sunset
Policy (X2), Sanksi Pajak (X3), Sistem Administrasi Modern Berbasis Online (X4)
dan Pelayanan Pajak (X5) terhadap variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
setelah di uji dengan Uji F (Uji Simultan) dengan nilai probabilitas sebesar 0.000,
maka nilai Sig. 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa dari seluruh variabel bebas
Tax Amnesty (X1), Sunset Policy (X2), Sanksi Pajak (X3), Sistem Administrasi
Modern Berbasis Online (X4) dan Pelayanan Pajak (X5) berpengaruh secara simultan
terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi)
sama dengan nol. Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan tehadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol. Artinya variabel tersebut merupakan
penjelas yang signifikasn terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan
digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak.
2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima

Tabel 6
Hasil Uji Statistik-t (Uji Signifikansi Parsial)
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -2.462 4.725 -.521 .604
TA .211 .094 .203 2.241 .027
SPY -.070 .138 -.044 -.506 .614
1
SPK .246 .116 .199 2.117 .037
SAM .503 .156 .292 3.217 .002
PP .267 .131 .190 2.036 .045
a. Dependent Variabel : KPWP

Berdasarkan hasil pengujian dari tabel 4.16 dapat ditarik kesimpulan :


1. Hasil uji t (Uji Parsial) Variabel Tax Amnesty (X1) terhadap
variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) didapati nilai t hitung sebesar
2.241 dimana nilai t tabel sebesar 1,985 maka (2.241 < 1,985). Hal
ini dapat dikatakan bahwa tax amnesty berpengaruh secara
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dan pada nilai
probabilitas (signifikansi) pada variabel tax amnesty sebesar 0,027
(0,027 < 0,05) juga menunjukkan tidak adanya pengaruh tax
amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Hasil uji t (Uji Parsial) Variabel Sunset Policy (X2) terhadap
variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak (Y) didapati tingkat
signifikansi sebesar 0.614 dan nilai t hitung sebesar -0,506. Hal ini
menjelaskan Sunset policy tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak karena (0,614 > 0,05) dan nilai t hitung < t.tabel
(-0,506 < 1,985)
3. Hasil uji t (Uji Parsial) Sanksi Pajak (X3) terhadap variabel
dependen Kepatuhan Wajib Pajak (Y), didapati tingkat
signifikansi sebesar 0,037 dan nilai t hitung sebesar 1,985. Hal ini
berarti sanksi pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak karena (0,037 < 0,05) dan nilai t hitung > t.tabel
(2,117 > 1,985).
4. Hasil uji t (Uji Parsial) Sistem Administrasi Modern Berbasis
Online (X4) terhadap variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak
(Y), memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,002 dan nilai t hitung
sebesar 3,217. Hal ini berarti sistem administrasi modern berbasis
online berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak dan nilai signifikasi yang menunjukkan terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. karena tingkat
(0,002 < 0,05) dan nilai t hitung > t.tabel (3,217 >1,985)
5. Hasil uji t (Uji Parsial) Pelayanan Pajak (X5) terhadap variabel
dependen Kepatuhan Wajib Pajak (Y), memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,045 dan nilai t hitung sebesar 2,036 . Hal ini
berarti Pelayanan Pajak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dan nilai signifikasi yang menunjukkan
tidak terdapat pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. karena
(0,045 < 0,05) dan nilai t hitung > t.tabel ( 2,036 > 1,985)
KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Implementasi Tax
amnesty, sunset policy, sanksi pajak, sistem administrasi modern berbasis online dan
pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak terutama pada lokasi penelitian ini
dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di KPP Pratama Binjai dengan membagikan
100 buah kuesioner kepada 100 responden.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa, variable tax amnesty berpengaruh secara parsial
terhadap kepatuhan wajib pajak yang dapat dilihat dari nilai (t hitung > t table) begitu
pula dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai probabilitas yang sudah
ditentukan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tax amnesty berpengaruh secara
signifikan. Pada variabel berikutnya yaitu sunset policy memberikan hasil tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak secara parsial yang
ditunjukkan nilai (t hitung < dari t tabel) dan nilai signifikasi lebih besar dari 0,05.
Sedangkan pada variable sanksi pajak terdapat pengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak secara parsial. dapat dilihat dari nilai (t hitung > t table) begitu
pula dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai probabilitas yang sudah
ditentukan 0,05. Pada variabel sistem administrasi pajak modern berbasis online
terdapat pengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak secara parsial.
dapat dilihat dari nilai (t hitung > t table) begitu pula dengan nilai probabilitas yang
lebih kecil dari nilai probabilitas yang sudah ditentukan 0,05. Pada variabel bebas
selanjutnya yaitu pelayanan pajak yang berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak secara parsial. dapat dilihat dari nilai (t hitung > t table) begitu
pula dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai probabilitas yang sudah
ditentukan 0,05. Dan penelitian yang dilakukan secara simultan terhadap variabel-
variabel bebas Tax amnesty (X1), Sunset Policy (X1), Sanksi Pajak (X3) Sistem
Administrasi Modern Berbasis Online (X4) , Pelayanan Pajak (X5) memberikan hasil
yang berpengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y1)
Saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan penyuluhan perpajakan sangat erat kaitannya dengan kesadaran
wajib pajak. Adanya penyuluhan mengenai kebijakan pemerintah tentang
perpajakan, masyarakat akan memiliki pengetahuan tentang pajak, baik
fungsi, tujuan, manfaat pajak bagi negara dan warga negara, serta sanksi-
sanksi yang akan dikenakan bagi pelanggarnya. Sehingga perlu bagi
Direktorat Jenderal Pajak untuk lebih mengintensifkan kegiatan penyuluhan
terutama penyuluhan langsung kepada wajib pajak saat mereka melaksanakan
kewajiban perpajakannya di KPP Pratama.
2. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan variable independen lain
untuk meningkatkan variasi penelitian dan mengatahui sebab-sebab lain yang
dapat berpengaruh terhadap kepatuhan pajak.
3. Bagi wajib pajak diharapkan untuk lebih aktif dalam mencari informasi terkait
dengan perpajakan sehingga masyarakan bisa paham mengenai hak dan
kewajiban sebagai wajib pajak.
Daftar Pustaka
Mardiasmo. 2011. Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2011). Andi, Yogyakarta.
Hasan, D. 2009. Sunset Policy Dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Penerimaan
Pajak Penghasilan Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Mimbar
hukum,Vol.21,No.2 , 203-408.
Jatipurnomo, Cindy & Mangoting, Yeni. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Kualitas Pelayanan Fiskus,Sanksi Perpajakan,Lingkungan Wajib Pajak
Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Tax
Accounting Review,Vol.1.
Jatmiko, A. N. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi
Denda,Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota
Semarang). Tesis , Universitas Diponegoro.
Liem, Susan Natalia & dkk. 2015. Analisis Kepatuhan Wajib Pajak(Pengusaha Kena
Pajak) Berdasarkan Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi
Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bitung). Jurnal berbasis
ilmiah efisiensi,Vol.15,No.04 , 447-457.
Mulyodiwarno, Nuryadi. “Catatan Tentang Kebijakan Sanksi Perpajakan sejak
Undang-Undang KUP 1983 hingga Undang-Undang KUP 2007”. Inside Tax.
Jakarta:2007
Mulyodiwarno, Nuryadi. 2007, Catatan Tentang Kebijakan Sanksi Perpajakan Sejak
Undang-Undang KUP 1983 hingga Undang-Undang KUP 2007. Inside
Tax.Jakarta
Nazir, N. 2010. Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Sistem Administrasi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Atas WP-OP PBB Di KPP
Pratama Jakarta Pasar Rebo). Jurnal Informasi,Perpajakan,Akuntansi dan
Keuangan Publik,Vol.5,No.2 , 85100.
Ngadiman & Huslin Daniel. 2015. Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, Dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi , 225241.
Sinaga, Nadya 2018. Implementasi Tax Amnesty, Sunset Policy, Sistem Administrasi
Modern (Berbasis Online) dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak yang Terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Pratama
Pematangsiantar,Skripsi , Universitas Sumatera Utara.
Nugroho,Riyadi Fitra. 2010. Keterkaitan Sunset Policy Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Penghasilan di Kota Semarang, Skripsi, Universitas Diponegoro
Dewinta, Rinta Mulia. 2012. Pengaruh Persepsi Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional
Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta, Skripsi , Universitas Diponegoro
Asbar, Akromi Khairina. 2014. Pengaruh tingkat kepuasan pelayanan,pemahaman
perpajakan,keadilan perpajakan,sanksi perpajakan,dan kesadaran
perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP
Pratama Senapelan Pekanbaru. Jom Fekon,Vol.1,No.2,1-15
Nurmantu, Safri. 2010. Pengantar Ilmu Perpajakan,Granit, Jakarta.
Pandiangan, Liberti, 2014. Administrasi Perpajakan, Erlangga,Jakarta.
Prastowo, Yustinus, 2011. Panduan Lengkap Pajak, Raih Asa Sukses, Depok.
Purwono Herry, 2010. Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak, Erlangga,
Jakarta.
Ragimun. Analisis Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) Di Indonesia.
Rahayu, Nurulita. 2017. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak
dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, Akuntansi Dewantara,
Vol. 1, No. 1, 15-30.
Rakhmindyarto. 2011. Evaluating the sunset policy in Indonesia. International
Review Of Social Sciences And Humanities,Vol.2,No.1 , 198-214.
Adelina P, Yeni Fitri. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan
Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Bandura, Albert. 1977. Social Learning Theory. Prentice Hall, Michigan.
Doran, Michael. 2009. Tax Penalties and Tax Compliance. Harvard Journal On
Legislation, 46, pp: 111-161.
Chomsky . A.N. 1959. A review of B.F Skinner's Verbal Behavior. in Language. 35.
No.1 26-58
Adelina P, Yeni Fitri. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan
Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Jacques, Malherbe.2010. Tax Amnesties In The 2009 Landscape. Dalam Inside Tax
Edisi 15 (Mei,XXI). Darussalam: PT. Dimensi International Tax
Kelly, Janet M (2005). "The Dilemma of the Unstatisfied Customer in a Market
Model of Public Administration" dalam Public Administration Review,
Washington.
Wallschutzky, I (1984). "Possibly Causes of Tax Evasion" dalam Journal of
Economic Psychology.
C. Trihendradi, Step by step SPSS 20 Analisis Data Statistik, Penerbit Andi. 2012.
M. Ansyar Bora, Modul Pelatihan Statistik (SPSS Versi 20). STT Ibnu Sina Batam.
2012
Pemerintah Indonesia. Keputusan Presiden Tentang Pengampunan Pajak. Nomor 26
Tahun 1984.
Pemerintah Indonesia. Keputusan Presiden Tentan perubahan keputusan presiden
nomor 26 tahun 1984 tentang Pengampunan Pajak. Nomor 72 Tahun 1984.
Pemerintah Indonesia. 1994. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Kementerian Keuangan Direktorat
Jenderal Pajak. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Kementerian Keuangan
Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 Tentang Pajak Penghasilan. No.1. Kementerian Keuangan Direktorat
Jenderal Pajak. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2016. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Pengampunan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 131, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899).
Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak. Jakarta.
KPP Pratama Binjai
www.ortax.org
www.pajak.go.id
www.kemenkeu.go.id

You might also like