Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 18
METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB 2 Kerangka Filsafah Penelitian Tindakan Kelas Pengantar i : Di dalam bab ini dikaji hal-hal mengenai sejarah Penelitian Tindakan Kelas, karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yang emancipating dan liberating, beberapa ukuran tentang kebena- ran, dan pedoman etik bagi para peneliti. : Tujuan i Setelah membaca dan mempelajari bab ini, diharapkan pem- baca terutama guru/dosen mengetahui dan memahami: * Sejarah tumbuhnya model penelitian tindakan kelas. * Makna Penelitian Tindakan Kelas yang menyetarakan dan membebaskan peneliti guru/dosen. * Makna kebenaran dalam penelitian. + Kode etik yang harus dipegang peneliti dalam tugasnya, Sejarah Singkat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Kelas di mana guru melakukan peranan sebagai 23 Dipindai dengan CamScanner ecnanoparerenaramirenee (TAM TTDACAN EAL, oratorium. Di Barat te erkembang meluas wit i bidang pendidikan (Stent 8 merupakan : s, 1993). Kurt Lewin, dipa ts 1984; Kemmis, 1993; Borktindakan terutama unis geatang sebagai “bapak” penelitian, tt endidikan. Pada my." bidang psikolosi s0sial O° Sa kontroversial, khusuget’® vvnelitian tindakan merup a Dah, Kitsusnya g Krerta § mace Pesan Dien meneigg i segala sesual tbau komunisme dan meni ‘crjadi karena penelitian tindakan lara gigunakan untuk meneliti masalah-masalah segregasi antarg ‘eat putih dan kulit hitam. Namun, banyak pakar yang melina aeltian tindaken dari sudut pandang metodologi. Ponelitian tindakan yang emansipatoris berhubungay dengan gerakan sosial di bidang pendidikan, Kemmis (1993.3 tnelihatnya kegiatan ini sebagai eksprest dari aspirasi kongkrit aeaeaktis untuk mendorong perubahan di dunia soxia] (pendidikan) menjadi lebih baik, dengan melakukan tindakan. teedakan perbaikan sosial bersama, kemudian memahamj bersama makna tindakan-tindakan ini, dan berbagi situasi tompat tindakan-tindakan perbaikan ini dilaksanakan. Secara bertahap penelitian tindakan di bidang pendidikan meningkat dari penelitian yang amatiran atau penelitian orang miskin (Kemmis, 1993) menjadi lebih tegar pada dekade tahun 1970-an; terutama di kalangan yang menaruh perhatian terhadap isu-isu pendidikan, dan yang memahami betapa kompleksnya kaitan antara gagasan-gagasan dengan kehidup- an, antara teori dan praktek, dan antara pakar kemasyarakatan dan orang awam, padahal mereka hidup dan bekerja di dalan satu dunia (pendidikan). Di Indonesia, penelitian tindakan kelas mulai digerakkan pee waktu upaya-upaya perbaikan mutu pendidikan dimulai edie een inbtat péndidilean gura SD Seperti PGSD, temadign meluas ke kalangan guru-guru SLTP dan SMA: Kein aude iy belajar melalui program-program studi n reguler pada Program Pascasarjana LPTK seperti di TKIP Jakarta, dckade tahun 199)” Bandung, Malang, dan lain-lain dla» ; i lab wneliti dan kelas sebag Regiatan ini berlangsuré, gerakan sosial di 4 Dipindai dengan CamScanner erode PENELITIAN TINDAKAN KELAS jstik Penelitian Tindakan Kelas yang Emangj. Kare Membebaskan (Liberating) ! ato enelitian Tindakan Kelas yang dipakai dalam wacana ‘tian Tindakan Emansipatoris. Emansipasi dirs Fran bahasa Indonesia sehari-hari mempunyai maken majkan nasib, peningkatan status, atau perjuangan keseta- perbaiioperti dalam kaitan gerakan perempuan). Penelitian raan (Fen Kelas bersifat emansipatoris dan membebaskan aia penelitian ini mendorong kebebasan borpikir dan kerergumon pada pihak siswa, dan mendorong guru untuk pereksperimen, meneliti, dan menggunakan kearifan dalam bermmambil Keputusan atau judgment (Hopkins, 1993:35), ‘Apabila guru mampu melakukan hal-hal torsebut, maka a akan memiliki Kontrol terhadap kegiatan profesi morelea Sereka tidak akan puas melakukan apa yang diperintahkan atasan, yang akan menimbulkan perasaan tidak yakin tentang gpa yang mereka lakukan. Dalam kinerjanya, guru harus momperhatikan kurikulum, instruksi kepala sekolah, para pengawas, bahkan buku teks yang ditentukan dari atas; akan fetapi dengan melakukan penelitian mereka akan mengem. bangkan kemampuan memutuskan, atau mengambil kesim. pulan secara profesional, dan dengan demikian bergerak ke arah otonomi dan emansipasi, karena kebenaran yang terkan- dung dalam penelitian yang mereka lakukan harus diterima oleh pihak manapun. Di dalam bahasan di atas, emansipasi guru selalu dikaitkan dengan istilah atau konsep profesi, sebagai guru yang profe- sional. Profesi dalam pemahaman sosiologis merupakan istilah yang mengacu kepada model pekerjaan yang diinginkan, atau dicita-citakan; yang apabila terus digeluti akan mempunyai kerangka acuan untuk upaya-upaya meningkatkan statusnya, ganjaran atau rewards-nya, dan kondisi pekerjaannya .GHendrawan dan Halimah, 2004:3). Dalam kamus Advanced Learner's Dictionary of Current En- | glish (1973), profesi (profession), dijelaskan sebagai pekerjaan yang membutuhkan pondidikan yang lebih lanjut dan latthan khusus, atau “occupation, one requiring advanced educati and special training (e.g. the law, architecture, med ae called the learned profession”. Sedangkan profesional, | . 26 __—ill Dipindai dengan CamScanner _epererme Tipeanne BEAAm cenawcna FILSAFA® PERT kemampusn 422 pie 4 Memiliki pengs Dilakukan menurut, teats, anggapan ae yang sudab melayani Kien. . cane pengabdian kepada masyerakat. keuntungan finansial. « Dilakukan secara otonom seprofesi. « Mempunyai * Pekerjaan ¥ membut buken yang bisa diuji oleb rekan ang dilakukan ust (dalam Hendrawan sikap profesional gure antere Tuntutan terhadap disebabkan adanya keluhan masyaraket yang meng ketidakpuasan mereka terhadap banyaknya eure 3° yang kurang memenuhi harapan dalam mendidik 2 vrercka, disebabkan antara lain oleh rendahnya perform guru atau dosen di sekolab/perguruan tinggi. Terha¢ kenyataan ini, banyak yang beranggapan bahwa pekerjaan gu dapat dilakukan oleh siapa saja, oleh orang awam sekalipun. Pendapatan guru yang kurang mencukupi kebutuhan bs mereka, maka banyak di antara para pendidik ini mempunyai pekerjaan tambahan dan hal ini mengakibatks- rendahnya kualitas pembelajaran mereka karena kecapsi= Sekarang jabatan guru kurang diminati, terutama oleb genet muda. Hekrutmencalon guru pada uinemayesbuban ESS ee ce pekerjaan di bidang pendidikan, mela= Stine eae pekerjaan. Hal-hal tersebut m= ja mereka rendah karena kurang moti’ 26 . ~ _ Dipindai dengan CamScanner ETODE FEWELITIAN TINDAKAW Kei yy ” n guru di mata masyarakat menurun, dan Status kod aa a menjadi rendah. a sosial mere} seperti itu hendaknya disadarj oleh Kalangan Ko gevtin, balk guru’ miaupea dec Dengan melakukan a mmonitor-divi, guru akan melihat adanys Rar rofleks" Ntau Kesonjangan entara cer’ bedai cita atau idealisme a formans kine! i pendidik dengan per sebagai Tjanya, fleksi, Refleksi-diri, dan Pembelajaran yang Reflektit ae bahasa Indonesia refleksi adalah Perbuatan merenung a irkan sesuatu. Kamus bahasa Ingerre “The Ad. Brea Leorner's Dictionary of Current English tight Hisnorangkan kata reflect dengan berpikir (thought) eho Bimpertimbangkan (considers Dewey (1983, dalam Thornton 19945) menjelaskan konsep reflective thought sebagai: “Active, dient and careful consideration of any belief or supposed form of knowledge in the light of the gr ‘Ounds that support it and the further conclusions to which it tends” (aktif, ulet, dan lam Ross, Ed. 1994:59- Inkuiri reflektif, lam strategi mei tujuan, Berdasar (1987, dalam Ad] Jaran reflektif. D guru untuk bere. ree lesson” dan efektif atau tid, juga meminta ang difokuskan kepada pilihan guru es konten/materi Pembelajaran, dan ‘kan penjabaran ini kemudian Crui ae | ler, 1994) mengembangkan an engan tujuan melatih para owe eae fleksi, ia mengembangkan model ae meminta kepada mereka ee Caen sak | ak efeltifnya model tersebut. ¢ ee Para peserta untuk merefleksi ha: 2 Dipindai dengan CamScanner KERANGKA FILSAFAH pENELITIAM TINDAKAN KEtgg mbelajaran demikian, apakab tercapai ar., vmalaman ini, ia mengambil kes. eflektif adalah kesemp, dan prinsip mengajar q, Jalui inkuiri ilmiah dela. dan tujuan pe a tidak. Bedasarkan pene pulan, bahwa pembelajaran 5 tntuk mengaplikasikan teori belajar yang ‘dikembangkan me! situasi nyata. « Schon (1987, tindakan. Ta dalam Adler, 1994) memilih refleksi dalar, melihat, bahwa Dee lapangen ang bersikap reflektil, japat melakukan, (kelasec ke gor (=tindekan) sambil berpikir. Sehin "emikian ia dapat segera merespons situas dente ig meyakinkan, yang unik, babkan situasi kontik Xin: menurut konstruk Schon refleksi adalah “knowledge in action” atau tindakan keilmuan, “tacit knowledge” atay ilmu yang tidak diungkapkan (=spontaneous, unable to make it verbally), dan “reflection in action” atau refleksi dalam tindakan. Zeichner dan Liston (1987, dalam Adler, 1994) memahami tiga tahap refleksi, yaitu tahap teknis di mana gure mengaplikasikan ilmunya untuk mencapai tujuan pem- belajaran, tahap kedua guru perlu merefleksi mengenai pilihan-pilihan yang ia lakukan waktu mengajar. Apakab _ Jembaga mendorong atau menghambat terhadap pilihan “hidden curriculum”-nya atau apakah guru ini? Bagaimana cesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di sekolah? Jadi refleksi di sini tidak hanya sepanjang pembelajaraz berlangsung, melainkan lebih dari itu. Ketiga, refleksi yang berkaitan dengan isu-isu etika dan moral Kepedulian terhadap keadilan dan persamaan dalam me= dapatkan hak menjadi fokus utama. Para guru diharapkar menjadi “transformative intellectuals”, dalam arti bahwa pat gura diharapkan melihat lebih jauh (beyond, transcend ever a apakah pendidikan, sekolah, atau penampil@® neue vias, berkontribusi atau justru tidak berkontribus in masyarakat yang adil dan manusiaW!- Dipindai dengan CamScanner meTODE PENELITIAN TINDAKAN Kei ge qelitian Tindakan Kelas dalam Konteks Ra Lien dan Harga Diri Dir [_ perbaikan, selain meningkatkan kesej Oper gat penting adalah menjngkatkan yang S@™jan mereka. Dengan meningkatk keteraYsterampilan, dan membangun sik on ‘ut dari seorang pendidik, diharapkan it sa Percaya ahteraan gu kemampuan i ‘an Pengetahuan ‘ap dan nilaj yang masyar; tuntipah pandangan mereka tethadap para penidik Pon merfrindakan Kelas adalah salah satu jalan yang tesa tifuk para pendidik yang ingin menambah ilmu pengetahuar mmelatih praktek pembelajaran di kelas dengan berbagai model yang akan mengaktifkan guru dan siswa, mencoba melakukan nelitian untuk secara reflektif molakukan kritik terhadap Pyearangan dan berusaha memperbaikinya agar pendidikas henar-benar dapat menjadi bidang profesi. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu gerakan sosial untuk perbaikan dan peningkatan kualifikasi guru, agar guru merasa pereaya diri | dalam menjalankan profesinya, dan dengan demikian menda- patkan kembali harga dirinya. Bahwa Penelitian Tindakan Kelas dapat mengembalikan rasa percaya diri atau self confidence guru, dan dengan demi- Kian mengembalikan harga diri atau self esteem, atau self re- spect guru, berikut ini adalah bentuk-bentuk pemahaman atau social support yang disajikan dalam formulasi atau proposisi hipotetik terhadap menurunnya citra dan kemampuan guru di kelas sebagai bahan refleksi diri: Semakin menurun identitas pribadi guru sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari peranan profesioanalnya di kelas, semakin besar kemampuannya untuk mentolerir rasa kebilangan harga diri yang cenderung bersamaan dengan memonitor-diri. Untuk memahami hipotesis di atas, perlu digunakan sikap objektif terhadap kebiasaan mengajarnya, guru misalnya, harus mampu mentolerir kesenjangan antara yang dicitasitaXt® dengan praktek mereka, yang menunjukkan banyet stage an dengan konsekuensi menurunnya harga dirinys sober Profesional. Semakin: banyak ia melakukan monitor-rl 29 Dipindai dengan CamScanner KERANGKA FiesArAH peweLi Tian TIMDAKAM KELag ah penguasaan i betapa Jemab 1 as sulit tik di kelas Yan& paik, sehingga ia akan ter, perasal dari praktl CS inya melakukin Penelitian Tind; berupaya apa Pomguasai rodel-model pembelajaran) unis, 5 Kelas untuk ea las agar hilang rasa tol bokerja profesional di Kelas 086% Thatikan hipe terhadap men! semakin ta Toleransi su! finansial dan sosial te ea virinya karona praktikny di kelas. . Semakin besar guru menghareay dirinya sebagai pene Penelitian Tindakan Kelas, semakin besar kemampuanr, ae en mentolerir Kehilangan barde dirinya. - endaknya dipahami bahwa guru yang merase “rt lit, ea ei a pendepremahan kinerjanya di Kelas dengan kondisi sosial cRenominya, biarpun hal itu menyebabkan hilangnya rass hilangnya harga diri coneya diri dan dengan demikian De remgkan guru yang sudah mula melakukan Penelitian Tindakan Kelas di kelasnya, semakin melihat betapa besar kesenjangan antara idealisme sebagai guru yang baik dengax praktik keschariannya di kelas- ‘Alangkah baiknya, apabile guru (yang sedang belajar lagi di universitas) mengajak pare guru lainnya sebagai mitra Penelitian Tindakan Kelas untuk fengembangkan kemampuannya, agar terbentuk pribadi alternatifnya (Elliott, 19911:35-37). ‘Ponelitien Tindakan Kelas yang bersemangat membebaskat (liberating) dan menyetarakan (emancipating) dalam konteke profesi guru adalah, karena dengan kesadaran akan kekure ngannya ia berusaha memperbaikinya, maka kembalinya ra: DE diri dan harga diri, sungguh hal itu memberikan 1as¢ Ce af ee Pe edlalu dihargai aaa h seem profesi lain yang selama Stenh ih Hengan' uri oa elena aspek ini dari proses pengé™ (teacher as researcher) sebs akan bahvwa gurt yang mene diharapkan dalam ko sebenarnya melakukan seperti Ya" nsep extended professionalism, ye" gem 30 Dipindai dengan CamScanner WETODE PEWELITIAN TiMCRn ey ye. ye tif, keterampilen dan prongembangia® Pers melipu aoe rua momiliki wawasan yang 4 vo conteks sekolah, masya dalam tipasi dalam kegiatan-keg © aay kelompok guru, konferensi gus Nengenai bidang kajian mereka, : mel iliki kepedulian untuk menjalinkan + Paik itu mercka bersikap inovalir dias dalam Stenhouse, 1984:143-144), Agar penelitian yang dilakukan guru di kel. dan diakui lingkungan kerjanya, maka gurs ba penelitian dengan mengikuti pr serius dan hati-hati, agar hasilny tinggi diharapkan dari guru penelit terutama d, dan sikapnya untuk menganalisis kekurancas se pembelajarannya. Peranan sebagai peneliti sels. mengandung beban psikologis dan sosial, k= mengamati dan kritik diri dalam kemampaaa pn, mengandung ancaman terhadap diri dan kariernes kalau pengamatan itu menunjukkan gambaran bent Penampilan profesi dirinya? Apakah hal ini berarti penun: apresiasi kolega dan at penghargaan atas keberania Perbaikan ? Selain itu, setia biasanya ditanggapi dengan kehati-hatian dari kol kekhawatiran bahwa hasil buruk Ng Mengancam pens Prakarsa akan menimpa dirinya juga. Kurangnya dukungan atau support sosial hatian di antara kole tian tindakan kolas. ratify dengan melils pen a Ap upaya pembs au kehati galah yang kemudian mendorong pe dilakukan secara kooperatif dan Kolabo- atin guru-gurn sejawat ke dalam tim tian untuk bokerja sama, Beberapa Catatan Mengonai Pencapaian Kebenaran alam Penolitian sikutsertaan khawativan Yang horlobibelobihan torhadap keikutsertaw a Dipindai dengan CamScanner KERANGKCA FIMRARANMPEWECUTPAW' TINDAKAM Ker, tidak beralasan, karena so; a cnelitian momiliki metode, sistem, dan prosedurnya song Rae sudah baku, Asal guru peneliti melakukan setiap tah Jalen prosedur dengan baik, ia akan menghasilkan gy94) Penalituan yang kredibel, yang mengandung derajat ket, Tereayaan yang tiaggi, Karena fa menempiltee Kabena Roreayeetabaran performance di kelas yang falktual, denga kekurangan-kekuranga in dan kelebihan yang dapat diperbait atau dipertahankan. Kebenaran menuru mempunyai makna yan} k, yaitu apabila konsisten dengan alan, atau menolak hipotesis atay guru dalam perelitian kelas {t Ford dalam Lincoln dan Guba (1985.14) ig berbeda-beda, antara lai « Kebenaran empiri i dalam bentuk menerima prediksi. ; fo « Rebenaran logis, yaitu apabila hipotesis atau prediksi konsisten atau sesuai secara logis dengan hipotesis atay prediksi terdahulu yang sudah dinyatakan benar. « Kebenaran etib, yaitu apabila peneliti melakukannya sesuaj dengan standar perilaku profesional dan moral. * Kebenaran metafisik, yaitu Klaim yang tidak dapat diyji dengan norma-norma eksternal seperti koresponden dengan alam, atau secara deduktif logis, atau diukur dari standar perilaku profesional dan moral, melainkan diterima seperti adanya karena berlandaskan entitas fundamental yang menjadi dasar keyakinan. Kebenaran metafisik adalah ukuran tertinggi yang dipakai dalam membandingkan terhadap uji kebenaran lainnya, karena mengandung entitas fundamental yang menjadi keyakinan dasar yang kebenarannya harus diterima seperti adanya Adakalanya beberapa kebenaran metafisik tertentu menjadi bagian dari sebuah sistem gagasan atau “a system of ideas” yang menggambarkan pemahaman keputusan mengenai hakikat tentang kenyataan, dan metode untuk mencari apa yang bist diketahui (Lincoln dan Guba, 1985:15). Sebuah perangkat sistematik dari keyakinan dasar bersama-sama dengan metote pencariannya inilah yang disebut paradigma atau “paradigm”. Kebenaran atau truth yang digagas oleh Jiirgen Habermas. yang selalu menjadi rujukan para postmodernis adalah kualites 32 —_— Dipindai dengan CamScanner AN KELAS ENELITIAN TINDAK oe P meTO dalam penggunaan bahasa, ional yang terkandung ¢ yang terkandung 4 osision” salah klaim Bagaimana memahami p Petponaran 22a Perey ih jolas Kalan mendekatinya dari ar sent akan a ttoctt reduadal? (redundancy theory) Haberm: ang bernama Contohnya, pernyataan meja ini teoriny® ebih-lebian, n pernyataan “adalah benar, meja ini atau aya tiga ak” maka pernyateen “adalah benar” tidal rT tiga kak Saban kepada kenyataan sebuah meja paerikan arti tam kaki” Benar atau tidaknya Pernyataan Be panjangnya ee apabila dipertanyakan oleh orang lain, Yesebut bara Tain, kebonaran adalah konsep yang diper- Dengan a wacana, dalam Perdebatan, atau argumentasi. tanyakan bark lam wacana, mengacu kepada Persetujuan atau Kebenaran, ‘ang tercapai dalam wacana tersebut. Sebuah Per- konsensus lengandune “kebenaran”, apabila i Penentang mengekui vallgitasnys: deat Kebenaran tereapai setelah eet setujuan melalui diskeel Ieace (Galam Skinner, 1985:128 13) alam isi endapat, » bahwa bentuk-bentuk inter- vensi sepertj tradisi, dominasi, dan kekuasaan tidak mem. Pengaruhi interaksi Sosial dan Sosial kareng akan menyim, gaye 12% tereapainya konsenees Yang rasional (Skinner, 1985:132), Dalam wacana ater, kontinuum objektivitas-subjektivitas, Kebenaran pada Genelitian tindakan kelac berada pada desain Gen ttian kualitatit Jane menggambarkan pole pec budaya aeetilaky seperti Aare dipandang oleh subjel yang diteliti. yuan; nakwk merekonstruksikan Kembali kategori ditelitiy “sunakan Partisipan (termasuk subjek yang ™an dan nkonseptualisasikan Pengalaman-pengala, data o, day rand mereka. Data yang diperoleh adalah sibiek. Sedance MeMe_ambarkan kebenaran menurut Pendapat oleh pin one! kontrasnya adalah cbjcktivitas, yang dibawa Pihak ekste nal pad; yang mengaplikasikan 33. Dipindai dengan CamScanner ceannenatsiesansWTPeMEeTTIRN THMPAM*S Reta, Kategori konseptual dan penjelasan mengenai hubungan ,. relasi sosial yang eegera tampak pada pengamat luar tere observers), untuk menganalisis populasi unik. Data es Giperoleh adalah data etik (Goet dan LeCompte, 1984-6, coin dan Guba. 1985:334). : Aacih dalam kontinuum objektivitas dan subjektiy. yh yang dipakai lazimnya adalah iin Jmu pengetahuan alam, yang kepas. an y capai dan ditentukan. Sep, Beralnva dalam penelitian, dalam ilmu pengetahuan alam s° mmengkaji elemen-elemen yang membentuk konte eal yang cedang dikaji, maka variabel~variabeln eubejalam memberikan pengarub. Melalui kond P ¢ mengontrol interv nsi pengaruh yane ti eachendaki. make dibuatlab prediksinya- Berbeda ha dengan iimuilmu sosial. Dalam fenomens ial, yan, tem terbuka”, pengaruh-pengarub yang jmanya seringkali terjadi, dan bal ini Gerajat Keterpercayaan untuk membuat predi lah pang membatasi reliabilitas Kajian menge 5 Kurangnya objektivitas. pukan disebabk Pefena zubjektivitas atau bias dari pihak penelit fidak objektifnya dalam pembuatan bipot BGiainkan karena disebabkan inberen-nya dan Kompleksits: bya fenomena sosial yang diteliti (Johnston, 1989:49). percobaan yan} Pedoman Etik bagi Gurw/Dosen yang Meneliti Kebebasan guru atau dosen dalam. meneliti tidak berarti tidak ada batasnya. Mereka bekerja dan hidup dala Jembaga soit yang memiliki norma-norma atau kaidah-kaidah yang ber Giikuti. Keze tetapi juga akan menghapus ap irhatikan seperangkat pedoman ¥\ s sudah penelitian dilakus Jama dan * Meminta kepada orang-orang, panitia, atau yané beret wenang persetujuan dan izin. 34 — Dipindai dengan CamScanner tere TINDAKAN KELAS peNeLiTIAN weToe ;awat terlibat dan berpartisipasi wan sejawal iP awan-ka’ tier sank langsung terlibat, perhatikan pen. ani Te erek! a. ygaung terbuka dan transparan, saran-sa- . dan kawan sejawat diperbolehkan Tpongajukan Prot jsit untuk mengobservasi dan mencatat inta 17" ra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa kegiatan tian bertujuan meningkatkan pembelajaran, apabila Pent ‘tuk membuka dan mempelajari catatan resmi, Minta 12%" yurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya surat-meny i apabila diizinkan. ee nal ; diperkeran deskripsi Kegiatan hendaknya relevan, akurat, dil. oe aneart pertemuan, atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat, dan adil. . Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan. Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, suratkabar, orangtua murid, dan lain-lain. Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya konfidensial. Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas, sebelum penelitian ber- langsung. Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapa pun yang terlibat, maka laporan tidak boleh diveto atau dilarang karena alasan kerahasiaan (Kemmis dan Taggart, dalam Hopkins, 1993:221-222). Apabila pembaca sudah menyimak Bab 2 ini diharapkan “apai pemahaman mengenai hal-hal berikut: Bahwa Penelitian Tindakan Kelas bersifat emancipating dan liberating bagi guru dan dosen. ad Dipindai dengan CamScanner Keeaacun FicSaraw PERELITIAE TIQDAKAR KELay dakan Kelas merupakan sci Memshemi den melakeanakan p 5 lendasen Legizten penelitian gure dan dosen. disebut kebenaran dalam penelitian dibabas melalui tradisi kualitatif. Selanjutnya gurw/dosen yang melakukan Penelitian Tindaken Kelas harus memahami pedoman etik scbelum melangkah ke lapangan. Tes Formatif untuk Kegiatan Belajar Bab 2 an Tindakan Kelas pada awalnya dicurigai ole Amerika Serikat, karena: A. Lendason berpikirnye bersumber pada Marsisme B. Landasan berpikirnya bersumber pada Komunisme Dipindai dengan CamScanner Le _4 weTODE PENELITIAN TINDAKAN KELgs gelalu membela Kepentingan golongan hitam terhadg . See nei P diskriminasi D {fembela kepentingan Kaum buruh terhadap majikan «i Penelitian Tindakan Kelas menjadi . Pie Fada 1970- an karena: gon Kompleksnya persoalan sosial dan kemanusiaan B. Menghubungkan antara teori dan praktek C, Berakhirnya Perang Dingin D, Penelitian Tindakan Kelas mulai menjadi sarana per. paikan pendidikan di Indonesia lebih kuat pada | penelitian Tindakan Kelas bersifat menyetarakan (omanci- * jating) bagi peneliti guru/dosen karena: KX Guru/dosen menjadi sama kedudukannya dengan Kepala Sekolab/Dekan B. Gurwldosen yang meneliti naik tingkatnya dan gajinya C. Kebenaran penelitian guru/dosen harus didengar secara universal D. Kebenaran Penelitian Tindakan Kelas guru/dosen harus diperhatikan oleh sejawat guru & kepala sekolah . Berikut ini konsep yang perlu dianut guru/dosen dalam ex- tended professionalism, kecuali ... A. Memiliki wawasan yang luas dalam konteks sekolah, masyarakat, dan lingkungan B. Memiliki kepedulian menjalinkan teori dan praktek C. Bersikap tegas dan lugas terhadap siswa dan sejawat D. Bersikap inovatif di kelas . . Yang disebut kebenaran etik dalam penelitian ialah ... A. Peneliti melakukannya sesuai dengan standar perilaku moral dan profesional . B. Penelitian menampilkan kesimpulan yang konsisten dengan kesimpulan terdahulu yang sudah diakui benar C. Peneliti melakukannya sesuai dengan aturan tata tertib sekolah/lembaga : 7 D. Penelitian konsisten dengan alam, yakni menyetujul atau menolak kesimpulan terdahulu. 37 { Dipindai dengan CamScanner been WELag Hs. ! Dipindai dengan CamScanner weTODE PENELITIAN TINDAKAN Key As Refleksi dilakukan oleh guru apabila ig melakuk; “ferhadap = * ‘A. Strategi belajar mengajarnya B, Suasana kelas yang kondusif | C. Melakukan asesmen portofolio | 5 Semua jawaban di atas benar @n inkuiri on berpendapat bahwa guru | Re nan, aaélsh yar guru yang reflektif dalam ‘4. Yang melakukan beberapa tindakan di kelas B. Yang memikirkan akibat dari tindakan terhadap si (. Yang berpikir sambil merespons terhadap situas, D. Yang berpikir sambil mengobservasi siswa 13, Konstruk sentral Schon mengenai refleksi ialah ... A. Knowledge in action : B. Reflection in action ©. Tacit knowledge D. Verbally explicit knowledge 14.Zeichner dan Liston menganggap bahwa tahap ketiga refleksi berada pada tataran ... A. Isu politike B. Isu sosial-kultural C. Isu ekonomi D. Isu moral dan etika 15. Kode etik peneliti antara lain mencakup ... kecvali A. Meminta izin untuk membuka dokumen resmi ' B. Membiayai penelitian dengan pengawasan 20 " publik C. Penelitian berlangsung secara transp! D. Saran-saran sejawat yang tidak mene gran’ iti diperbatiken- 39 —_ Dipindai dengan CamScanner vr KERANGKA FILSAFAH PENELITIAN TINDAKAN Kei yy. Bacaan Lanjutan Elliott, John. 1991. Action Research for Educational cp, Philadelphia: Open University Press. Pp. 29-40, Hendrawan, Jajang Hendar. Dan Halimah, I Guru dan Pengembangannya. Makalah dip dalam Kelas Seminar Pendidikan IPS. Him, 1-24, Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom ty search. Philadelphia: Open University. Appendix, Pp, 29). 223. Kemmis, Stephen. 1993. “Action Research and Social Mov. ment: A Challenge for Policy Research” dalam Supriadi Dedi. 1998. Educational Research in Practice. Bandung: Graduate School of Education, IKIP. Sebaiknya dibaca seluruh artikel. Lincoln, Yvonna S. dan Guba, Egon G. 1985. Naturalistic In quiry. Beverly Hills: Sage Publ. Pp.1-20. Stenhouse, Lawrence. 1984. An Introduction to Curriculum Re- ‘search and Development. London: Heinemann. Pp. 142-165. nye, 2004. Profey tasileny Dipindai dengan CamScanner

You might also like