Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal PENA Vol.33 No.

2 Edisi September 2019

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI


LOW BACK PAIN e.c SPONDILOSIS DENGAN MODALITAS
TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DAN
BACK EXERCISE DI RS ORTHOPEDI PROF. Dr. R. SOEHARSO
SURAKARTA
Dwi Lia Octaviany*) dan Eko Budi Prasetyo
Prodi DIII Fisioterapi FIK – Universitas Pekalongan
Email : dwiliaoctav@gmail.com : hasan143173@gmail.com

ABSTRACT
Background: Lumbar spondylosis is a degenerative disease of the vertebral corpus or
intervertebral disc. The problem of physiotherapy that arises in low back pain is pain, decreased
muscle strength, limited range of joint motion, decreased functional activity. Pain check with VAS
(Visual Analogue Scale), muscle strength with MMT (Manual Muscle Testing), joint motion range
with midline functional activity with oswestry index. In this case the technology chosen to solve this
problem is the modality of Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) and back excercise.
Objective: To determine the effect of Physiotherapy Management on Low Back Pain ec
Spondylosis with Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) modalities and exercise
therapy.
Method: This study was conducted at the RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta with a
descriptive analytical method to find out assessments and changes that can be known to use VAS
instruments to examine pain, MMT to check muscle strength, midline to measure LGS, Oswestry to
assess functional activity.
Results: After 4 times the therapy was obtained, (1) There was a decrease in silent pain T1
= 3 at T4 = 2, tenderness T1 = 5 at T4 = 4, motion pain T1 = 6 at T4 = 5. (2) There is an increase in
flexor muscle strength T1 = 4 at T4 = 5, the right lateral flexor muscle T1 = 3 at T4 = 4. (3) There
is an increase in LGS with flexion difference T1 = 8 at T4 = 9, extension T1 = 4 T4 = 5, lateral
flexion of the T1 = 12 T4 = 14. (4) There is an increase in functional activity from T1 = 60% T4 =
42.
Conclusion: Physiotherapy inpatients with modalities and exercise therapy can reduce the
problems that arise in the condition of Low Back Pain Spondilosys.

Keywords: Low Back Pain Spondilosys, TENS and back exercise

PENDAHULUAN
Low Back Pain (LBP) atau spondylosis lumbal adalah usia,
nyeri punggung bawah termasuk obesitas, duduk dalam waktu yang
salah satu dari gangguan lama dan kebiasaan postur yang jelek.
musculoskeletal, gangguan Pada factor usia menunjukkan bahwa
psikologis dan akibat dari mobilisasi kondisi ini banyak dialami oleh orang
yang salah. Spondylosis lumbal yang berusia 40 tahun keatas. Faktor
merupakan penyakit degenerative obesitas juga berperan dalam
pada corpus vertebra atau diskus menyebabkan perkembangan
intervertebralis. Kondisi ini lebih spondylosis lumbar (Jupiter, 2009).
banyak menyerang pada wanita. Menurut Perhimpunan Dokter
Faktor pencetus low back pain Saraf Indonesia (PERDOSSI)

10
Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September 2019

menemukan bahwa jumlah penderita Kelainan tersebut diantaranya : faktor


LBP sebanyak 35,86% dari total usia, Stress akibat aktivitas dan
kunjungan pasien nyeri punggung pekerjaan, peran herediter, dan
bawah 45% dari penderita low back aktivitas fungsional
pain adalah wanita, dan persentase (Rotchschild, 2009).
penderita tertinggi pada rentang umur Nyeri merupakan gejala yang
41 hingga 60 tahun (Purba, 2006). paling umum ditemukan pada
Untuk menegakkan diagnosis punggung. Nyeri diartikan sebagai
yang tepat, mengetahui prognosa proses normal pertahanan tubuh yang
suatu penyakit dan pemberian diperlukan untuk memberi tanda
pengobatan yang sesuai dibutuhkan bahwa terjadi kerusakan jaringan.
pengetahuan tentang anatomi Nyeri diukur dengan skala VAS (Wall
fisiologi yang berhubungan dengan and Melzack, 1999).
kondisi penyakit tersebut. TENS dapat mengurangi nyeri,
Spondylolistesis, maka penulis akan karena TENS mampu mengaktivasi
mengemukakan anatomi yang baik syaraf berdiameter besar maupun
mencakup hal-hal: 1) susunan tulang kecil yang akan menyampaikan
belakang, 2) struktur otot, 3) struktur berbagai informasi sensoris ke saraf
persendian, 4) system peredaran pusat. Efektifitas TENS dapat
darah, 5) system persyarafan. diterangkan lewat teori gerbang
Biomekanik columna control (Sujatno, 1999).
vertebralis regio lumbal facet jointnya Keluhan nyeri akan mengalami
memiliki arah sagitaldan medial penurunan kekuatan otot. Penurunan
sehingga memungkinkan gerakan dan peningkatan kekuatan otot dapat
fleksi-ekstensi dan lateral fleksi, diukur dengan Manual Muscle
rotasi yang terjadi dengan aksis Testing (MMT). MMT adalah suatu
vertikal melalui prosessus spinosus usaha untuk menentukan atau
dengan sudut normal 45 derajat, mengetahui kemampuan seseorang
gerakan ini dibatasi otot rotasi dalam mengkontraksikan otot atau
samping berlawanan dan ligament group otot secara voluntary.
interspinosus (Kapandji, 1990). Pengukuran LGS trunk yaitu
Low back pain adalah nyeri dengan menghitung selisih antara
yang terbatas pada regio lumbal, posisi normal dengan posisi akhir
tetapi gejalanya lebih merata dan setelah bergerak. Pemeriksaan ini
tidak hanya terbatas pada satu radiks dilakukan untuk mengetahui adanya
saraf, namun secara luas berasal dari keterbatasan gerak dari tulang
diskus intervertebralis lumbal belakang, pengukurannya dengan
(Dachlan, 2009). Karakteristik dari midline (Wahyono dkk, 1994).
Low back pain salah satunya adalah Untuk mengetahui adanya
spondylosis lumbal (Regan, 2010). permasalahan tersebut dapat
Nyeri punggung dapat dilakukan pemeriksaan dengan
disebabkan oleh berbagai kelaianan mengguanakan “Index Oswestry”.
yang terjadi pada tulang belakang, Menurut Andry saddam, dkk,.
otot, discus intervertebralis, sendi, (2012) menjelaskan bahwa pengaruh
maupun struktur lain yang pemberian Back excercise terhadap
menyokong tulang belakang. kondisi Low Back Pain dapat

11
Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September 2019

meningkatkan kekuatan otot, Keterangan:


meningkatkan lingkup gerak sendi, X : Keadaan pasien sebelum
dan aktifitas fungsional. diberikan program fisioterapi
Peran fisioterapi untuk Y : Keadaan pasien setelah
mengembalikan dan mengatasi diberikan program fisioterapi
gangguan nyeri, keterbatasan lingkup Z : Program fisioterapi
gerak sendi, kekuatan otot dan
aktivitas fungsional pasien sehingga 2. Instrumen Penelitian
pasien dapat beraktivitas kembali a. Visual Analog Scale
yaitu dengan menggunakan modalitas Dengan cara menanyakan
fisioterapi seperti Transcutaneous kepada pasien nyeri yang
Electrical Nerve Stimulation (TENS) dirasakan yaitu nyeri diam,
dan Back Excercise. nyeri tekan dan nyeri gerak.
Nilai 0 cm tidak ada nyeri dan
METODE PENELITIAN Nilai 10 cm Nyeri tak
1. Desain Penelitian tertahankan (sangat nyeri)
Dalam Karya Tulis Ilmiah (Wall and Melzack, 1999).
ini penulis menggunakan metode b. Kekuatan otot dengan MMT
deskriptif analitik. Deskriptif 0= diam
analitk yaitu metode dalam 1= ada kontraksi
meneliti status kelompok 2= ada kontraksi, gerakan
manusia, suatu objek, suatu set 3= ada kontraksi, gerakan,
kondisi, suatu sistem pemiiran melawan gravitasi
ataupun suatu kelas peristiwa 4= ada kontraksi, gerakan,
pada masa sekarang. Analitik melawan gravitasi, melawan
bertujuan untuk mengetahui tahanan minimal
assessment dan perubahan yang 5= ada kontraksi, gerakan,
dapat diketahui dalam penelitian melawan gravitasi, melawan
tersebut. Rancangan penelitian tahanan minimal (Daniel and
yang digunakan adalah Worthingham, 1986).
rancangan studi kasus c. LGS dengan midline dan
(Notoajmojo, 2010) goneometer
Penelitian ini dilakukan dengan Selisih normal :
cara melakukan interview dan 1. Gerak fleksi = 10-15cm
observasional pada seorang 2. Gerak ekstensi= 4-10cm
pasien dengan kondisi low back 3.Gerak rotasi = 45 derajat.
pain ec Spondilosis. (Wahyono dkk, 1994).
d. Oswestry Disability Index
Untuk mengetahui adanya
permasalahan tersebut dapat
X Y dilakukan pemeriksaan
dengan mengguanakan “Index
Z Oswestry”. Skala Oswestry
adalah Kuesioner yang
digunakan oleh dokter dan
tenaga medis yang lain untuk

12
Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September 2019

mengukur cacat untuk nyeri penulis melakukan


punggung bawah. berisi interview dengan pasien
sepuluh topik mengenai sendiri.
intensitas nyeri, mengangkat, c. Observasi
kemampuan untuk merawat Dilakukan untuk
diri sendiri, kemampuan mengetahui perkembangan
untuk berjalan, kemampuan pasien selama diberikan
untuk duduk, fungsi seksual, terapi.
kemampuan untuk berdiri, 2. Data sekunder
kehidupan sosial, kualitas a. Studi dokumentasi
tidur, dan kemampuan untuk Dalams tudi dokumentasi
melakukan perjalanan penulis mengamati dan
(Hudaya, 1996). mempelajari perkembangan
pasien di RS Orthopedi Prof.
3. Metode Pengumpulan Data Dr. R. Soeharso Surakarta.
dan Analisa Data b. Studi pustaka
Prosedur pengambilan atau Diperoleh dari buku-
pengumpulan data dalam buku, artikel, e-book dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah jurnal yang berkaitan dengan
ini mencakup : kondisi Low Back Pain e.c
1. Data primer Spondylosis VL4-5.
a. Pemeriksaan fisik
Bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui keadaan fisik
1. Nyeri dengan VAS
pasien. Pemeriksaan ini
Skala VAS (Visual Analog
terdiri dari vital sign,
Scale) adalah alat pengukuran
palpasi, pemeriksaan gerak
nyeri dengan menunjukkan titik
dasar, pemeriksaan
pada garis nyeri (0–10cm) salah
spesifik, aktivitas
satu titik ujung tidak nyeri dan
fungsional dan lingkungan
ujung yang lain menunjukkan
aktivitas.
nyeri tak tertahankan (Wall
b. Interview
and Melzack, 1999).
Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data
Grafik 1 Evaluasi Nyeri
dengan cara tanya jawab
dengan VAS
antara fisioterapis dengan
pasien yaitu anamnesis 8
langsung dengan pasien 6
(auto anamnesis). nyeri
4
Anamnesis ini juga dapat diam
2
dilakukan pada keluarga, nyeri
0
teman, dan orang lain yang tekan
mengetahui keadaan pasien
yang bisamenjadi sumber
data (hetero anamnesis).
Dalam interview ini,

13
Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September 2019

Dari grafik 1 diatas nilai 4 dan pada T2-T4 dengan


didapakan hasil data penurunan nilai 5.
nyeri diam pada T1= 3, T2=3,
T3=2, T4=2. Terdapat penurunan 3. Lingkup gerak sendi dengan
pada nyeri tekan pada T1-T3 midline
dengan nilai 5 dan T4 dengan Alat ukur yang digunakan
nilai 4. Terdapat penurunan nyeri adalah midline. Pengukuran
gerak T1=6, meningkat pada lingkup gerak sendi vertebra
T2=7 karena sebelumnya pasien dapat dilakukan pada saat
terjatuh, T3=6, T4=5. gerakan fleksi, ekstensi, lateral
fleksi dekstra, lateral fleksi
2. Kekuatan otot dengan MMT sinistra.
Evaluasi kekuatan grup
otot bahu yaitu dengan Grafik 3 Evaluasi LGS dengan midline
menggunakan MMT (Manual 16
Muscle Testing) 14
(Luklukaningsih, 2009). 12
10
Grafik 2 Evaluasi kekuatan otot Fleksi
8
dengan MMT
6
6 Ekstensi
5 4
4 2
T1(07-02-19) Lateral flekssi
3
0 dekstra
2
T2(14-02-19)
1
0 T3(18-02-19)

T4(22-02-19)

Dari grafik 3 diatas


didapakan hasil data peningkatan
lingkup gerak sendi yaitu gerak
Berdasarkan grafik 2 diatas fleksi pada terapi ke 1 dengan
didapatkan hasil adanya nilai 8, mengalami penurunan
peningkatan kekuatan otot pada terapi ke 2 dengan nilai 7,
fleksor pada T1-T3 dengan nilai dan mengalami peningkatan
4 menjadi nilai 5 pada T4, belum kembali pada terapi ke 3 dengan
ada peningkatan kekuatan otot nilai 8 kemudian pada terapi ke 4
ekstensor pada T1-T4 dengan dengan nilai 9. Terdapat
nilai yang sama yaitu 3, adanya peningkatan pada gerak ekstensi
peningkatan kekuatan otot lateral pada terapi ke 1 dengan nilai 4,
fleksor dekstra pada T1 dengan pada terapi ke 2 sampai terapi ke
nilai 3 dan pada T2-T4 dengan 4 dengan nilai yang sama yaitu 5.
nilai yang sama yaitu 4, terdapat Terdapat peningkatan pada gerak
peningkatan kekuatan otot lateral lateral fleksi dekstra pada terapi
fleksor sinistra pada T1 dengan ke 1 dengan nilai 12, pada terapi

14
Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September 2019

ke 2 dengan nilai 13, dan pada SIMPULAN.


terapi ke 3 dan terapi ke 4 dengan Setelah dilakukan intervensi
nilai 14. fisioterapi dengan modalitas TENS
(Transcutaneous Electrical Nerve
4. Aktifitas fungsional dengan Stimulation) dan Back Excercise
indeks oswestry sebanyak 4 kali didapatkan hasil
sebagai berikut :
Penilaian aktivitas
fungsional dari pasien dengan 1. Terdapat penurunan nyeri diam
kondisi Low Back Pain pada T1 = 3, T4= 2. Penurunan
digunakan Indeks Oswestry yang nyeri tekan pada T1 =5 menjadi
meliputi pertanyaan-pertanyaan nilai 4 pada T4. Penurunan nyeri
yang membahas tentang aktifitas gerak pada T1=6, T2=7 terjadi
saat menggunakan trunk. peningkatan karena sebelumnya
pasien terjatuh, T4=5.
Grafik 4 Evaluasi Pemeriksaan
2. Terdapat peningkatan kekuatan
aktifitas fungsional dengan indeks
otot fleksor trunk pada T4 dengan
Oswestry
nilai 5, kekuatan otot lateral
fleksor dekstra pada T1=3 pada
6 T4=4, kekuatan otot lateral
5 fleksor sinistra pada T1=4, T4=5,
4
belum ada peningkatan kekuatan
otot ekstensor.
3 T1(07-02- 3. Terdapat peningkatan LGS fleksi
2 19) trunk , ekstensi trunk, dan lateral
T2(14-02- fleksi dekstra.
1 19)
4. Terdapat peningkatan aktivitas
0 T3(18-02-
19)
fungsional yang diukur
menggunakan indeks oswestry
dengan jenis intensitas nyeri,
aktivitas mengangkat, berjalan,
duduk, berdiri, tidur, dan
kehidupan sosial.

Dari grafik 4 diatas DAFTAR PUSTAKA


didapakan hasil data terdapat Dachlan L.M., 2009. Pengaruh Back
peningkatan aktivitas fungsional Exercise Pada Nyeri Punggung
yang diukur menggunakan Bawah. Tesis Magister
indeks oswestry dengan jenis Kedokteran Keluarga
intensitas nyeri, aktivitas Universitas Sebelas Maret.
mengangkat, berjalan, duduk, Surakarta.
berdiri, tidur, dan kehidupan Jupiter Infomedia, 2008; History of
sosial. Arthritis; India Netzone. Last
updated March 10, 2009

15
Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September 2019

Kapandji, I. A. , 1990 ; The


Physiologi of Joints ; Volume
three, Churchill Livingstone,
USA.
Luklukaningsis Zuyina, 2009,
Sinopsis Fisioterapi untuk Terapi
Latihan, Penerbit Mitra Cendekia
Yogyakarta, Yogyakarta.

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi


Penelitian Kesehatan Jakarta :
Rineka Cipta

PERDOSSI. Konsensus Nasional 1


Kelompok Studi Nyeri.
Surabaya: Airlangga University
Press; 2011: 29-33

Prasetyo Hudaya, 1996, Rematologi,


Surakarta: Akademi Fisioterapi
Dep Kes RI, Surakarta

Regan Margaret, 2010; The Death Of


Josseline, USA.

Sujanto, Ig, et all, 1999; Sumber Fisis,


Politeknik Kesehatan
Surakarta: Surakarta Hal.
103-124
Wahyono, Yulianto, Mardiman, Sri.
1994. Dokumentasi Persiapan
Praktek Profesional Fisioterapi
(DP3FT). Akademi Fisioterapi
Surakarta Depkes RI
Wall Patrick D, Melzack Ronald.
1999. Text Book of Pain, Fourth
Edition. Elsevier, Chulchill
Livingstone. USA.

16

You might also like