Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

STRATEGI BISNIS PT.

X DALAM PENGEMBANGAN
APOTEK JARINGANNYA DI KARAWANG

Fitri Dwi Wijayanti1, Aritonang2, Sahat Saragi3


1
Program Magister Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
2,3
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
*Email : fitri.dw88@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to identify internal factors and external factors of X company,
analyze alternative business strategy, and to establish the implementation business strategy of X
Company in developing his network pharmacy in Karawang through a descriptive analysis
approach. The analytical tools used are SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threat),
Porter's Five Forces Analysis and QPSM (Quantitative Strategic Planning Matrix) to determine
selected strategy. The primary and secondary data were used for this study. The SWOT analysis
showed weighted values of 1.23: -0.10 so the company position described in the SWOT diagram is
in quadrant II, the diversification strategy, indicating that this company is still in growth and
developmen phase while, through the SWOT analysis, 4 alternative strategies could be concluded
i.e. (1) Increase skills and the number of human resources to improve pharmaceutical care; (2)
Increase pharmacy promotions that emphasize product sales with Delivery Orders; (3) Establish
cooperation with BPJS Health as a partner pharmacy; (4) Increase the kinds of products at
competitive prices. Based on QSPM analysis the selected strategy in the formulation of PT.X
business strategy is to increase the promotion of pharmacies that emphasizes product sales with
Delivery Orders, where this strategy has the highest TAS value of 6.31. The program that can be
run from this selected strategy is (a) utilize the use of technology and social media to carry out
online promotions (b) promoting free shipping of drugs to consumers (c) cooperating with the
online application.

Keywords : Business Strategy, IFE,EFE, Diversification, QSPM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor intenal dan faktor eksternal PT X, dan
menganalisis alternatif strategi bisnis serta menetapkan implementasi strategi bisnis PT. X dalam
mengembangkan apotek jaringannya di Karawang melalui pendekatan analisis deskriptif.
Berdasarkan metode analisis yang digunakan yaitu, analisis SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, and Threat), analisis persaingan bisnis dengan menggunakan Lima kekuatan
persaingan Michael Porter dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk menentukan
strategi terpilih. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil analisa
SWOT diperoleh nilai faktor internal dan faktor eksternal masing-masing sebesar (1.23: -0,10)
sehingga posisi perusahaan yang digambarkan dalam diagram SWOT berada pada kuadran II, yaitu
strategi diversifikasi. Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh empat alternatif strategi, yaitu (1)
Meningkatkan Skill dan jumlah SDM untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian.(2)
Meningkatkan promosi apotek yang menitikberatkan penjualan produk dengan Delivery Order. (3)
Menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai apotek rekanan. (4) Meningkatkan jenis
produk dengan harga yang kompetitif.. Berdasarkan analisis QSPM strategi terpilih dalam
perumusan strategi bisnis PT.X adalah meningkatkan promosi apotek yang menitikberatkan
penjualan produk dengan Delivery Order, dimana strategi ini memiliki nilai TAS tertinggi yaitu

93
sebesar 6.31. Adapun program yang dapat dijalankan dari stategi terpilih ini yaitu (a)
memanfaatkan penggunaan teknologi dan media sosial untuk melakukan promosi online. (b)
melakukan promosi gratis biaya pengiriman obat kepada konsumen. (c) melakukan kerjasama
dengan aplikasi ojek online.

Kata kunci : Perumusan Strategi, IFE, EFE, Diversifikasi, QSPM

LATAR BELAKANG kesehatan, harapan hidup yang semakin


Dalam industri farmasi, peritel meningkat, dukungan yang meningkat dalam
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu apotek program kesehatan pemerintah dengan
dan toko obat baik konvensional maupun beberapa perbaikan dalam perekonomian dan
modern. Konsep apotek dan toko obat mulai daya beli masyarakat. Dalam menjalankan
diatur sekitar tahun 1940-an, dan konsep bisnisnya, apotek dituntut untuk mampu
untuk apotek dan toko obat modern hadir menciptakan inovasi dan strategi.(3)
sekitar awal tahun 1990-an. Konsep baru ini
Strategi bersaing bergantung pada besar
kemudian mempengaruhi dinamika industri
dan posisi masing-masing perusahaan dalam
farmasi dari cara-cara penjualan yang
pasar. Perusahaan besar mampu menerapkan
tradisional (berbasis pada konsep ada resep
strategi tertentu, yang tidak dapat dilakukan
dan ada uang, maka ada obat) menuju strategi
oleh perusahaan kecil. Tetapi hanya dengan
kompetitif dan pemasaran yang modern
skala besar saja tidaklah cukup, karena ada
(berbasis pada konsep manajemen strategi
beberapa strategi bagi perusahaan besar yang
yang komprehensif). (1)
mampu menjamin keberhasilannya, dan
Saat ini salah satu tempat pelayanan terdapat pula hal yang jarang terjadi bahwa
kesehatan yang mudah ditemukan adalah perusahaan kecil dengan strateginya sendiri
apotek, Menurut Keputusan Menteri mampu menghasilkan tingkat keuntungan
Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, yang sama atau bahkan lebih baik daripada
apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat yang diperoleh perusahaan besar.(4)
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
PT. X merupakan salah satu perusahaan
penyaluran Sediaan farmasi, perbekalan
keluarga yang bergerak dalam bidang
kesehatan lainnya kepada masyarakat.(2)
kesehatan dan pendidikan. Bisnis PT. X yang
Bisnis apotek semakin tumbuh subur bergerak dalam bidang kesehatan, yaitu
sejalan dengan pertambahan jumlah apotek. PT. X sudah memulai bisnis apotek
penduduk, pentingnya kesadaran terhadap ini pada 2006. PT. X mulai melakukan

94
pengembangan dalam bisnis apoteknya, di HASIL DAN PEMBAHASAN
mana berawal hanya memiliki satu buah Dalam penelitian ini untuk memperoleh
apotek dan hingga kini sudah memiliki 5 strategi bisnis PT X dalam mengelola apotek
apotek jaringan yang tersebar di wilayah jaringannya dilakukan dengan menggunakan
Karawang Timur. pendekatan analisa SWOT dan QSPM.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin Analisa SWOT digunakan untuk mengetahui
melihat bagaimana PT.X dalam menetapkan faktor-faktor internal dan eksternal, sehingga
strategi bisnis apotek dalam pengembangan dapat diketahui faktor-faktor kekuatan,
apotek-apotek jaringannya, baik dalam kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan
alternatif strategi, dan implementasinya, agar dilakukan pembobotan IFE dan EFE maka
mempunyai keunggulan bersaing yang diketahui existing position PT X dan alternatif
kompetitif dan berkelanjutan. strategi yang dapat diterapkan oleh PT X
dalam pengembangan apotek jaringannya.
METODE Selanjutnya alternatif strategi yang diperoleh
Metode penelitian ini menggunakan dianalisis dengam QSPM unuk mengetahui
metode Deskriptif – Kualitatif, yaitu suatu strategi terpilih dari alternatif-alternatif
penelitian yang menggambarkan keadaan strategi tersebut.
obyek yang diteliti, dengan instrumen Tabel 1. Faktor-Faktor Internal PT X
penelitian berupa observasi pengamatan
No KEKUATAN KELEMAHAN
secara langsung, wawancara kepada 1. Keramahan Pelayanan Belum adanya konseling
2. Pasien dapat memesan Stok alat kesehatan dan
responden mengenai lingkungan eksternal dan obat ke apotek dan perlengkapan bayi yang
diantar kerumah masih sedikit
lingkungan internal PT.X, kuesioner dan 3 Bangunan milik sendiri Turnover karyawan tinggi
4 Fasilitas parkir luas Stok obat dan keluar masuk
Focus Group Discussion (FGD), dimana FGD obat tidak tercatat dengan
baik
dapat diartikan sebagai wawancara 5 Letak apotek yang Jumlah SDM yang kompeten
stategis dekat dengan masih sangat sedikit
berkelompok dengan tujuan menghasilkan perumahan

suatu informasi langsung dari berbagai sudut


pandang, serta studi literatur terhadap Tabel 2. Faktor-Faktor Eksternal PT X
informasi yang relevan. Metode analisis data
No PELUANG ANCAMAN
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Perkembangan Perizinan Apotek yang rumit
SWOT, Lima Kekuatan Persaingan, dan perumahan yang cukup
pesat
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif 2. Perkembangan teknologi Program JKN
3 Meningkatknya Regulasi terbaru mengenai
(QSPM).
swamedikasi tenaga teknis kefarmasian

95
4 Segmentasi pasar yang Persaingan harga yang ketat O4 Segmentasi pasar yang luas 0.05
luas O5 Sistem pembayaran kredit dan 0.05
5 Sistem pembayaran kredit Bermunculan pesaing baik diskon yang diberikan oleh PBF
dan diskon yang apotek mandiri maupun T1 Perizinan Apotek yang rumit 0.12
diberikan oleh PBF apotek waralaba T2 Program JKN 0.11
T3 Regulasi terbaru mengenai 0.10

ANCAMAN
(THREAT)
tenaga teknis kefarmasian
T4 Persaingan harga yang ketat 0.09
Setelah faktor-faktor strategis internal T5 Bermunculan pesaing baik 0.12
apotek mandiri maupun apotek
dari PT X diidentifikasi, selanjutnya faktor- waralaba
faktor tersebut masing-masing diberikan Total 1,00

pembobotan. Pemberian bobot dilakukan


Tabel 5. Rating Faktor Internal PT X
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap posisi strategis apotek jaringan PT FAKTOR INTERNAL RATING

X. Bobot yang diberikan mulai dari skala 0,0 S1 Keramahan Pelayanan 3


S2 Pasien dapat memesan obat ke 4

(STRENGTH)
KEKUATAN
(tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). apotek dan diantar kerumah
S3 Bangunan milik sendiri 3
Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar
S4 Fasilitas parkir luas 3
pada apotek jaringan PT X bobot yang tinggi. S5 Letak apotek yang stategis dekat 4
dengan perumahan
W1 Belum adanya konseling 3
W2 Stok alat kesehatan dan 2
Tabel 3. Pembobotan Faktor Internal PT X
KELEMAHAN

perlengkapan bayi yang masih


(WEAKNESS)

sedikit
FAKTOR INTERNAL BOBOT W3 Turnover karyawan tinggi 2
S1 Keramahan Pelayanan 0.14 W4 Stok obat dan keluar masuk obat 3
S2 Pasien dapat memesan obat 0.14 tidak tercatat dengan baik
(STRENGTH)
KEKUATAN

ke apotek dan diantar W5 Jumlah SDM yang kompeten 3


kerumah masih sangat sedikit
S3 Bangunan milik sendiri 0.11
S4 Fasilitas parkir luas 0.10
S5 Letak apotek yang stategis 0.15
dekat dengan perumahan Tabel 6. Rating Faktor Eksternal PT X
W1 Belum adanya konseling 0.07
W2 Stok alat kesehatan dan 0.05
perlengkapan bayi yang FAKTOR EKSTERNAL RATING
KELEMAHAN
(WEAKNESS)

masih sedikit
W3 Turnover karyawan tinggi 0.05 O1 Perkembangan perumahan yang 3
(OPPORTUNITY)

W4 Stok obat dan keluar masuk 0.09 cukup pesat


PELUANG

obat tidak tercatat dengan O2 Perkembangan teknologi 3


baik O3 Meningkatknya swamedikasi 3
W5 Jumlah SDM yang kompeten 0.10
masih sangat sedikit O4 Segmentasi pasar yang luas 3
Total 1.00 O5 Sistem pembayaran kredit dan 2
diskon yang diberikan oleh PBF
T1 Perizinan Apotek yang rumit 3
Tabel 4. Pembobotan Faktor Eksternal PT X T2 Program JKN 3
ANCAMAN

T3 Regulasi terbaru mengenai 2


(THREAT)

FAKTOR EKSTERNAL BOBOT


tenaga teknis kefarmasian
O1 Perkembangan perumahan yang 0.15 T4 Persaingan harga yang ketat 2
(OPPORTU
PELUANG

cukup pesat T5 Bermunculan pesaing baik 3


NITY)

O2 Perkembangan teknologi 0.14 apotek mandiri maupun apotek


O3 Meningkatknya swamedikasi 0.07 waralaba

96
5 kredit dan diskon
yang diberikan oleh
Tabel 7. Rekapitulasi Nilai IFE PT X PBF
Total Skoring 1.33
FAKTOR INTERNAL BOBOT RATIN SKOR
T Perizinan Apotek 0.12 3 0.36
G 1 yang rumit
S Keramahan 0.14 3 0.42 T Program JKN 0.11 3 0.33
1 Pelayanan 2
S Pasien dapat 0.14 4 0.56 T Regulasi terbaru 0.10 2 0.20

ANCAMAN
(THREAT)
KEKUATAN (STRENGTH)

2 memesan obat 3 mengenai tenaga


ke apotek dan teknis kefarmasian
diantar kerumah T Persaingan harga 0.09 2 0.18
S Bangunan milik 0.11 3 0.33 4 yang ketat
3 sendiri T Bermunculan pesaing 0.12 3 0.36
5 baik apotek mandiri
S Fasilitas parkir 0.10 3 0.30
maupun apotek
4 luas
waralaba
S Letak apotek 0.15 4 0.60
Total Skoring 1.00 1.43
5 yang stategis
dekat dengan
perumahan Diagram Analisis SWOT PT X dapat
Total Skoring 2.21
dihitung sebagai berikut:
W Belum adanya 0.07 3 0.21
1 konseling Nilai Faktor Internal
W Stok alat 0.05 2 0.10
2 kesehatan dan = Kekuatan - Kelemahan
perlengkapan
KELEMAHAN (WEAKNESS)

bayi yang = 2.21 – 0.98


masih sedikit
W Turnover 0.05 2 0.10
= 1.23
3 karyawan tinggi Nilai Faktor Eksternal
W Stok obat dan 0.09 3 0.27
4 keluar masuk = Peluang - Ancaman
obat tidak
tercatat dengan = 1.33 – 1.43
baik
W Jumlah SDM 0.10 3 0.30
= -0.10
5 yang kompeten Dari hasil perhitungan tersebut maka
masih sangat
sedikit diperoleh posisi koordinat PT X pada titik
Total Skoring 1.00 0.98
koordinat (1.23 : -0.10)

Tabel 8. Rekapitulasi Nilai EFE PT X


FAKTOR EKSTERNAL BOBOT RAT SKOR
ING
O Perkembangan 0.15 3 0.45
1 perumahan yang
cukup pesat
(OPPORTUNITY)

O Perkembangan 0.14 3 0.42


PELUANG

2 teknologi
O Meningkatknya 0.07 3 0.21
3 swamedikasi
O Segmentasi pasar 0.05 3 0.15
4 yang luas
O Sistem pembayaran 0.05 2 0.10
Gambar 1. Diagram SWOT PT X

97
Berdasarkan analisa SWOT PT X dan Alternatif Strategi
Bobo 1 2 3 4
Faktor Utama
t A A A A TAS
digambarkan dalam diagram SWOT PT X S
TAS
S
TAS
S
TAS
S
Kekuatan (S)
maka strategi yang diarahkan untuk PT X Keramahan
0.14 4 0.56 3 0.42 2 0.28 2 0.28
Pelayanan
adalah strategi diversifikasi. Pasien dapat
memesan obat 3 0.42
0.14 2 0.28 4 0.56 2 0.28
ke apotek dan
diantar kerumah
Berdasarkan hasil diagram SWOT Bangunan milik
0.11 2 0.22 3 0.33 3 0.33 3 0.33
sendiri
diatas, PT X berada pada posisi Kuadran II, Fasilitas parkir
0.10 2 0.20 2 0.20 3 0.30 3 0.30
luas
selanjutnya dirumuskan alternatif-alternatif Letak apotek
yang stategis
0.15 3 0.45 4 0.60 3 0.45 3 0.45
dekat dengan
strategi menggunakan matriks SWOT yaitu perumahan
Kelemahan (W)
dengan menggunakan strategi Strenght-Threat Belum adanya
0.07 4 0.28 3 0.21 2 0.14 2 0.14
konseling
(ST). Stok alat
kesehatan dan
perlengkapan 0.05 2 0.10 2 0.10 2 0.10 4 0.20
bayi yang masih
Tabel 9. Matriks SWOT PT X sedikit
Turnover
0.05 2 0.10 2 0.10 3 0.15 2 0.10
karyawan tinggi
Stok obat dan
keluar masuk
KEKUATAN (S) obat tidak 0.09 4 0.36 4 0.36 3 0.27 3 0.27
tercatat dengan
INTERNAL S1 Keramahan Pelayanan baik
S2 Pasien dapat memesan obat ke Jumlah SDM
yang kompeten
apotek dan diantar kerumah masih sangat
0.10 4 0.40 3 0.30 3 0.30 2 0.20
S3 Bangunan milik sendiri sedikit
Peluang (O)
S4 Fasilitas parkir luas Perkembangan
S5 Letak apotek yang stategis dekat perumahan yang 0.15 3 0.45 4 0.60 3 0.45 3 0.45
cukup pesat
EKSTERNAL dengan perumahan Perkembangan
0.14 3 0.42 4 0.56 2 0.28 2 0.28
teknologi
Meningkatknya
0.07 4 0.28 3 0.21 2 0.14 3 0.21
THREAT (T) STRATEGI (ST) swamedikasi
Segmentasi
T Perizinan Apotek yang 1. Meningkatkan Skill dan 0.05 3 0.15 3 0.15 2 0.10 3 0.15
pasar yang luas
1 rumit jumlah SDM untuk Sistem
T Program JKN meningkatkan pelayanan pembayaran
kredit dan
2 kefarmasian. 0.05 2 0.10 2 0.10 3 0.15 4 0.20
diskon yang
T Regulasi terbaru 2. Meningkatkan promosi diberikan oleh
3 mengenai tenaga teknis apotek yang PBF
Ancaman (T)
kefarmasian menitikberatkan penjualan
Perizinan
T Persaingan harga yang produk dengan Delivery Apotek yang 0.12 3 0.36 2 0.24 2 0.24 2 0.24
4 ketat Order. rumit
3. Menjalin kerjasama dengan Program JKN 0.11 2 0.22 2 0.22 4 0.44 2 0.22
T Bermunculan pesaing Regulasi terbaru
5 baik apotek mandiri BPJS Kesehatan sebagai mengenai tenaga
apotek rekanan. 0.10 4 0.40 3 0.30 2 0.20 2 0.20
maupun apotek teknis
4. Meningkatkan jenis produk kefarmasian
waralaba
Persaingan
dengan harga yang 0.09 2 0.18 3 0.27 2 0.18 4 0.36
harga yang ketat
kompetitif. Bermunculan
pesaing baik
apotek mandiri 0.12 3 0.36 4 0.48 3 0.36 3 0.36
maupun apotek
waralaba
5.87 6.31 5.14 5.36
Tabel 10. Matriks Perencanaan Strategi
Kuantitatif (QSPM) PT X

98
Berdasarkan hasil analisis matriks a. Peluang:
perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) PT X Perkembangan perumahan yang cukup
yang telah dievaluasi diatas, maka diperoleh pesat, Perkembangan teknologi,
strategi terpilih yaitu Meningkatkan promosi Meningkatnya swamedikasi, Segmentasi pasar
apotek yang menitikberatkan penjualan luas, serta Sistem pembayaran kredit dan
produk dengan Delivery Order, dengan nilai diskon yang diberikan oleh PBF.
TAS tertinggi yaitu sebesar 6.31. b. Ancaman:
Perizinan apotek yang rumit, Program
KESIMPULAN
JKN, Regulasi terbaru mengenai tenaga teknis
Berdasarkan hasil penelitian yang kefarmasian, Persaingan harga yang ketat,
telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan serta Bermunculan pesaing baik apotek
sebagai berikut : mandiri maupun apotek waralaba.
1. Identifikasi lingkungan internal PT X 3. Strategi Bisnis PT X
diperoleh dari wawancara dan FGD Dari hasil analisa SWOT yang
diperoleh lima faktor kekuatan dan dilakukan, diperoleh diagram SWOT PT X
kelemahan, yaitu berada pada kuadran II,, strategi bisnis
a. Kekuatan: diarahkan untuk PT X adalah strategi
Keramahan Pelayanan, Pasien dapat diversifikasi, dengan perumusan-perumusan
memesan obat ke apotek dan diantar kerumah, strategi menggunakan strategi Strenght-Threat
Bangunan milik sendiri, Fasilitas parkir luas, (ST). Adapun perumusan-perumusan strategi
dan Letak apotek yang stategis dekat dengan sebagai berikut:
perumahan a. Meningkatkan Skill dan jumlah SDM
b. Kelemahan: untuk meningkatkan pelayanan
Belum adanya konseling, Stok alat kefarmasian.
kesehatan dan perlengkapan bayi yang masih b. Meningkatkan pemasaran apotek yang
sedikit, Turnover karyawan tinggi, Stok obat menitikberatkan penjualan produk dengan
dan keluar masuk obat tidak tercatat dengan Delivery Order.
baik, dan Jumlah SDM yang kompeten masih c. Menjalin kerjasama dengan BPJS
sangat sedikit. Kesehatan sebagai apotek rekanan.
2. Identifikasi lingkungan eksternal PT X d. Meningkatkan jenis produk dengan harga
diperoleh dari wawancara dan FGD yang kompetitif
diperoleh lima faktor peluang dan
ancaman, yaitu
99
4. Implementasi Strategi Bisnis PT X Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah Mada
Meningkatkan pemasaran apotek yang University Press.
menitikberatkan penjualan produk dengan 4. Heriyanto, Meyzi Heriyanto. Analisis
Delivery Order. Strategi Bersaing Industri Bisnis
Program : Farmasi/Apotek Di Kota Pekanbaru. JOM
a. Memanfaatkan penggunaan teknologi dan FISIP Vol 2 No. 2 Oktober 2015.
media sosial untuk melakukan pemasaran Universitas Riau.
online.
b. Melakukan promosi gratis biaya
pengiriman obat kepada konsumen.
c. Melakukan kerjasama dengan aplikasi
ojek online.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mustamu, Ronny Herowind.


Mempersiapkan Ritel Farmasi untuk
Menghadapi Persaingan Masa Depan.
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas
Ekonomi – Universitas Kristen Petra.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol.
2, No. 1, Maret 2000: 19 – 32
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor:
1332/Menkes/Sk/X/2002 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor.
922/Menkes/Per/X/1993tentang
Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotik
3. Sampurno. 2010. Manajemen Stratejik:
Menciptakan Keunggulan Bersaiang yang

100

You might also like