Spesifikasi Teknik Pekerjaan Pemboran Sumur Bor

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 59
FINAL Tanggal 25 April 2017 SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PEMBORAN SUMUR BOR PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) 2017 Daftar Isi Daftar Lampiran 1 UM 14 12 13 14 15 16 2 PEM 24 22 2.21 222 223 224 225 226 227 228 229 23 24 25 26 3 INSTALASI SUMUR... 34 32 33 3.3.1 4 PENYEMPURNAAN SUMUR, (OEVELOPMENT 5 _ UJI PEMOMPAAN - 5A 52 53 54 55 56 PENGISIAN SEMEN (Grouting) 6 7 PEM 8 LAPORAN DAN CATATAN 9 PENGADAAN-PENGADAAN LAIN 10 GLO! LAMPIRAN LAMPIRAN A, LAMPIRAN B. LAMPIRAN C. LAMPIRAN D. Daftar Isi uM Lingkup Pekerjaan . Lokasi Pekerjaan.... Jalan Masuk Lokasi Persiapan Lokasi Pemboran Penyediaan Alr.. Pengamanan Lokasi IBORAN Tipe Sumur. Prosedur Pekerjaan Konstruksi Sumur Pemasangan Mesin Bor... Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Sementara. Diameter dan Kedalaman Pemboran Metoda Pemboran Pengawasan Lumpur Pemboran...... Sirkulasi pembilasan Lubang Sumur Ketegak-lurusan Lubang Bor. Berakhirnya Operasi Pemboran Pembongkaran Mesin Bor Pengumpulan Conto Batuan (Cutting) Pemerian Conto Batuan (Deskripsi Conto Batuan)... Poneatatan Dalam Proses Pemboran/Driling Log Logging Geofisik Material Instalasi Sumur Pipa dan Saringan Sumur (Casing dan Screen Sumur) Gravel pack. Material Gravel pack Peralatan Uji Pemompaan Uji Pemompaan Pendahuluan. - Uji Pemompaan Susut Bertahap (Step Drawdown Pumping Test)... Uji Debit Tetap (Constant Rate Test) Uji Pemulihan (Recovery Test) Pengambilan Contoh Air dan Analisa Kualitas Air. |ASANGAN TUTUP........ ISSARY .. Daftar Lampiran Lampiran A ; Gambar 1 : Rencana Lokasi Pemboran Sumur 1 dan 2 Desa. : Skema Kolam Lumpur (Mud Pit). : Reducer Lampiran Lampiran : Centralizer... Lampiran A ; Gambar 5 : Jetting tool Lampiran A ; Gambar 6 : Orifice W Lampiran A ; Tabel 1 : Debit Orifice Wei Lampiran B ; : LAPORAN HARIAN Lampiran : LAPORAN BULANAN Lampiran : LAPORAN MINGGUAN Lampiran : LITHOLOGI LOG.. Lampiran C ; Tabel 2 : DATA INSTALASI PIPA.. Lampiran : UJI KETEGAKLURUSAI a Lampiran : PEMASANGAN GRAVEL PACK.. Lampiran : PENGUJIAN AIRLIFT TEST. Lampiran C ; Tabel 6 : PENGEMBANGAN SUMUR (WELL DEVELOPMENT Lampiran : UJI PEMOMPAAN PENDAHULUAN (TRIAL TEST) Lampiran : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - Lampiran C ; Tabel 9 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 2. Lampiran : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 3. Lampiran C ; Tabel 11 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 4. Lampiran C ; Tabel 12 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 5. Lampiran C ; Tabel 13 : UJI PEMOMPAAN DEBIT TETAP (MENERUS). Lampiran C ; Tabel 1 JI PEMULIHAN Lampiran D ; Gambar 1 : CONTOH WELL COMPOSITE LOG. BAGIAN SATU SPESIFIKASI TEKNIK SUMUR 1 UMUM 4.1. Lingkup Pekerjaan Penyedia Jasa berkewajiban melaksanakan pekerjaan konstruksi sumur bor, melakukan pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi: pengambilan conto/sample, deskripsi conto/sample, loging geofisik, uji pemompaan, pengambilan conto/sample air dan pemeriksaan kualitas air dari sumuur tersebut. Pekerjaan yang akan dilaksanakan Penyedia Jasa (Pihak Kedua) termasuk memfasilitasi atau mencakup penyediaan personil, peralatan, bahan-bahan, transportasi, bahan bakar, pelumas serta semua perlengkapan lain yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan pengujian sumur. Semua peralatan, bahan-bahan, dan perlengkapan yang disediakan oleh Penyedia Jasa (Pihak Kedua), sebelum dipergunakan terlebih dahulu harus diperiksa, diinventarisasi dan disetujui oleh Satlaki Jumlah sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa (Pihak Kedua) adalah sebanyak .. umur yang lokasinya seperti ditunjukkan pada peta denah lokasi terlampi 1.2 Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan konstruksi sumur bor yang akan dilaksanakan meliputi daerah di Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi .. Lokasi sumur ditunjukkan pada peta denah lokasi, koordinat lokasi seluruh sumur akan ditunjukan pada peta denah lokasi pada LampifanvA\GAMbarl . Titik lokasi akurat di lapangan akan ditentukan oleh KKM, apabila telah siap dimulainya operasi pemboran. Apabila dibutuhkan, maka lokasi sumur dapat dipindah oleh karena sesuatu sebab, atau dengan harapan untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Perubahan titik lokasi sumur dapat dilakukan dengan dasar perijinan dan CAT, kemudian dilakukan koordinasi dengan Pemda setempat dan diketahui oleh DPMU. 1.3. Jalan Masuk Lokasi Penyedia Jasa (Pihak Kedua) apabila diminta oleh Satlak, harus mempersiapkan jalan masuk ke site dengan dilengkapi surat perijinan/perintah persiapan. 1.4 Persiapan Lokasi Pemboran Pihak Kedua berkewajiban untuk mengajukan usulan kepada Satlak mengenani daftar peralatan, daftar perlengkapan yang dibutuhkan untuk konstruksi sumur, serta ilustrasi layout (lampilan) penempatan perlengkapan dan peralatan pada site. Setelah usulan tersebut disetujui oleh Satlak, maka pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai. Apabila diperlukan dan diminta oleh Satlak, Penyedia Jasa (Pihak Kedua) harus mempersiapkan site pemboran, mengkondisikan jalan masuk dan site, agar terhindar dari genangan air terutama pada musim hujan dan mencegah ambles ketika dibebani perangkat pemboran. Apabila pada lokasi pemboran tersebut terdapat tanaman atau bangunan, maka Penyedia Jasa (Pihak Kedua) wajib menyelesalkan dengan berkoordinasi bersama- sama Satlak. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, atau mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan, maka tiap area pemboran dengan radius 15m dari titik pemboran harus dilengkapi HSE sign yang mencakup kewajiban dan larangan yang harus dipatuhi di area pemboran, dan dilengkapi pagar atau tanda batas larangan masuk yang dilengkapi dengan tulisan peringatan “Dilarang masuk selain petugas pemboran” atau sesuai dengan yang diinstruksikan Satlak. Untuk pemboran dengan cara Direct Circulation Mud Flush, pada umumnya pemboran di Pamsimas menggunakan metode ini, Penyedia Jasa (Pihak Kedua) wajib membuat 2 (dua) kolam lumpur pada tiap lokasi dengan ukuran 2 m x 2 m kedalaman 1,5 m, atau dengan ukuran lebih besar yang harus diperhitungkan dapat memenuhi kebutuhan lumpur sesuai target pemboran. Dinding kolam lumpur dibuat miring dan dicor atau diberi pasangan batu bata, atau diperkuat papan, atau anyaman bambu agar tidak mudah longsor atau runtul Kolam tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kemudian dihubungkan ke lubang bor melalui kanal dengan ukuran lebar 0,2 m pada bagian dasarnya dan kedalaman 0,2 m. Kanal penghubung lubang bor dengan kolam lumpur dilengkapi dengan kolam pengendap berukuran 0,5 mx 0,5 m x 0,5 m. 1.5 Penyediaan Air Penyedia Jasa (Pihak Kedua) diwajibkan menyediakan air yang dapat diambil dari sungai atau sumber air lainya, baik secara langsung, dengan membuat saluran, atau dalam tandon berupa drum maupun tangki di lokasi pemboran. Mutu dan jumlah air yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan. Jumiah air yang tersedia ditempat minimal sebanyak volume rencana sumur ditambah volume bak tandon, saluran, bak pengendap serta kemungkinan susutnya. Perlu dipastikan tandon harus selalu terisi air penuh selama pemboran berlangsung sampai pekerjaan pemboran dan instalasi casing dan screen selesai. 1.6 Pengamanan Lokasi Penyedia Jasa (Pihak Kedua) berkewajiban menjaga keamanan peralatan, bahan pemboran termasuk pipa-pipa dan semua perlengkapan yang terdapat dilokasi pemboran. Penyedia Jasa (Pihak Kedua) juga berkewajiban menjaga semua bangunan, saluran, pipa saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya disekitar lokasi pemboran supaya tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Apabila seluruh pekerjaan selesai, Penyedia Jasa (Pihak Kedua) harus mengembalikan kondisi lokasi, dengan melakukan reklamasi lahan area pemboran sehingga mendekati keadaan semula. Satlak akan memeriksa pengembalian site ini SBtelahlWw. Rafi dari saat pekerjaan pemboran dinyatakan selesai. 2 PEMBORAN 2.1. Tipe Sumur Sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa (Pinak Kedua) adalah tipe Lonjor Tunggal (Single String) dengan menggunakan bahan konstruksi pipa PVC berstandart SNI diameter 6" sepanjang minimal 30 meter sebagai pipa jambang pompa (pump casing), dan_ selebihnya berdiameter 3” sampai 5" sebagai casing dan screen bagian bawah, jika casing dan screen disusun secara kombinasi dengan diameter yang berbeda, maka harus digunakan reduser sebagai sambungan, seperti ditunjukkan dalam Lampiran A ; Gambar 3. Pipa saringan untuk penyadapan air tanah menggunakan pipa PVC berstandart SNI dengan lubang saringan/cela/siot. 2.2 Prosedur Pekerjaan Konstruksi Sumur Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Satlak paling kurang 24 jam sebelum memulai pekerjaan pemboran. Pemboran akan dilakukan dengan metoda Direct Circulatian Mud Flush. Secara umum urutan pekerjaan pemboran dan kontruksi sumur adalah sebagai berikut: 1. Persiapan jalan masuk menuju site. ny Persiapan site, persiapan bahan dan persiapan pekerjaan. Pemasangan menara bor, mesin bor, pompa lumpur dan alat bantu Pemboran lubang untuk pipa konduktor sementara (temporary casing) diameter 12" dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 410) atau seperti yang AY a Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 10% Pemboran lubang diameter 8%" sampai akhir (sesuai dengan debit yang dipersyaratkan dalam kontrak dan harus menembus habis satuan batuan lapisan aquifer yang di buktikan dari cutting atau hasil loging). 7. Pengambilan cutting dilakukan pada tiap meter kedalaman dari awal sampai akhir pemboran. 8. Logging Point Resistivity (PR) dan logging Self Potential (SP) untuk menentukan kedudukan dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer) dan merencana susunan konstruksi. 9. Membuat gambar lapangan dan melaksanakan rencana susunan konstruksi sumur yang terdiri dari susunan casing, screen, gravel pack, bail plug&umbat bawah, centralizer, dan komponen sumur, berdasarkan log pemboran deskripsi sample dan geophysical logging /SP-PR logging . 10.Pemasangan pipa produksi diameterl6", 5) 4°13") bail plug/sumbat bawah, reducer. 11, Pemasangan pipa jambang pompa diaimeter'6! sesuai dengan desain sumur. 12,Penempatan gravel pack ke dalam rongga annulus di sekeliling pipa produksi. 18. Development sumur. 14,Pengukuran electric conductivity (EC) saat Development Sumur untuk mengetahui kualitas air. 15.Uji Pemiompaan, Uji Pemulihan/recovery test, pengukuran muka air tanah, dan pengukuran debit sumur. 16.Pengambilan sample air untuk analisa kualitas air. 17.Pencabutan Pipa Konduktor Sementara diameter 10". 18,Pemasangan tutup sumur dan kunci. 19. Pengisian semen kedalam rongga annulus di sekeliling Pipa jambang pompa. 20.Pembongkaran mesin bor. 21.Pengembalian kondisi lokasi (reklamasi) site/pembersihan site lokasi pemboran. 2 Jika dalam setiap langkah kegiatan di atas mengindikasikan adanya kegagalan, maka Penyedia Jasa (Pihak Kedua) wajib melaporkan kepada Satlak, selanjutnya Satlak berkonsultasi dengan Tim Teknis lainnya. 2.2.1 Pemasangan Mesin Bor Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati di atas pondasi yang kuat, datar dan stang bor tegak lurus, agar dapat memberikan hasil pemboran yang baik, dan mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pemboran serta diperoleh lubang bor yang tegak dan lurus. 2.2.2 Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor Sementara Pipa Konduktor Sementara dipasang di setiap lokasi rencana lubang sumur untuk mencegah keruntuhan lapisan permukaan tanah atas (soi) selama operasi pemboran berlangsung. Kedalaman pemasangan pipa konduktor ditentukan berdasarkan keadaan lapangan/soi! di tiap lokasi dengan persetujuan Satlak. Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus mencabut pipa tersebut, apabila tidak dapat dicabut dan tetap tertinggal, maka menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa (Pihak Kedua) tanpa ada penggantian biaya. 2.2.3. Diameter dan Kedalaman Pemboran Diameter Instalasi ditentukan untuk pipa jambang pompa 6” pada bagian atas lubang sumur dan diameter", 4”, dan 3” pada bagian bawah lubang sumur. Perubahan diameter dapat dilakukan atas persetujuan atau atas perintah Satlak. Perubahan tersebut didasarkan pada sifat formasi dan jenis peralatan yang dipakai. 2.2.4 Metoda Pemboran Metoda pemboran yang akan digunakan adalah metoda Direct Circulation Mud Flush Sirkulasi pembilas harus menggunakan lumpur Bentonite.’ 2.2.5 Pengawasan Lumpur Pemboran Selama pemboran berlangsung, apabila sirkulasi lumpur berhenti karena sebab apapun, guna menghindari tertimbunnya mata bor dan stang bor (drill pipe) dari Tuntuhan atau endapan lumpur dan lempung, maka mata bor dan stang bor harus segera diangkat, atau digantung, setidaknya sepanjang 12 meter ke atas dari kedalaman terakhir yang dicapai. * Ketersediaan Bentonite diperoleh di tempat khusue dan jarang dijual secara 2.2.6 Sirkulasi pembilasan Lubang Sumur Untuk memperoleh lubang bor dan sample batuan (cutting) yang baik maka Penyedia Jasa (Pihak Kedua) harus melaksanakan sirkulasi pembilasan lubang bor dengan lumpur pemboran atau sirkulasi lumpur tanpa penetrasi disetiap penyambungan stang bor. Sirkulasi pembilasan dilakukan dengan jalan melaksanakan sirkulasi lumpur tanpa menambah kedalaman lubang (menggantung mata bor) sampai lubang bor bersih dari material material hancuran batuan (cutting). Apabila terjadi mud looses atau hilangnya lumpur sirkulasi secara tiba-tiba, maka segera diambil langkah-langkah pengamanan, diantaranya dengan segera mengangkat mata bor, stang bor dan memberikan bahan additive yang sesuai dengan kebutuhan. Apabila terjadi gejala keluarnya gas/uap air panas, maka harus dilakukan tindakan pengamanan dengan menambah bahan additive yang sesuai sehingga berat jenis lumpur meningkat dan mampu membiokir gas. 2.2.7 Ketegak-lurusan Lubang Bor Lubang bor harus dibuat benar-benar vertikal dan tegak lurus, hal tersebut untuk menjamin kelancaran pemasangan pipa sumur. Apabila terdapat penyimpangan lubang bor, sehingga menyebabkan kesulitan pemasangan pipa sumur atau menyebabkan pipa sumur tidak dapat dipasang tegak lurus, maka Penyedia Jasa (Pihak Kedua) harus melakukan koreksi atas biaya sendiri supaya lubang bor benar-benar vertikal dan tegak lurus, bila perlu mengganti lubang bor baru. Penyedia Jasa (Pihak Kedua) diwajibkan untuk melakukan checking terhadap ketegak- lurusan lubang bor sekurangnya setiap hari, sebelum dan setelah berhentinya operasi pemboran. 2.2.8 Berakhirnya Operasi Pemboran Apabila pemboran lubang bor telah selesai, lubang bor harus dicuci sampai bersih dari endapan atau cutting dengan melaksanakan sirkulasi pembilasan lumpur, paling tidak selama 4)(@mpat) jam secara menerus, apabila dalam waktu tersebut kondisi lumpur sirkulasi masih belum bersih, maka waktu sirkulasi pembilasan harus ditambah sampai dicapai kondisi lumpur dalam lubang bor sudah bersih dari cutting. Setelah lubang bor betul-betul bersih, maka kekentalan lumpur pemboran dikurangi dengan cara ditambah air, selanjutnya Penyedia Jasa mempersiapkan sumur untuk pelaksanaan logging. 2.2.9 Pembongkaran Mesin Bor Setelah pekerjaan pemboran, Instalasi sumur dan pekerjaan lain yang memerlukan mesin bor dinyatakan selesai, maka mesin bor beserta semua peralatan dan material yang tidak akan dipakai lagi, harus dibongkar atau dipindahkan oleh Penyedia Jasa 2.3 Pengumpulan Conto Batuan (Cutting) Penyedia Jasa wajib menyediakan kotak conto batuan untuk menyimpan atau menempatkan contoh batuan hasil pemboran. Kotak contoh batuan harus ditempatkan pada tempat yang aman, dan tidak terguyur hujan. Conto batuan dari formasi yang di bor harus diambil, dan harus dapat mewakili litologi setiap meter pemboran (pengambilan harus dilakukan tiap meter), kemudian disimpan dalam kotak conto batuan, diberi nomor sesuai dengan meter kedalaman dan difoto. Masing-masing conto batuan beratnya harus tidak kurang dari 1 Kg, bebas dari lumpur dengan mencuci secara hati-hati agar hanya bentonite yang tercuci, tanpa menghilangkan sample lempung bila ada, diambil dokumentasi fotonya dengan jelas. Pada masing-masing kantong, harus dicantumkan tulisan namavlokasi, kedalaman dan tanggal pengambilan conto batuan. Kantong tersebut harus disediakan Penyedia Jasa. Kantong yang berisi sample di tempatkan dalam kotak sample dan diambil dokumentasi fotonya dengan jelas. 2.4 Pemerian Conto Batuan (Deskripsi Conto Batuan) Pemerian batuan (deskripsi conto batuan), adalah memberikan uraian yang jelas tethadap conto batuan (hasil cutting) dari lubang bor selama proses pemboran. Pemerian batuan harus mengikuti klasifikasi ukuran butir (grain size classification), warna, kekerasan, kekompakan, serta dapat ditambahkan penjelasan yang ada, dan mengacu pada kecepatan penetrasi. Pemerian batuan dilakukan oleh Penyedia Jasa terhadap setiap conto batuan yang dikumpulkan oleh Penyedia Jasa, dan harus mencatat batas kedalaman setiap litologi yang ditembus dengan tepat. Pemerian batuan harus digambarkan dalam kolom terskala dengan simbol simbol dan kode yang sesuai. Gambar ini harus digunakan sebagai acuan pemasangan pipa dan screen. Seperti contoh dalam LampiranC. 2.5 Pencatatan Dalam Proses Pemboran/Drilling Log Penyedia Jasa melalui juru bor (driller) harus mencatat kecepatan penetrasi pemboran setiap meter yang ditembus, waktu sirkulasi, pemakaian bentonite dan bahan additive serta hal-hal yang penting dalam pelaksanaan pemboran. Catatan dibuat dalam format yang mengikuti standar (Lampiran'B,/C’dan'D). 2.6 Logging Geofisik Logging geofisik yang harus dikerjakan Penyedia Jasa terdiri dari Point Resistivity Log (PR-Log) dan Self Potential Log (SP-Log), harus dikerjakan Penyedia Jasa pada tiap sumur dibawah pengawasan langsung Satlak, dengan pendampingan Fasilitator Teknik. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan Electric Loger termasuk perlengkapannya, sehingga mendapatkan hasil rekaman (recording). Penyedia Jasa harus menyerahkan hasil analisa interpretasi atas rekaman tersebut (hasil logging), yang menjelaskan karakter hidrologi setiap perlapisan batuan yang ditemui serta rencana konstruksi sumur. Peralatan Electric Loger yang digunakan harus peralatan branded, self recorder (merekam sendiri secara otomatis) dalam bentuk grafis, bukan numeris. Grafik hasil rekaman (pada kertas rekaman loging) penyajian gambar garis PR-Short normal, PR- Long normal (bila ada), SP, Gamma Ray (bila ada) dan grafis lainya harus dicantumkan dengan wana yang berbeda. Pada kertas rekaman logging juga harus dicatat nomor sumur, lokasi desa, kecamatan, kabupaten, kordinat lintang dan bujur, tanggal Jogging, nama operator, skala simpangan grafis atau satuan nilai pengukuran tiap petak. setiap lembar ditandatangani operator dan Satlak Logging geofisik tiap sumur minimal dilakukan 3 (tiga) kali kedalaman penuh, jika peralatanya memungkinkan masing-masing 2 (dua) turun, naik dan turun, sehingga minimal diperoleh 3 (tiga) lembar rekaman, jika peralatanya memungkinkan maka diperoleh 6 (enam) lembar rekaman. Setiap lembar hasil rekaman grafis electric loging harus di foto, masing-masing exposure (jepretan foto) hanya terdiri satu lembar grafis. Foto tersebut harus dilaporkan dalam laporan. Penyedia Jasa harus menyediakan tranportasi peralatan dan perlengkapan termasuk sumber tenaga (batrei), maupun operator logger dari maupun ke lokasi.. Pekerjaan Logging harus dinentikan sementara pada saat terjadinya hujan atau banyak terjadi petir, hal itu untuk menjaga ketepatan data yang bebas dari gangguan elektris. 3 INSTALASI SUMUR 3.1 Material Instalasi Sumur Material instalasi sumur yang akan dipasang untuk Konstruksi sumur antara lain dapat terdiri dari : ‘+ Pipa PVC diameter 6", 5”, 4” dan 3” SNI. ‘+ Pipa Saringan PVC - SNI diameter 5", 4” dan 3°. * Reducer PVC untuk menyambung pipa/screen yang berbeda diameternya. ‘+ Centralize dengan diameter sesuai pipa/screen yang dipasang. + Tutup atas dan kunci, tutup dasar sumur (fop cap & bottom plug). Gravel pack 8 mm — 10 mm. + Semen Grouting. «Temporary casing. + Bahan bahan penyambung, lem mur, dan baut. Semua bahan tersebut disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dalam Daftar Item Pekerjaan. 3.2. Pipa dan Saringan Sumur (Casing dan Screen Sumur) Setelah Pemboran selesai, maka harus dilakukan sirkulasi lumpur paling tidak selama 4 (empat) jam, atau lubang bor harus sangat bersih dari sisa contoh batuan yang dicek dengan memeriksa lumpur bor yang sirkulasi. Penyedia Jasa kemudian harus memasang pipa dan pipa saringan ke dalam lubang bor pada posisi yang tepat, sesuai lapisan dan tebal aquifer. Pipa dan pipa saringan harus disambung sesuai petunjuk teknis penyambungan pipa, hingga cukup kuat, dan diperkuat dengan pasak baut, panjang pasak baut tidak melebihi 2 kali Ketebalan pipa (menembus dua dinding pipa), tidak diperkenankan ada sisa panjang baut yang menonjol di dalam pipa (sumur) Pipa dan pipa saringan yang dipasang harus dijaga agar tepat berada di tengah lubang bor dengan menggunakan centralizer (terbuat dari besi plat atau bahan lainya) yang dipasang minimal setiap 4 meter. (Campiran/Aly/Gambar4) Penyedia Jasa harus mengukur dan mencatat dengan teliti panjang masing-masing pipa dan pipa saringan maupun reduser sebelum diinstalasi (dipasang di dalam sumur).. Penyedia Jasa harus mempunyai perhitungan/catatan, gambar/sketsa tambah dan kurangnya panjang pipa setelah disambung dalam sumur, sehingga diketahui panjang 12 total pipa/screen sebelum instalasi dan panjang total konstruksi sumuur setelah instalasi Pipa dengan sambungan socket biasanya akan bertambah panjang, sedangkan pipa dengan sambungan sistem bell mouth (salah satu pipa dimasukkan kedalam pipa berikutnya), panjang total setelah instalasi akan kurang dari total panjang pipa sebelum dipasang Kemudian setelah diinstalasi jumlah total pemasangan casing, screen dan reducer tiap sumur juga harus diukur ulang, untuk menghitung dengan tepat kedalaman setiap komponen sumur dengan ketelitian pengukuran 1 cm. Untuk mencapai konstruksi sumur yang baik dan benar, instalasi pipa sumur akan dijinkan untuk dilaksanakan setelah bahan gravel pack tersedia dilokasi pekerjaan. gravel pack yang tersedia harus sudah dibersihkan dan disaring sesuai ukuranya. Hal ini dilakukan agar setelah pemasangan pipa dapat segera dilakukan pengisian gravel pack. Upaya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya longsoran dinding lubang sumur yang dapat menutup saringan sumur. Sebelum gravel pack tersedia di lokasi pekerjaan dilarang melaksanakan konstruksi sumur. 3.3 Gravel pack 3.3.1 Material Gravel pack Penyedia Jasa harus menyediakan gravel pack. Gravel pack tersebut terdiri dari batuan keras, tidak mengandung batu gamping atau batuan gampingan, tidak mengandung batu apung, lempung dan batu lempung, lumpur dan batu lumpur, tidak mengandung bahan-bahan organik, ranting kayu, rumput dan semacamnya, bentuk butimya membulat dan ukuran butimnya bergradasi. 3.3.2. Pengisian Gravel pack Setelah pemasangan pipa sumur selesai dan sesuai dengan yang direncanakan maka gravel pack dengan ukuran yang telah ditentukan dimasukkan ke dalam rongga di luar pipa sumur di dalam lubang bor (ruang anulus) Dalam proses pengisian gravel pack, sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan, kekentalan umpur bor dikurangi. Pengisian gravel pack dilaksanakan hati-hati dengan menggunakan wadah (ember kecil). Pipa konstruksi sumur harus terbungkus rata dan padat oleh gravel pack mulai dari dasar lubang sumur sampai pada kedalaman 101m dari permukaan tanah asli. Penyedia Jasa harus selalu membuat catatan dan perhitungan volume gravel pack yang telah dimasukkan, tiap saat harus di check dengan mengukur posisi kedalaman gravel pack dalam lubang anulus. Setelah pengisian gravel dinyatakan cukup, maka penyempurnaan/development sumur dapat dimulai. Pada kasus pemboran sumur yang menjumpai zona mud loose, pengisian gravel pack dihentikan setidaknya 3 (tiga) meter (atau lebih, tergantung kondisi formasi batuanya) dibawah zona mud loose, kemudian pada zona mud loose ditutup semen, atau campuran semen dengan bentonite, atau ditutup dengan lempung impermeable (kedap air), setebal sampai 3 meter diatas zona mud loose, baru kemudian dilanjutkan pengisian gravel pack. Zona mud loose harus dipastikan posisinya dengan berdasarkan data log pemboran (penetration log), lithologi log atau deskripsi batuan dan logging geofisika (electric logging). 4 PENYEMPURNAAN SUMUR (DEVELOPMENT) Development akan dilaksanakan setelah pengisian gravel pack selesai, lumpur pemboran dan pasir harus dihilangkan dengan melaksanakan sirkulasi air bersih terus menerus, sampai air sirkulasi yang keluar hanya air, tidak mengandung lumpur sehingga sumur benar-benar bersih dari lumpur dan pasir. Development harus dilaksanakan dengan hati-hati_ sehingga tidak menimbulkan kerusakan, baik pada akuifer maupun pada sumur sendiri. Jika dalam pelaksanaan development terjadi kerusakan sumur (screen pecah/patah, lubang bor/sumur longsor) maka Penyedia Jasa harus menggantinya. Penyedia Jasa harus melakukan penyempurnaan (development) sumur dengan metoda yang cukup efektif untuk mengeluarkan material halus, lumpur pemboran, dan mud cake yang menempel pada dinding lubang bor atau terperangkap dalam gravel pack di sekeliling screen. Hal ini dilakukan agar lumpur pemboran dan mud cake dapat lolos melalui celah saringan dan keluar dari sumur tanpa merusak akuifer maupun pipa sumur. Pekerjaan development sumur akan menggunakan metoda tekanan udara (Air jetting) memakai kompresor udara bertekanan tinggi, yang ditiupkan melalui pipa tiup, dengan menggunakan alat jetting too! (Wampiran/Aly/Gambar'5) pada ujung pipa tiup Development dengan peniupan udara bertekanan tinggi, melalui drop pipe diameter lebih kecil atau sama dengan 1,5 inchi dan harus cukup tebal dengan sambungan- sambungan yang cukup kuat. Development sumur dilaksanakan normalnya selama 40 jam untuk sumur sedalam 100 m, jika selama waktu tersebut masih belum bersih, maka waktu development harus ditambah sampai sumur bersih. Sebelum, selama dan setelah pekerjaan development sumur dilakukan, maka Penyedia Jasa harus selalu mengukur posisi kedalaman gravel dalam lubang anulus. Jika permukaan gravel pack turun dari kedalaman semula, maka Penyedia Jasa harus menambah gravel sampai kembali pada kedalaman yang telah ditentukan. Kekosongan gravel pack atau berkurangnya atau menurunnya posisi gravel pack yang tidak segera dipenuhi akan berakibat runtuh dan rusak atau bengkoknya sumur. 5 UJI PEMOMPAAN Setelah konstruksi sumur selesai dan development selesai, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Uji Pemompaan. Uji Pemompaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : ‘+ Uji Pemompaan Pendahuluan (preliminary pumping test). ‘+ Uji Pemompaan Penurunan Bertingkat (step drawdown test). ‘+ Uji Pemompaan Debit Tetap (constant rate test). ‘+ Uji Pemulinan (recovery test). Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan, pekerja, bahan bakar dan semua kebutuhan lain selama periode waktu Uji Pemompaan. Dalam kegiatan Uji Pemompaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan site/lokasi agar tidak terjadi gangguan dalam pengujian tersebut. Penyedia Jasa harus mempersiapkan saluran untuk buangan, agar air hasil Uji Pemompaan tidak kembali atau meresap ke dalam sumur. Penyedia Jasa juga harus mengendalikan adanya alliran air dalam saluran umum, saluran buangan/limbah rumah tangga, saluran irigasi atau aliran air lainya di sekitar lokasi/site agar tidak meresap ke dalam sumur dan tidak mengganggu validitas data. Apabila dalam proses Uji Pemompaan terjadi hujan yang cukup deras sehingga mengganggu muka air tanah, maka Uji Pemompaan dianggap gagal karena data menjadi tidak valid dan harus diulangi dari awal. 5.1. Peralatan Uji Pemompaan Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan Uji Pemompaan adalah sebagai berikut : (1) Alat Pemompaan : Uji Pemompaan dilaksanakan dengan pompa yang disediakan oleh Penyedia Jasa. Pompa yang digunakan dalam pekerjaan ini harus khusus untuk pemomopaan uji dan bukan pompa yang akan diadakan untuk operasional atau dipasang permanen. Kapasitas pompa uji tersebut tidak kurang dari 15!/W/dt. lengkap dengan mesin penggerak dan pengatur debit. (2) Alat Pengukur Debit : Debit pemompaan diukur dan diamati dengan menggunakan kotak pengukur debit yang dilengkapi dengan alat ukur tipe V-Notch, atau menggunakan orifice weir (Lampiran’A\;/Gambat 6) atau menggunakan flow meter. (3) Alat Pengukur Muka Air : Permukaan air didalam sumur diukur dengan indikator muka air (water level sounding) yang berketelitian pengukuran paling tidak 1 (satu) cm dan menggunakan tenaga listrik (battery). Water level sounding harus menggunakan kabel yang cukup lemas tetapi kuat menahan probe, agar pengukuran akurat. (4) Alat Pengukur Kualitas Air : Penyedia Jasa, harus menyediakan alat ukur kualitas air berupa pH meter, dapat model digital atau kertas lakmus berskala wama, seria TDS meter, dan EC meter, alat-alat ukur tersebut dapat berupa pocket digital. (5) Alat Pelengkap Lainnya : Untuk melaksanakan pengukuran yang tepat dan sesuai dengan periode waktu yang ditentukan maka dibutuhkan stop watch atau jam, kamera dll 5.2 Uji Pemompaan Pendahuluan Penyedia Jasa harus melaksanakan Uji Pemompaan Pendahuluan setelah sebelumnya dilakukan pemasangan mesin dan pompa untuk pengujian. Pengujian dilaksanakkan dengan pemompaan sumur selama 2 (dua) jam menggunakan debit maksimum kemampuan pompa. Tujuan dari Uji Pemompaan Pendahuluan adalah untuk mengetahui hasil development sumur. Uji Pemompaan Pendahuluan juga bertujuan memperoleh gambaran umum hubungan debit pemompaan dengan penurunan muka air didalam sumur akibat pemompaan (dynamic water level = DWL atau pumping water level = PWL), sehingga dalam pelaksanaan Uji Pemompaan Bertingkat berikutnya dapat menentukan debit tiap tingkat. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran debit, kedalaman muka air, penurunan gravel pack (jika ada) dalam sumur, serta kandungan pasir, pH, TDS, dan EC dari air yang dipompa. Apabila hasil Uji Pemompaan Pendahuluan menunjukkan bahwa development sumur belum sempurna, yang ditandai dengan masih adanya pasir yang ikut terpompa, maka Uji Pemompaan dinentikan dan development sumur harus diulangi oleh Penyedia Jasa. Setelah segala persyaratan pengujian dianggap telah memenuhi dan diperoleh data, maka Penyedia Jasa dapat mempersiapkan pelaksanaan uji berikutnya, yaitu Uji Pemompaan Bertingkat (step pumping test), atau sering disebut Uji Pemompaan Susut Bertahap (Step drawdown pumping test). 5.3. Uji Pemompaan Susut Bertahap (Step Drawdown Pumping Test) Uji Pemompaan Susut Bertahap (Step Drawdown Pumping Test) sering juga disebut Uji Pemompaan Bertingkat atau step test, Setelah selesai Uji Pemompaan Pendahuluan, permukaan air (muka air tanah) dalam sumur harus ditunggu sampai pulih kembali pada muka air awal saat sebelum Uji Pemompaan Pendahuluan (telah kambuh/recovery). Jika sudah pulih kembali, maka dilanjutkan Uji Pemompaan Susut Bertahap (step drawdown pumping test). Penyedia Jasa_harus melaksanakan Uji Pemompaan Susut Bertahap. Sumur dipompa dengan debit minimal selama periode 120 menit, kemudian langsung dilanjutkan dengan menaikkan debit yang lebih besar selama 120 menit, kemudian debit dinaikkan lebih besar lagi, selanjutnya dilaksanakan berulang sampai beberapa tingkat dalam periode yang tetap, misalnya 120 menit tiap tahap sampai debit maksimum kapasitas pompa. Pengujian harus dilaksanakan paling kurang 3 (tiga) tingkat. Debit untuk tiap tingkat pengujian berdasarkan dari hasil Uji Pemompaan Pendahuluan. Debit pemompaan pada setiap tingkat pengujian harus dipertahankan tetap stabil setiap step dengan melaksanakan pengamatan debit secara telit Pengamatan terhadap debit pemompaan dan penurunan muka air di dalam sumur yang dipompa harus dilakukan pada interval waktu tertentu sesuai dengan formulir yang terdapat pada Lampiran C 5.4 Uji Debit Tetap (Constant Rate Test) Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji penurunan bertingkat, maka Penyedia Jasa harus melaksanakan uji debit tetap yaitu dengan melaksanakan pemompaan dengan debit yang tetap (konstan) selama 72 (tujuh puluh dua) jam secara terus menerus. Debit pemompaan ditentukan minimal sama dengan debit rencana operasional pompa. Pengamatan terhadap debit pemompaan harus dilaksanakan paling tidak sekali tiap jam dan dicatat dalam formulir (form pumping test) debit pemompaan harus dipertahankan stabil. Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan dan mencatat penurunan muka air tanah pada sumur yang dipompa sesuai jadwal atau prosedur pengamatan (taBéll! 1). Selama uji debit tetap Penyedia Jasa harus melaksanakan pengukuran terhadap pH, TDS, temperatur dan EC air yang dipompa, pengukuran dilaksanaan selama pemompaan setiap 24 jam. Apabila pemompaan berhenti sebelum waktu yang ditentukan karena kerusakan mesin, hujan yang mengganggu muka air tanah atau kehabisan bahan bakar atau oleh sebab- sebab lain, maka Penyedia Jasa harus mengulangi Uji Pemompaan dari awal dengan menunggu recovery lebih dahulu dan biaya yang dikeluarkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Pengukuran muka air pada sumur yang dipompa dilakukan pada interval waktu berikut (lihat juga formulir pada lampiran C) : Tabel 1 : Interval Waktu Pengukuran Dan Pencatatan Muka Air Tanah Waktu Sejak Interval Waktu Pemompaan Dimulai Pengukuran oO 10 Meni Setiap 1 mer 10 - 25 Menit Setiap 3 menit 25 Setiap 5 mer 1 : 2Jam Setiap 10 menit 3Jam | Setiap 15 menit | 3 : 6 Jam Setiap 30 menit 6 24 Jam Setiap 1 Jam 24 : 48 Jam Setiap 2 Jam 48° - 72Jam | Setiap3Jam | 5.5 Uji Pemulihan (Recovery Test) Uji pemulihan dimulai seketika setelah Uji Pemompaan Debit Tetap berhenti sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum dipompa. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran muka air selama masa recovery sampai muka air kembali pada kedudukan semula atau maksimum selama 24 jam. 5.6 Pengambilan Contoh Air dan Analisa Kualitas Air Penyedia Jasa harus mengambil contoh air sumur untuk dianalisa. Pengambilan contoh air dilaksanakan pada saat menjelang berakhimya Uji Pemompaan Debit Tetap sebanyak 2 (dua) contoh untuk tiap sumur, dengan volume masing-masing tidak kurang dari 2 (dua) liter. Contoh air disimpan atau ditempatkan dalam wadah yang aman dan tidak terpapar matahari (biasanya menggunakan botol gelas berwarna coklat atau polyethilene), sebelum dipakai botol harus dicuci, termasuk tutup botoInya dengan menggunakan air sumur tersebut, kemudian diisi penuh, sehingga tidak ada udara di dalam botol, lalu ditutup dengan rapat. Pada masing-masing botol dicantumkan tulisan nomor sumur, lokasi dan tanggal pengambilan contoh. Penyedia Jasa harus melakukan Uji Kualitas Air mengacu pada PERMENKES 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 6 PENGISIAN SEMEN (Grouting) Setelah development sumur selesai, pipa konduktor sementara dicabut, ruang anulus antara lubang bor dengan pipa jambang harus diisi semen, mulai kedalaman 10 m atau mulai permukaan gravel pack sampai ke permukaan tanah. 7 PEMASANGAN TUTUP Apabila Uji Pemiompaan telah selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang tutup sumur lengkap dengan kuncinya, untuk mencegah material-material asing masuk ke dalam sumur atau pemaksaan membuka sumur secara tidak sah. 8 LAPORAN DAN CATATAN Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi asli, yang diperoleh dari semua pekerjaan yang dilaksanakan pada masing-masing sumur, harus disyahkan oleh KKM kemudian diserahkan ke CIPTA KARYA. Penyedia Jasa harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan (Lampiran B) kepada Satlak, mengenai material yang digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk kedalaman pemboran, gambar konstruksi, development, Uji Pemompaan dan data lain yang dibutuhkan Satlak Setiap sumur selesai dibuat, Penyedia jassa wajib membuat gambar WELL COMPOSITE LOG, sebagai gambar As Build Drawing yang harus diserahkan kepada Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak, Penyedia Jasa harus membuat laporan akhir pekerjaan yang akan diserahkan pada KKM. Bentuk laporan akan dibuat mengikuti blangko yang mengandung penjelasan-penjelasan detil mengenai data yang diperoleh selama pembuatan sumur, dan ringkasan pekerjaan yang telah diselesaikan. Laporan harus juga meliputi hal-hal tersebut dibawah ini : 1. Log pemboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi pemboran, kemajuan penetrasi per meter, kendala dan hal hal khusus dalam —pekerjaan pemboran, instalasi sumur, development sumur, personil, peralatan dan meterial yang dipakai, pengukuran pipa, kedalaman sumur, dan data lain diantaranya nama atau lokasi sumur meliputi koordinat (dalam koordinat geografi derajat, menit detik dan desimal detik) desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, sketsa denah lokasi dll yang diperlukan. 2. Log geologi dan log geofisik yang memberikan informasi mengenai jenis dan sifat batuan, kedalamannya, nomor conto Cutting, Log Resistivity (PR-Log), Log Self Potential (SP-Log), dan bila ada, Gamma Ray Log, dll. 3. Gambar rencana/desain lapangan mengenai rencana posisi pipa saringan (desain sumur), dan gambar hasil pemasangannya (As build drawing) berupa gambar konstruksi sumur dan susunan komponen sumur yang terpasang, termasuk catatan mengenai penyambungan pipa. 4. Catatan jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen yang diisikan ke ruang anulus tiap sumur. 5. Catatan mengenai pengujian ketegak-lurusan sumur dan konstruksi sumur (kalau instalasinya pompa turbin). 6. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air tanah, lama pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang dipakai, jumlah personil dan jam kerja. 20 7. Catatan mengenai kegiatan Uji Pemompaan, dan semua data yang dikumpulkan selama pengujian, termasuk catatan mengenai pH, temperatur, EC dan jumlah kandungan pasir dari air yang dipompa. Bentuk dan format/blangko laporan seperti dalam Lampiran, dan akan diarahkan oleh Satlak. Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan foto-foto yang diambil untuk masing-masing sumur. Pengambilan foto tiap sumur harus meliputi : Saat sumur dalam kondisi 0 % Saat mata bor akan dioperasikan. Saat pemboran mencapai 50 % Saat pengambilan conto cutting. Saat stang bor masuk seluruh target kedalaman pemboran. Saat conto cutting telah diperoleh seluruhnya. Saat proses logging, rekaman hasil logging. Saat persiapan pemasangan pipa, proses penyambungan. Saat penyiapan, pencucian dan pengayakan gravel pack di lokasi 10.Saat pemasangan pipa/screen setiap sambungan. 11, Saat proses pengisian gravel pack. 12, Saat development. 13, Saat Uji Pemompaan Pendahuluan, step drawdown, constant test dan recovery. 14, Saat pengambilan contoh air. 15, Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100%, 16, Saat pemulihan lokasi pekerjaan. CP PNOAAYNS Foto harus dicetak rangkap 1 (satu) dan dibuat album yang dilengkapi dengan penjelasan tiap lembar foto. Film negatif atau file digital harus diserahkan pada KKM. 9 PENGADAAN-PENGADAAN LAIN Guna menunjang pekerjaan ini kalau masin diperlukan bahan dan peralatan tambahan lainnya, maka bahan dan peralatan tersebut harus diadakan/dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan dan arahan dari Satlak. aL 10 GLOSSARY Cutting Site Direct Circulation Mud Flush Pvc Logging Resistivity SP-Log Logging EC TDS Mud cake EC meter Conto batuan Lokasi pemboran Pemboran Sirkulasi Langsung dengan Menggunakan Fluida Lumpur Poly Vinile Chloride Metoda untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori (baca: minyak, gas dan air) disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya. Log Spontaneous Potential. Suatu rekaman. perbedaan potential listrik antara elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang bergerak di dalam lubang bor. Lubang sumur harus diisi dengan lumpur yang bersifat konduktif. Electrical Conductivity Loging. Total Dissolved Solid. tingkat padatan telarut dalam air termasuk mineral di dalamnya. Lapisan partikel-partikel besar tertahan di permukaan batuan. Electrical Conductivity” alat digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan 22 LAMPIRAN LAMPIRAN A: Gambar 1 : Peta Denah Lokasi Gambar 5 : Jetting Tool Gambar 6 : Orifice Weir Tabel 1 : Tabel Debit Orifice Weir LAMPIRAN B: Tabel 1 : Laporan harian Tabel 2 : Laporan Mingguan Tabel 3 : Laporan Bulanan LAMPIRAN C: Drilling Log Pemompaan uji LAMPIRAN D : Contoh WELL COMPOSITE LOG LAMPIRAN A LAMPIRAN A : Gambar 1 PETA SKETSA DENAH LOKASI PEMBORAN (CONTOH) GN Lampiran A ; Gambar Gondoarum, Kec. 25 LAMPIRAN A : Gambar 2 PLLZLLEL SKETSA KOLAM LUMPUR (MUD PIT) | ; Gambar 2 : Skema Kolam Lumpur (Mud Pit) Lampiran A 26 LAMPIRAN A : Gambar 3 dan Gambar 4 Lampiran A ; Gambar 3 : Reducer Lampiran A ; Gambar 4 : Centralizer 27 LAMPIRAN A : Gambar 5 SAYATAN _A-& Lampiran A ; Gambar 5 : Jetting tool LAMPIRAN A : Gambar 6 16 inch —>f-— 478-378 inch Detail ot Piezometer tube orf plate | | Orifice plate ‘eet minim Is painches””! Pemasangan oritice harus tepat. Semua porsyaraten ini berikut ini harus ditepath ‘kon diperoleh hasil yang tet + Pipa debit horus cipasang secara horisontal dengan panjong sokureng- kurangaya 1.8 m sebolum sit mencopai tempeng otic. + Pormuksan orifice harus tajan don borsih, jung yang tojam mangarah kodalam dangon eurdut 45 derajat. = Diomoter ertica harus kurang dari 80% ginmater dalam pipa debit. “Mdad yang akan dicapai sokurang:kurangnya tiga kali ciamoter orifice, + Orilice harus tepek lures dan dipeseng tepet ditengah pipe debit. © Tabung piesometer horus bebss dati gelembung udora dan tidak menomixit kodatom pipa dabit Dobit dapat cinitung dengan rumus berikut ini : Q = 0089. C.Axh Biman: Q = Bosar debit (Us) € = Keofisien debit orifice. Harga ini tergantung dari perbondingan antera cemeter orifice dengan diameter pina abit dan dapat diihat pada grafik standard. A = Luas orifice (em?) hw Tinggi air datam tabungt piezomoter (em) Debit ( dalam Us) untuk bermacam-macam kombinasi office dan diameter pipa iberikon dalam Tabel 4.1, Tabol ini dapat dengan mudah spake: dalem mengukur debit. Jiks debit yang divkur diluar tabol ini, Narga yang diperlukon dapat diperolah dengan menggunakan rumua yang telah ditulis diotes. Perly dicatet bahwa pengukuten debit dengoa menggunakan ofifice horus ilokukan oleh operator yang telah berpengalaman korena banyal persyaraton yong harus dipenuhi untuk mendapatkan hosil yang balk. Lampiran A ; Gambar 6 : Orifice Weir 29 LAMPIRAN A : Gambar 7 Lampiran A ; Tabel 1 : Debit Orifice Weir | 15] e 6s] 30 LAMPIRAN B } } —— == : == EE fe feo errors or = E ——_ = = —————— NVIHVH NVHOdV7: | leqeL ‘ @ undue] avu/es}U0y U 1 Ss 4JeNSASIP ISL ee ee ee eee z wore oxen = = — ——— eee rena ec “eee NWNV1NG NVHOdV1 : z leqel ‘ @ uendwey = ==, — s HEAT BOL ECMO - — —— = Tee OO maf ‘avu / NVYLNO NVMIVNSASIC ISI ely TE(s/s)d EVES) S/S) 5) 52) 8 51] 2 3) NVNDONIW NVHOdV7 : € leqed | g uedwe] — SS — ‘gvu / VYLNOM NVMIVNSASIC ISI = LAMPIRAN C Lampiran C ; Tabel 1 : LITHOLOGI LOG LITHOLOG! LOG enter ie Pier Saves te one Soe me (ome tae, a dime iti ante. a8 om [om] |" Dash Laetast 38 39 Lampiran C ; Tabel 2 : DATA INSTALASI PIPA DATA INSTALASI PIPA E= —— —— + nme = = ee —— * ~ = — [1 Lampiran C ; Tabel 3 : UJI KETEGAKLURUSAN UJI KETEGAKLURUSAN Lampiran C ; Tabel 4: PEMASANGAN GRAVEL PACK Lampiran C ; Tabel 5 : PENGUJIAN AIRLIFT TEST 4 Lampiran C ; Tabel 6 : PENGEMBANGAN SUMUR (WELL DEVELOPMENT == PENGEMBANGAN SUMUR (WELL DEVELOPMENT) rename Se oem | Lampiran C ; Tabel 7 : UJI PEMOMPAAN PENDAHULUAN (TRIAL TEST) UJI PEMOMPAAN PENDAHULUAN (TRIAL TEST) omer Suoree : nen Pensoeet (P) = TSU haa Cm Hie, Mis = Pres ent (eh) — ices Pre cuca (ich) 46 BRR RRL E 7 Lampiran C ; Tabel 8 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 1 48 Lampiran C ; Tabel 9 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 2 UJI PEMOMPAAN BERTINGKATISTEP -2 Sere ee rere ra Pomte(nn) ; ae Peewee: apne) 5 ace ed Lampiran C ; Tabel 10 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 3 UJI PEMOMPAAN BERTINGKATISTEP -3 om a Sere 7 2 eee ne na nga Pewmein) , oe aoe 2 eens oe ieee ed nme e) 5 ate [sere eat acing re) ny se ommee : —s— Lampiran C ; Tabel 11 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 4 UJI PEMOMPAAN BERTINGKATISTEP - 4 pone vee 2 ere ae ae : eee —_ 8 Poceme(nan) | oe aa 2 mney oe seeene ceangony ae seni) i 2am sor pcg mt mee et ume ee a : 51 Lampiran C : Tabel 12 : UJI PEMOMPAAN BERTINGKAT/STEP - 5 UJI PEMOMPAAN BERTINGKATISTEP - 5 ere me ere ne Povmmen(nn) | ee men) i ane a) Lampiran C ; Tabel 13 : UJI PEMOMPAAN DEBIT TETAP (MENERUS) UJI PEMOMPAAN DEBIT TETAP (MENERUS) I 55 Lampiran C ; Tabel 14 : UJI PEMULIHAN UA PEMULIHAN ee : Tee Pemee 2 ome : nae Penge pe) aaa, cM Pen ction (mc } a : Pee ance mee) ed Pmaeipemen(m) —aaeres in 87 LAMPIRAN D Lampiran D ; Gambar 1 : CONTOH WELL COMPOSITE LOG 59

You might also like