Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

A.

Nama Firman Muqiita Islamic D


Topik Kelas Dosen Pengampu
Mahasiswa Gallan D Banking
(A) Judul Penelitian a. Family entrepreneurship and banking support in Kuwait:
conventional vs Islamic banks (Nour Mahdi Abdullah 2020)
b. Competition between conventional and Islamic banks in Malaysia
revisited (Rafik Harkati, Syed Musa Alhabshi and Salina Kassim
2019)
(B) Tujuan Penelitian a. – In this paper family entrepreneurship and its banking support in
Kuwait is discussed, as one of the wealthiest countries in the world. In
the beginning is provided an overview of the Kuwaiti context of
entrepreneurship and small- and medium-sized enterprises (SMEs),
followed by discussion of family businesses’ profile and benefits to
the economy and society. The paper discusses the banking sector in
Kuwait and its contribution to the development of family
entrepreneurship and the small business sector in Kuwait.

b.This paper aims to assess the nature of competition between


conventional and Islamic banks operating in Malaysia. It is an effort
to enrich the existing literature by offering an empirical compromise
on the differences in the results of studies related to competition
between the two types of banks
(C) Motivasi /
Research Gap / a. The aim of this paper is to provide answers to the main research
Novelti questions of this study: What kind of products and services provides
the bank to family businesses? What are the reasons of using the
certain products/services? Whether the family business owners prefer
working with conventional or Islamic banks? and How the family
business owners comment the way of working of Islamic banks from
their lenses?.

b. this study considers all banks operating in the Malaysian banking


industry, regardless of their type. This is an effort to meet these
researchers halfway in terms of their empirical results. In addition,
the study investigates the most elastic input prices (sensitive to
outputs) that contribute to competition for both Islamic and
conventional banks. It contributes to the literature by assessing
competition within and between the two types of banks by extending
the sample considering all banks operating in Malaysia

(D) Paper Rujukan a. (Fayolle and Moriano, 2014; Hisrich and Ramadani, 2017; Ratten
Utama et al., 2018a; Wright et al., 2016)
b. (Ibrahim et al. 2019), (Mohammed et al. 2018), (Casu and
Girardone, 2006; Abdul Majid and Sufian, 2007; Sharma and Bal,
2010).
(E) Data? a. - The interview questionnaire contained the following
questions
- The profile of the interviewed Kuwaiti family businesses
b. - Annual bank-level data on all Malaysian banks covering the
period from 2011 to 2017 is collected from the FitchConnect
database.
- The overall number of banks operating in the Malaysian banking
sector during the study period is 54, comprising 17 Islamic and 37
conventional banks. This gives a total of 362 yearly observations.
Three banks are excluded from the sample because of data
unavailability
(F) Alat Penelitian / a. -In this paper we have used a qualitative methodology considering
Teknik Analisis? that this kind of methodology provides opportunities for a more
comprehensive information about the research topic
• a multiple case study approach and a snowballing sample

b. The P-R model is applied to estimate contestability in the banking


sector at three levels, namely, industry, Islamic and conventional
sectors
• we use total income in estimating contestability. We do so
because Islamic banks do not generate profit from interest-
based activities
• H-statistic, a measure of the degree of competition in the
banking market. It measures the elasticity of banks revenues
relative to input prices.
(G) Hasil a. Even that, Kuwait is considered as an Islamic country, from the
answers and comments that were received from our research, we
concluded that most of the family businesses cooperate with
conventional banks, instead of Islamic banks

b.Islamic and conventional banks in Malaysia were operating under


monopolistic competition. It is noteworthy that the market power of
conventional banks is far higher than that of Islamic banks
(H) Pembahasan a. -Initially, it was supposed that most of the family business owners
would prefer Islamic banks as business partners, but our finding showed
that most of them work with conventional banks.
-The reasons why they prefer to collaborate with a respective bank are
associated to excellent business relationship with the management, fair
charges on products and services, availability of secured online banking
services, fast and high-quality services. All interviewed family business
owners were satisfied from the collaboration with their banks and would
prefer to continue this collaboration in the future.

b. Islamic banks operated under monopolistic competition conditions


with a moderately concentrated market structure
-. Firstly, competition in the Islamic market needs to be promoted
further, thereby paving the way to a more competitive environment
where banks will be more efficient and profitable in the face of their
conventional counterparts
- . Secondly, the number of banks is not the only factor that
determines competition in the banking sector.
(I) Kontribusi? a. Several supporting products are described and analysed in this
paper, which can help family business and SMEs’ owners where to
address when a support is needed. Also are provided information on
similarities and differences between Islamic and conventional
banking

b. Regulators and policymakers may find the results beneficial in


terms of rethinking the number of banks operating in the Islamic
sector. The number of banks, however, is not the only determinant of
competition in the banking sector. Implications of competition
change for stability and risktaking behaviour of banks should be
considered
(J)
Pertimbangan Lain

B.

HUBUNGAN BANK KONVENSIONAL SERTA SYARIAH DAN PERUSAHAAN KELUARGA SERTA UKM
TERDAMPAK COVID-19 DI SURABAYA

Abstrak:

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pertanyaan apa yang mendasari para pelaku usaha
dalam menentukan bank yang akan diajak bekerja sama terutama pada kondisi pandemi ini
apa dampak pada pelaku usaha. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apa
motivasi dari para pelaku usaha terutama di ranah perusahaan keluarga dan UKM dengan
bank apa mereka bekerja sama serta alasan tertentu dibalik kerjasama mereka. Penelitian
ini mendapat data dengan cara menanyakan pada salah satu bank di Surabaya mengenai
data para pelaku usaha yang menggunakan jasa bank tersebut, menggunakan metode
kualitatif dengan cara kuesioner pada para pelaku usaha.

Kata Kunci : Perusahaan Keluarga, UKM, Covid-19, Bank

Abstract:

This research is motivated by the question of what underlies business actors in determining
which banks to work with, especially in this pandemic condition, what is the impact on business
actors. This study also aims to find out what are the motivations of business actors, especially
in the realm of family companies and SMEs with which banks they work with and the specific
reasons behind their collaboration. This study obtained data by asking one of the banks in
Surabaya regarding the data of business actors who use the bank's services, using a qualitative
method by means of a questionnaire to business actors.

Keywords: Family Companies, SME, Covid-19, Bank


Firman Muqiita Gallan Darmawan,

Departemen Ekonomi Syariah – Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Airlangga

gal.darmawan09@gmail.com

Pendahuluan cenderung tidak mengalami


disintermediate selama krisis. Semua hal ini
Perusahaan keluarga (family business)
membuat bank syariah menunjukkan
adalah suatu perusahaan yang
kinerja saham yang lebih baik pada saat
pemegang saham mayoritasnya adalah
krisis belakangan.
sebuah keluarga, dan posisi pengelola
(manajemen) dikuasai oleh anggota Selama pandemi covid-19 ini kita telah
keluarga serta diharapkan keturunan menerima banyaknya keluhan dari para
keluarga tersebut mengikuti jejak mereka pengusaha dan para pelaku ekonomi
nantinya sebagai pengelola (Rock, 1991). belakangan. Banyak diantara mereka
Aronoff & Ward (1995) menyatakan suatu yang mengaku mengalami kesulitan
perusahaan dinamakan perusahaan finansial, namun juga tidak sedikit dari
keluarga jika terdiri dari dua atau lebih mereka yang mengalami kenaikan dalam
anggota keluarga yang mengawasi usaha mereka.
keuangan perusahaan, sementara
Jurnal ini bertujuan untuk memberikan
Donnelley (1988) menyatakan suatu
jawaban atas pertanyaan penelitian
organisasi digolongkan perusahaan
utama dari penelitian ini: Binis keluarga dan
keluarga apabila paling sedikit ada
UKM apa saja yang terdampak pandemi
keterlibatan dua generasi dalam keluarga
covid-19 di Surabaya ini? Jenis produk dan
itu dan mereka mempengaruhi kebijakan
layanan apa yang disediakan bank untuk
perusahaan.
bisnis keluarga dan UKM yang terdampak
Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) covd-19? Apa alasan menggunakan
mempunyai peran yang strategis dalam produk / layanan tertentu? Apakah pemilik
pembangunan ekonomi nasional karena bisnis keluarga dan UKM bekerja sama
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dengan bank konvensional atau bank
dan penyerapan tenaga kerja, selain syariah? dan Bagaimana komentar pemilik
berperan juga dalam pendistribusian hasil- bisnis keluarga cara kerja bank syariah dari
hasil pembangunan. pandangan mereka?. Mengingat
sebagian besar studi difokuskan pada
Beck et al. (2013) menemukan bahwa
bank konvensional, makalah ini bertujuan
bank syariah lebih mahal soal biaya, tetapi
untuk menjelaskan bank syariah, yang
lebih baik dalam kapitalisasi, memiliki
kualitas aset yang lebih tinggi dan
dianggap sebagai pilar utama industri perusahaan keluarga biasanya di
keuangan syariah menejeriali oleh orang dari luar keluarga.
IFCCorporate Governance (2008)
menyatakan perusahaan keluarga adalah
Landasan Teori perusahaan dimana mayoritas suara ada
pada keluarga dalam mengatur jalannya
Perusahaan keluarga (family
bisnis. Menurut Centre for labour Reseach
business) adalah suatu perusahaan yang
(2005) sebuah bisnis yang mana
pemegang saham mayoritasnya adalah
kepemilikan dan manajemennya dikuasai
sebuah keluarga, dan posisi pengelola
oleh anggota keluarga.
(manajemen) dikuasai oleh anggota
keluarga serta diharapkan keturunan Poza (2007) menyatakan bahwa hingga
keluarga tersebut mengikuti jejak mereka saat ini ada dua teori yang digunakan
nantinya sebagai pengelola (Rock, 1991). sebagai dasar penelitian perusahaan
Aronoff & Ward (1995) menyatakan suatu keluarga, yaitu Teori Sistem Perusahaan
perusahaan dinamakan perusahaan Keluarga (The System Theory of Family
keluarga jika terdiri dari dua atau lebih Business) dan Teori Keagenan (Agency
anggota keluarga yang mengawasi Theory). Teori Sistem perusahaan keluarga
keuangan perusahaan, sementara dipakai untuk menjelaskan fenomena
Donnelley (1988) menyatakan suatu interaksi antar subsistem dalam
organisasi digolongkan perusahaan perusahaan keluarga, sedangkan Teori
keluarga apabila paling sedikit ada Keagenan digunakan untuk menjelaskan
keterlibatan dua generasi dalam keluarga perilaku agen dalam menyikapi biaya
itu dan mereka mempengaruhi kebijakan yang timbul akibat adanya informasi yang
perusahaan. tidak simetris. Rogoff & Heck (2003)
menyatakan bahwa penelitian terdahulu
Perusahaan keluarga sendiri adalah
tentang perusahaan keluarga sebagian
perusahaan yang awalnya didirikan oleh
besar menggunakan Teori Sistem
kelaurga tertentu, meskipun dalam
Perusahaan Keluarga.
pengerjaan dan kelanjutannya sebuah

Tabel 1.1.
Matriks Aturan Hubungan Bisnis Keluarga

Indikator Keluarga Bisnis Kepemilikan


Mengukur Harmoni Produksi ROI dan ROS
Keberhasilan (responsibility
of stewardship)
Otoritas Kesetaraan Tidak setara Keduanya
(setara dan
tidak
Setara
Penghargaa Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
n Finasial Keperluan Produktivitas apa yang
diambil dan
yang
ditinggalkan.
Lokus Pentingnya Individual Tujuan Profitabilitas
Aspirasi
Aturan Inklusi Penerimaan Tergantung pada Berhak ataukah
tanpa kondisi kondisi Diperoleh
Sumber : Davis & Tagiuri (1989).

Sektor UKM sendiri adalah suatu bisnis yang tenaga kerja yang jumlahnya 110,8 juta
dilakukan oleh orang atau individu yang orang, sebanyak 97,16% terserap di sektor
bergerak dalam industri beskala kecil. UMKM (usaha mikro: 90,12%, usaha kecil:
Namun dalam berjalannya waktu waktu 4,09%, usaha menengah: 2,94%),
diterpanya krisis di suatu negara maka UKM sedangkan usaha besar hanya sebesar
sendiri merupakan suatu alat yang 2,84%. Sementara dari total PDB harga
tangguh untuk dapat bertahan dari krisis berlaku (Rp 8.241,9 triliun), sebanyak 59,08%
ini. berasal dari UMKM (35,81% usaha mikro,
9,68% usaha kecil, 13,59% usaha
Sektor UKM sendiri merupakan penyuplai
menegah).
terbesar dalam hal lapangan kerja,
bahkan dalam akhir-akhir ini UKM adalam Bank syariah memiliki fungsi yang sangat
penyumbang terbesar dalam pendapatan mirip dengan bank konvensional, tetapi
suatu daerah. Menurut Hartarto dan mereka harus berdasarkan pada cara-
Muhajir (2013) berdasarkan data tahun cara yang sesuai syariah. Akibatnya,
2012 dari total unit usaha (56,5 juta), produk dan layanan yang disediakan oleh
sebanyak 99,9% merupakan UMKM (98,79% bank syariah berbeda dengan yang
usaha mikro, 1,11% usaha kecil, dan 0,09% disediakan oleh bank konvensional
usaha menengah), sedangkan usaha (Ramadani et al., 2015).
besar hanya 0,01%. Berdasarkan total
Bank di Surabaya sendiri terdiri dari itu, sedangkan pemilik / pengusaha
beberapa sistem. Jurnal ini akan kehilangan tenaga, waktu dan
memfokuskan pada pembahasan antara kesempatan untuk mendapatkan
konvensional bank dan syariah bank. keuntungan. Jika kerugian datang karena
Surabaya memiliki beberapa bank kesalahan pemilik / pengusaha, maka
konvensional seperti BCA, Mandiri, BNI dan sama-sama ikut merugi.
sebagainnya. Ada pula bank syariah mulai
(2) Musyarakah. Produk ini mencakup
dari Bank Syariah Mandiri, BNI syariah, BTN
keterlibatan para pihak dalam usaha
Syariah dan sebagaiannya.
patungan bisnis dengan menginvestasikan
Bank syariah, memenuhi kebutuhan modal dan keterampilan dan
nasabah berdasarkan hukum syariah dan pengetahuan kewirausahaan. Dalam jenis
telah berkembang dan memiliki produk ini kontrak, baik berbagi keuntungan atau
yang berbeda sebagai alternatif dari yang menanggung kerugian yang dihasilkan
tersedia oleh bank konvensional. Berikut oleh bisnis.
produk utama yang ditawarkan oleh bank
Selanjutnya produk berdasarkan
syariah (Chhapra et al., 2018; Jamaldeen,
pembiayaan investasi (kontrak jual dan
2012; Shahid dkk., 2015):
sewa). Kelompok produk ini termasuk yang
Produk yang berdasarkan kepemilkan berikut ini:
ekuitas (bagi hasil dan kerugian). Untuk
(1) Murabahah. Dalam kasus ini, bank
mencapai keadilan sosial, Islam
menjual aset kepada pemilik / pengusaha
mengharuskan kedua pihak, bank dan
dengan biaya plus markup. Kedua belah
pengusaha, harus terlibat dalam kegiatan
pihak menyetujui harga jual di muka,
ekonomi dan berbagi untung dan rugi.
sementara pembelian bisa saja terjadi dari
Sebagai produk bank syariah yang banyak
waktu ke waktu dalam beberapa kali
digunakan :
angsuran atau sebagai pembayaran satu
(1) Mudharabah. Berdasarkan kontrak, kali, tergantung pada kontrak antar pihak.
bank memberikan modal kepada
(2) Ijara: Ini adalah produk leasing, dimana
keluarga pemilik usaha / pengusaha, yang
bank membeli aset, yaitu kebutuhan
menjalankan dan mengelola aktivitas
pemilik / pengusaha dan kemudian
ekonomi (bebrbisnis), dan jika aktivitas ini
menyewakannya kepada pemilik /
menghasilkan keuntungan, maka kedua
pengusaha.
belah pihak berbagi keuntungan itu. Jika
itu kegiatan tersebut berakhir dengan (3) Salam. Produk ini mencakup

kerugian, yang tidak terjadi sebagai akibat pembayaran yang dilakukan secara

dari pemilik / kesalahan pengusaha, maka penuh, dimuka, untuk aset dikirimkan pada

hanya bank yang menanggung kerugian tanggal tertentu yang disepakati di masa
depan.
(4) Istisna: Produk ini digunakan untuk Daftar Pustaka
pembiayaan proyek tertentu, di mana
Abdullah, N. M. (2020). Family
pemodal membayar proyek yang akan entrepreneurship and banking
dikirimkan di masa mendatang. support in Kuwait: conventional vs
Islamic bank. Journal of Family
Business Management, 1-19.

Metodologi Penelitian Rafik Harkati, S. M. (2020). Competition


between conventional and Islamic
Dalam jurnal ini saya menggunakan banks in Malaysia revisited.
metodologi kualitatif mengingat metode Conventional and Islamic bank in
Malaysia, 1-19.
ini dapat memberikan hasil yang lebih
komprehensif tentang topik penelitian.
Mengikuti Yin (2013, p. 4), yang mencatat
bahwa "metode studi kasus
memungkinkan peneliti untuk
mempertahankan holistik dan karakteristik
yang bermakna dari peristiwa kehidupan
nyata ”, saya telah menggunakan
perndekatan studi kasus dan sampel bola
salju (Groenland dan Dana, 2020)

Kuosioner wawancara berisi pertanyaan-


pertanyaan berikut: (1) Sebutkan lima
alasan mengapa Anda memilih untuk
bekerja dengan bank ini?; (2) Jenis produk
dan layanan yang disediakan bank
kepadamu?; (3) Apa alasannya
menggunakan produk / layanan tertentu
?; (4) Apa bank menyediakan seluruh
jumlah proyek Anda atau hanya
sebagian? (5) Apa efek dari produk itu
untuk bisnis Anda? (6) Apakah Anda akan
bekerja sama dengan bank ini dalam
masa depan dan proyek seperti apa? (7)
Apakah Anda lebih suka bekerja dengan
Bank Konvensional atau Bank Syariah?
Mengapa? (8) Harap beri komentar
tentang cara kerja Bank Syariah dari
pandangan Anda!

You might also like