Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI RUPA MADRASAH IBTIDAIYAH

Binti Muliati, Muhamad Khoirul Umam, Galuh Dwi Purwasih


STAI Badrus Sholeh Kediri

ABSTRACT
In this study the authors take the object of research on the principal's strategy in improving the quality of education in
SDIT AL-ARIF Ngebrak. As an object of research the author is guided by SDIT AL-ARIF Ngebrak as one of the most
advanced private schools in the district of Kediri. Researchers used qualitative research methods with a case study
approach, data collection techniques using observation, interviews and documentation. So the researchers raised
research questions about how the formulation, planning, evaluation of quality improvement in the area of school facilities
and infrastructure. Based on the research findings, the School as an Educational Institution faces two demands namely
demands from the community and demands from the business world. The human resource factor (HR) has become
increasingly important in achieving school goals. HR is a factor that can drive the achievement of school goals effectively
and efficiently, but also vice versa HR can be an obstacle in the direction of school goals. This is because humans are
determinants of policy direction as well as direct implementers of achieving school goals. Seeing the importance of
human resources, then as a leader must pay more attention to the school environment and the individuals within it. So the
researchers only focused their research on the Principal's Strategy in Improving the Quality of Education of students
from the standard of infrastructure.

Keywords: Strategy, Quality, Infrastructure Facilities


Dosen Tetap Prodi PGMI STAI Badrus Sholeh Kediri
1 el MUBTADA: Journal Of Elementary Islamic Education
PENDAHULUAN zamannya, tapi dengan adanya pendidikan yang bermutu
Mutu pendidikan berkaitan erat dengan tercapai diharapkan dapat membekali peserta didik untuk dapat
atau tidaknya tujuan pendidikan nasional seperti yang memasuki kehidupan dimasa yang akan datang. Tuntutan
tercantum dalam Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 peningkatan mutu dalam dunia pendidikan merupakan
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, mutu bagian dari akuntabilitas publik. Hal tersebut terjadi
pendidikan dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi karena dalam dunia yang semakin berkembang secara
Standar Nasional Pendidikan. Terpenuhinya Standar global menuntut pengelolaan bidang pembangunan
Pelayanan Minimal pendidikan yang merupakan Standar dilakukan dengan terbuka dan bisa dipertanggung
Nasional Pendidikan adalah prasyarat utama bagi sekolah jawabkan kepada masyarakat.4
yang bagi sebuah lembaga pendidikan dalam upaya Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya.
peningkatan mutu. Dalam kenyataannya pendidikan telah mampu membawa
Realitanya yang ada ialah bahwa mutu pendidikan manusia kearah kehidupan yang lebih beradab. Untuk
di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, ibarat memajukan kecerdasan bangsa diperlukan pendidikan yang
pepatah “jauh panggang dari api” apalagi jika di mumpuni bagi masyarakat. Pendidikan yang diharapkan
bandingkan dengan negara-negara lain. Hasil survei itu tidak serta merta dapat terlaksana dengan baik. Perlu
Political and Economic Risk Consultanty (PERC) pada adanya faktor untuk mewujudkan hal tersebut diataranya
tahun 2.000 tentang mutu pendidikan di kawasan Asia, yaitu: faktor pendidik, faktor anak didik dan faktor
Indonesia menempati peringkat 12 dibawah Vietnam.1 lingkungan sarana prasarana.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tercermin Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-
pada kesulitan untuk mencari tenaga kerja yang unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi.
berkualitas. Kondisi ini disebabkan oleh kualitas sumber Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan,
daya manusia yang rendah di samping infrastruktur yang dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film,
tidak memadai, birokrasi pemerintahan yang korup, patung, dan lukisan. Seni terdiri dari beberapa jenis, salah
lingkungan yang kumuh, perangkat dan penegakan hukum satunya yaitu seni rupa.
yang timpang.2 Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan akan dirasakan dengan rabaan. Perkembangan seni rupa dari
merubah kehidupan manusia itu sendiri untuk zaman dulu hingga sekarang terus berkembang dengan
mengembangkan potensi, meningkatkan kecerdasan aliran-aliran yang beragam. Untuk mempelajari dan lebih
spiritual, intelektual, dan sosial serta mampu menjadikan mengenal seni rupa harus diketahui pendekatan dan
diri pribadi yang baik dan bertanggung jawab sehingga peranan pendidikan seni rupa.
bermanfaat, mampu berkarya dan berdaya saing dalam
kehidupan bermasyarakat. Mutu Pendidikan
Hal ini dipertegas dalam Undang-Undang Sisdiknas Mutu pendidikan terdiri dari kata mutu dan
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan. mutu dalam bahasa arab adalah “‫حسن‬yang
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk artinya baik”5, dalam bahasa Inggris “quality artinya mutu
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau kualitas”.6 Dalam kamus besar Besar Bahasa
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi Indonesia “mutu adalah ukuran, baik buruk suatu benda;
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dsb)”.7 Secara
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, istilah kualitas memenuhi atau melebihi harapan
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, pelanggan”.8 Dengan demikian mutu adalah tingkat kualitas
bangsa dan negara. 3
Pendidikan bermutu bukan hanya sekedar
mempersiapkan peserta didik menjadi manusia besar di 4
Andang, Manajemen dan Kepemimpinan kepala sekolah,(
Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2014), hlm. 134.
5
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Al-Ma’arif, 1984),
1
Abdul Hadis dan Nurhayati B,. Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: hal. 110
6
Alfabeta, 2010), hal. 1 John M Echolis, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:
2
Endang Herawan, “Pengendalian Mutu Pendidikan: Konsep dan Gramedia, 1988), Cet. Ke XVI, hal 460
7
Aplikasi”, dalam Jurnal Administrasi Pendidikan UPI: 2012, diakses 13 Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
Maret 2019, Pukul 09.30 WIB. 1995), Cet Ke-4, hal, 677
3 8
Anwar Hafid, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2013), hlm. 56. 2004), Cet Ke-3, hal, 15
Binti, Galuh, Umam, Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa ... 2
yang telah memenuhi atau bahkan dapat melebihi dari dibangun menyerupai cugung Yunani dan pada
yang diharapkan. bagian bawah, yakni di dalam tanah dibuat
Berbicara mutu, menurut Sallis, tidak dapat seperti ruang-ruang jenazah orang
dilepaskan dari tiga tokoh penting yang memberikan bangsawan di kota Pompei. Lukisan ini
perhatian lebih terkait mutu ialah, Erwad Deming, Joseph merupakan lukisan dinding dari kapur lembab
Juran, dan Philip B. Crosby.9 Menurut Deming mutu itu (fresco). Ciri-ciri yang jelas adalah unsur-
terletak pada masalah manajemen. Ia mengajarkan unsur perspektif yang dikemukakan yang
pentingnya pendekatan dan yang tepat dan sistematis bertentangan atau berlawanan dengan
serta pendekatan dengan sadar statistik untuk pengertian hiasan datar.
memecahkan masalah kualitas.10 Oleh karena itu, Deming b) Gaya Nasrani Kuno
mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dengan Karya seni lukis Nasrani Kuno ini
kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang tampaknya memang masih sangat dipengaruhi
bermutu adalah perusahaan yang menguasai pasar karena seni lukis Romawi. Seniman-seniman Nasrani
hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen. lebih pandai dalam mengatur warna dan lebih
Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia cepat dapat memberi efek berkilau-kilauan
membeli produk tersebut baik berupa barang atau jasa. dengan mempergunakan kepingan-kepingan
Dalam konteks pendidikan, sangat sulit pualam berwarna atau beling-beling yang bercat
mengartikan dan mendefinisikan mutu atau kualitas perada.
pendidikan. Kualitas pendidikan merupakan suatu hal yang
tidak bisa diraba kecuali dengan mengkualitaskan segala c) Gaya Romanesk (Romanisme)
sesuatu. Kementrian Pendidikan Nasional menyebutkan Keadaan pada abad ke-9 dan ke-10
bahwa mutu pendidikan mencakup input, proses dan sedemikian bergolaknya, sehingga ilmu
output pendidikan.11 Mutu dalam konteks input dan proses pengetahuan dan kesenian hanya dapat
mencakup bahan ajar, metodologi pelajaran yang tepat, berkembang di biara-biara saja. Maka taklah
sumber belajar yang lengkap, sistem penilaian dan dapat disangkal, kalau abad ke-10 itu
evaluasi yang efektif, dukungan administrasi sekolah, dan dinamakan orang “Abad Besi”. Seni lukis
dukungan sarana prasarana.12 Dalam konteks output/hasil Zaman Romanesk hanya terbatas pada lukisan
pendidikan, mutu mengacu pada prestasi yang diraih di atas kertas perkamen sebagai ilustrasi
dalam kurun waktu tertentu. Umpamanya setiap akhir buku yang ditulis dengan tangan. Lukisan-
semester, akhir tahun pelajaran, empat tahunan, lima lukisan dinding pada gereja-gereja Romaneska
tahunan, tau bahkan puluhan seperti dari prestasi yang gelap boleh dikatakan sedikit sekali.
akademik dan non akademik.13 Lukisan-lukisan dalam bentuk keping-keping
(panel) dapat dikatakan tidak ada sama sekal.
Penggambaran senantiasa lebih
PERKEMBANGAN KONSEP DASAR SENI RUPA mengutamakan cita agama daripada
kenyataan duniawi.
a.Dari Barat d) Gaya Gotik
a) Gaya Klasik (Romawi) 1) Seni Lukis Kaca
Pengarang Romawi, Vitruvius 2) Lukisan Dinding dan Lukisan Panel
menceritakan bahwa dalam seni bangunan,
terutama kuil-kuil, banyak sekali kelihatan e) Renaissance
pengaruh tersebut. Kuburan-kuburan Aliran Renaissance adalah suatu aliran
baru yang lahir di Italia. Bermula pada abad ke-15
9
Edward Salis , Total Quality Management In Education, Alih bahasa dan mencapai puncaknya pada abad ke-16. kota
oleh : Ahmad Ali dan Fahrurrozi, Manajemen Mutu Pendidikan.,hal.271 yang terkenal tempat berpusatnya aliran ini
10
11
Ibid.,hal 97 adalah Florence. Sejarah seni rupa tidak terlepas
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dari perkembangan sejarah dunia. Sejarah dunia
dan Pelaksanaan (Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas, 2000).
12
Syarnubi Som,” Kepala Sekolah Sebagai The Key Person Madrasah”.
dibagi atas 4 bagian, yaitu:
Dikutip dari https://syarnubi.wordpress.com/2008/12/31/75/,  Zaman Kuna : dari ± 4000 sebelum tarikh
diakses pada hari sabtu 15 Mei jam 09.00 WIB Masehi, sampai 476 sesudah tarikh
13
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep
dan Pelaksanaan, hal. 18
3 el MUBTADA: Journal Of Elementary Islamic Education
Masehi, yaitu jatuhnya Kekaisaran d. Neo Impresionisme
Romawi Barat; Prinsip mozaik itu ada persamaannya
 Zaman Tengah : dari 476 – 1492, yaitu dengan divisinisme, meskipun bukanlah itu yang
sampai ditemukannya Benua Amerika; menjadi dasar. Makin kecil petak-petak warna ini,
 Zaman Baru : dari 1492 – 1789, yaitu yang hampir merupakan titik-titik, maka ia
sampai Revolusi Perancis; dinamakan pointilisme. Kesemuanya adalah
 Zaman Modern : dari 1789 – sekarang; bertujuan untuk membuat efek cahaya yang kuat.
Zaman Prasejarah termasuk dalam golongan ke- Dan aliran ini disebut Luminisme, yaitu Neo
1, yaitu Zaman Kuna. Kemudian disusul dengan Impresionisme.
Zaman Mesir, Babilonia, Asiria, Persia, Yunani dan e. Realisme
Romawi, yang semuanya tergolong Zaman Kuna. Setelah menemui aliran Impresionisme,
Pada Zaman Tengah yang berkuasa adalah kaum seniman-seniman mulai melihat kembali kepada
agama. Semua kegiatan seni adalah untuk hal-hal kenyataan. Pelukis Realisme yang terkenal
yang berhubungan dengan ketuhanan dan adalah George Hendrik Breitner (1857 – 1923),
kerohanian. Paham Zaman Tengah ini disebut sedangkan pematung Realis adalah Rodin
teosentris, oleh karena segala kegiatan (Perancis)
dipusatkan kepada Tuhan. Dalam Zaman
Renaissance ini kaum cerdik pandai dan seniman f. Simbolisme dan Monumentalisme
mulai mendapat perhatian dan bantuan yang Karya Simbolisme ini pada umumnya
sangat menguntungkan bagi usaha-usaha melukiskan pergolakan batin yang menghadapi
mereka. Tokoh-tokoh Renaissance : berbagai perasaan.
Leonardo da Vinci (1452 – 1519) Karyanya yang g. Abad Kedua Puluh
terkenal :The Last Supper Monalisa, Raffael Santi
(1483 – 1520)Karyanya yang terkenal : Madonna Aliran-aliran baru yang lahir :
im grunen, Michelangelo (1475 – 1564)Karyanya a. Fauvisme
yang terkenal :Caravaggio
f) Abad Kesembilan Belas Pelopor aliran ini ialah Henri Matiasse.
a. Klasisisme Syarat untuk melihat lukisan-lukisan mereka ini
Pada setiap zaman, jika pegangan hendaklah kita menyampingkan apa yang
orang banyak sudah mulai kabur, biasanya lahir dimaksud dengan lukisan itu.
pula seseorang yang membawakan napas baru
yang segar. Maka tokoh-tokoh seni rupa mulai b. Kubisme
pula membawakan udara baru bagi Aliran ini membawa objeknya kepada
perkembangan seni rupa. wujud bersegi-segi, punya kesan yang
monumental, terutama untuk seni patung. Tokoh
b. Romantik aliran ini adalah :
Aliran Romantik ditandai oleh kontras Pablo Picasso, G. Braque, Paul Cezanne
cahaya yang tegas, kaya dengan warna, dan
komposisi yang hidup. Pelukis Romantik yang c. Futurisme
terkenal adalah Theodore Gericault (1791 – 1824) Aliran ini sangat mengagungkan
dan Eugene Delacroix (1798 – 1863). peperangan. Futurisme mengabdikan diri pada
c. Impresionisme gerak, sehingga dalam contoh lukisannya, yaitu
Kata Impresionisme sebenarnya adalah anjing lari dibuat kakinya banyak sekali. Tokoh
kata ejekan pada lukisan Claude Monet (1840 – aliran ini adalah :Umbrto Boccioni, Carlo Carra,
1926), yang dipertunjukkan pada pameran di dll.
Paris tahun 1874. Aliran ini didukung oleh pelukis-
pelukis Prancis lainnya yang terkenal, seperti d. Absolutisme
Eduard Manet (1832 – 1883), Edgar Degas (1834
Aliran absolutisme membuang sama
– 1971), Aguste Renoir (1841 – 1919), Camille
sekali bentuk alam.
Pissaro (1831 – 1903), dan Alfred Sesley (1840 –
1898). e. Esensialisme
Binti, Galuh, Umam, Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa ... 4
Menurut faham aliran ini, yang esensial
dalam keseimbangan kosmis adalah kesatuan 1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
dari daya angkat yang menyebabkan semuanya a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian
berada di tempatnya masing-masing. berpusat di istana sebagai medi
f. Elementarisme pengabdian Raja(kultus Raja).
Istilah Elementarisme ini diucapkan b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian
oleh Theo van Doesburg, seorang seniman sebagai media upacara agama.
Belanda yang berpendirian bahwa dalam c. Bersifat Konvensional sumber
menciptakan hasil seni, jiwa haruslah dalam hukum agama (Silfasastra).
keadaan sebebas-bebasnya. d. Hasil akulturasi kebudayaan India
dengan indonesia.
g. Ekspresionisme
Tokohnya adalah :Vincent van Gogh, 2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
Paul Gaguin, Ernast, dll. a. Seni Bangunan:
h. Dadaisme  Bangunan Candi
Tokohnya ialah Ruigi Russalo, Severini.  Bangunan pura
i. Surealisme  Bangunan Puri
Tokoh aliran ini ialah: Salvador Dali dan b. Seni hias Hindu Budha
J. Miro
j. Neo Realisme 3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha
Pelukis-pelukis Neo-Realisme adalah a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Tengah,
Fermhout (1922), Schumacher (1894), Willink terbagi atas:
(1900), Pijke Kock (1910), Raoul Hynckes (1893), 1) Jaman Wangsa Sanjaya
Dick Ket (1902). 2) Jaman Wangsa Syailendra
k. Neo Klasisme b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur,
Seni rupa yang berkembang di Eropa, terbagi atas:
mula-mula lahir di Yunani kuno. Berpusat pada 1) Jaman Peralihan
homosentris. Dengan pelopornya Louis David. 2) Jaman Singasari
3) Jaman Majapahit
b. Dari Indonesia c. Seni Rupa Bali Hindu

Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia: Seni Rupa Indonesia Islam
1. Bersifat tradisional/statis 1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam :
2. Bersifat Progresif a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang
3. Bersifat Kebinekaan bersifat di istana sebagai media pengabdian
4. Bersifat Seni Kerajinan kepada Raja / sultan
5. Bersifat Non Realis b. Bersumber dari kesenian pra Islam
(seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
Seni Rupa Prasejarah Indonesia c. Berperan
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas:
1. Seni Rupa Jaman Batu 2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam :
a. Seni Bangunan a. Seni Bangunan:
b. Seni Patung  Mesjid
c. Seni Lukis  Istana
2. Seni Rupa Jaman Logam  Makam
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang b. Seni Kaligrafi
bisa di ulang-ulang. c. Seni Hias
2) Acire Perdue, ialah teknik mengecor
yang hanya satu kali pakai.
Seni Rupa Indonesi Modern
Seni Rupa Indonesia Hindu 1. Masa Perintis
5 el MUBTADA: Journal Of Elementary Islamic Education
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif antara dua atau lebih bidang seni, baik secara
Bustaman (1807 – 1880) langsung maupun melalui media audio-visual,
2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek (1920 – misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau
1938) film. Pembelajaran produktif secara terpadu
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan
barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih
Smite, R. Locatelli dan lain – lain. bidang seni, misalnya dalam bentuk seni
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942) pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.
PERSAGI bertujuan agar para seniman Indonesia Alternatif pelaksanaan mata pelajaran
dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang
berkepribadan Indonesia. memiliki lebih dari satu guru bidang seni,
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945) masing-masing guru memberikan pembelajaran
Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah.
Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950) dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-
kelompok – kelompok. guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni,
Formal guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik juga melaksanakan pembelajaran seni secara
yang berpendidikan formal maupun otodidak, terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Materi pokok yang bersifat teoritik
Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll. tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara
Sejarah perkembangan adanya seni integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni,
rupa itu berlangsung dan berjalan dengan sangat berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni.
lama dari jaman dahulu kala. Seiring dengan Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya)
perjalanan itu dari waktu ke waktu, dari tempat lebih berorientasi pada proses dari pada hasil,
ke tempat seni rupa mengalami perkembangan- sehingga lebih menekankan usaha membentuk
perkembangan yang berbeda antara tempat satu dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada
dengan tempat yang lainnya. Perbedaan- kualitas komposisi yang dihasilkan.
perbedaan yang terjadi itu menyebabkan Dalam pembelajaran Pendidikan Seni
keanekaragaman seni rupa dunia shingga tidak rupa, pengembangan sikap memiliki kedudukan
akan habis jika kita menikmatinya. yang lebih tinggi dibandingkan dengan
keterampilan, dan pengetahuan. Untuk
PENDEKATAN PENDIDIKAN SENI RUPA menunjang pembelajaran materi yang mengarah
pada penguasaan keahlian profesional, termasuk
Pembelajaran Pendidikan Seni
dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah menggambar dengan mistar (menggambar
konstruksi), perlu ditunjang dengan program
dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah
melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat
siswa.
sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan
substansi masing-masing. Pendekatan terpadu
ialah melaksanakan pembelajaran yang PERANAN PENDIDIKAN SENI RUPA
memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk Peranan Bagi Anak Usia Dini
seni pertunjukan, seni multimedia, atau
kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan
secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif kesibukan yang penting. Dalam bertanya seni rupa
dan produktif. dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak
Pembelajaran apresiatif secara nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau
terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan
terhadap karya seni yang merupakan perpaduan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya
Binti, Galuh, Umam, Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa ... 6
anak-anak berkarya melalui seni rupa, mereka akan mengajar. “guru merupakan salah satu pelaku dalam
bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba- kegiatan sekolah. Guru perlu memahami faktor-faktor
coba sesuatu yang diinginkan. Dalam kelompok yang berlangsung dan tidak berlangsung dalam menunjang
mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan proses belajar mengajar”. 15 Waktu wajar (timelines) yaitu
karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan
berhasil berkarya, dengan spontan ia akan berteriak menggakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.
dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak Handal (reliability) yaitu usia pelayanan bertahan lama.
berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah menjadi
yang dicapainya perlu mendapat prinsip agar pihak yang dilayani merasa senang dan puas
pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat atas layanan yang diberikan sehingga menjadi pelanggan
berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan yang baik dan setia. Hal ini sesuai dengan sikap kaum
dalam kehidupan masa dewasa. Permainan Ansor dalam menerima kaum Muhajirin yang diabadikan
dimaksudkan antara lain : Permainan “membentuk”; dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 9 yang terjemahanya:
melatih anak untuk berkarya. Permainan “fungsi”;
melatih berbagai macam aktivitas fisik. Permainan Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota
“peranan”; berguna untuk menyiapkan anak mampu Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum
melakukan peranan dalam kehidupan di kemudian (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
hari. Permainan “menerima”; berguna untuk 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka
memupuk kemampuan menerima kebudayaan. (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan
Peranan Guru kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan
Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri,
masalah-masalah yang dihadapinya dan memahami Sekalipun mereka dalam kesusahan dan siapa yang
karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang
Dalam melaksanakan kegiatan kelas guru harus orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9)16
menjadi pengelola, perencana, penyuluh dan
perancang program yang baik dan tuntas. Guru yang Isi kandungan ayat tersebut diantaranya yaitu: (1)
simpatik, imajinatif, kreatif dan luas pengetahuannya. Adanya usaha menghormati orang lain (kaum Muhajirin),
Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah dasar. (2) Kerelaan kaum Ansor apa yang diberikan kepada kaum
Peranan Sekolah Muhajirin, (3) Kaum Ansor mengutamakan penghormatan
Sekolah berperan sebagai tempat membina dan kepada kaum Muhajirin, (4) Kaum Ansor rela mengalahkan
melatih diri melalui pengajaran dan pendidikan untuk kepentingan sendiri. Isi kandungan ayat tersebut dapat
mengatasi segala masalah di masyarakat kelak diterapkan dalam dunia pendidikan dengan menerapkan
setelah anak menyelesaikan sekolah. Di sekolah manajemen layanan pendidikan dalam mencapai mutu
anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk tetap pendidikan yang berakhlak.
bersikap teratur berdisiplin (diam/tenang), Daya tahan (durability) yaitu tahan banting,
memperhatikan petunjuk-petunjuk guru, menguasai misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap
seluruh perangkat. bertahan. indah (aesteties) misalnya eksterior dan
interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-
Mutu pendidikan dapat diukur secara umum baik media. Hubungan manusiawi (personal interface) yaitu
dari segi input, proses, output maupun outcome. Ada 13 menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
karakteristik yang dapat dijadikan dasar penilaian dalam Hal ini bisa dicapai apabila terjalin komunikasi yang sehat.
mutu pendidikan yaitu: (1) kinerja (2) waktu ajar (3) handal “Dari komunikasi itu bisa diperoleh suasana yang akrab
(4) daya tahan (5) keindahan (6) hubungan manusiawi (7) dan harmonis, bahkan bisa mendamaikan dua pihak yang
mudah penggunaannya (8) bentuk khusus (9) standar bertikai”.17 Mudah penggunaanya (easy of use) yaitu
tertentu (10) konsistensi (11) seragam (12) mampu
melayani (13) ketepatan.14 15
Soetjipto, Raflis Koasi, Profesi Guru, (Jakarta: renika Cipta, 2000),
Kinerja (performan) berkaitan dengan aspek Cet. Ke-1, hal. 146
fungsional sekolah yang terdiri dari kinerja guru dalam 16
Al-Qur’anul karim dan terjemahannya, (Kudus: Menara Kudus, 2006),
hal. 546
14 17
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 411 2008), hal. 251
7 el MUBTADA: Journal Of Elementary Islamic Education
sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan satu komponen penting dalam mengembangkan kualitas
sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan peserta didik dan sebagai pelaksana pendidikan.
mudah dipinjam dikembalikan tepat waktu. sedangkan tenaga kependidikan yang lain seperti
Bentuk khusus (feature) yaitu keunggulan tertentu karyawan adalah salah satu penopang jalannya pendidikan
misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi yang akan membantu proses pendidikan sampai tujuan
informasi (komputerisasi). “persyaratan pertama bagi pendidikan dapat tercapai.
kepemimpinan pengajaran adalah guru hendaknya memiliki
visi mengenai unggulan dalam mengajar.18 Standar
tertentu (comformence to specification) yaitu memenuhi
standar tertentu. Misalnya sekolah telah memenuhi
standar pelayanan minimal. Konsistensi (concistency)
yaitu keajegan, konstan dan stabil, misalnya mutu sekolah
tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah
konsisten dengan perkataanya. Seragam (uniformity) yaitu
tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah
melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam
pakaian.
Mampu melayani (serviceability) yaitu mampu
memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah
menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk
mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa
puas. Ketepatan (acuracy) yaitu ketepatan dalam
pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan
sekolah.

KESIMPULAN
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk
karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
dirasakan dengan rabaan.Perkembangan seni rupa dari
dulu hingga sekarang terus mengalami perkembangan.
Buktinya sudah bertambahnya aliran-aliran dalam seni
rupa. Seni rupa memiliki peranan yang penting .
Peranan seni rupa bagi anak usia dini yaitu
bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan
yang penting. Dalam bertanya seni rupa dapat
menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan
terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan
bergerak, bereksperimen, berlomba dan berkomunikasi.
Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya
melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan
sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan.
Dengan semakin berkembangnya Madrasah
Ibtidaiyah, lembaga pendidikan ini terus berusaha untuk
memperbaiki dan mengembangkan sekolah sampai
menghasilkan output yang diharapkan sesuai tujuan
sekolah. Salah satu cara untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sekolah adalah adanya tenaga
pendidik yang berkompetensi. Karena guru adalah salah

18
Cyril Poster, Gerakan Menciptakan Sekolah Unggulan, (Jakarta:
Lembaga Indonesia Adidaya, 2000), Cet. Ke-1, hal. 101
Binti, Galuh, Umam, Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa ... 8
BIBLIOGRAPHY

Abdul Hadis dan Nurhayati B,. Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 1
Achmad Dimyati, wawancara dilaksanakan pada hari jum’at, 21 Desember 2018, pukul 20.00 WIB, di rumah Bapak Achmad
Dimyati Kepala Sekolah SDIT AL-ARIF Ngebrak.
Andang, Manajemen dan Kepemimpinan kepala sekolah,( Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2014), hlm. 134.
Anwar Hafid, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 56.
Cyril Poster, Gerakan Menciptakan Sekolah Unggulan, (Jakarta: Lembaga Indonesia Adidaya, 2000), Cet. Ke-1, hal. 101
Daryanto, Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), hal. 136.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hal. 627
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Pelaksanaan (Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas,
2000).
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Pelaksanaan , hal. 18
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintahan RI tentang Pendidikan, (Jakarta:
2013), hal. 24
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cet. 9 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 98-120
Edward Salis , Total Quality Management In Education, Alih bahasa oleh : Ahmad Ali dan Fahrurrozi, Manajemen Mutu
Pendidikan.,hal.271
Endang Herawan, “Pengendalian Mutu Pendidikan: Konsep dan Aplikasi”, dalam Jurnal Administrasi Pendidikan UPI: 2012,
diakses 13 Maret 2019, Pukul 09.30 WIB.
Fatimah Sari, “Strategi Kepeimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam ” (Skripsi, IAIN Surakarta,
2018), hal. 11
Hamid Darmadi, ”Kemampuan Mengajar (Landasan Konsep dan Implementasi”, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 175
Hanur, B. S. A., Umam, M. K., & Zuhriyah, N. (2020). MEMANTIK PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI MELALUI
PEMBERIAN GIZI SEIMBANG DALAM PERSFEKTIF AL QURAN DAN HADIST. SAMAWAT, 3(2).
Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah; Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK,
(Bandung: Cipta Lekas Garafika, 2005), hal. 17
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 411
John M Echolis, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1988), Cet. Ke XVI, hal 460
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet Ke-4, hal, 677
M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), Cet Ke-3, hal, 15
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Al-Ma’arif, 1984), hal. 110
Mohammad Syaifuddin dkk., Bahan Ajar Cetak Manajemen Berbasis Sekolah, (Departemen Pendidikan Nasional, 2007), hal. 2-7
Muliati, B., & Umam, M. K. (2019). Phenomenon Of Changes In Increasing Development Of Students In Basic School. MIDA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, 2(1), 96-105.
Nanang Fatah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) & Dewan Sekolah,(Bandung: Bani Quraisy,2004),hal.31.
Ngalim Purwanto,”Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), hal. 5
Putri Tanjong, “Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Pembelajaran di SMAN I Simalanga, Skripsi.Banda Aceh: UIN Ar-
Raniry, 2017.
Rizka Umami, Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan di SDS Ananda Islamic School Pagadungan
Kalideres Jakarta Barat”. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2014
Salus, Strategi Pengambilan Keputusan,(Jakarta: Pressindo,2014),hal.105
Soetjipto, Raflis Koasi, Profesi Guru, (Jakarta: renika Cipta, 2000), Cet. Ke-1, hal. 146
Sofan Amari, Pendidikan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013), hal. 18.
Soffan Assauri, Strategic Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2016. Hlm: 02
SP Siagian, 1984, Metode-Metode perencanaan, hal. 87
Sudarwam Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2010), hal. 145
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materil,(Jakarta: PT. Prima Karya, 1987), hal. 10
Suharsismi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar,”Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis dan Praktis bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 1
9 el MUBTADA: Journal Of Elementary Islamic Education
Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal.
97.
Umam, M. K. (2017). Analisis Lingkungan Strategik Dalam Corak Penyelenggaraan Pendidikan Islam. Al-Hikmah: Jurnal
Kependidikan Dan Syariah, 5(1), 1-8.
Umam, M. K. (2017, May). Strategi Alternatif Memajukan Lembaga Pendidikan Islam di Pedesaan Berbasis Sekolah Excellent
Perspektif Kompetitif Kotemporer. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (No. Seri 2, pp. 769-776).
Umam, M. K. (2018). Imam Para Nabi: Menelusur Jejak Kepemimpinan dan Manajerial Nabi Muhammad saw. Al-Hikmah: Jurnal
Kependidikan Dan Syariah, 6(1), 59-74.
Umam, M. K. (2018). Rekonstruksi Pendidikan Islam Integrasi Dalam Kerangka Pendidikan Profetik Transformatif.
Umam, M. K. (2018, April). Reconstruction of Integrative Islamic Education in The Transformative Profetical Education
Framework. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (No. Series 1, pp. 511-520).
Umam, M. K. (2018, February). Paradigma Pendidikan Profetik dalam Pendekatan Pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtida'iyah.
In PROCEEDING: The Annual International Conference on Islamic Education (Vol. 3, No. 1, pp. 120-132).
Umam, M. K. (2019). DIMENSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF ERA DISRUPSI PERSPEKTIF MANAJERIAL BIROKRASI. AL-WIJDÃ N:
Journal of Islamic Education Studies, 4(2), 127-146.
Umam, M. K. (2019). KOMITE MADRASAH DALAM KONTEKS MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN ISLAM. Al-Hikmah: Jurnal
Kependidikan Dan Syariah, 7(1), 39-56.
Umam, M. K. (2019). Penggunaan metode Jaritmatika dalam meningkatkan motivasi belajar. Awwaliyah: Jurnal Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, 2(1), 45-68.
Umam, M. K. (2019). Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Peserta Didik. Al-Hikmah: Jurnal Kependidikan Dan
Syariah, 6(2), 62-76.
Umam, M. K. (2019). PERDAGANGAN ETHEREUM DI INDODAX EXCHANGE DALAM PERSFEKTIF SYARIAH. ISTITHMAR: Journal of
Islamic Economic Development, 3(2).
Umam, M. K. (2019). STUDI KOMPARATIF PARADIGMA TEORI BELAJAR KONVENSIONAL BARAT DENGAN TEORI BELAJAR ISLAM. Al-
Hikmah: Jurnal Kependidikan Dan Syariah, 7(2), 57-80.
Umam, M. K. (2019, November). Innovation of Transformative Islamic Education Strategy. In Proceedings of Annual Conference
for Muslim Scholars (Vol. 3, No. 1, pp. 510-521).
Umam, M. K. (2020). INTEGRASI NILAI-NILAI KE-ISLAMAN DALAM PEMBELAJARAN MAKHLUK HIDUP DI SMA MAMBA’US SHOLIHIN
TERPADU BLITAR. SAMAWAT, 3(2).
Umam, M. K. (2020). KECERDASAN SPIRITUAL DITINJAU DARI NILAI NILAI PROFETIK. SAMAWAT, 3(1).
Umam, M. K. (2020). KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA BILANGAN CACAH SEKOLAH DASAR. el-Mubtada: Journal of Elementary
Islamic Education, 2(1).
Umam, M. K. (2020). PARADIGMA SIMTOMA JIWA SEBAGAI METODE MEMAHAMI KOGNISI PESERTA DIDIK. Aṭfᾱl: Scientific Journal of
Early Childhood Education, 1(1).
Umam, M. K. (2020). PENERAPAN METODE ARTIKULASI EKONOMI (Studi Kasus Di MAN Kota Blitar). ASSYARIAH, 1(1), 55-66.
Umam, M. K. (2020). SCHOOL HEAD STRATEGY IN INCREASING THE QUALITY OF EDUCATION IN SDIT AL-ARIF FROM THE PRASARANA
MEANS STANDARD. el-Mubtada: Journal of Elementary Islamic Education, 1(1).

*****

Binti, Galuh, Umam, Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa ... 10

You might also like