Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 3, Hlm.

583-593, December 2019


p-ISSN : 2087-9423 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
e-ISSN : 2620-309X DOI: http://doi.org/10.29244/jitkt.v11i3.25877

PENGARUH PEMBERIAN HORMON 17β-ESTRADIOL TERHADAP


PERKEMBANGAN GONAD SIPUT GONGGONG Laevistrombus turturella

EFFECT OF 17β-ESTRADIOL HORMONE ADMINISTRATION ON


THE DOG CONCH’S Laevistrombus turturella GONAD DEVELOPMENT

Muzahar1, Muhammad Zairin Jr.2*, Fredinan Yulianda3,


Muhammad Agus Suprayudi2, Alimuddin2 dan Irzal Effendi2
1
Program Studi Budidaya Perairan, FIKP-UMRAH, Tanjungpinang, 29124, Indonesia
2
Departemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB, Bogor, 16680, Indonesia
3
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK-IPB, Bogor, 16680, Indonesia
*E-mail: zairinmz@live.com

ABSTRACT
Dog conch Laevistrombus turturella is captured intensively, therefore, their population is decline. The
dog conch culture is needed to maintain their population. The technology towards conch reproduction
is still not developed yet in Indonesia. The 17β-estradiol hormone in conch and some mollusks has
been stated by some researcher yet its main role in conch reproduction process has not widely known.
The study about the addition of 17β-estradiol hormone in accelerating gonad development has never
been reported. The aim of this study was to evaluate the impact of the addition of 17β-estradiol
against dog conch’s gonad development. This study used three treatments for three groups of dog
conch those were without injection (P1), injection by 30 µL of corn oil mixed with absolute ethanol
(P2), and 30 µL of 17β-estradiol stock solution (P3). After injection, the dog conch was reared in pens
culture in their natural habitat for 30 days. This study showed that the injection of a 17β-estradiol
solution (P3) stimulated the dog conch’s gonad development as evidenced by greater oocyte mean
diameter than another treatment. The mean of gonadal weight and GSI on P3 treatment was also
higher than treatments P1 and P2. SDS-PAGE analysis showed that dog conch’s hemolymph has
several kinds of proteins with varying molecular weights. Proteins with a molecular weight of 54-55
kDa are predicted as dog conch’s vitellogenin.

Keywords: 17β-estradiol hormone, dog conch, gonad development, Laevistrombus turturella

ABSTRAK
Siput gonggong Laevistrombus turturella semakin intensif ditangkap sehingga populasinya di alam
menurun. Upaya budidaya gonggong diperlukan untuk menjaga populasinya. Teknologi reproduksi
siput belum banyak dikembangkan di Indonesia. Keberadaan 17β-estradiol pada siput dan moluska
lain telah dinyatakan oleh beberapa peneliti, namun perannya dalam proses reproduksi siput belum
banyak diketahui. Penelitian tentang pemberian 17β-estradiol untuk memacu perkembangan gonad
gonggong belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan mengaji pengaruh pemberian 17β-
estradiol terhadap perkembangan gonad gonggong. Ada tiga perlakuan yang diberikan pada tiga
kelompok gonggong, yaitu masing-masing tanpa suntikan (P1), suntikan 30 µL/ekor larutan minyak
jagung dan etanol absolut (P2), serta suntikan 30 µL/ekor larutan 17β-estradiol (P3). Pascasuntikan,
gonggong dipelihara dalam pensculture di habitat alaminya selama 30 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan suntikan larutan 17β-estradiol (P3) menstimulasi perkembangan gonad
gonggong yang dibuktikan dengan nilai rata-rata ukuran diameter oosit yang lebih besar daripada
perlakuan lain. Nilai rata-rata bobot gonad dan GSI perlakuan P3 juga lebih besar dibanding perlakuan
P1 dan P2. Analisis SDS-PAGE menunjukkan hemolimfa gonggong memiliki beberapa jenis protein
dengan berat molekul bervariasi. Protein dengan berat molekul 54-55 kDa diprediksi sebagai
vitelogenin gonggong.

Kata kunci: gonggong, hormon 17β-estradiol, Laevistrombus turturella, perkembangan gonad

Department of Marine Science and Technology FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 583
Pengaruh Pemberian Hormon 17β-Estradiol . . .

I. PENDAHULUAN terbukti ikut berperan dalam proses


pengendalian reproduksi pada golongan siput
Gonggong Laevistrombus turturella seperti pada bekicot Achatina fulica
merupakan siput laut yang sangat terkenal di (Kruatrachue et al., 1996), kelinci laut
Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai Aplysia depilans (Di Prisco et al., 1973),
seafood dengan rasa daging yang enak. siput laut Thais clavigera (Lu et al., 2001),
Gonggong mengandung protein hewani yang serta pada golongan kekerangan seperti
tinggi, yaitu 38,91% pada bagian otot, dan kerang Sinonovacula constricta (Yan et al.,
46,65% pada bagian jeroan, namun kadar 2011), dan tiram Crassostrea gigas
lemak dan kolesterolnya rendah, masing- (Matsumoto et al., 1997). Induksi hormonal
masing 0,78-2,26 mg/100 g dan 9,89-24,95 dengan menggunakan hormon 17β-estradiol
mg/100g (Muzahar dan Viruly, 2014). telah dilaporkan dapat menginduksi
Gonggong memiliki nilai ekonomis tinggi kematangan gonad berbagai spesies krustasea
dan merupakan sumber mata pencarian bagi dan moluska. Pemberian 17β-estradiol pada
penduduk yang bertempat tinggal di tahap perkembangan gonad induk udang
sepanjang pantai Pulau Bintan, Pengujan dan putih Litopenaeus vannamei meningkatkan
Dompak. Gonggong merupakan ikon Kota nilai gonado somatic index (GSI) dan rerata
Tanjungpinang-Provinsi Kepri. Gonggong diameter oosit perlakuan relatif lebih tinggi
semakin intensif ditangkap sehingga dibandingkan kontrol, masing-masing
populasinya di alam cenderung menurun sebesar 0,453 dan 23,97 µm (Tarsim et al.,
ditandai dengan ukuran tangkap semakin 2007). Pemberian hormon 17β-estradiol
kecil dan jumlah yang diperoleh semakin berhasil menginduksi perkembangan gonad
sedikit (Muzahar dan Hakim, 2018). Populasi kerang laut Placopecten magellanicus (Wang
gonggong dapat dilestarikan dengan cara and Croll, 2004). Penyuntikkan 17β-estradiol
dibudidayakan, namun teknologi rekayasa dilaporkan juga secara signifikan
reproduksi siput gonggong belum ber- meningkatkan diameter oosit dan kandungan
kembang. Informasi fisiologi reproduksi dan vitelin pada gonad betina tiram C. gigas,
pematangan gonad gonggong pun masih serta pada kerang Patinopecten yessoensis
sangat terbatas. Namun, informasi mengenai (Li et al., 1998; Osada et al., 2003). Dari
waktu dan laju kematangan gonad dapat beberapa laporan tersebut, diduga pemberian
ditetapkan berdasarkan pengamatan 17β-estradiol dapat memicu perkembangan
makroskopis warna gonad dan pengamatan dan kematangan gonad pada moluska.
mikroskopis jaringan gonad matang dengan Namun, pemberian hormon 17β-estradiol
mikroskop seperti yang telah dilakukan pada terhadap perkembangan gonad gonggong L.
siput Strombus canarium (Cob et al., 2008a). turturella belum pernah dilakukan
Salah satu cara dalam merangsang sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk
kematangan gonad dan reproduksi pada menganalisis pengaruh pemberian hormon
hewan-hewan akuatik adalah dengan induksi 17β-estradiol terhadap perkembangan gonad
hormonal (Tarsim et al., 2007). gonggong L. turturella sebagai salah-satu
Hormon steroid seperti 17β-estradiol, usaha pengembangan teknologi rekayasa
testosteron dan progesteron merupakan reproduksi pada biota ini.
regulator penting pada reproduksi, fisiologi,
dan perkembangan dalam berbagai taksa II. METODE PENELITIAN
hewan, termasuk moluska (Keay et al.,
2006). Hormon tersebut terlibat dalam 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
kontrol reproduksi, pertumbuhan, meta- Penelitian ini dilaksanakan pada
bolisme energi, dan sirkulasi darah dan air bulan Mei-Desember 2018 di laut Madong-
pada moluska (Pinder et al.,1999), dan Tanjungpinang dan Laboratorium Program

584 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Muzahar et al.

Studi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu 2.3. Penyiapan Pens Culture


Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Sebanyak sembilan buah pens untuk
Raja Ali Haji, Tanjungpinang. wadah budidaya gonggong dibuat di habitat
alaminya di perairan laut Madong-
2.2. Rancangan Percobaan Tanjungpinang (00°58'55.60" N dan
Ada dua faktor perlakuan dalam 104°27'01.86" E) masing-masing dengan
penelitian ini, yaitu (1) faktor disuntik dan ukuran 2×1×0,5 m3 dan kedalaman air 0,15-
tidak disuntik, dan (2) faktor disuntik dan 1,80 m. Tiang pancang pens dibuat dari kayu
tanpa disuntik 17β-estradiol. Perlakuan yang berdiameter 5-10 cm dengan tinggi 3 m dan
dilakukan terdiri atas: tanpa suntikan (P1), ditancapkan sedalam 75-100 cm ke dalam
diberi suntikan 30 µL/ekor larutan minyak sedimen. Bagian dinding dipasang jaring
jagung dan etanol absolut tanpa 17β-estradiol nilon berwarna hijau dengan mesh size 1,0
(P2), dan diberi suntikan 30 µL/ekor larutan inci. Tiang pancang dan jaring diberi penguat
stok 17β-estradiol (P3). Masing-masing berupa batang kayu berbentuk-V yang
perlakuan dengan tiga kali ulangan. Volume ditancapkan ke dalam sedimen.
larutan yang disuntikan mengacu pada
penelitian Wang and Croll (2004) pada
kerang laut Placopecten magellanicus.
Gonggong disuntik pada bagian otot kaki.
Pasca-suntik, gonggong dipelihara selama 30
hari dalam masing-masing tiga pensculture
untuk setiap perlakuan dengan kepadatan 10
ekor/pens. Selama pemeliharaan, gonggong
memperoleh makanan hanya dari substrat
dasar yang ada di dalam pens. Detail
rancangan penelitian ditampilkan pada Tabel Gambar 1. Pens untuk pemeliharaan
1. gonggong pascasuntikan.
Tabel 1. Rancangan penelitian penyuntikan 2.4. Penyiapan Gonggong dan Hormon
hormon 17β-estradiol pada 17β-estradiol
gonggong L. turturella. Gonggong yang digunakan berada
pada stadia muda. Ukuran gonggong
Rerata ditampilkan pada Tabel 1. Gonggong
Jumlah
panjang diperoleh dari perairan laut Kampong
Perlakuan sampel
cangkang Madong, Kota Tanjungpinang. Gonggong
(ekor)
total (mm) dipilih berdasarkan kriteria Cob et al.
Tanpa suntikan 30 50,89 ± 1,88 (2008b) dan Sanchez et al. (2016), yaitu
(P1) memiliki gonad yang berwarna kehitaman,
Suntikan 30 51,82 ± 2,46 dan berada pada fase awal oogenesis yang
30µL/ekor larutan dicirikan dengan ukuran oosit kecil. Hormon
minyak jagung yang digunakan adalah 17β-estradiol
dan etanol absolut produksi Argent Laboratories Inc. (Makaty
(P2) City, Philippines). Larutan stok hormon
Suntikan 30 51,84 ± 0,85 disiapkan mengikuti metode Wang and Croll
30µL/ekor larutan (2004) dengan sedikit modifikasi: 0,105 g
stok 17β-estradiol 17β-estradiol dilarutkan dalam 5 mL etanol
(P3) absolut, kemudian dilarutkan dalam 100 mL
minyak jagung (pengenceran 1:20). Etanol

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 585
Pengaruh Pemberian Hormon 17β-Estradiol . . .

berfungsi sebagai pelarut dan minyak jagung selama 15 menit pada suhu ruang. Reaksi
berfungsi sebagai zat pembawa hormon agar enzimatis dihentikan dengan menambahkan
mudah bergabung dengan cairan tubuh 100 μL stop solution (0,5 M H2SO4) ke
(Wang and Croll, 2004). Konsentrasi akhir dalam setiap sumur. Pembacaan absorbance
larutan stok 17β-estradiol adalah 1000 menggunakan ELISA reader selama 10
µg/mL. menit pada panjang gelombang 450 ± 10 nm.

2.5. Analisis Konsentrasi 17β-estradiol 2.6. Analisis Pertumbuhan Bobot


Hemolimfa Gonggong Gonad dan GSI Gonggong.
Hemolimfa gonggong diambil Pada akhir pemeliharaan dilakukan
masing-masing dari tiga ekor gonggong dari penimbangan bobot total gonad dan bobot
setiap perlakuan pada hari ke- 0, 4, 7, 10, 13, tubuh lunak gonggong untuk memperoleh
16 dan 30 pemeliharaan. Hemolimfa diambil nilai gonado somatic indeks (GSI). Nilai GSI
dari bagian kaki gonggong menggunakan dihitung dengan formulasi di bawah ini
jarum suntik berukuran 0,60 × 32 mm. (Marentette and Corkum, 2008):
Hemolimfa yang diperoleh dimasukkan
dalam tabung mikro tanpa diberi anti- ……………..………….. (1)
koagulan dan sentrifugasi, kemudian di-
simpan pada suhu -20ºC (modifikasi metode
Keterangan:
Sathyan et al., 2012).
Bg = bobot gonad (g); Bt = bobot tubuh
Analisis konsentrasi hormon estradiol
lunak total (g).
hemolimfa dilakukan dengan metode
enzyme-linked immunosorbent assay
2.7. Histologi Gonad dan Diameter
(ELISA) mengacu pada metode Setiadi et al.
Oosit
(2014) di Laboratorium Hormon, Unit
Gonggong dibedah untuk pemeriksa-
Rehabilitasi Reproduksi (URR) Fakultas
an histologi. Analisis histologi gonad
Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.
mengadopsi metode Sanchez et al. (2016)
Sampel hemolimfa diencerkan secara
dengan modifikasi. Gonad gonggong
bertingkat menggunakan aquabidestilata
difiksasi dalam larutan Bouin selama 24-36
dengan perbandingan mulai dari 1:0 hingga
jam dan disimpan dalam etanol 70% sebelum
1:16. Sebanyak 25 μL duplo larutan standar
dibuat preparat histologis. Gonad dipotong
dan masing-masing sampel dimasukkan ke
untuk dehidrasi dengan alkohol, embedding,
dalam setiap sumur terpilih. Setelah itu 200
parafinisasi, dan clearing dengan kloroform.
μL larutan enzim konjugat dimasukkan ke
Hematoksilin dan asam eosin digunakan
dalam setiap sumur kecuali blanko kemudian
untuk mewarnai irisan sampel. Preparat
ditutup dengan cling film dan dihomogenkan
dibuat setebal 8 µm dan diamati me-
dengan cara digoyangkan secara perlahan
nggunakan mikroskop untuk mengamati
selama 10 detik. Setelah itu, dilakukan
tingkat kematangan gonad gonggong.
inkubasi selama 120 menit pada suhu ruang.
Ukuran diameter oosit dikuantifikasi pada
Setelah diinkubasi, setiap sumur dicuci
tahapan oogenesis dengan mengukur 100
dengan 400 μL washing solution sebanyak 3-
butir oosit dari tiga individu dari masing-
4 kali pencucian, kemudian dihentak-
masing perlakuan. Rerata dan standar deviasi
hentakan secara perlahan di atas kertas
dihitung untuk setiap ciri-ciri/sifat untuk
(absorbent paper) untuk mengeluarkan
masing-masing perlakuan.
cairan dalam sumur-sumur secara tuntas.
Sebanyak 200 μL larutan substrat di-
2.8. Analisis Vitelogenin Hemolimfa
masukkan ke dalam setiap sumur kemudian
dengan SDS-PAGE
ditutup dengan cling film dan diinkubasi
Analisis vitelogenin hemolimfa di-

586 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Muzahar et al.

lakukan dengan Sodium Dodecyl Sulfate penurunan pada hari ke-10 dan naik kembali
Polyacrylamide Gel Electroforesis (SDS‐ sampai hari ke-16. Setelah itu perlakuan
PAGE; Bio-Rad), yaitu analisis jenis protein suntikan larutan etanol absolut dan minyak
berdasarkan berat molekul. Prosedur analisis jagung naik sampai pada hari ke-30,
yang dilakukan dengan memodifikasi metode sedangkan perlakuan lainnya mengalami
Nurilmala and Ochiai (2016). Persiapan sedikit penurunan.
SDS-PAGE menggunakan 12,5% gel
pemisah dan 3% gel penahan. Volume 3.1.2. Analisis Pertumbuhan Bobot
sampel yang dianalisis sebanyak 10 µL dan Gonad dan GSI Gonggong.
marker (250 KDa) sebanyak 3 µL. SDS- Hasil pengukuran rata-rata bobot
PAGE dijalankan pada program 170 Volt, 13 tubuh lunak, bobot gonad dan nilai GSI
mA selama 2,5 jam. gonggong ditampilkan pada Tabel 2. Bobot
gonad, bobot tubuh lunak dan GSI gonggong
III. HASIL DAN PEMBAHASAN di akhir perlakuan, setelah pemeliharaan 30
hari pada semua perlakuan mengalami
3.1. Hasil kenaikan dibanding di awal, kecuali nilai
3.1.1. Analisis Konsentrasi 17β-estradiol GSI perlakuan tanpa suntikan (P1).
Hemolimfa Gonggong Perlakuan suntikan larutan stok 17β-estradiol
Konsentrasi 17β-estradiol hemolimfa (P3) memiliki nilai lebih tinggi pada
gonggong sebelum dan sesudah penyuntikan pertumbuhan bobot gonad dan bobot tubuh
ditampilkan pada Gambar 2. lunak gonggong. Nilai GSI antar perlakuan
Kenaikan konsentrasi 17β-estradiol tidak berbeda nyata, namun perlakuan P3
hemolimfa terjadi pada semua perlakuan memiliki nilai lebih tinggi dibanding
pada hari ke-4 pascasuntik. Konsentrasi 17β- perlakuan lain.
estradiol pada semua perlakuan mengalami

Gambar 2. Rata-rata konsentrasi 17β-estradiol hemolimfa sebelum dan sesudah diberi


suntikan hormon. P1= tanpa suntikan; P2= suntikan 30 µL/ekor larutan etanol
absolut dan minyak jagung; P3= suntikan 30 µL/ekor larutan stok 17β-estradiol.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 587
Pengaruh Pemberian Hormon 17β-Estradiol . . .

3.1.3. Histologi Gonad dan Diameter suntikan 30 µL/ekor larutan


Oosit minyak jagung dan etanol absolut
Hasil pengamatan histologi gonad (P2), dan suntikan 30 µL/ekor
siput gonggong 30 hari pascasuntik hormon larutan 17β-estradiol (P3). Tanda
ditampilkan pada Gambar 3. Parenkima panah kuning menunjukkan oosit,
gonad pada ketiga perlakuan dan gonad tanda panah biru menunjukkan
sebelum perlakuan tampak didominasi oleh kelenjar pencernaan. Pewarnaan
kelenjar pencernaan pada bagian tengah HE dan perbesaran 40 × 10.
(tanda panah biru), sedangkan folikel-folikel
oosit hanya pada bagian tepi (tanda panah Setelah hari kesepuluh, kondisi organ
kuning). Jumlah oosit yang teramati pada dan fisiologi gonggong normal kembali
perlakuan suntikan larutan 17β-estradiol (P3) sehingga kadar 17β-estradiol hemolimfa naik
dan tanpa suntikan (P21) sebanyak 100 oosit, kembali menuju pematangan gonad. Kadar
lebih banyak dibanding perlakuan P2 (89 17β-estradiol hemolimfa yang bertahan
oosit) dan gonad awal (26 oosit). Rerata tinggi sampai hari ke tiga puluh pe-
ukuran diameter oosit yang teramati juga meliharaan berpengaruh positif terhadap
lebih besar pada perlakuan P3 dibanding P1, perkembangan gonad, GSI, dan pertumbuhan
P2 dan gonad awal. Analisis sebaran gonggong. Berdasarkan pemeriksaan
diameter oosit gonggong pada hari ke-30 histologi gonad terbukti bahwa ukuran rerata
pascasuntikan ditampilkan pada Gambar 4. oosit pada perlakuan suntikan larutan 17β-
Setelah 30 hari pemeliharaan, ukuran estradiol (P3) lebih tinggi dibanding per-
rata-rata diameter oosit gonad perlakuan lakuan P1, P2 dan gonad awal sebelum
suntikan larutan 17β-estradiol (P3) berbeda perlakuan (Gambar 3). Pemberian suntikan
nyata (P<0,05) dibanding perlakuan P1 dan larutan 17β-estradiol (P3) berperan dalam
P2. Gonggong pada perlakuan P3 memiliki vitelogenesis yang ditunjukkan oleh adanya
lebih banyak telur yang berukuran besar. peningkatan kadar vitelogenin (Gambar 5).
Menurut Okumura et al. (2004) pada
udang, kadar vitelogenin meningkat selama
akumulasi kuning telur dan secara signifikan
berkorelasi dengan GSI. Meskipun nilai GSI
antar perlakuan tidak berbeda nyata, namun
pada perlakuan suntikan larutan 17β-estradiol
(P3) nilainya lebih tinggi daripada perlakuan
P1 dan P2 (Tabel 2). Hal ini meng-
indikasikan adanya peran pemberian 17β-
estradiol pada perkembangan gonad
gonggong.
Sintesis 17β-estradiol dalam tubuh
gonggong belum diketahui secara pasti
sebagaimana halnya dengan kerang (Yan et
al., 2011) dan udang (Tarsim et al., 2007).
Namun pada bivalvia dan avertebrata lain,
sintesis dan metabolisme hormon dan jalur
Gambar 3. Histologi gonad gonggong betina pensinyalannya cukup banyak dipelajari.
sebelum, dan pascasuntikan Hormon estrogen mungkin merupakan
setelah pemeliharaan 30 hari, promoter primer untuk vitelogenin pada
masing-masing: sebelum per- moluska (Yan et al., 2011). Kadar 17β-
lakuan (SP), tanpa suntikan (P1), estradiol teridentifikasi baik dalam ovarium

588 Ju http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Muzahar et al.

maupun testis bivalvia laut, tiram peran dalam perkembangan gamet


Crassostrea gigas, dan kerang Patinopecten (Matsumoto et al., 1997, McClelland-Green,
yessoensis. Kadar 17β-estradiol dalam 2008). Adanya berbagai bukti peran penting
ovarium secara konsisten lebih tinggi dari hormon dalam kontrol reproduksi namun
estriol dan meningkat dengan pematangan belum ada satu moluska sebagai model
seksual, sehingga hal ini membuktikan umum. Masih sedikit pula yang diketahui
bahwa 17β-estradiol berperan dalam tentang tingkah laku dan kontrol hormonal
reproduksi tiram dan kerang, dan dapat reproduksi pada prosobrancia.
disintesis dalam gonad serta diduga memiliki

Rerata P1: 17,94± 4,93 µm


Rerata P2: 17,59±4,46 µm
Rerata P3: 26,36±7,32 µm

Gambar 4. Frekuensi dan interval ukuran diameter gonad perlakuan suntikan 17β-estradiol
setelah pemeliharaan 30 hari.

Gambar 5. Protein hemolimfa gonggong: M= marker, K= hemolimfa tanpa suntik, E4-E30=


hemolimfa suntikan campuran 17β-estradiol, minyak jagung dan etanol absolut
yang disampling pada hari ke-4, 7, 10, 13, 16, dan 30; ML=hemolimfa jantan
matang gonad, FM= hemolimfa betina matang gonad.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 589
Pengaruh Pemberian Hormon 17β-Estradiol . . .

Tabel 2. Pertumbuhan bobot gonad dan GSI gonggong setelah 30 hari pascasuntik.

Perlakuan Bobot tubuh lunak (g) Bobot gonad (g) GSI


Tanpa suntikan (P1) 4,18 ± 0,77b 0,76 ± 0,12 bc 18,09 ± 0,15 a
Suntikan 30µL/ekor larutan
minyak jagung dan etanol 3,57 ± 0,77 ab 0,71 ± 0,19 b 19,90 ± 1,96 a
absolut (P2)
Suntikan 30µL/ekor larutan
4,49 ± 0,84 b 0,99 ± 0,10 c 22,47 ± 3,91 a
stok 17β-estradiol (P3)
Bobot awal 2,49± 0,88 a 0,46 ± 0,18 a 18,81 ± 4,02 a
*Huruf yang berbeda menandakan perbedaan signifikan antar perlakuan (α= 0.05), n=3.

Fluktuasi konsentrasi 17β-estradiol menunjukkan bahwa estradiol terlibat erat


hemolimfa gonggong selama pemeliharaan dalam oogenesis dan vitelogenesis (Liu et al.,
diduga karena keragaman sampel hemolimfa 2014). Paparan estradiol terhadap gonad akan
uji. Variasi konsentrasi estradiol pada merangsang vitelogenesis pada oosit dan
moluska berkolerasi dengan siklus memberikan respon perkembangan yang
reproduksi, variasi spesies dan status lebih tinggi. Sebaliknya pemakaian minyak
perkembangan gonadnya (Liu et al., 2014; jagung yang relatif kurang efektif
Yan et al., 2011). Fluktuasi kadar 17β- sebagaimana hasil pada Tabel 2, menurut
estradiol terkait siklus reproduksi moluska Delgado and Glazer (2008) sebaiknya diganti
mengesankan bahwa 17β-estradiol dapat dengan dimetil sulfoksida (DMSO). DMSO
berfungsi sebagai modulator endogen dari adalah suatu senyawa organo-
siklus reproduksi. Sebagai contoh, sulfur dengan rumus kimia (CH3)2SO, cairan
konsentrasi 17β-estradiol dalam gurita tidak berwarna ini adalah pelarut aprotik
Octopus vulgaris meningkat pada awal polar penting yang larut baik dalam senyawa
vitelogenesis (Cosmo et al., 2001). polar dan nonpolar serta larut pula dalam
Nilai rata-rata bobot tubuh lunak, berbagai pelarut organik seperti air. Larutan
bobot gonad dan GSI gonggong pada 17β-estradiol dalam DMSO terbukti efektif
perlakuan suntikan larutan 17β-estradiol (P3) diaplikasikan pada siput ratu (Strombus
lebih tinggi dari perlakuan P1 dan P2 gigas).
mengindikasikan bahwa pemberian suntikan Berat molekul vitelogenin gastropoda
larutan 17β-estradiol dapat menginduksi memiliki nilai yang beragam. Fosfoprotein
perkembangan gonad dan pertumbuhan utama dalam crude egg yolk (CEY) siput ratu
gonggong. Hasil uji statistik Kruskal Wallis Strombus gigas memiliki berat molekul 98
(P<0,05) memperkuat bahwa pemberian kDa (Denslow and Kroll, 2008). Vitelogenin
suntikan 17β-estradiol berpengaruh terhadap udang Pandalus hypsinotus memiliki berat
perkembangan oosit gonad. Hasil tersebut molekul 290-700 kDa. Kadar vitelogenin
didukung oleh hasil dari Wang and Kroll hemolimfa udang tersebut rendah sebelum
(2004) yang memberikan suntikan 17β- akumulasi kuning telur, dan menjadi jauh
estradiol pada kerang Placopecten lebih tinggi selama akumulasi kuning telur.
magellanicus dan terbukti mampu Kadar vitelogenin secara signifikan
meningkatkan pertumbuhan oosit, serta berkorelasi dengan GSI selama akumulasi
Kruatrachue et al. (1996) pada siput bekicot kuning telur. Pada krustasea, vitelogenin
(Achatina fulica) yang meningkatkan jumlah disintesis dalam hepatopankreas atau
oosit ovotestis. Korelasi positif antara 17β- ovarium. Protein tersebut diangkut oleh
estradiol dengan diameter rata-rata oosit hemolimfa menuju oosit. Beberapa penelitian

590 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Muzahar et al.

menunjukkan bahwa kadar vitelogenin FKH-IPB, Kepala Laboratorium


hemolimfa berubah dalam kaitannya dengan Histopatologi FKH-IPB, Kepala
perkembangan ovarium pada spesies Laboratorium PSSP-IPB, Drh. Dedi Setiadi,
krustasea (Okumura et al., 2004). Drh. Silvia, Ranta, Zulpikar, Hamzah,
Berdasarkan hasil eksperimen di atas Rohayati, Siti Nurbaya dan sahabat baikku
diperlukan penelitian lanjutan tentang Budi Primulia, Hasan Nasrullah, Agus
pengaruh suntikan larutan 17β-estradiol Muslim serta semua pihak yang telah banyak
terhadap perkembangan gonad gonggong membantu Penulis.
dalam waktu yang lebih lama dan variasi
dosis yang lebih lebar, serta dilakukan uji DAFTAR PUSTAKA
koaglutinasi untuk deteksi vitelogenin yang
telah diperoleh dari proses SDS-PAGE. Barber, B.J. and N.J Blake. 1991.
Reproductive Physiology. In:
IV. KESIMPULAN Shumway S.E. (ed.). Scallops:
Biology, Ecology and Aquaculture.
Pemberian suntikan larutan 17β- Elsevier Press. New York. 377–428
estradiol dapat meningkatkan ukuran pp.
diameter oosit gonggong perlakuan. Nilai Cob, Z.C., A. Arshad, M.A Ghaffar, and J.S
bobot gonad dan bobot tubuh lunak Bujang. 2008a. Sexual maturity and
gonggong perlakuan suntikan larutan17β- sex determination in Strombus
estradiol (P3) lebih besar dibanding canarium. J. Biological Science, 8(3):
perlakuan P1, P2 dan bobot awal gonggong. 616-621.
Nilai GSI antar perlakuan tidak berbeda https://doi.org/10.3923/jbs.2008.616.
nyata, namun nilainya pada perlakuan P3 621
lebih tinggi dibanding perlakuan lain. Cob, Z.C., A. Arshad, H.M. Idris, J.S.
Hemolimfa gonggong memiliki beberapa Bujang, and M.A. Ghaffar. 2008b.
jenis protein dengan pita berat molekul Sexual polymorphism in a population
bervariasi. Protein dengan berat molekul 54- of Strombus canarium Linnaeus,
55 kDa diprediksi sebagai vitelogenin 1758 (Mollusca: Gastropoda) at
gonggong. Merambong Shoal, Malaysia.
Zoological Studies, 47(3): 318-325.
UCAPAN TERIMA KASIH Cosmo, A., C. di Cristo, and M. Paolucci.
2001. Sex steroid hormone
Penelitian ini didanai oleh Direktorat fluctuations and morphological
Riset Pengabdian Masyarakat-Kemenristek- changes of the reproductive system of
dikti RI dengan skim Penelitian Disertasi the female of Octopus vulgaris
Doktor (PDD) dengan nomor kontrak throughout the annual cycle. J.
064/SP2H/LT/DRPM/2018. Terima kasih experimental zoology, 289: 33-47.
disampaikan kepada Direktur DRPM https://doi.org/10.1002/1097-
Kemenristekdikti, Rektor UMRAH, Kepala 010X(20010101/31)289:1<33::AID-
LP3M UMRAH, Dekan FIKP UMRAH, JEZ4>3.0.CO;2-A
Kepala Marine Biology Laboratory FIKP- Delgado, G. and R. Glazer. 2008. Collections
UMRAH atas bantuan fasilitas dan of conch tissue, water, and sediment.
dukungannya dalam penelitian ini, Kepala In: Glazer R. (ed). Anthropogenic
Laboratorium Biologi Molekuler Hasil effects on queen conch reproductive
Perairan FPIK-IPB Dr. Mala Nurilmala, development in South Florida. A
Kepala Laboratorium Kesehatan Ikan FPIK- Final Report. Ocean Springs Press.
IPB, Kepala Laboratorium Hormon URR Florida. 3-5 pp.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 591
Pengaruh Pemberian Hormon 17β-Estradiol . . .

Denslow, N. and K. Kroll. 2008. Protein farreri) during annual reproductive


biomarkers. In: Glazer R. (ed). cycle. J. Zool, 92: 195-204.
Anthropogenic effects on queen https://doi.org/10.1139/cjz-2013-0202
conch reproductive development in Lu, M., T. Horiguchi, H. Shiraishi, Y.
South Florida. A Final Report. Ocean Shibata, M. Abo, A. Okubo, and
Springs Press. Florida. 6-15 pp. Yamazaki S. 2001. Discrepancy of
Di Cristo, C., Paolucci M., and A. Di Cosmo. analytical values of steroid hormones
2008. Progesterone affects in marine gastropods between
vitellogenesis in Octopus vulgaris, J. GC/MS and ELISA. Analytical
Zoology, 1: 29-36. Sciences, 17: 1619-1622.
http://doi.org/10.2174/187433660080 https://doi.org/10.14891/analscisp.17i
1010029 cas.0.i1619.0
Di Prisco, C.L., F.D. Fulgheri, and M. Marentette, J.R. and L.D Corkum. 2008.
Tomasucci. 1973. Identification and Does the reproductive status of male
biosynthesis of steroids in the marine round gobies (Neogobius
mollusk Aplysia depilans. J. Comp melanostomus) influence their
Biochem Physiol, 45(B): 303-310. response to conspecific odors? J.
https://doi.org/10.1016/0305- Environmental Biology of Fishes, 81:
0491(73)90065-5 447-455.
Keay, J., J.T. Bridgham, and J.W. Thornton. http://doi.org/10.1007/s10641-007-
2006. The Octopus vulgaris estrogen 9240-7
receptor is a constitutive Matsumoto, T., M. Osada, Y. Osawa, and K.
transcriptional activator: evolutionary Mori. 1997. Gonadal estrogen profile
and functional implications. J. and immunohistochemical
Endocrinology, 147(8): 3861–3869. localization of steroidogenic enzymes
https://doi.org/10.1210/en.2006-0363 in the oyster and scallop during
Kruatrachue, M., K. Songmuang., E.S. sexual maturation. J. Comp Biochem
Upatham, P. Sretarugsa, and J. Physiol, 118B: 811–817.
Chavadej. 1996. Effects of https://doi.org/10.1016/S0305-
vertebarate hormones on the 0491(97)00233-2
reproductive system of Achatina McClellan-Green. 2008. Analysis of queen
fulica (Gastropoda: conch neuropeptide expression. In:
Stylommatophora). J. Sci.Soc. Glazer R. (ed). Anthropogenic effects
Thailand, 22: 249-265. on queen conch reproductive
Li, Q., M. Osada, T. Suzuki and K. Mori. development in South Florida. A
1998. Changes in vitellin during Final Report. Ocean Springs Press.
oogenesis and effect of estradiol on Florida. 71-76 pp.
vitellogenesis in the Pacific Muzahar and A.A. Hakim. 2018. Spawning
oyster Crassostrea gigas. Invert. and development of dog conch
Reprod. Dev, 33: 87–93. Strombus sp. larvae in the laboratory.
https://doi.org/10.1080/07924259.199 J. Ilmu dan Teknologi Kelautan
8.9652345 Tropis, 10(1): 209-216.
Liu, J., Z. Zhang, L. Zhang, X. Liu, D. Yang, http://dx.doi.org/10.29244/jitkt.v10i1.
and X. Ma. 2014. Variations of 18607
estradiol-17β and testosterone levels Muzahar dan L. Viruly. 2014. Karakterisasi
correlated with gametogenesis in the kimia. sensori dan laju pemijahan
gonad of Zhikong scallop (Chlamys gonggong (Strombus sp.) sebagai

592 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Muzahar et al.

ikon Kepulauan Riau. J. Dinamika Sathyan, N.R., Philip, E.R. Chaithanya, and
Maritim, 3(2): 20-29. R.R.A. Kumar. 2012. Identification
Nurilmala, M., and Y. Ochiai. 2016. and molecular characterization of
Molecular characterization of molluskin, a histone-H2A-derived
southern bluefin tuna myoglobin antimicrobial peptide from molluscs.
(Thunnus maccoyii). J. Fish J. Molecular Biology, 1-6.
Physiology and Biochemistry, 42(5): https://doi.org/10.5402/2012/219656.
1407-1416. Setiadi, D.R., I. Supriatna, dan M. Agil.
https://doi.org/10.1007/s10695-016- 2014. Validasi kit enzyme-linked
0228-0 immunosorbent assay komersial
Okumura, T., K. Yoshida, and H. Nikaido. untuk analisis hormon estradiol dan
2004. Ovarian development and progesteron darah kambing kacang. J.
hemolymph vitelogenin levels in Veteriner, 15(4): 446-453.
laboratory-maintained protandric Tarsim, MJr. Zairin, dan E. Riani. 2007.
shrimp (Pandalus hypsinotus): Rangsangan perkembangan ovari
Measurement by a Newly Developed udang putih, (Litopenaeus vannamei)
Time-resolved Fluoroimmunoassay dengan penyuntikan estradiol-17β. J.
(TR-FIA). J. Zoological Science, Akuakultur Indonesia, 6(1): 17-25.
21(10): 1037-1047. https://doi.org/10.15578/jra.2.3.2007.
https://doi.org/10.2108/zsj.21.1037 349-358
Osada, M., T. Takamura, H. Sato and K. Wang, C., and R.P. Croll. 2004. Effects of
Mori. 2003. Vitellogenin synthesis in sex steroids on gonadal development
the ovary of scallop Patinopecten and gender determination in the sea
yessoensis: control by estradiol-17β scallop Placopecten magellanicus. J.
and the central nervous system. J. Aquaculture, 238: 483-498.
Exp Zool, 299A: 172–179. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.
http://doi.org/10.1002/jez.a.10276. 2004.05.024
Ranabir, S. and K. Reetu. 2011. Stress and Yan, H., Q. Li, W. Liu, Q. Ke, R. Yu, and L.
hormones. Indian J. Endocrinol Kong. 2011. Seasonal changes of
Metab, 15(1): 18-22. oestradiol-17β and testosterone
http://doi.org/10.4103/2230- concentrations in the gonad of the
8210.77573 razor clam (Sinonovacula constricta,
Sánchez, F.C., M.E. Díaz, I.M. Morales, and Lamarck, 1818). J. Molluscan
D.A. Aranda. 2016. Formulated feed Studies, 0: 1-7.
for Strombus pugilis (Mollusca, https://doi.org/10.1093/mollus/eyq04
Gastropoda) allowed effective gonad 5
maturity. J. Aquaculture Research &
Development, 7(10): 1-8. Received : 14 May 2019
https://doi.org/10.4172/2155- Reviewed : 03 July 2019
9546.1000453 Accepted : 15 September 2019

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 11, No. 3, December 2019 593

You might also like