Professional Documents
Culture Documents
Jurnal: Manajemen Keuangan Publik
Jurnal: Manajemen Keuangan Publik
Jurnal: Manajemen Keuangan Publik
Halaman 36
STUDI KUALITATIF : DAMPAK KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK UKM Jurnal Manajemen Keuangan Publik
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA Vol., No, 2019, Hal. 36-45
Yotasa Ra’idah Khairiyah dan Muhammad Heru Akhmadi
Halaman 37
bagian bagian baik langsung maupun tidak langsung Tabel 2.1 Jenis UMKM di Indonesia
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan Usaha Kekayaan Omset Flafond Tenaga
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan Bersih Penjualan Kredit Kerja
tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang
Mikro < 50 juta < 300 juta < 50 juta 4 orang
ini.
Kecil 50 – 500 300 juta – 50 – 500 5 – 19
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan juta 2,5 milyar juta orang
Menengah mempunyai tugas menyelenggarakan Menengah 500 juta 2,5 – 50 Lebih dari 20 – 99
urusan pemerintahan di bidang koperasi dan usaha – 10 milyar 500 juta orang
kecil dan menengah untuk membantu Presiden dalam milyar
menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam Sumber : BPS, Bank Indonesia, dan UU 20/ 2008
melaksakanakan tugas, Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi:
2.2. Kepatuhan Pajak
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang
peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi dan Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan
usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, Tata Cata Perpajakan Pasal 1 ayat 1 Pajak adalah
pemberdayaan pembiayaan koperasi dan usaha kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
mikro, usaha kecil dan usaha menengah,
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
pemberdayaan produksi dan pemasaran koperasi
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah,
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
restrukturisasi usaha koperasi dan usaha mikro, kemakmuran rakyat. Berbagai pengertian pajak yang
usaha kecil dan usaha menengah, pengembangan disampaikan oleh beberapa ahli dalam bukunya Safri
sumber daya manusia koperasi dan usaha mikro, Nurmantu yang di kutip oleh Sri Narwanti (2018:1-2) :
usaha kecil dan usaha menengah, dan pemeriksaan 1. C.F. Bastable menyatakan bahwa pajak adalah a
dan pengawasan koperasi; compulsory contribution of the wealth of a persons
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan for the service of the public powers.
di bidang peningkatan kapasitas kelembagaan 2. H.C Adams (1851-1921) seorang ekonomi dan filsuf
koperasi dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha Amerika menyatakan bahwa pajak adalah a
menengah, pemberdayaan pembiayaan koperasi contribution from the citizen to the support of the
dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, state.
pemberdayaan produksi dan pemasaran koperasi 3. Edwin Robert Anderson Seligman, (1861-1939),
dan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, seorang ekonom, guru besar, pendiri dan presiden
restrukturisasi usaha koperasi dan usaha mikro, pertama American Association, merumuskan pajak
usaha kecil dan usaha menengah, pengembangan sebagai : a tax is a compulsory contribution from the
sumber daya manusia koperasi dan usaha mikro, person to the government to defray the expenses
usaha kecil dan usaha menengah, dan pemeriksaan incurred in the common interest of all without
dan pengawasan koperasi; reference to special benefit conferred.
3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan 4. Prof Dr. P.J.A andriani, pajak adalah iuran kepada
pemberian dukungan administrasi di lingkungan negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan yang wajib membayarnya menurut peraturan
Menengah; perundang-undangan dengan tidak mendapat
4. Pengelolaan barang milik negara yang menjadi prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan
tanggung jawab Kementerian Koperasi dan Usaha yang gunanya adalah membiayai pengeluaran-
Kecil dan Menengah; dan pengeluaran umum berhubung dengan tugas
5. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan 5. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, guru besar dalam
Menengah. Hukum Pajak di universitas Padjajaran, Bandung,
Perumusan pemaknaan dari pengertian UMKM menyampaikan bahwa pajak adalah iuran rakyat
belum dapat dijelaskan secara spesifik. Hal ini kepada kas Negara (peralihan kekayaan dari sektor
disebabkan beragamnya bentuk usaha yang dilakukan partikulir ke pemerintah) berdasarkan undang-
oleh pelaku UMKM. Terdapat beberapa kriteria UMKM undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
yang diambil dari beberapa sumber seperti Undang- jasa timbal (tegen prestasi) yang langsung dapat
undang UKM, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Bank ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai
Indonesia sebagai berikut : pengeluaran umum.
STUDI KUALITATIF : DAMPAK KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK UKM Jurnal Manajemen Keuangan Publik
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA Vol., No, 2019, Hal. 36-45
Yotasa Ra’idah Khairiyah dan Muhammad Heru Akhmadi
Halaman 39
Dalam sistem perpajakan di Indonesia dikenal pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
istilah Wajib Pajak. Wajib pajak adalah subjek pajak tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
yang terdiri atas wajib pajak orang pribadi dan wajib Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cata
pajak badan yang menurut ketentuan peraturan Perpajakan Pasal 17C dalam penjelasannya
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk menyebutkan bahwa yang termasuk dalam pengertian
melakukan kewajiban perpajakan. Undang-Undang kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan adalah:
Ketentuan Umum dan Tata Cata Perpajakan ayat 2 Tepat waktu dalam menyampaikan Surat
menjelaskan bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi Pemberitahuan Tahunan dalam 3 (tiga) tahun terakhir;
atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, Dalam Tahun Pajak terakhir, penyampaian Surat
dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan Pemberitahuan Masa untuk Masa Pajak Januari sampai
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan dengan November yang terlambat tidak lebih dari 3
peraturan perundang-undangan perpajakan. (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi berturut-turut; dan Surat Pemberitahuan Masa yang
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan terlambat sebagaimana dimaksud dalam huruf b telah
perundang-undangan perpajakan, maka wajib disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian
membayar pajak. Wajib Pajak kemudian mendaftarkan Surat Pemberitahuan Masa Masa Pajak berikutnya.
diri pada Kantor Pelayanan Pajak untuk mendapatkan
Dalam dokumen Guidance Note of CRM milik
Nomor Pokok Wajib Pajak. Undang-Undang Ketentuan
Organization for Economic Co-Operation and
Umum dan Tata Cata Perpajakan ayat 6 menjelaskan Development (OECD) disebutkan bahwa terdapat dua
bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah pendekatan untuk meningkatkan Tax Compliance yaitu
nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai melalui pendekatan ekonomi dan perilaku. Faktor yang
sarana dalam administrasi perpajakan yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak melalui
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau pendekatan ekonomi terdiri atas:
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan 1. Financial Burden , kepatuhan Wajib Pajak
kewajiban perpajakannya. tergantung dari jumlah utang pajak yang ditanggung
Menurut Norman D. Nowak dalam buku akibat suatu ketentuan.
Manajemen Perpajakan karangan Mohammad Zain, 2. The Cost of Compliance, biaya yang dikeluarkan
Kepatuhan Wajib Pajak adalah : “Suatu iklim kepatuhan wajib pajak untuk menjadi patuh. Contohnya :
dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, waktu untuk menyiapkan laporan perpajakannya.
tercermin dalam situasi dimana: 3. Disincentives, sanksi atau Denda yang diterima
1. Wajib Pajak Paham atau berusaha untuk memahami apabila melanggar ketentuan perpajakan.
semua ketentuan perundang-undangan 4. Incentives, fasilitas yang diterima wajib pajak dalam
perpajakan. bidang Perpajakan.
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas. Selanjutnya faktor yang mempengaruhi
3. Menghitung pajak yang terhitung dengan benar. kepatuhan wajib pajak melalui pendekatan perilaku
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada terdiri atas :
waktunya.” 1. Individual Differences, kepatuhan pajak berbeda-
beda setiap Individu. Menurut penelitian OECD
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
perbedaan juga terjadi tergantung pada jenis
Nomor: 74/PMK.03/2012 pasal 2, bahwa kriteria
kepatuhan wajib pajak adalah: kelamin, usia, pendidikan, kepribadian, penilaian
1. tepat waktu dalam menyampaikan Surat tentang risiko, keyakinan/Agama dan industri di
Pemberitahuan; lingkungannya.
2. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua 2. Perceiving of Inequity, keadaan dimana para
jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah pembayar pajak merasa menerima ketidakadilan.
memperoleh izin mengangsur atau menunda Jika wajib pajak merasa system pajak tidak adil,
pembayaran pajak; maka akan mempengaruhi wajib pajak untuk
3. laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau melakukan penggelapan/penghindaran pajak.
lembaga pengawasan keuangan pemerintah 3. Perception of Minimal Risk, perilaku-perilaku
dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dimana wajib pajak merasa ketidakpatuhannya
selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan memiliki risiko yang rendah, maka dia cenderung
4. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak untuk melakukan ketidakpatuhan.
pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan 4. Risk Tasking, perilaku dimana wajib pajak
melakukan ketidakpatuhan dengan mengabaikan
STUDI KUALITATIF : DAMPAK KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK UKM Jurnal Manajemen Keuangan Publik
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA Vol., No, 2019, Hal. 36-45
Yotasa Ra’idah Khairiyah dan Muhammad Heru Akhmadi
Halaman 40
risiko yang akan timbul, bahkan sudah siap untuk pendapatan pajak penghasilan, pendapatan pajak
menerima konsekuensi atas ketidakpatuhannya. pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak bumi dan
bangunan, pendapatan cukai, dan pendapatan pajak
Menurut Devano dan Rahayu (2006:112) lainnya.
kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu : Sumber pendapatan negara berasal dari tiga
1. Kondisi sistem administrasi perpajakan, sektor yaitu: pajak, non pajak dan hibah. Sumber
administrasi perpajakan di Indonesia masih perlu pendapatan negara yang berasal dari pajak dibagi
diperbaiki dengan perbaikan diharapkan wajib dalam tujuh sektor yaitu Pajak Penghasilan, Pajak
pajak akan lebih termotivasi dalam memenuhi Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Ekspor, Pajak
kewajiban perpajakannya.
Perdagangan Internasional serta Bea Masuk dan Cukai.
2. Pelayanan kepada wajib pajak, administrasi baik
Besaran tarif pajak sudah ditentukan oleh undang–
tentunya karena instansi pajak, sumber daya aparat undang perpajakan yang berlaku. Umumnya pajak
pajak, dan prosedur perpajakannya baik. Dengan mulai dikenakan saat seseorang sudah memiliki
kondisi tersebut maka usaha memberikan penghasilan dengan besaran tertentu.
pelayanan bagi wajib pajak akan lebih baik, lebih
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
cepat, dan menyenangkan wajib pajak. Dampaknya
Pasal 1, Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek
akan tampak pada kerelaan wajib pajak untuk
Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
membayar pajak. dalam tahun pajak. Dalam hal ini yang dapat menjadi
3. Penegak hukum perpajakan, wajib pajak akan patuh subjek pajak adalah orang pribadi, warisan yang belum
karena mereka berfikir adanya sanksi berat akibat terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
tindakan ilegal dalam usahanya menyelundupkan berhak, badan dan bentuk usaha tetap.
pajak.
Pasal 4 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 36
4. Pemeriksaan pajak, tindakan pemberian sanksi
tahun 2008 menjelaskan yang menjadi objek pajak
terjadi jika wajib pajak terdeteksi melalui aktivitas adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
pemeriksaan oleh aparat pajak yang berkompeten kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
dan memiliki integritas tinggi, melakukan tindakan Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun
tax evasion. dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
5. Tarif Pajak, penurunan tarif pajak juga akan atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
mempengaruhi motivasi wajib pajak membayar bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa
pajak. Dengan tarif pajak yang rendah otomatis pun. Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak
pajak yang dibayar pun tidak banyak. bersifat final penghasilan berupa:
1. bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, dan bunga
2.3. Penerimaan Negara
simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 anggota koperasi orang pribadi;
tentang Keuangan Negara Pasal 1 Ayat 9 disebutkan 2. penghasilan berupa hadiah undian;
bahwa Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke 3. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas
kes negara. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 1 bursa, dan transaksi penjualan saham atau
Ayat 2 dijelaskan bahwa Kas Negara adalah tempat
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
ventura;
untuk menampung seluruh penerimaan Negara dan
membayar seluruh pengeluaran negara. 4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa
tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi,
Pendapatan Negara adalah hak Pemerintah Pusat usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. bangunan; dan
Pendapatan Negara terdiri atas Penerimaan
5. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan
Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak dan
atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Penerimaan Hibah. Selanjutnya dalam Undang-Undang
Nomor 15 tahun 2017 Pasal 1 ayat (3) dan (4) berbunyi, Insentif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Penerimaan Perpajakan adalah semua penerimaan berarti tambahan penghasilan dapat berupa uang atau
negara yang terdiri atas Pendapatan Pajak Dalam barang yg diberikan untuk meningkatkan semangat
Negeri dan Pendapatan Pajak Perdagangan kerja. Insentif pajak dalam peraturan perpajakan
Internasional. Pendapatan Pajak Dalam Negeri adalah Indonesia disebut dengan fasilitas pajak. Fasilitas pajak
semua penerimaan negara yang berasal dari
STUDI KUALITATIF : DAMPAK KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK UKM Jurnal Manajemen Keuangan Publik
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA Vol., No, 2019, Hal. 36-45
Yotasa Ra’idah Khairiyah dan Muhammad Heru Akhmadi
Halaman 41
Metode kualitatif sangat tepat dilakukan pada Lebih lanjut jumlah pembayar PPh dengan tarif
ilmu sosial yang memungkinkan penelitian final mengalami kenaikan jumlah pembayar setiap
mendapatkan solusi dari fenomena sosial dan budaya. bulannya, kecuali pada bulan Februari, Mei dan Juni
(Wahyuni, 2016). Sehingga memungkinkan untuk untuk Wajib Pajak Badan. Mei, Oktober dan November
mengeksplorasi fenomena yang terjadi dalam hal ini untuk Wajib Pajak Bendahara dan Februari, April, Mei,
dampak atas kebijakan insentif pajak. Penelitian dan Juni pada Wajib Pajak Orang Pribadi. Pada bulan
menggunakan data primer dan data skunder. Data tersebut jumlah pembayar mengalami penurunan dari
primer didaptkan dari wawancara terstruktur dengan jumlah pembayar pada bulan sebelumnya. Perbedaan
pihak pengambil kebijakan dan kuesioner yang kenaikan jumlah pembayar wajib pajak tersebut
diberikan kepada pelaku UMKM. Data skunder berasal menyesuaikan dengan siklus pelapran pajak yang
dari Direktorat Jendeal pajak dan Kementerian Koperasi berbeda.
dan UKM. Selama tahun 2018, jumlah pembayar terbanyak
terdapat pada bulan Desember dengan ditribusi
Untuk sampel kuesioner berasal dari wilayah kota kepada ketiga jenis wajib pajak sesuai grafik di atas
Tangerang Selatan dengan kriteria yang sama dengan yaitu sebesar 131.131 Wajib Pajak Badan, 56 Wajib
sampel pelaku UMKM pada kota lainnya. penggalian Pajak Bendahara dan 633.585 Wajib Pajak Orang
teori diambil dari beberapa literature yang berasal dari Pribadi. Data mengenai Jumlah Wajib Pajak Bayar PPh
buku, peraturan, dan literatur online seperti google Final atas Wajib Pajak yang Memiliki Penghasilan Bruto
scholar untuk meningkatkan mutu penelitian terkait Tertentu pada tahun 2018 yang dapat dilihat pada tabel
keuangan negara (Akhmadi, 2017). berikut ini :
STUDI KUALITATIF : DAMPAK KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK UKM Jurnal Manajemen Keuangan Publik
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA Vol., No, 2019, Hal. 36-45
Yotasa Ra’idah Khairiyah dan Muhammad Heru Akhmadi
Halaman 42
membuat pelaku UMKM merasa bahwa tidak apa-apa UMKM diterapkan dapat terlihat terjadi penurunan
tidak membayar pajak selama belum ada penerimaan sampai Bulan September sebagai shock
konsekuensinya. Walaupun sanksi belum tegas terhadap kebijakan yang dijalankan. Peningkatan
seharusnya tertanam di dalam benak wajib pajak penerimaan mulai terjadi mulai bulan Oktober sampai
bahwa mereka selama ini telah merasakan fasilitas Desember.
yang dibangun dari pajak sehingga menjadi tidak adil
Gambar 3.4 : Penerimaan PPh Final atas WP yang Memiliki
bagi pembayar pajak yang taat. Sosialisasi juga Peredaran Bruto Tertentu
diperlukan untuk meningkatkan tingkat kepatuhan
800,00
wajib pajak. Didukung hasil wawancara dengan 700,00
739,84
682,75
narasumber, tujuan utama DJP saat ini adalah 600,00 532,64
memperluas basis perpajakan dan mengajak pelaku 500,00
485,53 501,92
461,15
380,01
400,00 425,18
umkm untuk mengenal pajak UMKM, merasakan 367,75 372,40 431,65
300,00 356,42
manfaatnya, dan pada akhirnya secara sukarela 200,00
membayar pajaknya. 100,00
-
4.2. Dampak Insentif Pajak terhadap Penerimaan
Negara
Penerapan insentif pajak kepada pelaku UMKM akan
berdampak pada pendapatan pajak dari UMKM. Data Sumber : Direktorat Jenderal Pajak, Kemenkeu
penerimaan PPh Final atas WP yang Memiliki Berkurangnya penerimaan pajak yang berasal dari
Penghasilan Bruto Tertentu (triliun Rp) sejak UMKM diperkirakan terjadi jangka pendek karena yang
berlakunya PP 46 Tahun 2013 yang kemudian ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah
diturunkan tarifnya dalam PP 23 Tahun 2018 perluasan basis perpajakan dan meningkatkan
ditunjukkan pada grafik dibawah ini : kepatuhan pelaku UMKM dalam melaksanakan
Gambar 3.3 : Penerimaan PPh Final atas WP yang Memiliki kewajiban perpajakannya. Di tahun-tahun berikutnya
Peredaran Bruto Tertentu dampak dari penerapan peraturan ini diharapkan akan
menguntungkan karena dapat menaikkan penerimaan
8,00
negara dari sektor UMKM. Untuk mempersiapkan hal
5,84 5,74
6,00 tersebut Direktorat Jenderal Pajak menyusun strategi
4,28
3,56 dalam meningkatkan penerimaan negara sektor
4,00 UMKM. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
2,35
2,00 95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat
0,45 Jenderal Pajak Tahun 2015-2019, DJP menetapkan Arah
- Kebijakan Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2015-2019:
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Tahun 2015 : Pembinaan Wajib Pajak;
PPh Final Tahun 2016: Penegakan Hukum;
Tahun 2017: Rekonsiliasi;
Sumber : Direktorat Jenderal Pajak, Kemenkeu Tahun 2018: Sinergi Instansi Pemerintah,
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penerimaan Lembaga, Asosiasi, dan Pihak lain (ILAP); dan
PPh Final meningkat setiap tahunnya kecuali pada Tahun 2019: Kemandirian APBN.
tahun 2018. Meskipun kontribusinya terhadap
penerimaan negara secara keseluruhan relatif kecil, Lebih lanjut bentuk inisiatif strategis yang di
penerimaan PPh UMKM menunjukkan tren khususkan bagi UMKM dalam peraturan ini yaitu
peningkatan pada periode 2013-2017. Pada Tahun peningkatan ekstensifikasi perpajakan dengan cara
2018 terjadi penurunan jumlah penerimaan. Hal ini menjangkau ekonomi informal melalui pendekatan
merupakan dampak dari penerapan Peraturan end-to-end dan penajaman ekstensifikasi Wajib Pajak.
Pemerintah 23 Tahun 2018. Penurunan tarif dari 1% Tujuan dari inisiatif strategis ini adalah penanganan
menjadi 0,5% yang berlaku sejak 1 Juli 2018 Wajib Pajak sektor Informal (UMKM) secara
menurunkan penerimaan negara dari penerimaan PPh komperehensif melalui pendekatan end-to-end
Final sebesar Rp98,6 Miliar pada akhir 2018. approach dengan tujuan meningkatkan jumlah Wajib
Pajak dan kepatuhan pajak sektor informal (UMKM)
Apabila dilebih lebih jauh terhadap direct impact secara signifikan.
terhadap penerimaan pajak selama kurun waktu tahun
2018 menunjukkan terjadinya fluktuasi penerimaan. Dalam upaya menjangkau Wajib Pajak melalui
Penerimaan tertinggi terjadi pada Bulan Maret. Hal ini pendekatan end to end untuk Usaha Mikro, Kecil, dan
bisa disebabkan dengan adanya batas lapor SPT pada Menengah (UMKM) dan memperluas basis data
bulan Maret sehingga memaksimalkan penerimaan perpajakan, diperlukan suatu strategi untuk
perpajakan. Pada bulan Juli saat peraturan tentang meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam
STUDI KUALITATIF : DAMPAK KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK UKM Jurnal Manajemen Keuangan Publik
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA Vol., No, 2019, Hal. 36-45
Yotasa Ra’idah Khairiyah dan Muhammad Heru Akhmadi
Halaman 44
pemenuhan kewajiban dan hak Wajib Pajak UMKM. belum optimal, sejatinya sektor UMKM merupakan
Salah satu strategi tersebut adalah dengan sektor yang potensial bagi penerimaan perpajakan
melaksanakan kegiatan dalam rangka memberikan mengingat perannya yang vital dalam perekonomian
pembinaan dan pengawasan bagi Wajib Pajak UMKM nasional. Sehingga untuk mewujudkan kesadaran
melalui program Business Development Services. perpajakan bagi para pelaku UMKM diperlukan usaha
yang lebih ekstra dari berbagai pihak, tidak hanya
Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Direktorat Jenderal Pajak ataupun Kementerian
Nomor SE - 13/PJ/2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Koperasi dan UKM.
Program Business Development Services (BDS),
merupakan salah satu strategi pembinaan dan Direktorat Jenderal Pajak perlu melakukan
pengawasan kepada Wajib Pajak UMKM dalam peningkatan ekstensifikasi perpajakan dengan cara
membina dan mendorong pengembangan usahanya menjangkau ekonomi informal melalui pendekatan
secara berkesinambungan yang bertujuan untuk end-to-end dan penajaman ekstensifikasi Wajib Pajak.
meningkatkan kesadaran (awareness), keterikatan Business Development Services merupakan strategi
(engagement), dan kepatuhan (compliance) terhadap yang tepat untuk meningkatkan kesadaran dan
pajak. Materi program BDS adalah bahan pembelajaran kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban dan hak Wajib
yang diberikan untuk pembinaan UMKM. Materi Pajak UMKM. Hal ini dilakukan dalam upaya
program BDS dapat berupa materi perpajakan, menjangkau Wajib Pajak melalui pendekatan end to
pembukuan, pencatatan atau materi lainnya sesuai end untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta
dengan kebutuhan perserta pembinaan UMKM. memperluas basis data perpajakan. Salah satu strategi
tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan dalam
Sasaran Program BDS adalah Wajib Pajak sektor
rangka memberikan pembinaan dan pengawasan bagi
UMKM. Program BDS terdiri dari tahap persiapan,
Wajib Pajak UMKM melalui program.
pelaksanaan, tindak lanjut, pelaporan, serta monitoring
dan evaluasi. Pembinaan UMKM melalui program BDS
dilaksanakan oleh seluruh Kantor Pelayanan Pajak 6. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
(KPP) Pratama. Pelaksanaan dilaksanakan minimal 2
(dua) kali dalam satu tahun anggaran. KPP Pratama Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
dapat berkoordinasi dengan Kantor Pelayanan kualitatif dengan rentang waktu implemenasi kebijakan
Penyuluhan dan Konsultasl Perpajakan (KP2KP) sebagai insentif pajak UMKM yang cukup pendek yaitu tahun
unit di bawah wilayah kerja dalam melaksanakan 2018. Penelitian berikutnya di harapkan dapat
pembinaan UMKM melalui program BDS menggali lebih mendalam pengaruh kebijakan insentif
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dan penerimaan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
negara dengan masa pengujian yang lebih panjang.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018
tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu merupakan salah satu wujud
insentif pajak yang diberikan pemerintah kepada wajib Akhmadi, M. H. (2017). Peran Digital Repository Dalam
pajak dengan peredaran bruto tertentu atau dalam hal Penelitian Bidang Keuangan Negara. Jurnal
ini spesifik merujuk kepada pelaku UMKM. Tujuan Manajemen Keuangan Publik, 1(1), 10-14.
diterbitkannya peraturan ini sebagai bentuk evaluasi
Budi, Chandra. 2013. Jutaan UMKM Pahlawan Pajak:
atas peraturan sebelumnya yaitu Peraturan
Urus Pajak Itu Sangat Mudah. Jakarta: Elex
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dalam rangka
mewujudkan perpajakan yang berkeadilan dan Media Komputindo.
memberikan kemudahan dalam rangka kepatuhan Creswell, John W, 2010. Research Design, Yogyakarta :
perpajakan. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun Pustaka Pelajar
2018 ini mengatur tentang tarif PPh Final atas
penghasilan untuk peredaran bruto tertentu sebesar Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan:
0,5% dikalikan dengan omzet. Tujuan dari insentif pajak Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada
ini untuk meningkatkan kesadaran pajak khususnya Media Group.
pelaku UMKM.
Narwanti, Sri. 2018. Perpajakan. Jakarta: Istana Media.
Kepatuhan perpajakan pelaku UMKM di Indonesia
sudah cukup baik dibuktikan dengan meningkatnya Nowak, D. Norman. 2007. Tax Administration: Theory
jumlah Wajib Pajak terdaftar yang membayar PPh Final and Practice. Jakarta: Salemba Empat
dengan peredaran bruto sejak ditetapkannya Peraturan Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018. Meskipun jumlah Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa
peningkatan jumlah wajib pajak di sektor UMKM masih
STUDI KUALITATIF : DAMPAK KEBIJAKAN INSENTIF PAJAK UKM Jurnal Manajemen Keuangan Publik
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA Vol., No, 2019, Hal. 36-45
Yotasa Ra’idah Khairiyah dan Muhammad Heru Akhmadi
Halaman 45