Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Volume 3, No.

1, Oktober 2019: 41 – 52

ANALISA PERCEPATAN WAKTU PROYEK


MENGGUNAKAN METODE CRASHING
(STUDI KASUS: PENINGKATAN JALAN PELANTARAN –
PARENGGEAN – TUMBANG SANGAI)
Priska Olivia
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail : oliviapriska54@gmail.com

Veronika Happy Puspasari


Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail : vhappy_75@yahoo.com

Abstract: The project is successful if the objectives set are met and meet quality standards, time and costs.
Along with the Central Kalimantan Provincial Road Improvement / Development program in the Pelantaran -
Pelengaranan - Parenggean - Tumbang Sangai Road Project package, good management is needed if
deviations occur in the implementation process. In the 10th monthly report, it is known that the deviation is
1.70%, where the deviation indicates that the project completion time is not delayed. However, there are
often delays in previous monthly reports. The purpose of this study is to determine the optimization of time
and cost due to crashing by using alternatives to the addition of working hours (overtime) and alternative of
heavy equipment increase and to determine the time and cost efficiency of the chosen crashing alternatives.
This research collects data such as Job Analysis Checklist, Time Schedule and Monthly Reports. Data
processing and data analysis were performed using the Crashing method by getting cost slope activities that
are on the critical path followed by a cost analysis. Result from this study shows that the optimization of time
and costs due to crashing selected using an alternative of heavy equipment increase with crashing duration of
590 days and cost total is Rp 72.374.976.694. This crashing method speeds up the project duration by 10
days from 600 working days to 590 days, resulting in a time efficiency of 1,67 % and the total cost of the
project that can be saved is Rp 500.023.306 from Rp 72,875,000,000 to Rp 72.374.976.694, resulting in
efficiency fee of 0,69 %.

Keywords: Crashing, Cost Slope, Road projects

Abstrak: Proyek dikatakan berhasil jika tujuan yang ditetapkan tercapai dan memenuhi standar mutu, waktu
dan biaya. Seiring dengan adanya program Peningkatan/Pembangunan Jalan Provinsi Kalimantan Tengah
pada Paket proyek Peningkatan Jalan Pelantaran – Parenggean – Tumbang Sangai diperlukan suatu
manajemen yang baik apabila dalam proses pelaksanaanya terjadi penyimpangan. Pada laporan bulanan ke-
10 diketahui deviasi 1,70% dimana deviasi tersebut menunjukan waktu penyelesaian proyek tidak mengalami
keterlambatan. Namun, pada laporan bulanan sebelumnya sering terjadi keterlambatan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui optimasi waktu dan biaya akibat crashing yang terpilih menggunakan alternatif
penambahan jam kerja (lembur) dan alternatif penambahan jumlah alat dan tenaga kerja serta mengetahui
efisiensi waktu dan biaya dari alternatif crashing yang terpilih. Penelitian ini mengumpulkan data seperti
Daftar Analisa Pekerjaan, Time Schedule dan Laporan Bulanan. Dilakukan pengolahan data dan analisa data
mengunakan metode Crashing dengan mendapatkan cost slope kegiatan yang berada pada lintasan kritis
dilanjutkan dengan analisis biaya. Hasil penelitian menunjukan optimasi waktu dan biaya akibat crashing
yang terpilih menggunakan alternatif penambahan jumlah alat dan tenaga kerja diperoleh durasi 590 dengan
biaya Rp 72.374.976.694. Metode crashing ini mempercepat durasi proyek sebesar 10 hari dari 600 hari kerja
menjadi 590 hari, sehingga terjadi efisiensi waktu sebesar 1,67 % dan biaya total proyek yang dapat dihemat
sebesar Rp 500.023.306 dari Rp 72.875.000.000 menjadi Rp72.374.976.694, sehingga terjadi efisiensi biaya
sebesar 0,69 %.

Kata kunci: : Crashing, cost slope, proyek konstruksi jalan

41
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

PENDAHULUAN alat dan tenaga kerja serta mengetahui efisiensi


waktu dan biaya dari alternatif crashing yang
Proyek dikatakan berhasil jika tujuan yang terpilih
ditetapkan tercapai dan memenuhi standar mutu,
waktu dan biaya. Pengelolaan proyek secara TINJAUAN PUSTAKA
sistematis diperlukan untuk memastikan waktu
pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau Proyek
bahkan lebih cepat, sehingga biaya yang Proyek adalah suatu rangkaian beberapa
dikeluarkan bisa memberikan keuntungan, dan kegiatan atau aktivitas dengan batas waktu yang
juga menghindarkan dari adanya denda akibat telah direncanakan dan mengelola sumber daya
keterlambatan penyelesaian proyek. (Mandiyo yang digunakan dengan suatu metode tertentu
dan Adi, 2016). dalam menggapai suatu tujuan (Ferdyantoro,
2015).
Seiring dengan adanya program
Peningkatan/Pembangunan Jalan Provinsi Penjadwalan proyek
Kalimantan Tengah pada Paket proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu
Peningkatan Jalan Pelantaran – Parenggean – elemen hasil perencanaan, yang dapat
Tumbang Sangai diperlukan suatu manajemen memberikan informasi tentang jadwal rencana
yang baik apabila dalam proses pelaksanaanya dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber
terjadi penyimpangan. Pada laporan bulanan ke- daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan
10 diketahui deviasi 1,70% dimana deviasi material serta rencana durasi proyek dan progres
tersebut menunjukan waktu penyelesaian proyek waktu penyelesaian proyek (Husen, 2009).
tidak mengalami keterlambatan. Namun, pada
laporan bulanan sebelumnya sering terjadi Crashing
keterlambatan. Keterlambatan yang terjadi Crashing adalah suatu proses yang
disebabkan pekerjaan di segmen 1 tertunda disengaja, sistematis dan analitik dengan
pengerjaanya karena ada keterkaitan dengan melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam
pekerjaan regular yang ditangani oleh Kabupaten suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang
Kotawaringin Timur, selain itu pengaruh faktor berada pada jalur kritis. (Ervianto,2004).
cuaca, kurangnya tenaga kerja, suplai material Crashing dilakukan untuk semua aktivitas yang
yang tidak datang tepat waktunya, serta adanya berada pada lintasan kritis dan dimulai dari
perubahan desain. Oleh karena itu, Analisis aktivitas yang mempunyai cost slope terendah.
percepatan waktu proyek perlu dilakukan. Dari tahap-tahap crashing akan dicari waktu
yang optimum dan biaya proyek yang minimum.
Percepatan waktu dapat menggunakan
metode crashing. Kegiatan dalam suatu proyek Dengan mempercepat durasi proyek maka
dapat dipercepat dengan berbagai cara, yaitu akan menyebabkan perubahan terhadap biaya dan
dengan mengadakan shift pekerjaan, waktu, yang meliputi:
memperpanjang waktu kerja (lembur), 1. Waktu Normal (normal duration)
menggunakan alat bantu yang lebih produktif, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
menambah jumlah pekerja, menggunakan melakukan kegiatan sampai selesai dengan
material yang dapat lebih cepat pemasanganya, tingkat produktivitas normal.
menggunakan metode konstruksi lain yang lebih 2. Waktu Dipercepat (crash duration)
cepat (Ervianto, 2004). merupakan waktu tersingkat untuk
menyelesaikan suatu kegiatan yang secara
Penelitian ini menganalisis data teknis masih memungkinkan.
menggunakan metode crashing dengan alternatif 3. Biaya Normal (normal cost) adalah biaya
penambahan jam kerja (lembur) dan alternatif langsung yang diperlukan untuk
penambahan alat dan tenaga kerja. menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu
normal.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 4. Biaya untuk Waktu Dipercepat (crash cost)
optimasi waktu dan biaya akibat crashing yang adalah jumlah biaya langsung untuk
terpilih menggunakan alternatif penambahan jam menyelesaikan pekerjaan dengan kurun
kerja (lembur) dan alternatif penambahan jumlah waktu tersingkat.

42
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Penambahan jam kerja (lembur) Teknik Pengumpulan Data


Crashing dengan menambahkan jam kerja Data yang digunakan dalam penelitian
akan mempengaruhi efisiensi proyek. Adapun terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut :
keputusan Menteri yang mengatur tentang 1. Data Primer
penambahan jam kerja adalah Keputusan Menteri Data primer merupakan data wawancara
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor terhadap pemilik proyek, penyedia jasa dan
KEP.102/MEN/VI/2004. konsultan pengawas.
2. Data Sekunder
Penambahan jumlah alat dan tenaga kerja Data sekunder dalam penelitian ini yaitu :
Penambahan alat berat dimaksudkan untuk a. Daftar analisa pekerjaan
menambah produktivitas. Durasi proyek dapat b. Time schedule
dipercepat dengan penambahan alat berat yang c. Laporan bulanan
mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga
perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan Teknik analisis data
tempat bagi alat berat tersebut dan pengaruhnya Langkah – langkah teknik analisis data yang
terhadap produktivitas tenaga kerja. (Mandiyo digunakan dalam penelitian ini adalah:
dan Sarwidi, 2017) 1. Mengolah Data Penelitian
2. Membuat hubungan antar kegiatan.
METODE PENELITIAN 3. Membuat network diagram menggunakan
Microsoft project proffesional 2013 dan
Lokasi dan waktu penelitian akan memperoleh lintasan kritis.
Penelitian dan pengambilan data dilakukan 4. Menghitung produktivitas harian normal dan
pada proyek program Pembangunan/Peningkatan produktivitas tiap jam.
Jalan Provinsi Kalimantan Tengah pada kegiatan Produktivitas harian normal
Peningkatan Jalan Pelantaran – Parenggean –
Tumbang Sangai di Kabupaten Kotawaringin (1)
Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian Produktivitas tiap jam
ini menganalisis percepatan waktu proyek pada (2)
=
laporan bulanan ke-10 pada bulan Januari 2019.
5. Menghitung crash duration
Tahapan penelitian 6. Menghitung crash cost
Penelitian ini dilakukan dengan lima 7. Menghitung cost slope
tahapan, dimana setiap tahapan saling - (3)
Cost Slope
berpengaruh. Adapun tahap-tahap kegiatan -
penelitian adalah sebagai berikut : Crashing dilakukan pada kegiatan lintasan
1. Tahap pendahuluan yang meliputi kritis yang mempunyai cost slope terkecil
penyusunan latar belakang, rumusan 8. Analisis Biaya akibat percepatan waktu
masalah, batasan masalah, tujuan dan 9. Setelah dilakukan crashing didapatkan
manfaat pada penelitian. output berupa percepatan waktu dan biaya
2. Tahap studi literatur penelitian yang proyek yang baru.
mencakup literatur-literatur yang terkait
dengan penelitian yang dilakukan. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3. Tahap pengumpulan data penelitian Pengolahan Data
diperoleh dengan perizinan terlebih dahulu Data Penelitian yang sudah dikumpulkan
kepada pemilik proyek lalu meninjau lokasi direkapitulasi sehingga dapat di lanjutkan ke
peneltian, kemudian melakukan wawancara analisis data. Adapun Rekapitulasi data penelitian
dan pengumpulan data dari pihak penyedia dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:
jasa dan pihak konsultan pengawas.
4. Tahap analisis data penelitian, tahapan ini Tabel 1. Rekapituasi Data Penelitian
dilanjutkan ke proses analisis data yang Normal
No. Mata
Uraian Pekerjaan Volume Duration
didapatkan output berupa hasil penelitian. Pembayaran
(hari)
5. Tahap penutup, tahapan ini adalah penarikan 1.2 Mobilisasi Awal 1,00 21
Galian untuk selokan
kesimpulan dan saran terhadap hasil 2.1.(1)
drainase saluran air
5.231,39 M3 28
penelitian.

43
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Tabel 1. Lanjutan Tabel 2. Lanjutan


Normal 10 Perkerasan berbutir
No. Mata
Uraian Pekerjaan Volume Duration 11 Lapis pondasi agregat semen 112 7; 8
Pembayaran
(hari) kelas A (CTB)
3.1.(1a) Galian biasa 17.280,00 M3 56 12 Semen untuk CTRB 168 11
Timbunan pilihan 3 13 Lapis Cement Treated Recyle 168 11
3.2.(2a) 9.163,20 M 56
dari sumber galian Base (CTRB)
Penyiapan badan 109.529,82 14 Pekerjaan aspal
3.3.(1) 14
jalan M2 15 Lapis perekat-Aspal cair 140 12; 13; 20;
Lapis pondasi 21
3
5.5.(1) agregat semen kelas 11.808,00 M 112 16 Lataston lapis aus (HRS WC) 56 17; 15FF;
A (CTB) Gradasi senjang/semi panjang 18FF
Skh.5.6(1a) Semen untuk CTRB 2.791,71 ton 168 17 Lataston lapis pondasi (HRS 84 12; 13; 20;
Lapis Cement Base) Gradasi senjang/semi 21
SKA.5.6.(1b) Treated Recyle Base 18.991,20 M3 168 panjang
(CTRB) 18 Bahan Anti pengelupasan 140 12; 13; 20;
Lapis perekat-Aspal 52.584,00 21
6.1.(2a) 140
cair liter 19 Struktur
Lataston lapis aus 20 beton mutu sedang fc' = 20 Mpa 14 22
6.3.(3a) (HRS WC) Gradasi 5.025,53 ton 56 (K-250)
senjang/semi panjang 21 beton mutu sedang fc' = 10 Mpa 7 9 FS + 7d
Lataston lapis (K-150)
pondasi (HRS Base) 22 Baja tulangan U 24 polos 28 9
6.3.(4a) 8.934,27 ton 84
Gradasi senjang/semi 23 Pengembalian kondisi pekerjaan
panjang minor
Bahan Anti 24 Marka jalan termoplastik 21 15; 16; 18
6.3.(8) 1.349,14 Kg 140
pengelupasan 25 Demobilisasi 14 15; 16; 18
beton mutu sedang
7.1(7)a 305,27 M3 14
fc' = 20 Mpa (K-250)
7.1(10)
beton mutu sedang
25,07 M3 7
Network diagram
fc' = 10 Mpa (K-150) Setelah penyusunan network diagram
Baja tulangan U 24
7.3.(1)
Polos
33.579,98Kg 28 dengan menggunakan Microsoft Project 2013
8.4.(1)
Marka Jalan
3.633,95 M2 21
diperoleh lintasan kritis. Adapun lintasan Kritis
Termoplastik dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Sumber : Daftar analisa pekerjaan, time schedule, dan
laporan bulanan proyek pada peningkatan Jalan Pelantaran –
Parenggean – Tumbang Sangai (2019) Tabel 3. Lintasan Kritis dan Non Kritis untuk
Pekerjaan yang di tinjau
Hubungan antar kegiatan No. Uraian Pekerjaan Keterangan
Untuk membuat network diagram 1 Mobilisasi Awal Kritis
diperlukan terlebih dahulu hubungan antar Galian untuk selokan drainase Kritis
2
kegiatan yang akan dimaksudkan kedalam saluran air
3 Galian biasa Kritis
Microsoft project 2013. Menghubungkan antar
Timbunan pilihan dari sumber Kritis
kegiatan dengan cara mengisi kolom 4
galian
predecessors (tugas yang harus diselesaikan 5 Penyiapan badan jalan Non Kritis
sebelum tugas tertentu dimulai) sesuai dengan Lapis pondasi agregat semen Kritis
6
time schedule. Adapun data yang akan diinput ke kelas A (CTB)
dalam program Microsoft Project 2013 dapat 7 Semen untuk CTRB Kritis
dilihat pada Tabel 2 berikut. Lapis Cement Treated Recyle Kritis
8
Base (CTRB)
9 Lapis perekat-Aspal cair Kritis
Tabel 2. Hubungan Antar Kegiatan
Id. Durasi
10 Lataston lapis aus (HRS WC) Kritis
Task Name Predecessors Gradasi senjang/semi panjang
(hari)
1 PROYEK PENINGKATAN 11 Lataston lapis pondasi (HRS Kritis
JALAN PELATARAN- Base) Gradasi senjang/semi
PARENGGEAN-TB.SANGAI panjang
2 Umum
12 Bahan Anti pengelupasan Kritis
3 Mobilisasi Awal 21 -
4 Drainase 13 beton mutu sedang fc' = 20 Mpa Non Kritis
5 Galian untuk selokan drainase 28 3 (K-250)
saluran air 14 beton mutu sedang fc' = 10 Mpa Non Kritis
6 Pekerjaan tanah (K-150)
7 Timbunan biasa 56 5 FS + 1 d 15 Baja tulangan U 24 polos Non Kritis
8 Timbunan pilihan dari sumber 56 5 FS + 1 d
16 Marka jalan termoplastik Kritis
galian
9 Penyiapan badan jalan 14 7; 8 17 Demobilisasi Non Kritis

44
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Dari Tabel 3 di atas diperoleh item pekerjaan panjang


yang akan dipercepat pada pekerjaan Lataston Lataston lapis 89,742 12,82 ton/jam
lapis pondasi (HRS BASE) Gradasi senjang/semi aus (HRS WC) ton/hari
panjang, Lataston lapis aus (HRS WC) Gradasi Gradasi
senjang/semi panjang, dan marka jalan senjang/semi
termoplastik. panjang
marka jalan 173,045 24,72 m2/jam
Alasan pemilihan item kegiatan yang akan termoplastik m2/hari
dipercepat adalah: Sumber : Hasil analisis (2019)
1. Kegiatan kritis yang terpilih memiliki unsur
tenaga kerja sehingga bisa dicrashing dengan Perhitungan crash duration
mengolah resource work (tenaga kerja). Dalam penelitian ini digunakan 2 alternatif
2. Kegiatan kritis yang terpilih apabila 1. Penambahan Jam Kerja (Lembur)
dipercepat dapat mengurangi biaya tidak Adapun salah satu contoh perhitungan pada
langsung pada kegiatan tersebut. Lataston Lapis Pondasi (HRS Base) Gradasi
3. Kegiatan kritis yang terpilih merupakan senjang/semi panjang yaitu:
pekerjaan yang belum dimulai pengerjaannya. Produktivitas harian sesudah ditambah Jam
Lembur
Produktivitas harian normal = (7 jam x Produktivitas tiap jam) + (a x e x
Produktivitas harian normal digunakan Produktivitas tiap jam)
untuk mengetahui produktivitas tiap jam kerja = (7 Jam x 15,19) + (2 Jam x 0,8 x 15,19) =
pada pekerjaan yang akan dipercepat. 130,671 ton/hari
Produktivitas harian normal dapat dilihat pada
Tabel 4 berikut. V
Crash duration =
Tabel 4. Produktivitas harian normal
Produktivitas = = 68 hari
Uraian Produktivitas
Harian
pekerjaan Tiap jam
normal
Lataston lapis 106,36 15,19 ton/jam Rekapitulasi perhitungan Crash duration
pondasi (HRS ton/hari untuk penambahan jam kerja (lembur)
BASE) Gradasi selama 2 jam dapat dilihat pada Tabel 5
senjang/semi berikut.

Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Crash Duration pada penambahan Jam Kerja (Lembur)
Koefisien Produktivitas
Jam Pengurangan harian sesudah Crash
Uraian pekerjaan Volume
Lembur (a) Produktivitas ditambah jam duration
(e) lembur
Lataston lapis pondasi (HRS
BASE)Gradasi senjang/semi 2 jam 0,8 8.934,27 ton 130,671 ton/hari 68 hari
panjang
Lataston lapis aus (HRS WC)
2 jam 0,8 5.025,53 ton 110,254 ton/hari 46 hari
Gradasi senjang/semi panjang
2 2
marka jalan termoplastik 2 jam 0,8 3.633,95 m 212,254 m /hari 17 hari
Sumber : Hasil analisis (2019)

2. Penambahan Jumlah alat dan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga


Untuk durasi pada penambahan Jumlah alat = = = 223,47 orang
berat dan tenaga kerja menggunakan durasi
akibat waktu lembur seperti sebelumnya.
Contoh perhitungan pada Lataston Lapis Kebutuhan tenaga per hari
Pondasi (HRS Base) Gradasi senjang/semi
U
panjang yaitu: =
Perhitungan kebutuhan tenaga

45
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

D
= = 2,66 orang/hari =
C D
Kebutuhan tenaga per jam = = 0,47 orang/jam
U
=
Penambahan jumlah alat berat dan tenaga
kerja setiap hari yang dibutuhkan untuk
= = 0,38 orang/jam
menyelesaikan setiap jenis pekerjaan yang
dapat dilihat pada Tabel 6, Tabel 7 dan
Penambahan Jumlah alat dan tenaga Kerja Tabel.8.

Tabel 6. Penambahan Jumlah Alat dan Tenaga Kerja Lataston Lapis Pondasi (HRS BASE)
Gradasi Senjang/Semi Panjang
Penambahan alat dan
Kebutuhan Kebutuhan tenaga Kebutuhan tenaga
Uraian Harga Jumlah tenaga kerja
Harga total (Rp) tenaga (Orang perhari (Orang/hari perjam (orang/jam
kegiatan satuan (Rp) Harga (Rp) (orang/jam atau
atau Unit) atau Unit/ hari) atau unit/jam)
unit/jam)
pekerja 14.167,65 354,37 3.166.037,26 223,47 2,66 0,38 0,47
mandor 20.693,62 73,94 660.599,92 31,92 0,38 0,05 0,07
wheel loader 520.921,66 4.985,94 44.545.734,16 85,51 1,02 0,15 0,18
AMP 6545018,1 131426,07 1.174.195.994,42 179,40 2,14 0,31 0,38
Genset 465.024,18 9.337,83 83.426.694,43 179,40 2,14 0,31 0,38
Dump truck 329.568,72 43.501,11 388.650.662,04 1179,27 14,04 2,01 2,48
Asphalt 693.064,14 2.476,50 22.125.719,66 31,92 0,38 0,05 0,07
Finisher
Tandem Roller 435.662,40 6.004,56 53.646.360,27 123,14 1,47 0,21 0,26
Pneumatic 487.802,49 2.101,67 18.776.887,23 38,49 0,46 0,07 0,08
Tyre roller
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 7. Penambahan Jumlah Alat dan Tenaga Kerja Lataston Lapis Aus (HRS WC)
Gradasi Senjang/Semi Panjang
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Penambahan alat
Harga Jumlah
Uraian Harga total tenaga tenaga perhari tenaga perjam dan tenaga kerja
satuan Harga
kegiatan (Rp) (Orang atau (Orang/hari (orang/jam (orang/jam atau
(Rp) (Rp)
Unit) atau Unit/ hari) atau unit/jam) unit/jam)
pekerja 14.167,65 1.889,99 9.498.201,44 670,41 11,97 1,71 2,08
mandor 20.693,62 394,37 1.981.918,27 95,77 1,71 0,24 0,30
wheel 520.921,66 4.985,94 25.056.991,05 48,10 0,86 0,12 0,15
loader
AMP 6545018,1 131426,07 660.485.657,57 100,91 1,80 0,26 0,31
Genset 465.024,18 9.337,83 46.927.544,80 100,91 1,80 0,26 0,31
Dump truck 329.568,72 43.501,11 218.616.133,34 663,34 11,85 1,69 2,06
Asphalt 693.064,14 13.208,01 66.377.250,50 95,77 1,71 0,24 0,30
Finisher
Tandem 435.662,40 6.818,25 34.265.319,92 78,65 1,40 0,20 0,24
Roller
Pneumatic 487.802,49 2.101,67 10.562.005,64 21,65 0,39 0,06 0,07
Tyre roller
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 8. Penambahan Jumlah Alat dan Tenaga Kerja Marka Jalan Termoplastik
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Penambahan alat
Harga Jumlah
Uraian Harga tenaga tenaga perhari tenaga perjam dan tenaga kerja
satuan Harga
kegiatan total (Rp) (Orang atau (Orang/hari atau (orang/jam atau (orang/jam atau
(Rp) (Rp)
Unit) Unit/ hari) unit/jam) unit/jam)
Pekerja 14.167,65 8.500,59 30.890.719 2180,37 103,83 14,83 18,32
biasa
Tukang 16.351,83 3.679,16 13.369.883 817,64 38,94 5,56 6,87
Mandor 20.693,62 1.552,02 5.639.963 272,55 12,98 1,85 2,29
compressor 189.993,50 14.249,51 51.782.007 272,55 12,98 1,85 2,29
dump truck 329.568,00 24.717,65 89.822.704 272,55 12,98 1,85 2,29
Sumber : Hasil analisis (2019)

46
Olivia, P., dkk / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 3, Oktober 2019, hlm 237-248

Perhitungan crash cost = (1 x 1,5 x Rp 3.043.607,98) + ((2-1) x 2 x


1. Penambahan Jam Kerja (Lembur) Rp 3.043.607,98)
Ada pun perhitungan Crash Cost = Rp10.652.627,93
penambahan jam kerja (Lembur) untuk Crash Cost pekerja perhari
setiap pekerjaan sebagai berikut : = Normal cost pekerja perhari + biaya
Normal Cost Pekerja per jam lembur perhari
= Produktivitas tiap jam x (Harga satuan = Rp 21.305.255,86 + Rp 10.652.627,93
tenaga kerja + Harga satuan peralatan) = Rp 31.957.883,79
= 15,19 x (Rp 428,32 + Rp 199.883,31) Crash Cost total
= Rp 3.043.607,98 = (Crash Cost pekerja perhari x crash
Normal Cost Pekerja perhari duration) + (Harga satuan material x
= 7 Jam x Normal Cost Pekerja perjam volume)
= 7 jam x Rp 3.043.607,98 = (Rp 31.957.883,79 x 68 hari) + (Rp
= Rp 21.305.255,86 1.363.779,31 x 8.934,27 ton)
Biaya Lembur Pekerja perhari = Rp 14.360.465.709,27
= (jam kerja lembur pertama x 1,5 x upah Crash Cost Alternatif Penambahan Jam
sejam normal) + (jam kerja lembur Kerja Lembur dapat dilihat pada Tabel 9
berikutnya x 2 x upah sejam normal) dibawah ini.

Tabel 9. Penambahan jam Kerja (Lembur)


Normal Biaya
Cost Normal Cost lembur Crash Cost
Uraian pekerjaan pekerja pekerja pekerja pekerja
perjam perhari perhari perhari Crash Cost total
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Lataston lapis pondasi
(HRS BASE)Gradasi
senjang/semi panjang 3.043.607,98 21.305.255,86 10.652.627,93 31.957.883,79 14.360.465.709,27
Lataston lapis aus (HRS
WC) Gradasi
senjang/semi panjang 2.739.852,80 19.178.969,63 9.589.484,81 28.768.454,44 8.597.603.380,48
marka jalan termoplastik 1.303.993,27 9.127.952,88 4.563.976,44 13.691.929,32 874.193.534,40
Sumber : Hasil analisis (2019)

2. Penambahan Jumlah alat dan tenaga kerja. Crash Cost total


Contoh perhitungan Crash Cost yaitu: = (∑ B y
a. Lataston lapis pondasi (HRS BASE) crash duration + ∑ B y
Gradasi senjang/semi panjang bahan
Biaya alat dan tenaga kerja = (Rp 26.311.687 x 68 hari) +
= Harga satuan x Penambahan Jumlah Rp11.043.041.383
alat dan tenaga kerja x Jam Kerja = Rp 12.832.236.072
= 14.167,65 x 0,47 x 7 Crash Cost Alternatif Penambahan
= Rp 46.559 per hari untuk pekerja Jumlah alat dan tenaga kerja dapat
Biaya material dan bahan dilihat pada Tabel 10, Tabel 11, dan
= Harga satuan x volume Tabel 12.
= 167.355,37 x 8.934,27 ton
= Rp 1.495.198.062 untuk pasir halus

Tabel 10. Crash Cost Lataston Lapis Pondasi (HRS BASE) Gradasi Senjang/Semi Panjang
Harga Penambahan Jumlah alat Biaya alat dan Biaya material dan
Uraian kegiatan satuan dan tenaga kerja tenaga kerja bahan
(Rp) (Unit/Jam) (Rp) (Rp)
pekerja 14.167,65 0,47 46.536
mandor 20.693,62 0,07 9.788
Agr 5 -10 & 10-15 524.793,39 4.688.645.840

47
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Tabel 10. Lanjutan


Harga Penambahan Jumlah alat Biaya alat dan Biaya material dan
Uraian kegiatan satuan dan tenaga kerja tenaga kerja bahan
(Rp) (Unit/Jam) (Rp) (Rp)
Lolos screen2
524.793,39 4.688.645.840
ukuran (0-5)
pasir halus 167.355,37 1.495.198.062
semen 1.752,58 15.658.023
aspal 17.287,02 154.446.904
wheel loader 520.921,66 0,18 655.084
AMP 6.545.018,12 0,38 17.267.588
Genset 465.024,18 0,38 1.226.863
Dump truck 329.568,72 2,48 5.715.451
Asphalt Finisher 693.064,14 0,07 325.378
Tandem Roller 435.662,40 0,26 788.917
Pneumatic Tyre
487.802,49 0,08 276.131
roller
Alat bantu 50,00 446.714
Total biaya 26.311.687 11.043.041.383
Crash Cost total Rp12.832.236.072
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 11. Crash Cost Lataston Lapis Aus (HRS WC) Gradasi Senjang/Semi Panjang
Harga Penambahan Jumlah alat Biaya alat dan Biaya material dan
Uraian kegiatan satuan dan tenaga kerja tenaga kerja bahan
(Rp) (Unit/Jam) (Rp) (Rp)
pekerja 14.167,65 2,08 206.483
mandor 20.693,62 0,30 43.085
Agr 5 -10 & 10-
524.793,39 2.637.364.925
15
Lolos screen2
524.793,39 2.637.364.925
ukuran (0-5)
pasir halus 167.355,37 841.049.433
semen 1.752,58 8.807.643
aspal 17.287,02 86.876.438
wheel loader 520.921,66 0,15 544.717
AMP 6.545.018,12 0,31 14.358
Genset 465.024,18 0,31 1.020.164
Dump truck 329.568,72 2,06 4.752.525
Asphalt Finisher 693.064,14 0,30 1.442.984
Tandem Roller 435.662,40 0,25 744.898
Pneumatic Tyre
487.802,49 0,07 229.609
roller
Alat bantu 50,00 251.277
Total biaya Rp 23.342.848 Rp 6.211.714.641
Crash Cost total Rp7.286.504.425
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 12. Crash Cost Marka Jalan Termoplastik


Harga Penambahan Jumlah alat dan Biaya alat dan Biaya material dan
Uraian
satuan tenaga kerja tenaga kerja bahan
kegiatan
(Rp) (Unit/Jam) (Rp) (Rp)
Pekerja biasa 14.167,65 18,32 1.817.101
Tukang 16.351,83 6,87 786.464
Mandor 20.693,62 2,29 331.763
Cat marka 60.000,00 218.037.000

48
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Tabel 12. Lanjutan


Penambahan Jumlah alat Biaya alat dan Biaya material dan
Uraian Harga satuan
dan tenaga kerja tenaga kerja bahan
kegiatan (Rp)
(Unit/Jam) (Rp) (Rp)
minyak
41.342,98 150.238.322
pencair
glass bead 35.000,00 127.188.250
compressor 189.993,50 2,29 3.046.000
dump truck 329.568,00 2,29 5.283.688
Alat bantu 50 181.698
Total biaya Rp 11.265.016 Rp 495.645.270
Crash Cost
Rp 687.150.546
total
Sumber : Hasil analisis (2019)

Cost slope masing kegiatan pada proyek tersebut. Untuk


Penambahan biaya langsung (direct cost) Cost Slope Penambahan jam kerja (lembur) dapat
untuk mempercepat suatu aktivitas persatuan dilihat pada Tabel 13 dan untuk perhitungan Cost
waktu disebut cost slope. Sebelum melakukan Slope penambahan Jumlah alat dan tenaga kerja
Crashing pada lintasan kritis, maka perlu dapat di lihat pada Tabel 14.
diketahui terlebih dahulu cost slope dari masing-

Tabel 13. Cost Slope Pada Penambahan Jam Kerja (Lembur)


Uraian Pekerjaan Normal Crash
Normal Cost Crash Cost Cost Slope
Durasi Duration
(Rp) (Rp) (Rp)
(hari) (hari)
Lataston lapis pondasi (HRS
BASE) Gradasi 84 14.048.739,481 68 14.360.465.709 19.946.768
senjang/semi panjang
Lataston lapis aus (HRS
WC) Gradasi senjang/semi 56 13.123.648.359 46 8.597.603.380 -434.419.496
panjang
marka jalan termoplastik 21 1.348.417.175 17 907.627.315 -121.378.670
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 14. Cost Slope Pada Penambahan Jumlah Alat dan Tenaga Kerja
Normal Crash
Normal Cost Crash Cost Cost Slope
Uraian Pekerjaan Durasi Duration
(Rp) (Rp) (Rp)
(hari) (hari)
Lataston lapis pondasi (HRS
12.832.236.072
BASE) Gradasi 84 14.048.739,481 68 -76.031.463
senjang/semi panjang
Lataston lapis aus (HRS
WC) Gradasi senjang/semi 56 13.123.648.359 46 7.285.485.663 -583.816.270
panjang
marka jalan termoplastik 21 1.348.417.175 17 687.150.386 -165.316.697
Sumber : Hasil analisis (2019)

Analisis Biaya Setelah didapatkan Perubahan biaya akibat


Perubahan Biaya akibat crashing untuk crashing, dilanjutkan dengan menghitung
penambahan Jam Kerja (Lembur) dapat dilihat efisiensi waktu dan biaya pada Penambahan Jam
pada Tabel 15 dan Perubahan Biaya akibat Kerja (Lembur) yang dapat dilihat pada Tabel 17
crashing untuk penambahan Jumlah alat dan dan pada penambahan jumlah alat dan tenaga
Tenaga Kerja dapat dilihat pada Tabel 16. kerja dapat dilihat pada Tabel 18.

49
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Tabel 15. Perubahan Biaya Akibat Crashing Untuk Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Total
Cost Biaya Biaya tidak
Durasi Biaya Total Proyek
Tahap Crashing Crash Activity Slope Langsung Langsung
baru (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
(hari)
Normal 600 - 65.587.500.000 7.287.500.000 72.875.000.000
1 590 Lataston lapis aus -434.419.496 65.153.080.504 7.166.041.667 72.319.122.171
(HRS WC) Gradasi
senjang/semi panjang
2 596 Marka Jalan -121.378.670 65.466.121.330 7.238.916.667 72.705.037.997
Termoplastik
3 584 Lataston lapis pondasi 19.946.768 65.607.446.768 7.093.166.667 72.700.613.434
(HRS BASE) Gradasi
senjang/semi panjang
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 16. Perubahan Biaya Akibat Crashing Untuk Penambahan Jumlah Alat dan Tenaga Kerja
Total
Cost Biaya Biaya tidak
Tahap Durasi Biaya Total Proyek
Crash Activity Slope Langsung Langsung
Crashing baru (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
(hari)
Normal 600 - 65.587.500.000 7.287.500.000 72.875.000.000
1 590 Lataston lapis aus (HRS -583.714.393 65.003.683.730 7.166.041.667 72.169.725.397
WC) Gradasi
senjang/semi panjang
2 596 Marka Jalan Termoplastik -165.316.657 65.422.183.343 7.238.916.667 72.661.100.010
3 584 Lataston lapis pondasi -76.031.463 65.511.468.537 7.093.166.667 72.604.635.204
(HRS BASE) Gradasi
senjang/semi panjang
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 17. Efisiensi Waktu dan Biaya Pada Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Total
Biaya Biaya tidak
Tahap Durasi Biaya Total Proyek Efisiensi Efisiensi
Crash Activity Langsung Langsung
Crashing baru (Rp) waktu biaya
(Rp) (Rp)
(hari) (%) (%)
Normal 600 - 65.587.500.000 7.287.500.000 72.875.000.000 0,00 0,00
Lataston lapis aus
1 590 (HRS WC) Gradasi 65.153.080.504 7.166.041.667 72.319.122.171 1,67 0,76
senjang/semi panjang
Marka Jalan
2 596 65.466.121.330 7.238.916.667 72.705.037.997 0,67 0,23
Termoplastik
Lataston lapis pondasi
3 584 (HRS BASE) Gradasi 65.607.446.768 7.093.166.667 72.700.613.434 2,67 0,24
senjang/semi panjang
Sumber : Hasil analisis (2019)

Tabel 18. Efisiensi Waktu dan Biaya Pada Penambahan Jumlah Alat Dan Tenaga Kerja
Total
Biaya Biaya tidak Biaya Total
Tahap Durasi Efisiensi Efisiensi
Crash Activity Langsung Langsung Proyek
Crashing baru waktu biaya
(Rp) (Rp) (Rp)
(hari) (%) (%)
Normal 600 - 65.587.500.000 7.287.500.000 72.875.000.000 0,00 0,00
Lataston lapis aus (HRS
1 590 WC) Gradasi 65.003.683.730 7.166.041.667 72.169.725.397 1,67 0,97
senjang/semi panjang
Marka Jalan
2 596 65.422.183.343 7.238.916.667 72.661.100.010 0,67 0,29
Termoplastik
Lataston lapis pondasi
3 584 (HRS BASE) Gradasi 65.511.468.537 7.093.166.667 72.604.635.204 2,67 0,37
senjang/semi panjang
Sumber : Hasil analisis (2019)

50
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Crashing yang dilakukan menghasilkan Perekat – Aspal Cair, maka pada perkerjaan
penurunan pada biaya langsung dan biaya tidak tersebut perlu dilakukan crashing. Pekerjaan
langsung. Dari Biaya Total Proyek pada Tabel 17 Lapis perekat – Aspal cair setelah di crashing
dan Tabel 18 dipilih Tahap Crashing 1 yang diperoleh untuk penambahan Jam kerja (lembur)
terpilih untuk alternatif penambahan jam kerja dengan biaya sebesar Rp72.539.046.907 dan
(lembur) dan alternatif penambahan jumlah alat untuk penambahan jumlah alat dan tenaga kerja
dan tenaga kerja. diperoleh biaya sebesar Rp72.374.976.694. Dari
dua alternatif terpilih maka diperoleh durasi dan
Crash activity pada Lataston lapis aus (HRS biaya yang efisien terbaru yang dapat dilihat pada
WC) Gradasi senjang/semi panjang mempunyai Tabel 4.19 berikut.
hubungan antar kegiatan pada pekerjaan Lapis

Tabel 19. Perubahan Durasi dan Biaya akibat Crashing


Efisiensi
Tahap Durasi Biaya
Alternatif Crash Activity waktu Efisiensi biaya (%)
Crashing (hari) (Rp)
(%)
Normal - 600 72.875.000.000
Lataston lapis aus
Penambahan (HRS WC) Gradasi
1,67 0,46
1 Jam Kerja senjang/semi panjang 590 72.539.046.907
(10 hari) (Rp 335.953.093)
(Lembur) dan Lapis Perekat –
aspal cair
Lataston lapis aus
Penambahan
(HRS WC) Gradasi
Jumlah Alat 1,67 0,69
2 senjang/semi panjang 590 72.374.976.694
dan tenaga (10 hari) (Rp 500.023.306)
dan Lapis Perekat –
kerja
aspal cair
Sumber : Hasil analisis (2019)
2. Metode Crashing mempercepat durasi proyek
Pada Tabel 19 dari kedua alternatif tersebut sebesar 10 hari dari 600 hari kerja menjadi
dipilih Tahap Crashing 2 yaitu penambahan 590 hari, sehingga terjadi efisiensi waktu
jumlah alat dan tenaga kerja yang sebaiknya sebesar 1,67 % dan biaya total proyek yang
dipilih dengan membandingkannya terhadap dapat dihemat sebesar Rp500.023.306 dari Rp
efisiensi biaya, karena efisiensi waktu telah sama. 72.875.000.000 menjadi Rp 72.374.976.694,
Metode Crashing ini mempercepat durasi proyek sehingga terjadi efisiensi biaya sebesar 0,69%.
sebesar 10 hari dari 600 hari kerja menjadi 590
hari, sehingga terjadi efisiensi waktu sebesar 1,67 Saran
% dan biaya total proyek yang dapat dihemat 1. Untuk pemilihan alternatif percepatan proyek
sebesar Rp 500.023.306 dari Rp 72.875.000.000 sebaiknya disesuaikan dengan kondisi
menjadi Rp72.374.976.694, sehingga terjadi lingkungan dan sumber daya yang ada.
efisiensi biaya sebesar 0,69 %. 2. Kegiatan pada lintasan kritis perlu diberi
perhatian dan pengawasan khusus sehingga
KESIMPULAN DAN SARAN biaya yang dikeluarkan bisa memberikan
keuntungan dan menghindarkan dari denda
Kesimpulan akibat keterlambatan penyelesaian proyek
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA
1. Optimasi waktu dan biaya akibat crashing
menggunakan alternatif penambahan jumlah Elisabeth Riska Anggraeni, Widi Hartono, Sugiyanto
alat dan tenaga kerja diperoleh durasi 590 hari “A c y
pada pekerjaan Lataston lapis aus (HRS WC) Menggunakan Metode Crashing Dengan
Gradasi senjang/semi panjang dan lapis T S f ” e-
perekat aspal cair dengan biaya Rp Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL, Juni 2017, hal
605 – hal 614.
72.374.976.694.

51
Olivia, P. dan Puspasari, V.P. / Analisa Percepatan … / Jurnal Teknika, Vol. 3, No. 1, Oktober 2019, hlm 41-52

Ervianto, Wulfram I. (2004) Teori – Aplikasi


Manajemen Proyek Konstruksi. Andi.
Yogyakarta
Ferdyantoro, Anthonius (2015). Perbandingan
Penambahan Waktu Kerja Dan Penambahan
Tenaga Kerja Serta Kombinasinya Terhadap
Biaya Dan Waktu Proyek Menggunakan Metode
Time Cost Trade Off. Tugas Akhir Fakulltas
Teknik Universitas Palangka raya, Palangka
Raya. Palangka Raya
Fika Giri Aspia Ningrum, Widi Hartono, Sugiyanto
“ M C D
Percepatan Durasi Proyek Dengan Alternatif
S f ” e-
Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL, Juni 2017, hal
583 – hal 591.
Husen, Abrar (2009). Manajemen Proyek Edisi
Revisi. Andi. Yogyakarta
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia. Nomor
Kep.102/MEN/VI/2004. Waktu Kerja Lembur
dan Upah Kerja Lembur.
M y y S w S “S
Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time
Cost Trade Off pada Proyek Konstruksi : Studi
Kasus Proyek Jalan Bugel- Galur- Poncosari Cs.
T I DI Y y ”
Semesta Teknika Vol.20, No.2, November 2017,
hal 172-186.
M y y A S “A
Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi
Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Menggunakan Metode Time Cost Trade Off :
Studi Kasus Proyek Pembangunan Prasarana
Pengendali B ” I T
Vol.19, No.1, Mei 2016, hal 1-15.

52

You might also like