Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Skala Thurstone Metode Equal Appearing Interval Untuk
Pengembangan Skala Thurstone Metode Equal Appearing Interval Untuk
Dinar Pratama
Fakultas Tarbiyah IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Indonesia
Abstract: Several studies show the increase of radical attitudes among high school
students in several regions in Indonesia. Developing a reliable instrument to measure
religious moderation attitude is needed as a preventive effort to tackle this trend.
However, a standard scale to measure the attitude in the context of Indonesia is
extremely rare. This study aims to develop a Thusrtone scale of religious moderation
attitude with the Equal Appearing Interval (EAI) method. There were 77 initial items
constructed. Forty-two panelists from various relevant backgrounds were involved to
assess the initial items. A number of 43 items was selected using the values of median
(>6) and interquartile (≤4). The validity of the scale was tested using biserial
correlation resulting 42 valid items and 1 invalid item. The result of reliability test
using KR 20 technique showed that the scale is strongly reliable with a coefficient
value of 0.98. The distribution of scale values on the 42 items of the selected
statement lies on a scale value ranging from 1-11. Thus, the scale of religious
moderation attitude has fulfilled the psychometric criteria as a measurement scale and
can be used to measure students' religious moderation attitudes.
Keywords: Thurstone scale, equal-appearing interval method, religious moderation.
Abstrak: Beberapa hasil studi menunjukkan tingginya sikap radikal pada siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) di beberapa daerah di Indonesia. Mempertimbangkan
fenomena ini, diperlukan upaya preventif untuk mengatasi sikap radikal siswa. Salah
satu upaya tersebut adalah dengan mengembangkan instrumen yang reliabel untuk
mengukur sikap moderasi beragama. Pertimbangan mengembangkan skala ini
dikarenakan belum tersedianya skala baku untuk mengukur sikap moderasi beragama
siswa. Jenis skala yang dikembangkan adalah skala Thusrtone metode Equal
Appearing Interval (EAI) Jumlah aitem awal pada skala ini disiapkan sebanyak 77
aitem. Panelis yang dilibatkan unuk menilai aitem awal sebanyak 42 orang. Analisis
pemilihan aitem menggunakan nilai median dan interkuartil menghasilkan 43 aitem
terpilih dengan nilai median >6 dan interkuartil ≤4. Pengujian validitas skala dengan
korelasi biserial menghasilkan 42 aitem valid dan 1 aitem tidak valid. Sedangkan uji
reliabilitas menggunakan teknik KR 20 menghasilkan nilai koefesien 0.98 yang berarti
sangat reliable. Distribusi nilai 42 aitem terpilih terentang dari 1-11. Skala sikap
moderasi beragama ini terbukti memenuhi kriteria psikometrik sebagai skala
pengukuran dan dapat digunakan untuk mengukur sikap moderasi beragama siswa.
Kata kunci: skala Thurstone, equal-appearing interval, moderasi beragama
Korespondensi tentang artikel ini dapat dapat ditujukan pada Dinar Pratama melalui E-mail:
dinarpratama24@gmail.com
1
D. Pratama: Pengembangan Skala Thurstone Metode Equal Appearing Interval untuk… (71-82)
Sikap dan paham radikal berdasarkan ham dan sikap radikal di kalangan siswa.
ideologi agama menjadi salah satu isu Salah satu upaya preventif yang dapat dila-
penting sejak berdirinya Negara Kesatuan kukan adalah mengembangkan instrumen
Republik Indonesia (NKRI) hingga saat pengukuran yang dapat digunakan untuk
ini. Karakteristik dari paham dan sikap mengukur tinggi rendahnya sikap radikal
radikal ini menurut Achilov dan Sen siswa. Rendahnya sikap radikal menunjuk-
(2017) adalah seringkali tidak toleran dan kan sikap moderasi dalam beragama. Seba-
memiliki pemahaman sempit dan eksklusif liknya, rendahnya sikap moderasi menjadi
menegenai hukum agama (syariah). Selain indikator dari sikap radikal. Karena itu,
itu, orang dengan paham radikal cenderung penelitian ini bertujuan untuk mengem-
menolak demokrasi, tidak membuka pe- bangkan skala pengukuran sikap moderasi
luang kebebasan sipil, budaya, dan kurang beragama di kalangan siswa sekolah mene-
memperhatikan hak-hak kaum minoritas. ngah tingkat atas.
Beberapa hasil studi terakhir menun- Pertimbangan mengembangkan skala
jukkan bahwa sikap radikal tidak hanya sikap moderasi beragama didasari oleh be-
dimiliki orang dewasa tetapi juga anak berapa hasil penelitian yang mengukur
muda. Hasil survei Mata Air Fondation sikap moderasi beragama tetapi belum ada
dan Alvara Research Center tahun 2017 yang secara khusus mengembangkan skala
(Ovier, 2017) pada 2.400 siswa Sekolah baku sikap moderasi beragama, khususnya
Menengah Atas Negeri unggulan di Pulau untuk siswa sekolah menengah (Zaduqisti,
Jawa serta kota-kota besar di luar Jawa Zuhri, Mashuri, Haryati, & Ula, 2019)
menunjukkan bahwa 23,3% pelajar telah Pengembangan instrumen masih berfokus
terpapar paham radikal, 18.6 % pelajar pada skala sikap toleransi siswa (Supriati,
memilih ideologi Islam sebagai ideologi 2018; Supriyanto & Wahyudi, 2017).
negara dibandingkan Pancasila, dan se- Selain itu, belum ditemukan hasil peneli-
jumlah 29.7% pelajar menyatakan tidak tian yang khusus mengembangkan skala
akan mendukung pemimpin non-Muslim. sikap moderasi beragama siswa menggu-
Hasil yang tidak jauh berbeda juga dila- nakan skala Thurstone.
porkan Saihu dan Marsiti (2019), bahwa Dalam Kamus Besar Bahasa Indone-
25% pelajar menyatakan Pancasila tidak sia (KBBI) online, istilah moderasi berarti,
relevan lagi. Hasil survei Komisi Perlin- penghindaran kekerasan atau keekstreman
dungan Anak Indonesia (KPAI) juga me- (Kemendikbud.go.id, 2019). Dalam Islam,
nunjukkan bahwa sekitar 23,3% pelajar istilah moderasi diambil dari bahasa arab
SMA sederajat menolak pancasila sebagai yaitu al-wasathiyyah. Asal kata ini berasal
ideologi negara (Kompas TV, 2018). Hasil dari kata dasar wasat yang artinya ‘yang
survei Maarif Institute terhadap 98 aktivis terbaik’, ‘terpilih’, ‘bersikap adil’, ‘rendah
organisasi siswa sekolah termasuk Kero- hati’, ‘pertengahan’, ‘istiqomah’. Dalam
hanian Islam yang mengikuti Jambore konteks ini, ajaran Islam tidak menyeru
Maarif Institute tahun 2015 menunjukkan pada sikap ekstrem, baik dalam hal spiri-
bahwa sekitar 48,98% dari mereka ber- tual maupun keduniaan (Hanapi, 2014)
sedia menyerang orang yang dianggap Pusat Penelitian Kebijakan Amerika
menghina agamanya, dan 22,3% setuju (dikutip oleh Mansor, Rahim, Ramli,
jika Indonesia menjadi negera Islam Razak, & Hassan, 2017) merumuskan defi-
(Kuwado, 2016). Beberapa hasil studi me- nisi moderat yang merujuk pada masya-
laporkan bahwa paham dan sikap radikal rakat Muslim sebagai sikap yang lebih
di kalangan pelajar menyebar melalui demokratis. Sikap ini termasuk mendu-
organisasi kerohanian siswa (Hayadin, kung hak asasi manusia yang termasuk di
2016; Rosidin & Aeni, 2017; Zafi, 2019). dalamnya kesetaraan gender maupun hak
Menyikapi persoalan ini, perlu upaya ibadah. Saling menghormati perbedaan dan
preventif untuk mencegah penyebaran pa- menentang tindakan terorisme maupun
bentuk kekerasan lainnya. Konsep mode- tode Equal-Appearing Interval atau inter-
rasi beragama sering dilawankan dengan val tampak-sama. Skala ini pertama kali
sikap keagamaan radikal. Dalam konteks dikembangkan oleh Louis Leon Thrustone
Islam, Mansor et al. (2017) menunjukkan pada 1928 (Yunus, Desai, & Khan, 2017).
bahwa sikap moderasi seringkali dikaitkan Sebagian ahli mengatakan, metode ini me-
dengan perbedaan antara Islam moderat rupakan metode pertama dalam pengu-
dan Islam radikal. Mereka yang termasuk kuran sikap (Thomas, 2011).
dalam Islam moderat adalah yang dapat Skala Thurstone identik dengan me-
menerima dan berparisipasi dalam sistem libatkan ahli (panelis) untuk menilai setiap
demokrasi. Sedangkan mereka yang ter- aitem pernyataan dan ini menjadi kele-
golong dalam Islam radikal adalah mereka bihan tersendiri sekaligus kekurangan pada
yang menolak sistem demokrasi. Moderasi skala ini. Kelebihannya adalah keterlibatan
beragama merupakan sikap beragama yang panelis dapat menghindari data yang sub-
seimbang antara pengamalan agama sen- jektif dan bias terhadap keaslian dan aku-
diri dan menghormati pengamalan ajaran rasinya (Azwar & Murti, 2014: 137). Ter-
agama lain (Sutrisno, 2019), serta menjaga kait dengan berapa jumlah aitem ideal
kebersamaan dengan mereka yang berbeda pada skala Thurstone, Oppenheim (dikutip
melalui sikap tenggang rasa (Akhmadi, oleh Widhiarso, 2011) menyatakan bahwa
2019). jumlah 20 aitem sudah dipandang cukup.
Hilmy (dikutip oleh Futaqi, 2018: Pertimbangan ini didasarkan alasan bahwa
523) menyatakan bahwa konsep moderasi skala Thurstone lebih sederhana karena
beragama memiliki karakteristik di antara- hanya terdapat dua alternatif jawaban.
nya: 1) ideologi tanpa kekerasan dalam Akan tetapi, Carmines dan Zeller (dikutip
menyebarkan agama Islam; 2) mengadopsi oleh Widhiarso, 2011) berpendapat bahwa
cara hidup modern dengan semua turunan- dalam merencanakan skala, sebagai lang-
nya, termasuk sains dan teknologi, hak kah antisipasi adanya aitem yang gugur
asasi manusia, dan sejenisnya; 3) penggu- maka perlu mempertimbangkan jumlah
naan cara berpikir rasional; 4) pendekatan aitem lebih banyak. Perkiraan jumlahnya
kontekstual dalam memahami Islam; dan dapat dibuat sebanyak dua atau tiga kali
5) penggunaan ijtihad. Kelima karakteris- lipat jumlah aitem yang direncanakan.
tik ini kemudian dapat diperluas menjadi Hal terpenting dalam penyusunan
beberapa karakteristik lain seperti, toleran- skala Thurstone ialah rating yang dilaku-
si, harmoni, dan kerjasama antar kelompok kan oleh ahli. Dalam hal ini Azwar (2010)
agama. menekankan saat ahli melakukan validasi
Moderasi beragama siswa kemudian butir pernyataan bukan untuk menentukan
dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap setuju atau tidak setuju atas pernya-
sikap, dan perilaku siswa yang selalu taan. Akan tetapi, ahli memberikan penilai-
mengambil posisi di tengah-tengah, selalu an terhadap letak tingkat favorabel pernya-
bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam taan pada kontinum psikologisnya. Dengan
beragama (Tim Penyusun Kementerian demikian, nilai skala yang diperoleh lebih
Agama RI, 2019). Berkaitan dengan indi- independen dan tidak tergantung pada
kator moderasi beragama, maka setidaknya setuju atau tidaknya subjek penilai ter-
mencakup hal-hal berikut ini yakni, 1) ko- hadap isi pernyataan.
mitmen kebangsaan; 2) toleransi; 3) anti- Beberapa studi pengembangan skala
kekerasan; dan 4) akomodatif terhadap ke- khususnya skala Thurstone dilakukan oleh
budayaan lokal (Tim Penyusun Kemente- Guffey, Larson, Zimmerman dan Shook
rian Agama RI, 2019; Ali, 2020) (2007) untuk mengukur kesuksesan karir
Pengembangan instrumen sikap mo- polisi di Kanada. Arfandi, Purnamawati
derasi beragama siswa pada penelitian ini dan Nurfaedah (2020) juga melakukan
menggunakan skala Thurstone dengan me- penelitian pengembangan instrumen skala
73
Thurstone kemampuan guru dalam peman- setiap pernyataan pada skala dinilai kela-
faatan teknologi informasi. Azwar dan yakannya oleh panelis (ahli) yang diang-
Murti (2014) mengembangkan instrumen gap memahami kawasan atau bidang yang
skala Thurstone pada Thyroid Dysfunction diukur melalui diskusi atau wawancara un-
Questionnaire (TDQ) berbasis gejala bio- tuk selanjutnya dipilih pernyataan yang pa-
psikososial. ling menggambarkan kawasan yang hen-
Beberapa hasil studi tersebut menun- dak diukur (Thomas, 2011). Panelis yang
jukkan bahwa skala Thurstone dapat di- dilibatkan untuk menilai skala ini berjum-
terapkan pada berbagai konstruk. Khusus lah 42 orang dengan latar belakang dari
untuk pengembangan konstruk moderasi unsur dosen atau akademisi berjumlah 28
beragama sejauh ini belum ditemukan. orang, Badan Nasional Penanggulangan
Karena itu penelitian ini bertujuan untuk Terorisme (BNPT) 3 orang, Majelis Ulama
mengembangkan dan membakukan skala Indonesia (MUI) 3 orang, dan guru Agama
moderasi beragama yang dirancang berda- 8 orang. Tahap kelima, adalah menguji
sarkan model skala sikap dari Thurstone karakteristik psikometri dari skala yang te-
dengan metode Equal- Appearing Interval. lah dinilai oleh panelis secara empirik ke
Secara khusus, penelitian ini bertujuan sejumlah responden.
untuk mengetahui karakteristik psikome- Terkait dengan pertimbangan dalam
trik ditinjau dari validitas dan reliabilitas pemilihan aitem hasil penilaian panelis,
skalanya. Penelitian ini penting untuk Lisnawati (2011) menyatakan bahwa aitem
memperkaya khazanah keilmuan bidang yang baik ditentukan dengan menghitung
psikometri dan dapat menjadi instrumen nilai median dan nilai interkuartil (Q).
baku dalam mengukur sikap moderasi Semakin kecil nilai Q menunjukkan tinggi-
beragama siswa SMA. nya kesepakatan antar panelis.
Untuk mengetahui karakteristik psi-
Metode kometrik, dilakukan uji validitas dan relia-
bilitas. Karena skala Thurstone menghasil-
Penelitian ini merupakan penelitian kan data dikotomi maka uji validitas yang
pengembangan instrumen melalui pende- digunakan adalah uji korelasi biserial
katan kuantitatif menggunakan rancangan (Mariyati & Affandi, 2016). Sedangkan,
penelitian dan pengembangan. Prosedur pengujian reliabilitas penelitian ini meng-
pengembangan dilakukan dengan mengacu gunakan rumus Kuder Ricardson 20 (KR-
pada tahapan pengembangan Kyriazos dan 20) (Erwinta, Isnaini, & Purmadi, 2018).
Stalikas (2018). Tahap awal penyusunan
skala dimulai dengan menentukan tujuan Hasil
dan konstruk yang diukur yakni, konstruk
moderasi beragama yang terdiri dari: 1) Pengembangan instrumen sikap mo-
komitmen kebangsaan; 2) toleransi; 3) derasi beragama ini terdiri dari indikator
antikekerasan; dan 4) akomodatif terhadap komitmen kebangsaan, toleransi, antikeke-
kebudayaan lokal (Tim Penyusun Kemen- rasan, dan akomodatif terhadap kebudaya-
terian Agama RI, 2019; Ali, 2020). an lokal. Tabel 1 menampilkan hasil rating
Langkah kedua, menentukan spesi- 42 panelis terhadap 77 aitem awal yang di-
fikasi skala yang digunakan. Dalam hal ini hitung melalui nilai median dan
menggunakan skala Thusrtone. Kemudian interkuartil (Q). Sebanyak 34 aitem
langkah ketiga adalah membuat aitem memiliki nilai me- dian <6 dan interkuartil
pernyataan. Jumlah aitem yang disiapkan >4 sehingga di- nyatakan tidak signifikan,
pada skala moderasi beragama siswa pada 7 aitem diper- timbangkan, dan 36 aitem
penelitian ini berjumlah 77 aitem. memiliki nilai me-dian >6 dan interkuartil
Langkah keempat adalah melakukan ≤4 sehingga dinya-takan signifikan.
evaluasi terhadap setiap aitem pernyataan. Karena instrumen akan dilakukan
pengujian pada responden,
maka aitem dengan kategori dipertimbang-
kan diambil sebagai instrumen uji coba. Median Interkuartil
No.
Karena itu, jumlah aitem yang digunakan Aitem
Keterangan
untuk uji coba adalah sebanyak 43 aitem. >6 Signifikan ≤4 Signifikan
Hasil uji panelis ditampilkan pada tabel 1. P37 10 2 Sig
P38 3 4 Sig
Tabel 1. Hasil Uji Panelis Melalui Nilai
Median dan Interkuartil P39 6 7 Non Sig
P40 8 4 Sig
P41 3.5 5 Non Sig
No. Median Interkuartil
Aitem P42 9 5 Non Sig
Keterangan
>6 Signifikan ≤4 Signifikan P43 9 3 Sig
P44 5 6 Non Sig
P1 8 7.25 Non Sig
P45 8.5 5.75 Non Sig
P2 7.5 6 Non Sig
P46 11 2 Sig
P3 10 2 Sig
P47 11 2.25 Sig
P4 10 2 Sig
Dipertimbang
P5 4.5 5 Non Sig P48 8 4.25
kan
Dipertimbang P49 6.5 6.25 Non Sig
P6 7 5.25
kan P50 3.5 5.25 Non Sig
P7 10 2 Sig P51 9.5 4 Sig
P8 10 2 Sig P52 10 3 Sig
P9 1 3 Sig P53 3 5 Non Sig
P10 10 2.25 Sig P54 3.5 5.25 Non Sig
P11 11 2 Sig P55 6 5.25 Non Sig
P12 1.5 2.25 Non Sig P56 10 4 Sig
P13 8.5 8 Non Sig P57 10 2 Sig
P14 3.5 5 Non Sig P58 9 4 Sig
P15 10 2.25 Sig P59 11 2 Sig
P16 2.5 5 Non Sig P60 4 5
Dipertimbang kan
P17 6 7 Non Sig P61 6Non Sig Sig 5.25
P18 10 3 Sig P62 Dipertimbang
9 kan
4
P19 2.5 5 Non Sig Non Sig
P63 6 4
P20 10 2 Sig Dipertimbang
P21 6 9 Non Sig P64 6 8
P22 11 1 Sig P65 5 5
P23 2.5 5 Non Sig
P24 11 2 Sig
P25 2.5 5 Non Sig
Dipertimbang
P26 8.5 4.25 kan
P27 10 2 Sig
P28 3 5 Non Sig
P29 10 2 Sig
P30 5 5 Non Sig
P31 10 2 Sig
P32 3 5 Non Sig
P33 6 6 Non Sig
P34 11 2 Sig
P35 3 5 Non Sig
Depertimbang
P36 6 4.25 kan
kan
P66 9 4 Sig
P67 6 5.25 Non Sig
P68 10.5 2 Sig
P69 5 6.25 Non Sig
P70 4 6.25 Non Sig
P71 10 3 Sig
P72 10.5 2 Sig
P73 3.5 5.5 Non Sig
P74 11 2 Sig
P75 10 3 Sig
P76 6 5.25 Non Sig
P77 11 3 Sig
Setelah didapatkan hasil penilaian Dalam hal ini, mulai dari titik skala dengan
da- ri para panelis terhadap semua aitem skor 1 sampai 11. Tabel 2 menunjukkan
per- nyataan, aitem terpilih kemudian aitem-aitem terpilih dan sudah diurutkan
diurut- kan berdasarkan tingkat berdasarkan tingkat favorabelnya.
favorabelnya.
No.
Pernyataan Titik Skala
Aitem
Mengamalkan nilai-nilai pancasila justru semakin menjauhkan saya dari agama 1
P9 yang saya yakini
P38 Saya lebih memilih tinggal di lingkungan mayoritas seagama dengan saya 3
Agama saya memiliki konsep terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan 4
P60 bangsa saat ini
Dalam melakukan sesuatu yang diyakini, tidak perlu sampai mengorbankan 5
P65 diri walaupun menghalangi keyakinan
P36 Dalam memilih teman bergaul, saya tidak memandang pada agama tertentu 6
Dalam beberapa hal, saya secara sukarela berkorban untuk kepentingan pribadi
P63 dan kelompok demi sesuatu yang diyakini atau digemari 6
Untuk menyelesaikan persoalan bangsa, tidaklah cukup hanya berpegang
P6 pada ideologi pancasila 7
Saya biasanya menghindari perdebatan dengan siapapun mengenai keyakinan
P40 yang saya anut
8
Menurut saya, terkadang dalam menegakkan kebenaran perlu sedikit keras
P48 untuk memberikan efek jera kepada pelaku
8
Saya lebih cenderung memilih produk dalam negeri/lokal walaupun kualitas
P26 kadang lebih rendah daripada produk luar negeri
8.5
P43 Saya biasa berpikir positif kepada semua penganut agama lain 9
Setidaknya agama saya memiliki konsep cukup baik untuk menyelesaikan 9
P58 berbagai persoalan bangsa saat ini
P62 Untuk sesuatu yang diyakini, saya selalu mempertimbangkan aspek akal dan emosi 9
Saya menerima saran atau pengetahuan baru mengenai agama yang saya yakini
P66 dari siapapun yang seiman 9.5
Saya kurang sepakat jika ada segolongan atau sekelompok kalangan
P51 yang memberikan label sesat terhadap suatu agama atau sekte agama 9.5
Pancasila sudah final sebagai ideologi negara, namum penting untuk
P3 dilakukan evaluasi dalam pengamalannya 10
Ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara akan tercapai apabila semua
P4 warga negara konsisten menerapkan nilai-nilai pancasila
10
Pancasila sebagai ideologi negara cukup relevan dengan kondisi
P7 masyarakat Indonesia yang majemuk
10
Pancasila, jika diamalkan dengan baik akan mampu memberikan solusi
P8 terhadap berbagai persoalan bangsa
Walaupun tidak keseluruhan, agama yang saya yakini masih sejalan 10
P10 dengan pengamalan nilai-nilai pancasila
Kampanye pengamalan nilai-nilai pancasila perlu terus digalakkan untuk 10
P15 membangun komitmen kebangsaan
Ormas keagamaan yang berkembang di Indonesia harusnya dapat 10
P18 menghormati aturan hukum yang berlaku di Indonesia
Kebebasan dalam menyampaikan aspirasi harusya tidak bertentangan dengan 10
P20 UUD 1945 dan pancasila
Untuk beberapa hal, saya lebih cenderung mengutamakan musyawarah dalam
10
P27 menyelesaikan persoalan apapun 10
No.
Aitem Pernyataan Titik Skala
Di media sosial, saya tidak pernah membagikan berita atau informasi yang tidak 10
P29 saya ketahui dan pahami demi menjaga situasi kondusif di masyarakat
P31 Saya beribadah dengan tetap menjaga agar tidak menyinggung pemeluk agama lain 10
Saya dapat memahami dan menghormati perbedaan pendapat yang terjadi pada
P37 agama saya 10
Walaupun pernah melakukan penistaan agama, penganut agama mayoritas
P52 baiknya tidak bersikap sewenang-wenang pada penganut agama minoritas 10
Saya kurang sepakat dalam hal membela kepentingan agama melalui demonstrasi
P56 atau tindakan kekerasan 10
Walaupun kadang tidak mencapai kesepakatan, saya lebih memilih berdialog
P57 dalam menyelesaikan persoalan yang menyangkut agama
10
Ajaran agama yang saya yakini memberikan ruang untuk menerima budaya
P71 atau tradisi baik yang sudah berlangsung lama di masyarakat
10
Menurut saya, penyebaran agama sangat terkait dengan kebudayaan atau
P75 tradisi setempat
Menginginkan perubahan yang cepat memang baik, tetapi harus menempuh tahapan- 10
P68 tahapan tertentu
Menurut saya, tidak semua kebudayaan atau tradisi bertentangan dengan agama 10.5
P72 yang saya yakini
Nilai-nilai pancasila justru memberikan ruang kebebasan menjalankan agama 10.5
P11 yang diyakini
11
P22 Saya menyadari bahwa, kemerdekaan bangsa ini tidak lepas dari jasa para pahlawan 11
Seburuk apapun kondisi bangsa, saya selalu berupaya memberikan kontribusi 11
P24 sesuai dengan kemampuan
P34 Dalam memilih teman bergaul, saya tidak memandang pada agama tertentu 11
P46 Dalam hal pengambilan keputusan, sedapat mungkin mengutamakan musyawarah 11
Saya berusaha mencari tahu dan memahami dengan baik sebelum saya 11
P47 ikut kegiatan/aksi yang mengatasnamakan agama
Mengenai kasus penistaan agama, saya lebih memilih menyerahkan semuanya 11
P59 kepada penegak hukum
Saya selalu berusaha untuk menghargai dan menghormati setiap kebudayaan 11
P74 atau tradisi yang berkembang di Indonesia
Saya meyakini budaya atau tradisi baik yang berkembang di masyarakat menjadi
P77 salah satu penguat persatuan bangsa 11
Daftar Pustaka