Professional Documents
Culture Documents
ID Strategi Pengembangan Sistem Jaringan TR
ID Strategi Pengembangan Sistem Jaringan TR
Ivon M. Mangundap
Charles N. Ngangi
Caroline B. D. Pakasi
ABSRACT
This research was conducted in Manado City, North Sulawesi Province. Data to be used in this
research is primary data and secondary data. Primary data were obtained from direct interviews with
land transportation users. Secondary data were obtained from various publications issued by the Central
Bureau of Statistics Manado City and Regional Agencies related to this research. This research uses
SWOT analysis method (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), with analysis of development of
transportation sub sector using External Internal matrix. The results of this study indicate that the
strategy that can be set for the development of transportation network system in Manado City are
Development of existing transportation network in Manado City, based on geographical potential and
natural resources owned by looking at opportunities from the tourism and transportation sectors
potential for the development of sea and coastal transportation, increased discipline of riders, passengers
and pedestrians, balancing the percentage of vehicles and minimizing, congestion level with good parking
location arrangement, maximize the development of road network in Manado City by optimizing the
distribution of goods and human to the transportation of the feeder (transportation between
environments) and maximize the integration of modes to access new road network, Improve the quality of
human resources for the users Public transport needs to be done so that they are really ready to carry out
transportation services to the general public as well as improve the discipline of utilization of driving
license to minimize the users of motor vehicles.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder . Data primer diperoleh dari wawancara
langsung dengan masyarakat pengguna transportasi darat. Dan data sekunder Data-data ini diperoleh dari
berbagai penerbitan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Manado dan Perangkat Daerah
yang terkait dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), dengan analisis pengembangan sub sector transportasi
menggunakan Matriks Internal Eksternal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dapat di
tetapkan untuk pengembangan system jaringan transportasi di kota Manado yaitu Pengembangan
jaringan trasportasi yang ada di kota Manado, yang berdasarkan pada potensi letak geografis dan sumber
daya alam yang dimiliki dengan melihat peluang dari sektor pariwisata dan trasportasi berpeluang untuk
pengembangan transportasi laut dan pesisir, peningkatan disiplin pengendara, penumpang maupun
pejalan kaki, menyeimbangkan presentase kendaraan dan meminimalisir tigkat kemacetan dengan
pengaturan lokasi parkir yang baik., memaksimalkan pengembangan jaringan jalan di kota Manado
dengan mengoptimalkan distribusi barang dan manusia sampai pada angkutan pengumpan (angkutan
antar lingkungan) serta memaksimalkan keterpaduan moda untuk mengakses jaringan jalan baru,
Peningkatan kualitias sumber daya manusia bagi para pengguna angkutan umum perlu untuk dilakukan
sehingga mereka benar benar siap dalam melakukan pelayanan transportasi pada masyarakat umum serta
meningkatkan disiplin pemanfaatan Surat Ijin mengemudi untuk meminimalisir pengguna kendaraan
bermotor.
285
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
286
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
287
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
selalu mengalami kemacetan pada saat pagi dari-menuju suatu tempat untuk
dan sore hari di kota Manado yang terdiri dari beraktivitas.
7 informan (70 %) perempuan, dan 3 2). Mempunyai keterpaduan yang erat
informan (30%) laki laki. Data sekunder dengan sistem jaringan transportasi
diperoleh dari instansi yang terkait dengan laut dan udara.
penelitian yaitu Dinas Perhubungan Kota 3). Sangat menunjang kelancaran
Manado, Badan Pusat Statistik Kota Manado distribusi orang dan barang ke
dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado. seluruh wilayah daratan
4). Pengembangan Jalan Tol Manado-
Jenis Data Bitung dan Manado-Tomohon yang
Penelitian ini menggunakan data mendukung mobilitas penduduk.
sekunder dengan periode pengamatan tahun 5). Trasnportasi merupakan sektor vital
2016 sampai 2017. Data-data ini diperoleh dari setiap proses pembangunan yang
dari berbagai penerbitan yang dikeluarkan dilakukan dan urat nadi terjadinya
oleh Badan Pusat Statistik Kota Manado dan proses ekonomi
Perangkat Daerah yang terkait dengan b. Kelemahan (Weaknesses)
penelitian ini. Data-data ini meliputi : 1). Disiplin pengendara, penumpang,
1. Jumlah penduduk Kota Manado maupun pejalan kaki masih kurang.
2. Jumlah jurusan/trayek angkutan kota yang 2). Tidak seimbangnya persentase
ada di Kota Manado pertambahan jumlah kendaraan dengan
3. Jumlah angkot (per unit) dan Taxi yang persentase pertambahan prasarana
beroperasi jaringan jalan
4. Daerah / wilayah yang dilalui angkutan 3). Jumlah angkutan umum dalam kota dan
kota luar kota yang tinggi
5. Pergerakan jumlah pendududk di Kota 4). Kemacetan menimbulkan biaya social
Manado dan sekitarnya (social cost) yang sangat tinggi.
6. Jumlah kendaraan bermotor di Kota 5). Banyak lokasi on-street parking illegal
Manado dan di jalan arteri/padat lalu lintas
7. Daya tampung dan prasarana Terminal 6). Kurang terjaminnya kebutuhan akan
8. rasa aman, kebutuhan akan tepat waktu,
kebutuhan akan lama perjalanan yang
Variabel Penelitian
Dalam penulisan ini perlu adanya diderita dalam pelayanan angkutan
kesamaan pemahaman terhadap variable umum serta cara mengemudikan
yang akan diteliti dalam pengertian strategi kendaraan yang sembarangan dan
pengembangan jaringan transportasi di kota membahayakan keselamatan
Manado, maka perlu adanya definisi 2. Faktor Eksternal :
operasional variable. Variable yang a. Peluang (Opportunities)
digunakan dalam analisis ini adalah analisis 1). Otonomi Daerah :
SWOT terdiri dari Kekuatan (Strengths), 2).Berkembangnya pembangunan di Kota
Kelemahan (Weaknesses), Peluang Mando seiring dengan berkembangnya
(Opportunities) dan Ancaman (Threats) kepariwisataan.
adalah sebagai berikut : 3). Letak Geofrafis Kota Manado yang
1. Faktor Internal : strategis
1. Kekuatan (Strengths) 4). Pembangunan jaringan transportasi
1). Transportasi darat merupakan moda jalan yang baru.
transportasi yang paling dominan 5). Sumber daya alam di Kota Manado
sangat berpotensi untuk pengembangan
yang digunakan oleh masyarakat
untuk melaksanakan setiap kegiatan sector pariwisata dan transportasi
288
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
289
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
a. Rating yang diberikan berdasarkan Tabel 3. Luas Wilayah Kota Manado Per
pada baik atau tidaknya suatu variabel dalam Kecamatan
No. Kecamatan Luas (Ha)
mempengaruhi variabel lain dalam
1. Malalayang 3.023,7
pengembangan pada subsector transportasi di 2. Sario 183,7
Koita Manado. 3. Wanea 1.318,2
4. Wenang 293,0
Tabel 2. Rumus Peratingan 5. Tikala 1.836,6
Kelemahan 6. Mapanget 6,168,3
Kekuatandan Bobot dan 7. Singkil 386,4
Peluang Ancaman 8. Tuminting 403,5
Kategori Sangat baik 4 Sangat baik 9. Bunaken 5.099,2
Di atas rata- 3 Di atas rata- 10 Bunaken Kepulauan 0,48
rata 2 rata 11 Paal Dua 8,02
Rata-rata 1 Rata-rata Total 18.712,60
Dibawah rata- Dibawah
rata rata-rata Sumber : Kota Manado Dalam Angka Tahun 2015
290
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
291
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
daerah/ kawasan kota yang tersebar di empat direlokasi/digeser ke arah pinggir, hingga ke
kawasan yang berbeda. Keempat terminal pertemuan dengan jalan lingkar, selengkapnya
tersebut adalah Terminal Malalayang, Terminal sebagai berikut:
Karombasan, Terminal Paal 2 dan Terminal - Terminal Paal 2, direlokasi dan
Tuminting. Sebagian besar trayek ini memiliki dikembangkan disekitar kawasan Liwas
titik awal/akhir di pusat kota (22 trayek dari 25 dekat dengan kawasan Ring Road.
trayek), sehingga dapat dimengerti bila pusat - Terminal Karombasan, direlokasi dan
kota dipadati oleh kendaraan angkutan umum dan dikembangkan disekitar kawasan Winangun
sangat mempengaruhi kelancaran lalu Atas dekat dengan kawasan Ring Road
lintas.Secara skematis posisi terminal dan jaringan dengan
trayek di Kota Manado dapat dilihat - Teminal Tuminting, direlokasi dan
berdasarkan gambar 1. Pola terminal di Kota dikembangkan di kawasan Molas atau Meras
Manado mengikuti pola central terminating. dekat dengan pembangunan jalan Ring Road
Dimana posisi pusat kota sebagai titik awal/akhir - Terminal Malalayang direlokasikan dan
trayek. Pola terminal dapat digambarkan dikembangkan di kawasan Malalayang dekat
sebagaimana terlihat pada gambar 1. dengan pembangunan Ring Road Winangun
Pusat
Malalayang.
Garis pantai
Terminal kota Selain rencana relokasi sejumlah
Malalayang terminal yang ada di wilayah Kota Manado,
maka ada juga rencana pembangunan terminal
baru dalam rangka mewujudkan sistem sirkulasi
Terminal
Tuminting dan transportasi yang efektif dan efisien.
Angkutan luar kota di kota Manado dilayani
Terminal Terminal oleh beberapa Terminal, adapun terminal yang
Karombasan Paal 2
dimaksud dapat dilihat dalam lampiran 1
Terminal B. Status Jalan Berdasarkan Kewenangan
Jalan Jalan Nasional yaitu ruas jalan yang
radial/arteri
Daerah karena tingkat kepentingan dan kewenangan
Pemuki pembinaanya berada pada Pemerintah Pusat.
man Jalan lingkar
Trayek luar/outer ring-road Ruas jalan yang termasuk dalam klasifikasi ini
Angkutan Digeser ke adalah:
Umum arah jalan 1. Jalan Provinsi yaitu ruas jalan yang karena
Gambar 1.Posisi Terminal dan Jaringan Trayek di Kota tingkat kepentingannya kewenangan
Manado pembinaanya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah Provinsi. Ruas jalan yang termasuk
Sesuai dengan pola ini, maka trayek- dalam klasifikasi ini adalah :
trayek angkutan kota akan saling - Jalan Kolektor Primer yang
menghubungkan diantara ke empat terminal dan menghubungkan ibukota provinsi dengan
masing-masing trayek hanya menyinggung di ibukota kabupaten/kota
pusat kota. Dengan pola ini hanya ada 7 trayek - Jalan Kolektor sekunder yang
yang akan melayani kebutuhan penduduk Kota menghubungkan ibukota kabupaten/kota
Manado. Trayek-trayek ini diharapkan dengan ibukota kabupaten/kota lainnya
seminimal mungkin tumpang tindih dan dapat - Jalan lainnya yang mempunyai nilai
disebarkan secara merata ke jalan-jalan yang strategis ditinjau dari segi kepentingan
sejajar jalan radial/arteri, sehingga memberi Propinsi
pelayanan daerah hunian sebaik mungkin. 2. Jalan Kota/Kabupaten yaitu ruas jalan yang
Beberapa terminal yang ada di wilayah Kota karena tingkat kepentingannya kewenangan
Manado saat ini dirasakan terlalu dekat dengan pembinaanya diserahkan kepada Pemerintah
pusat kota dan telah memiliki permasalahan Daerah Kabupaten/Kota. Ruas jalan yang
yang sangat kompleks untuk dikembangkan termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
lagi, sehingga disarankan untuk
292
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
293
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
3) Terminal Paal Dua, Type B dengan Luas : yaitu kendaraan keluarga (station wagon) akan
6.358 M2, daya Tampung : 224 Armada, meningkat dengan pesat
kendaraan masuk/keluar rata-rata per hari : 452 4. Jaringan Transportasi Jalan
Kendaraan, Penumpang Turun/Naik rata-rata Perkembangannya transportasi jalan yang
per hari : 5.004 Orang, jumlah Trayek : 10 ada di Kota Manado sangat dibatasi oleh kondisi
(AKDP); dan 9 (Angkot). kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk
4) Terminal Tuminting, Type B dengan Luas : pada bagian selatan dan tengah kota. Daerah yang
250 M2, daya tampung : 35 Armada, padat penduduk dan bangunan menghalangi
kendaraan masuk/keluar rata-rata per hari : 21 perkembangan kota ke arah wilayah ini. Kondisi
Kendaraan, Penumpang Turun/Naik rata-rata lingkungan ini menjadi salah satu sebab sehingga
per hari : 272 Orang, Jumlah Trayek : 2 kegiatan kota sangat terkonsentrasi di pusat kota
(AKDP); dan 7 (Angkot). dan menimbulkan permasalahan transportasi.
Lokasi terminal dan trayek-trayek Berdasarkan pengamatan, kemacetan terjadi di
angkutan umum yang sudah ada, belum pusat kota disebabkan oleh pertemuan arus yang
sepenuhnya mendukung dengan baik transportasi merupakan dampak dari pola jalan radial yang
antar moda ini. Sebagai contoh pembanding dapat menuju ke pusat kota, seperti:
diutarakan sebagai berikut; apabila ada seorang - Jl. Piere Tendean
calon penumpang pesawat terbang yang akan - Jl. Sam Ratulangi
berangkat ke Tahuna, maka untuk menuju - Jl. R.W Monginsidi
Bandara Sam Ratulangi yang bersangkutan akan - Jl. Martadinata
mengalami kerepotan untuk mempergunakan - Jl. Hasanudin
angkutan umum. Maka pilihan yang akan Berdasarkan data yang diperoleh dari
ditempuh adalah memakai taksi yang relatif mahal Dinas Perhubungan Kota Manado tahun 2015,
atau memakai kendaraan pribadi. Dapat dikatakan Pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai
bahwa kondisi terminal angkutan penumpang 12,7% perlu mendapat perhatian, dan harus
umum baik lokasi maupun fasilitas yang tersedia dikendalikan untuk menghindari dampak buruk
sebagai bagian dari system pelayanan angkutan yang akan ditimbulkan kemudian. Hal ini akan
umum di daerah Sulawesi Utara ini belum semakin membebani Kota Manado, mengingat
mampu untuk memberikan dukungan positif kondisi topografis yang sangat membatasi
untuk mendorong masyarakat memakai kendaraan perkembangan kota secara merata ke arah timur
angkutan umum bahkan secara tidak langsung dan selatan. Reklamasi pantai sementara ini
justru mendorong pemakaian kendaraan pribadi. dianggap sebagai salah satu solusi untuk
Saat ini telah ada jenis angkutan umum massal mendapat lahan yang murah, dengan aksesibilitas
berupa Bus Trans Kawanua, berdasarkan rute baik dan mudah dibangun, tetapi penataan
yang ada nampaknya telah menjangkau beberapa jaringan jalan pada daerah reklamasi harus mutlak
simpul penting seperti Bandara Sam Ratulangi, dilakukan yaitu dengan membangun jalan baru
Pelabuhan Manado, Pusat-pusat kegiatan pada kawasan reklamasi sebagai pembagi arus
perekonomian, dan sebagainya, tetapi berdasarkan jalan Boulevard. Berdasarkan data yang diperoleh
pelaksanaan di lapangan masih banyak calon dari dinas Pekerjaan Umum Kota Manado tahun
penumpang yang lebih memilih angkutan jenis 2015 Pembangunan dan pengembangan jaringan
mikrolet ketimbang angkutan ini. Adapun salah jalan di wilayah Kota Manado adalah sebagai
satu faktor penyebabnya adalah frekuensi berikut:
keberangkatan dan kedatangan dari Bus Trans 1. Ring-road yang sedang dibangun saat ini,
Kawanua yang masih dirasa sangat kurang. sesuai dengan konsep pengembangan yang
Ketika tingkat pelayanan angkutan umum (baik ditawarkan dapat dianggap sebagai jalan outer
angkutan kota maupun Bus Trans Kawanua) yang ring-road.
diberikan pada konsumen rendah, maka 2. Pengembangan jaringan jalan Outer Ring-road
masyarakat akan mencari alternatif lain sesuai akan dibuat secara menerus dan terintegrasi
kebutuhan dan kemampuannya, ditambah lagi dengan jaringan jalan yang sudah ada, yaitu
begitu mudah akses untuk memiliki kendaraan ring-road tahap1.
pribadi yang ditawarkan melalui kredit. Akibatnya 3. Selanjutnya jaringan jalan outer ring-road akan
pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi dalam dilanjutkan dengan pembangunan dan
bentuk sepeda motor atau kendaraan roda empat pengembangan jalan ring-road tahap 2 yang
294
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
ada di kawasan Mapanget, dan jalan ring-road 3). Pengembangan Jalan Tol
tahap 3 di kawasan kecamatan Malalayang. Pengembangan Jalan Tol di wilayah Kota
4. Untuk menjamin akses yang Manado dilakukan dengan memperhatikan
5. lebih baik antar kawasan diantara ruas jalan beberapa rencana pengembangan jalan tol yang
radial, dikembangkan jalan-jalan sudah ada, yaitu:
kolektor/lokal yang ada hingga membentuk 1. Rencana Pengembangan Jalan Tol Manado –
“inner ring-road”. Bitung;
Penetapan jalan eksisting di kota Manado sebagai 2. Rencana Pengembangan Jalan Tol Manado –
Inner Ring Road berdasarkan data dari Dinas Tomohon;
Perhubungan kota Manado tahun 2015 terbagi Pembangunan dan pengembangan jalan
atas : tol wilayah Kota Manado berupa
1). Jaringan jalan primer pengembangan dengan konsep jalan tol layang
Jaringan Jalan Manibang Kecamatan di atas ruas jalan, yaitu:
malalayang a) Pintu tol dalam kota berada di lokasi kawasan
Jaringan jalan Kompleks Pasar Karombasan belakang Pameran Kayuwatu, Integrated
Jaringan jalan Kampung Jawa Kecamatan dengan pintu tol Manado – Bitung dan Akses
Wanea ke Ring Road Tahap I dan Tahap II
Jaringan Jalan Taas Kecamatan Tikala b) Jalan tol dalam kota Manado yaitu berupa
Jaringan Jalan Paal 4 Kenari Kecamatan Tikala jalan layang di atas jalan AA Maramis, jalan
Jaringan Jalan Liwas Kecamatan Tikala Martadinata dan jalan Sudirman
Jaringan Jalan AA. Maramais Kecamatan c) Pintu Tol di dalam kota di Kawasan Marina
Mapanget Plaza.
Jaringan Jalan Kima Atas Kecamatan d) Pintu tol Manado Tomohon berada di Kawasan
Mapanget Winangun yang berhubungan dengan
Jaringan Jalan Edi Gagola Pandu Kecamatan Interchange Ring Road Tahap I dan Tahap III
Mapanget dengan Ruas Jalan Manado – Tomohon di
Winangun
Jaringan Jalan Batu Saiki Kecamatan Bunaken
5. Frekuensi Perjalanan
Jaringan Jalan Santiago Kecamatan Tuminting
Kota Manado merupakan ibukota provinsi
Jaringan Jalan Hasanuddin Kecamatan SIngkil
Sulawesi Utara yang terbagi dalam 11 wilayah
Jaringan Jalan Hasanuddin Kecamatan
kecamatan. Adanya 11 wilayah kecamatan ini
Wenang
secara langsung berpengaruh terhadap pola
Jaringan Jalan Sudirman Kecamatan Wenang
pergerakan masyarakat di Kota Manado. Hal
Jaringan Jalan Sam Ratulangi Kecamatan
ini mengakibatkan pemilihan moda transportasi
Wenang
menjadi hal yang terpenting untuk mendukung
Jaringan Jalan Sam Ratulangi Kecamatan Sario
pergerakan masyarakat dalam melakukan
Jaringan Jalan Sam Ratulangi Kecamatan
berbagai macam aktivitas sehari-hari. Angkutan
Wanea
umum menjadi alternative utama masyarakat
Jaringan jalan Batu Kota Kecamatan
dalam melakukan perjalanan, karena tidak dapat
malalayang
dipungkiri bahwa moda angkutan umum
2). Interchange (Simpang tidak Sebidang) dan
Under/Over Pass yang ada, sebagai berikut: menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien
Interchange Ring Road Tahap I dan Tahap III daripada moda angkutan pribadi.
dengan Ruas Jalan Manado – Tomohon di Faktor penyebab perjalanan
Winangun (Kawasan Citraland) menghasilkan pergerakan-pergerakan angkutan
Underpass Ring Road Tahap I dan Jalan Koka. di seluruh wilayah termasuk kendaraan pribadi
Underpass Ring Road Tahap I dan Jalan Liwas dan umum, motor dan kendaraan barang.
Interchange Maumbi antara Ring Road Tahap Kebutuhan kendaraan atas tipe pergerakan
I dan II dengan Ruas Jalan Manado - Bitung mempunyai variasi-variasi penting secara jam
Overpass antara Ring Road Tahap II dengan per hari, hari per minggu dan pada waktu-waktu
Ruas Jalan AA. Maramis. khusus seperti liburan, festival/pawai, acara
295
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
seminar internasional, hari sekolah, dan lainnya. Berpergian / melakukan kegiatan / aktivitas keseharian mengunakan
4,64%
0,94% 4,46%
33,71%
1,07%
0,18% Jumlah penduduk Manado yang
3,17%
27,23%
0,63%
menggunakan angkutan pribadi dalam pergerakan
kesehariannya adalah sebesar 33,71 %, jumlah
penduduk manado pengguna angkutan
kota/Mikrolet sebesar 56,25 %, jumlah penduduk
67,72%
manado pengguna angkutan ojek sebesar 4,64 %,
jumlah penduduk manado pengguna taksi dalam
a) 0-5 Kali b) 6-10 Kali c) 11-15 Kali d) 16-20 Kali e) 21-25 Kali f) > 25 Kali
pergerakan kesehariannya adalah sebesar 0,94 %.
Gambar 3. Diagram Persentase Jumlah Berpergian 6. Keselamatan Transportasi (Transport Safety)
(Perjalanan) dalam sehari penduduk di Kota Manado
Di Indonesia, lakalantas diklasifikasikan
ke dalam empat kategori dampak yaitu :
Kualitas pelayanan angkutan
kecelakaan fatal, luka berat, luka ringan, dan
penumpang umum yang meliputi keteraturan dan
kerusakan kendaraan saja (disebut juga PDO:
kepastian waktu perjalanan, kapasitas penumpang
Property Damage Only). Kecelakaan fatal adalah
yang hanya dapat menampung 9 orang, jangkauan
kategori di mana korban lakalantas meninggal
trayek, tarif dan kenyamanan yang rendah masih dunia, baik di tempat kejadian perkara maupun
menjadi faktor penentu dalam transportasi. akibat luka parahsebelum 30 (tiga puluh) hari
Dengan kondisi kualitas pelayanan angkutan sejak terjadinya kecelakaan. Kecelakaan
penumpang umum yang rendah maka akan dikatakan berakibat luka parah bilamana korban
mendorong masyarakat menggunakan menderita luka-luka serius dan dirawat di rumah
kendaraan pribadi misalnya sepeda motor, sakit selama lebih dari 30 (tiga puluh) hari.
sehingga pertumbuhan kendaraan bermotor Kecelakaan menyebabkan luka ringan bilamana
khurusnya sepeda motor di Kota Manado korban memerlukan perawatan medis atau dirawat
berdasarkan data dari hasil wawancara yang di rumah sakit kurangdari 30 (tiga puluh) hari.
diperoleh dari Dinas Perhubungan yang ada di Sedangkan PDO adalah jenis kecelakaan yang
Kota Mando pada beberapa tahun terakhir hanya berakibat pada kerusakanbarang hak milik
menjadi sangat signifikan yaitu jika tahun 2015 saja. Berdasarkan data dari Kepolisian Resort
telah berjumlah hampir 90.938 unit atau Kota Manado jumlah kecelakaan yang terjadi
kenaikan + 300% dari tahun sebelumnya. meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015 seiring
Begitu juga dengan mobil penumpang tahun dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan di
2014 berjumlah 12.908 sedangkan tahun 2015 Kota Manado. Total kerugian akibat kecelakaan
berjumlah 31.108 kendaraan. Tingkat mencapai Rp. 985.800.000 pada tahun 2015.
pertumbuhan kendaraan pribadi tersebut pada
Tabel 10. Jumlah Kecelakaan dan Pelanggaran
akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan
yang Dilaporkan/ Diselesaikan pada
seperti kemacetan, kesemrawutan, tingkat Kepolisisan Resort Tahun 2014-2015
kecelakaan lalu lintas yang tinggi dan masalah No URAIAN 2014 2015
lingkungan. Jenis angkutan umum yang 1 Dilaporkan 69 312
melayani penumpang di kota Manado adalah 2 Diselesaikan 67 284
jenis mikrolet dengan kapasitas 9 (sembilan) 3 Korban
tempat duduk. Dengan jumlah kendaraan 715 - Meninggal 62 61
Dunia 24 103
kendaraan dengan jumlah 39 trayek.
- Luka Berat 41 346
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk moda 4 - Luka Ringan - 195.800.000
angkutan yang digunakan di kota Manado dapat Kerugian Materi
dilihat pada gambar 4. Sumber : Kepolisian Resort Kota Manado
(Manado 2015
296
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
Kurangnya kesadaran pengguna jalan terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
akan menyebabkan banyaknya pelanggaran lalu terdapat di dalam wilayah.
lintas. Data yang berhasil diperoleh dari a. Kekuatan (Strengths)
Kepolisian Resort Kota Manado tahun 2015 1).Transportasi darat merupakan moda
sampai dengan tahun 2015 lebih dominan transportasi yang paling dominan yang
pelanggaran lalu lintas kendaraan yang tidak digunakan oleh masyarakat untuk
dilengkapi dengan surat surat dan kendaraan melaksanakan setiap kegiatan dari-
bermotor yang tidak menggunakan helm saat menuju suatu tempat untuk
berkendara, yang secara rinci dapat dilihat pada beraktivitas.
table dibawah ini. 2). Mempunyai keterpaduan yang erat
dengan sistem jaringan transportasi
Tabel 11. Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas yang laut dan udara. Aktifitas barang dan
Dilaporkan/Diselesaikan pada manusia keluar-masuk Kota Manado
Kepolisisan Resort Kota Manado yang meliputi pelabuhan Manado,
Tahun 2014-2015 terminal Karombasan, terminal Paal
NO Jenis Pelanggaran 2014 2015
II, terminal Malalayang dan Bandar
1 Kecepatan - 1
2 Muatan 241 125 Udara Sam Ratulangi, sangat
3 Peruntukan 1.264 909 menunjang kelancaran distribusi
4 Perlengkapan 4.669 5.073 orang dan barang ke seluruh wilayah
5 Helm 3.642 1.183 dalam kota, provinsi, nasional dan
6 Surat-Surat 7.282 4.609 internasional, sehingga secara umum
7 Rambu-Rambu - 11.316 jaringan sarana, prasarana dan
Jumlah 17.098 23.216
pelayanan jasa transportasi Kota
Sumber: Kepolisian Resort Kota Manado (Manado
2015) Manado telah mampu menunjang
kelancaran distribusi orang dan
C. Analisis SWOT barang ke seluruh wilayah baik lokal,
Analisis SWOT terdiri dari faktor internal nasional maupun internasional.
dan eksternal yang secara langsung dan tidak Partisipasi masyarakat dalam
langsung akan mempengaruhi tujuan dari suatu pembangunan prasarana kota.
institusi/organisasi. Faktor internal terdiri dari Pembangunan prasarana jalan yang
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), pada mulanya merupakan jalan
sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang lingkungan hasil swadaya
(opportunity) dan ancaman (threat). Keterkaitan masyarakat, kemudian ditingkatkan
antara kondisi internal dan eksternal dapat menjadi jalan umum, demikian juga
ditunjukkan dalam empat hubungan, yaitu: dengan sarana angkutan baik
1. memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang, angkutan darat, laut, udara, pos dan
2. memanfaatkan kekuatan untuk mengantisipasi telekomunikasi kerjasama antara
ancaman, pihak pemerintah masyarakat dan
3. menghilangkan kelemahan untuk meraih pihak swasta, hal ini menunjukan
peluang, bahwa peranan masyarakat dalam
4. menghilangkan kelemahan untuk pembangunan sarana, prasarana dan
mengantisipasi ancaman.
usaha bidang perhubungan
pada bagian ini akan dijelaskan tentang
mempunyai peranan strategis.
kondisi internal dan ekstenal dari wilayah Kota
3). Jaringan transportasi sangat
Manado.
menunjang kelancaran distribusi orang
1. Faktor Internal
dan barang ke seluruh wilayah daratan
Faktor internal merupakan faktor faktor dari
4). Pengembangan Jalan Tol Manado-
dalam wilayah yang sangat strategis untuk
Tomohon dan Manado-Bitung sangat
dikembangkan atau dihilangkan berdasarkan
mendukung mobilitas penduduk.
pada hasil identifikasi. Factor internal ini
297
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
5). Jaringan trasnportasi merupakan sektor yang selama ini lebih berperan sebagai
vital dari setiap proses pembangunan daerah transit perdagangan nasional
yang dilakukan dan urat nadi dan internasional dikawasan Pasifik
terjadinya proses ekonomi khususnya untuk transportasi, maka
b. Kelemahan (Weakness) pengembangan perhubungan dikota
1). Disiplin pengendara, penumpang, Manado tidak saja untuk memenuhi
maupun pejalan kaki masih kurang. kebutuhan lokal namun lebih dari itu
2). Tidak seimbangnya persentase harus dapat mengantisipasi dan
pertambahan jumlah kendaraan dengan memenuhi kebutuhan transportasi
persentase pertambahan prasarana secara umum bagi rencana
jaringan jalan pembangunan Perhubungan Propinsi
3). Jumlah angkutan umum dalam kota Sulawesi Utara.
dan luar kota yang tinggi 4) Pembangunan jaringan tranportasi
4). Kemacetan menimbulkan biaya social seperti Jalan Ring Road, terminal, tol
(social cost) yang sangat tinggi. dan jalur kereta api membawa berbagai
5). Banyak lokasi on-street parking illegal dampak. Pada saat pengerjaan proyek
dan di jalan arteri/padat lalu lintas otomatis akan banyak menyerap
6). Kurang terjaminnya kebutuhan akan tenaga kerja untuk pekerjaan-
rasa aman, kebutuhan akan tepat pekerjaan penggalian, instalasi dan
waktu, kebutuhan akan lama lain-lain, sehingga dapat membuka
perjalanan yang diderita dalam lapangan pekerjaan baru dan
pelayanan angkutan umum serta cara mengurangi angka pengangguran.
mengemudikan kendaraan yang Bagi sebagian pemilik lahan
sembarangan dan membahayakan terutama yang terletak di simpul-
keselamatan
simpul jalan akan menikmati naiknya
2. Faktor Eksternal
nilai lahan mereka.
Faktor Eksternal merupakan factor factor
5) Sumber daya alam di Kota Manado
yang berasal dari luar wilayah yang berpengaruh
sangat berpotensi untuk
terhadap pengembangan wilayah, sehingga perlu
pengembangan sector pariwisata dan
untuk diidentifikasi dalam meningkatkan
transportasi sebagai “Waterfront City”
pengembangan tersebut. Factor ekstenal ini terdiri
di teluk Manado berpotensi untuk
dari peluang dan ancaman yang akan dihadapi
pengembangan kota wisata pantai.
dalam pengembangan.
Potensi pengembangan wisata dan
a. Kesempatan (Opportunity)
transportasi air sudah selayaknya
1) Otonomi Daerah : memberikan
menjadi alternative moda transportasi.
kesempatan kepada pemerintah daerah
b. Ancaman (Threat)
menjalankan otonomi seluas luasnya
1). anyaknya pelanggaran dan kecelakaan
untuk mengatur dan mengurus sendiri
lalu lintas
urusan pemerintahan berdasarkan asas
2). Semakin mudahnya proses pemilikan
otonomi dan tugas pembantuan..
kendaraan pribadi baik mobil
2) Berkembangnya pembangunan di
maupun sepeda motor.
Kota Mando seiring dengan
3). Jumlah angkutan umum yang ada di
berkembangnya kepariwisataan. Kota
kota Manado banyak yang sudah
Manado yang memiliki potensi lokal
tidak layak digunakan
keindahan alam seperti taman laut
Bunaken merupakan modal dasar 5). Tekanan migrasi desa ke kota dan
berkembangnya kepariwisataan yang perkembangan kota Manado
sangat khas dengan keramah-tamahan sendiri.
penduduk, sistem sosial dan tata cara 6). Meningkatnya harga tanah di pusat
kehidupan beragama yang bertoleransi. kota mengakibatkan tersebarnya
3) Letak Geofrafis Kota Manado. Letak lokasi permukiman jauh dari pusat
Kota Manado sangat strategis sebagai kota atau bahkan sampai ke luar
bagian dari Propinsi Sulawesi Utara
298
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
299
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
Berdasarkan pada Tabel 13 dapat dilihat nilai total EFAS adalah 4.852 hasil analisisnya
bahwa dari angka angka pada bobot dan skor dapat dilihat pada gambar 5. Pada gambar
tampak secara jelas factor factor eksternal. analisis factor internal dan eksternal maka nilai
Table tersebut diketahui bahwa jumlah skor IFAS yang didapat adalah 3.969 sedangkan
untuk peluang adalah 3.245 sedangkan jumlah matriks internal eksternal dapat dilihat bahwa
skor pada ancaman adalah 1.538. Nilai skor rata posisi strategi pengembangan system
rata diperoleh dari hasil penambahan antara jaringan transportasi di Kota Manado berada
skor untuk peluang dan skor untuk ancaman pada sel I yaitu Pertumbuhan Strategi
sehingga memperoleh nilai 4.852 dengan Konsentrasi memalui integrase
demikian hasil ini dapat menjadi dasar untuk vertical. Dengan strategi konsentrasi
menganalisis factor eksternal dengan melihat berdasarkan integrase horizontal ini dapat
peluang dan ancaman yang ada. dilihat bahwa kota Manado mempunyai
B. Matriks Internal Eksternal kekuatan yang besar pada strategi
Matriks Internal Eksternal merupakan
pengembangan jaringan transportasi secara
matriks yang dapat mengukur kekuatan internal
horizontal dengan memanfaatkan letak
dan pengaruh eksternal yang akan dihadapi
dalam strategi pengembangan jaringan
geografis dan potensi sumberdaya alalm
transportasi di Kota Manado . berdasarkan hasil (wilayah pesisir) untuk pengembangan
jaringan transportasi laut (pesisir).
300
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
Transportasi Jaringan sarana dan prasaran barang dan orang ke seluruh wilayah.
yang ada dengan melakukan rencana rencana Kebijakan pemerintah daerah dalam
pengembangan jaringan transportasi . seperti mengatasi ancaman yang semakin
yang dikatakan oleh Fahmi (2013), bahwa menyudutkan peran angkutan umum perlu
strategi S-O artinya wilayah menentukann untuk dilakukan berdasarkan aturan yang
strategi berdasarkan pada kombinasi kekuatan berlaku. Seperti halnya yang dikatakan
dan peluang yang dapat dimanfaatkan Bustanul dan Didik (2001) dalam hal
kekuatan untuk menggunakan peluang sebaik menanggulangi ancaman yang menyudutkan
baiknya. Kota Manado memilik kekuatan angkutan umum perlu adanya aturan main dan
yang sangat kuat, dimana letak geografis yang hokum atau kebijakan. Dengan demikian
sangat strategis dan mempunyai wilayah strategi pengembangan jaringan transportasi
pesisir yang berpotensi untuk pengembangan yang berkualitas harus berfokus pada sub
transportasi moda laut. Hal senada juga sector moda transportasi sebagai sector
disampaikan oleh Fauzi (2006), bahwa moda unggulan.
transportasi yang dominan digunakan dapat c. Strategi Weakness –Opportunities (W-
dianggap sebagai mesin pertumbuhan (engine O)
of growth) dapat mentransformasi moda Merupakan strategi yang dihasilkan
transportasi ke dalam “ man made capital” dengan cara untuk emngurangi kelemahan
yang pada gilirannya akan menghasilkan kelemahan yang ada untuk memperoleh
perkembangan pembangunan yang bebih baik peluang dalam pengembangan jaringan
dimasa yang akan dating. Dengan demikian transportasi. Seperti juga yang dikatakan
strategi yang diterapkan dengan Fahmi (2013) bahwa strategi W-O dilakukan
mengandalkan kekuatan yaitu Peningkatan untuk bagaimana meminimalkan kelemahan
kunjungan kepariwisataan di kota Manado yang selalu muncul dalam wilayah dengan
akan meningkatkan pendapatan penduduk memanfaatkan peluang yang menguntungkan.
dengan ketersediaan jaringan system Dengan demikian strategi yang dilakukan
transportasi dengan memanfaatkan dalam strategi pengembangan jaringan
transportasi moda untuk melaksanakan setiap trasnportasi meningkatakan kualitas sarana
kegiatan dalam beraktifitas. dan prasarana transportasi melalui
b. Strategi Strength- Threats (S-T) pemanfaatan potensi wilayah yang ada di kota
Strategi S-T merupakan strategi yang Manado.
muncul berdasarkan pada hasil d. Weakness – Threats (W-T)
denganmenggunakan kekuatan yang dimiliki Strategi W-T merupakan startegi yang
oleh Kota Manado untuk mengurangi atau dihasilkan dengan cara mengatasi kelemahan
menghilangkan segala macam ancaman dalam untuk menghilangkan ancaman. Peningkatan
pengembangan jaringan transportasi yang kualitias sumber Daya Manusia bagi para
diperkirakan akan muncul. Sama halnya yang pengguna angkutan massal perlu untuk
diungkapkan oleh Fahmi (2013) strategi S- T dilakukan sehingga mereka benar benar siap
artinya wilayah harus bisa memanfaatkan dalam melakukan pemanfaatan Surat Ijin
kekuatan baik dalam perencanaan dan mengemudi. Seperti juga yang diungkapkan
pemanfaatan sumber daya manusia untuk oleh Mulyadi S (2014) dalam bukunya yang
mengatasi ancaman. Kebijakan pemerintah berjudul ekonoi sumberdaya manusia yang
daerah dalam Pengendalian pengembangan menjelaskan bahwa peningkatan sumber daya
transportasi di wilayah kota Manado perlu manusia tercermin dalam peningktan
dilakukan berdasarkan keterpaduan system kemampuan atau ketrampilan.
jaringan sarana dan prasarana sehingga
mampu menunjang kelancaran distribusi
301
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
Ancaman
(Threats) Strategi S-T Strategi W-T
302
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170
303
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)
Azhar, A 2009. Analisis Dampak Sosial Prasetyo S. 2016 Kinerja Dinas Perhubungan
Ekonomi Pengguna Jalan Akibat Kota Bandar Lampung Dalam
Kemacetan Lalu Lintas (Studi Kasus Pelaksanaan Program ATCS (Area
Area Universitas Brawijaya Malang) Traffic Control System) di Kota
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Bisnis Bandar Lampung ( Studi pada Dinas
Universitas Brawijaya. Malang Perhubungan Kota Bandar Lampung)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Clarkson, O.H, dan Gary R.H., 1988. Teknik Universitas Lampung. Bandar
Jalan Raya, Edisi keempat Erlangga, Lampung
Jakarta.
Riyanto. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Djajasudarma, T.F, 2006. Metode Linguistik. Perusahaan. Institut Teknologi
Refika Aditama. Bandung Bandung. Bandung
Ernie dan Saefullah, 2005. Pengembangan Santoso. I, 1997. Manajemen Lalu Lintas
Sumber Daya Manusia. Grasindo. Perkotaan. Institut Teknologi
Jakarta Bandung. Bandung
304