Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298 , Volume 13 Nomor 1 A, Februari 2017 : 285 – 304

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DI KOTA MANADO

Ivon M. Mangundap
Charles N. Ngangi
Caroline B. D. Pakasi

ABSRACT
This research was conducted in Manado City, North Sulawesi Province. Data to be used in this
research is primary data and secondary data. Primary data were obtained from direct interviews with
land transportation users. Secondary data were obtained from various publications issued by the Central
Bureau of Statistics Manado City and Regional Agencies related to this research. This research uses
SWOT analysis method (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), with analysis of development of
transportation sub sector using External Internal matrix. The results of this study indicate that the
strategy that can be set for the development of transportation network system in Manado City are
Development of existing transportation network in Manado City, based on geographical potential and
natural resources owned by looking at opportunities from the tourism and transportation sectors
potential for the development of sea and coastal transportation, increased discipline of riders, passengers
and pedestrians, balancing the percentage of vehicles and minimizing, congestion level with good parking
location arrangement, maximize the development of road network in Manado City by optimizing the
distribution of goods and human to the transportation of the feeder (transportation between
environments) and maximize the integration of modes to access new road network, Improve the quality of
human resources for the users Public transport needs to be done so that they are really ready to carry out
transportation services to the general public as well as improve the discipline of utilization of driving
license to minimize the users of motor vehicles.

Keywords: Strategy, Development, Transportation Network System, Manado City

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder . Data primer diperoleh dari wawancara
langsung dengan masyarakat pengguna transportasi darat. Dan data sekunder Data-data ini diperoleh dari
berbagai penerbitan yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Manado dan Perangkat Daerah
yang terkait dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats), dengan analisis pengembangan sub sector transportasi
menggunakan Matriks Internal Eksternal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dapat di
tetapkan untuk pengembangan system jaringan transportasi di kota Manado yaitu Pengembangan
jaringan trasportasi yang ada di kota Manado, yang berdasarkan pada potensi letak geografis dan sumber
daya alam yang dimiliki dengan melihat peluang dari sektor pariwisata dan trasportasi berpeluang untuk
pengembangan transportasi laut dan pesisir, peningkatan disiplin pengendara, penumpang maupun
pejalan kaki, menyeimbangkan presentase kendaraan dan meminimalisir tigkat kemacetan dengan
pengaturan lokasi parkir yang baik., memaksimalkan pengembangan jaringan jalan di kota Manado
dengan mengoptimalkan distribusi barang dan manusia sampai pada angkutan pengumpan (angkutan
antar lingkungan) serta memaksimalkan keterpaduan moda untuk mengakses jaringan jalan baru,
Peningkatan kualitias sumber daya manusia bagi para pengguna angkutan umum perlu untuk dilakukan
sehingga mereka benar benar siap dalam melakukan pelayanan transportasi pada masyarakat umum serta
meningkatkan disiplin pemanfaatan Surat Ijin mengemudi untuk meminimalisir pengguna kendaraan
bermotor.

Kata kunci: Strategi, Pengembangan, Sistem Jaringan Transportasi, Kota Manado

285
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

PENDAHULUAN meningkatkan infrastruktur wilayah, terutama


untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
Latar Belakang
masyarakat. Keberhasilan pengoperasian sistem
Pembangunan Infrastruktur adalah
lalu lintas terdiri ketiga komponen - jalan,
proses Pembangunan yang penting dalam
manusia dan kendaraan harus kompatibel.
rangka pencapaian tujuan pembangunan itu Dalam kenyataan sehari-hari di kota Manado
sendiri. Salah satu pembangunan infrastruktur hal ini tidak pernah terjadi, akibatnya sistem
adalah pembangunan infrstruktur pada bidang lalu lintas jalan seringkali gagal. Kecelakaan
transportasi. Trasnportasi mempunyai fungsi jalan, kemacetan dan gangguan lalu lintas
sebagai penggerak, pendorong dan penunjang merupakan contoh kegagalan sistem dan hampir
pembangunan. Transportasi merupakan suatu semua kasus diakibatkan oleh ketidak sesuaian
system yang terdiri dari sarana dan prasarana antar ketiga komponen, atau antar satu
yang didukung oleh tata laksana dan sumber komponen dan lingkungan dimana sistem
daya manusia, membentuk jaringan prasarana beroperasi. Dengan melihat perkembangan
dan pelayanan serta urat nadi terjadinya transportasi Kota Manado maka perlu dilakukan
proses ekonomi. Hal ini berarti bahwa kajian untuk mengidentifikasi permasalahan
kelemahan sector transportasi akan terkait transportasi dan kebutuhan
menghambat laju pertumbuhan sector lainnya. pengembangannya dengan memperhatikan
Permasalahan transportasi selalu terjadi perencanaan ruang Kota Manado dan berbagai
hampir diseluruh kota-kota besar di dunia, peluang perkembangan perekonomian kota.
dan bahkan sudah dalam keadaan yang sangat Transportasi perkotaan mengalami
kritis. Penyebabnya antara lain: mulai permasalahan sangat serius akibat dari tekanan
terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, migrasi desa ke kota dan perkembangan kota itu
urbanisasi yang cepat, tingkat kedisiplinan sendiri, hingga pembiayaan transportasi yang
lalulintas yang rendah, semakin jauh sangat kompleks. Permasalahan transportasi di
Kota Manado menjadi salah satu masalah utama
pergerakan manusia setiap harinya, dan
yang menuntut perhatian untuk segera
mungkin juga system perencanaan
ditangani. Kemacetan lalu lintas akibat
transportasi yang kurang baik. Akibatnya
bertambahnya jumlah kendaraan sementara
kemacetan, tundaan, kecelakaan, gangguan lebar badan dan panjang jalan tetap, ditambah
kesehatan, dan permasalahan lingkungan lagi dengan tidak optimalnya pemanfaatan
yang tidak dapat dihindari lagi (Tamin, 1997). moda transportasi publik yang mampu
Kota Manado merupakan kota yang memfasilitasi pergerakan penduduk kota
sementara berkembang yang memiliki potensi selain dengan menggunakan angkutan kota
sumber daya disegala bidang yang jenis mikrolet yang hanya mampu
menyebabkan munculnya berbagai mengangkut tidak lebih dari 9 penumpang,
permasalahan termasuk dibidang transportasi serta berbagai upaya pemerintah dalam
yaitu. membebaskan Kota Manado dari kemacetan
Pengembangan sektor perhubungan yang pada akhirnya juga menimbulkan titik –
diarahkan pada peningkatan pelayanan lalu titik macet baru sehingga permasalahan tidak
lintas untuk mobilitas manusia,barang dan jasa terselesaikan juga. Pengembangan sektor
baik dalam daerah maupun luar daerah dan perhubungan diarahkan pada peningkatan
bahkan luar negeri, juga untuk meningkatkan
pelayanan lalu lintas untuk mobilitas
laju pertumbuhan perekonomian
manusia,barang dan jasa baik dalam daerah
daerah.Pemerintah Kota Manado menyadari
maupun luar daerah dan bahkan luar negeri.
sepenuhnya bahwa perkembangan
perekonomian daerah sangat ditentukan oleh
ketersediaan infrastruktur arus barang dari dan Perumusan Masalah
ke pusat – pusat kegiatan kota. Berbagai Seiring dengan berkembangnya masyarakat
langkah dan upaya ditempuh untuk dan pertumbuhan ekonomi di Kota Manado
membuat pertumbuhan sarana transportasi

286
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

terus bertambah, sehingga berpengaruh 2. Secara Praktis. Dapat menambah ilmu


terhadap tingkat kemacetan lalu lintas di Kota pengetahuan tentang transportasi dalam
Manado dan menimbulkan biaya sosial kaitannya dengan pengembangan jaringan
(Social cost) yang sangat tinggi. Pengaturan transportasi di Kota Manado.
lalu lintas yang tidak tepat ditambah
infrastruktur jalan yang tidak memadai serta
volume lalu lintas yang melebihi kapasitas METODOLOGI PENELITIAN
jalan menambah parahnya kemacetan, dan
Tempat dan Waktu Penelitian
banyak lokasi on street parkir illegal dan
dijalan arteri/padat lalu lintas. Tidak Penelitian ini dilaksanakan di Kota
seimbangnya persentase pertambahan jumlah Manado Provinsi Sulawesi Utara. Waktu
kendaraan dengan persentase pertambahan Penelitian Penelitian ini direncanakan akan
prasarana jaringan jalan serta belum adanya dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan dari
alternatif jaringan transportasi seperti lewat bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2017.
laut menyebabkan beban transportasi
sepenuhnya berada pada jaringan jalan yang Metode Pengumpulan Data
ada. Pembangunan kota Manado memerlukan Data yang akan digunakan dalam
dukungan system transportasi yang efisien penelitian ini adalah data primer dan data
sebagai salah satu prasyarat guna sekunder . Data primer diperoleh dari
kelangsungan dan terjaminnya pelaksanaan wawancara langsung dengan masyarakat
pembangunan . Kota Manado sebagai pengguna transportasi darat. Menurut
“waterfront city”di teluk Manado yang Sugiyono (2008) dalam penelitian dengan
memiliki potensi bagi pengembangan
pendekatan kualitatif penentuan besarnya
trasnportasi air sudah selayaknya menjadi
jumlah responden tidak ada ukuran yang
alternatif moda transportasi. Penggunaan
mutlak. Responden dipilih dengan tujuan
petugas lalu lintas dalam jumlah yang besar
bukan merupakan solusi yang efisien untuk untuk mendeskripsikan suatu gejala social
melakukan pengaturan lalu lintas, sementara atau masalah social tertentu berdasarkan pada
untuk melakukan penambahan atau pelebaran pertimbangan tertentu sehingga disebut
jalan membutuhkan anggaran yang besar dan sebagai sampling bertujuan (purpose
waktu yang lama. Berdasarkan kondisi di sampling). Sedangkan yang menjadi
atas, maka yang menjadi rumusan masalah responden dalam penelitian ini adalah
adalah : bagaimana strategi pengembangan masyarakat yang menggunakan transportasi
sistem jaringan transportasi di Kota Manado. umum dan transportasi pribadi yang melewati
ruas jalan tertentu dan berada pada tingkat
Tujuan Penelitian kemacetan. Dalam penelitian ini sampel
Berdasarkan perumusan masalah di masyarakat sekitar hanya diambil 10 orang
atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini karena tidak seluruh masyarakat yang akan
adalah menemukan strategi untuk dihitung mewakili kriteria untuk menjadi
pengembangan sistem jaringan transportasi di responden dalam penelitian ini. Sedangkan
Kota Manado. untuk penentuan jumlah 10 orang hal ini
dikarenakan responden yang diambil benar
Manfaat Penelitian benar responden yang hamper setiap hari
1. Secara Teoritis. Dapat memberikan gambaran menggunakan jalur jalan yang macet. Untuk
tentang kondisi dan strategi pengembangan bisa mendapatkan informasi secara mendalam
jaringan transportasi guna menanggulangi dan dapat dipercaya maka peneliti
kemacetan di Kota Manado. menggunakan 10 responden sebagai
pengguna transportasi darat di ruas jalan yang

287
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

selalu mengalami kemacetan pada saat pagi dari-menuju suatu tempat untuk
dan sore hari di kota Manado yang terdiri dari beraktivitas.
7 informan (70 %) perempuan, dan 3 2). Mempunyai keterpaduan yang erat
informan (30%) laki laki. Data sekunder dengan sistem jaringan transportasi
diperoleh dari instansi yang terkait dengan laut dan udara.
penelitian yaitu Dinas Perhubungan Kota 3). Sangat menunjang kelancaran
Manado, Badan Pusat Statistik Kota Manado distribusi orang dan barang ke
dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado. seluruh wilayah daratan
4). Pengembangan Jalan Tol Manado-
Jenis Data Bitung dan Manado-Tomohon yang
Penelitian ini menggunakan data mendukung mobilitas penduduk.
sekunder dengan periode pengamatan tahun 5). Trasnportasi merupakan sektor vital
2016 sampai 2017. Data-data ini diperoleh dari setiap proses pembangunan yang
dari berbagai penerbitan yang dikeluarkan dilakukan dan urat nadi terjadinya
oleh Badan Pusat Statistik Kota Manado dan proses ekonomi
Perangkat Daerah yang terkait dengan b. Kelemahan (Weaknesses)
penelitian ini. Data-data ini meliputi : 1). Disiplin pengendara, penumpang,
1. Jumlah penduduk Kota Manado maupun pejalan kaki masih kurang.
2. Jumlah jurusan/trayek angkutan kota yang 2). Tidak seimbangnya persentase
ada di Kota Manado pertambahan jumlah kendaraan dengan
3. Jumlah angkot (per unit) dan Taxi yang persentase pertambahan prasarana
beroperasi jaringan jalan
4. Daerah / wilayah yang dilalui angkutan 3). Jumlah angkutan umum dalam kota dan
kota luar kota yang tinggi
5. Pergerakan jumlah pendududk di Kota 4). Kemacetan menimbulkan biaya social
Manado dan sekitarnya (social cost) yang sangat tinggi.
6. Jumlah kendaraan bermotor di Kota 5). Banyak lokasi on-street parking illegal
Manado dan di jalan arteri/padat lalu lintas
7. Daya tampung dan prasarana Terminal 6). Kurang terjaminnya kebutuhan akan
8. rasa aman, kebutuhan akan tepat waktu,
kebutuhan akan lama perjalanan yang
Variabel Penelitian
Dalam penulisan ini perlu adanya diderita dalam pelayanan angkutan
kesamaan pemahaman terhadap variable umum serta cara mengemudikan
yang akan diteliti dalam pengertian strategi kendaraan yang sembarangan dan
pengembangan jaringan transportasi di kota membahayakan keselamatan
Manado, maka perlu adanya definisi 2. Faktor Eksternal :
operasional variable. Variable yang a. Peluang (Opportunities)
digunakan dalam analisis ini adalah analisis 1). Otonomi Daerah :
SWOT terdiri dari Kekuatan (Strengths), 2).Berkembangnya pembangunan di Kota
Kelemahan (Weaknesses), Peluang Mando seiring dengan berkembangnya
(Opportunities) dan Ancaman (Threats) kepariwisataan.
adalah sebagai berikut : 3). Letak Geofrafis Kota Manado yang
1. Faktor Internal : strategis
1. Kekuatan (Strengths) 4). Pembangunan jaringan transportasi
1). Transportasi darat merupakan moda jalan yang baru.
transportasi yang paling dominan 5). Sumber daya alam di Kota Manado
sangat berpotensi untuk pengembangan
yang digunakan oleh masyarakat
untuk melaksanakan setiap kegiatan sector pariwisata dan transportasi

288
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

b. Ancaman (Threats) yaitu data yang diambil secara langsung


1). Banyaknya pelanggaran dan melalui survey pada lokasi yang bersangkutan
kecelakaan lalu lintas secara langsung melalui kuesioner. Kuesioner
2). Semakin mudahnya proses pemilikan ini diajukan pada responden. Responden
kendaraan pribadi baik mobil maupun disini adalah sampel dari populasi penumpang
sepeda motor. berangkat kerja maupun pulang kerja yang
3). Tekanan Migrasi desa ke kota dan mengalami kemacetan yang monoton diruas
perkembangan kota Manado sendiri. jalan yang sama. Selanjutnya dilakukan
4). Meningkatnya harga tanah di pusat dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
kota Opportunities, Threats). Mengidentifikasi factor
5). Dibukanya pusat perbelanjaan yang internal dan factor eksternal yang disusun dalam
baru menambah kemacetan diruas jalan matriks IFAS (Internal Faktor Analysis System)
tertentu dan matriks EFAS (External Factor Analysis
System) , Kemudian dianalisis dengan SWOT
Analisis Data sehingga menggambarkan secara jelas
Penelitian kualitatif tidak memiliki kekuatan dengan memanfaatkan peluang,
rumus atau atauran absolute untuk mengolah kekuatan untuk menghilangkan ancaman,
dan menganalisis data (Poerwandari, 2007) mengurangi kelemahan untuk memperoleh
tujuan akhir analisis data kualitatif adalah peluang dan cara mengatasi kelemahan untuk
mempeoleh makna, menghasilkan pengertian menghilangkan ancaman.
pengertian konsep konsep serta
mengembangkan hipotesis atau teori baru. Model Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah proses mencari Dalam Penelitian ini, model yang
serta menyusun secara sistematis data yang digunakan oleh penulis yaitu, analisis SWOT.
dipeoleh dari hasil wawancara, catatan Dalam analisis SWOT ditentukan nilai pada
lapangan, dan bahan bahan lainnya sehingga bobot dan skor berdasarkan pada hasil analisis
mudah dipahami agar dapat diinformasika data yang diperoleh dari responden. Bobot
kepada orang lain (Bogdan 1994). Analissi yang ditentukan berdasarkan penting atau
data penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak pentingnya suatu variabel yang dapat
mengorganisasikan data, menjabarkannnya dilihat dalam pengembangan pada sub sektor
kedalam unit unit, melakukan sintesa menyusun transportasi di Kota Manado, yang mana
kedalam pola memilih mana yang penting dan menyangkut factor internal dan factor
mana yang akan dikaji sehingga dapat dibuat eksternal
suatu kesimpulan untuk disampaikan kepada
orang lain. Miles Huberman 1984 Tabel 1. Rumus Pembobotan
mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis
Kekuatan dan Peluang Bobot Kelemahan
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai Ancaman
tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran Kategori Sangat penting 1,00 Sangat
kejenuhan data ditandai dengan tidak Penting 0,75 penting
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Standart 0,50 Penting
Tidak penting 0,25 Standart
Aktifitas dala analisis meliputi reduksi data,
Sangattidak penting 0,10 Tidak
penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan penting
verifikasi. Dalam penelitian ini data yang akan Sangat
peneliti kumpulkan akan dianalisis secara tidak
kualitatif dan deskripsi sesuai hasil wawancara penting
melalui tahapan sebagai berikut : Data primer

289
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

a. Rating yang diberikan berdasarkan Tabel 3. Luas Wilayah Kota Manado Per
pada baik atau tidaknya suatu variabel dalam Kecamatan
No. Kecamatan Luas (Ha)
mempengaruhi variabel lain dalam
1. Malalayang 3.023,7
pengembangan pada subsector transportasi di 2. Sario 183,7
Koita Manado. 3. Wanea 1.318,2
4. Wenang 293,0
Tabel 2. Rumus Peratingan 5. Tikala 1.836,6
Kelemahan 6. Mapanget 6,168,3
Kekuatandan Bobot dan 7. Singkil 386,4
Peluang Ancaman 8. Tuminting 403,5
Kategori Sangat baik 4 Sangat baik 9. Bunaken 5.099,2
Di atas rata- 3 Di atas rata- 10 Bunaken Kepulauan 0,48
rata 2 rata 11 Paal Dua 8,02
Rata-rata 1 Rata-rata Total 18.712,60
Dibawah rata- Dibawah
rata rata-rata Sumber : Kota Manado Dalam Angka Tahun 2015

Dengan adanya reklamasi pantai Teluk


HASIL DAN PEMBAHASAN Manado yang dimulai tahun 1995, maka luas
Deskripsi Wilayah daratan Kota Manado telah bertambah  67
ha`Pemerintahan` Kota Manado memiliki
1. Luas dan Batas Wilayah Kota Manado
sejumlah instansi yang terdiri dari Dinas, Badan
Kota Manado merupakan Ibukota dari
dan kantor yang melaksanakan fungsi
Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di teluk
administrasi dan pengelolaan kota. Dalam
Manado, dan dikelilingi oleh daerah
konteks pelaksanaan otonomi daerah sekaligus
pegunungan. Secara geografis, Kota Manado
terletak di antara :1º 30’ - 1º 40’ Lintang utara
peningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
,124º 40’ - 126º 50’ Bujur Timur. Kota Manado Pemerintah Kota Manado melalui Peraturan
berbatasan, Sebelah Utara dengan : Kec. Daerah Nomor 4 dan 5 Tahun 2000 telah
Wori (Kab. Minahasa Utara) dan Teluk Manado, melakukan perubahan status Desa menjadi
Sebelah Timur dengan : Kec. Dimembe (Kab. Kelurahan sehingga jumlah kelurahan
Minahasa Utara) dan Kec. Pineleng (Kab, bertambah dari 68 menjadi 87 kelurahan.
Minahasa) , Sebelah Selatan dengan : Kec. 2. Kependudukan
Pineleng (Kab. Minahasa), Sebelah Barat dengan: Kesejahteraan penduduk merupakan
Teluk Manado /Laut Sulawesi. Kota Manado sasaran utama dari pembangunan.
sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara yang Pembangunan yang dilaksanakan adalah dalam
terletak pada bagian utara jazirah pulau rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya
Sulawesi, dan memiliki jarak dengan beberapa dari seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu
kota dan kabupaten lainnya di Sulawesi Utara pemerintah telah melaksanakan berbagai usaha
yaitu sebagai berikut : dalam rangka memecahkan masalah
 Manado - Airmadidi 15,00 kilometer kependudukan. Salah satu usaha untuk menekan
 Manado - Bitung 44,30 kilometer laju pertumbuhan penduduk telah dilakukan
 Manado - Tomohon 21,60 kilometer pemerintah melalui program Keluarga Berencana
 Manado - Tondano 35,05 kilometer yang dimulai awal tahun 1970-an .Jumlah
 Manado – Amurang 65,08 kilometer penduduk tahun 2015 berdasarkan data BPS
berjumlah 534.125 jiwa. Besarnya jumlah
 Manado – Ratahan 67,07 kilometer
penduduk di Kota Manado menyebabkan
 Manado – Kotamobagu 183,72 kilometer
kepadatan penduduk menjadi cukup tinggi.
 Manado – Molibagu 242,06 kilometer
Dengan luas wilayah 18.712,60 km2.
Secara administratif Kota Manado terbagi atas
sebelas kecamatan dan delapan puluh tujuh
Pemerintahan Kota Manado memiliki sejumlah
kelurahan.Sesuai dengan Peraturan Pemerintah instansi yang terdiri dari Dinas, Badan dan
Nomor 22 Tahun 1988 luas Kota Manado adalah kantor yang melaksanakan fungsi administrasi
18.712,60 Ha dan pengelolaan kota. Dalam konteks

290
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

pelaksanaan otonomi daerah sekaligus A. Kondisi Transportasi di Kota Manado


peningkatkan pelayanan kepada masyarakat, 1. Sarana Kendaraan Angkutan Kota
Pemerintah Kota Manado melalui Peraturan Pola jaringan trayek angkutan umum sangat
Daerah Nomor 4 dan 5 Tahun 2000 telah menentukan sistem pelayanan angkutan umum
melakukan perubahan status Desa menjadi dan memberi konstribusi pula terhadap
Kelurahan sehingga jumlah kelurahan permasalahan transportasi. Pola jaringan trayek
bertambah dari 68 menjadi 87 kelurahan. angkutan umum yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pengguna angkutan umum
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Manado Per menyebabkan tingginya biaya yang harus
Kecamatan dikeluarkan oleh pengguna angkutan umum.
Jumlah Penduduk Angkutan kota di kota Manado di kelompokkan
Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan menjadi 5 Basis dan jumlah unit kendaraan umum
Malalayang 27.316 26.735 56.051 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Sario 9.759 10.735 23.494
33.756 32.780 69.536 Tabel 6. Trayek dan Jumlah Unit Kendaraan
Wanea
Angkutan Kota
Wenang 19.715 22.841 44.556
Tikala 37.652 33.748 72.400 Basis Trayek Jumlah (Unit)
Mapanget 23.486 25.231 59.817
Singkil 31.007 27.889 61.896 Malalayang–Pst kota & 112 Unit / Mikrolet
Tuminting 23.788 26.328 53.215
Malalayang-Karombasan 156 Unit / Mokrolet
Bunaken 9.946 12.133 25.079
Bunaken 3.677 3.447 15.124 Karombasan – Pusat Kota 145 Unit / Mikrolet
Kepulauan
Paal Dua 25.448 24.509 52.957 Paal II – Pusat Kota 105 Unit / Mikrolet
JUMLAH/
Total
216.425 218.420 534.125 Tuminting – Pusat Kota 157 Unit / Mikrolet
Sumber : Kota Manado Dalam Angka Tahun 2015
Total 675 Unit / Mikrolet
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Manado, tahun
2015
Kota Manado memiliki 3 (tiga) pulau
yang termasuk dalam wilayah administrasinya, Angkutan umum yang tidak sesuai
ketiganya termasuk bagian dari wilayah standar akan memberikan kontribusi terhadap
Kecamatan Bunaken. permasalahan transportasi dapat menyebabkan
penumpang beralih ke model angkutan yang
Tabel 5. Pulau Yang Ada Di Wilayah Kota
Manado
lebih murah, seperti sepeda motor (ojek). Pola
Panjang Wilayah jaringan trayek dapat pula menyebabkan
Nama tumpang tindih trayek, dan menyebabkan
Luas Garis Kelurahan/
Pulau kemacetan. Beberapa pola jaringan trayek
Pantai Kecamatan
(1) (2) (3) dapat disebutkan disini yaitu :
Manado Tua a. radial criss-cross;
Satu dan b. trunk line with feeders;
1.056,0
Manado 12.280 Manado Tua c. grid;
2
Tua Dua Kec.
d. radial
Bunaken
Bunaken dan Pola jaringan trayek angkutan umum
Bunaken 811,21 17.570 Alung Banua akan menentukan letak terminal yang
Kec. Bunaken seharusnya di lewati. Letak terminal sebagai
Bunaken titik ikat trayek-trayek harus dipertimbangkan
Siladen 27,95 2.240
Kec.Bunaken secara matang. Saat ini tercatat ada 4 terminal
Sumber : Kota Manado Dalam Angka Tahun 2015 di Kota Manado dan masing-masing terletak di

291
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

daerah/ kawasan kota yang tersebar di empat direlokasi/digeser ke arah pinggir, hingga ke
kawasan yang berbeda. Keempat terminal pertemuan dengan jalan lingkar, selengkapnya
tersebut adalah Terminal Malalayang, Terminal sebagai berikut:
Karombasan, Terminal Paal 2 dan Terminal - Terminal Paal 2, direlokasi dan
Tuminting. Sebagian besar trayek ini memiliki dikembangkan disekitar kawasan Liwas
titik awal/akhir di pusat kota (22 trayek dari 25 dekat dengan kawasan Ring Road.
trayek), sehingga dapat dimengerti bila pusat - Terminal Karombasan, direlokasi dan
kota dipadati oleh kendaraan angkutan umum dan dikembangkan disekitar kawasan Winangun
sangat mempengaruhi kelancaran lalu Atas dekat dengan kawasan Ring Road
lintas.Secara skematis posisi terminal dan jaringan dengan
trayek di Kota Manado dapat dilihat - Teminal Tuminting, direlokasi dan
berdasarkan gambar 1. Pola terminal di Kota dikembangkan di kawasan Molas atau Meras
Manado mengikuti pola central terminating. dekat dengan pembangunan jalan Ring Road
Dimana posisi pusat kota sebagai titik awal/akhir - Terminal Malalayang direlokasikan dan
trayek. Pola terminal dapat digambarkan dikembangkan di kawasan Malalayang dekat
sebagaimana terlihat pada gambar 1. dengan pembangunan Ring Road Winangun
Pusat
Malalayang.
Garis pantai
Terminal kota Selain rencana relokasi sejumlah
Malalayang terminal yang ada di wilayah Kota Manado,
maka ada juga rencana pembangunan terminal
baru dalam rangka mewujudkan sistem sirkulasi
Terminal
Tuminting dan transportasi yang efektif dan efisien.
Angkutan luar kota di kota Manado dilayani
Terminal Terminal oleh beberapa Terminal, adapun terminal yang
Karombasan Paal 2
dimaksud dapat dilihat dalam lampiran 1
Terminal B. Status Jalan Berdasarkan Kewenangan
Jalan Jalan Nasional yaitu ruas jalan yang
radial/arteri
Daerah karena tingkat kepentingan dan kewenangan
Pemuki pembinaanya berada pada Pemerintah Pusat.
man Jalan lingkar
Trayek luar/outer ring-road Ruas jalan yang termasuk dalam klasifikasi ini
Angkutan Digeser ke adalah:
Umum arah jalan 1. Jalan Provinsi yaitu ruas jalan yang karena
Gambar 1.Posisi Terminal dan Jaringan Trayek di Kota tingkat kepentingannya kewenangan
Manado pembinaanya diserahkan kepada Pemerintah
Daerah Provinsi. Ruas jalan yang termasuk
Sesuai dengan pola ini, maka trayek- dalam klasifikasi ini adalah :
trayek angkutan kota akan saling - Jalan Kolektor Primer yang
menghubungkan diantara ke empat terminal dan menghubungkan ibukota provinsi dengan
masing-masing trayek hanya menyinggung di ibukota kabupaten/kota
pusat kota. Dengan pola ini hanya ada 7 trayek - Jalan Kolektor sekunder yang
yang akan melayani kebutuhan penduduk Kota menghubungkan ibukota kabupaten/kota
Manado. Trayek-trayek ini diharapkan dengan ibukota kabupaten/kota lainnya
seminimal mungkin tumpang tindih dan dapat - Jalan lainnya yang mempunyai nilai
disebarkan secara merata ke jalan-jalan yang strategis ditinjau dari segi kepentingan
sejajar jalan radial/arteri, sehingga memberi Propinsi
pelayanan daerah hunian sebaik mungkin. 2. Jalan Kota/Kabupaten yaitu ruas jalan yang
Beberapa terminal yang ada di wilayah Kota karena tingkat kepentingannya kewenangan
Manado saat ini dirasakan terlalu dekat dengan pembinaanya diserahkan kepada Pemerintah
pusat kota dan telah memiliki permasalahan Daerah Kabupaten/Kota. Ruas jalan yang
yang sangat kompleks untuk dikembangkan termasuk dalam klasifikasi ini adalah:
lagi, sehingga disarankan untuk

292
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

- Jalan Kolektor Primer yang tidak masuk ke 3. Prasarana Terminal


dalam baik jalan nasional maupun jalan Dalam UU.No 22 tahun 2009 tentang
propinsi Lalulintas dan angkutan jalan ditetapkan bahwa
- Jalan Lokal Primer untuk menunjang kelancaran mobilitas orang
- Jalan Sekunder maupun arus barang dan untuk terlaksananya
- Jalan lainnya yang mempunyai nilai keterpaduan intra dan antar moda secara lancar
strategis ditinjau dari segi kepentingan dan tertib, di tempat-tempat tertentu dapat
Kabupaten atau Kota dibangun dan diselenggarakan terminal. Pada
- Jalan Khusus yaitu jalan yang berdasarkan penjelasan dari pasal tersebut ditegaskan bahwa
pada hakekatnya terminal merupakan simpul dan
tingkat kepentingannya bersifat khusus
jaringan transportasi jalan yang berfungsi pokok
makaa kewenangan pembinaannya
sebagai pelayanan umum antara lain berupa
diserahkan kepada instansi/badan hukum
tempat untuk naik turun penumpang dan / atau
atau perseorangan yang membangun dan barang, untuk pengendalian lalulintas dan
mengelola jalan tersebut. angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat
Dari jumlah panjang jalan di Kota perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Manado dapat diklasifikasikan nama jalan Dengan mengacu kepada ketentuan normatif yang
berdasarkan status yang selengkapnya dapat harus dipenuhi suatu terminal penumpang
dilihat pada Lampiran 2. Merujuk kepada angkutan jalan sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, undang-undang tersebut, maka apabila diamati
jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan peran dan kondisi terminal yang ada di Sulawesi Utara saat
wewenang pembinaannya. Berdasarkan perannya, ini, dapat dikatakan bahwa kondisi terminal yang
jalan dibagi menjadi sistem jaringan primer dan ada sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
sistem jaringan sekunder, sedangkan berdasarkan masyarakat pengguna jasa dan banyak fungsi-
kewenangan pembinaannya, jalan dibagi menjadi fungsi pelayanan umum yang jauh dari kualitas
Jalan Nasional, Jalan Propinsi dan Jalan yang diharapkan.
Kabupaten/Kotamadya dan Jalan Khusus. Terminal penumpang di Manado, baik
Berdasarkan kewenangannya panjang jalan yang yang di Malalayang, Karombasan dan Pal dua dan
ada di kota Manado dapat dilihat dalam tabel 7. Tuminting sudah tidak memadai terutama dari
ketersediaan ruang tunggu untuk penumpang.
Tabel 7. Panjang Jalan Menurut Status
Fungsi pokok terminal sebagai tempat
kewenangan di Kota Manado Tahun
2016
perpindahan antar moda transportasi juga belum
terpenuhi dengan sebaik-baiknya. berdasarkan
Jenis Jalan Panjang Jalan (Km)
data yang diperoleh di Dinas Pekerjaan Umum
Jalan Negara/Nasional 45,40 yang ada di Kota tahun 2016, Kota Manado
Jalan Provinsi 36,05 terdapat 4 (empat) terminal, yaitu :
Jalan Kota 518,973
1) Terminal Malalayang. Type A , luas : 15.000
Jumlah 600,423
M2 memiliki daya tampung 470 Armada
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado,
dengan jumlah kendaraan masuk/keluar rata-
Tahun 2016
rata per hari : 460 Kendaraan dan penumpang
Turun/Naik rata-rata per hari : 4.782 Orang,
Panjang jalan menurut status kewenangan
jumlah trayek : 2 (AKAP); 19 (AKDP); dan 8
yang ada di kota Manado dapat dilihat
(Angkot).
berdasarkan diagram yang ada di bawah ini
2) Terminal Karombasan, Type B dengan luas :
8.974 M2 memiliki daya Tampung : 283
Armada dengan jumlah kendaraan
masuk/keluar rata-rata per hari : 562
Kendaraan dan jumlah penumpang turun/naik
rata-rata per hari : 5.731 Orang, Jumlah Trayek
Gambar 2. Diagram Panjang Jalan Menurut Status / : 16 (AKDP); dan 13 (Angkot).
Penanganan di Kota Manado

293
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

3) Terminal Paal Dua, Type B dengan Luas : yaitu kendaraan keluarga (station wagon) akan
6.358 M2, daya Tampung : 224 Armada, meningkat dengan pesat
kendaraan masuk/keluar rata-rata per hari : 452 4. Jaringan Transportasi Jalan
Kendaraan, Penumpang Turun/Naik rata-rata Perkembangannya transportasi jalan yang
per hari : 5.004 Orang, jumlah Trayek : 10 ada di Kota Manado sangat dibatasi oleh kondisi
(AKDP); dan 9 (Angkot). kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk
4) Terminal Tuminting, Type B dengan Luas : pada bagian selatan dan tengah kota. Daerah yang
250 M2, daya tampung : 35 Armada, padat penduduk dan bangunan menghalangi
kendaraan masuk/keluar rata-rata per hari : 21 perkembangan kota ke arah wilayah ini. Kondisi
Kendaraan, Penumpang Turun/Naik rata-rata lingkungan ini menjadi salah satu sebab sehingga
per hari : 272 Orang, Jumlah Trayek : 2 kegiatan kota sangat terkonsentrasi di pusat kota
(AKDP); dan 7 (Angkot). dan menimbulkan permasalahan transportasi.
Lokasi terminal dan trayek-trayek Berdasarkan pengamatan, kemacetan terjadi di
angkutan umum yang sudah ada, belum pusat kota disebabkan oleh pertemuan arus yang
sepenuhnya mendukung dengan baik transportasi merupakan dampak dari pola jalan radial yang
antar moda ini. Sebagai contoh pembanding dapat menuju ke pusat kota, seperti:
diutarakan sebagai berikut; apabila ada seorang - Jl. Piere Tendean
calon penumpang pesawat terbang yang akan - Jl. Sam Ratulangi
berangkat ke Tahuna, maka untuk menuju - Jl. R.W Monginsidi
Bandara Sam Ratulangi yang bersangkutan akan - Jl. Martadinata
mengalami kerepotan untuk mempergunakan - Jl. Hasanudin
angkutan umum. Maka pilihan yang akan Berdasarkan data yang diperoleh dari
ditempuh adalah memakai taksi yang relatif mahal Dinas Perhubungan Kota Manado tahun 2015,
atau memakai kendaraan pribadi. Dapat dikatakan Pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai
bahwa kondisi terminal angkutan penumpang 12,7% perlu mendapat perhatian, dan harus
umum baik lokasi maupun fasilitas yang tersedia dikendalikan untuk menghindari dampak buruk
sebagai bagian dari system pelayanan angkutan yang akan ditimbulkan kemudian. Hal ini akan
umum di daerah Sulawesi Utara ini belum semakin membebani Kota Manado, mengingat
mampu untuk memberikan dukungan positif kondisi topografis yang sangat membatasi
untuk mendorong masyarakat memakai kendaraan perkembangan kota secara merata ke arah timur
angkutan umum bahkan secara tidak langsung dan selatan. Reklamasi pantai sementara ini
justru mendorong pemakaian kendaraan pribadi. dianggap sebagai salah satu solusi untuk
Saat ini telah ada jenis angkutan umum massal mendapat lahan yang murah, dengan aksesibilitas
berupa Bus Trans Kawanua, berdasarkan rute baik dan mudah dibangun, tetapi penataan
yang ada nampaknya telah menjangkau beberapa jaringan jalan pada daerah reklamasi harus mutlak
simpul penting seperti Bandara Sam Ratulangi, dilakukan yaitu dengan membangun jalan baru
Pelabuhan Manado, Pusat-pusat kegiatan pada kawasan reklamasi sebagai pembagi arus
perekonomian, dan sebagainya, tetapi berdasarkan jalan Boulevard. Berdasarkan data yang diperoleh
pelaksanaan di lapangan masih banyak calon dari dinas Pekerjaan Umum Kota Manado tahun
penumpang yang lebih memilih angkutan jenis 2015 Pembangunan dan pengembangan jaringan
mikrolet ketimbang angkutan ini. Adapun salah jalan di wilayah Kota Manado adalah sebagai
satu faktor penyebabnya adalah frekuensi berikut:
keberangkatan dan kedatangan dari Bus Trans 1. Ring-road yang sedang dibangun saat ini,
Kawanua yang masih dirasa sangat kurang. sesuai dengan konsep pengembangan yang
Ketika tingkat pelayanan angkutan umum (baik ditawarkan dapat dianggap sebagai jalan outer
angkutan kota maupun Bus Trans Kawanua) yang ring-road.
diberikan pada konsumen rendah, maka 2. Pengembangan jaringan jalan Outer Ring-road
masyarakat akan mencari alternatif lain sesuai akan dibuat secara menerus dan terintegrasi
kebutuhan dan kemampuannya, ditambah lagi dengan jaringan jalan yang sudah ada, yaitu
begitu mudah akses untuk memiliki kendaraan ring-road tahap1.
pribadi yang ditawarkan melalui kredit. Akibatnya 3. Selanjutnya jaringan jalan outer ring-road akan
pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi dalam dilanjutkan dengan pembangunan dan
bentuk sepeda motor atau kendaraan roda empat pengembangan jalan ring-road tahap 2 yang

294
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

ada di kawasan Mapanget, dan jalan ring-road 3). Pengembangan Jalan Tol
tahap 3 di kawasan kecamatan Malalayang. Pengembangan Jalan Tol di wilayah Kota
4. Untuk menjamin akses yang Manado dilakukan dengan memperhatikan
5. lebih baik antar kawasan diantara ruas jalan beberapa rencana pengembangan jalan tol yang
radial, dikembangkan jalan-jalan sudah ada, yaitu:
kolektor/lokal yang ada hingga membentuk 1. Rencana Pengembangan Jalan Tol Manado –
“inner ring-road”. Bitung;
Penetapan jalan eksisting di kota Manado sebagai 2. Rencana Pengembangan Jalan Tol Manado –
Inner Ring Road berdasarkan data dari Dinas Tomohon;
Perhubungan kota Manado tahun 2015 terbagi Pembangunan dan pengembangan jalan
atas : tol wilayah Kota Manado berupa
1). Jaringan jalan primer pengembangan dengan konsep jalan tol layang
 Jaringan Jalan Manibang Kecamatan di atas ruas jalan, yaitu:
malalayang a) Pintu tol dalam kota berada di lokasi kawasan
 Jaringan jalan Kompleks Pasar Karombasan belakang Pameran Kayuwatu, Integrated
 Jaringan jalan Kampung Jawa Kecamatan dengan pintu tol Manado – Bitung dan Akses
Wanea ke Ring Road Tahap I dan Tahap II
 Jaringan Jalan Taas Kecamatan Tikala b) Jalan tol dalam kota Manado yaitu berupa
 Jaringan Jalan Paal 4 Kenari Kecamatan Tikala jalan layang di atas jalan AA Maramis, jalan
 Jaringan Jalan Liwas Kecamatan Tikala Martadinata dan jalan Sudirman
 Jaringan Jalan AA. Maramais Kecamatan c) Pintu Tol di dalam kota di Kawasan Marina
Mapanget Plaza.
 Jaringan Jalan Kima Atas Kecamatan d) Pintu tol Manado Tomohon berada di Kawasan
Mapanget Winangun yang berhubungan dengan
 Jaringan Jalan Edi Gagola Pandu Kecamatan Interchange Ring Road Tahap I dan Tahap III
Mapanget dengan Ruas Jalan Manado – Tomohon di
Winangun
 Jaringan Jalan Batu Saiki Kecamatan Bunaken
5. Frekuensi Perjalanan
 Jaringan Jalan Santiago Kecamatan Tuminting
Kota Manado merupakan ibukota provinsi
 Jaringan Jalan Hasanuddin Kecamatan SIngkil
Sulawesi Utara yang terbagi dalam 11 wilayah
 Jaringan Jalan Hasanuddin Kecamatan
kecamatan. Adanya 11 wilayah kecamatan ini
Wenang
secara langsung berpengaruh terhadap pola
 Jaringan Jalan Sudirman Kecamatan Wenang
pergerakan masyarakat di Kota Manado. Hal
 Jaringan Jalan Sam Ratulangi Kecamatan
ini mengakibatkan pemilihan moda transportasi
Wenang
menjadi hal yang terpenting untuk mendukung
 Jaringan Jalan Sam Ratulangi Kecamatan Sario
pergerakan masyarakat dalam melakukan
 Jaringan Jalan Sam Ratulangi Kecamatan
berbagai macam aktivitas sehari-hari. Angkutan
Wanea
umum menjadi alternative utama masyarakat
 Jaringan jalan Batu Kota Kecamatan
dalam melakukan perjalanan, karena tidak dapat
malalayang
dipungkiri bahwa moda angkutan umum
2). Interchange (Simpang tidak Sebidang) dan
Under/Over Pass yang ada, sebagai berikut: menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien
 Interchange Ring Road Tahap I dan Tahap III daripada moda angkutan pribadi.
dengan Ruas Jalan Manado – Tomohon di Faktor penyebab perjalanan
Winangun (Kawasan Citraland) menghasilkan pergerakan-pergerakan angkutan
 Underpass Ring Road Tahap I dan Jalan Koka. di seluruh wilayah termasuk kendaraan pribadi
 Underpass Ring Road Tahap I dan Jalan Liwas dan umum, motor dan kendaraan barang.
 Interchange Maumbi antara Ring Road Tahap Kebutuhan kendaraan atas tipe pergerakan
I dan II dengan Ruas Jalan Manado - Bitung mempunyai variasi-variasi penting secara jam
 Overpass antara Ring Road Tahap II dengan per hari, hari per minggu dan pada waktu-waktu
Ruas Jalan AA. Maramis. khusus seperti liburan, festival/pawai, acara

295
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

seminar internasional, hari sekolah, dan lainnya. Berpergian / melakukan kegiatan / aktivitas keseharian mengunakan
4,64%
0,94% 4,46%
33,71%

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas


Perhubungan Kota Manado tahun 2015 dapat
digambarkan data diagram prsentase jumlah
56,25%

orang yang berpergian dalam sehari di Kota a) Angkutan Pribadi


c) Ojek
e) Lainnya, sebutkan Tdk Bermotor
b) Angkutan Kota (Mikrolet)
d) Taksi

Manado Gambar 4. Diagram Persentase Moda Angkutan


Jumlah berpergian anggota keluarga dalam sehari

1,07%
0,18% Jumlah penduduk Manado yang
3,17%
27,23%
0,63%
menggunakan angkutan pribadi dalam pergerakan
kesehariannya adalah sebesar 33,71 %, jumlah
penduduk manado pengguna angkutan
kota/Mikrolet sebesar 56,25 %, jumlah penduduk
67,72%
manado pengguna angkutan ojek sebesar 4,64 %,
jumlah penduduk manado pengguna taksi dalam
a) 0-5 Kali b) 6-10 Kali c) 11-15 Kali d) 16-20 Kali e) 21-25 Kali f) > 25 Kali
pergerakan kesehariannya adalah sebesar 0,94 %.
Gambar 3. Diagram Persentase Jumlah Berpergian 6. Keselamatan Transportasi (Transport Safety)
(Perjalanan) dalam sehari penduduk di Kota Manado
Di Indonesia, lakalantas diklasifikasikan
ke dalam empat kategori dampak yaitu :
Kualitas pelayanan angkutan
kecelakaan fatal, luka berat, luka ringan, dan
penumpang umum yang meliputi keteraturan dan
kerusakan kendaraan saja (disebut juga PDO:
kepastian waktu perjalanan, kapasitas penumpang
Property Damage Only). Kecelakaan fatal adalah
yang hanya dapat menampung 9 orang, jangkauan
kategori di mana korban lakalantas meninggal
trayek, tarif dan kenyamanan yang rendah masih dunia, baik di tempat kejadian perkara maupun
menjadi faktor penentu dalam transportasi. akibat luka parahsebelum 30 (tiga puluh) hari
Dengan kondisi kualitas pelayanan angkutan sejak terjadinya kecelakaan. Kecelakaan
penumpang umum yang rendah maka akan dikatakan berakibat luka parah bilamana korban
mendorong masyarakat menggunakan menderita luka-luka serius dan dirawat di rumah
kendaraan pribadi misalnya sepeda motor, sakit selama lebih dari 30 (tiga puluh) hari.
sehingga pertumbuhan kendaraan bermotor Kecelakaan menyebabkan luka ringan bilamana
khurusnya sepeda motor di Kota Manado korban memerlukan perawatan medis atau dirawat
berdasarkan data dari hasil wawancara yang di rumah sakit kurangdari 30 (tiga puluh) hari.
diperoleh dari Dinas Perhubungan yang ada di Sedangkan PDO adalah jenis kecelakaan yang
Kota Mando pada beberapa tahun terakhir hanya berakibat pada kerusakanbarang hak milik
menjadi sangat signifikan yaitu jika tahun 2015 saja. Berdasarkan data dari Kepolisian Resort
telah berjumlah hampir 90.938 unit atau Kota Manado jumlah kecelakaan yang terjadi
kenaikan + 300% dari tahun sebelumnya. meningkat dari tahun 2014 ke tahun 2015 seiring
Begitu juga dengan mobil penumpang tahun dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan di
2014 berjumlah 12.908 sedangkan tahun 2015 Kota Manado. Total kerugian akibat kecelakaan
berjumlah 31.108 kendaraan. Tingkat mencapai Rp. 985.800.000 pada tahun 2015.
pertumbuhan kendaraan pribadi tersebut pada
Tabel 10. Jumlah Kecelakaan dan Pelanggaran
akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan
yang Dilaporkan/ Diselesaikan pada
seperti kemacetan, kesemrawutan, tingkat Kepolisisan Resort Tahun 2014-2015
kecelakaan lalu lintas yang tinggi dan masalah No URAIAN 2014 2015
lingkungan. Jenis angkutan umum yang 1 Dilaporkan 69 312
melayani penumpang di kota Manado adalah 2 Diselesaikan 67 284
jenis mikrolet dengan kapasitas 9 (sembilan) 3 Korban
tempat duduk. Dengan jumlah kendaraan 715 - Meninggal 62 61
Dunia 24 103
kendaraan dengan jumlah 39 trayek.
- Luka Berat 41 346
Berdasarkan data yang diperoleh, untuk moda 4 - Luka Ringan - 195.800.000
angkutan yang digunakan di kota Manado dapat Kerugian Materi
dilihat pada gambar 4. Sumber : Kepolisian Resort Kota Manado
(Manado 2015

296
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

Kurangnya kesadaran pengguna jalan terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
akan menyebabkan banyaknya pelanggaran lalu terdapat di dalam wilayah.
lintas. Data yang berhasil diperoleh dari a. Kekuatan (Strengths)
Kepolisian Resort Kota Manado tahun 2015 1).Transportasi darat merupakan moda
sampai dengan tahun 2015 lebih dominan transportasi yang paling dominan yang
pelanggaran lalu lintas kendaraan yang tidak digunakan oleh masyarakat untuk
dilengkapi dengan surat surat dan kendaraan melaksanakan setiap kegiatan dari-
bermotor yang tidak menggunakan helm saat menuju suatu tempat untuk
berkendara, yang secara rinci dapat dilihat pada beraktivitas.
table dibawah ini. 2). Mempunyai keterpaduan yang erat
dengan sistem jaringan transportasi
Tabel 11. Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas yang laut dan udara. Aktifitas barang dan
Dilaporkan/Diselesaikan pada manusia keluar-masuk Kota Manado
Kepolisisan Resort Kota Manado yang meliputi pelabuhan Manado,
Tahun 2014-2015 terminal Karombasan, terminal Paal
NO Jenis Pelanggaran 2014 2015
II, terminal Malalayang dan Bandar
1 Kecepatan - 1
2 Muatan 241 125 Udara Sam Ratulangi, sangat
3 Peruntukan 1.264 909 menunjang kelancaran distribusi
4 Perlengkapan 4.669 5.073 orang dan barang ke seluruh wilayah
5 Helm 3.642 1.183 dalam kota, provinsi, nasional dan
6 Surat-Surat 7.282 4.609 internasional, sehingga secara umum
7 Rambu-Rambu - 11.316 jaringan sarana, prasarana dan
Jumlah 17.098 23.216
pelayanan jasa transportasi Kota
Sumber: Kepolisian Resort Kota Manado (Manado
2015) Manado telah mampu menunjang
kelancaran distribusi orang dan
C. Analisis SWOT barang ke seluruh wilayah baik lokal,
Analisis SWOT terdiri dari faktor internal nasional maupun internasional.
dan eksternal yang secara langsung dan tidak Partisipasi masyarakat dalam
langsung akan mempengaruhi tujuan dari suatu pembangunan prasarana kota.
institusi/organisasi. Faktor internal terdiri dari Pembangunan prasarana jalan yang
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), pada mulanya merupakan jalan
sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang lingkungan hasil swadaya
(opportunity) dan ancaman (threat). Keterkaitan masyarakat, kemudian ditingkatkan
antara kondisi internal dan eksternal dapat menjadi jalan umum, demikian juga
ditunjukkan dalam empat hubungan, yaitu: dengan sarana angkutan baik
1. memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang, angkutan darat, laut, udara, pos dan
2. memanfaatkan kekuatan untuk mengantisipasi telekomunikasi kerjasama antara
ancaman, pihak pemerintah masyarakat dan
3. menghilangkan kelemahan untuk meraih pihak swasta, hal ini menunjukan
peluang, bahwa peranan masyarakat dalam
4. menghilangkan kelemahan untuk pembangunan sarana, prasarana dan
mengantisipasi ancaman.
usaha bidang perhubungan
pada bagian ini akan dijelaskan tentang
mempunyai peranan strategis.
kondisi internal dan ekstenal dari wilayah Kota
3). Jaringan transportasi sangat
Manado.
menunjang kelancaran distribusi orang
1. Faktor Internal
dan barang ke seluruh wilayah daratan
Faktor internal merupakan faktor faktor dari
4). Pengembangan Jalan Tol Manado-
dalam wilayah yang sangat strategis untuk
Tomohon dan Manado-Bitung sangat
dikembangkan atau dihilangkan berdasarkan
mendukung mobilitas penduduk.
pada hasil identifikasi. Factor internal ini

297
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

5). Jaringan trasnportasi merupakan sektor yang selama ini lebih berperan sebagai
vital dari setiap proses pembangunan daerah transit perdagangan nasional
yang dilakukan dan urat nadi dan internasional dikawasan Pasifik
terjadinya proses ekonomi khususnya untuk transportasi, maka
b. Kelemahan (Weakness) pengembangan perhubungan dikota
1). Disiplin pengendara, penumpang, Manado tidak saja untuk memenuhi
maupun pejalan kaki masih kurang. kebutuhan lokal namun lebih dari itu
2). Tidak seimbangnya persentase harus dapat mengantisipasi dan
pertambahan jumlah kendaraan dengan memenuhi kebutuhan transportasi
persentase pertambahan prasarana secara umum bagi rencana
jaringan jalan pembangunan Perhubungan Propinsi
3). Jumlah angkutan umum dalam kota Sulawesi Utara.
dan luar kota yang tinggi 4) Pembangunan jaringan tranportasi
4). Kemacetan menimbulkan biaya social seperti Jalan Ring Road, terminal, tol
(social cost) yang sangat tinggi. dan jalur kereta api membawa berbagai
5). Banyak lokasi on-street parking illegal dampak. Pada saat pengerjaan proyek
dan di jalan arteri/padat lalu lintas otomatis akan banyak menyerap
6). Kurang terjaminnya kebutuhan akan tenaga kerja untuk pekerjaan-
rasa aman, kebutuhan akan tepat pekerjaan penggalian, instalasi dan
waktu, kebutuhan akan lama lain-lain, sehingga dapat membuka
perjalanan yang diderita dalam lapangan pekerjaan baru dan
pelayanan angkutan umum serta cara mengurangi angka pengangguran.
mengemudikan kendaraan yang Bagi sebagian pemilik lahan
sembarangan dan membahayakan terutama yang terletak di simpul-
keselamatan
simpul jalan akan menikmati naiknya
2. Faktor Eksternal
nilai lahan mereka.
Faktor Eksternal merupakan factor factor
5) Sumber daya alam di Kota Manado
yang berasal dari luar wilayah yang berpengaruh
sangat berpotensi untuk
terhadap pengembangan wilayah, sehingga perlu
pengembangan sector pariwisata dan
untuk diidentifikasi dalam meningkatkan
transportasi sebagai “Waterfront City”
pengembangan tersebut. Factor ekstenal ini terdiri
di teluk Manado berpotensi untuk
dari peluang dan ancaman yang akan dihadapi
pengembangan kota wisata pantai.
dalam pengembangan.
Potensi pengembangan wisata dan
a. Kesempatan (Opportunity)
transportasi air sudah selayaknya
1) Otonomi Daerah : memberikan
menjadi alternative moda transportasi.
kesempatan kepada pemerintah daerah
b. Ancaman (Threat)
menjalankan otonomi seluas luasnya
1). anyaknya pelanggaran dan kecelakaan
untuk mengatur dan mengurus sendiri
lalu lintas
urusan pemerintahan berdasarkan asas
2). Semakin mudahnya proses pemilikan
otonomi dan tugas pembantuan..
kendaraan pribadi baik mobil
2) Berkembangnya pembangunan di
maupun sepeda motor.
Kota Mando seiring dengan
3). Jumlah angkutan umum yang ada di
berkembangnya kepariwisataan. Kota
kota Manado banyak yang sudah
Manado yang memiliki potensi lokal
tidak layak digunakan
keindahan alam seperti taman laut
Bunaken merupakan modal dasar 5). Tekanan migrasi desa ke kota dan
berkembangnya kepariwisataan yang perkembangan kota Manado
sangat khas dengan keramah-tamahan sendiri.
penduduk, sistem sosial dan tata cara 6). Meningkatnya harga tanah di pusat
kehidupan beragama yang bertoleransi. kota mengakibatkan tersebarnya
3) Letak Geofrafis Kota Manado. Letak lokasi permukiman jauh dari pusat
Kota Manado sangat strategis sebagai kota atau bahkan sampai ke luar
bagian dari Propinsi Sulawesi Utara

298
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

kota yang tidak tercakup oleh Berdasarkan Tabel 12 dapat dil2.ihat


jaringan layanan angkutan umum. bahwa angka angka pada bobot dan skor
7). Dibukanya jalan baru semakin tampak secara jelas factor factor internal yang
merangsang penggunaan angkutan bersifat sangat strategis dalam menentukan
pribadi karena biasanya di jalan baru kondisi dan daya saing. Diketahui bahwa
belum terdapat jaringan layanan jumlah skor untuk keuatan adalah 2.137 dan
angkutan umum. jumlah skor kelemahan 1.832 nilai skor untuk
8). Dibukanya beberapa mall yang baru skor total diperoleh dari hasil penambahan
menambah kemacetan diruas jalan antara skor untuk kekuatan dan skor dari
tertentu kelemahan sehingga memperoleh nilai 3.969
3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal dengan demikian hasil ini menjadi dasar dalam
Analisis lingkungan internal dan eksternal
menganalissi factor internal dengan
sering dikenal pula dengan analisis
mengandalkan kekuatan untuk melihat
SWOT ( Strength,Weakness, kelemahan kelemahan.
Opportunity dan Threat). Analisis b. Analisis Faktor Eksternal
eksternal dan internal merupakan Dalam analisis ekternal dapat
analisis yang digunakan untuk diidentifikasi peluang dan ancaman yang ada di
memahami kondisi internal (Kekuatan Kota Manado maupun ancaman yang datang
dan kelemahan) dan situasi eksternal dari luar untuk dapat diperhatikan, sehingga
(peluang dan hambatan) dapat menjadi patokan dalam pengembangan
a. Analisis Faktor Internal
selanjutnya. Bobot skor total diberikan
Dalam analisis internal dapat
berdasarkan pada hasil analisis dari factor
diidentifikasi kekuatan dan kelemahan
eksternal dengan penghitungan hasil kuesioner
yang ada diwilayah Kota Manado untuk
seperti pada tabel 13.
dapat diperhatikan, sehingga dapat
menjadi patokan dalam pengembangan Tabel 13. Evaluasi Faktor Eksternal
selanjutnya. Dalam analisis factor
internal dan eksternal diberi symbol
angka. Bobot, skor dan total berdasarkan Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Total
pada hasil analisis dari factor internal Peluang Rata rata
dengan perhitungan hasil kuisioner, (Opportunities)
seperti yang terlihat pada table 12.
1 0.22 3.70 0.814
Tabel 12. Analisif Faktor Internal 2 0.173 2.80 0.484
Faktor internal Bobot Rating Skor Total 3 0.181 2.90 0.524
(Kekuatan) Rata rata 4 0.186 3.00 0.576
5 0.229 3.70 0.847
1 0.103 2.2 0.226
0.989 3.245
2 0.198 2.3 0.455
3 0.224 2.6 0.582 Ancaman (Threats)
4 0.206 2.4 0.494 1 0.616 2.50 0.402
5 0.181 2.1 0.38 2 0.173 2.70 0.467
(Kelemahan) 0.117 1.70 0.198 3 0.147 2.30 0.338
1. 0.144 2.10 0.302
5 0.089 1.40 0.124
2 0.144 2.10 0.302
6 0.089 1.80 0.207
3 0.131 1.90 0.248
4 0.144 2.10 0.302 0.685 1.538
5 0.151 2.20 0.332 Total 4.852
0.996 14.5 1.832
Total 3.969

299
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

Berdasarkan pada Tabel 13 dapat dilihat nilai total EFAS adalah 4.852 hasil analisisnya
bahwa dari angka angka pada bobot dan skor dapat dilihat pada gambar 5. Pada gambar
tampak secara jelas factor factor eksternal. analisis factor internal dan eksternal maka nilai
Table tersebut diketahui bahwa jumlah skor IFAS yang didapat adalah 3.969 sedangkan
untuk peluang adalah 3.245 sedangkan jumlah matriks internal eksternal dapat dilihat bahwa
skor pada ancaman adalah 1.538. Nilai skor rata posisi strategi pengembangan system
rata diperoleh dari hasil penambahan antara jaringan transportasi di Kota Manado berada
skor untuk peluang dan skor untuk ancaman pada sel I yaitu Pertumbuhan Strategi
sehingga memperoleh nilai 4.852 dengan Konsentrasi memalui integrase
demikian hasil ini dapat menjadi dasar untuk vertical. Dengan strategi konsentrasi
menganalisis factor eksternal dengan melihat berdasarkan integrase horizontal ini dapat
peluang dan ancaman yang ada. dilihat bahwa kota Manado mempunyai
B. Matriks Internal Eksternal kekuatan yang besar pada strategi
Matriks Internal Eksternal merupakan
pengembangan jaringan transportasi secara
matriks yang dapat mengukur kekuatan internal
horizontal dengan memanfaatkan letak
dan pengaruh eksternal yang akan dihadapi
dalam strategi pengembangan jaringan
geografis dan potensi sumberdaya alalm
transportasi di Kota Manado . berdasarkan hasil (wilayah pesisir) untuk pengembangan
jaringan transportasi laut (pesisir).

Internal Kuat Rata-Rata Lemah


(3.00-4.00) (2.00-2.99) (1.00-1.99)
Eksternal
Tinggi I II III
(3.00-4.00) Pertumbuhan Strategi Pertumbuhan strategi Penciutan
Konsentrasi memalui konsentrasi berdasarkan Strategi Turnaround
integrase vertical integrasi Horisontal
Sedang IV V VI
(2.00-2.99) Stabilitas Pertumbuhan Penciutan
Strategi Stabilitas Stabilitas Startegi divestasi
Strategi Konsentrasi melalui
integrase horizontal
Rendah VII VIII IX
(1.00-199) Pertumbuhan Pertumbuhan Strategi Likuiditas
Strategi diversikasi diversikasi konglomerat Strategi likuiditas atau
konsentrik bangkrut

Gambar 5. Analisis matriks internal eksternal


dijelaskan matriks strategi pada gambar 6
C. Analisis Matriks SWOT matriks SWOT.
Matriks SWOT merupakan dasar
perumusan trategi pengembangan jaringan a. Strategi Strength – Opportunities (S-O)
transportasi di kota Manado. Strategi ini akan Strategi S-O merupakan strategi yang
dapat diterapkan kebijakan yang diperlukan dirumuskan dengan cara memanfaatkan
untuk mendukung pelaksanaan strategi kekuatan yang dimiliki oleh Kota Manado
tersebut dalam mendorong proses dengan mempergunakan peluang yang ada,
pengembangan jaringan transportasi, dapat seperti moda transportasi yang dominan
digunakan, Keterpaduan Sistem Jaringan

300
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

Transportasi Jaringan sarana dan prasaran barang dan orang ke seluruh wilayah.
yang ada dengan melakukan rencana rencana Kebijakan pemerintah daerah dalam
pengembangan jaringan transportasi . seperti mengatasi ancaman yang semakin
yang dikatakan oleh Fahmi (2013), bahwa menyudutkan peran angkutan umum perlu
strategi S-O artinya wilayah menentukann untuk dilakukan berdasarkan aturan yang
strategi berdasarkan pada kombinasi kekuatan berlaku. Seperti halnya yang dikatakan
dan peluang yang dapat dimanfaatkan Bustanul dan Didik (2001) dalam hal
kekuatan untuk menggunakan peluang sebaik menanggulangi ancaman yang menyudutkan
baiknya. Kota Manado memilik kekuatan angkutan umum perlu adanya aturan main dan
yang sangat kuat, dimana letak geografis yang hokum atau kebijakan. Dengan demikian
sangat strategis dan mempunyai wilayah strategi pengembangan jaringan transportasi
pesisir yang berpotensi untuk pengembangan yang berkualitas harus berfokus pada sub
transportasi moda laut. Hal senada juga sector moda transportasi sebagai sector
disampaikan oleh Fauzi (2006), bahwa moda unggulan.
transportasi yang dominan digunakan dapat c. Strategi Weakness –Opportunities (W-
dianggap sebagai mesin pertumbuhan (engine O)
of growth) dapat mentransformasi moda Merupakan strategi yang dihasilkan
transportasi ke dalam “ man made capital” dengan cara untuk emngurangi kelemahan
yang pada gilirannya akan menghasilkan kelemahan yang ada untuk memperoleh
perkembangan pembangunan yang bebih baik peluang dalam pengembangan jaringan
dimasa yang akan dating. Dengan demikian transportasi. Seperti juga yang dikatakan
strategi yang diterapkan dengan Fahmi (2013) bahwa strategi W-O dilakukan
mengandalkan kekuatan yaitu Peningkatan untuk bagaimana meminimalkan kelemahan
kunjungan kepariwisataan di kota Manado yang selalu muncul dalam wilayah dengan
akan meningkatkan pendapatan penduduk memanfaatkan peluang yang menguntungkan.
dengan ketersediaan jaringan system Dengan demikian strategi yang dilakukan
transportasi dengan memanfaatkan dalam strategi pengembangan jaringan
transportasi moda untuk melaksanakan setiap trasnportasi meningkatakan kualitas sarana
kegiatan dalam beraktifitas. dan prasarana transportasi melalui
b. Strategi Strength- Threats (S-T) pemanfaatan potensi wilayah yang ada di kota
Strategi S-T merupakan strategi yang Manado.
muncul berdasarkan pada hasil d. Weakness – Threats (W-T)
denganmenggunakan kekuatan yang dimiliki Strategi W-T merupakan startegi yang
oleh Kota Manado untuk mengurangi atau dihasilkan dengan cara mengatasi kelemahan
menghilangkan segala macam ancaman dalam untuk menghilangkan ancaman. Peningkatan
pengembangan jaringan transportasi yang kualitias sumber Daya Manusia bagi para
diperkirakan akan muncul. Sama halnya yang pengguna angkutan massal perlu untuk
diungkapkan oleh Fahmi (2013) strategi S- T dilakukan sehingga mereka benar benar siap
artinya wilayah harus bisa memanfaatkan dalam melakukan pemanfaatan Surat Ijin
kekuatan baik dalam perencanaan dan mengemudi. Seperti juga yang diungkapkan
pemanfaatan sumber daya manusia untuk oleh Mulyadi S (2014) dalam bukunya yang
mengatasi ancaman. Kebijakan pemerintah berjudul ekonoi sumberdaya manusia yang
daerah dalam Pengendalian pengembangan menjelaskan bahwa peningkatan sumber daya
transportasi di wilayah kota Manado perlu manusia tercermin dalam peningktan
dilakukan berdasarkan keterpaduan system kemampuan atau ketrampilan.
jaringan sarana dan prasarana sehingga
mampu menunjang kelancaran distribusi

301
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

IFAS Kekuatan Kelemahan


(Strengths) (Weaknessses)

S1.Transportasi darat merupakan W1.Disiplin pengendara, penumpang,


moda transportasi yang paling maupun pejalan kaki masih
dominan yang digunakan kurang.
S2.Mempunyai keterpaduan yang W2.Tidak seimbangnya persentase
erat dengan sistem jaringan pertambahan jumlah kendaraan
transportasi laut dan udara. dengan persentase pertambahan
S3.Sangat menunjang kelancaran prasarana jaringan jalan
distribusi orang dan barang ke W3. Jumlah angkutan umum dalam kota
seluruh wilayah daratan dan luar kota yang tinggi
S4.Pengembangan Jalan Tol W5.Kemacetan menimbulkan biaya
Manado-Bitung dan Manado- social (social cost) yang sangat
Tomohon yang mendukung tinggi.
mobilitas penduduk. W6.Banyak lokasi on-street parking
S5. Trasnportasi merupakan sektor illegal dan di jalan arteri/padat lalu
EFAS vital dari setiap proses lintas
pembangunan yang dilakukan W7.Kurang terjaminnya kebutuhan akan
dan urat nadi terjadinya proses rasa aman, kebutuhan akan tepat
ekonomi waktu, kebutuhan akan lama
perjalanan
Peluang Strategi S-O Strategi W-O
(Opportunities)
a. Pengembangan jaringan a. Peningkatan disiplin pengendara
O1. Otonomi Daerah trasportasi yang ada di daerah, penumpang maupun pejalan kaki
O2.Berkembangnya pembangunan di yang berdasarkan pada potensi b. Menyeimbangkan presentase
Kota Mando seiring dengan letak geografis dan SDA yang presentase kendaraan dan
ada yang dimiliki daerah c. Meminimalisir tigkat kemacetan
berkembangnya kepariwisataan.
dengan melihat peluang dari dengan pengaturan lokasi parkir
O3.Letak Geofrafis yang strategis sektor pariwisata dan
O4.Pembangunan jaringan transportasi. trasportasi berpeluang untuk
O5. Sumber daya alam sangat pengembangan transportasi
berpotensi untuk pengembangan sungai
sector pariwisata dan transportasi

Ancaman
(Threats) Strategi S-T Strategi W-T

T1.Banyaknya pelanggaran dan a. Memaksimalkan b. Menyediaan sarana dan prasarana


kecelakaan lalu lintas Pengembangan jaringan jalan yang baik serta menstabilkan
2). Semakin mudahnya proses dengan mengoptimalkan pasokan BBM, serta meningktakan
pemilikan kendaraan pribadi baik distribusi barang dan manusia disiplin kepemilikan SIM
mobil maupun sepeda motor. sampai pada angkutan c. Meningkatkan kebutuhan akan rasa
3) Tekanan Migrasi desa ke kota dan pengumpan (angkutan antar aman, kebutuhan akan tepat waktu,
perkembangan kota Manado lingkungan) kebutuhan akan lama perjalanan
sendiri. c. Memaksimalkan keterpaduan untuk meningktakan jumlah
4). Meningkatnya harga tanah di pusat moda untuk mengakses kunjungan wisatawan dalam
kota jaringan jalan baru. pengembangan sektor pariwisata dan
5). Dibukanya pusat perbelanjaan yang pelayanan kepada masyarakat
baru setempat

Gamba 6.Analisis matriks SWOT

302
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 159 – 170

D. Pemilihan Strategi dan kekuatan internal. Strategi pengembangan


Penentuan strategi pengembangan sistem jaringan transportasi di kota Manado
jaringan trasnportasi di Kota Manado dikembangkan secara terpadu dengan moda
berdasarkan pada amalisis matriks SWOT transportasi laut (pesisir) sesuai dengan potensi
dibuat berdasarkan pada hasil analisis dari letak geografis dan sumber daya alam dengan
factor factor strategis baik dari factor internal yang ada di Kota Manado dengan
maupun dari factor eksternal yang terdiri dari mempertimbangkan keunggulan karakteristik
moda, perkembangan teknologi, pemakaian bahan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
bakar,waktu dan jarak yang ditempuh. Dengan
Strategiyang dipilih berdasarkan pada hasil
adanya pengembangan jaringan transportasi
analisis pada matriks SWOT, dirumuskan beberapa masalah kemacetan yang terjadi pada
dalam empat strategi pengembangan jaringan ruas jalan tertentu dari dan menuju pusat kota
transportasi di Kota Manado yaitu akan berkurang Strategi pengembangan jaringan
1. Pengembangan jaringan trasportasi yang transportasi dalam peranannya sebagai unsur
ada di kota Manado, yang berdasarkan penunjang dalam pembangunan diarahkan untuk
pada potensi letak geografis dan sumber ditingkatkan kemampuan pelayanan angkutan
daya alam yang dimiliki dengan melihat dan daya dukungnya sesuai dengan kebutuhan
peluang dari sektor pariwisata dan masyarakat yang melayani dan menghubungkan
trasportasi berpeluang untuk pusat kota, pusat kegiatan wilayah serta
pengembangan transportasi laut dan pesisir kawasan-kawasan andalan yang cepat
2. Peningkatan disiplin pengendara berkembang.
penumpang maupun pejalan kaki
Menyeimbangkan presentase presentase Saran
kendaraan dan Meminimalisir tigkat Adapun saran-saran yang terkait
kemacetan dengan pengaturan lokasi parkir dengan Strategi pengembangan jaringan
yang baik. transportasi di Kota Manado adalah
3. Memaksimalkan Pengembangan jaringan Melihat kondisi transportasi yang ada saat ini
jalan di kota Manado dengan maka diperlukan keseriusan dan komitmen yang
mengoptimalkan distribusi barang dan kuat dari pemerintah Kota Manado, masyarakat
manusia sampai pada angkutan pengumpan dan pihak terkait dalam hal perencanaan
(angkutan antar lingkungan) serta berhubungan dengan strategi pengembangan
memaksimalkan keterpaduan moda untuk jaringan transportasi mulai dari perencanaan
mengakses jaringan jalan baru. umum, pengelolaan dan pengawasan. Perlu
4. Peningkatan kualitias sumber daya manusia dipertimbangkan untuk mengembangkan
bagi para pengguna angkutan umum perlu trasnportasi pesisir dengan memanfaatkan potensi
untuk dilakukan sehingga mereka benar dan letak geografis kota Manado , yang
benar siap dalam melakukan pelayanan diharapkan dapat menyebarkan pergerakan lalu
transportasi pada masyarakat umum serta lintas secara lebih merata ke bagian kota lainnya.
meningkatkan disiplin pemanfaatan Surat Dan peningkatan jalan lingkar diharapkan
Ijin mengemudi untuk meminimalisir menghubungkan antar pusat-pusat pertumbuhan
pengguna kendaraan bermotor. baru yang akan dikembangkan di daerah
pinggiran kota.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah Alhadar. 2011. Analisis Kinerja Jalan Dalam
dikemukakan maka dapat di simpulkan bahwa Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu
Strategi pengembangan sistem jaringan Lintas pada Ruas Simpang Bersinyal
transportasi di kota Manado terletak pada posisi di Kota Palu. Palu
kuadran I atau terletak antara peluang eksternal

303
Strategi Pengembangan Sistem Jaringan................(Ivon M Mangundap, Charles N. Ngangi, Caroline B.D Pakasi)

Azhar, A 2009. Analisis Dampak Sosial Prasetyo S. 2016 Kinerja Dinas Perhubungan
Ekonomi Pengguna Jalan Akibat Kota Bandar Lampung Dalam
Kemacetan Lalu Lintas (Studi Kasus Pelaksanaan Program ATCS (Area
Area Universitas Brawijaya Malang) Traffic Control System) di Kota
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Bisnis Bandar Lampung ( Studi pada Dinas
Universitas Brawijaya. Malang Perhubungan Kota Bandar Lampung)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Clarkson, O.H, dan Gary R.H., 1988. Teknik Universitas Lampung. Bandar
Jalan Raya, Edisi keempat Erlangga, Lampung
Jakarta.
Riyanto. 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Djajasudarma, T.F, 2006. Metode Linguistik. Perusahaan. Institut Teknologi
Refika Aditama. Bandung Bandung. Bandung

Ernie dan Saefullah, 2005. Pengembangan Santoso. I, 1997. Manajemen Lalu Lintas
Sumber Daya Manusia. Grasindo. Perkotaan. Institut Teknologi
Jakarta Bandung. Bandung

Harahap, S. 2001. Sistem Pengawasan Sirojuzilam dan Mahali K. 2010. Regional:


Manajemen, Quantum. Jakarta Pembangunan, Perencanaan dan
Ekonomi. USU Pres. Medan
Handoko, T.H. 1995. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Simbolon. M.M. 2003. Ekonomi Transportasi.
Yogyakarta Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kamaludin R. 2003. Ekonomi Transportasi: Tamin.O.Z. 1997. Perencanaan dan


Karakteristik, Teori, dan Kebijakan. Permodelan Transportasi.Institut
Ghalia Indonesia, Jakarta Teknologi Bandung. Bandung

Miro, F. 2002. Perencanaan Tansportasi,


Erlangga. Jakarta

Moleong, L. 2002. Metodologi Penelitian


Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung

Nasution, 1996. Manajemen Transportasi.


Ghalia Indonesia. Jakarta

Nawawi, H. 2003. Manajemen Sumber Daya


Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Gadja Mada University
Press. Yogyakarta

Poerwandari, E.K. 2007. Pendekatan Kualitatif


Untuk Penelitian Perilaku Manusia.
LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia. Jakarta

304

You might also like