Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

JAPAN THEME PARK DI PEKANBARU

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JEPANG

Astri Larasti1), Ratna Amanati2) dan Muhammad Rijal3)

Mahasiswa Program Studi Arsitektur1), Dosen Program Studi Arsitektur2) 3)


Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12.5 Pekanbaru Kode Pos 28293

email: astrilarasti@yahoo.co.id

ABSTRACT

Recreation is one thing that needed by the community, include the people in Pekanbaru City.
Pekanbaru is developted city. The media that can accommodate the needs of leisure and
entertainment for all society is theme park. Japan Theme Park is designed with the concept
Japanese culture. Themes and concepts have to be related to Japan in addition to enjoying
recreation and entertainment. Visitors can also learn about positive values such the culture
of Japan. Japan is the country that has historical links with Indonesia. Japanese culture is
shown into Japan Theme Park, grouped and limited to produce any buildings that will be
displayed at the Japan Theme Park. Japanese traditional architecture incorporated into the
design of Japan Theme Park through the application of some characteristics of Japanese
traditional architecture. The direction of building orientation, mass order, building mass
formations, building facades, building structure, and interior of the building are the
application of some characteristic of Japanese traditional architecture. The approach was
applied to all elements of design, ranging from outdoor fabric, formed by the masses, up to
the room within Japan Theme Park. With the application of Japanese culture as a concept
and Japanese traditional architecture as a theme could cause a great atmosphere of Japan in
ancient times. Visitors who come to Japan Theme Park will be persuaded to enjoy the
Japanese culture, accompanied by Japanese traditional architecture.

Keywords: Japan Theme Park, Japanese Culture, Japanese Traditional Architecture

1. PENDAHULUAN
Tempat hiburan dan wisata yang Theme Park : The New American City And
dibutuhkan oleh masyarakat adalah tempat The End Of Public Space” yaitu ‘dunia’,
hiburan dan wisata yang mampu dapat diartikan bahwa theme park
memberikan kegembiraan serta merupakan suatu tempat yang memiliki
pengalaman menarik yang tidak terlupakan satu ciri khas tertentu yang mampu
bagi semua golongan umur. Dengan memberikan stimulasi yang berbeda dari
mempertimbangkan aspek tersebut, maka lingkungan biasanya serta tertata dalam
salah satu jenis tempat hiburan dan wisata suatu lingkungan yang terkontrol. Dengan
yang mampu memenuhi kebutuhan pemilihan konsep yang berbeda dan unik
masyarakat terhadap hiburan dan wisata pada theme park tentu dapat menimbulkan
adalah berupa theme park atau taman serta meningkatkan kualitas dari kesan
hiburan bertema. sebuah ‘dunia’ yang ‘wah’ pada sebuah
Berdasarkan pengertian theme park theme park. Theme park yang menarik
menurut Michael Sorkin (1992) didalam tentu saja membutuhkan sesuatu konsep
bukunya yang berjudul “A Variation On ide yang menarik. Untuk mewujudkan

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 1


kreasi-kreasi tersebut, terdapat banyak a. Bagaimana penerapan tema pada setiap
saluran transformasi perancangan yang bangunan pada Japan Theme Park
dapat digunakan. Salah satu saluran sesuai dengan arsitektur tradisional
transformasi ini adalah exotic multicultural, Jepang?
yaitu saluran transformasi yang berkaitan b. Bagaimana tatanan bangunan serta
dengan kebudayaan (cultural) suatu tatanan ruang pada Japan Theme Park
tempat yang berada diluar lingkungan yang menerapkan kebudayaan Jepang
seseorang (dalam konotasi geografik). sebagai konsep dan arsitektur
Semakin jauh suatu lingkungan tersebut, tradisional Jepang sebagai tema dalam
maka semakin kuat daya eksotiknya. suatu Japan Theme Park?
(Amanati, 2011)
Dengan menerapkan kebudayaan Berdasarkan permasalahan yang telah
Jepang yang jarang ditemukan di ditentukan, maka tujuan dari penulisan ini
Indonesia terutama di Pekanbaru tentu adalah:
akan mampu menciptakan sebuah dunia a. Menerapkan tema pada setiap
tersendiri pada theme park tersebut yaitu bangunan pada Japan Theme Park
dunia yang dipenuhi dengan kebudayaan sesuai dengan arsitektur tradisional
Jepang yang sangat jarang dapat dinikmati Jepang.
oleh masyarakat Indonesia umumnya. b. Menentukan tatanan bangunan serta
Theme park dengan tema kebudayaan ruang pada Japan Theme Park dengan
Jepang merupakan sebuah konsep baru menerapkan kebudayaan Jepang
yang unik dan sangat menjanjikan. Oleh sebagai konsep dan arsitektur
karena itu, kebudayaan Jepang dipilih tradisional Jepang sebagai tema pada
sebagai konsep dari Japan Theme Park kawasan.
untuk lebih mengenalkan sisi keindahan
yang dimiliki oleh Negara Jepang. 2. METODE PERANCANGAN
Arsitektur tradisional Jepang A. Paradigma
merupakan arsitektur yang sederhana akan Pada perancangan Japan Theme Park ,
tetapi memiliki banyak nilai didalamnya. menggunakan konsep kebudayaan Jepang
Bangunan dengan arsitektur Jepang dan tema arsitektur kebudayaan Jepang.
memiliki sifat yang kaku dan tidak Metode perancangan Japan Theme Park di
berlebihan pada fasadnya, meskipun Pekanbaru didasarkan pada prinsip dan
sederhana arsitektur Jepang mampu karakteristik desain arsitektur tradisional
menunjukan kesan natural yang sangat Jepang.
mempesona. Arsitektur tradisional Jepang Jadi, metode perancangan dimulai dari
merupakan salah satu bentuk kebudayaan perancangan lansekap hingga bangunan
Jepang dalam bidang arsitektur. Dengan dengan memperhatikan macam-macam
mempertimbangkan keterkaitan unsur kebudayaan yang akan ditampilkan di
kebudayaan Jepang dengan arsitektur dalam Japan Theme Park di Pekanbaru
tradisional Jepang, maka arsitektur dan menyesuaikan dengan prinsip dan
tradisional Jepang dipilih sebagai tema karakteristik arsitektur tradisional Jepang
yang akan diterapkan dalam theme park ini. yang diterapkan.
Adanya tempat wisata yang menarik
dan memiliki tema yang unik tentu dapat B. Strategi Perancangan
menarik perhatian dari masyarakat yang Strategi dalam melakukan
ada diluar kota sehingga berkunjung ke perancangan Japan Theme Park adalah
Pekanbaru sebagai berikut:
Adapun yang menjadi permasalahan 1. Identifikasi Site
yang akan dikaji adalah sebagai berikut: Dalam perancangan Japan Theme
Park, site yang dipilih berada didalam
Kota Pekanbaru yang berlokasi di daerah tepian sungai Siak, Kecamatan Rumbai
JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 2
Pesisir. Menentukan luasan site yang beberapa zona yang terdapat didalam
telah ditentukan, serta faktor eksisting zona utama:
dalam pemilihan lahan dengan kondisi a) Zona kegiatan rekreasi dan hiburan
lingkungan dan bangunan yang berada (Publik).
disekitarnya. Zona ini merupakan zona fungsi
utama dari Japan Theme Park. Pada
2. Konsep zona ini terdapat kawasan wahana
Konsep perancangan Japan Theme yang ditampilkan pada Japan Theme
Park telah ditetapkan berdasarkan Park. Zona ini berada di dekat
Seminar Arsitektur; Kebudayaan gerbang utama pengunjung (gerbang
Jepang. Strategi dalam penerapan barat) yang merupakan salah satu dari
konsep adalah sebagai berikut: dua gerbang utama pada zona
 Menentukan pembagian dan kawasan utama (gerbang timur dan
pembatasan kebudayaan Jepang gerbang barat). Zona ini akan
yang akan ditampilkan di dalam langsung bisa diakses oleh
Japan Theme Park. pengunjung karena merupakan tujuan
 Memperhatikan aspek-aspek utama dari pengunjung mengunjungi
perancangan arsitektural dalam Japan Theme Park.
kaitannya dengan konsep b) Zona kegiatan pelayanan umum/
perancangan agar terjadi servis (Semi Publik)
keselarasan di dalam desain. Zona ini diletakkan berdekatan
Perancangan Japan Theme Park ini dengan zona kegiatan pengelola dan
menggunakan kebudayaan Jepang dan memiliki akses masuk tersendiri yaitu
menerapkan tema arsitektur gerbang ke dua (gerbang timur) dari
tradisional Jepang, pada penerapannya dua gerbang pada zona kawasan
tersebut terbagi menjadi: utama. Gerbang ke dua ini dikhusus
a. Penzoningan kan untuk servis dan pengelola.
Proses selanjutnya yaitu menentukan c) Zona kegiatan pengelola (Privat)
penzoningan. Berikut merupakan Zona kegiatan pengelola ini
strategi penzoningan pada Japan diletakkan pada arah yang berlawan
Theme Park: dengan arah masuk utama pengunjung.
1) Diterapkan melalui pembagian zona Zona ini dapat diakses melalui
kawasan utama yang berbentuk gerbang timur. Perbedaan gerbang
persegi yang berdasarkan pada ukuran merupakan salah satu strategi dalam
cho (satuan ukuran untuk persatuan menjaga ke privasi-an.
kawasan di Jepang) .
2) Zona kawasan utama berfungsi b. Konsep Ruang
sebagai kawasan utama theme park. 1) Tatanan Ruang Luar
Sisa dari lahan yang ada pada tapak Perancangan pada tatanan ruang luar
dimanfaatkan sebagai area servis dan meliputi perletakan ruang terbuka,
area parkir. sirkulasi, perletakan vegetasi dan
3) Didalam zona kawasan utama, elemen- elemen pelengkap pada
terdapat beberapa pembagian zona lansekap. Tatanan ruang luar pada
lainnya yang didasarkan pada perancangan Japan Theme Park harus
pembagian zona publik, semi publik, mempertimbangkan:
dan privat serta didasarkan juga pada a) Tatanan Lansekap
prinsip arsitektur tradisional Jepang Pada tatanan lansekap unsur yang
pada kawasan. Berikut adalah diterapkan pada kawasan Japan
Theme Park adalah unsur-unsur yang
terdapat pada taman Jepang, yaitu:

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 3


 Kontur Buatan b) Interior
 Kolam Untuk penerapan interior bangunan
 Pulau terdapat beberapa karakteristik
 Taman pada arah utara bangunan tradisional Jepang yang
 Air yang mengalir diterapkan seperti bentukan ruangan
 Air terjun dengan menggunakan dasar tatami,
Hal yang paling utama yang rungan yang menerapkan unsur
ditunjukkan pada lansekap adalah washitsu didalamnya, serta penerapan
tatanan lansekap yang natural dan berbagai ornamen interior khas Jepang
memiliki batasan yang samar sehingga seperti lampu lantai dan lukisan dan
bangunan bisa langsung menyatu kaligrafi khas Jepang.
dengan lingkungan.
b) Sirkulasi c. Konsep Massa
I. Sirkulasi Kendaraan 1) Tatanan Massa
Sirkulasi kendaraan pada Japan Proses selanjutnya yaitu pentuan
Theme Park dibedakan menjadi: tatanan massa. Tatanan massa pada
i. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung, Japan Theme Park didasarkan pada
yang terdiri dari: pembagian dan pengelompokkan
 Sirkulasi motor kebudayaan Jepang apa saja yang
 Sirkulasi mobil akan ditampilkan di dalam Japan
 Sirkulasi bus Theme Park. Selain itu, tatanan massa
ii. Sirkulasi Kendaraan Pengelola juga dipengaruhi oleh prinsip dan
dan Servis. karakteristik arsitektur tradisional
II. Sirkulasi Pejalan Kaki Jepang yang diterapkan. Pada tatanan
Sirkulasi pejlan kaki dibedakan massa, menerapkan prinsip bangunan
menjadi sirkulasi diluar kawasan kompleks tradisional jepang dengan
utama dan didalam kawasan utama. tipe shinden-zukuri. Pada tatanannya,
Pada daerah di luar zona utama, massa bangunan ditata seimbang di
dimulai pada area parkir, hingga dalam kawasan, namun tidak simetris.
menuju gerbang utama kawasan. Jarak Antara satu massa bangunan satu
beberapa area parkir dengan gerbang dengan bangunan yang lainnya
kawasan utama disengajakan dengan memiliki penghubung berupa lorong
jarak yang tidak dekat untuk terbuka yang disebut dengan ro, yang
membiasakan pengunjung berjalan merupakan salah satu unsur penting
kaki, karena salah satu budaya orang pada suatu bangunan kompleks
Jepang adalah berjalan kaki. tradisional Jepang.
2) Tatanan Ruang Dalam 2) Bentuk Massa
a) Tata Ruang Pada massa bangunan menerapkan
Tatanan ruang dalam pada beberapa karakteristik arsitektur tradisional
bangunan memiliki fungsi dan luas Jepang, yaitu memiliki bentuk persegi
yang berbeda, sesuai dengan fungsi dengan struktur inti yang disebut
bangunan masing- masing. Penataan moya yang dikelilingi oleh pelataran
ruang dalam mengikuti pola modul yang juga berfungsi sebagai sirkulasi
bangunan yang terbentuk dari pola yang disebut hisashi. Beberapa
ruang tatami. Seperti pada bentukan bangunan juga saling terhubung
massa bangunan, bentukan pada ruang menggunakan lorong terbuka yang
Japan Theme Park juga meiliki disebut ro.
bentuk yang sama, yaitu persegi. 3) Fasad Bangunan
Untuk fasad bangunan tidak
menggunakan ornamen. Sebagai

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 4


pengganti pintu dan jendela, bangunan dipergunakan untuk dianyam menjadi
pada Japan Theme Park tikar kasar yang disebut dengan
menggunakan partisi geser berupa mushiro, dan tikar halus yang disebut
shoji dan fusuma. Untuk penerapan dengan tatami, yang digelar di atas
warna, bangunan menggunakan warna tikar kasar. Batu-batu terbatas
yang natural kayu dan warna natural dipergunakan untuk pondasi rumah,
dari dinding lumpur (ookabe-zukuri) tidak pernah digunakan sebagai
4) Struktur dinding.
Penerapan arsitektur tradisional
Jepang pada struktur bangunan 3. Utilitas
diterapkan pada beberapa bagian Pada sistem utilitas, menyesuaikan
bangunan, yaitu: dengan prinsip dan karekteristik di
a) Struktur Atap, menerapkan kerangka dalam arsitektur tradisional Jepang.
atap khas Jepang dengan tipe wagoya.
b) Struktur Dinding, menerapkan 4. Hasil Desain
ookabe-zukuri / mud wall-structure Setelah melakukan proses langkah-
(struktur dinding lumpur). Sebagai langkah perancangan seperti yang
penyesuaian pada kondisi geografi sudah dijelaskan sebelumnya, maka
Kota Pekanbaru, maka semen dihasilkanlah desain Japan Theme
ditambahkan sebagai salah satu Park di Pekanbaru.
material campuran pada lapisan
lumpur.
c) Struktur Pondasi. Pada bangunan yang C. Bagan Alur Perancangan
hanya memiliki satu lantai,
menerapkan struktur pondasi
ishibadatte yang merupakan tipe
pondasi sederhana yaitu pondasi batu
yang berada diatas tanah.
5) Material
Bahan bangunan yang
dipergunakan antara lain, balok kayu
besar untuk tiang utama rumah dan
rangka-rangka penting dari kerangka
rumah. Kayu juga digunakan untuk
dinding, lantai, langit-langit, dan
bubungan atap. Bambu digunakan
untuk melapisi tempat-tempat kosong
di antara dinding kayu dan setelah itu
dilapisi dengan tanah liat untuk
dijadikan dinding yang rata (ookabe-
zukuri). Tanah liat juga dibakar
menjadi genteng. Rumput jenis Skema 2.1. Bagan Alur Perancangan
tertentu dipergunakan sebagai atap,
sedangkan jerami tanaman padi
3. ANALISA HASIL DAN Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
PEMBAHASAN
A. Lokasi B. Kebutuhan Ruang
Lokasi tapak berada disekitar lokasi
Jembatan Siak IV (dalam proses No Fasilitas Luas (m²)
pembangunan) dan disekitar lokasi 1 Bangunan Penerima 320,97
tepian Sungai Siak, Kecamatan 2 Area Bersantai & 4550

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 5


Bersosialisasi arsitektur tradisional Jepang, pola
3 Bangunan Teater 614 pada kawasan memiliki pola persegi.
Kabuki
4 Bangunan Workshop 711
Selanjutnya, sisa dari pola persegi
Ikebana tersebut pada site, akan dijadikan
5 Bangunan Workshop 454 sebagai zona terbuka yang berfungsi
Porselen Jepang sebagai area parkir pengunjung, servis
6 Bangunan Tea House 586 dan pengelola serta sebagai area lahan
7 Bangunan Doujo 271,05
Samurai
hijau terbuka.
8 Bangunan Doujo 271,5
Shinobi
9 Stall Jajanan Khas 166
Jepang
10 Bangunan Restoran 1210
11 Matsuri (Festival) 569,4
12 Stall Souvenir 94
13 Pengelola 353,28
14 Pelayanan (Servis) 250,9
15 Pelayanan Teknis 137,8

C. Konsep
Perancangan Japan Theme Park ini Gambar 3.1. Penzoningan Pola Ruang
menggunakan kebudayaan Jepang dan Luar
menerapkan tema arsitektur
tradisional Jepang, pada penerapannya Berikut merupakan zona-zona yang
tersebut terbagi menjadi dua, yaitu terdapat didalam Japan Theme Park,
konsep terhadap ruang dan konsep yaitu:
terhadap massa. 1) Zona Kawasan Utama. Pada zona ini
1. Penzoningan berisi area-area sebagai berikut:
Pada penerapan penzoningan ruang a) Area kegiatan rekreasi dan
luar, terdapat beberapa karakteristik hiburan (Publik)
arsitektur Jepang yang diterapkan, b) Area kegiatan pelayanan umum /
yaitu: servis (Semi Publik)
a. Pola kawasan utama theme park yang c) Area kegiatan pengelola (Privat)
mencakup zona rekreasi dan hiburan, 2) Area Parkir. Pada area parkir ini
zona servis dan zona pengelola, yaitu terdapat beberapa area:
berbentuk persegi dikarenakan pada a) Area parkir motor pengunjung
(Publik)
b) Area parkir mobil pengunjung
(Publik)
c) Area parkir bus pengunjung
(Publik)
d) Area parkir pengelola dan servis
(Privat)
3) Area lahan hijau terbuka.

2. Konsep Ruang
a. Konsep Tatanan Ruang Luar
Penerapan karakteristik arsitektur
tradisional Jepang dapat dilihat dari
pola lansekap yang terbentuk, dan
pola sirkulasi yang digunakan.

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 6


dasar tersebut akan diterapkan secara
kawasan pada lansekap Japan Theme
Park. Berikut adalah penerapan
elemen-elemen dasar taman Jepang
pada lansekap Japan Theme Park,
yaitu:
I. Kontur buatan
Kontur buatan diciptakan pada
Gambar 3.2. Pola ruang Luar beberapa bagian lansekap dengan
ketinggian berbeda.
Berikut penjelasan mengenai pola II. Kolam
lansekap dan sirkulasi yang terbentuk Kolam merupakan unsur penting yang
pada Japan Theme Park: ada pada Japan Theme Park, karena
1) Pola Lansekap perairan hampir mendominasi
Pada pola lansekap yang diterapkan lansekap.
yaitu merupakan penerapan beberapa III. Pulau
karakteristik dari arsitektur tradisional Pulau dibentuk dalam bentuk besar
Jepang. Penerapan karakteristik maupun kecil. Pada bagian pulau yang
arsitektur tradisional tersebut ke besar, terbentuk karena adanya aliran
dalam lansekap menimbulkan sungai yang terbentang menghubungi
terbentuknya pola lansekap dengan antara dua kolam yang ada pada arah
karakteristik sebagai berikut: utara dan selatan lansekap.
a) Kawasan utama memiliki bentuk IV. Taman pada arah utara
persegi dengan tatanan lansekap yang Taman ini merupakan area terbuka
dinamis dan free. hijau yang berada diluar kawasan
b) Sesuai dengan salah satu prinsip persegi. Hanya untuk sebagai simbol
arsitektur tradisional Jepang yang dari salah satu karakteritik tradisoinal
sangat dekat alam, maka bagian yang Jepang.
akan dijadikan dasar bangunan dan V. Air yang mengalir
bagian lahan terbuka (taman, kolam, Air yang mengalir pada taman Jepang,
dll) memiliki batasan yang samar di transformasikan menjadi dua buah
sehingga bangunan bisa lebih menyatu sungai yang saling menghubungi dua
dengan lingkungannya. kolam besar yang ada pada kawasan
lansekap Japan Theme Park.
VI. Air terjun
Air terjun yang ada hanya sebuah
aliran yang diakibatkan oleh
perbedaan level pada kontur lansekap.

Gambar 3.3. Point a & b Pada Lansekap

c) Pada lansekap terdapat penerapan


beberapa elemen dasar yang terdapat
pada taman Jepang. Elemen-elemen
Gambar 3.4. Rincian Point c Pada
Lansekap

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 7


2) Sirkulasi 1) Tata Ruang
Sirkulasi yang terdapat pada Japan a) Bangunan Penerima
Theme Park memiliki satu pintu I. Lantai 1
masuk (Pengunjung, Pengelola, dan
Servis) dan dua Pintu keluar (Out 1,
diperuntukkan untuk pengunjung. Out
2, diperuntukkan untuk pengelola dan
servis). Sirkulasi kendaraan yang
terdapat pada Japan Theme Park
terbagi menjadi:
a) Sirkulasi kendaraan pada Japan
Theme Park dibedakan menjadi:
I. Sirkulasi Kendaraan Pengunjung,
yang terdiri dari: Gambar 3.6. Denah Ruang Bangunan
i. Sirkulasi motor Penerima Lantai 1
ii. Sirkulasi mobil
iii. Sirkulasi bus II. Lantai 2
II. Sirkulasi Kendaraan Pengelola dan
Servis
b) Sirkulasi Pejalan Kaki
Pada daerah di luar zona utama,
dimulai pada area parkir, hingga
menuju gerbang utama kawasan. Jarak
beberapa area parkir dengan gerbang
kawasan utama disengajakan dengan
jarak yang tidak dekat untuk
membiasakan pengunjung berjalan
kaki, karena salah satu budaya orang
Jepang adalah berjalan kaki. Gambar 3.7. Denah Ruang Bangunan
Pada zona kawasan utama, hanya Penerima Lantai 2
terdapat sirkulasi pejalan kaki
didalamnya, karena kendaraan sama b) Bangunan Workshop Ikebana
sekali tidak memiliki akses untuk
masuk kedalam kawasan utama.

Gambar 3.8. Denah Ruang Bangunan


Workshop Ikebana
Gambar 3.5. Sirkulasi Japan Theme Park

a. Konsep Tatanan Ruang Dalam


Penerapan konsep ruang dalam pada
perancangan Japan Theme Park yaitu
pada tata ruang, dan interior bangunan.

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 8


c) Bangunan Tea House f) Bangunan Teater Kabuki

Gambar 3.9. Denah Ruang Bangunan Tea Gambar 3.12. Denah Ruang Bangunan
House Teater

d) Bangunan Origami g) Bangunan Doujo Shinobi

Gambar 3.10. Denah Ruang Bangunan Gambar 3.13. Denah Ruang Bangunan
Origami Doujo Shinobi (Ninja)

e) Bangunan Doujo Samurai h) Bangunan Workshop Porselen Jepang

Gambar 3.11. Denah Ruang Bangunan Gambar 3.14. Denah Ruang Bangunan
Doujo Samurai Workshop Porselen Jepang
i) Bangunan Restoran
Gambar 3.15. Denah Ruang Bangunan
Restoran

j) Bangunan Musholla

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 9


II. Lantai 1

Gambar 3.16. Denah Ruang Bangunan


Musholla Gambar 3.18. Denah Ruang Bangunan
Pengelola Lantai 1
k) Bangunan Pengelola
I. Lantai Basement 3. Konsep Massa
a. Tatanan Massa
Berikut adalah pengelompokkan
serta pembatasan yang menimbulkan
munculnya bangunan dengan
kebudayaan Jepang apa saja yang
akan ditampilkan di dalam Japan
Theme Park:

Gambar 3.17. Denah Ruang Bangunan


Pengelola Lantai Basement

Skema 4.1. Pembagian dan Pembatasan


Kebudayaan Jepang yang Akan di
Tampilkan di Dalam Japan Theme
Park

Selain dari penerapan konsep,


tatanan massa juga dipengaruhi oleh
penerapan tema yaitu arsitektur
tradisional Jepang. Berikut merupakan
beberapa karakteristik arsitektur
tradisional Jepang yang diterapkan
dalam tatanan massa:
1) Pada tatanan massa, menerapkan
prinsip bangunan kompleks tradisional
Jepang dengan tipe shinden-zukuri.
2) Massa-massa yang ada di tata
seseimbang mungkin (pada sumbu Y)
di dalam kawasan persegi (zona
kawasan utama theme park) namun

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 10


tidak simetris.
3) Pada beberapa massa, akan terdapat bangunan teater merupakan point of
lorong terbuka yang disebut ro view dari kawasan Japan Theme Park.
(merupakan salah satu unsur penting
dalam bangunan kompleks tradisional
Jepang) yang menyatukan beberapa
massa tersebut sehingga terlihat
sebagai satu kesatuan.

Gambar 3.20. Bentukan Massa Bangunan


yang Tipikal Persegi

c. Fasad Bangunan
Berikut merupakan beberapa
Gambar 3.19. Tatanan Massa Pada Japan prinsip serta karakteristik yang
Theme Park diterapkan ke dalam fasad bangunan
Japan Theme Park:
b. Bentukan Massa 1) Fasad Sederhana Tanpa Ornamen
Bentukan massa pada Japan Theme Kepolosan yang diterapkan pada
Park ini menerapkan salah point fasad bangunan Japan Theme Park ini
utama dari arsitektur tradisional dapat menimbulkan kesan ketenangan
Jepang, yaitu bangunan memiliki dan keheningan. Meskipun tanpa
bentukan persegi. Oleh karena itu, ornamen, tetapi fasad terlihat indah
pada semua bangunan yang ada di karena adanya perpaduan antara
Japan Theme Park ini memiliki penggunaan material, susunan kolom
bentukan yang tipikal, yaitu bentuk dan balok yang terkspos, serta
persegi, dimulai dari bagunan utama penggunaan pintu geser khas Jepang
seperti bangunan teater hingga (shoji).
bangunan penunjang seperti restoran,
musholla dan sebagainya.
Jumlah lantai pada semua massa
bangunan dominan hanya memiliki
satu lantai. Bangunan yang meimiliki
jumlah lantai paling banyak yaitu
bangunan penerima, yang terdiri dari
dua lantai (lantai 1 dan 2). Pada
bangunan pengelola juga terdapat dua
lantai (basement dan lantai 1), karena
pada bangunan ini menggunakan Gambar 3.21. Fasad Tanpa Ornamen
basement sehingga tinggi nya tetap
dihitung 1 lantai. Pada bangunan 2) Penggunaan Material Alami
teater, hanya memiliki satu lantai, Pada bangunan Japan Theme Park
akan tetapi bangunan ini memiliki menerapkan beberapa material alami
ketinggian yang lebih tinggi di dalamnya, seperti penggunaan
dibandingkan dengan bangunan material balok kayu sebagai kolom
lainnya. Hal ini disebabkan karena dan balok yang memiliki dimensi

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 11


tidak terlalu besar. Apabila bagian
bangunan tidak bisa menggunakan bangunan terdapat dua jenis, yaitu
material kayu secara utuh, maka akan
dikamuflasekan dengan menggunalan
beberapa teknologi sehingga bisa
mneyerupai visual alami kayu.

Gambar 3.22. Penggunaan Material Yang


Alami

Selain itu, struktur dinding lumpur,


juga memberikan warna alami
tersendiri pada fasad bangunan.

3) Penggunaan Shoji (Pintu Geser


Transparan)

Gambar 3.23. Penggunaan Shoji

Penggunaan salah satu pintu geser


khas Jepang yaitu shoji dapat
memberikan kesan tersendiri pada
bangunan. Shoji adalah pintu geser
khas Jepang yang transparan.
Selain itu, dengan penggunaan
shoji, bisa menimbulkan kesan
pengulangan pada bangunan sehingga
terlihat menarik namun tetap tertata.

4) Penggunaan Ornamen Pada Bagian


Atap
Penggunaan ornamen diterapkan
pada bagian atap bangunan. Jenis
ornamen atap yang digunakan pada

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 12


ornamen atap sachihoko dan dari kerangka atap wagoya pada salah
onigawara. satu bangunan yang ada pada Japan
Ornamen atap ini hanya Theme Park.
diterapkan pada bangunan
teater, dikarenakan bangunan
Gambar 3.25. Kerangka Atap Wagoya
teater merupakan point of view
Beserta Penjelasannya
dari semua bangunan yang ada
Japan theme Park. Gambar 3.26. Iso Kerangka Atap Wagoya
Gambar 3.24. Penggunaan Ornamen Atap
Sachihoko dan Onigawara
d. Struktur
1) Struktur Atas
a) Struktur Atap
Jenis struktur kerangka atap
yang digunakan pada
bangunan adalah struktur
kerangka atap wagoya.
Berikut merupakan bentuk
2) Struktur Tengah Gambar 3.27. Struktur Dinding Lumpur
a) Struktur Kolom dan Balok (Ookabe-Zukuri) Tampak Depan
I. Pada struktur kolom, sebagian
bangunan terbuat dari bahan Struktur dinding ini menggunakan
material beton bertulang dengan
ukuran 30 x 30 cm dan ukuran 60 x
60 cm, dan sebagian lagi
menggunakan material kayu balok
dengan ukuran 20 x 20 cm dan 15 x
15 cm.
II. Pada struktur balok, sebagian
bangunan terbuat dari bahan
material beton bertulang dengan
dimensi 30 x 20 cm dan 50 x 30 cm,
sebagian menggunakan balok kayu
dengan ukuran 20 x 15 cm dan 15 x
10 cm. rangkaian bambu sebagai
b) Struktur Dinding tulangannyanya, kemudian dilapisi dengan
Struktur dinding yang digunakan di campuran lumpur (atau tanah liat) dan
dalam bangunan yang ada pada Japan campuran jerami, pasir dan air. Untuk lebih
Theme Park adalah struktur dinding memperkokoh struktur, campuran lumpur
ookabe-zukuri (mud wall-structure). tersebut domodifikasi dengan menambahkan
material semen didalam campurannya.

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 13


Gambar 3.29. Iso Struktur Dinding
Lumpur (Ookabe-Zukuri)
3) Struktur Bawah
a) Struktur Pondasi
I. Jenis struktur pondasi yang
digunakan pada bangunan adalah
struktur pondasi ishibadatte.

Gambar 3.28. Struktur Dinding


Lumpur (Ookabe-Zukuri)
Tampak Samping

Gambar 3.30. Struktur Pondasi Ishibadatte

II. Akan tetapi pada massa bangunan


besar yang memiliki ketinggian
lebih dari satu lantai seperti
bangunan penerima, bangunan
teater dan bangunan pengelola,

maka tipe pondasi yang digunakan Samurai


adalah tipe pondasi tapak lajur. Pada beberapa bagian dinding dihiasi oleh
gambar- gambar yang berkaitan dengan samurai
e. Interior dan beberapa kaligrafi khas Jepang mengenai
1) Interior Bangunan Doujo Samurai prinsip samurai. Selain itu, juga terdapat berbagai
Interior pada bangunan doujo macam properti yang berkaitan dengan samurai
samurai menggunakan material lantai yang di pajang maupun digantung pada dinding.
yang menyerupai kayu, selain itu pada
plafond, material yang digunakan pun 2) Interior Bangunan Tea House
juga diberi warna alami kayu. Selain
itu pada dinding yang terbuat dari
campuran material lumpur
menghasilkan warna khas tersendiri
dan berpadu dengan baik dengan
warna kayu yang mendominasi
ruangan.

Gambar 3.32. Interior Bangunan Tea


House

Untuk pewarnaan ruangan, warna didominasi


oleh warna natural, seperti

Gambar 3.31. Interior Bangunan Doujo


JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 14
warna jerami pada tikar Bangunan ini sama sekali tidak ada
tatami, warna kayu pada sekat yang membatasi didalamnya,
plafond, serta pada fusuma, sehingga terciptanya suasana yang
memiliki tektur warna lapang meskipun ukuran bangunan
dengan gambar lukisan sama sekali tidak besar.
khas Jepang.
Pada ruangan tea house,
terdapat penerapan ruangan
khas Jepang yaitu
washitsu. Pada ruangan
yang menerapkan gaya
washitsu ini terdapat
beberapa unsur khas yang
ada didalamnya, seperti Gambar 3.33. Interior Bangunan Origami
penggunaan tatami (tikar
jerami), fusuma (pintu Untuk pola susunan properti,
geser), shoji (pintu geser properti disusun secara simetri baik
transparan), tokonoma dari sumbu x maupun sumbu y.
(tempat pemajangan benda Properti yang digunakan juga
khas), chigaidana (susunan merupakan properti khas Jepang,
lemari), oshiire (tempat seperti penggunaan meja pendek,
penyimpanan). Selain itu, zabuton (bantal kursi), dan lampu
pada ruangan ini juaga lantai.
menggunaan properti yang
khas seperti meja rendah, 4) Interior Bangunan Rumah Boneka
zabuton (bantal duduk) dan Interior pada bangunan rumah
lampu lantai. boneka didominasi oleh tekstur yang
tercipta dari pintu geser transparan
3) Interior Bangunan Origami (shoji) dikarenakan pada bangunan ini
tidak menggunakan dinding masif Dari hasil perancangan Japan Theme Park di
sama sekali. Penggunaan lantai Pekanbaru dengan Pendekatan Arsitektur Tradisional
meyerupai kayu juga diterapkan pada Jepang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
bangunan ini untuk memperkuat kesan berikut:
natural pada interior bangunan. 1. Penerapan tema pada setiap bangunan pada
Sususan dari pajangan boneka pun Japan Theme Park dengan menerapkan
juga tersusun rata secara horinzontal berbagai macam karakteristik arsitektur
maupun vertikal. tradisional Jepang di dalam perancangannya
seperti pada tata ruang, sistem struktur bangunan
(pada atap menerapkan sistem struktur wagoya,
dinding menerapkan struktur ookabe-zukuri dan
pondasi menerapkan struktur ishibadatte),
interior ruangan, serta desain eksterior bangunan.
2. Tatanan bangunan serta tatanan ruang pada Japan
Theme Park ditata berdasarkan pembagian point-
point kebudayaan Jepang yang telah dibatasi
Gambar 3.34. Interior Bangunan untuk ditampilkan di dalam Japan Theme Park
Rumah Boneka dan kemudian disesuaikan dengan penerapan
karakteristik arsitektur tradisional Jepang ke
4. SIMPULAN DAN SARAN dalam tatanan bangunan serta tatanan ruang pada
A. Simpulan Japan Theme Park.

JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 15


B. Saran Makoto. 2009. Shear Strength of
Berdasarkan hasil dari Mud- Plastered Walls used in
perancangan Japan Theme Japanese Traditional Wooden
Park di Pekanbaru dengan Houses. Faculty of Engineering
Pendekatan Arsitektur Yokohama National University.
Tradisional Jepang, penulis
dapat mengutarakan pendapat
sebagai berikut:
1. Dapat dilakukan
perancangan lebih lanjut
mengenai perancangan
mengenai fungsi yang
sama dengan penerapan
konsep kebudayaan jepang
dan tema arsitektur
tradisional Jepang.
2. Dapat dijadikan sebagai
referensi untuk
perancangan theme park
dengan konsep maupun
tema yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA
Amanati, Ratna. 2008.
Transformasi Makna
Dalam Tampilan Visual
Arsitektur Theme Park.
Jurnal sains dan teknologi
7 (2), september 2008.
Amanati, Ratna. 2001.
Transformasi Makna
Dalam Tampilan Visual
Arsitektur Theme Park.
Tesis Bidang Keahlian
Perancangan Dan Kritik
Arsitektur, Program Studi
Arsitektur, Program
Pascasarjana, Institut
Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.

Falck, Henrik. Juni 2004.


The Historical
Development of
Japanese Capital
Cities, their Houses,
Temples, and Gardens.
Linkoping University.

Yamazaki, Yutaka and Nakao,


JOM FTEKNIK Volume 3 No. 2 Oktober 2016 16

You might also like