Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10

e-2579-9401, p-2579-9312

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Vol 1, (1), 2017, 01-10

JURNAL INSPIRASI BISNIS & MANAJEMEN


Published every June and December e-ISSN: 2579-9401, p-ISSN: 2579-9312
Available online at http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm

Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan


Malaysia
Egi Arvian Firmansyah
Departemen Manajemen dan Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Abstract. Islamic stocks are those which do not contradict with the Islamic teachings derived from Al-Quran, Sunnah, hadith and
ijtihad of the qualified Islamic scholars. This is a qualitative research comparing the stock screening criteria in order to be categorized as
sharia compliant stocks in two developing countries where most of the citizen are Muslims, i.e. Indonesia and Malaysia. As the sharia
stock screening is in the field of muamalah and there is no single scholar (or group) accepted by the whole Muslims worldwide, each country
sets its own screening criteria through its Islamic scholars by performing ijtihad as an effort to decide the sharia compliant stocks. It was
found that there are differences in screening criteria between Indonesia and Malaysia stock exchange. These are based on the fiqh or
understanding of the scholars in the two countries as well as the vision and investor to be targeted. The screening criteria need to be
continuously improved or revised along with the changing need of investor and stock exchange strategy in collecting the fund especially from
Middle East countries requiring sharia compliance.

Keywords. ISSI; JII; stock screening; sharia stock selection.

Abstrak. Saham Syariah merupakan saham yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam yaitu yang bersumber dari Al-Quran,
Sunnah, hadist dan ijtihad ulama terkemuka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membandingkan kriteria seleksi
saham untuk dapat dikategorikan ke dalam saham syariah di dua negara berkembang yang penduduknya mayoritas Muslim yaitu
Indonesia dan Malaysia. Karena skrining saham syariah termasuk ke dalam aspek muamalah dan tidak adanya ulama yang diterima
oleh umat Muslim seluruh dunia untuk menentukan satu hukum yang diterima umum, maka setiap negara dengan ulamanya masing-
masing menggunakan pendekatan ijtihad untuk memutuskan saham mana yang dikategorikan sesuai syariah dan tidak. Terdapat
perbedaan kriteria seleksi di Indonesia dan Malaysia yang didasarkan pada pemahaman fiqih yang dianut masing-masing negara serta
visi dan target investor yang ingin diraih. Metode skrining senantiasa perlu dievaluasi atau direvisi seiring perubahan selera investor dan
strategi bursa dalam mengumpulkan dana terutama dari negara-negara Timur Tengah yang memperhatikan aspek kepatuhan pada
syariah.

Katakunci. ISSI; JII; stock screening; seleksi saham syariah.

Cronicle of Article : Received (17,04,2017); Revised (20,05,2017); and Published (09,06,2017).

©2017 Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen. Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.

Profile and corresponding author : Egi Arvian Firmansyah, SE., MM1 adalah dosen Departemen
Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. Jalan Dipatiukur
No.35, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132. Email : egi.firmansyah@unpad.ac.id.

How to cite this article : Firmansyah, E. A. (2017). Seleksi Saham Syariah×: Perbandingan antara
Bursa Efek Indonesia dan Malaysia. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen. Lembaga Penelitian Universitas
Swadaya Gunung Jati, 1(1), 1²10. Retrieved from http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm

Page 1
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia

PENDAHULUAN masih rendah jika dibandingkan dengan negara-


negara lain. Data dari Kustodian Sentral Efek
Saham merupakan instrumen keuangan Indonesia menunjukan bahwa per akhir tahun
di pasar modal yang merupakan bukti 2016 jumlah investor di Indonesia hanya
kepemilikan pemegang saham atas perusahaan. sebanyak 535.994 investor berdasarkan single
Saham syariah merupakan saham yang tidak investor identification (SID) atau hanya sekitar
bertentangan dengan aturan agama Islam 0,02% dari total jumlah penduduk yang
dimana Al-Quran, Sunnah Nabi Muhammad mencapai 250 juta jiwa (Supriyatna 2017).
SAW dan ijtihad para ulama adalah sumbernya Selain jumlah investasi asing yang masuk ke
(Saqib et al. 2015). Agar saham dapat Indonesia kecil, jumlah emiten yang terdaftar di
dimasukan ke dalam kategori saham syariah, bursa Indonesia yaitu BEI juga lebih sedikit
ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh dibandingkan dengan negara Malaysia. Per
emiten. Kriteria ini ditetapkan oleh bursa Maret 2017, jumlah emiten di pasar modal
dengan melibatkan dewan syariah sebagai pihak Malaysia mencapai 1.230 emiten. Angka ini
yang kompeten di bidang fiqih muamalah. jauh lebih tinggi dari jumlah emiten di pasar
Tulisan ini mencoba menggambarkan modal Indonesia yang baru mencapai 536
perbedaan penentuan kriteria atau metode emiten. Di Bursa Malaysia, terdapat 899 saham-
seleksi (screening) saham agar dikategorikan ke saham yang dikategorikan sesuai syariah atau
dalam saham syariah di dua negara berkembang 73% (Bursa Malaysia 2017) sedangkan di
yang mayoritas penduduknya Muslim yaitu Indonesia hanya ada 331 saham ISSI atau
Indonesia dan Malaysia. sebesar 61% (IDX, 2017).
Skrining saham syariah di Indonesia Membandingkan metode seleksi saham
menghasilkan indeks saham ISSI (Indonesia syariah di Indonesia dan di Malaysia adalah hal
Sharia Stock Index). Saham-saham yang masuk yang menarik untuk diteliti karena dua negara
ke dalam indeks ini adalah saham yang ini merupakan negara berkembang (developing
memenuhi kriteria saham syariah sebagaimana countries) yang mayoritas berpenduduk Muslim,
ditetapkan Dewan Syariah Nasional dan bursa sehingga setiap pengelola saham-saham syariah
efek. Kriteria-kriteria ini terdiri dari kriteria di dua negara ini dapat bekerjasama untuk
kuantitatif dan kriteria kualitatif yang akan menyediakan produk-produk keuangan yang
dijelaskan pada bagian pembahasan. Selain sesuai syariah. Jika hal ini dilakukan, maka
indeks ISSI, Bursa Efek Indonesia juga diharapkan akan dapat menarik dana yang
memiliki indeks syariah lain yaitu JII (Jakarta besar terutama dari kawasan Timur Tengah ke
Islamic Index) di mana 30 saham ISSI yang kawasan Asia Tenggara seiring telah
berkinerja terbaik dimasukan ke dalam indeks diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN
ini. sejak tahun 2016. Salah satu produk keuangan
Investasi saham di pasar modal harus syariah yang dapat dimaksimalkan untuk
memperhatikan tingkat keuntungan dan risiko menarik dana dari investor yang peduli
(return & risk). Namun, beberapa tahun terhadap aspek syariah adalah dengan membuat
terakhir ini, di Indonesia maupun di negara- atau menyediakan saham yang sesuai syariah.
negara lain terdapat tren berinvestasi dalam Indonesia dan Malaysia adalah negara
saham atau efek yang sesuai dengan ajaran berdekatan secara geografis dan juga
agama Islam atau Sharia Compliant. berpenduduk mayoritas Muslim, namun teknik
Pertumbuhan keuangan berlandaskan Syariah skrining yang digunakan kedua negara ini
ini disebabkan karena meningkatnya nilai berbeda. Berbedanya berbagai teknik skrining
modal populasi umat Muslim di dunia serta saham syariah di berbagai bursa dunia
meningkatnya permintaan (demand) para menyebabkan investor kebingungan dalam
investor Muslim untuk menginvestasikan berinvestasi (Ho 2015). Tulisan ini diharapkan
dananya pada produk-produk keuangan yang menjadi motivasi bagi pengelola saham syariah
tidak bertentanggan dengan Islam (Derigs and di dua negara untuk saling dapat belajar dari
Marzban 2009). satu sama lain, baik itu pengelola saham syariah
Cukup disayangkan bahwa jumlah Indonesia untuk belajar dari Malaysia atau
investor terutama investor domestik di BEI

Page 2
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312

sebaliknya, khususnya mengenai metode Syariah atau tidak bertentangan dengan ajaran
skrining saham yang diterapkan saat ini. dan etika Islam. Kriteria ini diperlukan untuk
melakukan penyeleksian pada efek-efek di
bursa sehingga pada akhirnya dapat dipilih efek
KAJIAN LITERATUR mana saja yang dapat digolongkan sebagai efek
sesuai Syariah. Selain itu, tujuan dari kegiatan
Investasi Sesuai Syariah (Sharia-Compliant
investasi yang sesuai Syariah tentu tidak
Investment) diperbolehkan untuk berspekulasi, judi atau
Investasi sesuai Syariah merupakan tujuan non-halal lainnya, melainkan untuk
investasi yang sesuai dengan sumber hukum menciptakan keadilan dan mencapai
Islam yaitu Al-Quran, Hadist dan Ijtihad. Al- kemakmuran yang tidak hanya di dunia namun
Quran merupakan sumber hukum utama yang juga di akhirat.
merupakan wahyu Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sedangkan hadist merupakan Perkembangan Saham Syariah di
sumber hukum Islam ke-dua yang berupa Indonesia dan Malaysia
catatan narasi dari tindakan dan perkataan Nabi Perkembangan investasi saham Syariah
Muhammad SAW. Sumber hukum ke-tiga masih relatif baru jika dibandingkan dengan
adalah ijtihad yang merupakan turunan dari dua perbankan Syariah maupun asuransi Syariah.
sumber tersebut serta merupakan formulasi Investasi Syariah di pasar modal Indonesia
hukum-hukum Syariah yang ditetapkan oleh diantaranya terdiri dari Jakarta Islamic Index (JII)
ulama Islam terkemuka dan memiliki kualifikasi yang terdiri dari 30 saham Syariah yang tercatat
yang diakui. di Bursa Efek Indonesia dan Indeks Saham
Karim (2001) menyatakan bahwa Syariah Indonesia (ISSI). ISSI adalah indeks
pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi saham yang didirikan tahun 2011. Banyak
harus dilaksanakan menurut prinsip kehati- orang menganggap bahwa indeks syariah di
hatian (prudential management/ihtiyaath) serta Bursa Efek Indonesia hanya JII, padahal ada
tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang juga ISSI. Indeks ISSI ini mencerminkan
di dalamnya mengandung unsur ketidakpastian keseluruhan saham syariah yang tercatat
(gharar). Tindakan ini termasuk melakukan di BEI. Konstituennya adalah seluruh saham
penawaran palsu (najsy); melakukan perjudian syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam
atas barang yang belum dimiliki (short selling); Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI
menyebarluaskan informasi yang menyesatkan di-review setiap 6 bulan sekali (setiap bulan Mei
atau memakai informasi orang dalam untuk dan November) dan dipublikasikan pada awal
memperoleh keuntungan transaksi yang bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga
dilarang (insider trading); melakukan penempatan dilakukan penyesuaian apabila ada saham
atau investasi pada perusahaan yang memiliki syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari
rasio (nisbah) utang yang di atas kelaziman DES. Metode perhitungan indeks
perusahaan pada industri sejenis. Insider trading ISSI menggunakan rata-rata tertimbang
dapat menyebabkan banyak investor terutama dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang
investor kecil tertipu sehingga pasar informasi digunakan dalam perhitungan ISSI adalah awal
di pasar modal tidak efisien (Djohanputro, penerbitan DES yaitu Desember 2007. Selain
2008). itu, efek Syariah lainnya terdiri dari misalnya
Tindakan spekulatif dalam investasi, Sukuk dan reksadana Syariah.
yang sebebarnya tidak dapat dikatakan sebagai Sejak November 2007, Bapepam & LK
investasi, juga harus dihindari dalam investasi telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES)
saham syariah. Hal ini terbukti bahwa kegiatan yang berisi daftar saham Syariah yang ada di
spekulasi menyebabkan bubble harga saham Indonesia. Dengan adanya DES maka
sehingga berpotensi menyebabkan informasi masyarakat diharapkan akan semakin mudah
yang asimetris (Kia 2015). untuk mengetahui saham-saham apa saja yang
Dari uraian-uraian di atas, diketahui termasuk saham Syariah karena DES adalah
bahwa investasi berbasis Syariah adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham
investasi pada efek-efek dengan kriteria sesuai

Page 3
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia

Syariah di Indonesia. Keberadaan DES Kuala Lumpur Stock Exchange Syariah


tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI Index (KLSESI) merupakan indeks yang
dengan meluncurkan ISSI pada 12 Mei 2011. diperkenalkan tahun 1997. Indeks ini ditujukan
Pada tanggal 8 Maret 2011, DSN-MUI bagi para investor yang menginginkan
(Dewan Syariah Nasional ² Majelis Ulama berinvestasi pada perusahaan yang sesuai
Indonesia) menerbitkan Fatwa No. 80 tentang syariah di Malaysia. Pada tahun 1998, SAC
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanime Malaysia mengumumkan bahwa saham syariah
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar dilakukan evaluasi selama dua kali dalam
Reguler Bursa Efek. Fatwa ini diharapkan setahun. Dengan teknik skrining saham yang
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat digunakan saat ini, bursa efek Malaysia
bahwa investasi Syariah di pasar modal memiliki lebih banyak saham syariah
Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip dibandingkan Indonesia. Terdapat 899 saham-
Syariah Islam. BEI lalu mengembangkan suatu saham yang dikategorikan sesuai syariah atau
model perdagangan daring sesuai Syariah untuk 73% (Bursa Malaysia 2017) sedangkan di
diaplikasikan oleh Anggota Bursa (AB) pada Indonesia hanya ada 331 saham ISSI atau
bulan September 2011. Dengan adanya sistem sebesar 61%.
ini, maka perkembangan investasi Syariah di
pasar modal Indonesia diharapkan semakin Tipe-tipe Investor & Kebutuhan Uniknya
meningkat karena investor akan semakin Secara umum, investor atau pemilik
mudah dan nyaman dalam melakukan modal yang berinvestasi di pasar modal atau
perdagangan saham secara Syariah. Sebagai pasar keuangan terdiri dari dua yaitu investor
contoh, jika seorang nasabah mendaftar di perorangan dan investor lembaga (Bodi, Kane,
Anggota Bursa sebagai investor syariah, maka Marcus, 2004). Investor perorangan dan
ia tidak akan bisa melakukan transaksi untuk investor lembaga memiliki tujuan investasi dan
membeli saham-saham yang digolongkan tidak kriteria berbeda dalam hal return yang
syariah. Saat mengisi Formulir Dana Nasabah diharapkan beserta risiko yang siap mereka
(RDN), nasabah tersebut juga diharuskan tanggung. Ada tujuh tipe investor beserta
memilih bank syariah sebagai tempat harapan return dan risiko yang siap
menyimpan dananya. Hal ini merupakan salah ditanggungnya, seperti pada tabel berikut:
satu sinergi yang baik antara perbankan syariah
dengan pasar modal syariah di Indonesia.

Tabel 1. Jenis-Jenis Investor serta Kriteria Return dan Risiko


No Tipe Investor Kriteria return Toleransi pada risiko
1 Individual Siklus hidup (pendidikan anak, Siklus hidup (investor muda lebih
umur pensiun) toleran)
2 Reksa dana Beragam Beragam
3 Dana Pensiun Berasumsi pada tingkat penafsiran Tergangung pada payout
(acutarial)
4 Dana Hibah Ditentukan oleh pendapatan saat Secara umum konservatif
ini dan kebutuhan untuk
pertumbuhan aset agar nilainya
terjaga
5 Perusahaan Harus melebihi tingkat bunga Konservatif
Asuransi Jiwa dengan marjin yang cukup untuk
menutupi biaya-biaya serta
menghasilkan laba
6 Perusahaan Tidak ada minimum Konservatif
Asuransi non-jiwa
7 Bank Spread bunga Beragam
Sumber : Bodie, Kane, and Marcus (2011)

Page 4
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312

Selain memperhatikan risiko dan berbeda untuk membentuk portofolio keungan


return, tedapat batasan lainnya yaitu kebutuhan syariah yang cocok. Dengan melakukan seleksi
yang unik (unique need) pada diri investor. saham menjadi saham syariah, maka hal ini
Kebutuhan unik ini merupakan keadaan sebenarnya mengurangi peluang memperoleh
tertentu yang melekat pada investor misalnya return yang maksimal. Mereka berargumen
profesi, agama atau lainnya. Untuk investor bahwa perlu sebuah paradigma baru di mana
yang mementingkan kepatuhan pada Syariah aspek Sharia copliance itu harus dilihat dari sudut
(Sharia Compliance) dan kemudian berinvestasi pandang portofolio, bukan dilihat pada saham
pada efek-efek Syariah seperti Jakarta Islamic secara satuan. Dengan cara itu, maka hasil
Index merupakan contoh karakteristik yang portofolio saham-saham syariah bisa
dapat dimasukan ke dalam unique need. Batasan menghasilkan kinerja yang sebanding dengan
unique need berupa kepatuhan pada aspek tanpa melakukan screening saham-saham syariah.
Syariah dapat sangat ketat pada investor- Sementara itu Abdul Rahman et. al.
investor Timur Tengah. Investor Muslim membandingkan kriteria yang digunakan Kuala
jumlahnya berkembang cukup pesat di berbagai /XPSXU 6WRFN ([FKDQJH 6KDUL·DK ,QGH[
belahan dunia (Abdul Rahman, Yahya, and (KLSESI) dan Dow Jones Islamic Market
Nasir 2010). Tentu, investasi yang akan mereka Index (DJIM) terkait skrining perusahaan
pilih adalah investasi pada aset atau sekuritas untuk tujuan investasi (Abdul Rahman, Yahya,
yang memenuhi kriteria Syariah. and Nasir 2010). Mereka menemukan bahwa
KLSESI tidak menggunakan kedua kriteria
Penelitian Sebelumnya Mengenai Skrining yang ditetapkan oleh DJIM sebagai tindakan
Metode seleksi saham-saham agar dapat selama proses skrining. Ditemukan hanya 198
dikategorikan Syariah terdiri dari dua yaitu dari 565 perusahaan yang terdaftar di KLSESI
screening kualitatif dan kuantitatif (Bellalah, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh
Rehman, and Masood 2013). Penyeleksian DJIM. Ini artinya DJIM memiliki pendekatan
secara kualitatif dikategorikan ke-dalam lima yang lebih ketat dibandingkan KLSESI.
kategori yaitu menurut keterlibatan bisnis Penelitian di dalam negeri juga pernah
perusahaan di dalam aktivitas: Riba dan Gharar, dilakukan oleh Hanafi yang membandingkan
memproduksi produk non-halal, perjudian dan JII, KLSESI dan JIM. Pendekatan yang
game, dan kegiatan imoral lain yang tidak dilakukan lebih kepada pendekatan fiqih
diperbolehkan. Screening kuantitatif merupakan (Hanafi 2011).
kriteria kuantitatif (struktur atau rasio Ho (2015) meneliti metode skrining
keuangan) yang ditetapkan oleh para regulator saham yang beragam di beberapa negara.
atau institusi. Kriteria ini dapat terdiri dari Dalam penelitiannya disarankan bahwa
beberapa kategori yaitu: utang, tingkat sebaiknya dibuat standar skrining saham
likuiditas, bunga dan pendapatan yang tidak syariah yang dapat diterima di seluruh dunia
dapat diperbolehkan secara Syariah. Karena sehingga akan menstimulasi investasi sesuai
tidak ada institusi tertinggi yang bertanggung syariah. Standariasi juga tidak akan membuat
jawab menetapkan aturan yang dapat diikuti investor bingung karena dimanapun mereka
oleh seluruh umat Muslim di dunia, maka para berinvestasi, maka metode seleksinya akan
ulama Islam terkemuka dan berpengalaman tetap sama (Ho 2015).
dalam bidang keuangan menginterpretasikan
sumber hukum secara berbeda. Perbedaan ini
menyebabkan proses penyeleksian (screening) METODE PENELITIAN
saham sesuai Syariah juga berbeda baik antar
negara (regulator) atau antar institusi (misal Penelitian ini merupakan penelitian
antar manajer portofolio). kualitatif menggambarkan metode seleksi
Penelitian awal mengenai metode saham syariah yang diberlakukan di Indonesia
skrining saham-saham syariah di antaranya dan Malaysia per tahun 2017. Data dalam
dilakukan oleh (Derigs and Marzban 2009). penelitian ini merupakan data sekunder yang
Mereka Menganalisis pengaruh strategi-strategi diperoleh dari berbagai sumber seperti, artikel

Page 5
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia

jurnal, buku, dan website. Data kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN


dianalisis secara deskriptif dengan tujuan
mengetaui pendekatan skrining di bursa Metode Seleksi Kualitatif
Indonesia dan Malaysia. Pada bagian ini disajikan seleksi
Metode skrining atau penyeleksian kualitatif untuk saham-saham Syariah di Bursa
saham yang digunakan mencakup kriteria Efek Indonesia (ISSI) dan Bursa Efek Malaysia
kualitatif dan kriteria kuantititatif. Kriteria (KLSESI). Di Bursa Efek Indonesia, kriteria
kualitatif merupakan panduan dari dewan kualitatif disebut juga sebagai kriteria bisnis.
syariah mengenai boleh tidaknya emiten Kriteria bisnis adalah kriteria yang disusun
dimasukan ke dalam indeks syariah. Kriteria berdasarkan jenis usaha dari setiap emiten.
kualitatif ini mencakup jenis usaha emiten dan Kategori jenis usaha yang dijadikan sebagai
produk yang dihasilkan emiten. Adapun kriteria indikator dalam kriteria bisnis adalah
kuantitatif merupakan kriteria akuntansi yang berdasarkan kehalalan dari bisnis tersebut, baik
mencakup rasio keuangan seperti rasio utang halal karena zatnya (produknya) maupun
dan pendapatan non halal. prosesnya. Berikut ini perbandingkan kriteria
kualitatif antara ISSI dan KLSESI:

Tabel 2. Perbandingan Kriteria Kualitatif ISSI dan KLSESI


ISSI KLSESI
Dasar )DWZD 'HZDQ 6\DUL·DK 1DVLRQDO Peraturan SC Malaysia, diakses melalui:
Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 https://www.sc.com.my/frequently-asked-
tentang Penerapan Prinsip Syariah questions-on-revised-shariah-screening-
Dalam Mekanisme Perdagangan Efek methodology
Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa
Efek, diakses melalui:
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/t
entang-syariah/pages/pasar-modal-
syariah.aspx
Pembua DSN MUI dan OJK Syariah Advisory Council dari Security of
t aturan Comission Malaysia
Transak Tadlis: Front Running & Misleading
si Information, Wash Sale, Pre-arrange trade,
dilarang Pump and Dump, Hype and Dump, Creating
fake demand/supply, Ikhtikar: Pooling Interest,
Cornering, Ghisysy: Markin at the close,
Alternate Trade, Insider Trading, Short Selling,
Margin trading
Bidang 1. Perjudian dan permainan yang 1. Bank konvensional
usaha tegolong judi 2. Asuransi konvensional
yang 2. Perdagangan yang dilarang (misal 3. Perjudian
dilarang narkoba) 4. Minuman Keras dan kegiatan yang
3. Usaha keuangan konvesional/ribawi: berhubungan dengan minuman keras
perbankan dan asuransi konvesional 5. Produsen makanan babi dan terkait babi
4. Jual beli risiko yang mengandung 6. Makanan dan minuman tidak halal
ketidakpastian (gharar) dan atau judi 7. Hiburan tidak sesuai Syariah
(maisir) 8. Pendapatan bunga dari rekening
5. Usaha yang memproduksi, konvensional
mendistribusi, serta dan instrumen
memperdagangkan makanan dan 9. Tembakau dan kegiatan terkait
minuman yang tergolong haram, dan tembakau; dan
6. Usaha yang memproduksi, 10. Kegiatan tidak syariah lain yang

Page 6
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312

ISSI KLSESI
mendistribusi, serta menyediakan ditentukan oleh SAC
barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat
(tidak bermanfaat dan merugikan)
Sumber: Website OJK dan Bursa Malaysia (2017)
pembuat screening memiliki kriteria serupa,
misalnya keterlibatan dalam industri tembakau
dan rokok dikatakan tidak Sharia compliant.
Dari tabel 2 tersebut, kita mengetahui bahwa Secara umum, perbedaan antara ISSI
kedua pengguna (pembuat kriteria screening) dan KLSESI dari sisi skrining kualitatif tidak
memiliki seperangkat kategori yang menyatakan berbeda signifikan. Pendekatan yang yang
misalnya industri judi (gambling) sebagai salah digunakan hampir mirip merujuk pada fiqih
satu dari kriteria non-compliant. Artinya, yang diyakini di dua negara ini. Sebagai contoh,
perusahaan yang terlibat dalam bisnis perjudian industri perbankan konvensional dan industri
atau kasino tidak akan dimasukan ke-dalam asuransi konvensional akan dikatakan tidak
saham Syariah. Tidak ada perbedaan pendapat sharia compliant baik oleh bursa Efek Indonesia
mengenai hal ini karena perusahaan yang maupun bursa efek Malaysia.
terlibat dalam industri perjudian jelas
keharamannya. Metode Screening Kuantitatif
DSN-MUI secara spesifik menyertakan Selain kriteria kualitatif seperti
berbagai kegiatan transaksi yang dinilai diuraikan sebelumnya, saham-saham syariah
bertentangan dengan syariah, misalnya kegiatan juga harus menempuh seleksi kuantitatif atau
tadlis dan short-selling. Namun hal ini sementara akuntansi. Dalam metode ini terdapat daftar
tidak ditemukan di Bursa Malaysia. Pada rasio keuangan dan kriteria yang digunakan
periode sebelumnya, untuk kategori riba dan sehingga dapat memberikan informasi
kegiatan berbasis riba, SC Malaysia sistematis untuk perbandingan dalam konteks
menggunakan istilah umum untuk mewakili Syariah. Berikut ini disajikan seleksi kuanitatif
kegiatan tersebut. Namun kini SC Malaysia untuk saham-saham Syariah di Bursa Efek
telah secara langsung menyebutkan perbankan Indonesia (ISSI) dan Bursa Efek Malaysia
konvensional dan asuransi konvensional (KLSESI).
sebagai kegiatan bisnis yang tidak syariah.
Untuk kriteria kegiatan memproduksi
produk non-halal dan kegiatan imoral, kedua

Tabel 3. Perbandingan Kriteria Kuanitatif ISSI dan KLSESI


Kriteria ISSI KLSESI
Utang (Debto Asset Ratio) Tidak lebih dari Tidak lebih dari 33%
45%
Kontribusi Pendapatan Tidak lebih dari Maksimal 5% dari industri:
Non-Halal 10% 1. Bank konvensional
2. Asuransi konvensional
3. Perjudian
4. Minuman Keras dan kegiatan yang
berhubungan dengan minuman keras
5. Produsen makanan babi dan terkait babi
6. Makanan dan minuman tidak halal
7. Hiburan tidak sesuai Syariah
8. Pendapatan bunga dari rekening konvensional
dan instrumen
9. Tembakau dan kegiatan terkait tembakau; dan

Page 7
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia

Kriteria ISSI KLSESI


10. Kegiatan tidak syariah lain yang ditentukan
oleh SAC
Maksimal 20% dari industri:
11. Hotel dan resort
12. Perdagangan saham
13. Bisnis broker saham
14. Pendapatan Sewa dari kegiatan non halal
15. Kegiatan tidak syariah lain yang ditentukan
oleh SAC
Rasio Kas (Cash to Tidak ada Tidak lebih dari 33% (ditempatkan di bank non-
Total Asset) syariah)
Sumber: Website OJK dan Bursa Malaysia (2017)
Pendekatan kedua bursa terkait treshold
Untuk kriteria kuantitatif yang pertama pendapatan non halal juga berbeda. DSN MUI
yaitu rasio utang terhadap aset, kedua bursa menentapkan ambang batas tunggal yaitu 10%
menyatakan bahwa utang yang terlalu banyak namun SC Malaysia menetapkan patokan ganda
tidak sesuai syariah. Hal ini karena keuangan yaitu 5% dan 20%, tergantung pada sektornya.
Islam mengikuti prinsip pembagian resiko dan Di Bursa Efek Indonesia, ambang batas
keuntungan (profit & loss sharing), sehingga tunggal ini dipahami bahwa pendapatan dari
pinjaman dan pembayaran bunga (interest) atas sektor non halal ini tidak boleh lebih banyak
utang dikatakan tidak sharia compliant. Baik ISSI dari pendapatan utama. DSN MUI
maupun KLSESI mengatur rasio utang mensyaratkan emiten melakukan pemurnian
maksimum terhadap aset. Hal ini dipahami pendapatan dengan melakukan sedekah. SAC
bahwa jika suatu emiten memiliki utang yang Malaysia berargumen bahwa perbedaan
terlalu banyak, maka ia menghadapi risiko ambang batas penerimaan non halal untuk
finansial yang tinggi sehingga kemungkinan sektor hotel dan resort, perdagangan saham,
perusahaan tersebut untuk gagal juga tinggi. bisnis broker saham, penyewaan dari kegiatan
ISSI memiliki pendekatan yang lebih longgar non halal adalah lebih besar yaitu 20%. Hal ini
(maksimum 45%) dibandingkan KLSESI didasarkan kepada aspek kebermanfaatan
(maksimum 33%). (mashalah) sektor tersebut lebih besar bagi
Pada kriteria skrining saham syariah masyarakat dibanding sektor lainnya yang
sebelumnya, SC Malaysia tidak memiliki kriteria hanya memiliki ambang batas 5%.
utang karena SC Malaysia tidak menganggap Bursa efek Malaysia juga memiliki rasio
utang sebagai isu penting dalam screening tambahan yaitu rasio kas pada total aset.
kuantitatif. Namun kini SC Malaysia memiliki Maskud dari rasio ini adalah perbandingan
konsensus yang sama dengan para para uang kas yang disimpan emiten di perbankan
pembuat skrining lainnya untuk menerapkan non syariah yang tentu akan menghasilkan
patokan sepertiga (1/3) sebagai parameter bunga yang tidak sesuai syariah. Rasio ini
tingkat toleransi utang. Pembagi dalam screening diperkenalkan bursa efek Malaysia tahun 2013
utang ini meliputi total aset. yang sebelumnya tidak ada. Rasio total kas pada
Kedua bursa efek memiliki ambang total aset ini tidak ada di Bursa Efek Indonesia.
batas (treshold) untuk rasio pendapatan non
halal (non-permissible income). Hal ini dipahami
bahwa dengan sistem keuangan negara yang SIMPULAN DAN SARAN
tidak 100% syariah, maka emiten di Indonesia
dan Malaysia tidak bisa sepenuhnya menerima Terdapat perbedaan kriteria skrining
pendapatan yang halal. Akan ada pendapatan saham syariah di bursa efek Indonesia dan
yang tidak halal misalnya ada anak perusahaan Bursa Efek Malaysia, baik secara kualitatif
yang bergerak di sektor yang tidak halal atau maupun kualitatif. Perbedaan ini dipandang
diterimanya pendapatan dari bunga. sebagai suatu hal yang wajar dalam ajaran Islam

Page 8
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312

karena berada dalam ranah fiqih muamalah Paper n°2013-16 Université de Cergy Pontoise,
yang tentu disesuaikan dengan kondisi France.
masyarakat setempat. Perbedaan kriteria Bodie, Zvi;, Alex; Kane, and Alan J. Marcus.
kualitatif antara dua bursa ini tidak begitu 2011. Investments. 9th ed. New York:
signifikan, namun cukup signifikan dalam McGraw-Hill/Irwin.
kriteria kuantitatif. Bursa efek Indonesia %XUVD 0DOD\VLD ´3ULFHV DW %XUVD 0DOD\VLD
menetapkan ambang batas rasio utang yang 0DUNHW µ
lebih besar dari Malaysia. Perbedaan lainnya http://www.bursamalaysia.com/market/
yaitu dalam kontribusi pendapatan non-halal securities/equities/prices/#/?filter=BS0
dimana bursa Efek Indonesia hanya 2&page=41 (March 17, 2017).
menetapkan satu ambang batas (10%) Derigs, Ulrich, and Shehab Marzban. 2009.
sedangkan Malaysia menetapkan dua ambang ´1HZ 6WUDWHJLHV DQG D 1HZ 3DUDGLJP IRU
batas (5% dan 20%), tergantung dari jenis Shariah-Compliant Portfolio
sektornya. Perbedaan lainnya adalah rasio kas 2SWLPL]DWLRQ µ Journal of Banking and
pada total aset yang ada di bursa efek Malaysia Finance 33(6): 1166²76.
(33%), yang mana rasio ini tidak ada di Bursa http://dx.doi.org/10.1016/j.jbankfin.200
Efek Indonesia. 8.12.011.
Kriteria skrining saham syariah di +DQDIL 6\DILT 0 ´3HUEandingan Kriteria
Malaysia awalnya lebih longgar dari Indonesia 6\DUL · $K 3DGD ,QGHNV 6DKDP 6\DUL · $K
namun kini telah disesuaikan dengan dibuatnya ,QGRQHVLD µ -XUQDO ,OPX 6\DUL·DK GDQ
revisi kriteria skrining pada tahun 2013. Saham Hukum 45(2).
Syariah di Malaysia memiliki kriteria skrining +R &DWKHULQH 6 ) ´,QWHUQDWLRQDO
yang lebih customized dari Indonesia. &RPSDULVRQ RI 6KDUL·DK &RPSOLDQFH
Penelitian ini menyarankan agar bursa 6FUHHQLQJ 6WDQGDUGV µ International Journal
efek senantiasa memperbaiki dan merevisi of Islamic and Middle Eastern Financial
kriteria skriningnya untuk disesuaikan dengan Management 8(4): 491²507.
target market serta kondisi masyarakat, bursa .LD $PLU ´,VODPLF (FRQRPLFV 5XOHV
efek Malaysia telah melakukan revisi sedangkan and the Stock Market: Evidence from the
bursa efek Indonesia belum. Penelitian ini 8QLWHG 6WDWHV µ International Journal of
terbatas pada perbandingan kriteria kuantitatif Business 20(3): 181²201.
dan kualitatif di dua negara menggunakan data 6DTLE /XWIXOODK HW DO ´/RFDO $JULFXOWXUDO
sekunder. Penelitian selanjutnya dapat Financing and Islamic Banks: Is Qard-
dilakukan dengan melakukan wawancara Al-+DVVDQ D 3RVVLEOH 6ROXWLRQ"µ Journal of
kepada pembuat kriteria skrining atau kepada Small Business and Enterprise Development
investor untuk menilai apakah kriteria skrining 6(1): 122²47.
saat ini sudah cukup atau belum, sehingga 6XSUL\DWQD ,ZDQ ´-XPODK ,QYHVWRU %DUX
perbaikan kriteria skrining dapat lebih baik. Meningkat 23,47 Persen Di Akhir 2016 -
.RPSDV FRP µ Bisnis Keuangan
Kompas.http://bisniskeuangan.kompas.co
DAFTAR PUSTAKA m/read/2017/02/17/140006426/jumlah
.investor.baru.meningkat.23.47.persen.di.
Abdul Rahman, Azhar, Mohd Azlan Yahya, akhir.2016 (April 15, 2017).
and Mohd Herry Mohd Nasir. 2010.
´,VODPLF 1RUPV IRU 6WRFN 6FUHHQLQJ µ
International Journal of Islamic and Middle
Eastern Finance and Management 3(3): 228
40.http://www.emeraldinsight.com/doi/
abs/10.1108/17538391011072426.
Bellalah, Mondher, Asma Abdul Rehman, and
2PDU 0DVRRG ´6\DULDK &RPSOLDQW
6FUHHQLQJ 3UDFWLFHV µ Thema Working

Page 9
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia

Gambar Gedung Perkantoran Bursa Efek Indonesia


http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/1040536/big/091030100_1446442504-20151102-
IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta2.jpg

Gedung Universitas Padjadjaran


http://kuliah-sabtu-minggu.com/wp-content/uploads/2017/01/UNPAD.png

Page 10

You might also like