Professional Documents
Culture Documents
Seleksi Saham Syariah Perbandingan Antar 05d316ad
Seleksi Saham Syariah Perbandingan Antar 05d316ad
e-2579-9401, p-2579-9312
Abstract. Islamic stocks are those which do not contradict with the Islamic teachings derived from Al-Quran, Sunnah, hadith and
ijtihad of the qualified Islamic scholars. This is a qualitative research comparing the stock screening criteria in order to be categorized as
sharia compliant stocks in two developing countries where most of the citizen are Muslims, i.e. Indonesia and Malaysia. As the sharia
stock screening is in the field of muamalah and there is no single scholar (or group) accepted by the whole Muslims worldwide, each country
sets its own screening criteria through its Islamic scholars by performing ijtihad as an effort to decide the sharia compliant stocks. It was
found that there are differences in screening criteria between Indonesia and Malaysia stock exchange. These are based on the fiqh or
understanding of the scholars in the two countries as well as the vision and investor to be targeted. The screening criteria need to be
continuously improved or revised along with the changing need of investor and stock exchange strategy in collecting the fund especially from
Middle East countries requiring sharia compliance.
Abstrak. Saham Syariah merupakan saham yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam yaitu yang bersumber dari Al-Quran,
Sunnah, hadist dan ijtihad ulama terkemuka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membandingkan kriteria seleksi
saham untuk dapat dikategorikan ke dalam saham syariah di dua negara berkembang yang penduduknya mayoritas Muslim yaitu
Indonesia dan Malaysia. Karena skrining saham syariah termasuk ke dalam aspek muamalah dan tidak adanya ulama yang diterima
oleh umat Muslim seluruh dunia untuk menentukan satu hukum yang diterima umum, maka setiap negara dengan ulamanya masing-
masing menggunakan pendekatan ijtihad untuk memutuskan saham mana yang dikategorikan sesuai syariah dan tidak. Terdapat
perbedaan kriteria seleksi di Indonesia dan Malaysia yang didasarkan pada pemahaman fiqih yang dianut masing-masing negara serta
visi dan target investor yang ingin diraih. Metode skrining senantiasa perlu dievaluasi atau direvisi seiring perubahan selera investor dan
strategi bursa dalam mengumpulkan dana terutama dari negara-negara Timur Tengah yang memperhatikan aspek kepatuhan pada
syariah.
©2017 Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen. Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati.
Profile and corresponding author : Egi Arvian Firmansyah, SE., MM1 adalah dosen Departemen
Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. Jalan Dipatiukur
No.35, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132. Email : egi.firmansyah@unpad.ac.id.
How to cite this article : Firmansyah, E. A. (2017). Seleksi Saham Syariah×: Perbandingan antara
Bursa Efek Indonesia dan Malaysia. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen. Lembaga Penelitian Universitas
Swadaya Gunung Jati, 1(1), 1²10. Retrieved from http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm
Page 1
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia
Page 2
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312
sebaliknya, khususnya mengenai metode Syariah atau tidak bertentangan dengan ajaran
skrining saham yang diterapkan saat ini. dan etika Islam. Kriteria ini diperlukan untuk
melakukan penyeleksian pada efek-efek di
bursa sehingga pada akhirnya dapat dipilih efek
KAJIAN LITERATUR mana saja yang dapat digolongkan sebagai efek
sesuai Syariah. Selain itu, tujuan dari kegiatan
Investasi Sesuai Syariah (Sharia-Compliant
investasi yang sesuai Syariah tentu tidak
Investment) diperbolehkan untuk berspekulasi, judi atau
Investasi sesuai Syariah merupakan tujuan non-halal lainnya, melainkan untuk
investasi yang sesuai dengan sumber hukum menciptakan keadilan dan mencapai
Islam yaitu Al-Quran, Hadist dan Ijtihad. Al- kemakmuran yang tidak hanya di dunia namun
Quran merupakan sumber hukum utama yang juga di akhirat.
merupakan wahyu Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sedangkan hadist merupakan Perkembangan Saham Syariah di
sumber hukum Islam ke-dua yang berupa Indonesia dan Malaysia
catatan narasi dari tindakan dan perkataan Nabi Perkembangan investasi saham Syariah
Muhammad SAW. Sumber hukum ke-tiga masih relatif baru jika dibandingkan dengan
adalah ijtihad yang merupakan turunan dari dua perbankan Syariah maupun asuransi Syariah.
sumber tersebut serta merupakan formulasi Investasi Syariah di pasar modal Indonesia
hukum-hukum Syariah yang ditetapkan oleh diantaranya terdiri dari Jakarta Islamic Index (JII)
ulama Islam terkemuka dan memiliki kualifikasi yang terdiri dari 30 saham Syariah yang tercatat
yang diakui. di Bursa Efek Indonesia dan Indeks Saham
Karim (2001) menyatakan bahwa Syariah Indonesia (ISSI). ISSI adalah indeks
pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi saham yang didirikan tahun 2011. Banyak
harus dilaksanakan menurut prinsip kehati- orang menganggap bahwa indeks syariah di
hatian (prudential management/ihtiyaath) serta Bursa Efek Indonesia hanya JII, padahal ada
tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang juga ISSI. Indeks ISSI ini mencerminkan
di dalamnya mengandung unsur ketidakpastian keseluruhan saham syariah yang tercatat
(gharar). Tindakan ini termasuk melakukan di BEI. Konstituennya adalah seluruh saham
penawaran palsu (najsy); melakukan perjudian syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam
atas barang yang belum dimiliki (short selling); Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI
menyebarluaskan informasi yang menyesatkan di-review setiap 6 bulan sekali (setiap bulan Mei
atau memakai informasi orang dalam untuk dan November) dan dipublikasikan pada awal
memperoleh keuntungan transaksi yang bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga
dilarang (insider trading); melakukan penempatan dilakukan penyesuaian apabila ada saham
atau investasi pada perusahaan yang memiliki syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari
rasio (nisbah) utang yang di atas kelaziman DES. Metode perhitungan indeks
perusahaan pada industri sejenis. Insider trading ISSI menggunakan rata-rata tertimbang
dapat menyebabkan banyak investor terutama dari kapitalisasi pasar. Tahun dasar yang
investor kecil tertipu sehingga pasar informasi digunakan dalam perhitungan ISSI adalah awal
di pasar modal tidak efisien (Djohanputro, penerbitan DES yaitu Desember 2007. Selain
2008). itu, efek Syariah lainnya terdiri dari misalnya
Tindakan spekulatif dalam investasi, Sukuk dan reksadana Syariah.
yang sebebarnya tidak dapat dikatakan sebagai Sejak November 2007, Bapepam & LK
investasi, juga harus dihindari dalam investasi telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES)
saham syariah. Hal ini terbukti bahwa kegiatan yang berisi daftar saham Syariah yang ada di
spekulasi menyebabkan bubble harga saham Indonesia. Dengan adanya DES maka
sehingga berpotensi menyebabkan informasi masyarakat diharapkan akan semakin mudah
yang asimetris (Kia 2015). untuk mengetahui saham-saham apa saja yang
Dari uraian-uraian di atas, diketahui termasuk saham Syariah karena DES adalah
bahwa investasi berbasis Syariah adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham
investasi pada efek-efek dengan kriteria sesuai
Page 3
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia
Page 4
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312
Page 5
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia
Page 6
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312
ISSI KLSESI
mendistribusi, serta menyediakan ditentukan oleh SAC
barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat
(tidak bermanfaat dan merugikan)
Sumber: Website OJK dan Bursa Malaysia (2017)
pembuat screening memiliki kriteria serupa,
misalnya keterlibatan dalam industri tembakau
dan rokok dikatakan tidak Sharia compliant.
Dari tabel 2 tersebut, kita mengetahui bahwa Secara umum, perbedaan antara ISSI
kedua pengguna (pembuat kriteria screening) dan KLSESI dari sisi skrining kualitatif tidak
memiliki seperangkat kategori yang menyatakan berbeda signifikan. Pendekatan yang yang
misalnya industri judi (gambling) sebagai salah digunakan hampir mirip merujuk pada fiqih
satu dari kriteria non-compliant. Artinya, yang diyakini di dua negara ini. Sebagai contoh,
perusahaan yang terlibat dalam bisnis perjudian industri perbankan konvensional dan industri
atau kasino tidak akan dimasukan ke-dalam asuransi konvensional akan dikatakan tidak
saham Syariah. Tidak ada perbedaan pendapat sharia compliant baik oleh bursa Efek Indonesia
mengenai hal ini karena perusahaan yang maupun bursa efek Malaysia.
terlibat dalam industri perjudian jelas
keharamannya. Metode Screening Kuantitatif
DSN-MUI secara spesifik menyertakan Selain kriteria kualitatif seperti
berbagai kegiatan transaksi yang dinilai diuraikan sebelumnya, saham-saham syariah
bertentangan dengan syariah, misalnya kegiatan juga harus menempuh seleksi kuantitatif atau
tadlis dan short-selling. Namun hal ini sementara akuntansi. Dalam metode ini terdapat daftar
tidak ditemukan di Bursa Malaysia. Pada rasio keuangan dan kriteria yang digunakan
periode sebelumnya, untuk kategori riba dan sehingga dapat memberikan informasi
kegiatan berbasis riba, SC Malaysia sistematis untuk perbandingan dalam konteks
menggunakan istilah umum untuk mewakili Syariah. Berikut ini disajikan seleksi kuanitatif
kegiatan tersebut. Namun kini SC Malaysia untuk saham-saham Syariah di Bursa Efek
telah secara langsung menyebutkan perbankan Indonesia (ISSI) dan Bursa Efek Malaysia
konvensional dan asuransi konvensional (KLSESI).
sebagai kegiatan bisnis yang tidak syariah.
Untuk kriteria kegiatan memproduksi
produk non-halal dan kegiatan imoral, kedua
Page 7
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia
Page 8
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 1, (1), 2017, 01-10
e-2579-9401, p-2579-9312
karena berada dalam ranah fiqih muamalah Paper n°2013-16 Université de Cergy Pontoise,
yang tentu disesuaikan dengan kondisi France.
masyarakat setempat. Perbedaan kriteria Bodie, Zvi;, Alex; Kane, and Alan J. Marcus.
kualitatif antara dua bursa ini tidak begitu 2011. Investments. 9th ed. New York:
signifikan, namun cukup signifikan dalam McGraw-Hill/Irwin.
kriteria kuantitatif. Bursa efek Indonesia %XUVD 0DOD\VLD ´3ULFHV DW %XUVD 0DOD\VLD
menetapkan ambang batas rasio utang yang 0DUNHW µ
lebih besar dari Malaysia. Perbedaan lainnya http://www.bursamalaysia.com/market/
yaitu dalam kontribusi pendapatan non-halal securities/equities/prices/#/?filter=BS0
dimana bursa Efek Indonesia hanya 2&page=41 (March 17, 2017).
menetapkan satu ambang batas (10%) Derigs, Ulrich, and Shehab Marzban. 2009.
sedangkan Malaysia menetapkan dua ambang ´1HZ 6WUDWHJLHV DQG D 1HZ 3DUDGLJP IRU
batas (5% dan 20%), tergantung dari jenis Shariah-Compliant Portfolio
sektornya. Perbedaan lainnya adalah rasio kas 2SWLPL]DWLRQ µ Journal of Banking and
pada total aset yang ada di bursa efek Malaysia Finance 33(6): 1166²76.
(33%), yang mana rasio ini tidak ada di Bursa http://dx.doi.org/10.1016/j.jbankfin.200
Efek Indonesia. 8.12.011.
Kriteria skrining saham syariah di +DQDIL 6\DILT 0 ´3HUEandingan Kriteria
Malaysia awalnya lebih longgar dari Indonesia 6\DUL · $K 3DGD ,QGHNV 6DKDP 6\DUL · $K
namun kini telah disesuaikan dengan dibuatnya ,QGRQHVLD µ -XUQDO ,OPX 6\DUL·DK GDQ
revisi kriteria skrining pada tahun 2013. Saham Hukum 45(2).
Syariah di Malaysia memiliki kriteria skrining +R &DWKHULQH 6 ) ´,QWHUQDWLRQDO
yang lebih customized dari Indonesia. &RPSDULVRQ RI 6KDUL·DK &RPSOLDQFH
Penelitian ini menyarankan agar bursa 6FUHHQLQJ 6WDQGDUGV µ International Journal
efek senantiasa memperbaiki dan merevisi of Islamic and Middle Eastern Financial
kriteria skriningnya untuk disesuaikan dengan Management 8(4): 491²507.
target market serta kondisi masyarakat, bursa .LD $PLU ´,VODPLF (FRQRPLFV 5XOHV
efek Malaysia telah melakukan revisi sedangkan and the Stock Market: Evidence from the
bursa efek Indonesia belum. Penelitian ini 8QLWHG 6WDWHV µ International Journal of
terbatas pada perbandingan kriteria kuantitatif Business 20(3): 181²201.
dan kualitatif di dua negara menggunakan data 6DTLE /XWIXOODK HW DO ´/RFDO $JULFXOWXUDO
sekunder. Penelitian selanjutnya dapat Financing and Islamic Banks: Is Qard-
dilakukan dengan melakukan wawancara Al-+DVVDQ D 3RVVLEOH 6ROXWLRQ"µ Journal of
kepada pembuat kriteria skrining atau kepada Small Business and Enterprise Development
investor untuk menilai apakah kriteria skrining 6(1): 122²47.
saat ini sudah cukup atau belum, sehingga 6XSUL\DWQD ,ZDQ ´-XPODK ,QYHVWRU %DUX
perbaikan kriteria skrining dapat lebih baik. Meningkat 23,47 Persen Di Akhir 2016 -
.RPSDV FRP µ Bisnis Keuangan
Kompas.http://bisniskeuangan.kompas.co
DAFTAR PUSTAKA m/read/2017/02/17/140006426/jumlah
.investor.baru.meningkat.23.47.persen.di.
Abdul Rahman, Azhar, Mohd Azlan Yahya, akhir.2016 (April 15, 2017).
and Mohd Herry Mohd Nasir. 2010.
´,VODPLF 1RUPV IRU 6WRFN 6FUHHQLQJ µ
International Journal of Islamic and Middle
Eastern Finance and Management 3(3): 228
40.http://www.emeraldinsight.com/doi/
abs/10.1108/17538391011072426.
Bellalah, Mondher, Asma Abdul Rehman, and
2PDU 0DVRRG ´6\DULDK &RPSOLDQW
6FUHHQLQJ 3UDFWLFHV µ Thema Working
Page 9
Egi Arvian Firmansyah
Seleksi Saham Syariah : Perbandingan antara Bursa Efek Indonesia dan Malaysia
Page 10