Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Model Hands On Activity Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran Fisika MTSN IV Koto Aur Malintang
Penerapan Model Hands On Activity Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran Fisika MTSN IV Koto Aur Malintang
Penerapan Model Hands On Activity Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran Fisika MTSN IV Koto Aur Malintang
383-390
ISSN 2477– 6181Murni Puji Erti: Penerapan Model Hands On Activity untuk Meningkatkan …..
385 NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret 2017, Hal. 383-390
sudah ada garis edarnya tempat ia bergerak, kemampuan berpikir kritis peserta didik.
sehingga yang satu tidak mengambil garis Pertama, pendidikan di sekolah ini masih
edar yang lainnya. Karena, masing-masing bersifat teacher centered. Kedua,
mengelilingi pada orbit-orbit yang jari- pendidikannya bersifat menghafal, padahal
jarinya berbeda-beda dengan waktu edar dalam fisika kunci utama untuk menguasai
yang berbeda-beda pula. Kesesuaian itu pelajaran adalah memahami, bukan
terdapat pada gerakan kedua benda dan menghafal teorinya. Ketiga, kurang
kecepatan masing-masing. Kesesuaian ini tersedianya media pembelajaran fisika
mustahil terjadi, tanpa gaya tarik (gravitasi) yang seharusnya dapat dijadikan sebagai
yang menjadi penahannya sehingga suatu bahan untuk memahamkan konsep
masing-masingnya beredar menurut fisika secara langsung kepada peserta
orbitnya (Baiquni, 1996: 89-90). didik,ditambah lagi konsep fisika selama
Dalam memahami materi ini lebih sering disampaikan sebagai fakta,
pembelajaran terutama materi tentang bukan dilihat sebagai suatu peristiwa alam
fisika, perlunya bagi peserta didik untuk yang diamati, diukur, didiskusikan dan bisa
berpikir secara kritis bagaimana hal ini menarik kesimpulan. Akibatnya, peserta
bisa terjadi tentang keajaiban planet, bukti- didik tidak mengerti akan materi dan
bukti penciptaan di langit beserta bentuk- otomatis hasil belajar tidak memuaskan
bentuk, sifat-sifat, ciri-ciri, akibat yang dan peserta didiksulit menghadapi
ditimbulkan serta manfaatnya dalam masalah-masalah yang menuntut pemikiran
kehidupan sehari-hari. dan pemecahan masalah yang lebih
Dalam menyajikan pembelajaran kompleks.
fisika pendidik dianjurkan memadukan Dalam memahami materi fisika,
antara pengalaman proses sains dan perlu kesabarandan semangat yang timbul
pemahaman produk sains serta dari diri mereka. Dengan adanya semangat
pembelajaran yang diterapkan mampu mereka dalam mempelajari suatu materi
menumbuhkan kemampuan berpikir logis, maka akan timbul rasa ingin tahu dan
kritis, dan kreatif serta dapat berargumen terbentuk yang namanya proses berpikir.
secara benar (Depdiknas 2003).Dalam Berpikir adalah memanipulasi atau
suatu pembelajaran terutama pembelajaran mengelola dan mentransformasi informasi
fisika kemampuan berpikir kritis sangat dalam memori. Ini sering digunakan untuk
penting karena keterkaitan kemampuan membentuk konsep, bernalar dan berpikir
berpikir kritis dalam pembelajaran fisika secara kritis, membuat keputusan, berpikir
adalah menghubungkan antara apa yang kreatif, dan memecahkan masalah
dipelajari dengan bagaimana (Santrock, 2008: 357). Berpikir kritis dapat
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari- digunakan sebagai acuan dalam proses
hari, seperti kaitan antara individu dengan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar
lingkungannya sehingga pemahaman yang diharapkan. Semakin berkembang
tentang materi lebih dikuasai dengan penuh keterampilan berpikir murid,
maksimal maka pembelajaran fisika yang semakin sering mereka belajar. Kemudian,
dikatakan sulit dan membosankan akan semakin sering mereka belajar maka
terasa lebih menyenangkan. semakin baik mereka mampu berpikir
Kenyataannya, menurut informasi kritis tentang materi yang mereka pelajari.
dari pendidik fisika di MTsN IV Koto Aur Apabila pemahaman mendalam tentang
Malintang ini peserta didik kurang materi (konten) menjadi tujuan, maka
semangat untuk belajar. Karena, minimnya penekanan pada berpikir haruslah juga
pemberian kesempatan kepada peserta demikian (Nasution 2008 dalam
didik untuk mengembangkan kemampuan Dwijananti 2010:111).
berpikir terutama kemampuan berpikir Berdasarkan hasil wawancara
kritis. Faktor penyebab rendahnya pendidik fisika MTsN IV Koto Aur
ISSN 2477– 6181Murni Puji Erti: Penerapan Model Hands On Activity untuk Meningkatkan …..
MURNI PUJI ERTI. PENERAPAN MODEL HANDS ON ACTIVITY UNTUK MENINGKATKAN KEM…386
ISSN 2477– 6181Murni Puji Erti: Penerapan Model Hands On Activity untuk Meningkatkan …..
387 NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret 2017, Hal. 383-390
kemampuan berpikir kritis peserta didik nt penelitian. Selain dilakukan uji coba,
terangsang. instrumen juga divalidasi oleh ahli.
Berdasarkan uraian latar belakang Analisisdatapadapenelitianini meng-
masalah diatas peneliti mengambil fokus gunakan uji t. Uji prasyarat meliputi
penelitian dengan judul “Penerapan Model ujinormalitasyangbertujuan untuk melihat
Hands On Activity untuk Meningkatkan apakah data sampel berdistribusi normal
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik atau tidak dan Uji homogenitas variansi
pada Pembelajaran Fisika MTsN IV Koto dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji
Aur Malintang”. homogenitas bertujuan untuk melihat
apakah pada sampel mempunyai varians
METODE yang homogen atau tidak.
Hasil belajar peserta didik pada
Penelitiandilaksanakandi MTsN IV kelas eksperimen dan kelas kontrol
Koto Aur Malintang tahun ajaran terdistribusi normal dan kedua kelas
2016/2017.Jenis penelitian ini adalah mempunyai variansi yang homogen.
penelitian quasy eksperimen dengan Teknik analisis data yang digunakan untuk
rancangan penelitian Randomized Control menguji hipotesis adalah dengan
Group OnlyDesign. menggunakan uji t karena data ter-
Tabel 2. Rancangan Penelitian (Random Control Group Only
distribusi normal dan kelompok data
Design) mempunyai variansi yang homogen.
Kelas Treatment
Postest HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelas Eksperimen X
T
Kelas kontrol -
Hasilpenelitian penerapan
T modelHands On Activitypada pembelajaran
(Sumber: Suryabrata, 2006:104)
fisika meliputi aspek kompetensi
Keterangan: pengetahuan.Berdasarkan hasil analisis
X: Model Pembelajaran Hands On Activity data diperoleh bahwa hasil belajar peserta
T : Tes kemampuan berpikir kritis didik diambil selama proses pembelajaran
dan setelah pembelajaran berupa hasil
Populasi dalam penelitian ini adalah penilaian dari kemampuan berpikir kritis
seluruh peserta didik kelas VII MTsN IV peserta didik melalui tes akhir berupa soal
Koto Aur Malintang tahun ajaran tes objektif sebanyak 30 butir soal. Tes
2016/2017 yang terdiri dari 3 kelas,yang hasil belajar pada kelas eksperimen diikuti
berjumlah 80 orang peserta didik. Dari oleh 26 orang peserta didik dan kelas
populasi yang ada diambil dua kelompok kontrol 27 orang peserta didik pada pokok
sampel sebagai kelas eksperimen dan kelas bahasan suhu dan perubahannya.
kontrol. Untuk mendapatkan dua kelas
sampel ini digunakan teknik clusster Tabel 3. Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
DidikKelas Sampel
random sampling. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah melalui Frekuensi
teshasil belajar dengan menggunakan NO Interval Nilai
Eksperimen Kontrol
indikator berpikir kritis. 1 51-60 7 11
Bentuktesdalampenelitianini
2 61-70 7 8
berupasoalobjektif. Teknik observasi
3 71-80 7 5
dalampenelitianinidigunakanuntuk
melihatketerlaksanaanmodelyang 4 81-90 5 3
ISSN 2477– 6181Murni Puji Erti: Penerapan Model Hands On Activity untuk Meningkatkan …..
MURNI PUJI ERTI. PENERAPAN MODEL HANDS ON ACTIVITY UNTUK MENINGKATKAN KEM…388
Frekuensi
kemampuan berpikir kritis peserta didik Eksperimen
kelas eksperimen dengan menerapkan
model hands on activitymemiliki nilai rata- 0 Kontrol
51-60
61-70
71-80
81-100
rata 69,15 dengan nilai tertinggi 85 dan
nilai terendahnya adalah 50. Pada kelas
eksperimen 11 orang peserta didiksudah Interval Nilai
mencapai kriteria ketuntasan minimal atau
42,3 % peserta didik yang telah tuntas Model pembelajaran hands on
belajar. Sedangkan peserta didik yang activity merupakan model pembelajaran
belum mencapai kriteria ketuntasan yang direncanakan untuk membantu
minimal dengan persentase 57,6 % peserta peserta didik mengembangkan kemampuan
didik yang belum tuntas. Simpangan baku berpikir tingkat tinggi, dalam artian bahwa
atau standar deviasi (s) adalah 11,56 selama proses pembelajaran peserta didik
beserta ragamnya adalah ( ) adalah dilibatkan secara aktif dan mendorong
133,65. kemampuan peserta didik untuk
Tabeldi atas juga memberikan memahami materi yang disampaikan atau
informasi bahwa pada kelas kontrol mereka yang akan memikirkan sendiri
memiliki nilai rata-rata 62,89 dengan nilai terhadap apa yang telah mereka alami
tertinggi 83 dan nilai terendahnya adalah dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga
42. Kemudian nilai Kriteria Ketuntasan kemampuan berpikir kritis peserta didik
Minimal (KKM) yaitu 75. Pada kelas bisa meningkat.
kontrol 5 orang peserta didiksudah Model hands on activity adalah
mencapai kriteria ketuntasan minimal atau suatu proses dalam berpikir yang
18,5 % peserta didik yang telah tuntas berlangsung dari khusus menuju ke yang
belajar. Sedangkan 22 orang peserta didik umum.Menurut Suparno (2013)
yang belum mencapai kriteria ketuntasan mengatakan bahwa Pembelajaran fisika
minimal dengan persentase 81,4 % peserta dengan model hands on activitymerupakan
didik yang belum tuntas. Simpangan baku suatu model yang dirancang agar dapat
atau standar deviasi (s) adalah 12,70 membantu peserta didik untuk belajar
beserta ragamnya adalah ( ) adalah fisika atau prinsip-prinsip fisika dengan
161,48. melalui kreativitas membuat suatu benda,
Nilai rata-rata hasil belajar fisika peralatan, atau hal yang didasari dengan
kedua kelas sampel, terlihat kelas prinsip fisika. Kadang peralatan itu
eksperimen memiliki rata-rata lebih tinggi sungguh alat yang dapat digunakan dalam
dari pada kelas kontrol. Jadi dapat kehidupan nyata, tetapi kadang lebih
disimpulkan bahwa kelas eksperimen permainan, atau juga penemuan konsep
memiliki kemampuan berpikir kritis lebih fsika sendiri. Hasil test akhir pada kedua
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol kelas sampel terlihat bahwapada kelas
eksperimen dapat memberikan kemampuan
ISSN 2477– 6181Murni Puji Erti: Penerapan Model Hands On Activity untuk Meningkatkan …..
389 NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret 2017, Hal. 383-390
Jufri Wahab. 2013. Belajar dan Suparno, Paul. SJ. 2013. Metodologi
Pembelajaran sains.Bandung : Reka Cipta Pembelajaran Fisika Konstruktivistik
Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi & Menyenangkan. Gejayan
Penelitian. Jakarta: Grafinda Persada. Yogyakarta: Universitas Sanata
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Dharma.
Pembelajaran: Teori dan Praktik Paul Eggen. Dkk. 2012. Strategi dan
Pengembangan Kurikulum Tingkat Model Pembelajaran Mengajarkan
Satuan (KTSP). Jakarta: Kencana. Konten dan Keterampilan Berfikir.
Jakarta: Permata Puri Media
ISSN 2477– 6181Murni Puji Erti: Penerapan Model Hands On Activity untuk Meningkatkan …..