Efektivitas Media Pembelajaran Monopoli Berbasis Assure Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Efektivitas Media Pembelajaran Monopoli Berbasis Assure

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik


Nora Pramartasari*, Rini Rita T. Marpaung, Arwin Achmad

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unila,


Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandarlampung
*e-mail: nora_pramarta@yahoo.com/ Telp.: +6282278899687

Received : July, 5 2018 Accepted: August, 6 2018 Online Published : August, 9 2018

Abstract: The Effectiveness of Monopoly Media Assure Based Learning On


Critical Thinking Ability. This research aim was to know the effectiveness of the
monopoly learning media based ASSURE in increasing students critical thinking
of the second grade in SHS. The design used was a pretest-posttest not equivalent.
The research samples were the students of MIA I and MIA III amounted of 65
students that were selected through purposive sampling technique. The data of
this research were qualitative and quantitative. Qualitative data were average
value of students critical thinking ability were based on the instrument and then
analyzed descriptively. Quantitative data were obtained from N-Gain, average
value of the pretest, posttest, and then analyzed statistically using test 0.05
confidence level in the U. The results showed that the students in experiments
class have average achievement score in the critical thinking with the category
"very good" while the catagory of control class is "less". The Improvement of the
learning outcome from the experiment class was higher than the class of the
control with an average value of gain (2,815±44.67). Thus, monopoly based
learning media ASSURE was effective in increasing students critical thinking.
Keywords: assure, the media monopoly, critical thinking, students

Abstrak: Efektivitas Media Pembelajaran Monopoli Berbasis Assure


Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Penelitian ini bertujuan
mengetahui efektivitas media pembelajaran monopoli berbasis ASSURE dalam
peningkatan berpikir kritis peserta didik kelas XI MIA. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pretest-posttest tak ekuivalen. Sampel penelitian
adalah peserta didik kelas XI MIA I dan XI MIA III berjumlah 65 peserta didik
dan dipilih melalui teknik purposive sampling. Data berupa rata-rata nilai
kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diperoleh dari instrument
kemampuan berpikir kritis lalu dianalisis secara deskriptif. Data hasil belajar
diperoleh dari N-Gain, rata-rata nilai pretest, dan posttest, lalu dianalisis secara
statistik menggunakan uji U pada taraf kepercayaan 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peserta didik kelas eksperimen memiliki rata-rata pencapaian
skor berpikir kritis dengan kategori “sangat baik” sedangkan kelas kontrol ialah
“kurang”. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol dengan rata-rata nilai gain (44.67 ± 2.815). Dengan
demikian, media pembelajaran monopoli berbasis ASSURE efektif terhadap
peningkatan berpikir kritis peserta didik.

Kata kunci: assure, berpikir kritis, media monopoli, peserta didik


PENDAHULUAN

Pembelajaran Biologi dalam Negeri 12 Bandar Lampung. Fakta-


Kurikulum 2013 tingkatan SMA ada nya berdasarkan hasil observasi ter-
pada seluruh jenjang peserta didik hadap proses kegiatan belajar dan
dari kelas X sampai dengan XII. mengajar Biologi di kelas XI MIA I
Pada peserta didik jurusan pada materi sel, diketahui bahwa
Matematika dan Ilmu Pengetahuan pendidik masih dominan mengguna-
Alam (MIA), Biologi merupakan kan metode pembelajaran yang
mata pelajaran wajib, sedangkan konvensional berupa metode cera-
pada peserta didik jurusan Ilmu-Ilmu mah dan diskusi. Penggunaan media
Sosial (IIS), Biologi menjadi mata pembelajaran Biologi ini diketahui
pelajaran pilihan. Biologi adalah terbatas hanya pada materi-materi
ilmu sains tentang makhluk hidup pelajaran tertentu saja.
yang menitikberatkan kajian ilmu Berdasarkan hasil wawancara
mengenai makhluk hidup dan langsung dengan pendidik mata
kehidupannya Jati (2012: 12). Dari pelajaran Biologi di SMA Negeri 12
pendapat tersebut dapat disimpulkan Bandar Lampung, didapatkan fakta
bahwa Biologi merupakan ilmu yang bahwa media pembelajaran Biologi
mempelajari segala hal yang yang telah dipergunakan selama ini
berhubungan dengan makhluk hidup ialah media presentasi visual berupa
dan kehidupan beserta masalah- chart dan software microsoft power-
masalahnya. point, media presentasi audio visual
Pembelajaran Biologi tidak yaitu video pembelajaran Biologi,
hanya sebatas sekedar menghapal dan terakhir ialah media peraga yang
saja, akan tetapi perlu pencapaian mencakup pada penggunaan torso
pembelajaran yang bermakna bagi dan mikroskop.
peserta didik. Peserta didik akan Hasil observasi yang dida-
belajar lebih baik dan bermakna patkan dari memberi kuisioner dan
apabila peserta didik mengalami apa mengamati peserta didik selama
yang dipelajari dan bukan sekedar pembelajaran Biologi, diperoleh data
mengetahuinya saja Udin (2008: 3). bahwa 31% atau 17 peserta didik
Pencapaian tujuan pembelajaran yang disurvei memberikan jawaban
tersebut bisa dilaksana-kan dengan positif, sedang- kan 69% atau 33
berbagai penerapan inovasi strategi peserta didik memilih jawaban nega-
pembelajaran, khu-susnya dilakukan tif yaitu pelajaran Biologi dianggap
oleh pendidik yang dapat sulit dipahami, membosankan, mo-
memberikan pengalaman langsung noton dan tidak menarik untuk di-
kepada peserta didik. Pengalaman ikuti. Akibatnya dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna diha- dampak pada peserta didik ketika
rapkan dapat meningkatkan kemam- pembelajaran Biologi berlangsung
puan berpikir kritis, keaktifan, serta yaitu cara berpikir kritis peserta didik
kemandirian belajar peserta didik menjadi rendah.
selama proses pembelajaran di dalam Berdasarkan fakta di SMA
kelas berlangsung. Negeri 12 Bandar Lampung, untuk
Pengalaman belajar yang ber- materi sel yang telah dipelajari oleh
makna belum sepenuhnya terjadi kelas XI MIA memiliki kesulitan
pada pembelajaran Biologi di SMA tersendiri, hal ini terlihat dari hasil
nilai ulangan harian yang telah tem permainanan. Berdasarkan pen-
dilakukan sebanyak dua kali, rata- dapat Sadiman, dkk (2011: 78)
rata seluruh kelas mendapatkan nilai permainan adalah sesuatu yang
62, sementara KKM (Kriteria menyenangkan untuk dilakukan dan
Kelulusan Minimal) ialah sebesar 75. bersifat meng- hibur, permainan
Hal ini merupakan permasalahan menjadi menarik karena di
tersendiri, dimana mata pelajaran dalamnya terdapat unsur kompetisi.
Biologi umumnya dan materi sel Tujuan dari sistem permainan ini
khususnya dianggap merupakan ialah untuk menghin-dari atau
materi yang sulit bagi peserta didik. menghilangkan kejenuhan, ke-
Hasil analisis yang telah dilakukan bosanan, dan perasaan mengantuk
oleh pendidik terhadap kesulitan peserta didik selama proses pembe-
peserta didik pada materi sel terdapat lajaran berlangsung (Supardi, 2010:
di beberapa indikator materi, yaitu: 70). Salah satu permainan yang bisa
tidak mampu secara detail mendes- diterapkan ialah sistem permainan
kripsikan perbedaan sel eukariotik monopoli.
dan prokariotik dan fungsi organel Hasil penelitian Susanto (2012:
penyusun sel prokariotik tersebut, 4) telah mengembangkan monopoli
membedakan organel pada sel sebagai media pembelajaran materi
tumbuhan dan sel hewan, dan sel kelas XI IPA. Berdasarkan
mendeskripsikan secara terperinci analisis hasil penelitian dan pemba-
fungsi masing-masing dari organel- hasan telah dihasilkan media per-
organel penyusun sel eukariotik. mainan monopoli dengan topik sel
Melihat dari hasil di lapangan mendapatkan validitas secara teoritis
dan permasalahan yang ada, maka dengan kelayakan aspek format
perlu sekali dilaksanakan penelitian media 90%, aspek visual 94%, aspek
mengenai materi sel tersebut dengan fungsi/ kualitas media 92,86%, dan
mencoba menggunakan metode dan aspek kejelasan media dalam penya-
media pembelajaran yang lain, yaitu jian konsep 88,33%. Berdasarkan
monopoli Biologi sel. deskripsi hasil nilai tersebut, maka
Peran penting media pembe- media permainan monopoli Biologi
lajaran sebagai peningkat kualitas layak dan dapat digunakan dalam
belajar peserta didik didukung oleh kegiatan pembelajaran Biologi de-
hasil penelitian yang telah dilakukan ngan topik sel. Penggunaan media
Fitriyawani (2013: 237), dari analisis permainan monopoli dalam proses
persentase penelitian dengan peng- pembelajaran akan semakin optimal
gunaan media monopoli pada jika diterapkan bersamaan dengan
mahasiswa Fisika diperoleh data model pembe-lajaran yang tepat,
bahwa 90,32% mahasiswa lulus yaitu dengan penggunaan model
secara individual, sehingga secara ASSURE.
klasikal hasil belajar mahasiswa Model ASSURE terbukti mam-
adalah tuntas. Selain itu, terdapat pu menciptakan peningkatan berpikir
kinerja mahasiswa pada aspek kritis peserta didik. Hal ini diperkuat
kognitif, afektif, dan psikomotor dari hasil penelitian Fatahullah
pada kelas eksperimen juga (2016: 237), dalam pelaksanaan
menunjukkan hasil yang positif. penelitiannya memanfaatkan media
Pada penelitian ini diterapkan Adobe Flash berbasis ASSURE dan
penggunaan media pembelajaran sis- bertujuan untuk mengetahui penga-
ruh penerapan media tersebut terha- gunaan model ASSURE mampu
dap kemampuan berpikir kritis pe- meningkatkan berpikir kritis peserta
serta didik kelas IV Sekolah Dasar didik.
Pare-Pare melalui mata pelajaran Berdasarkan permasalahan ter-
IPA. Didapatkan hasil melalui uji sebut, maka dilakukanlah penelitian
simple effect dan uji Turkey bahwa mengenai penggunaan media mono-
memiliki hasil nilai rata-rata hasil poli dalam pembelajaran Biologi,
analisis, diketahui nilai rata-rata dengan tujuan sebagai upaya untuk
kelompok A1B1 (menggunakan me- membuktikan penggunaan bahwa
dia Adobe Flash berbasis ASSURE) media pembelajaran monopoli berba-
sebesar 16,85, lebih besar diban- sis ASSURE efektif terhadap
dingkan dengan nilai rata-rata peningkatan kemampuan berpikir
kelompok A2B2 (tanpa menggunakan kritis pada peserta didik kelas XI
media Adobe Flash berbasis MIA SMA Negeri 12 Bandar
ASSURE) yaitu 12,69, sehingga da- Lampung.
pat disimpulkan bahwa dengan peng-

METODE XI MIA 1 sebagai kelompok kontrol


dengan jumlah peserta didik 32 yang
Penelitian dilaksanakan pada terdiri dari 17 peserta didik laki-laki
semester genap tahun pelajaran dan 15 peserta didik perempuan,
2017/2018, bertempat di SMA sedangkan kelas XI MIA 3 sebagai
Negeri 12 Bandar Lampung. Popu- kelompok eksperimen sebanyak 33
lasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang terdiri atas 15
peserta didik kelas XI MIA SMA peserta didik laki-laki dan 18 peserta
Negeri 12 Bandar Lampung tahun didik perempuan.
ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 5 Alasan penentuan kelas XI MIA
kelas yaitu kelas XI MIA 1 sampai 1 sebagai kelas kontrol ialah karena
dengan kelas XI MIA 5 dan selama kegiatan pembelajaran Bio-
berjumlah 163 peserta didik. logi saat dilakukannya observasi,
Pengambilan sampel dalam peserta didik kelas XI MIA 1
penelitian ini dilakukan dengan menunjukkan sikap lebih aktif dalam
teknik purposive sampling, dengan menerima pelajaran. Berbeda halnya
pertimbangan sampel yang diguna- dengan kelas XI MIA 3, seluruh
kan memiliki persamaan rata-rata peserta didik menunjukkan minat
nilai rendah terhadap materi sel yang rendah sehingga dalam mem-
sebelum-nya, sehingga setelah dila- peroleh pelajaran Biologi ialah
kukannya penelitian dapat menun- cenderung pasif, dan juga nilai mata
jukkan adanya peningkatan pemaha- pelajaran Biologi di kelas XI MIA 3
man terhadap materi sel tersebut. lebih rendah dibandingkan dengan
Dalam memilih sampel untuk kelas XI MIA 1 walaupun tidak ber-
penentuan kelas kontrol dan eks- beda secara signifikan, inilah yang
perimen didasarkan pada tingkat menjadi kriteria penetapan pemilihan
homogenitas rata-rata hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen oleh
Biologi peserta didiknya, baik itu peneliti.
dari segi kognitif maupun dari segi Desain yang digunakan da-lam
psikomotorik. Arahan pendidik mata penelitian ini adalah penga-matan
pelajaran menentukan bahwa kelas
pada objek penelitian tentang peru- O2 = Hasil posttest setelah perlakuan
bahan sikap sebelum dan setelah X1 = Penerepan dengan media mono-
mendapatkan perlakuan. Kelas eks- poli
perimen mendapatkan perlakuan X2 = Penerapan dengan media
pembelajaran menggunakan media charta dan power point.
monopoli dan kelas kontrol menggu- Gambar 1. Desain Penelitian Pretes
nakan metode diskusi. Kedua kelas Postes tak Ekuivalen (Best dalam
diobservasi selama proses pembe- Arifin, 2012: 88).
lajaran untuk mengetahui perbedaan
sikap selama proses pembelajaran Prosedur penelitian yang dila-
dengan menggunakan metode yang kukan melalui dua tahap, yaitu pra
berbeda. penelitian dan juga penelitian.
Kelas eksperimen diberikan per- Kemudian untuk pelaksanaan pene-
lakuan menggunakan media pem- litian yang membedakan perlakuan
belajaran monopoli Biologi sel da- antara kelas kontrol maupun kelas
lam pelaksanaannya, sedangkan ke- eksperimen ialah penggunaan media
las kontrol menggunakan metode pembelajaran monopoli ber-basis
diskusi tanpa media monopoli, akan ASSURE yang dilakukan pada kelas
tetapi kedua kelas tetap fokus kepada eksperimen. Pengambilan data dila-
hasil berpikir kritis dan kognitif kukan melalui dua cara, yaitu data
peserta didik setelah dilakukan kedua kuantitatif dan data kualitatif. Data
perlakuan tersebut. kuantitatif dalam penelitian ini
Berdasarkan uraian tersebut diperoleh dari peningkatan hasil
dengan tidak dilakukannya random belajar yang berasal dari prestest dan
pada penentuan untuk kelompok posttest hasil belajar peserta didik
eksperimen dan juga kelompok kon- pada materi pokok sel berupa
trol, maka penelitian ini menggu- struktur dan fungsi organel-organel
nakan desain “pretest-posttest tak sel. Kemudian dihitung selisih antara
ekuivalen”. Model desain ini baik nilai prestest dengan posttest dalam
untuk kelas kontrol maupun kelas bentuk N-gain. Lalu diuji apakah
eksperimen memiliki rata-rata ting- memiliki kesamaan normalitas, jika
kat kognitif maupun psikomotorik hasil akhir angka kognitif tidak
yang sama atau homogen. Terdapat termasuk kedalam kategori normal,
pretest dan posttest, dan kedua maka langkah terakhir ialah dengan
kelompok sama-sama dima-nipulasi dilakukannya uji U. Sedangkan data
tetapi dengan cara yang berbeda. kualitatif didapatkan berupa deskrip-
Berikut ini bagan desain penelitian si kriteria kemampuan berpikir kritis
pretest-posttest tak ekuivalen. peserta didik yang diperoleh dari
Kelas Pretes Perlakuan Postest
pengamatan langsung di lapangan
oleh observer bersama pendidik mata
I O1 X1 O2 pelajaran berdasarkan rubrik berpikir
kritis selama proses belajar
berlangsung.
II O1 X2 O2 Rubrik berpikir kritis berda-
Keterangan: sarkan tujuh indikator pencapaian,
I = Kelas Eksperimen (XI MIA3) yaitu: berusaha mendapatkan infor-
II = Kelas Kontrol ( XI MIA 1) masi dari berbagai sumber untuk
O1 = Hasil pretest sebelum perlakuan memecahkan masalah; mencari alter-
natif untuk jawaban perma-salahan; daya pembeda soal, tingkat kesu-
antusias peserta didik terhadap karan soal, skor N-Gain untuk soal
perencanaan penggunaan media mo- pretest dan posttest yang selanjutnya
nopoli; mengidentifikasi materi pela- dilakukan uji hipotesis dan terakhir
jaran; menganalisis materi pelajaran; dilakukan uji U atau Mann – Whitney
mengevaluasi dan menyanggah U.
pernyataan kelompok lain; dan
menarik kesimpulan, yaitu menya- HASIL DAN PEMBAHASAN
jikan data, fakta, dan menjelaskan
kesimpulan. (Pribadi, 2011: 41-67 Tabel 1. Ketercapaian Keterampilan
dan Kowiyah, 2012: 4). Berpikir Kritis
Adapun teknik pengumpulan
data pada penelitian ini ialah berupa Aspek Kelas kontrol Kelas eksperimen
yang
nilai pretest, posttest, dan psiko- diamati
Nilai±Sd Kriteria Nilai±Sd Kriteria
motorik peserta didik. Nilai prestest
yang diambil pada awal pertemuan 50.0 ± Sangat 91.0 ± Sangat
A
yaitu pertemuan pertama setiap 0.656 kurang 0.484 baik
kelas, baik eksperimen maupun
kontrol, sedangkan nilai posttest 59.0 ± 93.0 ± Sangat
B Kurang
diambil di sesi pertemuan akhir yaitu 0.721 0.507 baik
pertemuan kedua pembelajaran pada
kelas eksperimen maupun kontrol, 60.5 ± 94.0 ± Sangat
C Kurang
0.663 0.804 baik
sehingga pemberian soal pretest dan
posttest dilakukan di hari yang
berbeda. Bentuk soal yang diberikan 72.0 ± Cukup 97.5 ± Sangat
D
adalah berupa soal pilihan jamak 0.680 baik 0.516 baik
dengan alasan terbuka. Soal yang
diberikan ialah soal yang sudah 66.5 ± 92.0 ± Sangat
E Sedang
tervalidasi sebelum dilakukannya 0.673 0.649 baik
penelitian dan mencakup dalam
kemampuan berpikir kritis peserta
didik dimana kata kerja operasional 62.5 ± 90.5 ± Sangat
F Kurang
0.683 0.496 baik
soal yang digunakan ialah mengacu
pada taksonomi Anderson, serta bisa
digunakan oleh peneliti untuk me- 62.5 ± 83.0
G Kurang Baik
0.754 ±0.674
ngukur ranah kognitif peserta didik
terhadap materi.
Teknik pengumpulan data Keterangan:
mengenai penilaian psikomotorik A. Berusaha mendapatkan infor-
menggunakan lembar observasi ke- masi dari berbagai sumber untuk
terampilan berpikir kritis peserta memecahkan masalah;
didik, dimana dalam pengamatan B. Mencari alternatif untuk jawa-
langsung di lapangan observasi ini ban permasalahan;
dilakukan oleh pendidik mata pela- C. Antusias peserta didik terhadap
jaran bersama dengan observer. perencanaan penggunaan media
Teknik analisis data pun monopoli;
menggunakan beberapa uji, yaitu: uji D. Mengidentifikasi materi pelaja-
validitas soal, uji reliabilitas soal, ran;
E. Menganalisis materi pelajaran;
F. Mengevaluasi dan menyanggah liki kemampuan awal yang tidak jauh
pernyataan kelompok lain; berbeda, dan hasil Uji U untuk
G. Menarik kesimpulan, yaitu me- posttest didapatkan rata-rata nilai
nyajikan data, fakta, dan men- posttest kelas eksperimen dan kelas
jelaskan kesimpulan. kontrol berbeda signifikan. Hasil Uji
U untuk nilai rata-rata N-gain hasil
Tabel 2. Ketercapaian Aspek Kog- belajar peserta didik pada kelas
nitif Hasil Belajar Peserta eksperimen dan kontrol didapatkan
Didik rata-rata nilai N-gain kelas eks-
Data
Uji perimen dan kelas kontrol tidak
peser Ke x± berbeda signifikan.
Norm Uji U Ket.
ta las Sd
didik
alitas Berdasarkan hasil penelitian
Lh(0.88 U dan analisis data dapat diketahui
Pre 28 ± bahwa kemampuan berpikir kritis
K > Lt
7) hitun
test 5.79
(0.156) g (603) peserta didik rata-rata memiliki kri-
Lh(01) >U teria sangat baik pada kelas
30 ±
E > Lt tabel Ber-
8.098 eksperimen. Hal ini sesuai dengan
(0.1542) (453) beda
Lh(0.69 sehin sig- pendapat Fatahullah (2016: 9) yang
Pos 63 ± gga nifik telah melakukan penelitian tentang
K 4) > Lt
test 7.614
(0.156) H0 an materi alat indera dan pemeli-
ditola haraannya dengan menyatakan bah-
Lh(0.76
78 ± k, H1
E > Lt
0) wa kelas eksperimen yang diberikan
5.277 diteri
(0.142)
ma pengalaman bermain secara langsung
Lh(0.17 akan mengalami peningkatan dengan
23 ± Beda
Gain K
4.130
> Lt
5)
0.007 tidak
kategori lebih tinggi dibandingkan
(0.156)
< sig- dengan kelas kontrol.
44.67 Lh(0.19 Selama proses pembelajaran
0.05 nifik
E ±2.81 7) > Lt
5 (0.156)
an berlangsung, ketercapaian berpikir
Hasil kemampuan berpikir kritis peserta didik menyangkut ba-
kritis peserta didik yang didapatkan gaimana kemampuan peserta didik
setelah dilakukannya penelitian ia- dalam memecahkan permasalahan
lah, ketercapaian pada kelas eks- dimana dalam praktek penelitian ini
perimen rata-rata di setiap indikator permasalahan yang disajikan ialah
berpikir kritis mendapatkan kriteria berupa soal. Hal ini diperkuat oleh
“sangat baik”, sedangkan pada kelas pendapat Johnson (2007: 183) yang
kontrol rata-rata mendapatkan kri- menyatakan bahwa berpikir kritis
teria “kurang” untuk tiap merupakan sebuah proses yang
ketercapaian indikator berpikir kritis. terarah dan jelas yang digunakan
Nilai rata-rata pretest, posttest, dalam kegiatan mental seperti meme-
dan N-Gain hasil belajar peserta cahkan masalah, mengambil kepu-
didik untuk kedua kelas tidak tusan, membujuk, melakukan analisis
berdistribusi normal sehingga untuk asumsi, dan melakukan penelitian.
pengolahan data pretest, posttest, dan Pada kelas eksperimen pun
N-Gain dilanjutkan dengan uji peserta didik lebih percaya diri
Mann-Whitney U (Tabel 2). Berda- dalam menyampaikan pendapatnya
sarkan hasil Uji U untuk pretest terutama di saat menyanggah jawa-
didapatkan rata-rata nilai pretest ban peserta didik dari kelompok lain
kelas eksperimen dan kontrol memi- yang dianggap salah maupun mem-
berikan kesimpulan di akhir pembe- (2011: 29) model ASSURE merupa-
lajaran. Hal ini sesuai dengan pen- kan suatu model yang berorientasi
dapat Liliasari (dalam Muhfahroyin, kepada pemanfaatan media dan tek-
2009: 1) yang menyatakan bahwa nologi dalam menciptakan proses
berpikir kritis memungkinkan peserta dan aktivitas pembelajaran yang di-
didik untuk menganalisa pembe- inginkan.
lajaran sendiri dan dapat memastikan Selama proses pembelajaran
bahwa mereka telah menentukan pi- berlangsung, dalam kelas eksperimen
lihan dan menarik kesimpulan de- yang menggunakan media permainan
ngan cerdas. monopoli berbasis ASSURE menun-
Tidak hanya berani untuk me- jukkan bahwa peserta didik lebih
nyampaikan jawaban secara benar aktif, sehingga tujuan tercapainya
dan kesimpulan di akhir pembe- pembelajaran Biologi yang efektif
lajaran, peserta didik di kelas eks- dan bermakna bagi peserta didik pun
perimen pun menunjukkan ke-giatan tercapai. Hal ini diperkuat oleh
yang lebih aktif di tengah proses pendapat Pribadi (2011: 30), yang
pembelajaran berlangsung. Hal ini menyatakan bahwa model AS-
sesuai dengan pendapat Matindas SURE adalah salah satu petunjuk
(2002: 71-72) yang menyatakan dan perencanaan yang bisa mem-
bahwa proses aktif pada peserta didik bantu untuk bagaimana cara me-
selama proses pembelajaran ber- rencanakan, mengidentifikasi, me-
langsung menunjukkan keinginan nentukan tujuan, memilih metode
atau motivasi untuk menemukan dan bahan, serta evaluasi, sehingga
jawaban dan pencapaian pema- proses pembelajaran menjadi lebih
haman, yaitu pemahaman terhadap efektif dan bermakna bagi peserta
materi sel. didik.
Maka dengan adanya peng- Selain mencapai pembelajaran
gunaan media monopoli selama yang bermakna, penggunaan model
proses pembelajaran berlangsung ASSURE juga dapat menciptakan
dianggap berhasil dalam men- aktivitas proses pembelajaran yang
ciptakan kemampuan berpikir kritis terbaru, inovatif, efektif, dan efisien.
peserta didik, hal ini sesuai dengan Hal ini akan membuat proses
pendapat yang disampaikan oleh pembelajaran ber-langsung menjadi
Matindas (2002: 71-72) yang me- lebih baik, sehingga tujuan pem-
nyatakan bahwa keberhasilan proses belajaran yaitu ketercapaiannya ke-
berpikir kritis pada peserta didik mampuan berpikir kritis peserta
sangat erat kaitannya dengan peran didik tercapai. Rata-rata kategori ke-
pendidik sebagai mediator selama tercapaian berpikir kritis peserta
berlangsungnya proses pelaksanaan didik ialah “sangat baik” setelah
pembelajaran. menerapkan pembelajaran monopoli
Dalam penelitian juga mene- berbasis ASSURE, hal ini sesuai
rapkan model ASSURE yang memi- dengan pendapat Arifin (2012: 86)
liki singkatan dari Analyze learner yang menyatakan bahwa model
characteristics; State performance ASSURE memfokuskan pada peren-
objectives; Select, Methods, media, canaan pembelajaran untuk digu-
and materials; Utilize materials- nakan dalam situasi pembelajaran di
Requires learner participation; Eva- dalam kelas secara aktual, sehingga
luate and revise. Menurut Pribadi situasi pembelajaran dengan mene-
rapkan model ASSURE tersebut media sebagai bagian integral pem-
sesuai dengan pencapaian tujuan belajaran di kelas, antara lain:
berpikir kritis pada peserta didik. a. Penyampaian pembelajaran men-
Adapun hasil kemampuan jadi lebih baku. Peserta didik
belajar peserta didik menunjukkan yang menggunakan media
perbedaan setelah diberikannya soal pembelajaran meskipun para
posttest dimana untuk kelas eks- pendidik menafsirkan isi
perimen memiliki rata-rata nilai yang pelajaran dengan cara yang ber-
lebih tinggi dibandingkan dengan beda-beda, dengan penggunaan
kelas kontrol, sehingga untuk hasil media ragam hasil tafsiran itu
uji U menunjukkan bahwa nilai Lh > dapat dikurangi sehingga infor-
Lt, maka hipotesis penelitian ini masi yang sama dapat disam-
diterima yaitu “terdapat efektivitas paikan kepada peserta didik
media pembelajaran monopoli ber- sebagai landasan untuk peng-
basis ASSURE dalam peningkatan kajian, latihan, dan aplikasi lebih
berpikir kritis belajar Biologi peserta lanjut.
didik pada materi sel kelas XI SMA b. Pembelajaran bisa lebih menarik.
Negeri 12 Bandar Lampung”. Media dapat diasosiasikan seba-
Peserta didik memiliki ke- gai penarik perhatian dan mem-
mampuan berpikir kritis yang baik buat peserta didik tetap terjaga
dan dapat dilihat dari rata-rata nilai dan memperhatikan. Kejelasan
peserta didik di setiap indikatornya pesan, daya tarik media, peng-
yaitu: (1) berusaha mendapatkan gunaan efek khusus yang dapat
informasi dari berbagai sumber menimbulkan keingintahuan pe-
untuk memecahkan masalah; (2) serta didik untuk berpikir. Hal ini
mencari alternatif untuk jawaban menunjukkan bahwa media me-
permasalahan; (3) antusias peserta miliki aspek motivasi, mening-
didik terhadap perencanaan peng- katkan minat, dan berpikir kritis
gunaan media monopoli; (4) meng- peserta didik.
identifikasi materi pelajaran; (5) c. Pembelajaran menjadi lebih in-
menganalisis materi pelajaran; (6) teraktif. Peran pendidik dapat
mengevaluasi dan menyanggah berubah kearah yang lebih positif
pernyataan kelompok lain; dan (7) karena dengan meningkatnya
menarik kesimpulan, yaitu me- kemampu-an berpikir.
nyajikan data, fakta, dan men- Peran pendidik dapat berubah
jelaskan kesimpulan. Hal ini di- kearah yang lebih positif karena
karenakan monopoli sebagai media dengan meningkatnya kemampuan
pembelajaran yang digunakan mem- berpikir kritis peserta didik, setelah
berikan banyak kesempatan kepada dilakukannya permainan di kelas
peserta didik untuk melatih dengan menggunakan media mono-
kemampuan berpikir kritisnya mela- poli peserta didik terlatih untuk
lui diskusi dalam kelompok dan pe- menganalisis permasalahan dan pe-
nugasan yang berbasis masalah nyata mecahannya saat permainan atau
(autentik). diskusi berlangsung. Peserta didik
Hasil penelitian ini sesuai de- menjadi lebih aktif dan dapat
ngan pendapat Arsyad (2011: 21) memecahkan masalahnya berupa
yang menyatakan ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang meng-
dampak positif dari penggunaan
haruskan peserta didik untuk depan kelas tanpa diminta sebagai
bertindak secara sistematis. perwakilan kelompok.
Berdasarkan data hasil penga- Mengevaluasi dan menyanggah
matan pada saat pembelajaran, pernyataan kelompok lain pada kelas
indikator berusaha mendapatkan eksperimen peserta didik terlihat
informasi dari berbagai sumber bersemangat untuk menjawab dan
untuk memecahkan masalah pada menyanggah jawaban kelompok lain,
kelas eksperimen memiliki kriteria wakil masing-masing kelompok sa-
“sangat baik” (Tabel 1) dan pada ling mempertahankan argumen jawa-
kelas kontrol memiliki kriteria ban kelompoknya.
“sangat kurang” (Tabel 1). Sebagian Terakhir untuk kategori menarik
besar peserta didik pada kelas kesimpulan, yaitu menyajikan data,
eksperimen dalam menjawab soal fakta, dan menjelaskan kesimpulan
tampak lebih aktif dan berusaha pada kelas eksperimen peserta didik
mencari jawaban atas pemasalahan aktif dan besemangat untuk dapat
dari berbagai sumber buku, dan menyimpulkan materi pelajaran, dan
masing-masing anggota tampak memberikan data serta fakta yang
memiliki kontribusi menyelesaikan ada.
soal pada papan monopoli, jawaban Dari uraian di atas, diketahui
dari pertanyaan soal telah sesuai dan bahwa rata-rata pencapai skor
tepat. berpikir kritis peserta didik kelas
Antusias peserta didik terhadap eksperimen mendapatkan kategori
penggunaan media monopoli pada sangat baik, oleh karena itu bisa
kelas eksperimen peserta didik dinyatakan bahwa penggunaan media
tampak aktif, bergairah, dan permainan monopoli berbasis AS-
bersemangat. Hal ini dapat dilihat SURE dapat meningkatkan hasil
pada tanggapan jawaban soal belajar peserta didik secara sig-
monopoli tentang menunjukkan nifikan dan meningkatkan kemam-
organel sel mitokondria pada sel puan berpikir kritis dengan kriteria
hewan secara kritis, logis, dan tepat. sangat baik.
Kemudian pada kelas eksperimen Hasil penelitian ini mendukung
untuk kemampuan berusaha menda- teori Dick dan Reiser (dalam
patkan informasi dari berbagai Warsita, 2008: 288), menyatakan
sumber untuk memecahkan masalah bahwa pembelajaran efektif adalah
pada kelas eksperimen sudah begitu suatu pembelajaran yang me-
tampak. Peserta didik antusias untuk mungkinkan peserta didik untuk
bekerja sama mencari jawaban soal. belajar keterampilan spesifik, ilmu
Mengidentifikasi materi pelaja- pengetahuan, dan sikap serta yang
ran pada kelas eksperimen peserta membuat peserta didik senang. Jadi
didik tampak aktif dan cenderung ketika peserta didik senang dalam
saling berlomba untuk menjabarkan belajar, mereka akan mudah mene-
materi yang mereka pahami. Kemu- rima ilmu yang diberikan oleh
dian untuk menganalisis materi pendidik.
pelajaran pada kelas eksperimen Penggunaan media pembelajaran
peserta didik tampak lebih aktif memenuhi prinsip-prinsip psikologis
untuk menganalisis materi, dengan pendidikan yang diterima secara
semangat mengajukan diri maju ke positif dalam berbagai hal seperti:
partisipasi peserta didik; umpan
balik; minat; berpikir kritis; dan Biologi peserta didik pada materi sel
penguatan. kelas XI SMA Negeri 12 Bandar
Melalui dilakukannya permainan Lampung dengan kriteria “baik”.
di kelas dengan menggunakan media
monopoli peserta didik terlatih untuk DAFTAR RUJUKAN
menganalisis permasalahan dan pe-
Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendi-
mecahannya saat permainan atau
dikan. Bandung: Rosda.
diskusi berlangsung. Peserta didik
menjadi lebih aktif dan dapat
Arsyad, A. 2011. Media Pembela-
memecahkan masalahnya berupa
jaran. Jakarta: Rajawali Pos.
pertanyaan-pertanyaan yang meng-
haruskan peserta didik untuk ber-
Fatahullah, M. 2016. Pengaruh
tindak secara sistematis.
Media Pembelajaran dan
Peran media permainan monopoli
Kemam-puan Berpikir Kritis
terhadap peningkatan kemampuan
Terhadap Hasil Belajar. Jurnal
berpikir kritis juga berdampak pada
Ilmiah. 7 (2): 1-16 (online),
hasil kognitif peserta didik. Maka
(http://pps.unj.ac.id/journal/jpd
dari itu, terbukti bahwa media
/article/download/383/333,
permainan monopoli materi sel
diakses pada tanggal 20
berbasis ASSURE efektif terhadap
November 2017).
kemampuan berpikir kritis peserta
didik.
Fitriyawani. 2013. Penggunaan
Memperhatikan ciri dari pem-
Media Permainan Monopoli
belajaran yang efektif, maka pen-
melalui Pembelajaran Koo-
didik harus membuat suasana pem-
peratif pada Mahasiswa Fisika
belajaran yang menyenangkan dan
Fakultas Tarbiyah dengan
membuat peserta didik merasa
Konsep Tata Surya. Jurnal
nyaman dalam belajar. Penciptaan
Ilmiah DIDAKTIKA. 13(2):
suasaan tersebut menjadi salah satu
223-239. (Online), (ejournal.-
peran pentingnnya karena dengan
upi.edu/index.php/mimbar/arti
penggunaan media permainan
cle/view/1328, diakses tanggal
mampu menciptakan proses pem-
19 November 2017).
belajaran yang lebih efektif, meng-
asyikkan, dan mencipatakan penga-
Jati, W. 2012. Aktif Biologi. Jakarta:
laman belajar yang bermakna bagi
Ganeca Exact.
peserta didik dan juga sangat
bermanfaat bagi pendidik untuk
Johnson, E. B. 2007. Contex-tual
menerapakan proses pembelajaran
Teaching and Learning.
ini agar pengalaman belajar yang
Bandung: Mizan Learning
bermakna tersampaikan.
Center (MLC).
SIMPULAN Kowiyah. 2012. Meningkatkan
Berdasarkan hasil analisis data
Kemampuan Berpikir Kritis
dan pembahasan, maka dapat disim-
pada Pembelajaran Matema-
pulkan bahwa penggunaan me-dia
tika Berbasis Masalah. Jurnal
pembelajaran monopoli berbasis AS-
Edukasi. 3 (5): 175-176.
SURE efektif untuk meningkatkan
(online), (http://Journal.ppunj.-
kemampuan berpikir kritis belajar
org/jpd/article/download/108/1
08, diakses tanggal 20 Oktober Udin, S. 2008. Strategi Belajar
2017). Mengajar. Bandung: Remaja
Karya
Matindas, R. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia; lewat Warsita, B. 2008. Teknologi Pembe-
Konsep AKU (ambisi, kenya- lajaran: Landasan dan Aplika-
taan dan usaha). Jakarta: sinya. Jakarta: Rineka Cipta
Pustaka Utama Grafiti. Karya.

Muhfahroyin, M. 2009. Member-


dayakan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Melalui Pembela-
jaran Konstruktivistik. Jurnal
Ilmiah. 16 (1): 1-6. (online),
(http://journal.um.ac.id/index.p
hp/pendidikandanpembelajaran
/article/view/2611, diakses
tanggal 2 November 2017).

Pribadi, B. A. 2011. Model ASSURE


untuk Mendesain Pembela-
jaran Sukses. Jakarta: Dian
Rakyat.

Sadiman, A. S., Raharjo, R., Haryo-


no, A., dan Rahardjito. 2011.
Media Pendidikan: Penger-
tian, Pengembangan, dan Pe-
manfaatannya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Supardi, S. 2010. Gaya Mengajar


yang Menyenangkan Siswa.
Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.

Susanto, A. 2012. Permainan Mono-


poli sebagai Media Pembela-
jaran Sub Materi Sel pada
Siswa Kelas XI IPA. Jurnal
Mahasiswa. 1 (1). 1-6.
(online), (http://jurnalmahasis-
wa.unesa.ac.id/index.php/bioed
u/article/view/338, diakses
tanggal 10 Oktober 2017).

You might also like