Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Aplikasi Kaidah Kebahasaan Tataran Ejaan

pada Artikel Surat Kabar Merapi


NUR KHABIBAH
Universitas Sebelas Maret Surakarta
nurkhabibah505@gmail.com

ABSTRACT
Application of linguistic rules in fact can not be used properly in the world of writing. There are still many
mistakes in writing the use of spelling in newspapers. The purpose of this study is to find out the misapplication
of the language rules in terms of spelling found in the Merapi newspaper, provide corrective language errors in
terms of the spelling found in the Merapi newspaper, and find out how many writing errors from the three
article titles. This research uses descriptive qualitative research. Descriptive qualitative research is research
that describes the phenomena or events about the application of language rules in the Merapi newspaper. The
study used in this research is a content analysis study which contains the spelling level language errors
contained in the Merapi newspaper article. The three titles investigated are 2,335 households threatened by
loopholes: Bantul, lack of detection equipment, overcoming drought, Hargomulyo to build a drilling well, and a
number of drought points that are difficult to find help. The three titles are online news articles from the Merapi
newspaper. Errors found in the three Merapi newspaper articles are italics, capital letters, numbers, commas,
prepositions, dashes, and nonstandard words. The most mistakes of the three articles were writing numbers as
much as 25% and the least mistakes were writing capital letters and hyphen as much as 2.78%.

Key words:
spelling errors, newspapers, qualitative research

ABSTRAK
Aplikasi kaidah kebahasaan pada kenyataannya belum bisa digunakan dengan baik dalam dunia
tulisan. Masih banyak kekeliruan penulisan penggunaan ejaan dalam surat kabar. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui kesalahan penerapan kaidah kebahasaan dari segi ejaan yang terdapat pada
surat kabar Merapi, memberikan perbaikan kesalahan berbahasa dari segi ejaan yang terdapat pada
surat kabar Merapi, dan mengetahui seberapa banyak kesalahan penulisan dari ketiga judul artikel.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan
penelitian yang mendeskripsikan tentang fenomena atau kejadian tentang kesalahan aplikasi kaidah
kebahasaan pada surat kabar Merapi. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian analisis
isi yang memuat tentang kesalahan berbahasa tataran ejaan yang terdapat dalam artikel surat kabar
Merapi. Tiga judul yang diteliti yaitu 2.335 KK TERANCAM LONGSOR: Bantul Kekurangan Alat
Pendeteksi, Atasi Kekeringan, Hargomulyo Bangun Sumur Bor, dan Sejumlah Titik Kekeringan Sulit Cari
Bantuan. Ketiga judul tersebut merupakan artikel berita online dari surat kabar Merapi. Kesalahan
yang ditemukan dari ketiga artikel surat kabar Merapi yaitu penulisan huruf miring, penulisan huruf
kapital, penulisan bilangan, tanda koma, kata depan, tanda hubung, dan kata tidak baku. Kesalahan
yang paling banyak dari ketiga artikel yaitu penulisan bilangan sebanyak 25% dan kesalahan paling
sedikit yaitu penulisan huruf kapital dan tanda hubung sebanyak 2,78%.

Kata kunci:
kesalahan ejaan, surat kabar, penelitian kualitatif

PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-
hari. Seseorang dapat menyatakan pendapat mereka dengan bahasa tersebut.
Pengelompokkan bahasa dapat dibagi dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa tulis
dimuat diberbagai media cetak seperti koran, majalah, dan sebagainya. Selain itu, bahasa
tulis bisa dimuat di buku, tulisan skpripsi, tesis, desertasi, dan sebagainya. Sedangkan
bahasa lisan bisa diucapkan secara lisan oleh alat ucap manusia.
Pemakaian bahasa Indonesia yang diharapkan yaitu sesuai dengan kaidah
kebahasaan dalam rangka bahasa Indonesia bisa dipandang sebagai martabat sekaligus jati
diri bangsa Indonesia. Ada banyak fungsi bahasa diantaranya yaitu sebagai alat untuk
berkomunikasi, alat pemersatu bangsa, dan sebagai identitas suatu suku atau bangsa. Selain
memiliki fungsi, bahasa juga memiliki manfaat yaitu sebagai bahasa resmi suatu negara,
sebagai pengantar dalam dunia pendidikan, serta sebagai alat pengembang kebudayaan dan
ilmu pengetahuan. Setelah mengetahui fungsi dan manfaat bahasa diharapkan mampu
meningkatkan kualitas berbahasa baik bahasa secara lisan maupun tulis. Menulis
merupakan salah satu kegiatan untuk menciptakan sebuah catatan atau informasi pada
media yang berupa aksara (Alex dalam Oktaria, dkk.:2017). Salah satunya dengan
menggunakan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar mudah dipahami dan
meminimalisasi penafsiran kesalahan kecil. Menurut Arifin dalam Kurniasari, dkk.
(2018:527) bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu
meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, dan
penataan penalaran.
Kenyataannya bahasa Indonesia saat ini masih terdapat banyak kesalahaan dalam
penggunaannya utamanya bahasa tulis. Salah satu kesalahan yang masih banyak terjadi
pada bahasa tulis yaitu kesalahan ejaan. Kesalahan ejaan yang kami teliti pada surat kabar
Merapi yaitu kesalahan penggunaan huruf miring, huruf kapital, penulisan bilangan, tanda
koma, kata depan, tanda hubung, dan kata tidak baku.
Penggunaan kesalahan ejaan yang tidak tepat dapat mengakibatkan beberapa
kesalahan. Kesalahan tersebut diantaranya salah tafsir bagi pembacanya, misal kurangnya
tanda titik, tanda koma, dan sebagainya. Tanda baca sangat penting dalam sebuah kalimat.
Maka dari itu, tempatkanlah tanda baca yang tepat agar pembaca dan penulis mempunyai
maksud yang sama. Nasucha dalam Agustina dan Oktavia (2019) menyatakan bahwa pada
kenyataannya pemakaian bahasa yang digunakan masih banyak kesalahan yang disebabkan
karena kesalahan penerapan ejaan, terutama tanda baca. Menurut Markhamah dan
Sabardila dalam Ariningsih, dkk. (2012) kaitannya dengan kesalahan berbahasa ada yang
membedakan antara istilah kesalahan berbahasa (eror) dengan kekeliruan berbahasa
(mistake). Penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan yang dilakukan pembelajar dapat
disebut dengan kesalahan berbahasa (Hidayat dalam Sapanti, 2019).
Penyebab kesalahan berbahasa bisa terpengaruh oleh bahasa yang lebih dulu
dikuasainya. Kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu atau bahasa
pertama terhadap bahasa kedua yang sedang dipelajari si pembelajar. Penyebab kesalahan
lain yaitu kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya. Bisa
dikatakan salah atau keliru menerapkan kaidah bahasa. Selain itu, pengajaran bahasa yang
kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini berkaitan dengan bahan yang diajarkan atau
yang dilatihkan dan cara pelaksanaan pengajaran.
Banyak upaya yang dapat digunakan untuk meminimalisasi kesalahan penggunaan
ejaan. Upaya tersebut diantaranya memperbaiki penggunaan ejaan yang salah dengan cara
berlatih, evaluasi pembelajaran berbahasa dengan mengenalkan ejaan yang benar, dan
mengarahkan kaidah yang benar yaitu PUEBI sesuai peraturan Mendikbud No. 50 Tahun
2015. Selain itu, belajar tentang kosakata untuk bisa menguasai, memahami, dan
menggunakan kata-kata dalam menulis juga harus diperhatikan karena mempengaruhi
penuilisan ejaan, (Elviza dalam Yahya, dkk. 2018).
Kesalahan berbahasa adalah sebuah kesalahan yang menyimpang dari norma dan
kaidah tata bahasa baik lisan maupun tertulis dengan adanya faktor penentu dalam
berkomunikasi. Menurut Suryaningsi dalam Permatasari, dkk. (2019) analisis kesalahan
berbahasa, yaitu suatu metode digunakan oleh peneliti dan guru bahasa, yang dapat
meliputi pengumpulan sampel, mengidentifikasi kesalahan pada sampel, penjelasan
kesalahan, klasifikasi kesalahan berdasarkan penyebab, serta evaluasi pada besarnya
kesalahan tersebut. Sedangkan menurut Pateda dalam Inderasari dan Agustina (2017)
menyatakan bahwa analisis kesalahan dimaksudkan supaya pengajar mengetahui dan
memahami kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa atau pembelajar, memperbaiki
metode atau teknik pengajaran serta dapat membantu merencanakan sistem dan rencana
pengajaran bahasa sasaran dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Pendapat lain
dikemukaan oleh Dulay dalam Yahya dan Saddhono: 2018, kesalahan berbahasa merupakan
sebuah kesalahan yang menyimpang dari sebuah percakapan atau bahasa tulis dari norma
ataupun kaidah kebahasaan yang berlaku. Kesalahan berbahasa dapat dapat dilakukan
secara kontrastif oleh pakar linguistik, sedangkan penerapannya dilakukan oleh pakar
pengajaran atau pembelajaran bahasa (James dalam Yahya, dkk.:2018).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ejaan adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda baca. Biasanya ejaan itu bukan hanya soal pelambangan
fonem dengan huruf saja, tetapi juga mengatur cara penulisan kata dan penulisan kalimat,
beserta dengan tanda-tanda bacanya (Chaer dalam Kurniasari, dkk., 2018:528). Pendapat
lain mengatakan ejaan adalah keseluruhan peraturan mengenai bagaimana menggambarkan
lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interelasi antara lambang-lambang itu
(Prihatini dalam Gunawan dan Retnawati, 2017:4). Kaidah ejaan bahasa Indonesia yang
baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Setyawati dalam Sari,
dkk. (2019) menjelaskan bahwa kesalahan pada bidang ejaan tidak hanya berfokus dalam
cara mengeja suatu kata, tetapi lebih luas yaitu mengenai cara mengatur penulisan huruf
menjadi unsur yang lebih besar seperti, frasa, klausa, maupun kalimat.
Surat kabar merupakan media cetak yang banyak diminati di kalangan masysrakat
untuk memperoleh informasi. Menurut (Chilton dalam Nisa, 2018:219) berita adalah laporan
mengenai peristiwa yang penting diketahui masyarakat dan juga peristiwa yang semata-
mata menarik karena berhubugan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu
dalam situasi yang menarik. Bahasa yang digunakan dalam surat kabar seharusnya
menggunakan bahasa yang populer atau bahasa yang banyak dimengerti oleh kalangan
masyarakat dan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang tepat agar tidak terjadi salah
tafsir bagi pembacanya terhadap informasi tersebut.

METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang fenomena atau kejadian
tentang kesalahan aplikasi kaidah kebahasaan pada surat kabar Merapi. Menurut Moleong
dalam Khoirurrohman (2018) pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menjelaskan kesalahan ejaan yang objeknya
berupa koran. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah artikel yang terdapat pada
koran Merapi terbitan Kota Yogyakarta. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kajian analisis isi tentang kesalahan berbahasa tataran ejaan yang terdapat pada artikel surat
kabar Merapi. Data yang diperoleh dianalisis bentuk kesalahannya, kemudian dibenarkan
dengan pembenaran yang tepat sesuai PUEBI. Menurut (Ellis dalam Setyawati, 2013: 15)
langkah kerja analisis bahasa yaitu mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi
kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan, dan mengevaluasi
kesalahan. Berikut ini beberapa judul artikel yang terdapat pada surat kabar Merapi yang
dianalisis.

No. Judul Artikel Kode


1. 2.335 KK TERANCAM LONGSOR: Bantul Kekurangan Alat a
Pendeteksi
2. Atasi Kekeringan, Hargomulyo Bangun Sumur Bor b
3. Sejumlah Titik Kekeringan Sulit Cari Bantuan c

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kenyataannya surat kabar yang diteliti yaitu surat kabar Merapi masih banyak kesalahan
dalam penulisan. Penulisnya kurang memahami kaidah kebahasaan yang tepat dan kurang
memperhatikan ejaannya. Berita online memberikan informasi ter-update, sehingga
publikasinya harus cepat berlomba-lomba dengan penerbit koran yang lain. Ketercepatan
publikasi menjadikan penulis tidak memperhatikan kaidah kebahasaan. Berdasarkan data
yang kami teliti pada surat kabar Merapi terdapat beberapa kesalahan berbahasa tataran
ejaan dan penulisan kata tidak baku. Kesalahan tersebut meliputi kesalahan penggunaan
huruf miring, huruf kapital, penulisan bilangan, tanda koma, kata depan, tanda hubung,
dan kata tidak baku.

Berikut ini data kesalahan berbahasa tataran ejaan dan penulisan kata tidak baku pada
artikel surat kabar Merapi.

A. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital


Kesalahan penulisan huruf kapital yang terdapat pada tiga surat kabar Merapi ada satu.
Berikut ini contoh kesalahan penulisan huruf kapital yang terdapat pada artikel surat
kabar Merapi.
(1a) Bantul saat ini baru memiliki 10 EWS (early warning system) atau alat sensor longsor.
Kata yang bercetak miring masih salah penulisannya. (1a) Kata early warning system
seharusnya menggunakan huruf kapital karena penulisan nama singkatan dari EWS.
Berikut ini kalimat pembenarannya.
(1a) Bantul saat ini baru memiliki 10 EWS (Early Warning System) atau alat sensor longsor.
B. Kesalahan Penulisan Huruf Miring
Kesalahan penggunaan huruf miring yang terdapat pada tiga artikel surat kabar Merapi
ada lima. Kelima kesalahan tersebut yaitu pada penulisan bahasa asing. Berikut contoh
beberapa kesalahan penulisan huruf miring pada tiga artikel surat kabar Merapi untuk
bahasa asing.

(1b) Tahun ini desa telah membuat satu sumur bor dengan bantuan Coorporate Social
Responsibility (CSR) dari bank milik pemerintah daerah.
(2a) Rapat yang dilaksanakan di Gedung Induk Kompleks Kantor Bupati itu diikuti oleh
instansi dan stakeholder terkait.
Kata yang bercetak miring masih slah pennulisannya. Kenyatan penulisan pada
artikel tersebut belum menggunakan huruf miring. Kata Coorporate Social Responsibility
dan stakeholder seharusnya menggunakan huruf miring karena termasuk bahasa asing.
PUEBI sudah mengatur huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Pembenaran kalimat tersebut sebagai berikut.
(1b) Tahun ini desa telah membuat satu sumur bor dengan bantuan Coorporate Social
Responsibility (CSR) dari bank milik pemerintah daerah.
(2a) Rapat yang dilaksanakan di Gedung Induk Kompleks Kantor Bupati itu diikuti oleh
instansi dan stakeholder terkait.

C. Kesalahan Penulisan Bilangan


Kesalahan penulisan bilangan pada tiga artikel surat kabar Merapi ada sembilan. Berikut
ini beberapa kesalahan penulisan bilangan.
(1a) Jumlah tersebut tersebar di 15 desa yang berada di area perbukitan.
(2b) Pada 2 tahun terahir ini masalah yang dihadapi masyarakat Hargomulyo adalah air
bersih setiap kemarau.
Penulisan yang bercetak miring belum tepat penulisannya. (1a) Bilangan 15
seharusnya ditulis menggunakan huruf karena bilangan dalam teks yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara
berurutan seperti dalam perincian. Sedangkan (2b) bilangan 2 ditulis huruf karena dapat
dinyatakan dengan satu kata. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Apabila
bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kalimat,
susunan kalimatnya diubah. Kata pada dalam kalimat kedua sebaiknya dihilangkan
karena tidak efektif. Pembenaran kedua kalimat tersebut sebagai berikut.
(1a) Jumlah tersebut tersebar di lima belas desa yang berada di area perbukitan.
(2b) Dua tahun terakhir ini masalah yang dihadapi masyarakat Hargomulyo adalah air
bersih setiap kemarau.
D. Kesalahan Penulisan Tanda Koma
Kesalahan penulisan tanda koma yang terdapat pada tiga artikel surat kabar Merapi ada
delapan. Berikut beberapa contoh kesalahan tanda koma.
(1a) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto
mengakui bahwa alat deteksi dini bencana tanah longsor itu masih sangat kurang.
(2c) Namun sejak kekeringan melanda bak penampungan lebih sering kosong.
Kata yang yang bercetak miring masih salah penulisannya karena belum ada tanda
koma. Menurut PUEBI IV (1a) tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
atau keterangan aposisi. Keterangan aposisi merupakan ungkapan yang berfungsi
menambah atau menjelaskan ungkapan sebelumnya dalam kalimat yang bersangkutan.
Sesudah kata Dwi Daryanto seharusnya menggunakan tanda koma karena untuk
mengapit nama dari BPBD tersebut. (2a) Kata namun juga masih salah penulisannya
karena belum ada tanda koma setelahnya. Menurut Puebi IV tanda koma dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oeh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Penulisan kalimat
yang tepat sebagai berikut.
(1a) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto,
mengakui bahwa alat deteksi dini bencana tanah longsor itu masih sangat kurang.
(2c) Namun, sejak kekeringan melanda bak penampungan lebih sering kosong.
E. Kesalahan Penulisan Kata Depan
Kesalahan penulisan kata depan yang terdapat pada tiga artikel surat kabar Merapi ada
lima. Berikut beberapa contoh kesalahannya.
(1b) Kedepan, untuk mengatasinya pemerintah desa telah mempersiapkan dan berencana
membuat sumur bor disetiap padukuhan.
(2c) Meskipun beberapa titik didusunnya sudah mendapat bantuan, namun tidak bagi tiga
puluhan warga di wilayah ini.
Kata yang bercetak miring masih salah penulisannya. Menurut PUEBI kata depan,
seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Pembenaran kalimat
tersebut sebagai berikut.
(1b) Ke depan, untuk mengatasinya pemerintah desa telah mempersiapkan dan
berencana membuat sumur bor di setiap padukuhan.
(2c) Meskipun beberapa titik di dusunnya sudah mendapat bantuan, namun tidak bagi
tiga puluhan warga di wilayah ini.

F. Kesalahan Penulisan Tanda Hubung


Kesalahan penulisan tanda hubung yang terdapat pada tiga artikel surat kabar Merapi
hanya ada satu. Berikut ini contohnya.
(1c) Jadi nanti kalau air habis, warga tidak perlu bingung cari bantuan, karena sudah di
backup sekitar satu bulan kedepan.
Penulisan kata yang bercetak miring belum benar penulisannya. Tanda hubung
dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing atau unsur
bahasa daerah. Penulisan kalimat yang tepat sebagai berikut.
(1c) Jadi, nanti kalau air habis, warga tidak perlu bingung cari bantuan, karena sudah di-
backup sekitar satu bulan ke depan.
G. Penulisan Kata Tidak Baku
Penulisan kata tidak baku yang terdapat pada tiga artikel surat kabar Merapi ada tujuh.
Berikut contoh kesalahannya.
(1a) Menjelang musim penghujan warga Bantul mulai dilanda kehawatiran.
(2c) Lebih lanjut, Ali mengatakan air dari tampungan masjid tersebut selain digunakan
oleh warga sekitar juga dipakai oleh jamaah.
Penulisan kata yang bercetak miring belum tepat penulisannya. Kata kehawatiran
bentuk bakunya kekhawatiran. Sedangkan kata jamaah bentuk bakunya jemaah. Penulisan
yang tepat dari kedua kalimat tersebut sebagai berikut.
(1a) Menjelang musim penghujan warga Bantul mulai dilanda kekhawatiran.
(2c) Lebih lanjut, Ali mengatakan air dari tampungan masjid tersebut selain digunakan
oleh warga sekitar juga dipakai oleh jemaah.

No Kesalahan Penulisan Frekuensi Persentase


.
1. Huruf Kapital 1 2,78%
2. Huruf Miring 5 13,89%
3. Bilangan 9 25%
4. Tanda Koma 8 22,2%
5. Kata Depan 5 13,89%
6. Tanda Hubung 1 2,78%
7. Kata Tidak Baku 7 19,44%
Jumlah 36 100%

Ketiga artikel pada surat kabar Merapi kesalahan paling banyak yaitu pada penulisan
bilangan sebanyak 25% sedangkan kesalahan paling sedikit yaitu pada penulisan huruf
kapital dan tanda hubung sebanyak 2,78%.

SIMPULAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk saling berinteraksi. Ada dua
bahasa yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Penulisan bahasa tulis dalam media cetak salah
satunya koran. Penggunaan kaidah kebahasaan yang digunakan dalam menulis artikel
berita harus sesuai PUEBI. Kenyataannya masih ada kesalahan penulisan di dalam artikel
surat kabar Merapi. Kesalahan paling banyak dari ketiga artikel yang diteliti yaitu pada
kesalahan penulisan bilangan sebanyak 25% sedangkan kesalahan paling sedikit yaitu pada
penulisan huruf kapital dan tanda hubung sebanyak 2,78%. Maka dari itu harus ada upaya
untuk menjaga kelestarian bahasa Indonesia dengan kaidah kebahasaan yang tepat. Usaha
tersebut meliputi memperbaiki penggunaan ejaan yang salah dengan cara berlatih, evaluasi
pembelajaran berbahasa dengan mengenalkan ejaan yang benar, dan mengarahkan kaidah
yang benar yaitu PUEBI sesuai peraturan Mendikbud No. 50 Tahun 2015. Penulisan tertulis
di dalam surat kabar sebagai bentuk informasi masyarakat terhadap suatu peristiwa, maka
dari itu penggunaan kaidah kebahasaan sangat penting supaya tidak salah tafsir bagi
pembacanya.

REFERENSI
Afifah, N., dan Hasibuan, N.S. (2017). Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Media
Luar Ruang di Wilayah Kota Medan. Jurnal Bahasa dan Sastra. 2(1):14-37.
http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/Linguistik/article/view/248
Agustina, T., dan Oktavia W. (2019). Analisis Kesalahan Berbahasa pada Bahan Ajar Kelas
Menyimak Program BIPA IAIN Surakarta. Jurnal Disastra. 1(2):60-70.
http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
Anjarsari, N., Suwandi, S., dan Mulyono, S. (2013). Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa
Indonesia dalam Karangan Mahasiswa Penutur Bahasa Asing di Universitas Sebelas
Maret. Jurnal Basastra. 2(1):1-13.
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/2144/1559
Ariana, S. (2012). Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah
Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi. 5(2):53-62.
http://eprints.binadarma.ac.id/2136/
Ariningsih, N.E., Sumarwati, Saddhono, K. (2012). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Basastra. 1(1):40-53.
Ayudia, Suryanto, E., dan Waluyo, B. (2016). Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa
Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP. Jurnal Basastra. 4(1):34-49.
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia/article/view/9972/7357
Ghufron, S. (2016). Kesalahan Pemakaian Ejaan dalam Karangan Siswa. Jurnal Edu Kata.
3(1):1-8.
http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/kata/article/view/1023/599
Gunawan, H.I., dan Retnawati, S. (2017). Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pamulang. Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis. 1(5):1-8.
Inderasari, E. dan Agustina, T. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Mahasiswa
Asing dalam Program BIPA IAIN Surakarta. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
6(2):6-15. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi
Khoirurrohman, T. (2018). Analisis Kesalahan Ejaan dalam Karangan Siswa Kelas 3 SDN
Ketug Kecamatan Butuh Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Dialektika. 8(2):70-77.
Kurniasari, N., Andrianti, V., dan Isnaini, H. (2018). Analisis Kesalahan Ejaan pada Salah
Satu Judul Berita Isu TKA Digoreng Menjelang Pilpres pada Surat Kabar Tribun Jabar Edisi
25 April 2018. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(4):527-534.
Leksono, M. L. (2019). Analisis Kesalahan Penggunaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) pada Tugas Makalah dan Laporan Praktikum Mahasiswa IT Telkom
Purwokerto. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4(2):116-120.
Nisa, K. (2018). Analisis Kesalahan Berbahasa pada Berita dalam Media Surat Kabar Sinar
Indonesia Baru. Jurnal Bindo Sastra. 2(2):218-224.
Oktaria, D., Andayani, dan Saddhono, K. (2017). Penguasaan Kalimat Efektif sebagai Kunci
Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi. Jurnal Metalingua. 15(2):165-177.
DOI: http://dx.doi.org/10.26499/metalingua.v15i2.63
Permatasari, N.E., Khasanah, I.M., dan Putri, N.A.M. (2019). Kesalahan Berbahasa dalam
Majalah Pandawa IAIN Surakarta Edisi 2018 pada Tataran Ejaan dan Sintaksis. Jurnal
Diglosia. 2(2):103-114.
Prasetya, A.D.A. (2019). Analisis Kesalahan Ejaan dan Pilihan Kata pada Surat Dinas di
STKIP Al Hikmah Surabaya. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. 3(1):120-127.
Sapanti, I.R. (2019). Analisis Kesalahan Struktur Frasa pada Karangan Berbahasa Indonesia
Karya Pembelajar Tiongkok. Indonesian Language Education and Literature. 4(2):144-157.
DOI: 10.24235/ileal.v4i2.2138.
Sari, K., Nurcahyo, R.J., dan Kartini. (2019). Analisis Kesalahan Berbahasa pada Majalah
Toga Edisi III Bulan Desember Tahun 2018. Jurnal Imajeri. 2(1):11-23.
Setyawati, N. (2013). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Turistiani, T.D. (2013). Fitur Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam
Makalah Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya. 1(1):61-72.
Tussolekha, R. (2019). Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia pada Makalah Karya
Mahasiswa. Jurnal Bahasa dan Sastra. 20(1):35-43.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara
Yahya, M., Andayani, dan Saddhono, K. (2018). Hubungan Penguasaan Kosakata dengan
Kesalahan Diksi dalam Kalimat Bahasa Indonesia Mahasiswa BIPA Level Alademik.
Jurnal Kredo. 1(2):53-70. DOI: https://doi.org/10.24176/kredo.v1i2.2121
Yahya, M., Andayani, dan Saddhono, K. (2018). Tendensi Kesalahan Sintaksis Bahasa Tulis
Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Jurnal Suka. 2(1):137-166.
https://jurnalsukma.org/index.php/sukma/article/view/02106
Yahya, M., Andayani, dan Saddhono, K. (2018). Studi Kesalahan Penulisan Kalimat dalam
Karangan Pelajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Jurnal Dialektika. 5(1):1-
20.
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika

You might also like