Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728

Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

HUBUNGAN ANTARA ATRIAL FIBRILASISIMTOMATIK DAN ASIMTOMATIK


DENGAN KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG MENURUT NEW YORK
HEARTASSOCIATION (NYHA)DI RUANG TULIP RSUD
DR. H. ABDUL MOELOEK PROPINSI LAMPUNG

Eka Yudha Chrisanto1, Linawati Novikasari2, Triyoso3

1Dosen Akademi Keperawatan Malahayati Bandar Lampung


Email: yudhachrisanto88@gmail.com
2Dosen PSIK Universitas Malahayati Bandar Lampung

Email: linawatinovikasari@gmail.com
3Dosen PSIK Universitas Malahayati Bandar Lampung

Email: triyoso@gmail.com

ABSTRACT: RELATIONSHIP BETWEEN ATRIAL FIBRILASISIMTOMATIC AND


ASIMTOMATIC WITH CLASSIFICATION OF NEW YORK HEARTASSOCIATION
(NYHA) HEART FAILURE IN TULIP ROOM RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Background: Atrial fibrillation (atrial fibrillation, AF) is supraventricular


tachycardia with uncoordinated characteristics of atrial activation. The
incidence of AF is increasing especially with increasing life expectancy. AF
management is still a problem. Until now, there have been two basic
intervention choices: restore and maintain a sinus rhythm or control the heart
rate.
Purpose: To find out the relationship between symptomatic and asymptomatic
atrial fibrillation and heart failure classification according to the New York
Heart Association in the Tulip Room of the RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung
Province in 2018
Methods: The sampling technique used in this study used accidental sampling
technique. The research institute uses a medical record. Data analysis using
univariate (average) and bivariate (t test).
Results: Most of the patients at the Tulip Room of the Regional General
Hospital Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2018 is a patient with New
York Heart Association (NYHA) 2-4 heart failure, which is 33 people (89.2%).
Most of them are in the Tulip Room of the Regional General Hospital Dr. H.
Abdul Moeloek Lampung Province in 2018 is a patient with Atrial Fibrillation,
which is as many as 30 people (81.1%). There is a relationship between
symptomatic and asymptomatic atrial fibrillation with the classification of
heart failure according to the New York Heart Association in the Tulip Room of
the RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2018 with p-value = 0.016
and OR = 2.046.
Conclusion: There is a relationship between symptomatic and asymptomatic
atrial fibrillation and the classification of heart failure according to the New
York Heart Association in the Tulip Room of the RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Lampung Province in 2018.

Keywords: Atrial Fibrillation Symptomatic, Asymptomatic, Heart Failure

81
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

INTISARI: HUBUNGAN ANTARA ATRIAL FIBRILASISIMTOMATIK DAN


ASIMTOMATIK DENGAN KLASIFIKASI GAGAL JANTUNG MENURUT NEW YORK
HEARTASSOCIATION (NYHA) DI RUANG TULIP RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROPINSI LAMPUNG

Pendahuluan: Fibrilasi atrium (atrial fibrillation, AF) adalah takikardia


supraventrikular dengan karakteristik aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi.
Insidens AF makin meningkat terutama dengan meningkatnya usia harapan
hidup. Manajemen AF tetap merupakan masalah. Sampai saat ini, ada dua
pilihan intervensi dasar: mengembalikan dan mempertahankan ritme sinus atau
mengontrol laju jantung.
Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan antara Atrial FibrilasiSimtomatik dan
Asimtomatik dengan Klasifikasi Gagal Jantung menurut New York Heart
Association di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung Tahun
2018
Metode: Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan teknik accidental sampling. Instrimen penelitian ini menggunakan
medikal record. Analisis data secara univariat (rata-rata) dan bivariat (t test).
Hasil: Sebagian besar pasien di Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Abdul Moeloek Propinsi Lampung tahun 2018 adalah pasien dengan penyakit
gagal jantung New York Heart Association (NYHA) 2-4 yaitu sebanyak 33 orang
(89,2%).Sebagian besar pasiendi Ruang Tulip Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Abdul Moeloek Propinsi Lampung tahun 2018 adalah pasien dengan Atrial
Fibrilasi Simtomatik yaitu sebanyak 30 orang (81,1%). Ada hubungan antara
atrial fibrilasi simtomatik dan asimtomatik dengan klasifikasi gagal jantung
menurut New York Heart Association di Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Propinsi Lampung Tahun 2018 dengan p-value = 0,016 dan OR = 2,046.
Kesimpulan: Ada hubungan antara atrial fibrilasi simtomatik dan asimtomatik
dengan klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association di Ruang
Tulip RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung Tahun 2018.

Kata Kunci: Atrial Fibrilasi Simtomatik, Asimtomatik, Gagal Jantung

Pendahuluan untuk usia ≥40 tahun, dengan kejadian


Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang >650.000 kasus baru yang didiagnosis gagal
meninggal karena Penyakit Tidak Menular jantung selama beberapa dekade terakhir.
(PTM) (63% dari seluruh kematian). Lebih Kejadian gagal jantung meningkat dengan
dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Tingkat kematian untuk
penyakit tidak menular terjadi sebelum usia gagal jantung sekitar 50% dalam waktu 5
60 tahun, dan 90% dari kematian “dini” tahun (Yancy, 2013). Selain itu, karena
tersebut terjadi di negara berpenghasilan terjadi peningkatan signifikan persentase
rendah dan menengah. Secara global PTM populasi usia lanjut di Indonesia yaitu
penyebab kematian nomor satu setiap 7,74% (pada tahun 2000-2005) menjadi
tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. 28,68% (estimasi WHO tahun 2045-
Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit 2050),maka angka kejadian atrial
yang disebabkan gangguan fungsi jantung fibrilasijuga akan meningkat secara
dan pembuluh darah, seperti:Penyakit signifikan
Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi
atau Payah Jantung, Hipertensi dan Stroke penyakit gagal jantung di Indonesia tahun
(Pusdatin Kemenkes RI, 2014). 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan
Di Amerika, prevalensi risiko sekitar 229.696 orang, sedangkan
berkembangnya gagal jantung adalah 20% berdasarkan diagnosis dokter/ gejala

82
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar Menurut Pandey (2017) dalam jurnal
530.068 orang. Berdasarkan diagnosis yang berjudul Predictors and Prognostic
dokter, estimasi jumlah penderita penyakit Implications of Incident Heart Failure in
gagal jantung terbanyak terdapat di Patients With Prevalent atrial Fibrilation
Provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 orang dikatakan bahwa berdasarkan studi cohort
(0,19%), sedangkan Provinsi Maluku Utara kejadian gagal jantung dengan Atrial
memiliki jumlah penderita paling sedikit, Fibrilasi lebih tinggi dari yang dilaporkan
yaitu sebanyak 144 orang (0,02%). yaitu meningkat sekitar 3 sampai 4 pasien
Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi dari 100 pasien pertahun (FraminghamHeart
jumlah penderita penyakit gagal jantung Study).
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat Atrial Fibrilasi menyebabkan
sebanyak 96.487 orang (0,3%), sedangkan peningkatan mortalitas dan morbiditas,
jumlah penderita paling sedikit ditemukan termasuk gagal jantung serta penurunan
di Provinsi Kep. Bangka Belitung, yaitu kualitas hidup. Pasien dengan Atrial
sebanyak 945 orang (0,1%) (Pusdatin, 2014; Fibrilasi memiliki risiko gagal jantung 3
Naziah, Nuraini & Zainaro, 2017) kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa
Di propinsi Lampung khususnya di RSUD Atrial Fibrilasi.(Yunadi, 2014).
dr. H. Abdul Moeloek, prevalensi penyakit Atrial Fibrilasi juga berkaitan erat
gagal jantung menempati posisi pertama di dengan penyakit kardiovaskular lain
laporan 10 penyakit terbanyak di Ruang seperti hipertensi, gagal jantung,
Tulip RSUD dr. H. Abdul Moeloek yaitu penyakit jantung koroner, hipertiroid,
sebanyak 905 pasien dari seluruh total diabetes melitus, obesitas, penyakit
pasien yang di rawat di ruang Tulip yaitu jantung bawaan seperti defek septum
sebesar 1320 di tahun 2017. Berdasarkan atrium, kardiomiopati, penyakit ginjal
presurvey yang telah dilakukan pada kronis maupun penyakit paru obstruktif
tanggal 18 Desember 2017 di ruang Tulip kronik (PPOK) .Gagal jantung simtomatik
bahwa dari 12 orang pasien yang di rawat di dengan kelas fungsional NYHA
Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (NewYorkHeartAssociation) II sampai IV
Propinsi Lampung, 8 diantaranya adalah dapat terjadi pada 30% pasien Atrial
pasien gagal jantung NYHA I - IV dari 8 Fibrilasi, namun sebaliknya Atrial Fibrilasi
pasien tersebut 4 pasien atau 50 % adalah dapat terjadi pada 30-40% pasien dengan
pasien gagal jantung dengan Atrial Fibrilasi. gagal jantung tergantung dari penyebab
3 pasien atau 75% diantaranya memiliki dari gagal jantung itu sendiri. Atrial
gejala seperti palpitasi dan perasaan tidak Fibrilasi dapat menyebabkan gagal
enak pada dada. Penanganan pasien jantung melalui mekanisme peningkatan
tersebut berfokus pada kontrol irama dan tekanan atrium, peningkatan beban
laju jantung. (Register Ruang Tulip. 2017) volume jantung, disfungsi katup dan
Prevalensi Atrial Fibrilasi mencapai 1-2% stimulasi neurohormonal yang kronis.
dan akan terus meningkat dalam 50 tahun Distensi pada atrium kiri dapat
mendatang.Framingham Heart Study yang menyebabkan Atrial Fibrilasiseperti yang
merupakan suatu studi kohor pada tahun terjadi pada pasien penyakit katup
1948 dengan melibatkan 5209 subjek jantung dengan prevalensi sebesar 30%
penelitian sehat (tidak menderita penyakit dan 10-15% pada defekseptal atrium.
kardiovaskular) menunjukkan bahwa dalam (Yuniadi, 2013)
periode 20 tahun, angka kejadian Atrial Menurut Yunadi (2013) pada atrial
Fibrilasiadalah 2,1% pada laki-laki dan 1,7% fibrilasi, fungsi ventrikel kiri juga
pada perempuan.Selain itu, karena terjadi terganggu dengan adanya irama tidak
peningkatan signifikan persentase populasi teratur dan cepat, yang menyebabkan
usia lanjut di Indonesia yaitu 7,74% (pada hilangnya fungsi kontraksi atrium dan
tahun 2000-2005) menjadi 28,68% (estimasi meningkatnya tekanan pengisian pada saat
WHO tahun 2045-2050),maka angka akhir diastolik ventrikel kiri. Sehubungan
kejadian Atrial Fibrilasi juga akan dengan hal tersebut maka akan adanya
meningkat secara signifikan.

83
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

tanda dan gejala yang ditimbulkan sebagai mineralocorticoid receptor blockers. Untuk
akibat dari kompensasi jantung. kelas III - IV selain pemberian tersebut
Berdasarkan anamnesa pada pedoman dapat dilakukan kardioversi. Kardioversi
tatalaksana Atrial Fibrilasi (Perhimpunan juga dapat dilakukan saat terapi tersebut
Dokter Kardiovaskuler Indonesia, 2014 ) belum menunjukan hasil yang maksimal.
bahwa Atrial Fibrilasi dapat terjadi mulai Pengklasifikasian gagal jantung menurut
dari asimtomatik sampai dengan simtomatik Brown n Co dalam New York Heart
dan berakhir dengan syok kardiogenik. Association Functional Clasification (2016)
Atrial Fibrilasi dengan asimtomatik bisa NYHA lebih dapat diukur berdasarkan
disebut juga silent atrial fibrilation adalah keadaan pasien secara langsung daripada
dimana episode Atrial Fibrilasi tidak menggunakan klasifikasi AHA (American
menimbulkan gejala pada pasien. Atrial Heart Association) yang harus mengunakan
Fibrilasi simtomatik yaitu beberapa gejala pemeriksaan tambahan untuk
ringan yang mungkin dikeluhkan pasien pengklasifikasiannya. Klasifikasi NYHA
antara lain palpitasi. diekspresikan oleh menyediakan cara sederhana untuk
pasien sebagai pukulan genderang, gemuruh mengklasifikasikan tingkat gagal jantung
guntur didalam dada. Mudah lelah atau .Ini menempatkan pasien dalam satu dari
toleransi rendah terhadap aktivitas fisik, empat kategori berdasarkan seberapa kecil
presinkop atau sinkop, kelemahan umum, keterbatasannya selama aktivitas
pusing. Selain itu, Atrial Fibrilasi juga dapat fisik;keterbatasan / gejala berkaitan
menyebabkan gangguan hemodinamik, dengan pernapasan normal dan derajat
kardiomiopati yang diinduksi oleh yang bervariasi dalam sesak napas dan /
takikardia, dan tromboembolisme sistemik. atau angina.
Yuniadi (2013) menyatakan bahwa, Sistem klasifikasi NYHA memberikan
penanganan atrial fibrilasi di fokuskan pada penilaian cepat mengenai status fungsional
dua hal yaitu penanganan kontrol irama selama aktivitas fisik.Hal ini sangat mapan
jantung dan kontrol laju jantung. untuk memprediksi prognosis saat
Mempertahankan irama sinus mempunyai digunakan untuk membagi pasien secara
beberapa keunggulan: meningkatkan dikotomis.Kemampuan prognostik yang kuat
hemodinamik dan respons ventrikel kiri; dari klasifikasi NYHA dapat
restorasi fungsi sistolik atrium; mengurangi menyebabkannya menjadi satu-satunya
laju jantung sehingga mencegah terjadinya bagian dari penilaian rutin gagal jantung
takikardiomiopati; mencegah terjadinya yang secara langsung berkaitan dengan
remodeling miokard; mengurangi gejala dan olahraga.Teknik penilaian lain yang banyak
meningkatkan kapasitas fisik; meningkatkan digunakan, termasuk pemeriksaan, EKG dan
kualitas hidup; mengurangi episode silent ekokardiografi, dilakukan saat istirahat
AF. Sehingga dapat disimpulkan bahwa (Rapael, 2008).
dalam atrial fibrilasi asimtomatik biasa Menurut Linda Brookes (2017) dalam
terjadi pada pasien gagal jantung NYHA I artikel Incorrect Classification of Patients
dengan penanganan berupa kontrol laju by the AHA/ACC Stages of Heart Failure ,
jantung. Sedangkan atrial fibrilasi telah dilakukan studi retrospektif mengenai
simtomatik terjadi pada pasien gagal perbandingan antara AHA/ACC dan NYHA
jantung NYHA II – IV dengan fokus Heart Failure Stages dinyatakan bahwa dari
penanganan kontrol irama jantung lalu 76 praktisi kardiologist yang tergabung
kontrol laju jantung (Yunadi, 2013) dalam Advancent in US selama dua tahun
Selain itu, menurut Efremidis dalam mempublikasikan klasifikasi gagal jantung
European Journal (2009) bahwa penanganan menurut ACC/AHA terjadi kesalahan
Atrial Fibrilasi berbeda dalam tiap kelas sebesar 33% dalam mengklasifikasikan
gagal jantung menurut NYHA. Pada kelas I- tingkatan gagal jantung.
II penanganan Atrial Fibrilasi berupa Baik kelas NYHA dan ACC / AHA stadium
pemberian β-blockers, angiotensin- gagal jantung memiliki validitas prediktif
converting enzyme inhibitors atau yang baik untuk menentukan fungsi
angiotensin receptor blockers dan kognitif. Namun, gangguan kognitif saat ini

84
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

bukanlah faktor risiko di antara pasien gagal tahun sebanyak 21 orang (56,8%), berjenis
jantung yang menjamin skrining. Kelas kelamn laki-laki sebanyak 26 orang (70,3%).
NYHA menunjukkan validitas prediktif yang Atrial fibrilasi asimtomatik biasa terjadi
baik untuk status fungsional dan harus pada pasien gagal jantung NYHA I dengan
digunakan oleh dokter dalam menentukan penanganan berupa kontrol laju jantung.
kelas fungsional NYHA (Athilingham, 2013) Sedangkan atrial fibrilasi simtomatik terjadi
Di Lampung, berdasarkan data dari buku pada pasien gagal jantung NYHA II – IV
register Ruang Tulip RSUD Dr. H. Abdul dengan fokus penanganan kontrol irama
Moeloek Propinsi Lampung dari Bulan jantung lalu kontrol laju jantung (Yunadi,
Januari – Desember 2016 terdapat 1044 2013)
pasien, 602 pasien atau sekitar 57,66% Menurut Pusdatin Kemenkes RI
menderita gagal jantung NYHA I-IV dan dari (2014)setiap tahunnya lebih dari 36 juta
data tersebut 308 pasien atau 51,16% orang meninggal karena Penyakit Tidak
diantaranya adalah pasien gagal jantung Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian).
dengan Atrial Fibrilasi. Data tersebut Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
meningkat di tahun 2017 bahwa terdapat oleh penyakit tidak menular terjadi
sebanyak 905 atau sekitar 68,56 % pasien sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari
gagal jantung dari seluruh total pasien yang kematian “dini” tersebut terjadi di negara
di rawat di ruang Tulip yaitu sebesar 1320 berpenghasilan rendah dan menengah.
di tahun 2017. Dan terdapat sekitar 53,01 % Secara global PTM penyebab kematian
atau sekitar 479 pasien yang menderita nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit
gagal jantung dengan Atrial Fibrilasi. kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler
adalah penyakit yang disebabkan gangguan
METODE PENELITIAN fungsi jantung dan pembuluh darah,
Jenis penelitian deskriptif korelasional, seperti:Penyakit Jantung Koroner, Penyakit
desain penelitian cross sectional. Populasi Gagal jantung atau Payah Jantung,
dalam penelitian ini adalah Populasi dari Hipertensi dan Stroke.
penelitian ini adalah jumlah pasien gagal Menurut Framingham Heart Study yang
jantung NYHA I - IV yang dirawat di Ruang merupakan suatu studi kohor pada tahun
Tulip Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. 1948 dengan melibatkan 5209 subjek
Abdul Moeloek Propinsi Lampung Tahun penelitian sehat (tidak menderita penyakit
2017 yaitu sebanyak 1320 pasien. Teknik kardiovaskular) menunjukkan bahwa dalam
pengambilan sampel yang digunakan pada periode 20 tahun, angka kejadian Atrial
penelitian ini menggunakan teknik Fibrilasiadalah 2,1% pada laki-laki dan 1,7%
accidental sampling. Instrimen penelitian pada perempuan.
ini menggunakan medikal record. Analisis Menurut Smeltzer (2013), Gagal Jantung
data secara univariat (rata-rata) dan adalah ketidakmampuan jantung untuk
bivariat (t test). memompa darah dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
HASIL PENELITIAN jaringan. Gagal jantung merupakan sindrom
A. Gagal jantung berdasarkan klasifikasi klinis yang ditandai dengan kelebihan beban
menurut New York Heart Association (overload) cairan dan perfusi jaringan yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui buruk. Mekanisme terjadinya gagal jantung
bahwa sebagian besar pasiendi Ruang Tulip kongestif meliputi gangguan kontraktilitas
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul jantung (disfungsi sistolik) atau pengisian
Moeloek Propinsi Lampung tahun 2018 jantung (diastole) sehingga curah jantung
adalah pasien dengan penyakit gagal lebih rendah dari nilai normal. Curah
jantung New York Heart Association (NYHA) jantung yang rendah dapat memunculkan
2-4 yaitu sebanyak 33 orang (89,2%). Hasil mekanisme kompensasi yang mengakibatkan
penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan beban kerja jantung dan pada
sebagian besar pasiendi Ruang Tulip Rumah akhirnya terjadi resistensi pengisian
Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek jantung.
Propinsi Lampung tahun 2018 berusia 51-60

85
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

Sedangkan menurut Siswanto ektopik yang dominan adalah berasal dari


(2015)gagal jantung menurut New York vena pulmonalis superior. Selain itu, fokus
Heart Association (NYHA) terbagi atas ektopik bisa juga berasal dari atrium kanan,
empat kelas. Kelas I:Tidak terdapat batasan vena cava superior dan sinus coronarius.
dalam melakukan aktivitas fisik. Aktivitas Fokus ektopik ini menimbulkan sinyal
fisik sehari hari tidak menimbulkan elektrik yang dapat mempengaruhi
kelelahan, palpitasi dan sesak napas, Kelas potensial aksi pada atrium dan menggangu
II:Terdapat batasan aktivitas ringan. potensial aksi yang dicetuskan oleh nodus
Tidakterdapat keluhan saat istirahat, sino-atrial (SA).
namun aktivitas sehari-hari menimbulkan Berdasarkan anamnesa pada pedoman
kelelahan, palpitasi dan sesak napas, Kelas tatalaksana Atrial Fibrilasi PERKI (2014)
III:Terdapatbatasan aktivitas bermakna. bahwa Atrial Fibrilasi dapat terjadi mulai
Tidak ada keluhan saat istirahat, tetapi dari asimtomatik sampai dengan simtomatik
aktivitas fisik ringan menyebabkan dan berakhir dengan syok kardiogenik.
kelelahan, palpitasi atau sesak dan Kelas Atrial Fibrilasi dengan asimtomatik bisa
IV:tidak dapat melakukan aktivitas fisik disebut juga silent atrial fibrilation adalah
tanpa keluhan. Terdapat gejala saat dimana episode Atrial Fibrilasi tidak
istirahat. Keluhan meningkat saat menimbulkan gejala pada pasien.
melakukan aktivitas Untuk Atrial Fibrilasi simtomatik yaitu
beberapa gejala ringan yang mungkin
B. Atrial Fibrilasi Simtomatik dan Atrial dikeluhkan pasien antara lain palpitasi.
Fibrilasi Asimtomatik Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pukulan genderang, gemuruh guntur,.
bahwa sebagian besar pasiendi Ruang Tulip Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul aktivitas fisik, presinkop atau sinkop,
Moeloek Propinsi Lampung tahun 2018 kelemahan umum, pusing. Selain itu, Atrial
adalah pasien dengan Atrial Fibrilasi Fibrilasi simtomatik juga dapat
Simtomatik yaitu sebanyak 30 orang menyebabkan gangguan hemodinamik,
(81,1%). kardiomiopati yang diinduksi oleh
Menurut Yuniadi (2014), atrial fibrilasi takikardia, dan tromboembolisme sistemik.
adalah takiaritmia supraventrikular yang
khas, dengan aktivasi atrium yang tidak C. Hubungan Antara Atrial Fibrilasi
terkoordinasi mengakibatkan perburukan Simtomatik dan Asimtomatik dengan
fungsi mekanis atrium. Sedangkan menurut Klasifikasi Gagal Jantung Menurut New
Corwin (2009)atrial Fibrilasi adalah York Heart Association
disritmia atrium yang terjadi sewaktu
atrium berdenyut dengan kecepatan lebih Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dari 350-650x/menit. Depolarisasi ventrikel bahwa dari 30 orang responden Atrial
menjadi ireguler dan mungkin dapat FibrilasiSimtomatik dengan klasifikasi gagal
mengikuti depolarisasi atrium mungkin pula jantung NYHA 1 sebanyak 1 orang (3,3%),
tidak. Pengisian ventrikel tidak secara total klasifikasi gagal jantung NYHA 2-4 sebanyak
bergantung pada kontraksi atrium yang 29 orang (96,7%). Sedangkan dari 7 orang
terorganisasi, sehingga aliran darah yang responden Atrial FibrilasiAsimtomatik
masuk dan keluar ventrikel biasanya cukup dengan klasifikasi gagal jantung NYHA 1
kecuali pada waktu – waktu terjadi sebanyak 3 orang (42,9%), klasifikasi gagal
peningkatan kebutuhan misalnya selama jantung NYHA 2-4 sebanyak 4 orang (57,1%).
berolahraga. Hasil uji statistik dengan Fisher Exact
Pada dasarnya mekanisme atrial fibriasi Test diperoleh p-value = 0,016 (p-value< α
terdiri dari 2 proses, yaitu proses aktivasi = 0,005) yang berarti ada hubungan antara
fokal dan multiple wavelet reentry. Pada atrial fibrilasi simtomatik dan asimtomatik
proses aktivasi fokal bisa melibatkan proses dengan klasifikasi gagal jantung menurut
depolarisasi tunggal atau depolarisasi New York Heart Association di Ruang Tulip
berulang. Pada proses aktivasi fokal, fokus RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi

86
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

Lampung tahun 2018. Kemudian diperoleh kardiomiopati yang diinduksi oleh


nilai OR = 2,046 (95% CI = 1,004-4,556) yang takikardia, dan tromboembolisme sistemik.
berarti bahwa responden Atrial Menurut Ignatius Yansen dan Yoga
FibrilasiSimtomatik berisiko sebesar 2,046 Yuniadi, pada studi AFFRIM terdapat23,1%
kali mengalami gagal jantung klasifikasi pasien dengan riwayat gagal
NYHA 2-4 dibandingkan dengan responden jantungkongestif, 9% dengan NYHA kelas
Atrial FibrilasiAsimtomatik. fungsional≥II. Pada studi ini tidak
Menurut Yunadi (2014) Atrial Fibrilasi ditemukan perbedaan bermakna di antara
juga sering diklasifikasikan menurut lama kedua grup. Baru studi Atrial Fibrilasi– gagal
waktu berlangsungnya, yaitu Atrial Fibrilasi jantung yang secara khusus
akut dan Atrial Fibrilasi kronik. Atrial membandingkan kedua strategi tata laksana
Fibrilasi akut dikategorikan menurut waktu pasien Atrial Fibrilasi dandisfungsi ventrikel
berlangsungnya atau onset yang kurang dari kiri dengan fraksi ejeksiyang menurun
48 jam, sedangkan Atrial Fibrilasi kronik dengan jumlah pasien cukupbanyak.
sebaliknya, yaitu Atrial Fibrilasi yang Penelitian ini tidak menemukanadanya
berlangsung lebih dari 48 jam. perbedaan keluaran primer berupakematian
Klasifikasi Atrial Fibrilasi berdasarkan akibat penyakit kardiovaskular, jugapada
ada tidaknya penyakit lain yang mendasari keluaran sekunder berupa kematianakibat
yaitu Atrial Fibrilasi primer dan Atrial lain, stroke ataupun perburukan
Fibrilasi sekunder. Disebut Atrial Fibrilasi gagaljantung.
primer jika tidak disertai penyakit jantung
lain atau penyakit sistemik lainnya. Atrial KESIMPULAN DAN SARAN
Fibrilasi sekunder jika disertai dengan Kesimpulan
penyakit jantung lain atau penyakit sistemik Berdasarkan hasil penelitian dan
lain seperti diabetes, hipertensi, gangguan pembahasan, maka dapat diambil simpulan
katub mitral dan lain-lain. Sedangkan sebagai berikut:
klasifikasi lain adalah berdasarkan bentuk 1. Sebagian besar pasiendi Ruang Tulip
gelombang P yaitu dibedakan atas Coarse Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Atrial Fibrilasi dan Fine Atrial Fibrilasi. Moeloek Propinsi Lampung tahun 2018
Coarse Atrial Fibrilasi jika bentuk adalah pasien dengan penyakit gagal
gelombang P nya kasar dan masih bisa jantung New York Heart Association
dikenali. Sedangkan Fine Atrial Fibrilasi (NYHA) 2-4 yaitu sebanyak 33 orang
jika bentuk gelombang P halus hampir (89,2%).
seperti garis lurus (Yunadi, 2014). 2. Pasiendi Ruang Tulip Rumah Sakit Umum
Berdasarkan anamnesa pada pedoman Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
tatalaksana Atrial Fibrilasi PERKI (2014) Lampung tahun 2018dengan Atrial
bahwa Atrial Fibrilasi dapat terjadi mulai FibrilasiSimtomatik yaitu sebanyak 30
dari asimtomatik sampai dengan simtomatik orang (81,1%).
dan berakhir dengan syok kardiogenik. 3. Pasiendi Ruang Tulip Rumah Sakit Umum
Atrial Fibrilasi dengan asimtomatik bisa Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
disebut juga silent atrial fibrilation adalah Lampung tahun 2018dengan Atrial
dimana episode Atrial Fibrilasi tidak FibrilasiAsimtomatik yaitu sebanyak 7
menimbulkan gejala pada pasien. orang (18,9%).
Untuk Atrial Fibrilasi simtomatik yaitu 4. Adahubungan antara atrial fibrilasi
beberapa gejala ringan yang mungkin simtomatik dan asimtomatik dengan
dikeluhkan pasien antara lain palpitasi. klasifikasi gagal jantung menurut New
Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai York Heart Association di Ruang Tulip
pukulan genderang, gemuruh guntur,. RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap Lampung Tahun 2018 dengan p-value =
aktivitas fisik, presinkop atau sinkop, 0,016 dan OR = 2,046.
kelemahan umum, pusing. Selain itu, Atrial Saran
Fibrilasi simtomatik juga dapat Berdasarkan simpulan di atas, maka
menyebabkan gangguan hemodinamik, dapat diberikan beberapa saran antara lain:

87
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

1. Bagi Subjek Penelitian Bagian Rekam Medik RSUD dr. H. Abdul


Hasil penelitian ini dapat Moeloek Provinsi Lampung
digunakansebagai pengetahuan (2017). Laporan sepuluh Penyakit
tambahan agar dapat memberikan Terbanyak RSUD dr. H. Abdul Moeloek
Health Education pada pasien gagal Provinsi Lampung.
jantung dengan Atrial Fibrilasiagar
dapat menjalani pengobatan gagal Brookes. (2008). Incorect Classification of
jantung secara teratur Patients by The AHA/ACC Stages of
2. Bagi Ilmu Keperawatan Heart Failure. Diakses:
Hasil penelitian ini dapat digunakan http://www.medscape.com/viewartic
untuk meningkatkan kuantitas sumber le/490041#vp2.
buku bacaan ilmu keperawatan
khususnya yang berkaitan dengan Brunner &Suddarth. (2009). Keperawatan
sistem kardiovaskuler. Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
3. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan Burk C. (2015). Development and
sebagai salah satu sarana untuk Validation of The Atrial Fibrilation
meningkatkan pelayanan Effect on Quality of Life
keperawatan khususnya bagi pasien (AFEQT). Diakses:
gagal jantung dengan Atrial Fibrilasi. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/211600
35.
DAFTAR PUSTAKA
Afni. (2012). Studi Kasus Pasien dengan Chugh. (2013). World Health Organization
Atrial Fibrilasi. Diakses: Study: Atrial Fibrilation is a Growing
http:/anissacindy.blogspot.co.id/2013 Global Health Concern. Diakses:
/03/studi-kasus-pasien-dengan-atrial- http://www.cerdas-
fibrilasi sinai.org/content/cedars-sinai.html.

Alpert, Craig T. January, Samuel Wann. Cutugno, Christine L. (2015). Atrial


(2014). Guideline for The Fibrilation Updated management
Management of Patients With Atrial Guidelines and Nursing Implications.
Fibrilation. Diakses: Diakses:
http://circ.ahajournals.org/content/1 http://journals.lww.com/ajnonline/f
30/23/e199. ulltext/2015/050000/CE_Atrial_Fibrila
tion_Updated_Management.20.aspx.
Ambarish Pandey, Curtiss Moore, Sunghee
Kim. (2017). Predictors and Prognostic Effendi. (2017). Tatalaksana Fibrilasi
Implications of Incident Heart Failure Atrium. Diakses: http://cdk,249
in Patients With Prevalent Atrial vol.44 no.2 th.2017.
Fibrilation. Diakses:
http://heartfailure.onlinejacc.org/co Jagmeet P. Singh, Sunu s. Thomas. (2017).
ntent/5/1/44. Atrial Fibrilation and Heart Failure
Prevention. Diakses:
Aprina. (2017). Riset Keperawatan. http://heartfailure.onlinejacc.org/co
Universitas Malahayati: Bandar ntent/5/1/53.
Lampung.
Jhon Camm. (2010). Guidelines for The
Bagian Rekam Medik RSUD dr. H. Abdul Management of Atrial Fibrilation :
Moeloek Provinsi Lampung The Task for The Management of
(2016). Laporan sepuluh Penyakit Atrial Fibrilation of The European
Terbanyak RSUD dr. H. Abdul Moeloek Society of Cardiology. Diakses:
Provinsi Lampung. http://academic,oup.com/eurhearthj
/article-abstract/31/19/2369/442190.

88
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 81-89

Jhon Camm. (2015). European Hearth Rapael (2008). Sistem klasifikasi Fungsional
Rhythm Association score of atrial New York Health Association. Diakses:
Fibrilation. Diakses: http://www. http://newyorkhealthassociationclasif
European Hearth Rhythm ication.go.id.
Association.ac.id.
Siswanto. (2015). Pedoman tata Laksana
Judith. (2012). Buku Saku Diagnosa Gagal Jantung. Jakarta: Perhimpunan
Keperawatan: Diagnosis Nanda, Dokter Spesialis Kardiovaskuler
Intervensi Nic, Kriteria Hasil Indonesia.
Noc. Edisi 9. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Smeltzer S, Brenda G. (2013). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Kriswiastiny. (2014). Hubungan kadar & Suddarth. Vol 2. Jakarta: Buku
glukosa darah puasa dan 2 jam Kedokteran EGC.
postprandial pada pasien diabetes
melitus tipe 2 dengan kejadian Syamsudin. (2011). Buku Ajar
penyakit jantung koroner di rsud dr. Farmakoterapi Kardiovaskuler dan
H. Abdoel moeloek. Diakses: Renal. Jakarta: Salemba Medik.
http://www.ejournal
malahayati.ac.id. Trisnawati. (2015). Jurnal Hubungan
Hipertensi dengan Kejadian Penyakit
Melly. (2017). Laporan Kasus Stroke Non Gagal Jantung di RS Pertamina
Hemoragic di RS. Pertamina Bintang Bintang Amin. Diakses:
Amin. Diakses: http://www.ejournalmalahayati.ac.i
http://www.laporankasusstroke.unive d.
rsitasmalahayati.ac.id.
Tumiwa. (2009). Journal Mengatasi
Michalis Efremidis, Loukas Pappas. (2009). Fibrilasi Atrium RVR dengan
Atrial Fibrilation in Heart Patients Bisoprolol. Diakses: http://jurnal
ECR Journal. Diakses : biomedikvol.1
http://www.ecrjournal.com/articles/
atrial-fibrilation-heart-failure- Yancy. (2013). Prevalensi Gagal Jjantung.
patients. Diakses:
http:/yancy.blogspot.co.id/2013/03/p
Notoadmojo. (2008). Metodologi Penelitian revalensi-gagal-jantung.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Yuniadi. (2014). Pedoman Tata Laksana
Nurarif, Kusuma. (2016). Asuhan Fibrilasi Atrium. Jakarta:
Keperawatan Praktis : Berdasarkan Perhimpunan Dokter Spesialis
Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc Kardiovaskuler Indonesia.
dalam Berbagai Kasus. Jilid 1.
Jogjakarta: Mediaction Jogja. Naziah, N., Nuraini, N., & Zainaro, M. A.
(2018). PENGARUH PENDIDIKAN
Prima. (2016). Klasifikasi CCS untuk KESEHATAN DENGAN MEDIA BOOKLET
Angina Pektoris. Diakses: TENTANG PENCEGAHAN PRIMER &
http://documents/klasifikasi-ccs- SEKUNDER TERHADAP PENGETAHUAN
untuk-angina-pektoris-html. PASIEN CORONARY ARTERY DISEASE
(CAD) DI KLINIK SEHAT NATURAL
Pusdatin. (2013). Prevalensi Gagal Jantung CILEDUG TANGERANG SELATAN TAHUN
di Indonesia. Diakses: 2016. HOLISTIK JURNAL
http://www.depkes.go.id.pusdatin.pd KESEHATAN, 12(1), 10-20.
f.

89

You might also like