Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

POTENSI COOKIES BERBAHAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.

Poir),
TEMPE, DAN ISOLAT SOY PROTEIN SEBAGAI SNACK PMT-AS

Dian Pratiwi1, Prita Dhyani Swamilaksita2, Reza Fadhilla2


1
Majoring Nutrition, Faculty Of Health Esa Unggul University West Jakarta
2
Departement Of Nutrition, Faculty Of Health Science, Esa Unggul University
Jln. Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510
dianpratiwi.gizi@yahoo.com

ABSTRACT
PMT-AS is a program of additional food for school children. Food ingredients that are in the
vicinity of schools, should be based on the requirements of the Government that is 300
calories and 5 grams of protein. The general objective of the research is to find out the
potential of the made from purple sweet potato cookies, tempe, and ISP as a snack PMT-AS.
Data collection for power received using organoleptic as for the nutrient content of
cookiesusing the results of laboratory examination of the Balai Besar Agro Industry. Data
analysis to test the power of nutrients content and accept cookiesto use the descriptive
analysis. The results of the assessment of the nutritional value of cookiesF3 1307.5 vitamin A
IU per 100 grams, 515 energy kcal per100 g, kabohidrat 55.75% per 100 g. Protein 12% per
100 grams. 26.96% fat per 100 grams. 2.99% moisture content per 100 grams, while the grey
levels 1.95% per 100 grams. These cookiesare already eligible for a snack of PMT-AS seen
in protein and energy content. Additionally these cookiescontain vitamin A as much as 784.5
IU persajian 60 g.

Keywords : PMT-AS, Purple Sweet Potato, Tempe, and ISP

ABSTRAK

PMT-AS merupakan suatu program makanan tambahan bagi anak sekolah. Bahan makanan yang ada
di sekitar sekolah, harus sesuai berdasarkan persyaratan pemerintah yaitu 300 kalori dan 5 gram
protein. Tujuan umum dari penelitian adalah untuk mengetahui potensi cookies berbahan ubi jalar
ungu, tempe, dan ISP sebagai snack PMT-AS. Pengumpulan data untuk daya terima menggunakan uji
organoleptik sedangkan untuk kandungan gizi cookies menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium
Balai Besar Industri Agro. Analisa data untuk uji daya terima dan kandungan zat gizi cookies
menggunakan analisis deskriptif. Hasil penilaian nilai gizi cookies F3 vitamin A 1307.5 IU per 100
gram, energi 515 kkal per100 gram, kabohidrat 55.75% per 100 g. Protein 12.41% per 100 gram.
Lemak 26.96% per 100 gram. Kadar air 2.99% per 100 gram, sedangkan kadar abu 1.95% per 100
gram. cookiestersebut sudah memenuhi syarat untuk dijadikan snack PMT-AS dilihat kandungan
energi dan protein. Selain itu cookies ini mengandung vitamin A sebanyak 784.5 IU persajian 60 g.

Kata Kunci : PMT-AS, Ubi Jalar Ungu, Tempe, dan ISP


PENDAHULUAN protein sebesar 20.8 gram dalam 100 gram
Anak usia sekolah mempunyai laju (Bastian, et al.2013). Sebagai penambah
pertumbuhan fisik yang lambat tetapi sumber proteinnya dapat menggunakan ISP
mengandung minimal 90%. Pembuatan
konsisten. Kebiasaan yang terbentuk pada
cookies dipilih karena disukai oleh
usia ini terhadap jenis makanan yang disukai masyarakat terutama pada anak-anak.
merupakan dasar bagi pola konsumsi Diharapkan produk cookies ini nantinya
makanan dan asupan gizi anak usia dapat memenuhi syarat snack PMT-AS dari
selanjutnya (Almatsier, et al.2011). Beberapa segi energi dan protein. Selain itu cookies ini
makanan ringan (snack) banyak ditemukan diperkaya vitamin A dengan kadar yang
mengandung pengawet, pewarna buatan, dan cukup tinggi sebesar 7700 IU pada ubi jalar
ungu.
penyedap rasa yang biasa disukai anak-anak.
Tujuan penelitian ini mengetahui
Beragam pilihan jenis makanan yang tersedia potensi cookies berbahan ubi jalar ungu,
sayangnya tidak diimbangi dengan kualitas tempe, dan isolate soy protein sebagai snack
gizi yang baik. Kurang Energi Protein (KEP) PMT-AS. Penelitian ini diharapkan dapat
adalah salah satu permasalahan yang masih memberikan informasi kepada masyarakat
terjadi di banyak negara berkembang mengenai cookies sebagai makanan anak
termasuk Indonesia. Kebutuhan protein pada usia sekolah dengan menggunakan bahan ubi
ungu, tempe, dan isolate soy protein.
anak penting untuk pemeliharaan jaringan,
perubahan komposisi tubuh, pembentukan METODE PENELITIAN
jaringan baru dan pembentukan antibodi. Bahan dan Alat
Oleh karena itu, perlu diupayakan adanya Bahan yang digunakan pada
Pemberian Makanan Tambahan Anak penelitian ini adalah ubi jalar ungu, tempe
Sekolah (PMT-AS) berupa snack yang tinggi sehat yang diproduksi didaerah Bogor.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
protein dan kalori.
pembuatan cookies antara lain tepung terigu,
PMT-AS merupakan suatu program pure ubi ungu, pure tempe kedelai, tepung
makanan tambahan bagi anak sekolah. ISP, margarine, kuning telur, gula, maizena
Program ini merupakan salah satu langkah dan garam.
yang ditempuh untuk mengatasi masalah Alat yang digunakan adalah
kurang gizi. Bentuk makanan PMT-AS dapat timbangan digital, Waskom, spatula, sendok,
berupa makanan jajanan atau kudapan. mixer, chopper, pisau, talenan, kuas, roller,
Program PMT-AS mensyaratkan cetakan cookies bentuk bulan (d=3cm),
penggunaan bahan makanan yang ada di Loyang segi empat, kukusan, oven, kompor
sekitar sekolah atau bahan pangan lokal, dan peralatan untuk uji hedonik.
serta harus sesuai berdasarkan persyaratan
pemerintah yaitu 300 kalori dan 5 gram Pembuatan Pure Ubi Ungu dan Pure Tempe
protein. Maka dari itu beberapa bahan Tahapan pembuatan pure ubi ungu
pangan lokal digunakan sebagai bahan
pertama ubi dikupas dan dicuci bersih lalu
campuran produk makanan ringan (snack)
untuk PMT-AS antara lain ubi jalar ungu, dipotong setebal 5 cm. Kemudian dikukus
tempe, dan isolat soy protein (ISP). selama 30 menit dengan suhu 700 (setelah air
Pemanfaatan ubi jalar ungu, tempe, dan mendidih) setalah matang ubi didinginkan
tepung ISP, untuk produk makanan ringan selama 5 menit sampai uap panas
khususnya cookies perlu dikembangkan. menghilang, lalu ubi ungu dihaluskan
Selain itu ubi jalar ungu juga mengandung
menggunakan chopper (Husna, N.E. 2013).
vitamin A yang tinggi yaitu 7700 IU dalam
100 gram. Tempe memiliki kandungan Sedangkan tahap pembuatan pure
tempe yaitu tempe dipotong setebal 2 cm
kemudian dikukus selama 15 menit dengan lemak, karbohidrat, kadar air, kadar abu dan
suhu +100o (setelah air mendidih). setalah vitamin A) cookies dengan bahan ubi jalar
matang tempe didinginkan selama 5 menit ungu, tempe, dan tepung ISP yang disajikan
sampai uap panas menghilang, lalu tempe dalam bentuk tabel pada Fn (formula yang
dihaluskan menggunakan chopper (Bastian, paling disukai) yang dibandingkan dengan
et al, 2010). SNI cookies dengan analisis deskriptif.

Desain Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian yang dilakukan adalah Hasil Pengamatan Organoleptik Cookies
jenis penelitian eksperimen murni. Pada Pada penelitian ini dihasilkan tiga
tahap ini dilakukan formulasi cookies dari produk cookies dengan konsentrasi ubi ungu
bahan baku terigu dengan susbtitusi ubi dan tempe yang berbeda-beda. Berikut hasil
ungu, tempe, dan isolat soy protein. pengamatan orgamoleptik meliputi warna,
Perbandingan terigu, ubi ungu, tempe dan aroma, rasa, tekstur dan ukuran.
isolat soy protein yang digunakan adalah F1
Tabel 1. Gambaran Umum Cookies
(14,5:14,5:7,5:5,4), F2 (14,5:12,7:9:5,4), F3
(14,5:10,9:10,9:5,4) . Perbandingan tersebut Kriteria F1 F2 F3
Warna Ungu tua Ungu Ungu muda
merupakan presentase penggunaan terigu, kecoklatan kecoklatan kecoklatan
ubi ungu, tempe, dan isolat soy protein Aroma ubi ungu dan ubi ungu ubi ungu
tidak bearoma sedikit dan tempe
terhadap 275 gram adonan. Sedangkan bahan tempe kedelai tempe kedelai
lain yang digunakan untuk setiap formula kedelai
Rasa Manis ubi, Manis ubi, Manis ubi
sama. Untuk mengatahui daya terima cookies tidak terasa sedikit dan terasa
dilakukan uji hedonik terhadap 30 anak usia tempe terasa tempe tempe
Tekstur Renyah Renyah Renyah
sekolah. Formula cookies yang terpilih Ukuran d=3 bentuk d=3 bentuk d=3 bentuk
(disukai) kemudian dianalisis zat gizi bulan bulan bulan

meliputi protein, lemak, karbohidrat, kadar


air, kadar abu, vitamin A dan perhitungan Penilaian Uji Hedonik Cookies
kandungan energi. Mutu hedonik atribut cookies
Uji hedonik digunakan untuk Data pada Tabel 2 memperlihatkan
mengetahui daya terima cookies terhadap hasil penerimaan panelis konsumen pada uji
ketiga formulasi oleh 30 anak usia sekolah hedonic cookies. Berdasarkan atribut warna,
yang berusia 10-12 tahun di wilayah aroma, rasa, tekstur, ukuran. Formula 3
Kampung Pulo-Jatinegara, Jakarta Timur. merupakan formula yang dapat diterima oleh
Penilaian dilakukan dengan menunjukkan panelis. Formula yang memiliki presentase
formulir bergambar ekspresi wajah dan nilai penerimaan rendah untuk atribut warna yaitu
dikategorikan menjadi 5 yaitu amat sangat F2 warna yang dihasilkan dapat dilihat pada
suka, sangat suka, suka, kurang suka, tidak tabel 1. Warna ungu pada cookies didapat
suka. Pengujian dilakukan pada tiga formula secara alami dari ubi ungu yang berasal dari
pigmen antosianin yang biasa disebut
cookies. flavonoid (Winarno, 2004), sedangkan warna
ecoklatan yang dihasilkan berasal dari gula.
Analisis Data Warna kecoklatan terbentuk karena reaksi
Data hasil uji hedonik (daya terima) Maillard, yaitu reaksi yang terjadi antara
disajikan dalam bentuk tabel, sedangkan gula pereduksi dengan asam amino yang
untuk pengukuran nilai zat gizi (protein, terjadi pada saat pemanggangan, juga
karamelisasi gula sederhana (Winarno, Tekstur merupakan atribut produk yang
2004). penting karena cookies biasanya dinilai dari
Dari data pada Tabel 2 aroma yang teksturnya. Tekstur cookies meliputi
disukai terdapat pada F3 yaitu sebesar 90%. kerenyahan, kemudahan untuk dipatahkan,
Panelis memilih aroma pada F3 karena dan konsistensi pada gigitan pertamanya.
aroma yang dihasilkan adalah aroma ubi Tektstur yang paling disukai panelis terdapat
ungu dan tempe. Menurut Mervina (2012) pada cookies F3, tekstur yang dihasilkan
aroma juga ikut menentukan penerimaan renyah. Penggunaan kuning telur saja dalam
sebuah produk. Aroma cookies dipengaruhi pembuatan cookies akan menghasilkan
oleh bahan berprotein yaitu, terigu, ISP, telur cookies yang lebih empuk dari pada
dan margarin yang digunakan pada cookies. memakai seluruh telur. Hal ini disebabkan
Pada pembuatan cookies ubi jalar, tempe, lesitin pada kuning telur mempunyai daya
dan ISP aroma yang dihasilkan menimbulkan pengemulsi. Isolat protein kedelai dalam
bau yang agak kuat, hal ini karena bahan pangan dapat berperan sebagai zat
penggunaan ISP. Aroma tempe yang aditif untuk memperbaiki tekstur produk.
dihasilkan terbentuk karena adanya aktivitas Penambahan sumber protein yang tinggi
enzim dari kapang yang digunakan. pada cookies akan menghasilkan produk
Komponen yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih keras serta tekstur dan permukaan
dan berat molekul yang lebih kecil dari yang kasar (Rahmawan, 2006).ukuran pada
bahan awalnya sehingga komponen lebih cookies ini hasilnya semua sama yaitu
mudah menguap (volatil) dan tercium dengan ukuran diameter 3 cm dalam bentuk
sebagai bau tempe dihasilkan oleh komponen bulan dengan berat per keping rata-rata 4 gr.
3-octanone dan 1-octen-3-ol (Feng et al.,
2006). Daya Terima Produk Cookies
Rasa dari suatu makanan merupakan Berdasarkan pengujian hedonik hasil
gabungan dari berbagai macam rasa bahan- penilaian daya terima terhadap keseluruhan
bahan yang digunakan dalam makanan
cookies dapat dilihat pada tabel 3. Cookies
tersebut (Winarno,2004). Pada produk
cookies ini panelis menyukai rasa dari F3 yang paling disukai oleh panelis terdapat
sebesar 90%. Rasa dari suatu makanan pada cookies F3. Adapun kriteria pada
merupakan gabungan dari berbagai macam cookies F3 yang paling disukai yaitu, warna
rasa bahan-bahan yang digunakan dalam ungu muda kecoklatan, beraroma ubi ungu
makanan tersebut (Winarno,2004). dan tempe, terasa manis ubi ungu dan tempe,

Tabel 2. Mutu Hedonik Cookies


Atribut F1 F2 F3
Jumlah Presentase % Jumlah Presentase % Jumlah Presentase %
Warna 24 80 22 73.3 25 83.3
Aroma 24 80 25 83.3 27 90
Rasa 25 83.3 24 80 27 90
Tekstur 22 73.3 23 76.6 25 83.3
Ukuran 24 80 23 76.6 27 90
tekstur renyah dan padat, dan ukuran yang Sumber vitamin A adalah telur, dan mentega
sama (d=3cm) dalam bentuk bulan (Almatsier, 2009). Kadar vitamin A cookies
F3 dapat berasal dari penggunaan ubi jalar
Tabel 3. Rekapitulasi Daya Terima Cookies ungu yang memiliki kandungan vitamin A
Daya F1 F2 F3
sebesar 7700 IU per 100 gram serta margarin
Terima
n % n % N % dan kuning telur yang mengandung vitamin
Tidak 1 3.3 1 3 1 3
suka A dalam pembuatan cookies tersebut.
Kurang 3 10 2 7 0 0
suka Komponen lemak menghasilkan 9
Suka 8 27 7 23 5 17
Sangat 7 23 7 23 6 20 kkal energi per gram, sedangkan karbohirat
Suka
Amat 11 37 13 44 18 60 dan protein menghasilkan energi sebesar 4
Sangat
Suka kkal per gram. Menurut SNI 01-2973-1992
Total 30 100 30 100 30 100
mengenai syarat mutu cookies, energi
minimum yang terkandung dalam cookies
Kriteria tersebut dapat dijadikan acuan
adalah sebesar 400 kkal per 100 gram.
untuk menentukan kriteria cookies yang baik
Berdasarkan hasil tersebut bahwa cookies F3
bagi anak-anak. cookies yang baik untuk
diperoleh energi sebesar 515 kkal per 100
anak-anak adalah cookies yang memiliki
gram yang berarti telah memenuhi standar
tekstur yang renyah dan rapuh, bentuk-
syarat mutu cookies.
bentuk yang menarik yang disukai anak-anak
dan berwarna yang cerah dan menarik dan Menurut SNI 01-2973-1992
mengandung zat gizi yang sesuai dengan mengenai syarat mutu cookies, karbohidrat
standar mutu cookies (SNI 01-2973-1992). minimum yang terkandung dalam cookies
adalah sebesar 70%. Berdasarkan hal
Kandungan Zat Gizi Cookies tersebut diperoleh bahwa cookies F3 yang
Proksimat Dan Vitamin A Cookies merupakan cookies paling disukai,
Cookies yang terpilih dilakukan uji karbohidrat didalam cookies tersebut adalah
proksimat dan vitamin untuk mengatahui 55,75% yang berarti tidak memenuhi standar
kandungan gizi pada cookies tersebut. syarat mutu cookies. Menurut Rahmawan,
Kandungan vitamin A ini yang cukup tinggi (2006) rendahnya kadar karbohidrat ini
pada cookies dengan berbahan ubi jalar disebabkan kadar air, abu, lemak dan protein
ungu, tempe, dan tepung ISP. Kadar vitamin yang tinggi pada cookies. Pengurangan kadar
A per 100 gram pada cookies F3 adalah karbohidrat pada cookies ini dikarenakan
sebesar 1307.5 IU. terjadi penggantian sebagian tepung terigu
sumber utama karbohidrat pada cookies Kadar abu adalah zat anorganik dari sisa
dengan ubi jalar ungu dan tempe kedelai hasil pembakaran suatu bahan organik.
serta ISP yang tinggi protein dan rendah Menurut SNI 01-2973-1992 mengenai syarat
karbohidrat. mutu cookies, kadar abu maximum yang
terkandung dalam cookies sebesar 1.5%.
Menurut SNI 01-2973-1992 Berdasarkan hasil diatas cookies F3 kadar
mengenai syarat mutu cookies, protein abu didalam cookies tinggi yaitu, 1,95%
minimum yang terkandung dalam cookies yang bearti melebihi standar syarat mutu
yang menjadi adalah sebesar 9%. cookies.
Berdasarkan hasil analisis protein didalam
cookies F3 adalah 12.41% yang berarti telah Potensi Cookies Sebagai Snack PMT-AS
memenuhi standar syarat mutu cookies.. PMT-AS merupakan suatu program
Kandungan protein yang tinggi cenderung makanan tambahan bagi anak sekolah.
akan menghasilkan cookies yang lebih keras Program ini merupakan salah satu langkah
serta tekstur dan permukaan yang lebih yang ditempuh untuk mengatasi kekurangan
kasar. Menurut Mervina (2012), peningkatan gizi. Bentuk makanan PMT-AS dapat berupa
kadar protein ini dikarenakan penambahan makanan jajanan terutama berupa sumber
ISP yang merupakan bahan makanan tinggi hidrat arang untuk meningkatkan gizi anak.
protein. Program PMT-AS mensyaratkan
penggunaan bahan makanan yang ada di
Lemak berfungsi sebagai sumber
sekitar sekolah atau pangan lokal yang
citarasa dan memberi tekstur lembut pada tersedia. Adapun syarat yang diajukan
cookies. Menurut SNI 01-2973-1992 pemerintah untuk PMT-AS yaitu 300 kalori
mengenai syarat mutu cookies, lemak dan 5 gram protein. Kandungan zat gizi
minimum yang terkandung dalam cookies cookies F3 per sajian dapat dilihat pada
adalah sebesar 9,5%. Berdasarkan hasil Tabel 5. Berdasarkan nilai gizi cookies
diatas protein cookies F3 adalah 26.96% dengan bahan dasar tepung terigu, ubi ungu,
yang berarti telah memenuhi standar syarat tempe, dan ISP kandungan energi pada
mutu cookies. cookies perkeping sebanyak 20.6 kkal
Kadar air produk pangan sedangkan untuk takaran persajian cookies
mempengaruhi penampakan, citarasa, dan sebanyak 309 kkal per 60 g. Dilihat dari hasil
keawetan. Kadar air cookies merupakan energi persajian cookies tersebut bisa
karakteristik kritis yang mempengaruhi dijadikan sebagai snack pmtas karena
penerimaan konsumen terhadap cookies memenuhi persyaratan pemerintah yaitu
karena menentukan tekstur (kerenyahan) energi sebanyak 300 kkal persajian.
cookies. Menurut SNI 01-2973-1992 Kandungan protein pada cookies
mengenai syarat mutu cookies, kadar air perkeping sebanyak 0.49 g sedangkan untuk
maximum yang terkandung dalam cookies takaran persajian cookies sebanyak 7.44 g
adalah sebesar 5%. Berdasarkan hasil per 60 g.. Berpedoman pada program PMT-
analisis kadar air didalam cookies F3adalah AS tahun 2011, makanan tambahan
2,99 % yang berarti telah memenuhi standar setidaknya mampu menyediakan 10% dari
syarat mutu cookies. total kebutuhan protein sesuai dengan usia
anak sekolah tersebut. Dari hasil perhitungan
persajian cookies kandungan protein
Tabel 5 Komposisi Zat Gizi Cookies F3

Zat Gizi Satuan Cookies Per Cookies Per keping Cookies Persajian
100 gram (4g) (15 keping = 60g)
Protein gram 12.41 0.49 7.44
Lemak gram 26.96 1.07 16.17
Karbohidrat gram 55.75 2.23 33.45
Energi Kalori 515 20.6 309
Vitamin A IU 1307.5 52.3 784.5

memenuhi syarat untuk dijadikan snack 7.44 g, Cookies tersebut sudah memenuhi
PMTAS karena syarat protein dalam snack syarat untuk dijadikan snack PMT-AS
PMT-AS sebanyak 5 gram. kandungan dilihat kandungan energi dan protein.
lemak sebanyak 1.07 g sedangkan untuk Disarankan produk cookies ini
takaran persajian sebanyak 16.17 g per 60 ditambahkan bahan yang mengandung
g. Lalu untuk kandungan karbohidrat tinggi karbohidrat untuk meningkatkan
cookies perkeping 2.23g sedangkan untuk kadar kabohidrat karena karbohidrat yang
takaran persajian sebanyak 33.45 per 60 g. didapat belum mencukupi standar SNI.
Produk cookies dengan bahan dasar Selain itu untuk pemasaran produk cookies
tepung terigu, ubi ungu, tempe, dan ISP ini bisa dikembangkan bentuknya agar
mempunyai kandungan vitamin A pada lebih menarik.
cookies per keping sebanyak 52.3 IU,
sedangkan untuk takaran persajian cookies
kandungan vitamin A sebanyak 784.5 IU DAFTAR PUSTAKA
per 60 g. Dilihat dari hasil vitamin A dapat Almatsier, S., Soetardjo, S., & soekarti, M.
dikatakan bahwa cookies dengan bahan (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur
dasar tepung terigu, ubi ungu, tempe, dan Kehidupan. Jakarta: PT Gamedia
tepung ISP tinggi akan vitamin A. Pustaka Utama
kebutuhan vitamin A untuk anak usia
Bastian,F., Ishak,E., & Tawali, A.,&
sekolah berdasarkan AKG 2013 dalam Bilang, D.M.(2013). Daya terima
sehari yaitu 600 mcg (setara dengan 1000
Dan kandungan zat gizi formula
IU).
tepung tempe dengan penambahan
KESIMPULAN DAN SARAN semi refined Carrageenam (SRC) dan
bubuk kakao. Jurnal Aplikasi
Formulasi cookies F3 produk yang
Teknologi Pangan 2(1):5-8.
paling disukai. Kandungan gizi pada
produk cookies ini sudah memenuhi standar Claudia,R., Estiasih,T., Ningtyas,.D.W., &
SNI cookies, kecuali kadar abu dan Widyastuti,E. (2015). Pengembangan
karbohidrat belum memenuhi standart mutu Biscuit Dari Tepung Ubi Jalar Oranye
SNI. Cookies F3 mengandung vitamin A (Ipomoea Batats L.) Dan Tepung
1307.5 IU per 100 gram. Cookies F3 Jagung (Zea Mays) Fermentasi.
dengan bahan tepung terigu, ubi ungu, Jurnal Pangan dan Agroindustri.
tempe, dan tepung Isolate Soy Protein per 3(4):1589-1595
sajian 60 g mengandung 309 kkal, protein
Hardoko, Hendarto, L.& siregar, D.T. Mervina.,Kusharto.C.M.,& Marliyanti,S.A.
(2010). Pemanfaatan Ubi Jalar (2012). Formulasi Biskuit
Ungu (Ipomoe Batatas L. Poir) Dengan Substitusi Tepung Ikan
Sebagai Pengganti Tepung Terigu Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)
Dan Sumber Antioksidan Pada Roti dan Isolat Protein Kedelai
Tawar. J. Teknol. dan Industri (Glycine Max) Sebagai Makanan
Pangan. 21(1):25-32 Potensial Untuk Anak Balita Gizi
Hartoyo, Arif & Sunandar, Ferry H. (2006). Kurang. J. Teknol dan Industry
Pemanfaatan Koposit Ubi Jalar Pangan. 23(1):9-16
Putih ( Ipomoea Batatas L) Passos, M.E.A., Moreira, C.F.F., Pacheco,
Kecambah Kedelai (Clycine Max M.T.B., takase, I., lopes, M.L.M.,
Merr) Dan Kecambah Kacang Hijau valente mesquite, V.L (2013).
(Virginia Radiata) Sebagai Substitusi Proximate And Mineral Composition
Parsial Terigu Dalam Produk Pangan Of Industrialized Biscuit. Food
Alternative Biscuit Kaya Energi Scince And Technology,Campinas.
Protein. Jurnal Teknol Dan Industry 33(2):323-331
Pangan, 17(1):23-30 Rosidah. (2010) . Potensi Ubi Jalar
Husna, N.E., novita, M., and rohaya, S. Sebagai Bahan Baku Industri Pangan.
(2013). Kandungan Antosianin Dan Jurnal Teknuba 2(2):34-42
Aktivitas Antioksidan Ubi Jalar Ungu Suda.(2003). Physiological Functionality
Segar dan Oroduk Olahanny. Of Puple-Fleshed Sweet Potatoes
Agritech. 33(3):296-302 Containing Anthocyanins And Their
Kurmiati.,Fitriyono.,&Ayustaningwarno. Utilization In Foods. JARQ, 37(3):
(2012). Pengaruh Substitusi Tepung 167-173.
Terigu Dengn Tepung Tempe dan Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan
Tepung Ubi Jalar Kuning terhadap Gizi. Gamedia Pustaka Utama,
Kadar protein, Kadar B-Karoten, dan Jakarta.
Mutu Orgnoleptik Roti Manis. Jurnal
Of nutrition College. 1(1):334-351

You might also like