Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Volume 7, Nomor 1, April 2019

ISSN: 2338-039007 pp. 11-19

Gagasan Ki Hajar Dewantara Tentang Kesenian dan


Pendidikan Musik di Tamansiswa Yogyakarta

Diah Uswatun Nurhayati


PPPPTK Seni Budaya Yogyakarta

.
Abstract
The long journey of the idea of art education that has been done by Dewantara, until now apparently has not been able to make
the education able to attract the attention of curriculum developers in Indonesia. Beginning with the name of art education,
then became art education, handicraft and art, currently under the name Art culture and skills, the scope of which consists of
music, dance, visual / painting, and theater. From the history of this art education curriculum, it can be seen that in fact
Indonesia has not been able to come up with an idea of art education that can touch the aspects of creativity, taste, what
initiative, and music education that can meet such competency standards. Things like this that have not been able to be
formulated by educational developers, especially art, both at the central and regional levels. Therefore, the idea of art, especially
music from Dewantara can be used as a reference as well as a guideline in developing arts education, arts or cultural arts in
Indonesia, because the position of art in cultures around the world is always used as a measure to determine the low or high
culture of a nation. Many opinions that culture is art and art is culture. Art is one of the most important parts of culture.
Respecting the nobility of a nation is to study its art, because there is art there is respect, there is no art there is no appreciation
for a nation.

Keywords: ideas, art, music

Abstrak
Perjalanan panjang gagasan pendidikan kesenian yang sudah dilakukan Dewantara, sampai sekarang ternyata
belum dapat membuat pendidikan tersebut mampu menarik perhatian para pengembang kurikulum pendidikan
di Indonesia. Diawali dengan nama pendidikan kesenian, kemudian menjadi pendidikan seni, kerajinan tangan
dan kesenian, saat ini dengan nama Seni budaya dan ketrampilan, yang ruang lingkupnya terdiri dari seni musik,
tari, rupa/lukis, dan teater. Dari riwayat kurikulum pendidikan kesenian ini, dapat diketahui bahwa sebenarnya
Indonesia belum dapat memunculkan ide pendidikan kesenian yang dapat menyentuh aspek cipta, rasa, karsa itu
yang bagaimana, dan pendidikan musik yang dapat memenuhi standar kompetensi itu yang seperti apa. Hal-hal
semacam inilah yang belum dapat dirumuskan oleh para pengembang pendidikan khususnya seni, baik di tingkat
pusat maupun di tingkat daerah. Oleh sebab itu, gagasan tentang kesenian khususnya musik dari Dewantara dapat
dijadikan acuan sekaligus pedoman dalam mengembangkan pendidikan seni, kesenian atau seni budaya di
Indonesia, karena kedudukan kesenian di dalam kebudayaan di seluruh dunia selalu terpakai sebagai ukuran
untuk menetapkan rendah tingginya kebudayaan dari sesuatu bangsa. Banyak pendapat bahwa kebudayaan
adalah kesenian dan kesenian adalah kebudayaan. Kesenian salah satu bagian terpenting dari kebudayaan.
Menghargai keluhuran bangsa adalah dengan mempelajari keseniannya, karena ada kesenian ada penghormatan,
tidak ada kesenian tidak ada penghargaan terhadap suatu bangsa.

Kata kunci: gagasan; kesenian; musik

Pengantar kebijakan sistem pendidikan di Indonesia


Keberadaan bidang pendidikan seni menjadi langkah awal untuk memikirkan
apapun jenis seninya, dalam struktur bagaimana sebenarnya hakekat pendidikan
program pengajaran setiap pergantian seni itu sendiri. Perjalanan panjang dalam
memberikan pengertian, baik tentang
12 ] Diah Uswatun Nurhayati: Gagasan Ki Hajar Dewantara Tentang Kesenian

manfaat, nilai maupun fungsinya dalam penting diketahui dalam pendidikan


membentuk karakter siswa, antara kesenian adalah kata ‘seni’ itu sendiri, yaitu:
pengembang satu dengan lainnya sering Seni adalah segala perbuatan
kurang konsisten. Apalagi jika sudah manusia yang timbul dari hidup
membahas masalah substansi, kebijakan- perasaannya dan bersifat indah. Seni itu
kebijakan yang sudah berjalan baikpun keindahan yang dibuat oleh manusia. Jadi
semakin pudar dan sulit dipahami. keindahan alam tidak termasuk di dalamnya,
Sebagai bentuk upaya bersama untuk walaupun ada hubungannya, bahkan
mengembangkan konsep pendidikan seni bolehlah kita tetapkan bahwa keindahan
yang di dalamnya ada musik, tari, rupa dan alam itu selalu mempengaruhi rasa
teater, rasa-rasanya perlu melakukan keindahan manusia dan senantiasa menjadi
pembenahan lebih serius terhadap sumber keindahan (Dewantara, 2004: 330).
kurikulum, metode maupun disain materi Keterangan singkat tentang kesenian
pada setiap jenjang pendidikan khususnya dapat dijelaskan bahwa membuat kesenian
jenjang dasar dan menengah. Pendidikan itu bukan tenaga yang seketika, tetapi buah
seni yang diberlakukan dalam kurikulum dari kehendak yang pasti serta sudah
2013 saat ini merupakan bagian dari mata dipikirkan dengan matang. Kesenian itu
pelajaran Seni dan Budaya, yang secara juga tidak hanya timbul dari perasaan saja,
konseptual memberikan tempat tidak hanya namun berhubungan dengan pikiran.
seni musik, seni rupa, seni tari dan seni Sebelum menetapkan kesenian-kesenian apa
teater, namun juga budaya secara universal saja yang dapat dipakai sebagai alat
dengan tujuan dapat melestarikan budaya pendidikan dan pengajaran tersebut, terlebih
daerah (lokal), menghargai keanekaragaman dahulu akan diulas kedudukan dan peranan
budaya Nusantara, mancanegara dan dunia, kesenian di dalam hidup dan penghidupan
dengan tiga pilar yang harus manusia pada umumnya. Kesenian menurut
diimplementasikan dalam KBM (kegiatan Dewantara dapat diartikan sebagai karya
belajar mengajar), yaitu apresiasi, sensivitas manusia yang mengetengahkan keindahan
dan kreativitas (Tim Pengembang dan diciptakan manusia berupa produk
Pendidikan Seni PPPG Kesenian, 2005). berbagai macam yang dapat memberi
Gagasan tentang pendidikan Kesenian di nikmat, yaitu nikmat dalam batas panca
Tamansiswa indra sampai lebih jauh lagi menyentuh
Menyadari bahwa pendidikan dan kejiwaan yang dalam (Dewantara, Ibid: 351-
pengajaran seni atau disebut kesenian 353).
(sekarang dinamakan pendidikan seni dan Berdasar pendapat Dewantara,
budaya), diperlukan untuk kesenian merupakan bagian dari
menumbuhkembangkan budaya bangsa kebudayaan yang sangat luas jangkauan dan
yang tidak hanya terdiri dari intelek atau ruang lingkupnya sehingga tidak dapat
pikiran. Dewantara mempunyai pemikiran dilepaskan dari kehidupan manusia.
tentang kesenian yang dapat dihubungkan Kedudukan kesenian di dalam kebudayaan
dengan pendidikan dan pengajaran. Selain di seluruh dunia selalu terpakai sebagai
sebagai pemikir kesenian, Dewantara juga ukuran untuk menetapkan rendah tingginya
sebagai praktisi pendidikan kesenian yang kebudayaan dari sesuatu bangsa. Bahkan
menguasai berbagai cabang seni seperti tari, banyak yang menyimpulkan bahwa
gambar, musik, karawitan Jawa dan kebudayaan adalah kesenian dan kesenian
sebagainya. Upaya untuk mengamati adalah kebudayaan. Dengan demikian,
tentang beberapa kesenian tersebut, yang kesenian dapat dianggap bagian terpenting
daripada kebudayaan. Pada umumnya,
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 1, April 2019 [ 13

menghargai keluhuran bangsa adalah kesenian, sejarah dan sebagainya, yang


dengan mempelajari keadaan kesenian mengandung pelajaran keadaban pada
rakyat, karena ada kesenian ada umumnya. Adapun konsep tentang kesenian
penghormatan, tidak ada kesenian tidak ada kebangsaan dikemukakan sebagai berikut:
penghargaan terhadap suatu bangsa. Sebagai a. Kesenian kebangsaan, yang mudah atau
langkah pemikiran tentang kesenian dalam dapat diberikan dalam kelas atau secara
kebudayaan, Dewantara mengemukakan umum pada perguruan, dapat
kesenian Indonesia sebagai berikut: dipergunakan untuk menghaluskan budi
Kesenian bangsa Indonesia kini pekerti serta untuk menebalkan rasa
belum ada; yang ada hanya kesenian daerah; kebangsaan;
apabila kebangsaan Indonesia yang kini kita b. Perlu agaknya diadakan panitia untuk
kejar jadinya, sudah terbentuk, maka seni menyelidiki kesenian-kesenian apakah
Indonesia akan jadi juga. Adapun bentuknya yang patut diberikan pada semua sekolah
seni Indonesia itu akan bersifat baru, tetapi di seluruh Indonesia, dan apakah yang
tidak akan meninggalkan dasar-dasarnya hanya penting bagi daerah masing-
kebudayaan dari berbagai daerah Indonesia. masing;
Kesenian Indonesia akan terbentuk dengan c. Kesenian kebangsaan yang dapat
memakai atau mempergunakan segala dipelajarkan di perguruan ialah seni
puncak-puncak kesenian dari kesenian- suara, seni lukis, seni sastra, seni tari, seni
kesenian daerah. Sesudah kebangsaan sandiwara dan permainan kanak-kanak
Indonesia termasuk, maka daerah-daerah yang bersifat kesenian diantara ‘Natur
masih akan mempunyai sifat-sifat yang dan Kultur’;
berdasarkan pada teori, bahwa kesenian dan d. Akademi Kesenian perlu diadakan di
kebudayaan lainnya itu selalu hidup daerah-daerah yang jadi pusat-pusat
meneruskan garis hidup lama, selalu makin kesenian; demikian pula adanya sekolah-
lama makin berdekatan dengan kesenian sekolah kesenian khusus, kunst-
dari golongan-golongan lain, dan akhirnya ambachtsschool, kursus-kursus kesenian
bercampur juga tetapi masih nampak dan sebagainya di tempat-tempat yang
kekhususannya masing-masing (kontinyu- jadi pusat-pusat kesenian khusus itu
konvergen-konsentris) (Dewantara, Ibid: (Dewantara, Ibid: 345-346).
334). Sebenarnya masih banyak kesenian-
Pemikiran kesenian Indonesia yang kesenian kebangsaan yang sampai saat ini
mengarah kepada keanekaragaman budaya masih relevan dikembangkan. Di samping
secara jelas pada pernyataannya tentang mengembangkan kesenian-kesenian yang
‘segala puncak-puncak kesenian dari merupakan peninggalan nenek moyang
kesenian-kesenian daerah’. Pernyataan yang bermutu tinggi, akan lebih baik jika
tersebut juga tercermin dalam daftar diberikan kepada anak-anak sehingga dapat
pengajaran umum yang memasukkan mengembangkan dan melestarikan kesenian
kesenian kebangsaan sebagai pengajaran dan persatuan bangsa, walaupun dengan
yang dapat mempersatukan dan bahan-bahan dari kebudayaan bangsa-
memperkuat kebudayaan bangsa, bangsa lain. Jika tidak dapat diberikan di
menumbuhkan semangat kebangsaan yang dalam pengajaran secara klasikal, dapat
sehat dan kuat (tidak menyalahi hukum adab diberikan di luar jam pengajaran. Dalam
kemanusiaan). Sedangkan pelajaran- usahanya untuk mendekatkan anak didik
pelajarannya diambil dari sumber-sumber kepada pelestarian budaya dan persatuan
keagamaan, adat-istiadat, kesusilaan, bangsa, Hadisukatno melalui pelajaran
14 ] Diah Uswatun Nurhayati: Gagasan Ki Hajar Dewantara Tentang Kesenian

kesenian di perguruan Tamansiswa Fungsi penting kesenian khususnya


mengemukakan: gamelan dan tari Jawa, mengakibatkan
Jika terjadi kebudayaan persatuan, Dewantara memasukkan ke dalam
maka diprioritaskan kepada pertumbuhan kurikulum wajib Tamansiswa, seperti
dan percampuran. Pada hakekatnya, soal pernyataan berikut:
kebudayaan tidak dapat dipaksakan, Pelajaran gendhing tidak hanya
kesemuanya akan jadi dengan sendiri karena diperlukan untuk mencari pengetahuan serta
saling pengaruh mempengaruhi, dan karena kemampuan memainkan gendhing saja,
persesuaian pertumbuhan. Ini tidak berarti tetapi penting juga untuk membangkitkan
bahwa kita pasif dalam usaha menuju hidup kebatinan, karena gendhing selalu
persatuan ini, bahkan sebaliknya; hanya menuntun rasa berirama (rhythmisch
pangkal usahanya harus dari kebudayaan gevoel), menghidupkan rasa keindahan
daerah masing-masing, agar (aesthetisch gevoel), mengheningkan rasa
pertumbuhannya selalu bersambungan kesusilaan (ethisch gevoel). Di samping itu,
(continue), dan akhirnya baru menuju untuk menanamkan spiritual di Jawa, para
convergentie dengan kebudayaan dunia pendeta dan wali memperhatikan budaya
(Hadisukatno, 1980: 156). gendhing. Banyak yang ikut membangun
Dari berbagai konsepsi dan bentuk-bentuk gendhing dan kidung seperti
pemikiran tentang pendidikan kesenian Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sultan Agung
kebangsaan, secara tidak sengaja telah dan sebagainya. Sementara di Barat, para
mendekatkan anak kepada kebudayaan pemuka agama dan gereja menerapkan daya
sendiri, yang berarti juga mendidik anak itu kekuatan gendhing, sebagai pembuka rasa
menurut kodratnya dengan keadaan alam kebatinan (religius gevoel), pengasah budi
sekitarnya. Meskipun kebudayaan sendiri pekerti (karakter vorming), yang menjadi
belum berwujud nyata, tetapi daerah-daerah dasar tajamnya cipta, halusnya rasa dan
yang merupakan bagian-bagian dari negara kuatnya karsa (Dewantara, Ibid: 41-42);
Indonesia banyak mempunyai corak dan (Sumarsam, 2003:167-169).
bahan-bahan untuk dijadikan dasar dalam Berdasar penjelasan tentang fungsi
mendidik anak. Dari pangkal inilah dapat kesenian, sudah selayaknya soal kesenian
memupuk perkembangan jiwa anak, dan yang ditempatkan pada lingkaran
dari pangkal ini pulalah dapat ‘Pancadharma’ Tamansiswa, dipakai juga
dikembangkan cita-cita pendidikan kesenian dalam pendidikan di Indonesia, karena
kebangsaan yang bermuara pada kesenian yang dipakai sebagai alat
keanekaragaman budaya Indonesia. Demi pendidikan di Tamansiswa tersebut
menghindari salah tafsir, bahwa sesuatu bermaksud mempengaruhi perkembangan
bangsa hanya dapat kuat dan berharga jiwa anak-anak kearah keindahan pada
dalam pergaulan dunia, jika bangsa itu khususnya, namun keindahan di dalam
mempunyai corak yang sesuai dengan rangkaiannya dengan keluhuran dan
kodrat dan watak pembawaanya, yang kehalusan, sehingga layak bagi hidup
terlahir berupa kebudayaan. Artinya, bangsa manusia yang beradab dan berbudaya.
Indonesia tidak menolak pemasukan dan Kesenian juga perlu disandarkan pada hidup
pencampuran kebudayaan lain bangsa, kebangsaan dalam arti yang luas, tidak
tetapi justru sebaliknya, bangsa Indonesia bertentangan dengan perikemanusiaan dan
tidak segan-segan mengoper bahan-bahan tidak melanggar hukum-hukum. Menyadari
kebudayaan bangsa lain untuk memperkaya hal tersebut, Tamansiswa pernah
kebudayaan, dengan corak dan dasar dari menyelenggarakan permusyawaratan
budaya bangsa sendiri. khusus membahas masalah kesenian yang
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 1, April 2019 [ 15

berlangsung dari tanggal 13 – 18 Mei tahun dalam sistem pendidikan masa itu. Akan
1954, dibuka oleh Menteri P dan K Moh. tetapi, setelah Dewantara wafat pada tahun
Yamin (Nayono, 1992: 248-249). 1959 permusyawaratan tersebut sudah tidak
Musyawarah menghasilkan putusan diadakan lagi. Namun demikian, pendidikan
berupa tujuan, cara dan usaha. Usaha yang kesenian yang diajarkan di sekolah-sekolah
dilakukan permusyawaratan Pendidikan umum masih mengadopsi konsep-konsep
Kesenian meliputi: Tamansiswa. Pendidikan kesenian tersebut
a. Diusahakan agar ditiap cabang, hanya berubah nama seperti: Pendidikan
pendidikan ekspresi tidak diabaikan Seni, Seni Suara, Kerajinan tangan dan
(permainan anak-anak, bernyanyi, kesenian, namun semuanya menggunakan
menggambar, pekerjaan tangan); ajaran-ajaran yang pernah dilakukan
b. Diusahakan agar di tiap cabang anak- Tamansiswa, seperti nampak dalam foto di
anak dapat bergiat di lapangan kesenian bawah ini.
melalui PPTS;
c. Diusahakan agar di tiap cabang
mengadakan hubungan yang erat dengan
badan-badan kesenian dan para seniman,
serta member kesempatan kepada mereka
untuk mengadakan latihan-latihan,
ceramah dan diskusi di rumah perguruan;
d. Diusahakan agar di tiap cabang
mengadakan badan-badan kesenian yang
diselenggarakan oleh para pamong,
murid dan peminat dari dunia luar;
e. Diusahakan agar di tiap cabang lambat
laun dapat memberi pendidikan kesenian Gambar 1: Pelajaran Kesenian ketrampilan,
yang meliputi segala cabang kesenian; melukis (Sumber: Museum Dewantara)
f. Diusahakan agar diadakan Taman Guru
Kesenian dengan Laboratorium Kesenian;
g. Diusahakan agar Majlis Luhur Bagian
Pendidikan dapat memberikan
bimbingan kepada cabang-cabang di
dalam lapangan pendidikan kesenian,
baik secara langsung maupun melalui
suatu badan yang bertanggung jawab
kepadanya;
h. Diusahakan agar diadakan majalah
bulanan yang khusus mengenai
penddikan kesenian dan kebudayaan, Gambar 2: Pelajaran kesenian musik dan tari
atau sedikit-dikitnya di ‘Pusara’ (Sumber: Museum Dewantara)
disediakan ruangan yang khusus untuk
maksud tersebut (Nayono, Ibid: 250). Pembahasan
Dari usaha permusyawaratan Sejak awal berjuang Dewantara
pendidikan kesenian di atas, berarti masuk organisasi gaya Barat, karena melalui
Tamansiswa pernah mengawali untuk organisasi inilah bentuk perlawanan rakyat
menggagas kedudukan pendidikan kesenian terhadap penjajahan yang paling mungkin
pada awal 1910-an. Akan tetapi, setelah di
16 ] Diah Uswatun Nurhayati: Gagasan Ki Hajar Dewantara Tentang Kesenian

asingkan ke negeri Belanda, Dewantara daerah. Sebagai contoh adalah gamelan


belajar banyak bahwa organisasi tanpa Jawa, yang merupakan puncak dan paling
pencerdasan dan kesadaran rakyat adalah menonjol dari daerah Jawa. Akan tetapi,
makna kosong. Dari sinilah arah perjuangan beberapa nasionalis non-Jawa tidak dapat
Dewantara berubah. Perubahan itu secara menerima pemikiran tentang kebudayaan
radikal ditunjukkan dengan mendirikan nasional tersebut, akibatnya masalah tentang
sekolah bernama Taman Siswa pada 1922, kebudayaan nasional menjadi polemik
karena pendidikanlah yang dapat membuat tersendiri. Dengan latar belakang
rakyat sadar akan adanya sebuah nasionalisme ini, akhirnya diputuskan
penindasan. melalui Undang-undang nomor 32 bahwa:
Beberapa pokok tulisan tentang kebudayaan nasional Indonesia adalah
puncak-puncak kebudayaan yang ada di puncak-puncak kebudayaan daerah
majalah, surat kabar maupun buku yang diseluruh Indonesia, baik yang asli maupun
terbit tahun 1920-1930-an, dapat menjadi yang baru, yang berjiwa nasional. Berjiwa
sarana penyebar utama dan pendukung nasional maksudnya adalah untuk
diseminasi pemikiran tentang pendidikan membatasi agar jangan sampai bangsa
musik di Indonesia. Tulisan-tulisan tersebut Indonesia hanya meng-copi kebudayaan
diterbitkan setelah Dewantara menjalani asing tetapi menyesuaikan dengan
hukuman pengasingan di negeri Belanda, kebudayaan bangsa Indonesia sendiri.
yang secara tegas menolak pendidikan yang Pada saat terjadi polemik dan
terlalu mengutamakan intelektualisme dan perdebatan tentang kebudayaan nasional,
mengorbankan aspek kerohanian atau jiwa diredam pemberlakuan Kulturkammer,
anak didik. Menurut Dewantara, pendidikan yaitu suatu peraturan di dalam berkesenian,
yang ditawarkan oleh pemerintah kolonial dimana Jepang melarang segala seni yang
hanya akan membuat pribumi lupa akan bukan berasal dari Indonesia, terkecuali
kebudayaannya dan membuat pribumi musik klasik, dan memuja-muja ketimuran
menjadi tenaga terampil bagi kepentingan (Pasaribu, 1995: 35). Selain musik klasik,
pemerintah kolonial. Berkaitan hal tersebut, musik keroncong juga diperbolehkan, tetapi
Dewantara akhirnya memutuskan untuk nyanyian yang mengarah ke barat harus
mendirikan sebuah sekolah yang dibuang. Musik Hawaian, musik dansa, jazz
menawarkan pendidikan berorientasi dan musik-musik barat lainnya dilarang oleh
kepada kebudayaan timur dan Jepang. Kedatangan Jepang membawa
mengedepankan nilai-nilai kultural yang perubahan di dalam kehidupan musik.
disertai dengan kekuatan intelektual. Konsep Timbulnya nasionalisme dalam bermusik
pendidikan tersebut memadukan dapat digambarkan dengan mengamati
pendidikan gaya Eropa yang modern dengan banyak tulisan yang dimuat oleh para ahli
seni-seni Jawa tradisional (Ricklefs, 2005: 366 kebudayaan dalam majalah-majalah saat itu.
- 368). Nasionalisme yang mencuat pada
Ketika terjadi persentuhan dua masa Budi Utomo, pada jaman Jepang
kultur, akibat penting yang ditimbulkan muncul kembali. Kehidupan musik menjadi
adalah bangkitnya nasionalisme Indonesia. sangat berarti karena rakyat menjadi cinta
Berbekal nasionalisme ini, musik Jawa dan kepada tanah air yang disebabkan oleh lagu-
musik tradisi lainnya berlanjut hidupnya. lagu propaganda dan adanya Keimin Bunka
Dalam usaha mendefinisikan kebudayaan Shidoso. Dengan pemaksaan melalui
nasional Indonesia, akhirnya Dewantara Kulturkammer tersebut, muncul kesadaran
mengusulkan bahwa kebudayaan nasional masalah kebangsaan di bidang musik.
harus mewakili puncak-puncak kesenian Bangsa Indonesia diharuskan untuk
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 1, April 2019 [ 17

menciptakan lagu-lagu Indonesia, sehingga Lagu Kinanthi sandung di atas,


muncul lagu-lagu dengan syair yang indah, dinyanyikan mahasiswa konservatori
memuja tanah air yang subur, makmur, dengan baik karena ditulis dengan notasi
damai dan sejahtera (Pasaribu, Ibid: 34-36). balok, sehingga tidak ada yang kesulitan
Kaitannya dengan lagu-lagu dalam membaca nada-nadanya. Dewantara
Indonesia ini, sebelum diasingkan ke juga mengajukan beberapa panduan praktis
Belanda, Dewantara dalam perjalanannya dalam mendidik musik sejak masih anak-
pernah menulis surat ke tanah air untuk anak. Dalam artikel yang berjudul Nationale
mempersiapkan lagu kebangsaan Indonesia Frobelschool. Cursus oentoek mempeladjari
yang mengilhami WR. Soepratman permainan dan njanjian anak, secara jelas
menciptakan lagu Indonesia Raya. Dewantara mementingkan pelajaran
Soekarnopun akhirnya menunjuk permainan dan nyanyian bagi anak, karena
Dewantara menjadi ketua tim penyempurna pelajaran permainan dan nyanyian dapat
lagu kebangsaan Indonesia. Karena selama berguna untuk mendidik rasa kebatinan
dalam pengasingan di Belanda Dewantara anak (wawancara dengan Priyo Dwiarso
mempelajari musik Barat, oleh sebab itu pada tanggal 7 Pebruari 2009). Kemudian pada
saat ada pemaksaan Kulturkammer dari tahun 1926, Dewantara juga menerapkan
Jepang untuk cinta kepada tanah air, metode pembelajaran seni musik yang
perhatian pada bidang tersebut sangat besar, dinamai dengan metode Sari Swara.
sehingga Dewantara memerintahkan kepada Menurut Priyo Dwiarso, Dewantara
pamong Tamansiswa Hadisukatno untuk belajar musik Barat selain untuk
belajar musik kepada Kusbini (seperti mengenalkan budaya bangsa sendiri, juga
dituliskan oleh Hadisukatno dalam buku ingin mendapatkan kepastian bahwa musik
dolanan anak) . Sebelumnya dia juga pernah Jawa yang bersifat lokal, sepadan dengan
secara khusus mempelajari teori musik musik klasik Barat serta mempunyai nilai-
Cheve dengan menggubah lagu Kinanthi nilai musikal yang dapat diterima secara
sandung untuk komposisi piano karya universal (wawancara, tanggal 12 Oktober
Mangkunegoro IV yang dipentaskan di 2009). Setelah sampai ke Indonesia tahun
konservatori kerajaan Belanda (Poeze, 1950: 1919-an, usaha untuk untuk mencapai seni
107-110). suara yang ‘satu’ dan ‘me-nasional-kan’
musik-musik daerah, selalu dilakukan.
Percobaan demi percobaan dijalankan, ada
yang berhasil baik, ada yang tidak berhasil.
Sindoesawarno mengatakan bahwa, usaha-
usaha untuk mementingkan seni suara
daerah namun dapat dipahami dan dipakai
di dalam perguruan-perguruan di seluruh
Indonesia mulai dipikirkan melalui
perguruan yang kemudian didirikannya
pada tahun 1922, yaitu Tamansiswa melalui
pengajaran muziekler (Sindoesawarno, 1981:
140-141).
Meskipun banyak mendapat
pendidikan Barat, baik pendidikan secara
umum maupun pendidikan musik,
Notasi lagu Kinanthie Dewantara merupakan seorang tokoh yang
18 ] Diah Uswatun Nurhayati: Gagasan Ki Hajar Dewantara Tentang Kesenian

humanis. Selain itu, dari pendidikan Jawa- gagasan yang belum ditulis secara
nya, Dewantara juga tidak menjadi seorang mendalam adalah gagasannya tentang
Jawa centris. Hal ini dibuktikan dengan kesenian, yang salah satu cabang seninya
dilepaskannya gelar kebangsawanan dan adalah musik, baik musik barat maupun
nama Jawanya, Dewantara bukanlah seorang tradisi (Jawa). Gagasan-gagasan tentang
Jawa centris. Pemahamannya bahwa kesenian pernah ditekuni dengan melibatkan
seseorang haruslah bekerja keras untuk para tokoh-tokoh seniman, namun tidak ada
melayani dan bukan untuk dilayani juga kelanjutannya sehingga sampai sekarang
menjadi bukti lainnya bahwa Dewantara bangsa Indonesia selalu mengadopsi atau
adalah seorang sosok yang mengacu kepada pendidikan seni dari barat.
mengombinasikan nilai-nilai luhur dua Padahal pemikiran atau gagasan Dewantara
kultur, yaitu Barat dan Jawa. memiliki kelebihan dibanding pemikiran-
Dari beberapa uraian yang telah pemikiran dari luar yaitu dengan
dikemukakan di atas, karena tujuan tulisan menyesuaikan budaya bangsa sendiri.
ini untuk mengetahui pemikiran Dewantara Seperti diketahui bahwa kesenian
tentang pendidikan musik, maka melalui merupakan bagian dari kebudayaan yang
pelajaran muziekleer gagasan tersebut dapat sangat luas jangkauan dan ruang lingkupnya
dibuktikan. Pelajaran muziekleer sebenarnya sehingga tidak dapat dilepaskan dari
menyimpan pesan budaya yang tinggi, yaitu kehidupan manusia. Kedudukan kesenian di
dapat mendewasakan anak secara kultural, dalam kebudayaan di seluruh dunia selalu
sehingga anak tidak menjadi xenophobis terpakai sebagai ukuran untuk menetapkan
(memusuhi budaya lain). Beberapa fakta juga rendah tingginya kebudayaan dari sesuatu
sudah membuktikan bahwa pelajaran bangsa. Bahkan banyak yang menyimpulkan
muziekleer dapat dipakai sebagai alat bahwa kebudayaan adalah kesenian dan
pendidikan. Agar lebih mengetahui kesenian adalah kebudayaan. Dengan
pemikiran tentang pelajaran muziekleer, demikian, kesenian dapat dianggap bagian
yaitu pengetahuan musik baik barat maupun terpenting daripada kebudayaan.
timur, berikut dokumentasi pementasan Gagasan selanjutnya adalah
kegiatan koor (menyanyi): pendidikan musik yang sudah dirancang
Dewantara 90 tahun yang lalu. Dari gagasan
yang sudah dirancang saat itu diharapkan
sistem pendidikan di Indonesia dapat
memiliki paradigma pendidikan seni musik
beserta metode pembelajaran yang
komprehensif. Meskipun konsep Dewantara
saat itu belum diakui keberadaannya,
bahkan tidak sedikit yang meragukannya,
namun pemikiran tentang musik barat dan
timur dalam muziekleer dapat berjalan
Gambar 3: Pelajaran Menyanyi (Sumber: berdampingan perlu ditindaklanjuti.
Museum Dewantara KG) Sebenarnya pengembang kurikulum tingkat
pusat sudah menyediakan tempat untuk
Penutup menyelenggarakan pendidikan musik
Banyak gagasan Dewantara tentang meskipun dengan sebutan yang berbeda-
pendidikan, politik, budaya maupun bidang beda, namun karena pelaksana pendidikan
lain yang sudah ditulis dalam buku, majalah, dalam hal ini guru lebih mementingkan hasil
surat kabar dan media cetak lainnya. Namun daripada proses, maka tujuan pendidikan
: Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 7, No. 1, April 2019 [ 19

yang menuntut aspek cipta, rasa, karsa Pasaribu, Amir. (1986), Analisis Musik
belum membuahkan hasil. Melalui gagasan Indonesia, PT. Pantja Simpati,
dalam bidang musik, langkah yang perlu Jakarta.
dicermati adalah kemampuan untuk ____________, (1953), Riwayat Musik dan
menyikapi, salah satunya adalah dengan Musisi, Penerbit Djambatan, Jakarta.
membuat seperangkat atau menyediakan Rifklefs, M.C. (1995), Sejarah Indonesia
metode pendidikan musik untuk guru Modern. Terj. Dharmono
sebagai penyalur langsung buah pemikiran Hardjowidjono, Gadjah Mada
Dewantara. University Press, Yogyakarta.
Sudarto, Tyasno, (2008). Pendidikan Modern
Referensi dan Relevansi Pemikiran Ki Hajar
Dewantara, Majlis Luhur Persatuan
Dewantara, Ki Hajar, (2004) Pendidikan Tamansiswa, Yogyakarta.
(bagian pertama), Majlis Luhur ____________, (2008). RM Suwardi
Persatuan Tamansiswa, Yogyakarta Suryaningrat Bangsawan yang
__________________, (2004), Kebudayaan menjadi Bapak Bangsa, Majlis Luhur
(bagian kedua), Majlis Luhur Persatuan Tamansiswa, Yogyakarta.
Tamansiswa. Yogyakarta. Soeroso, (1982). Bagaimana bermain
__________________, (1964), Serat Sari Gamelan, Balai Pustaka, Jakarta.
Swara, Penerbit Pradnjaparamita, Sumarsam, (2003), Gamelan, Pustaka Pelajar,
Djakarta. Yogyakarta.
__________________, (1959), Taman Indrya,
Kindergarten, Majlis Luhur
Persatuan Tamansiswa, Yogyakarta.
Fudyartanta, (1998). Mengenal Tamansiswa,
Sejarah dan Pendidikan Sistem
Among, Majlis Luhur Persatuan
Tamansiswa, Yogyakarta.

Hadisukatno, Ki. (1970), ”Permainan Kanak-


kanak sebagai Alat Pendidikan”
dalam Buku Peringatan Taman
Siswa 1922-1952. Majlis Luhur
Persatuan Taman Siswa,
Yogyakarta.
Karl-Edmund Prier sj. (1991), Sejarah Musik
jilid I, II, PML, Yogyakarta.
Kamajaya, Karkono, 1992. Dasar dan watak
nasionalisme Indonesia. Peringatan
70 tahun Tamansiswa 1922-1992.
Pendidikan dan pengembangan
SDM, MPLT. Yogyakarta.
Nayono, Ki, (1992), ”Pendidikan Kesenian”
dalam 70 Tahun Tamansiswa 1922-
1992, Majlis Luhur Persatuan
Tamansiswa, Yogyakarta.

You might also like