Coronary Circulation Disorder: Henri Setiawan, S.Kep.,Ners.,M.Si - Med

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 31

CORONARY CIRCULATION

DISORDER
Henri Setiawan, S.Kep.,Ners.,M.Si.Med.
Home Work
• F Transfusion :
(Hbn-Hbp) X BB X n

PRC = n 3 folded
WB = n 6 folded
Acute Myocardial Infark

Necrosis on Myocardium caused by inadequate blood


supply due to acute blockage in the coronary arteries.
(Perki)

Obstruction largely caused by the rupture of the


atheroma plaque in the coronary arteries Thrombosis
Vasocontriction Inflammatory reaction Micro-emboly
Coronary Artheri Spasm

The process of destruction of heart tissue due to


inadequate blood supply to the coronary blood flow is
reduced (Brunner and Sudarth)
Etiology

< O2 Supply
on Myocard

the obstruction
of blood flow
across the
aortic valve
Predisposition Factor’s

Can’t be Change
• Age > 40 yo (m/f)
• Menopause (f)
• Race, Black

Can be Changed
• Hypertension
• Diabetes
• Obesity
• Smoke
• Stress
• Inactivity
Trias Diagnostic of AMI

Syomptom’s Specific
Chest Pain a. Chest pain (under
sternum)
b. Quality of Pain (Severity)
Burning Sensation, Heavy
Loads.
c. Duration 15 “ to 30 ‘
d. Dysphoresys, Flutter
e. Pain wasn’t loss ever rest/
nitrogliserin sublingual
a. Q Wave (significant
infark)/Q phatology
EKG
b. Elevation of ST segment
c. T Wave Elevation
a. CKMB increase in 6 – 10
hours after pain & back to
Enzy normal in 48 – 72 hours
me b. LDH (Lactate
Dehydrogenase) > After
Day 4th

triple cardiac marker : CK-MB, Myoglobin, Troponin I


MM – Skelet
MB – Cardiac 35 μg/L
BB – Cerebri
PENGKAJIAN

A. Kel Utama : nyeri dada, perasaan sulit bernapas & pingsan


B. Riwayat Peny Saat Ini :
1. Provoking Incident : nyeri stl beraktifitas, tdk hilang dg
istirahat/ peb nitrogliserin.
2. Quality of Pain : sifat nyeri spt tertekan, diperas atau
diremas.
3. Regional Radiation : lokasi pd daerah substernal/diatas
perikardium menyebar hingga area dada &
ketidakmampuan menggerakan bahu dan tangan.
4. Severity : antara 3 – 4 ( 0-4)/ 7 – 9 (skala 0 -10 )
5. Time : onset > 15 ‘
C. Riwayat Penyakit Dahulu : Di tanyakan apakah ada
hipertensi, DM, hiperlipidemia.
D. Riwayat Keluarga : apakah ada
yg mengalami hal yg sama sprt ini.
E. Riwayat Pekerjaan & Pola Hidup : lingkungan kerja.
Merokok, mnm alkohol dll
Pengkajian Psikososial
• Perubahan Integritas ego :
klien menyangkal, kuatir,
takut mati
• Perubahan Integritas sosial
: stres berbagai aspek
pekerjaan,
lingkungan,ekonomi,
kesulitan koping.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
composmentis dan akan berubah sesuai tingkat gg yg
melibatkan perfusi sistem saraf pusat

1. B 1 (breathing)
Sesak spt tercekik, frekuensi melebihi normal, akibat
pengerahan tenaga , ↑ tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri ↑ tekanan vena pulmonalis
Kegagalan ↑ curah drh ventrikel kiri pd waktu
melakukan kegiatan fisik.
2. B2 ( Blood )
• Inspeksi : adanya jaringan parut pd dada klien, nyeri daerah
substernal/diatas perikardium menyebar meluas kedada, ketidak
mampuan mengerakan bahu dan tangan.
• Palpasi : nadi perifer melemah, thrill pd IMA tanpa komplikasi tdk
diketemukan
• Auskultasi : tekanan drh ↓ akibat ↓ vol sekucup , bunyi jantung
tambahan tdk terdengar
• Perkusi : batas jantung tdk mengalami pergeseran

3. B3 ( Brain )
• Tdk ditemukan sianosis perifer, objektif klien wajah meringis, perub
postur tbh, menangis, merintih, meregang dan mengeliat merupakan
respon nyeri dada.
4. B4 ( Bladder )
• Pengukuran vol keluaran
urine bd asupan cairan
oliguria yg mrpk tanda awal
syok kardiogenik

5. B5 (Bowel )
mengalami mual dan muntah,
palpasi abdomen didptkan nyeri
tekan keempat kwadran,
↓ peristaltik usus mrpk tanda
utama.
6. B6 ( Bone ) :
• lemah, kelelahan, tdk dpt
tidur, pola hidup menetap,
jadwal olah raga tak teratur,
kaji hegienis personal
• Tanda : takikardi, dispnea pd
saat istirahat/aktivitas
PENATALAKSANAAN MEDIS
• Fase serangan akut
1. Penangan nyeri : morfin, nitrat, beta blocker
2. Membatasi ukuran Infark Miokardium ↑ suplai darah & O2 ke
jaringan miokardium u/ memelihara, mempertahankan & memulihkan
sirkulasi antikoagulan mencegah pembekuan drh.
trobolitik penghancur bekuan drh. antipemik ↓ konsentrasi lipit dlm
drh vasodilator perifer ↑ dilatasi pemblh drh yg menyempit krn
vasospasme
4. Pemberian oksigen ↑ saturasi darah dpt
diukur dg pulsa oksimetri
5. Pembatasan aktifitas fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d ketidakseimbangan suplai drh & o2 dg
kebutuhan miokardium akibat sekunder dari penurunan
suplai drh ke miokardium, ↑ produksi asam laktat.
2. Aktual/ resiko tinggi ↓ curah jtg yg b.d perubahan, irama,
konduksi elektrikal
3. Aktual/ resiko tinggi ketidak efektifan pola napas yg b. d
pengembangan paru tdk optimal, kelebihan cairan akibat
sekunder dari udema paru.
4. Aktual/ resti gg perfusi perifer yg b.d ↓ curah jantung
5. Intoleransi aktifitasyg b. d. ↓ perfusi perifer akibat
sekunder dr ketidakmampuan antara suplai dan
kebutuhan 02
6. Cemas b.d. rasa takut akan kematian / perubahan
kesehatan
7. Ketidakefektifan koping individu b.d takut akan kematian
Intervensi

Nyeri b.d ketidakseimbangan suplai drh & o2 dg


kebutuhan miokardium akibat sekunder dari
penurunan suplai drh ke miokardium, ↑ produksi
asam laktat

• Tujuan : Dlm waktu 1 X 24 jam terdapat penurunan


respon nyeri dada.
• Kriteria hasil :
1. Secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa
nyeri dada.
2. Secara objektif didapatkan tanda vital dlm batas
normal, wajah rileks, tdk terjadi penurunan perfusi
perifer, produksi urine > 600 ml.
INTERVENSI KEPERAWATAN

INTERVENSI RASIONAL
Catat karakteristik nyeri, lokasi, Variasi penampilan & perilaku
intensitas, lamanya dan klien krn nyeri yg terjadi dianggap
penyebarannya sebagai temuan pengkajian
Anjurkan klien u/ melaporkan nyeri Nyeri berat dpt mengakibatkan
dg segera syok kardiogenik yg dampak pd
kematian mendadak
Lakukan managemen nyeri ↑ asupan 02 kejarinag yg
keperawatan mengalami iskemik
1. Atur posisi fisiologis
↓ kebutuhan 02 jar perifer shg akan ↓ keb
miokardium & ↑ suplai drh dan 02 ke
2. Istirahatkan klien
miokardium yg membthkan 02 utk ↓ iskemia

↑ jml 02 yg ada utk pemakaian miokardium


3. Beri 02 dg canul/ masker
sekaligus ↓ ketidaknyamanan sekunder thd
sesuai indikasi iskemia
4. Manajemen lingkungan , ↓ stimulus nyeri eksternal dan ↑ kondisi 02
tenang & batasi ruangan
pengunjung
5. Ajarkan tehnik relaksasi ↑ asupan 02 shg a/ ↓ nyeri
pernapasan dalam pd saat
nyeri
Pengalihan perhatian dpt ↓ stimulus internal
6. Ajarkan tehnik distrasi pada mll produksi endorfin & enkefalin yg dpt
saat nyeri memblok respon nyeri shg tdk dikirim ke
korteks serebri.
7. Lakukan manajemen sentuhan Berupa sentuhan yg merupakan dukungan
psikologis dpt membantu ↓nyeri , masase
ringan dpt ↑ aliran drh dg otomatis
membantu suplai drh & 02 ke area nyeri
Kolaborasi Berguna u/ kontrol nyeri dg efek
Antiangina ( nitrogliserin) vasodilatasi koroner
Analgesik ( morfin ) ↓ nyeri hebat, memberikan sedasi dan ↓
beban kerja miokardium

PTCA (Angioplasti Koroner Usaha u/ memperbaiki aliran drh arteri


Transluminal Perkutan ) koroner dg menhancurkan plak/ateroma
yg tlah tertimbun& mengganggu aliran drh
ke jtg
CABG ( Coronary Arteri Bypass Tandur pintas arteri koroner bertujuan
Graft ) ↑asupan suplai darah ke miokardium dg
mengganti alur pintas
2. Aktual/ resiko tinggi ↓ curah jtg yg b.d perubahan,
irama, konduksi elektrikal
Aktual/ resiko tinggi ketidak efektifan pola

• Tujuan : dlm waktu 2 X 24 jam tdk tjd ↓ curah


jantung
• Kriteria hasil : stabilitas hemodinamik T : dbn, Curah
jantung ↑,int & out sesuai, urine > 600 ml, tanda
disritmia
Intervensi Rasional

Auskultasi TD ,bandingkan ke 2 Hipotensi dpt tjd pd disfungsi


lengan ventrikel, hipertensi dg nyeri
cemas pengeluaran katekolamin
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi ↓ curah jantung mengakibatkan ↓
kekuatan nadi

Pantau frekuensi jtg & irama Perub frekuensi & irama jtg
menunjukan komplikasi disritmia
Beri makan kecil/ mdh dikunyah, Mkn besar dpt ↑kerja miokardium.
batasi asupan kafein Kafein dpdt merangsang lgs ke jtg
shg ↑frekuensi jtg
Kolaborasi Jalur paten pemberian obat darurat
Pertahankan cara msk heparin (IV)
sesuai indikasi Memantau perluasan infark,elektrolit
Pantau lab enzim jtg, GDA & elektrolit berpengaruh thd irama jantung
3. Aktual/ resiko tinggi ketidak efektifan pola napas
yg b. d pengembangan paru tdk optimal,
kelebihan cairan akibat sekunder dari udema paru
• Tujuan : dlm 3 X 24 jam tdk terjadi perubahan pola
napas
• Kriteria hasil :
- tdk sesak napas RR dbn 16 – 20 x /mnt, respon
batu berkurang
Intervensi rasional
Bunyi napas(krakles ) Indikasi edema paru sekunder akibat
dekompensasi jtg
Kaji adanya edema Curiga ggl kongesti/kelebihan cairan
Ukur intake & output ↓curah jtg mengakibatkan gg ferfusi
ginjal,retensi natrium/air & ↓urine
Timbang BB Perub tiba 2 dr BB gg keseimbangan cairan

Pertahankan pasokan Memenuhi keb cairan ttp memerlukan


cairan 2000/24 j dlm batasan dg adanya dekompensasi jtg
toleransi kardiovaskuler
Kolaborasi : Natrium ↑ retensi cairan & ↑ vol plasma
Diet tanpa garam yg berdampak thd ↑ beban kerja jtg shg
a/ ↑ kebutuhan miokardium
Berikan diuretik ↓ vol plasma & retensi cairan di jar shg ↓
risiko tjdnya edema
Pantau data lab Hipokalemia dpt membatasi keefektifan
terapi
4. Aktual/ resti gg perfusi perifer yg
b.d ↓ curah jantung
• Tujuan : 2 x24 jam perfusi perifer ↑
• Kriteria hasil :
klien tdk mengeluh pusing, TTV dbn, CRT < 3” , urine
> 600 ml/hr
Intervensi Rasional
TD bandingkan kanan & kiri Hipotensi dpt tjd pd disfungsi ventrikel,
hipertensi dg nyeri cemas
pengeluaran katekolamin
Kaji status mental klien scr teratur Mengetahui derajat hipoksia pd otak

Kaji warna kulit, suhu, sianosis, Mengetahui derajat hipoksia pd &


nadi perifer & diaforesis scr teratur ↑tahanan perifer

Kaji kwalitas peristaltik, jk perlu Menget pegaruh hipoksia thd fs sal


psg sonde cerna serta dampak penurunan
elektrolit
Pantau urine ↓curah jtg ↓produk urine < 600 ml/
hr tanda tjd syok kardiogenik
Catat adanya keluhan pusing Manifes ↓ suplai darah ke jar otak
Pantau frekuensi jtg dan irama Perub frekuensi & jtg komplikasi
disritmia
5.Intoleransi aktifitasyg b. d. ↓ perfusi
perifer akibat sekunder dr ketidakmampuan
antara suplai dan kebutuhan 02
• Tujuan : 3 x 24 J aktifitas klien mengalami
peningkatan
• Kriteria hasil :
* tdk mengeluh pusing, ttv dbn, CRT < 3 “
Intervensi Rasional
Catat frekuensi jtg, irama perub Respon klien thd aktifitas dpt
TD selama & sesudah aktifitas mengidentifikasi ↓O2 miokardium
Tingkatkan istirahat, batasi ↓ kerja miokardium/ konsumsi O2
aktifitas & beri aktifitas yg tdk
berat
Anjurkan u/ menghindari Mengakibatkan bradikardi, ↓
↑tekanan abdomen mengejan curah jtg, ↑TD
Jelaskan pola ↑ bertahap Aktifitas yg maju memberikan
kontrol jtg, ↑ regangan &
mencegah aktifitas berlebih
Rujuk ke program rehabilitasi ↑ O2 yg ada u/ pemakaian
jatung miokardium sekaligus > ketidak
nyamanan karena iskemik
Evaluasi
• Hasil yg diharapkan pd
proses perawatan klien
tanpa komplikasi

You might also like