Professional Documents
Culture Documents
Faktor Risiko Tuberkulosis Pada Anak: Muhammad S. D. Wijaya, Max F. J. Mantik, Novie H. Rampengan
Faktor Risiko Tuberkulosis Pada Anak: Muhammad S. D. Wijaya, Max F. J. Mantik, Novie H. Rampengan
2021;9(1):124-133
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.9.1.2021.32117
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado,
Sulawesi Utara, Indonesia
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado,
Sulawesi Utara, Indonesia
Email: muhammadsatri99@gmail.com
Abstract: Tuberculosis (TB) is still one of the biggest health problems worldwide due to high
morbidity and mortality rates. Moreover, Indonesia has the third largest TB cases in the world
after India and China. This study was aimed to evaluate the risk factors of TB in children. This
was a literature review study using three databases, namely Google Scholar, ClinicalKey, and
PubMed. The results showed that after being selected by inclusion and exclusion criteria, there
were 10 literatures in this study consisting of 2 case control studies, 4 cross sectional studies, 1
difference test, 1 meta-analysis, 1 case report, and 1 cohort study. The 10 literatures reviewed
factors or characteristics of age, sex, history of BCG immunization, malnutrition, history of
contact with person suffering from TB, exposure to cigarette smoke, occupant density, and
poverty. Risk factors obtained from the review were young age (0-5 years), male sex, malnutrition,
history of contact, and poverty. The other risk factors specifically history of BCG immunization,
exposure to cigarette smoke, and occupant density were still contradicting among literatures. In
conclusion, the most dominant risk factor of TB in children is history of contact with person
suffering from TB.
Keywords: risk factors, tuberculosis, children.
Abstrak: Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di
dunia dikarenakan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. selain itu Indonesia merupakan
negara dengan kasus TB terbesar ketiga di dunia setelah India dan Tiongkok. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi faktor risiko tuberkulosis pada anak. Jenis penelitian ialah literature
review dengan menggunakan tiga database, yakni Google Scholar, ClinicalKey, dan PubMed.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 10
literatur yang terdiri dari 2 case control study, 4 cross sectional study, 1 uji beda, 1 meta-analysis,
1 case report, dan 1 cohort study. Sepuluh literatur ini mengulas tentang pengaruh faktor atau
karakteristik terhadap TB ada anak, yaitu: usia, jenis kelamin, riwayat imunisasi BCG, malnutrisi,
riwayat kontak dengan pengidap TB, asap rokok, kepadatan hunian, dan kemiskinan. Faktor-
faktor risiko yang diperoleh ialah usia muda (0-5 tahun), jenis kelamin laki-laki, malnutrisi,
riwayat kontak, dan kemiskinan dapat memengaruhi kejadian TB pada anak. Faktor-faktor risiko
lainnya yakni riwayat imunisasi BCG, paparan asap rokok, dan kepadatan hunian masih
kontradiktif antar literatur. Simpulan penelitian ini ialah faktor risiko yang paling dominan
menyebabkan penyakit TB pada anak ialah riwayat kontak.
Kata kunci: faktor risiko, tuberculosis pada anak
PENDAHULUAN
Saat ini penyakit tuberculosis (TB) Organization (WHO), hal ini dikarenakan
masih menjadi salah satu masalah kesehatan angka morbiditas (10 juta penderita) dan
terbesar di dunia. Menurut World Health mortalitas (1,5 juta penderita) yang masih
124
Wijaya, Mantik, Rampengan: Faktor risiko tuberkulosis … 125
tinggi, terutama di negara berkembang anak antara lain batuk, perasaan lemah dan
seperti Indonesia.1 lesu, penurunan berat badan atau kegagalan
Penyakit TB merupakan penyakit berkembang, demam, dan keringat malam.
menular yang dijumpai pada segala usia Bayi, anak kecil, dan anak dengan gangguan
termasuk anak. Penyakit TB pada anak sistem imun (misalnya anak dengan HIV)
merupakan salah satu penyakit yang penting berisiko tinggi untuk berkembang menjadi
untuk dikaji dikarenakan 40%-50% dari bentuk TB yang parah seperti meningitis TB
seluruh populasi di negara berkembang atau penyakit TB milier.7
tergolong anak dengan 500 ribu kasus TB Proses perkembangan penyakit TB di-
anak per tahun. Selain itu Indonesia pengaruhi oleh dua faktor risiko yaitu faktor
merupakan negara dengan kasus TB ter- risiko internal dan faktor risiko eksternal.
besar ketiga di dunia setelah India dan Faktor risiko internal menyebabkan perkem-
Tiongkok. Jumlah kematian akibat TB di bangan infeksi menjadi penyakit TB aktif
Indonesia diperkirakan sekitar 93 ribu sedangkan faktor risiko eksternal memain-
orang.1 Pada tahun 2017, jumlah kasus baru kan peranan dari pajanan menjadi infeksi.
TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus.2 Salah satu faktor risiko yang berperan ialah
Pada tahun 2015, proporsi kasus TB anak jenis kelamin. Neyrolles dan Quintana-
sebesar 9% dari semua kasus TB di Indo- Murci8 melaporkan bahwa laki-laki memi-
nesia dengan 28.418 kasus.3 Berdasarkan liki insiden TB dua kali lipat dibanding
data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi perempuan di seluruh dunia; hal ini mung-
Utara, jumlah kasus baru TB sebanyak kin disebabkan oleh perbedaan aktivitas
4.262 kasus dengan 1,99% di antaranya atau kurangnya data pelaporan.8 Beberapa
ialah kasus TB anak usia 0-14 tahun, faktor risiko lain seperti riwayat imunisasi,
sedangkan angka Case Notification Rate malnutrisi, usia muda, riwayat kontak, dan
(CNR) ialah 221 per 100.000 penduduk. asap rokok sangat berperan penting baik dari
Penyakit TB menjadi penyakit terbanyak tingkat individu maupun tingkat populasi.9
ke-4 di Sulawesi Utara, dan Kota Manado Selain itu faktor sosial ekonomi, ling-
sebagai daerah tertinggi dengan 1.768 kasus kungan, dan perilaku juga terbukti mening-
baru TB.4 katkan kerentanan terhadap infeksi. Pene-
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu litian oleh Bofinger dan Schlossberg10
penyakit yang disebabkan oleh organisme menyebutkan bahwa anak berusia di bawah
kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang 5 tahun berisiko tinggi terkena TB progresif
meliputi M. africanum, M. bovis, dan M. primer atau TB milier setelah infeksi. Starke
canetti (dan lainnya yang tidak memengaruhi et al11 melaporkan bahwa anak berusia di
manusia). Penyakit ini ditularkan melalui bawah 2 tahun berisiko sangat tinggi (30%-
saluran napas kecil yang terinfeksi (sekitar 40%) untuk terkena TB progresif primer
1-5 mm) dan dikeluarkan berupa droplet dalam jangka waktu satu tahun. Neyrolles
nuklei dari pengidap TB dan dihirup indi- dan Quintana-Murci8 juga melaporkan
vidu lain kemudian masuk sampai ke dalam bahwa laki-laki memiliki insiden TB dua
alveolus melalui kontak dekat.5 kali lipat dibanding perempuan di seluruh
Basil Mycobacterium tuberculosis dise- dunia, yang kemungkinan disebabkan oleh
barkan dari individu ke individu melalui perbedaan aktivitas dan genetik. Crofton et
partikel aerosol. Droplet infeksius pada al12 menyebutkan bahwa malnutrisi menu-
pasien terinfeksi berukuran kecil hingga runkan imunitas tubuh sehingga akan
sedang (0,65-7,5 μm) dan melewati daerah meningkatkan risiko infeksi dan penyebaran
nasofaring dan trakeobronkial, sedangkan TB sedangkan TB sendiri memiliki gejala
droplet yang lebih besar terperangkap di seperti penurunan berat badan. Beberapa
jalan napas bagian atas (orofaring) atau penelitian telah menunjukkan bahwa anak
kelenjar getah bening servikal kemudian yang terpajan asap rokok secara pasif
menetap di dalam tubuh manusia.6 mengalami peningkatan risiko TB aktif.13
Tanda dan gejala penyakit TB pada Sebuah studi yang dilakukan Lienhardt et
126 e-CliniC, Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2021, hlm. 124-133
Tabel 1. Karakteristik jurnal berdasarkan peneliti, tahun, judul, metode, dan ringkasan hasil
Penulis jurnal (tahun) dan Tempat Jenis Hasil penelitian
judul penelitian penelitian
Rusliana Apriliasari, Retno Puskesmas di case control Hasil analisis bivariat menunjukkan bah-
Hestiningsih, Martini, Ari Kabupaten wa faktor risiko yamg memengaruhi
Udiyono (2018), “Faktor Magelang kejadian tuberkulosis pada anak antar lain;
yang Berhubungan dengan riwayat kontak (OR=3,143), jenis lantai
Kejadian TB Paru pada Anak (OR=2,897), luas ventilasi (OR=3,717),
(Studi di seluruh Puskesmas tingkat pencahayaan (OR=3,291), kelem-
di Kabupaten Magelang)”. 17 baban hunian (OR=3,160), tingkat penda-
patan orang tua (OR=3,188), tingkat
pendidikan (OR=3,579) dan tingkat penge-
tahuan orang tua (O =3,020).
Gara Samara Brajadenta, Balai Kesehat- cross Berdasarkan hasil uji chi-square, terdapat
Agung Suprasetya Dwi Lak- an Paru Ma- sectional hubungan bermakna antara faktor risiko
sana, I Dewa Sang Aju Putu syarakat usia anak (0-5 tahun) (p=0,035), pengeta-
Peramiarti (2018), “Faktor (BKPM) huan orang tua tentang TB (p = 0,016), dan
Risiko Tuberkulosis Paru Purwokerto kontak dekat dengan penderita TB dewasa
Anak: Studi pada Balai Kese- (p = 0,000).
hatan Paru Masyarakat Kontak dekat dengan penderita TB dewasa
(BKPM) Purwokerto”.18 merupakan faktor risiko yang paling domi-
nan dibanding dengan faktor risiko lainnya
yang diteliti.
Julia Fitriany, Rifqa Gusti Badan Layan- cross Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
Andrea Fitasya, Harvina an Umum sectional ada hubungan yang signifikan antara luas
Sawitri (2019), “Hubungan Daerah Ru- ventilasi rumah (p=0,345), pencahayaan
Sanitasi Fisik Rumah dengan mah Sakit rumah (p=0,762), dan kepadatan hunian
Kejadian Tuberkulosis pada Umum rumah (p=0,227) dengan kejadian TB anak
Anak di Badan Layanan (BLUD RSU) di BLUD RSU Cut Meutia Kabupaten
Umum Daerah Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara.
Umum Cut Meutia, Kabu- Kabupaten
paten Aceh Utara”.19 Aceh Utara
Siti Nurul Kholifah, Sri Balai Kese- uji beda Berdasarkan hasil uji chi square terdapat
Andarini Indreswari (2015), hatan Paru hubungan yang signifikan antara status gizi
Wijaya, Mantik, Rampengan: Faktor risiko tuberkulosis … 127
TB paru pada anak. Berdasarkan jadwal oleh nilai status gizi kurang memiliki risiko 3,31
IDAI,27 sebelum berusia 3 bulan, anak seha- kali lebih tinggi mengalama TB paru
rusnya sudah diberikan imunisasi TB, dibanding anak dengan status gizi yang baik.
sedangkan menurut DEPKES RI, anak usia Hal tersebut terjadi karena anak dengan
0-12 bulan sebaiknya sudah diberi imunisasi status gizi buruk memiliki tubuh yang kurus
BCG agar mencapai efek yang lebih dan lemah sehingga mudah terkena penyakit
optimal. Apabila pemberian imunisasi lewat TB yang berlanjut dengan menurunnya
dari 3 bulan, maka sebaiknya dilakukan tes imunitas anak. Status gizi buruk sangat
tuberkulin dahulu untuk mendeteksi apakah memengaruhi pembentukan respon imun
anak terdapat infeksi MTB. Apabila hasil tes seperti antibodi dan limfosit terhadap MTB
(-) maka imunisasi BCG dapat segera diberi- yang menginvasi tubuh manusia. Hal ini
kan.27 Selain itu, untuk mencegah anak dikarenakan karbohidrat dan protein diguna-
terinfeksi TB sebelum pemberian imunisasi kan dan diproses menjadi bahan baku
BCG, maka anak yang kontak erat bersama pembentukan antibodi dan limfosit sehingga
penderita TB harus dilakukan imunisasi anak dengan gizi buruk memiliki imunitas
segera yaitu sebelum anak berusia 7 hari.31,32 yang rendah. Dengan demikian, status gizi
Masih terdapat banyak perdebatan kurang pada anak akan menyebabkan
mengenai waktu pemberian imunisasi BCG. terjadinya gangguan imunitas yang meme-
Para peneliti menyimpulkan bahwa imuni- ngaruhi mekanisme pertahanan terhadap
sasi BCG harus diberikan pada anak usia 3 penyakit TB.35
hari, sedangkan peneliti lainnya menyatakan Faktor risiko TB paru pada anak
pada usia 3 bulan, anak baru dapat diberikan berikutnya yakni paparan asap rokok. Pada
imunisasi BCG karena pada anak berusia artikel yang dikaji dalam penelitian ini,
kurang dari 1 bulan belum terbentuk sistem terdapat perbedaan hasil penelitian Patra et
antibodi yang optimal. Menurut hasil al21 yang menyebutkan paparan rokok
penelitian Suardi dinyatakan bahwa imuni- menjadi faktor risiko TB paru anak 0-5
sasi pada anak usia 3 bulan lebih optimal tahun dengan penelitian Nurjana dan
dibandingkan imunisasi pada anak usia 3 Tjandrarini21 yang menyebutkan bahwa
hari berdasarkan hasil uji tuberkulin dan orang tua perokok bukan merupakan salah
skar BCG terhadap respon antibodi.33 satu faktor yang memengaruhi kejadian TB
Pizzo dan Wilfert menyatakan bahwa paru pada anak.
sel-sel imunokompeten pada bayi baru lahir Kebiasaan merokok orang tua merupa-
sudah terbentuk optimal, sehingga pemberi- kan faktor yang menyebabkan penyakit TB
an imunisasi BCG yang lebih cepat akan paru pada balita. Semakin tinggi intensitas
memberikan respon imun seluler dan merokok orang tua maka semakin mudah
humoral yang lebih awal. Kejadian tersebut pula balita terkena infeksi MTB karena
disebabkan oleh respon imun sangat berhu- imunitas balita masih lemah.36 Pajanan asap
bungan dengan mekanisme pertahanan rokok dalam rumah akan menjadikan udara
melawan penyakit. Dengan demikian, imu- mengandung senyawa nitrogen oksida yang
nitas tubuh terhadap infeksi MTB akan memiliki efek toksik bagi penghuni rumah.
meningkat dengan pemberian imunisasi Makrofag akan berkembang akibat senyawa
BCG yang lebih dini.34 yang masuk ke saluran napas kemudian
Faktor risiko terjadinya TB paru pada menjadi infeksi dan akhirnya mengakibat-
anak berikutnya ialah malnutrisi. Dua dari kan penurunan imunitas tubuh.37
10 jurnal penelitian yang dikaji dalam Perbedaan hasil penelitian oleh Nurjana
penelitian ini, menyebutkan bahwa terdapat dan Tjandrarini21 yang menyebutkan bahwa
hubungan bermakna antara status gizi paparan asap rokok bukan merupakan faktor
dengan faktor risiko terjadinya TB paru risiko TB paru pada anak, mungkin dipenga-
pada anak, yakni hasil penelitian Kholifah ruhi oleh beberapa hal diantaranya tingkat
dan Indreswari20 dengan nilai p=0,038 serta adiksi rokok orang tua/anggota penghuni
hasil penelitian Siregar et al.24 Anak dengan rumah. Semakin rendah tingkat adiksi
130 e-CliniC, Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2021, hlm. 124-133
rokok, maka paparan asap rokok kepada toro42 didapatkan bahwa balita yang mem-
anak akan sedikit sehingga tidak berefek punyai riwayat kontak dengan tetangga
besar bagi kesehatan anak. Faktor lainnya pengidap TB memiliki risiko 7,30 kali lebih
yaitu tata cara merokok, merokok di luar besar untuk terkena penyakit TB diban-
rumah atau tidak dekat dengan anak akan dingkan balita tanpa riwayat kontak.
mengurangi paparan asap rokok kepada Berikutnya, faktor risiko terjadinya TB
anak.21 paru pada anak yakni kepadatan hunian.
Faktor risiko berikutnya yaitu riwayat Kepadatan hunian menurut hasil penelitian
kontak dengan pasien TB. Umtuk mengeta- Nurjana dan Tjandrarini21 merupakan salah
hui sumber penularan penyakit TB, dapat satu faktor risiko terjadinya TB paru pada
melalui informasi mengenai riwayat kontak anak (p<0,05). Kepadatan hunian merupa-
erat antara anak dengan pasien TB menular. kan perbandingan antara jumlah orang yang
Anak sangat rentan terkena infeksi melalui tinggal dengan luas rumah yang ditempati
orang-orang disekitarnya. Anak jarang dalam satuan meter persegi (m2), dengan
terinfeksi dari orang yang memiliki penyakit syarat minimum 8 m2/orang.43 Menurut
aktif kemoterapi tetapi anak lebih sering Notoatmodjo,44 jumlah penghuni dalam
terinfeksi dari orang dengan penyakit rumah menjadi salah satu indikator pemicu
penyerta yang tidak dikenali akibat dari tingginya tingkat penyebaran TB paru.
imunitas yang menurun karena pengobatan Kepadatan penghuni suatu rumah akan
yang kambuh atau kurang tuntas.38 Berda- memberikan pengaruh yang besar bagi
sarkan Kemenkes RI (2015),39 bila balita penghuninya. Luas rumah yang tidak seban-
tinggal bersama pemgidap TB dewasa ding dengan jumlah penghuninya akan
dalam kurun waktu 3 bulan sebelum diag- menyebabkan over crowded. Hal ini tidak
nosis atau mulai terapi TB maka dapat disarankan karena disamping menyebabkan
dikatakan balita tersebut memiliki riwayat kurangnya konsumsi oksigen, juga bila
kontak serumah. salah satu penghuni rumah terinfeksi TB
Berdasarkan penelitian Karim et al,40 akan mudah menular ke penghuni lainnya di
terdapat dua jenis riwayat kontak, yaitu rumah tersebut.
kontak bersama anggota keluarga dan Berbeda dengan hasil penelitian
kontak bersama orang lain yang terinfeksi Fitriany et al19 yang menyebutkan bahwa
TB. Menurut Nguyen et al,41 riwayat kontak kepadatan hunian rumah (p=0,227 dan a=
bersama antara anak dengan pemgidap TB 0,05) bukan merupakan faktor risiko
didefinisikan jika mereka melakukan kebia- terjadinya TB paru pada anak di BLUD RSU
saan tinggal serumah, berbagi makanan dan Cut Meutia Aceh Utara. Hal tersebut
tempat tidur. kemungkinan karena terdapat faktor lain
Dari artikel yang dikaji yaitu penelitian yang memengaruhi kejadian TB yaitu
Apriliasari et al,17 penelitian Brajadenta et kepadatan hunian tidur yang dipengaruhi
al,18 serta penelitian Rita dan Qibtiyah,23 oleh sebagian besar responden memiliki
semuanya menyebutkan bahwa riwayat hunian tidur yang memenuhi syarat. Faktor
kontak dengan pasien TB merupakan faktor lainnya yaitu walaupun rumah tersebut
risiko kejadian TB paru pada anak. Hasil dalam kategori tidak memenuhi persyaratan
penelitian tersebut sejalan dengan penelitian kepadatan namun bisa jadi tidak terjadi
Sidhi et al37 yang menyebutkan adanya penggunaan alat makan bersama sehingga
hubungan bermakna antara riwayat kontak dapat menekan penularan. Beberapa hal ini
dengan penyakit TB paru pada anak yang tidak dijelaskan dan diukur didalam peneli-
ditunjukkan dengan hasil tes tuberkulin (+). tian Fitriany et al.19 Mayoritas literatur
Anak yang memiliki riwayat kontak dengan menyatakan bahwa kepadatan hunian akan
pengidap TB BTA (+) memiliki peluang mempermudah terjadinya penularan penya-
3,90 kali lebih besar terinfeksi TB di- kit TB di dalam rumah. Apabila dalam suatu
bandingkan anak yang tidak memiliki riwa- rumah terdapat satu pengidap TB paru aktif
yat kontak. Berdasarkan penelitian Kuswan- dan tidak diobati secara benar, maka akan
Wijaya, Mantik, Rampengan: Faktor risiko tuberkulosis … 131
menginfeksi anggota keluarga lain terutama kelamin laki-laki, malnutrisi, riwayat kon-
kelompok yang rentan seperti anak. Sema- tak, dan kemiskinan. Faktor risiko lainnya
kin padat suatu hunian suatu rumah maka yakni riwayat imunisasi BCG, pa-paran asap
semakin besar pula kemungkinan terjadi rokok, kepadatan hunian masih kontradiktif
penularan. antar literatur yang dikaji. Faktor risiko yang
Terakhir, faktor risiko terjadinya TB paling dominan menye-babkan tuberkulosis
paru pada anak ialah tingkat pendapatan pada anak ialah riwayat kontak.
rendah atau kemiskinan orang tua. Tingkat
pendapatan orang tua memiliki hubungan Konflik Kepentingan
yang erat dengan status ekonomi dan secara Penulis menyatakan tidak terdapat
tidak langsung akan membuat penularan TB konflik kepentingan dalam studi ini.
semakin mudah. Hal ini disebabkan status
ekonomi yang rendah akan membuat orang DAFTAR PUSTAKA
tidak dapat hidup layak sehingga tidak dapat 1. World Health Organization (WHO). Global
memenuhi syarat kesehatan.45 Rendahnya Tuberculosis Report. WHO.s.l. 2019.
status ekonomi akan menyebabkan tingkat 2. Kementerian Kesehatan RI. InfoDatin Tuberku-
kemampuan orang tua untuk memnuhi losis. Kementeri Kesehat RI. 2018;1.
kebutuhan gizi harian anak menurun serta 3. Rahajoe NN, Nawas A, Setyanto BD, Kaswan-
dani N. Petunjuk Teknis Manajemen
cara dalam pemberian imunisasi BCG guna dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta: Ke-
mencegah infeksi penyakit TB anak.46 menterian Kesehatan RI, 2016; p. 10-1.
Masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi 4. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi
rendah biasanya kurang memperhatikan Utara. Profil Kesehatan Provinsi Sula-
kualitas hidup dan sering mendapat kesu- wesi Utara 2016. Manado: UPTD Balai
litan untuk mendapatkan pelayanan kesehat- Data, Penelitian dan Pengembangan
an yang baik. Hal ini dikarenakan mereka Kesehatan, 2017.
memiliki tingkat kesibukan dan fokus untuk 5. Thomas TA. Tuberculosis in children. Pediatr
mencari pendapatan guna memenuhi kebu- Clin North Am. 2017;64(4):893-909.
tuhan sehari-hari.47 6. Shiloh MU. Mechanisms of mycobacterial
Hasil penelitian Apriliasari et al17 di transmission: How does Mycobacte-
rium tuberculosis enter and escape from
Magelang menunjukkan tingkat pendapatan the human host. Future Microbiol.
dengan nilai OR = 3,188, yang berarti anak 2016;11(12):1503-6.
yang memiliki orang tua dengan tingkat 7. Sterling TR, Njie G, Zenner D, Cohn DL, Reves
pendapatan rendah akan berisiko 3,2 kali R, Ahmed A, et al. Guidelines for the
terinfeksi TB paru dibanding dengan anak treatment of latent tuberculosis infec-
yang memiliki orang tua dengan tingkat tion: recommendations from the Natio-
pendapatan tinggi. Sejalan dengan hasil nal Tuberculosis Controllers Associa-
penelitian Rakhmawati et al33 yaitu anak tion and CDC, 2020. Am J Transplant.
dengan status ekonomi keluarga yang 2020;20(4):1196-206.
rendah memiliki risiko 7,65 kali lebih besar 8. Neyrolles O, Quintana-Murci L. Sexual in-
terinfeksi TB paru dibanding anak dengan equality in tuberculosis. PLoS Med.
2009;6(12):e1000199.
status ekonomi keluarga yang tinggi 9. Narasimhan P, Wood J, Macintyre CR, Mathai
(p=0,001), artinya terdapat hubungan ber- D. Risk factors for tuberculosis. Pulm
makna antara status ekonomi keluarga Med. 2013;2013. Article ID 828939
dengan TB paru anak. Status ekonomi ren- 10. Bofinger JJ, Schlossberg D. Fever of unknown
dah akan memengaruhi kemampuan orang origin caused by tuberculosis. Infect Dis
tua dalam memenuhi kebutuhan gizi sehing- Clin North Am. 2007;21(4):947-62.
ga anak akan berisiko terkena TB paru.33 11. Starke JR, Byington CL, Maldonado YA,
Barnett ED, Davies HD, Edwards KM,
SIMPULAN et al. Interferon-γ release assays for
Faktor-faktor risiko tuberkulosis pada diagnosis of tuberculosis infection and
anak ialah usia muda (0-5 tahun), jenis disease in children. Pediatrics. 2014;
132 e-CliniC, Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2021, hlm. 124-133
tuberkulosis paru pada anak balita di 41. Nguyen TH, Odermatt P, Slesak G, Barennes
balai pengobatan penyakit paru-paru H. Risk of latent tuberculosis infection
Ambarawa tahun 2007. J Kesehat in children living in households with
Surya Med Yogyakarta. 2007. tuberculosis patients: a cross sectional
Available from: https://skripsistikes. survey in remote northern Lao People’s
files.wordpress.com/2009/08/1.pdf Democratic Republic. BMC Infect Dis.
35. Husna CA, Yani FF, Masri MM. Gambaran 2009;9(1):96.
status gizi pasien tuberkulosis anak di 42. Kuswantoro K. Faktor-faktor yang berhu-
RSUP Dr. M. Djamil Padang. J Kesehat bungan dengan kejadian Tb Paru primer
Andalas. 2016;5(1). pada anak balita di Balai Pengobatan
36. Astuti S. Hubungan tingkat pengetahuan dan Penyakit Paru-paru (BP4) Purwokerto
sikap masyarakat terhadap upaya [Tesis]. Semarang: Universitas Dipone-
pencegahan penyakit Tuberkulosis di rw goro; 2002.
04 Kelurahan Lagoa Jakarta Utara 43. Mariana D, Hairuddin MC. Kepadatan hunian,
Tahun 2013 [Skripsi]. Jakarta: Univer- ventilasi dan pencahayaan terhadap
sitas Negri Syarif Hidayatullah; 2013. kejadian Tb paru di wilayah kerja
37. Sidhi DP. History of TB contact as risk factor of Puskesmas Binanga Kabupaten Mamu-
positive tuberculin test in children (Case ju Sulawesi Barat. J Kesehat Manarang.
sudy in Semarang regency). Semarang: 2018;3(2):75-80.
Universitas Diponegoro; 2010. 44. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan, Teori dan
38. Efendi M. Hubungan kontak dengan penderita Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2012;
dewasa dan imunisasi BCG dengan 45. Naga SS. Buku Panduan Lengkap Ilmu
kejadian tuberkulosis paru balita di Poli Penyakit Dalam. Jogjakarta: CV Sagung
Anak RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Seto, 2012.
tahun 2012 [Skripsi]. Bengkulu: Seko- 46. Siringoringo RPT. Hubungan antara pembe-
lah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) rian imunisasi BCG dengan kejadian
Dehasen; 2012. tuberkulosis paru pada anak balita di
39. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan RSUD Dr. Pirngadi Medan. Nommen-
Indonesia tahun 2014. Jakarta Kemen- sen Journal of Medicine. 2017;3(2):88-
terian Kesehatan RI, 2015; p. 1-382. 92
40. Karim MR, Rahman MA, Mamun SAA, Alam 47. Priyadi S. Analisis beberapa faktor yang
MA, Akhter S. Risk factors of childhood berhubungan dengan kejadian TB paru
tuberculosis: a case control study from BTA (+) di Kabupaten Wonosono
rural Bangladesh. WHO South-East [Tesis]. Semarang: Universitas Dipone-
Asia J public Heal. 2012;1(1):76-84. goro; 2003.