Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa SD

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika

Vol.2 No.2 Oktober 2019


p-ISSN: 2615-4196 e-ISSN: 2615-4072
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/anargya

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK


MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SD

Armiyanti

SD 4 Karangmalang Gebog Kudus

Info Artikel Abstract

The purpose of this study is to increase the activity and learning outcomes of mathematics about flat
Sejarah Artikel: arising in realistic mathematics learning (PMR). The subjects of this study were the third-grade
Diterima 19 Sept students of SD 4 Karangmalang, Gebog, Kudus Semester 2 of the 2015/2016 Academic Year which
2019 consisted of 26 students. The procedure of the study used the Classroom Action Research (CAR)
Direvisi 1 Nov 2019
method. This research was conducted in two cycles and each cycle consisted of 2 meetings. CAR is
Disetujui 6 Nov 2019
________________ carried out through 4 stages, namely: (1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4)
Keywords: Realistic reflection. Qualitative data in the form of student learning activities obtained using a questionnaire.
Mathematics Learning, Quantitative data in the form of student learning outcomes obtained through tests. The results of the
Learning Activities, study show that: (1) there is a difference between the activities of students whose learning uses the
Students Learning PMR model and the learning activities of students whose learning uses conventional models; (2) there
Outcomes is a difference between the learning outcomes of students whose learning uses the PMR model and the
________________ learning outcomes of students whose learning uses conventional models.
Paper type:
Research paper
Abstrak
________________
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika tentang bangun datar
pada pembelajaran matematika realistic (PMR). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD 4
Karangmalang, Gebog, Kudus Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 26 siswa
terdiri. Prosedur penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. PTK dilakukan melalui 4
tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Data kualitatif berupa
aktivitas belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan angket. Data kuantitatif berupa hasil
belajar siswa yang diperoleh melalui tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan
antara aktivitas siswa yang pembelajarannya menggunakan model PMR dengan aktivitas belajar siswa
yang pembelajarannya menggunakan model konvensional; (2) terdapat perbedaan antara hasil belajar
siswa yang pembelajarannya menggunakan model PMR dengan hasil belajar siswa yang
pembelajarannya menggunakan model konvensional.

© 2019 Universitas Muria Kudus

Alamat korespondensi: p-ISSN 2615-4196


Program Studi Pendidikan Matematika
e-ISSN 2615-4072
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus
Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L. lt I PO. BOX 53 Kudus
Tlp (0291) 438229 ex.147 Fax. (0291) 437198
E-mail: armiyati.sd@gmail.com
Armiyati
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2 No.2, Oktober 2019

PENDAHULUAN Meskipun matematika sangat berguna bagi


kehidupan, akan tetapi sebagian besar siswa
Pembelajaran matematika hendaknya masih menganggap bahwa mata pelajaran
disesuaikan dengan kompetensi siswa. Materi matematika sulit. Hasl serupa juga dialami siswa
pembelajaran matematika diajarkan secara kelas III SD 4 Karangmalang Gebog Kudus. Hal
bertahap yaitu mulai dari konsep-konsep yang ini ditunjukkan oleh hasil prasiklus bahwa kondisi
sederhana, menuju konsep-konsep yang lebih awal hasil belajar siswa tentang bangun datar
sulit. Selain itu, pembelajaran matematika rendah. Rata-rata kelas hanya mencapai 61,92 di
dimulai dari yang konkret, semi konkret, dan bawah KKM Matematika 70.
akhirnya kepada yang abstrak (Widyaningrum, Model Pembelajaran Matematika Realistik
2011). (PMR) dipilih sebagai solusi untuk mengatasi
Pengertian pembelajaran menurut teori masalah rendahnya hasil belajar siswa. Model
disiplin mental/daya ini adalah melatih siswa PMR merupakan suatu pendekatan baru dalam
dalam daya-daya yang telah dimiliki sejak lahir bidang pendidikan matematika, khususnya
dengan cara hafalan dan latihan (Hernawan, pembelajaran matematika yang mula-mula
2007:2.12). Bertentangan dengan teori dikembangkan di Negara Belanda 30 tahun lalu.
koneksionisme/asosiasi, menurut teori gestalt, Model pembelajaran matematika realistik
peran guru, yaitu sebagai pembimbing, bukan adalah model yang menekankan pada
penyampai pengetahuan dan siswa berperan kebermaknaan konsep matematika. Suatu
sebagai pengolah bahan pembelajaran. pengetahuan menjadi bermakna bagi siswa jika
Belajar merupakan kegiatan penting dalam proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu
kehidupan, karena melalui belajar manusia yang konteks atau pembelajaran menggunakan
awalnya tidak tahu menjadi tahu. Melalui belajar permasalahan realistik. Suatu masalah disebut
seseorang akan mengalami suatu perubahan realistik jika masalah tersebut dapat dibayangkan
perilaku dan pengalaman belajar yang (imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran
dilakukannya. Menurut Skinner belajar adalah siswa (Wijaya, 2012:21).
suatu perilaku (Dimyati dan Mujiono, 2013:9). Model PMR mendorong siswa harus banyak
Pada saat siswa belajar, maka responnya menjadi latihan dengan menyelesaikan soal-soal
lebih baik dan sebaliknya, apabila siswa tidak matematika yang berbentuk soal cerita yang
belajar maka responnya menurun. berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Jika didefinisikan, belajar ialah suatu Melalui banyak latihan, siswa terbiasa secara
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk sendirinya dapat memahami isi materi pelajaran
memperoleh suatu perubahan tingkah laku matematika melalui pendekatan realistik.
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil Pembelajaran melalui pendekatan realistik
pengalamannya sendiri dalam interaksi diharapkan mampu membawa perubahan yang
dengan lingkungannya (Slameto, 2012:2). signifikan pada aktivitas dan hasil belajar siswa.
Menurut Gagne, belajar adalah perubahan Proses pembelajaran yang menarik dan
memberikan kesan serta pengalaman secara
disposisi atau kemampuan yang dicapai
langsung, sesuai dengan kehidupan dan
seseorang melalui aktivitas (Suprijono, kebutuhan aktual siswa ialah proses pembelajaran
2012:2). Perubahan disposisi tersebut bukan yang diharapkan saat ini.
diperoleh langsung dari proses petumbuhan Secara etimologi aktivitas belajar berasal
seseorang secara alamiah. Belajar bukan dari dua kata, yaitu aktivitas dan belajar.
hanya sekedar menghafal, melainkan suatu Aktivitas dalam Kamus Bahasa Indonesia
proses mental yang terjadi dalam diri diartikan sebagai kegiatan, keaktifan, kesibukan
seseorang. (KBBI, 2013: 24). Hal ini berarti segala bentuk
Seseorang akan belajar berpikir kritis, aktif, kegiatan yang dilakukan oleh siapapun dianggap
dan kreatif melalui belajar matematika, dimana sebagai aktivitas.
kemampuan itu yang sangat dibutuhkan orang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
dalam menyelesaikan berbagai masalah. Dengan Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
kepemilikan kemampuan matematis, jika ada untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
permasalahan matematika di dunia nyata siswa menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah
mampu menerapkan ilmu yang diperoleh untuk kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik
menyelesaikannya (Susanto, 2013:183). dengan cara mendengar, membaca, menulis,
mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan

111
Armiyati
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2 No.2, Oktober 2019

memecahkan masalah (Depdiknas, 2007). dengan model pembelajaran matematika


Aktivitas belajar yang ingin dikembangkan realistik. Penelitian dilaksanakan dari Bulan
peneliti adalah: (1) siswa mendiskusikan masalah Februari hingga Mei 2016.
kontekstual, (2) siswa aktif melakukan tanya Teknik pengumpulan data dalam penelitian
jawab secara klasikal, dan (3) siswa ini dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik
menyimpulkan hasil diskusi. non tes digunakan untuk mengamati perubahan
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku aktivitas siswa selama proses pembelajaran
yang diperoleh peserta didik setelah mengalami berlangsung sehingga dapat diketahui
kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek peningkatan proses belajar siswa. Hasil observasi
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa perubahan aktivitas siswa ditulis dalam lembar
yang dipelajari oleh peserta didik (Anni, observasi oleh teman sejawat sebagai observer.
2011:85). Hasil belajar adalah perubahan- Teknik tes dilaksanakan untuk memperoleh data
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang hasil belajar matematika. Siswa diminta untuk
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan mengerjakan butir soal yang dilaksanakan pada
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar tiap akhir siklus 1 dan 2. Indikator penilaian tes
(Susanto, 2014:5). Hasil belajar adalah pola-pola meliputi ketepatan jawaban mengerjakan tes.
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, Analisis data dalam penelitian ini
sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan menggunakan teknik kualitatif untuk data
(Suprijono, 2012:5). aktivitas belajar siswa. Hasil belajar siswa
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitati.
maka perlu dilakukan penelitian untuk Indikator keberhasilan tindakan dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa penelitian dengan model pembelajaran
kelas III SD 4 Karangmalang Kecamatan Gebog matematika realistik ditunjukkan dengan: (1)
Kabupaten Kudus dengan model pembelajaran rata-rata aktivitas belajar siswa ≥ 75, dan (2)
matematika realistik. nilai rata-rata hasil belajar siswa di atas KKM
Adapun hipotesis tindakan penelitian ini Matematika yaitu 70.
adalah diduga model pembelajaran matematika
realistik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
belajar matematika tentang bangun datar bagi Aktivitas Belajar Siswa
siswa kelas III SD 4 Karangmalang Kecamatan Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Siklus I
Gebog Kabupaten Kudus Semester II Tahun dan siklus II masing-masing dilaksanakan dalam
Pelajaran 2015/2016. dua kali pertemuan. Siklus I pertemuan pertama
dan kedua membahas kompetensi dasar 4.1
mengidentifikasi berbagai bangun datar
METODE PENELITIAN sederhana menurut sifat atau unsurnya. Siklus II
pertemuan pertama dan kedua membahas
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian
kompetensi dasar 4.2 mengidentifikasi berbagai
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
jenis dan besar sudut. Pada setiap siklus dibantu
dilaksanakan sebanyak dua siklus dan tiap siklus
observer mengamati aktivitas siswa dipandu
terdiri dari 2 pertemuan, tiap pertemuan yang
lembar pengamatan aktivitas siswa.
melalui 4 tahap yaitu: (1) perencanaan, (2)
Sebelum dilakukan tindakan, kegiatan
Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi.
pembelajaran masih terpusat pada guru. Siswa
PTK ini dilaksanakan di kelas III SD 4
tidak aktif di kelas karena jarang dilibatkan
Karangmalang Kecamatan Gebog Kabupaten
dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa
Kudus Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.
hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari
Kondisi SD 4 Karangmalang sangat layak untuk
guru. Pembelajaran matematika juga tidak
pembelajaran karena ruang kelas yang nyaman
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
dengan situasi kelas yang bersih dan cukup
sehingga siswa tidak dapat memahami materi
cahaya serta sirkulasi udara yang lancar.
dengan baik.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III
Pembelajaran matematika realistik pada
SD 4 Karangmalang Kecamatan Gebog
materi bangun datar dan sudut pada siswa kelas
Kabupaten Kudus Semester II Tahun Pelajaran
III SD 4 Karangmalang Gebog Kudus sudah
2015/2016 yang berjumlah 26 siswa terdiri dari
terlaksana dengan baik. Pada tahap perencanaan,
19 siswa putra dan 7 siswa putri. Sedangkan
guru membuat rencana kegiatan PMR dengan
objek penelitian ini adalah adalah mata pelajaran
berbantuan benda-benda di sekitar kelas. Guru
matematika tentang bangun datar yang dirancang
112
Armiyati
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2 No.2, Oktober 2019

juga membuat lembar kegiatan siswa dan Terjadi peningkatan rata-rata aktivitas
membentuk kelompok belajar siswa secara belajar siswa dari kondisi awal 66,02 menjadi
heterogen. 70,9 pada siklus 1 dan 79,62 pada siklus II. Hal
Pada siklus I masih ada siswa dalam ini menunjukkan efektivitas penggunaan model
kelompok yang belum melakukan diskusi. Hal pembelajaran matematika realistik dalam
ini karena siswa belum terbiasa menyampaikan meningkatkan aktivitas belajar siswa. Guru
pendapat atau ide mereka. Siswa yang pandai memberikan kesempatan kepada siswa untuk
masih mendominasi dalam pengerjaan LKS. melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih
bermakna (Lazuardi et al, 2017).

Hasil Belajar Siswa


Pada setiap akhir siklus dilakukan tes
formatif kepada siswa dengan mengerjakan butir
soal. Indikator penilaian tes meliputi ketepatan
jawaban mengerjakan tes. Pengumpulan data
hasil belajar siswa adalah dokumen daftar nilai
untuk data hasil belajar kondisi awal, daftar nilai
siklus 1, daftar nilai siklus 2. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif
Gambar 1. Siswa antusias menjawab pertanyaan dari yaitu teknik menganalisis hasil tes siswa .
guru
Data pra siklus kondisi awal nilai rata-rata
Pada siklus II kegiatan tanya jawab secara
hasil belajar 61,92 masih berada di bawah KKM
klasikal sudah terlaksana dengan baik. Siswa
matematika 70. Dengan menerapkan model PMR
aktif menyampaikan pendapat, menjawab
hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tes
pertanyaan, dan membuat simpulan. Pada
tertulis yang dilakukan akhir pembelajaran pada
gambar 2 terlihat siswa dengan mendiskusikan
pertemuan kedua siklus 1 dan siklus 2. Pada
jawaban dengan guru.
siklus I soal terdiri dari 5 soal sedangkan pada
siklus II terdiri dari 5 soal isian singkat.
Penerapan model pembelajaran matematika
realistik peneliti aplikasikan pada pembelajaran
siklus I dan siklus II. Hasilnya terlihat pada tabel
3.
Tabel 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Objek Kondisi Siklus Siklus II
Yang Awal I
Diamati
Hasil 61,92 68,85 76,15
Gambar 2. Siswa aktif berdiskusi untuk menyelesaikan belajar
masalah di LKS siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa Nilai 90 100 100
dari kondisi awal sampai kondisi akhir terus tertinggi
meningkat. Peningkatan aktivitas belajar siswa Nilai 50 50 60
terjadi dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 terendah
tampak pada tabel 1. KKM 70 70 70
Tabel 1. Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Ketuntasan Tidak Tidak Tuntas
Objek Kondisi Siklus I Siklus II tuntas tuntas
Yang Awal
Diamati Terjadi peningkatan hasil belajar sebesar
Aktivitas 60,02 70,9 79,62 14,23 dari kondisi awal nilai rata-rata sebesar
Belajar 61,92 meningkat menjadi menjadi 68,85 pada
Siswa siklus 1 dan 76,15 pada siklus II. Hal ini
KKM 75 75 75
menunjukkan bahwa penerapan model
ketuntasan Tidak Tidak Tuntas
Tuntas Tuntas pembelajaran matematika realistik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

113
Armiyati
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2 No.2, Oktober 2019

Penelitian (Nurwidayanti, 2012) hasil belajar pada siswa mencapai 14,23, ini
menyebutkan bahwa melalui pembelajaran dilihat dari kondisi awal 61,92 dan kondisi akhir
matematika realitistik siswa dapat belajar yang mencapai 76,15.
melalui benda-benda atau lingkungan sekitar
sehingga siswa lebih memahami materi. Hal DAFTAR PUSTAKA
ini berdampak pada pencapaian hasil belajar Anni, C. T. 2011. Psikologi Belajar. Semarang:
yang semakin meningkat. Proses UPT UNNES Press.
pembelajaran yang menggunakan masalah Depdikas. 2007. Peraturan Menteri
realistik menjadikan pembelajaran lebih Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun
bermakna. 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:
Keberhasilan ini sesuai dengan pendapat Departemen Pendidikan Nasional.
Wijaya (2012:22) kelebihan model pembelajaran Dimyati dan Mujiono. 2013. Belajar dan
matematika realistik adalah: (1) Model Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda
pembelajaran matematika realistik mengaitkan Hernawan, Herry Asep, dkk. 2007.
antara matematika dengan kehidupan sehari-hari Pengembangan Kurikulum dan
dan menjelaskan kegunaan matematika pada Pembelajaran. Jakarta: Universitas
umumnya, (2) Model PMR memberikan Terbuka.
pengertian yang jelas dan operasional kepada Lazuardi, M. A., Sugiarti, T. dan Agustiningsih,
siswa bahwa matematika adalah suatu kajian 2017. Penerapan Pendekatan
yang dikontruksi dan dikembangkan oleh siswa, Pembelajaran Matematika Realistik
(3) Model pembelajaran matematika realistik untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
memberikan pengertian yang jelas dan Belajar Siswa pada Materi Trapesium
operasional kepada siswa bahwa terdapat dan Layang-layang. Jurnal Edukasi, IV
berbagai cara penyelesaian masalah tidak harus (3): 15-19.
tunggal, (4) Model pembelajaran matematika Nurwidayanti, Siamsih. 2012. Upaya
realistik (Realistic Mathematicss Education) meningkatkan hasil belajar matematika
memberikan penjelasan kepada siswa bahwa dengan pembelajaran matematika
melalui proses lalu ditemukan suatu hasil dalam realistik (PMR) untuk siswa kelas V SD
matematika. N Malangrejo Ngemplak Tahun
Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Dinduh 4
April 2019.
SIMPULAN https://eprints.uny.ac.id/15033/1/Siamsi
Berdasarkan penelitian pada h%20Nurwidayanti%2809108247071%
pembelajaran matematika tentang bangun datar 29.pdf
menggunakan model pembelajaran matematika Slameto. 2012. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang
realistik pada siswa kelas III SD 4 Karangmalang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Semester II Cipta.
Tahun Pelajaran 2015/2016, maka dapat Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning:
dikemukakan simpulan penelitian bahwa. (1) Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Terdapat perbedaan antara aktivitas belajar siswa Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
yang pembelajarannya menggunakan model Susanto, A. 2015. Teori Belajar &
pembelajaran matematika realistik dengan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2013.
menggunakan model konvensional. Proses Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
belajar menggunakan penerapan model Balai Pustaka: Jakarta.
pembelajaran matematika realistik lebih baik dari Widyaningrum, R. 2011. Tahapan J. Bruner
pada proses belajar yang menggunakan dalam Pembelajaran Matematika pada
penerapan model konvensional, aktivitas belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
mengalami peningkatan 13,6, yakni dari kondisi Bulat di Sekolah Dasar (SD/MI). Jurnal
awal 66,02 dan kondisi akhir mencapai 79,62. (2) Cendekia, 9(1): 65-80.
Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika
yang pembelajarannya menggunakan model Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
pembelajaran matematika realistik dengan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:
aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya Graha II. Pascasarjana Universitas
menggunakan model konvensional. Peningkatan
114
Armiyati
Anargya: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 2 No.2, Oktober 2019

Indonesia.

115

You might also like