Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah.

Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM


PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENYELENGGARAAN JALAN DI
KECAMATAN CIBINONG KABUPATEN BOGOR
Application of Analytical Hierarchy Process (AHP) In Determining Priority Scale
Road Operations In District Cibinong Bogor Regency

Punti Minesa 1, Hermanto Siregar 2, Manuwoto 3

1 Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Unit Pelaksana Teknik (UPT) Jalan dan Jembatan Wilayah I Cibinong
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor. Email: kandata08@gmail.com
2 Guru Besar Ilmu Ekonomi, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Intitut Pertanian Bogor. E-mail: hermansiregar@yahoo.com
3 Staff Pengajar Sekolah Pascasarjana Intitut Pertanian Bogor. Email: manuwoto@gmail.com

ABSTRACT
Road management activities intended to allow roads to work as it role as supporting the growth of
economic. To achieve these objectives, the roads should always be in steady condition. Road
management activities should be planed based on the scale of priorities according to the importance
of the road, so that allocation of budgeted funds can be effective. Thus the need to review the
prioritization of road maintenance in accordance with the need of the community. The method used in
this study is Analytical Hierarcy Process with the criteria used are: The function of the services, The
aspirations of the people, Political aspirations and Technical approach. Based on the result of AHP,
the most decisive criteria in District Cibinong road handling, is the criterion of service functions, in
turn, sub criteria transportation route serving and serving terminal / sub-terminals are the two sub
criteria that highly prioritized. Furthermore there are four (4) strategies in carrying out road
maintenance activities on roads that become priorities, namely: Maintain the road conditions;
Strategies to improve the quality of road construction; Strategies to optimize the width of pavement
and Strengthening the right of way on roads that do not meet the requirements.
Keywords: Road District, Priority Scale, AHP Methode

ABSTRAK
Usaha penyelenggaraan jalan ditujukan agar ruas jalan dapat berfungsi sesuai perannya sebagai
penunjang pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan ruas jalan yang selalu
ada dalam kondisi mantap. Kegiatan penyelenggaraan jalan harus disusun berdasarkan skala prioritas
sesuai dengan tingkat kepentingan dari ruas jalan, sehingga alokasi dana yang dianggarkan menjadi
tepat sasaran. Obyek penelitian meliputi 27 ruas jalan kabupaten di Kecamatan Cibinong, bertujuan
untuk menentukan strategi dan program alternatif yang dapat dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten
Bogor dalam menyelenggarakan penanganan jalan. Dalam kondisi keterbatasan dana sulit menentukan
prioritas penangannnya. Maka diperlukan prioritas penanganan jalan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode Analitycal Hierarcy Process dengan kriteria yang
digunakan adalah (1) fungsi layanan, (2) aspirasi masyarakat, (3) aspirasi politis dan (4) pendekatan
teknis. Berdasarkan hasil AHP, kriteria yang paling menentukan adalah kriteria fungsi layanan,
selanjutnya sub kriteria melayani trayek angkutan dan terminal/sub terminal adalah dua sub kriteria
yang sangat diprioritaskan. Selanjutnya terdapat 4 (empat) strategi dalam menyelenggarakan kegiatan
penanganan jalan, yaitu: (1) Mempertahankan kondisi jalan pada ruas jalan prioritas; (2) Strategi
meningkatkan kualitas konstruksi pada ruas jalan prioritas; (3) Strategi mengoptimalkan lebar
perkerasan pada ruas jalan prioritas dan (4) membenahi ruang milik jalan (Rumija) pada ruas jalan
34 yang belum memenuhi ketentuan.
Kata Kunci: Jalan Kabupaten, Skala Prioritas, Metode AHP

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

PENDAHULUAN tahun 2014, anggaran untuk Dinas Bina


Marga dan Pengairan (DBMP) selalu
Latar Belakang mengalami peningkatan, sesuai dengan
penerimaan APBD Pemerintah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Bogor telah Bogor. Pada tahun 2009, anggaran DBMP
melakukan berbagai usaha untuk adalah Rp 320 miliar, pada tahun 2014
melaksanakan otonomi daerah sebaik mengalami peningkatan hampir tiga kali
munngkin, yang salah satunya adalah lipatnya, menjadi Rp 823 miliar. Jika
penanganan infrasturktur jalan dimana dilihat dari persentase terhadap APBD,
Kabupaten Bogor memiliki 458 ruas jalan anggaran ini meningkat, dari 13,46% pada
yang berstatus jalan kabupaten, dengan tahun 2009 menjadi 16,73% pada tahun
jumlah panjang 1.748,915 km yang 2014.
tersebar di 40 (empat puluh) kecamatan.
Dalam masa pembangunan terdapat Tabel. 1.1. Persentase APBD terhadap
ketimpangan anggaran antara usulan dan Anggaran Penanganan Jalan
realisasi penganggaran kegiatan
APBD TOTAL APBD DBMP
penyelengggaraan jalan yang terjadi Tahun Persentase
( Rp. ) ( Rp. )
disetiap tahunnya. Pada tahun 2011
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor 2009 2.380.595.223.000,00 320.351.735.000,00 13,46%

menanggarkan biaya penanganan jalan 2010 2.785.105.931.000,00 370.045.884.000,00 13,29%

sebesar Rp. 345.994.685.000 sedangkan 2011 3.520.527.730.698,00 397.961.755.000,00 11,30%


usulan dari Rencana Kerja (Renja) Dinas 2012 4.044.100.619.000,00 607.711.894.000,00 15,03%
Bina Marga dan Pengairaan Kabupaten 2013 4.504.277.319.000,00 740.800.293.000,00 16,45%
Bogor sebesar Rp. 431.543.387.000,- , ini 2014 4.921.319.444.000,00 823.417.474.000,00 16,73%
belum termasuk usulan yang bersifat
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Bogor
buttom-up dari aspirasi masyarakat secara
langsung seperti Musrenbang, Reses dan Perbandingan nilai anggaran dalam
sebagainya. Pada tahun 2013, usulan usulan kegiatan penanganan jalan dengan
kegiatan penyelenggaraan jalan sebesar anggaran yang direalisasikan pada tahun
Rp.2.021.560.959.867 sedangkan alokasi 2012 di wilayah-wilayah yang dipandang
yang didapat adalah sebesar Rp. strategis di Kabupaten Bogor seperti
740.800.293.000. Hal ini menunjukan wilayah Cibinong Raya bervariasi, namun
bahwa begitu pentingnya skala prioritas tetap di beberapa kecamatan masih
dalam menentukan kegiatan timpang antara kegiatan yang diusulkan
penyelenggaraan jalan di Kabupaten dengan kegiatan yang direalisasikan. Pada
Bogor. gambar 1.1 dapat terlihat anggaran, baik
Proporsi Anggaran Pendapatan dan yang diusulkan maupun yang di
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten realisasikan pada tahun 2012 di Kecamatan
terhadap alokasi anggaran untuk Cibinong adalah terbesar dibandingkan
penanganan jalan tiap tahunnya dinilai dengan kecamatan-kecamatan lain yang
masih kurang untuk memenuhi kebutuhan bersifat strategis di Kabupaten Bogor.
penyelenggaraan jalan. Pada Tabel 1.1.
dapat dilihat bahwa dari tahun 2009 ke

35

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

50.00
45.00 43.35

40.00 36.18
35.00 32.19
30.00
25.84
Milyar Rupiah

25.00 23.07
22.29
20.00
14.60 14.18 13.85 14.79
15.00 12.40
9.51 USULAN
10.00
REALISASI
5.00 ANGGARAN
0.00
CIBINONG BABAKAN SUKARAJA BOJONGGEDE TAJURHALANG CITEUREUP
MADANG

Gambar 1.Perbandingan Usulan Kegiatan dengan Realisasi Anggaran Penanganan Jalan Di


Wilayah Cibinong Raya Tahun 2012

Kondisi keterbatasan anggaran tingkat wilayah seperti kecamatan dan


pembiayaan pembangunan, pada akhirnya kelurahan/desa menilai bahwa skala
menjadikan skala prioritas menjadi syarat prioritas penanganan jalan yang ditentukan
awal penyusunan suatu kegiatan. Berkaitan belum sesuai dengan apa yang mereka
hal tersebut, maka diperlukan skala butuhkan.
prioritas untuk menentukan kegiatan mana Menurut Dokumen RTRW
yang akan dilaksanakan dan mana yang Kabupaten Bogor 2005-2025, Kecamatan
tidak dalam sebuah anggaran Cibinong berada pada wilayah yang
pembangunan. Demikian pula halnya memiliki fungsi utama sebagai simpul jasa
dalam mempertimbangkan skala prioritas distribusi pemasaran, produksi dan pusat
pembangunan jalan, maka skala prioritas pelayanan utama untuk wilayah Kabupaten
sebuah proyek pembangunan bisa dinilai Bogor. Sejauh ini Kecamatan Cibinong
dari urgensitasnya, segi kemanfaatan, lebih didominasi oleh aktivitas pelayanan
aspek pelayanan, cakupan masyarakat pemerintahan dibandingkan dengan
yang mendapatkan manfaat dari proyek fungsinya sebagai simpul jasa dan
pembangunan itu, dan kemampuan sumber distribusi pemasaran. Kawasan ini
daya. sekaligus akan dipersiapkan menjadi Kota
Terbatasnya anggaran pembiayaan Metropolis menyongsong Kota Jakarta
penyelenggaraan infrastruktur jalan di yang kelak menjadi Kota Megapolitan.
Kabupaten Bogor, pada akhirnya Kelahiran Kecamatan Cibinong
menjadikan skala prioritas sebagai syarat sendiri sebagai ibukota Kabupaten Bogor
awal penyusunan suatu kegiatan. Namun ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
pada pelaksanaannya masih bersifat (PP) No.16 tahun 1982, dan pada tanggal 5
common sense atau berdasarkan laporan- Oktober 1985 dilaksanakan peletakkan
laporan hasil observasi para pengamat atau batu pertama pembangunan Kecamatan
petugas survai yang cenderung subjektif, Cibinong sebagai ibukota Kabupaten
belum mencerminkan kondisi yang Bogor oleh Bupati Kol. Ci Sudradjat
36 objektif sehingga seringkali warga/ Nataatmadja. Selanjutnya pada awal tahun
masyarakat atau bahkan pemerintah di 1990 Pusat Pemerintahan Kabupaten

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Bogor berlokasi di Kecamatan Cibinong mengikat dan menghubungkan pusat-pusat


hingga sekarang. pertumbuhan dengan wilayah lainnya.
Terdapat beberapa klasifikasi jalan
Tujuan berdasarkan atas kriterianya berdasarkan
Berdasarkan latar belakang dan UU RI No.22 Tahun 2009, jalan dapat
perumusan masalah, tujuan utama dari diklasifikasikan berdasarkan (1) atas
kajian ini adalah merumuskan suatu model fungsinya, yaitu jalan arteri, jalan kolektor,
penentuan skala prioritas penyelenggaraan dan jalan lokal; (2) muatan sumbu, dibagi
jalan di Kabupaten Bogor. Untuk dalam beberapa kelas yaitu jalan kelas I,
menjawab tujuan utama tersebut maka jalan kelas II, jalan kelas III dan jalan kelas
tujuan spesifik dari kajian ini adalah : khusus; (3) administrasi pemerintahan,
1. Menganalisis kondisi pelayanan dan dikelopokkan menjadi jalan nasional, jalan
kepentingan pemanfaatan jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, jalan
Kabupaten yang berada di Kecamatan desa dan jalan khusus.
Cibinong saat ini.
2. Menganalisis penilaian aspek fungsi METODE KAJIAN
layanan, aspirasi masyarakat, aspirasi
politis, pendekatan teknis sehingga Kerangka Pemikiran
dapat diketahui aspek mana yang
Berikut pada Gambar 1 dapat dilihat
paling berpengaruh terhadap
kerangka pemikiran kajian ini, dimana
penentuan kegiatan penanganan jalan
adanya kondisi keterbatasan anggaran
sesuai dengan kebutuhan di Kabupaten
pembiayaan pembangunan, pada akhirnya
Bogor.
menjadikan skala prioritas menjadi syarat
3. Menentukan skala prioritas
awal penyusunan suatu kegiatan
penyelenggaraan jalan di Kecamatan
penyelenggaraan jalan di Kecamatan
Cibinong Kabupaten Bogor agar lebih
Cibinong, Kabupaten Bogor. Pada kajian
objektif dan tepat sasaran.
ini akan dilihat gambaran Pemerintah
4. Menentukan strategi alternatif dan
Kabupaten Bogor dalam, penyelenggaraan
program yang dapat dilaksanakan oleh
jalan, apakah penyelenggaraan jalan
Pemerintah Kabupaten Bogor dalam
selama ini telah mendukung kawasan-
menyelenggarakan kegiatan
kawasan strategis yang ada di Kecamatan
penanganan jalan di Kecamatan
Cibinong, selanjutnya sejauhmana
Cibinong.
penyelenggaraan terhadap jalan ini dapat
memenuhi beberapa fungsi dari
TINJAUAN PUSTAKA
keberadaan jalan berdasarkan UU RI
No.22 Tahun 2009. Oleh karena itu
Menurut Undang–Undang RI perlunya dianalisis suatu skala prioritas
No.22 Tahun 2009 yang dimaksud dengan dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan
jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk agar lebih objektif dan tepat sasaran.
bangunan pelengkapnya yang
diperuntukan bagi lalu lintas umum, yang
berada dibawah permukaan tanah, diatas
pemukaaan tanah, dibawah permukaan air,
serta diatas pemukaan air, kecuali jalan rel
dan jalan kabel. Jalan mempunyai peranan
untuk mendorong pembangunan semua
satuan wilayah pengembangan, dalam
usaha mencapai tingkat perkembangan
37
antar daerah. Jalan merupakan satu
kesatuan sistem jaringan jalan yang

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Kondisi keterbatasan anggaran pembiayaan pembangunan, pada akhirnya


menjadikan skala prioritas sebagai syarat awal penyusunan suatu kegiatan
penyelenggaraan jalan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

Menggambarkan kondisi Menganalisis penilaian aspek Menganalisis skala prioritas


pelayanan dan kepentingan fungsi layanan, aspirasi masyarakat, penyelenggaraan infrastruktur
pemanfaatan jalan di Kecamatan aspirasi politis, pendekatan teknis. jalan agar lebih objektif dan
Cibinong saat ini. tepat sasaran

Skalogram Deskriptif Metode


AHP

Rekomendasi strategi dan program dalam


menyelenggarakan kegiatan penyelenggaraan jalan di
Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Lokasi dan Waktu Kajian peternakan, pertambangan dengan sektor


Kajian ini dilakukan di Kecamatan perumahan yang paling banyak diminati
oleh investor.
Cibinong, Kabupaten Bogor, dan
dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari Metode Pengumpulan Data
bulan Mei 2014 sampai dengan Oktober
Rancangan jenis dan sumber data
2014. Dengan batasan waktu data dari untuk membahas tujuan kajian dapat
tahun 2009 sampai dengan 2013. dilihat pada tabel 1. Data sekunder
Pertimbangan pemilihan lokasi kajian meliputi data penanganan jalan dari Dinas
antara lain adalah Kecamatan Cibinong Bina Marga dan Pengairan tahun 2009-
merupakan ibu kota Pemerintahan 2013, Badan Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Bogor dan sebagai salah satu Daerah, serta dokumen-dokumen terkait
hinterland Kota Jakarta serta merupakan penanganan jalan dari instansi/lembaga
kawasan yang dipandang strategis bagi
lain yang terlibat dalam penyelenggaraan
investasi. Kegiatan investasi yang jalan di Kabupaten Bogor.
berkembang saat ini perumahan, industri,

Tabel 1. Keterkaitan antara Tujuan, Data dan Metode Analisis


Data
No Tujuan Metode Analisis
Jenis Sumber
1 Menganalisis kondisi pelayanan dan
Data Bappeda & DBMP
kepentingan pemanfaatan jalan Kabupaten Analisis Skalogram
Sekunder Kab Bogor
yang berada di Kecamatan Cibinong saat ini.
2 Menganalisis penilaian aspek fungsi
layanan, aspirasi masyarakat, aspirasi politis,
pendekatan teknis, sehingga dapat diketahui Data Bappeda & DBMP
Analisis Deskriptif
aspek mana yang paling berpengaruh Sekunder Kab Bogor
terhadap penentuan kegiatan penanganan
jalan sesuai.
Menentukan skala prioritas penyelenggaraan
Data Wawancara Analitical Hierarchy
3 infrastruktur jalan agar lebih objektif dan
Primer beberapa ahli Process (AHP)
38 tepat sasaran

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Variabel Penelitian KONDISI UMUM WILAYAH


Variabel yang dipakai pada
penelitian ini terdiri dari Kondisi Geografis dan Administratif
kriteria/pertimbangan yang menjadi latar Kabupaten Bogor secara
belakang prioritas penanganan jalan administratif merupakan bagian dari salah
kabupaten di Kabupaten Bogor, variabel satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi
pada penelitian ini baru akan dirumuskan Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten
dalam bentuk struktur hirarki setelah Bogor mencapai 298.838,304 hektar yang
didapatkan data sekunder. secara geografis berada diantara 6ᵒ 19’ - 6ᵒ
Dalam penelitian ini penyusunan level 47’ Lintang Selatan dan 106ᵒ 1’ - 107ᵒ 103’
hiraki yang digunakan dalam metode Bujur Timur. Kabupaten Bogor batas-batas
Analytical Hierarchy Process (AHP) wilayah yang berbatasan dengan
terdiri dari 4 (empat) level yaitu : Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota
1. Level I (tujuan), adalah menentukan Bekasi dan Kota Depok di sebelah Utara,
prioritas jalan yang mendapat prioritas kemuadian dengan Kabupaten Cianjur dan
penanganan penyelenggaraan jalan Kabupaten Karawang di sebelah Timur,
yaitu pembangunan, peningkatan, sementara di sebalah Selatan berbatasan
rehabilitasi serta pemeliharaan secara dengan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur,
rutin dan berkala. sedangkan di sebelah Barat berbatasan
2. Level II (Aktor) terdapat di 5 (lima) dengan Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Aktor yang memiliki peran dalam serta di tengah-tengah terletak Kota Bogor.
menentukan penanganan jalan. Secara administratif, Kabupaten Bogor
3. Level III (Kriteria) terdiri dari terdiri atas 434 Desa/Kelurahan yang
beberapa kriteria dalam menentukan terdiri dari 417 desa, 17 kelurahan, 3.882
prioritas jalan. Kriteria tersebut adalah RW, 15.561 RT yang berada dalam 40
: Kriteria Fungsi Layanan (A), Kriteria Kecamatan.
Aspirasi Masyarakat (B), Kriteria Kecamatan Cibinong terletak di
Aspirasi Politis (C), Kriteria bagian wilayah tengah yang berfungsi
Pendekatan Teknis (D). sebagai pusat pelayanan, harus
4. Level IV (Pengembangan dari Level memberikan pelayanan yang seefektif
III, yang selanjutnya disebut sub mungkin dengan meningkatkan sarana dan
kriteria), Sub kriteria melayani : prasarana transportasi yang
terminal/sub terminal, trayek angkutan menghubungkan dengan daerah-daerah di
umum, pasar, objek wisata, potensi sekitarnya terutama wilayah Barat dan
produksi, sarana pendidikan, sarana Timur Kabupaten Bogor, serta merangsang
kesehatan, kantor pemerintahan, atau mendorong perkembangan kawasan-
selanjutnya diusulkan dalam kawasan produksi yang dilalui oleh
musyawarah perencanaan jaringan jalan tersebut.
pembangunan (musrenbang), rapat
mingguan jumat keliling, rabu
keliling, kunjungan kerja DPRD, reses
DPRD, riwayat penanganan, lebar
perkerasan, lebar ruang milik jalan
(rumija), keberadaan drainase dan
kondisi jalan.
Selanjutnya Penyusunan level
hirarki yang terdiri dari 4 (empat) level
tersebut diperlihatkan pada Gambar 3, 39
Penyusunan Level Hirarki Penanganan
Penyelenggaraan Jalan.

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

1
Level III
(Kriteria)
2

3
A

4
Level II
(Aktor) 5

1
7
Level IV
(Sub-Kriteria)
8

10
2 B
11
Level I
(Tujuan)
12
C
13

Prioritas
Penanganan 3 14
Jalan

15
D

16

17

18
4

40 Gambar 3. Penyusunan Level Hirarki Penanganan Penyelenggaraan Jalan

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Menurut Dokumen RTRW PRIORITAS PENYELENGGARAAN


Kabupaten Bogor 2005-2025, Kecamatan JALAN
Cibinong berada pada wilayah yang
memiliki fungsi utama sebagai simpul jasa Fungsi Layanan Terhadap Ruas Jalan
distribusi pemasaran, produksi dan pusat di Kecamatan Cibinong
pelayanan utama untuk wilayah Kabupaten
Dalam menentukan skala priortas
Bogor. Sejauh ini Kecamatan Cibinong
penanganan jalan di Kecamatan Cibinong
lebih didominasi oleh aktivitas pelayanan
Kabupaten Bogor terdapat penilaian
pemerintahan dibandingkan dengan
terhadap 8 (delapan) sub kriteria dari
fungsinya sebagai simpul jasa dan
kriteria Fungsi Layanan yang terdiri dari
distribusi pemasaran. Kawasan ini
melayani terminal/sub terminal, melayani
sekaligus akan dipersiapkan menjadi Kota
trayek angkutan umum, melayani pasar,
Metropolis menyongsong Kota Jakarta
melayani objek wisata, melayani potensi
yang kelak menjadi Kota Megapolitan.
produksi, melayani sarana pendidikan,
Kelahiran Kecamatan Cibinong sendiri
melayani sarana kesehatan dan melayani
sebagai ibukota Kabupaten Bogor
kantor pemerintahan. Penilaian selanjutnya
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
dilakukan terhadap 5 (lima) sub kriteria
(PP) No.16 tahun 1982, dan pada tanggal 5
dari kriteria Aspirasi dan 5 (lima) sub
Oktober 1985 dilaksanakan peletakkan
kriteria dari kriteria Teknis.
batu pertama pembangunan Kecamatan
Berdasarkan fungsi melayani sub
Cibinong sebagai ibukota Kabupaten
terminal/sub terminal, Kecamatan
Bogor oleh Bupati Kol. Ci Sudradjat
Cibinong memiliki 6 (enam) ruas jalan
Nataatmadja. Selanjutnya pada awal tahun
yang melayani terminal/sub terminal. Ruas
1990 Pusat Pemerintahan Kabupaten
jalan tersebut yaitu : Sukahati-Kedung
Bogor berlokasi di Kecamatan Cibinong
Halang, Sukahati-Bojong Gede, Kampung
hingga sekarang.
Pos-Harapan Jaya, Ciriung-Curug,
Prasarana jalan merupakan salah
Ciriung-Cibinong, dan jalan Lingkar Pasar
satu unsur yang cukup strategis dalam
Cibinong. Ke-enam jalan tersebut berada
menunjang pembangunan disamping dapat
di Kelurahan Sukahati, Karadenan,
mempercepat arus kegiatan, ekonomi serta
Pakansari, Pabuaran, Harapan Jaya,
memperlancar mobilitas penduduk antar
Ciriung, Cirimekar, dan Cibinong.
daerah. Dengan semakin meningkatnya
Selanjutnya untuk fungsinya dalam
aktifitas pembangunan maka dituntut pula
melayani trayek angkutan umum,
adanya jaringan jalan yang semakin
Kecamatan Cibinong memiliki 6 (enam)
memadai. Di Kabupaten Bogor terdapat
ruas jalan yang dilalui oleh trayek
jalan dengan panjang total 1.996,485 Km
angkutan umum yaitu : Sukahati-Kedung
(480 ruas jalan), yaitu terdiri dari
Halang, Sukahati-Bojong Gede, Kampung
1.748,915 Km Jalan Kabupaten (458 ruas
Pos-Harapan Jaya, Ciriung-Curug,
jalan) kemudian 126,380 Jalan Provinsi
Ciriung-Cibinong, dan jalan Lingkar Pasar
(10 ruas jalan) dan 121,190 Km Jalan
Cibinong. Ke-enam jalan tersebut berada
Nasional (12 ruas jalan). Jumlah ruas jalan
di Kelurahan Sukahati, Karadenan,
tersebut berada dalam pengawasan 10
Pakansari, Pabuaran, Harapan Jaya,
wilayah Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Ciriung, Cirimekar, dan Cibinong.
Jalan dan Jembatan yang tersebar di 40
Terdapat 8 (delapan) ruas jalan di
Kecamatan.
Kecamatan Cibinong yang melayani pasar
yaitu : Sukahati-Kedung Halang, Sukahati-
Bojong Gede, Kampung Pos-Harapan
Jaya, Harapan Jaya-Alfalah, Cibinong- 41
Alfalah, Ciriung-Curug, Ciriung-Cibinong
dan jalan Lingkar Pasar Cibinong. Ruas-

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

ruas jalan yang melayani pasar di Karadenan, SD paling banyak di


Kecamatan Cibinong berada di Kelurahan Kelurahan Pabuaran, SLTP berada 2 (dua)
Sukahati, Karadenan, Pakansari, Pabuaran, unit di Kelurahan Karadenan, 1 (satu) unit
Harapan Jaya, Nanggewer, Ciriung, di Kelurahan Sukahati dan 1 (unit) di
Cirimekar dan Cibinong. Kelurahan Ciriung, dan SLTA berada 2
Infrastruktur jalan di Kecamatan (unit) di Kelurahn Karadenan, 1 (satu) unit
Cibinong pun memiliki fungsi Melayani di Kelurahan Nanggewer serta 1 (satu) unit
Objek Wisata. Terdapat satu objek wisata di Kelurahan Ciriung. Seluruh sarana
yang ada di Kecamatan Cibinong, yaitu pendidikan yang berada di Kecamatan
Setu Cikaret, tempat wisata ini didukung Cibinong didukung oleh 27 ruas jalan.
oleh jalan Lingkar Setu Cikaret yang Selanjutnya, untuk sarana
berada di Kelurahan Harapan Jaya. kesehatan, beberapa sarana kesehatan yang
Fungsi selanjutnya Melayani terdapat di Kecamatan Cibinong meliputi
Potensi Produksi, dibagi kedalam 2 (dua) Rumah Sakit (RS) dengan jumlah 6 (enam)
kategori yaitu sub sektor pertanian unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan
tanaman pangan dan perkebunan serta jumlah 6 (enam) unit, Pos Pelayanan
katergori sub sektor peternakan. Kategori Terpadu (Posyandu) dengan jumlah 198
pertanian tanaman pangan dan perkebunan unit, Pos Keluarga Berencana (KB)
yang tumbuh di Kecamatan Cibinong tersedia 12 unit di tiap kelurahan dan Balai
meliputi padi, jagung, ubi kayu, jambu biji, Pengobatan berjumlah 40 unit. Seluruh
jambu air, mangga, pepaya, pisang dan sarana kesehatan yang berada di
rambutan. Kecamatan Cibinong didukung oleh 27
Daerah penghasil ubi kayu di ruas jalan.
Kecamatan Cibinong berasal dari Mengingat fungsinya sebagai ibu
Kelurahan Keradenan dengan produksi kota pemerintahan Kabupaten Bogor,
tertinggi yaitu sebesar 430 ton, penghasil maka lebih dari setengah jumlah ruas jalan
padi tertinggi di Kecamatan Cibinong yang ada di Kecamatan Cibinong melayani
dengan produksi di tahun 2012 sebesar 146 Kantor Pemerintahan. Salah satunya ruas
ton, manakala untuk sub sektor Jalan Lingkar Kantor Pemda Cibinong
perkebunan, Kelurahan Pondok Rajeg dan yang melayani lebih dari 20 kantor
Harapan Jaya merupakan daerah penghasil pemerintah karena lokasi Organisasi
jambu air terbesar di Kecamatan Cibinong Perangkat Daerah (OPD) terpusat di
dengan produksi sebesar 7,2 ton, Kelurahan Tengah. Terdapat 11 ruas jalan
Sedangkan untuk buah rambutan, yang tidak secara langsung melayani
Kelurahan Cibinong, Pondok Rajeg dan kantor-kantor pemerintahan yaitu : Jalan
Keradenan merupakan tiga kelurahan Curug-Ciriung, Jalan Masuk Perum
penghasil rambutan terbesar di Kecamatan Pemda, Jalan Masuk Perum DPRD, Jalan
Cibinong. Masuk Perum DPRD, Jalan Masuk RS
Hasil dari produksi ini didukung Cibinong, Jalan Kandang Roda-Pakan Sari,
oleh 8 (delapan) ruas jalan yaitu Sukahati- Jalan H Nawawi, Jalan Masuk SDN Kaum
Kedung Halang, Sukahati-Bojonggede, Pandak, Jalan Masuk SMK Terpadu
Cirimekar-Bek Ang, jalan Masuk Perum Cibinong, Jalan Pakansari Sirojul Munir,
Pemda, jalan Masuk SDN Kaum Pandak, Jalan SMU Cibinong dan Jalan Lingkar
jalan Masuk SMK Terpadu Cibinong, Pasar Cibinong.
Ciriung-Cibinong dan jalan Dr. Nurdin. Prioritas Penyelenggaraan jalan Di
Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Cibinong
Kecamatan Cibinong mencakup mulai dari
42 tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Berdasarkan hasil analiisis AHP
Dasar (SD), SLTP, sampai dengan SLTA. menggunakan expertchoice, aktor yang
Sekolah TK berada di Kelurahan sangat menentukan penanganan jalan di

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Kecamatan Cibinong adalah Bappeda pelayanan pendidikan dan kesehatan yang


dengan nilai skor adalah 0,425. Hal ini menempati urutan ke lima dan tujuh,
karena Bappeda merupakan lembaga yang sehingga dapat dikatahan bahwa
berperan dalam menentukan program dan penanganan pelayanan jalan belum terlalu
kegiatan di pemerintah daerah. memprioritaskan sektor keshatan dan
Selanjutnya adalah Dinas Bina Marga dan pendidikan.
Pengairan dengan nilai sebesar 0,235. Selanjutnya, sub kriteria aspirasi
Dinas ini merupakan pelaksana teknis dari masyarakat, yang paling diprioritskan
hal yang sudah disiapkan oleh Bappeda berasal dari Musrembang, dengan nilai
berdasarkan kegiatan dan program yang 0,540, dimana pada musrembang ini
ada di RKPD. Aktor selanjutnya yang dilakukan secara bertahap, dari tingkat
menentukan penanganan jalan adalah desa, kecamatan hingga kabupaten, bahkan
Pemerintah Kecamatan, DPRD dan hingga tingkat provinsi dan nasional.
kalangan pengusaha/swasta dengan nilai Sementara reses anggota DPRD
masing-masing adalah 0,166, 0,108 dan merupakan sub kriteria yang sangat
0,067. diprioritaskan dalam penentuan
Selanjutnya, kriteria yang sangat penanganan jalan di Kecamatan Cibinong,
menentukan penanganan jalan adalah Kabupaten Bogor melalui asirsi politis
kriteria fungsi layanan dengan nilai sebesar dengan nilai 0.533. Selanjutnya untuk sub
0,467. Ini menandakan bahwa fungsi kriteria teknis, ruang milik jalan dan
layanan dari jalan sangat menentukan kondisi jalan merupakan sub kriteria yang
penanganan jalan. Selanjutnya adalah sangat mnentukan dalam penanganan
berdasarkan atas kriteria teknis, aspirasi jalan. Kedua hal ini sangat penting dalam
masyarakat dan aspirasi politis dengan sub kriteria teknis, karena dari keduanya
masing-masing nilai adalah 0,277, 0,160 dapat ditentukan kesesuaian status dari
dan 0,095. suatu jalan, apakah suatu jalan sudah layak
Analisis sub kriteria dibagi menjadi disebut jalan kabupaten atau masih tingkat
dua, yaitu berdasarkan atas kriteria serta kecamatan dan desa.
dibandingkan secara keseluruhan. Sub Berdasarkan hasil AHP terhadap
kriteria yang paling diprioritaskan secara seluruh sub kriteria, sub kriteria melayani
rata-rata adalah melayani sub terminal trayek angkutan dan melayani terminal/sub
dengan nilai 0,193, selanjutnya adalah terminal sangat diprioritaskan, dengan nilai
melayani trayek angkot dengan nilai 0,160. masing-masing adalah 0,112 dan 0,110.
Dari kedua prioritas tertinggi dari sub Hal ini dikarenakan Kabupaten Bogor
kriteria fungsi layanan ini, ternyata merupakan salah satu daerah penyangga
mengarah kepada pelayanan terhadap ibukota Jakarta, sehingga tidak sedikit
masyarakat melalui transportasi umum. masyarakatnya yang bekerja di ibukota.
Sub kriteria selanjutnya adalah melayani Unutk mempermudah kegiatan warganya,
kantor pemerintah dan pasar dengan nilai maka dipermudahlah transportasi
masing-masing adalah 0,152 dan 0,120. masyarakat di Kabupaten Bogor,
Sementara itu pelayanan jalan untuk sarana khususnya di Kecamatan Cibinong.
pertanian, seperti melayani sarana potensi Sub kriteria selanjutnya adalah
produksi menempati prioritas keenam, ini berdasarkan hasil musrembang dengan
perlu ditingkatkan lagi, mengingat nilai 0,087. Sedangkan dua sub kriteria
Kabupaten Bogor berusaha untuk teksnis yang tertinggi adalah riwayat
merevitalisasi sektor pertaniannya. Jika penanganan dan ruang milik jalan. Hal ini
pelayanan untuk potensi produksi ini lebih disebabkan tidak sedikit jalan di
diprioritaskan maka program revitalisasi Kabuptean Bogor, khususnya di
43
pertanian Pemerintah Kabupaten Bogor Kecamatan Cibinong yang terlalu
akan lebih berhasil. Begitu juga untuk dipaksakan statusnya, seperti beberapa

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

jalan sebetulnya dalam status jalan Terdapat 8 (delapan) ruas jalan di


desa/kecamatan, tetapi dipaksakan menjadi Kecamatan Cibinong yang melayani pasar
jalan kabupten. Ini berdampak tidak baik, yaitu : Sukahati-Kedung Halang, Sukahati-
karena tidak sesuai secara kriteria teksnis, Bojong Gede, Kampung Pos-Harapan
seperti kurang lebarnya jalan tersebut. Jaya, Harapan Jaya-Alfalah, Cibinong-
Keterkaitan antara ruas jalan dan Alfalah, Ciriung-Curug, Ciriung-Cibinong
fungsi dari sub kriteria penanganan jalan dan jalan Lingkar Pasar Cibinong. Ruas-
yang diprioritaskan yang telah diberi bobot ruas jalan yang melayani pasar di
AHP, berdasarkan hasil analisis, terdapat 6 Kecamatan Cibinong berada di Kelurahan
(enam) ruas jalan yang paling Sukahati, Karadenan, Pakansari, Pabuaran,
diprioritaskan dalam penanganannya, yaitu Harapan Jaya, Nanggewer, Ciriung,
ruas jalan Ciriung-Cibinong, Sukahati- Cirimekar dan Cibinong.
Kedung Halang, Kampung Pos-Harapan Di Kecamatan Cibinong hanya ada
Jaya, Sukahati-Bojojng Gede, Ciriung- satu objek wisata yaitu Setu Cikaret yang
Curug dan jalan Lingkar Pasar Cibinong. berlokasi di Kelurahan Harapan Jaya.
Ke-enam ruas jalan ini memiliki hampir Objek wisata tersebut dilayani oleh jalan
semua sub kriteria yang ada, kecuali sub Lingkar Setu Cikaret sepanjang 800 m.
kriteria Jumat Keliling, Rabu Keliling, Untuk hasil produksi pertanian
Kunjungan Kerja DPRD dan Reses DPRD. tanaman pangan hampir seluruh ruas jalan
Artinya tanpa harus diusulkan dalam mendukung atau melayani fungsi layanan
kegiatan yang bersifat mengumpulkan tersebut. Hanya terdapat 3 (tiga) ruas jalan
aspirasi dari masyarakat, ruas-ruas jalan ini kurang mendukung potensi produksi
sudah menjadi ruas jalan yang dianggap pertanian tanaman pangan yaitu : ruas jalan
penting karena telah memenuhi kriteria Cibinong-Pekapuran, Cibinong-Alfalah
fungsi layanan dan kriteria teknis. dan Pabuaran-Cikaret.
Berdasarkan atas fungsinya dalam Sedangkan untuk hasil produksi
melayani terminal/sub-terminal, pertanian perkebunan dilayani seluruhhnya
Kecamatan Cibinong memiliki 6 (enam) oleh ruas-ruas jalan yang terdapat di
ruas jalan yang melayani terminal/sub Kecamatan Cibinong. Begitu juga untuk
terminal. Ruas jalan tersebut yaitu : sarana pendidikan dan kesehatan didukung
Sukahati-Kedung Halang, Sukahati- oleh 27 ruas jalan yang ada di Kecamatan
Bojong Gede, Kampung Pos-Harapan Cibinong.
Jaya, Ciriung-Curug, Ciriung-Cibinong, Sementara untuk pelayanan
dan jalan Lingkar Pasar Cibinong. Ke- terhadap kantor pemerintah di lingkungan
enam jalan tersebut berada di Kelurahan Kecamatan Cibinong, terdapat Terdapat 11
Sukahati, Karadenan, Pakansari, Pabuaran, ruas jalan yang tidak secara langsung
Harapan Jaya, Ciriung, Cirimekar, dan melayani kantor-kantor pemerintahan yaitu
Cibinong. : Jalan Curug-Ciriung, Jalan Masuk Perum
Selanjutnya untuk fungsi ruas jalan Pemda, Jalan Masuk Perum DPRD, Jalan
dalam melayani trayek angkutan umum di Masuk Perum DPRD, Jalan Masuk RS
Kecamatan Cibinong, terdapat 6 (enam) Cibinong, Jalan Kandang Roda-Pakan Sari,
ruas jalan yang dilalui oleh trayek Jalan H Nawawi, Jalan Masuk SDN Kaum
angkutan umum yaitu : Sukahati-Kedung Pandak, Jalan Masuk SMK Terpadu
Halang, Sukahati-Bojong Gede, Kampung Cibinong, Jalan Pakansari Sirojul Munir,
Pos-Harapan Jaya, Ciriung-Curug, Jalan SMU Cibinong dan Jalan Lingkar
Ciriung-Cibinong, dan jalan Lingkar Pasar Pasar Cibinong.
Cibinong. Ke-enam jalan tersebut berada Jika dilihat dari kriteria aspirasi
44 di Kelurahan Sukahati, Karadenan, masyarakat dan aspirasi politis,
Pakansari, Pabuaran, Harapan Jaya, keseluruhan ruas jalan yang berstatus Jalan
Ciriung, Cirimekar, dan Cibinong. Kabupaten hanya diusulkan dalam forum

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Jalan yang bersifat rutin. Artinya ruas jalan
(Musrenbang). prioritas ini perlu dianggarkan disetiap
Berdasarkan hasil penlaian tahunnya agar kondisinya selalu mantap.
terhadap Kriteria Teknis didapat ruas jalan Selain itu dapat dilakukan suatu koordinasi
yang mendapatkan nilai terbesar (2,85) dengan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
adalah ruas Jalan SMU Cibinong, Kabupaten Bogor untuk mengatur lalu
sedangkan ruas jalan yang mendapatkan lintas guna mengawasi kendaraan yang
nilai paling rendah (0,46) adalah Jalan memiliki beban berat agar tidak melewati
Pabuaran-Cikaret. jalan-jalan tersebut. Program terkait
dengan strategi ini dapat diuraikan pada
RANCANGAN STRATEGI DAN kegiatan Pemeliharaan Ruas Jalan :
PROGRAM 1. Ciriung-Cibinong (Sta. 0+000 – Sta.
2+300)
Berdasarkan hasil analisis, 2. Sukahati-Kedung Halang (Sta. 0+000
terdapat 4 (empat) strategi dalam – Sta. 7+650)
menyelenggarakan kegiatan penanganan 3. Kampung Pos-Harapan Jaya (Sta.
jalan, yaitu: (1) Mempertahankan kondisi 0+000 – Sta. 2+800)
jalan pada ruas jalan yang menjadi 4. Sukahati-Bojong Gede (Sta. 0+000 –
Prioritas; (2) Strategi meningkatkan Sta. 3+350)
kualitas konstruksi pada ruas jalan 5. Ciriung-Curug (Sta. 0+000 – Sta.
prioritas; (3) Strategi mengoptimalkan 1+500)
lebar perkerasan pada ruas jalan prioritas 6. Jalan Lingkar Pasar Cibinong (Sta.
dan (4) membenahi ruang milik jalan 0+000 – Sta. 0+900)
(Rumija) pada ruas jalan yang belum
memenuhi ketentuan. 2. Meningkatkan Kualitas Konstruksi
pada ruas Jalan Prioritas
1. Mempertahankan Kondisi Jalan
Pada Jalan Prioritas Enam ruas jalan prioritas yang
memiliki nilai Fungsi Layanan tinggi ini
Dari hasil analisis dapat diurutkan
tentunya menanggung beban lebih
dari 6 (enam) ruas jalan yang memiliki
dibandingkan ruas jalan lainnya. Maka
nilai tertinggi yaitu ruas jalan : Ciriung-
selain mempertahankan kondisi dengan
Cibinong, Sukahati-Kedung Halang,
memelihara setiap tahun, penanganan lain
Kampung Pos-Harapan Jaya, Sukahati-
yang dapat dilakukan oleh Pemerintah
Bojong Gede, Ciriung-Curug dan Jalan
Daerah Kabupaten Bogor adalah
Lingkar Pasar Cibinong. Ke-enam jalan
meningkatkan kualitas konstruksi dari ruas
tersebut unggul karena memiliki bobot
jalan tersebut. Oleh karena itu strategi
nilai pada Kriteria Fungsi Layanan
yang dihasilkan adalah Strategi
tepatnya pada Sub Kriteria Melayani
meningkatkan kualitas konstruksi pada
Terminal/Sub Terminal, Melayani Trayek
ruas jalan prioritas. Hal ini perlu
Angkutan Umum, Melayani Pasar, Potensi
dilakukan mengingat ke-enam jalan
Produksi, Sarana Kesehatan dan Sarana
prioritas ini memiliki tingkat pelayanan
Pendidikan.
yang tinggi dalam melayani potensi
Oleh karena itu strategi yang
produksi yang akan menimbulkan
dihasilkan adalah Strategi
bangkitan kendaraan-kendaraan dengan
mempertahankan kondisi kualitas jalan
tonase yang besar. Strategi ini dapat
pada ruas jalan prioritas. Hal ini perlu
diaplikasikan pada Program Peningkatan
dilakukan karena ke-enam jalan tersebut
Jalan dengan bekerja sama dengan Dinas
memiliki tingkat pelayanan yang tinggi
Lalu Lintas Angkutan Jalan Kabupaten 45
(high level of service). Strategi ini dapat
Bogor terkait inventarisasi arus lalu lintas
diaplikasikan pada Program Pemeliharaan
pada ruas-ruas jalan tersebut.

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Program terkait dengan strategi ini dapat 3. Jalan Sirojul Munir


diuraikan pada kegiatan Peningkatan Ruas 4. Harapan Jaya-Alfalah
Jalan : 5. Cibinong-Alfalah
6. Ciriung-Curug
1. Ciriung-Cibinong (Sta. 0+000 – Sta. 7. Lingkar Setu Cikaret
2+300) 8. Jalan Masuk Perum Pemda
2. Sukahati-Kedung Halang (Sta. 0+000 – 9. Jalan Masuk Perum DPRD
Sta. 7+650) 10. Jalan Masuk RS Cibinong
3. Kampung Pos-Harapan Jaya (Sta. 11. Kandang Roda-Pakansari
0+000 – Sta. 2+800) 12. Jalan H Nawawi
4. Sukahati-Bojong Gede (Sta. 0+000 – 13. Jalan Msk SDN Kaum Pandak
Sta. 3+350) 14. Jalan Msk SMK Terpadu Cbng
5. Ciriung-Curug (Sta. 0+000 – Sta. 15. Pabuaran-Cikaret
1+500) 16. Pakansari-Sirojul Munir
6. Jalan Lingkar Pasar Cibinong (Sta. 17. Jalan SMU Cibinong
0+000 – Sta. 0+900)
4. Membenahi Ruang Milik Jalan
3. Mengoptimalkan Lebar Perkerasan (Rumija) Agar Sesuai Dengan
Pada Jalan Prioritas Ketentuan
Hasil analisis menunjukan bahwa Berdasarkan hasil analisis pada ruas
masih terdapat 17 ruas jalan yang memiliki jalan yang ada di Kecamatan Cibinong
lebar badan jalan kurang optimal. Ruas-
ditemukan 7 (tujuh) ruas jalan yang tidak
ruas jalan tersebut adalah : Cibinong-
sesuai dengan apa yang diamanatkan pada
Pekapuran, Jalan Masuk Puskesmas Peratuan Pemerintah Nomor 26 Tahun
Cirimekar, Jalan Sirojul Munir, Harapan 1985 tentang Jalan. Ruas jalan tersebut
Jaya-Alfalah, Cibinong-Alfalah, Ciriung- yaitu : Ruas Jalan Cibinong-Pekapuran,
Curug, Jalan Lingkar Setu Cikaret, Jalan Ciriung-Curug, Lingkar Setu Cikaret, Jalan
Masuk Perum Pemda, Jalan Masuk Perum Masuk RS Cibinong, Kandang Roda-
DPRD, Jalan Masuk RS Cibinong, ruas Pakansari, Jalan H Nawawi dan Jalan
Jalan Kandang roda-Pakansari, Jalan H Masuk SDN Kaum Pandak. Maka dari itu
Nawawi, Jalan Masuk SDN Kaum Pandak, strategi yang dihasilkan adalah Strategi
Jalan Masuk SMK Terpadu Cibinong, ruas membenahi ruang milik jalan (Rumija)
Pabuaran-Cikaret, Pakansari-Sirojul Munir pada ruas-ruas jalan prioritas agar
dan Jalan SMU Cibinong. Atas dasar hal sesuai dengan apa yang telah diamanatkan
tersebut strategi yang dihasilkan adalah dalam Peratuan Pemerintah Nomor 26
Strategi mengoptimalkan lebar Tahun 1985 tentang Jalan. Hal ini perlu
perkerasan pada jalan prioritas. Strategi dilakukan untuk menghindari
ini perlu dilakukan agar selain dapat permasalahan-permasalahan sosial yang
memperlancar arus lalu lintas, kenyamanan muncul di kemudian hari, ketika ruas-ruas
pengguna jalan dalam bermanuver pun jalan tersebut semakin meningkat baik
dapat tercapai. Program yang dapat fungsi layanan maupun statusnya.
dicanangkan Pemerintah Daerah Program terkait dengan strategi ini dapat
Kabupaten Bogor khususnya Dinas Bina diuraikan pada kegiatan Pembebasan
Marga dan Pengairan (DBMP) adalah Tanah ruas jalan:
Program Optimalisasi Bahu Jalan. 1. Cibinong-Pekapuran
Program terkait dengan strategi ini dapat 2. Ciriung-Curug
diuraikan pada kegiatan Optimalisasi bahu
46 3. Jalan Lingkar Setu Cikaret
ruas jalan : 4. Jalan Masuk RS Cibinong
1. Cibinong-Pekapuran 5. Kandang Roda-Pakansari
2. Jalan Masuk Puskesmas Cirimekar

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

6. Jalan H Nawawi SIMPULAN DAN SARAN


7. Jalan Masuk SDN Kaum Pandak
Implikasi Kebijakan Simpulan

Berdasarkan atas strategi yang telah 1. Berdasarkan atas fungsinya dalam


dirumuskan, berbagai kegiatan perlu melayani terminal/sub terminal,
dilakukan agar strategi yang ada dapat dan trayek angkutan umum
berjalan dengan baik. Beberapa hal yang Kecamatan Cibinong memiliki 6
perlu diperhatikan adalah : (enam) ruas jalan yang melayani
1. Perlu dilakukan pemeliharaan rutin sub kriteria tersebut. Ruas jalan
pada ruas-ruas jalan prioritas yang dimaksud yaitu : Sukahati-Kedung
memiliki fungsi layanan tinggi (high Halang, Sukahati-Bojong Gede,
level of service) untuk menjaga Kampung Pos-Harapan Jaya,
kondisi jalan agar tetap prima. Ciriung-Curug, Ciriung-Cibinong,
2. Ruas-ruas jalan yang memiliki tingkat dan jalan Lingkar Pasar Cibinong.
pelayanan sedang dan rendah, dapat Ke-enam jalan tersebut berada di
dilakukan pemeliharaan yang bersifat Kelurahan Sukahati, Karadenan,
berkala. Artinya tidak perlu dilakukan Pakansari, Pabuaran, Harapan Jaya,
pemeliharaan setiap tahun tetapi bisa Ciriung, Cirimekar, dan Cibinong.
dilakukan tiga atau empat tahun sekali. Selanjutnya terdapat 8 (delapan)
3. Ruas jalan dengan kondisi rusak berat ruas jalan di Kecamatan Cibinong
agar ditangani ditahun pertama. yang melayani pasar yaitu :
Perbaikan terhadap ruas jalan SMU Sukahati-Kedung Halang,
Cibinong, kandang Roda – Pakansari Sukahati-Bojong Gede, Kampung
dan jalan H Nawawi sangat perlu Pos-Harapan Jaya, Harapan Jaya-
dilakukan mengingat jalan tersebut Alfalah, Cibinong-Alfalah, Ciriung-
berstatus jalan Kabupaten yang sudah Curug, Ciriung-Cibinong dan jalan
menjadi kewajiban dan tanggung Lingkar Pasar Cibinong. Ruas-ruas
jawab Pemerintah Daerah Kabupaten jalan yang melayani pasar di
Bogor dalam melayani masyarakatnya. Kecamatan Cibinong berada di
4. Peningkatan mutu atau kualitas dari Kelurahan Sukahati, Karadenan,
konstruksi pada jalan prioritas dapat Pakansari, Pabuaran, Harapan Jaya,
dilakukan berurutan setiap tahun Nanggewer, Ciriung, Cirimekar dan
sesuai urutan prioritas jalan di Cibinong.
Kecamatan Cibinong. Sementara hanya terdapat satu ruas
5. Untuk mengoptimalkan lebar jalan saja yang melayani objek
perkerasan badan jalan dapat wisata yaitu ruas jalan Lingkar Setu
dilakukan mengikuti jadual Cikaret di Kelurahan Harapan Jaya.
pemeliharaan sesuai dengan Sedangkan untuk melayani potensi
kepentingan jalan yang berada di produksi, sarana pendidikan,
Kecamatan Cibinong. kesehatan dan kantor pemerintahan
6. Penyesuaian dimensi ruang milik jalan hampir seluruhnya dilayani oleh
(rumija) yang belum sesuai dengan ruas-ruas jalan yang terdapat di
ketentuan harus dilakukan berurutan Kecamatan Cibinong.
mulai dari pembebasan tanah 2. Berdasarkan hasil AHP, didapat
kemudian di tahun berikutnya kriteria yang sangat menentukan
dilanjutkan dengan kegiatan pelebaran penanganan jalan di Kecamatan
jalannya, agar tidak timbul masalah Cibinong, Kabupaten Bogor adalah
baru terkait tanah yang sudah kriteria fungsi layanan, selanjutnya 47
dibebaskan oleh Pemerintah Daerah adalah berdasarkan atas kriteria
kabupaten Bogor.
Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

teknis, aspirasi masyarakat dan 4. Perlu dipertimbangkan keterkaitan


aspirasi politis. antara penanganan jalan dengan
3. Berdasarkan hasil analisis setiap jumlah ketersediaan sumberdaya
sub kriteria terhadap ruas jalan di manusia yang ada di Pemerintah
Kecamatan Cibinong, terdapat 6 Daerah Kabupaten Bogor, agar
(enam) ruas jalan yang paling penanganan jalan lebih optimal dan
diprioritaskan dalam tepat sasaran.
penanganannya, yaitu ruas jalan
Ciriung-Cibinong, Sukahati- DAFTAR PUSTAKA
Kedung Halang, Kampung Pos-
Harapan Jaya, Sukahati-Bojojng Afriansyah R. 2012. Penentuan Prioritas
Gede, Ciriung-Curug dan jalan Pengembangan Jaringan Jalan
Lingkar Pasar Cibinong. Pendukung Kawasan Strategis Di
4. Berdasarkan hasil analisis, terdapat Pulau Summbawa. Jurnal Rekayasa
4 (empat) strategi dalam Sipil / Volume 6, No. 3 – 2011
menyelenggarakan kegiatan ISSN 1978 – 5658.
penanganan jalan, yaitu: (1)
Ammarapala V. 2013. Selection of Weigh
Mempertahankan kondisi jalan
Station Locations in Thailand
pada ruas jalan yang menjadi
Using The Analytic Hierarchy
Prioritas; (2) Strategi meningkatkan
Process. Journal of Slongkanakarin
kualitas konstruksi pada ruas jalan
Journal Science and Technology
prioritas; (3) Strategi
35 (1), 81-90, Thailand : Songkla
mengoptimalkan lebar perkerasan
University.
pada ruas jalan prioritas dan (4)
membenahi ruang milik jalan Coulter ED. 2006. The Analytic Hierarchy
(Rumija) pada ruas jalan yang Process: A Tutorial for Use in
belum memenuhi ketentuan. Prioritizing Forest Road
Investments to Minimize
Saran
Environmental Effects.
1. Sehubungan kajian ini hanya International Journal of Forest
dilakukan di satu kecamatan yang Engineering Volume 17, Number 2,
merupakan ibu kota kabupaten, Montana, United States of America
yaitu Kecamatan Cibinong, maka (USA) : University of Montana.
akan lebih baik jika dilakukan
Dalalah D. 2010. Application of the
kajian dengan skala yang lebih luas
Analytic Hierarchy Process (AHP)
untuk seluruh Kabupaten Bogor
in Multi-Criteria Analysis of the
agar dapat diketahui karakter dari
Selection of Cranes. Jordan Journal
masing-masing wilayah/kecamatan.
of Mechanical and Industrial
2. Kajian dapat dilakukan tidak hanya
Engineering Volume 4, Number 5,
terhadap ruas jalan yang berstatus
Ar Ramtha, Jordan : Jordan
Jalan Kabupaten tetapi juga
University of Science and
terhadap ruas-ruas jalan
Technology.
desa/kelurahan.
3. Kajian selanjutnya dapat Hadi, AFP. 2009. Metode Analitycal
membahas mengenai hubungan Hierarchy Process untuk
antara anggaran yang dikeluarkan Menentukan Prioritas Penanganan
oleh Pemerintah Kabupaten Bogor Jalan di Wilayah Balai
48 dalam penanganan jalan dengan Pemeliharaan Jalan Mojokerto.
dampaknya terhadap perekonomian Jurnal APLIKASI : Media
masyarakat. Informasi & Komunikasi Teknik

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Sipil Terkini / FTSP ITS Volume 6 Technology and Exploring


Nomor 1 – Februari 2009 : ISSN. Engineering (IJITEE), ISSN: 2278-
1907-753X. 3075, Volume-3, Issue-5.
Hidayatullah R. 2009. Penentuan Urutan Kumar S. 2009. Analytical Hierarchy
Prioritas Pemeliharaan Jalan Di Process Applied to Vendor
Kota Bima, Institut Teknologi Selection Problem: Small Scale,
Surabaya, Surabaya. Medium Scale and Large Scale
Industries. Business Intelligence
Hotrin R. 2011. Analisis Prioritas
Journal Vol. 2, No. 2.
Penanganan Jaringan Jalan
Strategis Terhadap Pengembangan Kurniasih D. 2005. Model Skala Prioritas
Wilayah di Kabupaten Humbang Pembangunan Kota Bandung
Hasundutan, Universitas Sumatera Berbasis Good Governance,
Utara, Medan. Universitas Komputer Indonesia,
Bandung.
Ishizaka A, Labib A. 2011. Review of the
main developments in the Analytic Lalic B. 2009. Analytical Hierarchy
Hierarchy Process. Journal Expert Process As A Tool For Selecting
Systems with Applications, 38(11), And Evaluating Project.
14336-14345, Portsmouth, United International Journal Simulation
Kingdom (UK) : University of Project model 8 (2009) 1, 16-26
Portsmouth. ISSN 1726-4529, Novi Sad, Serbia
Jamli A. 2003. Penerapan AHP Dalam : University Of Novi Sad.
Penentuan Prioritas Pembangunan : Maskur A. 2002. Analisis Penentuan
Kasus Jawa Timur dan Jawa Sektor Pertanian Prioritas Propinsi
Tengah, Malang. Riau Di Era Otonomi Daerah,
Program Studi Magister
Junaidi A. 2012. Implementasi Metode
Manajemen Agribisnis Program
Entropi Dan Electre II Untuk
Pasca Sarjana Institut Pertanian
Menentukan Prioritas
Bogor.
Pembangunan Kembali Jembatan
Yang Rusak Akibat Bencana Banjir Nigim KA. 2003. An Effective Approach to
(Studi Kasus Di Kabupaten Infrastructure Reconstuction of
Trenggalek), Institut Teknologi Devastated Countries. Ontario
Sepuluh November, Surabaya. Canada : University of Waterloo.
Juniardi F. 2013. Manajemen Ruas Jalan Pemerintah Republik Indonesia. 2004.
dan Skala Prioritas Penanganan Undang-undang Republik
Jalan di Kota Sukadana Kabupaten Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
Kayong Utara, Universitas Tanjung tentang Jalan, Jakarta (ID):
Pura, Pontianak. Sekretariat Negara.
Kamal M. 2001. Application of the AHP in Pemerintah Republik Indonesia. 2006.
Project Management. International Peraturan Pemerintah Nomor 34
Journal of Project Management 19- Tahun 2006 tentang Jalan, Jakarta
27, Dhahran, Saudi Arabia : King (ID): Sekretariat Negara.
Fahd University of Petroleum & Pratiwi AH. 2008. Penentuan Prioritas
Minerals. Pembangunan Pelabuhan Di
Khorasani M. 2013. Evaluation of Road Kabupaten Mukomuko Dengan
Safety Performance Based On Metode Analitical Hierarchy 49
Analytic Hierarchy Process. Process, Universitas Islam Sultan
International Journal of Innovative Agung, Semarang.

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 6 Nomor 2, Oktober 2014

Putri IDANA. 2011. Penentuan Skala Kabupaten Bengkayang Antara


Prioritas Penanganan Jalan Metode AHP Dengan Metode Bina
Kabupaten di Kabupaten Bangli, Marga. Jurnal Teknik Sipil
Universitas Udayana, Denpasar. UNTAN / Volume 13 Nomor 2.
Resosudarmo PB. 2002. Analisa Penentuan Triantaphyllou E. 1995. Using The
Sektor Prioritas Di Kelautan dan Analytic Hierarchy Process For
Perikanan Indonesia, Universitas Decision Making In Engineering
Indonesia, Depok. Applications : Some Challenges.
International Journal of Industrial
Saputro DA. 2011. Evaluasi Kondisi Jalan
Engineering Vol. 2, No. 1, pp. 35-
Dan Pengembangan Prioritas
44, Los Angeles, United States of
Penanganannya (Studi Kasus di
America (USA) : Louisiana State
Kecamatan Kepanjen Kabupaten
University.
Malang). Jurnal Rekayasa Sipil /
Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 Wijayanto. 2012. Model Skala Prioritas
– 5658. Dalam Implementasi Kebijakan
Pembangunan Jalan Ditinjau Dari
Setyono JK. 2009. Penentuan Koridor
Persepsi Pemangku Kepentingan
Jalan Lingkar Di Kecamatan
(Studi Kasus Jalan Layang Non Tol
Ungaran Timur Kabupaten
Semarang. Jurnal Wahana Teknik DKI Jakarta), Universitas
Sipil / Volume 14 Nomor 2 Indonesia, Depok.
Agustus 2009 : 1. Yang J, Shi P. 2002. Applying Analytic
Shiba M. 1995. Analytic Hierarchy Hierarchy Process in Firm's
Overall Performance Evaluation :
Process (AHP)-Based Multi-
A Case Study in China.
Attribute Benefit Structure Analysis
International Journal Of Business,
of Road Network Systems in
7(1), ISSN:1083-4346.
Mountainous Rural Areas of Japan.
Journal of Forest Engineering,
Volume 7, Number 1, Tsu Japan:
Mie University.
Simatupang EJ. 2011. Studi Penentuan
Prioritas Peningkatan Ruas Jalan
Nasional Di Propinsi Kalimantan
Tengah. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Prasarana Wilayah ISBN
: 978-979-18342-3-0.
Somamiharja A. 1999. Identifikasi Faktor-
Faktor Penentu Keberhasilan
Budidaya Udang Tambak Guna
Menentukan Prioritas Kegiatan
Dalam Rangka Menyesuaikan
GEMA Protekan 2003, Program
Studi Magister Manajemen
Agribisnis Program Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor.
50 Syawal A. 2013. Perbandingan Skala
Prioritas Penanganan Jalan Di

Punti Minesa, Hermanto Siregar, dan Manuwoto Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
Penentuan Skala Prioritas Penyelenggaraan Jalan
Di Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor

You might also like