Professional Documents
Culture Documents
Profil Kebun Raya Jompie Parepare, Sulawesi Selatan: Pendahuluan
Profil Kebun Raya Jompie Parepare, Sulawesi Selatan: Pendahuluan
Profil Kebun Raya Jompie Parepare, Sulawesi Selatan: Pendahuluan
Kebun Raya Jompie Parepare (KRJP) is one of the regional botanic gardens built on cooperation between the
Center for Plant Conservation Bogor Botanic Gardens/Center for Plant Conservation Botanic Gardens -
Indonesian Institute of Sciences, Ministry of Public Works and Public Housing, and the City Government of
Parepare South Sulawesi Province. KRJP’s main goal is to become the center for collection and conservation
of coastal Wallacean flora. On 28 November 2017 KRJP was inaugurated to public with Pigafetta elata
(Mart.) H.Wendl., an endemic palm of Sulawesi define as its logo. KRJP has implemented five functions of
botanic gardens, namely conservation, research, education, tourism and environmental services. The
conservation function of KRJP can be seen through its plants collection which reflected the garden’s theme.
Non-orchid flowering plants, consist of 65 tribes, 176 genera, 239 species, and 791 specimens; orchids (one
tribe, 21 genera, 34 species, and 123 specimens); and pteridophytes (10 tribes, 15 genera, 19 species, and 30
specimens). In total KRJP has a collection of 292 species, with 132 species (45.21%) representing
Sulawesi’s flora large diversity including endemic species such as Diospyros celebica Bakh., Pinanga
caesia Blume, and Coelogyne celebensis J.J. Sm. Some plants of KRJP are listed as threatened plants
according to IUCN such as Diospyros celebica (Vulnerable). While Caryota no Becc. listed as protected
species based on Regulation of the Ministry of Environment and Forestry No. P.106/2018 on Protected Flora
and Fauna. All KRJP orchids collection are included in Appendix II of CITES. The number of visitors to
KRJP increased from 2016 to 2019 indicating the high public interest to visit KRJP, both for leisure and
attend environmental education. KRJP needs to continue sthrengthen its role and function in the conservation
of Indonesian plants.
49
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
Kebun raya berperan dalam mengurangi laju 2019, pelaksanaan pembangunan kebun raya
degradasi keanekaragaman tumbuhan meliputi penataan kawasan kebun raya,
(Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011, pengembangan koleksi tumbuhan, dan
Peraturan Lembaga Ilmu Pengetahuan pembangunan infrastruktur pendukung.
Indonesia Republik Indonesia Nomor 4 tahun Penataan kawasan dilakukan melalui
2019). Oleh karena itu, pembangunan kebun penentuan zona. Zona tersebut minimal
raya di Indonesia perlu ditingkatkan. Kebun mencakup zona penerima, zona pengelola,
raya tersebut adalah kebun raya yang dan zona koleksi. Penataan kawasan kebun
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah raya dilaksanakan oleh PPKTKR - LIPI atau
Provinsi dan kebun raya yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Pengembangan koleksi
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota. Akan tumbuhan dilakukan untuk pengadaan dan
tetapi, kini pihak Universitas/Perguruan peningkatan jenis koleksi tumbuhan yang
Tinggi pun tertarik untuk membangun kebun dilakukan melalui kegiatan eksplorasi,
raya. Dengan demikian, sampai Desember pertukaran spesimen dan sumbangan
2019, telah ada 36 kebun raya yang dikelola material tumbuhan. Sedangkan peningkatan
Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah kualitas koleksi tumbuhan meliputi
Daerah Kabupaten/Kota serta dua kebun raya peningkatan kesintasan, akurasi dan
yang dikelola Perguruan Tinggi di Indonesia kelengkapan data koleksi tumbuhan. Data
(Bidang Pengembangan Kawasan Kebun koleksi tumbuhan minimal meliputi asal-usul
Raya, 2019). Salah satu dari kebun raya yang koleksi, nomor akses, tanggal dan lokasi
dikelola Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tanam di kebun, serta nama jenis. Sedangkan
adalah Kebun Raya Jompie, di Kota Parepare, pembangunan infrastruktur pendukung kebun
Sulawesi Selatan yang selanjutnya disebut raya antara lain berupa infrastruktur sumber
Kebun Raya Jompie Parepare (KRJP). daya air, jalan, bangunan gedung, drainase,
air bersih dan air limbah. Pembangunan
Proses pembangunan kebun raya terdiri atas infrastruktur pendukung di KRJP dilakukan
tiga tahapan, yaitu perencanaan, oleh Pemerintah Pusat yang dilaksanakan
pelaksanaan, dan pengelolaan (Peraturan oleh Kementerian PUPR dan/atau LIPI.
Presiden Nomor 93 tahun 2011, Peraturan
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pengelolaan kebun raya berdasarkan
Nomor 10 tahun 2015, Peraturan Lembaga Ilmu Peraturan Presiden No. 93 Tahun 2011 dan
Pengetahuan Indonesia Republik Indonesia Nomor 4 Peraturan Lembaga Ilmu Pengetahuan
tahun 2019). Proses perencanaan Indonesia Republik Indonesia Nomor 4 tahun
pembangunan kebun raya meliputi studi 2019, meliputi kegiatan pemeliharaan dan
kelayakan lokasi, inventarisasi dan analisis pemanfaatan kawasan kebun raya, koleksi
sumberdaya yang ada, inventarisasi tumbuhan dan infrastruktur pendukungnya.
kebutuhan infrastruktur pendukung, dan Kegiatan pemeliharaan kawasan meliputi
penyusunan rencana induk (master plan). kegiatan perawatan dan penataan
Proses perencanaan ini dilaksanakan oleh lingkungan. Sedangkan pemeliharaan koleksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan tumbuhan dilaksanakan melalui kegiatan
Perumahan Rakyat (PUPR), Lembaga Ilmu perbanyakan, perawatan dan
Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang saat ini pendokumentasian data koleksi tumbuhan.
diemban oleh Pusat Penelitian Konservasi Sementara itu, pemanfaatan kawasan kebun
Tumbuhan dan Kebun Raya (PPKTKR), raya dilaksanakan melalui penyelenggaraan
dan/atau Pemerintah Daerah. Berdasarkan kegiatan pendidikan, wisata dan jasa
Peraturan Presiden No. 93 Tahun 2011 dan lingkungan. Pemanfaatan koleksi tumbuhan
Peraturan Lembaga Ilmu Pengetahuan meliputi kegiatan penelitian dan
Indonesia Republik Indonesia Nomor 4 tahun pengembangan, pendidikan lingkungan dan
50
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
51
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
untuk menghasilkan serat yang dipergunakan Sipil (PNS) dan 15 orang tenaga honorer.
sebagai benang. Biji dan buahnya dapat Tenaga honorer tersebut dibiayai oleh dana
dikonsumsi. Pohonnya yang indah acap Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah
ditanam sebagai pohon hias. (APBD) Kota Parepare. Sumber daya manusia
tersebut rencananya akan ditambah lagi di
Secara kelembagaan, KRJP berada di bawah masa yang akan datang untuk pengelolaan
pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup Kota KRJP yang lebih baik lagi.
Parepare, tepatnya Seksi Kebun Raya di
bawah Bidang Tata Lingkungan, Pertamanan, Menurut Rahayu & Ariati (2019), fasilitas
dan Kebun Raya (Ariati & Rahayu, 2017a). yang telah terbangun di KRJP relatif lengkap
KRJP direncanakan untuk dibentuk sehingga dapat menunjang fungsi serta
kelembagaan berupa Unit Pelaksana Teknis penataan kawasan KRJP (Gambar 1).
Daerah (UPTD) Tipe A. Namun demikian, Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 93
usulan kelembagaan tersebut sampai April tahun 2011, penataan kawasan kebun raya
2020 masih dalam proses. Kekuatan sumber dilakukan dengan penentuan zona, yaitu
daya manusia KRJP pada tahun 2020 dalam zona penerima, zona pengelola, dan zona
mendukung pelaksanaan fungsi perkebunrayaan koleksi.
adalah sebanyak satu orang Pegawai Negeri
Gambar 1. Peta fasilitas di Kebun Raya Jompie Parepare (Ariati & Rahayu, 2017a).
52
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
dapat terdiri atas beberapa suku tumbuhan Taman tematik yang ada di KRJP adalah
(Tabel 2). Peta persebaran vak tanaman Taman Palem, Taman Kering, Taman Hias,
koleksi KRJP dapat dilihat di Gambar 4. dan Taman Terasering (Gambar 5).
Gambar 2. Zona penerima di Kebun Raya Jompie Parepare diantaranya terdiri atas (dari kiri atas ke
kanan): gerbang utama, jalan utama (boulevard), gerbang samping, tempat parkir, dan menara
pandang.
Gambar 3. Zona pengelola di Kebun Raya Jompie Parepare yang terdiri atas (dari kiri atas ke kanan):
gedung pengelola, gedung konservasi, rumah kaca, rumah pembibitan permanen, rumah
pembibitan semipermanen, rumah anggrek, dan rumah kompos.
53
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
Gambar 4. Peta persebaran vak tanaman koleksi di Kebun Raya Jompie Parepare. Sumber: Ariati & Rahayu
(2017a).
Gambar 5. Taman tematik yang ada di Kebun Raya Jompie Parepare (dari kiri atas ke kanan): Taman
Palem, Taman Kering, Taman Hias, dan Taman Terasering.
54
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
55
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
56
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
Tabel 3. Jumlah koleksi tumbuhan berbunga non anggrek, tumbuhan anggrek, serta tumbuhan paku KRJP.
Tumbuhan berbunga non anggrek Tumbuhan anggrek Tumbuhan paku
Suku 65 1 10
Marga 176 21 15
Jenis 239 34 19
Spesimen 791 123 30
Berdasarkan Tabel 3, total koleksi KRJP ada tectorius Parkinson ex Du Roi (pandan duri),
292 jenis. Hasil inventarisasi lebih lanjut dan Terminalia catappa L. (atapang,
menunjukkan bahwa sebanyak 132 jenis di ketapang) (Ariati & Rahayu, 2017b). Selain
antaranya (45.21%) merepresentasikan tema itu, koleksi KRJP juga mewakili etnobotani
KRJP. Selain itu, sebanyak tiga jenis Sulawesi Selatan, diantaranya yang
tumbuhan koleksi KRJP adalah tumbuhan berpotensi sebagai tumbuhan untuk ritual
endemik Sulawesi, yaitu Diospyros celebica adat, obat tradisional, bahan pangan, dan
Bakh., Pinanga caesia Blume, dan Coelogyne bahan bangunan.
celebensis J.J. Sm. (Yuzammi & Hidayat,
2002). Koleksi KRJP yang merepresentasikan Beberapa contoh tumbuhan berbunga non
tumbuhan kawasan pesisir Wallacea anggrek koleksi KRJP yang berpotensi sebagai
diantaranya adalah Cerbera manghas L. tumbuhan untuk ritual adat diantaranya
(bintaro, babuto, manga laut), Pandanus adalah Areca catechu L. (pinang, alosi, kalosi),
spiralis R.Br. (pandan spiral), Pandanus Cocos nucifera (kelapa, kaluku), dan
57
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
Schizostachyum sp. (bambu, pattung) Selatan sebagai anti racun dan obat usus
(Wartika et al., 2013; Muraqmi et al., 2015). buntu (Wahidah & Husain, 2018; Sari et al.,
Kemudian koleksi KRJP yang berpotensi 2017). Masyarakat Sulawesi Selatan
sebagai tanaman obat diantaranya adalah menggunakan daun K. hospita (paliasa)
Aegle marmelos (L.) Correa (Bael) (buah sebagai obat penyakit hepatitis (Ariati &
maja), Annona muricata (sirsak), A. catechu Rahayu, 2017b). Buah M. citrifolia
L., Caesalpinia crista L. (bagore), Cocos (mengkudu) dimanfaatkan oleh masyarakat
nucifera L. (kelapa, kaluku), Kleinhovia Sulawesi Selatan untuk mengobati asam urat,
hospita L. (paliasa), Morinda citrifolia L. diabetes, hipertensi, serta untuk
(mengkudu), Piper sarmentosum Roxb. (sirih), menghilangkan bau mulut/bau badan
Swietenia macrophylla King (mahoni, kayu (Ariandi & Khaerati, 2016; Wartika et al.,
balanda), dan Tamarindus indica Linn. (asam 2013; Wahidah & Husain, 2018). Piper
jawa) (Wartika et al., 2013; Husain, 2015; sarmentosum (sirih) memiliki aktivitas
Ariandi & Khaerati, 2016; Ariati & Rahayu, farmakologi sebagai antihipertensi,
2017b; Sari et al., 2017; Wahidah & Husain, antikanker, antituberculosis (Zainudin et al.,
2018). 2015; Rahman et al., 2016). Selain itu, P.
sarmentosum juga berpotensi sebagai
Aegle marmelos memiliki beberapa aktivitas biopestisida (Rahman et al., 2016). Biji S.
farmakologi seperti antioksidan, antifungi, macrophylla (mahoni, kayu balanda) dapat
antidiare, antidiabetik, antiproliferatif, digunakan sebagai obat diabetes (Ariati &
sitoprotektif, hepatoprotektif, antifertilitas, Rahayu, 2017b). Selain itu, mahoni memiliki
analgesik, antiarthritis, antihiperlipidemik, aktivitas farmakologi sebagai antimikroba,
kardioprotektif, radioprotektif, antikanker, antiinflamasi, antioksidan, antimutagenik,
antiviral, dan immunomodulator (Baliga et antikanker, antitumor, antidiabetik, antidiare,
al., 2012; Bhatti et al., 2013; Nigam & antiviral, dan antimalaria (Moghadamtousi et
Nambiar, 2015; Bhar et al., 2019). Annona al., 2013). Asam jawa dapat digunakan
muricata dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan obat beberapa penyakit
Sulawesi Selatan diantaranya untuk antara lain bisul, jerawat, gatal, nyeri haid,
mengobati kolesterol, hipertensi, luka bekas keputihan, batuk kering, dan sariawan (Ariati
operasi, batuk, sakit pinggang, sakit jantung, & Rahayu, 2017b). Menurut Komakech et al.
sakit perut, dan mimisan (Husain, 2015; (2019), asam jawa berpotensi sebagai
Ariandi & Khaerati, 2016; Sari et al., 2017, antiinflamasi dan analgesik. Selain itu, koleksi
Wahidah & Husain 2018). Masyarakat KRJP juga ada yang berpotensi sebagai
Sulawesi Selatan memanfaatkan A. catechu pestisida alami, yaitu Crescentia cujete L.
(pinang, alosi, kalosi) untuk menguatkan gigi (buah bila) dan P. sarmentosum (sirih)
dan gusi, mengatasi mulut kering, dan (Muraqmi et al., 2105; Rahman et al., 2016).
mengobati tumor (Ariandi & Khaerati, 2016; Ekstrak buah bila dimanfaatkan sebagai
Sari et al., 2017). Selain itu, A. catechu pestisida alami oleh masyarakat Bugis
berpotensi sebagai antihipertensi dan (Muraqmi et al., 2015).
antioksidan (Inokuchi et al., 1986;
Phaechamud et al., 2009). Secara tradisional, Sementara itu, tumbuhan berbunga non
masyarakat Sulawesi Selatan mengenal buah anggrek koleksi KRJP yang berpotensi sebagai
C. crista (bagore) sebagai obat malaria, obat bahan pangan, diantaranya adalah dari suku
cacing, obat kolik, obat kulit dan obat batuk. palem-paleman, seperti Arenga pinnata
Selain itu bijinya bermanfaat untuk (Wurmb) Merr. (aren, golla, induk), Caryota
menghaluskan kulit (Ariati & Rahayu, 2017b). mitis Lour, Caryota no, dan Corypha utan
Air kelapa yang diminum langsung Lam. dimana batangnya dapat menghasilkan
dimanfaatkan oleh masyarakat Sulawesi sagu (Johnson, 1992). Menurut Amboupe et
58
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
al. (2019), masyarakat suku Bentong di rumah, tangga rumah panggung dan pagar.
Sulawesi Selatan memanfaatkan tepung aren Sedangkan batang bambu dimanfaatkan
(tawaro inru’) sebagai sumber karbohidrat. sebagai tiang dan lantai rumah.
Selain itu, tepung aren juga dimanfaatkan
sebagai pengganti tepung tapioka untuk Hingga April 2020, koleksi anggrek KRJP baru
bahan pembuatan beberapa jenis kue. Aren mewakili sekitar 6.2% dari 548 jenis anggrek
juga dimanfaatkan oleh masyarakat Sulawesi yang ditemukan di Sulawesi (Thomas &
Selatan untuk pembuatan gula aren. Salah Schuiteman, 2002). Koleksi tersebut terdiri
satu masakan khas Suku Bentong adalah atas anggrek epifit dan anggrek terestrial.
gangang pongko yang bahan dasarnya Semua tumbuhan anggrek koleksi KRJP
berupa pucuk batang aren. KRJP juga termasuk ke dalam CITES Apendiks II (CITES,
memiliki koleksi Clerodendrum minahassae 2020). Selain itu, Coelogyne celebensis J.J.Sm.
Teijsm. & Binn. (leilem) yang daunnya dapat koleksi KRJP merupakan anggrek endemik
diolah menjadi sayur serta komponen olahan Sulawesi (Handoyo, 2010). Semua anggrek
khas Sulawesi (Ariati & Rahayu 2017). Koleksi koleksi KRJP berpotensi sebagai tanaman hias
lainnya yaitu Ficus racemosa L. (po'pong, karena memiliki bentuk dan warna bunga
kenrang) yang buahnya dikonsumsi oleh yang menarik, serta sebagian besar bunga
masyarakat Adat Rongkong dan Suku memiliki masa mekar yang lama. Beberapa
Bentong di Sulawesi Selatan sebagai sumber contoh anggrek epifit koleksi KRJP yang
karbohidrat (Wartika et al., 2013; Amboupe berpotensi hias diantaranya adalah Aerides
et al., 2019). odorata Lour., Ascocentrum miniatum (Lindl.)
Schltr., Coelogyne celebensis J.J.Sm.,
Kemudian tumbuhan berbunga non anggrek Cymbidium finlaysonianum Wall. ex Lindl.,
koleksi KRJP yang kayunya berpotensi sebagai Dendrobium crumenatum Sw., Dendrobium
bahan bangunan maupun perkakas heterocarpum Wall. ex Lindl., Dendrobium
diantaranya adalah Bambusa vulgaris Schrad. rantii J.J.Sm., Phalaenopsis amabilis (L.)
(bambu), C. nucifera (kelapa, kaluku), D. Blume, dan Pholidota imbricata (Roxb.) Lindl.
celebica Bakh. (eboni), Durio zibethinus L. (Gambar 6). Sedangkan anggrek terestrial
(durian), Heritiera javanica (Blume) Kosterm. koleksi KRJP yang berpotensi sebagai
(lumbayao), Planchonia valida (Blume) Blume tanaman hias adalah Calanthe triplicata
(pohon putat), Pterocarpus indicus Willd. (Willemet) Ames, Dendrobium lancifolium A.
(angsana), Pterospermum celebicum Miq. Rich., Eulopia spectabilis (Dennst.) Suresh,
(n’torode), Tectona grandis Linn. f. (jati), Geodorum densiflorum (Lam.) Schtlr,
Schizostachyum sp. (bambu), S. macrophylla Habenaria beccarii Schltr, dan Nervilia
(mahoni, kayu balanda), dan Vitex cofassus concolor (Blume) Schltr. (Gambar 7).
Reinw. Ex Blume (kayu biti, gofasa) (Wartika
et al., 2013; Muraqmi et al., 2015; Ariati & Beberapa jenis anggrek koleksi KRJP juga ada
Rahayu, 2017b). Rumah panggung yang berpotensi sebagai tanaman obat.
masyarakat suku Bugis memanfaatkan Contohnyak adalah A. odorata, D.
tumbuh-tumbuhan sebagai bahan konstruksi crumenatum, E. spectabilis, N. concolor, dan
bangunan (Muraqmi et al., 2015). Batang P. imbricata. Hasil penelitian (Paul et al.,
kelapa, durian, dan jati digunakan sebagai 2013), menunjukkan bahwa ekstrak daun A.
rangka bumbung rumah, dinding rumah, odorata berpotensi sebagai antimikroba.
tiang rumah, papan rumah. Sedangkan Anggrek lain yang berpotensi sebagai
batang bambu dijadikan anak tangga. antimikroba adalah D. crumenatum (anggrek
Menurut Wartika et al. (2013), masyarakat merpati) (Sandrasagaran et al., 2014).
adat Rongkong memanfaatkan batang kayu Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian
balanda (S. macrophylla) sebagai tiang utama Pant (2013), seluruh bagian dari anggrek
59
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
terestrial N. concolor, dapat digunakan untuk penambah nafsu makan (Subedi et al., 2013).
mengobati asma, diare, infeksi saluran Selain itu, Subedi et al. (2013) juga
kemih, dan mual. Umbi dari anggrek menyatakan bahwa umbi semu P. imbricata
terestrial E. spectabilis dapat digunakan dapat digunakan untuk mengobati demam.
untuk mengobati bronkhitis, cacingan, serta
Gambar 6. Anggrek epifit koleksi KRJP. Dari kiri atas ke kanan: Coelogyne celebensis J.J.Sm., Cymbidium
finlaysonianum Wall. ex Lindl., Dendrobium crumenatum Sw., Phalaenopsis amabilis (L.)
Blume, Aerides odorata Lour., Ascocentrum miniatum (Lindl.) Schltr., Dendrobium
heterocarpum Wall. ex Lindl., Dendrobium rantii J.J.Sm., dan Pholidota imbricata (Roxb.) Lindl.
Gambar 7. Anggrek terestrial koleksi KRJP. Dari kiri atas ke kanan: Calanthe triplicata (Willemet) Ames,
Habenaria beccarii Schltr, Eulopia spectabilis (Dennst.) Suresh, Geodorum densiflorum (Lam.)
Schtlr, Nervilia concolor (Blume) Schltr, dan Dendrobium lancifolium A. Rich.
Koleksi tumbuhan paku KRJP terdiri atas 10 koleksi KRJP memiliki potensi sebagai
suku, 15 marga, 19 jenis, dan 30 spesimen. tanaman hias. Namun demikian, ada satu
Umumnya semua koleksi tumbuhan paku jenis yang berpotensi sebagai bahan pangan
60
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
maupun tanaman obat, yaitu Diplazium Tahun 2018, yaitu Caryota no Becc. (Gambar
esculentum (Retz.) Sw. (pakis sayur). Masyarakat 8). Eboni sulawesi merupakan anggota suku
Indonesia tidak hanya mengonsumsi pakis Ebenaceae dan termasuk ke dalam kategori
sayur sebagai makanan lezat, tetapi sebagian rentan (vulnerable/VU) IUCN (World Conservation
masyarakat juga mengganggap jenis ini dapat Monitoring Centre, 1998). Status konservasi
mengobati berbagai macam penyakit. tersebut perlu dimutkahirkan lagi, mengingat
Menurut Hermawan et al. (2017), rebusan penilaian status konservasinya yang
daun pakis sayur digunakan sebagai tonik dilakukan pada tahun 1998 lalu. Menurut
bagi perempuan setelah melahirkan serta World Conservation Monitoring Centre
untuk menyembuhkan batuk berdahak; (1998), D. celebica merupakan tumbuhan
ekstrak daun tua digunakan untuk obat endemik Sulawesi dan hanya ditemukan di
demam; rimpang ditumbuk lalu direndam Sulawesi bagian tengah dan utara.
dalam air untuk antidiare dan antidisentri. Habitatnya di hutan hujan dataran rendah.
Khasiat pakis sayur tersebut disebabkan Jenis ini terancam karena eksploitasi kayunya
adanya sejumlah kandungan senyawa aktif yang berkualitas baik yang dimanfaatkan
yang meliputi steroid, fenol, flavon, dan untuk ukiran, furnitur dan alat musik. Jumlah
flavonoid. Dengan demikian D. esculentum pohon dewasa dari jenis ini pun telah
memiliki beberapa aktivitas farmakologi menurun dan sebagian besar habitat
seperti antibakteri, antioksidan, antidiabetik, alaminya telah diubah menjadi perkebunan.
hepatoprotektif (Amit et al., 2011, Hermawan et Aksi konservasi untuk jenis ini salah satunya
al., 2017, Junejo et al., 2018). Masyarakat adalah dengan mengatur pemanfaatannya
Sulawesi Selatan memanfaatkan pucuk muda menggunakan kuota. KRJP mengoleksi empat
D. esculentum sebagai anti racun (Airandi & spesimen D. celebica. Caryota no (palem ekor
Khaerati, 2016). ikan) merupakan angggota suku Arecaceae
(palem-paleman). Jenis palem ini memiliki
Terdapat satu jenis koleksi tumbuhan tajuk dan bunga yang indah sehingga
berbunga non anggrek KRJP, yaitu D. celebica berpotensi sebagai tanaman hias. Selain itu,
(eboni Indonesia, eboni makasar, eboni tunas dan sagu yang berasal dari batangnya
Sulawesi) yang termasuk ke dalam tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan
dilindungi berdasarkan IUCN. Selain itu, ada (Johnson, 1992). Pemanfaatan tunas dan
satu jenis tumbuhan koleksi KRJP yang batang dari palem ekor ikan tersebut diduga
termasuk ke dalam tumbuhan yang dapat mengurangi populasinya di alam. KRJP
dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri mengoleksi satu spesimen C. no.
Kehutanan dan Lingkungan Hidup Nomor 106
Gambar 8. Diospyros celebica (kiri) dan Caryota no (kanan) koleksi Kebun Raya Jompie Parepare.
61
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
Fungsi penelitian juga telah dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman
KRJP sejak tahun 2016 – April 2020, baik oleh Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD),
perguruan tinggi, maupun LIPI (Gambar 9). Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Mahasiswa perguruan tinggi melakukan Menengah Atas (SMA), maupun Perguruan
penelitian di KRJP untuk bahan tugas akhir, Tinggi. Kegiatan pendidikan lingkungan
skripsi, maupun disertasinya. Topik penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan
beragam, mulai dari keanekaragaman pemahaman kepada para siswa akan
tumbuhan, ekonomi, pariwisata, serta pentingnya menjaga kelestarian tumbuhan
hukum. Sementara itu, peneliti dari LIPI telah Indonesia serta lingkungan hidup. Selain itu,
melakukan penelitian di KRJP tentang Model sejak tahun 2018 hingga Maret 2020, KRJP
Pengelolaan Kebun Raya, serta DNA juga telah melayani tiga kali proses
Barcoding. Topik-topik penelitian lain masih pemagangan dari mahasiswa perguruan
terbuka untuk dilakukan di KRJP, diantaranya tinggi di Parepare. Setiap periode
seperti taksonomi, perbanyakan, dan pemagangan berlangsung selama 40 hari dan
fenologi dari tumbuhan koleksi KRJP. terdiri atas 7 – 8 mahasiswa magang. Topik
yang dipelajari mahasiswa-mahasiswa
tersebut selama proses pemagangan adalah
pemeliharaan kebun yang meliputi penataan
taman, pengomposan, inspeksi kebun,
inventarisasi koleksi, serta peningkatan
estetika kebun.
62
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
Gambar 11. Tutupan lahan Kebun Raya Jompie Parepare. Sumber: Rahayu & Ariati (2019).
63
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
64
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
65
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
66
Warta Kebun Raya Edisi Khusus 18 (1), Mei 2020
67