Sekripsi Analisis Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi Oleh Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida (KP3) Di Kabupaten Sumbawa

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 105

ANALISIS PENGAWASAN DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI

OLEH KOMISI PENGAWAS PUPUK DAN PESTISIDA (KP3)


DI KABUPATEN SUMBAWA

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

AGUNG PERMANA

NPM : 13.01.03.0.002-01

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS SAMAWA SUMBAWA BESAR
TAHUN 2017
ANALISIS PENGAWASAN DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI
OLEH KOMISI PENGAWAS PUPUK DAN PESTISIDA (KP3)
DI KABUPATEN SUMBAWA

SKRIPS I

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Ujian Keserjanaan


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1 Ilmu Administrasi Negara
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan
Universitas Samawa Sumbawa Beasr

Diajukan Oleh:

AGUNG PERMANA

NPM : 13.01.03.002-01

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS SAMAWA SUMBAWA BESAR
TAHUN 2017
ANALISIS PENGAWASAN DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI
OLEH KOMISI PENGAWAS PUPUK DAN PESTISIDA (KP3 )
DI KABUPATEN SUMBAWA

OLEH :
AGUNG PERMANA
NPM: 13.01.03.0.002-01

ABSTRAKSI

Pupuk bersubsidi merupakan program pemerintah yang membutuhkan


pengawasan efektif, karena sistem distribusi pupuk pupuk memiliki alur yang
panjang dan rentan akan berdampak terciptannya penyimpangan. Pendistribusian
pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumbawa masih terdapat permasalahan dan
penyimpangan seperti terjadi kenaikan harga eceran tertinggi di atas harga yang
ditetapkan oleh pemerintah dan masih ada petani yang merasa kesulitan
mendapatakan pupuk pada saat musim tanam tiba. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana pengawasan distribusi pupuk bersubsidi dalam dalam
upaya peningkatan produktivitas pertanian oleh Komisi pengawasan pupuk dan
pestisida (KP3) di Kabupaten Sumbawa, serta mengetahui faktor-faktor
penghambat dalam pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.
Tipe Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Lokasi Penelitian di Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten (KP3)
Kabupaten Sumbawa. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari informan dan dokumen. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan melakukan : Observasi, dokumentasi, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan pengawasan yang dilakukan oleh Komisi
Pengawasan pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumbawa masih belum bejalan
dengan baik dan perlu ditingkatkan. Efektivitas pengawasan belum dapat berjalan
dengan baik dikarenakan prinsip-prinsip efektivitas pengawasan belum dapat
diterapkan secara keseluruhan. Faktor pengahambat internal meliputi sumber daya
manusia (SDM) dan sumber daya finansial (keuangan yang minim. Faktor
external minimnya peran aktif masyarakat dalam melakukan pelaporan atau
pengaduan yang bekaitan dengan pupuk bersubsidi. Sedangkan Faktor pendukung
yaitu harus adanya sinergi antara pemerintah dengan masyarakat dalam hal
pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi di kabupaten Sumbawa.

Kata Kunci : Pengawasan. Pupuk bersubsidi. Komisi pengawasan Pupuk dan


Pestisida
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. Motto

Pahlawan bukanlah orang yang berani


menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi
pahlawan sebenarnya ialah orang yang
sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.
(Nabi Muhammad SAW)

Saya meminta Kekuatan, dan Allah memberi


saya kesulitan untuk membuat saya kuat.
(Shalhuddin Al-Ayyubi)

2. Persembahan

Kupersembahkan Karya Ini Kepada :


Allah S.W.T yang telah memberikan begitu
banyak rahmat dan Hidayah kepada seluruh umatnya.
Ibunda tercinta Sri sumbawati dan Ayahanda
tercinta Muhammad Adam, terimaksi atas doa’a, kasih
sayang serta pengorbanan selama ini, dan selalu
memberikan dorongan semangat dalam hidup ku.
Untuk kaka ku tercinta Arga Satya Nugraha dan
Adik ku tersayang Fitrya Anjani tetaplah jadi saudara
yang terbaik dan saling menjaga.
Serta keluarga besar Anak Kolong Kodim 1607
Sumbawa dan Anak –Anak Alam Bescame Induk
Sumbawa terima kasih Atas dukunganya Selalu
Kompak berkerja bersama.

Dan Kampus Tercinta UNIVERSITAS SAMAWA


KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim.

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT,

atas segala rahmat, karunia, kekuatan dan hidayahNya yang dianugerahkan

kepada penulis. Nikmat waktu, pikiran dan tenaga yang tiada terukur diberikan-

Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan, dalam rangka memenuhi salah satu

syarat menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Pengawasan Distribusi Pupuk

Bersubsidi Oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Di

Kabupaten Sumbawa”. Salawat dan salam tak lupa saya haturkan kepada

junjungan kita, Rasulullah Sallahu Alaihi Wassalam yang telah menjadi suri

tauladan bagi segenap umat untuk tetap istiqamah di atas ajaran Islam hingga

akhir zaman.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis menyadari banyak sekali

kesulitan yang dihadapi dari awal pengerjaan hingga menyelsaian Skripsi ini,

namun berkat bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen

pembimbimg, akhirnya Skripsi ini dapat diselsaikan.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Syaifuddin Iskandar, M.Pd, selaku Guru Besar Universitas

Samawa Sumbawa Besar, sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan memberikan bimbingan moral dan moril dalam penyusunan

Skripsi ini.

i
2. Bapak Muhammad Salahuddin, S.Ag., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Pemerintahan Universitas Samawa Sumbawa Besar.

3. Bapak Muslim, S.Sos., M.Sos, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Pemerintahan Universitas Samawa Sumbawa Besar.

4. Bapak Amrullah, S.AP., M.PA, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Pemerintahan Universitas

Samawa Sumbawa Besar.

5. Bapak Dr. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP, sebagai Dosen Pembimbing II, yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta saran-

saran dan pencerahan yang sangat berguna bagi penulis untuk menyelsaikan

Skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan yang telah

memberikan bimbingan berupa ilmu pengetahuan selama dalam perkuliahan.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan,

program Studi Ilmu Administrasi Negara (IAN), terimakasih atas bantuan,

dukungan dan kebersamaannya selama ini dari teman- teman semua, saya

sangat bersyukur mengenal kalian semua. Semoga kesuksesan dan

kembahgian selalu bersama kita. Aminn

8. Bapak Abdul Mujib., M.Pd selaku pembina umum Anak Anak Alam (A3)

Indonesia, yang telah memberikan dorongan dan masukan-masukan yang

bermanfaat, serta rekan-rekan seperjuangan keluarga pendaki Anak Anak

Alam seluruh Indonesia yang telah banyak memberikan bantuan dan

dukungan yang sangat berarti. Salam Lestari.

ii
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, baik saran maupun kritik dari para pembaca sangat penulis

harapkan demi perbaikan untuk selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga

Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Billahittaufik Walhidayah

Wassallamu’ alaikum Wr. wb

Sumbawa Besar, 20 Juli 2017


Penulis,

Agung Permana

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHA ....................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 8
A. Tinjauan Pengawasan ................................................................. 8
B. Tinjauan Kebiajakan Pupuk Bersubsidi ...................................... 17
C. Tinjau Tentang Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida ........... 24
BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................... 25
A. Jenis Penelitian........................................................................... 25
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 27
C. Lokasi dan Situs Penelitian......................................................... 27
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 30
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 32
G. Keabsahan Data.......................................................................... 33

iv
BAB VI. HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN ANALISIS
DATA ....................................................................................... 36
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 37
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 37
2. Gambaran Umum Komisi Pengawasan Pupuk (KP3)
Kabuapten Sumbawa .............................................................. 42
3. Gambaran Umum Distribusi Pupuk Bersubsidi di
Kabupaten Sumbawa .............................................................. 47
B. Pembahasan dan Analisis Data ..................................................... 53
1. Pengawasan distribusi Pupuk bersubsidi Oleh KP3 di
Kabupaten Sumbawa .............................................................. 54
2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ............................ 65
3. Sistem Pengawasan Efektif terhadap Distribusi Pupuk Bersubsidi
oleh KP3 Kabupaten Sumbawa .............................................. 68
BAB V. PENUTUP................................................................................. 70
A. Kesimpulan .................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
TABEL Hal.
Tabel 4.1 : Tabel Susunan Personil Komisi Pengawasan Pupuk dan
Pestisida Kabupaten Sumbawa................................................ 47
Tabel 4.2 : Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi ................... 49
Tabel 4.3 : Harga Pupuk Non Subsidi ...................................................... 50
Tabel 4.4 : Data Jumlah Kuota Pupuk dan Realisasi Pupuk Bersubsidi di
Kabupaten Sumbawa ............................................................. 51
GAMBAR
Gambar 1.1 : Gambar foto Pupuk SUNDAG-15....................................... 4
Gambar 3.1 : Komponen dalam Analisis Data .......................................... 35
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa .. 42

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

pelaksanaan program pemerintah. Karena dengan adaanya pengawasan,

proses pencapaian tujuan program pemerintah yang diimpelementasikan

dapat tercapai dengan baik, serta dapat diambil tindakan korektif apabila

dalam pelaksaanya terdapat berbagai penyimpangan yang muncul dan

pengawasan yang efektif akan memiliki dampak besar terhadap pencapaian

tujuan program pemerintah yang tengah berjalan.

Program pemerintah disektor pertanian yang membutuhkan

pengawasan efektif adalah program Pupuk Bersubsidi, karena sistem

distribusi pupuk bersubsidi memilki alur yang panjang dan berpontensi

terciptanya berbagai penyimpangan. Berdasarakan Peraturan Mentri

Pertanian R.I Nomor 69 Tahun 2016 Tentang Alokasi dan Harga Eceran

Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran

2017, yang dimaksud pupuk bersubsidi adalah barang dalam pengawasan

yang pengadaan dan penyaluran dapat subsidi dari pemerintah untuk

kebutuhan kelompok tani dan atau petani di sektor pertanian. Oleh karena

itu dalam mencapai tujuan Program Pupuk Bersubsidi, fungsi pengawasan

1
2

sangatlah penting karena dapat menjamin proses pencapain tujuan program

pupuk bersubsidi berjalan efektif dan efesien, serta penyimpangan dapat

dihindari, khusunya pada aspek distribusi pupuk bersubsidi.

Menurut Robbins dan Coulter (2005:211), pengawasan sebagai proses

pemantauan aktivitas organisasi untuk memastikan apakah aktivitas sesuai

dengan yang direncanakan dan sebagai proses mengoreksi setiap

penyimpangan yang muncul. Maka melalui Komisi Pengawasan Pupuk

dan Pestisida pemerintah memiliki kewenangan dalam pengawasan

distribusi pupuk bersubsidi, baik ditingkat Provinsi ataupun ditingkat

Kabupaten/Kota. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida merupakan

wadah koordinasi pengawasan antar intansi terkait dibidang pupuk dan

pestisida baik tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten/Kota. Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida memiliki tugas melakukan pengawasan

terhadap pengadaan, peredaran, penyimpanan, dan penggunaan pupuk dan

pestisida di wilayah masing-masing, baik melalui pemantauan secara

langsung terhadap penyediaan dan penyaluran pupuk dari Lini III

(Distributor), sampai Lini IV (Pengecer resmi), dan kelompok tani (petani),

maupun secara tidak langsung melalui monitoring dan evaluasi terhadap

laporan hasil pengawasan yang dilakukan oleh instansi terkait dan tim

pengawasan pupuk di kabupaten/kota.

Ironisya meskipun berbagai perangkat peraturan perundang-

undangan terkait dengan peredaran pupuk dan pestisida telah diterbitkan,

bila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi pada saat ini keberadaan pupuk
3

bersubsidi yang didistribusikan masih terdapat berbagai permasalahanan

yang terjadi dilapangan selama peroses pendistribusian pupuk bersubsidi.

Contoh kasus permasalahan pupuk bersubsidi yang terjadi, di Kabupaten

Sumbawa yaitu pada tahun 2016 di kabupaten sumbawa pernah mengalami

kelangkaan pupuk bersubsidi, kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi

yaitu jenis pupuk NPK, dikarenkan ketersediaan pupuk bersubsidi masih

morat marit/ tidak tepat waktu, mengakibatkan para petani jagung

mengalami kesulitan untuk memperoleh pupuk bersubsidi, sehingga

menggangu kelancaran penerapan panca usaha Tani mereka diikarenkan

terkendala sarana prosduksi khusunya pupuk.” (antaranews.com).

Bersamaan dengan fenomena kelangkaan pupuk yang terjadi di

Kabupaten Sumbawa, ditemukan pupuk yang diduga palsu, berdasarkan

pada surat kabar berita online KabarSumbawa.com tahun 2016,

ditemukannya penyimpangan terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi di

Kabupaten Sumabawa, pupuk yang diduga palsu telah beredar di kalangan

Klompok Tani , pupuk yang dipalsukan tersebut adalah jenis pupuk NPK,

yang di berinama label pada kemasan pupuk SUNDAG, pupuk palsu

tersebut di duga ditribusikan oleh salah Distributor Pupuk nakal ke pengecer

pupuk ynang ada di seluruh Kecamatan di Kabupaten Sumbawa untuk di

edarkan atau di jual ke klompok tani di kabupaten sumbawa.

Berikut ini adalah gambar pupuk yang diduga palsu yang beredar di

kalangan Klompok tani di Kabupaten Sumbawa :


4

Gambar. 1.1

Pupuk SUNDAG -15 jenis Pupuk NPK, yang diduga Pupuk Palsu

Sumber : Dinas Perindustrian & Perdagangan Kabupaten Sumbawa

Berdasarkan penemuan kasus yang cukup mengkhawatirkan tersebut

Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa mengambil tindakan dengan

melakukan cek laboratorium untuk menguji kadar kandungan & kompisi

yang digunakan dalam membuat pupuk palsu tersebut. Setelah melakukan

uji Leb di mataram ternyata benar hasilnya terbukti, kalau pupuk tersebut

adalah pupuk oplosan atau palsu. (KabarSumbawa.com)

Maka berdasarkan kasus kelangkaan dan Penyimpangan terhadap

pelaksaan pendistribusian pupuk bersubsidi yang pernah terjadi di

Kabupaten Sumbawa, maka segala hal yang menyangkut permasalahan

dalam peroses pendistribusian pupuk bersubsidi harus benar-benar ditangani

dengan serius oleh pemerinah, kareana bila pupuk tidak dapat terdistribusi

dengan baik akan berdampak buruk terhadap produktivitas disektor

pertanian karena pupuk dan pestisida merupakan sarana produksi yang

sangat menentukan dalam pencapaian sasaran produksi nasional. Selain itu

kalangkan pupuk juga akan berimbas pada naiknya HET (Harga Eceran
5

Tertinggi) pupuk bersubsidi di tingkat petani maka sudah tentu hal tersebut

dapat menambah beban para petani kita untuk melakukan pemupukan

dikarenakan pupuk yang diperoleh terlalu mahal dan langkah.

Sejalan dengan hal tersebut menurut Sukana dan Tejoyuwono dalam

Sudjono (2011: 314), bahwa distribusi pupuk merupakan salah satu

indikator yang vital dalam menjamin ketahanan pangan nasional dan

produktivitas pertanian nasional, maka dari itu distribusi pupuk merupakan

permasalahan yang tidak boleh dianggap remeh dalam upaya pencapaian

produktivitas pertaniaan dan ketahanan pangan.

Oleh karena itu KP3 kabupaten Sumbawa sebagai lembaga

pemerintahan yang memiliki kewenangan dalam pengawasan pupuk dan

pestisida, harus benar-benar serius dalam menangani dan menindak lanjuti

permasalahan yang berpotensi sebagai penghambat selama proses

pendistribusian pupuk bersubsidi, agar praktik-praktik yang merugikan para

petani khususnya di Kabupaten sumbawa tidak terulang kembali dimasa

yang akan datang. Dengan melihat berbagai fenomena permasalahan dan

dampak yang diakibatkan dari permasalahan distribusi pupuk bersubsidi,

maka peneliti ingin mencoba meneliti hal tersebut, apaka Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumbawa yang memiliki

kewenangan dalam pengawasan distribusi pupuk bersubsidi, mampu

mengatasi permasalahan, mencegah serta menekan berbagai penyimpangan

yang timbul dalam proses pelaksanaan pendistribusian pupuk bersubsidi di

Kabupaten Sumbawa.
6

Berdasarkan latar belakang diatas adapaun judul dari penelitian ini

adalah “Analisis Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi Oleh Komisi

Pengawasan Pupuk Dan Pestisida (KP3) Di Kabupaten Sumbawa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang di atas, maka

berikut dirumuskan tentang beberapa permasalahan pokok dalam penelitian

ini yaitu:

1. Bagaimana pengawasan distribusi pupuk bersubsidi oleh Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) di Kabupaten Sumbawa ?

2. Faktor- faktor apa saja yang menjadi penghambat pengawasan distribusi

pupuk bersubsidi oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di

Kabupaten Sumbawa ?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak

dicapai. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis pengawasan distribusi pupuk

bersubsidi oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) di

Kabupaten Sumbawa.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat terhadap

pengawasan distribusi pupuk bersubsidi oleh Komisi Pengawasan Pupuk

dan Pestisida (KP3) di Kabupaten Sumbawa.


7

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini peneliti mengharapkan dapat menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Dalam rangka pengembangan teori-teori pengawasan dan dalam

mengembangkan sebuah karya ilmiah baru yang di sempurnakan.

2. Manfaat Praktis

a. Dalam rangka memberi masukan dan rekomendasi positif bagi

Komisi Pengawasan Pupuk Dan Pestisida Kabupaten Sumbawa,

dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap distribusi pupuk

bersubsidi agar dapat berjalan efektif sesuai dengan prinsip-prinsip

yang ditetapkan serta bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang

berkepentingan terhadap pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.

b. Bagi pemerintah, khusunya Pemerintah Kabupaten Sumbawa

dalam rangka memberi masukan informasi terkait, mengenai

kondisi rill yang ada dilapangan sekaligus sebagai refrensi untuk

memecahkan permasalahan dan pengambilan keputusan kebijakan

terhadap distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumbawa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Dalam pencapaian tujuaan organisasi atau Lembaga hendaknya

program atau kebijakan yang ada didalamnya harus dapat berjalan sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya. Ketika program atau kegiatan

tersebut berjalan maka pengawasan adalah fungsi yang memberikan

tindakan koreksi apabila program atau kegiatan tidak sesuai seperti yang

direncanakan. Adapun pengertian pengawasan menurut para Ahli.

Yahya (2006:91), Pengawasan memiliki hubungan yang sangat erat

dengan perencanaan, seperti yang terlihat bahwa langkah awal dalam

peroses pengawasan adalah sebenarnya langkah awal dalam peroses

perencanaan, penempatan tujuan setandar atau mendefinisikan

pengawasan dahulu kemudian dapat dipahami pengertian-pengertian

tujuan, sasaran, prosedur dan sebagaianya.

Pengawasan Menurut Manullang (2004: 173), pengawasan dapat

diartikan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang

sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya supaya pekerjaan

sesuai dengan rencana semula. Sedangkan menurut Handoko (2009:

359), pengawasan adalah sebagai peroses untuk menjamin tujuan-tujuan

8
9

organisasi dan manjemen tercapai. Hal ini berkenan dengan cara membuat

kegiatan-kegiatan sesuia dengan yang direncanakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengwasan merupakan suatu fungsi

dalam manajemen yang sangat penting, pengawasan merupakan satu

indikator penting yang akan menentukan terlaksannya suartu program

atau kegiatan berdasarkan suatu perencanaan. Dalam pengawasan juga

terdapat suatu tindakan koreksi terhadap suatu penyimpangan yang sangat

penting dalam dalam melakuakan evaluasi terhadat kegiatan atau program.

Output dari pengawsan adalah suatu perbaikan terhadap penyimpangan

yang terjadi.

2. Tujuan Pengawasan

Setiap kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi

hendaknya memiliki suatu tujuan yang jelas dan terperinci. Begitu juga

dengan pengwasan pada suatu organisasi, ketika melakukan pengwasan

organisasi juga harus memiliki tujuan harus memmiliki tujuan yang jelas

dengan berbagai indikatornya, sehingga segala tindakan yang diambil

organisasi setelah dilakukan pengawsan dapat dapat di evaluasi dan dapat

dipastikan keberlajutannya. Menurut Sukarna (1993: 112), tujuan

pengawasan antara lain :

“(a)Untuk mengetahui jalannya pekerjaan lancar atau tidak.


(b)Untuk memperbaiki kesalahan –kesalahan yang dibuat oleh
pegawai dan mengusahakan pencegahan agar tidak terulang
kembali kesalahan yang serupa atau timbulnya kesalahan baru.
(c)Untuk mengetahui apakah pengguanaan budget yanmg telah
ditetapkan dalam planning terarah kepada sasarannya dan sesuai
dengan yang telah ditentukan. (d)Untuk mengetahuai pakah
pelaksanaan biaya sesuai dengan program seperti telah ditetapkan
10

dalam planning atau tidak. (f)Untuk mengetahui hasil pekerjaaan


dengan membandingkan dengan apa yang telah ditetapkan dalam
mrencana (standar) dan sesuai tambahan. (g)Untuk mengetahui
apakah pelaksaan kerja sesuia dengan prosedur atau
kebijkasanaan yang telah ditentukan.”

Bohari (1995: 4-5), menjelaskan bahwa tujuan utama pengawasan

yaitu untuk memahami apa yang salah demi perbaikan dimasa

mendatang dan mengarah keseluruh kegitan-kegitan dalam rangka

pelaksaan daripada suatu rencana sehingga dapat diharapkan suatu

hasil yang maksimal. Serta mengamati apa yang seharunya terjadi dan

membandingkanya dengan apa yang seharunya terjadi, dengan

maksud untuk secepanya melaporkan penyimpanga atau hambatan

kepada pimpinan agar dapat diambil tindakan korektif.

Selanjunya Maman Ukas (2004: 337), juga ada 3 tujuan dari

pengawasan yaitu :

(a) Untuk mensuplai pegawai-pegawai manjemen dengan informasi-

informasi yang tepat, teliti dan tepat tentang apa yang akan

dilaklasanakan.

(b) Memberi kesempatan pada pegawai dalam meramalkan rintangan-

rintangan yang akan mengganggu produktivitas kerja secara teliti

dan nmengambil langakah-langkah yang tepat untuk menghapus

atau mengurangi gangguan-gangguan yang terjadi.

(c) Setelah kedua hal telah dilaksanakan, kemudian para pegawai

dapat membawa kepada langkah terakhir dalam mencapai


11

produktivitas kerja yang maksimum dan pencapaian yang

memuaskan dari pada hasil-hasil yang diharapakan.

Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti

menyimpulkan tujuan pengawasan adalah dapat memastikan tujuan

organisasi atau lembaga secara keseluruhan dapat dicapai atau tidak,

dan pengawasan juga dapat meminimalisir penyimpangan yang terjadi

sehingga dapat memperbaiki efektivitas organisasi atau lembaga.

3. Evektivitas Pengawasan

Suatu sistem pengawasan dapat efektif merupakan indikator

terpenting dalam tercapainya pengawasan yang baik. Efektivitas dapat

dicapai ketika suatu organisasi atau lembaga memperhatikan dan

menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dengan baik.

Manullang (2004: 173), mengungkapkan bahwa untuk

mendapatkan sistem pengawasan yang efektif maka perlu dipenuhi

beberapa prinsip pengawasan, yang merupakan Condition sine qua non

bagi suatu sistem pengawasan yang efektif ialah adanya rencan-rencana

tertentu dan adanya pemberian instruksi-instruksi, serta wewenang

kepada bawahan. Selain kedua prinsip diatas, kontz dan O”donnel

dalam Manullang (2004: 174), mengemukakan suatu sisitem

pengawasan haruslah mengandung prinsip-prinsip berikut :

a). Dapat merekfleksikan sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari

kegiatan-kegiatan yang harus diawasi. Sistem pengawsan yang

efektif merefleksikan sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari


12

kegiatan-kegiatan yang harus diawasi. Pengawsan dibidang

produksi tertuju pada kuatitas dan kualitas, sedangakan pengawasan

dibidang penjualan merefleksikan pada kujantitas hasil yang terjual.

Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-

penyimpangan, sehingga berdasarkan penyimpangan-

penytimpangan itu dapat diambil tindakan untuk pelaksanaan

selanjutnya agar pelaksanaan secara keseluruhan benar-benar dapat

sesuai atau mendekati apa yang direncanakan sebelumnya.

b). Fleksibel.

Sistem pengawasan tetap dapat digunakan meskipun terdapat

perubahan perubahan rencana diluar dugaan. Misalnya pekerjaan

yang diselsaikan dalam waktu 25 hari, maka hal ini ukuran yang

digunakan tidak mengandung prinsip fleksibel. Ia dapat memnuhi

prinsip fleksibel apabila ukuranya jika pekerjaan itu diselsaikan

dalam waktu seratusjam mesin kerja.

c). Dapat merefleksikan pola organisasi.

Sistem pengawasan yang terjadi dapat ditunjukan dengan pola

organisasi. Maka dalam peroses pengawasan adanya biaya-biaya

setandar bagi masinmg-masing departemen. Tergambar dalam

pola organisasi, maka pengawasan dengan ini dapat mereflektirkan

pola organisasi.
13

d). Ekonomis.

Sifat ekonomis dalam sistem pengawsan sangat diperlukan. Tidak

ada gunanya apabila sistem pengawasan yang diciptakan mahal,

apabila tujuan pengawasan tidak dapat diubah dengan sistem yang

lebih murah.

e). Dapat dimengerti.

Melalui sitem pengawasan yang efektif apabila mereka mengawasi

kegiatan-kegiatan memahami sistem pengawasan yang dianut oleh.

f). Dapat menjamin diadakanya tindakan korektif.

Sistem pengawasan yang efektif bila dapat segera melaporkan

kegiatan-kegiatan yang salah, hal itu berkaitan tentang siapa yang

salah, dimana kesalahan-kesalahan itu terjadi, serta siapa yang

bertanggung jawap natas kesalahan tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Julitriarsa dan Suprihartono

(1998: 104), bahwa prinsip-prinsip dasar dalam pengawasan adalah

sebagai berikut:

(a) Adanya rencana tertentu dalam pengawasan, dengan adanya


rencana yang matang kan merupkan setandar atau alat pengukur
terhadap berhasil tidaknya penawasan. (b) Adanya pemberian
instruksi atau perintah serta wewenang kepada bawahan. (c) Dapat
merefelsikan berbagai sifat dan kebutuhan dari berbagai kegitan
yang diawasi. (e) Dapat segera dilaporkan adanya berbagai bentuk
penyimpangan. (f) Pengawasan harus bersifat feleksibel, dinamis
dan ekonomis. (g) Dapat merefleksikan pola organisasi. (h) Dapat
menjamin diberlakukannya tindakan korektif yakni segera
mengetahui apa yang salah, dimana terjadinya kesalahan tersebut,
serta siapa yang bertanggung jawab.
14

4. Proses Pengawasan

Dalam melaksanakan suatu tugas tertentu terdapat urutan atau

tahapan pelaksanaan tugas tertentu. Untuk menrealisasikan tujuan maka

perlu dilakukan beberapa fase atau urutan pelaksaan. Fase-fase tersebut

menurut Manullang (2004: 183-189), antara lain :

a. Menetapkan alat ukur (standar)

Dalam mengukur hasil pekerjaan diperlukan alat ukur (kualitas

ataupun Kuantitas). Alat ukur tersebut harus ditetapkan dahulu

sebelum melaksanakan pekerjaanya, dan bawahan harus mengetahui

alat ukur yang digunakan unutuk menilai pekerjaannya. Untuk

mencapai maksud yang sama yaitu bawahan dapat memahami standar

yang digunakan atasanya, maka standar dapat dikembangkan atas

sustu dasar bersama. Dengan kata lain atas dan bawahan bekerja

dalam menetapkan apa yang menjadi standar dari hasil pekerjaan

bawahan tersebut. Kemudian syarat lain yang harus dipenuhi dalam

proses pengwasan adalah bawahan mengerti benar apa yang menjadi

tanggung jawapnya.

b. Menilai (Evaluasi)

Fase kedua dalam peroses pengawasan adalah menilai atau

evaluasi. Dengan menilai dimaksudkan membandingkan hasil

pekerjaan bawahan (actual result) dengan alat pengukur (standar)

yang sudah ditentukan. Dengan demikian jelas untuk melaksanakan


15

tugas ini dua hal yang harus tersedia yitu : standar atau alat pengukur,

dan actual result atau hasil pekerjaan.

c. Mengadakan tindakan perbaiakan (Corrective action).

Fase terakhir ini hanya dilaksanakan apabila fase sebelumnya

dapat dipastikan terjadinya penyimpangan. Dengan tindakan

perbaikan diartikan tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil

senyatanya yang menyimpang agar sesuai dengan setandar atau

rencana tyang ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan

proses pengawasan merupakan sebuah tahapan-tahapan yang harus

dilakukan dalam pengawasan dalam rangka mencapai tujuan melaui

setandar yang telah ditetapkan dalam pengawasan.

5. Teknik Pengawasan

Teknik pengawasan secara umum dapat diartikan sebagai suatu

cara yang yang digunakan dalam untuk mengetahui apakah suatu

tindakan telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Menurut

Siagian (2008:139-140), teknik pengawasan pada dasarnya dilaksanakan

oleh administrasi dan manajemen dengan mempergunakan dua teknik

yaitu pengawasan langsung (direct Control) dan pengawasan tidak

langsung (indirect control). Pengawasan Langsung (Direct Control)

Yang dimaksud dengan pengawasan langsung yaitu apabila pimpinan

organisasi melakukan langsung sendiri pengawasan terhadap kegiatan

yang sedang dijalnkan oleh apara bawahannya. Sedangakan pengawasan


16

tidak langsung (indirect control) yang tidak langsung dilakukan oleh

pimpinan tetapi melalui perantaraan seperti laporan. Laporan tersebut

dapat berbentuk secara lisan maupun tertulis.

Sedangkan menurut Bohari (1992 : 25), telah membagi teknik

pengawasan menjadi dua macam yaitu :

1) Pengawasan Preventif

Pengawasan Preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya

penyimpangan-penyimpangan kegiatan. Pengawasan preventif ini juga

biasanya berbentuk prosedur-prosedur yang harus ditempuh dalam

pelaksanaan kegiatan.

2) Pengawasan Represif

Pengawasan reprensif ini dilakukan setelah suatu tindakan dilakukan

dengan membandingkan apa yang telah terjadi dengan apa yang

direncanakan. Pengawasan ini juga bertujuan mengetahui apakah

kegiatan dan pembiayaan yang telah dilakukan itu telah mengikuti

kebijakan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

teknik pengawasan adalah suatu cara yang dipakai dalam pengawasan

untuk memastikan apakah kegiatan-kegiatan yang ada telah sesuai dengan

yang direncanakan.
17

B. Tinjaun Tentang Kebijakan Pupuk Bersubsidi

1. Pengertian Subsidi

Subsidi meruapakan sebuah pembayaran yang dilakukan oleh

pemerintah atas barang atau jasa kepada produsen dan distributor dalam

suatu program tertentu. Secara subsidi pupuk merupakan suatu bentuk

pembayaran yang dilakukan pemerintah yang dilakukan produsen agar

para petani mendapatakan sebuah keringanan dalam membeli pupuk

untuk digunakan dalam kegiatan pertanianya. Berikut ini pengertian

subsidi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Nazir (2004:

537) Subsidi adalah suatu cadangan keuangan ndan sumber-sumber daya

lainya untuk mendukung kegiatan uasaha atau kegiatan perorangan oleh

pemerintah. Sedangkan menurut Suparmoko (2000), subsidi (money

transfer) adalah salah satu bentuk pengeluaran pemerintah yang dapat

juaga diartikan sebagai pajak negatif yang akan menambah pendapatan

pihak subsidi. Pajak negatif ini akan menambah tingkat pendapatan

rillapabila konsumen menkonsumsi atau membeli barang-barang yang

disubsidi oleh pemerintah dengan harga jual yang lebih rendah.

Kemudian menurut Hassanudin (2004: 537) subsidi dapat

mendorong peningkatan output produk-produk yang dibantu akan tetapi

mengganggu proses alokasi sumber daya domestik secara umum dan

memberi dampak yang merugikan terhadap perdagangan internasional.

Beradasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

subsidi merupakan biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk membiayai


18

kegiatan atau usaha agar mendorong peningkatan output produk-produk

yang dibantu. Jadi dalam penelitian ini subsidi yang diberikan pemerintah

kepada petani dalam bentuk pupuk merupakan sebuah kegiatan yang

dilakukan pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan output di bidang

pertanian, khususnya peningkatan Produktivitas Pertanian.

2. Tujuan Subsidi

Nazir dan Hasanudin (2004: 537), terdapat beberapa tujuan subsidi, yaitu

a. Subsidi produksi

Subsidi produksi diberikan kepada para pemasok oleh pemerintah

untuk mendorong peningkatan output dari produk tertentu yang

tujuannya untuk memperluas produksi beberapa produk dengan harga

rendah yang dianggap penting.

b. Subsidi ekspor

Subsidi ekspor diberikan kepada produk-produk tertentu yang

diekspor atau produk yang diekspor secara umum, sebagai suatu alat

untuk membantu neraca pembayaran negara. Selain itu subsidi ekspor

dilakukan untuk upaya peningkatan perdagangan.

c. Subsidi pekerjaan

Subsidi pekerjaan diberikan kepada upah oleh pemerintah sebagai

suatu insentif pada perushaan-perusahaan untuk dapat lebih banyak

lagi kesempatan kerja. Sehingga dapat menurunkan tingkat pengguran

dalam perekonomian.
19

d. Subsidi pendapatan

Subsidi pendapatan dilakukan pemerintah kepada masyarakat

melalui sistem transfer dalam usaha untuk memungkinkan merek

menikmati standar hidup minimum. Subsidi pendapatan dilakukan agar

kesejahteraan masyarakat semakin terjamin, sehingga perekonomian

diharapkan dapat lebih lanjut.

3. Jenis-Jenis Subsidi

Menurut Munawar (2013: 11), Dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN), belanja subsidi terdiri atas subsidi energi dan

subsidi non energi yang masing- masing terdiri dari :

a). Subsidi Energi:

Subsidi Bahan bakar minyak (BBM), Subsidi Bahan Bakar Nabati

(BBN), Subsidi LPG tabung 3 kg, Subsidi LGV, Subsidi Listrik.

b). Subsidi Non-energi:

Subsidi Pertanian (pangan, benih, pupuk,), Subsidi bunga keredit

program, Public Service Obligation (PSO), Subsidi Pajak/DTP, dan

subsidi lainya.

Jadi berdasarakan jenis-jenis subsidi, pupuk bersubsidi termasuk ke

dalam jenis subsidi non-energi dalam bidang pertanian.

4. Distribusi

Dalam proses pemasaran suatu barang atau jasa, distribusi

memegang peranan yang sangat penting. Distribusi merupakan kegiatan

dalam pemasaran yang berguna untuk melancarkan kegiatan penyaluran


20

barang dari produsen kepada konsumen. Menurut Kotler (2007: 120),

distribusi merupakan sekumpulan organisasi yang membuat sebuah

proses kegiatan penyaluran barang atau jasa siap untuk di pakai atau

dikonsumsi oleh konsumen (pembeli). Sedangkan menurut Winardi

(2005: 296), distribusi merupakan sekumpulan perantara yang terhubung

erat antara satu dengan yang lainnya dalam kegiatan penyaluran produk-

produk kepada konsumen (pembeli).

Jadi distribusi adalah suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa

dari produsen kepada konsumen agar memperoleh barang sesuai dengan

apa yang diinginkan dan dapat tersedia secara tepat waktu.

5. Kebijakan Pupuk Bersubsidi

Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan

penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET)

yang ditetapkan di penyalur resmi di lini V (Pedagang Pengecer/ Kios)

sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

07/MDAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk

Bersubsidi untuk sektor pertanian. Jenis-jenis pupuk yang disubsidi

pemerintah terdiri dari pupuk Urea, ZA,SP-36, NPK dan pupuk organic

yang diadakan produsen pupuk yang ditunjuk oleh Pemerintah, yaitu :

PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur,

PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik. Sedangkan

menurut Peraturan Menteri Perdagangan R.I. Nomor: 15/M-

DAG/PER/4/2013, pupuk bersubsidi adalah barang dalam pengawasan


21

yang pengadaannya dan penyaluranya mendapat subsidi dari

pemerintah untuk kebutuhan kelompok tani dan atau petani di sektor

pertanian meliputi pupuk Urea, Pupuk SP36, Pupuk ZA, Pupuk NPK

dan jenis Pupuk bersubsidi lainya yang ditetapkan oleh mentri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian. Jadi yang

dimaksud dengan pupuk bersubsidi adalah pupuk yang terdiri dari atas

jenis pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK dan Pupuk Organik yang

pengadaanya mendapat potongan biaya dari pemerintah dengan

mekanisme pengawasan tertentu yang ditujukan bagi petani di sektor

pertanian. Kebijakan pupuk bersubsidi ini bertujuan untuk

meringankan beban petani dalam penyediaan dan penggunaan pupuk

untuk kegiatan usahatani. Sehingga dapat meningkatkan produktifitas

dan produksi komoditas pertanian guna mendukung ketahanan pangan

nasional. Pupuk bersubsidi diperuntukan untu sektor pertanian yang

berkaitan dengan budidaya tanaman pangan, sasarannya adalah petani,

perkebunan dan peternakan.

6. Sistem Distribusi Pupuk Bersubsidi

Menurut Sudjono (2011:314), distribusi pupuk bersubsidi pada

awalnya menggunakan suatu sistem yang dikendalikan melalui campur

tangan pemerintah secara langsung (fully regulated) terutama pada

periode (1979-1998) untuk menunjang program swasembada pangan.

Memasuki Era reformasi 1998, mekanisme penyaluran pupuk diserahkan

kepada pasar bebas dimana pemerintah sempat mencabut program


22

subsidi pupuk pada periode 1998-2002. Akan tetapi disadari bahwa

pasar pupuk nasional tidak siap untuk langsung menghadapi mekanisme

pasar bebas, sehingga pada periode 2003 program pupuk bersubsidi

kembali diberlakukan untuk mengatasi kebutuhan petani, khususnya di

sektor pertanian tanaman pangan. Pada tingkat produsen Indonesia

memiliki 5 (lima) perusahaan BUMN yang memproduksi pupuk

bersubsidi untuk kebutuhan nasional, yaitu: PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri),

PT. Pupuk Kaltim (PKT), PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Petro

Kimia Gersik (PGK), PT. Pupuk Kujang (PK). Sistem rayonisasi selama

ini diterapakan pada distribusi Pupuk bersubsidi dalah sistem distribusi

terbuka. Dalam alur sistem distribusi terbuak dibagi dalam dua alur.

Peratama, yaitu alur distribusi ke daerah yang dapat dengan

mudah dijangkau sarana transpotrasi, yang dilakukan pendistribusian

melalui saluran distribusi sesuia yang telah ditetapkan. Kedua, alur

pada jalur distribusi biasa, tiga pabrik yaitu PT.Pupuk Ssriwijaya (Pusri),

PT. Pupuk Kaltim (PKT), dan PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) masing-

masing menyalurkan pupuk kegudang lini II (tingkat provinsi) atau

gudang Unit Pengantongan Pupuk (UPP) di pelabuhan. Dari UPP,

pupuk kemudian didistribusikan lagi ke gudang lini III atau disebut

gudang produsen yang berada ditingkat kabupaten/kota. Untuk dua

produsen pupuk lainya, yaitu PT. Petro Kimia Gersik (PKG) dan PT.

Pupuk kujang (PK), tidak mendistribusikan malalui lini II/UPP,

melainkan langsung ke gudang produsen di lini III. Melalui gudang lini


23

III, pupuk didistribusikan ke gudang distributor lini IV/ tingkat

kecamatan. Pada pengangkutan dari gudang lini III ke gudang lini IV

distributor pada umumnya menggunakan tranportasi darat.

7. Modus-Modus Penyimpangan Pupuk Bersubsidi

Menurut Darwis dan Muslim dalam Sudjono (2011: 317),

kelangkaan pupuk di tingkat petani bukan karen kurangnya produksi.

Tetapi lebih dikarenakan lemahanya sistem distribusi. Demikian pula

dengan masalah- masalah yang lain seperti penyaluran, penyimpanan,

dan pemasaran pupuk bersubsidi umumnya berpangkal pada sistem

distribusi yang belum terkoordinasi dengan efektiv. Lemahanya sistem

distribusi tersebut dikarenkan didalamnya terdapat penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi. Menurut kariayasa dan Yusdja dalam

Sudjono (2011: 314), modus-modus yanga kerap terjadi dalam distribusi

pupuk bersubsidi seperti, penyeludupan pupuk keluar negeri, perembesan

pupuk dari pasar subsidi ke non subsidi, lonjakan haraga di tingakat kios

diatas HET (Harga Eceran Tertinggi), perembesan antar wilayah, pada

dasarnya modus dalam penyimpangan distribusi pupuk bersubsidi selalu

bergerak dinamis, seperti yang terjadi pada saat ini modus-modus

penyimpangan dalam distribsui pupuk bersubsidi adalah penggantian

karung, melakukan pengurangan timbangan pupuk, mencampur pupuk

bersubsidi dengan zat lain. Modus-modus penyimpangan tersebut

merupakan suatu tindakan yang harus segera dihentikan melalui

mekanisme pengawasan yang efektif.


24

C. Tinjauan Tentang Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida

1. Dasar Hukum Pembentukan dan Pengertian Komisi Pengawas

Pupuk dan Pestisida

Agar pelaksanaannya dapat berjalan tertib dan lancar serta

untuk terjaminnya ketersediaan pupuk baik jumlah, mutu, jenis

maupun harganya perlu dilakukan upaya pengawasan dan

pengendalian maka dibentuknya Komisi Pengawasa Pupuk dan

Pestisida pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Menurut

Peraturan Menteri Perdagangan No. 15/M-Dag/Per/4/201 3 Bab I

Ketentuan Umum Pasal 1 huruf 22 yang dimaksud dengan

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) baik provinsi

maupun kabupaten/kota adalah salah satu wadah koordinasi intansi

terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh

gubernur untuk tingkat provinsi dan oleh bupati/walikota untuk

tingkat kabupaten/kota yang teridiri dari unsur-unsur pemerintah

daerah dan dinas terkait dengan ketua komisi ditetapkan adalah

Sekretaris Daerah.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan deskeriptif kualitatif. Penelitian

merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang digunakan untuk mengetahui

metode ilmiah (Sukarni, 1984). Sedangkan menurut Sugiyono (2015)

mengemukakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu

berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif

kualitatif. Sugiyono (2015) mendefinisikan metode penelitian kualitatif

adalah “metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah”. Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai

lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.

25
26

Bogdan dan Taylor (Moleong,2005: 4) penelitian kualitatif

didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang perilaku

yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomenatentang apa yang dialami oleh subyek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2005: 6).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis

penelitiannya deskriptif, dengan tujuan memberikan gambaran tentang

suatu gejala tertentu. Teknik pengambilan data melalui observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Untuk menganalisa data digunakan metode

deskriptif kualitatif, yakni uraiannya berdasarkan gejala-gejala yang

tampak. Jadi pendekatan deskriptif kualitatif merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan

fenomena yang terjadi saat ini maupun yang sudah berlalu. Perubahan

terhadap variabel-variabel yang ada namun menggambarkan atau

menjelaskan suatu kondisi dengan apa adanya.

Maka metode ini menjelaskan dan menggambarkan suatu hal

kemudian diklasifikasikan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.

Karena metode yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

memberikan gambaran mengenai Analisis Pengawasan Distribusi Pupuk


27

Bersubsidi Oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di Kabupaten

Sumbawa.

B. Fokus Penelitian

Penelitian perlu memfokuskan pada masalah tertentu. Adapun fokus

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan distribusi pupuk bersubsidi dalam upaya peningkatan

produktvitas pertanian oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan

Pestisida Kabupaten Sumbawa.

2. Faktor pendukung dan penghambat sitem pengawasan distribusi

pupuk bersubsidi oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Kabupaten Sumbawa, meliputi:

a. Faktor Pendukung yaitu, sumberdaya manusia, infrastruktur,

sarana dan prasarana, SOP, dan teknik informasi.

b. Faktor Penghambat yaitu, pembiayaan, dan sumber daya

manusia.

C. Lokasi dan Situs Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitiaan ini penelititi memilih lokasi penelitian di

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumbawa yang

bertempatan di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa. Peneliti

memilih lokasi penelitian di Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Kabupaten Sumbawa karena merupakan lembaga yang memiliki

wewenang dalam pengawasan pupuk bersubsidi, dan sekaligus


28

bertanggung jawab atas segala kegiatan yang terjadi dalam distribusi

pupuk bersubsidi, serta pertimbangan teknis yaitu diberikanya akses

bagi peneliti untuk melakukan penelitian di Komisi Pengawasan

Pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumbawa

2. Situs Penelitian

Situs penelitian adalah suatu tempat dimana peneliti

menangkap keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti untuk

memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Sesuai dengan

permasalahan yang dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka

penetapan situs penelitian adalah di Komisi Pengawasan Pupuk dan

Pestisida Kabupaten Sumbawa

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer

dan data skunder sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau

alat pengamibilan data langsung pada subyek sebagai sumber

informasi yang dicari (Arikunto, 1993: 107).

b. Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen garis (tabel), catatan notulen rapat, sms, foto-foto, serta


29

benda-benda lain yang dapat memperkaya data primer. Dalam

penelitian ini data diperoleh melalui media cetak, media elektronik

laporan-laporan atau buku-buku serta catatan-catatan yang

berkaitan erat dengan permasalahan yang diteliti, diantaranya data

dari segala kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan distribusi

pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumbawa.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini merupakan obyek dari mana data dapat

diperoleh. Apakah penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara

dalam pengumpulan data, maka sumber data disebut responden yaitu

orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik

pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik

observasi maka sumber datanya bisa berupa benda gerak atau proses

tertentu. Sumber data dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Narasumber (Informan)

Narasumber dalam hal ini merupakan orang yang bisa

memberikan informasi lisan tentang sesuatu yang ingin

diketahui. Adapun Informan dalam penelitian ini antaralain :

1. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

2. Ketua Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten

Sumbawa.

3. Anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dari

unsur Bagian Prekonomian Sekretariat Daerah, PPNS


30

(Penyidik Pengawai sipil) Dinas Pertanian, dan Unsur Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa.

4. Pengecer Pupuk Bersubsidi

5. Petani atau klompok Tani

b. Peristiwa

Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui

penmgamatan terhadap peristiwa atau aktifitas yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau aktifitas

ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi

secara lebih pasti karena menyaksikan secara langsung.

c. Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu.

Dokumen bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis

seperti arsip, database, surat-surat, dan gambar yang berkaitan

dengan suatu peristiwa

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Teknik wawancara adalah suatu cara mendapatkan dan

mengumpulkan data melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi

dengan informan yang dianggap banyak mengetahui tentang obyek

dan masalah penelitian. Esterberg (2002: 231) di dalam buku

sugiyono wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang


31

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topiktertentu.

2. Observasi

Yaitu pengamatan secara langsung dilokasi penelitian guna

memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang

diteliti. Menurut Nasution (1988:223) di dalam buku Sugiyono

menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

3. Dokumentasi

Dokuntasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan,

pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian, dan penyediaan

dokumen. Sugiyono (2015:239) dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, seketsa dan lain-lain. Dokumen yang

berbentuk karya misaalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,

patung, flim, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.
32

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis konteks

dari pustaka dan analisis pernyataan dan hasil wawancara dari informan.

Menurut Miles dan Huberman, analisis data dalam penelitian kualitatif,

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya jenuh. Aktivitas analisis data, yaitu data reduction, data

display, dan conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis

ditunjukan pada gambar berikut.

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Reduksi
Data Penarikan
Kesimpulan

Gambar 2.1. Komponen dalam Analisis Data

Sumber: Miles and Huberman (1984) dalam buku Sugiyono (2015:369)

1. Data collection (Pengumpulan Data)

Suatu proses pengumpulan data yang dilakukan melalui

interview atau wawancara, observasi dan dokuntasi yang

selanjutnya dilakukan perbandingan-perbandingan dalam rangka

memperkaya yang ada tersebut.


33

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup

banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.

3. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles and huberman (1984) mengatakan,

yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

4. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

E. Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2014: 270) uji keabsahan data dalam penelitian

kualitatif meliputi:

1. Uji kredibilitas

Uji kredibiliitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:

a. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara


34

tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat

direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan

ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data

yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati, sehingga

dapat meningkatkan kredibilitas data.

b. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan

sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu.

c. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan

oleh peneliti. Peneliti akan menggunakan rekaman wawancara

dan foto-foto hasil observasi sebagai bahan referensi.

2. Pengujian transferability

transferability adalah terpenuhinya validias external dan

penelitian kualitatif dengan menunjukkan derajat ketetapan atau

dapat diterapkanya hasil penelitian tersebut ditempat lain.

3. Pengujian Dependability

Dependability terpenuhinya persyaratan reliabiliti yang apabila

orang lain menggunai proses peneliti tersebut standar dependability

dilakukan dengan upaya pengujian atau mengaudit keseluruhan

aktivitas atau proses peneliti dalam melakukan penelitian audit


35

dilakukan oleh auditor independen atau pembimbing dengan

melakukan review keseluruhan hasil penelitian.

4. Pengujian Confirmability

Pengujian confrimability dilakukan untuk mengecek

terpenuhinya persyaratan obyektif, langkah dilakukan dengan data

dan kenyataan dilapangan baik yang berasal dari data primer

maupun data sekunder.


BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Berdirinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten

Sumbawa merupakan realisai dari amanat Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Tingkat II dalam Daerah-Daerah Tingkat I bali, Nusa

Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1958 Dinas

Pertanian Rakyat daerah Tingat II Sumbawa resmi berdiri dengan

wilayah kerja meliputi Sumbawa dan Sumbawa Barat dengan alamat

kantor Lokasi Gedung DPRD saat ini. Kepala Dinas Pertanaian

Rakyat Daerah Tingkat II yang pertama adalah Ir. Karnadi dari tahun

1958-1966. Periode 1967-1984 Kepala Dinas Pertanian Rakyat

Daerah Tingkat II sumbawa yang ke II adalah H.Tunru Abdul Wahab,

dengan alamat Kantor jalan Diponegoro No.36 sampai sekarang.

program Unggulan Kementerian Pertanian saat itu adalah program

Bimas Gotong Royong, Kemudian pada tahun 1970an program ini di

ganti lagi menjadi program Bimas kedua, jenis program tersebut

36
37

relatif sama yaitu pendekatan invatif melalui rekayasa sosial dan

teknis untuk melaksanakan jutensifikasi dan ekstensifikasi Pertanian

Rakyat dalam rangka meningkatkan produksi pertanian terutama

tanaman pangan. Pada awal tahun 1980 Program Bimas di campurkan

lagi menjadi program INSUS (Intensifikasi Khusus), yaitu lebih

menekankan pendekatan inovatif melalui rekayasa sosial dan teknis

agar pelaksanan INSUS Bidang Pertanian Rakyat khususnya tanaman

pangan dan hortikultura dapat meningkatkan produksi dengan cara

menerapakan teknologi budidaya dan mengunakan sarana produksi

secara optimal. Periode II tahun1984-1994 Kepala Dinas Pertanian

Rakyat Daerah Tingkat II Sumbawa dipimpin oleh Ir. Agil Husien,

dengan perubahan nama Dinas menjadi Dinas Pertanian Daerah

Tingkat II Sumbawa. Program Unggulan Kementerian pertanaian saat

ini adalah melanjutkan program INSUS yang sudah di rubah menjadi

SUPRA INSUS dengan lebih menekankan penerapan aspek taknologi

budidaya dan penjumlahan sarana produksi terutama Benih Unggul

bersertifikat dan penggunaan pupuk berimbang serta pemberian petani

KUT (Kredit Usaha Tani ) untuk membiayai usaha tani.

Periode ke III tahun 1994-1998 Dinas Pertanian daerah

Tingkat II Sumbawa di pimpin oleh Ir. Ya'kub Syamsu. Program

Unggulan Dinas pertanian adalah pemantapan pelaksanan Intensifikasi

dan Ekstensifikas pertanian tanaman pangan dan bercorak tanam yaitu

penggunan benih unggul, pengolahan tanah, penanaman,


38

penyimpanan, pengairan, pemupukan ,pengendalian hama terpadu

,dan penanganan. Periode ke IV tahun 1998-2000 Dinas Pertanian

Kabupaten Sumbawa di pimpin oleh Ir. Gembong Suparnadi.

Periode ke V tahun 2000-2004 Dinas Pertanian Kabupaten

Sumbawa di pimpin oleh Ir. Agil Husein. Periode ke VI tahun 2004-

2006 Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa di pimpin oleh Ir.

Zainuddin Syamsu. Periode ke VII tahun 2006 Dinas Pertanian

Kabupaten Sumbawa di pimpin oleh Ir. M. Zain sebagai Pejabat

PelaksanaTugas. Periode ke VIII tahun 2007-2010 Dinas Pertanian

Kabupaten Sumbawa di pimpin oleh Ir. Sirajuddin sebagai Kepala

Dinas. Program unggulan Dinas pertanian adalah pengembangan

sarana dan perasarana produksi pertanian, Peningktan produktivitas

dan produksi tanaman pangan, pengembangan pasca panen dan

pengolahan hasil pertanian. Periode ke IX tahun 2010-2016 Dinas

Pertanian Kabupaten Sumbawa di pimpin oleh Ir. Talifuddin,M.Si.

Lalu pada periode berikutnya yaitu periode ke XIII Tahun 2016

sampai sekarang, Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa di pimpin oleh

Tanurawan,S.Sos,SP menggantikan Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Sumbawa sebelumnya.

b. Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa.

Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Kabupaten

Sumbawa yaitu “Terwujudnya Masyarakat Mandiri Berdaya Saing

dan Berkepribadian Berlandaskan Semangat Gotong Royong” .


39

Dengan demikian adapun visi yang dimiliki Dinas Pertanian

Kabupaten Sumbawa adalah “Terwujudnya Pertanian Yang Maju,

Efisien, Ramah Lingkungan Dan Berdaya Saing, Yang Berwawasan

Agribisnis Menuju Masyarakat Sejahtera”. Sedangkan misi yang

dimiliki Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa meliputi :

1) Mengoptimalkan dan mengembangkan sarana, prasarana pertanian

dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.

2) Mengembangkan sistem administrasi dan manajemen

pembangunan pertanian modern dalam rangka mengembangkan

dan memantapkan ketahanan pangan spesifik lokasi berbasis pada

budaya lokal dan karakteristik daerah dan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam upaya mengembangkan usaha agribisnis dan

agroindustri pengolahan hasil pertanian skala kecil, menengah

yang bertumpu pada keunggulan komparatif wilayah dan

keunggulan kompetitif komoditas

3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparat pertanian dan petani

serta kelembagaan petani agar mampu mengelola potensi yang ada


40

c. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Gambar. 4.1
Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa

Kepala

Sekretari

Kelompok BagianPere
Jabatan ncanaan & Bagian Bagian Umum dan
Fungsional pelaporan Keuangan Kepegawaian

Bidang Tanaman Bidang Hortikultura Bidang Perkebunan Bidang Prasarana


Pangan Sarana & penyuluhan

Seksi Pembenihan & Seksi Pembenihan & Seksi Pembenihan


Perlindungan PerlindunganTanama & Perlindungan Seksi Lahan, Irigasi &
Tanaman Pangan n Hortikultura Tanaman Pangan Pembiayaan

Seksi Produksi Seksi Produksi


Seksi Produksi Tanaman Tanaman Seksi Pupuk Pestisida &
Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Alsinta

Seksi Pengelohan Seksi Pengelohan & Seksi Pengelolaan


Pemasaran Hasil & Pemasaran Hasil Seksi Penyuluhan
& Pemasaran Hasil Tanaman Holtikultura Tanaman
Tanaman pangan Perkebunan

UPTD
Pertanian

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Tahun 2017


41

d. Tugas dan Funsi Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa.

Tugas Pokok Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa adalah

adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang

pertanian tanaman pangan berdasarkan asas otonomi tugas dan tugas

pembantuan. Dalam melaksakan tugas tersebut, maka Dinas

Pertanian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan perencanaan bidang pertanian tanaman pangan.

2. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian tanaman pangan.

3. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

pertanian tanaman pangan.

4. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan

kegiatan bidang perlindungan tanaman, pengelolaan lahan dan air,

pengembangan teknologi pertanian tanaman pangan, produksi

pertanian tanaman pangan dan usaha pertanian tanaman pangan.

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan.

6. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian

Tanaman Pangan.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.


42

2. Gambaran Umum Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Kabupaten Sumbawa

a. Profil Organisasi

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumbawa

adalah merupakan Organisasi yang terbentuk pada tahun 2014

mempunyai fungsi pengawasan di bidang pupuk dan pestisida. Komisi

Pengawasan Pupuk dan pestisida Kabupaten Sumbawa menempati

sekretariat di Dinas Pertanian Kabupten Sumbawa

b. Tugas Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten

Sumbawa

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sumbawa Nomor 289

Tahun 2017, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten

Sumbawa mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Membantu Bupati Sumbawa dalam melaksanakan Koordinasi

kegiatan pengawasan pupuk dan pestisida.

2) Melakukan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran dan

penyimpangan serta penggunaan pupuk dan pestisida di wilayah

Kabupaten Sumbawa, baik melalui pemantauan secara langsung

terhadap penyediaan dan penyaluran pupuk dari lini III sampai

Lini IV dan klompok tani (petani) maupun secara tidak langsung

melalui monitoring dan evaluasi terhadap laporan hasil

pengawasan yang dilakukan oleh instansi terkait dan Tim Teknis

Pengawasan Pengawasan Pupuk dan Pestisida.


43

3) Mengoordinasikan kegiatan masing-masing instansi terkait yang

melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pupuk dan

pestisida yang meliputi, pengadaan, peredaran, penggunaan,

mutu, harga, jumlah, penyimpanan, penyaluran, dan efek

samping yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan

lingkungan sekitarnya.

4) Mengadaan pembinaan terhadap usaha masyarakat dan

stakholder dibidang pupuk dan pestisida.

5) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan

masyarakat yang berhubungan dengan produksi, penyimpanan,

peredaran, pemanfaatan/pengunaan pupuk dan pestisida sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undang.

6) Mengidentifikasi, memantau jenis, mutu pupuk dan pestisida

yang beredar dipasaran serta dampak negatif yang

ditimbulkannya terhadap tanaman, manusia dan lingkungan

hidup.

7) Meminta keterangan dan penjelasan dari pihak yang berwenang

dan instansi yang terkait dengan pupuk dan pestisida mengenai

komposisi, mutu, harga, penggunaan pupuk dan pestisida,

pendistribusian dan stok/persediaan yang ada.

8) Menerima laporan dari masyarakat dan/atau pelaku usaha serta

anggota komisi tentang adanya dugaan penyimpangan dalam

peredaran pupuk dan pestisida serta penyalahgunaan dalam


44

pengadaan, penyaluran dan pemanfaatan pupuk seta melakukan

pengecekan, penelitian dan pemeriksaan terhadap dugaan

tersebut dan.

9) Melaporkan pelaksaan tugas kepada Bupati Sumbawa.

c. Wewenang Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

1) Mengetahui proses produksi pupuk dan pestisiada;

2) Memperoleh informasi sarana dan tempat penyimpanan pupuk

dan pestisida.

3) Pemenuhan perizinan dan atau peredaran pupuk pestisida;

4) Mengusulkan peninjauaan kembali terhadap nomor pendaftaran

dan pestisida apabila ditemukan penyimpanan setandar mutu.

5) Mengusulkan berbagai masukan dalam penyusunan kebijakan

dibidang pupuk dan pestisida sebagai tindak lanjut hasil

pengawasan.

6) Mengambil contoh pupuk dan pestisida yang dicurigai

kandungannya untuk dianalisis.

7) Melakukan pemerikasaan pada pencemaaran/dampak negatif

proses produksi terhadap lingkungan.

d. Tata Kerja Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

1) Komisi pengawas bertanggungjawab dan melaporkan hasil

pelaksanaannya kepada Bupati Sumbawa.


45

2) Komisi Pengawas pupuk dalam melaksanakan tugasnya

bertanggung jawap kepada Bupati Sumbawa melalui pimpinan

instansi/satuan kerja masing-masing

3) Komisi pengawas mengadakan pertemuan secara berkala untuk

mengkaji pengelolaan pupuk dan pestisida serta menentukan

rencana tindak lanjut.

e. Aktor –Aktor yang terlibat dalam KP3 Kabupaten Sumbawa

Agar semua instansi terkait bidang pupuk dan pestisida

mempunyai peran sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka Komisi

pengangawasan Pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumbawa terdiri

dari unsur-unsur pemerintah daerah, dinas-dinas, badan-badan, serta

aparat penegak hukum. Untuk lebih jelas dibawah ini akan

digambarkan tentang tabel Susunan personil Komisi Pengawasan

Pupuk Dan Pestisida Kabupaten Sumbawa :


46

Tabel . 4.1

Susunan Personil Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Kabupaten Sumbawa

KEDUDUKAN

NO JABATAN DALAM

KOMISI

Bupati Sumbawa Pembina


1.
Wakil Bupati Sumbawa Pengarah
2.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Ketua
3.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Sekretaris
4.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian dan Pengembangan Daerah Sumbawa Anggota
5.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Anggota
6.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menenggah
Perindustrian, dan Perdangangan Kabupaten
sumbawa Aggota
7.
Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Sumbawa Anggota
8.
Kepala dinas Pangan Kabupaten Sumbawa Anggota
9.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Sumbawa Anggota
10.
11. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Anggota

Sumber: SK Bupati Sumbawa No.289 Tahun 2017, Tentang


Pembentukan Dan Penetapan Besarnya Honorarium KP3
Kabupaten Sumbawa
47

3. Gambaran Umum Distribusi Pupuk Bersubsidi Di Kabupaten

Sumbawa

a. Data Jenis Pupuk Bersubsidi dan HET Pupuk Bersubsidi di

Kabupaten Sumbawa.

Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan

penyalurannya di tataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET)

yang ditetapkan di penyalur resmi di lini V (Pedagang Pengecer/ Kios)

sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

07/MDAG/PER/2/2009 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk

Bersubsidi untuk sektor pertanian. Jenis-jenis pupuk yang disubsidi

pemerintah terdiri dari pupuk Urea, ZA,SP-36, NPK dan pupuk

organic yang diadakan produsen pupuk yang ditunjuk oleh Pemerintah,

yaitu PT Pupuk Sriwidjaja, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan

Timur, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Petrokimia Gresik.

Sedangkan menurut Menurut Permetaan Nomor

60/Permetaan/SR.310/12/2015 tentang Alokasi dan Harga Eceran

Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran

2016.Jenis- jenis pupuk yang disubsidi pemerintah terdiri dari pupuk

Urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik.


48

Tabel 4.2
Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi
Tahun 2016/2017

No Jenis Pupuk Harga Kemasan Harga Per-


Subsidi Per-Kg Kemasan

1. Urea 1800 50 Kg 90.000


2. SP36 2000 50 Kg 100.000
3. ZA 1400 50 Kg 70.000
4. NPK 2300 50 Kg 115.000
5. Organik 500 40 Kg 20.000
Sumber : Permetaan Nomor 60/Permetaan/SR.310/12/2015

Lebih lanjut dijelaskan bahwa, penyalur lini IV atau para

pengecer atau kios yang ditunjuk, wajib menjual pupuk bersubsidi

kepada petani, petambak, dan atau kelompok tani sesuai HET yang

sudah ditetapkan Kementan di atas.Khusus penyediaan dan

penyaluran, pupuk urea bersubsidi berwarna merah muda (pink) dan

pupuk ZA bersubsidi berwarna jingga (oranye).Berikut ini tabel harga

pupuk non subsidi yang berlaku :


49

Tabel 4.3

Harga Pupuk Non Subsidi 2016/2017

Harga
No Jenis Pupuk Non Subsidi Kemasan Per-Kemasan

1. Urea non subsidi 50 Kg 250. 000


2. SP36 non bersubsidi 50 Kg 250. 000
3. ZA non subsidi 50 Kg 160. 000
4. NPK Mutiara non subsidi 50 Kg 450.000
5. NPK Pak Tani 50 Kg 415. 000
non subsidi
6. KCI Mahkota 50 Kg 300.000
non subsidi
7. Dolomit 50 Kg 20.000
Sumber : Kios Pupuk Di Kabupaten Sumbawa Besar

Jadi berdasarkan penjelasan diatas jenis pupuk yang di

Distribusikan di Kabupaten Sumbawa adalah berdasarkan peraturan

menteri yaitu yang terdiri dari jenis pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK dan

Pupuk Organik yang pengadaanya mendapat potongan biaya dari

pemerintah dengan mekanisme pengawasan tertentu yang ditujukan

bagi petani di sektor pertanian. Kebijakan pupuk bersubsidi ini

bertujuan meringankan beban petani dalam penyediaan dan

pengguanaan pupuk untuk kegiatan usaha tani.


50

b. Data Jumlah Kuota dan Realisasi Pupuk Bersubsidi di Kabupaten

Sumbawa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau

kesuksesan sektor pertanian adalah pemanfaatan pupuk.

Penyediaan sarana produksi pertanian terutama pupuk merupakan

prioritas utama pemerintah dalam pembangunan pertanian. Untuk

itu, pemerintah sampai saat ini tetap memberikan subsidi pupuk

untuk sektor pertanian, dengan maksud agar petani mampu

membeli pupuk sesuai kebutuhannya dan dengan harga yang lebih

terjangkau, sehingga penyediaan pangan dalam negeri melalui

peningkatan produksi pertanian dapat tercapai. Berikuti ini adalah

jumlah kuota dan realisasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumbawa:

Tabel.4.4
Jumlah Kuota dan Realisasi Pupuk Besubsi di Kabupaten Sumbawa
Tahun 2016/2017

Total
No Jenis Pupuk Quota/(Ton) Realisasi/ Sisa
(ton)
1 Urea 22.499,52 18.971,60 3.527,92

2 NPK 9.078,00 8.729,05 348,95

3 SP- 36 2.588,40 588,00 437,74


4 ZA 2.799,74 2.362,00 2.000,40
5 ORGANIK 1.471,16 372.60 1.098,56
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Tahun 2017
51

c. Data Jumlah Distributor dan Pengecer Pupuk Bersubsidi di

Kabupaten Sumbawa

a. Distributor Pupuk Resmi di Kabupaten Sumbawa

Jumlah Distributor Pupuk resmi di Kabupaten Sumbawa

terdapat ada 5 Distributor Pupuk yaitu CV. MEGA JAYA, CV.

SUBUR MAKMUR, CV. PESONA, CV. AL. ZAMAN, CV.

LA. HILA. Dikarenakan di Kabupaten Sumbawa hanya terdiri

24 kecamatan saja, maka agar proses pelaksaan pendistribusian

Pupuk daapat merata dan tepat sasaran pemerintah daerah,

melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten

Sumbawa bersama pihak Distributor Pupuk resmi bersepakat

untuk membagi- bagi wilyah kerjanya dengan tujuan agar para

distributor pupuk yang ada di kabupaten Sumabwa dengan

mudah dan tertip dalam melakukan proses pendistribusian

pupuk ke masing- masing pengegcer pupuk disetiap Kecamatan

yang menjadi binaanan Distributor Pupuk tersebut.

Untuk memperjelas berikut adalah data tabel Distributor

dan Pengecer Resmi Pupuk yang ada di Kabupaten Sumbawa :


52

Tabel 4.5

Daftar Distributor dan Pengecer Pupuk Bersubsidi


di Kabupaten Sumbawa

Jumlah
No. Distributor Kecamatan Pengecer
1. CV. Mega Jaya Sumbawa 3
Unter Iwis 5
Moyo Utara 7
Moyo Hilir 15
Batu Lanteh 1
Plampang 17
2. PT. bangun Alam Samawa (PT Empang 14
Petrokimia Gresik) Lape 14
Lopok 25
Maronge 5
Moyo Hilir 11
Moyo Utara 5
Plampang 11
Lantung 5
Ropang 4
Tarano 9
3. CV. Subur Makmur (PT. Pupuk Labangka 9
Kalimantan Timur) Labuhan Badas 2
Lantung 5
Lenangguar 4
Lunyuk 11
Moyo Hulu 12
Orong Telu 4
Ropang 5
4. CV. Subur Makmur (PT. Labangka 9
Petrokimia Gresik) Labuhan Badas 2
Lenangguar 4
Lunyuk 11
Moyo Hulu 12
Orong Telu 4
Rhee 2
Sumbawa 2
Unter Iwis 2
Utan
53

7
5. PT. Bangun Alam Raya (PT. Empang 14
Pupuk Kalimantan Timur) Lape 14
Lopok 25
Maronge 5
Tarano 9
6. CV. AL. ZAMAN Alas Barat 11
Pengecer Pupuk Urea Dan Npk Alas 8
Pelangi Bersubsidi(PT.Pupuk Buer 6
Kalimantan Timur) Utan 9
Rhee 3
7. Pengecer Pupuk ZA, SP36, Alas 8
NPK PHONSKA dan Alas Barat 11
PETRODANIK Bersubsidi Buer 5
(PT. Petrokimia Gresik)
Jumlah Pengecer 370

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa (2017)

B. PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

1. Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi Dalam Oleh Komisi

Pengawasan Pupuk Bersubsidi dan Pestisida (KP3) Di Kabupaten

Sumbawa.

Salah satu faktor kunci dalam mencapai keberhaslian

peningkatan produksi padi dan program peningkatan produktivitas

pertanian adalah adanya dukungan sarana produksi secara 6 (enam)

tepat yaitu tepat mutu, jumlah, jenis, harga, waktu dan tempat, dan

selain itu, diantaranya adalah melalui penyediaan pupuk dan pestisida

secara bijaksana. Dalam beberapa tahun terakhir pengguan pupuk dan

pestisida oleh petani cendrung meningkat karena penggunaan pupuk


54

dan pestisida dianggap cara yang paling efektif untuk meningkatkan

produktivitas tanaman pertanian dan teruji efektif mengendalikan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), sehingga hal tersebut

memperbesar jumlah permintaan pupuk dan pestisida di tingkat petani.

Akibat dari meningkatanya permintaan pupuk dan pestisida

oleh petani, serta adanya regulasi di bidang pupuk dan pestisida,

tentunya hal itu meyebabkan pesatnya perkembangan industri dan

peredaran pupuk dan pestisida di indonesia. Akibat banyaknya

pestisida yang beredar saat ini menjadi peluang terjadinya

penyimpangan di lapangan, seperti beredarnya pupuk palsu dan

pestisida yang tidak terdaftar atau belum memperoleh izin pertaniaan.

Maka dari itu fungsi pengawasan sangatlah penting yang dapat

digunakan oleh pemerintah dalam menjamin peroses pencapain tujuan

program pemerintah yang tengah di implentasikan dapat terlaksana

dengan dengan baik.

a. Model Pengawasan Pupuk Bersubsidi Di Kabupaten Sumbahwa.

Dalam menangani kasus penyimpangan terhadap kegiatan

pendistribusian pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumbawa di tangani

oleh lembaga Komisi pengawasan Pupuk dan Pestsidisa (KP3),

melalui Komsisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida pemerintah

memiliki kewewenangan dalam melakukan pengawasan terhadap

peredaran pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumbawa.


55

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 69 tahun 2016

yang dimaksud Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) baik

Provinsi kabupaten/kota adalah satu wadah koordinasi instansi

terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh

gubernur untuk tingkat provinsi dan oleh bupati/walikota tingkat

kabupaten/kota yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah daerah dan

dinas terkait dengan ketua komisi ditetapkan adalah Sekretaris

Daerah. Kemudian berdasarkan surat keputusan Bupati Sumbawa

Nomor 289 Tahun 2017 Tentang Pembentukan dan Penetapan

Besarnya Honorarium Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di

Kabupaten Sumbawa Tahun 2017, bahwa Komisi pengawasan

Pupuk dan pestisida Kabupaten Sumbawa memiliki tugas melakukan

pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, penyimpanan, dan

penggunaan pupuk di wilayah Kabupaten Sumbawa, baik melalui

pemantaun secara langsung terhadap penyediaan dan penyaluran

pupuk dari lini III (distributor) sampai ke lini IV (pengecer), dan

klompok tani, maupun secara tidak langsung melalui monitoring dan

evaluasi terhadap laporan hasil pengawasan yang dilakukan oleh

istansi terkait dan tim pengawas pupuk di Kabupaten Sumbawa.

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan Bapak Deden

Surya Firmanyah, SP , selaku Kepala Seksi Pupuk dan Pestisida dan

Alsinta Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, beliau menjelaskan :


56

“Kita Tim Pengawas Pupuk Kabupaten terbentuk


berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sumbawa dan
Menjalankan tugas sesuai amanat apa yang ada di Surat
Kebutusan Bupati yang berkaitan dengan Pengawasan Pupuk
dan Pestisida di tingkata Kabupaten”. (Wawancara 1
Agustus 2017)

Pernyatan tersebut semakin diperkuat oleh pernyataan

bapak Rudy Lang, SH, selaku Kepala Seksi perdaganggan dalam

dan luar negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Sumbawa, beliau menjelaskan :

“Dalam melakukan pengawasan sebelumnya kita harus,


mengacuh pada regulasi atau dasar aturan yang sudah di
tetapkan, dasar aturan yang pertama adalah Peraturan Menteri
Perdagangan R.I Nomor 15 tahun 2013 Tentang Pengadaan
dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi, itu adalah acuan dasar
pertama. Kemudian dasar aturan kedua adalah Surat Keputusan
Bupati Sumbawa yang berkaitan dengan pembentukan tim
pengawasan pengawas pupuk dan pestisida, dengan dasar 2
atuaran tersebut tim dapat melakukan pengawasan dibeberapa
lini, lini pertama adalah lini III (Ditributor) atau gudang stoc
pupuk tingkat kabupaten, kemudian lini IV adalah gudang
ditingkat pengacer di setiap kecamatan”. (Wawancara 09
Agustus 2017).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Kabupaten Sumbawa dalam melaksakan tugas dan wewenangnya harus

berdasarkan pada regulasi atau dasar aturan yang ada, adapun dasar

aturan yang pertama adalah berdasarkan Surat Keputusan Bupati

Sumbawa Nomor 289 Tahun 2017 Tentang Pembentukan dan

Penetapan Besarnya Honorarium Komisi Pengawasan Pupuk dan

Pestisida di Kabupaten Sumbawa Tahun 2017, dan dasar aturan yang

kedua adalah berdasrakan Peraturan Menteri Perdagangan R.I Nomor


57

15 tahun 2013 Tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi,

maka berdasarkan kedua dasar perturan tersebut Komisi pengawasan

Pupuk dan Pestisida Kabupaten Sumabawa memiliki Tugas dan

Kewenangan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan

masyrakat yang berhubungan dengan produksi, penyimpanan,

peredaran, pemanfaatan/penggunaan pupuk dan pestisida sesuai dengan

perundang-undangan.

b. Sistem Pengawasan Pendistribusian Pupuk Besubsidi Di Kabupaten

Sumbawa.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk

menghindari adanya kemungkinan pelanggaran hukum atau aturan oleh

oknum tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan pihak lain.

Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan

kebijakan secara efektif dan efesien dan melalui pengawasan juga

diharpkan terciptanya suasana kondusif. Sedangkan hasil dari

pengawasan dapat digunakan untuk menentukan kebijakan selanjutnya

dengan tujuan menjadikan suasana yang lebih baik dari sebelumnya.

Berikut ini adalah bagan alur sistem pengawasan peredaran

pupuk yang dilaksakan Oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

(KP3) dan Instansi terkait yang terlibat dalam pengawasan peredaran

pupuk bersubsidi terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi di

Kabupaten Sumbawa :
58

Gambar. 4.2
Bagan Ulur Sistem Pelaksanaan Pengawasan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi
oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Kementrian Pengawasan Pabrik /Gudang


Perdagangan dalam
Pabrik Lini I
negeri & Laporan
Kementrian Pertanian

Ditribusi
Korrdinas

Pengawasann Ditributor tingkat


KP3 tingkat
Provinsi Provinsi /Lini II
Laporan

Distribusi
Kordinasi

Pengawasan
KP3 tingkat Distributor
Kabupaten/Kota Kabupaten/lini III
Laporan
Distribusi

Pengecer
Petani Distribusi Kecamatan/Lini
IV
59

Pada gambar bagan diatas adalah alur pelaksanaan sistem

pengawasan dan peredaran pupuk yang dilakukan oleh Kementrian

Perindustrian Perdagangan dan Kementrian Pertanian pusat yang

melakukan pengawasan atau pemantauan pupuk pada tingkat I yaitu pabrik

atau gudang pabrik yang kemudian menginstruksikan pada Komisi

Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) provinsinsi untuk melakukan

pengawasan pada tingkat distributor atau lini II di tingkat Provinsi. Proses

distribusi pupuk yang dimulai pada lini I atau pada pabrik yang kemudian

didistribusikan ke distributor untuk disalurkan ke pengecer kemudian ke

petani. Sedangkan setiap bulan pada tingkat distributor atau lini II

memberikan laporan tentang ketersediaan pupuk serta daftar

pendistribusian pupuk ke Komisi Pengawasan Pupuk kabupaten atau kota

yang kemudian dari tingkat kota atau kabupaten akan memberikan laporan

hasil pengawasan di tingkat distributor kabupaten (lini III), hingga

kepengecer (lini IV) kepada Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisda

tingkat Provinsi dan pada akhirnya akan berlanjut di Kementrian

Perindustrian Dan Perdagangan dan Kementrian Pertanian. Kemudian

dalam pelaksanakan sistem pengawasan terhadap peredaran pupuk, tim

Komisi Pengawasan Pupuk Kabupaten Sumbawa, melakukan

pengawasan melalui dua cara pelaksanaan, yaitu pengawasan secara

langsung dan tidak langsung.


60

Sebagai mana yang disampikan oleh bapak Tanurawan, S.sos, SP

selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa melalui wawancara

yang peneliti lakukan, beliau menjelaskan :

“Tim pengawas Pupuk bisanya, menerapkan sistem pengawasan


melalui dua cara pengawasan yaitu pengawasan langsung dan tidak
langsung mengikuti pedoman pengawasan pupuk yang ada,
pengawasan langsung biasanya kami Tim pengawasan Pupuk
melakukan pengecekan terhadapa ketersedian pupuk, pengambilan
sempel pupuk untuk di uji kembali, hingga pemantauan harga HET
ditingkat pengecer, sementara itu untuk pengawasan tidak langsung
kami hanya menrima laporan yang didapat dari distributor pupuk,
karena itu adalah kwajiaban yang harus dilakukan oleh semua
disitributor pupuk ”. (wawancara 15 Agustus 2017)

Untuk memperkuat pernyataan tersebut peneliti melakukan

wawancara terhadap informan lainya, yaitu bapak Annas Malik, SP selaku

Seksi bidang perkebunan Dinas Perkebunan, hal senada juga diungkapkan

oleh beliau, yang mengungkapkan :

“Biasanya kita melakukan, pengawasan langsung di tingkat


distributor pupuk kami meminta laporan mengenai berapa jumlah
pupuk yang tersedia di gudang stoc pupuk distributor, kemudian
meminta sempel pupuk untuk dicek lebih lanjud kadar
komposisinya lalu untuk di tingkat pengecer kita hanya sebatas
memantau berapa harga HET yang ditetapakan oleh pengecer untuk
petani, tetapi tidak semua pengecer hanya sebagian saja karena
dalam 1 kecamatan biasa ada lebih dari 3 sampai 4 & untuk
klompok tani kita hanya menyakan apa keluhan atau permasalah
yang dihadapi oleh mereka”. (wawancara 15 Agustus 2017)

Maka berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa dalam pelaksaan sistem pengawasan yang

dilakukan oleh Komisi Pengawasan Pupuk Kabupaten Sumbawa dalam

upaya peningkatan produktivitas pertanian adalah melalui 2 (dua) cara


61

pelaksaan pengawasan yaitu pengawasan langsung dan tidak langsung.

Sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Siagian (2008:139-140), beliau

menjelaskan teknik pengawasan pada dasarnya dilaksanakan oleh

administrasi dan manajemen dengan mempergunakan dua teknik yaitu

pengawan langsung dan tidak langsung.

Berikut adalah penjelasan mengenai pengawasan lansung dan tidak

langsung dilakukan oleh tim Pengawas pupuk dan Pestisida (KP3)

terhadap pendistribusian pupuk besubsidi di kabupaten Sumbawa :

1) Pengawasan langsung dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu

dengan cara pengawasan di tingkat peredaran melalui pemeriksaan:

a. Mengumpulkan data penyediaan, peredaran dan harga

pupuk dalam rangka pemantauan di lapangan.

b. Menyampaikan laporan penyediaan, peredaran dan harga

pupuk per bulan kepada Bupati/Walikota dengan

tembusan kepada Gubernur, dan

c. selanjutnya Gubernur menyampaikan rekapitulasi kepada

Menteri Pertanian.

d. Melaporkan hasil pengawasan.

2) Pengawasan tidak langsung dilakukan berdasarkan laporan produsen,

distributor atau yang diterima dari petani atau masyarakat pengguna

pupuk .

Penjelasan diatas adalah bagaimana sistem pengawasan yang

dilakukan oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisid (KP3) Kabupaten

Sumbawa terhadap pendistribusian pupuk hingga dapat digunakan oleh


62

petani, tetapi pada kenyataan dilapangan proses untuk mendapatkan pupuk

dari pengecer hingga dapat digunakan oleh petani tidak sebagaimana

mestinya, pada saat petani membeli pupuk untuk memupuk sawahnya

tidak mendapatkan pupuk dengan jumlah yang dibutuhkan.

Seperti penuturan salah seorang petani yaitu Bapak Sirajudin, yang

megatakan “ Pada saat musim tanam padi tiba saya susah untuk

mendapatkan pupuk di penecer untuk merek dan jenis tertentu sehingga

saya membeli merek lain yang kualitasnya tidak sebagus yang biasanya

saya pakai”.(wawancara 31 juli 2017)

Keadaan tersebut tidak jauh dari yang dialami oleh Mustamin pada

wawaanacara yang peneliti lakukan, Mustamin mengatakan “Kita sering

kesulitan mendapatkan pupuk pada saat musim tanam tiba, saya tidak

mendapatkan pupuk kemarin pada saat saya akan memupuk padi saya saya

harus menunggu hingga pasokan pupuk ke pengecer tiba”. (wawancara 31

juli 2017). Namun situasi berbeda dengan yang dialami oleh Rahmad

Hidayat, ia mengatakan: “Saat padi saya memasuki usia pemupukan saya

dapat membeli pupuk dipengecer. ( wawancara 31 juli 2017).

Kesimpulannya adalah dari sepuluh 10 sempel petani yang

diwawancarai 4 diantaranya pada saat musim naman tiba, mengaku mudah

mendapatkan pupuk yang dibeli dari pengecer pada saat musim tananam,

sedangkan selebihnya mengaku kesulitan mendapatkan pupuk di pengecer

pada saat musim tanam padi tiba, sehingga mereka harus membeli pupuk

dari daerah lain dengan harga yang sedikit lebih mahal atau menunggu
63

pasokan pupuk tersedia dipengecer. Mengapa hal demikian bisa terjadi

padahal pengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas pupuk sudah

sangat maksimal, akan tetapi dilapangan masih saja ditemukan petani

yang mengeluh dan merasa kesusahan dalam memperoleh pupuk besubsidi

di pengecer. Menyikapi hal tersebut peneliti melakukan wawancara

terhadap, Deden Surya Firmanyah, SP selaku Kepala Seksi Pupuk dan

Alsinta Dinas Pertaniaan, ia menjelaskan :

“Petani memang tidak mendapatkan pupuk dengan sebagaimana


mestinya dalam RDKK kuota pupuk yang mereka ajukan ke
pengecer, itu karena kuota pupuk yang diberikan dari pusat ke
Kabupaten sangat jauh dari rill kebutuhan RDKK, karena pusat
memberikan jumlah kuota pupuk ke masing-masing provinsi
kemudian provinsi menjabarkan lagi kuota pupuk ke masing-
masing Kabupaten/Kota, jadi memang kalau kita bilang kekurang
pupuk, memang kita kekurangan pupuk karena tidak sesuia dengan
RDKK maka itulah kadang masalah dilapangan. (wawancara 01
Agustus 2017)
Pada kesempatan berikunya peneliti juga mewawancarai

dengan Bapak Annas Malik, SP selaku seksi perkebunan di Dinas

Pertanian dan juga salah satu anggota KP3 Kabuten Sumbawa, ia

mengatakan :

“Ada saja diklompok tani kita ini, kadang-kadang tidak sempat


membuat RDKK, jadi itu memberi peluang kepada pengecer untuk
mengadakan RDKK semaunya melebehi kesepakatan yang sudah
ditetapakan oleh pemerintah, padahal kuota pupuk yang diberikan
oleh pemerintah tidak begitu banyak, Contoh : di RDKK yang kita
usulkan tahun kemarin itu ada 47.000 ton, tetapi yang diberikan
oleh pusat hanya 21.000 ton saja belum separuhnya, jadi distributor
merasa kualahan untuk memenuhi permintaan. sepertinya ada
sebagian pengecer yang kadang-kadang tidak melibatkan petani
dalam membuat RDKK padahal yang mebuat RDKK itu adalah
kelompok Tani, dan ditambah lagi progam pemerintah kita itu
datangnya di pertengahan tahun. (wawancara 15 Agustus 2017)
64

Bedasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan

mengapa selama ini klompok tani kita kadang-kadang masih kesulitan

dalam memperoleh pupuk dari pengecer pupuk di setiap kecamatan di

Kabubupaten Sumbawa, hal tersebut dikarenakan jumlah kuota pupuk

yang di berikan oleh pusat ke distributor ditingkat provinsi masih sangat

jauh dari harapan kebutuhan pupuk yang sesuai dengan RDKK (Rencana

definitif kebutuhan kebutuhan kelompok) klompok tani.

Kemudian pelaku usaha yang tidak terbuka dalam memberikan

keterangan kepada petugas adalah alah satu penyebab tidak terlaksananya

pendistribusian pupuk dengan baik, karena semua keterangan tersebut

dapat memberikan masukan kepada petugas pengawas guna memantau

ketersediaan pupuk dan dapat memantau harga pupuk yang terjadi di

lapangan. Sehingga pelaksanaan pengawasan yang berguna atau

membantu untuk kepentingan bersama mejadi sesuatu yang sia sia karena

salah satu pihak dalam hal ini adalah pengecer tidak kooperatif dalam

membamtu pelaksanaan pengawasan pupuk.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Sistem Pengawasan

Distribusi Pupuk Bersubsidi oleh Komisi Pengawasan Pupuk Dan

Pestisida Kabupaten Sumbawa :

a. Faktor Pendukung

Kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah

pasti memiliki faktor pendukung maupun penghambat dalam

penerapannya. Faktor pendukung yaitu adanya sinergi antara


65

pemerintah dengan masyarakat dalam hal pengawasan pendistribusian

pupuk bersubsidi di kabupaten sumbawa. Berkenaan dengan faktor

pendukung pengawasan distribusi pupuk bersubsidi di Kabupaten

Sumbawa, dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan Kepala

Dinas Pertanian, Bapak Tanurawan, Sos, SP menyatakan :

“Dalam pelaksaanaan kegiatan pengawasan pupuk


bersubsidi ini, sangat di supoort oleh pemerintah pusat dan
daerah, karena dalam pelaksaan kegiatan pengawasan
pupuk yang dilakukan oleh Tim KP3 ini diharapakan
terlaksananya program pupuk bersubsidi yang tepat sasaran
dan sementara itu dukungan atau partisipasi dari masyarakat
masih minim karena masyarakat kita yang sebagian besar
petani ini hanya ingin pupuk tersedia dan mudah didapat,
nah itu adalah salah satu PR kami Anggota Tim
Pengawasan Pupuk ini bagaimana caranya agar masyarakat
juga berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap
pupuk yang di distribusikan oleh pemerintah.”
(wawancara 15 Agustus 2017)

Jadi berdasarkan hasil wawancara diatas, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa salah satu faktor pendukung dalam

pelaksaan pengawasan terhadap distribusi pupuk bersubsidi adalah

adanya dukungan dari pemerintah baik pemerintah pusat, maupun

daerah dan juga masyarakat, agar kegiatan pelaksaan pengawasan

terhadap pupuk besrsubsidi di Kabupaten Sumbawa dapat berjalan

dengan Optimal.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam pengawasan pupuk bersubsidi

yang dilakukan oleh Komisi pengawasan Pupuk dan Pestisida

(KP3) Kabupaten Sumbawa bisa terdiri atas faktor internal dan


66

eksternal. Seperti pada wawancara peneliti lakukan dengan Bapak

Rudi Lang, SH selaku Kepala seksi perdaganan dalam dan luar

negeri dan juga Anggota tim KP3 kabupaten Sumbawa, dari unsur

Dinas Perindustrian dan Pedagangan Kabupten Sumbawa, ia

mengatakan :

“Tim yang turun kelapangan melakukan pengawasan biasanya


hanya 2 orang saja yaitu saya dan Pak Annas dari Dinas
pertanian saja, biasanya kami hanya melakukan pengecekan
terhadap Harga Eceran Tinggi (HET) dan pupuk yang ada di
gudang pengecer, tetapi tidak semua pengecer karena pengecer
pupuk ini terlalu banyak, dalam 1 kecamatan saja bisa sampai
2 hingga 5 pengecer pupuk, dan itu yang menyebakan kami
belum mampu melakukan pengawasan satu persatu terhadap
seluruh pengecer dalam pendistribusian pupuk bersubsidi iktu
merupakan salah satu kendala kami di lapangan sehingga harga
HET pupuk di tingkat pengecer dikecamatan jadi tidak
terkontrol dengan baik dan juga alokasi dana yang diberikan
oleh pemerintah masih minim hal itu juga menjadi kendala
kami ”. (wawancara 09 Agustus 2017)

Lalu pada kesempatan berikunya peneliti melakukan

wawancara dengan Bapak Annas Malik, SP selaku anggota KP3 dari

unsur Dinas Pertanian Kabupaten sumbawa, ia mengatakan :

“Kendala yang kita hadapi saat ini tidak ada salah satupun
orang yang mau menjadi saksi terdapat penyimpangan pupuk
bersubsidi dilapangan, sehingga tidak ada data autentik yang
dapat untuk memberi sangsi berupa rekomendasi teguran ke
pengecer melalui distributor yang salah satu binaanya dalam
hal ini pengecer kedapatan melakukan tindakan
penyimpangan terhadap pupuk besubsidi di kabupaten
sumbawa”. (wawancara 15 agustus 2017)

Dari hasil wawancara dan observasi peneliti lakukan, dapat

disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pelaksaan kegiatan

pengawasan pupuk bersubsidi telah mendapat dukungan dari


67

pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa dan yang

diharapkan dari kegiatan pengawasan tersebut adalah telasananya

program pupuk bersubsidi yang tepat sasaran. Sedangakan faktor

penghambat yaitu terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor

penghambat internal meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) yang

minim, seperti jumlah pengawas pupuk hanya berjumlah 2 orang yang

berasal dari PPNS Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa dan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa. Selain itu faktor

Finansila (keuangan) yang minim juga menjadi penghambat dalam

kegiatan pengawasan pupuk bersubsidi.

3. Sistem pengawasan distruibusi pupuk yang efektif oleh Komisi

Pengawasan Pupuk bersubsidi Kabupaten Sumbawa.

Suatu sistem pengawasan dapat efektif merupakan indikator

terpenting dalam tercapainya pengawasan yang baik. Efektivitas dapat

dicapai ketika suatu organisasi atau lembaga memperhatikan dan

menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dengan baik. Berkenaan

dengan sistem pengwasan efektif dalam pelaksaan pengawasan Pupuk

besbsidi oleh KP3 Kabupten Sumbawa, Kepala Dinas Pertanian

Kabupaten Sumbawa, Bapak Tanurawan,S.os, SP mengatakan bahwa:

“Sebetulnya pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh teman-


teman KP3 Kabupaten Sumbawa, saat ini belum begitu optimal
dalam menangani permasalahan dilapangan khusunya peredaran
pupuk bersubsidi dari pemerintah, dikarena itu tadi masih adanya
kendala-kendala dalam pelakasanaanya, namu hal ittu buka
menjadi suatu permasalahan yang begitu serius bagi tim pengawasa
68

karena kita tim pengawas pupuk selalu melakukan rapat eveluasi


internal tim KP3 Sumbawa, mengenai hal apa saja menjadi
permasalahan yang di hadapi dilapangan oleh tim pengawas pupuk
dalam pelaksaan pengawasan peredaran pupuk bersubsidi ini,
hingga permasalah yang dihadapi menemukan titik terang dan
barulah kita melakukan tahapan perbaikan agar pengawasan yang
dilakukan oleh tim benar-benar optimal dalam menangani
permasalahan yang timbul dalam peroses distribusi pupuk
ini”.(wawancara 15 agustus 2017)

Berdasarkan pernyataan di atas peneliti juga melakukan wawancara

dengan Asisten Prekonomian dan Pembangunan yaitu Bapak Drs.H. Didi

Darsani., Apt , ia mengatakan :

“pengawasan yang optimal terhadap peredaran dan


penyimpangan pupuk bersubsidi di kabupaten sumbawa oleh
KP3 ini, bisa terwujut jika pengawasan tim verifikasi pengawas
pupuk yang telah dibentuk harus dapat memahami dengan baik
mekanisme pengawasan yang sejalan dengan aturan yang
berlaku mengenai pengawasan pupuk besubsidi di kabupaten
sumbawa. dan klok untuk tindakan tegas tim KP3 hanya sebatas
membuat laporan ke pusat saja dan mengeluarkan rekomendasi
berupa teguran ke pihak distributor jika ada pelagaran aturan
yang dilakukan oleh pengecer dibawah binaan distributor yang
bersangkutan”. (Wawancara 16 agustus 2017)

Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa pengewasan yang efektif yang dilakukan Oleh

Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestsidia (KP3) Kabupaten sumbawa

saat ini belum begitu optimal atau efektive dalam melaksanakan tugas

pengawasan terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi di Kabupaten

Sumbawa, karena masih adanya kendala-kenadala yang dihadapi oleh

anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida, dalam proses sistem

pelaksaan pengawasan pupuk bersubsidi. Pengawasan yang optimal

bisa terwujut jika tim Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestsida yang
69

sudah dibentuk benar- benar memahami dengan baik mekanisme yang

sejalan dengan peraturan yang ada baik itu peraturan yang mengatur

tentang peredaran pupuk bersubsidi ataupun pereturan yang mengatur

tentang pengawasan peredaran pupuk bersubsidi khususnya

dikabupaten sumbawa.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pengawasan terhadapat distribusi pupuk bersubsidi oleh Komisi

Pengawasan Pupuk dan Pestisida di Kabupaten Sumbawa sudah

dilaksanakan namun belum dapat berjalan dengan baik dan masih perlu

ditingkatkan, karena Efektivitas sitem pengawasan distribusi pupuk

bersubsidi belum dapat dicapai. Belum dapat dicapainya efektivitas

sistem pengawasan distribusi pupuk bersubsidi disebabkan prinsip-

prinsip efektivitas pengawasan yang ada belum mampu diterapkan secara

keseluruhan. Maka Pengawasan terhadap distribusi pupuk bersubsidi di

Kabupaten Sumbawa oleh KP3 Sumbawa perlu adanya perbaikan dan

peninjau kembali agar hasil dalam pelaksaan pengawasan pupuk

bersubsidi menjadi lebih optimal.

2. Sitem pengawasan yang efektif dapat terwujut jika Komisi Pengawas

Pupuk Dan Pestsida (KP3) yang sudah dibentuk benar- benar memahami

dengan baik mekanisme yang sejalan dengan peraturan yang ada baik itu

peraturan yang mengatur tentang peredaran pupuk bersubsidi ataupun

pereturan yang mengatur tentang pengawasan pupuk bersubsidi

khususnya di Kabupaten Sumbawa.

70
71

3. Faktor penghambat dalam pengawasan pupuk bersubsidi terdiri atas

faktor internal dan eskternal di KP3 Kabupaten Sumbawa :

a. Faktor penghambat internal.

meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) yang minim dalam

pelaksanaan pengawasan dilapangan dengan jumlah pengawas

pupuk bersubsidi hanya 2 orang saja yang bersal dari PPNS

Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten sumbawa.

b. Faktor eksternalanya .

minimnya peran aktif masyarakat dalam melakukan pelaporan

atau pengaduan yang bekaitan dengan pupuk bersubsidi.

Sedangkan Faktor pendukung yaitu harus adanya sinergi antara

pemerintah dengan masyarakat dalam hal pengawasan

pendistribusian pupuk bersubsidi di kabupaten sumbawa.

B. SARAN

1. Perlu dibentuknya komitmen bersama yang dituangkan dalam

bentuk Memorandum Memorandum of Understanding (MoU) di KP3

dalam kegiatan pengawasan. Dalam MoU tersebut secara spesifik harus

memuat anggota manakah yang melakukan pengawasan secara teknis di

lapangan, kemudian dengan teknik apa sajakah pengawasan dilakukan,

serta adanya program pembinaan yang menyeluruh bagi distributor,

pengecer, dan kelompok tani. Tujuan dibentuknya MoU itu sendiri


72

adalah sebuah tindak lanjut atas upaya peningkatan peran di KP3 dalam

pengawasan, mengingat KP3 merupakan organisasi yang memilki

kekuatan yang besar yaitu terdiri atas instansi pemerintahan daerah,

instansi penegak hukum, dan tentunya harus didukung dengan political

will dari pengarah KP3, dalam hal ini adalah Bupati Kabupaten

Sumbawa untuk membrantas praktik penyimpangan dalam

pendistribusian pupuk bersubsidi. Sistem pengawasan yang

dilaksanakan KP3 Kabupaten Sumbawa perlu ditingkatkan melalui

perumusan standar (alat ukur) yang digunakan dalam pengawasan untuk

menilai setiap distributor, pengecer, dan kelompok tani. Dalam

merumuskan alat ukur (standar) dapat melibatkan peran serta instansi

perguruan tinggi, supaya dapat dirumuskan dengan baik dan bebas akan

kepentingan secara ekonomi ataupun kepentingan politik.

2. Sebaiknya anggaran pengawasan dan petugas pengawas pupuk

bersubsidi perlu ditambah jumlahnya. Penambahan jumlah pengawas

pupuk bersubsidi dapat dilkukan sesuai dengan jumlah kecamatan di

Kabupaten Sumbawa yaitu 24 Kecamatan, maka jumlah pengawas juga

minimal harus 24 orang dengan rincian 1 orang pengawas bertugas

mengawasi 1 Kecamatan. Selain itu anggaran untuk pengawasan perlu

dievaluasi dan ditambah jumlahnya. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan cara melakukan penambahan anggaran dari pos APBD. Hal

tersebut harus dilakukan karena pupuk bersubsidi merupakan

permasalahan yang penting bagi Kabupaten Lampung Timur, serta


73

mengingat bahwa mayoritas penduduk Kabupaten Sumbawa adalah

petani dan bergantung pada pupuk bersubsidi. Dalam posisi ini daerah

sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat harus dapat membantu

menganggarkan dalam bentuk mengalokasikan biaya yang dapat

digunakan untuk pengawasan melalui APBD. Penambahan jumlah

anggaran bertujuan untuk efektifitas pengawasan, karena apabila

orgaisasi tanpa adanya sistem keuangan yang mencukupi maka tidak

akan tercapai tujuan utamanya.


DAFTARA PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis.


Jakarta: Rhineka Cipta.
Bohari. 1992. Pengawasan Keuangan Negara. Jakarta: Rajawali Pres. Djati,
Julitriarsa dan Suprihanto, John. 2002. Manajemen Umum, Sebuah
Penghantar. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Sukarni.Hadi. 1984. Metodology Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM.

Handoko, T Hani. 2009. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.


Husein. 2002. Dewan Produktivitas Nasional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Djati, Julitriarsa dan Suprihanto, John. 2002. Manajemen Umum, Sebuah
Penghantar. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan,


Pengendalian. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Maman Ukas. 2004. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung:
Penerbit Agnini.
Manulang, M. 2004. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moleong Lexi. 2005. Metodologi Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Nazir, Habib dan Hasanudin Muhammad. 2004. Ensiklopedi Ekonomi
Perbankan Syariah, Cetakan 1. Bandung: Kaki Langit.
Robbins P. Stephen, Mary Coulter. 2007. Management. New Jersey: Precentice
Hall.
Sukarna.1993. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Bandung: Mandar Maju
Suparmoko. 2000. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktik.
Yogyakarta: BPFE
Sukana, E. Dan N Tejoyuwono. 1988. Peranan Pupuk dalam Pembangunan
Pertanian. Makalah disampaikan pada Diskusi Nasional IV Asosiasi
Produsen Pupuk Indonesia. Yogyakarta 20-21 Desember 1988.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan Research and
Development. Bandung: Alfabeta.
Sinungan, Muchdarsyah. 2005. Produktivitas Apa Dan Bagaimana. Ed 2
cetakan 8. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, P Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sudjono,Spudnik. 2011. Sistem Distribusi Berbasis Relationship.
Jakarta: Direktorat Jendral Pertanian.
Sutedjo,Mul Mulyani.2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka
Cipta
Yahya, Yohanes. 2006. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
AntaraNews.2016. Disperindag NTB Curigai Permainan Pedagang Pengecer
Pupuk.
http://Antaraews.com/berita/ekonomi-bisnis/sektor-riil/20950 disperindag-
ntb-curigai-permainan-pedagang-pengecer-pupu//di akses pada tanggal 08
februari 2017
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/MDAG/PER/2/2009, Tentang
Pengadaan Dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi.
Peraturan Mentri Pertanian R.I Nomor 69 Tahun 2016 Tentang Alokasi Dan
Harga Ecerean Tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun
Anggaran 2017
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 15/M/-DAG/PER/2013 Tentang
Pengadaan Dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian.
Surat Keputusan Bupati Sumbawa Nomor : 289 Tahun 2017 Tentang
Pembentukan Dan Penetapan Besarnya Honorium Komisi Pengawas Pupuk
Dan Pestisida Di Kabupaten Sumbawa Tanun 2017
Lampiran 1

DAFTAR PENGECER PUPUK UREA DAN NPK PELANGI BERSUBSIDI


PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

No. KECAMATAN No. NAMA PENGECER PENANGGUNG ALAMAT


JAWAB
1. Alas barat 1. BERSAUDARA, UD UMI SAHARA Dusun Gontar Desa Gontar
2. Mitra Tani, UD H. Uji Hidayat Dusun Gontar 1 Desa Gontar
3. Tiga Serangkai, UD Lalu Najamuddin Desa Gontar
4. Setia Tani, UD Ranti H. Galing S Dusun Hijrah Desa Usar Mapin
5. Mekar Tani, UD H. Kasim HL Desa Labuhan Mapin
6. Sahabat Kita, UD Lulu Mahmudah Desa Mapin Kebak
7. Hikmah Mulia, UD Sukardi Malik HU Jl. Kesehatan No. 08 Mapin Kebak
8. Sama Maras, UD Salum, A. Md Dusun Tiu Sebangka Desa Mapin Rea
9. Srinani, UD Hermanto Desa Mapin Rea
10. Lampuyen Permai, UD Patimin Nyompa Dusun Lekong Desa Lekong
11. Maras, UD M Kasum MS Dusun Lekong Bawa Desa Lekong

2. Alas 1. Andika Putra, UD Nasruddin Dusun Santong Desa Dalam


2. Ai Runtik, UD H. Begawan M Dusun Luar Desa Luar
3. Beringin Seni, UD Zainuddin Dusun Marente Baru Desa Marente
4. Gufira, UD Hidayatullah Desa Marente
5. Sejahtera Tani, UD Rabiatel Dusun Brang Bage Desa Juran Alas
6. Puga, UD Irwan Syarifuddin Desa Kalimango
7. Karya Bersama, UD M. Zain Dusun Praya Desa Kalimango
8. Al-Hayati, UD Umar Wirahada Kusuma Dusun Pok Desa Kalimango

3. Buer 1. Ruzikna, UD Nurhidayah Dusun Propok Desa Propok


2. Sari Pangan Jaya, UD M Ikhsan Dusun Pernang Desa Pernang
3. Murdi Mandiri, UD Heryatun Desa Labuhan Burung
4. Sumber Rejeki, UD Hj. Zakiyah Dusun Juru Mapin Orang Desa Juru
Mapin
5. Sarana Jaya, UD H. M Amin HMS Desa Tarusa
6. Mulifa, UD Tendri Oja Dusan Tarusa Bawa Desa Tarusa

4. Utan 1. Alya Jaya, UD Taufik Hidayat Dusun Labuhan Bua Desa Pukat
2. Dwi Putri, UD Sieniman AH Dusun Pukat Desa Pukat
3. Rizqi, UD DRS. A Rahman Desa Orong Bawa
4. Keban Bungkis, UD A. Kadir DM Dusun Stowe Brang I Desa Stowe Brang

5. Dua Putra, UD Zaenal Muttaqin, Sp Dusun Tengah I Desa Tengah


6. Tiga Jaya, UD HJ. Hayana BA Desa Jorok
7. Sumber Tani, UD Hendun M Desa Jorok
8. Surya Tani, UD Ainun Jl. Sudirman Desa Jorok
9. Lestari Slamet Suhardi Dusun Stowe Brang Desa Stowe Brang

5. Rhee 1. Ai Panan, UD Jufri Jl. Lintas Tana Sumbawa Desa Luk


2. Uswatun Utama, UD M napis Dusun Rhee Beru Desa Rhee
3. Rhee Utama, UD Isanini Desa Rhee
Lampiran 2.

DAFTAR PENGECER PUPUK ZA, SP36, NPK PHONSKA DAN


PETROGANIK BERSUBSIDI, PT PETROKIMIA GRESIK
No. KECAMATAN No. NAMA PENGECER PENANGGUNG JAWAB ALAMAT
1. Alas barat 1. Bersaudara, UD Umi Sahara Dusun Gontar Desa Gontar
2. Mitra Tani, UD H. Uji Hidayat Dusun Gontar 1 Desa Gontar
3. Tiga Serangkai, UD Lalu Najamuddin Desa Gontar
4. Setia Tani, UD Ranti H. Galing S Dusun Hijrah Desa Usar Mapin
5. Mekar Tani, UD H. Kasim HL Desa Labuhan Mapin
6. Sahabat Kita, UD Lulu Mahmudah Desa Mapin Kebak
7. Hikmah Mulia, UD Sukardi Malik HU Jl. Kesehatan No. 08 Mapin Kebak
8. Najla, UD Sriama Dusun Kokar Pit Desa Lekong
9. Srinani, UD Hermanto Desa Mapin Rea
10. Lampuyen Permai, UD Patimin Nyompa Dusun Lekong Desa Lekong
11. Yufi, UD Samsul AB Desa Mapin Kebak

2. Alas 1. Andika Putra, UD Nasruddin Dusun Santong Desa Dalam


2. Ai Runtik, UD H. Begawan M Dusun Luar Desa Luar
3. Beringin Seni, UD Zainuddin Dusun Marente Baru Desa
Marente
4. Gufira, UD Hidayatullah Desa Marente
5. Sejahtera Tani, UD Rabiatel Dusun Brang Bage Desa Juran
Alas
6. Puga, UD Irwan Syarifuddin Desa Kalimango
7. Karya Bersama, UD M. Zain Dusun Praya Desa Kalimango
8. Al-Hayati, UD Umar Wirahada Kusuma Dusun Pok Desa Kalimango

3. Buer 1. Ruzikna, UD Nurhidayah Dusun Propok Desa Propok


2. Sari Pangan Jaya, UD M Ikhsan Dusun Pernang Desa Pernang
3. Murdi Mandiri, UD Heryatun Desa Labuhan Burung
4. Sumber Rejeki, UD Hj. Zakiyah Dusun Juru Mapin Orang Desa
Juru Mapin
5. Sarana Jaya, UD H. M Amin HMS Desa Tarusa
6. Mulifa, UD Tendri Oja Dusan Tarusa Bawa Desa Tarusa

Lampiran 3.

DAFTAR PENGECER PUPUK BERSUBSIDI PT PUPUK KALIMANTAN


TIMUR DISTRIBUTOR PT BANGUN ALAM SAMAWA TAHUN 2017

No KECAMATAN NAMA PENGECER PENANGGUNG ALAMAT


. JAWAB
1. Empang KUD. Majapahit Hj. Syarafuddin. J Dusun Majapahit Desa Ongko
KUD. Mulya Tani Alfian Syam Desa Boal
Toko Damai Beni Kuswono Dusun Marga Makmur Desa Empang
Bawa
UD. Ai Cente Hj. Nuriah Dusun Pamanto Barat Desa Pamanto
UD. Bala’ Tani Eko Kurnia Dusun Brang Kesame Desa Bunga Eja
UD. Bua Mampis Abdul Razak. S Dusun Gapit Desa Gapit
UD. Buin Batu A. Rahman. AK Dusun Lamenta Atas Dusun Lamenta
UD. Firna Jaya Ghazi Husain Dusun Jotang Atas Barat Desa Jotang
UD. Ilham Mahmud Dusun Jotang Atas Timur Desa Jotang
UD. Marhaba Saiful HAQ. S Dusun Kamboja Desa Empang Atas
UD. Pamanto Jaya Yulianti Desa Pamanto
UD. Putra Arif Syarifuddin Dusun Jotang Atas Timur Desa Jotang
UD. Putri Ayu Saharollah Dusun Lamenta Bawa Desa Lamenta
UD. Wawan Putra Mohdin Dusun Lapangan Desa Boal

2. Lape CV. Bahari Karya Erwin, ST Desa Labuhan Kuris


KUD. Pelita Mustafa, AR Desa Dete
UD. Agro Nusantara Masyudi Galega Dusun Beru Desa Hijrah
UD. Bumi Karsa h. burhanuddin Dusun Karato Desa Lape
UD. Bunga Buana Sam Chandra, SE Dusun Lape Desa Lape
UD. Firman Aunollah Dusun Bikit Tinngi Desa Dete
UD. Hijrah Makmur Hamzah Dusun Hijrah II Desa Hijrah
UD. Intan Bulaeng Zainuddin Gau Jl. Lintas Sumbawa/Bima Km. 29
Dusun Bikit Tinggi Desa Dete
UD. Jata Rama Amatollah Dusun Karato Desa Lape
UD. Katanga Mandiri Hartono Dusun Ai Mual Desa Labuhan Kuris
UD. Ngali Agro Lestari Mardi Tarria Dusun Ngali Desa Labuhan Kuris
UD. Pratiwi Mustafa Dusun Kuris Desa Labuhan Kuris
UD. Kardowi Agussalim Dusun Bukit Tinggi Desa Dete
UD. Zaki Hermansyah. M Dusun Lape Atas Desa Lape

3. Lopok Kios Hardi Jaya Kaharuddin Kamplek Pasar Langam Kios No. 09
Desa Langam
Koptan. Unter Sawe Fatahollah Dusun Tatede Dalam Desa Tatede
UD. Agung Once Marlina Dusun Kabuyit Desa Langam
UD. Ai Tiris Alamsyah. HM Dusun Serange Desa Berora
UD. Aqli Samsul Ma’arif Dusun Lopok Bawa Desa Lopok
UD. Ashilla Aisah Pogo Dusun Mama Desa Mama
UD. Dita Siti Aminah Dusun Langam Desa Langam
UD. Dua Setia H. Embing Dusun Ramolong Desa Berora
UD. Dwitri Sahariawati Dusun Tabose Desa Mama
UD. Gilang Jueriah Dusun Bage Tango Desa Lopok
UD. Harapan Kita Syafaruddin Salim Dusun Serange Desa Berora
UD. Kembang Usaha Masuddin. S Dusun Ramolong Desa Berora
UD. KSJ Family Jamaludddin. H. M. Ali Desa Pungkit
UD. Makmur Syarafuddin Maslukang Dusun Muhajjirin Desa Berora
UD. Panca Usaha I Wayan Rati Dusun Panca Utama Desa Lopok Beru
UD. Putra Rino Akhmad Yani Dusun Serange Desa Berora
UD. Putri Dita Sirajuddin Dusun Panca Utama Desa Lopok Beru
UD. Riski Mindu Dusun Kemang Kuning Desa Lopok
UD. Rizal Agus Salim Desa Langam
UD. RR Mustafa. B Dusun Tepi Silage Desa Mama
UD. Sephia Jahuddin HA Dusun Bage Tango Desa Lopok
UD. Tiga G Junaedi Panosa Dusun Tepi Silage Desa Mama
UD. Unter Pelam Khairuddin Dusun Serange Desa Berora
UD. Usaha Bersama Muhammad Fachruddin Dusun Temung Jangi Desa Lopok
UD. Winda Putri Muhammad Beni Dusun Pungkit Loka A Desa Pungkit

4. Maronge UD. Budi Yasa M Yasin HZ Dusun Bukit Kembang Desa Pemasar
UD. Fitri Baharuddin Dusun Unter Telang Desa Maronge
UD. Pelita Jaya Sudirman Dusun Jeliti Desa Simu
UD. Risma Maryanto Dusun Unter Telang Desa Maronge
UD. Salsya Bahtiar Wahab Wahib Dusun Unter Telang Desa Maronge

5. Tarano UD. Jaya Mulia Mustafa. S Dusun Banda Tengah Desa Banda
UD. Karya Jaya Arimin, Amd Dusun Parang Desa Labuhan Bontong
UD. Maju Bersama M. Tahir Dusun Brang Tengah Desa Tolo’oi
UD. Mawar Putih A. Halik. |HM Desa Banda
UD. Putra Pertama Salahudiddin Dusun Mata Timur Desa Mata
UD. Satria Muhammad Jafar Dusun Semu Desa Banda
UD. Tersanjung H. Salam Dusun Jambu Barat Desa Labuhan
Jambu
Putri Tarano Lily Herawati Dusun Bonto Desa Labuhan Bontong
UD. Fadillah H. Muhammad. P Dusun Malalo Desa Bantu Lanteh

Lampiran 4

DAFTAR PENGECER PUPUK BERSUBSIDI PT PETROKIMIA GRESIK


DISTRIBUTOR PT BANGUN ALAM RAYA

No. KECAMATAN NAMA PENGECER PENANGGUNG ALAMAT


JAWAB
1. Empang KUD. Majapahit Hj. Syarafuddin. J Dusun Majapahit Desa Ongko
KUD. Mulya Tani Alfian Syam Desa Boal
Toko Damai Beni Kuswono Dusun Marga Makmur Desa Empang
Bawa
UD. Ai Cente Hj. Nuriah Dusun Pamanto Barat Desa Pamanto
UD. Bala’ Tani Eko Kurnia Dusun Brang Kesame Desa Bunga Eja
UD. Bua Mampis Abdul Razak. S Dusun Gapit Desa Gapit
UD. Buin Batu B. Rahman. AK Dusun Lamenta Atas Dusun Lamenta
UD. Firna Jaya Ghazi Husain Dusun Jotang Atas Barat Desa Jotang
UD. Ilham Mahmud Dusun Jotang Atas Timur Desa Jotang
UD. Marhaba Saiful HAQ. S Dusun Kamboja Desa Empang Atas
UD. Pamanto Jaya Yulianti Desa Pamanto
UD. Putra Arif Syarifuddin Dusun Jotang Atas Timur Desa Jotang
UD. Putri Ayu Saharollah Dusun Lamenta Bawa Desa Lamenta
UD. Wawan Putra Mohdin Dusun Lapangan Desa Boal

2. Lape CV. Bahari Karya Erwin, ST Desa Labuhan Kuris


KUD. Pelita Mustafa, AR Desa Dete
UD. Agro Nusantara Masyudi Galega Dusun Beru Desa Hijrah
UD. Bumi Karsa h. burhanuddin Dusun Karato Desa Lape
UD. Bunga Buana Sam Chandra, SE Dusun Lape Desa Lape
UD. Firman Aunollah Dusun Bikit Tinngi Desa Dete
UD. Hijrah Makmur Hamzah Dusun Hijrah II Desa Hijrah
UD. Intan Bulaeng Zainuddin Gau Jl. Lintas Sumbawa/Bima Km. 29
Dusun Bikit Tinggi Desa Dete
UD. Jata Rama Amatollah Dusun Karato Desa Lape
UD. Katanga Mandiri Hartono Dusun Ai Mual Desa Labuhan Kuris
UD. Ngali Agro Lestari Mardi Tarria Dusun Ngali Desa Labuhan Kuris
UD. Pratiwi Mustafa Dusun Kuris Desa Labuhan Kuris
UD. Kardowi Agussalim Dusun Bukit Tinggi Desa Dete
UD. Zaki Hermansyah. M Dusun Lape Atas Desa Lape

3. Lopok Kios Hardi Jaya Kaharuddin Kamplek Pasar Langam Kios No. 09
Desa Langam
Koptan. Unter Sawe Fatahollah Dusun Tatede Dalam Desa Tatede
UD. Agung Once Marlina Dusun Kabuyit Desa Langam
UD. Ai Tiris Alamsyah. HM Dusun Serange Desa Berora
UD. Aqli Samsul Ma’arif Dusun Lopok Bawa Desa Lopok
UD. Ashilla Aisah Pogo Dusun Mama Desa Mama
UD. Dita Siti Aminah Dusun Langam Desa Langam
UD. Dua Setia H. Embing Dusun Ramolong Desa Berora
UD. Dwitri Sahariawati Dusun Tabose Desa Mama
UD. Gilang Jueriah Dusun Bage Tango Desa Lopok
UD. Harapan Kita Syafaruddin Salim Dusun Serange Desa Berora
UD. Kembang Usaha Masuddin. S Dusun Ramolong Desa Berora
UD. KSJ Family Jamaludddin. H. M. Ali Desa Pungkit
UD. Makmur Syarafuddin Maslukang Dusun Muhajjirin Desa Berora
UD. Panca Usaha I Wayan Rati Dusun Panca Utama Desa Lopok Beru
UD. Putra Rino Akhmad Yani Dusun Serange Desa Berora
UD. Putri Dita Sirajuddin Dusun Panca Utama Desa Lopok Beru
UD. Riski Mindu Dusun Kemang Kuning Desa Lopok
UD. Rizal Agus Salim Desa Langam
UD. RR Mustafa. B Dusun Tepi Silage Desa Mama
UD. Sephia Jahuddin HA Dusun Bage Tango Desa Lopok
UD. Tiga G Junaedi Panosa Dusun Tepi Silage Desa Mama
UD. Unter Pelam Khairuddin Dusun Serange Desa Berora
UD. Usaha Bersama Muhammad Fachruddin Dusun Temung Jangi Desa Lopok
UD. Winda Putri Muhammad Beni Dusun Pungkit Loka A Desa Pungkit

4. Maronge UD. Budi Yasa M Yasin HZ Dusun Bukit Kembang Desa Pemasar
UD. Fitri Baharuddin Dusun Unter Telang Desa Maronge
UD. Pelita Jaya Sudirman Dusun Jeliti Desa Simu
UD. Risma Maryanto Dusun Unter Telang Desa Maronge
UD. Salsya Bahtiar Wahab Wahib Dusun Unter Telang Desa Maronge

5. Moyo Hilir UD. Buin Batu Saparuddin Dusun Malili Desa Berare
CV. Matama Syamsi H.A. Kadir Dusun Berare A Desa Berare
Kios Moyo Putra A. Rahman. AK Desa Moyo
UD. Amanah Salatiah Huldi Dusun Ngeru B Desa Ngeru
UD. Asri Nurmawati Desa Berare
UD. Batu Taba Ibrahim Dusun Ai Nunuk Desa Serading
UD. Cahya Kurnia Maryati Dusun Poto Desa Poto
UD. Nila Tamrin Dusun Panyrnyar Desa Kakiang
UD. Ramlia H. Umar. S Dwsa Berare
UD. Serba Usaha Burhan M. Nur Dusun Kakiang B Desa Kakiang
UD. Usaha Tani Sabram Ayub Dusun Benteng Ulu Desa Ngeru

6. Moyo Utara Kios Jaya Baru Mandara Dusun Baru B Desa Baru Tahan
UD. Dua Putra Burhanuddin Dusun Songkar Desa Songkar
UD. Hari Putra Asmawati Desa Sebewe
UD. Harmira Abdul Kahar. U Dusun Penyaring B Desa Penyaring
UD. Mandiri Mustamin Dusun Baru B Desa Baru Tahan
7. Plampng UD. Arani Arasi Mulyadi, STP Dusun Muer Desa Muer
Toko. Sinar Rembulan Cornellya Yenni Dusun Karya Mulya Desa Plampang
Toko. Amanah Hj. Sabariah Dusun Karya Mulya Desa Plampang
UD. Amanat H Marwan, SE Dusun Sampar Gilar Desa Sepakat
UD. Artomoro Suyitno Dusun Marpe Desa Spaying
UD. Fajar Terang Joko Sutrisno Dusun Karya Mulya Desa Plampang
UD. Lestari Indah Burhanuddin Dusun Unter Lestari Desa Brang
Kolong
UD. Ramata M. Ikhsan Inrahim Dusun Muer
UD. Unter Kapas Rosidi Dusun Kolong Desa Brang Kolong
UD. Unter Lestari Supraptika Dusun Unter Lestari Desa Brang
Kolong
UD. Yules Jaya Mustami Dusun Kolong Desa Brang Kolong

8. Lantung CV. Empat Berlian Samsu A. Latif Dusun Ai Mual Desa Persiapan Ai
Mual
CV Kemas Manulang Saprianto Dusun Pengandamg B Desa Sepukur
CV. Lalede Indra Jaya Sambi Desa Sepukur
UD. Saling Sakiki A. Latif M. Tayeb Desa Persiapan Ai Mual
UD. Usaha Bersama Masudin Dusun Sepukur Desa Sepukur

9. Ropang UD. Anta Putra Alimuddin Dusun Roping A Desa Ropang


CV. Bintang Mas Sinring M. Nur Dusun Lebin A Desa Lebin
CV. Harapan Jaya M. Ali Mursyid Desa Labangkar
UD. Cermai Manis Nurhayati Hasan Desa Ropang

10. Tarano UD. Jaya Mulia Mustafa. S Dusun Banda Tengah Desa Banda
UD. Karya Jaya Arimin, Amd Dusun Parang Desa Labuhan Bontong
UD. Maju Bersama M. Tahir Dusun Brang Tengah Desa Tolo’oi
UD. Mawar Putih B. Halik. |HM Desa Banda
UD. Putra Pertama Salahudiddin Dusun Mata Timur Desa Mata
UD. Satria Muhammad Jafar Dusun Semu Desa Banda
UD. Tersanjung H. Salam Dusun Jambu Barat Desa Labuhan
Jambu
Putri Tarano Lily Herawati Dusun Bonto Desa Labuhan Bontong
UD. Fadillah H. Muhammad. P Dusun Malalo Desa Bantu Lanteh
Lampiran 5

DAFTAR PENGECER PUPUK BERSUBSIDI PERIODE TAHUN 2017


CV. MEGA JAYA

No. KECAMATAN NAMA PENGECER PENANGGUNG JAWAB ALAMAT


1. Sumbawa Alam Raya UD Amirullah Yunus Seketeng
Lolla CV Bayuaji Eka Saputra Lempeh
Varias Mandiri UD Muhammad Mashud, SE Samapuin

2. Unter Iwis Dua Dara UD Hasanuddin Boak


Rejki Tani UD Jemain Hasan Boak
Karya Mulya UD H. Zakariah Saleh Nijang
Sumber Tani UD Jumiansyah Uma Beringin
Cahaya Putra UD Yun Sahariah Pelat

3. Moyo Utara Harmira UD Abdul Kahar U. Penyaring


Hari putra UD Sri Ayyu Sebewe
Jaya Baru Mandra Baru
Mandiri UD Mustamin Kukin
UZA UD M, Zidun HMS. Pungkit
Dwi Putri UD Gunawan Jeme Songkar
Dua Putra UD Burhanuddin Songkar

4. Moyo Hilir Mitra Utama CV Hendun Moyo


Permata KUD Ir. Agus Rahman Moyo
Usaha Baru UD M. Amin A. MA. PD Moyo
Moyo Putra A. Rahmad A., K. Moyo Mekar
Serba Usaha UD Burhan M. Nur Kakiang
Nila UD Tamrin Kakiang
Matama CV Syamsi H.A Kadir Berare
Asri UD Nurmawati Berare
Ramliah UD H. Umar Saleh Berare
Amanah UD Salatia Huldi Ngeru
Usaha Tani UD Sabram Ayub Ngeru
Yudi Jaya UD Syaifullah H. M. Nur Ngeru
Cahya Kurnia Maryati Poto
Batu Taba UD Ibrahim H. N Serading
Bulan Suar UD Muhammad Ruslan Serading

5. Batu Lanteh Wahyu UD Ramiyanti Klungkung

6. Plampang Unter Kapas UD Rosidi Brang Kolong


Yules Jaya UD Mustami Brang Kolong
Yenni UD Muminat Brang Kolong
Lestari Indah UD Burhanuddin Brang Kolong
Unter Lestari UD Suprianto Brang Kolong
Ramata UD M. Ikhsan Ibrahim S.pd Muer
Sejintan Permai UD Sulman Bulkia Muer
Ecci UD Desmawati Muer
Fadila UD Fatmawati Muer
Empat Putri UD Rabuna H. A Plampang
Sinar Rembulan TK Cornellya Yenny Plampang
Amanah UD H. Sabariah Plampang
Fajar Terang UD JokoSutrisno Plampang
Amanat UD H. Marwan, SE Plampang
Karya Uaha UD Daud Hz Plampang
Mitra Sukses UD Rawoh Wibowo Spayung
Artomoro UD Suyitno Spayung

Lampiran 6.

DATA KIOS RESMI DISTRIBUTOR : CV. SUBUR MAKMUR


TAHUN 2017 PT. PUPUK KALIMANTAN

No. KECAMATAN NAMA PENGECER PENANGGUNG JAWAB ALAMAT


1. Labangka UD. Barokah H. Moh Yusuf Halidi Desa Sukadamai
UD. Cahaya Sekokat Harsini Desa Sekokat
CV. Labangka Tenar M. Tayib Desa Jaya Makmur
UD. Panca Sakti Usup Desa Sekokat
UD. Pondok Tani Srikaton Laraswati Desa Labangka
UD. Saling Beme Abdul Rasul Desa Jaya Makmur
UD. Sejahtera Mahnum Desa Sekokat
UD. Sinar Labangka Hj. Nuriah Desa Suka Mulya
UD. Tani Mandiri Ida Fatmawati Desa Suka Damai

2. Labuhan Badas UD. Batu Gong I Gusti Ketut Budiana Desa Labuhan Badas
UD. Tiu Gagang Abdurrahman, IB Desa Karang Dima

3. Lantung CV. Empat Berlian Samsu A. Latif Desa Lantung


CV. Kemas Manulang Saprianto Desa Sepukur
CV. Lalede Indra Jayasamdi Desa Sepukur
UD. Saling Sakiki A. Latif M. Talib Desa Ai Mual
UD. Usaha Bersama Masudin Desa Sepukur

4. Lenangguar UD. Fanny Riska Didik Harmanto Desa Lenangguar


UD. Jasa Utama Husni HMZ Desa Lenangguar
CV. Nyir Gading Sapiat Desa Tatebal
UD. Puspa Lila Puspasari Desa Lenangguar

5. Lunyuk UD. Dewi Murni I Komang Adnyana Desa Sukamaju


UD. Dita I Gede Herawan A. Desa Sukamaju
UD. Dua Satu Go Indra Gunawan Desa Perung
UD. Mika Putra I Wayan Karta Desa Sukamaju
UD. Mirata Syamsul Hidayat Desa Lunyuk Rea
UD. Oka Jaya Kadek Mertayasa Desa Suka Maju
UD. Puncak Srinadi I Komang Santra Desa Sukamaju
UD. Sahabat Muhtarom Desa Padasuka
UD. Egy Putra Khairuddin Desa Lunyuk Ode
Koperasi Srinadi I Komang Santra Desa Sukamaju
UD. Walet Mas Mustaram P Desa Lunyuk Ode

6. Moyo Hulu UD. Adetaza Rahmad Rudianto Desa Pernek


UD. Dita Ahmadi Desa Lito
UD. Kembar Nuriah Desa Maman
UD. Kokar Maras Zulkifli Desa Leseng
UD. Kompal Niat H. A. Hamid. AB Desa Semamung
UD. Laboran Lestari Hamzah Husain Desa Sebasang
UD. Maharani Nuraini Desa Maman
UD. Pio Ijo H. Atim Ahmad Desa Marga Karya
UD. Putra Bangsa Alwin. S Desa Perneh
UD. Putra Yudha H. Dayang Desa Batu Bulan
UD. Risky Sirajuddin A. Karim Desa Leseng
UD. Tani Makmur Helmi Desa Batu Tering

7. Orong Telu CV. Hendi Saputra Sajamuddin, Spd Desa Senawang


UD. Pelita Jaya Indar Liani Desa Kelawis
UD. Putra mandiri Sudarli Desa Mungkin
UD. Riko Selastri Desa Sebeok

UD. Anta Putra Alimuddin Desa Ranan


CV. Bintang Selatan R. Ungang Abdullah Desa Lebangkar
CV. Bintang Mas Sinring M. Nur Desa Lebin
UD. Cermai Manis Nurhayati Hasan Desa Ropang
CV. Harapan Jaya M. Ali Mursyid Desa Lebangkar

Lampiran 7.

DATA KIOS RESMI DISTRIBUTOR : CV. SUBUR MAKMUR


TAHUN 2017 PT. PETROKIMIA GRESIK

No. KECAMATAN NAMA PENGECER PENANGGUNG JAWAB ALAMAT


1. Labangka UD. Barokah H. Moh Yusuf Halidi Desa Sukadamai
UD. Cahaya Sekokat Harsini Desa Sekokat
CV. Labangka Tenar M. Tayib Desa Jaya Makmur
UD. Panca Sakti Usup Desa Sekokat
UD. Pondok Tani Srikaton Laraswati Desa Labangka
UD. Saling Beme Abdul Rasul Desa Jaya Makmur
UD. Sejahtera Mahnum Desa Sekokat
UD. Sinar Labangka Hj. Nuriah Desa Suka Mulya
UD. Tani Mandiri Ida Fatmawati Desa Suka Damai

2. Labuhan Badas UD. Batu Gong I Gusti Ketut Budiana Desa Labuhan Badas
UD. Tiu Gagang Abdurrahman, IB Desa Karang Dima

3. Lenangguar UD. Fanny Riska Didik Harmanto Desa Lenangguar


UD. Jasa Utama Husni HMZ Desa Lenangguar
CV. Nyir Gading Sapiat Desa Tatebal
UD. Puspa Lila Puspasari Desa Lenangguar

4. Lunyuk UD. Dewi Murni I Komang Adnyana Desa Sukamaju


UD. Dita I Gede Herawan A. Desa Sukamaju
UD. Dua Satu Go Indra Gunawan Desa Perung
UD. Mika Putra I Wayan Karta Desa Sukamaju
UD. Mirata Syamsul Hidayat Desa Lunyuk Rea
UD. Oka Jaya Kadek Mertayasa Desa Suka Maju
UD. Puncak Srinadi I Komang Santra Desa Sukamaju
UD. Sahabat Muhtarom Desa Padasuka
UD. Egy Putra Khairuddin Desa Lunyuk Ode
Koperasi Srinadi I Komang Santra Desa Sukamaju
UD. Walet Mas Mustaram P Desa Lunyuk Ode

5. Moyo Hulu UD. Adetaza Rahmad Rudianto Desa Pernek


UD. Dita Ahmadi Desa Lito
UD. Kembar Nuriah Desa Maman
UD. Kokar Maras Zulkifli Desa Leseng
UD. Kompal Niat H. A. Hamid. AB Desa Semamung
UD. Laboran Lestari Hamzah Husain Desa Sebasang
UD. Maharani Nuraini Desa Maman
UD. Pio Ijo H. Atim Ahmad Desa Marga Karya
UD. Putra Bangsa Alwin. S Desa Perneh
UD. Putra Yudha H. Dayang Desa Batu Bulan
UD. Risky Sirajuddin A. Karim Desa Leseng
UD. Tani Makmur Helmi Desa Batu Tering

6. Orong Telu CV. Hendi Saputra Sajamuddin, Spd Desa Senawang


UD. Pelita Jaya Indar Liani Desa Kelawis
UD. Putra mandiri Sudarli Desa Mungkin
UD. Riko Selastri Desa Sebeok

UD. Anta Putra Alimuddin Desa Ranan


CV. Bintang Selatan R. Ungang Abdullah Desa Lebangkar
CV. Bintang Mas Sinring M. Nur Desa Lebin
UD. Cermai Manis Nurhayati Hasan Desa Ropang
CV. Harapan Jaya M. Ali Mursyid Desa Lebangkar

7. Rhee UD. Rhee Utama Isnaini Desa rhee


UD. Uswatun Utama M. Napis Desa rhee

Sumbawa UD. Alam raya Amirullah Desa seketeng


UD. Varias Mandiri Muhammad Mashud, SE Desa samapuin

Unter Iwis UD. Dua Dara Hasanuddin Desa boak


UD. Sumber Tani Muhammad Mashud Desa uma beringin

Utan UD. Dua Putra Zaenal Muttaqin Desa tengah


UD. Dwi Putri Seniman Desa pukat
UD. Lestari Slamet Suhardi Desa stowe brang
UD. Risky Drs. A. Rahman Desa orong bawa
UD. Sumber Tani Hendun Muhammad Desa jorok
UD. Surya Tani Ainun Desa jorok
UD. Tiga Jaya Hj. Hayana, BA Desa jorok
Lampiran 8.

Dokumentasi Kegiatan Penelitian

a. Pupuk Sundag, pupuk yang diduga Palsu

b. Kegiatan Monitoring Pupuk subsidi Oleh Tim KP3 Sumbawa

c. Gudang Pengecer resmi Pupuk Bersubsidi


Lampiran 9.

PEDOMAN WAWANCARA

A. DAFTAR PERTANYAAN UNTUK INSTASI TERKAIT DALAM


PENGAWASAN PEREDARAN PUPUK DAN PESTISDA DI
KABUPATEN SUMBAWA.
1. Seperti apakah sistem pengawasa yang dilaksaanakan oleh KP3
Sumbawa terhadap pelaksaan pengawasan distribusi pupuk dan
pestidi bersubsidi di Kabupaten Sumbawa ?
2. Apa saja permasalahan dan penyimpangan yang sering terjadi dalam
proses pendistribusian pupuk bersubsidi ?
3. Adakah faktor penghambat dalam pelaksanaan Pengawasan Pupuk
bersubisidi ?
4. Agar program pupuk bersubsidi tepat sasaran, adakah alterntif lain,
selain melakukan pengawasan yang dapat dilakukan pemerintah
Kabupaten Sumbawa ?

B. DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK TANI YANG


MENGGUNAKAN PUPUK DAN PESTISIDA BERSUBSIDI DI
KABUPATEN SUMBAWA.
1. Bagaimanakah proses dalam memperoleh pupuk bersubsidi ?
2. Berapakah harga per 1 sak pupuk yang diperoleh oleh bapak/ibu dari
pengecer pupuk ?
3. Apakah bapak/ibu pernah merasa kesulitan dalam memperoleh pupuk
pada musim tanam ?
4. Apakah pupuk yang disubsidikan pemerintah melalui distributor dan
pengecer selalu tersedia dan cukup, dari masa penanaman hingga
masa panen ?
5. Apakah dengan melakukan pemupukan dan pemberian pestisida rutin
pada tanaman mampu meningkatkan hasil tanaman pangan ?
6. Adakah pembinaan atau penyuluhan yang dilakukan Pemerintah
Daerah, mengenai pupuk dan pestisda yang beredar di kalangan
Klompok Tani ?
7. Apakah saudara tau atau tidak bahwa ada lembaga yang memiliki
kewenangan dalam melakukan pengawasa terhadap peredaran Pupuk
dan Pestisida di Kabupaten Sumbawa ?
Lampiran 10.

Berita Acara Kegiatan Penelitian


Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.

Surat Ijin Penelitian

You might also like