Professional Documents
Culture Documents
Kesesuaian Tekanan Intraokular Antara Pengukuran Tonometer Transpalpebra Diaton Dengan Tonometer Aplanasi Goldmann
Kesesuaian Tekanan Intraokular Antara Pengukuran Tonometer Transpalpebra Diaton Dengan Tonometer Aplanasi Goldmann
Kesesuaian Tekanan Intraokular Antara Pengukuran Tonometer Transpalpebra Diaton Dengan Tonometer Aplanasi Goldmann
1
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan penyebab Terdapat beberapa alat pemeriksaan
utama kebutaan kedua setelah katarak, sekitar tekanan intraokular yang dapat digunakan saat
67 juta orang di seluruh dunia terkena dampak ini. Tonometer Aplanasi Goldmann (TAG)
glaukoma primer pada tahun 2000 dan sekitar merupakan standar baku emas dalam
60,5 juta orang di seluruh dunia terkena pengukuran tekanan intraokular saat ini,
dampak glaukoma sudut terbuka dan namun TAG masih mempunyai beberapa
glaukoma sudut tertutup di tahun 2010.1,2,3 keterbatasan diantaranya pemeriksaan kontak
Berdasarkan Survei Kesehatan Indera dengan kornea sehingga sering menyebabkan
Penglihatan tahun 1993-1996 yang dilakukan pasien merasa tidak nyaman saat pemeriksaan,
oleh Departemen Kesehatan Republik akurasi dapat menurun pada pasien dengan
Indonesia didapatkan bahwa glaukoma kelainan kornea, sulit dilakukan pada pasien –
merupakan penyebab kebutaan kedua setelah pasien dengan mobilitas yang terbatas serta
katarak di Indonesia dengan prevalensi sebesar pasien anak-anak yang tidak kooperatif dapat
0,16%.4 mempersulit proses pemeriksaan dan
Glaukoma didefinisikan sebagai suatu mengurangi akurasi dari hasil pemeriksaan
kumpulan penyakit yang ditandai dengan tekanan intraokular.6
neuropati optik yang berhubungan dengan
hilangnya lapang pandang, dengan Alternatif alat pemeriksaan tekanan
peningkatan peningkatan tekanan intraokular intraokular telah banyak berkembang dengan
(TIO) sebagai faktor risiko utamanya. berbagai macam modifikasi, salah satunya
Modifikasi tekanan intraokular dalam adalah Tonometer Transpalpebra Diaton
penatalaksanaan glaukoma masih merupakan (TTD) telah hadir sejak tahun 2004 sebagai
hal yang sangat penting dan satu-satunya yang alternatif dalam pengukuran tekanan
dapat dirubah secara efektif dalam intraokular yang lebih mudah digunakan, tidak
penatalaksanaan glaukoma saat ini.5 kontak dengan kornea, bersifat portable.
2
Subjek Penelitian
Hasil Penelitian
Tabel 1 Rentang TIO antara Pengukuran mmHg, dimana rata-rata perbedaannya sebesar
TIO Menggunakan TAG dan TTD 8,030 ± 2,023 mmHg. Demikian juga pada
kelompok TIO tinggi, rata-rata pengukuran
TIO dengan TAG yakni 37,73 ± 12,558
mmHg, berbeda secara signifikan dari
pengukuran TIO menggunakan TTD sebesar
21,27 ± 7,497 mmHg, dimana rata-rata
perbedaannya sebesar 16,455 ± 7,657 mmHg.
Hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat kesesuaian pengukuran TIO
antara TAG dan TTD. Pengukuran TIO
dengan TTD relatif lebih rendah dari TAG,
Pembahasan baik untuk kelompok TIO rendah, normal,
maupun tinggi.
Pada penelitian ini didapatkan 99 mata Pada kelompok TIO yang rendah,
dari pasien yang datang ke unit glaukoma dan pengukuran TIO antara TAG dan TTD terletak
masuk kriteria inklusi pada bulan Maret 2015, antara -0,563 s/d 9,533. Pada kelompok TIO
dibagi menjadi tiga kelompok tekanan yang normal terletak antara 4,065 s/d 11,996.
intraokular yakni, kelompok tekanan Pada kelompok TIO yang tinggi terletak antara
intraokular yang rendah, kelompok tekanan 1,447 s/d 31,462. Hal ini menunjukkan bahwa
intraokular yang normal dan kelompok pada kelompok TIO rendah, pengukuran TIO
tekanan intraokular yang tinggi, dilakukan dengan TAG memberikan hasil pengukuran
pengukuran TIO menggunakan TAG terlebih 0,563 lebih rendah hingga 9,533 lebih tinggi
dahulu kemudian TTD sebanyak dua kali daripada TTD. Sedangkan pada kelompok TIO
pengukuran, lalu kedua hasil pengukuran normal menunjukkan bahwa pengukuran TIO
dianalisis. dengan TAG memberikan hasil pengukuran
Analisis dari hasil penelitian ini 4,065 s/d 11,996 lebih tinggi dari pada TTD.
menunjukan bahwa pada seluruh kelompok Adapun pada kelompok TIO tinggi,
TIO rendah, kelompok TIO normal dan pengukuran TIO dengan TAG memberikan
kelompok TIO tinggi, dimana terdapat hasil pengukuran 1,447 s/d 31,462 lebih tinggi
kecenderungan, bahwa pemeriksaan TIO dari pada TTD.
menggunakan TTD memberikan hasil yang Penelitian oleh Doherty dkk pada
jauh lebih rendah dari pemeriksaan TIO tahun 2011 memberikan hasil yang serupa
menggunakan TAG, hal ini tampak pada dengan penelitian ini, yang menunjukan poor
gambaran tingkat kesesuaian antara hasil agreement dengan rata-rata TIO menggunakan
pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD yakni 13,8 ± 3,6 mmHg dan rata-rata
TTD dari ketiga kelompok penelitian dapat TIO menggunakan TTD sebesar 13,2 ± 4,3
dilihat pada grafik 4.1, 4.2 dan 4.3, diagram mmHg, upper limit agreement +8,4 mmHg
pencar dari data kelompok TIO yang rendah dan lower limit agreement -9,6 mmHg. Pada
(grafik 4.1), kelompok TIO normal (grafik 4.2) penelitian Doherty ini, tidak disarankan
dan kelompok TIO tinggi (grafik 4.3) pemeriksaan TIO menggunakan TTD sebagai
menunjukkan bahwa seluruh titik berada pemeriksaan substitusi TAG atau sebagai alat
dibawah line of equality, hal ini menunjukkan pengganti dari TAG. 25
adanya underestimation pemeriksaan TIO Penelitian Lösch dkk menunjukkan
menggunakan TTD. pada kelompok TIO poor agreement, pengukuran TIO dengan
rendah, rata-rata pengukuran TIO dengan TAG TAG memberikan hasil pengukuran 4.4
yakni 12,76 ± 2,062 mmHg, berbeda secara mmHg s/d 11.8 mmHg lebih tinggi dari pada
signifikan dari pada dengan TTD dengan rata- TTD, pada penelitian ini tidak disarankan
rata sebesar 8,27 ± 2,672 mmHg, dimana rata- penggunaan TTD sebagai alat pengukur TIO
rata perbedaannya sebesar 4,485 ± 2,575 secara rutin untuk menggantikan TAG. 39
mmHg. Pada kelompok TIO normal, rata-rata Penyebab underestimation dari TTD
pengukuran TIO dengan TAG yakni 18,39 ± belum pernah dibahas pada penelitian
1,197 mmHg, berbeda secara signifikan sebelumnya dan belum diketahui secara pasti,
dengan TTD dengan rata-rata 10,36 ± 2,133 kemungkinan disebabkan karena kurang
7
sensitifnya “Rod” dari TTD dalam mendeteksi normal dan 0.71 mmHg pada kelompok TIO
tekanan intraokular melalui palpebra serta yang tinggi.
pengaruh variasi ketebalan lapisan palpebra Penelitian Nesterov dkk pada tahun
superior setiap individu yang dapat 2006 menunjukkan korelasi yang baik antara
menyebabkan hasil pemeriksaan TIO dua pengukuran dengan r=0.89. Hasil
menggunakan TTD menunjukan poor penelitian yang menunjukkan korelasi yang
agreement dan underestimation pada hampir baik ini, kemungkinan akibat penelitian yang
seluruh kelompok penelitian ini. Poor dilakukan hanya menggunakan kelompok
agreement pemeriksaan TTD terhadap TAG tekanan intraokular yang normal saja dan tidak
kemungkinan akibat dari Prinsip kerja dari membandingkan dengan tekanan intraokular
Tonometer Transpalpebra Diaton (TTD) yang tinggi sehingga variasi tekanan intraokular
hanya berdasarkan pergerakan dari “Rod” tidak terlalu tampak berbeda antara
(Rod Movement). Interaksi Rod dengan pengukuran menggunakan TAG dan
permukaan kelopak mata akan terjadi tekanan TTD.26,29,30
balik dan menstimulasi built-in processor pada Terdapat kekurangan dalam penelitian
TTD untuk mengeluarkan nilai dari tekanan ini, yakni urutan pemeriksaan seharusnya
intraokular yang dihasilkan tekanan balik dari diacak, namun pada penelitian ini dilakukan
pergerakan Rod tersebut.40 Tekanan pemeriksaan TIO menggunakan TAG terlebih
Intraokular yang dihasilkan dari interaksi area dahulu kemudian pemeriksaan TIO
permukaan kelopak mata dengan Rod dapat menggunakan TTD. Pada penelitian ini
menyebabkan variasi ukuran TIO yang dilakukan pemeriksaan TAG terlebih dahulu
berbeda dari ukuran TIO yang sebenarnya, hal karena TAG dianggap sebagai standar baku
ini kemungkinan menyebabkan nilai dari TIO emas pengukuran TIO, sehingga hasil
yang dihasilkan dari pemeriksaan TTD pengukuran TIO dengan TTD kemudian
mengalami underestimation. dibandingkan dengan hasil pengukuran TIO
Beberapa jurnal mengemukakan menggunakan TAG untuk menilai kesesuaian
bahwa tonometer transpalpebra ini cukup pengukuran TIO menggunakan TTD terhadap
reliable dalam pemeriksaan tekanan pengukuran TIO menggunakan TAG.
intraokular (TIO) seperti penelitian yang
dilakukan oleh Waisbourd dkk pada tahun Simpulan
2010 yang menunjukkan mean difference Tidak terdapat kesesuaian antara hasil
antara TTD dan TAG yakni sebesar -0.93 pengukuran TIO menggunakan TAG dan TTD
mmHg dengan standar deviasi 2,74 dan 70% pada hampir seluruh subjek penelitian pada
perbedaan hasil pengukuran berada pada kelompok TIO rendah, normal maupun tinggi.
rentan ± 2 mmHg dengan kesimpulan Hasil pengukuran TIO menggunakan TTD
penelitian, bahwa pemeriksaan TIO lebih rendah (underestimation) pada hampir
menggunakan TAG tidak bisa digantikan oleh seluruh subjek penelitian.
TTD, namun alat TTD masih dapat digunakan
untuk skrining TIO tinggi pada penderita Saran
glaukoma. Tonometer Transpalpebra Diaton tidak
Penelitian Latina dkk pada tahun 2009 disarankan menjadi alat pengganti atau sebagai
menunjukkan hasil bahwa hasil pengukuran alat substitusi Tonometer Aplanasi Goldmann
TIO menggunakan TTD mempunyai korelasi (TAG) dalam pengukuran TIO. Hasil yang
yang baik terhadap TAG, dengan rata-rata menunjukkan underestimation dari
perbedaan antara TTD terhadap TAG berkisar pengukuran TIO menggunakan TTD terhadap
antara 0.40 mmHg pada kelompok TIO yang TAG menyebabkan tidak akurasinya
pengukuran TIO menggunakan alat ini.
8