Sistem Moneter Islam Dalam Membangun Perekonomian Di Indonesia

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

SISTEM MONETER ISLAM

DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN DI INDONESIA

oleh :
Ummi Kalsum
Dosen ekonomi Islam AIN Kendari
Email: kalsumummi75@gmail.com

Abstract
This article describes the various strategies in the management of waqf comparative study of the management of waqf
properties in Indonesia and the Muslim countries of the world. And describes the management and development of
the productive waqf in Islamic economic dimension in endowments in order to reach the productive waqf property
development-oriented social and the results can also be felt people. Waqf institutions have a huge responsibility to
generate public activity not aim to gain power in the government as well as not fully oriented to profit just as was the
case in private companies and other non Waqf. The development of Islamic Waqf is to establish a special character
that can make Islamic law better. Management of Waqf funds of funds should have a definite purpose should be
allocated / distributed with the business following Islamic orientation a few examples of management models and
the development of endowment funds: the management of endowments through economic empowerment program
People of SMEs; Optimization of Waqf land in the plantation area to develop oil palm plantations, soybeans,

61
Volume 9 No. 1 Edisi Januari 2016 Hal 61-71

potatoes; Optimization of Waqf land in strategic areas to establish the Institute of Education, along with residential
facilities, halal food; Optimizing oriented Waqf funds absorb labor; Turning on poor areas into areas of economic
potential, etc.
Keywords: Productif Waqf Management, Waqf in Islamic economic dimension, Waqf management in business
orientation

Abstrak
Tulisan ini menjelaskan sistem moneter Islam di Indonesia baik dari aspek peran strategisnya dalam membangun
perekonomian umat: keunggulan, ancaman dan kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudkan sistem
moneter Islam. Sebagai langkah konkrit dari penerapannya telah terealisasi berdirinya lembaga-lembaga keuangan
syariah salah satunya perbankan syariah. Perbankan syariah mempunyai peran penting dan strategis dalam
membangun perekonomian sebagai agent of development. Dengan demikian reformasi di sektor perbankan dengan
menghilangkan instrumen bunga maka keberadaan bank syariah merupakan pintu masuk bagi pengembangan
ekonomi syariah ke depan dan entitas bisnis syariah lainnya di Indonesia.
Kata kunci : Sistem Moneter Islam, perekonomian, di Indonesia

A. Pendahuluan: Pensyariahan Lembaga sumber dana. Dengan peran yang sedemikian


Perbankan penting, maka reformasi di sektor perbankan
Umat Islam yang terbiasa sekian ratus dengan berusaha menghilangkan instrumen
tahun dengan pelayanan bank konvensional bunga dalam sektor ekonomi maka keberadaan
sebagai financial intermediary institution yang bank syariah merupakan pintu masuk bagi
berbasis bunga sehingga memerlukan kerja pengembangan ekonomi syariah ke depan2 dan
keras untuk mewujudkan alternatifnya dengan entitas bisnis syariah lainnya3 di Indonesia menuju
mengembangkan perbankan yang bebas bunga. sistem moneter dan sistem perbankan yang bebas
Namun yang perlu dipertanyakan, mengapa bank bunga atau full Islamic banking dan Islamic monetary
yang terlebih dahulu yang perlu disyariahkan system.
untuk menuju sistem moneter Islam?1 Di samping itu, jumlah uang yang beredar
Sektor perbankan merupakan sektor yang (M2) sebagian berada di sektor perbankan. Uang
paling strategis dalam membangun perekonomian sangat penting dalam kehidupan, bila diibaratkan
baik dari perspektif mikro maupun makro sebab seperti darah di dalam tubuh manusia harus
bank sebagai agent of development. Dari perspektif mengalir ke seluruh anggota tubuh. Jika ada
mikro sektor perbankan merupakan lembaga bagian tubuh dengan urat darah yang halus
kepercayaan masyarakat dalam me-menuhi tidak mendapat aliran darah karena adanya
kebutuhan berkaitan dengan transaksi ekonomi penyumbatan maka bagian tubuh itu akan sakit.
dan keuangan. Sementara secara makro, sektor Demikian juga dengan keberadaan uang yang
perbankan mempunyai peran penting baik dalam harus berputar dalam masyarakat tanpa ada
proses penciptaan uang dan sistem pembayaran diskriminasi dan peran ini diatur pada sektor
serta untuk mendorong efektivitas mekanisme perbankan. Semakin sehat dan stabil perbankan
transmisi kebijakan moneter dan efisiensi alokasi maka akan semakin cepat dan besar perputaran

1
Karnaen A. Perwataatmadja & Henri Tanjung, Bank Syariah: Teori, Praktik, dan Peranannya (Jakarta: Celestial Publishing, 2007), 69-70.
2
Sri-Edi Swasono, “Paradigma Baru Ilmu Ekonomi” dalam Pidato Kunci pada Workshop Nasional Arsitektu Ilmu Ekonom Islam: Upaya
Akselerasi Sistem Ekonomi Islam di Indonesia (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2012), 24.
3
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: UIN Press, 2009), 217.

62
Sistem Moneter Islam Dalam Membangun Perekonomian...— Ummi Kalsum

uang dalam mendukung peningkatan kegiatan tidak dapat menerima konsep bunga. Kedua,
ekonomi riil masyarakat.4 Tidak dapat dibayang- dengan diterapkannya sistem perbankan syariah
kan suatu perekonomian tanpa adanya perbankan. yang berdampingan dengan sistem perbankan
Krisis yang terjadi di Indonesia, khususnya tahun konvensional, mobilisasi dana masyarakat dapat
1997-1999 menunjukkan bagaimana buruknya dilaksanakan lebih optimal terutama dari segmen
kondisi perbankan telah menyebabkan sulitnya masyarakat yang selama ini belum dapat tersentuh
ekonomi bergerak untuk pulih kembali. Jadi, oleh sistem perbankan konvensional.
sektor perbankan merupakan sektor yang paling
strategis untuk menciptakan perekonomian ke B. Tantangan dan Kendala Penerapan Sistem
arah yang lebih baik. Untuk itu, maka sektor Moneter Islam
perbankan merupakan sektor yang paling awal Secara historis, perkembangan menuju
yang harus dibenahi dengan kembali menggali perekonomian syariah yang bersih dan bebas
sistem perbankan Islam untuk diterapkan atau bunga di Indonesia mengalami perkembangan
disyariahkan.5 yang sangat signifikan, salah satu aspek yang bisa
Pengoperasian bank syariah merupakan bagian disoroti dari perkembangan lembaga-lembaga
salah satu dari penerapan manajemen moneter keuangan syariah diantaranya perbankan syariah.
Islam di Indonesia dengan tidak menggunakan Namun di sisi lain ada ancaman-ancaman yang
sistem bunga, memiliki pengaruh positif terhadap dihadapi dalam mewujudkan penerapan sistem
kondisi moneter dalam menurunkan suku moneter Islam, diantaranya; pertama, penerapan
bunga nasional ke tingkat yang lebih realistik sistem moneter Islam di Indonesia dikhawatirkan
serta bisa memperoleh dana panjang sekaligus dikait-kaitkan dengan fanatisme agama dan
memantapkan kepercayaan terhadap rupiah. adanya alergi politik terhadap segala pendirian
Dengan demikian keberadaan bank syariah dalam institusi yang memiliki muatan syariah Islam
situasi moneter yang ketat (tight money policy) menjadi sumber kecurigaan pemerintah terhadap
dengan kinerjanya yang agak berbeda dengan Islam karena diduga punya kaitan dengan gerakan
bank konvensional nampaknya bagi negara bisa fundamentalis Islam8 sebagaimana pengalaman
diharapkan membantu mendinginkan mesin yang terjadi pada era Orde Baru, yaitu dua
perekonomian yang memanas.6 dekade pertama kepemimpinan Orde Baru segala
Sejalan dengan upaya restrukturisasi per- pendirian institusi yang memiliki muatan syariah
bankan nasional yaitu dengan membangun Islam menjadi sumber kecurigaan pemerintah
kembali sistem perbankan yang sehat dalam terhadap Islam. Pihak-pihak yang berusaha
rangka mendukung program pemulihan dan menghalangi penerapan manajemen moneter
kebangkitan ekonomi nasional, maka salah satu Islam semata-mata karena tidak suka akan
upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan kebangkitan umat Islam dari keterbelakangan
fungsi sistem perbankan syariah dengan beberapa ekonominya.9 Mereka tidak mau tahu bahwa
tujuan, di antaranya:7 Pertama, untuk memenuhi manajemen moneter Islam akan bermanfaat
kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang kepada semua orang. Isu eksklusivisme ataupun

4
M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challenge (Leicester: The Islamic: Foundation and The International Institute of Islamic Thought,
1995), 327-328 dan Mugiyati, “Instrumen Kebijakan Moneter Analisis Managemen Moneter Islam”, Al-Qanun Vol. 11, No. 2 Desember 2008
(Surabaya: Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel): 418.
5
Karnaen A. Perwataatmadja & Henri Tanjung, Bank Syariah: Teori, Praktik, dan Peranannya, 69-70.
6
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, 89.
7
Yusuf al-Qardhawi, Bunga Bank Haram, 18.
8
Mervin K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik dan Prospek, terj. Burhan Wirasubrata (Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2007), 15.
9
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia (Depok: Usaha Kami, 1996), 78-79.

63
Volume 9 No. 1 Edisi Januari 2016 Hal 61-71

SARA mungkin dilontarkan untuk mencegah semua masyarakat terhadap wacana ekonomi
berkembangnya isu penerapan manajemen Islam dan fenomena bank syariah serta lembaga-
moneter Islam di Indonesia secara luas.10 lembaga keuangan syariah lainnya dalam bentuk
Ancaman berikutnya adalah dari orang-orang kajian, riset, kritik, pengamatan dan berbagai
yang merasa terusik dan terganggu kenyamanan forum diskusi merupakan hal yang positif. Namun
dan kenikmatannya dalam mengeruk kekayaan patut disayangkan stake holders yang terlibat
rakyat yang sebagian besar beragama Islam pada berbagai forum dan kegiatan di atas hanya
melalui sistem perbankan yang ada.11 Munculnya sibuk dan konsen sebagai pengamat, pembahas
isu dan ide penerapan sistem moneter Islam dan membentuk berbagai lembaga pengamatan
yang menuntut pemerataan yang lebih adil ekonomi dan perbankan syariah semacam syariah
akan dirasakan sebagai ancaman terhadap status economics and banking watch dengan cukup hanya
quo yang telah dinikmatinya selama bertahun- mengkritik produk-produk dan kinerja lembaga
tahun. Mereka mungkin akan menghambat ekonomi syariah.
penerapan sistem moneter Islam dengan mencari Sementara pada tataran implementasi
peluang dan alasan pada perangkat peraturan justru masih terlibat dengan bunga yang ribawi
perundangan-undangan perbankan yang ada pada bahkan termasuk lembaga yang tekait dengannya
saat ini yang tidak secara tegas memberikan ruang masih belum menggunakan rekening syariah.
beroperasinya sistem moneter dan perbankan Hal ini merupakan suatu ironi yang kontra
yang bebas bunga sesuai dengan syariah Islam.12 produktif. Seharusnya langkah keterlibatan dalam
Namun kekuatiran di atas tidak perlu terlalu pengembangan yang lebih konkrit bagi semua
dikuatirkan sebab belajar dari pengalaman pada unsur masyarakat secara luas adalah dengan
kasus proses awal pendirian bank syariah di setiap muslim menjadi pelaku bisnis syariah,
Indonesia kekuatiran seperti hal-hal tersebut sebab merupakan fardhu ’ain setiap muslim untuk
di atas tidak terbukti, setelah tim perbankan mensyariahkan semua aspek kehidupannya
syariah yang ada mengadakan atau lobbying pada termasuk dalam kegiatan ekonominya seperti
beberapa pihak seperti kepada Menteri Agama dengan bertransaksi secara syariah dan
ketika itu Munawir Sadzali; Dirjen Moneter Oskar menghindari riba serta bunga. Menjadi pelaku
Surjaatmadja, Menmud Keuangan Nasruddin bisnis syariah konotasinya tidak hanya menjadi
Sumintapura dan Menteri Perdagangan Arifin pengusaha bisnis syariah saja, tetapi menjadi
Siregar serta Mensesneg Moerdiono. Bahkan pengguna dan mitra bisnis syariah juga termasuk
setelah berkonsultasi ke BJ Habibie selaku Ketua menjadi pelaku bisnis syariah seperti dengan
Umum ICMI pada awal tahun 1991 kemudian menjadi nasabah bank syariah.
membentuk tim mobilisasi dana yang diketuai Kedua, kendala langkanya studi tentang sistem
Prof. Dr. Emil Salim.13 ekonomi Islam, lack of spirit of inquiry. Persoalan
Sementara kendala yang dihadapi sebagai yang menjadi salah satu penghambat dalam
berikut;14 pertama, kendala watchisme. Yaitu kultur penerapan full Islamic economics di Indonesia adalah
penganut prinsip watchisme yang hanya suka rendahnya semangat untuk melakukan penelitian
berbicara, mengkritik tanpa mau terlibat langsung atau penyelidikan dalam bidang ekonomi sehingga
dengan objek yang diamatinya agar lebih bersifat karya-karya baik berupa buku maupun tulisan-
objektif dan konstruktif. Ketertarikan dan minat tulisan tentang ekonomi Islam untuk dijadikan
10
Kliping Koran, Harian Angkatan Bersenjata, “Bank Bebas Bunga untuk Hindari Praktek Ribawi”, 31 Agustus 1991.
11
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, 79.
12
Kliping Koran, Harian Angkatan Bersenjata, “Bank Bebas Bunga untuk Hindari Praktek Ribawi”, 31 Agustus 1991.
13
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, 80.
14
Yusuf al-Qardhawi, Bunga Bank Haram, 15-16.

64
Sistem Moneter Islam Dalam Membangun Perekonomian...— Ummi Kalsum

sebagai rujukan masih sangat minim. Syed diartikan sebagai langkah untuk mendirikan
Hussein Alatas merujuk kepada pernyataan the negara Islam, tetapi mempelajari secara objektif
spiritus rector dari modernisme Islam Jamaluddin sistem-sistem mana yang sesuai dengan situasi
al-Afgani,15 menganggap rendahnya the intellectual dan kondisi di suatu negeri yang akan dapat
spirit menjadi salah satu faktor terpenting yang memberikan kontribusi pemikiran dan manfaat
menyebabkan kemunduran Islam. Bahkan hal itu yang besar tidak saja kepada umat Islam tetapi
diperparah dengan rendahnya semangat untuk kepada seluruh komponen bangsa.18 Sebab Islam
meneliti, rendahnya rasa cinta untuk mencari ilmu diturunkan sebagai rahmatan li al-’alamiin.
dan penghormatan terhadap ilmu pengetahuan Ketiga, kendala simbolisme.19 Masyarakat
serta ilmu rasional tidak berkembang dengan Indonesia khususnya umat Islam baik dari
baik. kalangan masyarakat umum sering terjebak pada
Salah persepsi terhadap sistem ekonomi simbolisme dan melupakan aspek substansi
Islam mungkin menjadi penyebab langkanya dari ajaran Islam itu sendiri yang mengajarkan
studi tentang sistem ekonomi Islam di Indonesia. istiqomah (konsistensi) dalam ucapan, pengakuan
Salah persepsi ini terjadi karena sebagian besar dan tindakan keseharian secara komprehensif
pakar ekonom Islam Indonesia pada umumnya (kaffah). Dan bukan menjadikan simbol-simbol
mendapatkan pendidikan tentang masalah agama hanya sekedar menjadi slogan kampanye,
ekonomi dari konsep-konsep Barat dan sama promosi, serta pengakuan simbolik formal untuk
sekali tidak menyinggung tentang konsep Islam kepentingan sosial ekonomi dan politik. Inilah
dalam masalah perekonomian. De-Islamisasi dan sebenarnya tuntutan pemenuhan aspek syariah
pencucian otak yang telah berlangsung berabad- (shari’a complance) yang sangat memprihatinkan.
abad itu menyebabkan kerangka pemikiran Kepatuhan terhadap ketentuan syariah
sebagian cendikiawan muslim kita menjadi beku dituntut untuk dijalankan termasuk dalam bidang
dan apriori terhadap konsep-konsep ekonomi yang ekonomi secara kaffah karena itu keterlibatannya
tidak berasal dari tokoh-tokoh Barat. Sehingga dengan ekonomi syariah berawal dari akidah
setiap konsep yang berasal bukan dari Barat atau ideologi yang akan mengalahkan segala
dipandang aneh, termasuk konsepsi ekonomi pertimbangan pragmatis, sehingga menjadi
yang berakar dari Alquran dan Hadis.16 Padahal potensi yang dahsyat bagi pengembangan
Alquran dan Hadis cukup sarat dengan konsep- ekonomi syariah termasuk manajemen moneter
konsep sosial dan ekonomi yang lahir pada Islam. Demikian juga para pengambil kebijakan,
abad ke-7 M. Sebaliknya, tidak semua praktek praktisi ekonomi Islam dan pelaku bisnis pada
sekuler (dari Barat) bertentangan dengan Islam. umumnya dituntut untuk konsekuen dengan
Qureshi menegaskan seperti yang dikutip Dawam prinsip syariah dalam bisnisnya dan masyarakat
Rahardjo bahwa lembaga-lembaga keuangan Islam pada umumnya juga dituntut untuk konsekuen
ternyata banyak meminjam model-model Barat dalam perilaku ekonominya. Sehingga tidak akan
yang sekuler.17 ada stigma yang negatif dengan tuduhan yang
Jadi sistem ekonomi Islam sebagai suatu macam-macam terhadap konsep ekonomi Islam,
kajian sistem sebenarnya bersifat ilmiah dan netral terhadap institusi keuangan Islam sebagai menjual
dari sentimen agama. Mengkaji sistem ekonomi kedok syariah untuk kepentingan bisnis.
Islam dan kemudian menerapkannya tidak dapat
15
Ismail SM dkk, eds., Paradigma Pendidikan Islam (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo & Pustaka Pelajar, 2001), 284.
16
Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di…., 53.
17
M. Dawam Rahardjo, Islam & Transformasi Sosial- Ekonomi (Jakarta: LSAF, 1999), 31.
18
TKarnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di……, 54-55.
19
Yusuf al-Qardhawi, Bunga Bank Haram, 9.

65
Volume 9 No. 1 Edisi Januari 2016 Hal 61-71

Keempat, kendala kekurangan sumber daya dalam area sistem ekonomi Islam dengan
insani (SDI, sumber daya manusia). Sumber daya menemukan prinsip-prinsip Islam di bidang
manusia yang terjun dalam praktik ekonomi Islam ekonomi serta menjawab persoalan-persoalan
baik dalam dunia perbankan syariah maupun modern dalam sistem ekonomi. (b) Spesialisasi
dalam dunia pendidikan masih kurang baik secara ilmu ekonomi yang mengenal syariah diharapkan
kualitas maupun kuantitas. Pada perbankan bisa melakukan analisis ekonomi positif terhadap
syariah saja, jumlah sumber daya manusia yang operasionalisasi sistem ekonomi Islam. (c) kategori
dibutuhkan diperkirakan berdasarkan data Biro spesialisasi mereka yang memiliki keahlian dalam
Perbankan Syariah Bank Indonesia. Dalam jangka bidang syariah maupun ilmu ekonomi.22
10 tahun ke depan dibutuhkan tidak kurang Sementara masalah-masalah dalam pere-
dari 10 ribu SDM. Namun jumlah sebanyak ini konomian kontemporer dan aplikasinya mem-
tidak mampu dipasok oleh perguruan tinggi butuhkan kerjasama antara kedua disiplin
yang mengajarkan disiplin ilmu ekonomi syariah tersebut dan dari ketiga komponen kategori di atas
sehingga akhirnya dipasok oleh perguruan secara bersama-sama. Seperti untuk menciptakan
tinggi umum. Di sisi lain terjadinya dikotomi produk perbankan syariah yang bisa bersaing
antara perguruan tinggi agama dan perguruan dengan produk-produk bank-bank konvensional.
tinggi umum. Perguruan tinggi agama dalam Di samping itu umat Islam Indonesia pada
pengajarannya lebih menekankan mengenai umumnya belum familiar dengan praktik per-
aspek fiqh semata dan kurang materi praktisnya. bankan syariah sebagai langkah awal dari
Sementara perguruan tingi umum terlalu banyak perekonomian yang bebas bunga. Oleh karena
aspek praktisnya dan tidak ada materi fiqhnya. itu, mereka pun memandang perbankan syariah
Hal ini harus dipecahkan secara bersama dengan menggunakan persepsi konvensional.
sebagaimana menyusun suatu kurikulum yang Dengan mencari tau dan mengenali kendala-
mampu memadukan antara kurikulum umum, kendala, tantangan dan ancaman-ancaman
fiqh dan praktiknya.20 terhadap penerapan sistem ekonomi sistem
Adanya dikotomi yang mewarnai atmosfir termasuk manajemen moneter maka diharapkan
dunia pendidikan antara sistem pendidikan Islam para cendikiawan muslim, para ekonom muslim
dan pendidikan umum tersebut juga berpengaruh dapat berjaga-jaga dan mengupayakan langkah-
terhadap perkembangan ekonomi Islam yang langkah preventif dan penangkalnya.
menyebabkan adanya dualisme intelektual antara
para ulama dengan para ulama sarjana-sarjana C. Peluang dan Strategi Penerapan Sistem
muslim. Merujuk kepada pendapat Mohammad Moneter Islam di Indonesia
Anas Zarka dalam makalahnya ”Methodology of
Di balik semua kelemahan, problem dan
Islamic Economics” yang dikutip oleh M. Dawam
tantangan yang dihadapi untuk menuju sistem
Rahardjo bahwa kategori atau tipe-tipe para ahli
moneter Islam, sesungguhnya ada sejumlah
yang dibutuhkan dalam ekonomi Islam terdiri
kekuatan, jika dikelola dan digarap secara baik
dari tiga, yaitu:21 (a) spesialisasi ilmu syariah yang
sebagaimana mestinya akan berpotensi berubah
memahami ilmu ekonomi, yang diharapkan
menjadi kekuatan dan peluang yang menjanjikan.
memberikan kontribusi terhadap aspek normatif
Di antaranya, adalah:
20
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, 167.
21
M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), 1999), 20.
22
Bandingkan dengan pendapat Aslem Haneef, para pemikir muslim di bidang ekonomi dikelompokkan dalam tiga kategori; pertama,
pakar fiqh atau hukum Islam sehingga pendekatan yang dilakukan adalah legalistik dan normatif, kedua, kelompok modernis yang lebih
berani dalam memberikan interpretasi terhadap ajaran Islam agar dapat menjawab persoalan yang muncul, ketiga, para praktisi atau
ekonom muslim yang berpendidikan barat. Mereka bersinergi sehingga ekonomi Islam terkonseptualisasi secara integrated. Mohammad
Aslem Haneef, Contemporary Islamic Economic Thought:A Selected Comparative Analysis (Kuala Lumpur: S. Abdul Majeed & Co., 1995), 11.

66
Sistem Moneter Islam Dalam Membangun Perekonomian...— Ummi Kalsum

1. Keunggulan Konsep pasar tetapi juga sebagai objek Islamisasi ekonomi


Dari sekian banyak wacana tentang sehingga semakin banyak masyarakat yang
ekonomi Islam termasuk di dalamnya tentang mempunyai kesadaran tentang ekonomi Islam26
manajemen moneter Islam, baik di kalangan semakin banyak pula penduduk mendukung
umat sendiri maupun di kalangan non muslim, pengaplikasian praktik ekonomi Islam seperti
belum pernah adanya bantahan yang signifikan menjadi nasabah bank syariah.
tentang keunggulan konsep ekonomi Islam Namun demikian, dalam melihat aspek
secara keseluruhan. Semakin banyak karya-karya ini diperlukan kehati-hatian. Sebab kesalahan
ilmiah baik berupa tulisan maupun lainnya yang dalam memahami keberadaan dan perilaku
membahas ekonomi Islam disertai konferensi- mereka maka kekuatan peluang ini bisa
konferensi dan seminar-seminar baik bersifat berubah menjadi kelemahan dan tantangan. Ini
lokal maupun internasional membuktikan bahwa disebabkan kesiapan dan persepsi masyarakat
makin banyak orang yang tertarik dan menyakini dalam menerima kehadiran sistem ekonomi Islam
konsep ekonomi Islam merupakan solusi termasuk -seperti keberadaan lembaga keuangan
alternatif terhadap persoalan-persoalan ekonomi syariah, bank syariah- belum begitu kuat. Hal ini
yang terjadi. dikarenakan asumsi dasar yang selama ini keliru
2. Peluang Atas Pertimbangan Kepercayaan dipahami, bahwa mayoritas umat Islam sudah
Agama demikian lama dan dalam dirasuki oleh virus riba
serta sangat menghayati sekularisme, khususnya
Dukungan dari umat Islam sebagai penduduk
dalam aspek keuangan.
mayoritas. Indonesia merupakan negara keempat
terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih 3. Adanya Peluang Hukum dalam Undang-
dari 248 juta jiwa.23 Mayoritas penduduk Indonesia undang
tercatat yang menganut agama Islam pada tahun Dawam Rahardjo berpendapat bahwa gerakan
2005, 88,8%.24 Berdasarkan data ini Indonesia Islam itu sendiri secara keseluruhan dapat
menjadi negara muslim terbesar di dunia. Pada dibedakan menjadi dua pola. Pertama, pola “Islam
hakekatnya, hal ini merupakan kekuatan dan politik” yang menempuh jalan mencapai kekuasaan
sekaligus peluang yang mesti dimanfaatkan secara sebagai alat untuk menegakkan syariah Islam
baik. Kekuatan inilah yang menjadi pilar utama yang bertujuan untuk menegakkan negara Islam
sekaligus benteng terakhir dalam penegakan atau kekuasaan Islam. Pola ini sangat menonjol
ekonomi syariah di manapun juga. Umat Islamlah dengan cara-cara radikal dalam menegakkan
yang menjadi stake holders paling dominan, sebagai syariah Islam sehingga cenderung terjebak pada
sumber dana utama25 dan sekaligus pihak paling tindakan kekerasan. Kedua, pola “Islam kultural”
diharapkan akan membantu dalam program yang memilih jalur budaya dan kemasyarakatan
sistem ini. yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat
Sebab peluang ini bisa dijadikan sebagai lahan Islam, peradaban Islam atau masyarakat madani,
yang prospektif untuk dijadikan sebagai objek paling tidak ikut serta dalam civil society.27 Dalam
pengembangan ekonomi Islam dan sekaligus kasus penerapan ekonomi Islam yang ditandai
pangsa pasar dan pada tahap selanjutnya kapasitas dengan berdirinya perbankan syariah dan
penduduk muslim ini bukan saja menjadi objek lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya yang
23
Data berdasarkan sensus penduduk 2014. Lihat Biro Pusat Statistik (BPS), www.bps.go.id diakses pada tanggal 10 Maret 2015.
24
Biro Pusat Statistik-RI, sensus antar waktu 2005 diakses dari data penduduk menurut Kementrian Agama, www.kemenag.go.id.
Tanggal 10 Maret 2015.
25
Dengan menyalurkan uangnya di lembaga keuangan syariah.
26
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, 164.
27
M. Dawam Rahardjo dalam Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004),
XIII-XIV.

67
Volume 9 No. 1 Edisi Januari 2016 Hal 61-71

dipelopori Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini perbankan konvensional dengan sistem perbankan
mainstream yang dipilih adalah jalan kedua. Sebab syariah yang tidak menggunakan suku bunga dalam
dalam upaya menegakkan syariah Islam di bidang operasionalnya. Namun kelemahan dari Undang-
ekonomi diperjuangkan secara demokratis dan undang No. 10 Tahun 1998 ini, belum secara
gradual atau incremental. jelas memperlihatkan bagaimana operasional
Sementara misi gerakan Islam untuk perbankan syariah yang seharusnya. Tetapi dengan
merealisasikan syariah dalam kehidupan ada dua adanya undang-undang ini memberikan landasan
pola realisasinya, yaitu: pertama, melaksanakan hukum yang kuat dalam penerapan bank syariah
syariah Islam sebagai hukum voluntir (voluntary dan kemudian kedudukannya didukung dengan
law), seperti yang dikemukakan oleh Sjafruddin Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Prawiranegara, yaitu dilaksanakan oleh dan dalam Bank Indonesia yang menyatakan bahwa Bank
kerangka civil society yang relatif independen Indonesia dapat menerapkan kebijakan moneter
dari negara. Kedua, formalisasi syariah Islam berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
menjadi hukum positif, sebagai satu jalan pintas. Kedua Undang-undang tersebut (UU No.
Di Indonesia kedua pola ini dilakukan tanpa 10/1998 dan UU No. 23/1999 menjadi landasan
formalisasi Piagam Jakarta.28 hukum bagi perbankan nasional untuk memulai
Formalisasi hukum Islam menjadi hukum menerapkan dual banking system sekaligus
positif di Indonesia di bidang ekonomi bisa menghapus pasal 6 PP No. 72 Tahun 1992
dilihat dari beberapa undang-undang yang ada, yang melarang dual banking system. Di samping
mulai dari Undang-undang No. 7 tahun 1992 itu, berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 Bank
sampai Undang-undang No 21 tahun 2008. Secara Indonesia sebagai Bank Sentral Indonesia dapat
formalisasi dilihat dari undang-undang, penerapan mengimplementasikan manajemen moneter
manajemen moneter Islam di Indonesia sebagai tanpa bunga yang dibahas pada pasal 10 ayat (2)
manajemen moneter alternatif29 bisa dilihat dari UU No. 23 Tahun 1999: “Cara-cara pengendalian
perundang-undangan yang ada. Berdasarkan moneter sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang huruf b dapat dilaksanakan juga berdasarkan
Perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Prinsip Syariah”. Dan pasal 11 ayat (1 dan 2):
tentang Perbankan, dinyatakan bahwa perbankan (1) Bank Indonesia dapat memberikan kredit
dapat beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah
syariah. untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan
Dengan diberlakukannya Undang-undang puluh) hari kepada Bank untuk mengatasi
No. 10 Tahun 1998 tersebut memberikan kesulitan pendanaan jangka pendek bank
landasan hukum yang jelas dan kuat, baik dari yang bersangkutan.
segi kelembagaan maupun landasan operasional (2) Pelaksanaan pemberian kredit atau pem-
dibolehkannya menerapkan sistem perbankan biayaan berdasarkan Prinsip Syariah sebagai-
bebas bunga dan berdasarkan profit and loss sharing mana dimaksud pada ayat (1), wajib dijamin
yaitu perbankan syariah. Berdasarkan Undang- oleh Bank penerima dengan agunan yang
undang No. 10 Tahun 1998 ini, perbankan berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang
di Indonesia mulai beralih dari perbankan nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau
konvensional menjadi dual banking system pembiayaan yang diterimanya.
yang mengakomodir secara paralel antara sistem
28
M. Dawam Rahardjo dalam Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, XV.
29
Mulya E. Siregar, “Manajemen Moneter Alternatif dan Penerapannya di Indonesia”, dalam Dinar Emas Solusi Krisis Moneter,
Penyunting Muhammad Ismail Yusanto dkk (Jakarta: PIRAC, SEM Institut, Infid, 2001), 94 atau dari bi/news.com: visi business news
online, diakses tanggal 9 Januari 2010, 7.

68
Sistem Moneter Islam Dalam Membangun Perekonomian...— Ummi Kalsum

Berkenaan dengan operasional dan instrumen berdasarkan prinsip syariah untuk jangka waktu
yang dapat dipergunakan bank syariah, pada paling lama 90 hari. Dipandang dari sudut lain,
tanggal 23 Februari 2000 Bank Indonesia secara dengan demikian UU BI sebagai undang-undang
sekaligus mengeluarkan tiga Peraturan Bank bank sentral yang baru secara hukum positif
Indonesia, yakni: telah mengakui dan memberikan tempat bagi
1. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/2000 penerapan prinsip-prinsip syariah bagi BI dalam
tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah melakukan tugas dan wewenangnya.
dan Valuta Asing Bagi Bank Umum yang Berkaitan dengan Giro Waib Minimum
Melakukan Kegiatan Usaha Berdasarkan (GWM), BI juga telah mengeluarkan dua
Prinsip Syariah, yang mengatur mengenai Peraturan Bank Indonesia (PBI), yaitu PBI No.
kewajiban pemeliharaan giro wajib minimum 6/21/PBI/ 2004 tentang Giro Wajib Minimum
bank umum yang melakukan kegiatan usaha dalam Rupiah dan valuta asing bagi bank umum
berdasarkan prinsip syariah. yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
2. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 prinsip syariah dan PBI No. 8/23/PBI/2006
tentang Pasar Uang Antara Bank berdasarkan tentang Perubahan PBI No. 6/21/PBI/2004.
Prinsip Syariah, yang dikeluarkan dalam Selanjutnya dalam hal independensi bank
rangka menyediakan sarana penanaman dana sentral30 berkaitan dengan high-powered money
atau pengelolaan dana antarbank berdasarkan yang sumber utamanya berasal dari pinjaman
prinsip syariah; dan pemerintah kepada bank sentral akan berimplikasi
3. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/ bagi bank sentral dalam kebijakan moneternya.
2000 tentang Sertifikat Wadiah Bank Oleh karena itu bank sentral harus menolak
Indonesia (SWBI), yakni sertifikat yang sesuatu yang menyebabkan kebebasan bank
diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai sentral terkerangkeng termasuk seperti menolak
bukti penitipan dana berjangka pendek pinjaman pemerintah bila hal tersebut tidak
dengan prinsip wadiah merupakan piranti konsisten dengan pencapaian sasaran-sasaran
dalam pelaksanaan pengendalian moneter moneter. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
semacam Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bank sentral yang mandiri dan independent jauh
dalam praktek perbankan konvensional. dari campur tangan pemerintah. Untuk menjaga
Peraturan-peraturan BI di atas, relevan di- independensi bank sentral maka bank Indonesia
kemukakan dalam hal ini mengenai tugas BI tidak dimungkinkan untuk memberikan pinjaman
dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan kepada pemerintah sehingga high powered money
moneter berdasarkan prinsip syariah, sebagaimana lebih dapat dikontrol yang pada gilirannya lebih
disebutkan dalam UU No. 23 Tahun 1999 menciptakan kebijakan moneter yang efektif.31
tentang Bank Indonesia. Pasal 10 ayat (2) UU 4. Program peningkatan kualitas layanan
Bank Indonesia memberikan kewenangan kepada yang didukung oleh sumber daya insani (sumber
BI untuk menggunakan cara-cara berdasarkan daya manusia) yang berkualitas tinggi yang
prinsip syariah dalam melakukan pengendalian kompoten dan penyediaan teknologi informasi
moneter. Kemudian pasal 11 ayat (1) UU BI yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan
juga memberikan kewenangan kepada BI untuk nasabah serta mampu mengkomunikasikan
mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek produk dan jasa bank syariah kepada nasabah
suatu bank dengan memberikan pembiayaan secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi

30
Tentang indenpenden bank sentral diatur pada pasal 4 (2) UU No. 23 Tahun 1999. Aulia Pohan, Potret Kebijakan Moneter Indonesia
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), 196.
31
Mulya E. Siregar, Manajemen Moneter Alternatif dan Penerapannya di Indonesia, 11.

69
Volume 9 No. 1 Edisi Januari 2016 Hal 61-71

prinsip syariah. Hal ini untuk mengantisipasi dalam mengeruk kekayaan rakyat yang sebagian
persaingan yang ketat di sektor perbankan yang besar beragama Islam melalui sistem perbankan
menuntut perbankan mengadaptasi penggunaan yang ada.
teknologi canggih untuk melakukan diferensiasi Sementara kendala yang dihadapi; pertama,
dan peningkatan mutu layanan.32 kendala watchisme, kultur yang hanya suka
Terakhir, program sosialisasi dan edukasi berbicara, mengkritik tanpa mau terlibat langsung
masyarakat secara lebih luas dan bahkan dengan objek yang diamatinya agar lebih bersifat
menyeluruh serta efisien melalui berbagai sarana objektif dan konstruktif. Kedua, kendala langkanya
komunikasi langsung maupun tidak langsung studi tentang sistem ekonomi Islam, lack of spirit
(media cetak, elektronik, online/web-site), yang of inquiry. Persoalan yang menjadi salah satu
bertujuan untuk memberikan pemahaman penghambat dalam penerapan full Islamic economics
tentang sekitar permasalahan ekonomi Islam di Indonesia adalah rendahnya semangat untuk
secara bertahap. melakukan penelitian atau penyelidikan dalam
Semua peluang-peluang tersebut sesungguh- bidang ekonomi. Ketiga, kendala simbolisme dan
nya bersifat masih potensial, sehingga untuk bisa keempat, kendala kekurangan sumber daya insani
mewujudkan menjadi aktual haruslah didukung (sumber daya manusia).
oleh seperangkat usaha dan komitmen yang Sementara kekuatan dan peluang yang
menyeluruh, baik dari pengambilan kebijakan menjanjikan, di antaranya, adalah: pertama,
maupun para ulama, stake holders lembaga- keunggulan konsep. Kedua, peluang atas
lembaga keuangan syariah dan tentunya seluruh pertimbangan kepercayaan agama. Dukungan dari
komponen umat Islam Indonesia. Contohnya umat Islam sebagai penduduk mayoritas. Ketiga,
termasuk dalam usaha-usaha ini sampai seberapa adanya peluang hukum dalam Undang-undang.
jauh para praktisi ekonomi Islam mampu Keempat, program peningkatan kualitas layanan
menjawab tantangan-tantangan yang bakal yang didukung oleh sumber daya insani (sumber
dihadapi, baik dalam menjawab persoalan- daya manusia) yang berkualitas tinggi yang
persoalan yang muncul maupun untuk tetap terus kompoten dan penyediaan teknologi informasi
berusaha mencari format dan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan
yang market table dan sesuai syariah, demikian juga nasabah serta mampu mengkomunikasikan
para praktisi pendidikan dalam mencetak sumber produk dan jasa bank syariah kepada nasabah
daya insani yang handal dan lain-lain sebagainya. secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi
Dan tantangan baik bersifat internal maupun prinsip syariah. Dan terakhir, program sosialisasi
eksternal. dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan
bahkan menyeluruh serta efisien melalui berbagai
D. Kesimpulan sarana komunikasi langsung maupun tidak
Ancaman yang dihadapi dalam upaya langsung.
mewujudkan penerapan sistem moneter Islam,
diantaranya; pertama, penerapan sistem moneter
Islam di Indonesia dikhawatirkan dikait-kaitkan
dengan fanatisme agama dan diduga ada kaitannya
dengan gerakan fundamentalis Islam. Kedua,
ancaman dari orang-orang yang merasa terusik
dan terganggu kenyamanan dan kenikmatannya
32
Muhammad, Bank Syariah: Analisis Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan Ancaman (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), 69 dan Zainul Arifin,
Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek (Jakarta: Alvabet, 2000), 75.

70
Sistem Moneter Islam Dalam Membangun Perekonomian...— Ummi Kalsum

Daftar Pustaka Pohan, Aulia, Potret Kebijakan Moneter Indonesia


(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), 196.
Buku
Rahardjo, M. Dawam, Islam dan Transformasi Sosial
Al-Qardawi, Yusuf, Bunga Bank Haram, terj.
Ekonomi (Jakarta: Lembaga Studi Agama
Setiawan Budi Utomo (Jakarta: Akbar
dan Filsafat (LSAF), 1999), 20.
Media Eka Sarana, 2001).
Amin, A. Riawan, Menata Perbankan Syariah di
Indonesia (Jakarta: UIN Press, 2009). Artikel dan Makalah
Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah: Lingkup, Ascarya, “Pelajaran Yang Dipetik dari Krisis Keuangan
Peluang, Tantangan dan Prospek (Jakarta: Berulang: Perspektif Ekonomi Islam.” Buletin
Alvabet, 2000). Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 12,
Nomor 1, (Juli 2009): 55.
Chapra, M. Umer Chapra, Islam and The Economic
Challenge (Leicester: The Islamic: Foundation Biro Pusat Statistik (BPS), www.bps.go.id diakses
and The International Institute of Islamic pada tanggal 10 Maret 2015.
Thought, 1995). Biro Pusat Statistik-RI, sensus antar waktu 2005
Haneef, Mohammad Aslem, Contemporary Islamic diakses dari data penduduk menurut
Economic Thought:A Selected Comparative Kementrian Agama, www.kemenag.go.id.
Analysis (Kuala Lumpur: S. Abdul Majeed Tanggal 10 Maret 2015.
& Co., 1995). Kliping Koran, Harian Angkatan Bersenjata,
Ismail SM dkk, eds., Paradigma Pendidikan “Bank Bebas Bunga untuk Hindari Praktek
Islam (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Ribawi”, 31 Agustus 1991.
Walisongo & Pustaka Pelajar, 2001). Mugiyati, “Instrumen Kebijakan Moneter Analisis
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Managemen Moneter Islam”, Al-Qanun
Keuangan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, Vol. 11, No. 2 Desember 2008 (Surabaya:
2004). Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel): 418.
Lewis, Mervin K. dan Latifa M. Algoud, Perbankan Swasono, Sri-Edi, “Paradigma Baru Ilmu Ekonomi”
Syariah: Prinsip, Praktik dan Prospek, terj. dalam Pidato Kunci pada Workshop Nasional
Burhan Wirasubrata (Jakarta: Serambi Ilmu Arsitektu Ilmu Ekonom Islam: Upaya Akselerasi
Semesta, 2007). Sistem Ekonomi Islam di Indonesia (Jakarta:
Muhammad, Bank Syariah: Analisis Kekuatan, UIN Syarif Hidayatullah, 2012).
Peluang, Kelemahan dan Ancaman
(Yogyakarta: Ekonisia, 2004).
Mulya E. Siregar, “Manajemen Moneter Alternatif
dan Penerapannya di Indonesia”, dalam Dinar
Emas Solusi Krisis Moneter, Penyunting
Muhammad Ismail Yusanto dkk (Jakarta:
PIRAC, SEM Institut, Infid, 2001), 94 atau
dari bi/news.com: visi business news online,
diakses tanggal 9 Januari 2010, 7.
Perwataatmadja, Karnaen A. & Henri Tanjung,
Bank Syariah: Teori, Praktik, dan Peranannya
(Jakarta: Celestial Publishing, 2007).
Perwataatmadja, Karnaen A., Membumikan
Ekonomi Islam di Indonesia (Depok: Usaha
Kami, 1996).

71

You might also like