Bab 6 Hubungan Linear

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 48
BAB 6 HUBUNGAN LINEAR " Hubungan sebab-akibat antara berbagai variabel ekonomi — misalnya an- "tara permintaan dan harga, antara investasi dan tingkat bunga — dapat dengan nudah dinyatakan serta diterangkan dalam bentuk fungsi. Di antara berhagai am hubungan fungsional yang ada, hubungan tinear merupakan bentuk paling dasar dan paling sering digunakan dalam analisis ekonomi. Bab ini aikan segala hal yang berkenaan dengan fungsi linear atau persamaan , Serta model-model hubungan ekonomi yang mendasarkan diri pada ben- hubungan linear. p iGGAL DAN LERENG GARIS LURUS Fungsi linear atau fungsi berderajat satu ialah fungsi yang pangkat ter- gi dari variabelnya adalah pangkat satu. Sesuai dengan namanya, setiap in linear apabila digambarkan akan menghasilkan sebuah garis, garis lurus. Bentuk umum persamaan linear adalah y = @ + bx; di @ adalah penggal garisnya pada sumbu-vertikal —y, sedangkan b adalah arah atau lereng garis yang bersangkutan. Penggal a mencerminkan pada kedudukan x = 0. Adapun lereng b mencerminkan besarnya tam- n nilai y untuk setiap tambahan satu unit x, juga mencerminkan tangen ari sudut yang dibentuk oleh garis —y dan sumbu —x. Gambar 6—1 di bawah nemperjelas uraian ini. Satu hal yang penting untuk dicatat adalah reng dari suatu fungsi linear selalu konstan, untuk setiap x. at mais, Matematbt Teraparn untuk Bisnis day py s Mo a: penggal garisy = a + bx. nifai y padax = a) b : lereng garis, yakni A y/q , Padax = 0, A WAx=b Padax=1, AwW/Ax=5 Padax = 2, A WAx=b Lereng fungsi linear selalu konstay Gambar 6-1 Dalam kasus-kasus tertentu, garis dari sebuah persamaan linear dapat berupa garis horizontal sejajar sumbu —x atau garis vertikal sejajar sumby —y. Hal ini terjadi apabila lereng garisnya sama dengan nol, sehingga ruas kanan persamaan hanya tinggal sebuah konstanta yang melambangkan penggal garis tersebut. » = a berupa garis lurus sejajar sumbu horizontal x, besar kecilnya nilai x tidak mempengaruhi nilai y. ba berupa garis lurus sejajar sumbu vertikal y, besar kecilnya nilai y tidak ‘mempengaruhi nilai x. Gambar 6—2 6.2 PEMBENTUKAN PERSAMAAN LINEAR Sebuah persamaan linear dapat di acam tergantung pada data yang tersedia, baa Sa eee i bisa dibentuk berdasarkan dua unsur. Unsur (eee i ae eerupa pendee! ut dapat ygan Linear 9 garisnya, lereng garisnya, atau koordinat titik- yang memenuhi persamaan- nya. Berikut ini dicontohkan empat macam cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah persamaan linear, masing-masing berdasarkan ketersediaan data yang diketahui. Keempat cara yang dimaksud adalah : 1, cara dwi-koordinat 2. cara koordinat-lereng 3. cara penggal-lereng 4, cara dwi-penggal 2.1 Cara Dwi-Koordinat Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linear yang memenuhi kedua titik tersebut. Apabila diketahui dua buah A dan B dengan koordinat masing-masing (x, , y,) dan (x, )»), maka rumus persamaan linearnya adalah : Andaikan diketahui bahwa titik A (2, 3) dan titik B (6, 5), maka persa- ‘maan linearnya adalah : yy, x—x, 72 lin, gel 4y—12=2%x—4, 4y=2x48, y= 2+ 05x. 6.2.2. Cara Koordinat-Lereng Dari sebuah titik dan suatu lereng dapat dibentuk sebuah persamaan linear yang memenuhi titik dan lereng tersebut. Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat (x,, y:) dan lereng garisnya adalah b, maka rumus persa- ‘maan linearnya adalah : b = lereng garis Dunas, Matematia Trapean water Bisnis ay yp Eben, ui bahwa titik A (2, 3) dan lereng garisnya adalah 95 Andaikan diketah yang memenuhi kedua data ini adalah : maka persamaan linear =b(x—™) y—3 = 05(x—2) y—3=05x—1, yes y=2+0,5x 6.2.3 Cara Penggal-Lereng Sebuah persamaan linear dapat pula dibentuk apabila diketahui peng galnya pada salah satu sumbu dan lereng garis yang memenuhi persamaan tersebut. Dalam hal ini rumus persamaan linearnya adalah : + bx (a = penggal, 5 = lereng) Andaikan penggal dan lereng garis y = f(x) masing-masing adalah 2 dan 0,5, maka persamaan linearnya ialah : Y=24+0,5x, 6.2.4 Cara Dwi-Penggal Terakhir, sebuah persamaan linear dapat pula dibentuk apabila diketahil Penggal garis tersebut pada masing-masing sumbu, yakni penggal pada sumbu vertikal (ketika x = 0) dan penggal pada sumbu horizontal (ketika y = 9): Apabila @ dan c masing-masing adalah pen 'vertikal dan a ‘ : eal pada sumbu-sumbu vertikal horizontal dari sebuah garis lurus, maka Persamaan garisnya adalah : @ = penggal vertikal © = penggal horizontal Garis lurus dari persamaan linear yang dibentuk berdasarkan keempat para di atas dapat dilihat pada Gambar 6—3 di bawah ini. Y-I,=I,- ( dangkan menurut cara koordinat-lereng JJ, = b(x—x,) u 63 pumairy. Matematika Terapan uniuk py Ms kine, ma Berarti HUBUNGAN DUA GARIS LURUS umbu-silang, dua buah garis lurus ‘Mempunyg: Dalam sistem sepasang S| a : empat macam kemungkinan bentuk hubungan yaitu berimpit, sejajar, by. potongan dan tegak lurus. Dua buah garis lurus akan berimpit apabila persamaan garis yang say merupakan kelipatan dari (proporsional terhadap) persamaan garis yang lin Dengan demikian, garisy, = @, + 0, xakan berimpit dengan garis y, = a,+ b, xijikay, = my,@, = na, danb, = nb; Dua buah garis lurus akan sejajar apabila lereng garis yang seu dengan lereng gris yang lain, Dengan demikian, garis y = a, + b, xakansit jar dengan garis y = a, + b, xjikab, = ,. (Tentu saja a, harus tidak sam dengan a,. Jikaa, = @,, kedua garis bukan saja sejajar tetapi juga berimpi) lereng garis yang st ian, garisy = 4 * 3 Dua buah garis lurus akan berpotongan apabila tidak sama dengan lereng garis yang lain. Dengan demi akan berpotongan dengan garis y = a, + 6, xjikab, #0, Akhirnya, dua buah garis lurus akan saling tegak Iurus apabila lear a yang satu merupakan kebalikan dari lerei i u ; : ng garis yang lain dengan Seiisea Dengan demikian, garis y = a, + b, x akan tegak lurus uote y= a, +b, xjikab, = —1/b, atau b, 6b, = — +b, sejajar: Y=, a, #4, = b=, stuf. leona at i f= to der are i ae yr Cy 64, PENCARIAN Dounairy. Matematika Terapan wil Rigg, i uni Ahn ‘AR-AKAR PERSAMAAN LINEAR AKAR- n maksudnya ialah menghitung iid Mencari alaska! reams yang beer-simemte a variabel-variabel ° a dar bilangan tak-diketahui ( ea anu) dla lin, mena rinsipnya, jumlah bilangan anu vane dapat digg maan tersebut. Se jumlah persamaannya. Sets a langan anu dae berbanding lurus wala cukup sebuah persamaan, ua en han, dicari harganya wes melalui paling sedikit dua persamaan, = ilangan a, sara tet aaraaey kan melalui paling sedikit tiga persamaan, dan seterumy, hany i -bilangan anu dari beberapa ian besarnya harga bilangan: Pana kata lain penyelesaian SE eal tne ea er (simultaneously), dapat dilakukan melalui tiga : 1. cara substitusi 2. cara eliminasi 3. cara determinan 6.4.1 Cara Substitusi Dua persamaan dengan dua bilangan anu dapat diselesaikan eae can menyelesaikan terlebih dahulu sebuah persamaan untuk salah a ilangat anu, kemudian mensubstitusikannya ke dalam persamaan yang lain. Contoh : Carilah nila variabel-variabel x dan y dari dua persamaan berikut: 2x43y=21 dan x4 4y = 23, Penyelesaian : Selesaikan lebih dahuty fertentu. Dalam hal ini, mengin, dahulu persamaan k e ant salah satu persamaan. untuk bila 'gat pertimbangan praktis, kita selesaikal i - ‘emudiat dua untuk variabel x, diperoleh x = 23 — 4 y. K Substitusikan hasil x (yan ab 2 leh ‘ara pear tama, schingga : '® masih mengandung ») ini ke dalam pe 2x+3y=2) 2B— 4) aay 2 Py WE Ry 4 3y 2 5 Sy apie eens 150: Untuk mendap: Fes. salt meee Persamaan semula SMS masokkan hai y = Sint ke dalam sith | 2x + 35) = 24 ee eS a atau X+45)= 230 } x= 3 xX + 20 = 23. x= 3 2x=6, non anc 85 Jaci, akar-akar persamaan tersebut adalah x = 3 dan y “642, Cara Eliminasi Dua persamaan dengan dua bilangan anu dapat diselesaikan dengan cara menghilangkan untuk sementara (mengeliminasi) salah satu dari bilangan anv yang ada, sehingga dapat dihitung nilai dari bilangan anu yang lain, Contoh : Carilah nilai variabel-variabel x dan y dari dua Persamaan berikut ; 2x+3y = 21danx+ 4y = 23 Misalkan bilangan anu yang hendak dieliminasikan adalah x, mal kalikan persamaan pertama dengan I dan persamaan kedua dengan 2, sehins- ga: 2x+3y=21 x+4y=23 xt x2 2x4+3y=21 2x+ By = 46 Agar x hilang (habis) berarti kedua persamaan baru di atas harus dikurangkan. 2x+3y= 21 2x+ By = 46(_) —Sy= 2, y=5 Dengan memasukkan hasil y = 5 ini ke dalam salah satu persamaan semua. seperti halnya dalam cara substitusi di atas, diperoleh x = 3. Jadi, akar-aker Persamaannya adalah x = 3 dan y = 5. 643 Cara Determinan Baik cara substitusi maupun cara eliminasi keduanya dapat digunakan {uk menyelesaikan m persamaan dengan 7 bilangan anu (n > 2), jadi tidak ( batas hanya untuk menyelesaikan kasus dua persamaan dengan dua bilan: anu saja. Akan tetapi jika jumlah persamaan dan jumlah bilangan anu ye diselesaikan cukup banyak, proses penyelesaiannya akan menji% bertcletele sebab kita harus melakukan beberapa kali penyederhanas:> pekerjaan bukan saja menjadi kompleks dan pelik, tetapi juga tic’ ‘Untuk mengatasi hal semacam ini, terdapat suatu cara penyelesa' ut cara determinan. : halnya cara substitusi dan cara eliminasi, cara determinan jr n untuk menyelesaikan ” persamaan dengan 7 bilangan +. Pumairy, MatematikerTerapan unk By Mi da cara determinan lebih efisien dalam Menyeeg kay hanya iatah an a n-cukup besar- mum dilambangkan dengan notasi (n? 2. Kelel : kasus-kass di mani rerminan secara ul Det a di masa unsur-unsur 4, b, d dan e mencerminkan de i determinan terdiri atas beberay i i -bilangan tertentu. Sebuah d iri at bilangan-b! determinan bisa saja mempunyai sejumlah pe . Sebual F ee akan tetapi banyaknya baris harus sama dengan banyaknya kolon, Banyaknya baris dan kolom suatu determinan menunjukkan dimensi day determinan tersebut, sekaligus juga merupakan derajat determinanny,, Dengan demikian, determinan berderajat-7 maksudnya ialah determinan yany berdimensi-n, yakni determinan yang terdiri atas ” baris dan kolom, Prinsip pengerjaan determinan ialah dengan mengalikan unsur-unsurny: secara diagonal, dari kiri-atas menurun ke kanan-bawah dan dari kiri-bawah mmenaik ke kanan-atas; kemudian hasil perkalian menurun dikurangi dengan hasil perkalian menaik. ab Darecd i = ae — db = ptt) Ose s t Untuk determinan berderajat - 3 : abc | : , i| = aei + bfg + chd — gec — dbi— afh Contoh : | 2 47 = b) = ig 2X) — (5-4) = 14 + 20 = 34 3. 6 of Gls es Pate ee + (2) — at I EE dig ey ae Pencarian akar. dilaku akar persamaan [i : Ikan dengan teknik-teknik linear dengan cara det w Line 87 daikan kita menghadapi dua persamaan dengan dua bilangan anu : ax + by=c at+e=f ie Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan sebagai berikut : ee dxt+eyt fe=l ex + hy + ig=m c i| = aei + bfg + chd — gec — dbi— afh i | = kei + bfm + chl — mec — Ibi — kfh = ali + kfg + cmd — gle — dki— afm A | t Pe, | Pumairs: Maxematika Tera uiyy p '8H% day [Perhatikan pergantian unsur pada masing-masing determingn i ; figs lambangk; D,, D, dan D , masing-masing mel nbangkan determ, ener x, y dan z. Sedangkan notasi D disebut Koefisien qa ay, Dalam menghitung nila-nilai dari variabel suatu persamaan, stein minan berfungsi sebagai suku pembagi terhadap determinan Variabel ey, Contoh : 1) Carilah nilai variabel-variabel x dan y dari dua Persamaan berikut ; Qx+3y= 21 xt4y = 23, = (15)(-3) 4 2(2\(0) + ~ RQN63) — yay qy PDO ~ VHD oe [i ; 4 “Peay ] ” OM ES 5a aH ee ay ony) Dam — 18H e -|2 7 3 (ny 027s \em OCD + yay >» 1 © 0V3) — TEN PDE) — | ee | 25 4 | OI | * OS)¢-7) +¢ ( > Qay.5, P40 E | D, IRE — Taek 34) ODO — OHO | D, -21 4 Ty eal ed ee | Latihan Fungsi Linear 1. Bentuklah persamaan linear yang garisnya melalui pasangan titik-titik ber- pliku: (a) (-1, 4) dan (1, 0) (©) (0, 0) dan (1, 5) (b) (-1, -2) dan (-5, -2) (d) (1, 4) dan (2, 3) 2, Bentuklah persamaan linear yang garisnya melalui titik (-1, 3) dan mem- punyai koefisien arah atau lereng sebesar : @l (5 (b) 2 (0 3. Andaikan y = 8 — 2 x. Hitunglah : @s@ © s (6) £Q) @ F) 4, Berapa lereng dan penggal garis (pada sumbu—y) dari persamaan- persamaan berikut : @y=-x? Ors. tae (b)y = -3-4x? y=6+4x? 5. Tentukan titik potong dari pasangan garis-garis berikut : (@.y = -24 4xdany =2+2x (b) y= -2+ 4xdany =6 (©) y= 6dany = 10—2x YW) y=242xdany = 10—2x 6. Selesaikan determinan-determinan berikut : preety 112-3 zs) @ls a s ({10 7 6] (~l4 5 6 6 49) ayaa 3 789 “id Hitungiah nilai-nilai x dan y apabila 8 x = 4 + 4 ydan2x + 3y—21 = 0. 8. Kerjakan Soal 7 di atas dengan cara determinan. Carilah nilai-nilai a, 6 dan c dengan cara determinan jika : a+ b+ c= 3 Sa—9b—2c= 8 3a+5b—3c=45, 10. Tentukan p, g, 7, s dant jika:p + qg—3r—2s+2t=-4, 2p+2r+S—2t=2 4p—2q+4r—3s=0, 3p+3q+3r—s—t=9danSp—2q+4r—st+t=14 E>. | Pumairy. Matematika Terapean uniyg Mi dn ‘ton ey 'n 6.5 PENERAPAN EKONOMI Sebagaimana telah disinggung di awal bab ini, fungsi linear diterapkan dalam ilmu ekonomi, dalam pembahasan eon "Sly A S= 3+0,50 gan Lanett 93 Dalam menggambarkan kurva permintaan dan kurva penawaran sebetulnya dibenarkan meletakkan variabel harga (P) pada sumbu horizontal dan variabel jumlah (Q) pada sumbu vertikal. Jadi tidak harus variabel harea ditempatkan pada sumbu vertikal dan variabel jumlah pada sumbuh horizon- tal, sebagaimana dicontohkan di atas. Akan tetapi terdapat semacam tradisi menempatkan P pada sumbu vertikal dan Q pada sumbu horizontal, dan uraian-uraian di dalam buku ini mengikuti tradisi tersebut Keseimbangan pasar. Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukkan oleh kesamaan Q, = Q., yakni pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity). Keseimbangan Pasar Q, : jumlah permintaan . : jumlah penawaran E P, titik keseimbangan harga keseimbangan jumlah keseimbangan Kasus 6") Fungsi permintaan akan: suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15— 0, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5 Q. Berapa harga keseim- bangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ? Permintaan: P = 15—Q —Oe 15 =F Keseimbangan Penawaran: P=3+0,5Q ~Q=-6+2P pasar: 0,=Q, Ykasus-kasus penerapan sebelumnya (1 sampai dengan §) ‘erdapat di dalam Bab 4. kit susnya Sub-bab 4.1 js, Matera TEP IM yy i i Puma lu ing 0 8 15 Gambar 6—9 »-5.2. Pengaruh Pajak-Spesifik terhadap Keseimbangan Pasar Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu tant diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tt y ‘mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan, Pengaruh pajak. Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu ca prodanttkan harga jual barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pal jt Produsen akan berusaha mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepade Konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga jual yang lebih ting#!. Aina ten xsscimbangan yang tercipia di pasar menjadi ico ee 88 keseim jak, di lain pihak j bangannya menjad ein seem — it. Pengenaan pajak sebesar 1 : ijual atas it ig e Sr hg) ee er, a Penawarannya pee bg, umbu hapa. ‘Jika’ sebelaa’ pajak | pera 00 tix @+o4 Dee bantdth pajak ia akan menjadi P= @ + 62 Paribus, tik Kash 2: fav@ Penawaran yang lebih tinggi, } Ssimbanean pun akan bergeser menjadi iebih tinggi. { a \ ) | Kasus 7 Fungsi permintaan akan ¢ 15 —@, sedangkan enavarannya, pura ditunjukkan oleh persamaan P jf { + 5 Q. Terhadap barang terse (Er yyun Linear dikenakan pajak sebesar 3 per unit, Bera ‘keseimbangan sebelum pajak, dan ber jumlah keseimbangan sesudah pajak ? pa harga keseimbangan dan jumlah rapa pula harga keseimbangan dan Sebelum pajak, P. = 7 dan Q, = 8 (lihat penyelesaian Kasus 6 tadi), Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, __persamaan penawarannya berubah dan kurvanya bergeser ke atas. Penawaran sebelumpajak : P=3+0,5Q Penawaran sesudah pajak “6e, +050+3 P=6+05Q07Q=-12+2P Sedangkan persamaan permintaannya tetap : P=15—~Q+Q=15—P Keseimbangan pasar: Q, = Q, 1S—P=-12+2P+>27=3P, P=9 Q=15—P=15-9=6 Jadi, sesudah pajak : P’, = 9 dan Q’, = Q", (sesudah pajak) Q, (sebelum pajak) Gambar 6—10 Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen. Karena produsen ‘mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada konsumen, melalui harga jual ‘yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak tersebut ditanggung bersama oleh baik produsen maupun konsumen. Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh konsumen (7k) adalah selisih antara harga keseimbangan sesudah pajak (P’,) dan harga keseimbangan sebelum pajak (P.). Damar, Mateme 5 tk = 9— 2. Berarti dari setian yn; Kasus 7 di atas, 2D unity Dn Tea menanggung beban (membayar) pajak sap D si eosin lain, dari pajak sebesar 3 per unit barang, sep, ee) pada akhirnya menjadi tanggungan konsumen. « Terapan inti, Bsn "sais ay vy "hal esar 2 a Beban pajak yang ditanggung oleh produsen, Besarnya bagian dar pajak yang ditanggung oleh produsen (/p) adalah selisih antara besarnya ini per unit barang (/) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan konsumen a 1 debay tk 'p Dalam Kasus 7 tadi, tp = 3 — 2 = 1. Berarti dari setiap unit barang yang diproduksi dan dijualnya produsen menanggung beban (membayar) pajak sebesar 1. Dihitung dalam satuan persen, beban pajak yang ditanggung oleh pihak produsen ini hanya sebesar 33%, lebih sedikit daripada yang ditanggung oleh pihak konsumen. Jadi meskipun pajak tersebut dipungut oleh pemerintah melalui pihak produsen, namun sesungguhnya pihak konsumenlah yang justru lebih berat menanggung bebannya, Jumnlah pajak yang diterima oleh pemerintah, diterima oleh pemerintah barang yang terjual sesudah unit barang (), Besarnya jumlah pajak yang (1) dapat dihitung dengan mengalikan jumlah Pengenaan pajak (( ',) dengan besarnya pajak pet Dalam kasus ini, 7 = 6x3 = 18, ie salah satu sumber pendara 8. Penerimaan dari pajak merupakan ‘ilah woeemetintah, bahkan merupakan sumber pendapatal ulama. Dengan inilah pemerintah menjalankan roda kegiatannya sehari-harl, @ Publik seperti ‘ ilan hut im Jalan dan jembatan, membayar cici provek-proyee a ain, membiaya Pegawai-pegawainya, membangu! perlengkapan peran’,PUbliK seperti rumah sakit dare sekolan juga membeli Ph akhieneta Sadi, paiak yang disetorken oleh rakpat kepad Pemerintah akhirnya kembaly i, nicinjall aah cea ty jet lagi, dalam bentuk lain. Jika dalam 1 jak, i tujuan fe sia” paja! meting ocean san ona ak ge negara dan bangsa (emassh anak eh ak Bihan = -sendir !). Catalan tentang persamaan pena maran sesudzh pajak : Dalam contoh di depan kita maan penawaran yang berbentut Bator en psiak ke dalam een : yakni jika semula P= @ + 92 pagan (ancl? 7 maka sesudah pajak menjadi P = a + bQ + ¢. Apabila persamaan penawaran- _ nyaberbentuk Q = f(P), misalnyaQ ="— — + $ P, kita pun dapat mema- i b sukkan unsur pajak tersebut secara langsung, tanpa harus mengubah dulu fungsi penawaran yang berbentuk Q = f(P) menjadi bentuk P = Q). Dalam hal ini rumusannya adalah Q = — 4+ + (P— p, Hasilnya tidak akan ber- b 6b beda, sebab : g --4++-» b b te pee b b b bQ = —a+P-1+P=a+bQ+t 6.5.3 Pengaruh Pajak-Proporsional terhadap Keseimbangan Pasar Pajak proporsional ialah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkar: persentase tertentu dari harga jual; bukan ditetapkan secara spesifik (misalnye 3 rupiah) per unit barang, sebagaimana yang diuraikan dalam Seksi 6.5.2 sebelumnya. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikkan harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan, Namun analisisnya sedikit berbeda. Jika pengenaan pajak spesifik menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas sejajar dengan kurva penawaran sebelum pajak, dengan kata lain lereng kurvanya tetap, maka pajak proporsional menyebabkan kurva penawaran ‘memiliki lereng yang lebih besar daripada kurva penawaran sebelum pajak. Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ(ataug=— 2+ Lp b : b maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar 1% dari harga jual, ersamaan penawaran yang baru akan menjadi-r P=a+bQ+0P 1: pajak proporsional dal P—1P=a+0Q Proporsional dalam % (l—0P =a + bO ene 4, pte F ug» ee te y - dani. Matemat: Terapan unk Bigg : dan gy in, my ; nawaran P = f(Q) sesudah pajak pro, ee ees yang lebih besar (sekarang 6/(1 — 0, semuta han, nyaa] da i . va Cntuk meliat pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar, jkyijgp a irtul , toh berikut. Kasus 8 Andaikan kita memiliki data yang sama seperti pada Kasus 6, yaknj pe, mintaan P = 1§ — Q dan penawaran P =3 + 0,5 Q. Kemudian, pemerintah mengenakan pajak sebesar 25% dari harga jual. Hitunglah harga kescin. bangan dan jumlah keseimbangan tanpa pajak serta dengan pajak. Sebelum pajak, P, = 7 dan Q = 8 (lihat lagi penyelesaian Kasus 6) Sesudah pajak, persamaan penawarannya akan berubah, sementara persamaan permintaannya tetap P = 15 — Qatau Q = 15—P. Penawaran sesudah pajak, dengan ¢ = 25% = 0,25: P=3+0,5Q+0,25P 0,75 P=3+0,50 bata 0) akan didapat apabilaR > °° Secara grafik hal ini terlihat pada area dimana kurva R terletak di atas KUFVA Sebaliknya, kerugian (profit negatif, n <0) akan dialami apabila R 0), sedangkan di sebelah 107 ut Linea? vn! F raG Jika Q = 300, maka: pokok:n = 0,R—C=0 R ‘= 200(300) = 60.000 pene C= 20,000 + 100 (300) 200 = 20.000 + 1000 = 50.000 100 = 20.000 Q= 200 Keuntungan : GR Gambar 6—17 Posisi pulang-pokok teriadi pada tingkat produksi 200 unit, R dan C sama- sama sebesar 40.000, Pada tingkat produksi 300 unit perusahaan memperoleh keuntungan sebesar 10.000. 6.5.8 Fungsi Anggaran Dalam ekonomi mikro terdapat dua teori yang membahas tentang fungsi anggaran, yaitu teori produksi dan teori konsuftsi. Pada teori produksi, fungsi anggaran mencerminkan batas maksimum kemampuan seorang produsen membeli dua macam masukan (input) atau lebih, berkenaan dengan jumlah dana yang tersedia dan harga masing-masing masukan!), Gambar dari fungsi angearannya dikenal dengan sebutan isokos (isocost), Sedangkan pada teori konsumsi, fungsi angearan mencerminkan batas maksimum kemampuan seorang konsumen membeli dua macam keluaran (ou/pur) atau lebih, berke- 1) Masukan merupakan pengindonesinan dari kata input, berartifaktor produksi- Pumairs, Matern C0 cia din ng dan harga masing-masin, k ‘i ndapatannya kag naan | nessa dikenal dengan Sebutan Baris amt jambar dari ful ee line). Bentuk umum persamaan fungsi anggaran : nt i produksi, pada teorj konsumsi, ee M = jumlah pendapatan ko Ty lusen ) Suey - : ar aor *: jumlah keluaran x aah varies y 7: Jumlah keluaran ¥ P 2 aes unit P. : harga x per unit P. harga ¥ per unit y+ harga ¥ per unit Kasus i4 Bentuklah Persamaan angearan seora ‘arate Y apabile pendapain® Yang dise peinskan harea barang x dan barang y Masing-masing Rp 500,00 dan * 1.000,00 per unit ig Semua pendapatan yan, Untuk baran, 8 dianggarkan pe ‘ * berapa unit X dapat dibelinya ? Berapa unit Y dame ‘alau'a hanya membeg 100 unit x2 ng konsumen untuk barang X dan diakannya sebesar Rp 100.000 M = SP 100000 = x: $09 4 3.1000 100.000 = $09 x 4 1000 y ibclanjakan untuk barang X(y = 0), maka junit EMPL 100.0007500 = 200 unit, wit Sika semua Pendapatan *ya08 dapat aint a Kalan = 199, ate 109 200 M Gambar 6—18 P 6.5.9 Fungsi Konsum: isi, Fungsi Tabungan dan Angka- Pengganda Baik konsiimsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilam- bangkan Sebagai fungsi linear dari pendapatan nasional. Keduanya patenting ? hts dengan pendapstan nasional, Semekia bestr pendapatan semakin fot Konsumsi dan tabungannya, Sebaliknya, apabila pendapatan berkurang, Moeaunl dan tabutigaa paulaken Gerkutnee Gal Fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menjelaskan pee kon- i dan Pendapatan nasional, yang secara umum dirumuskan sebagai : [settee card C,: konsumsi otonom ¢': MPC =AC/AY 110 Dumairy, Matemata Tera OTM Gis juk ‘a konsumsi n:; Seanad ee Nasional minimy, (abate, a ie isonet otonom) yang Pasti ada atau haru; Saas nasionalnya nihil. Secara wrafik, rec pada sumbu vertikal C, Koefisien ¢ lasional (a1 S tersed Meqy o Merupakan eal mencerminkan Fungsi tabungan. Fungsi tabungan menjelaskan hub tabungan dan Pendapatan Nasional, yang secara umum dirum Sy: tabungan otonom Si MPS =A 574 Y 82M anten uskan Sebagai. Konstanta 5S, gal kurva tabu; > 11 nce te Garis bantu { Y = C + S] yang membentuk sudut 45° merupakan penjumlahan grafis kurva C dan kur- va S, Setiap tilik pada garis bantu ini berjarak sama terhadap sumbu horizontal maupun sumbu vertik Berarti setiap titik pada garis mencerminkan jumlah yang sama al tara Y dan C + S. Pada titik M terlihat bahwa S = 0, berarti seluruh pendapatan dialokasikan untuk ke- perluan konsumsi, Di sebelah kanan titik M, pendapatan lebih besar Gambar 6—19 daripada konsumsi — sehingga kelebihan pendapatan tersebut bisa ditabung; hal ini tercermin dari positifnya kurva S. Sedangkan di sebelah kiri titik M’pendapatan lebih kecil daripada konsumsi, berarti sebagian konsumsi dibiayai bukan dari pendapatan sendiri, melainkan dari sumber Iain misalnya pinjaman hutang. Dalam hal ini tabungannya negatif (dissaving). Pada titik pangkal O (0,0) seluruh kon- sumsi bahkan dibiayai bukan dari pendapatan, besarnya konsumsi sama dengan tabungan-negatif. Kasus 15 at suaty negara ditunjukkan oleh persamaan fungsi tabungannya ? Konsumsi_masyaral C = 30 + 0,8 ¥. Bagaimana Berapa besarnya konsumsi jika tabungan sebesar 20? S= Y-C Jika S = 20 20 = -30+0,2Y = Y—(0 + 08 Y) = Y—30—08Y = -30+02Y $0 = 0,2 ¥ + Y= 250 MakaC = Y—S = 230 i ‘men- a, Angka-pengganda jalah suatu bilangan yang ates Jelaskan tambahan Pendapatan Nasional sebagai ‘akibat adanya oe Pada "atiabel-variabe tertentu dalam Petekonomian. Secara poe konomi plier) mast” Yang paling sederhana, angka-pengganda ( multipli dirumuskan Sebagaj : +) MPC c s MPS wn ean Kass 15 {hates Mes _ 0.2, berarti ‘naka: penggandant (0 © 5. Den = 5S berart "8 apabila variabel ekonomi tertent ashe investasi atay Pengeluaran Pemeriniay ditambah sejumlah tert tu, maka pen Patan nasi, Variabel tadj nal akan, p Mbah 2 etal ebesar 5 kali tambahl yu bie! 113 s' 10 pendapatan Disposabel’ Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan penjumilahan total dari ndapatan semua sektor di dalam satu negara, meliputi sektor rumah tangga (orang perseorangan), sektor badan usaha dan sektor pemerintah. Pendapatan {jsposabel (disposable income) adalah pendapatan nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat; tidak termasuk di dalamnya pendapatan pemerintah seperti pajak, cukai dan sebagainya. Dengan dikenakannya pajak, maka pendapatan yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat perkurang sebesar pajak tersebut. Sebagai gambaran : jika pendapatan na- sional adalah sebesar Y, tetapi di dalamnya termasuk pendapatan pemerintah atau pajak sebesar 7, maka pendapatan yang secara nyata dapat dibelanjakan (dikonsumsi dan ditabung) oleh masyarakat hanyalah sebesar Y, = Y — T. Jadi, pajak merupakan variabel yang memperkecil pendapatan disposabel. pe Selain variabel yang memperkecil, ada pula variabel yang memperbesar pendapatan disposabel. Variabel tersebut adalah pembayaran-pembayaran husus dari pemerintah kepada masyarakat yang sifatnya merupakan pem- bayaran ekstra atau tunjangan; misalnya berupa tunjangan pensiun, tunjangan hari raya, gaji bulan ke-13, atau sumbangan buat korban bencana alam. Pembayaran-pembayaran khusus yang bersifat ekstra ini (bagi masyarakat * merupakan penerimaan ekstra) dalam ekonomi makro dikenal dengan sebutan pembayaran alihan ( transfer payment ), karena ia hanya merupakan pengalihan uang dari pemerintah ke masyarakat, bukan merupakan imbalan langsung atas jasa masyarakat pada pemerintah dalam tahun yang berjalan. Sebagai gambaran : jika pendapatan nasional adalah sebesar Y, tetapi di sam- ping itu pemerintah juga mengeluarkan pembayaran alihan sebesar R, maka pendapatan disposabelnya menjadi Y, = ¥ + R. Q Berdasarkan terdapat tidaknya pajak ( 7) dan pembayaran alihan ( R) di dalam perekonomian suatu negara, besarnya pendapatan disposabel ( Y , ) masyarakat negara yang bersangkutan dapat dirinci sebagai berikut : * Dalam hal tidak terdapat pajak maupun pembayaran alihan, Y _; pendapatan nasional Y, : pendapatan disposabel * Dalam hal hanya terdapat pajak, ad Panis: Matemativa Terana, ‘one i y 114 is, " np y lihan, Dalam hal hanya terdapat pembayaran alihan, * Dalam hal terdapat pajak maupun Pembayaran alihan, Sesungguhnya Pendapatan disposabel ( y dapatan nasional cry yang 4 lah, dan buka, merupakan variabe| bebas dalam Dea fungsi konsumsi dan fungsi taby fungsi tabungan ‘lainkan : ungan. Dengan demikian, Tum yang sebe; 'USAN Fungs; narnya bukanlah C= Sian ceticYoUntup selanjutnya, ands msan Yang baky yakni C = L(%), begitu pula alam ur Kita mendapati abe “ay = Pati Tumusan fungsi Konsumsi a ia 2 palak agg Em kasus ten? emang tidak disebutkan to COS sy ae ‘ran alihan, Schingga praktis Y,=¥,dan | harus betpedoman, Pad; | = 8(Y,), ; UU negara ditunjukkan oleh al ™Menerima dar; in pa 4 a tay men asYarakat pembayara lihan hun, Yan, ag a erikan pada ee Pe Si nasic Sebesar 209 7 8Sional sen seandainya pendapstiags, [ Tee yaa Tere, Pula tabungan nasional | Wig. 190 { 30+ 0, vA { = DA os Xo i ~ 182 = 3 ( 15 a Lie i Fungsi Pajak Pajak yang dikenakan oleh pemerintah pada warganya bersifat dua macam. Pertama jalah pajak yang jumlahnya tertentu, tidak dikaitkan dengan ~ tingkat pendapatan. Secara matematik, T = T ,; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus sejajar sumbu pendapatan. Kedua ialah pajak yang penetapannya dikaitkan dengan tingkat pendapatan, besarnya merupakan pro- porsi atau persentase tertentu dari pendapatan. Secara matematik, T = ¢ Y; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal. Secara keseluruhan, besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah adalah | P= T, + 1 Y; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari penggal 7,. : pajak otonom (autonomous tax) + proporsi pajak terhadap pendapatan a Gambar 6—21 6.5.12 Fungsi Investasi Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika in- vestasi dilambangkan dengan huruf / dan tingkat bunga ( interest rate) dilam- bangkan dengan huruf i, maka secara umum fungsi (permintaan akan) in- vestasi dapat dituliskan sebagai : p f r } P: proporsi J terhadap i a 7 116 Dna, Matematika Terapan tag yy ‘Sin yy ‘me | ‘ i berbanding terbalik dengan 4 Permintaan akan ra dipahami, Arabia by Dea ce Foe bt senang menyimpan uangnya dj tas ah tinggi, os stiaiia sebab_hasil harapan ( expected return Yang bed Peseta bunga bank lebih besar daripada hasil harapan i akay a dari penanaman modal, akibatnya Permintaan akan inex berkurang. Tingginya bunga mencerminkan pula mahalnya kredit, Sehir mengurangi gairah berinvestasi di kalangan (calon) pengusaha, Hal Sebaltny, terjadi jika tingkat bunga rendah, Dalam menggambarkan kurva permintaan akan investasi terdapat "kebia saan aneh” di kalangan ekonom, yakni variabel bebasnya ( 1) diletakkan Pada sumbu vertikal dan variabel terikatnya (7) justru ditempatkan pada sumby horizontal. Perhatikan contoh berikut. Kasus 17 Jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh 7 = 250 — $00 4, berapa besarnya investasi pada saat tingkat bun; ga bank yang berlaku setinggi 12% ? Berapa pula investasi bila tingkat bunga tersebut 30% ? T= 250 — 5007 Jika i = 12% = 0,12, Jika f= 30% = 0,30, J = 250— 500 (0,12) 7= 250 — 500 (0,30) = 250 — 60 = 199 = 250 — 150 = 100 yr Jane” 17 53 Fungsi Impor Impor suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya, dan cenderung berkorelasi positif, Semakin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin besar pula kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang dari quar negeri (terutama barang modal, bagi negara yang sedang berkembang), schingga nilai impornya pun semakin besar. M,: impor otonom Y : pendapatan nasional m + marginal propensity to import = 4 M/A Y Kasus 18 Bentuklah persamaan impor suatu negara bila diketahui impor otonomnya 95 dan marginal propensity to import-nya 0,05. Berapa nila impornya jika Pen- dapatan nasional sebesar 600 ? Gambar 6-23 Tj Prnairs: Mavematiba Toran yyy hi 118 6.5.14 Pendapatan Nasional ional adalah jumlah nilai seluruh keluaran Sa ivan ‘oleh suatu negara dalam jangka wake ee) rae ae nasional dapat dilakukan dengan tag ae rate ea pendekatan produksi, pendekatan Pendapatay cesta, peageueran,, DHUCiEN TERE seai pendekatan peng pais nasional adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan Oleh sel, sektor di dalam suatu negara. Sektor-sektor perekonomian yang di adalah sektor rumah tangga, sektor badan usaha, sektor pemerintah dan sey perdagangan dengan luar negeri. Pengeluaran sektor rumah tangea ioe minkan oleh konsumsi masyarakat ( C), Pengeluaran sektor badan Usaha dice. minkan oleh investasi yang dilakukan oleh Perusahaan-perusahaan (hy, Pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh Pengeluaran_pemernis (G), sedangkan pengeluaran perdagangan dengan luar neg selisih antara ekspor dan impor negara eri tercermin é yang bersangkutan (X — M), eis Analisis pendapatan nasional selalu bertolak dari anggapan mengeni model perekonomian yang sedang dibahas. Dalam hal ini dikenal tiga macat model perekonomian, Pertama iaiah model Perekonomian sederhana; di sii dianggap bahwa ; un perekonomian tertul yaitu dua sektor yang telah disebit fa i. Ketiga iar neimtahs tidak terdapat sektor perdasansaat me eek Ketiga ialah mode} Perekonomian terbuka; perekonomian alt or termasuk sektor perday i; ini meru mod! ane paling eng Ag ingan dengan Iuar negeri; Dengan demiki o engeluaran adalah” #8280 pendapatan nasional menurut pendek! untuk perekonomian 2 ss) (model perekonomian sed [i A (ot untuk perekonomian 3 Se (model perekonomian ter! 5 or untuk perekonomian 4 sek (model perekonomian t Beberapa Variabel dalam k, ae Konstanta (disebut “ae hog tPaannasonal tas da te dozen), tergantung pada dais yang teatberpa : ingsi (disebut varia 119 sen tie Kasus 19 Hitunglah pendapatan nasional suatu negara jika diketahui konsumsi otonom, masyarakatnya sebesar 500, MPS = 0,2, investasi yang dilakukan oleh sektor badan usaha sebesar 300 dan pengeluaran pemerintahnya sebesar 250. Sedangkan nilai ekspor dan impor masing-masing 225 dan 175. c= 50 ao ¢ = MPC = 0,8} sebab Y4 = Y—T+R=Y—0+0=Y y= C+1+G+(X—M) Y= 500 + 0,8 ¥ + 300 + 250 + (225 — 175) Y¥—0,8 ¥ = 1100 70,2 Y = 1100 +Y = 5500. Dalam model perekonomian terbuka yang kompleks, perhitungan angka- pengganda (multiplier-nya cukup rumit. Untuk contoh di atas tadi angka- penggandanya dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diperkenalkan di dalam Seksi 6.5.9 (lihat halaman 112), yakni k = 1/ MPS = 1/0,2 = 5. Cukup mudah menghitungnya, sebab variabel-variabel selain C bersifat eksogen (berupa konstanta, bukan berupa fungsi), pula tidak terdapat unsur pajak (7) dan pembayaran alihan (R). Persoalannya akan menjadi lain jika ter- dapat pajak dan pembayaran alihan, serta keduanya bersama-sama dengan im- por (M) merupakan fungsi dari pendapatan nasional (¥). Andaikan kita memiliki data sebagai berikut : C=Q4+ce% , (konstanta) i , (konstanta) EN berati Y,= Y-T+R eee = Yi Cee ery , (konstanta) M+ mY — shingga C = C, + 0(Y—T,—1¥ +R. 4 2¥) C = C+c¥—cT,—ct¥+cR, +cr¥ pendapatan nasionalnya : Y= C+1+G+(X—M) Y¥=C,+cY¥—cT,—clY¥+eR,+cr¥+1,+G,+X,—M,—mY Y—c¥+ctY¥—cr¥+mY=C,—cT,+cR,+1,+G,+X,—M, ¥(1—c+cf—cr+m)=C,—cT,+ R, +1,+G,+X,—M, F ae 120 Damn, Manat Teahan vag Mi dn gy —etel—cr+m)=q, aba Jika kita sederhanakan ( 1 ¢ c a : Ya=C,—cT,+¢R, +1, +G,+X,—M, ane ely a A (C-eT,+eR, +1, +6,4%, 4) @ Angka penggandanya, secara umum, ialah : di mana a = tere c t r m : Marginal Propensity to COnsy + marginal Propensity to tay + marginal Propensity to transfer : marginal Propensity to import, Angka-pengganda Khusus untuk masing-masing variabel adalah : * Angka-pengganda konsumsi RoR g * Angka-pengganda pajak : . Angka-pengganda Pembayaran alihan ; * Angka-pengeanda investasi : * Aneka-pengganda Pengeluaran Pemerintah - Angka-pengeanda ekspor : - Angka-pengeanda impor : Angka-pengg, Perubahan pendapacs Panya berlaky untuk tar i Variabel-variabel eee Cane X. dan M,). Anke. 080m (pe, bab perubahan yang berlawanan ™enghitung secara Jangsunt nean dengan perubahan pad oe sibahan pada C,, T,, R,, ee Pajak dan ae Paiak dan impor bertarda nesatll arah pada Penang OT membuahkan_ perubal Linear a ; Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh persamaan = 1500 + 0,75 Y,, Investasi dan pengeluaran pemerintah masing-masing 2000 dan 1000. Pajak yang diterima dan pembayaran alihan yang ilakukan oleh pemerintah masing-masing dicerminkan oleh T= 500 + 0,25 Y R= 100 + 0,05 ¥. Jika nilai ekspornya 1250 dan impornya dicerminkan oleh M = 700 + 0,10 Y, hitunglah pendapatan nasional negara tersebut. Hitung pula konsumsi, tabungan, pajak, pembayaran alihan dan nilai impor- nya, Berapa pendapatan nasional yang baru seandainya pemerintah menaikkan pengeluarannya menjadi sama seperti nilai eskpor ? ¥,= Y—T+ R= ¥—5S00—0,25 Y+ 100 + 0,05 ¥ = 0,80 Y— 400 sehingga C = 1500 + 0,75 (0,80 ¥ — 400) = 1200 + 0,60 ¥ Y =C+1+G+(X—M) y= 1200 + 0,60 Y + 2000 + 1000 + 1250—700— 0,10 ¥ Y = 4750+0,50Y — 0,50¥ = 4750 Y= 9500 Pendapatan nasionalnya adalah 9500. Pendapatan disposabel : Y, = 0,80 ¥ — 400 = 0,80 (9500) — 400 = 7200. 1500 + 0,75 Y, = 1500 + 0,75(7200) = 6900 Y, — C = 7200 — 6900 = 300. 500 + 0,25 Y = 500 + 0,25 (9500) = 2875 100 + 0,05 ¥ = 100 + 0,05 (9500) = $75. 700 + 0,10 ¥ = 700 + 0,10 (9500) = 1650. ERO noon a= l—c+cl—ortm = 10,75 + 0,75 (0,25) — 0,75 (0,05) + 0,10 = 1—0,75 + 0,1875 — 0,0375 + 0,10 = 0,5 +> ke = 1/a@= 170,05 = 2 G'= X = 1250, berartiA G = G' — G = 1250— 1000 = 250 > AY=k,x&G=2x 250 = 500 Pendapatan nasional yang baru: Y' = .Y + & YX Y' = 9500+ 500 = 10.000 6.5.15 Analisis IS-LM Dalam ekonomi makro, pasar dibeda-bedakan berdasarkan “obyek”-nya menjadi 3 macam ; pasar barang (termasuk jasa), pasar uang (termasuk modal) dan pasar tenaga kerja. Analisis yang membahas keseimbangan serempak di 12 Dumais, Matematike:Terapan unyg Bisnis, hin by asar barang dan pasar uang dikenal dengan sebutan analisis IS. Pp ig dan pasa i aliss yang digunakan adalah kurva IS dan kurva LM, A an ‘Ly, Kurva IS, Kurva IS ialah kurva yang menunjukkan keseimba, ndapatan nasional dan tingkat bunga di pasar baran, ee fcaeeea sederhana (dua sektor), persamaan kurva | ; IS dapat dient dengan menyamakan persamaan investasi ( /, investment ) tethadap maan tabungan ( S, saving ), Petsa, 8. Untuk m lam asp Tags, Polos | iy ge Soxtisys i Te | Dengan menyederhanakan ( I,-S,)/s= Y,danp/s =, bentuk Umum Persamaan kurva IS dapat ditulis sebagai : Kasus 2 Bentuklah dan = 2096 sa! dan gambarkan kurva Is untuk C = 5099 4 0,80 ¥ C = 500+ 0,89 < 7. 52> 300% 029 9] 35, = 2000 S000 1 = — 500° 0,20 7 i = 2000 ~ S009 j ~ $0001 = 0,20 ¥ Y= 12.500 — 95.000; i ines 123 _ Kurva LM. Kurva LM ialah kurva yang menunjukkan keseimbangan an- ara pendapatan nasional dan tingkat bunga di pasar uang. Persamaan kurva dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan permintaan akan uang L, liquidity preference ) terhadap persamaan penawaran uang (M, money ly). Permintaan akan uang Penawaran ang L=M + L,+kY—hi=M, + Y= ea u, bentuk umum Dengan menyederhanakan(M,—L,)/k = Y, danh/k persamaan kurva LM dapat ditulis sebagai : Y=a(i)=Y,+ ui Bentuklah persamaan dan gambarkan kurva LM jika permintaan akan uuang ditunjukkan oleh L = 10,000 + 0,4 ¥ — 20.000 i dan jumlah wang yang ditawarkan (beredar) sebesar 9.000. Kasus 22 9.000 1,000 + 20.000 i — 2.500 + 50.000: L = M= 10.000 + 0,4 Y— 20.000 e 0,4 ¥ 3 Y Vv LM 0,05, -2.500 0 Gambar 6—25 “Sy Mantes, Matematie: Terapay'y 9 MOL Biss 124 Mn Keseimbangan serempak. Keseimbangan Serempak qj pasar uang ditunjukkan oleh Perpotongan antara k Pada posisi ini tercipta tingkat bunga keseimban, bangan. Untuk IS dalam Kasus 21 dan LM dal. bangan serempak tercipta pada tingkat bunga 2, sebesar 7.500, di Pasar urva IS dan rg gan dan Pendapatan ly ‘am Kasus 22 qj alas Pia 0% dan Perdapatan ne

You might also like