Professional Documents
Culture Documents
Makalah Otik DKK
Makalah Otik DKK
BANDAR LAMPUNG
Quality and Food Security Assays of Salted Fish (Anchovy and Sepat) In Market of Bandar
Lampung City
ABSTRACT
The aim of this research was to know the food quality and safety of salted fish (Anchovy and Sepat)
selling in the market of Bandar Lampung City in terms of water content, salt content, sensory
characteristics, total plate count and formalin assay of salted fish. This work conducted in 3 stages :
(1) Determination of sampling location conducted by purposive sampling; (2) Sampling and interview
with the salted fish seller; (3) Quality analysis and the safety of salted fish samples. The market was
selected based on the largest of salted fish sellers and big markets in Bandar Lampung. The ten
markets where salted fish samples were taken : (1) Baru Panjang, (2) Cimeng, (3) Gudang Lelang, (4)
Kangkung, (5) KOGA, (6) Bambu Kuning, (7) Tugu, (8) Way Halim, (9) Gintung, (10) Tamin. Once
the number of salted fish sellers was known in each market, then it was calculated by the formula
(√N), with N as the number of salted fish sellers. The number of samples were 46 samples, 23
samples were sea water salted fish (Anchovy) and 23 samples were fresh water salted fish (Sepat).
Based on SNI 01-2721-2009, the results showed that the water content of salted fish did not fulfil the
quality and safety requirements, 78% of anchovy fish and 100% of sepat fish fulfilled the quality and
safety requirements of sensory properties and 91% anchovy salted fish as well as 83% of sepat salted
fish fulfilled quality and safety requirements of salt content, respectively. The anchovy salted fish and
sepat salted fish sold in the markets did not fulfil the quality and safety requirements according to SNI
01-2721-2009 because their total plate count attained to 1.30 x 105 - 3.12 x 105 colonies/g, and of
52% of anchovy salted fish samples as well as 22% of sepat salted fish were positively contained
formalin. Data from the sample quantitativelyanalysed by GC was range on 18-21 ppm.
ABSTRAK
Ikan asin merupakan produk olahan ikan yang cukup banyak dikonsusi masyarakat, namun akhir-
akhir ini diterpa isu penggunaan formalin dalam proses produksinya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui mutu dan keamanan ikan asin kering (teri dan sepat) yang beredar di
berbagai pasar Bandar Lampung meliputi pengukuran kadar air, kadar garam, sifat sensori, total
mikroba dan ada tidaknya penambahan formalin. Penelitian dilakukan dalam 3 tahap : (1)
Penentuan 10 lokasi sampling (pasar) menggunakan metode purposive sampling; Dari 10 pasar
yang cukup ramai dikunjungi konsumen serta banyak penjual ikan asinya didapat 23 titik
pengambilan sampel; (2) Pengambilan sampel ( 23 ikan asin teri dan 23 ikan asin sepat) dan
interview kepada para pedagang ikan asin; (3) Pengujian mutu sampel ikan asin (Kadar Air, Kadar
Garam, Sifat Sensori) dan keamananya (Total Mikroba dan Uji Formalin). Hasil penelitian
menunjukan bahwa persentase ikan asin teri yang memenuhi mutu sensori, kadar air dan kadar
garam (SNI 01-2721-2009) berturut-turut sebesar 78%, 0% dan 91%. Adapun persentase ikan asin
sepat yang memenuhi mutu sensori, kadar air dan kadar garam berturut-turut sebesar 100%, 0%
dan 83%. Keamanan ikan asin teri dan sepat berdasarkan uji total mikroba dan uji formalin perlu
mendapat perhatian khusus karena semua sampel mempunyai total mikroba melebihi syarat SNI
01-2721-2009 maksimal 1 x 105, 52% ikan asin teri dan 22% ikan asin sepat teridentifikasi positif
mengandung formalin. Hasil pengujian lanjut secara kuantitatif menunjukan kandungan formalin
18-21 ppm.
Kata kunci : ikan asin, survai pasar, analisis mutu, keamanan pangan
Hastuti, S. 2010. Analisis Kualitatif dan Rinto, E., Arafah, S.B. Utama. 2009. Kajian
Kuantitatif Formaldehid Pada Ikan Keamanan Pangan (Formalin, Garam
Asin Di Madura. Jurnal Agrointek. dan Mikrobia) Pada Ikan Sepat Asin
4(2):132-137. Produksi Indralaya. Jurnal
Pembangunan Manusia. 8(2).
Hikmayani, Y., Suryawati, S.H., Purnomo,
A.H., Nasution, Z. 2007. Dampak Singgih, H. 2013. Uji Kandungan Formalin
Pemberitaan Penyalahgunaan pada Ikan Asin Menggunakan Sensor
Formalin di Sektor Kelautan dan Warna Dengan Bantuan FMR
Perikanan. Jurnal Bijak dan Riset (Formalin Mean Reagent). Jurnal
Sosek KP. 2(1). ELTEK.11(1). ISSN 1693-4024.
Kartika, Bambang, dkk. 1988. Pedoman Uji
Inderawi Bahan Pangan. Universitas Sudarmadji, S., dkk. 1997. Prosedur Analisis
Gajah Mada. Yogyakarta. Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Edisi ke tiga. Liberty. Yokyakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
1988. Bahan Tambahan Makanan Susianawati, R. 2006. Kajian Penerapan GMP
Nomor. 722/Menkes/Per/IX/88. dan SSOP Pada Produk Ikan Asin
Kemenkes RI. Jakarta. Kering dalam Upaya Peningkatan
Keamanan Pangan Di Kabupaten
Nelly. 2011. Analisis Kualitatif Kandungan Kendal. Tesis. Universitas
Formalin Dalam Tahu Yang Dijual Di Diponegoro. Semarang.
Pasar-Pasar Tradisional Di Kecamatan
Medan Area dan Kecamatan Medan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Tembung Tahun 2011. (Skripsi). Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Universitas Sumatera Utara. Medan. Alfabeta. Bandung.
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1988. Dasar- Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi.
dasar Mikrobiologi. Universitas Gramedia. Jakarta.
Indonesia Press. Jakarta.
Gambar 1. Ikan asin teri (A) dan ikan asin sepat (B)