Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Milenial: Journal for Teachers and Learning E-ISSN : XXXX-XXXX

Vol. 1, No. 1, Juli 2020, pp. 6-11


Available online at https://ejournal.anotero.org/index.php/milenial RESEARCH ARTICLE

Pembuatan Alat Uji Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit


SMA/MA
Mery Berlian1, Cahyani Elvira2, Rian Vebrianto3*
1 Universitas Terbuka, Indonesia, 28293
2,3 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia, 28293
*Corresponding Author: rian.vabrianto@uin-suska.ac.id

ARTICLE HISTORY ABSTRACT


Received: 18 Juli 2020 This research aims to provide alternative solutions and produce valid, practical, and
Revised: 18 Juli 2020
effective teaching materials. It was conducted in order to carry out practicum activities by
Accepted: 19 Juli 2020
making practicum media such as electrolyte and non-electrolyte solution testing
instruments for public/Islamic high school levels as an attempt to develop the potential of
KEYWORDS science process skills of students. It was a Research and Development (R&D) study.
Results of this study found that problems existed in the practicum process. It was found
Development
that schools still rarely used laboratory facilities, infrastructure facilities, and other
Electrolyte solution testing
laboratory support activities. By this research, the solution obtained for this problem was
instruments
providing high school students experience by directly making simple practical media
Science process skills
appropriately. The concept of science process skills was one of a variety of science learning
Public/Islamic high school
skills. It did not merely emphasize the delivery of concepts, but also depended on the
students
process of discovering scientific concepts and was carried out by students independently.
Based on these results, it can be concluded that teaching materials designed in the form of
modules on electrolyte and non-electrolyte solution materials and also developed media
have valid, effective, practical, and very good quality categories that are expected to be
applied in the learning process and are able to develop skills science process of
public/Islamic high school students
This is an open access article under the CC–BY-SA license.

Pendahuluan dilaboratorium akan lebih efektif dan peserta


Laboratorium adalah media pendukung agar didik mampu memahami konsep dan ingat akan
dapat terlaksananya kegiatan pembelajaran di materi pembelaaran yang diteal dipelajari.
sekolah yang umumnya untuk proses Peserta didik akan lebih terbiasa dan terlatih
pembelajaran sains. Kegiatan praktikum dalam mengutamakan proses dan kerja untuk
menjadi suatu proses penting sebagai mencari dan menemukan sendiri konsep ilmiah
pendukung kurikulum dan memiliki banyak dalam materi pembelajaran berdasarkan suatu
manfaat bagi guru dalam mengajar. Para guru proses, mengamati, menganalisis, membuktikan
memainkan peran penting dalam menentukan dan memperoleh kesimpulan dari suatu objek
materi pembelajaran yang sesuai untuk (Istarani, 2012), bersikap kritis, siswa lebih
memenuhi kebutuhan belajar siswa; namun terbuka, objective, dan selalu mencoba untuk
dalam banyak kasus, guru masih kesulitan membuktikan serta mampu dalam menyusun
mengatur materi pembelajaran yang memadai teori-teori yang baru. Lebih lanjut, peserta didik
dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan belajar juga akan memiliki rasa senang dan
siswa. Hasil dari, efektivitas proses belajar pengalaman nyata pada proses pembelajaran
mengajar terhambat (Kunandar, 2010). dan juga terhadap materi pembelajarannya
Pembelajaran IPA yaitu kimia berbasis praktik (Nurlela et. al 2016).
dapat dijadikan sebagai alternatif dalam Pengalaman yang dimaksudkan berupa
pembelajaran kimia untuk pengembangan modal untuk menggunakan metode ilmiah
keterampilan proses sains pada peserta didik. dalam memperoleh ilmu pengetahuan baru
Dengan proses pembelajaran praktikum peserta dan mengembangkan pengetahuan yang telah
didik berperan aktif, sehingg proses praktikum dimiliki peserta didik melalui kegiatan

Copyright@ 2020, Mery Berlian, et al,


Published by Lembaga Anotero Scientific Pekanbaru 6
Mery Berlian, et al Milenial: Journal for Teachers and Learning, Vol. 1, No. 1, Juli 2020, pp. 6-11

praktikum, karena melalui kegiatan praktik mampu untuk berpikir serta bersikap dalam
peserta didik akan terlibat langsung dalam keterampilan proses tersebut dalam
penggunaan alat dan bahan, pengukuran, menghadapi permasalahan. keterampilan
penyusun atau perakitan alat. Dalam proses sains merupakan pendekatan dalam
pembelajaran berbasis laboratorium peserta proses belajar mengajar yang melibatkan
didik diajak untuk dapat berperan aktif dengan beberapa keterampilan tertentu, termasuk
mengembangkan potensi dan kemampuan yang dalam hal ini adalah keterampilan intelektual,
ada pada dirinya. manual juga sosial yang digunakan untuk
menumbuhkan pemahaman peserta didik itu
Dalam permasalahan ini minimnya sarana
sendiri yang berupa
dan prasarana sebagai media penunjang
konsep/gagasan/pengetahuan kemudian
kegiatan praktik dan juga terdapat permasalah
menyempurnakan pemahaman yang telah
lainnya yaitu kegiatan praktikum yang
terbentuk dan pengenbangan sikap serta nilai
dilaksanakan oleh sekolah kurang dalam
(Rustaman, 1995).
pemanfaatan laboratorium dimana meskipun
memiliki fasilitas laboratorium yang memadai Penelitian yang dilakukan oleh Riswanto et.
tetapi tidak dimanfaatkan secara efektif. al (2017) menunjukkan bahwa data hasil
Kurangnya pemanfaatan sarana dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
mengajarkan pelajaran sains kepada peserta dengan menerapkan proses pembelajaran yang
didik. Pelajaran kimia merupakan salah satu berbasis laboratorium diperoleh kesimpulan
dari kelompok pembelajaran sains yang proses bahwa meningkatnya keterampilan proses sains
pembelajarannya adalah melakukan percobaan pada siswa kelas SMPN 1 Pekalongan bahwa
dan juga penelitian untuk mencari dan pembelajaran berbasis laboratorium mampu
menemukan berbagai fenomena-fenomena yang meningkatkan keterampilan proses sains serta
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari (Alfiyani, mampu medorong terwujudnya karakter
et. al 2018). keaktifan siswa dalam bentuk karakter
tanggung jawab menyusun laporan, merapikan
Dua hal yang ada pada pembelajaran kimia
alat, dan kerjasama antar kelompok.
yang tidak dapat dipisahkan, yaitu kimia
sebagai prosuk yaitu pengetahuan kimia yang Pembuatan alat uji pada larutan elektrolit
dapat berupa (fakta, konsep, prinsip, hokum, dan non-elektrolit ini adalah satu hal
dan teori) temuan ilmuan dan kimisa sebagai alternative yang dapat digunakan guru kepada
proses atau kerja ilmiah. Hakekat kimia sebagai peserta didik agar mempermudah sekolah SMA/
produk maksudnya adalah sebagai hasil proses MA yang masih belum memiliki alat atau media
berupa pengetahuan yang diajarkan dalam untuk praktikum kimia, hal ini bertujuan agar
sekolah ataupun bahan-bahan bacaan untuk dalam proses belajar mengajar bukan hanya
penyebaran pengetahuan. Hakekat kimia sekedar menyampaikan materi oleh guru akan
sebagai proses yaitu semua proses pembelajaran tetapi juga melibatkan peserta didik agar
ilmiah merupaka betuk dalam penyempurnaan mereka lebih mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan agar menemukan pengetahuan motivasi belajar yang lebih. Proses belajar
yang baru (Trianto, 2009). dengan melibatkan peserta didik seperti
mempersilahkan peserta didik untuk membuat
Dalam hal ini proses pembelajaran kimia
secara langsung media praktikum itu sendiri
sangat dianjurkan untuk mengarah pada proses
dapat mengembangkan keterampilan proses
pembelajaran yang dapat menunjang proses
sains pada peserta didik, dengan demikian
pengembangan peserta didik pada sejumlah
pembelajaran kimia kurang tepat jika
keterampilan yang dapat diaplikasikannya
dilakukan dengan menonton hanya dengan
dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
ceramah, melainkan perlu metode lain yang
diasah agar dapat menemukan dan juga
dapat memberikan kesempatan kepada peserta
mengembangkan secara mandiri fakta serta
didik untuk melakukan suatu proses kerja
konsep yang diperoleh dan dalam
ilmiah dalam proses belajar maupun dalam
menumbuhkan dan mengembangkan nilai juga
kegiatan sehari- hari (Alfiyani,et. al. 2018).
sikap dalam pengembangan keterampilan
proses. Kerja ilmiah ini mencakup beberapa aspek
penyelidikan atau penelitian, komunikasi
Keterampilan proses sains dalam
ilmiah, serta pengembangan kreatifitas
pembelajaran kimia adalah sebagai proses dan
kemudian pemecahan masalah, dan penilaian
produk, dimana peserta didik diharapkan

7
Mery Berlian, et al Milenial: Journal for Teachers and Learning, Vol. 1, No. 1, Juli 2020, pp. 6-11

sikap nilai ilmiah. Contohnya yaitu membuat untuk setiap variabel akan disajikan pada tabel
media secara langsung oleh peserta didik dibawah ini.
untuk praktikum pada materi pelajaran
Tabel 1. Hasil Uji Reliablitas
tertentu.
No Variabel Ralpha Rkritis Kriteria
Metode 1. Bahasa 0.824 0.600 Reliabel
Penelitian ini merupakan penelitian 2. Visual 0.854 0.600 Reliabel
penembangan (Richey & Klein 2005). Dalam 3. Manfaat 0.710 0.600 Reliabel
prosesnya peneliti membina media
pembelajaran yang menarik kemudian di nilai
dari berbagai aspek untuk melihat validitas dan
Berdasarkan Tabel 1. Hasil uji reliabilitas
realibilitasnya tentang pembuatan alat uji
yang telah dilakukan terhadap butir pertanyaan
Larutan elektrolit dan Non-elektrolit untuk
telah dinyatakan valid. Variabel dapat
perkembangan keterampilan proses sains pada
dikatakan dia reliabel atau handal apabila
peserta didik. Dalam penilaian media tersebut
jawaban pada pertanyaan selalu konsisten oleh
dilakukan dengan memberikan instrument
siswa. Sehingga hasil koefisien reliabilitas
penilaian media kepada peserta didik mengenai
instrument bahasa adalah dengan Ralpha = 0.824,
tanggapan peserta didik setelah menerapkan
instrument visual adalah sebesar R alpha = 0.854,
modul mengenai proses awal untuk membuat
dan instrumen manfaat adalah sebesar Ralpha =
media praktikum yaitu alat uji larutan
00.710, ternyata memiliki nilai “Alpha Cronbach”
elektrolit dan Non- elektrolit serta memasukkan
lebih besar dari 0,600, yang berarti ketiga
materi pelajaran yang sesuai fakta dan akurat
instrumen dinyatakan reliable atau memenuhi
didalam modul kepada peserta didik.
persyaratan.
Hasil dan Pembahasan Adapun hasil rangkaian media pembelajaran
Uji Validitas berkaiatan larutan elektrolit dan non elektrolit
dapat dilihat pada gambar 1 ,
Pada penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan solusi alternatif media yang
berkualitas yang diperoleh dari hasil pengisian
angket dari aspek relaibilitasnya.Pengujian Uji
realibilitas ini dilakukan pada butir pertanyaan
yang memberikan bukti valid. Variabel
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
yang diberikan siswa terhadap pertanyaan soal
adalah selalu konsisten.
Koefisien realibilitas instrument ditujukan
Gambar 1. Alat Uji Larutan Elektrolit dan
untuk melihat konsistensi jawaban siswa pada
Non Elektrolit
setiap soal yang diberikan oleh siswa/ responden.
Dalam hal ini media analisis yang digunakan Setelah dinyatakan instrument memiliki
merupakan metode belah dua (Split Half) reliabilitas yang baik, maka, diketahui hasil
dengan mengkorelasikan total skor ganjil penilaian media berupa pembuatan alat uji
dengan skor genap, kemudian menghitung Larutan elektrolit dan Non-elektrolit untuk
reliabilitasnya dengan rumus “ Alpha Cronbach’. perkembangan keterampilan proses sains pada
Pada penghitungan uji ini peneliti peserta didik. pada proses penelitian ini adalah
menggunakan Program SPSS. Hasil Reliabilitas sebagai berikut.

8
Mery Berlian, et al Milenial: Journal for Teachers and Learning, Vol. 1, No. 1, Juli 2020, pp. 6-11

Tabel 2. Penilaian Media Pembelajaran Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
No Pernyataan N Mean. Keterangan
Bahasa pada Modul
1. Bahasa penyampaian yang digunakan modul pembelajaran pada media 20 3,25 Baik Sekali
dapat dipahami peserta didik
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD 20 3,75 Baik Sekali
3. Data dan fakta tercantum akurat terdapat pada modul 20 2,9 Baik
4. Dengan adanya penyajian modul dan pembuatan media pembelajaran 20 3,7 Baik Sekali
membuat siswa nantinya menjadi kreatif dan inovatif
5. Modul memberikan pengetahuan tambahan terhadap siswa 20 3,55 Sangat Baik
6. Bahasa sudah sesuai dengan tingkat berfikir siswa 20 3,4 Sangat Baik
Rata-rata pada penggunaan Bahasa pada modul 3,4 Sangat Baik
Desain/ Konstruk
7. Alat dan bahan dalam pembuatan media mudah ditemukan 20 3,45 Sangat Baik
8. Langkah- langkah pembuatan alat mudah dan jelas saat dikerjakan 20 3,4 Sangat Baik
9. Desain media sesuai dengan konsep yang digunakan untuk pelestarian 20 2,85 Baik
lingkungan hidup.
10. Penampilan media pembelajaran menarik dan mengembangkan 20 3,6 Sangat Baik
kreatifitas siswa.
11. Desain media sudah sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan 20 3,35 Sangat Baik
Rata-rata pada Desain/ Konstruk media pembelajaran 3,33 Sangat Baik
Manfaat Dalam Penggunaan Media Pembelajaran
12. Saya dapat merasakan manfaat media pembelajaran 20 3,4 Sangat Baik
13. Materi pelajaran Larutan lebih mudah dipahami saat pembelajaran 20 3,4 Sangat Baik
menggunakan alat uji larutan ini
14. setelah guru menggunakan alat uji ini dan juga modul pada proses 20 2,95 Baik
belajar Larutan saya lebih Saya lebih semangat memahami materi
Larutan
15. Saya lebih giat belajar karena alat uji pembelajaran dan membuat saya 20 3 Baik
mencitai Mata pelajaran IPA
16. Penggunaan media pembelajaran memberi pengaruh yang sangat besar 20 3,25 Sangat Baik
dalam menerima pelajaran pada materi pelajaran.
Rata-rata pada Manfaat Dalam Penggunaan Media 3,2 Sangat Baik
Pembelajaran
mendapatkan nilai 3,4 yaitu kategori sangat
Dalam penelitian ini melibatkan 20 orang
baik, Validitas kebahasaan merupakan salah
siswa dari SMA Negeri 01 Pangean terdiri dari 9
satu aspek penting dalam menunjang kelayakan
orang laki laki dan 11 orang perempuan, siswa
suatu instrumen penilaian. Menurut Usmeldi et
dan siswa ini diminta untuk mengisi instrument
al (2017) bahasa merupakan salah satu faktor
penilaian yang telah dibagikan yang berkaitan
penentu kelayakan suatu instrumen, bahasa
dengan penggunaan modul dan juga media
yang baik mampu meningkatkan proses dan
pembelajaran terhadap materi larutan elektrolit
hasil belajar, kreatifitas, kerja sama dan
dan non elektrolit yang diharapkan dapat
keaktifan peserta didik dalam kegiatan
membantu siswa dalam melaksanakan
pembelajaran. sehingga modul yang digunakan
pembelajaran dikelas dan mampu
dapat dinyatakan efektif untuk digunakan pada
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
saat pembelajaran kimia kelas X materi larutan
Dari data tabel diatas maka diperoleh hasil elekrolit dan non elektrolit. Kemudian penilaian
bahwa penilaian pada indicator bahasa yang pada desain atau konstruk media pembelajaran
dimasukkan pada modul pembelajaran yaitu mendapatkan nilai 3,33 yang merupakan

9
Mery Berlian, et al Milenial: Journal for Teachers and Learning, Vol. 1, No. 1, Juli 2020, pp. 6-11

kategori sangat baik, begitu juga pada indicator ketertarikan siswa terhadap proses
manfaat terhadap media pembelajaran memiliki pembelajaran yang dilakukukan dapat
hasil rata-rata dengan nilai 3,2 yang termasuk diketahui oleh guru, dan hasil respon siswa
pada kategori sangat baik. Sehingga dapat dapat dijadikan acuan bagi guru untuk
disimpulkan secara keseluruhan penggunaan menentukan penggunaan model pembelajaran
modul dan juga media pembelajaran sangat yang tepat.
layak digunakan dalam proses pembelajaran PENUTUP
serta mampu meningkatkan keterampilan
proses sains siswa di kelas. Simpulan
Selama proses pembelajaran pendidik dapat Hasil yang didapatkan di penelitian ini
menggunakan contoh media pembelajaran yang adalah siswa memberikan respon yang cukup
beragam lainnya yang dapat dijadikan sebagai positif terhadap pembelajaran degan pembuatan
alternative serta efktifitas terhadap alat uji larutan elektrolit dan non-elektrolit
penggunaan laboratorium disekolah dalam untuk perkembangan keterampilan proses sains
proses pembelajaran. Penelitian lain menilai pada siswa. Hal ini didasarkan hasil rata-rata
bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai pada indicator penilaian terhadap penggunaan
alternative laboratorium pada pembelajaran modul serta media pembelajaran ini
khususnya Kimia tidak hanya mampu mendapatkan nilai yang termasuk dalam
meningkatkan keterampilan proses sains siswa kategori sangat baik. Dalam hal ini dapat
namun juga dapat meningkatkan keterampilan dikatakan siswa menunjukkan bahwa ada
siswa lainnya seperti, pada penelitian keberhasilan dari penerapan pembelajaran
Pradilasari (2019) menyatakan penggunaan menggunakan modul dan keterlibatan peserta
media pembelajaran audio visual juga dapat didik secara langsung dalam proses belajar
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap diri peserta didik.
SMA. Kemudian menurut Diana et, al, (2019) Pada artikel ini penulis mengharapkan agar
penggunaan media berbantu aplikasi android peserta didik mampu mencapai tujuan dari
juga dapat meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains dimana peserta didik
pemecahan masalah kimia, begitu juga secara keseluruhan mengalami peningkatan
penelitian yang telah dilakukan oleh Nurlaela, pemahaman konsep yang signifikan. Secara
(2020) yang menyimpulkan bahwa penggunaan keseluruhan peserta didik dapat mengalami
media kartu domino kimia juga dapat peningkatan keterampilan proses sains pada
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil pelajaran yang yang mencakup kegiatan
belajar siswa SMA. Dalam hal ini dapat mengamati, mengaitkan hasil pengamatan,
disimpulkan bahwa Penggunaan media dalam menerapkan suatu konsep maupun prinsip,
proses pembelajaran sangat penting, hal ini mengestimasi, bertanya dalam berdiskusi, dan
disebabkan karena materi yang disampaikan memperoleh kesimpulan. Model pembelajaran
akan lebih jelas dan mudah dipahami serta ini juga diharapkan mendapatkan respon yang
dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat posistif dari para peserta didik dimana model ini
dalam belajar. Pembelajaran dengan disinyalir dapat ditetapkan agar memudahkan
menggunakan suatu media akan berlangsung peserta didik untuk dapat paham terhadap
efektif sehingga tujuan pembelajaran akan konsep berdasarkan fakta, dan cara penyajian
tercapai (Pradilasari, 2019). yang melibatkan langsung para peserta didik ini
Pada akhir proses belajar mengajar, dimana juga dapat lebih meningkatkan motivasi dalam
peserta didik telah melakukan kegiatan berinovasi belajar peserta didik.
praktikum pada materi larutan dan siswa juga Saran
telah melaksanakan pembuatan media yaitu
alat uji Larutan elektrolit dan Non elektrolit Penggunaan model pembelajaran praktikum
secara langsung. Siswa diberikan angket respon dalam pembuatan alat uji larutan elektrolit dan
terhadap pembelajaran pada praktikum non-elektrolit dalam mengembangkan
pembuatan alat Uji larutan Elektrolit dan Non pemahaman konsep materi serta
elektrolit untuk perkembangan Keterampilan mengembangkan Keterampilan Proses Sains
Proses sains pada siswa, hasil pengujian pada peserta didik dan juga demi
diperoleh dengan cara penulis memberikan perkembangan lebih lanjut pada model
lembar angket respon siswa ke seluruh siswa pembelajaran sejenisnya, penulis menyarankan:
pada akhir pertemuan pembelajaran sehingga 1) diharapkan untuk para pengajar agar mampu

10
Mery Berlian, et al Milenial: Journal for Teachers and Learning, Vol. 1, No. 1, Juli 2020, pp. 6-11

mengimplementasikan proses pembelajaran Nurlaela Ummu, Erna. 2020. DISCO NING CDC
menggunakan model belajar praktikum (Discovery Learning Dengan Chemical Domino
pembuatan alat uji larutan elektrolit dan Card) Meningkatkan Aktivitas Dan
non-elektrolit dalam pengembangan Hasilbelajar Kimiapada Materi Tatanama
Senyawa Kimia Bagi Siswa Kelas X MIPA 4
pemahaman konsep dan keterampilan proses
SMA Negeri 1 Purworejo Tahun 2017/ 2018.
sains merupakan satu model pembelajaran yang INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA. Vol 9 (1).
dapat memberikan kesempatan dalam 23-33.
berkembang dan bermanfaat bagi peserta didik;
2) diharapkan dapat mengembangkan model Nurlela, Eneng Siti F. Sujana, Atep. Isrok’atun. 2016.
Penerapan Pendekatan Cotextual Teaching
pembelajaran yang sama dengan topik yang
And learning Untuk Meningkatkan Hasil
sama ataupun model pembelajaran lainnya Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas.
namun mengukur aspek yang lainnya juga Jurnal Pena Ilmiah. Vol 1 (1). 501-510.
sehingga keterampilan proses sains terlaksana
lebih berkembang dan optimal dalam proses Nurliani. Sartika Putra, Rody. Lukman, Hadi. 2018.
Deskripsi Keterampilan Proses Sains Siswa
belajar mengajar; dan 3) dikembangkannya
Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sungai Raya Pada
suatu penilitian tentang bagaimana peranan Materi Asam Basa. Jurnal Pendidikan Dan
peserta didik bisa lebih mendalam terhadap Pembelajaran. Vol.7 (7) : 1- 13.
minat belajar IPA dengan pemahaman konsep
yang benar dan penguasaan keterampilan Pradilasari, Lia. Dkk. 2019. Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Audio Visual Pada
proses sains dapat berjalan sejalan dengan
Materi Koloid Untuk Meningkatkan Motivasi
proses belajar mengajar. dan Hasil Belajar Siswa SMA. Indonesian
Journal of Science Education. Vol.7 (1). 9.15.
REFERENSI Richey R C. and Klein J D. (2005). Developmental
Alfiyani, Reni. Ismono. 2018. Penerapan Model Research Methods: Creating Knowledge from
Pembelajaran Guided Inquiry Untuk Instructional Design and Development Practice.
Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa J. of Computing in Higer Education, vol 16(2):
Pada Materi Asam Basa. Unesa Journal of 23-38.
Chemical Education. 7 (2): 194-199. Riswanto. Kristiana Dewi, Novi Ayu. 2017.
Arikunto,Suharsimi.(2007).Prosedur penelitian Peningkatan Keterampilan Proses Sains
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Melalui Pembelajaran Berbasis Laboratorium
Untuk Mewujudkan pembelajaran Berkarakter.
Diana Fatma, Ariana. Dkk. 2019. Pembelajaran Jurnal Riset Dan Kjian Pendidikan Fisika. Vol
berbantu aplikasi android untuk 4(2): 60-65
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Rustaman, N. 1995. Peranan Praktikum Dalam
Vol.5 (2): 229-236 Pendidikan Biologi. Bandung: IKIP Bandung.
Fatimah, Siti. 2017. Analisis Keterampilan Proses Setia Asih, Dwi Aprillia. 2017. Pengaruh
Sains Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA. Penggunaan Fasilitas Belajar Di Lingkungan
Prosiding Seminar Nasional KSDP Prodi S1 Alam Sekitar Terhadap Keterampilan Proses
PGSD Konseltasi Pendidikan Dan Kebudayaan Sains. Jurnal Formatif. Vol 7(1): 13- 21.
Indonesia Di Era Globalisasi, Kampus Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
Kebumen: 181-189. Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
Fitria, Das Salirawati. dkk. 2007. Belajar Kimia Media Group.
Secara Menarik SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Usmeldi, Amini, R., & Trisna, S. (2017). The
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. development of research-based learning with
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. science, environment, technology and society
Medan: Media Persada. approaches to improve critical thinking of
students. Indonesian Journal of Science
Kunandar. 2010. Guru Profesional Dalam Education, Vol.6(2): 318-325.
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan( KTSP ). Jakarta : PT Rajawali
Pers.
Ni Luh, dkk. 2015. Analisis Keterampilan proses
Sains Pada Materi Pokok Koloid terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 8
Mataram. Jurnal Ilmiah Widya Pustaka
Pendidikan. Vol 3: 1-10

11

You might also like