CamScanner 09-22-2020 06.23.28

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 19
TINDAKAM KELAS itiam TINDA BAB 1 Penelitian Tindakan Kelas Pengantar Apa yang disebut penelitian tindakan kelas (PTK)? Apa sumbangannya bagi perbaikan pendidikan? Pertanyaan- pertanyaan ini dibahas dalam bab ini, demikian juga pandangan mutakhir dari aliran baru dalam filsafat ilmu yang menjadi pembuka bagi model pénelitian mengenai berbagai fenomena sosial dan kemanusiaan, termasuk pendidikan. Tujuan Setelah membaca dan mengkaji bab ini, diharapkan pembaca termasuk guru/dosen mengetahui dan memahami: Penggunaan istilah penelitian tindakan kelas. Pengeruh postmodernisme terhadap penelitian tindakan elas, Tradisi penelitian kualitatif. Penjabaran istilah atau definisi Penelitian Tindakan Kelas Beberapa contoh Penelitian Tindakan Kelas Dipindai dengan CamScanner pENELITIAN TINDAKAN KELAS Awal Perkembangan Penelitian ee Kelas tian kualitatif akhir-akhir ini berkembang dengan eta eee kajian permasalahan kemanusiaan, Metedet metode, teori-teori, ataupun hasil-hasil Penelitian telah terakumulasi sehingga membentuk tradisi penelitian yang seta dengan yang selama ini dilakukan. Penelitian kualite pr bidang pendidikan berakar pada banyak disiplin ilmy, termasuk ke dalamnya penelitian-penelitian yang dilakukan pada ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, Btau sejarah; juga pada humaniora seperti sastra, filsafat, ataupun seni; serta pada kajian-kajian interdisipliner lainnya, Sebagai contoh,etnografi berasal dari antropologi, teorj grounded dari sosiologi, dan biografi dari sejarah; selanjutnya berkembang menjadi cabang-cabang spesialisasi seperti etno- | grafi kritis atau fenomenologi transendental (Creswell, 1998:3). Salah satu bentuk kajian inkuiri yang termasuk kualitatif adalah penelitian emansipatoris tindakan (emancipatory action research) (Gall, Gall dan Borg; 2003: 477), yang merupakan studi mikro untuk membangun ekspresi kongkrit dan praktis aspirasi perubahan di dunia sosial (atau pendidikan) untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para praktisi- nya (Kemmis, dalam Supriadi; 1998). Penelitian emansipatoris tindakan ini, yang pemakaian atau penamaannya berbeda-beda, seperti penelitian kelas (classroom research) karena penelitian untuk perubahan perbaikan itu | dilakukan di ruang kelas (Hopkins, 1993:1). Namun Hopkins | sendiri kemudian memakai istilah classroom research in action atau classroom action research pada saat penelitian itu memasuki tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan, dengan jasan bahwa istilah penelitian kelas mengingatkan kepada penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan (edu- cational researchers) dengan menjadikan guru dan siswa set agai objek penelitian yang berada di luar orbit kehidupan (Keune Hopkins, 1993:8). Istilah educational action research anuimis, 1993) dipakai juga untuk jenis penelitian tindakan pondidieawk2" Untuk menghadapi berbagai masaleh dan isu digunakan adaleye perkuliahan sehari-hari, S000 poe atau Classroom Frees Tindakan Kelas ion Research. cba Dipindai dengan CamScanner METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS Pengaruh Aliran Postmodernisme Tidak dapat dipungkiri, bahwa para peneliti kualitatif banyak yang terpengaruh oleh aliran pascamodern (postmodernism), yang menghendaki pendekatan inkuiri yang menolak upaya- upaya ilmiah dari kemapanan penelitian profesional yang cenderung berstruktur kekuasaan (Gall, Gall, dan Borg, 2003:476). Penelitian demikian disebut juga sebagai penelitian pascapositifistik, untuk membedakannya dengan penelitian yang memakai alur pikir hipotetik-deduktif-verifikatif. Isu mengenai postmodernisme sudah duapuluh tahun lebih menjadi perdebatan kontroversial di kalangan cendekiawan, ter- utama di Barat. Adapun yang dimaksud dengan aliran pasca- modern atau postmodernism atau postmodernisme ialah merujuk pada gerakan estetik yang berkembang pada tahun 1980-an di kalangan berbagai disiplin ilmu seperti arsitektur, sastra, seni, sosiologi, mode/fashion, dan teknologi (http:// www.colorado.edu/ English /Klages | pomo.html). Pada waktu itu, _di kalangan cendekiawan Perancis terbit karya Jean-Francois Lyotard yang berjudul Postmodern Condition (1979), yang isinya mengkritik landasan keilmuan yang holistik, dasar-dasar dari kenyataan kebenaran secara metafisik, dan terhadap teori-teori besar (grand narratives /grand theories) yang dijadikan ukuran pembenaran kenyataan tersebut (http://www. press.jhu.edu/ hopkins-guide-to literary-theory/ postmodernism. html) Secara sederhana, gerakan ini menunjuk kepada aliran berpikir yang berkembang sesudah periode modernisme. Agar lebih jelas, dalam konteks sejarah, aliran modernisme sendiri berkembang pada zaman Pencerahan atau pada abad ke-18 (curang lebih tahun 1750), dan dilandasi di bidang keilmuan aeneen rasio, atau rasionalitas sebagai bentuk tertinggi dalam gsi mental yang ditandai dengan objektivitas. Pengetahuan yang dicapai melalui sains menghasilkan keby i : en: es dunia, dan kebe: Sabin al a Dipindai dengan CamScanner pengertian THHOARAS KELAS Dj Jen pohek, sliran pascamodemn berpendapat, ahi kebenaran dan siternatif 1a8 eng mengkritik iklim keilme al Barat, dengan menear, ven dengan pandangan baru (MeGox, aj go internet D hlm.3, 1997), Apahil arn merupakan bentuk Aer amode erode akhir abad ke-20 terhady seni dengan konteks sosial, aateed . dengan pelestarian dan perubahan am keruntuhan landasan berpikir ‘a vis bentuk kritik terhadap status wh dalam tradisi Barat yang diutarakan oleh Sagjemuken yang tumb' ‘n terhadap perbedaan yang vertanvaan, babkan konflik. hila dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, aliran ‘randai oleh kapitalisme pasar, sedans a WHandai oleh mesin yang didorons oleh ngernisme ditandai oleh kapitalisme mengandalkan tenaga listrik. saikhae oleh proses pembakaran di dalam oe uation). Postmodernisme ditandai oleh perekonomian glo- bel dengan perusabasn snultinasional dan Kapitalisme Konsw mer, dengan teknologi listrik dan tenage nuklir. ‘Apa yang digugat oleh para peneliti aliran pascamodere ateu penelitian pascapositifistik (postpositivism) terhadap frodid penelitian positivistik antara lain jalab: « Kecenderungannya yang deterministik. + Rocndermagan mereduksi, termasuk fenome®s kema- nusiaan yang harus tunduk kepada satu perangkat dalil stan teori saja. * Pengarah peneliti sangat menentukan, seperti tampak dslam definisi permasalahan. snstrumentasi, pengumpulan data dan analisisnya, serta manfaat basil penelitian, dengan . mengesampingkan hak-hak responden- sen peetienl pala 2 Gongan perspektif Iuar (yang coe er aeaguenrnean oo Sa dann son Gaba, 19852427). f dalam (yang sui" bidang teknologi temaga Uap; sedang Mm monopoli denge2 te! den motor yeng dig Dipindai dengan CamScanner METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS Penelitian yang mengacu pada aliran postmodernisme menolak teori-teori besar (grand narratives), lebih menyukai “mini-narratives” (Klages, 2003), yang menjelaskan praktek- praktek terbatas atau peristiwa lokal (ingat pemeo “think glo- bally, act locally”), yang bersifat situasional, profesional, temporer, dan kondisional; serta tidak berpretensi ke arah gencralisasi, kebenaran universal, atau stabilitas. Postmodernisme berargumen, bahwa ilmu pengetahuan atau knowledge adalah suatu wacana yang menggambarkan berbagai kumpulan kata-kata dan citra yang berguna bagi budaya tertentu, serta dikembangkan dengan bahasa dan sumber-sumber yang penuh makna dalam budaya tersebut; sehingga budaya-budaya yang berbeda dapat melihat dan menampilkan wacana dengan cara-cara yang berbeda pula. Apabila dilanjutkan, maka pandangan dari sebuah budaya tertentu tentang dunia yang dianggapnya sebagai suatu kebenaran universal, menggambarkan asumsi-asumsi politile yang ambisius dari pendukung kebudayaan tersebut di atas; dan sebagai akibatnya penelitian-penelitian yang mengacu kepada pola pandang itu cenderung memaksakan kultur Barat, dan kurang memperhatikan budaya-budaya setempat (Lemke, makalah internet, him. 3, 1994). Karena perkembangan awal postmodernisme terjadi di bidang-bidang bahasa dan sastra, maka secara epistemologis, penclitian-penelitian mereka merujuk kepada pendekatan- pendekatan fenomenologi dan semiotik karena konstruk kebermaknaan yang mereka utamakan dalam kedua motode itu sangat kuat dan kaya. Dengan uraian tentang postmodernisme di atas, maka diharapkan dapat dipahami pengaruh-pengaruh yang masuk ke dalam pola pikir yang melatarbelakangi perkembangan model penelitian tindakan kelas. Tradisi Penelitian Kualitatif Yang dimaksud dengan tradisi penelitian ialah, apabila sekelompok ilmuwan sepakat dalam hal hakikat universal dari pertanyaan atau permasalahan sah (legitimate) ya ds dikaji, berikut teknik-tekniknya untuk mencari penyélorsize (Jacob dalam Gall, Gall, dan Borg, 2008:476). Sedangkan 7 y Dipindai dengan CamScanner Ne ss PERELITIAN TEMDARAW RELag Ovesveett C1908: 18) meniabarkan, dah: @daladh sebuah proses inkuiri Yang me salah sosial dan Kemanusiaan dengan tradisi metedolag * ology derbeds, Ponelitd meathangun sebuah sambaran yang koa an hollsnh, menganalisis Ratackata, Melaporkan “eke SBRH SHIN para iathrman, dan keseluruhan stud terlange dalam Ratar situast yang alantialAwaiar (natured setting), “~ Sedgat contol dikentukakan tradisi penelitian sass perkatian para ilmuwannya terfokus kepada hakikay Rebdadayaan dan fungsinya, telah mengemban, a, tel KAN metodo. metede tertentu dalam inkuiri mereka, Penelitian mereka, welsh menghasilkan batang tubuh (ody of knowledge) mengenaj derbagai aspek Kebudayaan, termasuk ke dalamnya budaya seBelsh dan peranan pendidikan dalam berbagai kebudayaan ¢ Guia. Para penelitinya mempunyai perhatian yang sama dalan Snomena tertentu, metode-motode investigasinya, serta dalam Perangkat Konsep dan teorinya, Rarens penelitian dan Kegiatan ilmiah merupakan ke- . aka para peneliti yang bekerja dalam jan dipengaruhi oleh pekerjaan peneliti isinnys, dan terjadi silang fertilisasi dari berbagai_pengaruh. Ferebshan dan transformasi torjadi tidak hanya dalam cakupea paradisma filosofis dan akademik, melainkan juga dalam ‘Sseteks social yang lebih Tuas tentang bagaimana upaya ilmiah SBi dilekukan. Adakalanya juga para peneliti dari tradisi ian Yang sama mempunyai perbedaan pendapat tentang ‘See& episcemologis atau aspek penelitian lsinnya, karenanys sper Ya pare peneliti akan sali mengisi dalam mereview Saw et peakan Kajian penelitian. Berikut ini adalah bagan tradisi penelits eta Eixvestignee ‘San kualitatif berdasarkan fenomena yang & Penelitian kyoy Hyelidile Tatty otniograts, ‘is Dipindai dengan CamScanner N METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGAN 1 ie Tradist Penolitian |. Investigasi Pengalaman Hidup 1. Psikologi Kognitif 2. Riwayat hidup 3. Fenomenografi Fenomenolog! 1. Kajian kebudayaan dan teoti kris Peneliian Tindakan Emansipatoris Etnografi 2. 4. Etnometadologi 8. Struktur analisis, 6. __Interaksi simbolik Ul Investigasi Bahasa & Komunikasi 1, Analisis Isi Etnografis, 2. EtnografiKomunikasi 3. Etnosains 4. Hermeneutk 5. Analisis naratit 6 Semiotic 7. Strukturalisme dan post- struralisme : |. Investigasi Masyarakat & Kebudayaan Mengkaji | ‘Struktur dan proses mental individu dalam berbagai situasi . Pengalaman hidup seseorang berdasarkan persepsinya . Konseptualisasi seseorang tentang Kenyataan seperti tampaknya bagi Hubungan kekuasaan dalam sebuah Upaya refieks! diri para praktisi untuk meningkatkan kinerjanya Karekteristk pola dan penampilan |. Aturan-aturan yang menjadi pegangan interaksi sosial sehari-hari 9. Struktur logis dari kejadian peristiwa . Pengaruh interaksi sosial terhadap struktur sosial dan identifkasi diri |. Isi dokumen dalam perspeksitf kultural 2. Bagaimana anggota kelompok suatu ‘budaya menggunakan pidato dalam kehidupan sosiainya ‘Sistem semantik dalam suatu !. Proses untuk memahami makna .Penyajian dan penjelasan yang terorganisasi dari pengalaman Makna dari tanda atau simbol Propert sistemik dan fenomena iainnya a a | dari bahasa, teks, Dipindai dengan CamScanner PENELITIAN TINDAKAN KELAS Dari bagan tersebut, jelaslah bahwa posisi penclitian tindakan emansipatoris berada dalam tradisi penelitian kualitatif, dan selanjutnya bahasan secara mendetail akan dilakukan pada tahapan berikutnya. Desain kualitatif yang ditampilkan dalam paradigma kuali tatif berbeda dengan desain paradigma kuantitatif. Paradigma (Kuhn, 1970) yang banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial kemanusiaan adalah cara untuk memahami fenomena, Paradigma menyajikan sebuah pandangan dunia, asumsi. asumsi tentang dunia sosial, bagaimana telaah ilmiah harus dilakukan, apa yang termasuk masalah dan kriteria pem- buktian. Jadi paradigma mencakup baik teori dan metode (Creswell, 1994:1). Dalam paradigma kualitatif, asumsi-asumsi ontologi menunjukkan bahwa kenyataan seperti yang dilihat oleh para peserta penelitian adalah subjektif dan majemuk; sedang secara epistemologi, para peneliti berinteraksi dengan yang diteliti; secara aksiologi sangat berbobot nilai, dan bias. Bahasa yang digunakan dalam penelitian sifatnya informal, dengan suara yang bersifat pribadi, kata-kata yang digunakan ber- karakteristik kualitatif, berkembang ke arah kesimpulan dan keputusan. Proses yang berlangsung dalam prosedur kualitatif memakai metode induktif, memunculkan desain (emerging de- sign), kategori yang dipakai sebagai kriteria diidentifikasi selama proses berlangsung. Sedangkan pola atau teori dikem- bangkan untuk tercapainya pemahaman dalam tataran ver- stehen. Akurasi dan derajat keterpercayaan penelitian kuali- tatif dilakukan dengan berbagai cara verifikasi. Borikut adalah rangkuman dari karakteristike penelitian kualitat dan 1. Penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah, tempat kejadian dan perilaku manusia berlangsung. , 2. Penelitian kualitatif berbeda asumsi-asumsinya dengan desain kuantitatif, teori atau hipotesis tidak secara apriori diharuskan. 3. Poneliti adalah instramen utama penelitian dalam pengum- pulan data. 4, Data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dalam kata-kata, 6, Fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipan, 10 re Dipindai dengan CamScanner WETODE PENCKITIAN TINDAKAN RELAS 8. am pemahaman idiografis, perhatian kepada Ja mombuat generalisasi. S& Memuneutkan desain, poneliti mencoba merekonstruksikan at dan pemahaman dengan sumber data manusia, a cit knowledge (intuitive and felt Hifi karena ri majemuknya kenyataan. 10. n dijunjung tinggi, namun arena derajat keterpereayaan didapat ar koherensi, Apa yang Disebut Penelitian Tindakan Kelas? 3 pi guru pada waktu i atau cara penyelesaia as dalam berbagai telaah 1 penelitian berbentuk , bahkan disertasi, Akan . lagi mengapli- sikannya dalam pembelajaran s hari, terutama karena nya, guru tidak terlalu memahami lat analisis penelitian ponelitis artikel te i, yang dijadi tersebut. Apa yang mereka butuhkan adalah penelitian pendidikan yang membatasi kegunaannya kepada kebutuhan ari, 3 pat dimanfaatkan guru yang ingin memper- iki kinerjan M untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru dapat menggumakan penelitian kelas, Pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah peneli- ng mengkombinasikan prosedur penelitian dengan mn substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu us orang untuk memahami vang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses dan perubahan (Hopkins, 1993:44). Rapoport (1970, dalam Hop! 1993) mengartikan pene- litian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam i Dipindai dengan CamScanner PENELITIAN TINDAKAN KELag mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapj dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmy Sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. 3 Sedangkan Kemmis (1983) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakuken secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksana. nya kegiatan praktek ini. Ebbutt (1985, dalam Hopkins, 1993) mengemukakan peneli- tian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, ber- dasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan- tindakan tersebut. Sedangkan Elliott (1991) melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. Penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey (1933) mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan ke- yakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikir- cee eeeepelan dan akibat-akibatnya ke mana pengetahuan itu ao tuys Reserta didik (Dewey dalam Thornton, 1994:5). oo dalam Pendidikan IPS tanpa berpikir reflektif kan pengetahae sree Mengajar dengan hanya menyampai- hafalan saja berupa sejumlah informasi sm teidan hart el one lupan sehari-hari pese: : Barings ean tindakan reflektif guru dalam praktek sehari- Dulan, dan untuk es eeP¥ak melakukan pengambilan kesim. bereksperimen aa kesimpulan yang benar itu ia perly nyuruhnya ia bend melakukan tes. Logika pertumbuhan _me- Melaluj Pengam, irkan saran-saran perbaikan, mengujinya ‘stan objek dan peristiwa, mengambil kesim. | 12 | | Se Hl Dipindai dengan CamScanner KELAS METODE PENELITIAN TINDAKAN pulan, mencobanya dalam tindakan, yang Urea see re handalan perbaikan itu, atau menyambut ;perbaikan, att m nolaknya sama sekali (Dewey, 1933 ae athison, eee Secara ringkas, penelitian tindakan elas Leaner sekelompok guru dapat mengorganisasikan ondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar deri pengalam mua iri Bi diri, Mereka dapat mencobakan suatu gagas dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas i j litian Untuk lebih menjelaskan pemahaman tentang pene tindakan kelas, berikut ini disajikan beberapa contoh dalam melakukan kegiatan tersebut. 1. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Cooperative Learning (2001) Penelitinya adalah K.R., seorang pendidik di Lembaga Pen- didikan Guru setempat, yang ingin memperkenalkan penelitian kelas dan metode pembelajaran kooperatif dilam IPS kepada guru SD Kelas V di kota itu yang menjadi mitra dalam penelitian ini. Mitra guru ini berpendidikan D-II PGSD, telah berpengalaman mengajar selama 12 tahun, dan telah mengikuti penataran untuk beberapa aspek men, di SD. Pada tahap orientasi, KR menemukan bahwa tit guru SD memberikan pelajaran IPS dengan cara o torik, yang sebagian besar waktu mengajarnyn dig untuk ceramah, memberikan informasi, d Hanya sebagian keeil waktu belajar meng kan untuk kegiatan siswa, itu pun hanya dan melaksanakan evaluasi. Maka d. dilakukan berikutnya KR menawark “cooperative learning process” ke: dicoba. Setelah KR memberik, ntang bagaimana pemboln ; kal aeh neu fijunn el , i Rsoperatit itu dilaksana- mencobanya. Kepint an Diy mitre bersedia untuk Toe qeeettan tindakan yang dilakutan dalam empat si e enyaji mi pat siklus dengan Penyaji mitra Ruru dan dengan KR L sposi- unakan aan menjelaskan, ajar yang diguna. dalam diskusi yang 40 model_pembolajaran Pada mitranya untuk an penjelasan dan arahan iN) Dipindai dengan CamScanner PENELITIAN TINDAKAN KELAS sebagai pengamat, menghasilkan peningkatan kinerja guru dalam memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik dengan kemampuan untuk membagi kelas dalam kelompok kerja dan diskusi, membagikan tugas kelompok, memimpin dan melakukan fungsi fasilitator dan mediator dalam diskusi kelompok dan kelas, melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Sedangkan pada pihak siswa, terjadi peningkatan belajar dalam pentuk kelompok dan bukan hanya bentuk belajar individual, kerjasama, membuat dan melaksanakan tugas, berpartisipasi dalam diskusi kelom- pok dan kelas dengan mengemukakan pendapat dan bertanya, serta belajar menghargai pendapat siswa lain. Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan ini berasal dari observasi KR, catatan lapangannya, wawancara dengan siswa, mitra guru, guru lain‘dan kepala sekolah, serta nilai-nilai yang dicapai siswa pbaik dalam proses pembelajaran maupun dalam hasil belajar akhir (dengan patas kelulusan 7,5 menunjukkan kenaikan prestasi antara 53,03% sampai 73,45%). Yang lebih berarti, di samping hasil belajar, ialah meningkatnya keterampilan sosial siswa yan8 mendorong aktifitas belajar dengan lebih berani bertany@ ee siswa. KR Re ce smehateiea neta uel Sen anl ieee untuk menyebarluaskan model pembelajaran kooperatif ini kepad: ¢ dan kepada lembaga pendidikan astecapae kepala sekolah 2. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu (Mod IPS SD dengan Tema Transportasi delaras Tehidoee sous). ER adalah seorang kepala sekolah SD di pantai. Ia mompunyai rasa tanggung eae ee be wh yang dipimpinnya, para guru, agar mereka een a “Iengajarnya dengan baik. Ia melihat, bahwa k, kan et nuns guru dan orangtua murid untuk berhasi] ‘age ian dengan NEM yang tinggi, guru cenderung men alam pig as ai Kepada penguasaan bahay Jka" valc-banyaknya, dan karenanya metode ceramahlah ~¢22* paling banyak dilakukan guru, terutama di kelas VP ane ingin agar guru mulai mengubah kecenderungan pack ‘ya 14 Dipindai dengan CamScanner METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS menggunakan metode ceramah di kelas, dengan meng- gunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Karena SD, para siswa berada pada rentangan usia antara 6 sampai 12 tahun, maka pembelajaran harus menyebuaikan diri dengan perkembangan usia, kemampuan fisik, intelek- tual dan emosional anak agar mencapai hasil belajar yang memuaskan. Pada usia itu, anak cenderung melihat dunia secara utuh, dan tidak parsial; melihat realitas secara kongkrit dan belum abstrak. Untuk merujuk kepada konsep-konsep belajar seperti itu, maka ER tergugah untuk memeriksa apakah pembelajaran terpadu sudah dilaksana- kan oleh para guru di SD yang dipimpinnya atau belum/ tidak. Maka direncanakanlah oleh ER untuk mencoba model pembelajaran “integrated learning process” dengan menga- jak seorang guru kelas IV untuk menyajikannya. Guru yang menjadi mitra dalam penelitian tindakan kelas ini mem- punyai latar belakang pendidikan D-II/PGSD dengan pengalaman mengajar selama 18 tahun. Ia juga telah mengikuti berbagai penataran untuk mengajarkan IPA, IPS, CBSA, dan pengembangan kurikulum. Ia juga ingin melihat bagaimana pembelajaran terpadu itu sebenarnya harus dilakukan, jadi ia antusias untuk mencobanya. Sedangkan siswa kelas IVA yang menjadi subjek penelitian berjumlah 45 orang yang sudah dikelompokkan dalam gender, prestasi akademis, dan status sosial ekonomi orangtuat Pada tahap perencanaan, dengan berdiskusi ER mem- persiapkan mitra guru untuk memahami model pem- belajaran ini beserta perlengkapannya berupa bagan-bagan dan cara bagaimana keterpaduan topik IPS mengenai transportasi dijalinkan dengan IPA, Matematika, Bahacs In, donesia, PKN, dan KTK dalam bentuk bagan jain ee laba. Pada tahap pelaksanaan, mitra ee . 2 ? guru masih i hadapi kesulitan dalam menerapkan bagan terhaisp oe dan terlalu terpaku kepada keterampilen ponent? topik, Pengembangan konsep, sehingga pada dimmer ® (atipada yang dilakukan ER dengan mitra iskusi dan analisis dilihat kembali bagian-bagian ae setelah pelaksanaan i ss i 4 ma: : emudian ditampilkan lagi pada siklus be a oe untuk Dipindai dengan CamScanner tos PENELITIAN TINDAKAN KELAS model pembelajaran terpadu (webbed) atau jari aoa chan kontribuei posilif terhadas ne oteh kualitas pembelajaran, karena guru tidak hentai mentingkan produk belajar saja melainkan berorientay nt kepada proses belajar siswa. Kecuali terjadi peningkats hacil belajar siswa torcapai juga hasil “nurturant'ay, seperti keberanian bertanya dan kreativitas siswa, sans suasana kelas yang lebih menunjukkan gairah belajar. . “Conflict Resolution” dalam Pembelajaran Sejarah sebagsi _ sama, dan mengambil 16 Sarana Pengembangan Kesadaran Sejarah Siswa (2004). HI adalah seorang guru di sebuah SMA swasta, ia juga masih menempuh studi pada Program Pascasarjana UPI. Untuk penelitian akhirnya ia mengembangkan sebuah penelitian tindakan kelas dengan tema resolusi konflik dalam pembelajaran sejarah di sebuah SMA negeri dengan bantuan mitra guru yang mengajar di sekolah tersebut. HI melihat bahwa dengan karakteristik masyarakat bangsa In- donesia yang pluralistik, kebutuhan akan kemampuan menghadapi dan mengelola konflik merupakan suatt Tebarusan. Karena itu pendekatan resolusi konflik dalam pembelajaran sejarah akan memberikan beberaps. kemam puan kepada peserta didik, seperti kesadaran akan per Pedaan dag menerimanya sebagai sesuatu yang wajar, serla menanamkan rasa empati dan toleransi yang diperlukan dalam pergaulan antaranggota masyarakat yang multi- Kulewal Dalam proses pembelajaran dengan pendekatat eee onflik, siswa juga belajar berbagai keterampilan sosial seperti keterampilan mengelola emosi, keterampilan berkomunikasi, melakukan mediasi dan negosiasi, bekerj# | keputusan. Dengan berbagai pema g dikembangkan dalam pende- katan resolusi melalui pembelajaran sejarah, HI berharap para siswa yang tergolong remaja dan rawan terhadap Pituasi konflik akan mengembangkan kepribadian yang mampu menerima perbedaan, mamPU mencegah terjadinya denfife gecara terbuka, den mampu menyelesaican lethal yang dihadapi dalam lingkungan kehidupo” sehari-harinya, yore oh melakukan oriontasi untuk mengena! lingkungan ds Dipindai dengan CamScanner haman dan keterampilan yam METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS dan suasana belajar di kelas, HI bersama mitra guru mulai merancang pembelajaran sejarah yang mengandung tindak- an resolusi konflik dengan melakukan persiapan-persiapan seperti menyusun skenario pembelajaran dengan langkah- langkah yang perlu diambil, menyediakan fasilitas pendu- kung pembelajaran, menyediakan alat-alat observasi, dan memikirkan bentuk evaluasi proses atau produk belajar untuk siswa. Dari hasil observasi siklus-siklus awal terlihat beberapa kondisi yang tidak begitu kondusif untuk belajar sejarah, antara lain karena kelas terlalu besar dengan jumlah siswa sebanyak 47 orang, disiplin para siswa rendah, perhatian | dan minat belajar sejarah kurang karena siswa menganggap tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka sehari- hari, bahkan merupakan beban karena harus banyak membaca. HI berharap dapat mengubah kondisi ini dengan memasukkan variasi model pembelajaran sejarah, antara lain memulai pembelajaran dengan entry behavior yang bertitik tolak dari konsep siswa, memperbanyak tanya jawab dengan siswa, menyelenggarakan diskusi dalam bentuk kelompok atau kelas, belajar berkelompok, dan mengembangkan suasana kelas yang demokratis. Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam enam siklus ini berkesimpulan, bahwa pendekatan resolusi konflik dalam pembelajaran sejarah berhasil melatih guru untuk melakukan berbagai variasi dalam strategi belajar mengajarnya, melatih dirinya untuk melakukan peran sebagai fasilitator, mediator, dan evaluator dalam proses pembelajaran yang berhasil membangun suasana kelas yang demokratis. Sedangkan pada pihak siswa, terjadi perubahan pandangan siswa terhadap pelajaran sejarah yang melalui model-model pembelajaran yang berbeda mereka mulai memainkan peranan yang lebih aktif, melihat adanya hubungan antara pelajaran masa lalu dengan kehidupan mereka sendiri, dan bahwa dengan memiliki berbagai keterampilan dalam mengahadapi konflik di antaranya mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan, Para siswa harus mengembangkan kemai iki kritis mereka terlebih dahulu. mete ake om 17 Dipindai dengan CamScanner PENELITIAN TINDAKAN KELAS Rangkuman : Dalam bab ini dibahas tentang penelitian kelas, penelitian emansipatoris tindakan, penclitian tindakan Kelas atau class. room action research. Dijelaskan juga tentang pengaruh aliran postmodernisme, yang berpandangan bahwa pengetahuan h wacana yang menggambarkan citra yang berguna bagi | aya terteniu, dan dikembangkan dengan bahasa dan hatikan emic. eee Tradisi penelitian kualitatif dalam bentuk paradigmatik mengembangkan dan menghasilkan batang tubuh pengetahuan (body of knowledge) kebudayaan dan kemanusiaan, yang aan bersifat subjektif dan majemuk, berbobot nilai dan bias, berpr es induktif dan memunculkan desain (emerged de- sign) yang derajat keterpercayaannya dapat. diverifikasi. Beberapa definisi Penelitian Tindakan Kelas, antara lain dari Rapoport, Kemmis dan Ebbutt, serta contoh-contoh Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk sinopsis tesis patut disimak, Dijelaskan pula makn: refleksi, waktu guru selalu memikirkan kebutuhan perbaikan dalam kinerjanya, dan kegunaan perbaikan dengan menela: peserta didik. a refleksi diri dan kegiatan perubahan yang menuju ah manfaat d prosedural mengesampingkan responden, dan kurang memper- lan dampaknya ‘bagi Tes Formatif untuk Kegiatan Belajar Bab 1 Untuk mengecek kembali apakah pembae, kajian yang dibahas dalam Bab 1, cobalal ‘@ sudah memahami bawah ini. th jawab sale 1 Berikut ini adalah bent iti kualitatif, kecuali ... eh paneling. 9 A. Penelitian emansipatoris tindakan B. Penelitian etnografis C. Penelitian fenomenologis D. Penelitian eksperimen “ng tergolong 18 in Dipindai dengan CamScanner METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS . Penelitian emansipatoris tindakan sehari-hari biasa juga disebut ... ‘A. Educational research B. Classroom action research C. Critical Ethnography D. Transcendental fenomenology . Pelopor pemikiran aliran postmodernisme adalah .... A. Francis Bacon B. Rene Descartes C. Jean-Francois Lyotard D. Jean-Jacques Rousseau _ Aliran postmodernisme ini mulai berkembang pada masa ... A. Revolusi Perancis : _ B. Revolusi Industri C. Pasca Renaissance D. Pasca Modernisme . Postmodernisme sebagai gerakan estetika serentak mere- bak pada disiplin-disiplin ilmu seperti... A. Bahasa, seni, arsitektur, mode/fashion B. Bahasa, seni dan fisika C. Bahasa, antropologi, dan kimia D. Bahasa, sosiologi, dan fisika . Inkuiri yang mengacu pada aliran postmodernisme memi- liki karakter... A. Menghasilkan kebenaran universal B. Rasio yang menentukan kebenaran C. Paradigma yang objektif dan netral D. Menolak “grand theories” . Postmodernisme menggugat penelitian positifistik sebagai hecuali F A. Kecenderungan deterministik B. Kecenderungan emic, perspektif dal: C. Kecenderungan mereduksi am babel D. Kecenderungan status quo 19 Dipindai dengan CamScanner PENELITIAN TINDAKAN KELAS fg. Sedangkan paradigma kualitatif, secara aksiologin cn, derung «.. A. Menganut kebenaran tunggal B. Kondisi bebas nilai C. Kondisi berbobot nilai D. Kondisi tidak bias. 9, Menurut Dewey, refleksi adalah kegiatan borpikir guru dosen yang «.. A. Mengambil keputusan den; Mempertimbangkan keun! gan cepat tungan dan kerugiannya bagi B. siswa C. Memberikan dukungan dan hukuman D. Mempertimbangkan manfaat dan mudaratnya bagi sekolah/lembaga jitian tindakan kelas adalah... 10. Menurut Ebbutt, peneli dari upaya perbaikan praktek pen- . Kajian sistematik didikan B. Inkuiri reflektif secara kemiti tertentu C. Usaha untuk memahami apa yang sedang terjadi D. Mengatasi persoalan darurat secara praktis. > raan mengenai situsi sosial Kunci Jawaban Tes Formatif Bab 1 1.D 2.B 3.C 4.D 6.cA 6.D 7B 8.C 9B 10. A. Bacaan Lanjutan a Gall, Meredith D., Gall, Joyce P., and Borg, Walt Educational R ih TALE & atin be, Educational esearch.7 Ed. Boston: Allyn & Bacon. Pp. Hopkins, David. 1993. A Teacher's Guide to Classr : search. Philadelphia: Open University Press. Pp. 39-64. sve Lincoln, Yvonna,S. and Guba, Egon G. 1986. Naturalistic 1, quiry. Beverly Hills: Sage Publ. pp. 14-30 pe Mathison, Sandra, 1994, “Critical Reflection on Classroom Prac. iil Dipindai dengan CamScanner 20 METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS i vestigative Activity.” In Ross, Wayne ice: Teaching As an Investigative Activity.” In Ross, Way BEd. Reflective Practice in Social Studies. Washington, DC.: NCSS Bulletin No. 8. a / Zuber-Skerritt, Ortrun. 1992. New Directions in Action Re- search. London: The Falmer Press. Ch. 12 .Pp.199-233. Bahan dari Internet http://www.colorado.edu/English/Eng12012Klages/pomo.html (28/03/04) on http://academic. Brooklyn.cuny.edu/education/jlemke/papers jsalt.html (28/03/04) http.//www. georgetown.edu/irvinemj/technoculture/pomo. html. (28/03/04) Tesis Iman, Hasan. 2004. Integrasi Conflict Resolution dalam Pem- belajaran Sejarah Sebagai Sarana Pengembangan Kesa- daran Sejarah Siswa. Bandung: PPS UPI. Bab III, Bab IV. Roharyati, Eroh. 2003. Penerapan Model Pembelajaran terpadu Model Webbed) Dalam Pembelajaran IPS Sekolah Dasar dengan Tema Transportasi Dalam Kehidupan. Bandung: PPS UPI. Bab III, Bab IV. Ruskandi, Kanda. 2001. Upaya Peningkatan Kualitas Pembela- Jaran IPS di Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Coopera- tive Learning. Bandung: PPS UPI. Bab III, Bab IV. Dipindai dengan CamScanner

You might also like