TINDAKAM KELAS
itiam TINDA
BAB 1
Penelitian Tindakan Kelas
Pengantar
Apa yang disebut penelitian tindakan kelas (PTK)? Apa
sumbangannya bagi perbaikan pendidikan? Pertanyaan-
pertanyaan ini dibahas dalam bab ini, demikian juga pandangan
mutakhir dari aliran baru dalam filsafat ilmu yang menjadi
pembuka bagi model pénelitian mengenai berbagai fenomena
sosial dan kemanusiaan, termasuk pendidikan.
Tujuan
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, diharapkan pembaca
termasuk guru/dosen mengetahui dan memahami:
Penggunaan istilah penelitian tindakan kelas.
Pengeruh postmodernisme terhadap penelitian tindakan
elas,
Tradisi penelitian kualitatif.
Penjabaran istilah atau definisi Penelitian Tindakan Kelas
Beberapa contoh Penelitian Tindakan Kelas
Dipindai dengan CamScannerpENELITIAN TINDAKAN KELAS
Awal Perkembangan Penelitian ee Kelas
tian kualitatif akhir-akhir ini berkembang dengan
eta eee kajian permasalahan kemanusiaan, Metedet
metode, teori-teori, ataupun hasil-hasil Penelitian telah
terakumulasi sehingga membentuk tradisi penelitian yang
seta dengan yang selama ini dilakukan. Penelitian kualite
pr bidang pendidikan berakar pada banyak disiplin ilmy,
termasuk ke dalamnya penelitian-penelitian yang dilakukan
pada ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi,
Btau sejarah; juga pada humaniora seperti sastra, filsafat,
ataupun seni; serta pada kajian-kajian interdisipliner lainnya,
Sebagai contoh,etnografi berasal dari antropologi, teorj
grounded dari sosiologi, dan biografi dari sejarah; selanjutnya
berkembang menjadi cabang-cabang spesialisasi seperti etno- |
grafi kritis atau fenomenologi transendental (Creswell, 1998:3).
Salah satu bentuk kajian inkuiri yang termasuk kualitatif
adalah penelitian emansipatoris tindakan (emancipatory action
research) (Gall, Gall dan Borg; 2003: 477), yang merupakan
studi mikro untuk membangun ekspresi kongkrit dan praktis
aspirasi perubahan di dunia sosial (atau pendidikan) untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para praktisi-
nya (Kemmis, dalam Supriadi; 1998).
Penelitian emansipatoris tindakan ini, yang pemakaian atau
penamaannya berbeda-beda, seperti penelitian kelas (classroom
research) karena penelitian untuk perubahan perbaikan itu |
dilakukan di ruang kelas (Hopkins, 1993:1). Namun Hopkins |
sendiri kemudian memakai istilah classroom research in action
atau classroom action research pada saat penelitian itu
memasuki tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan, dengan
jasan bahwa istilah penelitian kelas mengingatkan kepada
penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan (edu-
cational researchers) dengan menjadikan guru dan siswa
set agai objek penelitian yang berada di luar orbit kehidupan
(Keune Hopkins, 1993:8). Istilah educational action research
anuimis, 1993) dipakai juga untuk jenis penelitian tindakan
pondidieawk2" Untuk menghadapi berbagai masaleh dan isu
digunakan adaleye perkuliahan sehari-hari, S000 poe
atau Classroom Frees Tindakan Kelas
ion Research.
cba
Dipindai dengan CamScannerMETODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Pengaruh Aliran Postmodernisme
Tidak dapat dipungkiri, bahwa para peneliti kualitatif banyak
yang terpengaruh oleh aliran pascamodern (postmodernism),
yang menghendaki pendekatan inkuiri yang menolak upaya-
upaya ilmiah dari kemapanan penelitian profesional yang
cenderung berstruktur kekuasaan (Gall, Gall, dan Borg,
2003:476). Penelitian demikian disebut juga sebagai penelitian
pascapositifistik, untuk membedakannya dengan penelitian
yang memakai alur pikir hipotetik-deduktif-verifikatif.
Isu mengenai postmodernisme sudah duapuluh tahun lebih
menjadi perdebatan kontroversial di kalangan cendekiawan, ter-
utama di Barat. Adapun yang dimaksud dengan aliran pasca-
modern atau postmodernism atau postmodernisme ialah
merujuk pada gerakan estetik yang berkembang pada tahun
1980-an di kalangan berbagai disiplin ilmu seperti arsitektur,
sastra, seni, sosiologi, mode/fashion, dan teknologi (http://
www.colorado.edu/ English /Klages | pomo.html). Pada waktu itu,
_di kalangan cendekiawan Perancis terbit karya Jean-Francois
Lyotard yang berjudul Postmodern Condition (1979), yang isinya
mengkritik landasan keilmuan yang holistik, dasar-dasar dari
kenyataan kebenaran secara metafisik, dan terhadap teori-teori
besar (grand narratives /grand theories) yang dijadikan ukuran
pembenaran kenyataan tersebut (http://www. press.jhu.edu/
hopkins-guide-to literary-theory/ postmodernism. html)
Secara sederhana, gerakan ini menunjuk kepada aliran
berpikir yang berkembang sesudah periode modernisme. Agar
lebih jelas, dalam konteks sejarah, aliran modernisme sendiri
berkembang pada zaman Pencerahan atau pada abad ke-18
(curang lebih tahun 1750), dan dilandasi di bidang keilmuan
aeneen rasio, atau rasionalitas sebagai bentuk tertinggi dalam
gsi mental yang ditandai dengan objektivitas. Pengetahuan
yang dicapai melalui sains menghasilkan keby i
: en:
es dunia, dan kebe: Sabin
al
a
Dipindai dengan CamScannerpengertian THHOARAS KELAS
Dj Jen pohek, sliran pascamodemn berpendapat, ahi
kebenaran dan siternatif 1a8 eng mengkritik iklim keilme
al Barat, dengan menear,
ven dengan pandangan baru (MeGox, aj
go internet D hlm.3, 1997), Apahil
arn merupakan bentuk Aer
amode
erode akhir abad ke-20 terhady
seni dengan konteks sosial, aateed
. dengan pelestarian dan perubahan
am keruntuhan landasan berpikir
‘a vis bentuk kritik terhadap status
wh dalam tradisi Barat yang
diutarakan oleh
Sagjemuken yang tumb'
‘n terhadap perbedaan yang
vertanvaan, babkan konflik.
hila dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, aliran
‘randai oleh kapitalisme pasar, sedans a
WHandai oleh mesin yang didorons oleh
ngernisme ditandai oleh kapitalisme
mengandalkan tenaga listrik.
saikhae oleh proses pembakaran di dalam
oe uation). Postmodernisme ditandai oleh perekonomian glo-
bel dengan perusabasn snultinasional dan Kapitalisme Konsw
mer, dengan teknologi listrik dan tenage nuklir.
‘Apa yang digugat oleh para peneliti aliran pascamodere
ateu penelitian pascapositifistik (postpositivism) terhadap
frodid penelitian positivistik antara lain jalab:
« Kecenderungannya yang deterministik.
+ Rocndermagan mereduksi, termasuk fenome®s kema-
nusiaan yang harus tunduk kepada satu perangkat dalil
stan teori saja.
* Pengarah peneliti sangat menentukan, seperti tampak
dslam definisi permasalahan. snstrumentasi, pengumpulan
data dan analisisnya, serta manfaat basil penelitian, dengan
. mengesampingkan hak-hak responden-
sen peetienl pala 2 Gongan perspektif Iuar (yang
coe er aeaguenrnean oo Sa dann son
Gaba, 19852427). f dalam (yang sui"
bidang teknologi
temaga Uap; sedang Mm
monopoli denge2 te!
den motor yeng dig
Dipindai dengan CamScannerMETODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian yang mengacu pada aliran postmodernisme
menolak teori-teori besar (grand narratives), lebih menyukai
“mini-narratives” (Klages, 2003), yang menjelaskan praktek-
praktek terbatas atau peristiwa lokal (ingat pemeo “think glo-
bally, act locally”), yang bersifat situasional, profesional,
temporer, dan kondisional; serta tidak berpretensi ke arah
gencralisasi, kebenaran universal, atau stabilitas.
Postmodernisme berargumen, bahwa ilmu pengetahuan
atau knowledge adalah suatu wacana yang menggambarkan
berbagai kumpulan kata-kata dan citra yang berguna bagi
budaya tertentu, serta dikembangkan dengan bahasa dan
sumber-sumber yang penuh makna dalam budaya tersebut;
sehingga budaya-budaya yang berbeda dapat melihat dan
menampilkan wacana dengan cara-cara yang berbeda pula.
Apabila dilanjutkan, maka pandangan dari sebuah budaya
tertentu tentang dunia yang dianggapnya sebagai suatu
kebenaran universal, menggambarkan asumsi-asumsi politile
yang ambisius dari pendukung kebudayaan tersebut di atas;
dan sebagai akibatnya penelitian-penelitian yang mengacu
kepada pola pandang itu cenderung memaksakan kultur Barat,
dan kurang memperhatikan budaya-budaya setempat (Lemke,
makalah internet, him. 3, 1994).
Karena perkembangan awal postmodernisme terjadi di
bidang-bidang bahasa dan sastra, maka secara epistemologis,
penclitian-penelitian mereka merujuk kepada pendekatan-
pendekatan fenomenologi dan semiotik karena konstruk
kebermaknaan yang mereka utamakan dalam kedua motode itu
sangat kuat dan kaya.
Dengan uraian tentang postmodernisme di atas, maka
diharapkan dapat dipahami pengaruh-pengaruh yang masuk ke
dalam pola pikir yang melatarbelakangi perkembangan model
penelitian tindakan kelas.
Tradisi Penelitian Kualitatif
Yang dimaksud dengan tradisi penelitian ialah, apabila
sekelompok ilmuwan sepakat dalam hal hakikat universal dari
pertanyaan atau permasalahan sah (legitimate) ya ds
dikaji, berikut teknik-tekniknya untuk mencari penyélorsize
(Jacob dalam Gall, Gall, dan Borg, 2008:476). Sedangkan
7
y
Dipindai dengan CamScannerNe
ss
PERELITIAN TEMDARAW RELag
Ovesveett C1908: 18) meniabarkan, dah:
@daladh sebuah proses inkuiri Yang me
salah sosial dan Kemanusiaan dengan tradisi metedolag
* ology
derbeds, Ponelitd meathangun sebuah sambaran yang koa
an hollsnh, menganalisis Ratackata, Melaporkan “eke
SBRH SHIN para iathrman, dan keseluruhan stud terlange
dalam Ratar situast yang alantialAwaiar (natured setting), “~
Sedgat contol dikentukakan tradisi penelitian
sass perkatian para ilmuwannya terfokus kepada hakikay
Rebdadayaan dan fungsinya, telah mengemban,
a, tel KAN metodo.
metede tertentu dalam inkuiri mereka, Penelitian mereka,
welsh menghasilkan batang tubuh (ody of knowledge) mengenaj
derbagai aspek Kebudayaan, termasuk ke dalamnya budaya
seBelsh dan peranan pendidikan dalam berbagai kebudayaan ¢
Guia. Para penelitinya mempunyai perhatian yang sama dalan
Snomena tertentu, metode-motode investigasinya, serta dalam
Perangkat Konsep dan teorinya,
Rarens penelitian dan Kegiatan ilmiah merupakan ke-
. aka para peneliti yang bekerja dalam
jan dipengaruhi oleh pekerjaan peneliti
isinnys, dan terjadi silang fertilisasi dari berbagai_pengaruh.
Ferebshan dan transformasi torjadi tidak hanya dalam cakupea
paradisma filosofis dan akademik, melainkan juga dalam
‘Sseteks social yang lebih Tuas tentang bagaimana upaya ilmiah
SBi dilekukan. Adakalanya juga para peneliti dari tradisi
ian Yang sama mempunyai perbedaan pendapat tentang
‘See& episcemologis atau aspek penelitian lsinnya, karenanys
sper Ya pare peneliti akan sali mengisi dalam mereview
Saw et peakan Kajian penelitian. Berikut ini adalah bagan
tradisi penelits eta
Eixvestignee ‘San kualitatif berdasarkan fenomena yang
& Penelitian kyoy
Hyelidile Tatty
otniograts,
‘is
Dipindai dengan CamScannerN
METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BAGAN 1
ie Tradist Penolitian
|. Investigasi Pengalaman Hidup
1. Psikologi Kognitif
2. Riwayat hidup
3. Fenomenografi
Fenomenolog!
1. Kajian kebudayaan dan
teoti kris
Peneliian Tindakan
Emansipatoris
Etnografi
2.
4. Etnometadologi
8. Struktur analisis,
6. __Interaksi simbolik
Ul Investigasi Bahasa & Komunikasi
1, Analisis Isi Etnografis,
2. EtnografiKomunikasi
3. Etnosains
4. Hermeneutk
5. Analisis naratit
6 Semiotic
7. Strukturalisme dan post-
struralisme :
|. Investigasi Masyarakat & Kebudayaan
Mengkaji |
‘Struktur dan proses mental individu
dalam berbagai situasi
. Pengalaman hidup seseorang
berdasarkan persepsinya
. Konseptualisasi seseorang tentang
Kenyataan seperti tampaknya bagi
Hubungan kekuasaan dalam sebuah
Upaya refieks! diri para praktisi untuk
meningkatkan kinerjanya
Karekteristk pola dan penampilan
|. Aturan-aturan yang menjadi pegangan
interaksi sosial sehari-hari
9. Struktur logis dari kejadian peristiwa
. Pengaruh interaksi sosial terhadap
struktur sosial dan identifkasi diri
|. Isi dokumen dalam perspeksitf kultural
2. Bagaimana anggota kelompok suatu
‘budaya menggunakan pidato dalam
kehidupan sosiainya
‘Sistem semantik dalam suatu
!. Proses untuk memahami makna
.Penyajian dan penjelasan yang
terorganisasi dari pengalaman
Makna dari tanda atau simbol
Propert sistemik
dan fenomena iainnya
a a |
dari bahasa, teks,
Dipindai dengan CamScannerPENELITIAN TINDAKAN KELAS
Dari bagan tersebut, jelaslah bahwa posisi penclitian
tindakan emansipatoris berada dalam tradisi penelitian
kualitatif, dan selanjutnya bahasan secara mendetail akan
dilakukan pada tahapan berikutnya.
Desain kualitatif yang ditampilkan dalam paradigma kuali
tatif berbeda dengan desain paradigma kuantitatif. Paradigma
(Kuhn, 1970) yang banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial
kemanusiaan adalah cara untuk memahami fenomena,
Paradigma menyajikan sebuah pandangan dunia, asumsi.
asumsi tentang dunia sosial, bagaimana telaah ilmiah harus
dilakukan, apa yang termasuk masalah dan kriteria pem-
buktian. Jadi paradigma mencakup baik teori dan metode
(Creswell, 1994:1).
Dalam paradigma kualitatif, asumsi-asumsi ontologi
menunjukkan bahwa kenyataan seperti yang dilihat oleh para
peserta penelitian adalah subjektif dan majemuk; sedang
secara epistemologi, para peneliti berinteraksi dengan yang
diteliti; secara aksiologi sangat berbobot nilai, dan bias. Bahasa
yang digunakan dalam penelitian sifatnya informal, dengan
suara yang bersifat pribadi, kata-kata yang digunakan ber-
karakteristik kualitatif, berkembang ke arah kesimpulan dan
keputusan. Proses yang berlangsung dalam prosedur kualitatif
memakai metode induktif, memunculkan desain (emerging de-
sign), kategori yang dipakai sebagai kriteria diidentifikasi
selama proses berlangsung. Sedangkan pola atau teori dikem-
bangkan untuk tercapainya pemahaman dalam tataran ver-
stehen. Akurasi dan derajat keterpercayaan penelitian kuali-
tatif dilakukan dengan berbagai cara verifikasi.
Borikut adalah rangkuman dari karakteristike penelitian
kualitat
dan
1. Penelitian kualitatif berlangsung dalam latar alamiah,
tempat kejadian dan perilaku manusia berlangsung. ,
2. Penelitian kualitatif berbeda asumsi-asumsinya dengan
desain kuantitatif, teori atau hipotesis tidak secara apriori
diharuskan.
3. Poneliti adalah instramen utama penelitian dalam pengum-
pulan data.
4, Data yang dihasilkan bersifat deskriptif, dalam kata-kata,
6, Fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipan,
10 re
Dipindai dengan CamScannerWETODE PENCKITIAN TINDAKAN RELAS
8.
am pemahaman idiografis, perhatian kepada
Ja mombuat generalisasi.
S& Memuneutkan desain, poneliti mencoba merekonstruksikan
at dan pemahaman dengan sumber data manusia,
a cit knowledge (intuitive and felt
Hifi karena
ri majemuknya kenyataan.
10. n dijunjung tinggi, namun
arena derajat keterpereayaan didapat
ar koherensi,
Apa yang Disebut Penelitian Tindakan Kelas?
3 pi guru pada waktu i
atau cara penyelesaia
as dalam berbagai telaah
1 penelitian berbentuk
, bahkan disertasi, Akan
. lagi mengapli-
sikannya dalam pembelajaran s hari, terutama karena
nya, guru tidak terlalu memahami
lat analisis penelitian
ponelitis
artikel
te i,
yang dijadi
tersebut. Apa yang mereka butuhkan adalah penelitian
pendidikan yang membatasi kegunaannya kepada kebutuhan
ari, 3 pat dimanfaatkan guru yang ingin memper-
iki kinerjan
M untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru dapat
menggumakan penelitian kelas, Pengertian penelitian tindakan
kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah peneli-
ng mengkombinasikan prosedur penelitian dengan
mn substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inkuiri, atau suatu us orang untuk memahami
vang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses
dan perubahan (Hopkins, 1993:44).
Rapoport (1970, dalam Hop! 1993) mengartikan pene-
litian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam
i
Dipindai dengan CamScannerPENELITIAN TINDAKAN KELag
mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapj dalam
situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmy Sosial
dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati
bersama. 3
Sedangkan Kemmis (1983) menjelaskan bahwa penelitian
tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakuken
secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk
pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan
dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b)
pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek
pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksana.
nya kegiatan praktek ini.
Ebbutt (1985, dalam Hopkins, 1993) mengemukakan peneli-
tian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan
pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan
melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, ber-
dasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-
tindakan tersebut. Sedangkan Elliott (1991) melihat penelitian
tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan
kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi
sosial tersebut.
Penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan
reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey (1933)
mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan
sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala
bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan ke-
yakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikir-
cee eeeepelan dan akibat-akibatnya ke mana pengetahuan itu
ao tuys Reserta didik (Dewey dalam Thornton, 1994:5).
oo dalam Pendidikan IPS tanpa berpikir reflektif
kan pengetahae sree Mengajar dengan hanya menyampai-
hafalan saja berupa sejumlah informasi
sm teidan hart el one
lupan sehari-hari pese: :
Barings ean tindakan reflektif guru dalam praktek sehari-
Dulan, dan untuk es eeP¥ak melakukan pengambilan kesim.
bereksperimen aa kesimpulan yang benar itu ia perly
nyuruhnya ia bend melakukan tes. Logika pertumbuhan _me-
Melaluj Pengam, irkan saran-saran perbaikan, mengujinya
‘stan objek dan peristiwa, mengambil kesim. |
12 |
|
Se Hl
Dipindai dengan CamScannerKELAS
METODE PENELITIAN TINDAKAN
pulan, mencobanya dalam tindakan, yang Urea see re
handalan perbaikan itu, atau menyambut ;perbaikan, att m
nolaknya sama sekali (Dewey, 1933 ae athison, eee
Secara ringkas, penelitian tindakan elas Leaner
sekelompok guru dapat mengorganisasikan ondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajar deri pengalam mua
iri Bi
diri, Mereka dapat mencobakan suatu gagas
dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh
nyata dari upaya itu.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
i j litian
Untuk lebih menjelaskan pemahaman tentang pene
tindakan kelas, berikut ini disajikan beberapa contoh dalam
melakukan kegiatan tersebut.
1. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar Melalui Pendekatan Cooperative Learning (2001)
Penelitinya adalah K.R., seorang pendidik di Lembaga Pen-
didikan Guru setempat, yang ingin memperkenalkan
penelitian kelas dan metode pembelajaran kooperatif dilam
IPS kepada guru SD Kelas V di kota itu yang menjadi mitra
dalam penelitian ini. Mitra guru ini berpendidikan D-II
PGSD, telah berpengalaman mengajar selama 12 tahun, dan
telah mengikuti penataran untuk beberapa aspek men,
di SD. Pada tahap orientasi, KR menemukan bahwa tit
guru SD memberikan pelajaran IPS dengan cara o
torik, yang sebagian besar waktu mengajarnyn dig
untuk ceramah, memberikan informasi, d
Hanya sebagian keeil waktu belajar meng
kan untuk kegiatan siswa, itu pun hanya
dan melaksanakan evaluasi. Maka d.
dilakukan berikutnya KR menawark
“cooperative learning process” ke:
dicoba. Setelah KR memberik,
ntang bagaimana pemboln ;
kal aeh neu fijunn el , i Rsoperatit itu dilaksana-
mencobanya. Kepint an Diy mitre bersedia untuk
Toe qeeettan tindakan yang dilakutan dalam
empat si e enyaji mi
pat siklus dengan Penyaji mitra Ruru dan dengan KR
L
sposi-
unakan
aan menjelaskan,
ajar yang diguna.
dalam diskusi yang
40 model_pembolajaran
Pada mitranya untuk
an penjelasan dan arahan
iN)
Dipindai dengan CamScannerPENELITIAN TINDAKAN KELAS
sebagai pengamat, menghasilkan peningkatan kinerja guru
dalam memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik
dengan kemampuan untuk membagi kelas dalam kelompok
kerja dan diskusi, membagikan tugas kelompok, memimpin
dan melakukan fungsi fasilitator dan mediator dalam
diskusi kelompok dan kelas, melakukan penilaian proses
dan hasil belajar. Sedangkan pada pihak siswa, terjadi
peningkatan belajar dalam pentuk kelompok dan bukan
hanya bentuk belajar individual, kerjasama, membuat dan
melaksanakan tugas, berpartisipasi dalam diskusi kelom-
pok dan kelas dengan mengemukakan pendapat dan
bertanya, serta belajar menghargai pendapat siswa lain.
Hasil-hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan ini
berasal dari observasi KR, catatan lapangannya, wawancara
dengan siswa, mitra guru, guru lain‘dan kepala sekolah,
serta nilai-nilai yang dicapai siswa pbaik dalam proses
pembelajaran maupun dalam hasil belajar akhir (dengan
patas kelulusan 7,5 menunjukkan kenaikan prestasi antara
53,03% sampai 73,45%). Yang lebih berarti, di samping hasil
belajar, ialah meningkatnya keterampilan sosial siswa yan8
mendorong aktifitas belajar dengan lebih berani bertany@
ee
siswa. KR Re ce smehateiea neta uel Sen anl ieee
untuk menyebarluaskan
model pembelajaran kooperatif ini kepad: ¢
dan kepada lembaga pendidikan astecapae kepala sekolah
2. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu (Mod
IPS SD dengan Tema Transportasi delaras Tehidoee sous).
ER adalah seorang kepala sekolah SD di
pantai. Ia mompunyai rasa tanggung eae ee
be wh yang dipimpinnya, para guru, agar mereka een
a “Iengajarnya dengan baik. Ia melihat, bahwa k, kan
et nuns guru dan orangtua murid untuk berhasi] ‘age
ian dengan NEM yang tinggi, guru cenderung men alam
pig as ai Kepada penguasaan bahay Jka"
valc-banyaknya, dan karenanya metode ceramahlah ~¢22*
paling banyak dilakukan guru, terutama di kelas VP ane
ingin agar guru mulai mengubah kecenderungan pack
‘ya
14
Dipindai dengan CamScannerMETODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
menggunakan metode ceramah di kelas, dengan meng-
gunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi.
Karena SD, para siswa berada pada rentangan usia antara 6
sampai 12 tahun, maka pembelajaran harus menyebuaikan
diri dengan perkembangan usia, kemampuan fisik, intelek-
tual dan emosional anak agar mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Pada usia itu, anak cenderung melihat dunia
secara utuh, dan tidak parsial; melihat realitas secara
kongkrit dan belum abstrak. Untuk merujuk kepada
konsep-konsep belajar seperti itu, maka ER tergugah untuk
memeriksa apakah pembelajaran terpadu sudah dilaksana-
kan oleh para guru di SD yang dipimpinnya atau belum/
tidak. Maka direncanakanlah oleh ER untuk mencoba model
pembelajaran “integrated learning process” dengan menga-
jak seorang guru kelas IV untuk menyajikannya. Guru yang
menjadi mitra dalam penelitian tindakan kelas ini mem-
punyai latar belakang pendidikan D-II/PGSD dengan
pengalaman mengajar selama 18 tahun. Ia juga telah
mengikuti berbagai penataran untuk mengajarkan IPA, IPS,
CBSA, dan pengembangan kurikulum. Ia juga ingin melihat
bagaimana pembelajaran terpadu itu sebenarnya harus
dilakukan, jadi ia antusias untuk mencobanya. Sedangkan
siswa kelas IVA yang menjadi subjek penelitian berjumlah
45 orang yang sudah dikelompokkan dalam gender, prestasi
akademis, dan status sosial ekonomi orangtuat
Pada tahap perencanaan, dengan berdiskusi ER mem-
persiapkan mitra guru untuk memahami model pem-
belajaran ini beserta perlengkapannya berupa bagan-bagan
dan cara bagaimana keterpaduan topik IPS mengenai
transportasi dijalinkan dengan IPA, Matematika, Bahacs In,
donesia, PKN, dan KTK dalam bentuk bagan jain ee
laba. Pada tahap pelaksanaan, mitra ee
. 2 ? guru masih i
hadapi kesulitan dalam menerapkan bagan terhaisp oe
dan terlalu terpaku kepada keterampilen ponent? topik,
Pengembangan konsep, sehingga pada dimmer ® (atipada
yang dilakukan ER dengan mitra iskusi dan analisis
dilihat kembali bagian-bagian ae setelah pelaksanaan
i ss i 4 ma: :
emudian ditampilkan lagi pada siklus be a oe untuk
Dipindai dengan CamScannertos
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
model pembelajaran terpadu (webbed) atau jari
aoa chan kontribuei posilif terhadas ne oteh
kualitas pembelajaran, karena guru tidak hentai
mentingkan produk belajar saja melainkan berorientay nt
kepada proses belajar siswa. Kecuali terjadi peningkats
hacil belajar siswa torcapai juga hasil “nurturant'ay,
seperti keberanian bertanya dan kreativitas siswa, sans
suasana kelas yang lebih menunjukkan gairah belajar.
. “Conflict Resolution” dalam Pembelajaran Sejarah sebagsi
_ sama, dan mengambil
16
Sarana Pengembangan Kesadaran Sejarah Siswa (2004).
HI adalah seorang guru di sebuah SMA swasta, ia juga
masih menempuh studi pada Program Pascasarjana UPI.
Untuk penelitian akhirnya ia mengembangkan sebuah
penelitian tindakan kelas dengan tema resolusi konflik
dalam pembelajaran sejarah di sebuah SMA negeri dengan
bantuan mitra guru yang mengajar di sekolah tersebut. HI
melihat bahwa dengan karakteristik masyarakat bangsa In-
donesia yang pluralistik, kebutuhan akan kemampuan
menghadapi dan mengelola konflik merupakan suatt
Tebarusan. Karena itu pendekatan resolusi konflik dalam
pembelajaran sejarah akan memberikan beberaps. kemam
puan kepada peserta didik, seperti kesadaran akan per
Pedaan dag menerimanya sebagai sesuatu yang wajar, serla
menanamkan rasa empati dan toleransi yang diperlukan
dalam pergaulan antaranggota masyarakat yang multi-
Kulewal Dalam proses pembelajaran dengan pendekatat
eee onflik, siswa juga belajar berbagai keterampilan
sosial seperti keterampilan mengelola emosi, keterampilan
berkomunikasi, melakukan mediasi dan negosiasi, bekerj#
| keputusan. Dengan berbagai pema
g dikembangkan dalam pende-
katan resolusi melalui pembelajaran sejarah, HI berharap
para siswa yang tergolong remaja dan rawan terhadap
Pituasi konflik akan mengembangkan kepribadian yang
mampu menerima perbedaan, mamPU mencegah terjadinya
denfife gecara terbuka, den mampu menyelesaican lethal
yang dihadapi dalam lingkungan kehidupo” sehari-harinya,
yore oh melakukan oriontasi untuk mengena! lingkungan
ds
Dipindai dengan CamScanner
haman dan keterampilan yamMETODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
dan suasana belajar di kelas, HI bersama mitra guru mulai
merancang pembelajaran sejarah yang mengandung tindak-
an resolusi konflik dengan melakukan persiapan-persiapan
seperti menyusun skenario pembelajaran dengan langkah-
langkah yang perlu diambil, menyediakan fasilitas pendu-
kung pembelajaran, menyediakan alat-alat observasi, dan
memikirkan bentuk evaluasi proses atau produk belajar
untuk siswa.
Dari hasil observasi siklus-siklus awal terlihat beberapa
kondisi yang tidak begitu kondusif untuk belajar sejarah,
antara lain karena kelas terlalu besar dengan jumlah siswa
sebanyak 47 orang, disiplin para siswa rendah, perhatian |
dan minat belajar sejarah kurang karena siswa menganggap
tidak ada hubungannya dengan kehidupan mereka sehari-
hari, bahkan merupakan beban karena harus banyak
membaca. HI berharap dapat mengubah kondisi ini dengan
memasukkan variasi model pembelajaran sejarah, antara
lain memulai pembelajaran dengan entry behavior yang
bertitik tolak dari konsep siswa, memperbanyak tanya
jawab dengan siswa, menyelenggarakan diskusi dalam
bentuk kelompok atau kelas, belajar berkelompok, dan
mengembangkan suasana kelas yang demokratis.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam enam
siklus ini berkesimpulan, bahwa pendekatan resolusi
konflik dalam pembelajaran sejarah berhasil melatih guru
untuk melakukan berbagai variasi dalam strategi belajar
mengajarnya, melatih dirinya untuk melakukan peran
sebagai fasilitator, mediator, dan evaluator dalam proses
pembelajaran yang berhasil membangun suasana kelas yang
demokratis. Sedangkan pada pihak siswa, terjadi perubahan
pandangan siswa terhadap pelajaran sejarah yang melalui
model-model pembelajaran yang berbeda mereka mulai
memainkan peranan yang lebih aktif, melihat adanya
hubungan antara pelajaran masa lalu dengan kehidupan
mereka sendiri, dan bahwa dengan memiliki berbagai
keterampilan dalam mengahadapi konflik di antaranya
mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan,
Para siswa harus mengembangkan kemai iki
kritis mereka terlebih dahulu. mete ake om
17
Dipindai dengan CamScannerPENELITIAN TINDAKAN KELAS
Rangkuman :
Dalam bab ini dibahas tentang penelitian kelas, penelitian
emansipatoris tindakan, penclitian tindakan Kelas atau class.
room action research. Dijelaskan juga tentang pengaruh aliran
postmodernisme, yang berpandangan bahwa pengetahuan
h wacana yang menggambarkan citra yang berguna bagi |
aya terteniu, dan dikembangkan dengan bahasa dan
hatikan emic. eee
Tradisi penelitian kualitatif dalam bentuk paradigmatik
mengembangkan dan menghasilkan batang tubuh pengetahuan
(body of knowledge) kebudayaan dan kemanusiaan, yang
aan bersifat subjektif dan majemuk, berbobot nilai dan
bias, berpr
es induktif dan memunculkan desain (emerged de-
sign) yang derajat keterpercayaannya dapat. diverifikasi.
Beberapa definisi Penelitian Tindakan Kelas, antara lain
dari Rapoport, Kemmis dan Ebbutt, serta contoh-contoh
Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk sinopsis tesis patut
disimak, Dijelaskan pula makn:
refleksi, waktu guru selalu memikirkan kebutuhan perbaikan
dalam kinerjanya, dan kegunaan
perbaikan dengan menela:
peserta didik.
a refleksi diri dan kegiatan
perubahan yang menuju
ah manfaat d
prosedural mengesampingkan responden, dan kurang memper-
lan dampaknya ‘bagi
Tes Formatif untuk Kegiatan Belajar Bab 1
Untuk mengecek kembali apakah pembae,
kajian yang dibahas dalam Bab 1, cobalal
‘@ sudah memahami
bawah ini.
th jawab sale
1 Berikut ini adalah bent iti
kualitatif, kecuali ... eh paneling. 9
A. Penelitian emansipatoris tindakan
B. Penelitian etnografis
C. Penelitian fenomenologis
D. Penelitian eksperimen
“ng tergolong
18
in
Dipindai dengan CamScannerMETODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
. Penelitian emansipatoris tindakan sehari-hari biasa juga
disebut ...
‘A. Educational research
B. Classroom action research
C. Critical Ethnography
D. Transcendental fenomenology
. Pelopor pemikiran aliran postmodernisme adalah ....
A. Francis Bacon
B. Rene Descartes
C. Jean-Francois Lyotard
D. Jean-Jacques Rousseau
_ Aliran postmodernisme ini mulai berkembang pada masa ...
A. Revolusi Perancis :
_ B. Revolusi Industri
C. Pasca Renaissance
D. Pasca Modernisme
. Postmodernisme sebagai gerakan estetika serentak mere-
bak pada disiplin-disiplin ilmu seperti...
A. Bahasa, seni, arsitektur, mode/fashion
B. Bahasa, seni dan fisika
C. Bahasa, antropologi, dan kimia
D. Bahasa, sosiologi, dan fisika
. Inkuiri yang mengacu pada aliran postmodernisme memi-
liki karakter...
A. Menghasilkan kebenaran universal
B. Rasio yang menentukan kebenaran
C. Paradigma yang objektif dan netral
D. Menolak “grand theories”
. Postmodernisme menggugat penelitian positifistik sebagai
hecuali F
A. Kecenderungan deterministik
B. Kecenderungan emic, perspektif dal:
C. Kecenderungan mereduksi am babel
D. Kecenderungan status quo
19
Dipindai dengan CamScannerPENELITIAN TINDAKAN KELAS
fg. Sedangkan paradigma kualitatif, secara aksiologin cn,
derung «..
A. Menganut kebenaran tunggal
B. Kondisi bebas nilai
C. Kondisi berbobot nilai
D. Kondisi tidak bias.
9, Menurut Dewey, refleksi adalah kegiatan borpikir guru
dosen yang «..
A. Mengambil keputusan den;
Mempertimbangkan keun!
gan cepat
tungan dan kerugiannya bagi
B.
siswa
C. Memberikan dukungan dan hukuman
D. Mempertimbangkan manfaat dan mudaratnya bagi
sekolah/lembaga
jitian tindakan kelas adalah...
10. Menurut Ebbutt, peneli
dari upaya perbaikan praktek pen-
. Kajian sistematik
didikan
B. Inkuiri reflektif secara kemiti
tertentu
C. Usaha untuk memahami apa yang sedang terjadi
D. Mengatasi persoalan darurat secara praktis.
>
raan mengenai situsi sosial
Kunci Jawaban Tes Formatif Bab 1
1.D 2.B 3.C 4.D 6.cA
6.D 7B 8.C 9B 10. A.
Bacaan Lanjutan a
Gall, Meredith D., Gall, Joyce P., and Borg, Walt
Educational R ih TALE & atin be,
Educational esearch.7 Ed. Boston: Allyn & Bacon. Pp.
Hopkins, David. 1993. A Teacher's Guide to Classr
: search. Philadelphia: Open University Press. Pp. 39-64. sve
Lincoln, Yvonna,S. and Guba, Egon G. 1986. Naturalistic 1,
quiry. Beverly Hills: Sage Publ. pp. 14-30 pe
Mathison, Sandra, 1994, “Critical Reflection on Classroom Prac.
iil
Dipindai dengan CamScanner
20METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
i vestigative Activity.” In Ross, Wayne
ice: Teaching As an Investigative Activity.” In Ross, Way
BEd. Reflective Practice in Social Studies. Washington,
DC.: NCSS Bulletin No. 8. a /
Zuber-Skerritt, Ortrun. 1992. New Directions in Action Re-
search. London: The Falmer Press. Ch. 12 .Pp.199-233.
Bahan dari Internet
http://www.colorado.edu/English/Eng12012Klages/pomo.html
(28/03/04) on
http://academic. Brooklyn.cuny.edu/education/jlemke/papers
jsalt.html (28/03/04)
http.//www. georgetown.edu/irvinemj/technoculture/pomo.
html. (28/03/04)
Tesis
Iman, Hasan. 2004. Integrasi Conflict Resolution dalam Pem-
belajaran Sejarah Sebagai Sarana Pengembangan Kesa-
daran Sejarah Siswa. Bandung: PPS UPI. Bab III, Bab IV.
Roharyati, Eroh. 2003. Penerapan Model Pembelajaran terpadu
Model Webbed) Dalam Pembelajaran IPS Sekolah Dasar
dengan Tema Transportasi Dalam Kehidupan. Bandung:
PPS UPI. Bab III, Bab IV.
Ruskandi, Kanda. 2001. Upaya Peningkatan Kualitas Pembela-
Jaran IPS di Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Coopera-
tive Learning. Bandung: PPS UPI. Bab III, Bab IV.
Dipindai dengan CamScanner