Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

Teori Kepemimpinan: Kajian dari Genetika sampai Skill

Nasib Tua Lumban Gaol


Manajemen Pendidikan Kristen, Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen, IAKN Tarutung

Email: nasib.t.lumbangaol@gmail.com

Abstract: Leadership has been appeared since human to begin establishing a community in the world and it
continuously grows further because of its usefulness. Particularly, the leadership is a pivotal aspect to
increase the management process in any organization. However, it still needs to investigate deeply so that it
can be understood comprehensively by practitioners and scholars. Consequently, the study is aimed to
explore the history, theories, and basic concepts of leadership. Based on the literature review, it was revealed
that leadership history can be traced based on its etymology and philosophy even though the topic of
leadership had been known from the ancient age. Moreover, some leadership theories that influence its
existence are genetic, great man, trait, behaviour, path-goal, contingency, transformational, and skill.
Furthermore, leadership can be conceptualized as the leader’s personal ability to influence others (followers)
through relationships, interactions, behaviours and credibility to attain the defined goals. Therefore, this
study contributes to advance the leadership literature and emphasize its connection to the field of
management. Further studies are recommended to investigate how leadership practices can improve the
management process in the organization. 
Keywords: leader; leadership theory; management; organization

Abstrak: Kepemimpinan telah muncul semenjak manusia mulai membentuk sebuah komunitas di bumi dan
hal ini masih senantiasa mengalami kemajuan karena kebermanfaatan topik tersebut. Secara khusus,
kepemimpinan adalah sebuah aspek penting dalam meningkatkan proses manajemen pada setiap organisasi.
Namun, topik kepemimpinan ini masih membutuhkan pembahasan lebih mendalam supaya dapat dipahami
secara komprehensif oleh para praktisi dan peneliti. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi
sejarah perkembangan, teori-teori, dan konsep dasar kepemimpinan. Berdasarkan studi ini, hal yang
diungkapkan yaitu sejarah kepemimpinan dapat ditelusuri berdasarkan etimogi dan filsafat meskipun topik
kepemimpinan telah dikenal mulai dari zaman purbakala. Selain itu, beberapa teori kepemimpinan yang
memengaruhi eksistensinya yaitu genetika, orang kuat, sifat, perilaku, jalur-tujuan, kontigensi,
transformasional, dan skill. Terakhir, konsep dasar kepemimpinan dapat dimaknai sebagai kemampuan
pribadi pemimpin dalam memengaruhi orang lain (pengikutnya) melalui hubungan, interaksi, perilaku, dan
kredibilitas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian, studi ini berkontribusi pada
pengembangan literatur kepemimpinan dan menekankan keterkaitan kepemimpinan dengan bidang
manajemen. Studi selanjutnya direkomendasikan menginvestigasi tentang bagaimana praktik kepemimpinan
dapat meningkatkan proses manajemen di organisasi.

Kata Kunci: pemimpin; teori kepemimpinan; manajemen; organisasi


PENDAHULUAN 2013). Atau dengan kata lain,
Dalam kondisi dunia yang kepemimpinan adalah hal penting untuk
mengglobal saat ini, organisisasi perlu memfungsikan organisasi secara efektif
meningkatkan perhatiannya terhadap (Day & Antonakis, 2012). Oleh karena
perubahan-perubahan yang terjadi, juga itu, kepemimpinan sangat krusial untuk
harus lebih fleksibel, dan mengurangi dibahas karena bidang kepemimpinan
struktural (Bertocci, 2009). Karenanya, dapat memengaruhi proses manajemen di
kepemimpinan merupakan salah satu organisasi dan selanjutnya menentukan
aspek utama dan sangat begitu pencapaian atau kinerja organisasi
dibutuhkan dalam proses manajemen tersebut.
pada setiap organisasi. Merujuk pada Secara umum, kepemimpinan
Lussier dan Achua (2016), kepemimpinan adalah suatu bidang keilmuan yang sudah
merupakan sebuah isu utama dalam lama dikenal, tetapi seiring
manajemen dan telah ada semenjak perkembangan waktu pemahaman
ratusan tahun lalu. Hal ini disebabkan terhadap bidang ini juga senantiasa
peran kepemimpinan yang begitu penting mangalami kemajuan dan memunculkan
untuk meningkatkan dan mencapai tujuan isu tertentu. Ada berbagai penulis yang
organisasi, politik, dan masyarakat telah membahas tentang kepemimpinan
(Chow, Salleh, & Ismail, 2017). Tujuan ini, misalnya Bertocci (2009), Harrison
organisasi dapat dicapai apabila proses (2018), Day dan Antonakis (2012, 2013),
manajemen pada organisasi berjalan Yukl (2010), Northouse (2016) dan lain
dengan baik. Proses manajemen dapat sebagainya. Namun, karena begitu
berjalan dengan baik ketika panjangnya sejarah dan luasnya
kepemimpinan yang efektif pemahaman yang dapat digali dari bidang
diimplementasikan oleh pemimpin. Hal kepemimpinan sehingga memunculkan
tersebut disebabkan pemimpin yang perdebatan dan kebutuhan untuk
berhasil memberikan dampak positif pada mengkaji secara khusus tentang sejarah,
kinerja organisasi (Lussier & Achua, teori, dan konsep dasar kepemimpinan.
2010) melalui praktik kepemimpinan Pertama, masih belum ada kesepakatan
dalam proses manajemen. antara ilmuwan bidang kepemimpinan
Pembahasan tentang kepemimpinan tentang sejarah dan perkembangannya.
telah mendapatkan perhatian secara luas Hal tersebut terindikasi dari pendapat
dan menjadi fokus perhatian pada bidang Bertocci (2009) yang mengatakan bahwa
ilmu sosial dan humaniora (Day & kepemimpinan dimulai dari teori genetik
Antonakis, 2012; Marturano & Gosling, (genetic theory), tetapi di lain pihak
2008). Misalnya, dalam kajian ilmu Stanley (2017) menyimpulkan bahwa
organisasi, kepemimpinan adalah salah teori kepemimpinan orang kuat (great
satu bidang yang paling luas diteliti dan man) adalah yang pertama muncul.
dibahas dalam semua area ilmu organisasi Selanjutnya, Day dan Antonakis
karena secara harafiah tidak ada yang (2013) mengatakan bahwa pendekatan
dapat dicapai dengan maksimal tanpa sifat terhadap kepemimpinan—juga
adanya kepemimpinan (Yammarino, mengacu pada sebagai pendekatan “orang
kuat”—adalah yang pertama muncul pada Dengan demikian, studi ini
awal peraliahan pata abad keduapuluhan. bertujuan untuk mengatasi gab yang ada
Padahal, kedua teori tersebut tidak sama melalui pengeksplorasian bidang
meskipun ada unsur penekanan yang kepemimpinan tersebut. Kontribusi yang
sama terhadap karakteristik individu. diberikan adalah adanya peningkatan
Terakhir, terdapat kesulitan dalam pemahaman secara komprehensif tentang
mendefenisikan (Gumus, Bellibas, Esen, sejarah dan perkembangan bidang
& Gumus, 2016) dan memahami kepemimpinan. Selain itu, teori-teori dan
kepemimpinan meskipun bidang tersebut konsep dasar kepemimpinan juga
penting (Bolden, Hawkins, Gosling, & semakin lebih mudah dipahami sesuai
Taylor, 2011). Dengan kata lain, dengan perkembanganya pada level
kepemimpinan masih tetap menjadi individu, kelompok, dan organisasi.
sebuah misteri karena masih kurangnya Berdasarkan uraian rasional dan level
kesepakatan tentang apa sebenarnya analisis teori kepemimpinan—individu,
kepemimpinan itu (Bertocci, 2009; Day kelompok, dan organisasi (Lussier &
& Antonakis, 2012). Kondisi tersebut Achua, 2010), maka tiga pertanyaan
dapat terjadi dikarenakan sebagian besar digunakan untuk mengarahkan studi ini,
teori kepemimpinan dirumuskan dalam yaitu: pertama, bagaimanakah sejarah dan
hal proses dimana hanya pada satu level perkembangan bidang kepemimpinan?
dari tiga level analisis kepemimpinan— Kedua, apa sajakah teori kepemimpinan
individu, kelompok, dan organisasi yang sangat fundamental selama masa
(Lussier & Achua, 2010). perkembangannya? Ketiga, apakah
Pengkajian tentang pemimpin konsep mendasar kepemimpinan? Dengan
mengalami kemajuan sesuai dengan demikian, artikel ilmiah ini menghadirkan
munculnya peradaban umat manusia hasil eksplorasi tentang kepemimpinan
(Bass & Bass, 2008). Sehingga, yang dimulai dari sejarah perkembangan,
kepemimpinan telah lama menjadi sebuah teori, dan konsep dasar utamanya. Studi
ciri khas perdebatan dalam sektor ini memberikan pemahaman
pendidikan, bisnis, industri, militer dan komprehensif tentang asal usul, teori, dan
layanan kesehatan (Stanley, 2017). Atau konsep mendasar bidang kepemimpinan.
dengan kata lain, pertanyaan-pertanyaan Misalnya, manajer, ketua, direktur, dan
tentang kepemimpinan dan apa yang pemimpin organisasi lainnya, baik publik
membuat seorang pemimpin efektif telah maupun swasta semakin memahami peran
“digumuli” para filsuf, cendikiawan, dan mereka dalam organisasi melalui praktik
praktisi bisnis selama berabad-abad kepemimpinan yang lebih baik lagi.
(Rothausen & Christenson, 2015). Selain itu, studi ini sangat memungkinkan
Alhasil, pembahasan kepemimpinan dan dalam menstimulus pengembangan
kebutuhan pemimpin yang efektif pun praktik kepemimpinan untuk efektifitas
mendesak dalam dunia saat ini dimana proses manajemen dalam organisasi.
pencapaian individu, organisasi, dan
berbagai sektor sangat tergantung pada PEMBAHASAN
keberhasilan pemimpin (Gumus et al., Pada bagian pembahasan, terdapat
2016; Kouzes & Posner, 2007). tiga bagian penting yang saling berkaitan
dan menjadi kajian utama sesuai dengan akhirnya setelah memiliki anak, secara
tujuan artikel ini, yaitu deskripsi sejarah perlahan keluarga tersebut membentuk
dan perkembangan istilah kepemimpinan, perbedaan posisi antara anak dan bapak.
kajian teori-teori kepemimpinan, dan Sehingga pada organisasi informal
sintesis konsep fundamental tersebut terjadi praktik kepemimpinan
kepemimpinan. Berdasarkan hal tersebut, seperti memberikan pengaruh bagi
sebagai referensi utama yang digunakan keturunannya. Dari kondisi itu,
terdiri dari berbagai karya ilmiah para berlanjutlah sebuah komunitas yang lebih
ahli bidang kepemimpinan, seperti Bass kompleks, misalnya di desa tersebut
dan Bass (2008), Bolden, Hawkins, memiliki sejumlah keluarga yang banyak
Gosling, dan Taylor (2011), Bertocci dan interaksinya lebih kompleks, terakhir
(2009), Harrison (2018), Day dan dipilihlah pemimpin atau kepala desa.
Antonakis (2012, 2013), Yukl (2010), Sesungguhnya, topik kepemimpinan
Kouzes dan Posner (2007), Lussier dan telah ada semenjak ribuan tahun silam
Achua (2010, 2016), dan Northouse atau sejalan dengan peradaban umat
(2013, 2016). Selain itu, beberapa artikel manusia (Bass & Bass, 2008). Hal ini
berkualitas terkait dengan topik dapat diketahui dari adanya mitos,
kepemimpinan juga digunakan sebagai legenda, dan literatur keagamaan yang
referensi pendukung misalnya, Nienaber menceritakan tentang pemimpin.
(2010), Rothausen dan Christenson Meskipun demikian, tetapi ketika pada
(2015), Yammarino (2013), dan Zaccaro awal didokumentasikan, kepemimpinan
(2007). adalah berarti “lead”, “cause or go along
with oneself, to bring a person or animal
Sejarah dan Perkembangan to a place...” (Nienaber, 2010:664).
Kepemimpinan Pemaknaan istilah kepemimpinan tersebut
Melalui pola interaksi manusia, ternyata masih cenderung menimbulkan
kepemimpinan dapat dipahami dengan kebingungan karena ketidakjelasan
cara yang lebih sederhana. Merujuk pada pendefenisiannya. Yukl (2010) mencatat
Nienaber (2010:663), “sebagai sebuah bahwa istilah kepemimpinan adalah
konsep yang luas, kepemimpinan telah sebuah kata yang diambil dari
dimulai dari awal interaksi umat perbendaharaan kata umum dan disatukan
manusia”. Sehingga, kepemimpinan dapat ke dalam perbendaharaan kata teknis dari
terjadi dimana dan kapan saja— disiplin ilmiah tanpa pendefenisian ulang
organisasi kecil atau besar, sektor publik secara tepat. Akibatnya, istilah
atau swasta, sosial, rumah, sekolah, dan kepemimpinan menjadi ambigu karena
komunitas (Kouzes & Posner, 2007). memberikan konotasi yang tak
Karena semakin banyak interaksi yang berhubungan. Selain itu, penggunaan
dilakukan, pada saat itu pula semakin istilah lainnya yang tidak tepat seperti
dibutuhkan kepemimpinan yang relevan kekuatan, kekuasaan, manajemen,
dalam organisasi. Sebagai contoh, dalam administrasi, kontrol, dan supervisi
sebuah organisasi informal—keluarga, digunakan untuk mendeskripsikan
interaksi sosial yang awalnya hanya fenomena yang mirip (Yukl, 2010)
dengan pola komunikasi suami dan istri, [dengan istilah kepemimpinan].
Dalam hal literatur kepemimpinan, Roma dan Yunani juga telah membahas
berbagai karya telah membahas topik kepemimpinan dan administrasi secara
pemimpin beberapa ribu tahun yang luas, misalnya Caesar, Cicero, Seneca,
lampau. Bass dan Bass (2008) dan Plutarch—contoh tulisannya adalah
mengidentifikasi bahwa prinsip-prinsip “Parallel Lives” sekitar seratus Masehi
kepemimpin dapat ditemukan di Mesir lampau. Selain itu, pada masa Renaisans
dalam tulisan “Instruction of Ptahhotep” ada beberapa tokoh penting juga yang
pada 2.300 Sebelum Masehi. Tetapi, membahas kepemimpinan, misalnya
karena istilah kepemimpinan memiliki Machiavelli dan Shakespeare.
sejarah yang panjang dari asal mulanya Selanjutnya, kontribusi filsafat
sampai saat ini, merujuk pada Bolden, terhadap kepemimpinan juga dapat
Hawkins, Gosling, dan Taylor (2011), ditemukan dari karya Filsuf Jerman
kepemimpinan dapat ditinjau berdasarkan Georg Wilhelm Friedrich Hegel
dua asal istilah tersebut, yaitu bahasa dan (1830/1971) yang menekankan
filsafat. Secara etimogis, isitilah pentingnya melayani sebagai pengikut
kepemimpinan berasal dari bahasa Latin terlebih dahulu supaya dapat memahami
[“ductus” artinya memimpin, pengikut dengan baik (Bass & Bass,
memerintah] dan Yunani [“ηγεσία” 2008)—seorang pemimpin yang baik
(igesía) artinya kualitas atau posisi tidak muncul dengan begitu saja. Namun,
seorang pemimpin] pada 800 Sesudah karena begitu panjangnya sejarah
Masehi (Nienaber, 2010). Sedangkan kepemimpinan, maka dengan menelusuri
berdasarkan filsafat, pengajaran dan teori terkait bidang kepemimpinan dapat
tulisan Lao Tzu atau Laozi (Tao Te memudahkan dalam memahami sejarah
Ching) dan Sun Tzu (The Art of War) perkembangan kepemimpinan.
pada abad kelima dan keenam Sebelum
Masehi telah membahas tentang Teori-Teori Kepemimpinan
kepemimpinan (Bolden et al., 2011). Semenjak kemunculan istilah
Misalnya, Lao-Tzu mendeklarasikan kepemimpin, banyak teori kepemimpinan
bahwa pemimpin harus berpartisipasi dan telah mengkajinya selama bertahun-tahun
membagikan kepemilikan atas (Bertocci, 2009; Harrison, 2018).
perkembangan atau memfasilitasi orang Kehadiran teori kepemimpinan tentunya
lain untuk mencapai sebuah tugas dengan sangat bermanfaat dalam memahami
cara tidak memaksa [intimidasi] topik tersebut. Teori-teori memberikan
melainkan dengan memberikan pengaruh sebuah fondasi untuk menganalisis dan
interpersonal (Bass & Bass, 2008; Bolden memprediksi kompleksitas alamiah dari
et al., 2011). perilaku kepemimpinan (Williams,
Kepemimpinan juga telah menjadi Ricciardi, & Blackbourn, 2006). Lussier
pusat perhatian para filsuf Yunani kuno dan Achua (2016:110) menegaskan
(Gumus et al., 2016) dan bahkan ribuan bahwa “Sebuah teori kepemimpinan
tahun yang silam, sebagai contoh adalah adalah sebuah penjelasan beberapa aspek
pada masa Aristoteles (Northouse, 2013) kepemimpinan; teori-teori memiliki nilai
dan Plato (Bass & Bass, 2008). Merujuk praktis karena teori tersebut digunakan
pada Bass dan Bass (2008), para penulis untuk perbaikan dalam memahami,
memprediksi, dan mongontrol masa itu, kepemimpinan dipahami
kepemimpinan yang berhasil”. Selain itu, sebagai sosok individu yang memiliki
teori yang ada juga dapat digunakan kekuasaan, terkenal, dan terkemuka,
sebagai pendukung untuk mengungkap misalnya raja atau ratu, politikus,
sejarah dan perkembangan serta konsep pemerintah, dan diktator. Sehingga,
kepemimpinan. merujuk pada teori genetika, maka
Berdasarkan referensi yang keturunan dari pemimpin tersebut adalah
digunakan sebagaimana telah disebutkan pemimpin berdasarkan garis keturunan.
sebelumnya, maka teori kepemimpinan Misalnya, hal ini terjadi pada sebuah
secara umum terdiri dari Teori Genetika kerajaan—anak menggantikan posisi
(Genetic Theory), Teori Orang Hebat kepemimpinan ayahnya.
(The Great Man Theory), Teori Sifat Kajian tentang teori kepemimpinan
(Trait Theory), Teori Perilaku (Behaviour genetika dapat ditemukan pada karya
Theory), Teori Kontingensi atau Situasi Bass dan Bass (2008) dan Bertocci
(Contigency/Situation Theory), Teori (2009). Teori ini menekankan pada unsur
Jalur-Tujuan (Path-Goal Theory), Teori genetika dalam upaya memahami
transformasional (Transformational kepemimpinan. Misalnya, kepemimpian
Theory), dan Teori Skill (Skill Theory). dapat dibangun pada jiwa manusia karena
Sesuai dengan rentang waktunya, setiap periode yang lama dimana anak
teori kepemimpinan tersebut dibahas membutuhkan binaan orang tuanya untuk
secara berurutan dari paling awal sampai kelangsungan hidupnya (Bass & Bass,
dengan terbaru. Selanjutnya, konsep 2008). Sosok seorang ibu adalah
fundamental kepemimpinan juga dapat pemimpin pertama yang dikenal anak dan
disajikan. kemudian ayahnya. Selain itu, kisah
lainnya adalah di sebuah kerajaan, apabila
Teori Kepemimpinan “Genetic” orang tuanya telah meninggal, maka
Teori Genetika merupakan teori anaknya akan menjadi pemimpin
kepemimpinan pertama yang dapat menggantikan ayahnya (Bertocci, 2009).
menjelaskan tentang sejarah awal Kepercayaan bahwa kemampuan
kepemimpinan. Teori ini menyatakan kepemimpinan ditransmisikan “secara
bahwa kepemimpinan itu adalah bersifat genetik” dari ayah ke anak disebut hak
genetika. Adapun keunggulan pendekatan ilahi raja-raja dan orang-orang dari darah
genetika ini yaitu memberikan penjelasan bangsawan.
tentang asal-muasal kepemimpinan dari Teori genetika mendominasi ide-ide
awal mula waktu. Namun, kelemahan tentang kepemimpinan sampai Perang
teori kepemimpinan genetika ini adalah Dunia Pertama (Bertocci, 2009).
pengkajiannya yang tidak secara ilmiah— Akhirnya, pada saat itu, peperangan telah
hanya didasarkan pada budaya atau tradisi menghancurkan sebagian besar rumah
sejarah yang ada (Bertocci, 2009). kerajaan di Eropa. Selain itu,
Yammarino (2013) menyatakan bahwa bermunculan kepemimpinan revolusi
pada zaman dulu atau ribuan tahun silam industri mulai pada tahun 1800-an sampai
tidak ada penelitian atau kajian ilmiah tahun 1900-an dimana laki-laki dan
sistematis tentang kepemimpinan. Pada wanita dari keluarga bukan dari keturanan
raja atau dari keluarga sederhana pada sebuah pernyataan bahwa individu
menduduki posisi kekuasaan, pengaruh, tertentu, orang tertentu, merupakan
dan kepemimpinan dengan pemberian Tuhan dan ditempatkan di
mengembangkan industri raksasa. Ketika bumi untuk memberikan penerangan yang
itu, teori ini tidak dapat menjelaskan dibutuhkan untuk eksistensi manusia
bagaimana dan kenapa orang-orang yang (Spector, 2016).
bukan dari non-kerajaan bangkit pada Teori kepemimpinan orang hebat
posisi kepemimpinan dan kekuasaan. menyarankan bahwa kepemimpinan
Sehingga, teori genetika pun tidak sesuai adalah sesuatu yang terlahir dengan
lagi dengan kondisi perkembangannya karakteristik kepemimpinan dari proses
meskipun sampai saat ini masih ada pewarisan. Individu yang terlahir dari
negara, seperti Kerajaan Inggris, yang keluarga yang “hebat” dianggap mewarisi
melakukan praktik kepemimpin secara keterampilan dan karakteristik seorang
genetika. Selain itu, beberapa organisasi pemimpin, dan memang beberapa
juga masih melakukan praktik individu yang dilahirkan dalam keluarga
kepemimpinan genetika dimana orangtua yang ‘tepat’ mencapai hal-hal besar dan
mewarsikan posisi kepemimpinan kepada mengubah rangkaian sejarah manusia
anaknya. Tetapi, apabila keturunananya (Stanley, 2017). Dengan kata lain, konsep
tidak mampu mengembangkan organisasi mendasar dari teori ini adalah orang-
melalui kepemimpinan yang diwariskan orang dilahirkan dengan berbagai
tersebut, maka organisasi cenderung karakteristik yang membuat mereka
mengalami kegagalan. sebagai pemimpin secara alami, dan
hanya individu menakjukkan (great)
Teori Kepemimpinan “The Great Man” memiliki karakteristik seperti itu,
Teori kepemimpinan orang hebat misalnya Napoleon Bonaparte, Indira
(the great man) muncul pada masa Gandhi, dan Martin Luther King
ketidakpercayaan pada teori (Harrison, 2018). Secara tradisional,
kepemimpinan genetika. Teori orang hebat tidak hanya digambarkan
kepemimpinan orang hebat ini dapat seolah kuat, tetapi juga cerdas (Mouton,
ditelusuri semenjak abad ke delapan belas 2019).
dan kesembilan belas (Harrison, 2018) Selain itu, para orang hebat
atau pada masa Revolusi Industri ditampilkan sebagai orang jenius
(Rothausen & Christenson, 2015). Secara berkuasa, mampu membuat perencanaan
khusus, merujuk pada Mouton (2019:82), secara komprehensif dengan meramalkan
asal-usul kepemimpinan dapat ditemukan sebagian besar kemungkinan dan mampu
pada kisah-kisah para pejuang pemberani mengendalikan tindakan terpadu yang
dan pemimpin bijak dimana para orang begitu kompleks. Sebagai contoh, “Tanpa
liar membicarakannya ketika berada di Musa, Jahudi akan tetap berada di Mesir;
sekitaran api unggun. Salah satu tanpa Winston Churchill, Inggris akan
penyokong utama teori ini adalah Thomas menyerah pada tahun 1940; tanpa Bill
Carlyle (Bolden et al., 2011; Clark & Gates, tidak akan ada perusahan seperti
Harrison, 2018; Harrison, 2018). Dalam Microsoft’’ (Harrison, 2018:17).
wacana kepemimpinan, Carlyle berfokus
Keunggulan teori kepemimpinan 2018). Namun, meskipun kepemimpinan
orang hebat ini adalah memberikan telah menjadi topik kajian beberapa ratus
penjelasan tentang kelebihan karakteristik tahun silam, tetapi penelitian empiris
bawaan individu yang menjadikanya yang dilakukan secara sistematis tidak
sebagai pemimpin. Namun, teori ini benar-benar dimulai sampai pada tahun
memiliki kelemahan berkaitan dengan 1930-an dan 1940-an (Bass & Bass, 2008;
permasalahan gender (Harrison, 2018). Bolden et al., 2011; Lussier & Achua,
Seperti penamaannya, teori orang kuat 2010).
diidentikkan dengan laki-laki, padahal Sekitar tahun 1930-an, teori sifat
banyak pemimpin wanita yang tentang kepemimpinan menjadi fokus
berpengaruh di dunia, misalnya Ratu perhatian dimana penekanan utama lebih
Elisabet (Inggris), Jeanne d'Arc (Francis), pada pengaruh daripada dominasi
Megawati Soekarnoputri (Indonesia), (Northouse, 2013, 2016). Setelah pada
Sheryl Sandberg (Amerika Serikat), tahun 1948, banyak metode baru dan alat
Angela Merkel (Jerman), dan lain-lain. ukur yang digunakan dalam membahas
Meskipun perjalanan sejarah teori kepemimpinan (Bass & Bass, 2008).
orang hebat ini mendapatkan kritik karena Memang, pada awal tradisi penelitian
kegagalannya memberikan penjelasan ilmiah tentang kepemimpinan, sifat
yang memadai tentang peran dipahami menjadi sebagai kualitas
kepemimpinan dalam memastikan bawaan atau diwariskan dari individu—
koherensi bisnis dan organisasi (Harrison, sifat kepribadian (Zaccaro, 2007).
2018) tetapi teori ini tidak mati dan tidak Sehingga, teori sifat ini mengarahkan
dapat diabaikan (Mouton, 2019). Para pada sejumlah sifat atau karaktersitik
pemimpin yang telah hidup di jamannya yang dimiliki oleh pemimpin (Harrison,
dan melakukan hal menakjukkan 2018).
menjadikan teori ini tetap eksis. Oleh Berdasarkan pada teori sifat, individu
karena itu, faktor karakteristik bawaan dilahirkan secara alamiah dengan sifat-
dan lingkungan menjadi penentu apakah sifat bawaan menjadi pemimpin—tidak
orang hebat dapat mempertahankan dibuat (Lussier & Achua, 2010;
kepemimpinannya dalam komunitas atau Northouse, 2016). Teori ini pun
organisasi. mengkaitkan karakteristik fisik (tinggi
badan, usia, penampilan), latar belakang
Teori Kepemimpinan “Trait” sosial, psikologis (kemampuan dan
Teori kepemimpinan sifat (trait) intelektual), dan kepribadian dengan
merupakan teori kepemimpinan yang kepemimpinan yang berhasil (Bass &
muncul pada akhir Perang Dunia Kedua Bass, 2008; Bertocci, 2009; Northouse,
(Bertocci, 2009). Pendekatan sifat ini 2016). Zaccaro (2007) mengidentifikasi
hadir sebagaimana sebuah kemajuan yang tiga komponen terkait pemaknaan sifat
berlanjut dari teori orang hebat (Chow et kepemimpinan. Pertama, sifat-sifat
al., 2017) dimana terdapat perubahan pemimpin tidaklah terpisah melainkan
fokus dari pemimpin terkemuka yang sekumpulan sifat yang terintegrasi
terkenal menuju pada kepemilikan sifat- sehinga memengaruhi kinerja
sifat kepemimpinan (Clark & Harrison, kepemimpinan. Kedua, inklusivitas dari
berbagai kualitas pribadi mempromosikan kegagalan membatasi daftar sifat
stabilitas dalam efektifitas kepemimpinan untuk jaminan
kepemimpinan. Ketiga, menentukan keberhasilan pemimpin (Lussier &
atribut pemimpin sebagai sesuatu yang Achua, 2010), penentuan sifat yang
relatif bertahan lama, menghasilkan subjektif, kegagalan mempertimbangkan
stabilitas antar situasi dalam kinerja situasi, dan kegagalan melihat sifat-sifat
kepemimpian. Sekaitan dengan hal dengan terhadap dampak kepemimpinan
tersebut, Northouse (2013) mensintesis (Northouse, 2016).
lima sifat utama kepemimpinan yaitu
kecerdasan, keyakinan diri, ketekunan, Teori Kepemimpinan “Behaviour”
integritas, dan kemampuan bersosialisasi. Teori perilaku (behaviour) adalah
Selain itu, terdapat model kepribadian teori kepemimpinan yang muncul pada
lima faktor—neoritisisme, sikap akhir tahun 1940-an atau semenjak tahun
ekstrover, keterbukaan, keramahaan, dan 1950-an dimana kebanyakan peneliti
kehati-hatian adalah termasuk pada teori bidang kepemimpinan mengubah
sifat. Karakteristik pemimpinan yang paradigma dari teori sifat ke teori perilaku
berbeda tersebut membedakan antara (Lussier & Achua, 2010, 2016;
pemimpin efektif dan pemimpin yang Northouse, 2016). Latar belakang
tidak efektif (Lussier & Achua, 2010; hadirnya teori perilaku ini dikarenakan
Zaccaro, 2007). ketidakkonsistenan teori sifat dalam hal
Dalam teori kepemimpinan sifat, pembuktian sehingga mengarahkan
individu [pemimpin] lebih penting dari perhatian peneliti terhadap apa yang
pada situasi (Stanley, 2017) dan pengikut seharusnya dilakukan pemimpin dan
(Northouse, 2013). Sehingga, individu bukan apa yang pemimpin miliki secara
yang dilahirkan dengan keunikan pribadi inheren (Harrison, 2018). Oleh karena itu,
“unggul”dapat menjadi pemimpin besar. teori perilaku fokus pada apa yang
Oleh karena itu, poin utama teori ini yaitu seharusnya pemimpin lakukan pada
pemimpin besar ada karena dilahirkan pekerjaan (Lussier & Achua, 2010) dan
dengan sifat khusus yang membuat bagaimana pemimpin beperilaku terhadap
mereka menjadi pemimpin besar bawahannya dalam berbagai konteks
(Northouse, 2013, 2016). Selain itu, (Harrison, 2018; Northouse, 2016). Atau
penekan teori ini adalah pemimpin besar dengan kata lain, teori perilaku berupaya
tidak bisa dilatih atau diajar—bisa ada menjelaskan gaya berbeda yang
setidaknya karena dipilih (Stanley, 2017). digunakan para pemimpin efektif atau
Namun, selain memiliki keunggulan menegaskan natur dari pekerjaan
—dalam hal pengkajian, teori ini pemimpin (Lussier & Achua, 2010).
menekankan bahwa pemimpin berbeda Kemunculan teori perilaku, secara
dari anggota karena sifat, penekanan historis, didukung oleh empat studi
pentingnya sifat dalam proses penting (Harrison, 2018). Pertama, pada
kepemimpinan, penekanan hanya pada awal tahun 1930-an penelitian
pemimpin, dan dapat mengidentifikasi kepemimpinan dilakukan oleh Kurt
sifat seperti apa sebagai pemimpin, teori Lewin dan kawan-kawannya di Iowa
sifat ini juga memiliki kelemahan yaitu State University. Penelitian mereka fokus
pada gaya kepemimpinan manajer— dalam memahami topik kepemimpinan—
otokratis (beritahu bawahan apa yang perubahan memahami bidang
harus dilakukan), demokratis (libatkan kepemimpinan (Harrison, 2018). Teori ini
partisipasi dalam pembuatan keputusan), memiliki keunggulan dimana
dan laissez-faire (lepas tangan). Kedua, di menyediakan penjelasan tentang proses
akhir tahun 1940-an, para peneliti dari kepemimpinan berdasarkan perilaku
Ohio State University menganalisis pemimpin yang bersifat empiris
bagaimana individu bertindak ketika (Northouse, 2016). Namun, teori perilaku
memimpin organisasi (Northouse, 2016). ini gagal mempertimbangkan
Hasilnya, mereka mengembangkan dan kemungkinan situasi yang berkaitan
menguji instrumen yang dikenal dengan dengan kepemimpinan (Harrison, 2018).
Leader Behaviour Description Meskipun demikian, teori perilaku tetap
Questionnaire (LBDQ) dalam lingkungan memberikan sumbangsih pada
pendidikan, militer, dan industri (Stanley, pengembangan teori kepemimpinan pada
2017). masa selanjutnya.
Ketiga, pada waktu yang hampir
bersamaan, kelompok peneliti dari Teori Kepemimpian “Contingency”
University of Michigan juga menganalisis Pada akhir tahun 1960-an, teori
bagaimana perilaku pemimpin berdampak kontingensi muncul dimana tidak adanya
pada kinerja kelompok kecil (Northouse, satu gaya kepemimpinan terbaik dalam
2013, 2016). Keempat, pada awal tahun semua situasi; jawaban yang tepat adalah
1960-an Blake dan Mouton menganalisis tergantung situasi (Lussier & Achua,
bagaimana manajer menggunakan 2010, 2016; Stanley, 2017). Selain itu,
perilaku tugas dan hubungan dalam teori perilaku juga lemah dalam temuan
konteks organisasi (Northouse, 2016). masa lampau terkait perilaku pemimpin
Blake and Mouton managerial grid dan dan efektifitas (Harrison, 2018).
the leadership grid yang dipadukan Sehingga, para ilmuwan pun berupaya
menjadi lima gaya kepemimpinan— untuk memperbaiki teori perilaku tersebut
authority compliance, country club dengan mengajukan teori kontingensi—
management, impoverished management, artinya “it depends” [satu hal tergantung
middle of the road management, dan pada hal lainya] (Lussier & Achua, 2016).
team management adalah karya mereka Fred E. Fiedler dan rekan-rekannya
(Harrison, 2018:24). Model Manajerial adalah tokoh penting yang telah
Grid itu merupakan model pelatihan melakukan pengembangan dan pengujian
kepemimpinan dan manajemen, melalui terhadap teori kontingensi (Day &
pengeksplorasian bagaimana pemimpin Antonakis, 2013; Harrison, 2018).
(manajer) dapat membantu organisasi Teori kontigensi adalah teori
mencapai potensi mereka dengan pertama yang menetapkan bagaimana
mengembangkan baik dukungan untuk variabel situasi berkaitan dengan
produksi atau fokus pada orang-orang kepribadian dan perilaku pemimpin
(Stanley, 2017). (Lussier & Achua, 2016). Sehingga, teori
Seperti teori kepemimpinan lainnya, kontigensi dikenal juga dengan istilah
teori perilaku memberikan kontribusi teori kepemimpinan situasional (Lussier
& Achua, 2016; Stanley, 2017). Memang teori kontigensi sangat
Berdasarkan perspektif ini, pemimpin berguna karena dalam dunia yang
yang efektif adalah pemimpin yang tergangu dengan perubahan, konsep yang
mampu mengadaptasikan gaya ditawarkan teori ini dimana pemimpin
kepemimpinannya dengan tuntutan- dalam organisasi harus mampu
tuntutan situasi yang berbeda (Northouse, mengadaptasikan perilaku mereka untuk
2016). memenuhi tuntutan situasi yang berbeda
Dalam teori kontingensi tidak ada adalah penting (Harrison, 2018; Lussier
perilaku kepemimpinan yang optimal & Achua, 2016). Namun, kelemahan
karena situasi menjadi sebuah utamanya yaitu kegagalan menjelaskan
pertimbangan (Harrison, 2018). Adapun secara utuh mengapa orang dengan gaya
situasi yang dimaksud adalah kepemimpinan tertentu lebih efektif
karakteristik pekerjaan yang dilakukan, dalam sejumlah situasi dari pada di situasi
lingkungan eksternal, dan karakterstik lain dan gagal juga menjelaskan secara
bawahan (Lussier & Achua, 2010). memadai apa yang seharusnya dilakukan
Pemimpin efektif menggunakan gaya organisasi ketika terjadi ketidakcocokan
kepemimpinan yang berbeda berdasarkan antara pemimpin dan situasi tempat kerja
kontingensi situasi. Sehingga, teori (Northouse, 2013).
kepemimpinan kontigensi menjelaskan
gaya kepemimpinan berdasarkan Teori Kepemimpinan “Path-Goal”
pemimpin, bawahan, dan situasi yang Teori jalur-tujuan (path-goal)
saling berkaitan. Dengan demikian, muncul pada awal tahun 1970-an
sebuah gaya kepemimpinan yang (Northouse, 2013). Robert J. House
digunakan pada masa lampau belum tentu merupakan tokoh penting yang
dapat digunakan pada masa saat ini mengembangkan teori jalur-tujuan
(Harrison, 2018). (Lussier & Achua, 2016). House
Teori kontingensi ini memiliki mengonsep teori jalur-tujuan tentang
keunggulan dan kelemahan seperti teori kepemimpinan menggunakan teori
lainnya. Northouse (2013) menguraikan harapan motivasi untuk mengidentifikasi
lima keunggulan teori ini. Pertama, teori bagaimana pengaruh perilaku
kontingensi didasarkan pada penelitian. kepemimpinan terhadap kepuasan,
Kedua, teori berkontribusi dalam motivasi, dan kinerja bawahan (House,
memberikan pemahaman tentang dampak 1971; Lussier & Achua, 2016).
situasi terhadap pemimpin. Ketiga, sifat Awalnya, dimensi perilaku
teori prediktif dan memberikan informasi pemimpin dalam hal kepemimpinan
berguna tentang kepemimpinan paling mencakup pemberian arahan kepada
mungkin efektif dalam sejumlah konteks. bawahan, memberikan dukungan,
Keempat, tidak menuntut semua orang partisipatif, dan berorientasi pada prestasi
[pemimpin] untuk efektif dalam segala (Lussier & Achua, 2010; Northouse,
situasi. Kelima, memberikan informasi 2013). Kemudian, pada tahun 1996,
tentang gaya kepemimpinan yang bisa House mengembangkan teori jalur-tujuan
berguna untuk organisasi, dalam tersebut dengan memperluas dimensinya,
mengembangkan profil kepemimpinan. yaitu bantuan untuk pekerjaan, proses
keputusan berorientasi kelompok, bagaimana memotivasi bawahan (Lussier
perwakilan dan jejaring kelompok kerja, & Achua, 2010). Selanjutnya, bersumber
dan perilaku kepemimpinan berbasis dari teori ini, teori kepemimpinan lainnya
nilai. Meskipun ada pengembangan pada muncul pada akhir tahun 1970-an yaitu
teori ini, tetapi intinya tetap sama yaitu teori kepemimpinan transaksional—
pemimpin efektif perlu membantu memotivasi bawahan melalui transaksi
bawahan dengan memberikan kebutuhan sesuai kepentingan kedua belah pihak
dan membantu mereka supaya berkinerja (pemimpin dan bawahan)—yang dikaji
lebih baik (Northouse, 2013). Atau oleh James M. Burns (Bass & Bass, 2008;
dengan kata lain, pemimpin perlu Harrison, 2018). Namun, teori jalur-
memberikan penghargaan untuk tujuan juga memiliki kelemahan, yaitu
meningkatkan motivasi dan kepuasan terlalu kompleks dan para menejer
bawahan (Olowoselu, Mohamad, & terkadang kesulitan untuk menentukan
Aboudahr, 2019). gaya kepemimpinan seperti apa yang
Selanjutnya, berdasarkan teori tepat untuk digunakan dan kapan
jalur-tujuan, bawahan memiliki penggunanaanya (Lussier & Achua,
karakteristik seperti dogmatis, otoriter, 2016).
tidak puas, butuh pertemanan, butuh
perlakuan manusiawi, otonom, butuh Teori Kepemimpinan “Transformational”
dikontrol, butuh kejelasan, harapan tinggi, Teori kepemimpinan
harapan menjadi terbaik (Northouse, transformasional (transformational)
2013). Atau dengan kata lain, teori jalur- merupakan teori kepemimpinan baru
tujuan menyatakan bahwa pemimpin yang muncul pada awal tahun 1980-an
harus menyesuaikan perilaku (Northouse, 2013) sebagai upaya
kepemimpinannya berdasarkan pembeda dari teori transaksional (Bass &
karakteristik bawahan dan tipe pekerjaan Bass, 2008). Awal kemunculan teori ini
yang harus diselesaikan (Olowoselu et al., dikarekan pada tahun 1970-an dan 1980-
2019). Teori jalur memprediksi bahwa an kondisi yang sedang terjadi pada
kepemimpinan berorietasi pada prestasi kebanyakan organisasi semakin
itu paling efektif, dalam latar dimana bergejolak, sehingga peneliti memberikan
bawahan dituntut untuk melakukan tugas perhatian serius terhadap bagaimana
yang ambigu (Northouse, 2013). Oleh kepemimpinan dapat mengakibatkan
karena itu, pemimpim perlu perubahan (Harrison, 2018). Selain itu,
memperhatikan kondisi bawahan yang dalam sebuah upaya memahami
dipimpin apabila mengimplementasikan perbedaan antara pemimpin dan
teori kepemimpinan jalur-tujuan. manajemen—dan menjawab pertanyaan
Teori jalur-tujuan memiliki mengapa beberapa pemimpin mampu
keunggulan dan kelemahan. Keunggulan menginspirasi meskipun di saat situasi
teori ini adalah mempermudah dalam kurang ideal, teori transformasional pun
memahami perilaku pemimpin dikaitkan dikembangkan (Stanley, 2017). Istilah
dengan kepuasan dan kinerja bawahan tranformasional diciptakan oleh James V.
(Northouse, 2013). Dengan demikian, Dawton pada tahun 1973 (Harrison,
pemimpin juga dapat memikirkan 2018) dan silanjutnya diadopsi oleh
peneliti lain, seperti Robert J. House pada pemimpin, kelompok dan organisasi yang
tahun 1976 dan James M. Burns pada lebih besar (Bass & Riggio, 2006).
tahun 1978 (Clark & Harrison, 2018; Kepemimpinan transformasional
Lussier & Achua, 2016; Stanley, 2017). sangat erat kaitannya dengan proses
Teori kepemimpinan pemenuhan kebutuhan anggota supaya
transformasional memberikan penjalasan proses interaksi meningkatkan motivasi
tentang bagaimana pemimpin dan energi (Stanley, 2017). Atau dengan
meningkatkan keinginan bawahan untuk kata lain, kepemimpinan transformasional
pencapaian dan pengembangan diri memberikan pemimpin sebuah pandangan
mereka, pada saat itu juga pemimpin yang lebih luas tentang perilaku yang
mempromosikan peningkatan grup dan dibutuhkan pemimpin supaya efektif
organisasi (Bass & Avolio, 1990). (Harrison, 2018), seperti kepercayaan,
Sehingga, teori kepemimpinan ini sangat komitment, respek terhadap bawahan
efektif membantu dalam pengembangan (Lussier & Achua, 2016).
sumber daya manusia dan sekaligus juga Penelitian telah banyak dilakukan
kinerja organisasi. pada topik kepemimpinan
Perkembangan teori kepemimpinan transformasional karena kontribusinya
transformasional berlangsung secara sangat signifikan. Misalnya, penelitian
progresif. Dengan memperluas karya empiris telah menunjukkan perilaku
Burns, Bennis dan Nanus pada tahun kepemimpinan transformasional yang
1985 mengidentifikasi empat tema memiliki dampak positif terhadap kinerja
penting bagi pemimpin efektif yaitu visi, dan kepuasan bawahan (Harrison, 2018).
komunikasi, kepercayaan, dan Selain itu, kepemimpinan
pengetahuan tentang diri sendiri, sebagai transformasional juga memberikan
aspek penting untuk kepemimpinan yang penekanan pada perubahan orang lain,
efektif (Stanley, 2017). Di lain pihak, kepemimpinan sebagai proses yang
pada waktu yang bersamaan Bass terjadi antara bawahan dan pemimpin,
mengembangkan Multifactor Leadership memberi pandangan lebih luas tentang
Questionnaire (MLQ) yang terdiri dari kepemimpinan sehingga meningkatkan
pengaruh ideal, motivasi yang model kepemimpinan lain, dan penekanan
menginspirasi, rangsangan intelektual, yang kuat pada kebutuhan, nilai, dan
dan pertimbangan individual (Bass & moral pengikut (Northouse, 2013).
Riggio, 2006; Harrison, 2018). Dengan Meskipun memiliki keunggulan,
demikian, meskipun kajian kepemimpin tetapi teori kepemimpinan
sesuai teori transformasional ini selalu transformasional juga memiliki
progresif, [pada prinsipnya] kelemahan dan keterbatasan. Pertama,
kepemimpinan transformasional keterbatasan dalam penggunaan skala
membantu bawahan bertumbuh dan yang telah dikembangkan. Harrison
berkembang menjadi pemimpin melalui (2018) menemukan peneliti masih
respon terhadap kebutuhan bawahan mengembangkan sendiri skala untuk
secara individu dengan memberdayakan mengukur tentang kepemimpinan
mereka dan melalui penyetaraaan tujuan transformasional. Hal ini disebabkan
dan maksud bawahan secara individu, karena ketidakjelasan konsepnya dimana
mencakup banyak aktifitas serta pemimpin yang efektif. Berdasarkan teori
karakteristik sehingga kesulitan skill terdapat tiga skill yang diperlukan
mendefenisikan secara pasti para pemimpin, yaitu teknis, manusia, dan
meternya (Northouse, 2013). Dengan konseptual (Harrison, 2018; Northouse,
demikian, penelitian selanjutnya 2013). Keterampilan teknis adalah
dibutuhkan untuk menentukan perliku- pengetahuan dan keahlian pada jenis
perilaku yang dibutuhkan pemimpin pekerjaan tertentu, misalnya pengetahuan
supaya dapat meningkatkan respon yang benar tentang organisasi termasuk
bawahan dan efektifitas organisasi hasil dan pelayanannya.
(Harrison, 2018). Keterampilan manusia adalah
pengetahauan dan kemampuan bekerja
Teori Kepemimpinan “Skill” sama dengan orang lain, seperti
Semenjak awal tahun 1990-an, pemahaman tentang perilaku manusia,
beragam publikasi telah membahas proses kelompok dan kemampuan
tentang keefektifan pemimpin tergantung mengerti perasaan, sikap, dan motif orang
pada kemampuan pemimpin dalam lain. Keterampilan konseptual merupakan
menyelesaikan permasalahan organisasi pengetahuan dan kemampuan dengan
yang kompleks (Northouse, 2013). David melibatkan ide dan konsep, misalnya
McClelland, seorang Professor pembuatan keputusan yang baik,
Universitas Harvard merupakan tokoh memiliki visi ke depan, kreativitas, dan
penting dalam kajian kompetensi. Dia mampu memahami situasi yang tidak
mengajukan bahwa kinerja seorang harus pasti dan membingungkan. Selain itu, tiga
dinilai berdasarkan kompetensinya (Chow kompetensi utama lainnya adalah
et al., 2017). Dari penekanan pentingnya pemecahan masalah (problem solving),
kompetensi ini, pada tahun 2000-an keterampilan penilaian sosial (social
beberapa peneliti mengembangkan model judgement), dan pengetahuan (Harrison,
kepemimpinan berbasis keterampilan, 2018; Northouse, 2013).
misalnya Mumford dan rekan-rekannya Skill kepemimpinan merupakan
dan Yammarino (Northouse, 2013). faktor utama dalam pekerjaan pada abad
Meskipun nyaris sama dengan teori sifat, kedua puluh satu (Chow et al., 2017). Hal
tetapi teori skill tentang kepemimpinan ini terkait kontribusi teori skill sangat
ini mempunyai keunikan tersendiri. penting bagi setiap organisasi dalam hal
Harrison (2018) menyatakan bahwa pemgembangan skill pemimpin, setiap
perbedaan utama antara teori sifat dan orang memiliki potensi sebagai
teori skill yaitu skill atau kompetensi pemimpin, terdapat beragam komponen
dapat dikembangkan menurut teori skill, dalam kepemimpinan, dan membantu
sedangkan pada teori sifat kemampuan dalam penyusunan program
pemimpin tidak dapat dikembangkan atau pengembangan kepemimpinan
hanya bersifat bawaan. (Northouse, 2013). Oleh karena itu, teori
Dalam teori kepemimpinan skill, ini semakin diminati oleh para peneliti
pengetahuan, kemampuan (Northouse, dalam upaya mengembangkan
2013), dan keahlian (Chow et al., 2017) kepemimpinan yang efektif.
sangat diperlukan supaya menjadi
Misalnya, Mumford et al. (2007) Bolden et al., (2011) menyatakan
menemukan empat skill kepemimpinan bahwa ada dua permasalahan mendasar
yaitu kognitif, personal, bisnis, dan dalam memahami dan mendefenisikan
strategik. Hasil studi mereka tersebut kepemimpinan. Pertama, seperti ide
sampai pada abad keduapuluh satu ini cinta, kebebasan, dan kebahagian,
mendapatkan respon baik dari berbagai kepemimpinan merupakan sebuah konsep
peneliti. Namun, seperti teori yang begitu kompleks dan berpeluang
kepemimpinan lainnya, teori skill juga diinterpretasikan secara subjektif. Kedua,
memiliki kelemahan yaitu luasnya kepemimpinan yang dipahami dan
cakupan sampai melampaui batasan dimengerti sangat besar dipengaruhi oleh
kepemimpinan, tidak adanya penjelasan kepercayaan filosofis seseorang tentang
bagaimana skill menghasilkan kinerja sifat manusia. Meskipun demikian, untuk
kepemimpinan yang efektif, kemiripan menghindari kedua permasalahan
dengan teori sifat terkait aspek individu, tersebut, berbagai referensi digunakan
dan tidak dapat diimplementasikan pada untuk menentukan konsep dasar
berbagai konteks kepemimpinan lainnya kepemimpinan.
(Northouse, 2013). Sebagai upaya menemukan konsep
utama dan menghidari kebingungan
Konsep Fundamental Kepemimpinan dalam memahami kepemimpinan, maka
Kepemimpinan memiliki berbagai konsep utama dari kepemimpinan dibuat
konsep dan sangat kompleks (Lumban berdasarkan sintesis pendapat berbagai
Gaol, 2017; Northouse, 2016). Oleh ahli bidang kepemimpinan dan
karena itu, mendefenisikan pertimbangan teori kepemimpinan seperti
kepemimpinan tidaklah semudah yang dijelaskan sebelumnya. Setelah
membedakan pemimpin dan anggota dilakukan pengkajian dan sintesis
dalam sebuah organisasi. Hanya dengan terhadap referensi yang ada, maka
melihat posisi atau jabatan seseorang kepemimpinan dapat dikonsep sebagai
dalam struktur organisasi dapat kemampuan pribadi pemimpin dalam
memastikan bahwa orang yang berada memengaruhi orang lain (pengikutnya)
pada posisi pimpinan teratas dalam garis melalui hubungan, interaksi, perilaku, dan
koordinasi adalah pemimpin. Sehingga, kredibilitas untuk mencapai tujuan
kepemimpinan tetap menjadi sebuah tertentu.
konsep yang terus diperdebatkan (Bolden Kepemimpinan diidentikkan dengan
et al., 2011). Day dan Antonakis (2012) kemampuan yang unik dari pemimpin.
setuju terkait hal tersebut dengan Pengkombinasian sifat pribadi dalam diri
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pemimpin mendorong orang lain
sebuah topik yang kompleks dan berbeda terinspirasi untuk mencapai tujuan
serta butuh kerja keras untuk (Bertocci, 2009). Pemimpin pasti
memaknainya. Saking begitu sulitnya memiliki sifat tertentu yang unik
mengonsep kepemimpinan ini, tidak ada dibandingkan dengan bawahannya,
defenisi yang akurat dari istilah misalnya kemampuan intelektual,
kepemimpinan (Harrison, 2018). kepribadian, kebijaksanaan, diplomasi,
(Bertocci, 2009), nilai personal dan
professional, dan kemampuan yaitu adanya proses memengaruhi—
mengembangkan organisasi (Bush & terjadi antara pemimpin dan anggota.
Middlewood, 2005). Sehingga dengan Selanjutnya, berkaitan dengan proses
kemampuan tersebut pemimpin memiliki memengaruhi ini terlihat dari
keunggulan dibandingkan dengan orang karakteristik dan perilaku seorang
lain. pemimpin, pandangan anggota dan atribut
Kepemimpinan dapat terjadi ketika pemimpin tersebut, dan konteks dimana
ada proses memengaruhi antara pimpinan proses mempengaruhi terjadi (Day &
dan bawahan (Bertocci, 2009; Kouzes & Antonakis, 2012).
Posner, 2007; Rothausen & Christenson,
2015; Yukl, 2010), misalnya dengan PENUTUP
mengarahkan perilaku untuk pencapaian Kepemimpinan merupakan sebuah
tujuan (Rothausen & Christenson, 2015). topik kajian yang sudah lama ada dan
Bertocci (2009) menyatakan bahwa tidak akan pernah berakhir selama masih
elemen penting kepemimpinan dalam hal berlangsungnya eksistensi manusia.
memengaruhi yaitu menjadi agen Secara khusus, setiap organisasi
perubahan dimana mampu berdampak membutuhkan praktik kepemimpinan
terhadap perilaku dan kinerja orang lain. dalam proses manajemen supaya tujuan
Selanjutnya, Van Loon dan Buster (2019) organisasi dapat dicapai dengan baik.
menekankan bahwa secara fundamental Dengan kata lain, sesungguhnya
kepemimpinan adalah sebuah proses keberadaan aspek kepemimpinan
berhubungan yang saling mempengaruhi. memberikan kontribusi signifikan
Tanpa adanya pengaruh, dalam proses terhadap kemajuan organisasi. Oleh
tersebut tidak ada kepemimpinan. karena itu, kepemimpinan perlu menjadi
Autoritas atau pengaruh dalam organisasi perhatian serius pada setiap organisasi
muncul dari kemampuan pemimpin baik profit maupun nonprofit.
dalam memberikan pengaruh dan itu Kepemimpinan sudah muncul
sebagai alat mencapai tujuan (Stanley, semenjak peradaban manusia di bumi.
2017). Namun, apabila ditinjau dari aspek
Proses memengaruhi yang etimologis dan filsafat, kepemimpinan
dilakukan oleh pemimpin dapat terjadi sudah didokumentasikan semenjak ribuan
ketika ada hubungan (Kouzes & Posner, tahun lalu. Mengkaji kepemimpinan
2007; Van Loon & Buster, 2019; Yukl, berdasarkan teori-teorinya seperti melihat
2010), interaksi (Northouse, 2016; Yukl, “gajah” dari berbagai sudut pandang yang
2010), perilaku (Kouzes & Posner, 2007; unik dan tidak akan pernah sempurna.
Yukl, 2010), dan kredibilatas (Kouzes & Namun, studi ini telah mengidentifikasi
Posner, 2007) pemimpin yang yang beberapa teori kepemimpinan yang
terjadi pada konteks terntentu—misalnya penting, yaitu genetika, orang kuat, sifat,
organisasi (Rothausen & Christenson, perilaku, jalur-tujuan, kontigensi,
2015). Sehinggga melalui hal tersebut, transformasional, dan skill. Setiap teori
kepemimpinan dapat terjadi. Dengan kepemimpinan memiliki kekurangan dan
demikian, konsep kepemimpinan keunggulan. Oleh karena itu,
setidaknya memiliki prinsip fundamental kepemimpinan dapat dipahami secara
komprehensif apabila melihatnya dari Transformational Leadership (2nd
berbagai sudut pandang atau teori yang ed.). Mahwah, New Jersey:
ada. Dengan demikian, kepemimpinan Lawrence Erlbaum Associates.
dapat dipahami sebagai kemampuan Bertocci, D. I. (2009). Leadership in
pemimpin dalam upaya memengaruhi Organization: There Is a Difference
orang lain atau bawahan melalui between Leaders and Managers.
hubungan, interaksi, perilaku, dan United States of America: University
kredibilatas pemimpin sehingga tujuan press of America.
dapat dicapai. Konteks atau situasi Bolden, R., Hawkins, B., Gosling, J., &
kepemimpinan dapat terjadi pada Taylor, S. (2011). Exploring
organisasi baik profit dan nonprofit. Leadership: Individual,
Studi ini memiliki keterbatasan Organizational, and Sociental
dimana pembahasannya hanya berfokus Persepective. Oxford, UK: Oxford
pada sejarah, teori, dan konsep University Press.
kepemimpinan. Untuk penelitian lebih Bush, T., & Middlewood, D. (2005).
lanjut, diharapkan dapat mengkaji praktik Leading and managing people in
kepemimpinan berdasarkan teori tersebut. education. London: Sage
Di negara-negara Asia, termasuk Publications.
Indonesia—Negara yang cukup heterogen Chow, T. W., Salleh, M. L., & Ismail, I.
dengan ribuan organisasi baik sektor A. (2017). Lessons from the Major
publik ataupun swasta sangat perlu untuk Leadership Theories in Comparison
mengkaji kepemimpinan sebagai to the Competency Theory for
pembanding dan pengembang kajian Leadership Practice. Journal of
kepemimpian. Sehingga, hasil kajian Business and Social Review in
tersebut dapat memberikan pemahaman Emerging Economies, 3(2), 147–
baru terhadap praktik kepemimpinan di 156.
berbagai organisasi. Keunikan dari Clark, C. M., & Harrison, C. (2018).
berbagai daerah akan membentuk Leadership: the complexities and
karakteristik unik dalam memahami state of the field. European Business
kepemimpinan. Review, 92(3), 1–63.
Day, D. V., & Antonakis, J. (2013). The
REFERENSI Future of Leadership. In The Wiley-
Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1990). Blackwell Handbook of the
Transformational leadership: 1992 Psychology of Leadership, Change,
and beyond. International Journal of and Organizational Development
Learning and Intellectual Capital, (pp. 221–236).
14(5), 21–27. https://doi.org/10.1002/9781118326
Bass, B. M., & Bass, R. (2008). The Bass 404
Handbook of Leadership: Theory, Day, D. V, & Antonakis, J. (2012).
Research, and Managerial Leadership: Past, Present, and
Applications (4th ed.). New York: Future. In D. V Day & J. Antonakis
Free Press. (Eds.), The Nature of Leadership
Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). (Second, pp. 3–28). United States of
America: Sage Publications. Morgeson, F. P. (2007). The
Gumus, S., Bellibas, M. S., Esen, M., & leadership skills strataplex:
Gumus, E. (2016). A systematic Leadership skill requirements across
review of studies on leadership organizational levels. Leadership
models in educational research from Quarterly, 18(2), 154–166.
1980 to 2014. Educational Nienaber, H. (2010). Conceptualisation of
Management Administration and management and leadership.
Leadership, 46(1), 25–48. Management Decision, 48(5), 661–
Harrison, C. (2018). Leadership Theory 675.
and Research: A Critical Approach Northouse, P. G. (2013). Leadership:
to New and Existing Paradigms. Theory and practice. Thousand
Switzerland: Palgrave Macmillan. Oaks, CA: Sage.
House, R. J. (1971). A Path Goal Theory Northouse, P. G. (2016). Leadership:
of Leader Effectiveness. Theory and practice (6th ed.). Los
Administrative Science Quarterly, Angeles: Sage.
16(3), 321–339. Olowoselu, A., Mohamad, M. bin, &
Kouzes, J. M., & Posner, B. Z. (2007). Aboudahr, S. M. F. M. (2019). Path-
The leadership challenge (4th ed.). Goal Theory and the Application in
San Francisco, CA: Jossey-Bass. Educational Management and
Lumban Gaol, N. T. (2017). Teori dan Leadership. Education Quarterly
implementasi gaya kepemimpinan Reviews, 2(2), 448-455.
kepala sekolah. Kelola: Jurnal Rothausen, T. J., & Christenson, S. M.
Manajemen Pendidikan, 4(2), 213– (2015). Leadership. Wiley
219. Encyclopedia of Management, 1–6.
Lussier, R. N., & Achua, C. F. (2010). https://doi.org/10.1002/9781118785
Leadership Theory, Application, and 317.weom020032
Skill Development (4th ed.). Mason, Spector, B. A. (2016). Carlyle, Freud, and
USA: South-Western Cengage the Great Man Theory more fully
Learning. considered. Leadership, 12(2), 250–
Lussier, R. N., & Achua, C. F. (2016). 260.
Leadership Theory, Aplication, & Stanley, D. (2017). Leadership Theories
Skill Development (6th ed.). Boston, and Styles. In D. Stanley (Ed.),
USA: Cengage Learning. Clinical Leadership in Nursing and
Marturano, A., & Gosling, J. (2008). Healthcare: Values into Action (pp.
Introduction. In J. Gosling & A. 25–46). https://doi.org/10.1007/978-
Marturano (Eds.), Leadership: The 3-319-11107-0_4
Key Concepts (pp. xxiii–xxvi). Van Loon, R., & Buster, A. (2019). The
London: Routledge. Future of Leadership: The Courage
Mouton, N. (2019). A literary perspective to Be Both Leader and Follower.
on the limits of leadership: Tolstoy’s Journal of Leadership Studies,
critique of the great man theory. 13(1), 73–74.
Leadership, 15(1), 81–102. Williams, F. K., Ricciardi, D., &
Mumford, T. V., Campion, M. A., & Blackbourn, R. (2006). Leadership,
theory of. In F. W. English (Ed.),
Encyclopedia of Educational
Leadership and Administration (pp.
586–591). United States of America:
Sage Publications.
Yammarino, F. (2013). Leadership: Past,
present, and future. Journal of
Leadership and Organizational
Studies, 20(2), 149–155.
Yukl, G. (2010). Leadership in
Organizations (7th ed.). Upper
Saddle River, NJ: Pearson
Education.
Zaccaro, S. J. (2007). Trait-based
perspectives of leadership. American
Psychologist, 62(1), 6–16.

You might also like