Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Hubungan Teknik Menyusui, Sendawa Bayi.….....................................Ulva Noviana., hal.

423-329

HUBUNGAN TEKNIK MENYUSUI, SENDAWA BAYI, DAN PEMBERIAN SUSU


FORMULA DENGAN FREKUENSI REGURGITASI PADA BAYI USIA 0-6
BULAN
RELATIONSHIP OF BREASTFEEDING TECHNIQUE, BELCHING TECHNIQUE,
BOTTLE BREASTFEEDING WITH FREQUENCY OF REGURGITATION IN BABY
OF 0-6 MONTH

Ulva Noviana*
*Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Ngudia Husada Madura
Correspondence : Jl RE Martadinata No 45 Bangkalan Indonesia

ABSTRACT
Regurgitation is a clinical symptom often found in babies suffering from reflex
gestroesofagus (RGE). At Polindes Gingging Bluto Sumenep on 10 Desember, of 10
mothers of 0-6 month-old babies, through interview, said that their babies experienced
regurgation more than three times a day. The objective of research was to analyze the
relationship of breastfeeding technique, belching technique, and bottle feeding with
frequency of regurgitation for 0-6 month old babies.
This research employed a cross sectional design. Independent variable was
breastfeeding technique, belching technique, and bottle feeding and dependent variable
was frequency of regurgitation for 0-6 month old babies. Population consisted of 43
respondents. Sampel which used simple random sampling technique consisted of 39
respondents. Data collection technique used observation sheets and questionnaires. Data
analysis technique used statistic test of spearman rank and lamba.
Spearman rank test showed that between breastfeeding technique and frequency of
regurgitation was relationship was ρ value = 0,001 (sig< α = 0,05). It meant that there
was relationship between breastfeeding technique and frequency of regurgitation. In
belching technique was ρ value = 0,00 (sig < α = 0,05). It meant there was relationship
between belching technique and frequency of regurgitation. Spearman rank test showed
that between bottle feeding and frequency of regurgitation was ρ value = 0,00 (sig < α =
0,05). It meant that there was relationship between bottle feeding and frequency of
regurgitation.
Midwives, as motivators in midwifery care, have to improve their roles in giving guidance
of regurgitation and way of treatment such correct breastfeeding technique, correct
belching technique and ASI exclusive breastfeeding very useful for baby growth and
development.

Key words: Breastfeeding technique, Belching technique, Bottle breastfeeding and


Frequency of regurgitation

PENDAHULUAN meneteki bayi terdapat beberapa masalah


ASI merupakan makanan yang paling yang terjadi salah satunya Regurgitasi
cocok bagi bayi karena mempunyai nilai yang diartikan sebagai “Gumoh” dan
gizi yang paling tinggi dibandingkan regurgitasi juga terjadi pada tehnik
dengan makanan bayi yang dibuat oleh menyusuinya belum benar atau setelah
manusia ataupun yang berasal dari susu meneteki tidak disendawakan.
hewan maupun dari bahan tumbuhan. Regurgitasi merupakan gejala klinis yang
Oleh karena itu tidak diragukan lagi paling sering ditemukan pada bayi yang
meneteki adalah cara pemberian makanan mengalami reflex gestroesofagus (RGE).
bayi yang paling baik. Akan tetapi dalam Regurgitasi terjadi karena refleks

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 2 423


Hubungan Teknik Menyusui, Sendawa Bayi.….....................................Ulva Noviana., hal. 423-329

gastroesofagus melewati sfingter menyendawakan bayi disela-sela


esofagus bawah (lower esophagel menyusui dan setelah menyusu juga
sphincter/LES) yang inkompeten atau dapat membantu mengurangi frekuensi
belum sempurna. Oleh karena itu, seiring regurgitasi, baik pada bayi yang disusui
dengan perkembangan, regurgitasi dapat dengan ASI maupun dengan susu botol
hilang (Sodikin, 2012) (Muslihatun, 2011).
Catatan Depkes pada tahun 2010 Dampak yang timbul akibat gumoh
sekitar 70% bayi berumur dibawah 4 dapat berupa infeksi saluran pernafasan,
bulan mengalami gumoh menimal 1 kali cairan gumoh yang kembali keparu-paru
dalam sehari akan berkurang seiring dapat menyebabkan radang, napas
bertambah usia 8-10% pada umur 9-12 terhenti sesaat, cairan gumoh dapat
bulan dan 5% pada umur 18 bulan. menimbulkan iritasi, pucat pada wajah
Menurut penelitian yang dilakukan oleh bayi karna tidak bisa napas, bayi tersedak
Hegar dkk. (2013), gumoh banyak terjadi dan batuk (suparyanto,2010). Penelitian
pada usia 0-3 bulan, frekuensinya di RSCM pada tahun 2004 menunjukkan
kadang-kadang mencapai 1-4 kali dalam bahwa bayi yang mengalami regurgitasi
sehari. 25% bayi mengalami gumoh lebih lebih dari tiga kali dalam sehari,
dari 4 kali dalam sehari selama 3 bulan mengalami kenaikan berat badan yang
pertama. Gumoh akan mnjadi gejala lebih rendah pada usia empat bulan
patologis apabila frekuensinya lebih dari Videbeck, L (2008) dalam hudayatul
2 kali sehari selama lebih dari 2 (2012).
hari/minggu. Pada gejala gumoh yang Adapun upaya yang dilakukan untuk
patologi juga ditemukan adanya menangani atau mencegah regurgitasi
penurunan berat badan (Mohan, 2002), (gumoh) adalah memperbaiki cara tehnik
selain itu bayi juga sering menangis, menyusui ibu sehingga tidak
tidak mau makan atau disfagia dan menyebabkan terlalu banyak udaya yang
adanya gangguan pernapasan (Hegar, tertelan, sendawa bayi dengan tujuan
2013). udara yang tertelan pada saat menyusui
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dapat dikeluarkan, dan memberitahu ibu
yang dilakukan di Polindes Gingging bahwa susu formula dapat menyebabkan
Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep gumoh.
pada tanggal 10 desember 2016 dengan
cara wawancara pada 10 ibu bayi usia 0- Rumusan masalah
6 bulan. Dari 10 ibu bayi 7 dari ibu 1. Apakah ada hubungan teknik
mengatakan bayinya mengalami gumoh menyusui dengan frekuensi gumoh
lebih dari 3x sehari. pada bayi di Polindes Ging-Ging
Ada beberapa penyebab terjadinya Kecamatan Bluto Kabupaten
regurgitasi pada bayi yaitu, bayi menelan Sumenep?
udara pada saat menyusu, posisi saat 2. Apakah ada hubungan sendawa bayi
menyusui yang tidak tepat, minum dengan frekuensi gumoh pada bayi di
terburu-buru, atau bayi sudah kenyang Polindes Ging-Ging Kecamatan
tetapi tetap diberi minum karena orang Bluto Kabupaten Sumenep?
tuanya khawatir kalau bayinya 3. Apakah ada hubungan pemberian
kekurangan makan (Sudarti, 2011) susu formula dengan frekuensi
Regurgitasi yang banyak bisa gumoh/regurgitasi pada bayi di
terjadi akibat pemberian susu yang terlalu Polindes Ging-Ging Kecamatan
banyak. Jika susu yang diberikan melalui Bluto Kabupaten Sumenep?
botol, regurgitasi bisa dikurangi dengan
menggunakan dot yang lebih keras dan
lubangnya lebih kecil. Lebih sering

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 2 424


Hubungan Teknik Menyusui, Sendawa Bayi.….....................................Ulva Noviana., hal. 423-329

Tujuan penelitian 0-6 Bulan Dipolindes Kecamatan


Tujuan umum Bluto Kabupaten Sumenep
Menganalisis hubungan teknik METODE PENELITIAN
menyusui, sendawa bayi dan pemberian Desain penelitian yang digunakan
susu formula dengan frekuensi adalah analitik dengan pendekatan Cross
regurgitasi/gumoh pada bayi usia 0-6 Sectional. Variable independennya
bulan adalah tehnik menyusui, sendawa bayi,
Tujuan khusus pemberian susu formula, variable
a. Menganalisa Hubungan Teknik dependennya adalah frekuensi gumoh.
Menyusui dengan Frekuensi Populasi yang digunakan adalah ibu yang
Regurgitasi/Gumoh Pada Usia 0-6 mempunyai bayi usia 0-6 bulan di
Bulan Dipolindes Gingging polindes ging-ging sebanyak 43 bayi ASI
Kecamatan Bluto Kabupaten dan susu formula. Teknik sampling
Sumenep menggunakan Random Sampling.
b. Menganalisa Hubungan Sendawa Instrumen penelitian disini menggunakan
Bayi dengan Frekuensi lembar kuesioner yang berisi soal-soal
Regurgitasi/Gumoh Pada Bayi Usia tentang tehnik menyusui, sendawa bayi,
0-6 Bulan Dipolindes Gingging pemberian susu formula dan frekuensi
Kecamatan Bluto Kabupaten gumoh. Tempat penelitian adalah di
Sumenep polindes ging-ging kecamatan bluto
c. Menganalisa Hubungan pemberian kabupaten Sumenep. Uji Statistik yang
susu formula dengan Frekuensi digunakan adalah Sparman Rank dan
Regurgitasi/Gumoh Pada Bayi Usia Lamda.

HASIL
1. Tabulasi silang vareabel teknik
menyusui dengan frekuensi gumoh
Dengan frekuensi gumoh
Jumlah
No Teknik menyusui Sering Kadang-kadang Tidak pernah
N % N % N % N %
1 Tidak dilakukan 16 72.7 4 18.2 2 9.1 22 100
2 Dilakukan dengan salah 4 33.3 7 58.3 1 8.3 12 100
3 Dilakukan dengan benar 0 0 3 60.0 2 40.0 5 100
Jumlah 20 51.3 14 35.9 5 12.8 39 100
ρ value = 0,001 α = 0,05 r : 0,498
Sumber data primer 2017

Hasil analisis data dengan uji statistik spearman rank menunjukkan ρ value = 0,001 <
α = 0,05 dengan makna atau asumsi H1 diterima yang artinya ada hubungan antara teknik
menyusi dengan frekuensi gumoh.
2. Tabulasi Silang Variabel teknik sendawa bayi dengan frekuensi gumoh
Frekuensi gumoh
Jumlah
No Teknik sendawa Sering Kadang-kadang Tidak pernah
N % N % N % N %
1 Tidak dilakukan 16 76,2 3 14.3 2 9.5 21 100
2 Dilakukan dengan salah 4 33.3 7 58.3 1 8,3 12 100
3 Dilakukan dengan benar 0 0 4 66.7 2 33.3 6 100
Total 20 51.3 14 35.9 5 12.8 39 100
ρ value = 0,00 (sig < α = 0,05) r: 0,535
Sumber data primer 2017

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 2 425


Hubungan Teknik Menyusui, Sendawa Bayi.….....................................Ulva Noviana., hal. 423-329

Hasil analisis data dengan uji statistik spearman rank menunjukkan ρ value = 0,00
(sig < α = 0,05) dengan makna atau asumsi H1 diterima yang artinya ada hubungan antara
teknik sendawa dengan frekuensi gumoh.
3. Tabulasi Silang Variabel pemberian susu formula dengan frekuensi gumoh
Frekuensi gumoh Jumlah
No Pemberian susu formula Sering Kadang-kadang Tidak pernah
N % N % N % N %
1 Diberikan 16 52 12 39 3 9 31 100
2 Tidak di berikan 4 50 2 25 2 25 8 100
Jumlah 20 51 14 36 5 13 39 100
ρ value = 0,00 (sig < α = 0,05)
Sumber data primer 2017

Hasil analisis data dengan uji statistik lamda menunjukkan ρ value = 0,00 (sig < α =
0,05) dengan makna atau asumsi H1 diterima yang artinya ada hubungan antara pemberian
susu formula dengan frekuensi gumoh.

PEMBAHASAN kemampuan kognitif atau rasional yang


1. Hubungan Teknik Menyusui dimiliki oleh ibu membantu mereka
Dengan Frekuensi Gumoh untuk menggali informasi sebanyak-
Berdasarkan penelitian bahwa teknik banyaknya sehingga membantu mereka
menyusui dengan frekuensi gumoh, yang dalam menentukan perilaku.
mengalami sering gumoh dan tidak Peneliti berpendapat bahwa teknik
dilakukan teknik menyusui sebanyak 16 menyusui sangat berpengaruh dengan
(72,7%), yang mengalami kadang- frekuensi gumoh/regurgitasi, jika
kadang dan dilakukan dengan salah melakukan teknik menyusui yang salah
sebanyak 7 (58,3%) melakukan teknik dapat mengakibatkna terjadinya
menyusui dengan benar kadang-kadang gumoh/regurgitasi, teknik menyusui
gumoh sebanyak 3 (60,0 %).Hasil yang tepat dapat membuat ASI yang
analisis data dengan uji statistik diminum bayi langsung masuk kedalam
spearman rank menunjukkan ρ value = lambung. Sehingga bayi tidak rewel dan
0,001 < α = 0,05 dengan makna atau bayi mendapatkan ASI yang cukup
asumsi H1 diterima yang artinya ada untuk meningkatkan daya tahan tubuh
hubungan antara teknik menyusui dan pertumbuhannya..Teknik menyusui
dengan frekuensi gumoh. Nilai koefisien yang tepat memudahkan ASI untuk
korelasi spearman sebesar 0,498 yang sempurna kedalam lambung bayi dan
artinya ada hubungan yang cukup sedang tidak akan menyebabkan gumoh/
antara teknik menyusui dengan frekuensi regurgitasi, karena bayi mengunci rapat
gumoh. areolamamae saat menyusu yang tidak
Sebagian besar responden memiliki menyebabkan cela udara yang dapat
umur <20 tahun yaitu sebanyak 21 masuk kedalam lambung
(90%). Umur responden menunjukkan Teknik menyusui yang tepat
sebagian besar merupakan ibu yang memudahkan ASI untuk sempurna
berusia lebih muda dan kurang kedalam lambung bayi dan tidak akan
berpengalaman tentang merawat bayi menyebabkan gumoh/ regurgitasi,
dikarenakan pada usia tersebut karena bayi mengunci rapat
kematangan psikis dan emosionalnya areolamamae saat menyusu yang tidak
masih kurang. Hal ini menyebabkan ibu menyebabkan cela udara yang dapat
belum mengerti tentang cara teknik masuk kedalam lambung. (Diah 2012)
sendawa. Seperti yang dikemukakan Teknik menyusui merupakan teknik saat
oleh Sulisdiana (2011) bahwa bayi menghisap payudara apabila posisi
JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 2 426
Hubungan Teknik Menyusui, Sendawa Bayi.….....................................Ulva Noviana., hal. 423-329

ibu tidak menghadap payudara dengan hubungan yang yang cukup antara teknik
sempurna dapat menyebabkan udara sendawa dengan frekuensi gumoh.
masuk pada saat menghisap puting susu. Peneliti berpendapat bahwa teknik
Berdasarkan hasil penelitian sendawa sangat berpengaruh dengan
menunjukkan tidak dilakukan teknik frekuensi gumoh, salah satunya sendawa
menyusui dan tidak pernah mengalami memiliki manfaat yaitu mampu
gumoh yaitu sebanyak 2 (9.5%) bayi hal mengeluarkan udara yang tertelan oleh
ini dikarenkaan ibu tidak pernah bayi ketika bayi menyusu. Bayi yang
memberikan susu formula pada bayi. menyusu dengan ASI sebaiknya setelah
Susu formula dapat menyebabkan selesai menyusu pada satu payudara
terjadinya gumoh karna banyak sekali disendawakan terlebih dahulu sebelum
gangguan akibat ketidak cocokan pada berganti pada payudara yang lain,
susu formula atau alergi susu. sedangkan pada bayi yang menggunakan
Hasil penelitian ini serupa dengan botol maka hendaknya setiap bayi selesai
yang dikemukakan oleh Muzal Karim minum susu harus disendawakan.
bahwa banyak sekali gangguan akibat Regurgitasi sebenarnya adalah
ketidak cocokan pemberian susu formula kejadian yang normal, namun regurgitasi
pada bayi. Tanda dan gejala ketidak yang berlebihan dapat menyebabkan
cocokan susu formula atau alergi susu komplikasi yang akan mengganggu
hampir sama dengan alergi makan. pertumbuhan bayi bila cairan yang
Gangguan tersebut dapat mengganggu keluar tidak seimbang dengan cairan
semua organ tubuh terutama pencernaan yang masuk. Bayi yang mengalami
(sering muntah/gumoh, kembung, sering regurgitasi lebih dari 4 kali dalam sehari
buang air besar), kulit (sering timbul memiliki kemungkinan 2x lebih besar
bintik atau bisul kemerahan terutama mengalami gizi kurang dibandingkan
dipipi, telinga dan daerah yang tertutup dengan yang mengalami regurgitasi
popok), dan saluran napas dan organ kurang dari 4x sehari. Asam lambung
lainnya (Muzal K, 2007). Dalam yang ikut keluar juga dapat mengiritasi
penelitian ini juga didapatkan bahwa dan merusak dinding kerongkongan. Hal
anak yang diberi susu formula tersebut seperti dikemukakan oleh
mengalami peningkatan frekuensi Hasibuan & Kadim (2013)
gumoh/regurgitasi. Untuk mengurangi regurgitasi salah
2. Hubungan Teknik Sendawa satunya dengan menyendawakan setiap
Dengan Frekuensi Gumoh kali selesai menyusui. Saat proses
Berdasarkan penelitian bahwa teknik menyusu sering kali udara ikut masuk
sendawa dengan frekuensi gumoh, yang bersama susu. Ketika susu masuk
tidak dilakukan teknik sendawa bahwa kedalam lambung, udara yang masuk
sebanyak 16 bayi (76,2%), yang tertahan dibagian atas lambung jika tidak
dilakukan dengan salah dan kadang- dikeluarkan akan meningkatkan tekanan
kadang mengalami gumoh sebanyak 7 abdomenal dan meningkatkan stingfer
(58,3%), yang dilakukan dengan benar esofagus yang mempengaruhi volume
dan kadang-kadang mengalami gumog refluks pada esofagus, sehingga
sebanyak 4 (66,7%) Hasil analisis data mengakibatkan isi lambung keluar
dengan uji statistik spearman rank kembali dan terjadi regurgitasi. Hal
menunjukkan ρ value = 0,00 (sig < α = tersebut seperti yang dikemukakan oleh
0,R5) dengan makna atau asumsi H1 Tilong (2014) bahwa cara mencegah
diterima yang artinya ada hubungan regurgitasi adalah dengan
antara teknik sendawa dengan frekuensi menyendawakan bayi setiap selesai
gumoh. Nilai koefisien korelasi minum susu agar udara yang ikut masuk
spearman sebesar 0.535 yang artinya ada kedalam lambung keluar.

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 2 427


Hubungan Teknik Menyusui, Sendawa Bayi.….....................................Ulva Noviana., hal. 423-329

Berdasarkan hasil penelitian menyebabkan peningkatan frekuensi


menunjukkan tidak dilakukan teknik gumoh/regurgitasi.
sendawa dan tidak pernah mengalami Hasil penelitian ini serupa dengan
gumoh yaitu sebanyak 2 (9.5%) bayi hal yang dikemukakan oleh Muzal Karim
ini dikarenkaan ibu tidak pernah bahwa banyak sekali gangguan akibat
memberikan susu formula pada bayi. ketidak cocokan pemberian susu formula
Susu formula dapat menyebabkan pada bayi. Tanda dan gejala ketidak
terjadinya gumoh karna banyak sekali cocokan susu formula atau alergi susu
gangguan akibat ketidak cocokan pada hampir sama dengan alergi makan.
susu formula atau alergi susu. Gangguan tersebut dapat mengganggu
Hasil penelitian ini serupa dengan semua organ tubuh terutama pencernaan
yang dikemukakan oleh Muzal Karim (sering muntah/gumoh, kembung, sering
bahwa banyak sekali gangguan akibat buang air besar), kulit (sering timbul
ketidak cocokan pemberian susu formula bintik atau bisul kemerahan terutama
pada bayi. Tanda dan gejala ketidak dipipi, telinga dan daerah yang tertutup
cocokan susu formula atau alergi susu popok), dan saluran napas dan organ
hampir sama dengan alergi makan. lainnya (Muzal K, 2007). Dalam
Gangguan tersebut dapat mengganggu penelitian ini juga didapatkan bahwa
semua organ tubuh terutama pencernaan anak yang diberi susu formula mengalami
(sering muntah/gumoh, kembung, sering peningkatan frekuensi gumoh/regurgitasi.
buang air besar), kulit (sering timbul Berdasarkan lembar kuesioner
bintik atau bisul kemerahan terutama didapatkan bahwa ibu yang memberikan
dipipi, telinga dan daerah yang tertutup susu formula terdapat 3 (9%) bayi yang
popok), dan saluran napas dan organ tidak mengalami gumoh, hal ini
lainnya (Muzal K, 2007). Dalam dikarenakan ibu melakukan teknik
penelitian ini juga didapatkan bahwa menyusui dan melakukan teknik
anak yang diberi susu formula sendawa, teknik menyusui dan teknik
mengalami peningkatan frekuensi sendawa sangat berpengaruh dengan
gumoh/regurgitasi. frekuensi gumoh. Ibu yang sering
3. Hubungan Pemberian Susu menyendawakan bayinya setelah
Formula Dengan Frekuensi menyusui akan mengurangi resiko
Regurgitasi terjadinya regurgitasi pada bayi karena
Berdasarkan hasil penelitian bahwa saat menyendawakan bayi udara yang
pemberian susu formula dengan frekuensi ikut masuk saat bayi menyusu keluar
gumoh, yang sering mengalami gumoh sehingga tekanan abdominal dan sfingter
dan diberikan susu formula sebanyak 16 esofagus tidak mempengaruhi volume
bayi (15,9%), yang sering mengalami refluks pada esofagus sehingga bayi
gumoh tapi tidak diberikan susu formula dapat terhindar dari kejadian regurgitasi.
sebanyak 4 (4,1). Hasil analisis data
dengan uji statistik lamda menunjukkan SIMPULAN
ρ value = 0,00 (sig < α = 0,05) dengan Berdasarkan analisa data
makna atau asumsi H1 diterima yang pembahasan bab 5, maka dirumuskan
artinya ada hubungan antara pemberian bahwa hasil penelitian berhubunga teknik
susu formula dengan frekuensi gumoh. menyusui, teknik sendawa dan pemberian
Data-data serta perhitungan uji susu formula dengan frekuensi
hepotesa diatas sudah dapat menjelaskan gumoh/regurgitasi pada bayi usia 0-6
adanya hubungan antara susu formula bulan di polindes ging-ging kecamatan
dengan terjadinya peningkatan kejadian bluto kabupaten sumenep.
frekuensi gumoh dimana susu formula a. Sebagian besar ibu tidak melakukan
teknik menyusui dengan benar di

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 2 428


Hubungan Teknik Menyusui, Sendawa Bayi.….....................................Ulva Noviana., hal. 423-329

polindes ging-ging kecamatan bluto Usia 0 – 12 Bulan di Desa


kabupaten sumenep. Prajegkan di Wilayah Kerja
b. Sebagian besar ibu tidak Puskesmas Sukorejo Ponorogo.
menyendawakan bayi dengan benar Mohan, Neelam & Soni, Arun. 2002.
di polindes ging-ging kecamatan Gastro-esophageal Reflux in
bluto kabupaten sumenep Neonatus. Journal of
c. Hampir seluruhnya ibu memberikan Neonatology. Vol.16. No.3. Juli-
susu formula pada bayi di polindes sept. New Delhi. Hal 257-266.
ging-ging kecamatan bluto Muslihatun, Wafi. (2011). Asuhan
kabupaten sumenep. Neonatus, Bayi dan Balita.
d. Sebagian besar bayi mengalami Yogyakarta : Fitramaya
gumoh di polindes ging-ging Muzal, K: Gumoh, 2007. Diakses Dari:
kecamatan bluto kabupaten sumenep. Www.Google.Com
e. Ada hubungan teknik menyusui Sodikin. 2012, Gangguan Sistem
dengan frekuensi gumoh/regurgitasi Gastrointestinal dan
dipolindes ging-ging kecamatan Hepatobilier, Salemba Medika,
bluto kabupaten sumenep. Jakkarta
f. Ada hubungan teknik sendawa Sudarti, Endang Khoirunnisa, 2009; Buku
dengan frekuensi gumoh/regurgitasi Asuhan Kebidanan Neonatus,
dipolindes ging-ging kecamatan Bayi dan Anak Balita, Nuha
bluto kabupaten sumenep. Medika; Yogyakarta
g. Ada hubungan pemberian susu Sulisdina. (2011). Faktor-Faktor Yang
formula dengan frekuensi Behubungan Dengan Pengetahuan
gumoh/regurgitasi dipolindes ging- Ibu Tentang Regurgitasi Pada
ging kecamatan bluto kabupaten Bayi Usia 0-6 Bulan Di BPS Muji
sumenep. Winarnik Mojokerto. Hospital
Majapahit, Vol. 3, No.1
DAFTAR PUSTAKA Suparyanto. 2010. Sekilas tentang Bayi
Diah. 2012. Cara menyusui yang benar: Gumoh.
posisi, Upaya memperbanyak dan http://www.carantrik.comdiakses
tanda bayi cukup asi. Dalam tanggal 15 – 02 – 2017
http://jurnal bidan . 2012. Sekilas Tentang Bayi
diah.blogospot.com Gumoh.Http://Www.Carantrik.Co
Hasibuan, B., Hegar, B., & Kadim, M m Diakses Tanggal 14april 2013.
(2012). Derajat Kerusakan Tilong, A.D (2014). Baby Talk. Yogyakarta:
Mukosa Esofagus Pada Anak Laksana.
Dengan Penyakit Refluks
Gastroesofagus. Journal of Seri
Pedriatik, Vol.14, No.1
Hegar, Badriul., & Vandenplas, Yvan.
2013. Gastroesophageal Reflux:
Natural Evolution, Diagnostic and
Treatment. The Turkish Journal of
Pediatric: 55: 1-7.
Hudayatul. 2012. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitan
Muhammadiyah Ponorogo
dengan Judul Gambaran Perilaku
Ibu dalam Pencegahan
Terjadinya Regurgitasi Pada Bayi

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 5 No. 2 429

You might also like