Analisis Fertilitas Provinsi Maluku Tahun 2010-2035: October 2020

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344592393

Analisis Fertilitas Provinsi Maluku Tahun 2010-2035

Preprint · October 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.22688.81920

CITATIONS READS

0 429

8 authors, including:

Agasi Purnama Umi Alifa Jamil


Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
9 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    10 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Muhammad Arif Fahrudin Alfana


Universitas Gadjah Mada
101 PUBLICATIONS   19 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

A projection production and consumption of food crops in Bali Province towards 2021-2025 View project

All content following this page was uploaded by Umi Alifa Jamil on 11 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Fertilitas Provinsi Maluku Tahun 2010-2035

Agasi Purnama Jatti1, Mega Rakhmatika1, Muhammad Mawahibul Fadli1, Umi Alifa Jamil1,
Umi Listyaningsih1, Arif Fahrudin Alfana1
1
Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

email: muhammadmawahibul2017@mail.ugm.ac.id

Abstract
Fertility is a factor that can affect the population. Fertility can be analyzed using the TFR, CBR and GRR
and NRR indicators. The purpose of this study is to analyze the fertility condition of Maluku Province
through the analysis of these fertility indicators. The data used in this analysis are secondary data from
BPS publications. The results of this study indicate that the population of Maluku Province continues to
increase. This is related to the CBR value of Maluku which is above the national average and the TFR
value of Maluku Province which is still above 3, so that population growth in Maluku Province still tends
to be positive or continues to increase even though the local TFR value itself has decreased. However,
the GRR and NRR values of Maluku Province continued to decline. This represents that many births in
Maluku Province are male.

Keywords: fertility, population, Maluku Province

Abstrak
Fertilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk. Fertilitas dapat dianalisis
dengan menggunakan indikator TFR, CBR serta GRR dan NRR. Tujuan dari kajian ini adalah untuk
menganalisis kondisi fertilitas Provinsi Maluku melalui analisis indikator fertilitas tersebut. Data yang
digunakan dalam analisis ini berupa data sekunder dari hasil publikasi BPS. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Maluku terus mengalami peningkatan. Hal ini berkaitan
dengan nilai CBR Maluku yang berada di atas rata-rata nasional dan nilai TFR Provinsi Maluku yang
masih berada di atas angka 3, sehingga pertumbuhan penduduk di Provinsi Maluku masih cenderung
positif atau terus mengalami peningkatan meskipun nilai TFR setempat sendiri mengalami penurunan.
Meskipun demikian, nilai GRR dan NRR Provinsi Maluku terus mengalami penurunan. Hal ini
merepresentasikan bahwa banyak kelahiran berjenis kelamin laki-laki di Provinsi Maluku.

Kata kunci: fertilitas, jumlah penduduk, Provinsi Maluku


PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pembangunan berkelanjutan memiliki konsep yaitu mengoptimalkan sumberdaya baik


sumberdaya alam maupun manusia secara bijak sehingga aspek kependudukan memiliki
peran yang cukup penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Salah satunya
yaitu dengan memperhatikan struktur penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk yang
didominasi oleh penduduk dewasa usia produktif (struktur penduduk stationer) merupakan
kondisi ideal yang dapat dijadikan sebagai target untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan dimana jumlah penduduk produktif lebih tinggi dibandingkan penduduk usia non
produktif sehingga rasio ketergantungan rendah. Struktur penduduk dipengaruhi oleh 3 faktor
utama yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi.

Fertilitas didefinisikan sebagai hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita, atau fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup
(Mulyadi,2003) dalam Oktavia dkk (2014). Fertilitas juga diartikan sebagai kemampuan
seorang wanita untuk melahirkan hidup seorang anak. Apabila bayi yang lahir hidup adalah
bayi perempuan, akan tumbuh menjadi remaja dan perempuan usia subur kemudian menikah
dan berpotensi melahirkan bayi lagi. Dengan demikian, fertilitas merupakan salah satu
komponen dasar demografi yang dapat meningkatkan jumlah penduduk di suatu
wilayah/negara.

Fertilitas merupakan peristiwa biologis yang berkaitan erat dengan ilmu demografi dan
kesehatan. Fertilitas ini tidak selalu dipandang sebagai hal yang membahagiakan, melainkan
fertilitas ini dapat dipandang sebagai peristiwa yang kompleks yang penuh dengan
problematika. Permasalahan kependudukan terus meresahkan pemerintah dan para
pakarnya. Problematika fertilitas seperti kematian bayi, kematian maternal, dan stunting terus
timbul mengingat banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang mana mencapai 237,6 juta
jiwa. Permasalahan ini jika tidak diimbangi dengan perencanaan yang baik sehingga
mengakibatkan banyak masalah yang lebih serius.

Provinsi Maluku merupakan provinsi dengan permasalahan fertilitas yang masih tinggi
di Indonesia (Healtdetik.com. 2011). Kondisi tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi
pemerintah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tingginya permasalahan
fertilitas di provinsi Maluku salah satunya dibuktikan dengan angka TFR yang lebih tinggi
dibandingkan dengan TFR nasional. Selain angka TFR, dalam kasus keberhasilan program
angka fertilitas di Provinsi Maluku dapat ditunjukan dengan melihat indikator fertilitas seperti
CBR, GRR, NRR, dan jumlah kelahiran. Indikator tersebut dianalisis sehingga diperoleh
kondisi umum fertilitas di Provinsi Maluku.

II. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi fertilitas Provinsi Maluku
melalui analisis dari beberapa indikator fertilitas, antara lain Total Fertility Rate (TFR), Crude
Birth Rate (CDR), serta Gross Reproduction Rate (GRR) dan Net Reproduction Rate (NRR).
METODE

Total Fertility Rate

Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1000
peduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksi dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksi, tingkat fertilitas menurut
umur tidak berubah pada periode waktu tertentu. Data TFR diperoleh dari Data Proyeksi
Penduduk Tahun 2010-2035 dan data SDKI tahun 2012 dan 2017. Nilai TFR dapat dihitung
dengan rumus:

di mana h dan k merupakan batas bawah dan batas atas umur wanita reproduksi.

Crude Birth Rate (CBR) merupakan angka kelahiran kasar dengan jumlah kelahiran hidup
selama 1 tahun setiap 1000 penduduk. Perhitungan CBR berdasarkan pada jumlah kelahiran
dan jumlah penduduk, sebagai berikut:

CBR = (b/p) x 1000

Ket.
B = Births
P = Population
1000 = konstanta

Gross Reproduction Rate (GRR) atau Angka Reproduksi Kasar merupakan jumlah
kelahiran hidup bayi perempuan oleh 1000 wanita selama masa reproduksinya. Data GRR
Provinsi Maluku yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Data Proyeksi Penduduk
Tahun 2010-2035. Nilai GRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (Sirusa BPS)

Keterangan:

GRR = Angka Reproduksi Kasar

TFR = Angka Kelahiran Total

ASFR = Kelahiran Menurut Kelompok Umur


Net Reproduction Rate (RR) atau Angka Reproduksi Neto merupakan jumlah kelahiran
hidup bayi perempuan oleh kohor hipotesis dari 1000 wanita sebelum mengakhiri masa
reproduksinya. Data NRR Provinsi Maluku yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari
Data Proyeksi Penduduk Tahun 2010-2035. Nilai GRR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus: (Sirusa BPS)

Keterangan:

NRR = Angka Reproduksi Neto

ASFR = Kelahiran Menurut Kelompok Umur

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk adalah banyaknya penduduk di suatu wilayah. Analisis jumlah penduduk
dilakukan dengan menggunakan data jumlah penduduk dari hasil proyeksi penduduk tahun
2010 - 2035.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Total Fertility Rate

Total Fertility Rate (TFR) merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan setiap
wanita. Kebaikan dari teknik ini adalah merupakan ukuran untuk seluruh wanita usia 15-49
tahun yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok umur, berbeda dengan
teknik yang lain yang perhitungannya tidak memisahkan antara penduduk laki-laki dan
perempuan serta tingkat usia produktif bagi wanita.

Gambar 1. Grafik Total Fertility Rate Provinsi Maluku Tahun 2010, 2015, 2020,
2025, 2030, dan 2035

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 ( diolah, 2020)

Berdasarkan grafik pada gambar 1 menunjukan bahwa pada tahun 2010 Provinsi
Maluku memiliki angka TFR sebesar 3,39. Hal ini bermakna bahwa seorang wanita di
Indonesia rata - rata melahirkan 3 sampai 4 anak selama masa hidupnya jika mengikuti pola
Angka Kelahiran menurut Umur (ASFR) saat ini. TFR Maluku turun di tahun 2015 yaitu
sebesar 3,25, dan terus turun hingga akhir periode 2035, yaitu sebesar 3,13 pada tahun 2020,
2,97 pada tahun 2025, 2,82 pada tahun 2030 dan 2,68 pada tahun 2035, data tersebut
berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia. Penurunan angka TFR ini menunjukan suatu
prestasi yang dicapai oleh pemerintah Maluku. Namun jika dibandingkan dengan angka
nasional, angka TFR Provinsi Maluku masih tergolong tinggi. Angka TFR Maluku yang masih
tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya daerah yang sulit dijangkau
mengakibatkan pelaksanaan program KB tidak efektif. Daerah dengan kondisi geografis yang
terpencil dan sulit dijangkau ini yang mengakibatkan adanya kesulitan dalam pemeriksaan
terkait kehamilan dan kesehatan ibu. TFR Maluku jika dibandingkan dengan provinsi lainnya
di Indonesia tergolong tinggi dan masuk kategori 3 provinsi dengan angka TFR tertinggi.

Tabel 1. Total Fertility Rate Provinsi Maluku Tahun 2010, 2015, 2020, 2025, 2030, dan 2035

Tahun TFR
2012 3,2
2017 3,3

Sumber: SDKI 2012 dan 2017


Angka TFR berdasarkan proyeksi penduduk menunjukan adanya penurunan dari
tahun ke tahun, namun berdasarkan data SDKI pada tabel 1 menunjukan adanya peningkatan
dari tahun 2012 yaitu sebesar 3,2 menjadi 3,3 di tahun 2017. Adanya perbedaan data tersebut
dikarenakan proyeksi penduduk ini merupakan asumsi-asumsi dari komponen laju
pertumbuhan penduduk yang lain. Angka TFR yang terus meningkat dari tahun ke tahun dapat
juga dipengaruhi oleh faktor jumlah anak ideal dalam keluarga menurut Freedman (1962)
berkaitan dengan nilai ekonomi anak, selain itu Adioetomo (2010) menyatakan bahwa jumlah
anak yang ideal dalam satu keluarga adalah antara 4-6 orang, sehingga perlu adanya
perubahan paradigma tersebut. Modernisasi diharapkan mampu merubah cara pandang yang
lebih berorientasi ke norma keluarga kecil seperti pada penjelasan Freedman maupun Todaro
dan Smith. Adanya kenaikan pada angka TFR dari tahun ke tahun berdasarkan data SDKI
dan angka TFR yang masih di atas angka TFR nasional memberikan sinyal kepada
pemerintah Maluku untuk meningkatkan kinerjanya dalam menekan TFR. Jika angka TFR
Maluku terus stagnan, maka diperkirakan provinsi ini belum mencapai target penduduk
tumbuh seimbang 2025. Oleh karena itu, adanya kebijakan dari pemerintah mengenai
pengendalian kuantitas penduduk terus dilakukan, seperti adanya penundaan usia kawin
pertama dan peningkatan pengendalian kontrasepsi.

Crude Birth Rate

Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar adalah jumlah kelahiran setiap
1000 penduduk pada pertengahan tahun selama satu tahun di suatu wilayah. Disebut kasar
karena membandingkan jumlah kelahiran hidup jumlah kelahiran hidup dengan seluruh
penduduk. Jumlah penduduk yang dipakai adalah jumlah penduduk pertengahan tahun untuk
idealnya, tetapi pada praktiknya penggunaan jumlah penduduk tahunan sering digunakan
karena ketersediaan data.

Berdasarkan Gambar 2 data Crude Birth Rate (CBR) Provinsi Maluku, Nilai CBR
Provinsi Maluku masih lebih tinggi daripada angka rata- rata nasional, yaitu sebesar 27,4 pada
2010 dan menjadi 20 pada akhir proyeksi tahun 2035. Sedangkan rata - rata nasional CBR
menunjukkan 21 pada awal proyeksi tahun 2010 dan 14 pada akhir proyeksi tahun 2035. Hal
tersebut menunjukkan bahwa angka kelahiran di Maluku akan tetap diatas rata – rata nasional
sampai tahun 2035 apabila tidak ada perbaikan untuk program atau pembuatan program baru
untuk mengurangi angka Crude Birth Rate (CBR).

Gambar 2 . Grafik CBR Provinsi Maluku Tahun 2010-2035

Sumber: Data Proyeksi Penduduk 2010-2035 (diolah, 2020)


Tingginya angka CBR di Provinsi Maluku tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor fertilitas, menurut Davis dalam Bagoes Mantra (2003) dalam Sinaga, dkk (2017)
terdapat faktor demografi dan faktor non-demografi. Faktor demografi Provinsi Maluku banyak
dipengaruhi oleh faktor perdesaan yang dimana sebagian besar Provinsi Maluku masih
berbentuk perdesaan, yaitu usia kawin pertama yang rendah, dimana menurut Sinaga, dkk
(2017) usia kawin pertama berpengaruh signifikan negatif terhadap fertilitas.

Sementara pada Faktor non – demografi banyak hal yang mempengaruhi diantaranya
tingkat pendidikan, ekonomi penduduk, status perempuan, urbanisasi, dan industrialisasi. Di
Provinsi Maluku semua hal tersebut masih tergolong dibawah rata – rata nasional semua,
terkhusus tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan di Provinsi Maluku sebagian besar
penduduk tidak hanya sampai SMTP/Sederajat pada jenjang pendidikan tahun 2011 – 2013,
dan pendidikan tinggi yang terpusat di Kota Ambon. Hal tersebut yang menyebabkan
tingginya Crude Birth Rate (CBR).

NRR dan GRR

Gross Reproduction Rate (GRR) dan Net Reproduction Rate (NRR) merupakan
indikator fertilitas yang dapat digunakan untuk menentukan kemampuan penduduk
perempuan melahirkan seorang bayi perempuan untuk menggantikan dirinya bereproduksi.
Yang membedakan adalah, GRR tidak mempertimbangkan kemungkinan bayi perempuan
yang dilahirkan oleh penduduk perempuan meninggal sebelum mengakhiri reproduksi
sedangkan NRR mempertimbangkan kemungkinan meninggal (Salim, dkk. 2017). Kedua
indikator tersebut digunakan untuk menggambarkan kemampuan seorang penduduk
perempuan untuk menggantikan dirinya.

Gross Reproduction Rate (GRR) merupakan rata-rata banyak bayi perempuan yang
dilahirkan oleh penduduk perempuan semasa hidupnya dengan pola fertilitas dan mortalitas
yang sama seperti ibunya (Hardiani, 2009). Gambar 3 menunjukkan nilai GRR Provinsi
Maluku pada tahun 2010, 2015, 2020, 2025, 2030, dan 2035. Sebelum melihat angka GRR
pada masing - masing tahun, diketahui bahwa GRR Provinsi Maluku memiliki tren mengalami
penurunan setiap 5 tahunan. Provinsi Maluku pada tahun 2010 memiliki nilai GRR sebesar
1,6 dan tidak mengalami perubahan pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2020 nilai GRR
mulai menurun menjadi 1,5 dan terus berkurang menjadi 1,4 pada tahun 2025 dan 2030
hingga pada tahun 2035 nilai GRR Provinsi Maluku sebesar 1,3. Angka-angka tersebut
menunjukkan bahwa setiap penduduk perempuan melahirkan 1 sampai 2 anak perempuan
selama masa reproduksinya. Akan tetapi anak perempuan tersebut belum tentu dapat
menggantikan ibunya bereproduksi. Hal tersebut dikarenakan dalam perhitungan nilai GRR
tidak menggunakan asumsi kematian sehingga terdapat kemungkinan si anak perempuan
meninggal sebelum sempat melahirkan bayi perempuan.

Gambar 3 . Grafik GRR Provinsi Maluku Tahun 2010-2035


Sumber: Data Proyeksi Penduduk 2010-2035 (diolah, 2020)
Net Reproduction Rate (NRR) merupakan rata-rata jumlah anak perempuan yang
dilahirkan oleh penduduk perempuan semasa hidupnya, dan akan tetap hidup sampai dapat
menggantikan kedudukan ibunya (Hardiani, 2009). Hal tersebut yang menyebabkan nilai NRR
lebih rendah dibandingkan dengan nilai GRR. Nilai NRR Provinsi Maluku ditunjukkan pada
gambar 4. Melalui gambar 4 diketahui bahwa nilai NRR Provinsi Maluku memiliki tren yang
sama dengan GRR, yaitu semakin bertambah tahun nilainya menjadi semakin turun. Nilai
NRR Provinsi Maluku secara berturut turut tahun 2010, 2015, 2020, 2025, 2030 dan 2035
yaitu sebesar 1,5; 1,4; 1,4; 1,3; 1,3; dan 1,2. Angka-angka tersebut memiliki arti yang hampir
mirip dengan GRR, yaitu setiap penduduk perempuan melahirkan 1 sampai 2 anak
perempuan selama masa reproduksinya. Akan tetapi, hal yang membedakan adalah anak
perempuan tersebut dapat dijadikan sebagai pengganti ibunya dalam bereproduksi karena ia
akan tetap hidup hingga usia si ibu melahirkannya.

Gambar 4 . Grafik NRR Provinsi Maluku Tahun 2010-2035

Sumber: Data Proyeksi Penduduk 2010-2035 (diolah)

Tren GRR dan NRR yang mengalami penurunan seiring bertambahnya tahun
merupakan kejadian yang sangat diharapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, hal tersebut bisa
saja menjadi permasalahan apabila nilai GRR ataupun NRR sudah mencapai nilai kurang dari
1 yang mengartikan bahwa setiap penduduk perempuan memiliki anak perempuan hanya 1
atau bahkan tidak punya. Kondisi yang demikian dapat berpotensi Provinsi Maluku di
kemudian hari berpotensi mengalami kekurangan penduduk. Oleh karena itu, target NRR
ideal yaitu 1 yang setara dengan TFR 2,1 sehingga penduduk akan tetap bertambah dengan
laju pertumbuhan yang relatif stabil (Subdirektorat Statistik Demografi, 2013)

Berdasarkan pengolahan Data Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, diketahui


bahwa nilai NRR dan GRR Provinsi Maluku mengalami penurunan seiring bertambahnya
tahun. Akan tetapi kondisi tersebut belum tentu menggambarkan kondisi sebenarnya yang
terjadi di Provinsi Maluku. Mengingat data yang digunakan merupakan data proyeksi, dimana
ketepatan dan ketajaman proyeksi penduduk sangat tergantung dengan asumsi tren
komponen perubahan penduduk (kelahiran, kematian, dan migrasi) yang digunakan (BPS,
2010). Asumsi tersebut memiliki kemungkinan tidak sesuai dengan perubahan yang
sebenarnya di lokasi kajian sehingga perlu adanya revisi/perbaikan dengan menggunakan
data mutakhir hasil sensus atau survei kependudukan secara periodik untuk memperoleh
hasil yang cukup valid.
Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk menjadi parameter yang penting untuk digunakan dalam


pembuatan suatu kebijakan. Besarnya jumlah penduduk dapat dipengaruhi berbagai sektor
seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial. Jumlah penduduk dapat menjadi suatu
potensi atau bahkan juga masalah bagi suatu wilayah.

Jumlah penduduk di Provinsi Maluku selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010
– 2020. Jika dibandingkan dengan provinsi disekitarnya, Maluku merupakan provinsi dengan
penduduk yang paling tinggi seperti pada gambar 5 Salah satu penyebab tingginya jumlah
penduduk di Maluku daripada provinsi lain adalah nilai TFR sebesar 3,3.

Gambar 5 .Perbandingan jumlah penduduk tiap tahun di beberapa provinsi

Sumber : BPS, 2013

Nilai TFR yang tinggi bisa disebabkan karena berbagai faktor. Salah satu indikator
yang mendukung tingginya nilai TFR ini adalah tingginya persentase wanita kawin tanpa
kontrasepsi. Jika dilihat pada tabel 2 Persentase wanita kawin tanpa kontrasepsi di Maluku
mengalami peningkatan dari 53,1% menjadi 54.5%. Hal ini tentunya dapat mendorong
semakin tingginya nilai TFR di Maluku daripada TFR di provinsi lainnya. Tingginya angka
persentase wanita kawin tanpa kontrasepsi salah satunya disebabkan karena faktor
pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita cenderung akan meningkatkan
penggunaan kontrasepsi oleh wanita (Adam F, 2012). Faktor ini tentunya perlu menjadi
perhatian dari pemerintah untuk dapat meningkatkan penggunaan kontrasepsi pada wanita
untuk menekan pertambahan penduduk yang berlebihan.

Tabel 2..TFR dan Persentase wanita kawin tanpa kontrasepsi di Maluku dan sekitarnya

Sumber : SDKI 2012 dan SDKI 2017


Jumlah penduduk di setiap wilayah di Maluku memiliki nilai yang cukup variatif.
Besarnya jumlah peningkatan penduduk pada setiap wilayah juga berbeda – beda (Gambar
6). Peningkatan penduduk paling tinggi berada di Ambon dan Buru. Wilayah selain Ambon
dan Buru relatif lebih landai dalam peningkatan jumlah penduduknya. Hal ini menunjukkan
tingkat fertilitas yang lebih tinggi di wilayah Ambon dan Buru. Tingginya peningkatan jumlah
penduduk juga dapat didukung karena kualitas kesehatan yang semakin baik. Tingkat
pelayanan kesehatan di Ambon dinilai lebih baik daripada wilayah lain di Maluku (INTIM News,
2017). Pelayanan kesehatan yang baik ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
sehingga jumlahnya terus meningkat.

Gambar 6. Diagram jumlah penduduk kabupaten/kota di Maluku

Sumber : BPS Maluku

KESIMPULAN

Kondisi fertilitas di Provinsi Maluku diketahui dengan melakukan analisis indikator


fertilitas diantaranya Total Fertility Rate, Crude Birth Rate, Gross Reproduction Rate (GRR)
dan Net Reproduction Rate (NRR), serta analisis perubahan jumlah penduduk tiap tahun.
Total Fertility Rate Provinsi Maluku masih diatas angka TFR nasional dan termasuk ke dalam
angka TFR tertinggi di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah daerah yang sulit dijangkau
sehingga pelaksanaan program KB tidak efektif dan kesulitan pemeriksaan kesehatan ibu.
Crude Birth Rate (CBR) Provinsi Maluku masih diatas rata – rata nasional dan termasuk
Provinsi dengan angka CBR yang tinggi di Indonesia. Tingginya angka CBR tersebut
dipengaruhi oleh usia kawin pertama yang rendah dan tingkat pendidikan yang masih
tergolong rendah juga. GRR dan NRR Provinsi Maluku tahun 2010-2035 memiliki tren
mengalami penurunan seiring berkembangnya waktu. Baik nilai GRR maupun NRR provinsi
Maluku memiliki antara 1,2 hingga 1,6 yang berarti bahwa setiap penduduk wanita melahirkan
satu anak perempuan untuk menggantikan dirinya bereproduksi. Jumlah penduduk di Maluku
terus mengalami peningkatan pada setiap tahun. Jumlah penduduk ini lebih tinggi daripada
beberapa provinsi di sekitar Maluku. Peningkatan jumlah penduduk salah satunya disebabkan
karena rendahnya penggunaan kontrasepsi pada wanita yang sudah kawin.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, F. (2012). Kajian Tentang Prevalensi Kontrasepsi Keluarga Berencana Catatan Kecil
Dalam Upaya Pencapaian MDGs 2015 Di Maluku. Piramida. Diakses dari :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/piramida/article/view/3019

Adioetomo, Sri M, dkk. 2010. “100 Tahun Demografi Indonesia: Mengubah Nasib Menjadi
Harapan”. Dalam Laporan BKKBN dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.

BPS. "Angka Reproduksi Kasar (GRR)". diakses pada 8 Oktober 2020 dari Sistem Informasi
Rujukan Statistik BPS (https://sirusa.bps.go.id/)BPS. 2013. Proyeksi Penduduk
Indonesia 2010 – 2035. BPS : Jakarta

BPS. "Angka Reproduksi Neto (NRR)". diakses pada 8 Oktober 2020 dari Sistem Informasi
Rujukan Statistik BPS (https://sirusa.bps.go.id/)

BPS. 2010. Pedoman Penghitungan Proyeksi Penduduk dan Angkatan Kerja. Jakarta: BPS

Freedman, Milton. 1962. Capitalism and Freedom, Chicago: University of Chicago.

Hardiani, J. 2009. Dasar-Dasar Teori Ekonomi Kependudukan. Jambi: Hamada Prima

Health.detik.com. “Angka Kelahiran di Yogya Paling Rendah, Maluku Paling Tinggi”.


(diakses 5 Oktober 2020)

INTIM News. 2017. Pelayanan Kesehatan di Ambon Tergolong Bagus.


http://intim.news/2017/03/salute-pelayanan-kesehatan-di-ambon-tergolong-bagus/
.Diakses pada 8 Oktober 2020 pukul 16.00

Oktavia, W. Y., Putro, T. S., dan Sari, L. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Struktur Umur,
dan Kematian Bayi Terhadap fertilitas di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa
FEKON Vol. 1 No. 2

Salim, L. A., Kusnanto, H., dan Kuntoro. 2017. Smart Fert: Aplikasi Praktis, Valid, dan Mudah
Untuk Mengukur Indikator Fertilitas di Era Otonomi Daerah. Populasi Volume 25
Nomor 1 Hal: 33-51.

SDKI. (2012). Survei demografi dan kesehatan Indonesia. Jakarta

SDKI. (2017). Survei demografi dan kesehatan Indonesia. Jakarta

Sinaga, Lennaria, Hardiani, Purwaka Hari Prihanto. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara
Tembesi Kabupaten Batanghari). Jurnal Paradigma Ekonomika Vol. 12. No. 1,
Januari—Juni 2017

Subdirektorat Statistik Demografi. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia Indonesia Population


Projection 2010-2035. Jakarta: BPS.

View publication stats

You might also like