Professional Documents
Culture Documents
Analisis Fertilitas Provinsi Maluku Tahun 2010-2035: October 2020
Analisis Fertilitas Provinsi Maluku Tahun 2010-2035: October 2020
Analisis Fertilitas Provinsi Maluku Tahun 2010-2035: October 2020
net/publication/344592393
CITATIONS READS
0 429
8 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
A projection production and consumption of food crops in Bali Province towards 2021-2025 View project
All content following this page was uploaded by Umi Alifa Jamil on 11 October 2020.
Agasi Purnama Jatti1, Mega Rakhmatika1, Muhammad Mawahibul Fadli1, Umi Alifa Jamil1,
Umi Listyaningsih1, Arif Fahrudin Alfana1
1
Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
email: muhammadmawahibul2017@mail.ugm.ac.id
Abstract
Fertility is a factor that can affect the population. Fertility can be analyzed using the TFR, CBR and GRR
and NRR indicators. The purpose of this study is to analyze the fertility condition of Maluku Province
through the analysis of these fertility indicators. The data used in this analysis are secondary data from
BPS publications. The results of this study indicate that the population of Maluku Province continues to
increase. This is related to the CBR value of Maluku which is above the national average and the TFR
value of Maluku Province which is still above 3, so that population growth in Maluku Province still tends
to be positive or continues to increase even though the local TFR value itself has decreased. However,
the GRR and NRR values of Maluku Province continued to decline. This represents that many births in
Maluku Province are male.
Abstrak
Fertilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk. Fertilitas dapat dianalisis
dengan menggunakan indikator TFR, CBR serta GRR dan NRR. Tujuan dari kajian ini adalah untuk
menganalisis kondisi fertilitas Provinsi Maluku melalui analisis indikator fertilitas tersebut. Data yang
digunakan dalam analisis ini berupa data sekunder dari hasil publikasi BPS. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Maluku terus mengalami peningkatan. Hal ini berkaitan
dengan nilai CBR Maluku yang berada di atas rata-rata nasional dan nilai TFR Provinsi Maluku yang
masih berada di atas angka 3, sehingga pertumbuhan penduduk di Provinsi Maluku masih cenderung
positif atau terus mengalami peningkatan meskipun nilai TFR setempat sendiri mengalami penurunan.
Meskipun demikian, nilai GRR dan NRR Provinsi Maluku terus mengalami penurunan. Hal ini
merepresentasikan bahwa banyak kelahiran berjenis kelamin laki-laki di Provinsi Maluku.
I. Latar Belakang
Fertilitas didefinisikan sebagai hasil reproduksi nyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita, atau fertilitas menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup
(Mulyadi,2003) dalam Oktavia dkk (2014). Fertilitas juga diartikan sebagai kemampuan
seorang wanita untuk melahirkan hidup seorang anak. Apabila bayi yang lahir hidup adalah
bayi perempuan, akan tumbuh menjadi remaja dan perempuan usia subur kemudian menikah
dan berpotensi melahirkan bayi lagi. Dengan demikian, fertilitas merupakan salah satu
komponen dasar demografi yang dapat meningkatkan jumlah penduduk di suatu
wilayah/negara.
Fertilitas merupakan peristiwa biologis yang berkaitan erat dengan ilmu demografi dan
kesehatan. Fertilitas ini tidak selalu dipandang sebagai hal yang membahagiakan, melainkan
fertilitas ini dapat dipandang sebagai peristiwa yang kompleks yang penuh dengan
problematika. Permasalahan kependudukan terus meresahkan pemerintah dan para
pakarnya. Problematika fertilitas seperti kematian bayi, kematian maternal, dan stunting terus
timbul mengingat banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang mana mencapai 237,6 juta
jiwa. Permasalahan ini jika tidak diimbangi dengan perencanaan yang baik sehingga
mengakibatkan banyak masalah yang lebih serius.
Provinsi Maluku merupakan provinsi dengan permasalahan fertilitas yang masih tinggi
di Indonesia (Healtdetik.com. 2011). Kondisi tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi
pemerintah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tingginya permasalahan
fertilitas di provinsi Maluku salah satunya dibuktikan dengan angka TFR yang lebih tinggi
dibandingkan dengan TFR nasional. Selain angka TFR, dalam kasus keberhasilan program
angka fertilitas di Provinsi Maluku dapat ditunjukan dengan melihat indikator fertilitas seperti
CBR, GRR, NRR, dan jumlah kelahiran. Indikator tersebut dianalisis sehingga diperoleh
kondisi umum fertilitas di Provinsi Maluku.
II. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi fertilitas Provinsi Maluku
melalui analisis dari beberapa indikator fertilitas, antara lain Total Fertility Rate (TFR), Crude
Birth Rate (CDR), serta Gross Reproduction Rate (GRR) dan Net Reproduction Rate (NRR).
METODE
Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1000
peduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksi dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksi, tingkat fertilitas menurut
umur tidak berubah pada periode waktu tertentu. Data TFR diperoleh dari Data Proyeksi
Penduduk Tahun 2010-2035 dan data SDKI tahun 2012 dan 2017. Nilai TFR dapat dihitung
dengan rumus:
di mana h dan k merupakan batas bawah dan batas atas umur wanita reproduksi.
Crude Birth Rate (CBR) merupakan angka kelahiran kasar dengan jumlah kelahiran hidup
selama 1 tahun setiap 1000 penduduk. Perhitungan CBR berdasarkan pada jumlah kelahiran
dan jumlah penduduk, sebagai berikut:
Ket.
B = Births
P = Population
1000 = konstanta
Gross Reproduction Rate (GRR) atau Angka Reproduksi Kasar merupakan jumlah
kelahiran hidup bayi perempuan oleh 1000 wanita selama masa reproduksinya. Data GRR
Provinsi Maluku yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Data Proyeksi Penduduk
Tahun 2010-2035. Nilai GRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (Sirusa BPS)
Keterangan:
Keterangan:
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk adalah banyaknya penduduk di suatu wilayah. Analisis jumlah penduduk
dilakukan dengan menggunakan data jumlah penduduk dari hasil proyeksi penduduk tahun
2010 - 2035.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Total Fertility Rate (TFR) merupakan jumlah rata-rata anak yang dilahirkan setiap
wanita. Kebaikan dari teknik ini adalah merupakan ukuran untuk seluruh wanita usia 15-49
tahun yang dihitung berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok umur, berbeda dengan
teknik yang lain yang perhitungannya tidak memisahkan antara penduduk laki-laki dan
perempuan serta tingkat usia produktif bagi wanita.
Gambar 1. Grafik Total Fertility Rate Provinsi Maluku Tahun 2010, 2015, 2020,
2025, 2030, dan 2035
Berdasarkan grafik pada gambar 1 menunjukan bahwa pada tahun 2010 Provinsi
Maluku memiliki angka TFR sebesar 3,39. Hal ini bermakna bahwa seorang wanita di
Indonesia rata - rata melahirkan 3 sampai 4 anak selama masa hidupnya jika mengikuti pola
Angka Kelahiran menurut Umur (ASFR) saat ini. TFR Maluku turun di tahun 2015 yaitu
sebesar 3,25, dan terus turun hingga akhir periode 2035, yaitu sebesar 3,13 pada tahun 2020,
2,97 pada tahun 2025, 2,82 pada tahun 2030 dan 2,68 pada tahun 2035, data tersebut
berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia. Penurunan angka TFR ini menunjukan suatu
prestasi yang dicapai oleh pemerintah Maluku. Namun jika dibandingkan dengan angka
nasional, angka TFR Provinsi Maluku masih tergolong tinggi. Angka TFR Maluku yang masih
tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya daerah yang sulit dijangkau
mengakibatkan pelaksanaan program KB tidak efektif. Daerah dengan kondisi geografis yang
terpencil dan sulit dijangkau ini yang mengakibatkan adanya kesulitan dalam pemeriksaan
terkait kehamilan dan kesehatan ibu. TFR Maluku jika dibandingkan dengan provinsi lainnya
di Indonesia tergolong tinggi dan masuk kategori 3 provinsi dengan angka TFR tertinggi.
Tabel 1. Total Fertility Rate Provinsi Maluku Tahun 2010, 2015, 2020, 2025, 2030, dan 2035
Tahun TFR
2012 3,2
2017 3,3
Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar adalah jumlah kelahiran setiap
1000 penduduk pada pertengahan tahun selama satu tahun di suatu wilayah. Disebut kasar
karena membandingkan jumlah kelahiran hidup jumlah kelahiran hidup dengan seluruh
penduduk. Jumlah penduduk yang dipakai adalah jumlah penduduk pertengahan tahun untuk
idealnya, tetapi pada praktiknya penggunaan jumlah penduduk tahunan sering digunakan
karena ketersediaan data.
Berdasarkan Gambar 2 data Crude Birth Rate (CBR) Provinsi Maluku, Nilai CBR
Provinsi Maluku masih lebih tinggi daripada angka rata- rata nasional, yaitu sebesar 27,4 pada
2010 dan menjadi 20 pada akhir proyeksi tahun 2035. Sedangkan rata - rata nasional CBR
menunjukkan 21 pada awal proyeksi tahun 2010 dan 14 pada akhir proyeksi tahun 2035. Hal
tersebut menunjukkan bahwa angka kelahiran di Maluku akan tetap diatas rata – rata nasional
sampai tahun 2035 apabila tidak ada perbaikan untuk program atau pembuatan program baru
untuk mengurangi angka Crude Birth Rate (CBR).
Sementara pada Faktor non – demografi banyak hal yang mempengaruhi diantaranya
tingkat pendidikan, ekonomi penduduk, status perempuan, urbanisasi, dan industrialisasi. Di
Provinsi Maluku semua hal tersebut masih tergolong dibawah rata – rata nasional semua,
terkhusus tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan di Provinsi Maluku sebagian besar
penduduk tidak hanya sampai SMTP/Sederajat pada jenjang pendidikan tahun 2011 – 2013,
dan pendidikan tinggi yang terpusat di Kota Ambon. Hal tersebut yang menyebabkan
tingginya Crude Birth Rate (CBR).
Gross Reproduction Rate (GRR) dan Net Reproduction Rate (NRR) merupakan
indikator fertilitas yang dapat digunakan untuk menentukan kemampuan penduduk
perempuan melahirkan seorang bayi perempuan untuk menggantikan dirinya bereproduksi.
Yang membedakan adalah, GRR tidak mempertimbangkan kemungkinan bayi perempuan
yang dilahirkan oleh penduduk perempuan meninggal sebelum mengakhiri reproduksi
sedangkan NRR mempertimbangkan kemungkinan meninggal (Salim, dkk. 2017). Kedua
indikator tersebut digunakan untuk menggambarkan kemampuan seorang penduduk
perempuan untuk menggantikan dirinya.
Gross Reproduction Rate (GRR) merupakan rata-rata banyak bayi perempuan yang
dilahirkan oleh penduduk perempuan semasa hidupnya dengan pola fertilitas dan mortalitas
yang sama seperti ibunya (Hardiani, 2009). Gambar 3 menunjukkan nilai GRR Provinsi
Maluku pada tahun 2010, 2015, 2020, 2025, 2030, dan 2035. Sebelum melihat angka GRR
pada masing - masing tahun, diketahui bahwa GRR Provinsi Maluku memiliki tren mengalami
penurunan setiap 5 tahunan. Provinsi Maluku pada tahun 2010 memiliki nilai GRR sebesar
1,6 dan tidak mengalami perubahan pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2020 nilai GRR
mulai menurun menjadi 1,5 dan terus berkurang menjadi 1,4 pada tahun 2025 dan 2030
hingga pada tahun 2035 nilai GRR Provinsi Maluku sebesar 1,3. Angka-angka tersebut
menunjukkan bahwa setiap penduduk perempuan melahirkan 1 sampai 2 anak perempuan
selama masa reproduksinya. Akan tetapi anak perempuan tersebut belum tentu dapat
menggantikan ibunya bereproduksi. Hal tersebut dikarenakan dalam perhitungan nilai GRR
tidak menggunakan asumsi kematian sehingga terdapat kemungkinan si anak perempuan
meninggal sebelum sempat melahirkan bayi perempuan.
Tren GRR dan NRR yang mengalami penurunan seiring bertambahnya tahun
merupakan kejadian yang sangat diharapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, hal tersebut bisa
saja menjadi permasalahan apabila nilai GRR ataupun NRR sudah mencapai nilai kurang dari
1 yang mengartikan bahwa setiap penduduk perempuan memiliki anak perempuan hanya 1
atau bahkan tidak punya. Kondisi yang demikian dapat berpotensi Provinsi Maluku di
kemudian hari berpotensi mengalami kekurangan penduduk. Oleh karena itu, target NRR
ideal yaitu 1 yang setara dengan TFR 2,1 sehingga penduduk akan tetap bertambah dengan
laju pertumbuhan yang relatif stabil (Subdirektorat Statistik Demografi, 2013)
Jumlah penduduk di Provinsi Maluku selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010
– 2020. Jika dibandingkan dengan provinsi disekitarnya, Maluku merupakan provinsi dengan
penduduk yang paling tinggi seperti pada gambar 5 Salah satu penyebab tingginya jumlah
penduduk di Maluku daripada provinsi lain adalah nilai TFR sebesar 3,3.
Nilai TFR yang tinggi bisa disebabkan karena berbagai faktor. Salah satu indikator
yang mendukung tingginya nilai TFR ini adalah tingginya persentase wanita kawin tanpa
kontrasepsi. Jika dilihat pada tabel 2 Persentase wanita kawin tanpa kontrasepsi di Maluku
mengalami peningkatan dari 53,1% menjadi 54.5%. Hal ini tentunya dapat mendorong
semakin tingginya nilai TFR di Maluku daripada TFR di provinsi lainnya. Tingginya angka
persentase wanita kawin tanpa kontrasepsi salah satunya disebabkan karena faktor
pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita cenderung akan meningkatkan
penggunaan kontrasepsi oleh wanita (Adam F, 2012). Faktor ini tentunya perlu menjadi
perhatian dari pemerintah untuk dapat meningkatkan penggunaan kontrasepsi pada wanita
untuk menekan pertambahan penduduk yang berlebihan.
Tabel 2..TFR dan Persentase wanita kawin tanpa kontrasepsi di Maluku dan sekitarnya
KESIMPULAN
Adam, F. (2012). Kajian Tentang Prevalensi Kontrasepsi Keluarga Berencana Catatan Kecil
Dalam Upaya Pencapaian MDGs 2015 Di Maluku. Piramida. Diakses dari :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/piramida/article/view/3019
Adioetomo, Sri M, dkk. 2010. “100 Tahun Demografi Indonesia: Mengubah Nasib Menjadi
Harapan”. Dalam Laporan BKKBN dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
BPS. "Angka Reproduksi Kasar (GRR)". diakses pada 8 Oktober 2020 dari Sistem Informasi
Rujukan Statistik BPS (https://sirusa.bps.go.id/)BPS. 2013. Proyeksi Penduduk
Indonesia 2010 – 2035. BPS : Jakarta
BPS. "Angka Reproduksi Neto (NRR)". diakses pada 8 Oktober 2020 dari Sistem Informasi
Rujukan Statistik BPS (https://sirusa.bps.go.id/)
BPS. 2010. Pedoman Penghitungan Proyeksi Penduduk dan Angkatan Kerja. Jakarta: BPS
Oktavia, W. Y., Putro, T. S., dan Sari, L. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Struktur Umur,
dan Kematian Bayi Terhadap fertilitas di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa
FEKON Vol. 1 No. 2
Salim, L. A., Kusnanto, H., dan Kuntoro. 2017. Smart Fert: Aplikasi Praktis, Valid, dan Mudah
Untuk Mengukur Indikator Fertilitas di Era Otonomi Daerah. Populasi Volume 25
Nomor 1 Hal: 33-51.
Sinaga, Lennaria, Hardiani, Purwaka Hari Prihanto. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara
Tembesi Kabupaten Batanghari). Jurnal Paradigma Ekonomika Vol. 12. No. 1,
Januari—Juni 2017